BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Gambaran Umum Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Gambaran Umum Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Pada awalnya, dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di Kabupaten Bandung dibentuk pada tahun 1995 dalam rangka uji coba Otonomi Daerah, dengan nama Dinas Koperasi dan Pembina Pengusaha Kecil (Diskop dan PPK), Kepala Dinas saat itu dijabat oleh Abeng K Husen, SH. Kemudian berdasarkan Perda nomor 7 tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung, nama Dinas Koperasi dan Pembina Pengusaha Kecil diubah menjadi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop dan UKM), Kepala Dinas saat itu dijabat oleh Drs. Hendra WS, M.Si ( ). Selanjutnya berdasakan Perda nomor 9 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung, jabatan Wakil Kepala Dinas dihapuskan. Sedangkan Kepala Dinas saat itu dijabat oleh Dra. Tintin K, M.Si ( ), Drs. Adjat Sudradjat, M.Pd ( ), Ir. Hj. Henny Herliani sebagai Plt. Kepala Dinas (1 Nopember April 2008). Berdasarkan Perda nomor 20 tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung, diubah menjadi Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Dinas dijabat oleh H. Abeng K Husen, SH, M.Si. Pada tanggal 15 Februari 2013 Dra.Hj.Popi Hopipah, M.Si dilantik oleh Bupati Bandung, H. Dadang Mohamad Naser, SH, S.Ip, sebagai Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung. 1

2 1.1.2 Visi, Misi, dan Struktur Organisasi a. Visi Sesuai dengan potensi, permasalahan dan juga peluang yang dimiliki Kabupaten Bandung, dan juga dengan memperhatikan visi dan misi daerah, maka Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung memiliki visi Terwujudnya pelaku usaha yang maju, mandiri dan berdaya saing berbasis ekonomi kerakyatan.maju, dimaksudkan agar para pelaku usaha mampu meningkatkan kapasitasnya dalam mengembangkan kelembagaan dan usahanya. Mandiri, dimaksudkan agar pelaku usaha mempunyai sikap dan mampu mempertanggungjawabkan segala hal yang telah menjadi keputusan, mampu mengoptimalkan potensi diri dan mengurangi ketergantungan. Berdaya saing, dimaksudkan agar pelaku usaha mampu meningkatkan nilai tawar produk barang/jasa yang didukung dengan konsistensi atas kualitas barang dan pelayanan jasa. b. Misi Sesuai visi dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung, maka terdapat tujuh misi untuk mewujudkannya. 1) Meningkatkan profesionalisme aparatur didukung dengan sarana prasarana yang memadai. 2) Memantapkan pemberdayaan koperasi dan UMKM. 3) Meningkatkan peran sektor perindustrian dan perdagangan dalam dan luar negeri. 4) Mengembangkan potensi ekonomi daerah yang berdaya saing berbasis sumberdaya lokal. 5) Membangun iklim usaha yang kondusif berwawasan lingkungan. 6) Mengembangkan pasar tradisional sebagai pusat perbelanjaan yang representatif. 7) Meningkatkan kelancaran arus distribusi barang dan jasa serta perlindungan konsumen. 2

3 c. Struktur Organisasi Kepala Dinas Sekretariat Sub Bagian Penyusunan Program Sub Bagian Keuangan Sub bagian Umum dan Kepegawaian Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Bidang Kelembagaan Koperasi Bidang Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Bidang Industri Agro, Logam Mesin dan Kimia Bidang Industri Aneka Bidang Sarana dan Pengembangan Perdagangan Bidang Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Sumber: Rencana Strategis Diskoperindag Kabupaten Bandung, 2015 Susunan organisasi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Paragraf 10 Pasal 24Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, terdiri dari : 1) Kepala Dinas; 2) Sekretariat, membawahkan: a) Sub Bagian Penyusunan Program; b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; c) Sub Bagian Keuangan. 3) Bidang Pengembangan Usaha Koperasi, membawahkan : a) Seksi Pengembangan Koperasi Produsen, Konsumen danjasa; b) Seksi Pengembangan Permodalan Koperasi; c) Seksi Pengawasan dan Penilaian USP Koperasi. 4) Bidang Kelembagaan Koperasi, membawahkan : a) Seksi Pendaftaran Koperasi; 3

4 b) Seksi Pengembangan Organisasi dan TatalaksanaKoperasi; c) Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Koperasi. 5) Bidang Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah,membawahkan : a) Seksi Pengembangan Kemitraan; b) Seksi Pengembangan Kewirausahaan. 6) Bidang Industri Agro, Logam, Mesin dan Kimia, membawahkan: a) Seksi Logam, Mesin dan Elektronik; b) Seksi Industri Agro; c) Seksi Kimia dan Bahan Bangunan. 7) Bidang Industri Aneka, membawahkan : a) Seksi Tekstil dan Produk Tekstil; b) Seksi Kulit dan Produk Kulit; c) Seksi Kerajinan dan Aneka. 8) Bidang Sarana dan Pengembangan Perdagangan,membawahkan : a) Seksi Sarana Perdagangan; b) Seksi Kerjasama dan Pengembangan Perdagangan; c) Seksi Bina Usaha Perdagangan. 9) Bidang Perdagangan Dalam dan Luar Negeri, membawahkan : a) Seksi Distribusi dan Informasi; b) Seksi Perlindungan Konsumen dan Metrologi Legal; c) Seksi Perdagangan Luar Negeri. 10) UPTD Pasar, yang membawahkan Sub Bagian Tata Usaha. 11) Jabatan Fungsional Tugas Pokok Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, paragraf 10 Pasal 23. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung yang merupakan Dinas teknis serta bertanggung jawab dalam hal pembinaan dan pengembangan terhadap koperasi, UKM, perindustrian dan perdagangan di Kabupaten Bandung, mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang 4

5 koperasi, UKM, perindustrian dan perdagangan yang meliputi pelayanan dan pengembangan usaha koperasi, pembinaan kelembagaan koperasi, pengembangan usaha mikro kecil danmenengah, pengembangan hasil industri pertanian dan kehutanandan industri logam, mesin dan kimia, industri aneka, sarana danpengembangan perdagangan, perdagangan dalam dan luar negeriserta melaksanakan ketatausahaan Dinas. 1.2 Latar Belakang Masalah Organisasi swasta maupun pemerintah, keduanya dipastikan berupaya agar sumber daya manusia yang dimiliki dapat memberikan kontribusi positif dalam bentuk produktivitas yang setinggi mungkin sebagai upaya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia sering berpengaruh pada kinerja organisasi, sehingga SDM perlu dikelola secara profesional supaya mimiliki keseimbangan antara SDM yang dibutuhkan dengan tuntutan kerja. SDM yang dikelola secara professional diharapkan dapat meningkatkan produktivitas SDM. Siagian (2012:40) menyatakan bahwa: Manusia merupakan unsur terpenting dalam setiap dan semua organisasi, keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya serta kemampuan menghadapi tantangan, baik yang sifatnya internal maupun eksternal sangat ditentukan oleh kemampuan mengelola sumber daya manusia setepat-tepatnya. Tanpa adanya pengelolaan sumber daya manusia yang profesional, dikhawatirkan SDM tidak bekerja secara maksimal atau bahkan melakukan tindakan indisiplin.organisasi pemerintah pada saat ini banyak menjadi sorotan publik, dimana tidak sedikit SDM yang terdapat di dalamnnya kurang profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai Pegawai Negeri Sipil.Diperlukan disiplin sebagai sarana dalam mencapai produktivitas kerja para pegawai dalam birokrasi. Untuk menjaga tata tertib dan kelancaran dalam pekerjaan, maka dibuat Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang di dalamnya terdapat kewajiban, larangan, dan sanksi.menurut Thoha (2007:76), salah satu tolak ukur dari kedisiplinan ini adalah kehadiran dan kepulangan pegawai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 5

6 Indikator yang mempengaruhi tingkat disiplin kerja menurut Hasibuan (2010:194) yakni:tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, pengawasan melekat, sanksi hukuman, ketegasan, hubungan kemanusiaan. Sebagai tahap awal dalam penelitian dilakukan observasi terhadap objek penelitian. Observasi dilakukan peneliti selama melakukan kegiatan magang di kantor Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung. Dari observasi yang telah dilakukan, peneliti mendapati sejumlah fenomena yang dapat diangkat menjadi permasalahan. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung memberlakukan standar kerja 8 jam, yakni mulai pukul 08:00 hingga 16:00. Hari kerja selama 5 hari, Senin sampai dengan Jumat.Selama mengikuti kegiatan magang, peneliti mendapati beberapa tindakan indisiplin, salah satunya adalah mengenai kehadiran yang tidak tepat waktu dan pegawai yang tidak hadir di kantor tanpa keterangan. Pengamatan peneliti didukung oleh data yang menunjukkan absensi 117 pegawai. Tabel 1.1Persentase Absensi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten BandungPeriode Januari Juli 2016 Tanpa Jumlah Absen Bulan Terlambat Keterangan dan Terlambat Januari 0,20% 0,93% 1,13% Februari 1,20% 17,85% 19,05% Maret 1,59% 16,19% 17,78% April 0,32% 15,78% 16,10% Mei 1,57% 17,23% 18,80% Juni 0,75% 15,26% 16,01% Juli 0,29% 16,43% 16,72% Sumber : kepegawaian Diskoperindag Kabupaten Bandung Diolah oleh penulis Mengenai jam kerja Pegawai Negeri Sipil, telah diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, pada 6

7 Bab II Pasal 2 ayat 11, yakni wajib bagi pegawai negeri sipil untuk mentaati ketentuan jam kerja. Selain masalah kehadiran pegawai yang tidak tepat waktu maupun tidak hadir tanpa keterangan, beberapa pegawai juga melakukan tindakan indisiplin lain yakni merokok pada jam kerja dan di ruang kerja. Peraturan dilarang merokok beserta sanksi bagi pelanggar sudah disampaikan secara jelas dalam tulisan yang dipasang di sekitar pintu masuk gedung kantor Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung. Peraturan Bupati Bandung nomor 15 tahun 2008 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok di Wilayah Kabupaten Bandung, Bab IV Pasal 7 ayat 1 dan 2: (1) Setiap orang dilarang merokok di semua tempat yang ditentukan sebagai Kawasan TanpaAsap Rokok (2) Yang dimaksud sebagai Kawasan Tanpa Asap Rokok meliputi: a. Tempat umum 1. Tempat proses belajar mengajar (Sekolah/Madrasah, Universitas, Diklat) 2. Sarana pelayanan kesehatan 3. Pusat perbelanjaan 4. Arena bermain anak 5. Tempat ibadah 6. Angkutan umum 7. Hotel b. Tempat kerja pemerintah dan swasta c. Tempat pengelolaan makanan 1. Restoran 2. Rumah makan Hal lain yang dijumpai peneliti ketika mengikuti kegiatan magang di Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung adalah terdapat beberapa pegawai yang terkesan kurang memperhatikan pekerjaannya, hal ini peneliti jumpai ketika mendapat tugas melakukandata entry pelaku UMKM di Kabupaten Bandung. Lembaran data yang seharusnya diisi dengan 7

8 lengkap pada kenyataannya masih banyak yang kosong. Selain data yang kurang lengkap, terdapat beberapa pegawai yang menunda-nunda pekerjaan. Tidak semua pegawai melakukan tindakan indisiplin, peneliti mendapati beberapa pegawai yang aktif dalam menjalankan tugasnya dan lebih berinisiatif dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat. Salah satu pegawai dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung memiliki gagasan untuk melakukan pelatihan pembuatan blog bagi para pelaku UMKM di Kabupaten bandung, melalui kerja sama dengan Telkom University kegiatan tersebut dapat direalisasikan. Baik maupun buruknya pegawai tidak dapat dilepaskan dari peran pimpinan. Rivai (2013:825) menjelaskan bahwa disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan pimpinan untuk berkomunikasi dengan karyawan agar bersedia untuk mengubah perilaku. Perilaku yang dimaksud adalah tindakan atau aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Berdasarkan dari permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Pegawai pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, permasalahan yang dirumuskan oleh penulis adalah : a. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung? b. Faktor mana yang dominan mempengaruhidisiplin kerja pegawai Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung? 8

9 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung. b. Faktor mana yang dominan mempengaruhi disiplin kerja pegawai Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan ilmu sosial, khususnya ilmu di bidang manajemen sumber daya manusia dalam hal meningkatkan disiplin kerja karyawan Aspek Praktis Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif yang berguna kepada berbagai pihak, diantaranya : a. Bagi penulis pribadi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan menulis dan berfikir ilmiah khususnya yang berkaitan dengan disiplin kerja karyawan. b. Bagi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung. Diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam memberikan informasi tambahan bagi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan disiplin kerja dan memberikan solusi dalam memecahkan masalah kinerja pegawai yang dihadapi oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan. 9

10 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Penulisan tugas akhir ini disusun sesuai dengan pedoman penulisan tugas akhir yang disetujui oleh Universitas Telkom, maka penulisan skripsi disusun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan secara singkat mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai tinjauan pustaka penelitian, kerangka pemikiran, dan ruang lingkup penelitian. Adapun teori yang akan dijelaskan dalam bab ini adalah teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian yang digunakan, operasional variable, populasi dan teknik sampling, jenis dan teknik pengumpulan data, narasumber, teknik analisis dan alur penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai karakteristik dari responden, hasil penelitian, dan pembehasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, dan saran yang akan diberikan oleh penulis. 10