PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI"

Transkripsi

1 PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI Oleh: Cendika M Syuro Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM cendikahusein@yahoo.com Sri Mulyati Dosen Jurusan Matematika FMIPA UM Askury Dosen Jurusan Matematika FMIPA UM ABSTRAK: Dalam tulisan ini diceritakan tentang penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Al-Maarif 01 Singosari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.. Dalam penelitian terdapat dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode PBL adalah (1) tahap kooperatif dimana siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, (2) orientasi siswa kepada masalah, yaitu pemberian masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, (3) pengorganisasian siswa untuk belajar mandiri dalam kelompok, (4) membimbing penyelidikan secara kelompok dengan menggunakan LKS untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, dan (5) mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi melalui kegiatan presentasi di depan kelas. Peningkatan hasil belajar matematika siswa dari hasil nilai tes pra tindakan 63,73 dan meningkat pada siklus I menjadi 74,85, pada siklus II meningkat sebesar Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar, Pecahan. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan, yaitu suatu usaha manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran sehingga dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan kualitas kehidupan yang lebih baik. Program yang disusun secara rinci sehingga menggambarkan kegiatan siswa di sekolah dengan bimbingan guru disebut kurikulum (Hudojo, 2003:3). Kurikulum dalam dunia pendidikan selalu berkembang, salah satu kurikulum yang dikembangkan dalam pendidikan yang terbaru yaitu kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan tujuan yang ingin dicapai adalah peserta didik mampu mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama (BSNP, 2006 : 1). Dengan terciptanya tujuan tersebut diharapkan peserta didik memiliki kemampuan dalam memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan dalam keadaan yang kompetitif. Penerapan KTSP pada

2 sekolah-sekolah sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumya yang cenderung teacher-oriented daripada student-oriented dalam proses belajarnya. Untuk memenuhi target dari kurikulum tersebut maka diperlukan strategi atau model pembelajaran yang menyenangkan ( pembelajaran yang aktif, kreatif, dan efektif) dalam upaya meningkatkan pola pikir dan potensi siswa. Berdasarkan observasi langsung di MTs Al-Maarif 01 Singosari yang dilaksanakan pada tanggal 8-9 Mei 2012, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan (pengerjaan soal) secara individu. Siswa mendengar dan mencatat apa yang guru sampaikan kemudian mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Saat guru bertanya, siswa yang menjawab hanya satu atau dua orang, jawaban mereka pun cenderung asalasalan bahkan terkesan main-main. Ketika guru menerangkan, hampir sebagian besar siswa tidak mendengarkan, bahkan mereka sibuk dengan kegiatan lain seperti bolak-balik ke kamar mandi, menyanyi atau mengganggu siswa lain. Ketika diminta mengerjakan soal, ada beberapa siswa yang hanya menunggu jawaban dari teman atau bahkan menunggu jawaban guru saat soal tersebut dibahas secara bersama-sama, jarang sekali terlihat adanya diskusi antar siswa dalam upaya memecahkan masalah. Saat guru bertanya kegunaan mempelajari materi yang sedang dipelajari, tidak ada siswa yang menjawab pertanyaan guru tersebut, ini berarti siswa belum mengerti mengenai kegunaan mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini akan membuat siswa cenderung pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peran guru lebih dominan dibanding peran siswa, tentu hal ini berolak belakang dengan kurikulum yang ditetapkan saat ini. Berdasarkan hasil dokumentasi yang didapatkan dari guru matematika kelas VII, diketahui bahwa nilai rata-rata terakhir pada mata pelajaran matematika kelas tersebut adalah 63,73 yang masih berada di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) sekolah tersebut yaitu 75. Jumlah siswa yang mencapai Standar Ketuntasan Minimal adalah 37,20% dari 43 siswa. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi siswa kelas VIIF MTs Al-Maarif 01 Singosari, dibutuhkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan dan menggali pengetahuan siswa secara maksimal. Selain itu juga dapat mengaktifkan siswa untuk belajar bersama-sama sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsep yang diajarkan dan mampu mengkomunikasikan ide yang dimiliki baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dalam menyelesaikan permasalahan di atas adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Arends (dalam Trianto, 2007:68) menyatakan bahwa PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa dengan menggunakan masalah dalam dunia nyata yang bertujuan untuk menyusun pengetahuan siswa, melatih kemandirian dan rasa percaya diri, dan mengembangkan keterampilan berpikir siswa dalam pemecahan masalah. Sementara itu menurut Sumiati dan Asra (2007 : 57) hasil belajar yang dicapai dengan orientasi pada masalah lebih tinggi nilai kemanfaatannya dibandingkan dengan belajar melalui pembelajaran konvensional. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya bagaimana penerapan pembelajaran Problem Based Learning yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa MTs Al-Maarif 01 Singosari kelas VII?

3 METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena masalah yang muncul berasal dari penelitian di kelas dan selanjutnya dilakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tempat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian adalah MTs Al- Maarif 01 Singosari tepatnya di kelas VII F yang sekaligus dijadikan subyek penelitian. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini mutlak diperlukan karena peneliti merupakan instrumen utama yang berperan sebagai perencana tindakan, pemberi tindakan, pengamat, pengumpul data, penganalisis data, dan sekaligus pelapor hasil penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh dari : (1) Hasil tes yaitu nilai pra tindakan dan pasca tindakan, (2) Hasil observasi selama kegiatan pembelajaran, (3) Catatan lapangan, (4) Hasil wawancara. Adapun instrumen penelitian yang digunakan meliputi (1) RPP, (2) LKS, (3) Tes, kriteria keberhasilan hasil belajar ditentukan dengan cara melihat adanya peningkatan hasil tes siswa. Jika hasil tes dari 75% siswa meningkat 2 poin di atas SKM dan hasil rata-rata siswa mencapai angka 75 maka penelitian ini dikatakan berhasil. Perhitungan nilai rata-rata siswa adalah sebagai berikut : = Keterangan : = Skor akhir, Tk 1 = Tugas kelompok 1, Tk 2 = Tugas kelompok 2, TA = Tes Akhir. (4) Lembar observasi, kriteria keberhasilan aktivitas guru dan siswa ditentukan dengan lembar observasi yang di isi oleh pengamat. Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase. Skor yang diperoleh masing-masing deskriptor ditunjukkan dan hasilnya disebut jumlah skor. Selanjutnya dihitung persentase nilai rata-ratanya dengan rumus sebagai berikut. skor yang didapat Persentase nilai rata-rata (NR) = 100% skor maksimal Guru dan siswa dinyatakan melaksanakan pembelajaran dengan baik jika berdasarkan lembar observasi mendapat skor dari pengamat minimal berkriteria baik yaitu lebih besar sama dengan 60%. (5) Catatan Lapangan, (6) Lembar wawancara. Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini adalah tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini akan akan dilaksanakan penelitian sesuai yang dikemukakan para ahli secara garis besar ada empat tahapan yang harus dilalui yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Berdasarkan hasil refleksi siklus I ini akan ditentukan berlanjut ke siklus II atau tidak. Jika berlanjut ke siklus II maka pada siklus II akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah dari siklus I, begitu seterusnya.

4 HASIL Pembelajaran yang biasa diterapkan di kelas VII MTs Al-Maarif 1 Singosari yaitu guru menerangkan materi pembelajaran hari ini kemudian siswa mencatat apa yang disampaikan atau menulis ulang apa yang ditulis guru di papan tulis selanjutnya guru memberi tugas dan siswa mengerjakan tugas tersebut. Guru juga memaparkan bahwa ketika mengajar jarang sekali menerapkan metode pembelajaran yang bermacam-macam. Hal ini disebabkan target terselesaikannya seluruh materi selama satu semester yang harus terpenuhi. Guru juga menyampaikan bahwa di sekolah tersebut tidak ada pengelompokan siswa unggulan sehingga dalam satu kelas terdiri dari berbagai macam siswa dengan kemampuan yang heterogen. Perlakuan tiap kelas pun sama, dalam arti tidak ada perlakuan khusus untuk kelas-kelas tertentu. Standar Ketuntasan Minimum (SKM) untuk bidang studi matematika di MTs Al-Maarif 01 Singosari adalah 75. Nilai ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan hasil tes siswa yang telah didapat selama ini. Peneliti menyampaikan bahwa dalam penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran PBL diawali dengan pemberian masalah yang terkait dengan dunia nyata yang mampu mengarahkan atau membimbing siswa untuk memahami suatu materi baik secara kelompok maupun individu. Menurut salah seorang guru mata pelajaran matematika, PBL belum pernah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran matematika di MTs Al-Maarif 01 Singosari. Dari hasil negosiasi dengan guru tersebut, beliau memberi izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dengan salah satu kelas yang dijadikan obyek penelitian Berdasar kesepakatan antara peneliti dengan guru mata pelajaran, peneliti mendapat izin untuk mengadakan penelitian di kelas VIIF setiap hari Selasa jam dan hari Kamis jam Peneliti menyampaikan bahwa penelitian akan dimulai hari Selasa, 27 November 2012 dengan materi pecahan yang sesuai dengan materi yang harus ditempuh siswa kelas VII. SIKLUS I Hasil observasi secara keseluruhan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) menghasilkan skor rata-rata 33,6. Hal ini berarti taraf keberhasilan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran termasuk dalam kategori baik. Sedangkan aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) pada siklus I menghasilkan skor rata-rata 32,8. Hal ini berarti taraf keberhasilan aktivitas guru selama kegiatan pebelajaran termasuk dalam kategori kurang baik. Berdasar hasil tes dari 41 siswa kelas 7F MTs Al-Maarif 01 Singosari yang mengikuti tes I terdapat 24 siswa atau 56,53% siswa yang mencapai nilai standar keberhasilan belajar individual yang ditentukan oleh peneliti yaitu 77. Sedangkan siswa yang belum mencapai nilai sesuai standar ketuntasan keberhasilan individual sebanyak 17 siswa atau 41,47%. Dari aspek kognitif yang telah ditentukan, sebanyak 28 siswa atau 82,35% siswa telah mencapai standar ketuntasan dan 6 orang siswa atau 17,65% belum mencapai standar ketuntasan tersebut. Namun secara klasikal, hasil rata-rata antara nilai LKS dan tes akhir

5 mencapai nilai 87,25. Jika dibandingkan dengan rata-rata hasil tes sebelum tindakan maka rata-rata hasil tes siswa pada siklus I meningkat sebesar 11,12 poin dari 63,73 menjadi 74,85. Karena kriteria keberhasilan belum tercapai maka akan dilanjutkan pada siklus II. SIKLUS II Hasil observasi secara keseluruhan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) menghasilkan skor rata-rata 44,115. Hal ini berarti taraf keberhasilan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) pada siklus I menghasilkan skor rata-rata 40,67. Hal ini berarti taraf keberhasilan aktivitas guru selama kegiatan pebelajaran termasuk dalam kategori baik. Berdasar hasil tes dari 41 siswa kelas 7F MTs Al-Maarif 01 Singosari yang mengikuti tes I terdapat 31 siswa atau 75,61% siswa yang mencapai nilai standar keberhasilan belajar individual yang ditentukan oleh peneliti yaitu 77. Sedangkan siswa yang belum mencapai nilai sesuai standar ketuntasan keberhasilan individual sebanyak 17 siswa atau 24,39%. Dari aspek kognitif yang telah ditentukan, sebanyak 30 siswa atau 87,46% siswa telah mencapai standar ketuntasan dan 3 orang siswa atau 12,54% belum mencapai standar ketuntasan tersebut. Namun secara klasikal, hasil rata-rata antara nilai LKS dan tes akhir mencapai nilai 87,32. Jika dibandingkan dengan rata-rata hasil tes pada siklus I maka rata-rata hasil tes siswa pada siklus I meningkat sebesar 11,66 poin dari 74,85 menjadi 86,51. Karena kriteria yang diterapkan peneliti telah tercapai pada siklus II maka penelitian ini dihentikan pada siklus II. Beberapa temuan penelitian yang didapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Temuan pada Siklus I a. Aktivitas peneliti sebagai pelaku pelaksanaan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) secara keseluruhan masuk dalam kategori baik. b. Aktivitas siswa sebagai subyek dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) masuk dalam kategori sedang. c. Pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) baru pertama kali diterapkan di MTs Al-Maarif 01 Singosari sehingga di awal pertemuan siswa masih mengalami kebingungan dan butuh waktu untuk beradaptasi. d. Respon siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) memberikan tanggapan yang positif. e. Siswa lebih senang dan merasa lebih mudah memahami mengenai suatu materi yang sedang diajarkan jika dalam proses pembelajarannya dikaitkan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. f. Berdasarkan hasil tes I, persentase siswa yang tuntas belajar adalah 58,53% dan siswa yang tidak tuntas belajar adalah 41,47%. Dari aspek kognitif yang telah ditentukan, sebanyak 82,35% siswa tuntas belajar dan 17,65% siswa tidak tuntas belajar.

6 g. Adanya tes yang dilakukan pada akhir siklus dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL). 2. Temuan pada Siklus II a. Aktivitas peneliti sebagai pelaku pelaksanaan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) secara keseluruhan masuk dalam kategori sangat baik. b. Aktivitas siswa sebagai subyek dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) masuk dalam kategori sangat baik. c. Siswa lebih tertib dalam pembelajaran, lebih berani bertanya atau menanggapi saat diskusi kelas berlangsung, dan lebih berperan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. d. Berdasarkan hasil tes II, persentase siswa yang tuntas belajar adalah 75,61% dan siswa yang tidak tuntas belajar adalah 24,39%. Dari aspek kognitif yang telah ditentukan, sebanyak 87,46% siswa tuntas belajar dan 12,54% siswa tidak tuntas belajar. e. Siswa tetap dapat mengikuti pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL) dengan baik namun siswa berpendapat bahwa metode ini cenderung membosankan jika diterapkan dalam jangka waktu yang lama. PEMBAHASAN Pada awal pembelajaran, penerapan metode Problem Based Learning (PBL) kurang berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan siswa membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru. Siswa juga kerap kali menunjukkan sikap kurang setuju terhadap aturan-aturan yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran. Akan tetapi seiring dengan berjalannya proses pembelajaran, siswa mulai bisa beradaptasi dengan metode baru yang digunakan. Proses adaptasi ini juga tak lepas dari peran guru sebagai pengontrol kondisi kelas. Masalah yang diberikan kepada siswa dalam metode PBL merupakan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pemberian masalah dalam konteks dunia nyata ini bertujuan agar siswa mampu membangun sendiri pengetahuan baru yang diterimanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2007:67) bahwa pembelajaran berdasarkan masalah menyajikan situasi masalah yang otentik dan bermakna kepada siswa sehingga dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Melalui permasalahan yang diberikan, siswa akan berusaha menyelesaikan masalah tersebut berdasarkan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya sehingga siswa mampu menemukan keterkaitan antara materi terdahulu dengan materi baru yang sedang mereka pelajari. Tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) yang diterapkan peneliti dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa diuraikan sebagai berikut :

7 a. Orientasi siswa kepada masalah Pada tahap ini peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengaitkan dengan materi prasyarat melalui tanya jawab langsung kepada siswa. Setelah itu, peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar mampu bekerja sama dengan baik dengan teman dalam satu kelompok. Pemberian motivasi ini dengan harapan bahwa siswa akan lebih terpacu dalam mengerjakan tugas yang diberikan serta meningkatkan komunikasi antar siswa. Langkah terakhir pada tahap ini adalah pemberian masalah kepada setiap kelompok. Penyajian masalah ini berupa soal yang terdapat dalam LKS yang telah disiapkan oleh peneliti. Masalah yang dibuat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Lenterak (2012) yang mengatakan bahwa LKS berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Pada tahap ini peneliti membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang siswa. Setelah kelompok terbentuk dan masingmasing siswa duduk sesuai dengan kelompoknya, peneliti membagikan tugas belajar berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berisi masalah-masalah yang harus diselesaikan oleh siswa melalui diskusi kelompok. Pada pertemuan pertama, siswa merasa kurang berkenan ketika guru menentukan kelompok belajar yang bukan keinginan mereka sendiri. Siswa secara spontan melakukan berbagai bentuk protes kepada guru dengan cara mengeluh atau merayu agar dikelompokkan dengan teman yang diinginkan, bahkan siswa ada yang tidak mau beranjak dari tempat duduknya karena merasa kurang cocok dengan teman dalam satu kelompoknya. Mengetahui hal ini, guru berusaha memberikan motivasi kepada siswa mengenai pentingnya bekerja sama dengan siapapun. Suprijono (2009 : 66) mengatakan bahwa guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerja sama di dalam kelompok. Penyelesaian tugas kelompok harus merupakan tujuan kelompok. Mendengar penjelasan dari guru, siswa mulai berkelompok dengan anggota yang sudah ditentukan. Namun pada pertemuan pertama siklus I, pengelompokan siswa ini memakan waktu yang lebih lama dibanding dengan perkiraan waktu yang telah ditentukan oleh peneliti. Untuk pertemuan selanjutnya, guru tidak lagi mengalami kesulitan berarti pada saat pengaturan kelompok. Guru selalu mengecek apakah siswa telah berkumpul sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan, bahkan pada pertemuan ke-3 dan ke-4 guru tidak lagi menyebutkan nama-nama siswa dalam satu kelompok. Siswa telah mengingat anggota kelompoknya ketika guru meminta mereka untuk melakukan kegiatan diskusi seperti pertemuan sebelumnya. c. Membimbing kelompok belajar dan bekerja Pada tahap ini peneliti membimbing siswa dalam pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti berkeliling ke tiap-tiap kelompok untuk menanyakan apakah ada bagian yang dirasa sulit atau membingungkan. Jika siswa mengalami kesulitan, peneliti bertindak sebagai pengarah dengan memberi arahan atau pertanyaan pancingan sehingga siswa bisa menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Peneliti juga mendorong siswa untuk mendiskusikan kesulitan yang mereka hadapi dengan anggota kelompoknya sebelum bertanya kepada guru. Peneliti meminta kepada setiap siswa untuk berperan aktif dalam

8 kegiatan diskusi kelompok sehingga tidak ada siswa yang hanya menunggu jawaban dari teman lain yang dirasa lebih pintar. Pada kelas ini, para siswa dibagi ke dalam sembilan kelompok, masingmasing kelompok terdiri atas 4-5 orang. Kelompok dalam jumlah besar ini memerlukan keahlian khusus dari guru untuk mengatur kegiatan siswa. Menurut Rusmono (2012 : 75) untuk kelas yang banyak kelompok, para tutor harus mengembangkan strateginya, yang meliputi : a) mengembangkan aktivitas kelompok yang terdefinisi dengan baik, b) menggunakan masalah yang memungkinkan intervensi instruktur pada titik-titik penting untuk melibatkan kelas dalam diskusi dan atau klarifikasi, dan c) tutor berjalan di sekitar kelas untuk membantu kelompok yang memiliki tanda-tanda tidak berfungsi, seperti pembicaraan yang tidak sesuai dengan tugas, setiap siswa tidak ambil bagian dalam diskusi atau sebaliknya mendominasi, dan sebagainya. Pendapat inilah yang digunakan peneliti sebagai guru dalam kegiatan memonitor kelompok selama kegiatan penelitian berlangsung. d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pada tahap ini peneliti meminta siswa untuk melaporkan atau mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Peneliti bertindak sebagai pengatur jalannya diskusi. Hampir pada setiap siklus, siswa seringkali merasa gugup atau malu ketika diminta untuk presentasi di depan kelas. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan kegiatan presentasi selama kegiatan pembelajaran. Suara yang pelan ketika membacakan hasil diskusi, tidak berani menatap penonton diskusi kelas, dan juga ketidakberanian membacakan hasil diskusi merupakan bukti bahwa siswa belum terbiasa dengan kegiatan ini. Peranan guru dalam kegiatan ini sangat penting. Guru bertindak sebagai pengatur jalannya diskusi kelas, termasuk ketika kelompok yang presentasi kurang siap dengan tindakan yang harus dilakukannya. Ketika siswa nampak kebingungan untuk membacakan hasil diskusi, guru menuntun siswa dengan cara menunjukkan bagian dari LKS yang harus mereka sampaikan, kemudian guru meminta perhatian dari siswa lain agar mereka mendengarkan jawaban dari kelompok yang presentasi. Guru juga menentukan kelompok mana yang harus menanggapi jawaban dari kelompok yang presentasi ketika siswa tidak ada yang memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap hasil diskusi. Untuk memotivasi siswa agar terlibat aktif, guru menyampaikan akan memberikan tambahan skor ketika siswa memiliki inisiatif untuk bertanya atau menanggapi jawaban hasil diskusi dari kelompok yang presentasi. Pemberian skor ini akan membuat siswa merasa dihargai dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Pada tahap ini peneliti bersama siswa mendiskusikan jawaban yang tepat dari pertanyaan yang tercantum dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Selanjutnya peneliti bersama siswa juga membuat kesimpulan terhadap kegaiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Meskipun pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh peneliti. Kendala-kendala tersebut terjadi pada siklus I maupun siklus II. Kendala yang dihadapi oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran akan menjadi bahan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

9 Beberapa kendala yang dihadapi serta solusi yang diterapkan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1 Kendala dan Solusi Selama Pelaksanaan Pembelajaran Problem Based Learning Kendala Sebagian siswa tidak setuju dengan pembagian anggota kelompok yang dilakukan oleh guru sehingga memerlukan lebih banyak waktu dalam tahap ini. Siswa cenderung individual dalam proses pengerjaan LKS. Siswa belum terbiasa presentasi di depan kelas. Siswa kurang aktif dalam bertanya maupun menyampaikan pendapat. Proses adaptasi terhadap metode pembelajaran yang baru membutuhkan lebih banyak waktu sehingga pada pelaksanaannya kurang sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Solusi Memberi pemahaman kepada siswa bahwa bekerja sama hendaknya mampu dilakukan dengan siapa saja. Perlu adanya upaya pembiasaan berkelompok dalam kegiatan pembelajaran. Ketika siswa mengalami kesulitan, guru tidak langsung menjawab tetapi meminta siswa untuk mendiskusikan jawaban dengan teman dalam kelompoknya. Membimbing siswa dalam mengutarakan pendapat serta memberi motivasi untuk lebih percaya diri. Menunjuk langsung siswa untuk bertanya atau menganggapi jawaban dari kelompok yang presentasi serta memberikan poin tambahan bagi siswa yang berperan aktif dalam pembelajaran. Bertindak lebih tegas dalam kegiatan pembelajaran serta lebih aktif dalam upaya mengontrol siswa dan situasi kelas. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan keterlaksanaan Problem Based Learning (PBL) yang telah dijabarkan sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Langkah langkah Problem Based Learning (PBL) yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Al-Maarif 01 Singosari yaitu : (a) memberikan masalah dalam bentuk LKS pada masing-masing siswa, (b) membagi siswa dalam kelompok, (c) membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok dalam upaya pengerjaan LKS, (d) meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, dan (e) mendiskusikan jawaban yang tepat dari pertanyaan yang tercantum dalam LKS serta membuat kesimpulan. 2. Penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 7F MTs Al-Maarif 01 Singosari pada materi pecahan. Peningkatan hasil belajar ini terlihat dari adanya peningkatan hasil tes siswa yang dilaksanakan pada tiap akhir siklus. Pada siklus I sebanyak 58,53% siswa mengalami peningkatan nilai sebanyak 2 poin di atas SKM sedangkan pada siklus II mencapai angka 75,61%. Dari segi kognitif yang telah ditentukan oleh peneliti, pada siklus I sebanyak 82,35% siswa tuntas belajar dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 87,46% sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I diperoleh skor 33,6 yang berarti skor ini termasuk dalam kategori taraf keberhasilan baik, untuk hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II memperoleh skor rata-rata 44,115 yang termasuk dalam kategori taraf keberhasilan sangat baik. Berdasarkan hasil catatan lapangan ditunjukkan bahwa siswa mengalami perubahan dalam

10 hal keaktifan maupun interaksi sosial antar teman. Siswa nampak lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam hal bertanya, menjawab, menyampaikan pendapat, maupun diskusi kelompok. Dan berdasar hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa antusiasme siswa terhadap pembelajaran matematika meningkat jika dibandingkan dengan sebelumnya yang akhirnya berdampak terhadap hasil belajar mereka. Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti mengajukan beberapa saran agar menjadi masukan yang berguna, diantaranya : 1. Guru dapat menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika di sekolah. Metode ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari segi kognitif maupun afektif. 2. Untuk mengatasi kebosanan yang dialami siswa pada siklus I sekaligus membiasakan siswa berkelompok dengan siswa lain, hendaknya peneliti yang ingin menerapkan PBL dalam pembelajaran melakukan pergantian anggota kelompok untuk siklus berikutnya. DAFTAR RUJUKAN BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas Hudojo, Herman Pengembangan Kurikulum dalam Pembelajaran Matematika. Malang : UM. Lenterak Diakses 20 Januari 2013 Pannen, dkk Konstrutivistik Dalam Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. Rusmono Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor : Ghalia Indonesia. Sumiati dan Asra Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima. Suprijono, Agus Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Trianto Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Jakarta : Prestasi Pustaka.

11

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu 50 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Siklus I 1. Implementasi Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu pada tanggal 16 September 2014. Pembelajaran pada siklus

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah di persiapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT DWI ASTUTI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT (STAD) Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah dan Susilo, Peningkatan Prestasi Belajar Penjumlahan Pecahan, 81 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA Citra Veronika, Djoko Adi Susilo, Tri Candra Wulandari Universitas Kanjuruhan Malang veronikacitra11@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 10 MALANG DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 10 MALANG DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 10 MALANG DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING ARTIKEL Oleh: JERRY JEKSON 608311454738 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG Umar Wirahadi Kusuma Universitas Negeri Malang Pembimbing

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA AL-HUDA PEKANBARU Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** )

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil penelitian pra siklus. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 November 2010 dengan guru mata pelajaran biologi tingkat hasil belajar

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN Oleh: Raras Dwi Asri 11144100129 Pendidikan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI A. Pembahasan 1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan tabel 4.4. yang terdapat pada bab IV tentang hasil analisis guru selama kegiatan belajar mengajar model

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar KONSTRUKTIVISME, Vol. 9, No. 2, Juli 2017 p-issn: 1979-9438; e-issn: 2442-2355 FKIP Universitas Islam Balitar, Blitar Http://konstruktivisme.unisbablitar.ejournal.web.id; Email: konunisba@gmail.com PENERAPAN

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA MATERI SEGIEMPAT PADA SISWA SMP NEGERI 5 GERUNG

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA MATERI SEGIEMPAT PADA SISWA SMP NEGERI 5 GERUNG PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA MATERI SEGIEMPAT PADA SISWA SMP NEGERI 5 GERUNG Asmaul Hafizah 1 & Ade Kurniawan 2 1 Pemerhati Pendidikan Matematika 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting yang diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI MTs AL IMAN BABADAN PONOROGOTAHUN PELAJARAN 2013/2014 Choyul

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Abdul Karim, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018 Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018 Nehru dan Nurfathurrahmah Abstrak: Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang

Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang Upaya Meningktakan Tahap Berpikir Siswa pada Materi Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Melalui Pembelajaran Geometri van-hiele Kelas VIII di MTs NW Lepak Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV Fida Rahmantika Hadi fidarahmantika88@ikippgrimadiun FIP IKIP PGRI MADIUN Abstract The purpose

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pembelajaran Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 88 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 1 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) , Ps. 304,

Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) , Ps. 304, PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE SILIH TANYA PADA MATERI POKOK LINGKARAN Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) 8296427, 8290009 Ps. 304, 0318297677 email

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Sri Rahyuni, Lukman Nadjamuddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini diamati tentang penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi SPLDV kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 25 siswa.

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang harus diperoleh sejak dini. Dengan memperoleh pendidikan, manusia dapat meningkatkan dirinya

Lebih terperinci

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA di KELAS VII-A SMP KATOLIK FRATERAN CELAKET 21 MALANG

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA di KELAS VII-A SMP KATOLIK FRATERAN CELAKET 21 MALANG PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA di KELAS VII-A SMP KATOLIK FRATERAN CELAKET 21 MALANG Yunita Selviana Tany*, Tri Hapsari Utami** Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pra siklus dilaksanakan pada

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2012. Pada tahap ini yang diobservasi adalah siswa kelas IV dengan materi Pecahan

Lebih terperinci

Pi: Mathematics Education Journal 8

Pi: Mathematics Education Journal  8 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DI SMP ISLAM SOERJO ALAM Enny Ristanty 1, Riski Nur Istiqomah Dinnullah 2, Nur Farida

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Pada tahap ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang penerapan model inquiry dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Tindakan Kelas 1. Pra Siklus Berdasarkan keterangan dari Bp. Drs. Urip Ribowo selaku guru matematika kelas VIII A MTs. Assalafiyah Luwungragi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani, (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yag dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan observasi terlebih dahulu di kelas VIII MTs Uswatun Hasanah Mangkang Semarang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX-E MTS NEGERI 2 MATARAM PADA MATERI PELUANG TAHUN

Lebih terperinci

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X D SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD YANG DIINTERVENSI DENGAN STRATEGI INKUIRI Abas Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI SD

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Hasil dokumentasi peneliti pada tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika di MI AN-NUR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

KAJIAN KESULITAN MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH STATISTIKA ELEMENTER

KAJIAN KESULITAN MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH STATISTIKA ELEMENTER KAJIAN KESULITAN MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH STATISTIKA ELEMENTER Yusri Wahyuni 1 dan Fauziah 2 1,2) Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Lebih terperinci

Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM

Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM PENERAPAN METODE DEMONTRASI PADA MATERI THREE-DIMENSIONAL SPACE DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-6 (KELAS BILINGUAL) SMA NEGERI 10 MALANG Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama yang wajib dipenuhi dalam upaya peningkatan taraf hidup bermasyarakat. Dari pendidikan inilah diperoleh perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR KONSEP ZAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) Noorhidayati,

Lebih terperinci

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study Indah Panca Pujiastuti Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Profil Madrasah a. Nama Madrasah : MI Nurul Yaqin b. Alamat 1) Jalan/desa : Kedung Cowek VI/38 2) Kecamatan : Bulak 3) Kabupaten

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah* 1 IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR Oleh Arif Firmansyah* Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester III. METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester genap tahun pelajaran 2010-2011. Jumlah siswa pada kelas tersebut ada 32 orang

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Atik Dwi Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: atikdwi_kurniati@gmail.com

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SEGI EMPAT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PERPADUAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PERPADUAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VIII PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PERPADUAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VIII Umi Nuriyatun Khasanah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2) BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus

Lebih terperinci