Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir)"

Transkripsi

1 Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir) LEMBAR DATA 2.3 Apabila Anda seorang importir, setelah Anda mengumpulkan informasi (sebagai langkah pertama dalam pemeriksaan uji tuntas) atas kayu yang Anda impor, Anda dapat memilih untuk menggunakan Pedoman Berdasarkan Negara atau Kerangka Kerja Legalitas Kayu pada Langkah 2 untuk mengidentifikasi dan menilai risiko. Kerangka Kerja Legalitas Kayu akan dibahas dalam lembar data ini. Informasi lebih lanjut tentang Pedoman Berdasarkan Negara terdapat dalam Lembar Data 2.2 Pemeriksaan uji tuntas - Penggunaan Pedoman Berdasarkan Negara (bagi importir). Pemerintah Australia memasukkan langkah opsional ini untuk memberikan Anda sebuah proses yang telah teruji untuk dapat dengan cepat menilai risiko apakah suatu kayu atau produk kayu telah ditebang secara ilegal. Anda dapat memilih untuk menilai risiko apakah suatu produk ditebang secara ilegal dengan menggunakan Kerangka Kerja Legalitas Kayu yang tertera dalam Peraturan Amandemen Larangan Penebangan Liar 2013 (disebut sebagai Peraturan). Apa yang harus saya lakukan untuk memanfaatkan Kerangka Kerja Legalitas Kayu? Kerangka Kerja Legalitas Kayu yang telah disetujui dan dapat Anda gunakan tercantum pada Jadwal 2 dalam Peraturan. Ini termasuk: skema sertifikasi pengelolaan hutan dari Forest Stewardship Council (FSC/Dewan Pembinaan Hutan); sertifikasi pengelolaan hutan yang lestari dari Programme for Endorsement of Forest Certification (PEFC/Program Pendukungan Sertifikasi Hutan); dan skema lisensi untuk perdagangan produk kayu dari Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT/Tata Kelola Penegakan Hukum dan Perdagangan untuk Kehutanan) Uni Eropa. Peraturan ini menyediakan daftar apa saja yang harus dipertimbangkan ketika menggunakan Kerangka Kerja Legalitas Kayu. Jika Anda memilih untuk menggunakan proses opsional ini maka Anda harus: memastikan bahwa Anda telah mengumpulkan informasi yang dijabarkan dalam kerangka kerja mengambil langkah-langkah yang sewajarnya untuk memastikan bahwa informasi yang terkait dengan kerangka kerja ini akurat dan dapat diandalkan (tidak ada penipuan atau penggelapan) dengan cara memeriksanya dalam situs-situs web yang terkait dan terdaftar di halaman berikut mempertimbangkan apakah ada informasi lain yang dapat menunjukkan bahwa kayu tersebut ditebang secara ilegal membuat catatan tertulis dari proses yang dilakukan (misalnya berupa catatan arsip). Jika Anda dapat menunjukkan bahwa Kerangka Kerja Legalitas Kayu berlaku untuk kayu di dalam produk atau di daerah di mana kayu ditebang dan dapat memenuhi persyaratan ini dan telah menilai bahwa risiko kayu ilegal adalah rendah, maka Anda dapat melanjutkan tanpa perlu melakukan langkah lebih lanjut dalam proses pemeriksaan uji tuntas. Kerangka Kerja Legalitas Kayu Kerangka kerja yang telah tercantum dalam Peraturan memiliki tingkat penyaringan yang berat, dan memberi jaminan yang tinggi bahwa produk kayu yang diperdagangkan di bawah bendera program masing-masing telah ditebang secara legal menurut Undang-Undang penebangan liar Australia. Kerangka kerja ini juga bersifat interyurisdiksional, suatu sistem menyeluruh yang mencakup sebagian besar perdagangan kayu internasional.

2 Departemen Pertanian 2.3 Pemeriksaan uji tuntas - Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir) PROSES PEMERIKSAAN UJI TUNTAS langkah langkah MENGUMPULKAN INFORMASI Pedoman Berdasarkan Negara Kerangka Kerja Legalitas Kayu langkah IMPOR Pedoman Berdasarkan Negara Kerangka Kerja Legalitas Kayu langkah PENGURANGAN RISIKO Departemen baru-baru ini menugaskan sebuah laporan untuk meninjau standar Rantai Penahanan (Chain of Custody) PEFC dan FSC untuk dimasukkan ke dalam Peraturan. Laporan finalnya dijadwalkan selesai pada pertengahan Tergantung pada temuan laporan, standar Rantai Penahanan (Chain of Custody) untuk FSC dan PEFC juga dapat tercantum dalam Peraturan di bawah Kerangka Kerja Legalitas Kayu sebelum Peraturan mulai berlaku. Prinsip & Kriteria pengelolaan hutan dari Forest Stewardship Council (FSC/Dewan Pembinaan Hutan) FSC tidak mengeluarkan sertifikat ini sendiri. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh organisasi independen yang disebut sebagai lembaga sertifikasi. Hanya lembaga sertifikasi yang telah terakreditasi oleh FSC yang berwenang menerbitkan sertifikat FSC. Jika Anda ingin memverifikasi sertifikat pengelolaan hutan FSC, Anda dapat mengakses informasi sertifikat melalui fungsi pencarian publik dalam situs web FSC di info.fsc.org. Sistem sertifikasi pengelolaan hutan yang lestari dari Programme for Endorsement of Forest Certification (PEFC/Program Pendukungan Sertifikasi Hutan) PEFC adalah sebuah sistem sertifikasi hutan berskala internasional yang telah mendukung lebih dari 30 sistem sertifikasi hutan nasional. Jika Anda ingin memverifikasi sertifikat PEFC, Anda dapat mengakses informasi sertifikat melalui fungsi pencarian publik di situs PEFC di pefcregs.info. Skema lisensi untuk perdagangan produk kayu dari Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT/Tata Kelola Penegakan Hukum dan Perdagangan untuk Kehutanan) Uni Eropa. Kesepakatan Kemitraan Sukarela (VPA/Voluntary Partnership Agreements) adalah perjanjian yang dibuat oleh Uni Eropa dengan negara-negara penghasil kayu yang mengekspor kayu dan produk kayu ke Uni Eropa. Sebuah negara yang memiliki VPA dan sistem lisensi operasional dapat menerbitkan lisensi FLEGT untuk kayu dan produk kayu yang diproduksi secara legal. Each country that concludes a VPA with the EU will have an online portal to check FLEGT licences. Currently no licences have been issued, however progress on VPA negotiation and implementation can be tracked on the EU FLEGT Facility website at euflegt.efi.int/vpa.

3 Departemen Pertanian Pemeriksaan uji tuntas - Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir) Questions? Visit the department s website at illegallogging. You can also contact us by ing: illegallogging@agriculture.gov.au or calling us on Pertanyaan yang sering diajukan T: Apa peran sertifikasi lain atau sistem verifikasi legalitas yang tidak tercantum dalam Peraturan? J: Setiap sertifikasi atau sistem verifikasi legalitas dapat digunakan dalam langkah penilaian risiko (Langkah 3) dan langkah pengurangan risiko (Langkah 4) dalam pemeriksaan uji tuntas. Jenis skema dan proses ini dapat membantu memastikan suatu kayu atau produk kayu berisiko rendah. Terserah pada Anda untuk memutuskan apakah sertifikasi atau sistem verifikasi legalitas lain ini dapat memungkinkan Anda untuk menilai dan mengurangi risiko adanya kayu yang ditebang secara ilegal. Namun hanya sertifikasi yang tercantum dalam Peraturan yang dapat digunakan pada Langkah 2 dalam proses pemeriksaan uji tuntas. T: Apakah Forest Stewardship Council (FSC) dan standar Rantai Penahanan dari Programme for Endorsement of Forest Certification (PEFC/Program Pendukungan Sertifikasi Hutan) akan termasuk dalam Peraturan? J: Departemen telah menugaskan laporan untuk menilai apakah dua standar rantai penahanan ini dapat dimasukkan dalam daftar Kerangka Kerja Legalitas Kayu dalam Peraturan. Laporan ini akan menganalisis kekuatan dan keandalan standar rantai penahanan FSC dan PEFC terhadap suatu kerangka kerja untuk menilai apakah dua standar ini menyediakan tingkat jaminan legalitas yang tinggi. Laporan ini dijadwalkan akan selesai pertengahan T: Bagaimana saya akan tahu kapan Kerangka Kerja Legalitas Kayu lainnya termasuk dalam Peraturan? J: Kerangka kerja yang lain akan terdaftar apabila telah diakui oleh Pemerintah Australia memiliki tingkat jaminan yang tinggi kepada perusahaan yang mengimpor ke Australia bahwa produk kayu mereka telah ditebang secara legal. Situs web Departemen Pertanian akan diperbarui bila ada Kerangka Kerja Legalitas Kayu baru yang diakui. Agar Anda selalu mendapat informasi terbaru Anda dapat bergabung dalam daftar langganan departemen dengan cara mengunjungi situs web kami di daff.gov.au/illegallogging. illegallogging@agriculture.gov.au daff.gov.au/illegallogging DAFF1522_0514

Proses Pembelajaran (Learning Lessons) Promosi Sertifikasi Hutan dan Pengendalian Penebangan Liar di Indonesia

Proses Pembelajaran (Learning Lessons) Promosi Sertifikasi Hutan dan Pengendalian Penebangan Liar di Indonesia Proses Pembelajaran (Learning Lessons) Promosi Sertifikasi Hutan dan Pengendalian Penebangan Liar di Indonesia Luca Tacconi Krystof Obidzinski Ferdinandus Agung Proses Pembelajaran (Learning Lessons) Promosi

Lebih terperinci

Pedoman Umum untuk Penilaian Pengelolaan Hutan di Indonesia (Draf ketiga, April 2003)

Pedoman Umum untuk Penilaian Pengelolaan Hutan di Indonesia (Draf ketiga, April 2003) Tujuan Pedoman Umum untuk Penilaian Pengelolaan Hutan di Indonesia (Draf ketiga, April 2003) Tujuan Program SmartWood adalah untuk mengakui pengelola hutan yang baik melalui verifikasi independen yang

Lebih terperinci

Standar Forest Stewardship Hasil Harmonisasi standar antar lembaga sertifikasi FSC untuk Indonesia

Standar Forest Stewardship Hasil Harmonisasi standar antar lembaga sertifikasi FSC untuk Indonesia Forest Stewardship Council Standar Forest Stewardship Hasil Harmonisasi standar antar lembaga sertifikasi FSC untuk Indonesia Standar Forest Stewardship Untuk Republik Indonesia FSC Harmonised Forest Stewardship

Lebih terperinci

SVLK, Jalan Menuju REDD+

SVLK, Jalan Menuju REDD+ SVLK, Jalan Menuju REDD+ 2 Penulis: Arya Hadi Dharmawan Bramasto Nugroho Hariadi Kartodihardjo Lala M Kolopaking Rizaldi Boer Editor Bahasa: Sigit Pramono - CITK Rancang Grafis: Agus Sudaryono - CITK 3

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi. Sebuah petunjuk praktis bagi para praktisi dan penilai lapangan

Pedoman Pelaksanaan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi. Sebuah petunjuk praktis bagi para praktisi dan penilai lapangan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Sebuah petunjuk praktis bagi para praktisi dan penilai lapangan Edisi 1 Mei 2008 Pedoman Pelaksanaan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Sebuah petunjuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 52 Undang- Undang

Lebih terperinci

SVLK DALAM KONTEKS OTONOMI KHUSUS PROVINSI PAPUA 5 Kasus Terkait Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Hukum Adat

SVLK DALAM KONTEKS OTONOMI KHUSUS PROVINSI PAPUA 5 Kasus Terkait Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Hukum Adat STOCKTAKING ASSESSMENT SVLK DALAM KONTEKS OTONOMI KHUSUS PROVINSI PAPUA 5 Kasus Terkait Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Hukum Adat Disusun Oleh : Paramita Iswari Edi Suprapto Max J. Tokede Lyndon B.

Lebih terperinci

Standar Sertifikasi Kelompok

Standar Sertifikasi Kelompok March 2011 (versi 2) Red de Agricultura Sostenible DISCLAIMER This Bahasa version is a translation from the original English version of Group Certification Standards, March 2011. In the case of errors

Lebih terperinci

Menghubungkan Bisnis dengan Manajemen Hutan Bertanggung jawab. 'Kayu Baik, Bisnis Baik'

Menghubungkan Bisnis dengan Manajemen Hutan Bertanggung jawab. 'Kayu Baik, Bisnis Baik' Menghubungkan Bisnis dengan Manajemen Hutan Bertanggung jawab 'Kayu Baik, Bisnis Baik' Panduan praktis berorientasi industri untuk menghilangkan kayu yang tidak sah dan yang tidak diinginkan lainnya dari

Lebih terperinci

Tata Guna Lahan di Kalimantan Tengah

Tata Guna Lahan di Kalimantan Tengah Pangan, Bahan Bakar, Serat dan Hutan Tata Guna Lahan di Kalimantan Tengah Menyatukan tujuan pembangunan dan keberlanjutan untuk optimalisasi lahan CIFOR Dialog Hutan (The Forests Dialogue/TFD), Maret 2014

Lebih terperinci

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 24-34

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 24-34 PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN RAKYAT SEBAGAI UPAYA MENDORONG PEMBANGUNAN KEHUTANAN BERBASIS MASYARAKAT Oleh: Direktur Bina Iuran Kehutanan dan Peredaran Hasil Hutan I. PENDAHULUAN Hutan adalah sumber daya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Bukan hanya laba. Prinsip-prinsip bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial

Bukan hanya laba. Prinsip-prinsip bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial Bukan hanya laba Prinsip-prinsip bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial Penulis Godwin Limberg Ramses Iwan Moira Moeliono Yayan Indriatmoko Agus Mulyana Nugroho Adi Utomo Bukan hanya

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR: 5 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI USAHA JASA KONSTRUKSI TERINTEGRASI

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR: 5 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI USAHA JASA KONSTRUKSI TERINTEGRASI PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR: 5 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI USAHA JASA KONSTRUKSI TERINTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN ( DALAM SATU NASKAH )

UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN ( DALAM SATU NASKAH ) UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN ( DALAM SATU NASKAH ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara

Lebih terperinci

Piagam Sumber Daya Alam. Edisi Kedua

Piagam Sumber Daya Alam. Edisi Kedua Piagam Sumber Daya Alam Edisi Kedua Piagam Sumber Daya Alam Edisi Kedua Rantai keputusan piagam sumber daya alam LANDASAN DOMESTIK UNTUK TATA KELOLA SUMBER DAYA Penemuan dan keputusan untuk mengekstraksi

Lebih terperinci

Sistem Kualifikasi Pemasok (Supplier Qualification System - SQS)

Sistem Kualifikasi Pemasok (Supplier Qualification System - SQS) Sistem Kualifikasi Pemasok (Supplier Qualification System - SQS) untuk dapat dilihat oleh para pemasok Shell secara global www.shell.com/supplier/qualification Sistem Kualifikasi Pemasok (Supplier Qualification

Lebih terperinci

Solusi Bisnis: Mewujudkan Deklarasi Heart of Borneo

Solusi Bisnis: Mewujudkan Deklarasi Heart of Borneo BUSINESS REPORT HoB NI 2011 Solusi Bisnis: Mewujudkan Deklarasi Heart of Borneo Fokus pada kehutanan, kelapa sawit dan pertambangan kerjasama dengan PWC Heart of Borneo Jaringan Bisnis Hijau Di WWF kami

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33,

Lebih terperinci

DEFENDING FREEDOM OF EXPRESSION AND INFORMATION

DEFENDING FREEDOM OF EXPRESSION AND INFORMATION DEFENDING FREEDOM OF EXPRESSION AND INFORMATION ARTICLE 19 Free Word Centre 60 Farringdon Road London EC1R 3GA T +44 20 7324 2500 F +44 20 7490 0566 E info@article19.org W www.article19.org Tw @article19org

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Sertifikasi Pengelolaan Hutan untuk:

Laporan Penilaian Sertifikasi Pengelolaan Hutan untuk: Disertifikasi oleh: SmartWood Headquarters 65 Millet St. Suite 201 Richmond, VT 05477 USA Tel: 802-434-5491 Fax: 802-434-3116 www.smartwood.org Contact person: Jon Jickling jjickling@smartwood.org Laporan

Lebih terperinci

Standar Kriteria Pemenuhan Tahun Utama Panduan Interpretasi

Standar Kriteria Pemenuhan Tahun Utama Panduan Interpretasi Fair Trade USA Kriteria Pemenuhan untuk Standar Perikanan Tangkap FTUSA_CFS_CC_.v_EN_294 Dalam halaman-halaman berikut ini, setiap standar diikuti oleh tabel yang berisi kriteria terkait yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

Penilaian Dampak Sosial secara Partisipatif untuk Proyek dan Program Sumberdaya Alam

Penilaian Dampak Sosial secara Partisipatif untuk Proyek dan Program Sumberdaya Alam Penilaian Dampak Sosial secara Partisipatif untuk Proyek dan Program Sumberdaya Alam Juli 2012 Pendahuluan Ada kecenderungan umum yang menganggap Social Impact Assessment (SIA) atau Penilaian Dampak Sosial

Lebih terperinci

Indonesia Bagaimana Pemohon Bisa Memanfaatkan Hak atas Informasi

Indonesia Bagaimana Pemohon Bisa Memanfaatkan Hak atas Informasi 1 Bagaimana Pemohon Bisa Memanfaatkan Hak atas Informasi Manual untuk Peserta 2 Bagaimana Pemohon Bisa Memanfaatkan Hak atas Informasi Manual Peserta : Bagaimana Pemohon Bisa MemanfaatkanHak Atas Informasi

Lebih terperinci

Daftar Isi KATA PENGANTAR 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 I. KONTEKS 7. I.1 Kinerja Makroekonomi dan Tantangan Perdagangan 7

Daftar Isi KATA PENGANTAR 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 I. KONTEKS 7. I.1 Kinerja Makroekonomi dan Tantangan Perdagangan 7 Daftar Isi Daftar isi KATA PENGANTAR 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 I. KONTEKS 7 I.1 Kinerja Makroekonomi dan Tantangan Perdagangan 7 I.2. Regulasi Teknis Luar Negeri dan Akses Pasar Ekspor 8 I.3. Standar Internasional

Lebih terperinci

PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT DIWAKILI OLEH THE MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION

PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT DIWAKILI OLEH THE MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION OFFICIAL TRANSLATION PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT DIWAKILI OLEH THE MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE DAFTAR ISI Halaman Pasal

Lebih terperinci

Peta Jalan untuk Mencapai Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) pada tahun 2016

Peta Jalan untuk Mencapai Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) pada tahun 2016 Peta Jalan untuk Mencapai Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) pada tahun 2016 Illustratie Dick Bruna copyright Mercis bv, 1997 Dokumen Hasil Konferensi Global Pekerja Anak Den

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN NOMOR: 144/KMA/SK/VIII/2007

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN NOMOR: 144/KMA/SK/VIII/2007 KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN NOMOR: 144/KMA/SK/VIII/2007 MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA 2008 BHINEKA TUNGGAL IKA KETUA MAHKAMAH AGUNG

Lebih terperinci