BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penelitian ini dalam pelaksanaannya melalui tahap pratindakan dengan melakukan observasi, wawancara, dan uji pratindakan. Hasil wawancara dengan guru sebelum pratindakan memberikan informasi bahwa pada tahun ajaran 2013/2014, siswa kelas V SDN Karangasem IV Surakarta mengalami kesulitan dalam mengklasifikasikan pesawat sederhana. Hasil wawancara tersebut dikuatkan dengan nilai hasil ulangan pesawat sederhana yang kurang optimal. Sejumlah 70,27% atau 26 dari 37 siswa belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Data nilai ulangan IPA materi pesawat sederhana disajikan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1. Frekuensi Nilai Ulangan Pesawat Sederhana siswa kelas V Tahun 2013/2014 No Rentang Frekuensi Nilai Fi.Xi Persentase Keterangan Nilai (Fi) Tengah (Xi) ,5 69 5,41% Tidak Tuntas ,5 222,5 13,51% Tidak Tuntas , ,03% Tidak Tuntas ,5 580,5 24,32% Tidak Tuntas ,5 521,5 18,92% Tuntas , ,81% Tuntas Jumlah Siswa 37 Rata-rata 58,78 Nilai Terendah 35 Nilai tertinggi 85 Tingkat ketuntasan 29,73% Tingkat ketidaktuntasan 70,27% (data selengkapnya pada lampiran 3 halaman 107) commit to user 58

2 59 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa 11 dari 37 siswa atau 29,73% siswa dapat mencapai KKM (70), sedangkan 26 siswa lainnya atau 70,27% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada ulangan IPA materi pesawat sederhana yaitu 58,78 dengan nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 85. Hasil ulangan IPA materi pesawat sederhana menggambarkan bahwa pemahaman materi pesawat sederhana sebagian besar siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 masih rendah. Berikut disajikan grafik persentase ketuntasan ulangan IPA materi pesawat sederhana siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 pada gambar 4.1. Tuntas, 29.73% Tidak tuntas, 70.27% Gambar 4.1. Diagram Persentase Ketuntasan Ulangan Pesawat Sederhana Tahun 2013/2014 Data frekuensi nilai ulangan IPA materi pesawat sederhana siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 yang terlihat pada tabel 4.1. dapat disajikan dalam grafik seperti pada gambar 4.2. commit to user

3 FREKUENSI INTERVAL NILAI Gambar 4.2. Grafik Nilai Ulangan Pesawat Sederhana Tahun 2013/2014 Berpijak dari grafik 4.2., dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai pada interval nilai sebesar 5,41% (2 siswa), nilai sebesar 13,51% (5 siswa), nilai sebesar 27,03% (10 siswa), nilai sebesar 24,32% (9 siswa). Siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai sebesar 18,92% (7 siswa), dan interval nilai sebesar 10,81% (4 siswa). Berdasarkan data di atas, maka peneliti melakukan uji pratindakan kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN Karangasem IV Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Hasil uji pratindakan kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 disajikan dalam tabel 4.2. commit to user

4 Tabel 4.2. Frekuensi Nilai Uji Pratindakan Kemampuan Mengklasifikasikan Pesawat Sederhana Siswa Kelas V No Rentang Frekuensi Nilai Fi.Xi Persentase Keterangan Nilai (Fi) Tengah (Xi) ,5 234,5 18,42% Tidak Tuntas , ,05% Tidak Tuntas ,5 148,5 07,90% Tidak Tuntas ,5 517,5 23,68% Tidak Tuntas ,5 196,5 07,90% Tidak Tuntas , ,525% Tuntas , ,525% Tuntas Jumlah Siswa 38 Rata-rata 54,21 Nilai Terendah 30 Nilai tertinggi 85 Tingkat ketuntasan 21,05% Tingkat ketidaktuntasan 78,95% (data selengkapnya pada lampiran 5 halaman 111) 61 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa 8 dari 38 siswa atau 21,05% siswa dapat mencapai KKM (70), sedangkan 30 siswa lainnya atau 78,95% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada uji pratindakan yaitu 54,21 dengan nilai terendah yaitu 30 dan nilai tertinggi adalah 85. Hasil dari uji pratindakan menggambarkan bahwa sebagian besar siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 belum mencapai KKM dalam pembelajaran IPA mengklasifikasikan pesawat sederhana. Persentase ketuntasan klasikal hasil uji pratindakan dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 4.3. commit to user

5 62 Tuntas, 21.05% Tidak tuntas, 78.95% Gambar 4.3. Diagram Persentase Ketuntasan Klasikal pada Uji Pratindakan Data frekuensi nilai kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana pada kondisi awal atau pratindakan siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 yang terlihat pada tabel 4.2. dapat disajikan dalam grafik seperti pada gambar 4.4. FREKUENSI INTERVAL NILAI Gambar 4.4. Grafik Frekuensi Nilai Hasil Uji Pratindakan Kemampuan Mengklasifikasikan Pesawat Sederhana Siswa Kelas V commit to user

6 63 Berpijak dari grafik pada gambar 4.4., siswa yang belum mencapai KKM pada interval nilai sebesar 18,42% (7 siswa), nilai sebesar 21,05% (8 siswa), nilai sebesar 7,90% (3 siswa), dan nilai sebesar 23,68% (9 siswa), dan nilai sebesar 7,90% (3 siswa). Siswa yang telah mencapai KKM yakni pada interval nilai sebesar 10,525% (4 siswa), dan pada interval nilai sebesar 10,525% (4 siswa). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru sebelum tindakan, diperoleh informasi bahwa pembelajaran IPA di SDN Karangasem IV Surakarta tahun ajaran 2014/2015 masih sederhana. Proses pembelajaran belum memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri. Proses pembelajaran didominasi dengan metode ceramah dan belum menggunakan media. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang bermakna, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengklasifikasikan pesawat sederhana. Peneliti dan guru dalam usaha memecahkan permasalahan di atas melakukan perbaikan proses pembelajaran dengan menerapkan scientific approach untuk meningkatkan kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Perbaikan kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana dilaksanakan dalam dua siklus. Peneliti dan guru berkolaborasi melakukan tindakan, dan refleksi dalam menerapkan scientific approach pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana yang dilaksanakan dalam dua siklus. B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Lebih jelasnya berikut ini dipaparkan proses dan hasil tindakan yang sudah dilaksanakan dalam dua siklus. 1. Deskripsi Tindakan Siklus I Tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 24 Maret dan Kamis 26 Maret Tahapan commit yang dilakukan to user adalah sebagai berikut:

7 64 a. Perencanaan Kegiatan perencaan siklus I dilaksanakan pada Senin 23 dan Kamis 25 Maret Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan solusi permasalahan yaitu dengan menerapkan scientific approach dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana. Disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Selasa 24 Maret dan Kamis 26 Maret Deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti dan guru kelas menyusun RPP IPA materi pesawat sederhana selama dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I terdiri dari pertemuan I (lampiran 26 halaman 189) dan pertemuan II (lampiran 27 halaman 210). 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Ruang kelas didesain sesuai dengan penerapan scientific approach yakni tempat duduk siswa ditata berkelompok agar memudahkan siswa untuk belajar dalam kelompok. b) Menyiapkan perangkat media yang digunakan dalam proses pembelajaran di antaranya: laptop, LCD proyektor, slide powerpoint tentang pesawat sederhana, serta peralatan percobaan. Peneliti juga menyiapkan handycam dan kamera untuk merekam jalannya proses pembelajaran. c) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa dan soal evaluasi. Lembar Kerja Siswa berisi kegiatan commit yang to user dilakukan siswa dalam percobaan

8 65 mengenai mengklasifikasikan pesawat sederhana. Lembar kerja siswa memuat identitas siswa, tujuan percobaan, alat dan bahan, langkah kerja, tabel pengamatan, dan pertanyaan-pertanyaan. Setiap siklus siswa mengerjakan dua LKS, yaitu pertemuan pertama tentang Pengungkit dan Bidang Miring, sedangkan pertemuan kedua tentang Roda Berporos dan Katrol. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk melakukan percobaan, kemudian menuliskan hasil percobaan pada LKSnya masing-masing secara mandiri. Soal evaluasi dikerjakan oleh siswa setiap akhir pertemuan. Siswa mengerjakan dua soal evaluasi pada setiap siklus, yaitu pada pertemuan pertama terdiri dari 15 soal tentang Pengungkit dan Bidang Miring, sedangkan pada pertemuan kedua terdiri dari 10 soal tentang Roda Berporos dan Katrol. Soal evaluasi berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban dari a sampai d. 3) Menyiapkan instrumen penelitian Instrumen penelitian yang disiapkan yaitu berupa lembar pengamatan kinerja guru untuk mengamati kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan menerapkan scientific approach. Pengamatan juga dilakukan pada siswa untuk mengamati perilaku siswa yang menyimpang selama proses pembelajaran dan mencatatnya. Lembar pedoman pengamatan kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 117 dan lembar pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 129. b. Pelaksanaan Peneliti dan guru kelas berkolaborasi untuk melaksanakan tindakan dengan menerapkan scientific approach dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana. Guru kelas bertindak sebagai pengajar, dan peneliti bertindak sebagai observer serta membantu guru apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran. commit to user

9 66 1) Pertemuan Ke-I Pertemuan ke-i dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Maret Dimulai pukul sampai WIB. Pertemuan ke-i membahas tentang pesawat sederhana jenis Pengungkit dan Bidang Miring. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas bertindak sebagai pengajar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I pertemuan ke-i adalah sebagai berikut: a) Kegiatan awal Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, kemudian memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan, apabila kita membutuhkan rafia dengan ukuran tertentu, dapatkah kita memotongnya secara langsung?. Siswa kemudian menjawab tidak. Guru melanjutkan pertanyaan, lalu dengan menggunakan apa kita dapat memotongnya?. Siswa menjawab, dengan gunting, guru kemudian mengarahkan siswa menuju pada materi. Guru selanjutnya memberikan motivasi pada siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Guru kemudian melakukan orientasi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. b) Kegiatan inti Kegiatan inti dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. (1) Eksplorasi Siswa mengamati peragaan penggunaan gunting untuk memotong tali rafia. Siswa kemudian mengamati slide powerpoint gambar alat-alat yang menerapkan prinsip Pengungkit tipe I, II, dan III lalu mengamati ciri khas dari setiap tipe Pengungkit. Siswa lalu menyebutkan alat-alat di sekitarnya yang menerapkan prinsip Pengungkit. Siswa selanjutnya mengamati gambar pekerjaan commit tanpa to memanfaatkan user prinsip Bidang Miring.

10 67 Siswa kemudian mengajukan pertanyaan tentang peragaan dan slide powerpoint yang mereka amati, selanjutnya siswa dan guru melakukan tanya jawab-diskusi untuk menjawab pertanyaan yang diajukan siswa. (2) Elaborasi Siswa dibagi menjadi enam kelompok dengan masingmasing kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan untuk mengidentifikasi alatalat yang menerapkan prinsip Pengungkit dan Bidang Miring kemudian menuliskan hasilnya pada Lembar Kerja Siswa. Setiap kelompok mendapatkan peralatan percobaan berupa stapler, kertas, gunting, tali rafia, pembuka tutup botol, botol minuman yang masih tertutup, lembar gambar, dan LKS. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengidentifikasi alatalat yang menerapkan pesawat sederhana dan mengelompokkan alat-alat tersebut sesuai prinsip pesawat sederhana yang diterapkan masing-masing alat. Siswa kemudian menuliskan hasil diskusinya secara individu pada LKS yang telah disiapkan. Dilanjutkan perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tentang mengidentifikasi alat yang menerapkan Pengungkit dan Bidang Miring selanjutnya mendemonstrasikan penggunaan salah satu alat yang menerapkan prinsip Pengungkit atau Bidang Miring. (3) Konfirmasi Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari serta siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami. c) Kegiatan akhir Siswa membuat kesimpulan dan rangkuman hasil pembelajaran dengan bimbingan guru. Siswa kemudian mengerjakan commit to user

11 68 soal evaluasi secara mandiri. Siswa selanjutnya melakukan refleksi dengan bimbingan guru dan pelajaran diakhiri dengan salam. 2) Pertemuan Ke-II Pertemuan ke-ii dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Maret 2015 dimulai pukul sampai pukul WIB. Pertemuan ke-ii membahas tentang pesawat sederhana jenis Roda Berporos dan Katrol. Guru kelas bertindak sebagai pengajar, dan peneliti bertindak sebagai observer serta membantu guru kelas apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I pertemuan ke-ii adalah sebagai berikut: a) Kegiatan awal Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas. Guru melakukan apersepsi dengan menunjukkan sebuah mentimun. Guru lalu bertanya pada siswa, dapatkah mentimun ini dijadikan bagian-bagian yang lebih kecil?. Siswa menjawab, bisa pak. Guru melanjutkan pertanyaan, dipatahkan? Atau bisa lebih mudah dengan cara lain?. Siswa menjawab, dengan pisau pak. Guru meminta salah satu siswa memperagakan penggunaan isau untuk memotong mentimun. Guru lalu mengarahkan siswa menuju materi yang akan dipelajari. Guru kemudian memberikan motivasi pada siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Guru selanjutnya melakukan orientasi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. b) Kegiatan inti Kegiatan inti dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. (1) Eksplorasi Siswa mengamati slide powerpoint tentang Roda Berporos dan Katrol. Siswa mengamati gambar alat-alat yang menerapkan Roda commit Berporos to user dan Katrol, kemudian menyebutkan

12 69 alat-alat di sekitar mereka yang menerapkan prinsip Roda Berporos dan Katrol. Siswa kemudian mengajukan pertanyaan tentang Roda Berporos dan Katrol. Kegiatan dilanjutkan tanya jawab dan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang siswa ajukan. (2) Elaborasi Siswa dibagi menjadi enam kelompok dengan masingmasing kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa. Guru membagikan peralatan percobaan pada masing-masing kelompok yang terdiri dari tiruan katrol, tali rafia, mobil-mobilan, lembar gambar, dan LKS. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan untuk mengidentifikasi alat-alat yang menerapkan prinsip Roda Berporos dan Katrol. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tentang mengidentifikasi alat yang menerapkan Roda Berporos dan Katrol, kemudian mendemonstrasikan cara penggunaannya. (3) Konfirmasi Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari yaitu tentang pesawat sederhana jenis Roda Berporos dan Katrol untuk menyamakan persepsi siswa. Siswa kemudian bertanya tentang materi yang belum dipahami. c) Kegiatan akhir Siswa membuat kesimpulan dan rangkuman hasil pembelajaran dengan bimbingan guru. Siswa kemudian mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. Siswa selanjutnya melakukan refleksi dengan bimbingan guru dan pelajaran diakhiri dengan salam. 3) Hasil Tindakan Siklus I Hasil tes kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana dengan menerapkan scientific approach pada siklus I disajikan pada tabel 4.3 berikut. commit to user

13 Tabel 4.3. Frekuensi Nilai Kemampuan Mengklasifikasikan Pesawat Sederhana Siswa Kelas V pada Siklus I No Rentang Nilai Frekuensi Nilai Tengah (Fi) Fi.Xi Persentase Keterangan ,5 163,5 7,90% Tidak Tuntas , ,16% Tidak Tuntas , ,53% Tidak Tuntas ,5 507,5 18,42% Tuntas , ,53% Tuntas , ,05% Tuntas , ,78% Tuntas , ,63% Tuntas Jumlah Siswa 38 Rata-rata 75,70 Nilai Terendah 53 Nilai tertinggi 97 Tingkat ketuntasan 68,42% Tingkat ketidaktuntasan 31,58% (data selengkapnya pada lampiran 12 halaman 130) 70 Berdasarkan data pada tabel 4.3., dapat disajikan persentase ketuntasan klasikal kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana siswa kelas V pada siklus I seperti dalam grafik pada gambar 4.5. Tidak Tuntas, 31.58% Tuntas, 68.42% Gambar 4.5. Grafik Persentase Ketuntasan Klasikal Kemampuan Mengklasifikasikan Pesawat Sederhana Siklus I commit to user

14 71 Berdasarkan grafik pada gambar 4.5 di atas, dapat dikethui bahwa persentase ketuntasan klasikal sebesar 68,42% atau 26 siswa yang tuntas dari 38 siswa. Persentase ketidaktuntasan sebesar 31,58% atau 12 siswa yang tuntas dari 38 siswa. Berpijak dari data pada tabel 4.4., maka frekuensi nilai kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana setelah dilaksanakan tindakan siklus I dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.6. FREKUENSI INTERVAL NILAI Gambar 4.6. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Mengklasifikasikan Pesawat Sederhana Siklus I Berdasarkan grafik 4.6 diatas, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai sebanyak 3 siswa atau 7,90%, nilai sebanyak 5 siswa atau 13,16%, nilai sebanyak 4 siswa atau 10,53%, nilai sebanyak 7 siswa atau 18,42%, nilai sebanyak 4 siswa atau 10,53%, nilai sebanyak 8 siswa atau 21,05%, nilai sebanyak 6 siswa atau 15,78%, dan nilai sebanyak 1 siswa atau 2,63%. c. Pengamatan Berdasarkan dua pertemuan yang telah dilaksanakan pada siklus I, peneliti sebagai observer melaksanakan pengamatan dalam kegiatan pembelajaran IPA materi pesawat sederhana yang dilaksanakan oleh guru kelas. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat agar hasil pengamatan dapat diperbandingkan commit to user dan lebih objektif. Pengamatan

15 72 yang dilaksanakan berpedoman pada lembar observasi kinerja guru yang telah dipersiapkan. Skor rata-rata hasil observasi terhadap kinerja guru dengan menerapkan scientific approach pada siklus I pertemuan I ditampilkan lebih rinci pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Nilai Hasil Pengamatan Kinerja Guru dengan Menerapkan Scientific Approach pada Siklus I No Pertemuan Skor observer Observer I Observer II Rata-rata Kategori 1. Pertemuan I 3,22 3,25 3,235 B 2. Pertemuan II 3,34 3,42 3,38 B Rata-rata 3,31 Keterangan: Penskoran Kategori: 1. Skor 4,00 = A (Sangat Baik) 2. Skor 3,00-3,99 = B (Baik) 3. Skor 2,00-2,99 = C (Cukup) 4. Skor 1,00-1,99 = D (Kurang) 5. Skor <1,00 = E (Sangat Kurang) (Data selengkapnya dapat dilihat di lampiran 17 dan 18 halaman ) Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada tabel 4.4., dapat disimpulkan bahwa keseluruhan proses pembelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan menerapkan scientific approach pada siklus I dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi kinerja guru pada siklus I memperoleh skor rata-rata 3,31 dengan kategori baik. Beberapa aspek yang perlu diperbaiki yaitu pada penggunaan media dan memantau kemajuan belajar selama proses. Aspek penggunaan media yang relevan dengan materi pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 2 (data selengkapnya pada lampiran 17 dan 18 halaman 140 dan 146) dan aspek memantau kemajuan belajar selama proses memperoleh nilai rata-rata 2,25 (data selengkapnya pada lampiran 17 dan 18 halaman 140 dan 146). Kondisi tersebut commit to user disebabkan karena beberapa hal, yaitu: (1) media yang digunakan belum

16 73 dapat menyampaikan pesan pembelajaran secara maksimal. Media berupa alat-alat yang menerapkan prinsip pesawat sederhana untuk diidentifikasi dalam percobaan kurang efektif menyampaikan pesan pembelajaran. Contoh alat yang menerapkan prinsip Pengungkit, Bidang Miring, dan Roda Berporos, dan Katrol perlu disesuaikan dengan soal yang muncul pada evaluasi. Tiruan katrol yang terbuat dari gabus juga kurang efektif dalam menggambarkan cara kerja Katrol karena terlalu ringan, sehingga cukup sulit digunakan. (2) Guru kurang optimal dan intensif dalam melakukan pengawasan serta bimbingan selama siswa melakukan percobaan, terutama saat siswa mengalami kebingungan dan kesulitan. Kelemahan pada aspekaspek di atas perlu diperbaiki agar kinerja guru dapat optimal dalam menyajikan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan ada beberapa siswa yang melakukan aktivitas di luar kegiatan proses pembelajaran yang seharusnya. Saat pertemuan I terdapat 3 siswa yang kurang fokus pada pembelajaran (data selengkapnya pada lampiran 21 halaman 164), dan pada pertemuan II juga terdapat 3 siswa yang kurang fokus mengikuti pembelajaran (data selengkapnya pada lampiran 22 halaman 165). Kondisi tersebut dapat di atasi oleh guru dengan memberikan teguran dan mengingatkan siswa untuk kembali fokus pada pembelajaran. d. Refleksi Pembelajaran IPA materi pesawat sederhana pada siklus I yang terdiri dari dua pertemuan belum berhasil mencapai indikator kinerja yang ditentukan yaitu 85% siswa mencapai KKM dengan nilai 70. Tingkat ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 68,42%. Nilai rata-rata kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana siswa kelas V pada siklus I sebesar 75,70 dengan nilai terendah yaitu 53 dan nilai tertinggi 97. Belum tecapainya indikator kinerja penelitian disebabkan karena, siswa masih mengalami kesulitan dalam mengklasifikasikan pesawat sederhana yang belum diidentifikasi secara langsung. Media yang digunakan khususnya alat-alat yang diidentifikasi commit dalam to percobaan user kurang bervariasi sehingga

17 74 siswa masih kesulitan untuk memahami prinsip dan cara kerja masingmasing jenis pesawat sederhana. Hal tersebut menyebabkan hasil pembelajaran pada siklus I belum optimal. Siswa juga masih mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi alat-alat pada kegiatan percobaan karena bimbingan guru belum optimal dalam memantau dan mengawasi perkembangan siswa selama melakukan percobaan. Kurang optimalnya penggunaan media dan bimbingan guru dalam memantau perkembangan siswa selama proses pembelajaran juga ditunjukkan dari hasil observasi kinerja guru. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru, kendala yang muncul dalam proses pembelajaran yaitu kinerja guru pada aspek menggunakan media yang relevan dengan materi pembelajaran dan memantau kemajuan siswa salam proses pembelajaran masih rendah. Kinerja guru pada aspek menggunakan media yang relevan memperoleh skor rata-rata 2. Hal tersebut disebabkan karena media yang digunakan belum dapat menyampaikan pesan pembelajaran mengenai prinsip kerja pesawat sederhana berupa Pengungkit, Bidang Miring, Roda Berporos, dan Katrol secara optimal. Media yang diidentifikasi dalam percobaan perlu ditambah jenisnya untuk memberi gambaran yang jelas pada siswa. Tiruan katrol yang digunakan dalam peragaan juga kurang efektif karena terlalu ringan, sehingga cukup culit digunakan. Kelemahan kinerja guru pada aspek memantau kemajuan siswa dalam proses pembelajaran terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh guru dalam aspek tersebut yaitu 2,25. Kondisi tersebut disebabkan karena guru kurang optimal dalam mengawasi dan membimbing siswa saat melakukan percobaan. Hal ini menyebabkan saat siswa mengalami kesulitan dan kebingungan saat percobaan kurang optimal teratasi. Perbaikan pada aspek penggunaan media yang relevan dengan materi pembelajaran dilakukan dengan menambah media realia untuk diidentifikasi dalam kegiatan percobaan dan media video. Media realia yang ditambahkan yaitu: pemotong kuku, penjepit makanan, penjepit baju, pinset, sekrup, tutup botol yang berulir, commit knop to user pintu, dan papan tulis yang beroda.

18 75 Tiruan katrol diganti dengan alat peraga katrol agar peragaan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efektif. Perbaikan pada aspek memantau kemajuan siswa dalam proses pembelajaran dilakukan dengan meningkatkan bimbingan dan pengawasan saat siswa melakukan percobaan. Guru harus lebih tanggap dan intensif membimbing siswa dalam percobaan terutama saat siswa mengalami kesulitan. Diharapkan siswa akan mendapatkan gambaran yang lebih konkrit melalui penambahan media yang lebih bervariasi dan terhindar dari kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran melalui bimbingan guru yang lebih intensif. 2. Deskripsi Tindakan Siklus II Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 31 Maret dan Kamis 2 April Tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan perencaan siklus I dilaksanakan pada Senin 30 Maret dan Kamis 1 April Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan solusi permasalahan yaitu dengan menerapkan scientific approach dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana. Disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Selasa 31 Maret dan Kamis 1 April Deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti dan guru kelas menyusun RPP IPA materi pesawat sederhana berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II disepakati dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian. RPP yang dirancang terdiri dari pertemuan I commit to user

19 76 (lampiran 28 halaman 230) dan pertemuan II (lampiran 29 halaman 251). 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Ruang kelas ditata secara berkelompok sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menerapkan scientific approach. Siswa dibagi ke dalam enam kelompok yang akan belajar bersama dalam kelompoknya masing-masing. b) Menyiapkan perangkat media yang digunakan dalam proses pembelajaran di antaranya: laptop, LCD proyektor, slide powerpoint dan video tentang Pengungkit dan Bidang Miring, dan peralatan percobaan. Peralatan untuk percobaan pada siklus II akan ditambah berdasarkan hasil refleksi pada siklus I agar siswa mendapat gambaran yang lebih konkrit terhadap materi yang dipelajari. Peneliti juga menyiapkan handycam dan kamera untuk merekam jalannya proses pembelajaran. c) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa dan soal evaluasi. Lembar Kerja Siswa berisi kegiatan yang dilakukan siswa dalam percobaan mengenai mengklasifikasikan pesawat sederhana. Dilakukan beberapa perubahan dalam penyusunan Lembar Kerja Siswa pada siklus II berdasarkan refleksi siklus I. Dilakukan perubahan dan penambahan jenis alat yang diidentifikasi dalam kegiatan percobaan. Format Lembar kerja siswa sama seperti siklus I yaitu memuat identitas siswa,tujuan percobaan, alat dan bahan, langkah kerja, tabel pengamatan, dan pertanyaan-pertanyaan. Setiap siklus siswa mengerjakan dua LKS yaitu pertemuan pertama tentang Pengungkit dan Bidang Miring, sedangkan pertemuan kedua tentang Roda Berporos dan Katrol. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk melakukan percobaan, kemudian menuliskan hasil percobaan pada LKSnya masing-masing commit secara to mandiri. user

20 77 Soal evaluasi dikerjakan oleh siswa setiap akhir pertemuan. Siswa mengerjakan dua soal evaluasi pada setiap siklus, yaitu pada pertemuan pertama terdiri dari 15 soal tentang Pengungkit dan Bidang Miring, sedangkan pada pertemuan kedua terdiri dari 10 soal tentang Roda Berporos dan Katrol. Soal evaluasi berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban dari a sampai d. 3) Menyiapkan instrumen penelitian Instrumen penelitian yang disiapkan berupa lembar pengamatan kinerja guru untuk mengamati kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan menerapkan scientific approach. Pengamatan juga dilakukan pada siswa untuk mengamati perilaku siswa yang menyimpang selama proses pembelajaran dan mencatatnya. Lembar pedoman pengamatan kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 117 dan lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 129. Instrumen penelitian lain yang juga disiapkan yaitu pedoman wawancara guru setelah diterapkan scientific approach dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana. Lembar pedoman wawancara guru setelah diterapkan scientific approach dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 116. b. Pelaksanaan Peneliti dan guru kelas berkolaborasi untuk melaksanakan tindakan dengan menerapkan scientific approach dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana. Guru kelas bertindak sebagai pengajar, dan peneliti bertindak sebagai observer serta membantu guru apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran. 1) Pertemuan Ke-I Pertemuan ke-i dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Maret Dimulai pukul sampai Pertemuan ke-i membahas tentang pesawat sederhana jenis Pengungkit dan Bidang Miring. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas bertindak sebagai pengajar. commit to user

21 78 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II pertemuan ke-i adalah sebagai berikut: a) Kegiatan awal Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, kemudian memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan, Apakah mentimun ini bisa dipotong menjadi bagian yang lebih kecil? Dapatkah dilakukan dengan tangan?. Siswa kemudian menjawab bisa, namun sulit. Guru melanjutkan pertanyaan, lalu dengan menggunakan apa kita dapat memotongnya dengan lebih mudah?. Siswa menjawab, dengan pisau, guru kemudian mengarahkan anak menuju pada materi. Guru selanjutnya memberikan motivasi pada siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Guru kemudian melakukan orientasi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. b) Kegiatan inti Kegiatan inti dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. (1) Eksplorasi Siswa mengamati cara kerja pisau untuk memotong mentimun yang diperagakan siswa lain. Siswa selanjutnya mengamati video tentang pesawat sederhana jenis Pengungkit dan Bidang Miring. Siswa kemudian mengajukan pertanyaan tentang video yang diamati. Siswa diminta menyebutkan alat-alat di sekitarnya yang menerapkan prinsip Pengungkit golongan I, II, III, dan juga Bidang Miring. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan siswa. (2) Elaborasi Siswa dibagi menjadi enam kelompok dengan masingmasing kelompok commit terdiri to dari user 6 sampai 7 siswa. Siswa secara

22 79 berkelompok melakukan percobaan untuk mengidentifikasi alatalat yang menerapkan prinsip Pengungkit dan Bidang Miring kemudian menuliskan hasilnya pada Lembar Kerja Siswa. Setiap kelompok mendapatkan peralatan percobaan berupa stapler, pemotong kuku, pinset, penjepit makanan, pembuka tutup botol, botol dengan tutup yang berulir, sekrup, lembar gambar, dan LKS. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengidentifikasi alat-alat yang menerapkan pesawat sederhana dan mengelompokkan alat-alat tersebut sesuai prinsip pesawat sederhana yang diterapkan masing-masing alat. Siswa kemudian menuliskan hasil diskusinya secara individu pada LKS yang telah disiapkan. Siswa kemudian menuliskan prinsip Pengungkit dan Bidang Miring pada alat yang diputar pada slide powerpoint. Dilanjutkan perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tentang mengidentifikasi alat yang menerapkan Pengungkit dan Bidang Miring selanjutnya mendemonstrasikan penggunaan salah satu alat yang menerapkan prinsip Pengungkit atau Bidang Miring. (3) Konfirmasi Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. Siswa kemudian diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami. c) Kegiatan akhir Siswa membuat kesimpulan dan rangkuman hasil pembelajaran serta melakukan refleksi dengan bimbingan guru. Siswa kemudian mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. Siswa selanjutnya melakukan refleksi dengan bimbingan guru dan pelajaran diakhiri dengan salam. 2) Pertemuan Ke-II Pertemuan ke-ii dilaksanakan pada hari Kamis, 2 April 2015 dimulai pukul sampai commit to user WIB. Pertemuan ke-ii membahas

23 80 tentang pesawat sederhana jenis Roda Berporos dan Katrol. Guru kelas bertindak sebagai pengajar dan peneliti bertindak sebagai observer serta membantu guru apabila mengalami kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II pertemuan ke-ii adalah sebagai berikut: a) Kegiatan awal Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas. Guru melakukan apersepsi dengan memutar knop pintu kelas, kemudian bertanya pada siswa, apakah pada knop pintu menerapkan prinsip pesawat sederhana? Prinsip pesawat sederhana jenis apakah yang diterapkan?. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan serempak. Guru kemudian memberikan motivasi pada siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Guru selanjutnya melakukan orientasi dengan menyampaikan tujuan serta kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. b) Kegiatan inti Kegiatan inti dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. (1) Eksplorasi Siswa mengamati video tentang penerapan Roda Berporos dan Katrol. Siswa kemudian mengamati roda yang terdapat pada kaki-kaki papan tulis. Siswa menyebutkan prinsip pesawat sederhana yang diterapkan pada alat tersebut. Guru kemudian meminta siswa menyebutkan benda-benda di kelas yang menerapkan prinsip pesawat sederhana Roda Berporos dan Katrol. Siswa selanjutnya mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diamati. Siswa dan guru kemudian melakukan diskusi untuk menjawanb pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan mengamati slide powerpoint tentang pesawat sederhana jenis Roda commit Berporos to user dan Katrol.

24 81 (2) Elaborasi Siswa dibagi menjadi enam kelompok dengan masingmasing kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan untuk merangkai Katrol. Siswa kemudian secara berkelompok melakukan percobaan untuk mengidentifikasi alat-alat yang menerapkan prinsip Roda Berporos dan Katrol. Setiap kelompok mendapatkan peralatan berupa alat peraga Katrol, sepeda, dan lembar gambar, selain itu siswa juga mengamati benda-benda yang berada di dalam kelas seperti knop pintu dan kipas angin. Siswa kemudian menuliskan prinsip Katrol dan Roda Berporos pada alat yang diputar pada slide powerpoint. Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi dari perwakilan kelompok kemudian mendemonstrasikan penggunaan alat-alat yang menerapkan Roda Berporos dan Katrol yang telah diamati (3) Konfirmasi Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari yaitu tentang pesawat sederhana jenis Roda Berporos dan Katrol. Siswa kemudian bertanya tentang materi yang belum dipahami. c) Kegiatan akhir Siswa membuat kesimpulan dan rangkuman hasil pembelajaran dengan bimbingan guru. Siswa kemudian mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. Siswa selanjutnya melakukan refleksi dengan bimbingan guru dan pelajaran diakhiri dengan salam. 3) Hasil Tindakan Siklus II Hasil tes kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana dengan menerapkan scientific approach pada siklus II disajikan pada tabel 4.5 berikut. commit to user

25 82 Tabel 4.5. Frekuensi Nilai Kemampuan Mengklasifikasikan Pesawat Sederhana Siswa Kelas V pada Siklus II No Rentang Nilai Frekuensi Nilai Tengah Fi.Xi Persentase (Fi) ,63% ,53% ,53% ,79% ,79% ,05% ,79% ,89% Jumlah Siswa 38 Rata-rata 83,38 Nilai Terendah 65 Nilai tertinggi 100 Tingkat ketuntasan 89,47% Tingkat ketidaktuntasan 10,53% (data selengkapnya pada lampiran 13 halaman 132) Berdasarkan data pada tabel 4.5., dapat disajikan persentase ketuntasan klasikal kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana kelas V pada siklus I seperti dalam diagram pada gambar 4.7. Tidak Tuntas, 10.53% Tuntas, 89.47% Gambar 4.7. Diagram Persentase Ketuntasan Klasikal Kemampuan Mengklasifikasikan commit Jenis Pesawat to user Sederhana pada Siklus II

26 83 Berpijak dari data pada tabel 4.5., maka frekuensi nilai kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana setelah dilaksanakan tindakan siklus II dapat disajikan dalam grafik pada gambar FREKUENSI INTERVAL NILAI Gambar 4.8. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Mengklasifikasikan Pesawat Sederhana Siklus II Berdasarkan grafik 4.6 diatas, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai sebanyak 1 siswa atau 2,63%, nilai sebanyak 4 siswa atau 10,53%, nilai sebanyak 4 siswa atau 10,53%, nilai sebanyak 6 siswa atau 15,79%, nilai sebanyak 6 siswa atau 15,79%, nilai sebanyak 8 siswa atau 21,05%, nilai sebanyak 6 siswa atau 15,79%, dan nilai sebanyak 3 siswa atau 7,89%. c. Pengamatan Berdasarkan dua pertemuan yang telah dilaksanakan pada siklus II, peneliti sebagai observer melaksanakan pengamatan dalam kegiatan pembelajaran IPA materi pesawat sederhana yang dilaksanakan oleh guru kelas. Observasi dilaksanakan berpedoman pada lembar observasi kinerja guru yang telah dipersiapkan. Hasil pengamatan kinerja guru dapat dilihat pada tabel 4.6. commit to user

27 Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Kinerja guru dengan Menerapkan Scientific Approach pada Siklus II No Pertemuan Skor obserer Observer I Observer II Rata-rata Kategori 1. Pertemuan I 3,6 3,65 3,625 B 2. Pertemuan II 3,66 3,71 3,685 B Rata-rata 3,66 Keterangan: Penskoran Kategori: 1. Skor 4,00 = A (Sangat Baik) 2. Skor 3,00-3,99 = B (Baik) 3. Skor 2,00-2,99 = C (Cukup) 4. Skor 1,00-1,99 = D (Kurang) 5. Skor <1,00 = E (Sangat Kurang) (Daftar penilaian selengkapnya pada lampiran 19 dan 20 halaman ) 84 Berdasarkan hasil observasi kinerja guru, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan proses pembelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan menerapkan scientific approach pada siklus II telah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi kinerja guru pada siklus II memperoleh skor rata-rata 3,66 dengan kategori baik. Seluruh aspek yang dinilai dalam observasi kinerja guru memperoleh skor minimal 3 dan skor maksimal 4. Tidak ada aspek yang memperoleh nilai di bawah 3. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru dalam menerapkan scientific approach pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan ada beberapa siswa yang melakukan aktivitas di luar kegiatan proses pembelajaran yang seharusnya. Saat pertemuan I terdapat 2 siswa yang kurang fokus pada pembelajaran, dan pada pertemuan II juga terdapat 2 siswa yang kurang fokus mengikuti pembelajaran. Kondisi tersebut dapat di atasi oleh guru dengan memberikan teguran dan mengingatkan siswa untuk kembali fokus mengikuti proses pembelajaran. commit to user

28 85 d. Refleksi Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I karena indikator kinerja penelitian belum berhasil tercapai. Siklus II dilaksanakan dengan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Perbaikanperbaikan tersebut yaitu penambahan media berupa alat yang diidentifikasi dalam kegiatan percobaan berupa: pemotong kuku, penjepit makanan, penjepit baju, pinset, sekrup, tutup botol yang berulir, knop pintu, dan papan tulis yang beroda. Tiruan katrol diganti dengan alat peraga, penggunaan media video, dan bimbingan serta pengawasan guru yang lebih intensif saat siswa melakukan percobaan. Pembelajaran IPA materi pesawat sederhana pada siklus II yang terdiri dari dua pertemuan berhasil mencapai indikator kinerja yang ditentukan yaitu 85% siswa mencapai KKM dengan nilai 70. Tingkat ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 89,47%. Nilai rata-rata kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana siswa kelas V pada siklus II sebesar 83,38 dengan nilai terendah yaitu 65 dan nilai tertinggi 100. Tercapainya indikator kinerja penelitian membuktikan bahwa langkah perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I berhasil. Hasil observasi kinerja guru menunjukkan bahwa adanya peningkatan kinerja guru dalam menerapkan scientific approach pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana. Peningkatan tersebut terlihat dari peningkatan skor rata-rata hasil observasi kinerja guru yang pada siklus I sebesar 3,31 meningkat menjadi 3,66 pada siklus II. Skor perolehan pada aspek-aspek yang diperbaiki berdasarkan hasil refleksi siklus I mengalami peningkatan. Skor pada aspek menggunakan media yang relevan dengan materi pembelajaran meningkat dari siklus I yaitu 2 menjadi 4 pada siklus II. Skor pada aspek memantau kemajuan siswa selama proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 2 menjadi 4 pada siklus II. Skor pada aspek-aspek penilaian kinerja guru yang lain tidak mengalami penurunan, bahkan beberapa commit aspek to mengalami user peningkatan. Peningkatan

29 86 perolehan skor pada observasi kinerja guru membuktikan bahwa usaha perbaikan pada siklus II berhasil dilakukan. Perbaikan pada aspek menggunakan media yang relevan dilakukan dengan menambah media video tentang Roda Berporos dan Katrol serta menambah media realia berupa: pemotong kuku, penjepit makanan, penjepit baju, pinset, sekrup, tutup botol yang berulir, knop pintu, dan papan tulis yang beroda. Tiruan Katrol yang terbuat dari gabus diganti dengan alat peraga katrol agar peragaan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efektif. Perbaikan pada aspek memantau kemajuan siswa dalam proses pembelajaran dilakukan dengan meningkatkan bimbingan dan pengawasan saat siswa melakukan percobaan. Guru menjadi lebih tanggap dan intensif membimbing siswa dalam percobaan terutama saat siswa mengalami kesulitan. Kualitas pembelajaran IPA materi mengklasifikasikan jenis pesawat sederhana pada siklus II baik proses maupun hasil telah menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pada siklus I. Keberhasilan proses pembelajaran mengklasifikasikan jenis pesawat sederhana pada siklus II dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu: 1. Skor hasil observasi kinerja guru pada siklus II yang mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. 2. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus II yang mengalami peningkatan dan berhasil mencapai indikator kinerja penelitian yang ditentukan. 3. Hasil wawancara dengan guru mengenai kondisi proses pembelajaran dengan menerapkan scientific approach (lampiran 16 halaman 138). Hasil refleksi pada siklus II menunjukkan bahwa indikator kinerja penelitian yaitu 85% siswa mencapai KKM telah tercapai. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka diambil keputusan bahwa penelitian tentang kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN Karanagasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 dihentikan pada siklus II. commit to user

30 87 C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Penerapan scientific approach sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Ada tiga bahasan perbandingan utama, yaitu: (1) Perbandingan nilai rata-rata kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana. (2) Perbandingan persentase ketuntasan klasikal, (3) Perbandingan hasil observasi kinerja guru. Perbandingan pertama yaitu mengenai nilai rata-rata kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana pada setiap siklus yang disajikan pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Mengklasifikasikan Pesawat Sederhana Siswa Kelas V Setiap Siklus No Siklus Nilai Rata-rata 1. Pratindakan 54,21 2. Siklus I 75,70 3. Siklus II 83,38 (Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5, 12 dan 13 halaman 111, 130,132) Berdasarkan data pada tabel 4.6. dapat dipahami bahwa nilai rata-rata kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana pada setiap siklus mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada pratindakan atau kondisi awal yaitu 54,21, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75,70, dan pada siklus II meningkat menjadi 83,38. Perbandingan nilai rata-rata kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 setiap siklus dapat dilihat pada gambar 4.9. commit to user

31 88 FREKUENSI Pratindakan Siklus I Siklus II Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Mengklasifikasikan Pesawat Sederhana Setiap Siklus Perbandingan yang kedua adalah mengenai persentase ketuntasan klasikal yang disajikan pada tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8. Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Kemampuan Mengklasifikasikan Pesawat Sederhana Siswa Kelas V Setiap Siklus No Siklus Persentase Ketuntasan (%) 1. Pratindakan 21,05 2. Siklus I 68,42 3. Siklus II 89,47 (Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5, 12 dan 13 halaman 111, 130,132) Berpijak dari data pada tabel 4.8. tingkat ketuntasan klasikal juga mengalami peningkatan. Perbandingan ketuntasan klasikal setiap siklus dapat dilihat pada grafik dalam gambar commit to user

32 PERSENTASE Pratindakan Siklus I Siklus II Gambar Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Setiap Siklus Berdasarkan tabel 4.6. dan grafik 4.8. dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan klasikal kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Tingkat ketuntasan klasikal dengan KKM 70, pada kondisi awal sebesar 21,05% atau 8 siswa mencapai KKM dari keseluruhan 38 siswa, pada siklus I meningkat menjadi 68,42% atau 26 siswa mencapai KKM dari keseluruhan 38 siswa, dan pada siklus II meningkat menjadi 89,47% atau 34 siswa mencapai KKM dari keseluruhan 38 siswa. Peningkatan persentase ketuntasan klasikal paling signifikan terjadi pada pratindakan ke siklus I yaitu dari 21,05% menjadi 68,42% atau mengalami peningkatan sebesar 47,37%. Hal ini dikarenakan pada tahap pratindakan pembelajaran masih sederhana dengan dominan menggunakan metode ceramah serta belum menggunakan media untuk menyampaikan materi pembelajaran. Penerapan scientific approach pada siklus I memberikan dampak positif peningkatan tingkat ketuntasan klasikal. Dampak positif tersebut yaitu proses pembelajaran menjadi lebih inovatif dan memberikan ruang bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri melalui kegiatan lima M (mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan). Hal tersebut menyebabkan pemahaman yang siswa dapatkan lebih mendalam mengenai materi pesawat sederhana. commit to user

33 90 Perbandingan yang ketiga adalah mengenai hasil observasi kinerja guru dengan menerapkan scienific approach dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana yang disajikan pada tabel 4.9. Tabel 4.9. Perbandingan Skor Hasil Observasi Kinerja Guru dengan Menerapkan Scientific Approach dalam Pembelajaran IPA Materi Pesawat Sederhana No Siklus Skor rata-rata hasil observasi Kategori 1. Siklus I 3,31 B 2. Siklus II 3,66 B (Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17, 18, 19, 20 halaman ) Berpijak dari data pada tabel 4.8., skor hasil observasi kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 3,35 menjadi 3,66 pada siklus II. Peningkatan skor tersebut menunjukkan adanya perbaikan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan scientific approach dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana di kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Perbandingan skor hasil observasi kinerja guru dengan menerapkan scientific approach dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 disajikan dalam grafik pada gambar SKOR Siklus I 3.66 Siklus II Gambar Grafik Perbandingan Skor Hasil Observasi Kinerja Guru dengan Menerapkan commit Scientific to user Approach

34 91 D. Pembahasan Berdasarkan pelaksanaan tindakan selama dua siklus dengan dua kali pertemuan setiap siklus yang dilaksanakan selama dua minggu, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran dengan menerapkan scientific approach untuk meningkatkan kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 telah berhasil. Keberhasilan penelitian ditunjukkan dengan pencapaian indikator kinerja penelitian yang telah ditentukan yaitu tingkat ketuntasan klasikal sebesar 85% atau setara dengan 33 siswa mencapai KKM yakni 70. Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana dan persentase ketuntasan klasikal dibandingkan dengan kondisi awal atau pratindakan. Nilai rata-rata meningkat dari pratindakan yaitu 54,21 menjadi 75,70 pada siklus I atau meningkat 21,49. Persentase ketuntasan klasikal meningkat dari pratindakan sebesar 21,05% menjadi 68,42% pada siklus I atau meningkat 47,37%. Peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan klasikal menunjukkan bahwa kemampuan mengklasifikasikan pesawat sederhana siswa kelas V SDN Karangasem IV No. 204 tahun ajaran 2014/2015 juga mengalami peningkatan. Siswa menjadi lebih memahami materi pesawat sederhana setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan scientific approach yang dilakukan pada siklus I. Kondisi dan suasana pembelajaran yang berbeda pada siklus I memberikan dampak positif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pesawat sederhana. Kondisi dan suasana pembelajaran pada pratindakan cenderung teacher centre, didominasi transfer informasi dari guru ke siswa melalui metode ceramah dan belum menggunakan media. Proses pembelajaran pada pratindakan belum memberikan ruang bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri melalui pengalaman belajar yang bermakna dan berkualitas. Scientific approach kemudian diterapkan dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana pada siklus I melalui langkah lima M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan commit mengomunikasikan. to user

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Aek Kuasan dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi Pedosfer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan kegiatan ini akan di cantumkan pemabahasan siklus I, siklus II serta pembahasan hubungan anatar siklus tersebut. 4.1.1 Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Koripan 04 dengan subjek penelitian seluruh siswa kelas 5 sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Kaliwiro, yang beralamatkan di Jalan Selomanik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV SDN 1 Ngadirojo Kecamatan Ampel Kota Kabupaten Semarang tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas V berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus bertujuan untuk melihat kondisi awal siswa sebelum dilakukan tindakan siklus I dan siklus II dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan pretes atau uji kompetensi kondisi awal sebelum diadakan pembelajaran ternyata hasil belajarnya rendah dengan nilai rata-rata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum dilaksanakan tindakan, peneliti melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Barukan 01 merupakan sekolah dasar yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi IPA pada pokok bahasan mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan langka yang mendekati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang deskripsi sebelum tindakan, deskripsi siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama satu kali pertemuan, yaitu pada tanggal 8 September 2014,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. GAMBARAN UMUM PENELITIAN Penelitian ini merupakan suatu bentuk Penelitian Tidakan Kelas (PTK) yang memiliki karakteristik antara lain :. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tindakan kelas dalam tahapan berupa siklus-siklus dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas IV

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada Hari Senin, 15 Oktober 2012 di kelas IV SDN Rejoagung 01 tentang materi penghitungan FPB dan KPK, yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 1: RPP SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : MI Falahiyyah Rowosari Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/Genap Materi : Pesawat sederhana Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini akan dijelaskan berbagai uraian tentang pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2. Analisis data berdasrkan pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Ngastorejo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati terletak di Desa Ngastorejo Kecamatan Jakenan. Tenaga pengajar SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal 4.1.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Setelah dilakukan uji reliabilitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah Mata Pelajaran : SDN 02 Kopeng : Ilmu Pengetahuan Alam Pokok Bahasan : Pesawat Sederhana Kelas/Semester : V/2 Alokasi Waktu : 4 x 35 menit A. Standar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH Yuni Wiji Praptiwi 1), Yulianti 2), Karsono 3), Kartono 4) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gedong 01, berada di Dusun Banyudono RT 02 RW 09 Desa Gedong, Kecamatan Bayubiru, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Pra Siklus Penelitian dilakukan di SDN Bringin Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Sebelum melaksanakan penelitian, harus melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang kondisi awal, siklus I dan siklus II,. Kondisi awal yang merupakan gambaran faktual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 pada masing-masing siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk meningkatkan pemahaman IPS materi Koperasi bagi siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Ada beberapa aspek dalam hasil penelitian yaitu meliputi pelaksanaan tindakan, deskripsi data dan analisis data sebagai berikut : 4.2. Siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sugihrejo 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati terletak di Desa Sugihrejo Kecamatan Gabus. Tenaga pengajar SD Sugihrejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Strategi Take and Give Pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas III A MI Darussalam Pagesangan-Surabaya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas III A MI Darussalam Pagesangan-Surabaya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian Peningkatan Keterampilan Sosial Dengan Menggunakan Strategi Permainan Jeopardy Mata Pelajaran IPS Materi Jenis- Jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tahap Pra Siklus Penelitian pada tahap pra siklus ini diawali dengan kegiatan pencarian datadata untuk mengetahui kondisi awal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas dengan peningkatan hasil belajar IPA tentang

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas dengan peningkatan hasil belajar IPA tentang 0 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas dengan peningkatan hasil belajar IPA tentang Bagian Tubuh Tumbuhan menggunakan alat peraga alamiah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016, yaitu sebuah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra (Kondisi Awal) Pada kondisi pra siklus dilakukan pengamatan pada pembelajaran IPA yang berlangsung. Pengamatan yang dilakukan mendasarkan pada lembar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Awal Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Prasiklus Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 2 minggu di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Bugel 02 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas I SDN Tingkir Lor 1 Salatiga. Sebelum dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Berdasarkan data dan dokumentasi hasil nilai ulangan diketahui siswa memperoleh hasil belajar atau prestasi yang kurang. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Deskripsi Siklus 1 4.1.1.1. Perencanaan Tindakan 1 Pada tahapan ini, kegiatan penyusunan rencana pembelajaran dilakukan setelah diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Letak SD

Lebih terperinci

Perencanaan Tindakan BAB IV

Perencanaan Tindakan BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Sebelum pelaksanan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LAMPIRAN LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Salatiga 03 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : V/ 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Jimbaran yang terletak di jalan Mawar 6 Desa Jimbaran Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ledok 07 sebelum tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Tambakboyo 02 pada tanggal 5-16 Maret

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Maret 2013, pertemuan kedua hari Sabtu tanggal 30 Maret 2013 dengan materi Arti Pecahan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penjabaran hasil penelitian pada siswa kelas IV SD N 2 Karangturi, Gantiwarno, Klaten dalam pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan diuraikan menjadi tiga sub judul yaitu deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. SD Negeri 06 Metro Barat terletak di jalan Jendral Sudirman No. 14 Ganjar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. SD Negeri 06 Metro Barat terletak di jalan Jendral Sudirman No. 14 Ganjar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil SD Negeri 06 Metro Barat SD Negeri 06 Metro Barat terletak di jalan Jendral Sudirman No. 14 Ganjar Agung Kota Metro. Pada periode ini SD Negeri 06 Metro Barat dipimpin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan observasi hasil belajar kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester II Tahun pelajaran 2014/2015,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang sebelum proses perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci