ANALISIS KESESUAIAN TIME TABLE DENGAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM ( Kasus Trayek AKDP Tegal Purwokerto PP ) TESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESESUAIAN TIME TABLE DENGAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM ( Kasus Trayek AKDP Tegal Purwokerto PP ) TESIS"

Transkripsi

1 ANALISIS KESESUAIAN TIME TABLE DENGAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM ( Kasus Trayek AKDP Tegal Purwokerto PP ) TESIS Dsusun Dalam Rangka Memenuh Salah Satu Persyaratan Program Magster Teknk Spl Oleh : AGUS SAHRI NIM : L4A PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

2 ANALISIS KESESUAIAN TIME TABLE DENGAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM ( Kasus Trayek AKDP Tegal Purwokerto PP ) Yang dajukan oleh : AGUS SAHRI NIM : L4A Telah dsetuju oleh : Pembmbng Utama Pembmbng Pendampng Dr. Ir.BAMBANG RIYANTO, DEA Ir. ISMIYATI, MS NIP. : NIP. : Semarang, 2004 Unverstas Dponegoro Program Pasca Sarjana Magster Teknk Spl Ketua, Dr. Ir. SURIPIN, M.Eng NIP. :

3

4

5 KATA PENGANTAR Puj syukur saya panjatkan pada Allah SWT atas segala Rahmat dan juga Hdayahnya sehngga dapat terselesakannya penulsan tess n dengan tepat waktu dan sap untuk dpresentaskan, guna menyelesakan stud pada Program Pasca Sarjana Magster Teknk Spl UNDIP. Ucapan terma kash juga saya sampakan pada Bapak DR. Ir. Surpn, M.Eng selaku Ketua Program Pasca Sarjana Magster Teknk Spl UNDIP sekalgus sebaga pembmbng ketua, Bapak DR. Ir. Bambang Ryanto, DEA selaku pembmbng utama dan Ibu Ir. Ismat, MS selaku pembmbng pendampng. Juga terma kash kepada rekan-rekan staf tata usaha, Mbak Ema, Mas Solkn, Mas Rahmat, Mas Jojo serta rekan-rekan mahasswa PPS MTS yang lannya. Saya menyadar bahwa hasl laporan penulsan tess n mash jauh dar kesempurnaan. Untuk tu saya sangat mengharapkan sumbangsh setap masukan, krtk dan juga saran yang membangun dar Bapak dan Ibu sekalan juga kesempurnaan dan kebakan dalam penulsan tess n. Ucapan terma kash yang hanya dapat saya sampakan. Wassalam Penyusun, ( Agus Sahr )

6 ABSTRAK Penentuan tme table angkutan umum (bus) dengan kasus trayek Tegal- Purwokerto mempunya pengaruh pentng bag pemaka jasa angkutan, operator angkutan umum maupun bag pemaka jalan lan, Bag calon penumpang yatu dalam waktu tempuh perjalanan sangat dpengaruh oleh beberapa faktor dantaranya jumlah penumpang yang nak dalam termnal, jumlah penumpang yang nak dalam kota, jumlah penumpang yang nak dan turun luar kota, waktu tunggu penumpang dalam kota dan waktu tunggu penumpang luar kota. Tujuan peneltan n adalah mencoba untuk mengetahu faktor-faktor penentu atau krtera penentuan waktu tunggu operator dan calon penumpangnya sehngga ddapat kesesuaan waktu, dengan demkan dharapkan pemanfaatan fungs termnal lebh optmal, serta terjamnnya kelayakan usaha angkutan. Peneltan n dlakukan dengan menggunakan metode surva dan analss uj statstk serta menggunakan formulas teor antran. Surva yang dlakukan melput : surva jumlah penumpang yang berangkat dar termnal, jumlah bus yang berangkat dar termnal, waktu tunggu d termnal dan waktu operasonal dalam kota. Data lan yang dgunakan dperoleh dar data sekunder adalah data geometrk jalan (karakterstk ruas jalan), data trayek angkutan umum (rute dan frekuens) dan data fasltas d termnal. Hasl peneltan menunjukkan bahwa varabel Independen yatu jumlah penumpang dalam termnal, jumlah penumpang dalam kota, jumlah penumpang luar kota, waktu tunggu penumpang dalam kota dan waktu tunggu penumpang luar kota sangat mempengaruh varabel dependen yatu waktu tunggu penumpang d termnal, dar uj statstk apabla antara varabel Independen dengan varabel dependen sesua maka data tersebut tdak dapat dgunakan dalam peneltan sehngga dbutuhkan kesesuaan tme table dengan permntaan jasa angkutan penumpang umum dengan kasus trayek AKDP Tegal Purwokerto dan waktu yang deal pada trayek Tegal- Purwokerto adalah 22 ment. Dalam semnggu jumlah rata-rata penumpang dalam termnal adalah sebanyak 2 orang dmana jumlah penumpang rata-rata penumpang tertngg pada har jum at yatu sebanyak 4 orang, jumlah penumpang dalam kota 10 orang dan tertngg terjad pada har jum at yatu sebanyak 12 orang penumpang, jumlah penumpang luar kota 35 orang dan tertngg terjad pada har selasa yatu sebanyak 42 orang penumpang, waktu tunggu penumpang dalam kota sebesar 23,31 ment, waktu tunggu penumpang d termnal sebesar 9,07 ment dan dar hasl peneltan rata-rata waktu operasonal bus trayek Tegal-Purwokerto adalah sebesar 195,85 ment. Sebaga hasl akhr dar peneltan n menympulkan bahwa d termnal perlu adanya penyesuaan tme table dengan permntaan jasa angkutan umum untuk mengoptmalkan pelayanan d termnal.

7 ABSTRACT Tme table determnaton of publc transportaton (bus) Tegal-Purwokerto route case gves mportant meanng to users, publc transportaton operator or other road users. Especally for user, trp perod s nfluenced by several factors such as number of passengers who get on the bus n bus staton, number of passengers n-town, out of town passenger number who get on and off, watng perod of passengers n town and watng perod of passengers out of town. The am of ths research s tryng to fnd out the determnaton factors or determnaton crtera of operators watng perod and ther passengers. So there wll meet the rght tme, therefore there wll be optmzed of bus staton functon, also transportaton busness feasblty. Ths research was carred out by usng survey method and statstc test analyss and also queue theory formula. The surveys commtted nclude : number of passengers who depart from bus staton, number of buses whch depart from bus staton, watng perod n bus staton and operaton tme n town. Other data used, collected from secondary data s geometrc road data (road character), publc transportaton route data (route and frequency) and facltes n bus staton data. The result or research shows that ndependent varable such as number of passenger n bus staton, number of passenger n town, number of passenger out of town, watng perod of passengers n town and watng perod of passengers out of town are really nfluence dependant varable that s passenger watng perod n bus staton. From statstc test, f between ndependent and dependant varable are match, so that can t be used n research, so there wll need adjustment between tme table and demand of publc transportaton needs n the case of Tegal-Purwokerto route. The best perod of ths route s 22 mnutes. In a week, passenger average number n bus staton s two persons, the bggest number of passenger s four persons, n town passenger s ten persons. The bggest number of passenger s on Frdays 12 persons, out of town passenger s 35 persons and the bggest number on thuesdays s 42 persons. In-town passengers watng perod mnutes; passenger watng perod n bus staton s 9.07 mnutes. From the research shows that average bus operaton perod route Tegal-Purwokerto s mnutes. As the fnal result of ths research concludes that n bus staton needs tme table adjustment wth servce demand of publc transportaton to optmze ts servce n bus staton.

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN DEPAN... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar`Belakang Pokok Masalah Stud Kasus Tujuan Peneltan Batasan Masalah Manfaat Peneltan Sstematka Penulsan... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepadatan Rute Manfaat dan Fungs Termnal Analss Termnal Operasonal Termnal Penyesuaan Kapastas Terhadap Permntaan Akses Penumpang Perpndahan Antar Moda Pergerakan Kendaraan yang Lancar Tngkat Utltas dan Waktu Pelayanan Waktu Tunggu Tngkat Pelayanan Pejalan Kak Tngkat Pelayanan dar Ss Penumpang... 22

9 2.13. Aspek Pelayanan dar Ss Operator Kesesuaan Tme Table dengan Fluktuas Kedatangan Penumpang Antran Okupans Kendaraan Faktor Muat Waktu Perjalanan Waktu Nak-Turun Penumpang Kerangka Teor BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodolog Lokas Peneltan Alat yang Dgunakan Cara Peneltan Pelaksanaan Surva Model Peramalan Kesesuaan Analss Data, Kesmpulan, Saran dan Rekomendas. 40 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Mekansme Sstem Pelayana Trayek AKDP Tegal Purwokerto Daerah Peneltan Fasltas Termnal Srkulas Kendaraan dan Penumpang Jalur Kedatangan dan Jalur Keberangkatan Waktu Antara (tme headway) Kendaraan Umum (AKAP dan AKDP) yang Masuk/Keluar Terrmnal Pada Jam Puncak Lama Waktu Tunggu d Jalur Keberangkatan Okupans dan Faktor Muat Kusoner Wawancara... 61

10 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1. Teknk Analss Data Pengujan Data Regres Berganda Analsa Tme Table Waktu Antran BAB VI PENUTUP 6.1. Kesmpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arah pembangunan daerah Jawa Tengah lebh dprortaskan kepada usaha mencptakan lapangan kerja. Sesua dengan kebjakan penataan ruang yang termuat dalam Rencana Umum Tata Ruang Wlayah Propns Jawa Tengah, kegatan pembangunan d Jawa Tengah dbag dalam suatu perwlayahan pembangunan dmana salah satunya adalah Wlayah Pembangunan III dengan pusatnya d Kota Tegal. Maka kegatan pembangunan d Kota Tegal harus menunjang dan merupakan penerapan serta pelengkap dar pelaksanaan pembangunan daerah pada tngkat yang lebh tngg. Untuk lebh menngkatkan fungs Kota Tegal sebaga pusat pengembangan wlayah, maka program-program pembangunan darahkan pada : a. Penngkatan laju pertumbuhan ekonom yang dproyekskan sebesar 6 % setahun dengan usaha-usaha penunjangnya adalah penngkatan produktvtas sektorsektor ndustr, perdagangan dan jasa pelayanan, perkanan, pertanan dan penngkatan prasarana perhubungan. b. Pengembangan dan penngkatan kegatan penddkan. c. Penngkatan fungs termnal penumpang tpe A. d. Pengembangan dan penngkatan fungs pelabuhan laut. e. Pengembangan kegatan dan fasltas parwsata. Sstem jarngan jalan d Kota Tegal berfungs sebaga medan magnet bag kegatan Hnterland d sektarnya, yatu Brebes, Slaw dan Pemalang. Secara umum jarngan jalan tersebut mencakup jarngan jalan arter dan kolektor sekunder yang menghubungkan pusat-pusat kegatan utama dan pendukung dalam kota dengan jarngan jalan prmer yang menghubungkan Kota Tegal dengan kota-kota lannya. Prasarana transportas yang djabarkan dalam bentuk jarngan transportas dan smpul transportas merupakan sub sstem yang salng bernteraks dan bekerja

12 secara snergs dalam menunjang aktvtas transportas, pada transportas darat khususnya transportas jalan, maka smpul transportas jalan lebh dkenal dengan sebutan Termnal. Termnal adalah merupakan bagan dar jarngan pelayanan transportas yang merupakan smpul dar suatu rangkaan jarngan transportas jalan. Keberadaan termnal sangat vtal dalam penyelenggaraan angkutan umum, karena dstu adalah merupakan tempat bertemunya antara penyeda jasa dan pengguna jasa, tempat menakkan dan menurunkan penumpang serta tempat strahat bag kendaraan umum. Pola pergerakan orang dan kendaraan d area termnal mencermnkan unjuk kerja pelayanan termnal dan berpengaruh pada kapastas jarngan pelayanan angkutan umum. Menurunnya knerja termnal secara sgnfkan akan dapat menurunkan knerja pelayanan jarngan angkutan umum. Oleh sebab tu dar sudut pandang transport, penyelenggaraan termnal harus dsusun sedemkan rupa sehngga mampu mengoptmalkan fungs-fungs yang ada ddalam termnal guna menngkatkan pelayanan angkutan umum. Gambar 1.1 PETA JARINGAN JALAN PROPINSI JAWA TENGAH

13 Gam bar 2 PETA JARINGAN JALAN PROPINSI JAWA TENGAH TATARAN TRANSPORTASI LOKAL PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA, DAN SENI BUDAYA prma c p t a karsa CV. PRIMA CIPTA KARSA SEMARANG Sumber : Bappeda Kota Tegal Tahun Pokok Masalah Ddalam termnal banyak kegatan-kegatan tertentu yang dlakukan, terkadang secara bersamaan, dan terkadang secara pararel, dengan berbaga kepentngan dan bermacam-macam komponen yang salng bernteraks. Dar berbaga komponen tersebut, dantaranya yang serng djumpa adalah nteraks antara calon penumpang bus dan bus tu sendr, yang berkatan dengan waktu bus mencar penumpang ddalam termnal karena drasakan oleh calon penumpang bus waktunya terlalu lama. Akan tetap dss operator (awak kendaraan) waktu tersebut kurang mencukup bla dkatkan dengan jumlah calon penumpang yang akan dangkut, sehngga hal yang serng dlakukan oleh operator adalah masuk termnal lag setelah keluar termnal atau menunggu untuk mencar penumpang dluar termnal dlokas yang drasa merupakan konsentras penumpang. Hal n berakbat menurunnya fungs termnal, karena banyak tumbuh pangkalan-pangkalan lar bak ddalam maupun dluar sektar termnal

14 Gambar 1.2 PETA LOKASI TERMINAL KOTA TEGAL Sumber : Bappeda Kota Tegal Tahun 2006 Peneltan n dlakukan untuk mendapatkan kesesuaan waktu antara calon penumpang bus dan operator bus sehngga akan menjamn operasonal termnal berjalan secara tertb dan teratur dengan demkan fungs termnal akan lebh optmal. 1.3 Stud Kasus Peneltan n dlaksanakan untuk mengetahu kesesuaan waktu antara calon penumpang bus dengan operator bus sehngga menjamn operasonal termnal Tegal berjalan secara tertb dan teratur.

15 1.4 Tujuan Peneltan Tujuan dar peneltan n adalah mencoba untuk mengetahu faktor-faktor penentu atau kretera penentuan waktu tunggu operator dan calon penumpangnya sehngga ddapat kesesuaan waktu, dengan demkan dharapkan pemanfaatan fungs termnal lebh optmal, serta terjamnnya kelayakan usaha angkutan. 1.5 Batasan Masalah Pola pergerakan ddalam termnal yang terdr dar pengguna jasa dan kendaraan akan membentuk karakterstk dan pola pergerakan orang, karakterstk dan pola pergerakan kendaraan serta permntaan dan kapastas termnal tu sendr. Mengngat luasnya permasalahan tersebut datas dan keterbatasan waktu, dana dan tenaga dalam melakukan peneltan n maka dlakukan pembatasanpembatasan yang dperlukan, antara lan : Pembatasan mengena lngkup peneltan a. Khusus pada bus pelayanan ekonom dan non ekonom, antar kota dalam propns ( AKDP ) b. Jumlah bus yang dperhtungkan adalah jumlah bus yang beropras, tdak berdasarkan jumlah bus menurut jn. c. Karena ketersedaan bus jurusan Tegal Purwokerto yang palng banyak maka peneltan dlakukan pada trayek dmaksud. d. Peneltan jumlah penumpang yang nak dluar termnal sebatas yang berada ddalam kota Asums penelt Bahwa penataan lay out d termnal Kota Tegal yang berkatan dengan pengaturan pemberangkatan dan kedatangan bus (Tme Table) belum ada perubahan dengan tarp yang tetap (tdak berubah) Manfaat Peneltan Karakterstk operasonal termnal yang berkatan dengan unjuk kerja termnal dalam memberkan pelayanan terhadap :

16 a. Tempat pelayanan, jumlah tempat pelayanan dan konfguras tempat pelayanan serta karakterstk atau dspln pelayanan b. Fasltas antran kendaraan atau tempat menunggu untuk mendapatkan pelayanan. Manfaat yang dharapkan akan dperoleh melalu peneltan n adalah : a. Sebaga stud lanjutan mengena nfra stuktur kota, khususnya Termnal serta mengukur knerja dar fasltas utamanya b. Sebaga bahan masukan bag Pemerntah kota, khususnya Kota Tegal dalam mengelola fasltas umum yang sudah ada 1.7 Sstematka Penulsan BAB I BAB II BAB III : Pendahuluan Ddalam bab n durakan mengena apa yang telah menjad alasan dalam penulsan judul atau latar belakang masalah dan untuk memperjelas permasalahan yang muncul. Selan tu, ddalam bab n juga memperjelas mengena perumusan masalah, tujuan dan kegunaan peneltan, serta sstematka. : Tnjauan Pustaka Ddalamnya durakan mengena teor-teor yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yang dplh akan djadkan bahasan dalam peneltan tess n. Teor-teor tersebut dkutp dar beberapa lteratur serta referens yang djadkan obyek peneltan. Selan tu, lteratur serta referens yang ddalam Bab n juga djelaskan mengena peneltan selanjutnya, dsampng tu juga djelaskan mengena kerangka pemkran teorts dan hpotess dar peneltan. : Metode Peneltan Ddalamnya durakan mengena varabel peneltan dan defss operasonal, lokas peneltan juga djelaskan pula mengena metode penentuan sampel dan populas, jens dan sumber data yang dgunakan, metode pengumpulan data yang dgunakan serta

17 djelaskan mengena metode analss data yang dgunakan untuk melakukan pengolahan data. BAB IV BAB V BAB VI : Hasl dan Pembahasan Dalam bab n durakan objek peneltan secara sngkat serta halhal yang terkat dengan objek peneltan. D dalam bab n djelaskan pula mengena has peneltan yang ddukung pembahasan dalam peneltan. : Analss dan Pemecahan Dalam bab n djelaskan tentang hasl peneltan yang dperoleh penelt untuk kemudan danalss berdasarkan alat analss yang telah dtetapkan untuk mencar pemecahan masalah yang ada. : Penutup Ddalam bab n drurakan mengena kesmpulan yang dapat dambl dar hasl analss data dan pembahasan serta djelaskan pula mengena perbakan dar masalah yang telah dbahas sebelumnya.

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kepadatan Rute Adalah raso panjang yang dlalu angkutan umum terhadap luas area yang dlayan angkutan umum. Nla kepadatan rute menurut Gannopoulos merupakan umuran tngkat cakupan layanan angkutan umum. Nlanya bsa dtentukan berdasarkan kepadatan penduduk yang merupakan angka ndkatf, sepert dapat dlhat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 TINGKAT KEPADATAN RUTE Kepadatan Penduduk (orang/km 2 ) Kepadatan Rute (km rute / Km 2 luas ares) > , , , , , ,60 < 750 0,30 Sumber : (Gannopoulos, hal 112) Pada tabel d atas terlhat bahwa makn besar kepadatan penduduk yang dndkaskan makn besarnya permntaan (demand) akan pelayanan angkutan, kepadatan rute yang dndkaskan penyedaan (suplly) layanan angkutan umum secara teorts harus makn besar Manfaat dan Fungs Termnal Konsep Manfaat Konsep n menerangkan perlaku konsumen dalam menggunakan dan membelanjakan pendapatan yang dperolehnya, dmana seorang konsumen

19 yang rasonal akan berusaha memaksmumkan kepuasan dalam menggunakan pendapatannya untuk membel barang atau jasa. Yang dmaksud dengan kepuasan konsumen adalah suatu konds dmana konsumen meperoleh apa yang mereka ngnkan dan pada saat yang mereka tentukan. Dalam hal n setap konsumen berusaha mendapatkan kepuasan yang maksmal dan konsumen akan meneruskan pembelan atau penggunanaan terhadap produk untuk jangka panjang (lama), serta akan melakukan pembelan atau penggunaan yang berulang, bla a mendapatkan kepuasan dar produk atau jasa yang sama setelah dkonsumsnya. (Basu Swasta, 1982). Demkan juga dengan transportas khususnya tranportas jalan, karena produknya berupa jasa maka bukan hanya faktor baya saja, akan tetap juga faktor waktu akan mempengaruh atau mengganggu kepentngan penumpang. Lama atau cepatnya waktu pelayanan basanya dhtung dar mula penumpang nak sampa dengan penumpang turun. Waktu pelayanan basanya berbandng lurus dengan jarak route yang dlayan. Dengan demkan semakn jauh jarak rute yang dlayan oleh bus maka akan semakn lama waktu pelayanan yang dbutuhkan, namun demkan untuk route yang jaraknya relatf pendek waktu mencar penumpang dtermnal akan terasa sekal karena waktu pelayanan tu terdr dar : a. Waktu mencar penumpang dtermnal b. Waktu berjalan ddalam kendaraan c. Waktu menurunkan penumpang dar kendaraan Apabla waktu mencar penumpang dtermnal semakn lama, maka penumpang cenderung untuk nak dtempat mangkal lar dengan tujuan untuk memangkas waktu mencar penumpang dtermnal karena waktu berjalan ddalam kendaraan relatp cukup cepat bla dbandng dengan waktu mencar penumpang dtermnal. Dan apabla hal n dbarkan maka yang akan terjad adalah menurunnya kualtas pelayanan angkutan umum dan penurunan kualtas n akan mempengaruh fungs termnal Fungs Termnal

20 Termnal adalah ttk smpul berbaga moda angkutan jalan. Sebaga ttk perpndahan penumpang dar moda satu ke moda lannya atau dar berbaga moda ke suatu moda, juga suatu ttk tujuan atau akhr orang setelah turun melanjutkan berjalan kak ke tempat kerja, rumah atau pasar, dengan kata lan, termnal adalah suatu ttk hent. Termnal angkutan umum selalu dperlukan pada setap kota (bak kota besar, sedang ataupun kecl). Manfaat dar termnal dperoleh sebaga berkut : a. Sebaga tempat yang secara langsung dapat dketahu oleh penumpang sebaga tempat bertemunya berbaga jens angkutan umum. b. Sebaga tempat yang mudah untuk melakukan transfer antar berbaga moda dan pelayanan. c. Sebaga fasltas nformas bag penumpang. d. Sebaga tempat untuk mengendalkan pengoperasan angkutan umum. e. Menghlangkan kendaraan umum berhent untuk waktu lama (ngetem) d jalan Termnal berfungs sebaga : a. Ttk konsentras penumpang dar segala arah yang berkumpul atau menuju, karena tujuan perjalanannya dsektar termnal atau yang kemudan akan bergant kendaraan. b. Ttk dspers, tempat penyebaran penumpang ke segala arah penjuru, atau keluar wlayah atau ke beberapa tujuan khusus sepert arport, stasun kereta ap dan sebaganya. c. Tttk tempat penumpang bergant moda. d. Pusat layanan penumpang untuk nak dan turun kendaraan, menunggu, membel karcs dan keperluan lannya yang berkatan dengan perjalanan Dalam suatu kota dbutuhkan adanya satu buah termnal tpe A atau satu buah termnal tpe B dan beberapa termnal tpe C yang jumlah dan persebarannya tergantung pada jumlah penumpang yang dlayan dalam bentuk kota. Basanya termnal tpe C terletak

21 dpnggr kota yang merupakan ttk pertemuan antara angkutan kota dan angkutan pedesaan sehngga banyak termnal lokal tergantung pada banyaknya ttk pertemuan angkutan kota dan angkutan pedesaan. 2.3 Analss Termnal Sebaga lokas koordnas kegatan antara penumpang, operator, penguna lan dan pengelola serta koordnas antar berbaga moda dengan berbaga jens pelayanan, maka termnal merupakan tempat terjadnya berbaga aktvtas. Sedang d ss lan fungs termnal terhadap operator, penumpang, pengguna lan serta pemerntah dan keuntungan yang dharapkan, maka fungs tata guna lahan dar pengoperasan termnal sebaga berkut : a. Ttk konsentras, bak bag penumpang dan kendaraan dar segala arah yang berkumpul atau menuju ke suatu tujuan, atau karena tujuan perjalanannya dsektar termnal atau kemudan akan bergant kendaraan. b. Ttk dspers, tempat penyebaran penumpang dan kendaraan ke segala penjuru, atau keluar wlayah, atau ke beberapa tujuan khusus ( bandar udara, stasun kerata ap, Pelabuhan laut dan lan sebaganya ). Sebaga ttk konsentras dan ttk dspers maka termnal merupakan lokas yang mempunya tngkat aksesbltas tngg, dmana semua moda angkutan jalan menuju ke lokas termnal dan merupakan tempat berkumpulnya manusa. Keadaan yang demkan mengakbatkan termnal merupakan lokas yang strategs untuk membuka lapangan usaha dan merupakan tata guna lahan yang mampu mengembangkan suatu daerah. Perkembangan tersebut tentu saja akan menjadkan kegatan d sektar termnal menjad lebh beragam. Faktor-faktor d atas merupakan faktor eksternal yang mendukung tmbulnya kemacetan d sektar termnal, dsampng faktor-faktor nternal yang lan, sepert penetapan lokas yang tdak tepat, penetapan dsan yang tdak mengkut kretera yang berlaku dan pengelolaan yang tdak profesonal.

22 Kemacetan yang terjad akbat faktor nternal dantaranya adalah; ketdaksesuaan antara permntaan dan kapastas termnal, srkulas kendaraan yang tdak lancar, penumpang yang nak dan turun kendaraan dlokas keluar masuk kendaraan, akses pejalan kak yang tdak bak dan pemanfaatan daerah lngkungan kerja termnal yang tdak sesua dengan peruntukannya. Dar hal tersebut d atas maka standar pelayanan mnmal termnal yang berkat dengan knerja termnal dperlukan guna mendapatkan kepastan dalam pelayanan. 2.4 Operasonal Termnal Optmas pengelolaan termnal sangat dperlukan, mengngat pertumbuhan permntaan pengguna termnal terus menngkat serng dengan pertumbuhan penduduk serta pertumbuhan kendaraan umum. Untuk melayan permntaan tersebut tdak dapat dengan jalan terus menerus menambah areal termnal, karena luas lahan yang ada, terutama d daerah perkotaan sangat terbatas dan mahal. Termnal merupakan lokas yang selalu menark dan membangktkan perjalan, sehngga keberadaannya juga akan mampu mengembangkan daerah sektar termnal. Untuk memenuh tuntutan dar berbaga fhak tersebut, maka dperlukan berbaga pertmbangan faktor-faktor sepert d bawah n, sehngga keberadaan termnal dapat memberkan manfaat yang optmal dengan menekan sesedkt mungkn kerugan-kerugan yang mungkn tmbul. Beberapa Faktor-faktor pertmbangan yang dapat menunjang dalam pelaksanaan optmalsas pengelolaan termnal antara lan sebaga berkut : a. Penyesuaan kapastas terhadap permntaan b. Akses penumpang c. Perpndahan antar moda d. Pergerakan kendaraan yang lancar e. Manfaat tanah yang efsen Gambar 2.1

23 DESAIN LAYOUT TERMINAL TEGAL Kantor Kantn/Los Jalur kedatangan/ keberangkatan bus Jalur kedatangan/ keberangkatan Angkot/bus lokal Fasltas pejalan Sumber : Stud Manajemen Pengelolaan Termnal Kota Tegal Tahun Penyesuaan Kapastas Terhadap Permntaan 1. Pntu kedatangan bus 2. Pntu keberangkatan bus 3. Pntu masuk/keluar kend. Prbad dan Angkot 4. Pntu masuk/keluar kend. Prbad dan Angkot Termnal merupakan lokas yang menark dan membangktkan lalu lntas cukup tngg dan oleh karenanya kemacetan d sektar termnal tdak dapat dharapkan. Kadang-kadang penyebab kemacetan lau lntas tersebut hanya volume lalu lntas dengan katannya dengan kapastas jalan. Selan faktor pengoperasan, dalam beberapa hal lokas dan desan termnal sangat berperan dalam menyebabkan kemacetan lalu lntas, sepert dketahu bahwa permntaan ruang d dalam termnal berubah-ubah untuk setap harnya. Sebaga contoh, pada perode puncak pag, angkutan umum apa bla telah sampa dtermnal untuk menurunkan penumpang akan segera mennggalkan termnal untuk kembal ke jalan untuk mengangkut penumpang (terutama angkutan jarak pendek). Oleh karena tu dalam dsan termnal sangat pentng dperhatkan adalah kelancaran alran kendaraan masuk dan keluar termnal pada perode puncak. Pada konds yang demkan maka efsens dar pengelola sangat dbutuhkan, sehngga waktu pelayanan d termnal menjad lebh sngkat, dan akan menngkatkan kapastas termnal.

24 Akan tetap setelah perode puncak pag, kta serng mendapatkan termnal penuh dengan kendaraan, karena banyak pengemud memlh parkr kendaraannya sampa permntaan nak kembal. Jka permntaan parkr setelah perode sbuk melebh kapastas termnal, maka kemacetan lalu lntas akan terjad karena : a. Kendaraan-kendaraan angkutan umum antr untuk masuk termnal, karena lokas parkr pada tempat tunggu penumpang telah penuh. b. Kendaraan angkutan umum d parkr dluar termnal. Oleh karena tu sangat perlu dperhatkan dalam penentuan lokas, dsan dan pengoperasan termnal adalah mengena penyesuaan kapastas termnal terhadap permntaan yang ada, bak untuk mengalrkan kendaraan maupun kapastas untuk kendaraan berhent (parkr). 2.6 Akses Penumpang Untuk menurunkan kemungknan terjadnya kecelakaan dan membantu memperlancar alran kendaraan yang keluar masuk termnal, perlu dsedakan jalan keluar masuk bag pejalan kak yang terpsah dar jalan kendaraan. Jalur pejalan kak tersebut harus mempunya ukuran yang dapat memberkan tngkat pelayanan yang bak, sehngga pejalan kak tdak akan mempergunakan jalur kendaraan. Hal lan yang perlu dperhatkan dalam katan dengan akses penumpang adalah dengan memnmalkan kebutuhan pejalan kak untuk berjalan d areal yang dgunakan oleh kendaraan.

25 Gambar 2.2 PERGERAKAN CALON PENUMPANG DI TERMINAL II III IV I A III III II III IV 4 Kantor Kantn/Los Jalur kedatangan/ keberangkatan bus Jalur kedatangan/ keberangkatan Angkot/bus lokal Fasltas pejalan 1. Pntu kedatangan bus 2. Pntu keberangkatan bus 3. Pntu masuk/keluar kend. Prbad dan Angkot 4. Pntu masuk/keluar kend. Prbad dan Angkot A. Loket Penarkan Retrbus Masuk Termnal I Area Kedatangan Angkot/Angdes II Area Parkr Kendaraan Prbad III Ruang Tunggu Penumpang IV Area Kedatangan dan Keberangkatan Bus Sumber : Stud Manajemen Pengelolaan Termnal Kota Tegal Tahun Perpndahan Antar Moda Untuk menjamn kelancaran perpndahan antar moda sehngga tdak menmbulkan waktu pelayanan yang panjang maka dbutuhkan keterpaduan dalam pelayanan sstem d termnal, keterpaduan tersebut melput : a. Terpadu dalam ruang

26 Dengan keterpaduan dalam ruang maka penumpang dapat berpndah dar kendaraan atau moda ke kendaraan atau moda lan dengan berbaga jens pelayanan, maka akan lebh efsen bak dalam waktu, baya maupun tngkat hambatannya. b. Terpadu dalam waktu Dengan keterpaduan waktu maka waktu tunggu penumpang ataupun kendaran d dalam termnal dapat dtekan. c. Terpadu dalam tket Keterpaduan tket memungknkan penumpang bergant moda d termnal tanpa harus mencar / mendapatkan tket lag untuk kendaraan atau moda berkutnya, sehngga akan menngkatkan waktu pelayanan. Perlu dperhatkan pula bahwa karakterstk pelayanan tax, becak, ojek dan sejensnya perlu dpkrkan fasltasnya, sedekat mungkn dengan termnal sehngga memungknkan untuk dapat mengendalkannya. Jka tdak dsedakan, maka kendaran tersebut cenderung parkr d jalan yang berakbat memacetkan lalu lntas. 2.7 Pergerakan kendaraan yang lancar Sasaran utama dalam merencanakan suatu termnal adalah pergerakan yang lancar dar kendaraan yang masuk melalu dan keluar termnal. Sasaran tersebut dapat dcapa dengan beberapa faktor antara lan : a. Desan yang tepat b. Pemberan pedoman / petunjuk dengan rambu dan tanda lau lntas lannya. c. Penegakan hukum d. Pengelolaan yang efsen. Dengan hal tersebut datas maka pelayanan dapat dmnmalkan, sehngga kapastas termnal menjad lebh besar. Untuk keperluan tersebut dapat dgunakan dagram alr hubungan kegatan (Actvty Realtonshp Chart / ARC), yatu suatu peta atau dagram yang menggambarkan hubungan kedekatan aktvtas antar fasltas-fasltas tersebut.

27 Gambar 2.3 SIRKULASI ARUS KENDARAAN DI DALAM TERMINAL Kantor Kantn/Los Jalur kedatangan/ keberangkatan bus Jalur kedatangan/ keberangkatan Angkot/bus lokal Fasltas pejalan mber : Stud Manajemen Pengelolaan Termnal Kota Tegal Tahun 2002 Su Hubungan In Dbag Kedalam 6 ( Enam ) Tngkatan Yatu : 1). Absolut / mutlak Dmana hubungan kedekatan antara fasltas-fasltas sstem mutlak berdekatan. 2). Pentng sekal Dmana hubungan kedekatan antar fasltas-fasltas sstem pentng sekal tetap tdak mutlak 3). Pentng Dmana hubungan kedekatan antar fasltas-fasltas yang pentng untuk berdekatan, tetap tdak pentng sekal. 4). Basa Dmana hubungan kedekatan antar fasltas-fasltas sstem yang tdak pentng berdekatan, tetap dapat berdekatan.

28 5). Tdak dpentngkan Dmana hubungan kedekatan antar fasltas-fasltas sstem yang tdak dpentngkan. 6). Tdak ada hubungan Dmana hubungan kedekatan antar fasltas-fasltas sstem yang tdak ada hubungan pekerjaan sehngga tdak perlu berdekatan. 2.8 Tngkat Utltas dan Waktu Pelayanan Salah satu karakterstk operasonal termnal yang menunjukkan efsens pelayanan termnal adalah tngkat utltas, dmana efsens tersebut merupakan optmas dar pengelolaan termnal yang terkat dengan keterbatasan lahan dan konfguras tata letak termnal. Efsens dapat dcapa apabla volume yang dlayan mash dbawah kapastas termnal yang secara teorts dsebut tngkat utltas. Apabla tngkat utltas telah mencapa angka mendekat satu, maka termnal dapat dpastkan akan mengalam kemacetan. Tngkat utltas sebaknya berksar antara , d atas angka n termnal akan mengalam kemacetan. Tngkat utltas dukur dengan persamaan sebaga berkut : Arus kendaraan yang masuk termnal per satuan waktu tertentu (Kendaraan/jam) Tngkat utltas = Arus kendaraan yang keluar termnal setelah dlayan per satuan waktu tertentu (Kendaraan/jam) Bla dlhat formulas tersebut d atas dengan menngkatnya waktu pelayanan, maka arus kendaraan yang keluar termnal dapat menjad lebh besar sehngga kapastas termnal lebh besar. Secara teorts, waktu pelayanan dhtung dengan menjumlahkan seluruh waktu yang dlalu d dalam termnal. Walaupun demkan dalam kenyataannya

29 hal tersebut tdak sesederhana dengan hanya sekedar menjumlahkan waktu pelayanan seluruh proses yang ada. Hal n dsebabkan waktu pelayanan tdak bersfat tetap, tetap bervaras, sehngga ddalam perhtungan dambl angka rata-rata. Selan tu proses yang ada sangat tergantung dar proses sebelumnya dan kendaraan yang dlayan sebelumnya. Apabla terjad gangguan kecl dar salah satu proses dapat menyebabkan terganggunya seluruh aktvtas. Dar uraan tersebut datas, maka pelayanan dapat d ukur sebaga berkut : a. Waktu pelayanan tetap b. Waktu pelayanan varabel yang damat secara statstk, sehngga dstrbus dan pola varasnya dketahu dan dapat dcar nla rata-ratanya. Efsens waktu pelayanan dapat dwujudkan dengan menghlangkan atau memnmalkan waktu-waktu yang tdak produktf serta mengurang waktu pelayanan yang bersfat varabel. 2.9 Waktu tunggu Beragamnya kegatan yang terjad d termnal mengakbatkan waktu tunggu merupakan hal yang serng terjad. Karakterstk n merupakan komponen yang pentng dalam evaluas termnal, dan ramalan terhadap kemungknan antran yang akan terjad. Bagamana mengurang waktu menunggu adalah sesutau yang sult untuk delakkan, oleh karena tu kapastas yang cukup harus dsedakan untuk areal tempat tunggu, untuk dapat menampung lalu lntas. Waktu tunggu dan pada stem pelayanan (sama dengan waktu menunggu dtambah waktu selama dlayan), dapat d htung dengan menggunakan formulas sebaga berkut : _ w = 1 N N = 1 ( E A) = 1 N N = 1 ( D A S)... (1) _ t = 1 N N = 1 ( D A)... (2)

30 Dmana : w _ N A D E S t _ = Waktu menunggu rata-rata = Jumlah satuan lalu lntas, 1,2,, N = Saat tbanya satuan I = Saat berangkatnya satuan I = Saat satuan I memasuk tempat pelayanan = Waktu yang dbutuhkan untuk melayan satuan I = Waktu rata-rata ddalam system 2.10 Tngkat pelayanan pejalan kak Fasltas pejalan kak dperlukan untuk pejalan kak nak dan turun dar angkutan umum dan pejalan kak yang masuk dan keluar termnal. Jka jumlah pejalan kak sangat tngg maka kenyamanan dan keamanan harus dpertmbangkan dmana hal n dnyatakan dalam tngkat pelayanan. Tngkat pelayanan pejalan kak dukur dengan beberapa krtera, sepert hubungan antara lebar fasltas pejalan kak dengan jumlah pejalan kak yang mempergunakan fasltas tersebut. Metode pengukuran tngkat pelayanan yang lan adalah dengan melhat unjuk kerja dar fasltas pejalan kak yang ada, melput kecepatan rata-rata pejalan kak dan angka bandng volume dan kapastas dar fasltas pejalan kak. Kapastas dtunjukkan dengan lebar rata-rata fasltas pejalan kak untuk tap pejalan kak dan jumlah pejalan kak merupakan volume. Pengukuran tngkat pelayanan n membedakan unjuk kerja fasltas pejalan kak dar A sampa dengan F, dmana tngkat pelayanan A merupakan tngkat pelayanan terbak Aspek pelayanan dar ss penumpang a. Frekuens mempengaruh waktu tunggu rata-rata, penumpang mengharapkan frekuens pelayanan yang tngg hngga waktu menunggunya rendah, terutama pada saat kebutuhan akan jasa angkutan memuncak.

31 b. Penumpang lebh senang factor muat rendah, yang dapat dartkan bahwa selalu terseda tempat duduk bag mereka, dan perjalanannya lebh nyaman pada tngkat pemuatan yang rendah. c. Tngkat perpndahan kalau dmungknkan tdak ada. d. Kendaraan baru mempunya beberapa keuntungan potensal kepada penumpang dbandng kendaraan tua, oleh karena kendaraan baru memungknkan untuk memberkan pelayanan lebh nyaman, lebh dapat dandalkan dan lebh aman Aspek pelayanan dar ss operator Pelayanan dar sudut pandang operator berkatan dengan kelangsungan hdup fnansal. In akan merupakan suatu fungs dar 2 (dua) faktor, yakn pendapatan dan baya. Pada umumnya ukuran knerja fnansal yang lazm dpergunakan alah operatng raso, yakn pendapatan operas dbag baya operasnya. Namun knerja berkut n juga dapat dpergunakan pada tahap awal dentfkas permasalahan angkutan umum dar ss operator. a. Penumpang tap perjalanan b. Kemerataan penumpang c. Pendapatan per penumpang per klometer 2.13 Kesesuaan tme table dengan fluktuas kedatangan penumpang Dengan mengetahu pola frekuens kedatangan bus dan waktunya pada lokas jalur pemberangkatan serta fluktuas kedatangan penumpang, dengan memperhtungkan kapastas bus dan load factor yang dkehendak maka dapat dketahu kesesuaan dar waktu bus mencar penumpang dtermnal dengan fluktuas kedatangan penumpangnya. Formulas yang dgunakan : Waktu tunggu Mobl bus _ w = 1 N N = 1 ( E A) = 1 N N = 1 ( D A S)... (3)

32 _ t = 1 N N = 1 ( D A)... (4) Dmana : w _ N A D E S t _ = Waktu menunggu rata-rata = Jumlah satuan lalu lntas, 1,2,, N = Saat tbanya satuan I = Saat berangkatnya satuan I = Saat satuan I memasuk tempat pelayanan = Waktu yang dbutuhkan untuk melayan satuan I = Waktu rata-rata ddalam sstem Waktu tunggu dan kapastas mobl bus KMB = JK x LFP JK = 60 / WT x H / 60 WT = 1/6 x WP Dmana : KMB = Kapastas Penumpang Mobl bus ( Penumpang ) JK = Jumlah calon penumpang WT = Waktu tunggu calon penumpang d termnal ( ment ) H = Jarak waktu rata-rata antar calon penumpang ( ment ) WP = Waktu perjalanan calon penumpang ( ment ) LFP = Load factor yang dtetapkan ( Penumpang / Kapastas bus ) 2.14 Antran Sebaga akbat dar lebh tnggnya permntaan dar kapastas termnal maka terjadnya antran pada jalan masuk, bahkan sampa pada jalan dsektar termnal. Antran dapat ddefnskan sebaga kendaraan yang menunggu untuk memasuk sstem pelayanan termnal.

33 Antran merupakan karakterstk yang sangat nyata dan mudah damat, karena antran merupakan akbat dar karakterstk-karakterstk yang lan. Untuk mengatas antran yang terjad, maka dbutuhkan areal yang cukup untuk menampung kendaraan. Akan tetap hal n tdak efsen, akbat dar terbatasnya lahan dan mahal, terutama untuk wlayah perkotaan. Pemecahan palng efsen sebelum membangun tempat tunggu kendaraan adalah dengan optmas pengelolaan termnal dan desan, dengan optmas tersebut dharapkan kapastas termnal dapat dtngkatkan. Pengukuran mengena jumlah kendaraan yang antr dan waktu rata-rata dalam antran dapat dlakukan melalu surva, dmana metode surveynya menyerupa survey hambatan pada persmpangan. Untuk kepentngan optmas maka sstem pelayanan termnal dlhat secara komprehensf sebaga suatu sstem antran. Teor antran merupakan teor yang dapat daplkaskan pada suatu stem pelayanan untuk memperkrakan peluang (probablty) waktu-waktu pelayanan dan peluang besarnya kendaraan d dalam sstem pelayanannya. Secara skematk teor antran dapat dlhat dbawah n Gambar 2.4 SKEMA ANTRIAN : Tempat Lokas antran Pelayanan Tempat Sstem antran Sumber : Papacostas, C.S., and Prevedouros, P.D., 1993 Elemen-elemen yang harus dperhatkan antara lan :

34 a. Elemen tempat pelayanan, jumlah tempat pelayanan dan konfguras tempat pelayanan serta karakterstk atau dspln pelayanannya b. Elemen fasltas antran kendaraan atau tempat menunggu untuk mendapatkan pelayanan c. Elemen populas arus lalu lntas yang datang dan arus yang dlayan. Kesemua elemen nlah yang menjad dasar ddalam evaluas knerja termnal. Pada dasarnya pelayanan termnal akan berbentuk suatu sstem antran dmana kendaran yang datang menunggu untuk dlayan dan keluar mennggalkan termnal. Dalam teor antran hal-hal yang mendasar adalah bahwa kedatangan kendaran tdak teratur atau secara acak (mengkut sebaran Posson). Berdasarkan hal tersebut maka untuk menganalsa sstem antruan d termnal, harus dlakukan suatu smulas dengan pendekatan stokastk, dmana kejadan-kejadan dpandang sebaga sesuatu kemungknan-kemungknan dan bukan merupakan suatu yang past ( determnstk ). Adapun formulas teor antran sebaga berkut : n λ λ n 1. p ( n) = = ( ρ ) ( ρ ) µ 1 µ 1... (5) λ ρ 2. n = = µ λ 1 ρ... (6) λµ ρ 3. Var ( n) = = µ λ 2 1 ρ... (7) q = 2 λ ( ) ( ) 2 = 2 ρ 4. µ ( µ λ) 1 ρ 5. ( ) ( ) ( λ µ f d = µ λ e )d 6. 1 d = µ λ w = λ 1 = d 7. µ ( µ λ) µ ( 1 ρ ) µ t 8. p( d t) = 1 e ( 1 ρ ) µ t 9. p( w t) = 1 ρe dmana :... (8)... (9)... (10)... (11)... (12)... (13) p (n) = Proabltas untuk tempat mempunya n kendaraan ddalam sstem

35 n = Jumlah rata-rata kendaraan ddalam sstem var(n ) = Varan dar n jumlah kendaraan ddalam sstem q = Panjang antran rata-rata f (d) = Probabltas untuk waktu d ddalam sstem d = Waktu yang dgunakan dalam sstem w ( d t) = Waktu menunggu rata-rata dalam antran p = Probabltas waktu t atau kurang ddalam sstem Gambar 2.5 BAGAN p walir t PROSES = Probabltas DITERMINAL waktu tunggu PENUMPANG t atau kurang UMUM d dalam (MORLOK antran 1998) ( ) Kebutuhan penumpang yang akan berangkat Kedatangan kendaraan dalam kota Proses penumpang yang akan berangkat Pengurusan bagas penumpang yang berangkat Peralhan penumpang ke kendaraan dalam kota Kendaraan mennggalkan sstem dengan penumpang Proses untuk kendaraan antar kota Kedatangan kendaraan antar kota Proses peralhan Peralalhan penumpang ke termnal Proses untuk penumpang yang Pengurusan bagas penumpang yang datang

36 2.15 Okupans Kendaraan Yang dmaksud tngkat okupans kendaraan dalam peneltan n adalah tngkat pengssan kendaraan oleh penumpang d hentan. Tngkat okupans dhtung dar jumlah penumpang yang menunggu d hentan sebaga demand dbag dengan frekuens kendaraan yang melntas hentan dengan asums setap kendaraan berhent untuk menakkan penumpang. Cara perhtungannya dapat drumuskan sebaga berkut : Demand( orang / jam) Okupans =... (14) Frekuens( kendaraan/ jam) 2.16 Faktor Muat Yang dmaksud faktor muat dalam peneltan n adalah jumlah penumpang yang berada ddalam kendaraan yang dnyatakan dala prosen (%) pada suatu ttk penggal jalan tertentu. Ada 2 (dua) jens faktor muat yang dkenal yatu : a. Faktor muat stats Adalah surva dluar bus dmana pengumpul data (surveyor) berdr dsuatu tempat dengan menghtung dan mengumpulkan data jumlah penumpang yang berada ddalam kendaraan yang melewatnya. b. Faktor muat dnams Surva faktor muat dnams serng dsebut juga surva on bus atau surva nak turun penumpang dan waktu perjalanan, cara n yang palng efektf untuk

37 memperoleh data mengena waktu perjalanan. Akan tetap membutuhkan baya yang cukup mahal karena banyak d butuhkan tenaga surveyor Waktu Perjalanan Terdr atas waktu berjalan (operatng/ crusng tme), waktu berhent d hentan (dwellng tme) dan waktu tundaan dsebabkan lalu lntas ( msalnya oleh traffc lght ), waktu d termnal (waktu strahat awak, lay-over tme). Waktu berjalan dhtung berdasarkan karakterstk percepatan dan perlambatan kendaraan, kecepatan berjalan dan hambatan kecepatan. Waktu berhent tergantung pada kendaraan dan fasltas menakkan dan menurunkan penumpang Waktu Nak Turun Penumpang Adalah waktu yang dperlukan seorang penumpang untuk nak/ turun ke dan dar kendaraan Homburger, et.al. (1982), menyarankan waktu untuk nak (boardng-tme) dengan ketnggan pjakan pntu kendaraan yang rendah (lowlevel platform) dan sstem tarf datar (flat fare) tanpa kembalan adalah sebesar 3 detk. Sedangkan untuk waktu turun (alghtng-tme) sebesar 2,5 4 detk. Peneltan n mengasumskan waktu nak turun kendaraan sama yatu rata-rata adalah 4 detk, Pertmbangannya jens angkutan kota yang kecl dan komposs tempat duduk menyampng berhadap-hadapan sangat menyta waktu proses nak turun penumpang Kerangka Teor Berdasarkan teor yang telah dkemukakan datas maka penelt menentukan kerangkan teor sebaga berkut :

38 Gambar 2.6 BAGAN ALIR PENELITIAN A SURVAI UTAMA TAHAP PENGUMPULAN DATA DATA PRIMER : 1. Fasltas termnal 2. Jumlah Penumpang yang berangkat dar termnal 3. Jumlah bus yang akan berangkat dar termnal DATA SEKUNDER : 1. Lama Waktu tunggu d termnal 2. Penumpang nak d termnal 3. Lama waktu operasonal dalam kota ANALISIS DATA, MODEL MATEMATIS & STATISTIS HUBUNGAN WAKTU TUNGGU DI TERMINAL, WAKTU OPERASIONAL DALAM KOTA DAN WAKTU OPERASIONAL LUAR KOTA KESESUAIAN WAKTU TUNGGU DI TERMINAL TERHADAP JUMLAH PENUMPANG NAIK,TURUN SELAMA OPERASIONAL BUS HASIL & PEMBASAHAN KESIMPULAN & SARAN SELESAI

39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodolog Metodolog yang dgunakan dalam peneltan n adalah dengan melakukan pengumpulan data dar nstans terkat dalam hal n Dnas Perhubungan Kota Tegal juga melakukan pengamatan langsung d lapangan, surva-surva unjuk kerja termnal dan surva nventarsas. Rangkaan kegatan peneltan mula tahap awal sampa dengan akhr sebagamana tergambar pada bagan alr berkut n : Gambar 3.1 Mula Pengumpulan Data Data Prmer Data Sekunder Inventarsas Termnal Unjuk Kerja Opn Masyarakat Konds Eksstng Konds Ideal Analsa dan Penlaan Tdak Usulan Penanganan Ideal REKOMENDASI SELESAI 3.2 Lokas Peneltan

40 3.2.1 Kendaraan Peneltan n dlaksanakan d termnal bus Kota Tegal yang terletak d jalan Dr. Cpto Mangunkusumo Tegal melput : a. Ruang parkr Angkutan Kota Dalam Propns (AKDP) b. Srkulas kendaraan c. Ruang strahat Pemaka jasa a. Ruang tunggu b. Srkulas manusa Operasonal a. Ruang admnstras b. Ruang pengawas c. Loket d. Peron e. Retrbus f. Ruang nformas g. Ruang perkantoran 3.3 Alat Yang Dgunakan a. Stop Watch b. Meter c. Countng d. Alat-alat tuls dan formulr survey secukupnya e. Seperangkat komputer pentum 2 (dua). 3.4 Cara Peneltan Kebutuhan Data, data yang dperlukan dalam peneltan n terdr atas 2 (dua) macam jens data yatu :

41 Data prmer Adalah data yang mereflekskan konds sstem pada tahun berlaku. Data tersebut bsa berupa data unjuk kerja, maupun data kualtatf berupa opn atau penlaan masyarakat mengena unjuk kerja sstem. Untuk mengumpulkan data n harus dlakukan dengan surva lapangan, dan data yang dperoleh bersfat terbaru mengena konds sebenarnya. Basanya dalam pengumpulan data prmer n kta dhadapkan pada masalah populas data yang terkadang jumlahnya besar atau bahkan tak terhngga. Sehngga untuk pengumpulannya dlakukan dengan pengamblan sampel dengan tetap memperhatkan kadah-kadah yang berlaku dalam peneltan sampel. Data prmer yang dperlukan dalam peneltan n dperoleh dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung d termnal yatu : Data knerja pelayanan termnal. Data yang menyangkut knerja pelayanan termnal melput : a. Volume kendaraan umum yang masuk/keluar termnal pada jam puncak; b. Volume penumpang yang masuk termnal pada jam puncak; c. Lamanya kendaraan umum parkr, berada d jalur tunggu dan jalur pemberangkatan; d. Waktu antara kendaraan umum yang masuk/keluar termnal; e. Lamanya srkulas kendaraan umum dar pntu masuk sampa jalur kedatangan, dan dar jalur pemberangkatan sampa pntu keluar; f. Fasltas-fasltas yang ada d termnal Data opn awak kendaraan umum. Data opn awak kendaraan umum yatu berupa pendapat atau opn mereka terhadap tngkat pelayanan yang ada d termnal pada konds eksstng Data opn penumpang

42 Data opn penumpang yatu berupa pendapat atau opn mereka terhadap tngkat pelayanan yang ada d termnal pada konds eksstng Data sekunder Adalah data yang merupakan kumpulan nformas yang berada pada nstans pemerntah, swasta dsb, bak berupa hasl peneltan, hasl pengumpulan data tme seres, peraturan perundangan, hasl kebjakan pemerntah dan sebaganya. Data n sudah ada, dan untuk memperolehnya dlakukan surva nstansonal. Data n bersfat pendukung dan melengkap data prmer. Data sekunder yang dperlukan dalam peneltan n dperoleh dar UPT Termnal maupun nstans terkat yatu : a. Volume kendaraan yang masuk/keluar termnal selama 1 tahun. b. Volume penumpang yang masuk/keluar termnal selama 1 tahun. c. Jumlah trayek angkutan umum yang ada d termnal. d. Tme table kendaraan umum d termnal. e. Layout termnal. f. Jumlah angkutan umum kendaraan bermotor d Kota Tegal. g. Jumlah penduduk d Kota Tegal 3.5 Pelaksanaan Surva Surva Inventarsas Guna memperoleh data yang dbutuhkan maka dlakukan surva-surva d lapangan. Adapun surva-surva yang dlakukan adalah sebaga berkut : Surva n dlakukan untuk mendapatkan data tentang : a. Luas dan lokas termnal, b. Fasltas utama dan fasltas penunjang termnal, c. Layout termnal, d. Jumlah trayek angkutan umum, e. Srkulas arus lalu lntas d termnal.

43 3.5.2 Surva Volume Bus Umum Trayek Tegal Purwokerto PP Masuk/Keluar Termnal Surva n untuk mendapatkan data tentang volume bus umum trayek Tegal Purwokerto PP ( AKDP ) yang masuk/keluar termnal pada jam puncak. Surva dlakukan oleh 1 (satu) orang dengan mengambl ttk d pntu masuk/keluar termnal dengan melakukan pencacahan terhadap setap bus umum AKDP jurusan Tegal - Purwokerto yang masuk/keluar termnal pada saat jam puncak Surva waktu antara bus umum Jurusan Tegal - Purwokerto (tme headway) Surva n dlakukan untuk memperoleh data tentang waktu antara (tme headway) bus umum jurusan Tegal - Purwokerto ( AKDP ) yang masuk/keluar termnal pada jam puncak. Surva dlakukan oleh 2 (dua) orang masng-masng mengamat dan mengukur waktu antara kendaraan yang masuk dan keluar khusus jurusan Tegal Purwokerto PP. Surva n dengan mengambl suatu ttk tetap d jalur srkulas lalu lntas masuk/keluar termnal dengan melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap waktu antara kendaraan (tme headway) bus AKDP jurusan Tegal - Purwokerto yang masuk/keluar termnal pada saat jam puncak Surva Volume Penumpang Jurusan Tegal Purwokerto yang Masuk Termnal Surva n untuk memperoleh data tentang volume penumpang yang masuk termnal pada saat jam puncak. D sampng tu juga untuk mengetahu prosentase penumpang yang dapat terjarng masuk termnal melalu pntu Jasa Pelayanan Masuk Termnal (JPMT) dan yang tdak, karena terdapat sebagan penumpang yang nak bus AKDP d luar pntu Jasa Pelayanan Masuk Termnal (JPMT). Surva n dlakukan pada 3 (tga) tempat yatu d pntu Jasa Pelayanan Masuk Termnal (JPMT), sektar pntu keluar ANGKOT/ANGDES dan d sektar pntu keluar termnal oleh 9 (semblan)

44 orang surveyor secara bergantan selama 16 jam yang dmula dar jam WIB sampa jam WIB. Cara melakukan surva tersebut adalah dengan melakukan pencacahan terhadap setap penumpang yang masuk termnal melalu pntu Jasa Pelayanan Masuk Termnal (JPMT) maupun yang nak bus AKDP jurusan Tegal Purwokerto d luar pntu Jasa Pelayanan Masuk Termnal (JPMT) Surva Waktu Pelayanan Kendaraan Umum Surva n untuk memperoleh data tentang lamanya waktu kendaraan umum (bus AKDP) jurusan Tegal - Purwokerto dlayan d jalur pemberangkatan pada saat jam sbuk. Surva dlakukan oleh 2 (dua) orang surveyor, masng-masng d sektar jalur pemberangkatan bus AKDP ekonom jurusan Tegal Purwokerto dan d sektar jalur pemberangkatan bus AKAP non ekonom jurusan ke Purwokerto, dengan cara mencatatat waktu dan nomor bus yang masuk dan keluar dar jalur pemberangkatan tersebut selama 1 (satu) jam pada jam sbuk Surva Load factor dnams ddalam kota Surva n dlakukan hanya pada jens bus AKDP ekonom, karena untuk jens pelayanan non ekonom tdak mengambl penumpang dluar termnal. Adapun cara pengamatannya adalah seorang surveyor berada dalam kendaraan dengan mencatat waktu dan jumlah penumpang yang nak pada setap seks jalan dan tempat pemberhentan d dalam kota.

45 3.6 Model Peralaman Kesesuaan Kajan Peramalan Kesesuaan Pengolahan data dlakukan bak untuk data sekunder dar nstans terkat maupun data prmer yang dperoleh dar pengamatan dan mengukuran langsung d lapangan Data Sekunder Data sekunder yang dperlukan dalam peneltan yang dperoleh dar nstans terkat dolah untuk danalsa sesua dengan maksud dan tujuan peneltan. Hasl dar pengolahan data sekunder kemudan dsajkan dalam bentuk : a. Naras sebagamana yang dtuls mengena gambaran umum wlayah peneltan; b. Tabel-tabel yang menyajkan perkembangan penduduk Kota Tegal, jumlah kendaraan bermotor, trayek angkutan kota/pedesaan, angkutan lokal AKDP, volume perjalanan AKAP dan AKDP serta penumpang, armada bus yang masuk termnal; c. Gambar (layout) termnal, yang menunjukkan tata letak fasltasfasltas yang ada d termnal. d. Gambar srkulas arus lalu lntas d dalam termnal yang menunjukkan srkulas arus lalu lntas bak orang maupun kendaraan d dalam termnal ataupun masuk/keluar termnal.

46 3.6.3 Data Prmer Data prmer yang dperoleh dar surva-surva pengamatan langsung d lapangan kemudan dolah untuk selanjutnya danalss dan devaluas. Hasl analss dan pengolahan data terhadap masng-masng ndkator dapat djelaskan sebaga berkut : Dengan olahan statstk Statstk Metode H 0 Asums yang sudah dterangkan datas akan duj kebenarannya untuk peneltan kasus d Termnal Bus Tegal, khususnya untuk peneltan n, pengujan asums dlakukan dengan statstk metode H 0 berupa tes tanda (sgn test). Juga H 0 bernla postp maka asums dapat dbenarkan secara statstk, demkan sebalknya Ch square test (Tes Ch Kuadrat) Tes n merupakan metode statstk standar yang dpergunakan untuk mengetahu keterkatan hubungan antara varabel-varabel bebas dengan varabel tdak bebas. Keluaran dar tes n antara lan R kuadrat dan lannya Tes Korelas Tes korelas dpergunakan untuk mengetahu hubungan atau korelas antara tap-tap varabel yang dusulkan ddalam peneltan Volume bus jam puncak dtermnal. Volume kendaraan umum yang dalam hal n adalah bus AKAP dan AKDP yang masuk/keluar termnal pada jam puncak sangat bermanfaat untuk evaluas tngkat pelayanan d termnal yang berkatan dengan V/C, manajemen lalu lntas d dalam

47 termnal, perancangan jumlah lajur maupun untuk analss pendapatan termnal dalam memberkan kontrbus terhadap PAD. Besar keclnya volume kendaraan yang masuk/keluar termnal akan sangat berpengaruh pada tngkat pelayanan d termnal maupun tngkat pendapatan yang dperoleh termnal. Bus AKAP dan AKDP yang masuk/keluar termnal n berfluktuas sesua dengan jam-jam puncaknya. Jam-jam puncak basanya terjad pada pag har antara jam s/d jam untuk semua trayek AKAP dan AKDP, atau pada malam har antara jam s/d jam untuk trayek jurusan Jakarta Analss Data, Kesmpulan, Saran dan Rekomendas Dar hasl olahan data pada proses sebelumnya kemudan dlakukan analss yang dsesuakan dengan latar belakang permasalahan, maksud dan tujuan serta batasan masalah dar peneltan n. Dar hasl analss data kemudan dtemukan suatu gars besar yang merupakan kesmpulan dar peneltan yang nantnya dgunakan sebaga saran serta rekomendas yang dusulkan Analss Data Ddalam analss data yang dusulkan pada peneltan n dbag menjad 2 (dua) bagan pokok yang terdr dar : Pembuktan asums awal peneltan Dengan terbuktnya asums awal peneltan maka dapat dketahu opn masyarakat secara umum mengena lamanya waktu bus menacar penumpang dtermnal dengan keengganan calon penumpang masuk kedalam termnal, dserta dengan varabelvarabel yang membentuk opn tersebut Evaluas Waktu Bus Mencar Penumpang d Termnal Bus Tegal Evaluas waktu bus mencar penumpang d termnal bus Tegal dlakukan karena kenyataan yang berkatan dengan asums penelt benar. Dar hal tersebut dapat dketahu kerugan yang harus dderta oleh Pemerntah Kota Tegal dalam hal penermaan retrbus peron dan pendapatan lannya. Tahapan evaluas n, melput waktu tunggu bus mencar penumpang yang dkatkan

48 dengan fluktuas kedatangan calon penumpang, dengan menggunakan formulas yang telah dsnggung pada bab landasan teor. Kemudan dlanjutkan dengan analss kerugan dalam penermaan retrbus peron dan penermaan lannya. Kemudan danalss antara waktu bus mencar penumpang dtermnal yang sekarang berjalan dengan waktu bus mencar penumpang dtermnal yang telah dsesuakan dengan tngkat fluktuas kedatangan calon penumpang dtermnal, dengan mengkut sertakan varabel-varabel yang telah dusulkan Formulas Fluktuas kedatangan calon penumpang Formulas fluktuas kedatangan calon penumpang yang telah dpaparkan pada bab yang terdahulu, nantnya akan dgunakan untuk mengolah data yang dkatkan dengan formulas waktu tunggu bus dan formulas lannya sehngga ddapatkan waktu yang deal menurut vers formulas tersebut. Ddalam mengolah data mungkn juga dgunakan formulas penunjang yang dsesuakan dengan varabel yang mungkn berkembang dlapangan. Jad bukan hanya waktu tunggu kendaraan dtermnal dengan fluktuas kedatangan penumpang dtermnal saja, akan tetap dapat juga banyaknya penumpang yang ddapat dluar areal termnal dengan banyaknya lokas untuk mencar penumpang potensal djadkan satu kesatuan dengan membentuk menjad satu fungs waktu. Fungs tersebut nantnya yang dmasukkan sebaga nput dalam formulas load factor dengan jumlah fluktuas kedatangan penumpang dtermnal Analss Kerugan akbat berkurangnya calon penumpang d termnal Analss n dlakukan untuk mengetahu kerugan yang dakbatkan oleh kurangnya calon penumpang yang masuk

49 termnal. Analss n dlakukandengan mencar raso antara jumlah penumpang potensal dan jumlah penumpang yang nak dluar tempat yang sudah dtentukan, dkalkan dengan factor baya retrbus peron serta kerugan lan dengan menggunakan pengamatan dlapangan Analss perubahan waktu mencar penumpang dtermnal dar yang sekarang ke yang sudah dsesuakan dengan fluktuas kedatangan penumpang Analss n dlakukan untuk mengetahu katan factor ketdak sesuaan waktu mencar penumpang dtermnal dengan waktu mencar penumpang dtermnal yang sudah dsesuakan dengan fluktuas kedatangan penumpang. Dharapkan terdapat selsh waktu, selsh baya serta mengurang tempat mencar penumpang lar yang lokasnya berdekatan dengan termnal. Dar hasl n dharapkan dapat dgunakan sebaga suatu langkah dalam rangka mengoptmalkan peran termnal akan terjad penertban dan dspln pemanfaatan lokas karena menekan atau menghlangkan penambahan lokas mangkal lar bak yang berada ddalam termnal, dsektar termnal dan dluar sektar termnal Kesmpulan, Saran dan Rekomendas Kesmpulan, saran dan rekomendas ddapat setelah analss peneltan selesa dlaksanakan.

50 Ke Ke Ke SKALA Termnal Bus Batas Kota Tegal Batas Kecamatan Batas Kelurahan Sunga Rel Kereta Ap Jalan Arter Prmer Jalan Arter Sekunder Jalan Kolektor Sekunder Jalan Lokal Arah Perg Arah Pulang JAWA TENGAH Samudera Hnda Laut Jawa Km SUMBER : STUDI LOKASI SUB TERMINAL KOTA TEGAL 2005 DIY karsa Semarang SEMARANG JATIM BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Mekansme Sstem Pelayanan Trayek AKDP Tegal-Purwokerto Trayek bus AKDP Tegal-Purwokerto memlk panjang trayek sepanjang ± 85 Km. Dmana jalan yang dlalu adalah merupakan jalan utama yang merupakan penunjang bag kelancaran perekonoman dan kelancaran dstrbus pemerataan pembangunan. Trayek n melalu kota-kota d 4 (empat) Kota/kabupaten yakn Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas. Dmana lntasannya adalah sebaga berkut : Termnal Kota Tegal Slaw Bumayu Ajbarang Purwokerto. Gambar 4.1 PETA RUTE TRAYEK BUS AKDP TEGAL-PURWOKERTO L A U T J A W A PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA, DAN SENI BUDAYA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL Gambar 8 PETA RUTE BUS AKDP TEGAL - PURWOKERTO KECAMATAN TEGAL TIMUR PEMALANG KETERANGAN : KECAMATAN TEGAL BARAT Rute Bus AKDP Tegal - Purwokerto KECAMATAN MARGADANA BREBES KECAMATAN TEGAL SELATAN PURWOKERTO - SLAWI U TARA prma c p t a CV. PRIMA CIPTA KARSA Sumber : Bappeda Kota Tegal Tahun 2006

51 Dmana pada lntasan tersebut juga dlayan oleh trayek angkutan pedesaan yang dlayan dengan menggunakan kendaraan bus kapastas 16 (enam belas) penumpang yakn : 1. Trayek Tegal Margasar Bumayu - PP 2. Trayek Tegal Bumjawa PP 3. Trayek Purwokerto Ajbarang Bumayu PP Dapat dketahu bahwa trayek AKDP Tegal Purwokerto n berhmpt (Over Lappng) terhadap trayek yang ada tersebut dan juga pada trayek angkutan perkotaan yakn : 1. Trayek Angkutan Pedesaan Tegal Banjaran PP 2. Trayek Angkutan Pedesaan Tegal Banjaran Slaw PP Sehngga Pelayanan angkutan bus AKDP dar termnal bus Kota Tegal menuju Purwokerto mempunya karakterstk atau kesepakatan dengan trayek pelayanan yang berhmptan bahwa penumpang yang dznkan nak untuk trayek AKDP Tegal Purwokerto adalah penumpang yang jarak tempuh terdekat adalah Bumayu. Waktu operasonal rata-rata perhar per kendaraan adalah sebesar 195 ment (3 : 30 ). Dengan waktu tunggu rata-rata per har per kendaraan termnal sebesar 9 ment dan untuk lama waktu yang dgunakan selama berada d dalam kota tegal rata-rata perhar per kendaraan dalah sebesar 23 ment sedangkan untuk waktu perjalanan dar dalam Kota Tegal sampa dengan Purwokerto adalah sebesar 163 ment ( 3 : 03). Sedangkan waktu antara kendaraan (Headway) ratarata adalah 6,88 ment. Tabel 4.1 TABEL INVENTARISASI WAKTU RATA-RATA TRAYEK AKDP TEGAL-PURWOKERTO Waktu Waktu Waktu Waktu Perjalanan Perjalanan Tunggu Headway NO Operasonal d Dalam d Luar Termnal (ment) (ment) Kota Kota (ment) (ment) (ment) , ,88 Sumber : Analsa Data, 4.2 Daerah Peneltan

52 Peneltan n dlakukan pada kawasan termnal bus Kota Tegal yang secara admnstratf berada dalam wlayah Kecamatan Margadana dan terletak d jalur panta utara Jawa Tengah. Jumlah penumpang serta jumlah armada yang melayan peda setap rute trayek yang berada pada wlayah peneltan terlhat pada Tabel 4.2. Data n berguna untuk mengetahu tngkat kepadatan aktvtas pada daerah peneltan yang menggambarkan performans pelayanan termnal pada suatu daerah. Tabel 4.2 JUMLAH PENUMPANG PEMBERANGKATAN DITERMINAL BUS KOTA TEGAL No BULAN JUMLAH PNP / BULAN JUMLAH PNP / HARI 1 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JUMLAH RATA-RATA Sumber : UPTD Termnal Kota Tegal Tahun 2004 Tabel 4.3 DATA BUS YANG BERANGKAT DARI TERMINAL KOTA TEGAL ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI (AKAP) NO. NAMA PO JUMLAH BUS BIS RIT

53 Jurusan : JAKARTA 1 DEWI SRI DEDY JAYA KURNIA JAYA MENARA JAYA PUTRI JAYA ASLI SINAR JAYA JUMLAH Jurusan : Bandung 1 SANGKURIANG MIOS SAMI JAYA GOOD WILL BAIK SAHABAT ADI MULYA 4 4 JUMLAH JURUSAN :YOGYAKARTA 1 RAHAYU CITRA ADI LANCAR 8 8 JUMLAH Sumber : UPTD Termnal Kota Tegal Tahun 2004 Tabel 4.4 DATA BUS YANG BERANGKAT DARI TERMINAL KOTA TEGAL ANTAR KOTA DALAM PROPINSI (AKDP) NO. NAMA PO JUMLAH BUS BIS RIT Jurusan : Semarang - Kudus - Magelang 1 COYO ADI MULIA BONANZA SONO 6 6

54 5 DHARMAPUTRA MAJU MAKMUR PATMO LANGSUNG SABAR SUBUR NUSANTARA 6 6 JUMLAH Jurusan : Purwokerto - Purbalngga 1 KURNIA AMI JAYA HIKMAT TRESNO PUTRA SINAR MAS TEGUH LIMEX JAYA SENTOSA KARTIKA SARI ALBA SARI AMAN ANUGERAH MONEK MENARA JAYA 2 4 JUMLAH Jurusan : PEMALANG - MOGA 1 SENTOSA TEDDY PUTRA SAHABAT PUTRA PRIMKOPTI PUTRA MANDIRI LOGAM JAYA ANA RIZKY AERY 1 2 JUMLAH Sumber : UPTD Termnal Kota Tegal Tahun Fasltas Termnal Fasltas yang dmlk Termnal Kota Tegal antara lan sebaga berkut : a. Fasltas Utama 1) Jalur masuk dan keluar 7 x 2 x 300 m 2 2) Jalur kedatangan Bus Luas : m 2 Kapastas : 30 bus 3) Jalur pemberangkatan Bus Luas : m 2 Kapastas : 60 bus

55 4) Jalur / Tempat untuk strahat Bus Luas : m 2 Kapastas : 30 bus 5) Jalur Menunggu Pemberangkatan Luas : m 2 Kapastas : 30 bus 6) Kendaraan Non Bus Luas : m 2 Kapastas : 90 kend 7) Ruang Kantor Termnal : 200 m 2 8) Pos Pengawasan dan Penarkan Retrbus (TPR) Pengawasan dan TPR Bus 1 tempat TPR Non Bus 2 tempat 9) Pelataran parkr kendaraan pengantar Luas : m 2 Kapastas : 120 kend 10) Ruang Tunggu Penumpang Luas : m 2 Kapastas : orang 11) Menara Pengawas : 40 m 2 b. Fasltas Penunjang d Termnal Kota Tegal antara lan : 1) Kos 107 buah (terpaka 70 kos); 2) Loos 133 buah (terpaka 52 kos); 3) Ruang / Pos Kesehatan; 4) Ruang Satpam dan Petugas PAM Terpadu; 5) Musholla; 6) Kamar Kecl 4 Lokas; 7) Tower / Bak penampung ar 1 (satu) unt; 8) Genset; 9) Bak Ar bersh PDAM; 10) Wartel 5 (lma) unt dan telepon umum 2 (dua) unt; 11) Bank BPD (saat n tdak aktf); 12) Ttpan kendaraan Roda Dua / sepeda.

56 4.4 Srkulas Kendaraan dan Penumpang Bla dlhat dar hasl pengamatan yang dlaksanakan menunjukan bahwa kapastas termnal mash memada dan dapat menampung pelayanan kendaraan umum yang ada saat n. Hal n dapat dtunjukan sewaktu mengadakan wawancara dengan pejabat UPTD Termnal Kota Tegal bahwa data volume pada saat jam puncak sebanyak 51 kendaraan per har, jumlah tersebut mash dbawah kapastas jalur keberangkatan yang terseda yatu untuk 60 kendaraan dengan luas areal meter perseg. Permasalahan yang terjad justru terdapat pada jalur menunggu penumpang. Hal n terlhat waktu rata-rata bus masuk maupun keluar termnal, waktunya relatf lebh pendek dar waktu pelayanan d jalur keberangkatan. Sehngga waktu tunggunya relatf lebh lama untuk menakkan penumpang sampa tngkat okupans tertentu. Ruang tunggu penumpang sebenarnya cukup memada akan tetap karena tempat duduk bak jumlah maupun kualtasnya kurang dan dtambah dengan pemanfaatan areal tunggu oleh pedagang kak lma ataupun pedagang asongan, maka para calon penumpang akan merasa tdak nyaman. Pengaturan srkulas kendaraan dan orang d dalam termnal belum tertata dengan efektf. Hal n banyak dpengaruh oleh desan/ tata letak termnal. Penempatan areal kendaraan/ parkr kendaraan dan perlaku pengguna termnal tu sendr. Sehngga serng djumpa, bercampurnya lalu lntas kendaraan dan orang, hal n berakbat rendahnya tngkat keselamatan pengguna termnal. Tdak adanya pengaturan yang jelas mengena arus kendaraan prbad dan umum, sehngga pergerakan tdak efektf dan efsen. Semua pntu bsa menjad pntu masuk maupun keluar. Banyak djumpa bus ataupun kendaraan yang parkr d mulut gerbang termnal, hal n sangat mengganggu kelancaran lalu lntas dan menurunkan tngkat keselamatan.

57 Dpergunakannya fasltas pejalan kak untuk pedagang warung, yang menyebabkan pejalan kak berjalan d badan jalan yang seharusnya dperuntukan bag kendaraan. Tabel 4.5 DATA PENUMPANG, DATA WAKTU TUNGGU JURUSAN PURWOKERTO TEGAL SELAMA 1 MINGGU Sumber : UPTD Termnal Kota Tegal Tahun 2004 Gambar 4.2 GRAFIK PERBANDINGAN ANTARA JUMLAH BUS, PENUMPANG DAN WAKTU TUNGGU KENDARAAN Grafk Perbandngan Jumlah Bus, Jumlah Penumpang dan Waktu Tunggu Kendaraan Jlm Bus Jml pnp Wkt Tngg Sumber : Hasl Analsa Data 4.6 Jalur Kedatangan dan Jalur Keberangkatan

58 Volume kendaraan umum yang dalam hal n adalah bus Angkutan Kota Antar Propns (AKAP) dan Angkutan Kota Dalam Propns (AKDP) yang masuk/ keluar termnal pada jam puncak sangat mempengaruh tngkat pelayanan d termnal yang berkatan dengan V/C rato, manajemen lalu lntas serta perancangan jumlah lajur. Bus Angkutan Kota Antar Propns (AKAP) dan Angkutan Kota Dalam Propns (AKDP) yang masuk/ keluar termnal berfluktuas sesua dengan jam jam puncak basanya terjad pada pag har antara jam WIB untuk semua trayek Angkutan Kota Antar Propns (AKAP) dan Angkutan Kota Dalam Propns (AKDP), dan pada malam har pada waktu WIB untuk trayek Jakarta. Interval waktu antara kendaraan satu dengan kendaraan berkutnya pada suatu ttk yang tetap d jalur srkulas masuk/ keluar termnal adalah waktu antara (tme headway). Waktu antara tersebut sangat terkat dengan waktu untuk parkr, waktu menunggu dan waktu pelayanan lannya, sehngga sangat pentng untuk menentukan waktu pelayanan d jalur kedatangan dan jalur keberangkatan maupun sstem pengaturannya. 4.7 Waktu Antara (tme headway) Kendaraan Umum (AKAP dan AKDP) Yang Masuk/ Keluar Termnal Pada Jam Puncak Waktu antara (tme headway) kendaraan umum AKAP dan AKDP d termnal merupakan nterval waktu antara kendaraan yang satu dengan kendaraan berkutnya untuk melalu suatu ttk yang tetap djalur srkulas masuk/ keluar termnal. Karena waktu antara (tme headway) dar setap pasang kendaraan yang berrngan secara umum berbeda maka dpaka konsep waktu antara (tme headway) rata-rata, yang merupakan rata-rata dar waktu antara (tme headway) dar keseluruhan pasang kendaraan.waktu antara (tme headway) bak untuk kendaraan umum AKAP dan AKDP masuk maupun keluar sangat terkat dengan waktu untuk parkr (strahat), waktu untuk menunggu serta waktu untuk pelayanannya, sehngga sangat bermanfaat untuk evaluas pelayanan maupun pengaturan dareal-areal tersebut.

59 Berdasarkan data hasl, waktu antara (tme headway) kendaraan umum AKAP dan AKDP yang masuk termnal pada saat jam puncak dapat dlhat pada tabel berkut : Tabel 4.6 TIME HEADWAY AKAP DAN AKDP MASUK TERMINAL PADA JAM PUNCAK (MENIT)

60 Dar tabel datas terlhat bahwa waktu antara (tme headway) rata-rata kendaraan yang masuk termnal untuk masng-masng trayek (jurusan) adalah: a. Jurusan Jakarta (ekonom) sebesar 3,38 ment b. Jurusan Bandung/ Crebon/Task (ekonom) sebesar 7,75 ment c. Jurusan Purwokerto/ Wonosobo/ Yogyakarta (ekonom) sebesar 10,60 ment d. Jurusan Pemalang/ Moga (ekonom) sebesar 9,00 ment e. Jurusan Semarang/ Solo/ Surabaya (ekonom) sebesar 7,00 ment dan (non ekonom) sebesar 6,00 ment Tabel 4.7 TIME HEADWAY AKAP DAN AKDP KELUAR TERMINAL PADA JAM PUNCAK (MENIT)

61 Dar tabel datas terlhat bahwa waktu antara (tme headway) rata-rata kendaraan yang keluar termnal untuk masng-masng trayek (jurusan) adalah : a. Jurusan Jakarta (ekonom) sebesar 2,43 ment dan (non ekonom) sebesar 24,00 b. Jurusan Bandung/ Crebon/ Task (ekonom) sebesar 15,33 ment c. Jurusan Purwokerto/ Wonosobo/ Yogyakarta (ekonom) sebesar 6,88 ment dan (non ekonom) sebesar 55,00 d. Jurusan Pemalang/ Moga (ekonom) sebesar 10,50 ment e. Jurusan Semarang/ Solo/ Surabaya (ekonom) sebesar 4,67 ment dan (non ekonom) sebesar 13,50 ment

62 4.8 Lama Waktu Tunggu d jalur Keberangkatan Lamanya waktu kendaraan umum (bus AKAP dan AKDP) berada d jalur keberangkatan n akan sangat berguna untuk pengaturan dan perencanan kebutuhan ruang serta penataan ruang d jalur kebarangkatan tersebut. Hal n sangat terkat dan dpengaruh oleh waktu antara (tme headway) kendaraan bak yang masuk maupun yang keluar termnal. Lamanya kendaraan berada d jalur keberangkatan damat untuk masngmasng trayek jurusan. Waktu kendaraan mula berada pada jalur keberangkatan dcatat pada saat awal pengamatan. Dar hasl pengamatan dperoleh lamanya waktu kendaraan berada d jalur kebarangkatan untuk dlayan, untuk keperluan peneltan n hanya trayek jurusan Tegal Purwokerto PP, sebagamana terlhat pada tabel dbawah n. Berdasarkan hasl surva dlapangan ddapatkan bahwa : waktu tunggu rata-rata dalam 1 (satu) mnggu har Jum at lebh lama dbandngkan pada har-har sebelumnya. Hal n dmungknkan karena jumlah penumpang d termnal lebh sedkt. Sedangkan pada har senn trayek Bus AKDP Tegal Purwokerto memlk waktu tunggu lebh cepat, hal n dmungknkan karena ketersedaan armada lebh banyak karena pada har senn tersebut banyak calon penumpang yang menuju kota Purwokerto untuk memula kegatan (Bekerja) dan sebaganya. Sedangkan waktu tunggu rata-rata nya adalah 9,07 ment.

63 Tabel 4.8 DATA HASIL SURVAI WAKTU TUNGGU BUS DI TERMINAL KOTA TEGAL NO HARI WAKTU MENIT) TUNGGU KETERANGAN (DALAM (Kendaraan) 1. SENIN 7, SELASA 8, RABU 9, KAMIS 10, JUM AT 10, SABTU 9, MINGGU 8,12 89 RATA-RATA 9,07 81,28 Sumber : Analsa Data Sedangkan untuk waktu Bus AKPD d Dalam Kota Tegal adalah sebaga berkut :

64 NO Tabel 4.9 DATA HASIL SURVAI WAKTU TUNGGU BUS DALAM KOTA TEGAL HARI WAKTU TUNGGU (DALAM MENIT) KETERANGAN (Kendaraan) 1. SENIN 22, SELASA 22, RABU 23, KAMIS 24, JUM AT 24, SABTU 23, MINGGU 22,42 89 RATA-RATA 23,21 81 Sumber : Analsa Data Dketahu bahwa d dalam Kota Tegal palng tertngg adalah pada har Jum at yakn sebesar 24, 48 Ment, sedangkan waktu tunggu tercepat adalah pada har senn sebesar 22,09 ment. Dengan waktu tunggu rata-rata adalah sebesar 23,21 ment.

65 Tabel 4.10 DATA HASIL SURVAI WAKTU OPERASIONAL BUS NO HARI WAKTU MENIT) TUNGGU KETERANGAN (DALAM (Kendaraan) 1. SENIN 185, SELASA 201, RABU 191, KAMIS 207, JUM AT 195, SABTU 196, MINGGU 193,71 89 RATA-RATA 195,85 81 Sumber : Analsa Data Dar Tabel datas dketahu bahwa waktu operasonal tertngg adalah pada har Kams yakn sebesar 207,09 ment, sedangkan waktu terendah adalah pada har senn dengan total waktu 185,75 ment, dengan rata-rata waktu operasonal adalah sebesar 195,85 ment.

66 4.9 Okupans dan Faktor Muat Berdasarkan observas awal dan surva penumpang nak d jalur keberangkatan, selanjutnya dlakukan surva pencacahan penumpang yang nak d dalam kota untuk mengetahu potens permntaan penumpang d setap hentan. Data n dperlukan untuk menghtung tngkat okupans kendaraan setelah dbag dengan frekuens kendaraan yang melewatu hentan akhr dalam kota. Selanjutnya dlakukan pencacahan jumlah penumpang nak dan turun d sepanjang rute pelayanan luar kota. Data n dperlukan untuk menghtung faktor muat dnams pada penggal rute pelayanan luar kota tertentu. Tabel 4.11 DATA HASIL SURVAI JUMLAH PENUMPANG DI DALAM TERMINAL NO HARI JUMLAH KETERANGAN PENUMPANG (Kendaraan) (ORANG) 1. SENIN SELASA RABU KAMIS JUM AT SABTU MINGGU 2 89 RATA-RATA 2 81 Sumber : Analsa Data Dketahu bahwa jumlah penumpang rata-rata dalam 1 (satu) mnggu d dalam termnal adalah sebesar 2 orang. Dengan jumlah rata-rata penumpang haran tertngg adalah pada har Jum at yakn sebesar 4 orang. Tabel 4.12 DATA HASIL SURVAI JUMLAH PENUMPANG DALAM KOTA TEGAL

67 NO HARI JUMLAH KETERANGAN PENUMPANG (Kendaraan) (ORANG) 1. SENIN SELASA RABU KAMIS JUM AT SABTU MINGGU 7 89 RATA-RATA Sumber : Analsa Data Dketahu bahwa jumlah penumpang rata-rata dalam 1 (satu) mnggu d dalam Kota Tegal adalah sebesar 10 orang. Dengan jumlah rata-rata penumpang haran tertngg adalah pada har Jum at yakn sebesar 12 orang. Tabel 4.13 DATA HASIL SURVAI TOTAL JUMLAH PENUMPANG NO HARI JUMLAH KETERANGAN

68 PENUMPANG (Kendaraan) (ORANG) 1. SENIN SELASA RABU KAMIS JUM AT SABTU MINGGU RATA-RATA Sumber : Analsa Data Dketahu bahwa jumlah Total penumpang rata-rata dalam 1 (satu) mnggu adalah sebesar 35 orang. Dengan jumlah rata-rata penumpang haran tertngg adalah pada har selasa yakn sebesar 42 orang. Dar hasl surva datas ddapatkan bahwa jumlah penumpang yang nak bus AKDP Tegal Purwokerto PP memlk kecenderungan lebh banyak nak d luar termnal Kota Tegal namun mash dalam wlayah dalam Kota Kusoner Wawancara Surva wawancara dengan Kusoner d Termnal dtujukan kepada Awak Kendaraan dan Penumpang Kendaraan dengan hal-hal yang dajukan menjad kusoner antara lan adalah sebaga berkut : 1. Kepada Awak Kendaraan a. Pelayanan d Termnal b. Berapa Lama Waktu Menunggu D Termnal c. Berapa Banyaknya Penumpang yang ddapatkan jka Ngetem d Luar Termnal, dsb. 2. Kepada Penumpang a. Asal Perjalanan

69 b. Tujuan Perjalanan c. Pelayanan d Termnal d. Berapa Lama Waktu Menunggu d Termnal, dsb. Untuk lebh jelas dan lengkap dapat dlhat pada bagan lampran tess n, dengan hasl rekaptulas kusoner adalah sebaga berkut : Gambar 4.3 GRAFIK REKAPITULASI AWAK KENDARAAN TENTANG PELAYANAN DI TERMINAL Chart Rekaptulas Kusoner Awak Kendaraan Tentang Pelayanan D Termnal Tdak Bak 25% Bak 75% Sumber : Hasl Analsa Data Dar hasl rekaptulas dapat dketahu bahwa 75 % Awak Kendaraan berpendapat pelayanan d Termnal Sudah Bak sedangkan 25 % ssa beranggapan Pelayanan Termnal Tdak Bak. Sedangkan untuk rekaptulas kusoner pada Penumpang d Termnal ddapatkan, sebaga berkut :

70 Gambar 4.4 GRAFIK REKAPITULASI PENUMPANG KENDARAAN TENTANG PELAYANAN DI TERMINAL Chart Rekaptulas Kusoner Dengan Penumpang D Termnal Tentang Pelayanan Termnal Tdak Bak 40% Bak 25% Cukup 35% Sumber : Hasl Analsa Data Berdasarkan hasl kusoner terlhat bahwa pelayanan d Termnal Kota Tegal antara penumpang dan awak kendaraan terdapat perbedaan, jka awak kendaraan mayortas berpendapat pelayanan d Termnal bak (75 %), namun bag calon Penumpang berpendapat pelayanan d Termnal tdak bak (40%) hal n dkarenakan penumpang mengngnkan kendaraan tdak terlalu lama menunggu penumpang d Termnal. Gambar 4.5 GRAFIK REKAPITULASI PENUMPANG KENDARAAN TENTANG TUJUAN PERJALANAN

71 Chart Rekaptulas Kusoner Dengan Penumpang D Termnal Tentang Tujuan Perjalanan PWT 48% BMA 29% AJB 23% Sumber : Hasl Analsa Data Dketahu bahwa calon penumpang yang nak dar Termnal Kota Tegal 48 % penumpang bertujuan ke Purwokerto, 29 % menuju Bumayu dan 23 % menuju Ajbarang.Sedangkan dtnjau dar asal perjalanan 75 % calon penumpang berasal dar dalam Kota Tegal dan 25 % berasal dar luar Kota Tegal. Gambar 4.6 GRAFIK REKAPITULASI PENUMPANG KENDARAAN TENTANG ASAL PERJALANAN

72 Chart Rekaptulas Kusoner Dengan Penumpang D Termnal Tentang Asal Perjalanan Luar Kota 25% Dalam Kota 75% Sumber : Hasl Analsa Data Berdasarkan hasl kusoner tersebut datas terlhat bahwa asal perjalanan penumpang d Termnal Kota Tegal mayortas berasal dar dalam kota sebesar 75% dan perjalanan penumpang dar luar kota sebesar 25% hal n dkarenakan penumpang banyak yang bekerja dan sekolah d luar Kota Tegal yatu sepanjang arah Purwokerto.

73 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Teknk Analss Data Metode analss data yang dgunakan dalam peneltan n adalah analss regres yatu persamaan yang regres yang melbatkan satu varabel (Gujarat,1996). Regres sederhana dgunakan untuk mengetahu besarnya pengaruh perubahan dar suatu varabel ndependen terhadap varabel dependen. Dalam pengolahan data yang ddapatkan proses penghtungan regres menggunakan bantuan aplkas program SPSS. Dkarenakan terdapatnya perbedaan karakterstk penumpang haran maka dalam pengujan data operasonal akan terdapat varabel yang berbeda tap harnya dsesuakan dengan karakterstk penumpang haran. Tabel. 5.1 Tabel Nla Jumlah Penumpang 5.2 Pengujan Data Pengujan Data Operasonal pada har senn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

MODEL OPTIMAL SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA

MODEL OPTIMAL SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA ODEL OPTIAL SISTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA PRAPTO TRI SUPRIYO Departemen atematka Fakultas atematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Pertanan Bogor Jl erant, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Indonesa

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Surabaya adalah bukota Provns Jawa Tmur yang merupakan kota terbesar kedua d Indonesa setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolsnya yang mencapa

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci