BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan jalan dibutuhkan beberapa jenis peralatan untuk membantu pekerja lapangan dalam melaksanakan tugasnya. Peralatan dibutuhkan karena dapat mempercepat pekerjaan, menghemat biaya dan melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh manusia secara langsung seperti pada pekerjaan penggalian, pengangkutan dan pemadatan tanah dalam volume yang sangat besar. Peralatan yang ada haruslah dikelola dengan baik agar dapat menghasilkan keuntungan bagi pemilik. Pengelolaan yang buruk akan mendatatangkan kerugian bagi pemilik peralatan. Masalah yang sering dihadapi ketika mengelola peralatan untuk melakukan suatu pekerjaan adalah bagaimana menentukan jumlah, memilih komposisi dan waktu yang seharusnya dialokasikan untuk menyelesaikan suatu proyek. Alokasi peralatan yang terlalu banyak akan menyebabkan tingginya biaya yang akan dikeluarkan namun sebaliknya peralatan yang terlalu sedikit akan menyebabkan pekerjaan terhambat dan tidak dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III (BBPJN III), Ditjen Bina Marga Kementerian PU di Provinsi Sumatera Selatan memiliki 12 PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) yang memilki tanggung jawab dalam melaksanakan pemeliharaan ruas-ruas jalan nasional yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Terdapat 2 jenis cara dalam melakukan pengelolaan jalan nasional yaitu dengan dikontrakkan dan dilakukan dengan cara swakelola. Pekerjaan swakelola merupakan pekerjaan minor pemeliharaan rutin. Dalam melakukan pemeliharaan rutin tersebut dibutuhkan peralatan Unit Pemeliharaan Rutin (UPR) untuk membantu pekerjaan pemeliharaan rutin jalan. Sebagai aset negara peralatan yang dimiliki tersebut haruslah dipergunakan dengan sebaiknya untuk kegiatan pemeliharaan rutin jalan dan memberi dampak positif terhadap perbaikan kondisi jalan. 1

2 2 Peralatan disebar dan dialokasikan pada PPK pelaksana pemeliharaan jalan dan diatur penyebarannya oleh BBPJN III yang memiliki tanggung jawab sebagai pengelola peralatan. Peralatan disebar berdasarkan lokasi pekerjaan pemeliharaan rutin yang direncanakan untuk dilakukan dalam satu tahun anggaran. Oleh karena ruas jalan yang akan dikelola cukup banyak, maka jumlah armada peralatan yang dibutuhkan juga cukup besar. Namun, pembelian peralatan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan peralatan tersebut tidak dapat dilakukan karena keterbatasan anggaran pembelian peralatan setiap tahun. Selain itu keterbatasan jumlah peralatan juga disebabkan perawatan peralatan yang kurang baik menyebabkan peralatan yang ada kebanyakan dalam kondisi rusak dan tidak dapat digunakan. Masalah kekurangan jumlah peralatan ini dicoba untuk diteliti untuk selanjutnya dicoba menawarkan solusi penyelesaiannya. Pekerjaan pemeliharaan rutin jalan merupakan pekerjaan minor yang jumlahnya tidak terlalu besar. Alokasi peralatan untuk periode satu tahun anggaran pada satu tempat dirasakan kurang tepat karena akan menyebabkan waktu tidak digunakan (iddle time) peralatan cukup besar. Hal ini akan menyebabkan tingkat penggunaan peralatan (utility rate) yang kecil sehingga terjadi ketidakefisienan dalam kepemilikan peralatan. Padahal peralatan tersebut merupakan aset yang harus produktif yang penggunaannya harus menguntungkan. Untuk meningkatkan produktivitas peralatan di satu sisi dan kekurangan peralatan disisi lain, perlu dilakukan suatu optimasi terhadap alokasi peralatan yang ada saat ini. Metode yang ditawarkan adalah penggunaan peralatan secara bersama-sama pada lokasi yang berdekatan. Lokasi pekerjaan menjadi suatu dasar pertimbangan untuk menekan biaya perpindahan peralatan. Metode ini memungkinkan atas pertimbangan bahwa pekerjaan pemeliharaan rutin merupakan pekerjaan minor yang kuantitas pekerjaannya tidak terlalu besar dan peralatan memiliki waktu tidak digunakan (idle time) yang cukup. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah melihat kondisi peralatan yang ada saat ini seberapa besar jumlah dan produktivitasnya dalam melakukan pekerjaan.

3 3 Selanjutnya adalah menganalisa seberapa besar pekerjaan yang akan dilakukan. Data tersebut akan digunakan untuk mengetahui tingkat kebutuhan peralatan sebenarnya. Apabila tingkat kebutuhan peralatan tersebut telah diperoleh maka dapat dipetakan tingkat penggunaan peralatan untuk setiap lokasi pekerjaan. Peta kebutuhan peralatan kemudian di optimasi alokasi dan penjadwalannya karna peralatan akan digunakan secara bergantian. Penjadwalan dan alokasi peralatan tersebut harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti kedekatan antar lokasi karena berhubungan dengan biaya mobilisasi peralatan. Sebagai gambaran umum lokasi penelitian, Provinsi Sumatera Selatan memiliki ruas jalan nasional sepanjang 1.444,261km yang tersebar di Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki luas wilayah 113,339 km 2. Kondisi ruas jalan nasional pada tahun 2011 adalah antara sedang hingga baik dan pada tahun 2012 ruas jalan nasional yang akan dilakukan pemeliharaan secara rutin adalah sepanjang 1.112,68 km yang tersebar hampir merata di 12 pekerjaan. 1.2 Rumusan Masalah Peralatan Unit Pemeliharaan Rutin (UPR) dibagikan kepada setiap ruas jalan setiap tahunnya yang memiliki tujuan utama untuk membantu dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan agar mencapai sasaran yang dituju yaitu jalan yang kondisinya terpelihara dengan baik. Peralatan-peralatan tersebut memegang peranan yang cukup penting dalam pemeliharaan rutin jalan untuk menjamin penyelesaian pekerjaan dengan mutu pekerjaan yang sesuai dengan yang ditentukan. Peralatan yang dimiliki harus dikelola dengan baik sehingga ketika dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan peralatan tersebut dapat digunakan dalam jumlah dan jenis yang tepat. Masalah yang dihadapi berkaitan dengan pengelolaan peralatan adalah peralatan yang ada saat ini dirasakan jumlahnya tidak cukup dan jenisnya tidak lengkap untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan rutin jalan. Masalah kekurangan jumlah peralatan ini dicoba untuk diteliti untuk melihat kondisi peralatan dilapangan saat ini seberapa besar kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan pekerjaan di

4 4 masing-masing lokasi sementara pembelian peralatan baru tidak dapat dilakukan. Setelah mengetahui kondisi peralatan dan kemampuannya melayani pekerjaan yang ada, selanjutnya adalah mencoba untuk mencari suatu teknik penjadwalan. Penjadwalan harus seoptimal mungkin untuk meyakinkan bahwa alokasi peralatan tepat untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan. Penjadwalan peralatan yang akan diperoleh dari proses optimasi selanjutnya akan digunakan untuk mengevaluasi sistem pembagian peralatan yang ada selama ini. Komponen yang akan dievaluasi akan difokuskan pada komponen biaya mobilisasi. Seberapa besar biaya mobilisasi terhadap keseluruhan biaya pekerjaan. Biaya mobilisasi yang ditimbulkan akibat penggunaan peralatan dengan sistem penjadwalan akan dibandingkan dengan biaya mobilisasi peralatan dari sistem distribusi peralatan saat ini. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk melakukan optimasi alokasi dan penjadwalan pengunaan peralatan agar dapat mengatasi masalah keterbatasan peralatan yang terjadi. 2. Untuk melakukan evaluasi terhadap pola distribusi peralatan dan kaitannya dengan biaya mobilisasi peralatan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi pengambilan keputusan, diharapkan dapat menjadi masukan dalam merumuskan kebijakan khususnya perancangan pengadaan peralatan hingga pendistribusian ke lokasi pekerjaan sehingga penggunaan peralatan menjadi lebih efektif dan efisien. 2. Bagi PPK pelaksana pekerjaan pemeliharaan rutin jalan, apabila diterapkan, permasalahan kekurangan peralatan akan teratasi.

5 5 1.5 Batasan Masalah Agar penelitian tidak terlalu luas dan sesuai dengan tujuan penelitian maka penelitian dibatasi pada: 1. Peralatan yang diteliti adalah terbatas pada peralatan Unit Pemeliharaan Rutin Jalan (UPR) yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. 2. Pekerjaan yang akan diteliti adalah Pekerjaan pemeliharaan Jalan Nasional di Provinsi Sumatera Selatan saja. 3. Penelitian meliputi pekerjaan pemeliharaan rutin pada tahun 2012 dan data peralatan yang dimiliki pada awal tahun tersebut. 1.6 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian sebelimnya tentang optimasi peralatan pernah dilakukannya sebelumnya dengan model dan aplikasi yang berbeda-beda antara lain sebagai berikut: 1. Markiz dan Jrade (2012) menggunakan suatu model yang berbasis Microsoft Visual Basic yang dikembangkan dengan pemrograman linear (atau optimasi linier) untuk menentukan komposisi peralatan yang optimal. 2. Permadi (2007) memodelkan optimasi pemilihan kombinasi alat berat dengan aplikasi rekursif dynamic programming sehingga model ini dapat mempermudah proses penyiapan lokasi pengeboran dengan cepat dan tepat. 3. Haidar et al (1999) menggunakan metode hybrid knowledge-base system dan algoritma genetika untuk mengoptimasi penggunaan alat pengali dan pengakut pada pertambangan terbuka. Hybrid Knowledge-base digunakan dalam membuat keputusan berdasarkan pohon keputusan yang mewakili beberapa batasan-batasan dan algoritma genetika untuk mencari variabel masukan yang akan menjadi penentu untuk biaya yang paling optimal. Penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian yang mirip yang telah dijelaskan sebelumnya. Perbedaan selain terletak pada segi jenis peralatan yang akan diteliti juga metode optimasi yang digunakan. Meskipun terdapat penelitian tentang optimasi alat berat dengan menggunakan algoritma genetika namun optimasi yang

6 6 dilakukan pada penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah ada tersebut karena pada penelitian ini optimasi dilakukan lebih difokuskan pada alokasi peralatan bukan pada pemilihan jenis peralatan. Perbedaan lainnya terletak pada peralatan yang menjadi objek penelitian merupakan peralatan untuk pemeliharaan rutin jalan yang memiliki karakteristik berbeda dengan peralatan yang dijadikan objek penelitian sebelumnya yaitu pada peralatan pengeboran atau pertambangan. Berdasarkan beberapa uraian tentang penelitian serupa yang sudah ada yang memiliki topik yang sama dengan penelitian ini, dapat dikatakan bahwa penelitian yang berjudul Optimasi Alokasi dan Penjadwalan Peralatan Pemeliharaan Rutin Jalan ini berbeda dengan penelitian yang ada dan belum pernah dilakukan sebelumnya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegiatan produksi. Perusahaan mengadakan kegiatan produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah moda. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosialbudaya, dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan pekerjaan, seorang Engineer diharapkan dapat menentukan solusi terbaik dari masalah yang dihadapinya. Solusi tersebut harus sesuai dengan ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan Ilmu Pengetahuan saat ini sangat berkembang pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan Ilmu Pengetahuan saat ini sangat berkembang pesat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan Ilmu Pengetahuan saat ini sangat berkembang pesat sehingga memberikan kemudahan bagi semua kalangan. Sebagai contoh adalah sistem Informasi.

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN. 01 ORGANISASI AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA POLA PENANGANAN UMUM Penanganan Pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian merupakan sebuah harta bagi sebuah universitas.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian merupakan sebuah harta bagi sebuah universitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil penelitian merupakan sebuah harta bagi sebuah universitas. Dengan adanya penelitian dan pengembangan yang baru akan menambah pengetahuan dan majunya universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum 3.2 Tata Urutan dan Langkah Kerja 3.3 Permasalahan

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum 3.2 Tata Urutan dan Langkah Kerja 3.3 Permasalahan 41 BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi merupakan suatu metode pendekatan untuk menyelesaikan masalah dengan memperhatikan sumber data dan fasilitas yang tersedia. Metodologi menguraikan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) adalah unit pelaksanaan teknis di bidang pengembangan budidaya air tawar yang berada dibawah dan bertanggung

Lebih terperinci

Aplikasi Dynamic Programming dalam Decision Making pada Reinvestment Problem

Aplikasi Dynamic Programming dalam Decision Making pada Reinvestment Problem Aplikasi Dynamic Programming dalam Decision Making pada Reinvestment Problem Faisal Ibrahim Hadiputra (13509048) 1 Program tudi Teknik Informatika ekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah penyediaan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah penyediaan barang dan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah penyediaan barang dan jasa yang dibiayai dengan APBN atau APBD, dilaksanakan secara swakelola oleh penyedia barang dan jasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi memberikan pengaruh yang besar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi memberikan pengaruh yang besar pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi memberikan pengaruh yang besar pada kebutuhan manusia. Terutama dalam hal penyajian informasi yang tepat dan akurat, tentunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian merupakan alur pemikiran yang ditempuh dalam menentukan analisis metode dari penelitian ini. Ditinjau dari

Lebih terperinci

Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas

Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas Metode-metode Optimasi dengan Alternatif Terbatas 2017 Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan beberapa metode untuk menyelesaikan masalah dengan alternatif-alternatif dalam jumlah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan sebagai salah satu struktur utama pada suatu konstruksi jalan dimana sistem manajemen perkerasan dituntut untuk menentukan kondisi struktur perkerasan

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov. PROYEK AKHIR PU Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA 0+000 - STA 1+500 Kab. Luwu Utara Prov. Sulawesi Selatan Pembimbing : Ir. Sulchan Arifin, M.Eng. Dipresentasikan Oleh

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Bagan Alir Penelitian Pada penelitian ini komponen biaya yang dikaji difokuskan pada biaya tidak tetap (pemeliharaan jalan) yang didefinisikan bahwa penambahan pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Api merupakan salah satu moda transportasi darat yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut baik penumpang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN JALAN DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosialbudaya dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam ketahanan nasional.sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak dapat dipisahkan dari berbagai aspek kehidupan manusia, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang tak dapat dipisahkan dari berbagai aspek kehidupan manusia, salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang perkembangan teknologi informasi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari berbagai aspek kehidupan manusia, salah satu perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masalah optimasi merupakan hal yang sering kita jumpai dalam pekerjaan sehari-hari, seperti optimasi pemilihan proyek, penjadwalan dan lain-lain. Menyelesaikan

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Kurva Penurunan Kondisi Jembatan (Seto dkk, 2012)

Gambar 1.1. Kurva Penurunan Kondisi Jembatan (Seto dkk, 2012) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan aktivitas masyarakat yang semakin bermacam menuntut tersedianya infrastruktur transportasi yang memadai, baik transportasi laut, darat maupun udara.

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian pekerjaan umum BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) adalah instansi yang melakukan aktifitas pengelolaan sumber daya air di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan saksi keuangan. Lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, sebab pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Adapun fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS. Saparua. Kep. Tenggara. Gambar 4.1 Wilayah studi

BAB IV STUDI KASUS. Saparua. Kep. Tenggara. Gambar 4.1 Wilayah studi BAB IV STUDI KASUS 4.1 DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN Wilayah kajian merupakan wilayah kepulauan yang berlokasi di propinsi Maluku. Pusat kegiatan akan diwakili oleh masing-masing pelabuhan di wilayah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Masalah Kesegaran buah tomat merupakan salah satu pertimbangan pembeli dalam membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011 PENERAPAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND DALAM APLIKASI TIME TABLE SCHEDULING (STUDI KASUS STMIK MDP) Heri

Lebih terperinci

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada masa studi kasus di lokasi kajian yaitu Jalan Jend. Ahmad Yani didapatkan kesimpulan bahwa tingkat pelayanan jalan (level

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis tidak lepas dari penghitungan dan analisa data-data, dalam hal ini komputer dapat dikembangkan untuk proses pendataan dan penghitungan yang rumit.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penjadwalan adalah alokasi dari sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan serangkaian tugas dalam suatu waktu tertentu untuk menghasilkan sebuah kumpulan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan sebagai salah satu bagian prasarana transportasi darat memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004

Lebih terperinci

KAJIAN ANGGARAN PRESERVASI JALAN TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016

KAJIAN ANGGARAN PRESERVASI JALAN TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016 KAJIAN ANGGARAN PRESERVASI JALAN TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016 Preservasi jalan bertujuan untuk memastikan dukungan jalan terhadap kegiatan pembangunan tetap terjamin dan kondisi jalan dalam kondisi mantap.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan adalah salah satu prasarana yang akan mempercepat pertumbuhan dan pengembangan suatu daerah serta akan membuka hubungan sosial, ekonomi dan budaya antar daerah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan didefinisikan sebagai pengambilan keputusan tentang penyesuaian aktivitas dan sumber daya dalam rangka menyelesaikan sekumpulan job / suatu proyek agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan jalan di Indonesia merupakan prasarana transportasi yang paling dominan (90% angkutan barang menggunakan moda jalan dan 95% angkutan penumpang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab bab sebelumnya penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan dalam beberapa hal sebagai berikut : 1. Penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menunjang kegiatan bisnis. Salah satunya dalam industri jasa

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menunjang kegiatan bisnis. Salah satunya dalam industri jasa BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi informasi sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan bisnis. Salah satunya dalam industri jasa pembuatan dokumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibukota yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibukota yang memiliki jumlah penduduk yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah ibukota yang memiliki jumlah penduduk yang sangat padat. Kepadatan penduduk ini secara tidak langsung menyebabkan persaingan yang sangat ketat dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur jalan nasional merupakan poros pertumbuhan perekonomian masyarakat yang mendukung peningkatkan kemakmuran dari segala aspek kehidupan. Selain itu, infrastruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Optimasi adalah suatu proses pencarian hasil terbaik. Proses ini dalam analisis sistem diterapkan terhadap alternatif yang dipertimbangkan, kemudian dari hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu sarana dan prasarana perhubungan yang sangat penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat (Silvia Sukirman, 1999). Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap hari, masyarakat tidak akan luput dari kegiatan distribusi barang. Dari rakyat kecil sampai pada perusahaan besar sangat memperhatikan masalah distribusi

Lebih terperinci

R PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR

R PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dunia bisnis, manajemen rantai suplai merupakan strategi klasik yang banyak digunakan oleh industri atau perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Salah satu tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang menghilangkan batas, waktu,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang menghilangkan batas, waktu, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persaingan perusahaan dewasa ini semakin tajam dan kompetitif, hal ini ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang menghilangkan batas, waktu, peluang dan ruang

Lebih terperinci

AMIK MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Ganjil Tahun 2010/2011

AMIK MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Ganjil Tahun 2010/2011 AMIK MDP Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Ganjil Tahun 2010/2011 APLIKASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA MESIN MOBIL PADA PO.BATU RAJA INDAH 99 TRAVEL PALEMBANG Mahfudatun Nasikatil

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN PENGALOKASIAN ARMADA DI BAGIAN DISTRIBUSI PT.DUA KELINCI PATI (Studi Kasus Pada PT.

TUGAS AKHIR. PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN PENGALOKASIAN ARMADA DI BAGIAN DISTRIBUSI PT.DUA KELINCI PATI (Studi Kasus Pada PT. TUGAS AKHIR PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN PENGALOKASIAN ARMADA DI BAGIAN DISTRIBUSI PT.DUA KELINCI PATI (Studi Kasus Pada PT.Dua Kelinci Pati) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. TINGKAT PELAYANAN PERKERASAN Tingkat pelayanan perkerasan dinyatakan dalam Indeks Permukaan yang diadopsi dari AASHTO ( serviceability indeks ) dimana skala ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja jaringan infrastruktur publik di seluruh dunia (misalnya transportasi, air bersih, sistem pembuangan limbah) sangat mempengaruhi kelayakan ekonomi dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian Listrik secara komersiil sudah lebih dari seratus tahun yang lalu. Sejak saat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian Listrik secara komersiil sudah lebih dari seratus tahun yang lalu. Sejak saat itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian Listrik secara komersiil sudah lebih dari seratus tahun yang lalu. Sejak saat itu pemakaiannya terus meningkat. Tidak dapat dibantah bahwa listrik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manfaatnya meliputi segala aspek kehidupan manusia. agar tujuan tercapai merupakan hal yang penting dalam masalah penjadwalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. manfaatnya meliputi segala aspek kehidupan manusia. agar tujuan tercapai merupakan hal yang penting dalam masalah penjadwalan. 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang pesat saat ini memberikan banyak kemudahan dalam penyelesaian masalah dan pencapaian hasil kerja yang memuaskan bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat bantu dalam penyampaian informasi pada suatu instansi atau organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat bantu dalam penyampaian informasi pada suatu instansi atau organisasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan teknologi saat ini merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan. Kata teknologi tak bisa dipisahkan dengan komputer, Tak dipungkiri bahwa komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan ekonomi dan pergerakan masyarakat secara cepat memberikan konsekuensi (tugas) kepada pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melakukan percepatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan mengalokasikan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan jalan merupakan salah satu infrastruktur utama penggerak roda perekonomian nasional dan daerah sehingga ketersediaan jalan adalah prasyarat mutlak untuk berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah operasi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah operasi sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah operasi sistem tenaga listrik. Operasi sistem tenaga listrik mencakup tentang bagaimana daya listrik dibangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan menabung. Pada era modern, tindakan menabung telah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan menabung. Pada era modern, tindakan menabung telah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya setiap manusia pasti memiliki kebutuhan dalam menjalani kehidupan. Kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan cara bekerja keras. Hasil dari kerja

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 38 /PER-DJPB/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. sekunder berupa data-data yang diperoleh dari instansi terkait.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. sekunder berupa data-data yang diperoleh dari instansi terkait. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara tertentu. Dalam hal ini, dibutuhkan data-data berupa data primer

Lebih terperinci

BAB I I. PENDAHULUAN. a. Extraction, meliputi Drilling, Blasting, Loading, Hauling dan Dumping. b. Refining, Crushing, Milling dan Processing

BAB I I. PENDAHULUAN. a. Extraction, meliputi Drilling, Blasting, Loading, Hauling dan Dumping. b. Refining, Crushing, Milling dan Processing BAB I I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perusahaan kontraktor tambang International memiliki target produksi yang sangatlah besar. Seluruh kegiatan perusahaan difokuskan terutama pada kegiatan penambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis kestabilan lereng merupakan salah satu persoalan yang sering dihadapi dalam pekerjaan geoteknik di pertambangan. Oleh karena itu, seorang engineer yang bekerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat pemerosesan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Pada model Linear Programming untuk optimalisasi produksi terdiri dari beberapa variabel. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam model Linear Programming:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan menerangkan bahwa Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimum termanfaatkan bila tanpa disertai dengan pola operasi yang sesuai.

BAB I PENDAHULUAN. maksimum termanfaatkan bila tanpa disertai dengan pola operasi yang sesuai. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu sistem transportasi, hubungan antara prasarana, sarana, dan operasi sangat erat. Suatu ketersediaan prasarana dan sarana dapat secara maksimum termanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu barang memegang peranan penting pada perusahaan ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk mendapatkan suatu produk kapan

Lebih terperinci

STMIK MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2010/2011

STMIK MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2010/2011 STMIK MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2010/2011 SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PENGELOLAAN PROYEK PADA CV. PRIMA ENERGI ABADI PALEMBANG Carolina 2007240030 Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan berupa penyelenggaraan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan berupa penyelenggaraan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan berupa penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan barang barang, menyusun daftar barang yang bersangkutan ke dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup lama dan memakan biaya yang cukup mahal serta tidak konsisten. Penjadwalan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup lama dan memakan biaya yang cukup mahal serta tidak konsisten. Penjadwalan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan secara manual membutuhkan ekstra ketelitian serta waktu yang cukup lama dan memakan biaya yang cukup mahal serta tidak konsisten. Penjadwalan diperlukan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. MODERN YANG KOMPETITIF

OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. MODERN YANG KOMPETITIF OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. MODERN YANG KOMPETITIF Oleh: Ir. Hasanudin, M.Eng.Sc. dan Ir. Tia Astuti, M.Sc. I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan kapasitas pemerintahan daerah agar tercipta suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. SUCOFINDO adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

BAB I PENDAHULUAN. PT. SUCOFINDO adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang PT. SUCOFINDO adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang bergerak dalam bidang inspeksi pertama di Indonesia. Saham perusahaan PT. SUCOFINDO yaitu 95 persen

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan memerlukan informasi untuk mencapai tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan memerlukan informasi untuk mencapai tujuan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat. Hampir semua kegiatan memerlukan informasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata BAB l PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Pertumbuhan potensi dan produksi di sub sektor perhubungan darat dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jadwal yang disusun tetap realistis untuk digunakan. berjalan sebagaimana mestinya. Agar praktikum berjalan dengan baik, kepala

BAB 1 PENDAHULUAN. jadwal yang disusun tetap realistis untuk digunakan. berjalan sebagaimana mestinya. Agar praktikum berjalan dengan baik, kepala 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan merupakan salah satu hal yang penting bagi sebuah lembaga pendidikan, mengingat bahwa dengan adanya penjadwalan yang baik maka sumber daya manusia, ruang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jadwal mata kuliah merupakan hal yang penting dalam proses perkuliahan. Setiap jurusan pada universitas memiliki jadwal mata kuliah yang disusun sedemikian rupa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat, berakibat beberapa perusahaan mengalami peningkatan biaya pendistribusian produk. Pendistribusian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang demikian cepat, menjadikan komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang demikian cepat, menjadikan komputer 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang demikian cepat, menjadikan komputer sebagai alat yang dapat meringankan kerja manusia dalam memecahkan masalah atau

Lebih terperinci

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan.

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan. 1. Evaluasi Kinerja Tujuan 1: Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitasdan efisiensi pelayanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS BINA MARGA KESIAPAN MENGHADAPI HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H/2014 M

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS BINA MARGA KESIAPAN MENGHADAPI HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H/2014 M PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS BINA MARGA KESIAPAN MENGHADAPI HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H/2014 M Purwodadi, 15 Juli 2014 Purwodadi, Juli 2014 APBD PENETAPAN : Rp. 55.831.155.000,00 VISI DINAS BINA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika - Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI SOLUSI LINEAR PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jalan merupakan sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan dan diperuntukkan bagi lalu lintas. Pertumbuhan kendaraan yang cukup pesat berdampak pada

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin cepat, salah satunya adalah dibidang komputer. Saat ini komputer memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisai sekarang ini persaingan dalam dunia bisnis makin berkembang secara pesat untuk itu dituntut bagi perusahaan-perusahaan untuk melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah knapsack adalah permasalahan optimasi yang mendasar. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah knapsack adalah permasalahan optimasi yang mendasar. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah knapsack adalah permasalahan optimasi yang mendasar. Masalah ini merupakan permasalahan algoritma yang sudah dikenal dengan luas. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian jadwal menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja; daftar atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi penelitian, dan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian pelaksanaan proyek adalah mengusahakan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana. Monitoring dan pengendalian proyek dibutuhkan untuk mengukur penyimpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , hal 9. 1 Subagyo D., Asri M., Handoko H.T., Dasar-dasar Operation Research, BPFE, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN , hal 9. 1 Subagyo D., Asri M., Handoko H.T., Dasar-dasar Operation Research, BPFE, Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Program linier merupakan suatu model umum yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah pengalokasian sumber-sumber terbatas secara optimal 1. Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan, diantara berbagai alternatif aksi

BAB I PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan, diantara berbagai alternatif aksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan, diantara berbagai alternatif aksi yang bertujuan untuk memenuhi satu atau beberapa sasaran. Sistem pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Sinar Sosro adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi minuman dengan skala besar (mass production). PT. Sinar Sosro Cabang Deli Serdang memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pemerintah pusat sehingga dengan demikian pembangunan daerah diupayakan sejalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Dunia pendidikan khususnya yang merupakan

Lebih terperinci