BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Johan Teguh Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kegiatan observasi awal dilaksanakan pada hari Senin, 22 Oktober 2012 di kelas VII G SMP Negeri 3 Purworejo untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam kelas sebagai refleksi dalam membantu guru memperbaiki proses pembelajaran. Pada saat itu bu Purwati, guru matematika kelas VII G sedang mengajarkan materi aljabar yaitu tentang menyelesaikan masalah sehari-hari berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. Dalam proses pembelajarannya, guru memberikan teori dengan metode ceramah, selanjutnya guru memberikan contoh soal kepada siswa kemudian guru membahas contoh soal tersebut dan dilanjutkan dengan latihan soal. Ketika guru menjelaskan teori dan membahas latihan soal masih jarang siswa yang berani mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari guru. Mereka selalu menganggap benar apa yang sudah dikerjakan guru dan harus ditiru. Proses pembelajaran yang demikian tidak akan menumbuhkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini tergambarkan ketika guru memberi soal kepada siswa yang berisi permasalahan kontekstual yang merupakan soal-soal aplikasi, siswa masih merasa kesulitan. Sebagian besar dari mereka kesulitan dalam mengubah permasalahan kontekstual tersebut ke dalam kalimat matematika dan mereka masih kesulitan menggambarkan situasi masalah secara matematis sehingga jawaban yang mereka berikan tidak merefleksikan masalah yang ditanyakan. Observasi selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2013, pada waktu itu peneliti mengamati kegiatan pembelajaran pada materi himpunan terkait dengan definisi himpunan, menyatakan suatu himpunan, himpunan semesta dan himpunan kosong. Ketika siswa diminta mengerjakan soal, beberapa siswa cenderung hanya melihat dan mengikuti temannya yang dianggap baik atau menunggu guru membahas soal itu kemudian mereka hanya menyalin. Oleh karena itu ketika mereka diberi soal yang berbeda dari contoh, mereka kesulitan. Sebagian besar dari mereka hanya commit bisa mengerjakan to user soal yang sejenis dengan soal 40
2 41 yang sudah diselesaikan oleh guru dan mereka menginginkan guru yang menyelesaikan soal yang jenisnya berbeda dengan soal yang sudah diterangkan oleh guru. Dari kedua kegiatan observasi tersebut dapat diketahui bahwa kondisi awal kelas sebelum ada perlakuan yaitu guru menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Guru mengajarkan teori atau definisi kemudian guru memberikan dan membahas contoh soal dan dilanjutkan latihan soal. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada proses pembelajaran sebelum penerapan strategi Think-Talk-Write (TTW), peneliti memperoleh beberapa kelemahan dari proses pembelajaran konvensional sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil catatan lapangan, siswa cenderung diam, pasif dan kurang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. (Lampiran 47) 2. Dalam proses pembelajaran terlihat guru lebih mendominasi pembelajaran, terlihat monoton dan membosankan. 3. Siswa cenderung kesulitan mengubah permasalahan ke dalam kalimat matematika sehingga jawaban yang diberikan tidak merefleksikan hal yang ditanyakan. (Lampiran 64) 4. Pada saat siswa diminta mengerjakan soal, beberapa siswa cenderung hanya melihat dan mengikuti temannya yang dianggap baik atau menunggu guru membahas soal itu kemudian mereka menyalin. Hal ini menggambarkan bahwa siswa belum bisa mengekspresikan idenya sendiri. 5. Siswa cenderung kesulitan untuk mengerjakan soal yang jenisnya berbeda dari contoh yang sudah diberikan guru. Mereka belum terbiasa untuk menjabarkan ide-ide mereka, sehingga mereka menginginkan guru yang mengerjakan soal yang jenisnya berbeda dari contoh. Sebelum masuk ke siklus I dan siklus II, peneliti memberikan tes awal kepada siswa kelas VII G untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum penerapan strategi TTW. Tes awal dilakukan pada tanggal 17 Januari 2013 dan materi yang digunakan adalah tentang pengertian dan notasi himpunan serta penyajiannya. Soal commit yang to dipakai user dalam tes awal dibuat dengan
3 42 menyesuaikan indikator kemampuan komunikasi matematis menurut Olivares. Olivares menyebutkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa terbagi menjadi empat aspek yaitu, kemampuan gramatikal, sosiolinguistik, strategis dan diskusi. Untuk aspek kemampuan gramatikal, sosiolinguistik dan strategis diukur melalui tes tertulis sedangkan kemampuan diskusi dilihat melalui kegiatan diskusi siswa setelah melaksanakan tes. Tes tertulis siswa berlangsung selama 40 menit, kemudian dilanjutkan diskusi kelompok untuk membahas jawaban tes awal selama 25 menit. Instrumen yang digunakan adalah soal tes awal (Lampiran 31) dan lembar observasi kemampuan diskusi (Lampiran 26). Sebelum soal tes dan lembar observasi digunakan untuk penelitian terlebih dahulu diuji validitasnya oleh tiga orang validator yaitu Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si, Getut Pramesti, S.Si, M.Si dan Purwati, S.Pd. Adapun hasil validasi tes awal tertera pada Lampiran 33 sedangkan hasil validasi lembar observasi kemampuan diskusi tertera pada Lampiran 27. Setelah tes selesai, peneliti mengoreksi semua pekerjaan siswa untuk melihat kemampuan gramatikal, sosiolinguistik dan strategis siswa. Setelah semua pekerjaan terkoreksi, peneliti menyimpulkan level kemampuan komunikasi matematis siswa untuk masing-masing aspek kemampuan komunikasi menurut Olivares dan dihitung prosentasenya untuk setiap level pada masing-masing aspek. Sedangkan untuk memberikan level kemampuan diskusi siswa, Adapun ketentuan pemberian level kemampuan diskusi siswa, data yang diperoleh dari hasil observasi kemampuan diskusi siswa pada pertemuan I, pertemuan II dan diskusi setelah tes akhir siklus, kemudian disimpulkan level kemampuan memberikan respon, berpendapat dan kemampuan bertanya diskusi untuk masingmasing siswa. Setelah data kemampuan memberikan respon, berpendapat dan kemampuan bertanya terkumpul selanjutnya peneliti melihat kriteria kemampuan diskusi siswa pada Tabel 2.1 kemudian disimpulkan level kemampuan diskusi secara umum. Selanjutnya dicari proporsi masing-masing level skor untuk mendapatkan prosentase siswa yang telah mencapai setiap level tertentu. Adapun hasil kemampuan diskusi secara lengkap tercantum pada Lampiran 50. Adapun commit to user
4 ringkasan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII G sebelum penerapan strategi TTW seperti Tabel 4.1. Tabel 4.1. Ringkasan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII G Aspek Kemampuan Komunikasi Matematis Gramatikal Sosiolinguistik SMP Negeri 3 Purworejo Sebelum Penerapan Strategi TTW Level Keterangan Prosentase 0 Antara 0 dan 1 (0-1) 1 Antara 1 dan 2 (1-2) 0 Antara 0 dan 1 (0-1) Siswa tidak bisa mendefinisikan himpunan semesta dan siswa tidak dapat menggunakan simbol himpunan dalam pemecahan masalah. Siswa tidak dapat mendefiniskan himpunan semesta, siswa dapat menggunakan simbol himpunan dalam pemecahan masalah meskipun masih banyak kekurangan, masih ada bagian-bagian tertentu yang mereka tulis tanpa menggunakan kurung kurawal, dan tidak memberikan nama himpunannya. Siswa dalam merumuskan definisi himpunan semesta masih ada beberapa hal yang gagal diungkapkan dan dalam menggunakan simbol himpunan masih banyak kekurangan, masih ada bagian-bagian tertentu yang mereka tulis tanpa menggunakan kurung kurawal, dan tidak memberikan nama himpunannya. Siswa sudah dapat menggunakan simbol himpunan dengan tepat tetapi belum sepenuhnya benar dalam menuliskannya, sedangkan dalam merumuskan definisi himpunan semesta masih ada beberapa hal yang gagal diungkapkan. Siswa tidak dapat membaca dan menyatakan simbol matematika dalam kalimat seharihari, mereka juga tidak bisa mengubah permasalahan sehari-hari dalam simbol matematika. Siswa tidak menuliskan kesimpulan di akhir jawaban. Siswa dapat menyatakan simbol matematika dalam kalimat sehari-hari tetapi maknanya tidak pas. Ketika mengubah permasalahan sehari-hari commit dalam to user kalimat matematika juga masih kurang bermakna. Siswa memberikan 43 20,83% 29,17% 8,33% 37,5% 20,83% 25%
5 44 Strategis 1 Antara 1 dan 2 (1-2) Antara 2 dan 3 (2-3) Antara 0 dan 1 (0-1) Antara 1 dan 2 (1-2) kesimpulan di akhir jawaban tetapi salah dan mereka tidak dapat membaca notasi matematika. Siswa dapat menyatakan simbol matematika dalam kalimat sehari-hari tetapi maknanya tidak pas. Ketika mengubah permasalahan sehari-hari dalam kalimat matematika juga masih kurang bermakna. Siswa memberikan kesimpulan di akhir jawaban tetapi salah dan dalam membaca notasi matematika, ada beberapa simbol yang mereka tidak mengetahuinya. Siswa dapat mengubah permasalahan seharihari dalam kalimat matematika dengan tepat tetapi ketika menyatakan simbol matematika dalam kalimat sehari-hari maknanya tidak pas. Siswa memberikan kesimpulan di akhir jawaban meskipun pengerjaannya ada sedikit kekurangan dan dalam membaca notasi matematika ada beberapa simbol yang mereka tidak mengetahuinya. Siswa dapat mengubah permasalahan seharihari dalam simbol matematika dan dapat menyatakan simbol matematika dalam kalimat sehari-hari tanpa mengubah maknanya. Siswa memberikan kesimpulan pada akhir jawaban disertai pengerjaan yang tepat tetapi dalam membaca notasi matematika ada beberapa simbol yang mereka tidak mengetahuinya. Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan dengan tepat, tetapi siswa tidak dapat mendeskripsikan strategi yang akan digunakan begitu juga dalam mengevaluasi ide, mereka yakin akan jawabannya tetapi tidak memberikan alasannya. Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan dengan tepat, siswa juga dapat mendeskripsikan strategi yang akan mereka gunakan tetapi beberapa langkah kurang sesuai. Ketika mengevaluasi ide, siswa tidak commit memberikan to user alasannya mengapa mereka yakin dengan jawaban mereka. 12,5% 20,83% 20,83% 8,33% 62,5%
6 45 Diskusi 2 Antara 2 dan 3 (2-3) 0 Antara 0 dan 1 (0-1) Antara 1 dan 2 (1-2) Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan dengan tepat, tetapi dalam mendeskripsikan langkah yang akan digunakan masih kurang lengkap. Ketika mengevaluasi ide, siswa dapat menuliskan alasannya meskipun belum sempurna. Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan dengan tepat, dalam mendeskripsikan langkah yang akan digunakan lengkap tetapi ketika mengevaluasi ide, alasan yang diberikan kurang sempurna. Siswa dapat memberikan respon terhadap pertanyaan yang diberikan guru tetapi masih banyak kekurangan dan siswa tidak memberikan pendapat serta tidak bertanya. Siswa dapat memberikan respon atas pertanyaan guru tetapi kurang sempurna, siwa dapat memberikan pendapat tetapi banyak kekurangan dan siswa tidak memberikan pertanyaan sama sekali. Siswa memberikan respon atas pertanyaan yang diberikan dengan tepat dan lengkap, dapat berpendapat dengan jelas dan lengkap tetapi tidak memeberikan pertanyaan. Siswa memberikan respon dengan benar tetapi kurang lengkap, pendapat yang diberikan tidak sesuai dengan permasalahan dan tidak memberikan pertanyaan. Siswa dapat memberikan respon dengan tepat dan lengkap, dalam berpendapat logis tetapi kurang lengkap, siswa tidak member pertanyaan selama diskusi. Siswa dapat memberikan respon atas pertanyaan yang diberikan dengan benar tetapi kurang lengkap, siswa memberikan pertanyaan sesuai dengan materi dan berbobot tetapi siswa tidak pernah memberikan gagasan. Siswa memberikan respon dari pertanyaan yang diberikan tetapi banyak kekurangan, dalam berpendapat logis tetapi kurang lengkap commit dan dapat to user memberikan pertanyaan yang sesuai dengan materi tetapi kurang 25% 4,17% 8,33% 16,67% 16,67% 20,83% 12,5% 4,17% 8,33%
7 Antara 2 dan 3 (2-3) berbobot. Siswa dapat memberikan respon dengan lengkap tetapi dalam berpendapat masih kurang sempurna. Siswa dapat memberikan pertanyaan meskipun kurang berbobot ,5% Berdasarkan hasil kemampuan komunikasi matematis siswa pada Tabel 4.1, terlihat bahwa kemampuan gramatikal siswa maksimal baru bisa mencapai level 1-2 yaitu sebanyak 37,5% siswa, kemampuan sosiolinguistik siswa maksimal bisa mencapai level 2-3 yaitu sebanyak 20,83% siswa, untuk kemampuan strategis maksimal baru bisa mencapai level 2-3 yaitu sebanyak 4,17% siswa sedangkan kemampuan diskusi siswa maksimal baru bisa mencapai level 2-3 yaitu sebanyak 12,5%. Oleh karena itu peneliti ingin meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa berpedoman dari indikator kemampuan komunikasi matematis dari Olivares. Berdasarkan hasil tes awal dan hasil observasi prasiklus, maka dilakukan tindakan dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui strategi pembelajaran TTW. Strategi pembelajaran tersebut akan diterapkan pada materi himpunan bagian, operasi pada himpunan, diagram venn dan pemecahan masalah dengan konsep himpunan. Peneliti mengadakan dua kali pertemuan untuk setiap siklus dengan penerapan strategi pembelajaran TTW. Di samping itu, peneliti juga mengadakan tes tertulis berbentuk uraian untuk melihat kemampuan komunikasi matematis siswa pada aspek kemampuan gramatikal, sosiolinguistik dan strategis sedangkan untuk melihat kemampuan diskusi siswa peneliti menggunakan lembar observasi kemampuan diskusi yang dilihat pada saat diskusi di setiap pertemuan dan diskusi setelah tes akhir siklus. Pada pembelajaran dengan strategi TTW, guru berperan dalam mengorganisasikan, mengatur serta mengontrol kegiatan proses pembelajaran. Sedangkan pada saat proses pembelajaran siswa dituntut berperan aktif dalam membangun pengetahuannya baik secara individu maupun dalam kelompok. Secara individu masing-masing siswa dituntut untuk membaca dan memahami commit to user LKS yang diberikan oleh guru kemudian membuat catatan kecil yang berisi
8 47 tentang strategi yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada pada LKS dan secara individu pula siswa mengerjakan kuis dan menulis hasil kesepakatan dari diskusi kelompok. Sedangkan dalam kelompok, siswa dituntut secara aktif membangun kerjasama yang baik dengan teman sekelompok ketika diskusi membahas isi dalam catatan kecil yang telah ditulis sebelumnya serta mempresentasikannya hasil diskusinya di hadapan kelompok lain. Melalui strategi pembelajaran ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Pada penelitian ini diterapkan dua siklus untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di kelas VII G SMP Negeri 3 Purworejo. Pada pelaksanaan setiap siklus diterapkan strategi pembelajaran TTW. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal adalah merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan mengevaluasi, menganalisis serta merefleksi kegiatan yang telah berlangsung. Penelitian ini diakhiri sampai indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai yaitu kemampuan komunikasi matematis siswa yang diukur secara tes tertulis yaitu pada aspek gramatikal, sosiolinguistik dan strategis setidaknya untuk masing-masing aspek 30% siswa mencapai level 3, begitu pula dengan kemampuan diskusi siswa setidaknya 30% siswa mencapai level 3. B. Deskripsi Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus I a. Perencanaan Berdasarkan keadaan siswa yang telah diketahui, yaitu masih rendahnya kemampuan komunikasi matematis yang dapat dilihat dari level yang dicapai dari masing-masing aspek kemampuan komunikasi matematis maka peneliti menyusun rencana pembelajaran yang menerapkan strategi TTW sebanyak dua pertemuan proses pembelajaran dan satu pertemuan untuk melaksanakan tes. Pada siklus I direncanakan terdiri dari dua pertemuan pembelajaran, pertemuan pertama akan dipelajari tentang materi himpunan bagian sedangkan commit pertemuan to user kedua akan dipelajari tentang materi
9 48 operasi pada himpunan. Pada masing-masing pertemuan terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu kegiatan apersepsi, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal peneliti merencanakan agar guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya dan memberikan motivasi kepada siswa. Untuk kegiatan inti, guru menyampaikan materi kemudian masing-masing siswa diberi LKS dan catatan kecil agar mereka memikirkan solusi ataupun strategi mengenai permasalahan yang ada di LKS (Think) dan menuliskannya pada catatn kecil. Selanjutnya, siswa berdiskusi kelompok untuk membahas catatan kecil dan pada tahap Write, guru akan meminta siswa menuliskan hasil diskusi kelompoknya. Pada kegiatan inti, siswa juga akan diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Sedangkan pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari itu dan dilanjutkan siswa mengerjakan kuis individu untuk melihat pemahaman siswa dan langkah terakhir pada kegiatan penutup adalah guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Untuk rencana pembelajaran secara lengkap tertera pada Lampiran 2 dan Lampiran 6. Peneliti juga mengkonstruksi LKS yang memungkinkan siswa menemukan konsep sendiri, membiasakan siswa berpikir secara mandiri sehingga diharapkan siswa akan terbiasa mengungkapkan idenya sendiri baik tertulis maupun lisan tanpa menunggu atau menggantungkan guru maupun teman yang dianggap baik. LKS tersebut digunakan sebagai arahan dalam diskusi antar siswa dalam kelompok maupun diskusi kelas. Media pendukung juga peneliti siapkan dengan tujuan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan LKS. Peneliti juga menyusun kuis individu untuk melihat sejauh mana siswa dapat memahami pembelajaran pada pertemuan itu. LKS untuk pertemuan 1 dan 2 tertera pada Lampiran 3 dan Lampiran 7. Sedangkan kuis individu yang digunakan selama tindakan tertera pada Lampiran 4 dan Lampiran 8. Peneliti juga menyusun pedoman observasi yang akan digunakan selama pengamatan. Lembar commit observasi to user di sini ada dua yaitu, lembar
10 49 observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi kemampuan diskusi. Lembar observasi kemampuan diskusi yang digunakan pada siklus I sama seperti lembar observasi kemampuan diskusi yang digunakan pada pra siklus (Lampiran 26) sehingga tidak perlu divalidasi lagi. Sedangkan untuk lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, sebelum lembar observasi tersebut digunakan, lembar observasi diuji validitasnya oleh tiga orang validator, yaitu Bapak Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si, Ibu Getut Pramesti, S.Si, M.Si dan Ibu Purwati, S.Pd. Adapun hasil validasi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran seperti pada Lampiran 23. Instrumen yang tidak kalah penting adalah tes akhir siklus yang akan digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa pada aspek kemampuan gramatikal, sosiolinguistik dan strategis siswa pada Kompetensi Dasar 4.2 dan 4.3 yaitu tentang himpunan bagian dan operasi pada himpunan. Sebelum tes tersebut digunakan, terlebih dahulu diuji validitas isinya oleh 3 orang validator. Hal ini dimaksudkan agar soal yang digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur, untuk melihat keterbacaan soal dan penulisan soal. Adapun hasil validasi soal tes akhir siklus I seperti Lampiran 39. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan mulai hari Selasa, 22 Januari 2013 dan terdiri dari dua pertemuan pembelajaran serta satu pertemuan untuk melaksanakan tes. Materi yang dibahas pada silkus I sesuai dengan Kompetensi Dasar 4.2 dan 4.3 yaitu memahami konsep himpunan bagian dan melakukan operasi selisih, gabungan, irisan dan komplemen. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Januari 2013 selama 2 x 40 menit, dimulai pukul WIB sampai pukul WIB dengan materi pokok himpunan bagian. Bu Purwati, guru matematika kelas VII G SMP Negeri 3 Purworejo memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan siswa yang commit tidak masuk. to user Kemudian guru meminta masing-
11 50 masing siswa mengambil nomor dada sesuai dengan nomor urut mereka selanjutnya guru menginformasikan kepada siswa materi yang akan dipelajari yaitu tentang himpunan bagian dan menjelaskan secara detail alur pembelajaran dengan strategi TTW. Setelah semua siswa memahami alur pembelajaran yang akan dilakukan, guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang definisi himpunan dengan menanyakan Kalian masih ingat, apa itu himpunan?. Untuk menjelaskan tentang definisi himpunan bagian, guru menunjukkan beberapa permen dalam toples, kemudian menanyakan kepada siswa: kalo ibu punya ini (sambil menunjukkan permen dalam toples), dapatkah kalian membentuk suatu himpunan? himpunan apa yang dapat kalian bentuk?, kalau ibu mengambil 3 permen yang ini (sambil menunjukkan permennya), apakah kalian dapat membentuk suatu himpunan?, himpunan apa? Guru menginformasikan bahwa himpunan permen mint adalah himpunan bagian dari himpunan permen. Kemudian bu Pur menanyakan kepada siswa menurut kalian, jika ibu punya himpunan A dan B, himpunan A adalah himpunan bagian dari B jika. Setelah semua paham tentang konsep himpunan bagian Guru membagikan LKS tentang himpunan bagian kepada masing-masing siswa. Guru meminta siswa membaca LKS dan memikirkan solusinya. Kemudian meminta siswa untuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang belum diketahui dari permasalahan di LKS serta strategi yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam suatu catatan kecil. Semua siswa mempelajari LKS dengan saksama kemudian menuliskan strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan bimbingan guru, peneliti dan rekan peneliti. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. Masing-masing siswa diminta duduk commit dalam to user kelompoknya masing-masing dan
12 51 mendiskusikan catatan kecil yang sudah ditulis sebelumnya. Selama diskusi peneliti dan lima rekan peneliti mengamati kemampuan diskusi siswa. Setelah diskusi selesai, guru meminta siswa menuliskan hasil diskusinya dalam LKS kemudian guru menawarkan kelompok siapa yang akan mencoba mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Setelah salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau memberikan pendapat. Selanjutnya guru mengklarifikasi hasil diskusi kelas dan memastikan semua siswa memahaminya. Pukul 08.00, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari itu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, Himpuan A merupakan himpunan bagian dari B jika Untuk menentukan banyaknya himpunan bagian yang himpunannya punya n anggota dapat digunakan rumus. Kalau ibu punya D = {0, 2, 4}, banyaknya himpunan bagian yang punya 2 anggota adalah Sebelum akhir jam pelajaran, guru memberikan kuis individu kepada siswa untuk melihat pkemampuan gramatikal siswa. Waktu mengerjakan kuis individu adalah 15 menit. Kemudian guru menutup pelajaran dengan meminta siswa untuk mempelajari terlebih dahulu di rumah materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang yaitu tentang operasi pada himpunan. Pelajaran ditutup dengan ucapan salam dari guru. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Januari 2013 selama 2 x 40 menit, dimulai pukul WIB sampai dengan pukul WIB dengan materi operasi pada himpunan yang meliputi selisih, irisan, gabungan dan komplemen. Sebelum menjelaskan materi guru meminta siswa berdoa terlebih dahulu dan menanyakan siswa yang tidak masuk. Selanjutnya guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada hari ini dan menginformasikan commit to kepada user siswa bahwa pembelajarannya
13 52 masih sama dengan pertemuan yang lalu yaitu dengan srategi Think-Talk- Write. Sebelum guru menjelaskan materi, guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang tentang definisi himpunan bagian dan cara mencari banyaknya himpunan bagian dari suatu himpunan. A adalah himpunan bagian dari B jika. Jika A adalah himpunan yang mempunyai 4 anggota, maka banyaknya himpunan bagian dari A adalah Untuk menjelaskan tentang operasi pada himpunan, guru menggunakan ilustrasi yaitu dengan menanyakan kepada siswa : Adakah di antara kalian yang suka makan bakso? Siapa yang suka makan mie ayam? Siapa yang suka makan sate ayam? Kemudian, guru meminta siswa yang suka makan bakso, mie ayam dan sate ayam maju ke depan dan menuliskan namanya di papan tulis. Guru menuliskan di papan tulis : S = Himpunan seluruh siswa kelas VII G A = Himpunan siswa kelas VII G yang suka makan bakso B = Himpunan siswa kelas VII G yang suka makan mie ayam C = Himpunan siswa kelas VII G yang suka makan sate ayam. Kemudian guru meminta siswa menuliskan anggotanya sesuai dengan nama-nama siswa yang ada di papan tulis. Guru melatih siswa merumuskan definisi irisan dua himpunan dengan menggunakan contoh himpunan yang sudah dibuatnya yaitu dengan mengambil B dan C sebagai sample. Guru meminta siswa memperhatikan anggota-anggota dari B dan C, kemudian menanyakan kepada siswa : Adakah persekutuan antara B dan C? Siapa persekutuannya? Sebenarnya apa si persekutuan itu? Jadi, menurut kalian apakah commit irisan to user dua himpunan itu?
14 Setelah siswa merumuskan definisi irisan dua himpunan kemudian guru menunjukkan slide yang berisi tentang irisan seperti pada Gambar 4.1. Kemudian guru melatih siswa membaca simbol. Irisan Irisan dua himpunan adalah suatu himpunan yang anggotanya merupakan anggota persekutuan dari dua himpunan tersebut. 53 Irisan himpunan A dan B dinotasikan sebagai berikut : Gambar 4.1. Slide Irisan Guru melatih siswa merumuskan definisi gabungan dua himpunan dengan menggunakan contoh himpunan yang sudah dibuatnya yaitu dengan mengambil A dan B sebagai sample. Setelah siswa dapat merumuskan definisi gabungan, guru menunjukkan slide yang berisi tentang gabungan, seperti pada Gambar 4.2 dan menginformasikan simbol tentang gabungan. Gabungan Jika A dan B adalah dua buah himpunan, gabungan himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya terdiri atas anggota-anggota A atau anggota-anggota B. Gabungan himpunan A dan B dinotasikan sebagai berikut : Gambar 4.2. Slide Gabungan Guru melatih siswa merumuskan definisi selisih suatu himpunan dengan menggunakan contoh himpunan yang sudah dibuatnya yaitu dengan mengambil B dan C sebagai sample. Setelah siswa dapat commit to user merumuskan definisi selisih, guru menunjukkan slide yang berisi tentang
15 selisih, seperti pada Gambar 4.3 dan menginformasikan simbol tentang selisih. Selisih Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya adalah semua anggota dari A tetapi bukan anggota dari B Selisih dua himpunan dinotasikan sebagai berikut 54 Gambar 4.3. Slide Selisih Guru memberikan ilustrasi tentang komplemen suatu himpunan dengan menggunakan himpunan-himpunan yang telah dibentuk, kemudian membimbing siswa untuk merumuskan definisi komplemen suatu himpunan. Guru menunjukkan slide yang berisi tentang definisi dan notasi komplemen suatu himpunan seperti Gambar 4.4. Komplemen Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan yang anggotanya merupakan anggota S tetapi bukan anggota A. dinotasikan sebagai berikut : Gambar 4.4. Slide Komplemen Guru membagikan kertas kecil dan LKS yang berisi permasalahan terkait dengan irisan, gabungan, selisih dan komplemen kepada masing-masing siswa, selanjutnya guru meminta siswa membaca LKS dan memikirkan solusinya. Kemudian meminta siswa untuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang belum diketahui dari commit to user
16 55 permasalahan di LKS serta strategi yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam suatu catatan kecil. Untuk melihat kemampuan diskusi siswa dan melatih siswa mengevaluasi ide, guru mengelompokkan siswa secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa kemudian guru meminta siswa untuk berdiskusi dalam kelompoknya untuk membahas isi catatan yang telah dibuat. Selama diskusi peneliti dan lima rekan peneliti mengamati kemampuan diskusi siswa pada masing-masing kelompok. Selanjutnya masing-masing siswa diminta untuk menuliskan solusi dari permasalahan yang ada pada LKS dengan bahasa mereka sendiri. Untuk melihat kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan atau idenya secara lisan, sebelum guru menyimpulkan pembelajaran guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kemudian guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan pendapat/tanggapan. Guru mengklarifikasi hasil presentasi kepada siswa dan memastikan semua siswa memahaminya. Sebelum menutup pelajaran, guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari pada hari itu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan : Irisan dua himpunan adalah. Gabungan dua himpunan adalah.. Jika ada dua himpunan, A dan B. Selisih dari A dan B artinya. Apa yang dimaksud dengan komplemen himpunan A? Sebelum memberikan salam penutup guru menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan yang akan datang akan diadakan tes siklus I sehingga siswa diminta untuk mempersiapkannya. Akhirnya pukul 08.20, guru menutup pelajaran dengan memberikan salam penutup. 3) Tes Akhir Siklus I Tes akhir siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Februari 2013 dengan waktu 2 x 40 menit. Untuk 60 menit pertama digunakan untuk tes tertulis yang mencakup commit kemampuan to user gramatikal, sosiolinguistik dan
17 56 strategis. Sedangkan 20 menit terakhir digunakan untuk mengambil data kemampuan diskusi siswa pada akhir siklus. Adapun materi tes akhir siklus adalah keseluruhan materi yang telah dipelajari pada siklus I sedangkan materi diskusi adalah mendiskusikan solusi dari tes tertulis. c. Observasi Dari hasil pengamatan selama siklus I yang dilakukan oleh peneliti dan lima rekan peneliti (Desvian, Ulfa, Pandita, Retno dan Catur Wahyu) yang dituliskan dalam lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan catatan lapangan yang dibuat peneliti, diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi yaitu mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. Dalam hal ini guru mememberikan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait dengan materi yang lalu. Pada pertemuan pertama, ketika guru melempar pertanyaan tidak ada siswa yang mau mengacungkan jari untuk menjawab, mereka hanya bergumam sendiri sehingga guru perlu menunjuk siswa dalam menjawab pertanyaan. Pada pertemuan berikutnya, kemauan siswa untuk merespon pertanyaan dari guru lebih merata, tetapi sering sekali siswa merespon pertanyaan guru secara serempak dan ketika diminta salah satu siswa untuk menjawab mereka terdiam semua sehingga guru sering memotivasi (memberi arahan) agar siswa mengacungkan tangannya jika ingin menjawab. Cara ini cukup berhasil, sehingga tidak setiap kali guru harus menunjuk siswa untuk merespon pertanyaan guru. Kegiatan selanjutnya adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan petunjuk tentang alur kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Ketika guru menjelaskan, semua siswa memperhatikan dengan saksama. 2) Kegiatan Inti a) Think commit to user
18 57 Pada tahap Think, diawali dengan guru menjelaskan materi kemudian membagikan LKS yang berisi permasalahan yang harus dipikirkan solusinya oleh siswa. Pada pertemuan pertama dan kedua ketika guru meminta siswa merumuskan suatu definisi dari istilah matematika dengan menggunakan ilustrasi nyata, siswa menjadi lebih terbantu untuk membayangkan dan memudahkan siswa merangkai kata-kata sendiri dalam merusmuskan definisi. Walaupun masih ada sebagian siswa yang susah mengungkapkan pemikirannya dengan kata-kata. Pada pertemuan kedua, siswa mulai dapat membaca simbolsimbol himpunan seperti yang telah ditunjukkan oleh guru pada slide. Mereka menghafal notasi dan simbol-simbol matematika sebagaimana yang telah disampaikan oleh guru sebelumnya. Setelah guru selesai menjelaskan, guru selalu menawarkan kepada siswa apakah ada pertanyaan. Namun, baik pertemuan pertama maupun kedua siswa masih sulit untuk bertanya, sering kali terdengar gumaman siswa apa sing arep ditakoke. Guru pun memancing dengan menceritakan permasalahan yang dapat menimbulkan pertanyaan siswa, tetapi masih tetap mereka malu-malu untuk bertanya. Setelah LKS dibagi, semua siswa membaca dan memikirkan permasalahan yang ada di LKS. Pada pertemuan pertama siswa masih kesulitan memahami LKS. Mereka belum terbiasa dengan konstruksi LKS seperti yang dihadapi. Selama membaca LKS, beberapa kali siswa meminta petunjuk guru dalam memahami. Pada pertemuan kedua, siswa juga masih bingung terutama dalam menarik kesimpulan dan mengecek jawaban mereka. Mereka bingung apa yang harus ditulis dan bagaimana cara mengerjakannya sehingga peneliti, guru dan rekan peneliti masih membantu mengartikan maksud sesuai dengan yang diinginkan oleh guru dan peneliti. Setelah memahami permasalahan yang ada di LKS kemudian siswa diminta menuliskan commit to strategi user yang akan digunakan untuk
19 58 memecahkan masalah dalam LKS dan menuliskan apa yang sudah diketahui dan belum diketahui dalam catatan kecil. Namun tidak semua siswa menuliskan dalam catatan kecil. Mereka bingung apa yang harus mereka tulis dan bagaimana cara menulisnya. Guru, peneliti dan rekan-rekan peneliti berkeliling memandu siswa membuat catatan kecil. Namun, karena mereka belum terbiasa dengan pembelajaran yang seperti itu maka beberapa siswa tidak menuliskan apapun dalam catatan kecil padahal guru sudah menjelaskan secara detail apa yang harus mereka tulis dalam catatan kecil dan sebagian besar siswa belum mampu menuangkan ide-idenya sepenuhnya pada catatan kecil. Contoh catatan kecil siswa pada pertemuan pertama seperti Gambar 4.5. Gambar 4.5. Catatan kecil siswa pada pertemuan I siklus 1 Pada pertemuan kedua, siswa-siswa sudah terbiasa menuliskan catatan kecil, semua siswa menuliskan strategi serta hal-hal yang belum diketahuinya dalam catatan kecil. Pada pertemuan kedua guru, peneliti dan rekan peneliti tidak lagi memandu siswa dalam menuliskan catatan kecil, hanya mengecek saja apakah sudah ditulis. Walaupun demikian, masih ada sebagian siswa yang masih kesulitan dalam memahami LKS, mereka mengacungkan tangan dan bertanya maksud dari permasalahan commit to user
20 59 yang ada pada LKS sehingga sesekali guru harus menjelaskan maksud dan keinginan dari LKS. Hasil tulisan pada catatan kecil siswa sudah mulai menggambarkan ide-ide mereka. Dalam menyusun tulisan pada catatan kecil, siswa-siswa mengaitkan pengetahuan mereka yang dikonstruksi dari buku paket dan penjelasan dari guru sebelumnya dengan petunjuk yang ada di LKS. Gambar 4.6 menunjukkan contoh cacatan kecil siswa pada pertemuan kedua siklus 1. Gambar 4.6. Catatan Kecil Siswa Pada Pertemuan II Siklus 1 b) Talk Pada tahap talk, di pertemuan pertama guru membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen (Lampiran 52) kemudian meminta siswa agar mendiskusikan isi dari catatan kecil yang sudah ditulis pada tahap think. Ketika siswa berdiskusi dalam kelompoknya, peneliti dan rekan peneliti menyebar di setiap kelompok. Peneliti mengamati diskusi kelompok 5, Catur Wahyu kelompok 3, Desvian kelompok 6, kelompok 2 diamati oleh Pandita, kelompok 4 diamati oleh Ulfa sedangkan Retno mengamati kelompok 1. Pada pertemuan pertama, ketika siswa duduk dalam kelompok masing-masing untuk diskusi, masih banyak kelompok yang diskusinya mati karena masih ada beberapa siswa yang tidak menuliskan apapun pada commit catatan to user kecil sehingga pada waktu diskusi
21 60 siswa belum bisa secara bergantian mengevaluasi ide dari teman-teman yang lain. Di samping itu ketika diminta untuk diskusi masih banyak siswa yang bergurau sendiri dengan temannya sehingga suasana menjadi gaduh. Peneliti dan rekan peneliti pun dengan semangat memandu diskusi siswa pada masing-masing kelompok. Sedikit demi sedikit siswa memahami, dan akhirnya peneliti dan rekan peneliti bisa mengamati kemampuan diskusi siswa. Pada pertemuan kedua, guru tidak lagi membagi kelompok karena kelompoknya masih sama seperti pertemuan pertama. Pada pertemuan ini diskusi siswa sudah lebih bermakna. Semua siswa membahas catatan kecilnya sehingga masing-masing siswa bisa berlatih mengevaluasi idenya, diskusi pun menjadi lebih hidup. Pada saat diskusi kelompok, tidak jarang siswa yang beradu pendapat sehingga gaduhnya kelas bukan karena gurauan siswa tetapi adu pendapat siswa. Peneliti dan rekan peneliti mengisi lembar observasi kemampuan diskusi siswa dengan cermat dan mencoba seobjektif mungkin. c) Write Setelah waktu untuk berdiskusi habis, guru meminta agar masing-masing siswa menuliskan hasil diskusinya pada LKS yang sudah dibagikan dengan kalimat sendiri. Pada tahap ini siswa antusias menuliskan hasil diskusinya. Tetapi pada pertemuan pertama masih ada sebagian siswa yang melihat pekerjaan temannya ketika menuliskan solusi dari permasalahan di LKS. Pada pertemuan kedua, semua siswa menuliskan hasil diskusinya dengan kalimatnya sendiri. Mereka sudah mulai terbiasa menyampaikan idenya, walaupun dalam penulisannya masih banyak siswa yang tidak menggunakan simbol matematika dengan tepat. Setelah tahap write selesai, guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Karena siswa hanya lempar-lemparan, commit maka to guru user menunjuk salah satu kelompok
22 untuk presentasi di depan kelas. Pada pertemuan pertama, guru masih harus menuntun siswa dalam presentasi karena mereka masih bingung harus bagaimana, apa yang harus dikatakan di depan teman-teman. Hal ini dikarenakan memang siswa belum pernah mengikuti pembelajaran yang menuntut siswa untuk presentasi. Akhirnya pelan-pelan guru menuntun, antara lain dengan : Coba ceritakan LKS kegiatan 1 dengan bahasamu sendiri, kegiatan 1 itu maksudnya gimana? Terus jawabanmu gimana? Kalau kegiatan 2, maksudnya untuk apa sih? Coba kamu tuliskan di karton yang tertempel di papan tulis jawaban untuk kegiatan 2 dan 3! Kalau kegiatan 3, itu apa yang dapat kamu simpulkan? Setelah siswa selesai presentasi, guru menawarkan kepada kelompok lain untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan. Namun, seolah diskusi itu mati. Kelas menjadi diam. Akhirnya guru harus menjelaskan kepada siswa bahwa pada kegiatan ini siswa harus bersaing, kelompok yang tidak maju punya kesempatan untuk melawan kelompok yang ada di depan dengan memberi pertanyaan, ataupun dengan menyanggah pendapat kelompok yang ada di depan. Guru meminta agar siswa memperjuangkan kelompoknya. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru, siswa merasa terpancing untuk bertanya ataupun berpendapat. Peneliti dan rekan peneliti pun menjalankan tugas untuk mengamati kemampuan diskusi siswa. Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai punya gambaran untuk mempresentasikan hasil diskusinya sehingga hanya sesekali saja guru menuntun jika siswa kelihatan bingung. Diskusi kelas pun lebih hidup. Siswa yang punya pendapat berbeda langsung menyampaikannya. Setelah diskusi kelas selesai guru memberikan klarifikasi dan bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari itu. Dalam menarik kesimpulan, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada commit to user siswa. Siswa pun antusias dalam menjawab. Tetapi ketika pertemuan 61
23 62 pertama, guru masih sesekali harus menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaannya. Pada pertemuan kedua sering kali siswa menyimpulkan pembelajaran dengan serempak. 3) Kuis Individu Setelah guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang pembelajaran pada hari itu, kemudian dilanjutkan dengan memberikan kuis individu kepada siswa. Siswa diminta duduk kembali di tempatnya masing-masing dan diminta mengerjakan kuis secara individu. Pada pertemuan pertama, guru mempunyai cukup waktu untuk memberikan kuis kepada siswa. Semua siswa pun mengerjakan dengan antusias. Namun, pada pertemuan kedua guru kehabisan waktu untuk memberikan kuis, sehingga pada pertemuan kedua guru tidak sempat memberikan kuis kepada siswa. Dengan kuis, guru dapat melihat pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru. Dengan kuis individu jugalah guru melihat kesalahan siswa dalam menggunakan simbol, miskonsepsi siswa sehingga pada pertemuan selanjutnya guru dapat meluruskan pemahaman siswa. Hasil dari kuis individu pada pertemuan pertama, terlihat bahwa sebagian besar siswa masih belum bisa menggunakan simbol dan notasi matematika dengan tepat. Sebagian besar dari mereka masih menggunakan kalimat biasa. Mereka belum terbiasa menyimbolkan suatu permasalahan. Dari kuis individu pada pertemuan pertama pula dapat diketahui bahwa masih ada siswa yang salah konsep tentang himpunan bagian dan cara mencari banyaknya himpunan bagian dengan menggunakan segitiga pascal sehingga menjadi PR bagi guru untuk pertemuan selanjutnya agar meluruskan konsep siswa terlebih dahulu sebelum melanjutkan materi. 4) Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kemampuan komunikasi matematis siswa dalam penelitian ini meliputi kemampuan gramatikal, commit to sosiolinguistik, user strategis dan diskusi.
24 Untuk kemampuan gramatikal, sosiolinguistik dan strategis dianalisis dari hasil tes akhir siklus siswa. Semua pekerjaan siswa dikoreksi dan dilihat ketercapaian dari masing-masing aspek kemampuan komunikasi matematis siswa kemudian dikelompokkan dan disimpulkan levelnya untuk masing-msing aspek. Selanjutnya, dihitung prosentase dari setiap level yang dapat dicapai siswa untuk masing-masing aspeknya. Untuk kemampuan diskusi siswa dilihat dari hasil observasi kemampuan diskusi siswa pada pertemuan pertama, pertemuan kedua dan hasil observasi diskusi setelah tes akhir siklus. Dari ketiga data tersebut kemudian dibandingkan kemampuan diskusi siswa untuk setiap indikatornya yang meliputi kemampuan merespon, kemampuan memberi gagasan dan kemampuan bertanya yang diperoleh dari ketiga pertemuan tersebut. Kemudian disimpulkan level kemampuan diskusi siswa dan dihitung prosentase untuk setiap level yang dapat dicapai siswa. Adapun analisis kemampuan diskusi siswa pada siklus I secara lengkap seperti yang tertera pada Lampiran 55. Sedangkan ringkasan kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus I seperti pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Ringkasan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Siklus I Aspek Kemampuan Komunikasi Matematis Gramatikal Level Keterangan Prosentase 0 Antara 0 dan 1 (0-1) 1 Siswa tidak bisa mendefinisikan irisan dua himpunan dan siswa tidak dapat menggunakan notasi himpunan, operasi himpunan dengan tepat. Siswa dapat mendefinisikan irisan dua himpunan tetapi masih ada beberapa bagian yang gagal diungkapkan dan siswa tidak bisa menggunakan simbol-simbol matematika dengan tepat, seperti ketika akan menuliskan gabungan mereka tidak menggunakan simbol tetapi dengan kata-kata. Siswa dalam merumuskan definisi irisan dua himpunan commit masih to user ada beberapa hal yang gagal diungkapkan dan dalam menggunakan 63 4,17% 25% 4,17%
25 64 Antara 1 dan 2 (1-2) 2 Antara 2 dan 3 (2-3) simbol himpunan masih banyak kekurangan, masih ada bagian-bagian tertentu yang mereka tulis tanpa menggunakan kurung kurawal, dan tidak memberikan nama himpunannya. Siswa sudah dapat menggunakan simbol himpunan dengan tepat tetapi belum sepenuhnya benar dalam menuliskannya, sedangkan dalam merumuskan definisi irisan dua himpuan masih ada beberapa hal yang gagal diungkapkan. Siswa dapat merusmuskan definisi irisan dua himpunan tetapi kurang lengkap dan sudah bisa menggunakan simbol dengan tepat tetapi dalam penulisannya mereka tidak member nama himpunannya. Siswa dapat menggunakan simbol operasi himpunan dengan tepat tetapi dalam merumuskan definisi irisan dua himpunan masih kurang sempurna. 12,5% 12,5% 33,33% Sosiolinguistik 3 0 Antara 0 dan 1 (0-1) 1 Siswa sudah dapat menggunakan simbol matematika dengan tepat dan juga dapat mendefinisikan irisan dua himpunan dengan lengkap. Siswa tidak dapat membaca dan menyatakan simbol matematika dalam kalimat seharihari, mereka juga tidak bisa mengubah permasalahan sehari-hari dalam simbol matematika. Siswa tidak menuliskan kesimpulan di akhir jawaban. Siswa dapat menyatakan simbol matematika dalam kalimat sehari-hari tetapi maknanya kurang pas. Ketika mengubah permasalahan sehari-hari dalam kalimat matematika juga masih kurang bermakna. Siswa dapat membaca notasi matematika tetapi masih ada simbol yang tidak dimengerti dan siswa tidak memberikan kesimpulan pada akhir jawaban. Siswa dapat menyatakan simbol matematika dalam kalimat sehari-hari tetapi banyak kekurangan. Ketika mengubah permasalahan sehari-hari dalam kalimat matematika juga tidak pas. Siswa memberikan kesimpulan di akhir commit jawaban to user tetapi salah dan dalam 8,33% 16,67% 20,83% 12,5%
26 65 Strategis Antara 1 dan 2 (1-2) 2 Antara 2 dan 3 (2-3) 3 Antara 0 dan 1 (0-1) Antara 1 dan 2 membaca notasi matematika, ada beberapa simbol yang mereka tidak mengetahuinya. Siswa dapat mengubah permasalahan seharihari dalam kalimat matematika tetapi ketika menyatakan simbol matematika dalam kalimat sehari-hari maknanya tidak pas. Siswa memberikan kesimpulan di akhir jawaban meskipun pengerjaannya ada sedikit kekurangan dan dalam membaca notasi matematika ada sedikit simbol yang mereka tidak mengetahuinya. Siswa sudah dapat membaca notasi matematika dengan tepat tetapi dalam menyatakan permasalahan sehari-hari dalam bahasa matematika masih ada sedikit kekurangan. Siswa memberikan kesimpulan pada akhir jawaban tetapi proses pengerjaannya kurang tepat dan dalam menyatakan simbol matematika ke dalam kalimat sehari-hari masih kurang pas. Siswa dapat mengubah permasalahan seharihari dalam simbol matematika dan dapat menyatakan simbol matematika dalam kalimat sehari-hari tanpa mengubah maknanya. Siswa dapat membaca notasi matematika dengan tepat dan memberikan kesimpulan pada akhir jawaban disertai pengerjaan tetapi ada sedikit kesalahan. Siswa dapat menyatakan simbol notasi matematika dalam kalimat sehari-hari dengan tepat dan mereka juga dapat membaca notasi matematika dengan benar. Siswa dapat menyatakan permasalahan sehari-hari dengan tepat dan memberikan kesimpulan disertai pengerjaan yang benar. Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan dengan tepat, tetapi siswa tidak dapat mendeskripsikan strategi yang akan digunakan begitu juga dalam mengevaluasi ide, mereka yakin akan jawabannya tetapi tidak memberikan alasannya. Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa commit yang ditanyakan to user dari permasalahan yang diberikan dengan tepat, siswa juga 25% 12,5% 8,33% 4,17% 25% 41,67%
27 Diskusi (1-2) dapat mendeskripsikan strategi yang akan mereka gunakan tetapi tidak memungkinkan. Ketika mengevaluasi ide, siswa memberikan alasan tetapi kurang tepat. Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui Antara dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan dengan tepat, dalam 2 dan 3 mendeskripsikan langkah yang akan (2-3) digunakan lengkap tetapi ketika mengevaluasi ide, alasan yang diberikan kurang sempurna. Siswa dapat merespon pertanyaan atau permasalahan dari guru dengan lengkap tetapi siswa tidak memberikan pendapat dan tidak bertanya. Siswa dapat memberikan respon dengan lengkap, dapat memberikan pendapat tetapi Antara kurang sempurna dan siswa tidak memberikan pertanyaan. 0 dan 1 Siswa dapat memberikan respon atas (0-1) pertanyaan yang diberikan dengan benar tetapi kurang lengkap, dalam berpendapat logis tetapi kurang lengkap dan siswa tidak pernah bertanya. Siswa dapat memberikan respon atas pertanyaan yang diberikan dengan lengkap, tetapi siswa tidak berpendapat dan tidak bertanya. Siswa dapat memeberikan respon dengan lengkap, dalam berpendapat jelas dan Antara lengkap dan siswa dapat memberikan pertanyaan tetapi kurang berbobot. 2 dan 3 Siswa dapat memberikan respon dengan (2-3) dengan benar tetapi kurang lengkap, dalam berpendapat jelas dan lengkap serta dapat memberikan pertanyaan sesuai dengan materi dan berbobot. Siswa dapat memberikan respon dengan 3 lengkap, dapat memberikan pendapat dengan lengkap dan dapat memberikan pertanyaan yang berbobot ,33% 25% 25% 12,5% 16,67% 4,17% 4,17% 12,5% Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa pada kemampuan gramatikal pada akhir siklus I baru 8,33% siswa kelas VII G mencapai level commit to user 3, untuk kemampuan sosiolinguistik baru 4,17% siswa mencapai level 3 dan
28 67 pada kemampuan strategis maksimal siswa baru mencapai level 2-3 yaitu sebanyak 33,33% siswa sedangkan untuk kemampuan diskusi, maksimal siswa dapat mencapai level 3 yaitu sebanyak 12,5% siswa. d. Refleksi Dari hasil akhir siklus 1, terlihat bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa dalam materi himpunan lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum penerapan strategi TTW. Untuk kemampuan gramatikal siswa pada akhir siklus 1 sudah bisa mencapai level 3 yaitu sebanyak 8,33% siswa, begitu pula untuk kemampuan sosiolinguistik, di akhir siklus 1 maksimal siswa sudah bisa mencapai level 3 yaitu sebanyak 4,17% siswa. Kemampuan strategis siswa meningkat 29,17% pada level 2-3 sedangkan untuk kemampuan diskusi siswa maksimal siswa dapat mencapai level 3 yaitu sebanyak 12,5% siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi TTW dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa meskipun belum mencapai indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu setidaknya 30% siswa mencapai level 3 untuk masing-masing aspek kemampuan komunikasi matematis. Oleh karena itu, peneliti masih perlu melalukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan penerapan strategi TTW untuk bisa mencapai indikator kerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dari hasil diskusi dengan guru matematika kelas VII G mengenai pelaksanaan siklus 1 dan juga catatan lapangan peneliti, dapat diketahui ada beberapa hal yang harus diperbaiki terutama dalam beberapa langkah pembelajaran, antara lain : 1) Dalam berinteraksi dengan siswa, misalnya ketika memberikan pertanyaan sebaiknya hindari jawaban siswa secara bersamaan, tetapi guru memotivasi siswa untuk tunjuk jari dan menyampaikan pendapatnya. 2) Guru hendaknya memberikan arahan kepada siswa agar dapat membuat kesimpulan dengan kalimat sendiri, sehingga dalam presentasi perwakilan kelompok tidak commit perlu to user disiapkan karton presentasi seperti
29 68 pada pertemuan 1, dengan demikian diharapkan siswa dapat menuliskan hasil diskusinya dengan bahasa dan kalimatnya sendiri. Untuk mendukung hal ini maka diperlukan perbaikan konstruksi LKS. 3) Pada saat tahap think, guru memastikan bahwa setiap siswa menuliskan strategi yang benar menurut mereka tidak hanya menuliskan apa yang belum diketahui, sehingga ketika diskusi kelompok dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengevaluasi proses yang telah dilakukan. 4) Pada saat diskusi kelompok, hendaknya siswa yang aktif diberi catatan tertentu/penghargaan agar jika siswa tidak hanya satu kali dalam memberikan respon, bertanya atau berpendapat dapat tercatat dan penilaian pada lembar observasi kemampuan diskusi siswa dapat seobjektif mungkin. 5) Pada saat forum diskusi kelas, saat kegiatan tanya jawab guru membantu siswa dengan memancing pertanyaan sehingga siswa akan termotivasi untuk bertanya tentang materi yang dipresentasikan yang kurang paham dan jelas. 6) Guru mengusahakan untuk bisa memberikan kuis individu dan membahas setiap soal pada kuis individu secara sekilas di depan kelas, sehingga dapat terlihat penggunaan simbol yang benar dan juga siswa menjadi lebih paham dan tahu jawaban yang benar. 7) Guru membagikan kuis individu kepada siswa sebelum tes akhir siklus disertai dengan pembetulan penulisan-penulisan yang salah serta komentar-komentar tertentu. 8) Sebelum menutup pelajaran agar guru berpesan kepada siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari di pertemuan yang akan datang dan mempersiapkan pertanyaan untuk ditanyakan dipertemuan yang akan datang. Dari hasil refleksi dan diskusi dengan guru mengenai pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, diperoleh beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran TTW. Oleh karena itu perencanaan tindakan untuk commit siklus to II user berdasarkan refleksi yang dilakukan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes akhir siklus. Seluruh instrumen
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar
Lebih terperinciProsiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS X MIA 1 SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Sigit
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi
Lebih terperinciBAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kegiatan observasi awal dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Agustus 2013 untuk mengetahui kondisi sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti melakukan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan langkah-langkah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan observasi terlebih dahulu di kelas VII MTs Uswatun Hasanah Mangkang Semarang. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan tanggal 17
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan sebelumnya. Setiap siklusnya dilaksanakan dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 41 Semarang Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VII/ Gasal Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 pertemuan) A Standar Kompetensi 2 Memahami bentuk,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan diawali dengan tahap pra siklus. Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal Senin,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui metode Course Review Horray di kelas III MI Miftahul
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas, maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Negeri 3 Pakem berlokasi di Dusun Pojok, Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di M.Ts. Tarbiyatul Islamiyah (Taris) Lengkong yang letaknya di Desa Lengkong, Batangan, Pati, Jawa Tengah. M.Ts. ini berstatus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk satu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan disajikan uraian hasil penelitian. Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang terdapat pada bab I. Sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang berlangsung di sekolah, merupakan interaksi aktif antara guru dan siswa. Tugas dan tanggung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tindakan 1. Prasiklus Berdasarkan data yang diperoleh, pada pembelajaran prasiklus ini guru masih menggunakan metode konvensional yaitu peserta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Siklus I Pada siklus I penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data sebagai berikut. a. Perencanaan Pada perencanaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Setting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Setting Penelitian menjelaskan tentang lokasi berlangsungnya penelitian, pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Banyubiru 01 di Dusun Kampung Rapet, Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan akan selalu berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses penambahan informasi dalam upaya membelajarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer
Lebih terperinciBab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Perencanaan Pembelajaran. dipersiapkan diantaranya:
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Pembelajaran Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan atau
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) disebutkan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau atau berita antara
Lebih terperinciDIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY
87 L A M P I R A N 88 Lampiran 1 DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY DENGAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK ( PTK Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Madrasah SMP Takhassus Al- Qur an didirikan oleh yayasan Al-Asy ariyyah pada tahun 1989 dengan status Terakreditasi B. SMP Takhassus Al-Qur an
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
16 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C MTs Ma arif NU 1 Jatilawang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 42 siswa, terdiri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa
Lebih terperinciA. Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Bhaktiyasa Singaraja Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII / Ganjil Tahun Ajaran : 2013-2014 A. Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Melalui penerapan strategi pembelajaran Think Talk write dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 11 Palembang dimulai dari tanggal 10 Agustus 2015 s/d 1 Oktober 2015. Kegiatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN Deskripsi mengenai hasil penelitian merupakan jawaban atas rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Tempat Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Bayat yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 25 siswa.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini diamati tentang penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi SPLDV kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan untuk proses pembelajaranyaitu tanggal 16, 17 dan 18 Oktober 2012 dan satu kali pertemuan untuk
Lebih terperinciGambar 4.1 Diagram Persentase ketuntasan siswa pada prasiklus
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Prasiklus Proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan, guru hanya mengajar dengan ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, sehingga guru lebih aktif
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu dilakukan pengamatan langsung saat pembelajaran IPA dan kegiatan wawancara dengan guru
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA Dhian Arista Istikomah FKIP Universitas PGRI Yogyakarta E-mail: dhian.arista@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi pembelajaran di kelas II MI Raudlatussibyan Sampang Karangtengah Demak pada hari Senin
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dalam Mata Pelajaran PKn Organisasi Pemerintahan Pusat 1. Hasil Penelitian Siklus I Siklus
Lebih terperinciJamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Mind Mapping pada mata pelajaran PKn kelas V di MI Nurul Islam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan observasi terlebih dahulu di kelas VIII MTs Uswatun Hasanah Mangkang Semarang. Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gadingrejo yang
16 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gadingrejo yang berlokasi di Jl. Raya Mataram Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Subjek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemahaman siswa sebelum maupun sesudah diterapkannya strategi Everyone
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Persiklus Hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes tertulis. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pra Siklus a. Pelaksanaan Tindakan Tabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pembelajaran Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 88 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Tahap pra siklus dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti melakukan
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 3 Kurau Sejarah berdirinya sekolah SMPN 3 KURAU yaitu pada tahun 2006 awal mulanya sekolah tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu
50 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Siklus I 1. Implementasi Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu pada tanggal 16 September 2014. Pembelajaran pada siklus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan melalui tahap dan proses yang terstruktur.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Deskripsi Kondisi Awal SMK Negeri 1 Amlapura terletak di Jalan Veteran, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, Bali. Sekolah ini merupakan sekolah kejuruan pertama
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap nilai belajar matematika siswa. Nilai belajar siswa didapatkan dari salah satu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah MTs Negeri Surakarta II kelas VIIC dengan jumlah 40 siswa (20 laki-laki dan 20 perempuan).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk meningkatkan pemahaman IPS materi Koperasi bagi siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Pemahaman Materi Perjuangan Melawan Penjajah Jepang Melalui Metode Pembelajaran
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMP XXX : Matematika : VIII / Gasal Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan
113 BAB V PEMBAHASAN A. Kevalidan Perangkat Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran di dalam RPP dirancang untuk mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan penalaran induktif
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MTs Al Asror 1. Sejarah berdiri MTs Al Asror MTs Al Asror Gunungpati Semarang didirikan pada tahun 1987, yang mana dahulu MTs Al Asror hanya mempunyai
Lebih terperinciBAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan
29 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Satap Mootilango khususnya pada materi Wujud Zat dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),
Lebih terperinciBAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penelitian ini dalam pelaksanaannya melalui tahap pratindakan dengan melakukan observasi, wawancara, dan uji pratindakan. Hasil wawancara dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI
PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI Oleh: Cendika M Syuro Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM email: cendikahusein@yahoo.com
Lebih terperinci