ANALISIS IMPLEMENTASI KAIZEN PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BODY CALIPER R2 DI MACHINING LINE BODY CALIPER DI PT TDW

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS IMPLEMENTASI KAIZEN PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BODY CALIPER R2 DI MACHINING LINE BODY CALIPER DI PT TDW"

Transkripsi

1 ANALISIS IMPLEMENTASI KAIZEN PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BODY CALIPER R2 DI MACHINING LINE BODY CALIPER DI PT TDW Ryan Krista Rinto Staf Industri Manufaktur - PT. Tri Darma Wisesa Jln. Pegangsaan Dua Blok A1, Km. 1,6 Kelapa Gading, Jakarta P.O. Box: 1038/JAT, Jakarta Indonesia ryan@tdw.co.id ABSTRACT PT TDW is an automotive manufacturing company that manufactures disc brakes and drum brakes. According to customer data for 2010 period, order of body caliper R2 will increase 16.17% therefore the current production capacity is insufficient. A kaizen project is made to increase the production capacity. The main idea is to increase the production capacity without buying new production unit machine by improvising the current machine process to be faster therefore a smaller number of production machines in one machine line can achieve the same output as before. The company will be able to have one new line where each machine is already incorporated in the new improved process line. Trial results show that the improvement has succeeded in decreasing process time, and the next step is to apply the improvement to all machines. After the new capacity is recalculated there is an 13.86% increase in capacity, sufficient for providing customer needs. IDR IDR is also gained from cost reduction of this kaizen. Keywords: Kaizen, Capacity, Machining Process, Technical aspect ABSTRAK PT TDW merupakan perusahaan manufaktur otomotif kendaraan bermotor yang memproduksi Disc Brake dan Drum Brake. Dari data yang diterima dari customer untuk tahun 2010 akan terjadi peningkatan order body caliper R2 sebesar 16.17% sehingga kapasitas produksi yang ada saat ini tidak mencukupi. Untuk itu dibuatlah sebuah kaizen project untuk meningkatkan kapasitas produksi. Ide utama disini adalah meningkatkan kapasitas produksi tanpa harus membeli unit mesin produksi baru dengan cara improvisasi terhadap proses machining yang sedang berjalan agar menjadi lebih cepat sehingga membutuhkan mesin produksi lebih sedikit dalam 1 line machining untuk mendapatkan hasil output yang sama. Dengan begitu perusahaan bisa mendapatkan 1 buah line baru dimana mesin-mesinnya didapat dari setiap line yang sudah di improve prosesnya. Dari hasil trial diketahui bahwa improvement proses berhasil menurunkan waktu proses, selanjutnya adalah improvement diterapkan pada semua mesin. Setelah kapasitas di hitung ulang terjadi peningkatan sebesar 13.86% sehingga kapasitas bisa memenuhi kebutuhan dari customer selain cost reduction sebesar Rp ,-. Kata kunci: Kaizen, Kapasitas, Proses Machining, Aspek teknis Analisis Implementasi Kaizen (Ryan Krista Rinto) 115

2 PENDAHULUAN PT Tri Dharma Wisesa merupakan industri manufaktur yang bergerak dibidang komponen otomotif khususnya brake system. Sesuai dengan misi perusahaan untuk menjadi pemain global maka PT TDW harus siap dalam menghadapi persaingan global dimana setiap industri dituntut untuk menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif, kualitas lebih baik, delivery on time, serta proses yang lebih efisien dan berbiaya rendah. PT TDW sendiri terdiri dari berbagai bagian yang masing-masing turut berperan dalam memberikan kontribusi untuk kemajuan perusahaan. Seksi machining adalah salah bagian dari perusahaan yang bertugas untuk melakuakn proses machining dari produk yang akan di hasilkan. Seksi machining sendiri di bagi menjadi 2 bagian utama yaitu seksi machining roda 4 dan seksi machining roda 2. Untuk seksi machining roda 2 dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu machining body caliper dan machining master cylinder. Seiring dengan adanya peningkatan order dari customer untuk body caliper maka kapasitas produksi saat ini tidak akan mencukupi, sehingga kapasitas produksi harus ditambah. Namun karena adanya tuntutan untuk cost down maka diputuskan untuk melakukan Kaizen Project pada line machining body caliper untuk meningkatkan kapasitas produksi demi memenuhi kebutuhan customer. Dari sini kita akan melakukan analisis implementasi dari Kaizen project untuk peningkatan kapasitas ini dibandingkan dengan penambahan unit mesin produksi. Identifikasi masalah Dari tentative order untuk tahun diperkirakan akan ada kenaikan order dari customer, sehingga diperlukan adanya optimalisasi terhadap kapasitas perusahaan. Dalam hal ini seksi machining turut berperan dalam menentukan kapasitas perusahaan. Berdasarkan data yang diterima dari marketing untuk permintaan tahun 2010, kapasitas line machining yang ada saat ini masih belum mencukupi peningkatan kebutuhan order dari customer sehingga kapasitas produksi harus di tambah. Namun karena adanya tuntutan untuk cost down maka dibuat sebuah kaizen project untuk meng-improve proses machining body caliper untuk meningkatkan kapasitas produksi dimana kita akan meng-improve proses machining body caliper sehingga kita dapat meningkatkan kapasitas tanpa harus membeli mesin produksi baru.untuk itu kita harus meninjau ulang seluruh proses machining dari body caliper dan membuat poin-poin dimana saja dapat kita lakukan improvement. Kaizen sendiri berasal dari Bahasa Jepang yang berarti perubahan yang berkesinambungan. Perubahan yang diperlukan kebanyakan perusahaan adalah kualitas, biaya dan delivery (Imai, 1997). Keuntungan dari penerapan Kaizen yang sukses termasuk peningkatan produktivitas ( %), peningkatan turnover inventory (1000%), penurunan defect (95%) dan penurunan lead time (95%) (Cuscela, 1998; Sheridan, 1997). Dengan sasaran pada pengurangan penggunaan hal-hal yang tidak perlu, Kaizen meningkatkan keamanan, kualitas, kecepatan dan metode pemrosesan dengan mengurangi: (1) kecelakaan; (2) defect dan pengolahan limbah; (3) overproduksi, kelebihan inventory atau duplikasi dan (4) waktu transportasi, pergerakan, diam dan tunggu (Labach, 2010). Perumusan masalah Dari kondisi diatas dapat dirumuskan bahwa masalah yang sedang dihadapi saat ini adalah: (1) meningkatkan kapasitas produksi dengan kaizen project; (2) memenuhi kebutuhan dari 116 INASEA, Vol. 11 No.2, Oktober 2010:

3 tentative order customer dengan kapasitas produksi setelah kaizen project; (3) menghitung cost saving(bila ada) dari pengadaa kaizen project; dan (4) melakukan analisa kelayakan proyek di tinjau dari aspek teknis? Agar pembahasan dalam penulisan karya ilmiah ini lebih terarah pada tujuan yang telah ditetapkan maka batasan-batasan penelitian adalah (1) hanya akan membahas kaizen project di seksi machining roda 2 line machining body caliper; (2) Ruang lingkup analisis adalah line produksi roda 2 seksi machining body caliper R2; dan (3) Aspek yang dianalisis hanya mencakup aspek teknis. METODE Langkah-langkah yang dilakukan dalam memecahkan masalah yang ada pada penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 1 berikut. Gambar 1. Sistematika Penelitian Pengumpulan Data Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu untuk melakukan analisis dalam mencari permasalahan utama serta mencari solusi terbaik dari masalah yang dihadapi. Data- Analisis Implementasi Kaizen (Ryan Krista Rinto) 117

4 data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Process flow layout line saat ini; (2) Data waktu per proses machining body caliper R2; (3) Data order body caliper R2 2009; dan (4) Data order body caliper R Flow Process Machining Body Caliper R2 Flow process dari proses machining body caliper R2 terdiri dari 2 operasi machining (Op1 dan Op2) dan proses tambahan berupa washing dan leak test. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 2 berikut : Gambar 2 Flow process machining body caliper R2 Dimana proses Op 1 memiliki waktu operasi yang lebih lama dari Op 2 sehingga diperlukan lebih dari satu proses machining Op 1 agar proses produksi dalam line bisa berjalan seimbang. Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran line machining body caliper R2 dapat dilihat pada Gambar 3 dengan flow layout seperti berikut. Op Op Op Op Op Op Op Op Gambar 3 Lay out line machining Data waktu proses machining body caliper R2 Berikut ini adalah data waktu proses untuk machining body caliper R INASEA, Vol. 11 No.2, Oktober 2010:

5 Tabel 1 Data waktu operasi proses machining body caliper R2 di seksi machining body caliper R2 Process Line Inlet & Rotor & Boring Bleeder Bleeder G/L Leak (Oil Washing Pin test OP1 OP1 OP1 OP1 OP2 Hole) B B7A B7B B8A B8B B9A B9B B10A B10B B11A B11B Sumber : ENG Dept. PT Tri Dharma Wisesa Data order body caliper R Berdasarkan data yang didapat dari marketing dept. diketahui bahwa total order untuk body caliper R2 untuk tahun 2009 adalah pcs. Dari Gambar 4 berikut dapat dilihat order perbulannya selama Sumber : Marketing Dept. PT Tri Dharma Wisesa Gambar 4 Grafik data order body caliper R2 perbulan pada tahun 2009 Analisis Implementasi Kaizen (Ryan Krista Rinto) 119

6 Data order body caliper R Untuk tahun 2010 berdasarkan data yang diterima dari marketing dept. akan terjadi peningkatan order untuk body caliper R2 hingga sebesar 16.17% dari pcs menjadi pcs. Datanya dapat dilihat pada Gambar 5 berikut. Sumber : Marketing Dept. PT Tri Dharma Wisesa Pengolahan Data Gambar 5 Grafik data order body caliper R2 perbulan untuk tahun 2010 Perhitungan kapasitas produksi machining body caliper R2 Dengan menggunakan data waktu proses machining R2, maka kapasitas produksi machining body caliper R2 dapat dihitung. Dengan standar perusahaan efisiensi 85%, jam kerja efektif per hari 20.6 jam dan jumlah hari kerja dalam sebulan 22 hari kerja dimana maka perhitungan untuk kapasitas adalah: Tabel 2 Data hasil perhitungan kapasitas produksi machining body caliper R2 120 INASEA, Vol. 11 No.2, Oktober 2010:

7 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kapasitas produksi machining body caliper R2 per tahun adalah pcs. Perbandingan antara order vs kapasitas produksi Kapasitas produksi Gambar 6. Grafik perbandingan antara kapasitas line produksi dengan order tahun 2009 dan 2010 Analisis masalah HASIL DAN PEMBAHASAN Kapasitas produksi saat ini masih kurang Order melebihi kapasitas produksi Target produksi body caliper R2 tahun 2010 tidak tercapai Gambar 7 Diagram tulang ikan Gambar 7 menggambarkan analisis permasalahan. Jumlah order yang diperkirakan untuk tahun 2010 melebihi kapasitas produksi saat ini, sehingga kapasitas produksi yang ada perlu ditingkatkan Penanggulangan masalah Kondisi proses machining saat ini Berikut kondisi layout line dan machine time proses machining yang sedang berjalan saat ini. Analisis Implementasi Kaizen (Ryan Krista Rinto) 121

8 Op Op Op Op Op Op Op Op Gambar 8 Layout line dan waktu operasi machining Op-1 memiliki waktu proses yang lebih lama dari Op-2 yaitu 120 detik sehingga diperlukan 3 buah mesin untuk proses Op-1 agar seimbang dengan Op- 2 (40 detik). Ide penanggulangan Op Op Op Op Op Op Gambar 9 Layout sesudah Kaizen Dengan meng-improve proses Op-1 menjadi 80 detik, maka dalam 1 line hanya diperlukan 6 mesin untuk output yang sama. Sehingga kita akan merubah layout line machining body caliper R2 dari 8 menjadi 6 mesin serta mendapatkan 2 mesin dari tiap line yang akan kita susun menjadi sebuah line baru dengan kapasitas yang sama. Langkah penanggulangan masalah Yang pertama kita akan lakukan adalah analisis proses machining dari Op-1 yang akan kita improve. Berikut adalah time table dari urutan proses machining body caliper dalam Op-1 : 122 INASEA, Vol. 11 No.2, Oktober 2010:

9 Tabel 3 Time table proses machining body caliper R2 OP-1 No Proses Waktu (detik) Kumulatif waktu per proses 1 Start dan Door Close Clamping Rotor milling Rough Bore Bottom Groove Finish Reamer Bore Seal Groove Boot Groove Guide Hole Drill Guide Hole S/F & Groove Lock Hole Drill Pad Pin Hole Drill Unclamp & Door open Total 120 Sumber : ENG Dept. PT Tri Dharma Wisesa Berdasarkan hasil studi dan diskusi dengan para engineer maka kita akan menentukan proses yang akan kita improve sebagai berikut (lihat Gambar 10 dan 11): 1. Proses Rough bore (no 4) akan kita gabung dengan proses Finish Reamer Bore (no 6). Cutting tool akan di desain ulang menjadi tool kombinasi dan material cutting tool akan di upgrade dari carbide ke PCD (Polycristalline Diamond) untuk mendapatkan cutting parameter yang lebih tinggi serta tool life yang lebih lama. 2. Proses Bottom Groove (no 5) cutting tool nya akan didesain ulang untuk mendapatkan cutting parameter yang lebih tinggi. 3. Proses Seal Groove (no 7) akan kita gabung dengan proses Boot Groove (no 8). Cutting tool juga akan di desain ulang menjadi tool kombinasi dan material cutting tool akan di upgrade dari carbide ke PCD (Polycristalline Diamond) untuk mendapatkan cutting parameter yang lebih tinggi serta tool life yang lebih lama. 4. Proses Guide Hole S/F & Groove (no 10) cutting toolnya akan didesain ulang untuk mendapatkan cutting parameter yang lebih tinggi. Gambar 10. Body caliper R2 bagian dalam dan proses yang di-improve Analisis Implementasi Kaizen (Ryan Krista Rinto) 123

10 Gambar 11. Body caliper R2 bagian luar dan proses yang di improve Pelaksanaan trial dan evaluasi hasil Setelah semua persiapan selesai maka akan dilanjutkan dengan trial. Tabel 4 berikut adalah hasil yang kita dapatkan dari trial proses machining body caliper Op-1 setelah dilakukan improvement : Tabel 4. Time table proses machining body caliper R2 Op-1 setelah di improve No Proses Waktu (detik) Kumulatif Waktu per Proses Improvement 1 Start dan Door Close Clamping Rotor milling 12 6 No Change 4 Cylinder Bore (Finish & Rough) 18 6 Combine Cutter & Improve To PCD To Gain Higher Cutting Speed (Osaka Diamond/Fuji Presisi) 5 Bottom Groove 25 6 Improve Cutter To Increase Cutting Feed (New Design) (Ikitech) 6 Seal & Boot Groove Combine Cutter, Modify Diameter To Speed Up Cutting Movement And Improve To PCD To Gain Higher Cutting Speed (Fuji Presisi) 7 Guide Hole Drill 50 7 No Change 8 Guide S/F & Groove 59 9 Improve Cutter To Increase Cutting Feed (New Design) (Ikitech) 9 Lock H Drill No Change 10 Pad Pin H Drill No Change 11 Unclamp & Door 82 5 open Total 81 Sumber : ENG Dept. PT Tri Dharma Wisesa Kapasitas line machining body caliper R2 sendiri setelah proses yokoten dan re-layout selesai akan menjadi seperti berikut : 124 INASEA, Vol. 11 No.2, Oktober 2010:

11 Tabel 5 Data kapasitas produksi machining body caliper R2 setelah Kaizen Sumber : ENG Dept. PT Tri Dharma Wisesa Dilihat dari tabel diatas maka kapasitas machining meningkat menjadi pcs/tahun dari sebelumnya pcs/tahun (sebesar 13.86%). Dilihat dari order untuk tahun 2010 yang sebesar pcs maka kapasitas setelah kaizen ini sudah memenuhi kebutuhan untuk tahun ini Gambar 12 Grafik perbandingan kapasitas sebelum dan sesudah kaizen terhadap order 2010 Perhitungan cost reduction Berikut perhitungan cost reduction yang didapat dari hasil kaizen ini dengan rata-rata order perbulan untuk tahun 2010 adalah pcs. Untuk cutting tool, cost reduction didapat dari selisih biaya yang dibutuh kan untuk membuat 1 pcs produknya (cost/pcs) dengan menggunakan cutting tool yang baru dibandingkan dengan cutting tool sebelumnya. Biaya proses per produk (cost/pcs) ini sendiri didapat dari : Analisis Implementasi Kaizen (Ryan Krista Rinto) 125

12 Biaya proses per produk (Cost/pcs) = harga cutting tool / lifetime tool Cost reduction (cost/pcs) = Biaya per Proses dengan Tool lama Biaya per proses dengan Tool baru Dan cost reduction perbulan serta per tahun dihitung dari : Cost reduction per month = Biaya proses per produk x rata-rata jumlah produksi bulanan Cost reduction per year = Cost reduction per month x 12 Untuk holder cutting tool, cost reduction didapat dari selisih pemakaian holder cutting tool yang terjadi akibat adanya pengurangan jumlah cutting tool yang digunakan dalam proses Op-1 sehingga biaya kebutuhan holder pun akan berkurang. Untuk mengetahui cost reduction per bulan Selisih biaya kebutuhan holder tadi akan di bagi 36 atau untuk cost reduction per tahun akan dibagi 3 karena standar umur pakainya adalah 3 tahun. Perhitungan cost reduction-nya dapat dilihat pada tabel 6 berikut : Tabel 6 Perhitungan cost reduction yang didapat dari Kaizen project (dalam Rp) Before Kaizen Cutting tool 1 After Kaizen Tool Carbide ,008,000 Tool Combinasi 126CS001 8,100,000 1 Tool Carbide ,152,000 Cylinder Boring: - Roughing - Fininshing Total 2,160,000 Total 8,100,000 Life Time 3,000 Life Time 60,000 Cost / pcs 720 Cost / pcs 135 Order per bulan 2010 (pcs) 341,846 Order per bulan 2010 (pcs) 341,846 Cylinder Boring: -Combination Bore Cost reduction (cost/pcs) 585 Cost reduction/bulan 199,979,910 Cost reduction/tahun 2,399,758, Tool Carbide K ,000 Tool Carbide ,000 Grooving : - Bottom groove 4 cutting edges Total 810,000 Total 950,000 Life Time 5000 Grooving : Life Time Bottom Cost / pcs cutting edges Cost / pcs 95 Order per bulan 2010 (pcs) 341,846 Order per bulan 2010 (pcs) 341,846 Cost reduction (cost/pcs) 67 Cost reduction/bulan 22,903,682 Cost reduction/tahun 274,844, Tool Seal ,385,000 Tool Combinasi 126CS007 16,500,000 Tool Wiper ,000,000 Grooving : - Seal groove - Boot groove Total 4,385,000 Total 16,500,000 Life Time 3,000 Life Time 60,000 Cost / pcs 1,462 Cost / pcs 275 Order per bulan 2010 (pcs) 341,846 Order per bulan 2010 (pcs) 341,846 Grooving : -Seal & Boot Combination Cost reduction (cost/pcs) 1,187 Cost reduction/bulan 405,657,253 Cost reduction/tahun 4,867,887, Tool Carbide K Tool Carbide ,500 Holder Grooving : - Guide Pin Groove 1 Cutting Edge Total Total 807,500 Life Time 5000 Life Time Cost / pcs 270 Cost / pcs 81 Order per bulan 2010 (pcs) 341,846 Order per bulan 2010 (pcs) 341,846 Grooving : - Guide Pin Groove 2 Cutting Edges Cost reduction (cost/pcs) 189 Cost reduction/bulan 64,557,617 Cost reduction/tahun 774,691,405 Cutting tool Holder Harga Harga Jumlah Holder per mesin (Op 1) 10 3,000,000 Jumlah Holder per mesin (Op 1) 8 3,000,000 30,000,000 24,000,000 Total mesin 36 Total mesin 24 Biaya kebutuhan holder 1,080,000,000 Biaya kebutuhan holder 576,000,000 Life lime Life lime 3 tahun 3 tahun Cost reduction 504,000,000 Cost reduction/bulan 14,000,000 Cost reduction/tahun 168,000,000 Total Cost reduction per month 707,098,462 Total Cost reduction per year 8,485,181, INASEA, Vol. 11 No.2, Oktober 2010:

13 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dari penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Untuk menghadapi kenaikan order tahun 2010 dilakukan sebuah project kaizen untuk meningkatkan kapasitas produksi karena berdasarkan analisis dari diagram tulang ikan diketahui akar permasalahan bahwa kapasitas yang ada saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan order tahun 2010; (2) Dari hasil trial diketahui bahwa hasil kaizen ini telah behasil meningkatkan kapasitas produksi sebesar 13.86% dari pcs per tahun menjadi pcs per tahun; (3) dengan adanya kaizen ini peningkatan kebutuhan dari customer sebesar 16.17% dari pcs (2009) menjadi pcs untuk tahun 2010 dapat terpenuhi; dan (4) Dari kaizen ini juga berhasil di dapat cost reduction sebesar Rp per tahun. Saran Dari hasil penelitian ini penulis ini memberikan beberapa saran untuk menindaklanjuti kaizen yang telah dicapai antara lain: (1) menjaga hasil yang dicapai dan melakukan manajemen perubahan proses dengan surat IM (informasi modifikasi); (2) penanganan cutting tool yang hatihati akibat sifat material yang lebih rawan rusak; (3) kontrol yang ketat dalam mengatur jumlah stok akibat lead time yang lebih lama yang ditimbulkan dari pembuatan cutting tool; (4) revisi tandarized Work Chart (SWC) akibat perubahan jumlah mesin dalam 1 line; dan (5) Kaizen yang sudah dicapai agar hendaknya menjadi awal bagi kaizen berikutnya sesuai yang menjadi filosofi APS (Akebono Production System) dari perusahaan yaitu continuous improvement. Sekaligus menjadi persiapan untuk menghadapi tahun-tahun yang akan datang dimana menurut data yang diterima dari marketing untuk tahun 2012 akan terjadi peningkatan order hingga lebih dari pcs. DAFTAR PUSTAKA Cuscela, K. (1998). Kaizen Blitz Attacks Work Processes at Dana Corporation, IIE Solutions, 30, Imai, M. (1997). Gemba kaizen: A commonsense, low-cost approach to management. New York: McGraw-Hill. Labach, E. J. (2010). Using Standard Work Tools For Process. Improvement Journal of Business Case Studies. Littleton: Jan/Feb Vol. 6, Iss. 1. Sheridan, J. (1997). Kaizen Blitz. Industry Week/IW, 246, Analisis Implementasi Kaizen (Ryan Krista Rinto) 127

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan dunia industri akan semakin ketat maka setiap industri akan terus dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan percetakan di Bandung berkembang dengan pesat, dimana terdapat berbagai perusahaan percetakan dalam jumlah yang cukup banyak. Perkembangan jumlah perusahaan percetakan tersebut mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perdagangan global menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk menekan biaya produksi dengan melakukan proses produktivitas dan efisiensi pada proses

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR L 1 ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR Dicky Fransdelly Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Making merupakan salah

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING PADAINDUSTRI PART DAN KOMPONEN AUTOMOTIVE

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING PADAINDUSTRI PART DAN KOMPONEN AUTOMOTIVE PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING PADAINDUSTRI PART DAN KOMPONEN AUTOMOTIVE Hernadewita 1, Euis Nina Saparina Yuliani 2, dan Dewi A. Marizka 3 1 Magister Teknik Industri, Universitas Mercu Buana 2 Prodi Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan sistemnya agar dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perencanaan pembuatan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA Disusun Oleh: Nama : Asep Darwis Zatnika NPM : 31412199 Kelas : 4ID05 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Persaingan yang sangat tajam terjadi di semua lini usahadalam era perdagangan bebas. Fakta ini membawa dampak positif dan negative bagi Indonesia. Adapun dampak positifnya

Lebih terperinci

Kesinambungan Daya Saing Dan Tanggung Jawab Perusahaan - SCORE - Presentasi hasil implementasi modul 1 (kerja sama di tempat kerja)

Kesinambungan Daya Saing Dan Tanggung Jawab Perusahaan - SCORE - Presentasi hasil implementasi modul 1 (kerja sama di tempat kerja) Kesinambungan Daya Saing Dan Tanggung Jawab Perusahaan - SCORE - Presentasi hasil implementasi modul 1 (kerja sama di tempat kerja) PT. TJOKRO BERSAUDARA PROFILE PERUSAHAAN PT.TJOKRO BERSAUDARA Nama Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kaizen 2.1.1 Nilai-nilai kaizen Salah satu unsur paling fundamentalis dalam TQM ( Total Quality Management) adalah perbaikan berkesinambungan atau dalam istilah jepang dikenal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINE YOKE TUBE IMV DI PT. INTI GANDA PERDANA

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINE YOKE TUBE IMV DI PT. INTI GANDA PERDANA MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINE YOKE TUBE IMV DI PT. INTI GANDA PERDANA Eduardus Dimas A.S, ST 1, Otto Trisatria B,Eng M.E.M 2, Rizky Anggara Krishna 3 Teknik Produksi dan Proses Manufaktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk yang tepat, berkualitas tinggi dengan harga

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk yang tepat, berkualitas tinggi dengan harga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan industri otomotif didunia khususnya di Indonesia, menyebabkan para pelaku industri melakukan inovasi baru untuk menghasilkan produk-produk

Lebih terperinci

ANALISA PENURUNAN WAKTU PROSES BARITORI CAMSHAFT DENGAN METODE 6 STEP STANDARDIZED WORK DI PT.TMMIN

ANALISA PENURUNAN WAKTU PROSES BARITORI CAMSHAFT DENGAN METODE 6 STEP STANDARDIZED WORK DI PT.TMMIN ANALISA PENURUNAN WAKTU PROSES BARITORI CAMSHAFT DENGAN METODE 6 STEP STANDARDIZED WORK DI PT.TMMIN Anak Agung Gede Ngurah Arika Dwiyana Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak PT. Toyota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia perkembangan industri manufaktur di Indonesia berkembang pesat dari tahun ke tahun. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 LANDASAN TEORI

BAB 1 LANDASAN TEORI 5 BAB 1 LANDASAN TEORI 1.1 Produktivitas Menurut Sinungan (2003, P.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Balakang Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang pesat di Indonesia. Laju perkembangan industri Otomotif masyarakat Indonesia saat ini relatif

Lebih terperinci

MENURUNKAN KLAIM MIS-DELIVERY PADA DELIVERY FINISH GOODS YAMAHA EKSPOR AKBT DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA

MENURUNKAN KLAIM MIS-DELIVERY PADA DELIVERY FINISH GOODS YAMAHA EKSPOR AKBT DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA MENURUNKAN KLAIM MIS-DELIVERY PADA DELIVERY FINISH GOODS YAMAHA EKSPOR AKBT DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA Anas Rachman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstract Pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 44 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang begerak di bidang manufaktur pembuatan sepeda motor di Indonesia dengan kepemilikan saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PEMODELAN MESIN BUBUT CERDAS TUGAS SARJANA Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung Oleh Lindung P. Manik 13103019 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Factory) dan tahun 2007 (Workshop) silam. Perusahaan ini memproduksi sepatu untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Factory) dan tahun 2007 (Workshop) silam. Perusahaan ini memproduksi sepatu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Chingluh Indonesia adalah salah satu perusahaan sepatu dari Taiwan didaerah Kabupaten Tangerang tepatnya di Cikupa. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2005

Lebih terperinci

IMPLEMENTING VALUE STREAM MAPPING (VSM) ON PRODUCTION PROCESS OF BLANK CYLINDER HEAD AT PT X

IMPLEMENTING VALUE STREAM MAPPING (VSM) ON PRODUCTION PROCESS OF BLANK CYLINDER HEAD AT PT X IMPLEMENTING VALUE STREAM MAPPING (VSM) ON PRODUCTION PROCESS OF BLANK CYLINDER HEAD AT PT X Gunawarman Hartono 1 ; Dendi Prajadhiana 2 ; Syarif Nurhidayat 3 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses produksi merupakan kegiatan utama dalam perusahaan industri manufaktur. Tingkat efektifitas dan efisiensi berproduksi dituntut memiliki nilai yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa yang beralamatkan di Jl. Pegangsaan Dua blok A1, km 1.6, Kelapa Gading, Jakarta Utara adalah salah satu perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar otomotif di kelas sepeda motor sangatlah ketat. Setiap produsen berusaha memberikan kualitas dan mutu yang baik, ketersediaan produk dan spare part

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini persaingan dalam dunia otomotif sangatlah ketat, setiap perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang

Lebih terperinci

Perbaikan Fasilitas dan Proses untuk Meningkatkan Produktivitas di Industri Die Shop

Perbaikan Fasilitas dan Proses untuk Meningkatkan Produktivitas di Industri Die Shop Perbaikan Fasilitas dan Proses untuk Meningkatkan Produktivitas di Industri Die Shop Priyo Ari Wibowo Dosen Program Studi Teknik Industri STT Wastukancana Purwakarta priyoariwibowo@stt-wastukancana.ac.id

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA. Alternatif Mesin yang akan Digunakan

PENGOLAHAN DATA. Alternatif Mesin yang akan Digunakan PENGOLAHAN DATA Alternatif Mesin yang akan Digunakan Millstar VT-550 CNC bed mill Motor 5 HP; 3 Ph 230/460V; Pre-wired 230V Number Of Spindle Speeds Variable Range Of Spindle Speeds (RPM) 80 ~ 5800 rpm

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Metodologi BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Start Studi Literatur Observasi Perusahaan - Visi & Misi Perusahaan - Kebijakan Manajemen Analisis Kondisi Internal Value Chain Analysis (Showa Global

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Dunia II, khususnya Toyota. Teknik yang disebut dengan Sistem Produksi Toyota

Bab 5. Ringkasan. Dunia II, khususnya Toyota. Teknik yang disebut dengan Sistem Produksi Toyota Bab 5 Ringkasan Perubahan dalam dunia industri di Jepang terjadi setelah berakhirnya Perang Dunia II, khususnya Toyota. Teknik yang disebut dengan Sistem Produksi Toyota atau disebut juga dengan Sistem

Lebih terperinci

PENENTUAN UKURAN OPTIMUM MATERIAL DENGAN METODE REGRESI LINEAR GANDA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI MATERIAL PT TMMIN STAMPING PLANT

PENENTUAN UKURAN OPTIMUM MATERIAL DENGAN METODE REGRESI LINEAR GANDA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI MATERIAL PT TMMIN STAMPING PLANT PENENTUAN UKURAN OPTIMUM MATERIAL DENGAN METODE REGRESI LINEAR GANDA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI MATERIAL PT TMMIN STAMPING PLANT Trihandika 1 ; Bahtiar Saleh Abbas 2 ABSTRACT Material efficiency from

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nasional di sektor industri sekarang ini kian hari kian meningkat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi. Dalam menghadapi

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PEMBUATAN LINE MACHINING UNTUK PRODUK COVER RIGHT CRANK CASE

ANALISIS FINANSIAL PEMBUATAN LINE MACHINING UNTUK PRODUK COVER RIGHT CRANK CASE ANALISIS FINANSIAL PEMBUATAN LINE MACHINING UNTUK PRODUK COVER RIGHT CRANK CASE Agwan Yufikar; Gunawarman Hartono Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, BINUS University Jln. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN

BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN Setelah dilakukan penentuan dimesin cetakan, maka selanjutnya dilakukan proses permesinannya. Untuk mensimulasikan proses permesinan cetakan botol digunakan perangkat

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

DEVIS ZENDY NPM :

DEVIS ZENDY NPM : PENERAPAN LEAN MANUFACTURING GUNA MEMINIMASI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. KHARISMA ESA ARDI SURABAYA SKRIPSI Oleh : DEVIS ZENDY NPM : 0732010126 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan alat transportasi yang sebanding dengan pesatnya pembangunan di Indonesia, membuat para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)

Lebih terperinci

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULY AGUSTUS SEPTEM OKTOBER NOVEM DESEMB Wijaya. / Designing Work Standards using VSM Method: A Case Study/ Jurnal Titra, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp.21-28 Designing

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%.

BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. IRC INOAC INDONESIA adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufactur komponen karet untuk otomotif dan juga industrial parts. Untuk tahun 2009

Lebih terperinci

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS) VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM A. Pengertian Toyota Production System (TPS) Perusahaan berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan keryawan melalui usaha yang berkelanjutan untuk menghasilkan laba, sekaligus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produktivitas pada dasarnya berkaitan erat dengan sistem produksi, yaitu sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, peralatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun 2015 Berdasarkan data produk cacat tahun 2015 yang tersaji pada bab sebelumnya, maka dibuat analisa data untuk lanjutan untuk mengetahui faktor

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Efficiency, Productivity, Line Balancing, Idle Time. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Efficiency, Productivity, Line Balancing, Idle Time. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In this era of globalization, competition in industry become tighter. The company is required to have good productivity. In order to achieve maximum productivity and efficiency, then one aspect

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kanban Pada Line Machining Yoke Di PT. Inti Ganda Perdana

Perancangan Sistem Kanban Pada Line Machining Yoke Di PT. Inti Ganda Perdana Hartono, et al. / Perancangan Sistem Pada Line Machining Yoke Di PT. Inti Ganda Perdana / Jurnal Titra, Vol. 3 No. 2, Juni 2015, Perancangan Sistem Pada Line Machining Yoke Di PT. Inti Ganda Perdana Evan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR MESIN CNC MILLING DENGAN PRODUCTIVITY EVALUATION TREE (PET) MODEL

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR MESIN CNC MILLING DENGAN PRODUCTIVITY EVALUATION TREE (PET) MODEL UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR MESIN CNC MILLING DENGAN PRODUCTIVITY EVALUATION TREE (PET) MODEL OLEH : REZA MUHAMAD IQBAL NIM 12.10207 reza_bigboy@yahoo.com ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Mesin labeling, Efisiensi produksi, Mikrokontroler, PLC, Inverter. Abstract

ABSTRAK. Kata Kunci : Mesin labeling, Efisiensi produksi, Mikrokontroler, PLC, Inverter. Abstract 26 ANALISIS KELAYAKAN PENGGANTIAN MESIN LABELING BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN MESIN LABELING BERBASIS INVERTER DAN PLC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI PADA DEPARTEMEN FINISHING PT. PECGI Sunaryo, Muhammad

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangsa pasar merupakan faktor kritis dari kesuksesan suatu bisnis. Pangsa pasar berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : enterprise architecture, arsitektur sistem informasi, 8-Productions, TOGAF, TOGAF ADM

ABSTRAK. Kata Kunci : enterprise architecture, arsitektur sistem informasi, 8-Productions, TOGAF, TOGAF ADM ABSTRAK Perencanaan arsitektur sistem informasi organisasi adalah sebuah proses yang kompleks, karena itu proses perencanaan harus dikelola berdasarkan suatu petunjuk yang jelas dengan tujuan menyelaraskan

Lebih terperinci

B A B I I LANDASAN TEORI

B A B I I LANDASAN TEORI B A B I I LANDASAN TEORI 2.1 Proses Manufaktur Manufaktur merupakan suatu aktivitas manusia yang mencakup semua fase dalam kehidupan. Computer Aided Manufacturing International (CAM-I) mendefinisikan manufaktur

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM KANBAN SEBAGAI PENDUKUNG SISTEM JUST IN TIME DI PT WONOJATI WIJOYO KEDIRI

PENERAPAN SISTEM KANBAN SEBAGAI PENDUKUNG SISTEM JUST IN TIME DI PT WONOJATI WIJOYO KEDIRI PENERAPAN SISTEM KANBAN SEBAGAI PENDUKUNG SISTEM JUST IN TIME DI PT WONOJATI WIJOYO KEDIRI Nurfa Anisa Abstract : Nowdays, the increase of furniture industry caused competition between furniture company.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi yang stabil dengan GDB (Gross Domestic Bruto) yang mencapai rata rata 7% pertahun itu sangat kondusif, pada bidang perusahaan jasa untuk memperbesar perusahaan yang di milikinya.

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Quality is the most important element in bussines world competition. A company can be compete and survive by always produce a very good quality product and appropriate with customer expectation.

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PADA LINE FLY WHEEL DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT XYZ TUGAS AKHIR. Supriatin

ANALISIS PROSES PADA LINE FLY WHEEL DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT XYZ TUGAS AKHIR. Supriatin ANALISIS PROSES PADA LINE FLY WHEEL DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT XYZ TUGAS AKHIR Supriatin 1128003023 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Matoa Indonesia Digdaya bergerak di bidang manufaktur dengan produk yang dihasilkan berupa jam tangan kayu. Bahan baku utama yang digunakan merupakan kayu sisa yang sudah tidak terpakai. Guna

Lebih terperinci

Simulasi Sistem Pengering Kain dengan Deteksi Pengeluaran Air pada Mesin Sentrifugal Extractor menggunakan Sistem Variable Speed Drive

Simulasi Sistem Pengering Kain dengan Deteksi Pengeluaran Air pada Mesin Sentrifugal Extractor menggunakan Sistem Variable Speed Drive Simulasi Sistem Pengering Kain dengan Deteksi Pengeluaran Air pada Mesin Sentrifugal Extractor menggunakan Sistem Variable Speed Drive Disusun oleh: Nama : Fredy Herman Pujiadi NRP : 0422124 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PURWARUPA MESIN PENYAPU LANTAI

PROSES PEMBUATAN PURWARUPA MESIN PENYAPU LANTAI PROSES PEMBUATAN PURWARUPA MESIN PENYAPU LANTAI PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun Oleh: RIZAL MOCHTYONO WIDODO NIM. I8110034 PROGRAM DIPLOMA III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan yang berkeinginan untuk mempertahankan bisnisnya di

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan yang berkeinginan untuk mempertahankan bisnisnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Asal Masalah Semua perusahaan yang berkeinginan untuk mempertahankan bisnisnya di tengah persaingan, globalisasi dan pasar bebas dewasa ini tidak bisa hanya berdiam diri dan mengandalkan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA. ABSTRACT PT. X is an automotive indutsry produces front and back lamps for motorcycles and cars. Production processes are divided into injection, aluminizing, and assembling. In the production process,

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 2.6. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 2.6. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 2.6. Latar Belakang Masalah Pada zaman era globalisasi ini, bidang usaha yang berbasis produksi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama industri manufaktur. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA TUGAS AKHIR ANALISA PENERAPAN ONE PIECE FLOW PADA LINE SUB ASSY DOOR LOCK MECHANIC PT. AISIN INDONESIA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam Mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI- FAKULTAS TEKNIK SKRIPSI SEMESTER GANJIL 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI- FAKULTAS TEKNIK SKRIPSI SEMESTER GANJIL 2005/2006 iv UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI- FAKULTAS TEKNIK SKRIPSI SEMESTER GANJIL 2005/2006 MENURUNKAN LEAD TIME PROSES PENDISAINAN DI PT. TOYOTA MOTOR MFG INDONESIA Yohanes Agus Joko Purwanto

Lebih terperinci

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia)

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Carinda Adistiara *1), Susy Susmartini *2) 1,2) Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

KEPEKAAN TERHADAP ADANYA LOSSES

KEPEKAAN TERHADAP ADANYA LOSSES FOCUSED IMPROVEMENT Definisi Semua kegiatan yang diarahkan untuk melakukan improvement pada kinerja dan kapabilitas mesin dan tidak terbatas pada merawat kondisi dasar mesin saja Pada umumnya diarahkan

Lebih terperinci

Hasanuddin Student Journal Vol. 1 No. (2): , Desember 2017 P-ISSN: , E-ISSN: Universitas Hasanuddin

Hasanuddin Student Journal Vol. 1 No. (2): , Desember 2017 P-ISSN: , E-ISSN: Universitas Hasanuddin Hasanuddin Student Journal Vol. 1 No. (2): 102-108, Desember 2017 P-ISSN: 2579-7859, E-ISSN: 2579-7867 Universitas Hasanuddin Perhitungan Waktu Pemesinan dan Kebutuhan Mesin untuk Perencanaan Produksi

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. Fendi Staf Produksi, Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE, Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta

Lebih terperinci

Gambar I. 1 Mesin Bubut

Gambar I. 1 Mesin Bubut BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kata manufaktur berasal dari bahasa latin manus dan factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul

Lebih terperinci

APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A

APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Edwin Bagus Yuwono 09 06

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 44 BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat PT. TMMIN Casting Plant dalam Memproduksi Camshaft Casting plant merupakan pabrik pengecoran logam untuk memproduksi komponen-komponen mobil Toyota.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian. BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Definisi Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan persoalan yang dihadapi, maka perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul dalam penyusunan

Lebih terperinci

SKRIPSI PEMBUATAN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANGKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT

SKRIPSI PEMBUATAN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANGKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT SKRIPSI PEMBUATAN PROGRESSIVE DIES PROSES PIERCING DAN BLANGKING ENGSEL UNTUK KOMPONEN KURSI LIPAT HELIN CANDRA ISTANTO NIM. 201354053 DOSEN PEMBIMBING Qomaruddin, ST., MT. Ir., Masruki Kabib, MT. PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III 3 PEMODELAN SISTEM

BAB III 3 PEMODELAN SISTEM BAB III 3 PEMODELAN SISTEM Adapun kecerdasan-kecerdasan utama yang diinginkan wajib dimiliki oleh model mesin bubut cerdas ini adalah: 1. Memiliki fungsi pengelolaan data pendukung seperti penambahan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1.1. Kesimpulan Dari serangkaian analisa dan penelitian di atas, penulis berkesimpulan bahwa: 1. Toyota Production System dapat digunakan dan efektif diterapkan pada bidang

Lebih terperinci

In House Workshop Cost Reduction series

In House Workshop Cost Reduction series In House Workshop Cost Reduction series Kontak : Ekhsan Hari Nuryanto 08567051716 021 98709388 ekhsan@gmail.com Rifky Widi Pratomo 08157753357 021 95236477 rfqwp@gmail.com Blog : 2 TeamKita TeamKita adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur saat ini saling berkompetisi untuk menjadi industri yang terbaik dari segala segi. Baik kualitas maupun kuantitas dari produk

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake

Lebih terperinci

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI.

BAB III METODOLOGI. BAB III METODOLOGI 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif yaitu salah satu jenis

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA, SIDOARJO

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA, SIDOARJO PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA, SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Oleh : ADIK ALFAN ARIANDI NPM : 0732010022 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii ABSTRAK Dewasa ini persaingan di dunia industri sudah sangat ketat, khususnya industri kreatif. Sehingga setiap perusahaan perlu untuk tetap menjaga kualitas produknya, agar memenuhi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini persaingan di dunia industri makin ketat. Permintaan pasarpun sering berubah-ubah. Kenyataan ini membuat para pengusaha selalu berusaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan Laporan Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan industri yang semakin ketat seperti saat ini, selain ditentukan oleh kemampuan menghasilkan produk berkualitas tinggi dan harga jual yang bersaing, juga

Lebih terperinci

SAT. Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2. Romiyadi, Emon Azriadi. 1.

SAT. Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2. Romiyadi, Emon Azriadi. 1. Teknobiologi JI SAT Jurnal Ilmiah Sains Terapan Lembaga Penelitian Universitas Riau Jurnal Teknobiologi, V(1) 2014: 31 36 ISSN : 2087 5428 Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Getaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth. ABSTRAK The competition strategies between the ice beam components manufacturer at the time of globaliasasi the current look is increasingly competitive. Companies compete to improve its quality in order

Lebih terperinci