IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU

Transkripsi

1 IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU IV.1. Izin Usaha Industri Primer Hasil Kayu Industri Primer Hasil Kayu (IPHHK) adalah pengolahan kayu bulat dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Jenis IPHHK, terdiri dari : industri penggergajian kayu, industri serpih kayu, industri kayu lapis, industri LVL, dan industri veneer. Industri primer tersebut, termasuk industri primer yang dibangun dengan industri kayu lanjutannya yang menggunakan bahan baku kayu bulat dan/atau kayu bulat kecil. Izin Usaha Industri Primer Hasil Kayu (IUIPHHK) adalah izin untuk mengolah kayu bulat dan atau kayu bulat kecil menjadi satu atau beberapa jenis produk pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu pemegang izin oleh pejabat yang berwenang. Izin Usaha Industri Primer Hasil Kayu (IUIPHHK) diatur dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut-II/2008 jo P.9/Menhut-II/2009. Data sampai dengan Bulan Desember 2008 jumlah IUIPHHK dengan kapasitas >6.000 m 3 /tahun sebanyak 212 unit dengan kapasitas izin produksi sebesar m 3 /tahun, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak orang, dan nilai investasi sebesar 15,8 trilyun. IV.2. Izin Baru, Perluasan, dan Pembaharuan Izin Baru IPHHK tahun 2008 sebanyak 12 unit IPHHK dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun, yang terdiri dari : industri tersendiri/tidak terintegrasi sebanyak 10 unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun dan industri terintegrasi sebanyak 2 (dua) unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun. Izin Perluasan IPHHK tahun 2008 sebanyak 6 (enam) unit IPHHK dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun dengan jenis industri tersendiri/tidak terintegrasi. Izin Pembaharuan IPHHK tahun 2008 sebanyak 15 unit IPHHK dengan kapasitas sebesar m 3 /tahun, yang terdiri dari : industri tersendiri/tidak terintegrasi sebanyak 13 unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun dan industri terintegrasi sebanyak 2 (dua) unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun

2 IV.3. Rencana dan Realisasi Pemenuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Kayu Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Kayu yang selanjutnya disingkat RPBBI adalah rencana yang memuat kebutuhan bahan baku dan pasokan bahan baku yang berasal dari sumber yang sah sesuai kapasitas izin industri primer hasil hutan dan ketersediaan jaminan pasokan bahan baku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang merupakan sistim pengendalian pasokan bahan baku. Bahan baku industri adalah hasil hutan yang diolah atau tidak diolah dan dapat dimanfaatkan sebagai material produksi dalam industri. Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Primer Hasil Kayu ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.16/Menhut-II/2007. RPBBI adalah rencana yang memuat kebutuhan bahan baku dan pasokan bahan baku yang berasal dari sumber yang sah sesuai kapasitas izin industri primer hasil hutan dan ketersediaan jaminan pasokan bahan baku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang merupakan sistem pengendalian pasokan bahan baku. Sumber bahan baku yang dapat digunakan untuk Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Kayu, berasal dari antara lain : a. -HA, b. -RE, c. -HT, d. -HTR, e. -HTHR, f. dalam Desa, g. dalam Kemasyarakatan, h. ILS/IPK, i. Rakyat atau Hak, j. Izin Penebangan/Pemanfaatan Kayu Perkebunan. Data rencana dan realisasi pemenuhan bahan baku industri primer hasil hutan kayu untuk IPHHK dengan kapasitas >6.000 m 3 /tahun tahun 2008 berdasarkan sistem online rencana dan realisasi RPBBI tahun 2008 per Bulan Juni RPBBI tahun 2008 sebesar ,15 m 3, sedangkan realisasi RPBBI tahun 2008 sebesar ,25 m 3. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun

3 IV.4. Rencana dan Realisasi Penggunaan Bahan Baku Industri Primer Hasil Kayu Rencana dan realisasi penggunaan bahan baku industri primer hasil hutan kayu dengan kapasitas >6.000 m3/tahun berdasarkan sistem online rencana dan realisasi RPBBI tahun 2008 per Bulan Juni Rencana penggunaan bahan baku industri untuk kayu bulat tahun 2008 sebesar ,76 m 3, sedangkan realisasi penggunaan sebesar ,61 m 3. Rencana penggunaan bahan baku industri untuk kayu olahan setengah jadi tahun 2008 sebesar ,40 m 3, sedangkan realisasi penggunaan sebesar ,71 m 3. Rencana penggunaan bahan baku industri untuk limbah (eks perolehan dari IPHHK lain) tahun 2008 sebesar 2.037,26 m 3, sedangkan realisasi penggunaan sebesar 327,26 m 3. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun

4 Tabel IV.1.1. DAFTAR REKAPITULASI INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU (IPHHK) KAPASITAS IZIN PRODUKSI DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2008 No Provinsi Jenis Produksi dan Industri Tunggal Plywood Kayu Gergajian (KG) Veneer Wood Chips LVL Plywood + KG Plywood + Veneer Jenis Produksi dan Industri Terintegrasi (unit) Plywood Plywood Plywood Plywood + KG + + KG + + Veneer + KG + Veneer + Veneer + LVL Chips LVL 1 Nangroe Aceh Darrussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun Plywood + LVL KG + Veneer KG + Chips

5 Tabel IV.1.2. DAFTAR REKAPITULASI INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU (IPHHK) KAPASITAS IZIN PRODUKSI DIATAS M3/TAHUN KEADAAN S/D TAHUN 2008 No Jenis Industri Kapasitas Izin Produksi (m3/tahun) Tenaga Kerja (orang) Nilai Investasi (Rp) I II Industri Tunggal 1 Plywood 30 2,607,948 42,753 2,681,136,619, Penggergajian Kayu 88 1,769,110 29,135 1,015,312,736, Veneer ,000 11, ,391,041, Wood Chips 7 4,141,936 1,145 1,233,623,388, LVL I 151 9,478,994 84,994 5,372,463,787,184.5 Industri Terpadu 1 Plywood + Penggergajian Kayu 42 7,405,627 88,415 7,471,711,814, Plywood + Veneer 2 272,500 1, ,047,946, Plywood + LVL 1 514,000 2, ,502,341, Plywood + Penggergajian Kayu + Veneer 7 1,083,761 11, ,076,498, Plywood + Veneer + LVL 2 903,500 7, ,952,173, Plywood + Penggergajian Kayu + Veneer + LVL 2 278, ,000,000, Plywood + Penggergajian Kayu + Chips 1 281, ,899,566, Penggergajian Kayu + Veneer 3 159,400 1,591 49,154,103, Penggergajian Kayu + Wood Chips 1 163, ,120,000,000.0 II 61 11,062, ,528 10,454,464,444,219.2 I dan II ,541, ,522 15,826,928,231,403.7 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun

6 Tabel IV.2.1. IZIN BARU INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU (IPHHK) KAPASITAS IZIN PRODUKSI >6.000 M3/TAHUN PERIODE TAHUN 2005 S/D 2008 Tahun No Jenis Industri I Tersendiri/tidak terintegrasi 1 Veneer , , ,000 2 Plywood , , ,000 3 LVL Sawn Timber ,000 5 Wood Chips ,166, ,166, ,311,067 I ,586, ,471, ,582,067 II Terintegrasi 1 Plywood + Veneer (+ LVL) , ,000 2 Plywood + Sawn Timber + Veneer , ,000 II , ,000 I dan II ,586, ,060, ,690,067 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun

7 Tabel IV.2.2. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU (IPHHK) KAPASITAS IZIN PRODUKSI >6.000 M3/TAHUN YANG MELAKUKAN PERLUASAN TAHUN 2005 S/D 2008 Tahun No Jenis Industri I Tersendiri/tidak terintegrasi 1 Veneer , ,000 2 Plywood LVL Sawn Timber , , ,000 5 Wood Chips A , , ,000 II Terintegrasi 1 Sawn Timber + Veneer , II , I dan II , , ,000 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun

8 I Tabel IV.2.3. PEMBAHARUAN IZIN INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU (IPHHK) KAPASITAS IZIN PRODUKSI >6.000 M3/TAHUN PERIODE 2005 S/D 2008 No Jenis Industri Tahun Tersendiri (Tidak terintegrasi) 1 Veneer 2 57, , , ,000 2 Plywood 19 1,546, ,140, , ,000 3 LVL Sawn Timber , , , ,600 5 Wood Chips 2 343, , ,400 I 49 2,499, ,003, , ,000 II Terintegrasi 1 Plywood + Sawn Timber 19 3,130, ,885, , ,000 Plywood 2,441,422 2,271, , ,000 Sawn Timber 688, ,800 20,000 36,000 2 Plywood + Veneer 1 62, Plywood 35, Veneer 27, Plywood + LVL 1 514, Plywood 300, LVL 214, Plywood + Sawn Timber + Veneer 2 354, , Plywood 203, , Sawn Timber 56, , Veneer 93,800 83, Plywood + Sawn Timber + Wood Chips , Plywood 0 325, Sawn Timber 0 114, Wood Chips 0 464, Plywood + Veneer + LVL , Plywood 0 80, Veneer 0 30, LVL 0 120, Plywood + Sawn Timber + Wood Chips + LVL 1 281, Plywood 95, Sawn Timber 24, Wood Chips 90, LVL 72, Sawn Timber + Veneer 1 73, , Sawn Timber 19,000 9, Veneer 54, II 25 4,415, ,598, , ,000 I dan II 74 6,914, ,602, , ,000 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun

9 No Tabel IV.3.1. DAFTAR REKAPITULASI RENCANA PEMENUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI (RPBBI) PRIMER HASIL HUTAN KAYU KAPASITAS > M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2008 Provinsi Stock (*) di IPHHK Tanggal 31 Desember Tahun Sebelumnya Alam -RE Yang Telah Mencapai Keseimbang an Pada Tanaman Industri atau HTI LC Penyiapan Lahan Penanaman HTI Pada Tanaman Rakyat atau HTR Pada HTHR Sumber Atau Asal Usul Bahan Baku Perum Perhutani Dalam Desa Dalam Kemasya rakatan Izin Lainnya Yang Sah (ILS) Atau IPK Rakyat Kayu Impor Kayu Perkebunan Bulat Hasil Lelang Pemilik atau Pedagang Hasil Kayu Bulat Dan Asal Usul Yang Sah (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara , , , , , , , , ,81 3 Sumatera Barat , ,45 4 Riau , , , , , , , , ,23 5 Kepulauan Riau 7.973, , , , ,68 6 Jambi , , , , , , , , , ,39 7 Sumatera Selatan , , , , , , ,58 8 Bangka Belitung Bengkulu , ,51 10 Lampung 2.301, , , , , , , ,04 11 Banten 6.660, , , , ,46 12 DKI Jakarta 2.936, , ,42 13 Jawa Barat 73,00 454, , ,88 14 Jawa Tengah , , , , , , , ,84 15 DI Yogyakarta Jawa Timur , , , , , , , , , ,83 17 Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat , , , , , ,72 21 Kalimantan Selatan , , , , , ,29 461, , , ,61 22 Kalimantan Tengah , , , , ,38 36, ,78 23 Kalimantan Timur , , , , , , , , , ,09 24 Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah , ,00 27 Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan , , , , , , , ,42 29 Sulawesi Barat Maluku , , , , ,14 31 Maluku Utara 2.195, , , ,60 32 Papua , , , ,47 33 Papua Barat , , , , , , , , , , , , , , , , ,15 Keterangan : - Kategori ILS/IPK sebesar 5,285, m3 di dalamnya terdapat rencana dari LC HTI. - Data hasil cetak sistem online Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2008 per Bulan Juni IPHHK Lain Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun

10 Tabel IV.3.2. DAFTAR REKAPITULASI REALISASI RENCANA PEMENUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI (RPBBI) PRIMER HASIL HUTAN KAYU KAPASITAS >6.000 M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2008 Sumber Atau Asal Usul Bahan Baku No Provinsi Stock (*) di IPHHK Tanggal 31 Desember Tahun Sebelum nya Alam -RE Dalam Alam Yang Telah Mencapai Keseimban gan Pada Tanaman Industri atau HTI LC Penyiapan Lahan Penanama n HTI Pada Tanaman Rakyat atau HTR Pada Tanaman Hasil Rehabilitasi atau HTHR Perum Perhutani Dalam Desa Dalam Kemasyar akatan Izin Lainnya Yang Sah (ILS) Atau IPK Rakyat Kayu Impor Kayu Perkebunan Bulat Hasil Lelang Pemilik atau Pedagang Hasil Kayu Bulat Dan Asal Usul Yang Sah IPHHK Lain (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara 92, , , , , , , , ,247, Sumatera Barat 0 14, , Riau 1,610, , ,695, , , , , ,454, Kepulauan Riau 7, , , , Jambi 263, , ,693, ,220, , , , , ,408, Sumatera Selatan 259, , ,898, , , , ,241, Bangka Belitung Bengkulu , , Lampung 2, , , , , , , , Banten 7, , , , , DKI Jakarta 2, , , , Jawa Barat , , Jawa Tengah 41, , , , , , , , DI Yogyakarta , Jawa Timur 47, , , , , , , , , , Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 140, , , , , ,083, Kalimantan Tengah 24, , , , , , Kalimantan Selatan 156, , , , , , , , ,121, Kalimantan Timur 199, ,032, , , , , , ,793, Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan 41, , , , , , , Sulawesi Barat Maluku 11, , , , Maluku Utara Papua 22, , , , Papua Barat 103, , , , ,034, ,629, ,318, , ,764, ,007, , , , , ,268, Keterangan : - Kategori ILS/IPK sebesar 2,764, m3 didalamnya terdapat realisasi dari LC HTI. - Data hasil cetak sistem online Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2008 per Bulan Juni Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun

11 Tabel IV.3.3. REKAPITULASI REALISASI RPBBI IPHHK KAPASITAS DIATAS M3/TAHUN PER SUMBER BAHAN BAKU TAHUN 2004 S/D 2008 No Asal Bahan Baku Volume Prosentase Volume Prosentase Volume Prosentase Volume Prosentase Volume Prosentase (m3) (%) (m3) (%) (m3) (%) (m3) (%) (m3) (%) 1 Stock Awal 4,115, ,747, ,382, ,898, ,034, HA 4,323, ,356, ,445, ,437, ,629, HT 9,352, ,897, ,981, ,614, ,318, ILS/IPK 20,721, ,139, ,456, ,391, ,764, IPHHK Lain 139, , , , , Rakyat 727, ,324, ,113, , ,007, Perum Perhutani 46, , , , , Kayu Perkebunan 187, , , , , Hasil Lelang 9, , , , Impor Kayu Bulat 299, , , , , Pedagang Kayu Bulat , ,923, ,367, ,770, ,387, ,268, Keterangan : Data Tahun 2008 hasil cetak sistem online Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2008 per Bulan Juni Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun

12 No Tabel IV.3.4. RENCANA DAN REALISASI PENGGUNAAN BAHAN BAKU INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU KAPASITAS DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2008 Provinsi Kayu Bulat Rencana Penggunaan Bahan Baku (m3) Kayu Olahan Setengah Jadi Limbah (Eks Perolehan Dari IPHHK Lain) Kayu Bulat Realisasi Penggunaan Bahan Baku (m3) Kayu Olahan Setengah Jadi Limbah (Eks Perolehan Dari IPHHK Lain) 1 NAD Sumatera Utara 1,456, ,207, Sumatera Barat 14, Riau 21,031, , ,617, , Kepulauan Riau 177, , Jambi 6,430, , ,159, , Sumatera Selatan 2,623, ,239, Bangka Belitung Bengkulu 68, , Lampung 297, , , Banten 171, , , , DKI Jakarta 13, , Jawa Barat 81, , , Jawa Tengah 1,661, , , , DI Yogyakarta Jawa Timur 1,145, , , , Bali NTB NTT Kalimantan Barat 1,388, , , Kalimantan Tengah 557, , Kalimantan Selatan 1,767, , , , , Kalimantan Timur 5,079, , ,479, , Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Selatan 834, , , , Sulawesi Tengah 15, Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Maluku 125, , Maluku Utara 122, Papua 655, , Papua Barat 682, , ,403, ,317, , ,716, , Keterangan : Data hasil cetak sistem online Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2008 per Bulan Juni Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Tahun