BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN"

Transkripsi

1 BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN Setelah dilakukan penentuan dimesin cetakan, maka selanjutnya dilakukan proses permesinannya. Untuk mensimulasikan proses permesinan cetakan botol digunakan perangkat lunak Mastercam 9. Mastercam adalah sebuah perangkat lunak komputer berbasis CAD/CAM yang sering digunakan oleh berbagai macam perusahaan manufaktur. Mastercam memiliki fasilitas-fasilitas komputer grafis yang memungkinkan penggunanya yang melakukan berbagai bentuk simulasi proses permesinan sebelum diimplementasikan pada proses permesinan yang sesungguhnya (berbasis computer numerical controlled (CNC based). CAM merupakan istilah yang digunakan dalam menjelaskan proses manufacturing yang dikontrol oleh computer. Salah satu proses manufacturing yang sangat penting adalah pemotongan metal. Pemotongan metal bagaimanapun hanya merupakan salah satu jenis proses manufacturing yang dikontrol oleh computer. Dalam Mastercam juga dilengkapi dengan kemampuan desain, yaitu menggambar objek 2 dimensi dan 3 dimensi. Pada program mastercam ada beberapa pilihan operasi diantaranya adalah mill, lathe, design dan wire. Dalam pemubatan cetakan botol dilakukan dengan proses milling. Sebelum dilakukan proses simulasi terlebih dahulu menentukan alur pengerjaan dalam flow chart. 80

2 81 Mulai Transfer data dari CAD ke CAM Setup job and material stock Toolpath operation Roughing or finishing Set tool and toolpath parameters Verify & post NC file Post processor Seles ai Gambar 4.1. Diagram alur simulasi mastercam 4.1 Transfer data dari Cad ke Cam Dalam pembuatan cetakan, langkah awal yang dilakukan adalah membuat benda kerja dalam bentuk tampilan grafis dengan menggunakan perangkat lunak SolidWork. Pemilihan solidwork sebagai alat bantu dalam penggambaran desain ini karena software ini mudah penggunaannya dalam pemodelan suatu produk

3 82 untuk 2 dan 3 dimensi. Setelah desain cetakan selesai, maka gambar tersebut yang nantinya akan di transfer ke perangkat lunak mastercam. Sebelum menstransfer harus diingat terlebih dahulu pada waktu penggambaran dengan solidwork 2008 file yang akan ditransfer disimpan pada file type extension dengan IGES (*.igs) karena type extension ini ada dalam file mastercam. Untuk melakukan transfer gambar desain dari SolidWork ke mastercam, langkahnya adalah sebagai berikut : Klik File pada Main Menu yang ada pada mastercam >> dilanjutkan klik Converters, IGES >> Read File >> dan pilih file dari SolidWork yang telah disimpan >> klik Open >> IGES Read Parameter >> OK >> Delete The Current Part >> Yes 4.2 Proses Simulasi Permesinan Pada MasterCAM, proses milling dapat disimulasikan terlebih dahulu sebelum ditransfer ke mesin milling yang sebenarnya (mesin milling berbasis CNC). Alat potong mesin milling atau yang sering disebut dengan tool membutuhkan arah dan jalur gerakan sebagai petunjuk ke mana alat tersebut harus bergerak. Jalur tersebut dalam MasterCAM disebut dengan toolpath. Ada beberapa jenis toolpath diantaranya adalah toolpath berupa contour, pocket, dan surface. Pada proses pembuatan CAM ini penulis menggunakan standar pemakaian cutter solid carbide dengan parameter penggunaan mengacu pada catalog cutting tool sandvik. Sesuai dengan nama dari pahat tersebut, material pahat potong ini adalah solid carbide yang dilapisi TiC, N atau TiAIN. Salah satu

4 83 ciri desain yang umum dan sangat penting dari solid carbide adalah keberadaan inti yang sangat tebal sehingga mempunyai ketahanan bengkok yang maksimum. Hal ini cocok untuk proses permesinan pada baja yang keras, dan bisa dioperasikan pada kecepatan tinggi. Setiap produsen produk cutting tools akan selalu mempunyai pedoman penggunaan atau standar pemakaian dari produk yang dihasilkan agar konsumen atau pemakai produk dengan mudah menggunakan produk tersebut. Begitu pula pada pahat, produsen pahat akan selalu menyertakan standar penggunaan dari pahat yang dihasilkan. Salah satu produsen cutting tools pada mesin perkakas adalah sandvik. Pada simulasi proses permesinan dengan menggunakan perangkat lunak MasterCAM ini ada enam benda kerja yang akan dilakukan proses permesinan yaitu neck plate I dan II yang merupakan cetakan atas bagian I dan II, body plate I dan II yang merupakan cetakan tengah bagian I dan II, botton plate I dan II yang merupakan bagian cetakan bawah. Proses simulasi permesinan cetakan ini dibagi menjadi tiga jenis pengerjaan, yaitu pengerjaan kasar (roughing) dan pengerjaan Semi Finishing dan pengerjaan akhir (finishing). Pada pengerjaan kasar dikerjakan dengan toolpath rough parallel, sedangkan pengerjaan akhir dikerjakan dengan toolpath finish scallop tabel Proses simulasi permesinan pada top plate Adapun data dalam pembuatan cetakan pada neck part dapat dilihat pada

5 84 Tabel.4.1.Data-data pada pengerjaan neck plate Data Benda kerja 1 Benda kerja 2 Grs sumbu X Y Z X Y Z Stock bahan Stock origin Material AISI 4130, 300 BHN AISI 4130, 300 BHN Post processor KERN High Precision KERN High Precision Sebelum melakukan proses simulasi permesinan terlebih dahulu memberi batasanbatasan benda kerja atau stock yang dimiliki oleh benda kerja pada menu Job setup. Pada kotak dialog Job setup ada beberapa parameter yang perlu diisi, yang mana pengisian perameter tersebut bertujuan untuk menentukan luas benda kerja pada bahan awal yang sesungguhnya. Dan bagian lain adalah untuk menentukan titik koordinat pusat (0,0,0) benda kerja yang nantinya akan dijadikan titik acuan pengerjan tool pada proses permesinan.

6 85 Gambar.4.2.Kotak dialog job setup top plate Seperti yang telah diutarakan diatas, pengerjaan cetakan dilakukan dengan pengerjaan kasar (rough) dan pengerjaan akhir (finish) Proses permesinan surface rough Langkah pertama adalah proses permesinan dengan menggunakan Surface caranya : Pilih Main menu >> Toolpath >> Surface >> Rough >> Parallel >> Boss/Cavity >>All>>surface>>done Gambar.4.3. Kotak dialog surface rough pada body plate Bagian dari objek yang dapat dimodifikasi terdiri dari beberapa kelas (jenis), diantaranya garis tepi (edge), muka/bidang (face), dan objek solid secara utuh (solid). Untuk memastikan bahwa bagian yang hendak dimodifikasi sesuai dengan keinginan kita, perhatikan perubahan tampilan ikon yang menyertai kursor saat memilih bagian sebuah objek. Pilih done dan pada select drive surface kembali pilih done untuk menyelesaikan pemilihan toolpath, sekaligus memunculkan kotak dialog surface

7 86 rough parallel. Pada kotak putih, klik tombol kanan mouse dibagian yang berwarna putih, kemudian pilih get tool from library untuk memilih jenis pahat yang akan digunakan. Gambar.4.4. Kotak dialog pengambilan pahat Pada kotak dialog Tool manager, pilih alat potong mill dengan jenis endmill sphere dengan diameter 2 mm atau 235 pada tool number.

8 87 Gambar 4.5. Kotak dialog pemilihan pahat rough pada top plate Kemudian pilih ok untuk menutup kotak dialog surface rough parallel. Pada select tool containment boundary 1, pilih done. Dan kemudian tunggu MasterCAM sedang mengatur pola gerakan tool (toolpath) sesuai dengan bentuk surface, dan hasilnya adalah seperti gambar berikut : Gambar.4.6. Toolpath yang terbentuk pada top plate

9 Proses permesinan surface finish Proses simulasi ini merupakan proses akhir dari simulasi benda kerja yang pertama (I), dan langkah pengerjaannya hampir sama dengang pengerjaan rough, hanya saja surface yang dipilih adalah finish. Gambar.4.7. Kotak dialog surface finish Pada kotak dialog tool manager, pilih alat potong mill dengan jenis endmill flat dengan diameter 1 mm atau 210 pada tool number. Gambar 4.8. Kotak dialog pemilihan pahat finish pada neck plate Pilih backup pada menu untuk kembali ke menu toolpath. Pada menu toolpath, pilih operations untuk memunculkan operations manager. Kemudian

10 89 pilih verify untuk melihat hasil simulasi proses permesinan dengan surface rough dan surface finish. Gambar.4.9. Kotak dialog verify pada neck plate Pada kotak dialog manager pilih select all untuk melihat semua hasil simulasi permesinan, baik proses surface rough parallel ataupun surface finish scallop.

11 90 Gambar Hasil akhir pada proses surface rough Gambar.4.11.Hasil akhir proses surface finish Proses simulasi permesinan pada body plate Seperti pada proses permesinan benda kerja I, pada proses permesinan benda kerja II ini juga dilakukan dengan cara yang sama. Pada proses pengerjaan kasar dilakukan dengan toolpath surface rough parallel dan pada proses pengerjaan finishing dilakukan dengan toolpath surface finish paralel. Adapun langkah-langkah untuk melakukan proses simulasi permesinan pada benda kerja 2 adalah sebagai berikut : 1. Pengaturan luas daerah benda kerja (Job setup) Adapun langkah yang harus dilakukan yaitu : Main menu >> Tollpath >> kemudian tekan Job setup kemudian isi kotak dialog dengan data-data pada tabel. Tabel.4.2.Data-data pada pengerjaan body plate Data Benda kerja 1 Benda kerja 2

12 91 Grs sumbu X Y Z X Y Z Stock bahan Stock origin Material AISI 4130, 300 BHN AISI 4130, 300 BHN Post processor KERN High Precision KERN High Precision Keterangan : a. Stock Origin (nilai X, Y,dan Z) menunjukan posisi sumbu X, Y, dan Z pada bahan. b. Nilai X, Y, dan Z pada gambar ini menunjukan panjang bahan dalam arah X, Y, dan Z, dalam hal ini (149 x 146,5816 x 50). c. Pemberian tanda centang pada display stock dimaksudkan agar bahan ditampilkan pada layar komputer. d. Pemberian tanda centang pada Fit screen to stock dimaksudkan agar ukuran tampilan bahan dimaksimalkan pada layar komputer.

13 92 Gambar Kotak dialog job setup body plate Proses permesinan surface rough Pada dasarnya pengerjaan surface rough sama saja dengan pengerjaan kasar pada benda kerja sebelumnya. Akan tetapi ada beberapa data yang berbeda yang dapat dilihat pada Tabel 4.2. Akan tetapi langkah-langkah pengerjaannya sama. Pilih Main menu >> Toolpath >> Surface >> Rough >> Parallel >> Boss/Cavity >>All>>surface>>done. Pada select drive surface kembali pilih done untuk menyelesaikan pemilihan toolpath, sekaligus memunculkan kotak dialog surface finish scallop. Pada kotak putih, klik tombol kanan mouse dibagian yang berwarna putih, kemudian pilih get tool from library untuk memilih jenis pahat yang akan digunakan. Kemudian pilih pahat yang dibutuhkan, dalam hal ini pahat yang dipilih yaitu endmil2 shpere dengan diameter 2 mm. Gambar Kotak dialog pemilihan pahat rough pada body plate

14 93 Pada select tool containment boundary 1, pilih done. Dan kemudian tunggu MasterCAM sedang mengatur pola gerakan tool (toolpath) sesuai dengan bentuk surface, dan hasilnya adalah seperti gambar Gambar Toolphat yang terbentuk pada body plate Proses permesinan surface finish Proses simulasi ini merupakan proses akhir dari simulasi benda kerja yang pertama (I), dan langkah pengerjaannya hampir sama dengang pengerjaan rough, hanya saja surface yang dipilih adalah finish. Pada proses pertama hasilnya masih

15 94 kasar, sehingga perlu dilakukan proses permesinan lagi. Adapun cara menggunakan surface finish scallop adalah : Pilih Main menu >> Toolpath >> Surface >> Finish >> Paralel seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.7. Pada select drive surface kembali pilih done untuk menyelesaikan pemilihan toolpath, sekaligus memunculkan kotak dialog surface finish scallop. Pada kotak putih, klik tombol kanan mouse dibagian yang berwarna putih, kemudian pilih get tool from library untuk memilih jenis pahat yang akan digunakan. Pada kotak dialog tool manager, pilih alat potong (tool) mill dengan jenis endmill 1 flat dengan diameter 1 mm atau nomor 210 pada tool number. Gambar.4.15.Kotak dialog pemilihan pahat surface finish pada body plate Pilih backup pada menu untuk kembali ke menu toolpath. Pada menu toolpath, pilih operations untuk memunculkan operations manager. Kemudian pilih verify untuk melihat hasil simulasi proses permesinan dengan surface rough dan surface finish.

16 95 Gambar Kotak dialog verify pada body plate Pada kotak dialog manager pilih select all untuk melihat semua hasil simulasi permesinan, baik proses surface rough parallel ataupun surface finish scallop. Gambar Hasil akhir pada proses surface rough

17 96 Gambar Hasil akhir pengerjaan surface finish Proses simulasi permesinan pada bottom plate. tabel. Adapun data dalam pembuatan cetakan pada neck plate dapat dilihat pada Tabel.4.3.Data-data pada pengerjaan bottom plate Data Benda kerja 1 Benda kerja 2 Grs sumbu X Y Z X Y Z Stock bahan Stock origin Material AISI 4130, 300 BHN AISI 4130, 300 BHN Post processor KERN High Precision KERN High Precision Data-data yang dihasilkan pada tabel 4.3 akan menjadi acuan untuk mengisi kotak dialog pada job setup.

18 97 Gambar.4.19.Kotak dialog job setup bottom plate Proses permesinan surface rough Pada dasarnya pengerjaan surface rough sama saja dengan pengerjaan kasar pada benda kerja sebelumnya. Akan tetapi ada beberapa data yang berbeda yang dapat dilihat pada tabel 4.3. Akan tetapi langkah-langkah pengerjaannya sama. Pilih Main menu >> Toolpath >> Surface >> Rough >> Parallel >> Boss/Cavity >>All>>surface>>done. Pada select drive surface kembali pilih done untuk menyelesaikan pemilihan toolpath, sekaligus memunculkan kotak dialog surface finish scallop. Pada kotak putih, klik tombol kanan mouse dibagian yang berwarna putih, kemudian pilih get tool from library untuk memilih jenis pahat yang akan digunakan. Kemudian pilih pahat yang dibutuhkan, dalam hal ini pahat yang dipilih yaitu endmil2 shpere dengan diameter 2 mm.

19 98 Gambar Kotak dialog pemilihan pahat rough pada bottom plate Pada select tool containment boundary 1, pilih done. Dan kemudian tunggu MasterCAM sedang mengatur pola gerakan tool (toolpath) sesuai dengan bentuk surface, dan hasilnya adalah seperti gambar Gambar Toolpath yang terbentuk pada body plate Proses permesinan surface finish

20 99 Proses simulasi ini merupakan proses akhir dari simulasi benda kerja yang pertama (I), dan langkah pengerjaannya hampir sama dengang pengerjaan rough, hanya saja surface yang dipilih adalah finish. Gambar Kotak dialog surface finih pada bottom plate Pada kotak dialog tool manager, pilih alat potong mill dengan jenis endmill flat dengan diameter 1 mm atau 210 pada tool number. Gambar.4.23.Kotak dialog pemilihan pahat finih pada bottom plate Pilih backup pada menu untuk kembali ke menu toolpath. Pada menu toolpath, pilih operations untuk memunculkan operations manager. Kemudian

21 100 pilih verify untuk melihat hasil simulasi proses permesinan dengan surface rough dan surface finish. Gambar Verify pada bottom plate Pada kotak dialog manager pilih select all untuk melihat semua hasil simulasi permesinan, baik proses surface rough parallel ataupun surface finish scallop. Gambar.4.25 Hasil akhir proses surface rough pada female plate

22 101 Gambar.4.26 Hasil akhir proses surface finish pada male plate 4.3Proses Pengerjaan Komponen Pendukung Dalam perakitan antar neck plate, body plate, dan bottom plate diperlukan baut pengikat (inbush screw) untuk menyatukan cetakan. Adapun lokasi lubang baut pengikat adalah sebagai berikut : a. Letak pengeboran pada neck plate I dan buttom plate II adalah sama. Dan letak inbush screw ditunjukkan oleh gambar dibawah : Gambar Lokasi pengeboran pada neck plate I dan II b. Letak pengeboran pada body plate I dan II adalah sama dan letak inbush screw dapat dilihat pada gambar.

23 102 Gambar Lokasi pengeboran pada body plate I dan II c. Letak pengeboran pada bottom plate I dan II adalah sama dan letak inbush screw dapat dilihat pada gambar. Gambar Lokasi pengeboran pada bottom plate I dan II Setelah pengerjaan komponen pendukung telah selesai maka dilanjutkan dengan proses perakitan (assembly).buttom plate dan top plate diikat terhadap body plate dengan menggunakan baut pengikat. Bagian-bagian cetakan setelah dilakukan assembling ialah seperti gambar dibawah ini : NECK PLATE BODY PLATE

24 103 BOTTOM PLATE INBUSH SCREW Gambar Proses perakitan (assembly)

MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING

MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING UNIVERSITAS RIAU MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING LABORATORIUM CAD/CAM/CNC JURUSAN TEKNIK MESIN Disusun oleh: Tim Praktikum CNC II (Dedy Masnur, M. Eng., Edi Fitra,) JOB LATHE I. Gambar Kerja

Lebih terperinci

Pembuatan benda kerja poros beralur dan ulir dengan Mastercam Lathe 9

Pembuatan benda kerja poros beralur dan ulir dengan Mastercam Lathe 9 Pembuatan benda kerja poros beralur dan ulir dengan Mastercam Lathe 9 A. Membuat gambar 1. Lakukan seting awal seperti pada modul sebelumnya 2. Gambar benda kerja sebagai berikut : 3. Langkah menggambar

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN CNC DENGAN SOFTWARE MASTER CAM

PEMROGRAMAN CNC DENGAN SOFTWARE MASTER CAM PEMROGRAMAN CNC DENGAN SOFTWARE MASTER CAM Menu pada software ini dibedakan atas dua bagian yaitu menu CAD dan menu CAM yang masing masing mempunyai fungsi untuk menggambar dan proses permesinan/manufactur,

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN

BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN 3.1 Instalasi Alat Percobaan Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan adalah mesin CNC 5 axis buatan Deckel Maho, Jerman dengan seri DMU 50 evolution. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pemesinan dilaksanakan di PT.T2C Asia. Adapun waktu penelitiannya mulai dari Mei 2015. 3.2 Metode Penelitian Metode awal yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan proses serta teknik pemotongan logam (metal cutting) terus mendorong industri manufaktur semakin maju. Ini terlihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. base gantungan baju multifungsi adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PERANCANGAN. base gantungan baju multifungsi adalah sebagai berikut : BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan merupakan langkah-langkah yang dijadikan pedoman dalam melakukan perancangan agar memperoleh hasil yang lebih baik dan memperkecil kesalahan kesalahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Kemajuan ini juga merambah dunia industri manufaktur. Sebagai contoh dari kemajuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri manufaktur sudah semakin maju seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan penemuan proses dan teknik pemotongan logam (metal cutting). Ini terlihat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Proses Machining Dengan Software MasterCAM Kemajuan proses produksi dengan menggunakan mesin CNC sudah sangat pesat. Mesin CNC yang sekarang ada di dunia industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk penyusunan karya ilmiah. Tahapan tersebut diperlukan agar penulisan dapat secara urut, sistematis

Lebih terperinci

TUTORIAL CNC BUBUT STEP. Setelah mempelajari tutorial ini mahasiswa memiliki kompetensi:

TUTORIAL CNC BUBUT STEP. Setelah mempelajari tutorial ini mahasiswa memiliki kompetensi: TUTORIAL CNC BUBUT STEP Tujuan Setelah mempelajari tutorial ini mahasiswa memiliki kompetensi: 1. Memahami perintah-perintah dasar penulisan program step 2. Mampu membuat gambar dengan mastercam lalu mengaplikasikan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR 81 JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR Irawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terciptanya suatu produk baru dengan kualitas yang baik. Dalam dunia industri manufaktur, terdapat banyak kendala

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 PENGARUH ARAH PEMAKANAN DAN SUDUT PERMUKAAN BIDANG KERJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL S45C PADA MESIN FRAIS CNC

Lebih terperinci

OPTIMASI JALAN PAHAT PROSES PEMESINAN CNC LATHE DAN ANALISA BIAYA PRODUKSI PEMBUATAN DEAD CENTER BERBANTUKAN CAD/CAM

OPTIMASI JALAN PAHAT PROSES PEMESINAN CNC LATHE DAN ANALISA BIAYA PRODUKSI PEMBUATAN DEAD CENTER BERBANTUKAN CAD/CAM OPTIMASI JALAN PAHAT PROSES PEMESINAN CNC LATHE DAN ANALISA BIAYA PRODUKSI PEMBUATAN DEAD CENTER BERBANTUKAN CAD/CAM Efrizal Saputra 1, Anita Susilawati 2 Laboratorium CAD/CNC/CAM, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Data yang diperlukan dalam penelitian Aplikasi New High Speed Machining Roughing Strategy Pada Mesin CNC YCM EV1020A antara lain: 1. Jurnal dan penelitian yang berkaitan

Lebih terperinci

OPTIMASI JALAN PAHAT DAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROSES PEMESINAN CNC LATHE PEMBUATAN PISTON MASTER CYLINDER REM SEPEDA MOTOR YAMAHA MENGGUNAKAN CAM

OPTIMASI JALAN PAHAT DAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROSES PEMESINAN CNC LATHE PEMBUATAN PISTON MASTER CYLINDER REM SEPEDA MOTOR YAMAHA MENGGUNAKAN CAM OPTIMASI JALAN PAHAT DAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROSES PEMESINAN CNC LATHE PEMBUATAN PISTON MASTER CYLINDER REM SEPEDA MOTOR YAMAHA MENGGUNAKAN CAM Nico Atmadio 1, Anita Susilawati 2 Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN,PERAKITAN DAN BIAYA PRODUKSI

BAB IV PROSES PENGERJAAN,PERAKITAN DAN BIAYA PRODUKSI BAB IV PROSES PENGERJAAN,PERAKITAN DAN BIAYA PRODUKSI Gambar Kerja dibuat berdasarkan ukuran komponen komponen cetakan plastik dari hasil perhitungan dan pemilihan bahan. Selanjutnya dilakukan prosespemesinan/pengerjaan.

Lebih terperinci

APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A

APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Edwin Bagus Yuwono 09 06

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS COMPUTER NUMERICAL CONTROL

LAPORAN TUGAS COMPUTER NUMERICAL CONTROL LAPORAN TUGAS COMPUTER NUMERICAL CONTROL Disusun Oleh : Kelompok : (Satu) Nama / NPM :. Arif Wibowo / 349. Musafak / 35464 3. Neneng Suryani / 35483 Kelas : 3ID08 Hari : Senin Mata Kuliah : Computer Numerical

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Pemesinan Untuk membuat suatu alat atau produk dengan bahan dasar logam haruslah di lakukan dengan memotong bahan dasarnya. Proses pemotongan ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

PEMBUATAN MODEL POROS RODA DEPAN VESPA PADA MESIN BUBUT CNC EMCOTURN 242 MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOCAD 2004 DAN PROGRAM SIMULASI MASTERCAM X

PEMBUATAN MODEL POROS RODA DEPAN VESPA PADA MESIN BUBUT CNC EMCOTURN 242 MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOCAD 2004 DAN PROGRAM SIMULASI MASTERCAM X PEMBUATAN MODEL POROS RODA DEPAN VESPA PADA MESIN BUBUT CNC EMCOTURN 242 MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOCAD 2004 DAN PROGRAM SIMULASI MASTERCAM X SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK 3.1 Perancangan dan Tahap-tahap Perancangan Perancangan adalah tahap terpenting dari seluruh proses pembuat alat. Tahap pertama

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP WAKTU PROSES PADA PEMROGRAMAN CNC MILLING DENGAN BERBASIS CAD/CAM

OPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP WAKTU PROSES PADA PEMROGRAMAN CNC MILLING DENGAN BERBASIS CAD/CAM OPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP WAKTU PROSES PADA PEMROGRAMAN CNC MILLING DENGAN BERBASIS CAD/CAM I G.N.K. Yudhyadi*, Tri Rachmanto, Adnan Dedy Ramadan, Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

tiap-tiap garis potong, dan mempermudah proses pengeditan. Pembuatan layer dapat

tiap-tiap garis potong, dan mempermudah proses pengeditan. Pembuatan layer dapat BAB IV PEMBAHASAN Setelah melalui beberapa percobaan untuk mendapatkan metode yang efektif dalam merancang replika tulang patella dengan ketelitian bentuk yang mendekati tulang patella aslinya maka diantara

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ADAPTER MILLING CNC MENGGUNAKAN CNC FANUC SERIES OI MATE TC BERBASIS SOFTWARE

PEMBUATAN ADAPTER MILLING CNC MENGGUNAKAN CNC FANUC SERIES OI MATE TC BERBASIS SOFTWARE PEMBUATAN ADAPTER MILLING CNC MENGGUNAKAN CNC FANUC SERIES OI MATE TC BERBASIS SOFTWARE Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah membuat desain dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dunia industri dewasa ini, kecepatan inovasi produk baik dari segi teknologi maupun estetika dan fungsionalitasnya memegang peranan penting untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES MANUFAKTUR CRUISE CONTROL

BAB III PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES MANUFAKTUR CRUISE CONTROL BAB III PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES MANUFAKTUR CRUISE CONTROL III.1 Pemilihan Bahan dan Proses Manufaktur Cruise Control Versi Magnetic Clutch III.1.1 Pemilihan Bahan Cruise Control Versi Magnetic Clutch

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga tempat, yaitu: 1. Pembuatan alat dan bahan di Laboratorium Proses Produksi Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN STRATEGI PERMESINAN UNTUK PROSES PENGERJAAN LOWER DIE DRAW (STUDI KASUS DI PT MEKAR ARMADA JAYA)

ANALISIS PEMILIHAN STRATEGI PERMESINAN UNTUK PROSES PENGERJAAN LOWER DIE DRAW (STUDI KASUS DI PT MEKAR ARMADA JAYA) ANALISIS PEMILIHAN STRATEGI PERMESINAN UNTUK PROSES PENGERJAAN LOWER DIE DRAW 52185 (STUDI KASUS DI PT MEKAR ARMADA JAYA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa Mesin CNC router dengan 3 axis dapat dipakai untuk membuat sebuah benda berbentuk 3 dimensi. Hanya saja diperlukan proses

Lebih terperinci

3.4.1 Pembuatan Penutup Kepala Sabuk Pemilihan Desain Penutup Kepala Sabuk Desain Akhir

3.4.1 Pembuatan Penutup Kepala Sabuk Pemilihan Desain Penutup Kepala Sabuk Desain Akhir DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto...v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Abstract...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD.

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD. BAB III ANALISIS 3.1 Tahap Persiapan Pada Tahap Persiapan Ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai proses pembuatan part Connecting Lever dengan Part No. 35-94575-0203 untuk bagian ACS.

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di PT. Kreasindo Jayatama Sukses Bekasi maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: a. Tabel 6.1 di bawah ini menunjukkan strategi toolpath

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER * Mushafa Amala 1, Susilo Adi Widyanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat efisiensi dari setiap proses yang tepat akan menghasilkan tingkat produktifitas yang tinggi. Setiap perusahaan akan bersaing untuk meningkatkan tingkat efisiensi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan 3.1.1 Benda Kerja Benda kerja yang digunakan untuk penelitian ini adalah baja AISI 4340 yang telah dilakukan proses pengerasan (hardening process). Pengerasan dilakukan

Lebih terperinci

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Materi 3 Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memiliki kompetensi: Memasang benda kerja di mesin frais CNC Memilih alat

Lebih terperinci

TUTORIAL-BUKU-PELATIHAN. solidworks tutorial

TUTORIAL-BUKU-PELATIHAN. solidworks tutorial TUTORIAL-BUKU-PELATIHAN solidworks tutorial connecting rod head www.tutorialdesaincadgratis.wordpress.com CONNECTING ROD HEAD Pada bab ini kita akan memodelkan part pertama dengan nama Connecting Rod

Lebih terperinci

Materi 5. Mengoperasikan mesin bubut CNC untuk membuat benda kerja

Materi 5. Mengoperasikan mesin bubut CNC untuk membuat benda kerja Materi 5 Mengoperasikan mesin bubut CNC untuk membuat benda kerja Tujuan : Setelah mempelajari materi 5 ini mahasiswa memiliki kompetensi membuat benda kerja (produk) sesuai dengan gambar kerja dengan

Lebih terperinci

TI-2121: Proses Manufaktur

TI-2121: Proses Manufaktur TI-2121: Proses Manufaktur Operasi Pemesinan & Mesin Perkakas Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org 2003 1. Hasil Pembelajaran Umum: Memberikan mahasiswa pengetahuan yang komprehensif tentang dasar-dasar

Lebih terperinci

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses pemesinan freis (milling) adalah penyayatan benda kerja menggunakan alat dengan mata potong jamak yang berputar. proses potong Mesin

Lebih terperinci

ANALISIS SURFACE CORNER FINISHING PADA MATERIAL S45C MODEL 3D BOTTOM CORE VELG MOBIL DAIHATSU SIGRA

ANALISIS SURFACE CORNER FINISHING PADA MATERIAL S45C MODEL 3D BOTTOM CORE VELG MOBIL DAIHATSU SIGRA ANALISIS SURFACE CORNER FINISHING PADA MATERIAL S45C MODEL 3D BOTTOM CORE VELG MOBIL DAIHATSU SIGRA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri FIFIN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan

III. METODE PENELITIAN. Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan 20 III. METODE PENELITIAN A. Pemodelan Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan sketsa 2D, karena dari sketsa 2D inilah nantinya akan dihasilkan bentuk 3D. 1. Sketsa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 4

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR iv HALAMAN PERSEMBAHAN v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI 1 DAFTAR GAMBAR 4 DAFTAR TABEL 7 DAFTAR LAMPIRAN 8

Lebih terperinci

Dasar Perancangan 2012

Dasar Perancangan 2012 Pendahuluan CATIA-PART DESIGN dapat membantu dalam melakukan desain suatu komponen dalam bentuk 3 dimensi (solid) dengan sangat mudah, cepat dan tepat (sesuai dengan bentuk dan dimensi yang diinginkan)

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Sumbu-sumbu pada mesin NC [9]

Gambar 2.1 Sumbu-sumbu pada mesin NC [9] 2 PMSI MULTI IS D SISTM CM 2.1 Pemesinan C Multi xis Proses pemesinan dengan teknologi NC (numerical control) telah dikenal luas pemakaiannya pada saat ini. lectronics Industries ssociation (I) mendefinisikan

Lebih terperinci

ALGORITMA PEMILIHAN DIAMETER PAHAT PROSES PEMESINAN POCKET 2-1/2D DENGAN METODA HIGH SPEED MACHINING

ALGORITMA PEMILIHAN DIAMETER PAHAT PROSES PEMESINAN POCKET 2-1/2D DENGAN METODA HIGH SPEED MACHINING ALGORITMA PEMILIHAN DIAMETER PAHAT PROSES PEMESINAN POCKET 2-1/2D DENGAN METODA HIGH SPEED MACHINING TUGAS AKHIR Oleh: Denny Nurkertamanda 23400006 BIDANG KHUSUS SISTEM MANUFAKTUR PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN PANEL MCC

BAB III PROSES PERANCANGAN PANEL MCC BAB III PROSES PERANCANGAN PANEL MCC DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SOLIDWORKS 3.1 Data yang diperlukan Dalam SOP (Standart Operational Prosedur) yang berlaku di PT. Industira, sebelum membuat atau mendesain

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI KASUS. Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Cetakan untuk wax pattern START. Pemodelan runner turbin Francis dengan Pro/Engineer Wildfire 3.

BAB 3 STUDI KASUS. Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Cetakan untuk wax pattern START. Pemodelan runner turbin Francis dengan Pro/Engineer Wildfire 3. BAB 3 STUDI KASUS Seperti telah dijelaskan pada tinjauan pustaka, salah satu tahap dalam investment casting adalah pembuatan wax pattern. Wax ini akan diijeksikan ke sebuah cetakan, dimana pembuatan cetakan

Lebih terperinci

Bab 2 Part Design Workbench

Bab 2 Part Design Workbench Membuat Files baru (New) Bab 2 Part Design Workbench Pada teori Lesson 1, proses awal memasuki workbench dilakukan dari awal (Start). Proses untuk membuka workbench yang baru dapat juga dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. ALUR PROSES PENGERJAAN Pada waktu pelaksanaan Kerja Praktik, penulis ditugaskan untuk membantu proses Membuat komponen Dies Guard RL Hanger K25A, Adapun diagram

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Yovie Rahmatullah 1, Bayu Wiro K 2, Fipka Bisono 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produk berkualitas adalah produk yang memiliki tingkat presisi tepat, melalui proses efektif dan efisien. Begitu pula dengan produk bernilai artistik tinggi juga diperlukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. iii

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. iii DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. vi DAFTAR GAMBAR.. vii INTISARI x ABSTRACT... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2

Lebih terperinci

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan : Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memilki kompetensi melakukan seting benda kerja, pahat dan zerro offset mesin bubut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pengembangan produk oleh perusahaan manufaktur merupakan sebuah keharusan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Beberapa perusahaan manufaktur melakukan pengembangan produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk suatu benda kerja dengan menggunakan sepasang alat. perencanaan peralatan, diameter yang akan dipotong, material alat

BAB I PENDAHULUAN. bentuk suatu benda kerja dengan menggunakan sepasang alat. perencanaan peralatan, diameter yang akan dipotong, material alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi sangat pesat terutama dibidang manufaktur dalam proses pembentukan dan pemotongan. Proses Pembentukan dan pemotongan lembaran pelat

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Bab 4 ini akan membahas setiap pengambilan keputusan yang dilakukan di Bab 3 disertai dengan alasan dan logika berpikirnya.

BAB 4 PEMBAHASAN. Bab 4 ini akan membahas setiap pengambilan keputusan yang dilakukan di Bab 3 disertai dengan alasan dan logika berpikirnya. BAB 4 PEMBAHASAN Bab 4 ini akan membahas setiap pengambilan keputusan yang dilakukan di Bab 3 disertai dengan alasan dan logika berpikirnya. 4.1 Pembahasan Pemodelan Runner Turbin 4.1.1 Penggunaan Pro/Engineer

Lebih terperinci

BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda

BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST 3.1 Langkah Proses Pembuatan Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda kerja yang sebagian besar digambarkan dalam diagram alir,

Lebih terperinci

MATERI KULIAH VI ANALISIS VOLUMETRIK TERHADAP KONTUR SURFER

MATERI KULIAH VI ANALISIS VOLUMETRIK TERHADAP KONTUR SURFER MATERI KULIAH VI ANALISIS VOLUMETRIK TERHADAP KONTUR SURFER A. Perhitungan Volume Bukit, Lembah, Galian dan Timbunan Pengguna Surfer dapat menghitung volume galian dan timbunan. Produk ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C PENGARUH JENIS PAHAT, KECEPATAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) BIDANG KOMPETENSI 1. KELOMPOK DASAR / FOUNDATION 2. KELOMPOK INTI 3. PERAKITAN (ASSEMBLY) 4. PENGECORAN DAN PEMBUATAN CETAKAN

Lebih terperinci

- Fungsi : untuk membangun kembali sebuah part, assembly atau drawing 8. File Properties

- Fungsi : untuk membangun kembali sebuah part, assembly atau drawing 8. File Properties Menu Toolbar Sebelum kita belajar contoh kita di haruskan mengerti terlebih dahulu tentang menu Toolbar pada DDS SolidWorks. Banyak sekali menu Toolbar pada DDS SolidWorks, di halaman ini kita akan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia robotika yang semakin meningkat, bentuk desain dan fungsi robot pun semakin bervariasi. Pada umumnya komponen rangka dan

Lebih terperinci

TUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR

TUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR TUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR Oleh : Agus Priyanto 15518241016 Pendidikan Teknik Mekatronika JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan teknologi yang sangat pesat dewasa ini mengakibatkan tingkat persaingan produk industri manufaktur modern menjadi sangat ketat. PT Presa Genta Engineering (PT PGE) merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Ir. Sofi Ansori Penulis

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Ir. Sofi Ansori Penulis KATA PENGANTAR Sebagai prakata, pertama kali yang sangat ingin penulis sampaikan adalah ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu proses penulisan

Lebih terperinci

MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR

MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR OLEH Sarwanto,S.Pd.T 085643165633 1 P a g e MESIN CNC MILLING Mesin Frais CNC (Computer Numerical Control) adalah sebuah perangkat mesin perkakas jenis frais/milling

Lebih terperinci

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY Sobron Yamin Lubis & Agustinus Christian Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

Lebih terperinci

Panduan Instalasi Program (Setup) Mesin CNC Virtual/Simulator

Panduan Instalasi Program (Setup) Mesin CNC Virtual/Simulator Materi Tambahan Panduan Instalasi Program (Setup) Mesin CNC Virtual/Simulator Tujuan : Setelah mempelajari materi tambahan ini mahasiswa memiliki kompetensi : Dapat melakukan instalasi progam mesin frais

Lebih terperinci

Pemrograman CNC 5-Axis untuk Pembuatan Runner Turbin Propeler berbasis Feature

Pemrograman CNC 5-Axis untuk Pembuatan Runner Turbin Propeler berbasis Feature Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pemrograman CNC 5-Axis untuk Pembuatan Runner Turbin Propeler berbasis Feature Indra Djodikusumo 1,a, Ruswandi

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN ARAH PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA EMS 45 PADA PROSES CNC MILLING

PENGARUH JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN ARAH PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA EMS 45 PADA PROSES CNC MILLING PENGARUH JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN ARAH PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA EMS 45 PADA PROSES CNC MILLING Ana Wilda Widiantoro 1, Muhammad Khumaedi 2, Wirawan Sumbodo 3 1.2.3 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Elvys, (2015) menyatakan untuk memenuhi kebutuhan mesin perkakas CNC bagi workshop industri kecil dan atau sebagai media pembelajaran pada institusi pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY MODUL MESIN CNC-3 Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR : Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC A. Tujuan Umum Setelah mempelajari materi ke tiga ini siswa diharapkan mampu

Lebih terperinci

PROSES MANUFAKTUR PRODUK-PRODUK BERBASIS ARTISTIK CAD/CAM MENGGUNAKAN MESIN CNC YCM EV1020A SKRIPSI

PROSES MANUFAKTUR PRODUK-PRODUK BERBASIS ARTISTIK CAD/CAM MENGGUNAKAN MESIN CNC YCM EV1020A SKRIPSI PROSES MANUFAKTUR PRODUK-PRODUK BERBASIS ARTISTIK CAD/CAM MENGGUNAKAN MESIN CNC YCM EV1020A SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Disusun oleh: Yoghi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah merubah industri manufaktur menjadi sebuah industri yang harus dapat berkembang dan bersaing secara global. Pada dasarnya seluruh elemen dalam

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan

BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 1. Parameter yang optimal yang didapatkan untuk proses pemesinan pada mesin CNC YCM EV1020A di Laboratorium Proses Produksi pada proses corner finishing adalah kecepatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN DIES PERMANENT MOLD PENGECORAN LOGAM DENGAN MATERIAL BESI COR DUCTILE (FCD)

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN DIES PERMANENT MOLD PENGECORAN LOGAM DENGAN MATERIAL BESI COR DUCTILE (FCD) PERENCANAAN DAN PEMBUATAN DIES PERMANENT MOLD PENGECORAN LOGAM DENGAN MATERIAL BESI COR DUCTILE (FCD) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada JurusanTeknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Pemecahan masalah dalam penyusunan skripsi mempunyai beberapa tahapan penelitian yang digunakan. Tahapan tersebut di tuangkan dalam bentuk diagram alir pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 44 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang begerak di bidang manufaktur pembuatan sepeda motor di Indonesia dengan kepemilikan saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang menjadi latar belakang desain konstruksi press dies, masalah yang ditemui, tujuan desain konstruksi press dies, dan metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

2.4.2 Cetak Ulang 12

2.4.2 Cetak Ulang 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ArtCam 5 2.1.1 Gambar2D 5 2.1.2 Relief 3D 6 2.1.2.a Shape Editor ^ 2.1.2.b Menggunakan Vektor - 2.2 Material Gipsum -, 2.2A Komposisi Gipsum - 2.2.2 Sifatfisik 8 2.2.3 Pengolahan

Lebih terperinci

manusia. Rangka manusia merupakan sebagian dari sistem lokomotorik dari tubuh

manusia. Rangka manusia merupakan sebagian dari sistem lokomotorik dari tubuh BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tulang Oesteologi ( Ilmu Tulang ) merupakan ilmu yang mempelajari tentang tulangtulang. Tulang-tulang di tubuh bersendi satu sama lain membcntuk rangka dari tubuh manusia. Rangka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Amalia (2005) membahas tentang pemilihan cutting tools dan simulasi menggunakan software Mastercam 9.1. Simulasi yang dilakukan berupa pemilihan cutting

Lebih terperinci

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING) ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING) IRVAN YURI SETIANTO NIM: 41312120037 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

PEMILIHAN STRATEGY PRA TOOLPATH LEADS AND LINKS UNTUK MENDAPATKAN WAKTU PEMOTONGAN INSOLE YANG MINIMAL

PEMILIHAN STRATEGY PRA TOOLPATH LEADS AND LINKS UNTUK MENDAPATKAN WAKTU PEMOTONGAN INSOLE YANG MINIMAL PEMILIHAN STRATEGY PRA TOOLPATH LEADS AND LINKS UNTUK MENDAPATKAN WAKTU PEMOTONGAN INSOLE YANG MINIMAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

SCREEN DIGITIZING. A. Digitasi Point (Titik)

SCREEN DIGITIZING. A. Digitasi Point (Titik) SCREEN DIGITIZING Screen digitizing merupakan proses digitasi yang dilakukan di atas layar monitor dengan bantuan mouse. Screen digitizing atau sering disebut juga dengan digitasi on screen dapat digunakan

Lebih terperinci

MEMBUAT OBJECT 3D DENGAN EXTRUDE. Sebuah Ducting dengan dimensi seperti pada gambar 1. Langkah kerja pembuatannya:

MEMBUAT OBJECT 3D DENGAN EXTRUDE. Sebuah Ducting dengan dimensi seperti pada gambar 1. Langkah kerja pembuatannya: MEMBUAT OBJECT 3D DENGAN EXTRUDE Gambar 1 Object Tampak Atas Sebuah Ducting dengan dimensi seperti pada gambar 1. Langkah kerja pembuatannya: 1. Buat Garis bantu seperti pada gambar 2. Garis bantu dibuat

Lebih terperinci

PROSES PERMESINAN CNC DALAM PEMBELAJARAN SIMULASI CNC

PROSES PERMESINAN CNC DALAM PEMBELAJARAN SIMULASI CNC PROSES PERMESINAN CNC DALAM PEMBELAJARAN SIMULASI CNC Eko Prianto 1, Herlambang Sigit Pramono 2 1, 2 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta email : eko_prianto@uny.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I. Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9

BAB I. Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9 BAB I Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9 CAD/CAM adalah singkatan dari Computer- Aided Design and Computer- Aided Manufacturing. Aplikasi CAD/CAM digunakan untuk mendesain suatu bagian

Lebih terperinci

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH JENIS PAHAT DAN VARIABEL PEMOTONGAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Airfoil Sebuah airfoil atau aerofoil, dalam Bahasa Inggris merupakan sebuah bentuk profil melintang dari sebuah sayap, blade, atau turbin. Bentuk ini memanfaatkan fluida yang

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM :

PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM : PROSES PEMBUATAN ROUGH GUIDE DI PT. ARTECH PRESISI MESINDO NAMA: DENNI HARTONO NPM : 21412840 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH/ LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSES PEMBUATAN

Lebih terperinci

APLIKASI CAM NX MACHINING PADA PEMBUATAN DIES UNTUK SELONGSONG PELURU KALIBER 20 MM

APLIKASI CAM NX MACHINING PADA PEMBUATAN DIES UNTUK SELONGSONG PELURU KALIBER 20 MM TUGAS AKHIR TM 141585 APLIKASI CAM NX MACHINING PADA PEMBUATAN DIES UNTUK SELONGSONG PELURU KALIBER 20 MM HERU SETYAWAN ABRIYANTO NRP. 2113 106 048 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ing. I Made Londen Batan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer adalah sebuah sarana untuk memberikan kemudahan bagi perkembangan teknologi. Komputer terdiri dari 2 bagian, pertama perangkat keras (hardware) dan kedua perangkat

Lebih terperinci