ANALISIS DAMPAK VPA TERHADAP PERDAGANGAN KAYU INDONESIA
|
|
- Irwan Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS DAMPAK VPA TERHADAP PERDAGANGAN KAYU INDONESIA
2 Pelaksanaan studi: pertengahan Juni akhir Nov 07 Metodologi: a) Wawancara dengan asosiasi, instansi pemerintah, perorangan, LSM b) Kajian literatur, laporan, peraturan perundangan, data statistik-negara pengimpor -(UNComtrade, Globaltimber) c) Website
3 Konsultan: 2 Internasional: Ekonomi & Pasar (Uni Eropa), 30 hari kerja; Manajemen Hutan & Pasar (Indonesia), 36 hari kerja; 2 Nasional: Ekonomi and Analisa Kebijakan Publik Aspek Kelembagaan, 88 hari kerja/konsultan
4 Tujuan mengidentifikasi: A. Dampak VPA terhadap perdagangan Indonesia B. Dampak Sosial, Ekonomi dan Lingkungan C. Menyusun rekomendasi untuk memaksimalkan dampak positif VPA terhadap perdagangan
5 Lingkup studi (Produk dasar VPA): * HS 4403 kayu bulat (larangan ekspor 8/10/02) * HS Sleepers * HS Sawn-wood (larangan ekspor 24/09/04) * HS Veneer * HS Plywood and veneered panels Negara yang dikaji: Belgia, Jerman, Italia, Belanda, Inggris, 25 negara anggota Uni Eropa China Malaysia
6 Impor UE untuk produk kayu dari Indonesia pada tahun 2006 juta USD Produk VPA 174 atau 15.1% Furnitur 497 atau 43.1% Moldings 247 atau 21.4% Woodworking 233 atau 20.2% TOTAL atau 99.8%
7 Rencana produksi kayu (Dephut): Jenis Hutan Hutan alam, Mm³ % 23,5 18,4 9,3 Ht. tanaman, Mm³ HTR, Mm³ (2005 UE mengimport 4,5 MRWE)
8 Impor UE untuk produk kayu pada tahun 2005 Kayu tropis: Brazil Indonesia Malaysia VPA % Semua% Semua negara: VPA % 2,8 Semua% 3,3
9 Impor produk kayu Indonesia di negaranegara UE tahun 2005 Bel Jer Bld Ing Ital lainnya VPA, % semua, %
10 Kecenderungan impor UE dari Indonesia Produk kayu, MRWE, m³ Sawnwood (dilarang 2004) 0,1 0,15 Plywood 1,5 0,5 Moldings & Joinery 0,7 1,0 Furnitur 0,6 0,6 Kayu lain 0,3 0,35 Pulp 1,6 1,1 Paper 0,7 0,4
11 Kecenderungan Impor UE , MRWE (negara-negara tertentu) Indonesia 5 menurun 4 Malaysia 1,1 tetap 1,1 China 1,8 melonjak 8,3 Congo Basin 3 tetap 3 W. Africa 1,9 menurun 1,1 Amazonia 1,6 meningkat 2,7
12 Ekspor produk kayu hasil hutan dari Indonesia pada tahun 2005 Produk VPA : 18 MRWE, m³ Jepang 31%; China 13 %; UE 10 % semua produk: 42 MRWE, m³ Jepang 19 %; China 21 %; UE 11 %; Korea Selatan10 %
13 Ekspor CHINA ke UE tahun 2005 TOTAL: 8,3 MRWE (Indonesia 4,5 MRWE) Plywood: 3,7 MRWE (Indonesia 0,5 MRWE) Data terakhir menunjukkan peningkatan 40%/tahun ( )
14 DAMPAK VPA Biaya produksi kayu bulat (Rp/m³) Jenis hutan Kayu Legal Kayu Ilegal diluar Papua Papua diluar Papua Papua Tanah kering Rawa
15 DAMPAK VPA Biaya produksi kayu bulat (Rp/m³) JIKA: Rasio Hutan tanah kering/rawa ratio = 9:1 Produksi dari Papua = 7% Biaya rata-rata: Kayu legal: Perbedaan: (Biaya verifikasi : Rp/m³)
16 Lapangan kerja: DAMPAK VPA Subsektor Prod Total Pekerja MRWE pekerja ilegal Logging 39,8 Legal 19, Illegal 20, Sawmilling 27, Plywood 10,
17 EC-Indonesia FLEGT Support Project DAMPAK VPA Menciptakan lapangan kerja: Rencana Pemerintah untuk menanam 2,5 Mha/tahun; Asumsi = 23,3ha/pekerja = diperlukan Pelaksanaan HTR Asumsi = 3,5ha/pekerja = diperlukan
18 EC-Indonesia FLEGT Support Project DAMPAK VPA TERHADAP PERDAGANGAN: ASUMSI a) VPA dilaksanakan tahun 2009 b) Hanya meliputi produk VPA dasar c) Referensi senario merupakan business as usual d1) VPA6 - Indonesia, Malaysia, Ghana, Cameroon, Gabon, Congo Brazzaville d2) VPA12: VPA6 + Brazil, China, Russia, Ukraine, Belarus dan Vietnam e) Dampak dalam jangka menengah
19 EC-Indonesia FLEGT Support Project DAMPAK VPA 6: PENURUNAN NILAI PRODUKSI BAGI SEMUA PRODUK! Kayu bulat: Panen 4%; Harga -< 1%; Nilai produksi ->4% Sawn-wood: Panen sedikit meningkat; Harga -2%; Nilai produksi -1% Plywood: Penen 6%; Harga: -14%; Nilai produksi -17% CATATAN: Para eksportir barang legal akan dapat mempertahankan harga atau bahkan mendapatkan harga yang lebih tinggi
20 EC-Indonesia FLEGT Support Project DAMPAK VPA-12 Kayu bulat dan kayu gergajian: Produksi; Harga; Nilai produksi = tidak berubah atau meningkat secara moderat Plywood: Sedikitmenurun1 2% Alasan: semua pesaing utama tidak dapat menjual kayu ilegal ke UE
21 DAMPAK VPA-12 Nilai produksi dalam berbagai senario: USD Plyw ood Sawnwood Roundw ood 0 Base VPA6 VPA12
22 KESIMPULAN/REKOMENDASI: 1. Dengan senario VPA6, volume yang diperdagangkan atas dengan produk VPA dasar adalah kecil dan meningkat secara marjinal bila ditingkatkan ke senario VPA12 ; 2. VPA perlu mencakup semua produk kayu untuk mendapatkan dampak yang murni; 3. Langkah-langkah perdagangkan saja tidak akan memadai untuk mengekang pembalakan liar dan perdagangan yang terkait; 4. Penegakan hukum yang efektif di negara-negara Mitra VPA merupakan cara paling efisien untuk memberantas pembalakan liar dan perdagangan yang terkait;
23 EC-Indonesia FLEGT Support Project KESIMPULAN/REKOMENDASI : 6. UE perlu memperkenalkan peraturan perundangundangan yang pro-aktif untuk: menerapkan kebijakan yang sama mengenai legalitas kayu baik untuk negara VPA maupun negara non-vpa; melarang impor kayu dan produk kayu yang asal-usulnya meragukan untuk memastikan tidak adanya bahwa reisiko penghindaran dan pencucian 7. Sistem kepastian keabsahan kayu hendaknya tidak mengganggu pasokan kayu usaha kecil dan menengah; 8. Melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadartahuan di UE, Negara Mitra, dan juga secara global.
24 TERIMAKASIH
Kota, Negara Tanggal, 2013
Legalitas Pengeksporan Hasil Hasil--Hasil Hutan ke negara--negara Uni Eropa negara Eropa,, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Gambaran Umum Acara Hari Ini Perkenalan dan Sambutan
Lebih terperinciFLEGT-VPA: Ringkasan. Ringkasan dan kronologis_ind_june2009.doc 1
Forest Law Enforcement, Governance and Trade Voluntary Partnership Agreement (FLEGT-VPA) Penegakan Hukum, Tata Kelola dan Perdagangan bidang Kehutanan - Perjanjian Kemitraan Sukarela FLEGT-VPA: Ringkasan
Lebih terperinciMengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum
Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Indonesia 2,3 & 5 Agustus, 2010 LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kebijakan dan Konvensi Internasional yang berdampak pada Perdagangan
Lebih terperinciKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H. oleh Agus Justianto
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H S V L K oleh Agus Justianto Sistem Verifikasi Legalitas Kayu Dibangun sejak 2003 dan melibatkan para pemangku kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and Agricultural Organization (FAO) menempatkan Indonesia di urutan kedelapan dari sepuluh negara
Lebih terperinciCatatan Pengarahan FLEGT
FLEGT PENEGAKAN HUKUM, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN SEKTOR KEHUTANAN Jaminan legalitas berbasis peserta pasar dan pemberian izin FLEGT Latar belakang Rencana Tindakan mengenai Penegakan Hukum, Tata Kelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INDUSTRI KEHUTANAN BERBASIS HUTAN TANAMAN penyempurnaan P.14/2011,P.50/2010, P.38 ttg SVLK) dan update peta P3HP.
PENGEMBANGAN INDUSTRI KEHUTANAN BERBASIS HUTAN TANAMAN penyempurnaan P.14/2011,P.50/2010, P.38 ttg SVLK) dan update peta P3HP. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Jakarta, 14 Juni 2011 1 A. Dasar Kebijakan
Lebih terperinciMengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS. Kota, Negara Tanggal, 2013
Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kota, Negara Tanggal, 2013 Pelatihan untuk Para Pelatih Pengantar Sumber Daya Pelatihan untuk Para Pelatih - Sumber Daya Pelatihan
Lebih terperinciLegalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat
Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kota, Negara Tanggal, 2013 Australian Illegal Logging Prohibition Act (AILPA)
Lebih terperinciKesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT antara Indonesia dan Uni Eropa
Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT antara Indonesia dan Uni Eropa Informasi Ringkas Mei 2011 Upaya bersama untuk memastikan dan meningkatkan perdagangan kayu legal dan tata kelola yang baik pada sektor
Lebih terperinciPOSTUR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN PRODUK KEHUTANAN
POSTUR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN PRODUK KEHUTANAN (ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR KEHUTANAN INDONESIA DI MASA MENDATANG) Dr. DAVID Dewan Pengurus APHI Disampaikan pada Seminar Kehutanan Indonesia dalam kancah
Lebih terperinciPemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir)
Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir) LEMBAR DATA 2.3 Apabila Anda seorang importir, setelah Anda mengumpulkan informasi (sebagai langkah pertama dalam pemeriksaan
Lebih terperinciLegalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke negara-negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013
Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke negara-negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Pengantar Kebijakan & Konvensi Internasional yang Berdampak pada Perdagangan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN.. xix
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL........ xvi DAFTAR GAMBAR........ xvii DAFTAR LAMPIRAN.. xix I. PENDAHULUAN.... 1 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Rumusan Masalah. 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian....
Lebih terperinciLegalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013
Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Regulasi Kayu Uni Eropa (European Union Timber Regulation/EUTR) Regulasi Kayu
Lebih terperinciMARKET BRIEF. Produk Kayu Tropis Bersertifikat di Pasar Italia/Eropa
MARKET BRIEF Produk Kayu Tropis Bersertifikat di Pasar Italia/Eropa I. INFORMASI UMUM...1 1.1 Definisi Produk...1 1.2 Produk Spesifikasi...1 II. PERATURAN LEGISLATIF & NON-LEGISLATIF...2 III. PERDAGANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dekade 1990-an. Degradasi dan deforestasi sumberdaya hutan terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penurunan kualitas dan kuantitas hutan di Indonesia sudah dirasakan sejak dekade 1990-an. Degradasi dan deforestasi sumberdaya hutan terjadi karena tindakan
Lebih terperinciPerkembangan Bisnis Kehutanan Indonesia dan Permasalahannya
Perkembangan Bisnis Kehutanan Indonesia dan Permasalahannya Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO) Indonesia Sawntimber & Woodworking Association (ISWA) Asosiasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan telah mencapai 2 juta ha per tahun pada tahun 1996 (FWI & GWF,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju deforestasi di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1980 laju deforestasi sekitar 1 juta hektar per tahun, kemudian meningkat menjadi 1.7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memilikinya,melainkan juga penting bagi masyarakat dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hutan memiliki arti penting bagi negara. Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya mencerminkan potensi ekonomi yang besar dan strategis bagi pembangunan nasional. Kekayaan
Lebih terperinciMarket Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg
Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...
Lebih terperinciPerkembangan Bisnis Kehutanan Indonesia dan Permasalahannya
Perkembangan Bisnis Kehutanan Indonesia dan Permasalahannya Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO) Indonesia Sawntimber & Woodworking Association (ISWA) Asosiasi
Lebih terperinciPertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource
Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource Panduan untuk pabrik penggergajian dan produsen kayu Paul Wilson Manajer Pengembangan Program Kantor +62 (0)881 463 8608 Ponsel +62 (0)817 0357 7555 paul@certisource.co.uk
Lebih terperinciBAB III PASAR EROPA SEBAGAI TUJUAN INVESTASI PERDAGANGAN. ekonomi dunia, kekuatan-kekuatan ekonomi ini membuat community atau forum
BAB III PASAR EROPA SEBAGAI TUJUAN INVESTASI PERDAGANGAN LUAR NEGERI Perubahan zaman pada terakhir ini terjadi suatu pergeseran kekuatan ekonomi dunia, kekuatan-kekuatan ekonomi ini membuat community atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembalakan liar di Indonesia dianggap sebagai salah satu pendorong
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembalakan liar di Indonesia dianggap sebagai salah satu pendorong deforestasi dan degradasi, yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, peningkatan emisi iklim,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI APRIL 2013
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI APRIL 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Italia 1. Total perdagangan Italia dengan Dunia pada periode Januari-April 2013 sebesar
Lebih terperinciAgus P Djailani, MBA Technical Assistant for SME, MFP Simposium CIFOR - Bogor, 14 Februari 2013
Agus P Djailani, MBA Technical Assistant for SME, MFP Simposium CIFOR - Bogor, 14 Februari 2013 Kebijakan Pemerintah dlm Perdagangan Kayu 1986 s/d 1997: Larangan ekspor kayu bulat & gergajian. Pengembangan
Lebih terperinciBeberapa perkembangan Internasional sehubungan dengan produk kayu ilegal yang harus dicermati:
SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HIGH LEVEL MARKET DIALOGUE BETWEEN INDONESIA, EU, THE US AND JAPAN: MEETING MARKET DEMAND FOR LEGALLY TIMBER PRODUCT JAKARTA, 10 MARET 2011 Yth. Menteri Koordinator
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016
No. 57/10/17/Th. VII, 3 Oktober PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 18,26 juta. Nilai Ekspor ini mengalami peningkatan sebesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 56/11/72/Th. XV, 01 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH SEPTEMBER EKSPOR SENILAI US$ 32,12 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan us
Lebih terperincidari Indonesia demi Indonesia
dari Indonesia demi Indonesia Menjamin Kayu Legal Dari Hutan Kita: Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (Versi Stakeholder) Apakah SVLK itu? Sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) merupakan sistem pelacakan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kayu lapis merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir yang menggunakan bahan baku kayu log. Produk ini merupakan komoditi hasil pengembangan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal luasnya, hutan tropis Indonesia menempati urutan ke-3 setelah Brazil dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian dari hutan tropis terbesar di dunia terdapat di Indonesia. Dalam hal luasnya, hutan tropis Indonesia menempati urutan ke-3 setelah Brazil dan Republik
Lebih terperinciPROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 24-34
PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN RAKYAT SEBAGAI UPAYA MENDORONG PEMBANGUNAN KEHUTANAN BERBASIS MASYARAKAT Oleh: Direktur Bina Iuran Kehutanan dan Peredaran Hasil Hutan I. PENDAHULUAN Hutan adalah sumber daya
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI NOVEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI NOVEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-November 2013 tercatat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah hutan yang luas, yaitu sekitar 127 juta ha. Pulau Kalimantan dan Sumatera menempati urutan kedua dan ketiga wilayah hutan
Lebih terperinciMengekspor di tengah Perubahan Lansekap Hukum
Mengekspor di tengah Perubahan Lansekap Hukum LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Indonesia 2,3 &5 Agustus, 2010 SARASEHAN PELATIHAN LEGALITAS Kepedulian yang Memadai (Due Care) dan Pedoman Umum Menegakkan Legalitas
Lebih terperinciPERAN LITBANG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN SEKTOR KEHUTANAN
PERAN LITBANG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN SEKTOR KEHUTANAN DR. TONNY R. SOEHARTONO PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN REGIONAL II, SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN KEHUTANAN BANDUNG, 11 JULI 2012
Lebih terperinciIV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU
IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU IV.1. Izin Usaha Industri Primer Hasil Kayu Industri Primer Hasil Kayu (IPHHK) adalah pengolahan kayu bulat dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874
Lebih terperinciANALISIS INDUSTRI KEHUTANAN DAN IMPLIKASI BAGI BUMN KEHUTANAN Biro Riset LM FEUI
ANALISIS INDUSTRI KEHUTANAN DAN IMPLIKASI BAGI BUMN KEHUTANAN Biro Riset LM FEUI Industri Kehutanan Dunia Produk kehutanan dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) kelompok utama yaitu pulp, paper dan sawn
Lebih terperinciKONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU TROPICAL RAINFOREST CONSULTANT Jl. Purwanggan No.63 C, Pakualaman, Yogyakarta Telp : 0274-8231224 e-mail : tr_consultant@yahoo.co.id www.trconsultant.weebly.com
Lebih terperinciSISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (SVLK) SEBAGAI SYARAT EKSPOR PRODUK KAYU
SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (SVLK) SEBAGAI SYARAT EKSPOR PRODUK KAYU SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU
No. 17/03/17/Th.VI, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU Total Ekspor Provinsi Bengkulu Januari 2015 mencapai nilai sebesar US$ 10,05 Juta, yang tercatat 68,42 % diantaranya transaksi
Lebih terperinciApa yang dimaksud dengan kesepakatan kemitraan sukarela Pendekatan Uni Eropa
Ringkasan Kebijakan 3 EFI Apa yang dimaksud dengan kesepakatan kemitraan sukarela Pendekatan Uni Eropa Fasilitas FLEGT UE Upaya ini dibiayai oleh Uni Eropa Kebijakan 3 EFI 2009 1 Pemerintah Finlandia mendukung
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2016
No. 25/05/36/Th.X, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET NAIK 13,14 PERSEN MENJADI US$757,66 JUTA Nilai ekspor Banten pada Maret naik 13,14 persen dibanding
Lebih terperinciKONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU TROPICAL RAINFOREST CONSULTANT Jl. Purwanggan No.63 C, Pakualaman, Yogyakarta Telp : 0274-8231224 e-mail : tr_consultant@yahoo.co.id www.trconsultant.weebly.com
Lebih terperinciEkspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam
Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran *Contoh Kasus RAPP dan IKPP Ringkasan Sampai akhir Desember 27 realisasi pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) hanya 33,34 persen dari total 1.37 juta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut
Lebih terperinciPenjelasan Singkat FLEGT
01 Penjelasan FLEGT FOREST LAW ENFORCEMENT, GOVERNANCE AND TRADE PENEGAKAN HUKUM DIBIDANG KEHUTANAN, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN Apakah FLEGT? 1. Mengapa kita memerlukan FLEGT? FLEGT adalah singkatan untuk
Lebih terperinciPENGARUH REGULASI ECO LABELLING DI UNI EROPA TERHADAP REGULASI EKSPOR PRODUK KAYU DI INDONESIA
PENGARUH REGULASI ECO LABELLING DI UNI EROPA TERHADAP REGULASI EKSPOR PRODUK KAYU DI INDONESIA Masitha Tismananda Kumala Fakultas Hukum Universitas Airlangga e-mail: masitha@gmail.com ABSTRAK Uni Eropa
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari-Juli 2013 tercatat surplus
Lebih terperinciEkspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan
Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat Kementerian Perdagangan 5 Agustus 2014 1 Neraca perdagangan non migas bulan Juni 2014 masih surplus Neraca perdagangan Juni 2014 mengalami defisit USD 305,1 juta, dipicu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap Negara tidak mampu untuk memproduksi suatu barang atau jasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Negara tidak mampu untuk memproduksi suatu barang atau jasa untuk penduduknya sendiri. Diperlukan adanya pemasok, baik bahan baku maupun bahan pendukung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran sub sektor kehutanan pada perekonomian nasional Indonesia cukup menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode Pembangunan Lima Tahun Pertama
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016
No. 51/09/17/Th. VII, 1 September 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016 Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 7,58 juta. Nilai Ekspor ini mengalami penurunan
Lebih terperinciPEDOMAN PENGISIAN BLANGKO PERMOHONAN REKOMENDASI IMPOR PRODUK KEHUTANAN OLEH IMPORTIR DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN
PEDOMAN PENGISIAN BLANGKO PERMOHONAN REKOMENDASI IMPOR PRODUK KEHUTANAN OLEH IMPORTIR DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN A. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pedoman pengisian blangko permohonan rekomendasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha furniture sudah lama dikenal masyarakat Indonesia, bahkan dibeberapa daerah tertentu sudah menjadi budaya turun temurun. Sentra-sentra industri furniture berkembang
Lebih terperinciA. PERKEMBANGAN EKSPOR
No. 03/01/81/Th. VI, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR & IMPOR MALUKU NOVEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Maluku bulan adalah sebesar US$ 11,27 juta, naik 60,54 persen dibandingkan nilai ekspor.
Lebih terperinciSIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:
SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Indonesia Tahun 2011 Melampaui Target USD 200 Miliar
Lebih terperinciQuo Vadis Pemberantasan Pembalakan Liar
Quo Vadis Pemberantasan Pembalakan Liar [meretas harap pada terobosan- terobosan yang agak berbeda?] oleh: Totok Dwi Diantoro disampaikan pada diskusi publik Korupsi dan Kehutanan kerjasama PuKAT Korupsi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH NOPEMBER 2008
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.02/03/33/Th.III, 02 Maret 2009 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH NOPEMBER 2008 Nilai ekspor Jawa Tengah bulan Nopember 2008 mencapai 231,78 juta USD, naik sebesar 8,88 persen
Lebih terperinciINDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI
Juli 2007 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Juli 2007, secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan non niaga, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERDAGANGAN Nomor 78/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG KETENTUAN IMPOR PRODUK KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN Nomor 78/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG KETENTUAN IMPOR PRODUK KEHUTANAN Jakarta, 2 Oktober 2015 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN RANCANGAN PERMENDAG TENTANG IMPOR PRODUK KEHUTANAN UNDANG
Lebih terperinciImplementasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu bagi IKM (PermenLHK P.95/Menhut-II/2014)
Implementasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu bagi IKM (PermenLHK P.95/Menhut-II/2014) Direktorat Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan L/O/G/O Yogyakarta, 5 Mei 2015 Latar Belakang Tindak Lanjut:
Lebih terperinciPengaruh Implementasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) Terhadap Industri Ekspor Furniture Kayu Indonesia di Solo Raya, Jawa Tengah
Pengaruh Implementasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) Terhadap Industri Ekspor Furniture Kayu Indonesia di Solo Raya, Jawa Tengah Abstract Indonesia has a large forested areas, will benefit for
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016
No. 44/08/36/Th.X, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI NAIK 12,20 PERSEN MENJADI US$889,48 JUTA Nilai ekspor Banten pada Juni naik 12,20 persen dibanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Legalitas Kayu/Startegy Timber Legality and Assurance System
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Jaminan Legalitas Kayu/Startegy Timber Legality and Assurance System (TLAS) atau di dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014
No. 07/02/15/Th.IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 103,29 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 6,69 Juta.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH JUNI 2012
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/08/62/Th. VI,1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH JUNI Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Juni sebesar US$92,40 juta, turun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH OKTOBER 2012
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/12/62/Th. VI, 3 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH OKTOBER Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Oktober sebesar US$62,93
Lebih terperinciDAMPAK KEBIJAKAN LARANGAN EKSPOR KAYU BULAT TERHADAP SEKTOR KEHUTANAN INDONESIA. Oleh: E.G. Togu Manurung, Ph.D.
DAMPAK KEBIJAKAN LARANGAN EKSPOR KAYU BULAT TERHADAP SEKTOR KEHUTANAN INDONESIA Oleh: E.G. Togu Manurung, Ph.D. Sehubungan dengan rencana Departemen Kehutanan untuk membuka keran ekspor kayu bulat di tengah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/02/62/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Desember sebesar US$69,62 juta, naik 49,17 persen
Lebih terperinciULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM
ULANGAN HARIAN I Mata Pelajaran Kelas Materi : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : IX : Potensi SDA dan SDM I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d dalam
Lebih terperinciMengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum
Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Indonesia 2,3 & 5 Agustus, 2010 LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Pengenalan tentang Lacey Sejarah, Latar Belakang, Tujuan, Ketentuan,
Lebih terperinciKAYU LAPIS (PLYWOOD) (Market Brief)
KAYU LAPIS (PLYWOOD) (Market Brief) Oleh: Atase Perdagangan London Kedutaan Besar Republik Indonesia London, 2015 1 M a r k e t B r i e f K a y u L a p i s Kata Pengantar Indonesia merupakan salah satu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU
No. 32/05/17/Th.VI, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 17,33 juta, yang tercatat 54,88 % diantaranya transaksi ekspor langsung
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2011
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER No. 07/02/61/Th. XV, 1 Februari 2012 Ekspor Kalimantan Barat pada bulan ember mengalami penurunan sebesar 36,49 persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rotan merupakan sumber devisa yang sangat besar bagi negara karena Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu rotan dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciEKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
Volume V Nomor 2 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
Lebih terperinciNeraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan
Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M Kementerian Perdagangan 17 Oktober 2015 1 Neraca perdagangan Oktober 2015 kembali surplus Neraca
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2015
No. 50/11/36/Th. IX, 2 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER TURUN 5,85 PERSEN MENJADI US$706,27 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 5,85 persen
Lebih terperinciEKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
Volume V Nomor 4 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peran yang penting sebagai motor penggerak
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang penelitian Pembangunan industri memiliki peran yang penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Pembangunan industri akan terus didorong perannya karena
Lebih terperinciPROSPEK TANAMAN PANGAN
PROSPEK TANAMAN PANGAN Krisis Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri dikenal sebagai hutan tanaman kayu yang dikelola dan diusahakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan hutan terutama pemanenan kayu sebagai bahan baku industri mengakibatkan perlunya pemanfaatan dan pengelolaan hutan yang lestari. Kurangnya pasokan bahan baku
Lebih terperinciEKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
Volume V Nomor 3 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR
Lebih terperinciEkonomi Pertanian di Indonesia
Ekonomi Pertanian di Indonesia 1. Ciri-Ciri Pertanian di Indonesia 2.Klasifikasi Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia serta klasifikasi atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak awal tahun 1980-an peranan ekspor minyak dan gas (migas) terus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak awal tahun 1980-an peranan ekspor minyak dan gas (migas) terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 1998 rasio ekspor terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri furnitur Indonesia masih memiliki pamor yang mengkilap di perdagangan internasional. Dalam acara pameran tunggal yang bertajuk Indonesia Paviliun yang berlangsung
Lebih terperinciDAYA SAING, HAMBATAN NON-TARIF DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KAYU LAPIS INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR KARTIKA RAHMA SARI
DAYA SAING, HAMBATAN NON-TARIF DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI EKSPOR KAYU LAPIS INDONESIA KE NEGARA TUJUAN EKSPOR KARTIKA RAHMA SARI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH SEPTEMBER 2008
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.02/01/33/Th.III, 05 Januari 2009 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH SEPTEMBER 2008 Nilai ekspor Jawa Tengah bulan September 2008 mencapai 286,02 juta USD, meningkat sebesar
Lebih terperinciPerdagangan Luar Negeri Ekspor-Impor Sumatera Selatan Agustus 2017
No.55/10/16/Th.XIX, 2 Oktober BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Perdagangan Luar Negeri Ekspor-Impor Sumatera Selatan Agustus Ekspor Agustus sebesar US$ 327,94 juta sedangkan Impor Agustus
Lebih terperinciLacey Act: Sebuah Alat dalam Upaya AS untuk Memerangi Pembalakan Liar
Lacey Act: Sebuah Alat dalam Upaya AS untuk Memerangi Pembalakan Liar Agustus 2010 Mengapa AS memerangi pembalakan liar? Pembalakan liar merampok negara-negara, memiskinkan komunitas-komunitas hutan dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Perdagangan Republik Indonesia Nomor 20/M-DAG/PER/5/2008 Tentang
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Ketentuan Ekspor Komoditas Kayu Ketentuan mengenai ekspor kayu diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 20/M-DAG/PER/5/2008 Tentang Ketentuan Ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI 2016
No. 21/04/36/Th. X, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI TURUN 2,06 PERSEN MENJADI US$669,68 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 2,06 persen dibanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia merupakan negara produsen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan Indonesia seluas 120,35 juta hektar merupakan salah satu kelompok hutan tropis ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Zaire, yang mempunyai fungsi utama sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Meningkatnya aktivitas perdagangan kayu internasional menjadi faktor besar yang mempengaruhi peningkatan permasalahan illegal logging di negara negara produsen kayu
Lebih terperinci