BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu
|
|
- Dewi Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rotan merupakan sumber devisa yang sangat besar bagi negara karena Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu rotan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pabrik atau industri, home industry, bahan baku kerajinan, perabot rumah tangga, perabot perkantoran dan telah memberikan kontribusinya untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat, terutama masyarakat sekitar hutan sebagai petani penghasil rotan (Maryana, 2010). 1 Produk tanaman rotan yang paling penting adalah batangnya. Bagian batang yang dimanfaatkan sebagai bahan baku adalah jenis batang yang sudah tua. Sebagai komoditi yang mulai dapat diandalkan untuk penerimaan negara, rotan telah dipandang sebagai komoditi perdagangan hasil hutan non-kayu yang cukup penting bagi Indonesia. Produk rotan ini juga telah menambah penerimaan ekspor unggulan selain minyak dan gas bumi, serta dapat disejajarkan dengan penerimaan ekspor utama pertanian lainnya seperti kopi, karet dan minyak sawit. Disamping itu, industri rotan juga memenuhi persyaratan pengembangan ekspor bukan migas karena: (a) memanfaatkan sumberdaya dalam negeri, (b) dapat 1 D. Martono dan Suprianal, Nana Sari Hasil Penelitian Rotan Jasni. Melalui < [24/01/2012] 1
2 2 memperbesar nilai tambah, (c) dapat bersaing di pasar dunia, (d) dapat menyerap tenaga kerja (Muhdi, 2008). Ahli rotan, Janumirno (2000) mengatakan bahwa pada abad ke-18, Indonesia telah menjadi pelopor dalam penyediaan produk rotan dunia, yakni hampir 80 persen keperluan dunia dipasok dari Indonesia. Hal ini diperkuat dengan ungkapan Yamakawa (2006) seorang pengusaha asal Jepang, bahwa potensi rotan di Indonesia sekitar 85 persen dan merupakan satu-satunya negara yang mampu menyediakan bahan baku rotan nomor satu dengan kapasitas terbesar di mancanegara. Indonesia mulai mengenal industri pengolahan rotan pada tahun , dan berkembang pesat sekitar tahun 1988, setelah ada peraturan pelarangan ekspor bahan baku rotan dan barang rotan setengah jadi. 2 Faozi (2008) mengemukakan bahwa dengan kehadiran industri pengolahan rotan akan memberikan dampak sebagai berikut 3 : 1. Meningkatkan nilai tambah untuk ekspor rotan olahan, sebagaimana apabila rotan telah diolah menjadi produk seperti furniture dan aneka kerajinan lainnya, tentunya akan memiliki nilai ekspor yang jauh lebih tinggi. 2. Banyak tenaga kerja yang bisa diserap, yaitu tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan rotan karena proses pembuatan kerajinan rotan mengandalkan tangan manusia dan bukan mesin. 2 Janumirno Membangkitkan Kembali Industri Mebel Rotan Indonesia. Melalui < [24/01/2012] 3 Faozi Analisa Peluang Ekspor Kerajinan Rotan. Melalui < [ 24 Januari 2012]
3 3 3. Memperkuat usaha pengrajin/produsen kerajinan rotan karena akan meningkatkan kapasitas stok bahan baku rotan. 4. Semakin memperkuat daya saing pengrajin/produsen/eksporter produk dari rotan Indonesia terhadap kompetitor dari negara lain seperti China, Vietnam dan Malaysia. 5. Ekspor rotan olahan ternyata juga akan menaikkan harga rotan mentah di tingkat petani rotan. Penurunan ekspor kerajinan rotan yang sangat luar biasa terus terjadi sejak tahun , penurunan ekspor kerajinan rotan ini telah berlangsung sejak diberlakukan kebijakan pemerintah yang memperbolehkan untuk melakukan ekspor bahan mentah rotan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, berikut ini merupakan grafik kinerja ekspor kerajinan rotan dari tahun : Nilai Ekspor Rotan (US$ Juta) Gambar 1. Kinerja Ekspor Kerajinan Rotan
4 4 Grafik di atas menunjukan bahwa nilai ekspor kerajinan rotan Indonesia terbilang masih sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai ekspor kerajinan rotan pada masa pelarangan ekspor bahan baku rotan yang mencapai lebih dari 374 Juta US$. Kondisi ini seakan kontradiktif bila melihat potensi Indonesia terhadap produk-produk kerajinan tangan daerah yang besar. Padahal banyak negara sasaran ekspor yang masih membutuhkan produk kerajinan dalam jumlah sangat besar, terutama Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Jerman, Italia, Inggris, Perancis, Belanda, dan Australia. Negara-negara itu pula yang selama ini menjadi negara sasaran ekspor utama untuk produk kerajinan rotan asal Indonesia. Nilai ekspor produk olahan rotan yakni mebel dan kerajinan rotan diperkirakan bisa mencapai US$120 juta pada tahun Jumlah itu mengalami kenaikan sekitar 20 persen dari tahun 2011 yang ditargetkan sebesar US$100 juta atau lebih rendah 27,53 persen dari 2010 sekitar US$138 juta. Pada tahun 2011 ekspor mebel dari kayu dan rotan masih memberikan kontribusi yang terbesar, hal tersebut diperkuat oleh data mengenai kinerja ekspor mebel pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Kinerja Ekspor Mebel Tahun 2011 Jenis Mebel Nilai (Triliun Rupiah) Kayu 7,2 Rotan 1,3 Bambu 0,0911 Metal 0,9047 Plastik 0,462 Bahan lainnya 5,9 Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2011 Berdasarkan data pada Tabel 1, kinerja ekspor mebel rotan Indonesia tahun 2011 menempati urutan ketiga setelah mebel kayu dan mebel dari bahan
5 5 lainnya. Sehingga mebel rotan Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar untuk peningkatan pasar ekspor. Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Hatta Sinatra (2011) mengatakan, telah terjadi peningkatan ekspor kerajinan rotan terutama mebel rotan pada tahun Hal tersebut terjadi seiring dengan adanya larangan ekspor rotan mentah dan setengah jadi oleh pemerintah. Namun kinerja ekspor pada tahun 2012 dikhawatirkan bisa melambat apabila terkena dampak dari krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Mengingat kawasan Eropa dan AS yang melebihi 90 persen dari tujuan ekspor produk olahan rotan. Kementrian Perdagangan Indonesia mencatat volume ekspor mebel rotan Indonesia pada tahun 2010 adalah ton, sedangkan ekspor kerajinan rotan mencapai ton. 4 Negara tujuan ekspor barang jadi rotan dari Indonesia ternyata cukup besar, berdasarkan data pada Tabel 2 dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, negara tujuan ekspor kerajinan rotan adalah sebagai berikut : Tabel 2. Negara Tujuan Ekspor Kerajinan Rotan Kawasan Negara Australia Australia dan Zelandia Baru Asia Jepang, India, Saudi Arabia, Korea, dan Taiwan Eropa Belanda, Belgia, Spanyol, Italia, Jerman, Denmark, Inggris, Slovenia, Hongaria, Yunani, Perancis, Finlandia Amerika USA, Puerto Rico, Chili Afrika Afrika Selatan, Mesir Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Hatta Peningkatan Ekspor Kerajinan Rotan. Melalui < [24 Januari 2012]
6 6 Dengan semakin dinamisnya persaingan di pasar global, pemerintah bersama para pelaku usaha perlu mengupayakan berbagai langkah strategis untuk mendiversifikasi produk ekspor dan meningkatkan daya saing nasional. Oleh karena itu langkah nyata yang dapat diwujudkan suatu industri kerajinan rotan untuk mengembangkan produk ekonomi kreatif berorientasi ekspor adalah dengan cara strategi pemasaran yang mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh industri kerajinan rotan tidak mungkin secara langsung jatuh ke tangan pembeli atau konsumen tanpa adanya suatu proses kegiatan pemasaran di dalamnya. Menghadapi kondisi pasar di tengah krisis ekonomi yang melanda wilayah Eropa dan Amerika Serikat serta mulai diberlakukannya kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah rotan, banyak pelaku industri pengolahan rotan yang berusaha meningkatkan daya saing dan kualitas kerajinan untuk skala ekspor. Dalam upaya meningkatkan volume ekspor tersebut, produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya harus memiliki rencana strategi pemasaran bersaing yang mampu meningkatkan penjualan produk mereka. Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi industri kerajinan rotan untuk melaksanakan strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Terkait dengan peningkatan kinerja kegiatan ekspor kerajinan rotan, PT. Euroindo Jaya merupakan salah satu industri mebel yang telah menghasilkan berbagai macam produk unggulan seperti mebel jati, mebel rotan, handicraft, stationary, placemat, table runner, dan wooden batik. Salah satu produk andalan
7 7 yang dihasilkan PT. Euroindo Jaya adalah kerajinan rotan berupa mebel rotan. Mebel rotan yang dihasilkan memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan pesaing lainnya, hal tersebut terlihat dari segi desain, warna, bentuk, ukuran, dan harga yang ditawarkan cukup bersaing. Selain itu promosi perusahaan melalui website telah memperluas jaringan pemasaran hingga mancanegara. PT. Euroindo Jaya telah memulai usaha dari tahun 2001, industri ini senantiasa berupaya memanfaatkan sumber daya rotan dalam negeri yang selanjutnya diolah menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang cukup tinggi di pasar mancanegara terutama di wilayah Eropa (French, Italy, Reunion and Martinique), USA dan Canada. Adanya aturan pemerintah mengenai larangan ekspor bahan baku rotan yang diberlakukan sejak tanggal 1 Desember 2011 merupakan peluang besar bagi peningkatan kinerja perindustrian rotan seperti PT. Euroindo Jaya. Menurut Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, sesungguhnya pemerintah dalam hal ini bermaksud menutup ekspor bahan baku rotan dengan keyakinan akan terjadi penyerapan oleh industri di dalam negeri 5. PT. Euroindo Jaya dalam menanggapi kebijakan tersebut, telah memposisikan rotan sebagai komoditi kebanggaan Indonesia yang perlu dipertahankan nilai ekonomi, lingkungan dan sosialnya karena telah menghidupi banyak orang mulai dari petani, pengumpul, pengrajin rotan, dan para tenaga kerja lainnya. Dengan mempelajari keragaan usaha rotan pada PT. Euroindo Jaya maka akan diketahui pentingnya keberadaan industri pengolahan rotan dalam menjaga pasokan guna pengadaan bahan baku, proses 5.Wirjawan, Gita Larangan Ekspor Rotan Langsung Tuai Penolakan. Melalui < [24/01/2012]
8 8 produksi dan pemasaran yang akan mendorong pada peningkatan penjualan kerajinan rotan. Dalam pengadaan bahan baku, PT. Euroindo telah memanfaatkan kandungan lokal (local content) yang sangat tinggi sehingga tidak terlalu tergantung pada impor bahan baku. Bahan baku rotan banyak diperoleh dari hutan dan sebagian dari hasil budidaya petani rotan. Dengan demikian secara nasional pengembangan usaha ini akan memberikan dampak positif terhadap pemanfaatan sumber daya alam Indonesia secara optimal, menghasilkan devisa bagi negara serta mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan petani rotan melalui perluasan penyerapan tenaga kerja maupun sebagai mitra penyedia bahan baku rotan. 6 Setiap industri pengolahan rotan seperti PT. Euroindo Jaya menginginkan produknya dapat diterima oleh masyarakat dan aktivitas-aktivitas industri seperti inovasi, karyawan, desain, kegiatan produksi, pemasaran serta pelayanan harus dapat unggul dalam persaingan yang akan ditawarkan pada masyarakat. Pesaing terbesar bagi industri kerajinan rotan Indonesia yang berasal dari luar adalah para pesaing yang berasal dari Filipina karena mereka memiliki pasokan bahan baku rotan yang cukup besar serta harga kerajinan rotan yang mereka tawarkan relatif lebih murah di pasaran. Selain itu China telah menghasilkan produk kerajinan yang terbuat dari willow, produk tersebut hampir menyerupai kerajinan rotan akan tetapi tekstur bahannya lebih lentur apabila dibandingkan dengan rotan. 6 Bank Indonesia Pola Pembiayaan Usaha Kecil. Jakarta. Melalui < [24/01/2012]
9 9 Pesaing terbesar bagi PT. Euroindo Jaya yang berasal dari Indonesia diantaranya adalah CV. Karya Wahana Sentosa, Ascarya Furniture, CV. Maha Karya Export, dan CV. Ciremai Raya. Permasalahan utama yang dirasakan industri kerajinan rotan Indonesia termasuk PT. Euroindo Jaya adalah krisis ekonomi yang melanda wilayah Eropa dan Amerika Serikat. Krisis tersebut telah menyebabkan penurunan pada penjualan ekspor kerajinan rotan, menurunkan tingkat produksi, dan meningkatkan kompetisi dengan para pesaing yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sehingga untuk berkompetisi dengan para pesaing tersebut, PT. Euroindo Jaya dituntut untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola dan memasarkan produknya. Oleh karena itu diperlukan kegiatan pemasaran yang baik sebagai faktor pendukung utama. Pemasaran itu sendiri merupakan bagian dari manajemen perusahaan dan juga salah satu faktor yang sangat penting, karena pemasaran akan mempengaruhi secara langsung terhadap kelancaran maupun keberhasilan industri dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, kelancaran suatu industri sangat tergantung pada manajemen dalam menyusun strategi pemasaran yang akan datang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam melaksanakan strategi pemasaran selalu berkaitan dengan bauran pemasaran yang terdiri dari empat variabel yaitu product, price, place, and promotion. Dimana keempat variabel tersebut saling berkaitan satu sama lain dan akan mempengaruhi perumusan strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang dilakukan PT. Euroindo Jaya berhubungan dengan pertumbuhan dan pangsa pasar. Dimana pertumbuhan pasar akan
10 10 mengukur sejauh mana tingkat penjualan untuk pasar yang akan dilayani, sehingga industri atau perusahaan dapat memperhitungkan kebutuhan pasar dalam berbagai situasi dan kondisi. Sedangkan pangsa pasar menunjukan volume penjualan yang terserap di pasaran yang dapat menggambarkan kebutuhan investasi dalam aktiva untuk meningkatkan kapasitas produksi dan hasil konsumsi kas. Tingkat pertumbuhan dan pangsa pasar PT. Euroindo Jaya dapat diukur melalui analisis matrik BCG. Analisis matrik BCG ini akan mengukur keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan PT. Euroindo Jaya melalui perhitungan tingkat pertumbuhan pasar dan nilai pangsa pasar dari volume penjualan ekspor kerajinan rotan dan strategi pemasaran PT. Euroindo Jaya selama dua tahun, selain itu melalui analisis matrik BCG dapat dipelajari kemampuan industri tersebut dalam pencapaian target posisi bersaing dalam industri merek. Posisi tersebut akan membantu dalam proses pengambilan keputusan bisnis, yang pada gilirannya akan membentuk perilaku perusahaan di dalam industri, apakah ia memimpin, menantang, mengikuti, atau menggarap sebagian kecil dari seluruh pasar yang tersedia. Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Keragaan dan Strategi Pemasaran Agroindustri Kerajinan Rotan Untuk Meningkatkan Volume Penjualan Ekspor Studi Kasus di PT. Euroindo Jaya, Jakarta Timur.
11 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana keragaan agroindustri kerajinan rotan PT. Euroindo Jaya dilihat dari pengadaan bahan baku, tahapan pengolahan (kegiatan produksi), dan pemasaran. 2. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan PT. Euroindo Jaya untuk meningkatkan volume penjualan ekspor kerajinan rotan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan PT. Euroindo Jaya dalam menggunakan setiap langkah strategis untuk menjangkau sasaran pasar kerajinan rotan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengidentifikasi keragaan agroindustri kerajinan rotan PT. Euroindo Jaya yang dikaitkan dengan hubungan pemegang kepentingan (stakeholders) dalam industri tersebut dengan para petani yang memiliki kontribusi terhadap pengadaan bahan baku rotan. 2. Mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Euroindo Jaya untuk meningkatkan volume penjualan ekspor kerajinan rotan melalui hasil analisis tingkat pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif berdasarkan matrik BCG (Boston Consulting Group).
12 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis maupun pembaca dalam: 1. Aspek Keilmuan Melengkapi kajian bidang sosial ekonomi pertanian, khususnya yang berkaitan dengan fungsi strategi pemasaran dalam suatu perusahaan melalui kajian agroindustri yang berwawasan lingkungan. 2. Aspek Guna Laksana: a) Kalangan akademis, sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai Analisis Matrik BCG pada strategi pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan ekspor suatu produk. b) Instansi tekait (stakeholder), sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam merumuskan kerjasama dan penyusunan strategi pemasaran untuk kepentingan perusahaan. c) Masyarakat, agar menambah kesadaran masyarakat, dalam hal ini terutama petani penghasil rotan agar mampu menghasilkan bahan baku rotan serta memaksimalkan peluang untuk menjalin kemitraan dengan para industri pengolahan rotan, sehingga hasil rotan dari para petani memiliki nilai tambah dan berdaya saing.
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perkayuan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perolehan devisa dan pembangunan ekonomi negara. Perkembangan industri kayu di Indonesia dimulai pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri kerajinan rotan untuk meningkatkan volume penjualan ekspor. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pendapatan penduduk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi usaha yang terkenal. Potensi usaha masyarakat yang dari Cirebon salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon merupakan salah satu daerah Jawa Barat yang memilki segudang potensi usaha yang terkenal. Potensi usaha masyarakat yang dari Cirebon salah satunya potensi kerajinannya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 56/11/72/Th. XV, 01 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH SEPTEMBER EKSPOR SENILAI US$ 32,12 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan us
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu
Lebih terperinciPerkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI
Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI Pengembangan ekspor tidak hanya dilihat sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga untuk mengembangkan ekonomi nasional. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya hubungan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Produk furnitur merupakan produk rumah tangga yang memiliki banyak fungsi dan kegunaan antara lain sebagai tempat menyimpan barang, tempat tidur, tempat duduk, dan lain sebagainya
Lebih terperinciV. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS
V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS 93 5.1. Perkembangan Umum MIHAS Pada bab ini dijelaskan perkembangan bisnis halal yang ditampilkan pada pameran bisnis halal Malaysia International Halal Showcase
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 02/01/72/Th. XIV, 03 Januari 2011 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH NOVEMBER EKSPOR SENILAI US$ 33,68 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk
114 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk perekonomian bagi masyarakat Indonesia. Salah satu sektor agroindustri yang cendrung berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat
Lebih terperinciBambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga. Bambu memiliki cabang-cabang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 41/07/72/Th.XIX, 15 Juli 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juni 2016, Nilai Ekspor US$ 145,17 Juta dan Impor US$ 124,22 Juta Selama Juni 2016, total ekspor senilai US$ 145,17
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan adalah subsektor perkebunan. Sebagai salah satu subsektor yang penting dalam sektor pertanian,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 49/08/72/Th.XIX, 15 Agustus 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juli 2016, Nilai Ekspor US$ 94,59 Juta dan Impor US$ 33,35 Juta Selama Juli 2016, total ekspor senilai US$ 94,59
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 48/09/72/Th. XVI, 02 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH JULI EKSPOR SENILAI US$ 29,25 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan (angka sementara) dibanding bulan (angka tetap)
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., 2007 No. 28/05/16/Th.XVII, 15 No. 37/07/16/Th.XVII, 1 Juli PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR
Lebih terperinciProposal Usaha Kerajinan Rotan
Proposal Usaha Kerajinan Rotan DISUSUN OLEH ASEP SOPYAN, SP.,M.Si Penata Tk.I Nip. 19650720 199303 1 007 No. Hp 081321782532 1 A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI No. 15/V/1 APRIL EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Februari mencapai US$ 4,18 milyar atau naik 4,36 persen dibanding ekspor bulan Januari sebesar
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2014
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., ember 2007 No. 07/02/16/Th.XVII, 02 Februari 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).
I. PENDAHULUAN A. DESKRIPSI UMUM Pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan proyeksi pemerintah pada tahun 2004, berada pada kisaran angka 4,5%-5% (BPS, 2003). Harapan yang optimis ini dibarengi dengan kebijakan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015
No. 20/03/15/Th.IX, 16 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 95,49 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 9,88 Juta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi merupakan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 51/09/72/Th.XVIII, 01 September 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juli 2015, Nilai Ekspor US$ 21,82 Juta dan Impor US$ 82,70 Juta Selama Juli 2015, total ekspor senilai US$
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010
KEMENTERIAN PERDAGANGAN KINERJA Periode: MARET 21 Jakarta, Mei 21 1 Neraca Perdagangan Indonesia Kondisi perdagangan Indonesia semakin menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 29. Selama Triwulan I
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014
No. 07/02/15/Th.IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 103,29 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 6,69 Juta.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2015
No. 32/05/15/Th.IX, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 101,85 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 7,81 Juta. Nilai ekspor Melalui
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/07/62/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015 Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Mei 2015 sebesar US$121,89 juta, turun 1,85 persen dibanding
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.
BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016
No. 23/05/16/Th.X, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 MARET Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 155,15 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 3,29 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015
No. 24/04/15/Th.IX, 15 April 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 103,12 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 10,95 Juta. Nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan teknologi tertentu di bidang komunikasi dan informasi telah mengakibatkan menyatunya pasar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 02/03/72/Th. XIV, 01 Maret 2011 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH JANUARI 2011 EKSPOR SENILAI US$ 24,15 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan uari 2011 (angka sementara) dibanding
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN APRIL 2017
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN APRIL 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., April 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No.32/06/16/Th.XIX, 2 Juni PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA
i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No.15/03/12/Thn. XX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$707,83 JUTA Nilai ekspor melalui
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 44/02/16/Th.XVII, 1 Februari 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 56/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Agustus 2015, Nilai Ekspor US$ 42,49 Juta dan Impor US$ 53,06 Juta Selama Agustus 2015, total ekspor senilai
Lebih terperinciUSAID LESTARI DAMPAK PELARANGAN EKSPOR ROTAN SEMI-JADI TERHADAP RISIKO ALIH FUNGSI LAHAN, LINGKUNGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI
LESTARI BRIEF LESTARI Brief No. 02 I 27 Mei 2016 USAID LESTARI DAMPAK PELARANGAN EKSPOR ROTAN SEMI-JADI TERHADAP RISIKO ALIH FUNGSI LAHAN, LINGKUNGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI Penulis: Suhardi Suryadi Editor:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/06/62/Th. IX, 1 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan sebesar US$124,19 juta, turun 13,01 persen dibanding bulan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang didukung oleh sektor pertanian. Salah satu sektor pertanian tersebut adalah perkebunan. Perkebunan memiliki peranan yang besar
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 02/01/16/Th.XVIII, 4 Januari 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER
Lebih terperinciEKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas
EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan ober mencapai US$ 7,27 milyar, atau 1,62 persen lebih tinggi dibanding ekspor bulan lalu. Secara kumulatif, ekspor Januari - ober mencapai US$ 58,5 milyar atau naik
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 02/03/72/Th. XV, 1 Maret 2012 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH JANUARI 2012 EKSPOR SENILAI US$ 25,64 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan uari 2012 (angka sementara) dibanding
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017
No. 13/03/15/Th.XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 195,65 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 5,81 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal yang penting bagi Indonesia. Furniture merupakan salah satu komoditi yang diproduksi dan diperdagangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 23/05/72/Th.XIX, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Maret 2016, Nilai Ekspor US$ 118,87 Juta dan Impor US$ 38,41 Juta Selama Maret 2016, total ekspor senilai US$ 118,87
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/02/62/Th. IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan sebesar US$62,45 juta, turun 29,68 persen dibanding
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016
No. 054/10/15/Th.X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 AGUSTUS Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 160,46 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 4,57 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU OKTOBER 2009
No. 05/02/14/Th. XI, 1 Februari 2010 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU OKTOBER EKSPOR RIAU BULAN OKTOBER NAIK 8,55 PERSEN Nilai ekspor Riau bulan mencapai US$ 960,66 juta atau mengalami kenaikan sebesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 21/04/72/Th. XVIII, 01 April 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Februari 2015, Nilai Ekspor US$ 6,18 Juta dan Impor US$ 21,25 Juta Selama Februari 2015, total ekspor senilai
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No. 42/08/16/Th.XVIII, 1 Agustus PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Lebih terperinciLatar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012
Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam. Hutan merupakan salah satu kekayaan negara yang tak ternilai harganya dan dari hutan banyak dihasilkan hasil hutan kayu dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciSIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Ekspor
Lebih terperinciPerdagangan Luar Negeri Ekspor-Impor Sumatera Selatan Agustus 2017
No.55/10/16/Th.XIX, 2 Oktober BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Perdagangan Luar Negeri Ekspor-Impor Sumatera Selatan Agustus Ekspor Agustus sebesar US$ 327,94 juta sedangkan Impor Agustus
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No. 41/08/17/Th.IX, 1 Agustus PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008
BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak nabati merupakan salah satu komoditas penting dalam perdagangan minyak pangan dunia. Tahun 2008 minyak nabati menguasai pangsa 84.8% dari konsumsi minyak pangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 21/04/72/Th.XX, 17 April 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Maret 2017, Nilai Ekspor US$ 208,38 Juta dan Impor US$ 200,92 Juta Selama Maret 2017, total ekspor senilai US$ 208,38
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016
No. 19/04/16/Th.X, 1 April 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 FEBRUARI Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 136,24 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 8,21 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015
No. 07/02/16/Th.X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 172,12 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 16,62 Juta. Nilai ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR FEBRUARI 2015
. 24/04/51/Th. IX, 1 April 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR FEBRUARI 2015 A EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Februari 2015 mencapai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 69/12/72/Th.XVIII, 01 Desember 2015 Selama Oktober 2015, Nilai Ekspor US$ 85,21 Juta dan Impor US$ 71,73 Juta Selama Oktober 2015, total ekspor senilai
Lebih terperinciEkspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Ekspor Nonmigas 21 Mencapai Rekor Tertinggi Jakarta,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/02/62/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Desember sebesar US$69,62 juta, naik 49,17 persen
Lebih terperinciSIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:
SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 1 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Februari 2012 Naik 8,5% Jakarta, 2 April 2012
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005
No. 53 / VIII/ 1 Nopember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan mencapai US$ 7,38 milyar, lebih tinggi 4,94 persen dibanding ekspor bulan Agustus sebesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama November 2015, Nilai Ekspor US$ 106,27 Juta dan Impor US$ 87,33 Juta Selama November 2015, total ekspor senilai US$ 106,27 juta, naik US$ 21,06 juta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JULI 2017
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN JULI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Juni 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juli 2017 No.49/09/17/Th.IX, 4 September 2017 PERDAGANGAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/11/62/Th. IX, 2 November 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2015 Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan ember 2015 sebesar US$49,69 juta, turun 7,90
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia dan salah satu sumber pendapatan bagi para petani. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lada atau pepper (Piper nigrum L) disebut juga dengan merica, merupakan jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah menjadi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016
No. 41/08/15/Th.X, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 176,85 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 4,44 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2016
No. 25/05/36/Th.X, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET NAIK 13,14 PERSEN MENJADI US$757,66 JUTA Nilai ekspor Banten pada Maret naik 13,14 persen dibanding
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 31/05/72/Th.XX, 15 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama April 2017, Nilai Ekspor US$ 161,64 Juta dan Impor US$ 90,89 Juta Selama April 2017, total ekspor senilai US$ 161,64
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif. Ekspor Impor Hasil Industri Bulan Oktober 2014
Untuk Keperluan Intern Kemenperin Ringkasan Eksekutif Ekspor Impor Hasil Industri Bulan A. Ekspor Impor Bulan Total ekspor bulan adalah sebesar US$ 15,35 miliar (dengan perincian ekspor non migas US$ 12,88
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 02/06/72/Th. XIV, 01 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH APRIL EKSPOR SENILAI US$ 17,22 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan il (angka sementara) dibanding bulan et (angka tetap)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA
i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 14/03/12/Thn. XIX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$574,08 JUTA Nilai ekspor
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2017
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No.36/07/16/Th.XIX, 3 Juli PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017
No. 38/07/36/Th.XI, 3 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI NAIK 9,95 PERSEN MENJADI US$1.001,75 JUTA Nilai ekspor Banten naik 9,95 persen dibanding ekspor April,
Lebih terperinci