LAPORAN BENCHMARKING KOMPONEN 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN BENCHMARKING KOMPONEN 2"

Transkripsi

1

2 LAPORAN BENCHMARKING KOMPONEN 2 HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY (HPEQ) PROJECT NATIONAL BOARD OF MEDICAL EXAMINER NATIONAL COUNCIL OF STATE BOARDS OF NURSING NURSING COLEGE OF THE UNIVERSITY OF ILLINOIS AT CHICAGO Oleh: Dr. med. Setiawan, dr. Masfuri, S.K., MN Mohamad Ghozali, dr. DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Jln. Jend Sudirman Pintu I, Gedung D Depdiknas, Senayan Jakarta Telp : (021) dikti@dikti.go.id 2010 L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 1

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Benchmarking komponen 2 telah dilakukan pada tanggal September 2010 ke National Board of Medical Examiner (NBME) di Philadelphia dan National Council of State Boards of Nursing (NCSBN) serta Nursing College of University of Illinois at Chicago (NC-UIC) di Chicago. Tujuan Benchmarking adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pengorganisasian pengelolaan uji kompetensi dokter dan perawat serta pengembangan metodologi ujian khususnya dalam pelaksanaan CBT dan OSCE. Metode yang digunakan pada saat benchmarking adalah presentasi dari kedua belah pihak untuk memperoleh gambaran perbandingan dari keseluruhan aspek yang menjadi fokus benchmarking, diikuti dengan diskusi dan observasi ke lokasi ujian (khususnya untuk ujian keterampilan klinik). Dari keseluruhan aktivitas diperoleh hasil bahwa NBME dan NCSBN merupakan lembaga mandiri nirlaba yang dikelola secara profesional. Pengembangan item bank dilakukan oleh berbagai komite bidang ilmu yang terdiri atas pakar di bidangnya yang diangkat untuk waktu tertentu. Standard setting juga dilakukan oleh komite yang tetap, namun akhir keputusan ada pada executive commitee. Sumber pendanaan sebagian besar dari biaya pelaksanaan ujian oleh peserta baik lokal maupun internasional. Sebagian pendanaan diperoleh dari aktivitas pelayanan, seperti pelatihan, maupun bantuan teknis penyelenggaraan ujian termasuk pengembangan item ujian. Metode ujian yang dipilih disesuaikan dengan peran dan fungsi ujian sendiri, terutama untuk menjamin praktik pelayanan kesehatan yang berkualitas dan aman. Di samping itu, aspek kemampulaksanaan termasuk pendanaan menjadi pertimbangan. USMLE mempunyai uji keterampilan klinik yang dikelola secara profesional di pusat ujian sendiri, sementara CBT pada USMLE dan NCLEX oleh perusahaan lain. Uji kompetensi merupakan pencapaian standard minimal, sementara institusi pendidikan memiliki tujuan pendidikan yang melampaui standard minimal sehingga tingkat kelulusan secara nasional sangat tinggi. Uji kompetensi dipandang penting sebagai bagian dari budaya kualitas yang ada di Amerika secara umum. Selain itu, uji kompetensi ini juga memberikan umpan balik kepada instansi terkait dalam menjamin kualitas. Bila institusi pendidikan tidak dapat memenuhi kualitas yang tergambarkan dari proporsi kelulusan yang kurang, maka diberikan peringatan dan pembinaan. Bila tetap tidak terpenuhi, maka institusi pendidikan bisa ditutup. Rekomendasi dari kegiatan benchmarking ini adalah perlunya pembentukan lembaga independen pengelola uji kompetensi nirlaba yang sekaligus mengembangkan uji itu sehingga dapat memiliki aktivitas lain sebagai revenue bagi pengelolaan lembaga yang profesional oleh tenaga tetap dan tidak tetap. Metode ujian perlu memperhatikan aspek kepraktisan terutama menyangkut kesiapan item L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 2

4 maupun pendanaan, terutama untuk ujian klinik. Untuk pengembangan item, perlu dibentuk komite khusus bidang ilmu. CBT memerlukan kesiapan item yang telah dianalisis, sehingga diperlukan ahli psikometri. Standard setting yang telah dilakukan saat ini telah baik. Kontribusi institusi pendidikan yang ada saat ini merupakan sisi positif dalam kerangka umpan balik peningkatan kualitas dan efektivitas serta efisiensi pengelolaan uji kompetensi. Hal yang justru merupakan nilai tambah yang tidak terlalu kuat diperoleh pada saat kunjungan ke NBME. L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 3

5 I. PENDAHULUAN LAPORAN BENCHMARKING KOMPONEN 2 HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY (HPEQ) PROJECT 1.1. Latar Belakang TAHUN 2010 Health Professional Education Quality (HPEQ) Project merupakan aktivitas di Direktorat Akademik Dirjen Dikti, untuk meningkatkan kualitas pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia. Salah satu komponen yang menjadi fokus adalah standarisasi lulusan tenaga kesehatan melalui uji kompetensi nasional, khususnya untuk profesi dokter, dokter gigi, perawat dan bidan. Untuk mencapai itu diperlukan pembentukan lembaga mandiri uji kompetensi tenaga kesehatan (National Agency for Competence Examination of Health Professionals (NACEHealthPro)), perbaikan dari segi metodologi dan pengelolaan uji kompetensi, serta pengembangan sistem jaringan bank soal untuk mendukung pelaksanaan uji kompetensi nasional dan kapasitas institusi (National Item Bank Networking for Assessment (NIBNA)). Untuk mengoptimalkan pelaksanaan dan dampak positif dari keseluruhan kegiatan di atas, maka setiap langkah harus dilaksanakan berdasar pada bukti yang terbaik dan praktik baik dari pelaksanaan uji kompetensi yang bersifat high-stake. Oleh karena itu, pada fase awal pelaksanaan aktivitas memerlukan proses pembelajaran dari pihak yang telah lebih dulu melaksanakannya dan dapat dijadikan contoh atau pembanding. Dalam bidang kedokteran, telah berkembang pelaksanaan uji kompetensi nasional di Amerika dan Kanada. Lembaga seperti Medical Council of Canada (MCC) dan National Board of Medical Examiner (NBME) telah melaksanakan kegiatan ini sejak lama. Bahkan, keahlian yang ada juga telah dimanfaatkan untuk pengembangan uji kompetensi serupa di negara lain, seperti di Australia dan negara-negara Amerika Selatan. Sementara itu, untuk bidang keperawatan telah dilaksanakan uji kompetensi perawat di Amerika oleh National Councils of State Boards Nursing (NCSBN). Di samping pengelolaan uji kompetensi itu sendiri, diperlukan pula perbandingan terkait pengembangan institusi pendidikan. Sesuai dengan fokus HPEQ Project komponen 2, maka ingin diketahui bagaimana peran institusi pendidikan dalam pengembangan uji kompetensi serta dampak uji kompetensi dalam pengembangan institusi pendidikan. Mengingat lokasi NBME di Philadelphia dan NCSBN di Chicago, maka pada tahun 2010 dilakukan kunjungan ke Medical School of Drexel University di Philadelphia dan Nursing College of University of Illinois at Chicago (UIC) di Chicago. Namun, L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 4

6 mengingat perubahan jadwal maka kunjungan ke Medical School of Drexel University di Philadelphia tidak dapat dilakukan Tujuan Benchmarking 1. Memperoleh informasi tentang pengorganisasian dan aspek manajemen uji kompetensi oleh lembaga yang sudah maju, seperti NBME dan NCSBN. 2. Memperoleh informasi terkait pengembangan dan pengelolaan soal, termasuk penggunaan komputer dan aplikasi dalam menunjang uji kompetensi nasional yang bersifat high-stake. 3. Untuk memperoleh informasi mengenai praktik baik OSCE dan CBT untuk uji kompetensi nasional yang bersifat high-stake. 4. Untuk memperoleh teknik standard setting dalam uji keterampilan klinik dan uji pengetahuan pada uji kompetensi nasional yang bersifat high-stake Manfaat Benchmarking Kunjungan ke berbagai institusi di atas memberikan dasar pijakan untuk pengembangan kelembagaan, metoda dan pengembangan bank soal untuk tenaga kesehatan yang juga memperhatikan kebutuhan dan kondisi yang ada di Indonesia. Selain itu, kunjungan ini dapat mengawali kerjasama dan pengakuan lembaga yang akan dibentuk. Kerjasama dapat berupa bantuan teknis, konsultasi, maupun penelitian. Sementara itu, bentuk pengakuan dapat terwujud melalui pengenalan dan kerjasama yang dapat dilakukan kemudian Organisasi dan Institusi yang Dikunjungi Organisasi yang dikunjungi adalah National Board of Medical Examiners (NBME) berlokasi di Philadelphia dan National Council of State Boards of Nursing (NCSBN) yang berlokasi di Chicago. Sementara itu, institusi pendidikan yang dikunjungi adalah Nursing College of the University of Illinois at Chicago (UIC). Sekilas profil dari masing-masing organisasi dan institusi yang dikunjungi: 1. National Board of Medical Examiners (NBME) National Board of Medical Examiners (NBME) berdiri sejak tahun 1915 sebagai lembaga independen, nirlaba, yang melakukan ujian yang berkualitas tinggi bagi tenaga kesehatan. Misi dari NBME adalah untuk perlindungan kesehatan masyarakat melalui pelaksanaan ujian yang terbaik dan melalui proses L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 5

7 penelitian dan pengembangan terus menerus. Pendiriannya didasarkan pada kebutuhan ujian nasional yang bersifat sukarela yang dimanfaatkan oleh lembaga pemberi izin praktik menerima standard untuk menentukan pemberian izin. Sejak saat itu, NBME terus berkembang sehingga menjadi model dan sumber daya internasional dalam metodologi ujian dan evalusi di bidang kedokteran. 2. National Council of State Boards of Nursing (NCSBN) National Council of State Boards of Nursing (NCSBN) adalah organisasi nirlaba yang merupakan gabungan dari lembaga regulasi perawat Negara bagian, beranggotakan 60 State Boards of Nursing di Amerika Serikat dan sekitarnya. Fungsi NCSBN adalah memberikan leadership untuk meningkatkan regulasi yang terbaik untuk melindungi masyarakat terhadap praktek keperawatan yang aman. NCSBN membuat panduan-panduan kebijakan umum untuk peningkatan mutu keperawatan dan public safety serta menyelenggarakan ujian bagi pemberian lisensi praktek (seperti, National Council Lisensure Eamination = NCLEX). 3. Nursing College of the University of Illinois at Chicago (UIC) Nursing College of UIC didirikan pada tahun Saat ini terdapat 3 departemen, yaitu: Department of Biobehavioral Science, Department of Health Systems Science dan Department of Women, Children and Family Health Science. Jumlah mahasiswa BSN 314, MS 700, DNP 43, PhD 93 dan sertifikasi 63 mahasiswa. II. KEGIATAN BENCHMARKING 2.1. Philadelphia: National Board of Medical Examiners (NBME) Delegasi Indonesia ke NBME diterima oleh Mark Raymond mewakili Presiden NBME yang berhalangan hadir. Juga hadir Lorena Panazzo dari International Program, Suzanne McEllhenney dari USMLE, Kimberly Swygert dari Divisi Item Scoring and Analysis, serta Thomas Rebbecchi dari Clinical Skills Evaluation Collaboration (CSEC). Kegiatan Benchmarking dimulai dengan perkenalan seluruh delegasi yang berkunjung, serta pihak NBME yang berkesempatan menerima delegasi dari Indonesia. Setelah itu, dilakukan visitasi ke seluruh fasilitas yang ada di kantor NBME yang terdiri atas ruangan rapat baik managemen maupun komisi-komisi yang ada (penulis soal, standard setting), ruangan komputer untuk pelatihan staf, ruang perpustakaan, ruang makan maupun ruangan resepsionis. L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 6

8 Diskusi dimulai dengan presentasi dari delegasi Indonesia, tentang pendidikan dokter di Indonesia dan HPEQ Project komponen 2. Setelah itu dilakukan diskusi terkait itu, terutama aspek yang menjadi fokus pengembangan kegiatan ke arah implementasi CBT dan OSCE. Setelah pihak Indonesia menyampaikan presentasi, dilakukan presentasi tentang United States Medical Licensing Examination (USMLE) dan Assessment of Clinical Skills (Step 2 CS Overview). Disamping itu, didiskusikan pula mengenai metoda standard setting. Untuk lebih memperjelas pelaksanaan Step 2 CS maka dilakukan visitasi ke lokasi ujian yang berada tidak jauh dari Kantor NBME. Saat itu tengah berlangsung ujian OSCE yang memang dilaksanakan setiap hari kerja sebanyak 2 gelombang. Pada tahap akhir dilakukan diskusi tentang International Program (International Foundation of Medicine (IFoM)) untuk ujian yang menjadi prasyarat bagi mahasiswa asing yang akan melakukan program pertukaran di Amerika Chicago: National Council of State Boards of Nursing (NCSBN) Delegasi Indoensia diterima oleh Maryann Alexander, PhD, RN, Chief Officer of Nursing Regulation. Kunjungan ke NCSBN dilakukan dalam bentuk diskusi dan tanya jawab untuk lebih mengetahui peran NCSBN secara umum dan khususnya dalam pelaksanaan NCLEX Chicago: Nursing College of the University of Illinois at Chicago (UIC) Delegasi Indonesia diterima oleh Terry Weaver, PhD, FAAN, RN selaku Dekan dan Mi Ja Kim, PhD, FAAN, RN selaku Profesor Emeritus dan Dekan sebelumnya. Kunjungan ini diisi dengan diskusi untuk mengetahui pandangan institusi pendidikan terhadap pelaksanaan uji kompetensi, kontribusi dan dampak terhadap peningkatan kualitas institusi pendidikan. III. HASIL KEGIATAN 3.1. Aspek Organisasi Penyelenggaraan dan Pengembangan Uji Kompetensi Nasional Dasar pendirian baik NBME maupun NCSBN adalah untuk melindungi masyarakat. Perlindungan masyarakat tersebut melalui pengawasan dan penjaminan praktik kedokteran dan keperawatan yang aman. Kedua lembaga ini bersifat independen. Namun terdapat perbedaan bahwa NBME merupakan lembaga non-pemerintah tetapi bekerja sama dengan Federation of State Medical Boards (FSMB) dalam melaksanakan USMLE. Sementara State Board of L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 7

9 Nursing yang tergabung dalam NCSBN adalah lembaga pemerintah. Fungsi utama State Board adalah menegakan aturan perundangan terkait praktik keperawatan, memberi lisensi perawat, menyetujui dan mengakreditasi sekolah keperawatan, mengembangkan standard praktek dan mengembangkan berbagai regulasi dan kebijakan. Untuk menjalankan roda organisasi terdapat banyak tenaga tetap. Ada sekitar 400 orang staf di NBME, yang sebagian besar bukan berlatarbelakang dokter. Demikian pula staf di NCSBN terdiri dari berbagai latar belakang di luar tenaga keperawatan. Di antara staf yang sangat diperlukan adalah ahli psikometri yang biasanya berasal dari latar belakang ilmu psikologi. Kegiatan yang dilaksanakan oleh NBME tidak semata-mata berupa pelaksanaan USMLE. Berbagai pelayanan yang dilakukan dapat dikategorikan ke dalam pelayanan terhadap fakultas kedokteran dan mahasiswa, pelayanan terhadap organisasi profesi kesehatan, dan pelayanan terhadap dokter yang sedang berpraktik. Pelayanan terkait kebutuhan di fakultas kedokteran dan mahasiswa meliputi Subject Examination Program, International Usage of the Subject Examination Program, Web-based Score Reports and Analytical Reports, Medical School Portal, serta NBME Web-based Examinations. Selain itu terdapat pelayanan dalam bidang ujian yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fakultas kedokteran. Pelayanan terkait organisasi profesi kesehatan meliputi bantuan pelaksanaan ujian untuk kepentingan lisensi, sertifikasi, resertifikasi, ujian in-training, uji diri, kompetensi khusus dan ujian kualifikasi dari 26 organisasi profesi kedokteran. Pelayanan terhadap dokter yang sedang berpraktik merupakan sistem ujian setelah pemberian izin praktik (Post-Licensure Assessment System (PLAS)). Kepentingan ujian ini pada prinsipnya untuk membantu pemindahan izin praktik dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya atau reaktivasi izin setelah tindakan pendisiplinan. Di samping pelayanan di atas, terdapat pula program kerjasama internasional dalam bentuk International Foundations of Medicine (IFoM). Unit program pengembangan dibentuk mulai tahun 2005 untuk mengembangkan produk dan pelayanan bagi lulusan fakultas kedokteran dan untuk pendidikan kedokteran berkelanjutan. Selain itu, terdapat pula Center for Innovation dan Center projects yang menghasilkan beberapa aktivitas seperti e-folio Specifications, Environmental Survey, My Practice, Natural Language Processing dan lain-lain. Dari keseluruhan aktivitas di atas, maka NBME dapat memperoleh pendanaan mandiri untuk melaksanakan programnya. Tidak ada bantuan sama sekali yang diberikan oleh pemerintah untuk seluruh kegiatan NBME. L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 8

10 NCLEX RN adalah salah satu divisi dibawah NCSBN yang berfungsi melakukan practice analysis dan membuat materi uji. Pelaksanaan ujian sendiri bekerjasama (kontrak) dengan lembaga lain Uji Kompetensi Nasional Kedokteran dan Keperawatan Uji Kompetensi Nasional Kedokteran atau USMLE secara umum merupakan ujian tiga tahap yang digunakan untuk pemberian izin praktik di Amerika Serikat. Kegiatan tersebut merupakan wujud kerjasama antara NBME dengan Federation of State Medical Boards (FSMB) USMLE Step 1 untuk menguji pengetahuan sebagai dasar untuk praktik kedokteran dan mendorong pembelajaran sepanjang hayat. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari secara computer-based, terdiri atas 325 soal Multiple Choice Question (MCQ). USMLE Step 2 terdiri atas 2 komponen, untuk menguji pengetahuan klinik dan keterampilan klinik yang sangat diperlukan untuk pengelolaan pasien yang aman dan efektif di bawah supervisi. Kegiatan ini dilaksanakan satu hari secara computer-based dengan soal sekitar 350 dalam bentuk MCQ untuk komponen pengetahuan klinis (Clinical Knowledge (CK)). Sementara untuk keterampilan klinik (Clinical Skills (CS)) dilakukan satu hari, merupakan ujian menggunakan Standardized Patient, terdiri atas 12 kasus. USMLE Step 3 menguji pengetahuan dan aplikasi dari ilmu klinik dan biomedik yang diperlukan dalam pengelolaan pasien secara mandiri. Kegiatan ini dilaksanakan dua hari secara computer-based terdiri atas 480 soal MCQ dan 9 computer-based Case Simulations (CCS). Sementara itu NCLEX RN merupakan ujian tulis dan tidak disertai ujian praktik. Sertifikat ujian NCLEX RN dapat digunakan untuk proses registrasi di negara bagian (state board of nursing) yang tergabung dalam NCSBN Pengelolaan Item Bank Sebagai bagian penting dari pengelolaan item bank adalah pembuatan soal ujian. Untuk itu di NBME terdapat Test Material Development Committees yang mengembangkan dan mereview soal baru. Komite ini terdiri dari pakar pengampu bidang ilmu, seperti Ilmu Perilaku, Sel-Biologi Perkembangan dan Biokimia, Anatomi dan Embriologi, Pengantar Diagnostik Klinik, Mikrobiologi, Patologi, Farmakologi dan Fisiologi untuk USMLE Step 1. Sementara untuk USMLE Step 2 terdiri atas Ambulatory Medicine, Medicine, Obgyn, Anak, Psikiatri, dan Bedah. Untuk USMLE Step 3 terdiri atas Acute Care, Ambulatory Care, L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 9

11 Chronic Illness and Ongoing Conditions, Family in Community/Community-based care, Utilization of Resources, Computer-based Case Simulation. Soal baru akan diujikan namun tidak diberi skor. Soal yang memenuhi statistik akan direview oleh Interdisciplinnary Review Commitees untuk diujikan dan mendapat skor. Soal yang dapat diujikan direview setiap 3 tahun, namun untuk area yang cepat mengalami perkembangan maka soal tersebut akan lebih sering direview. Pada NCLEX RN soal dikembangkan sendiri oleh divisi NCLEX RN. Survey dan penelitian terhadap praktek keperawatan terkini dilakukan sebagai dasar dalam membuat pertanyaan yang akan diujikan. Pakar dari college of nursing, praktisi dan state board of nursing terlibat untuk menyepakati terhadap apa yang akan dikembangkan dalam ujian nasional. Ujian menggunakan komputer, dengan adaptive response Aspek Teknis Sistem Penilaian dan Standard Setting Untuk menetapkan skor, maka dilakukan terlebih dahulu pengujian apda soal yang baru. Hanya bila soal tersebut memenuhi standard secara statistik, maka soal dapat diskor. Setelah skor dihasilkan, maka terhadap 3 panel yang akan melakukan standard setting exercise. Terdapat 28 panelis yang dianggap mewakili fakultas kedokteran dan keahlian dalam bidang kedokteran (Spesialisasi). Selain itu, panelis juga memiliki berbagai peran yang luas, seperti penanggung jawab perkuliahan atau program, kepala bagian/departemen, dan dokter yang berpraktik. Selain itu, pertimbangan berdasarkan jenis kelamin dan etnik juga diperhatikan. Setiap panel bekerja selama 2 hari. Panelis melihat setiap item dan melaksanakan prosedur standard setting Modified-Angoff. Hasil dari panelis kemudian disampaikan ke Komite lainnya untuk pertimbangan. Komite akan mempertimbangkan hasil survey, standard setting exercise dan juga data dari trend pencapaian peserta ujian, serta hubungan antara skor dengan proporsi keberhasilan/kegagalan Pengelolaan Pusat Ujian CBT dan OSCE Untuk melaksanakan ujian CBT, maka baik USMLE dan NCLEX RN menggunakan fasilitas ujian pihak ketiga (Prometric dan lain-lain). Tempat tersebar di beberapa negara bagian. Sementara itu, pelaksanaan USMLE Step 2 CK (OSCE) menggunakan senter ujian yang berada di 5 lokasi, yaitu Atlanta, Chicago, Houston, Los Angeles dan Philadelphia. Pengelola senter ujian terdiri atas tenaga tetap sebagai Center L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 10

12 Manager, Assistant Center Manager, SP Operations Specialist (SPOS), SP Trainers (6), Facilities/Office Coordinator, End User Suppport Staff (IT/AV), Chief Proctors/Proctors, Control Room Operators. Selain itu terdapat tenaga tidak tetap yang diperlukan sewaktu-waktu sebagai Standardized Patient, Medical Advisor dan Receptionist. Senter ujian OSCE melayani sekitar peserta ujian setiap bulan. Oleh karena itu, senter melakukan pelayanan ujian 5-6 hari selama satu minggu. Minimum di setiap senter terdapat 2 sesi paralel per hari (AM1 dan AM20, sementara pada beberapa senter yang lain terdapat pula evening session (PM). Biaya pelaksanaan ujian OSCE adalah 1075 USD untuk US Medical Graduates (USMG) serta 1200 untuk International Medical Graduates (IMG) Peran Institusi Pendidikan Pada USMLE tidak terdapat keterlibatan secara kelembagaan dari institusi pendidikan. Setiap orang yang berperan adalah mewakili individu, dan bukan lembaga. Oleh karena itu, sedikit juga data yang dapat dimanfaatkan atau diberikan kepada institusi pendidikan. Secara umum, kelulusan first taker dan retaker US and Canadian Medical Graduates mencapai 91%, 95%, 97% dan 93% pada periode 2008/2009 untuk Step 1, 2CS, 2CK dan 3, lebih tinggi daripada IMG. Pada bidang keperawatan, institusi pendidikan memiliki kemandirian terhadap kurikulum yang dibuat, namun kurikulum dan ijin penyelenggaraanya diberikan dan diawasi oleh State Board of Nursing. Bila tidak memenuhi syarat maka tidak akan diberikan izin, atau bila telah berjalan akan diberi peringatan hingga dicabut izinnya. Termasuk di dalam standard adalah treshhold kelulusan ujian NCLEX RN yang harus lebih tinggi dari 75%. Tingkat kelulusan ujian NCLEX RN secara umum adalah 95-98%. Fokus pendidikan sekolah lebih luas dari sekedar lulus NCLEX RN. Fakultas memiliki misi untuk menciptakan lulusan yang fit to practice dalam tatanan pelayanan kesehatan yang selalu dinamis. Sumber daya dan fasilitas serta internal quality assurance diarahkan untuk mencapai excelency yang telah ditetapkan oleh fakultas. NCLEX-RN oleh NCSBN dianggap institusi pendidikan sebagai ujian kemampuan minimal perawat. Metode pendidikan dan assesment lebih bervariasi untuk menciptakan kemampuan analisa dan sintesa serta ketrampilan yang dibutuhkan dalam praktek profesional. L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 11

13 Latihan atau suplement NLEX RN diberikan pada tahun terakhir. Fakultas (UIC) mengunakan Kaplan NCLEX RN sebagai suplemental course yang dapat diikuti oleh mahasiswa, namun tidak mewajibkannya. Institusi pendidikan tidak memiliki kewajiban khusus terhadap lulusan yang tidak lulus ujian NCLEX RN. Namun bila diinginkan oleh lulusan mereka bisa mengambil mata kuliah yang mereka merasa kurang. Institusi Pendidikan merasa perlu lulusannya diuji oleh pihak luar (NCLEX RN) untuk memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa lulusannya bermutu. Hal ini juga untuk menghindari sekolah yang tidak bertanggungjawab terhadap mutu lulusan. IV. REKOMENDASI 4.1. Pembentukan Lembaga Independen Pengelola Uji Kompetensi Profesi Kesehatan Dasar pembentukan lembaga independen harus dalam kerangka perlindungan masyarakat untuk memperoleh pelayanan dari praktek kesehatan yang aman dan efektif. Oleh karena itu, setiap individu yang menjalankan tugas di lembaga independen ini sebenarnya berasal dari masyarakat sendiri. Lembaga uji harus merupakan lembaga independen yang terpercaya, bersifat nirlaba namun bisa mandiri secara finansial. Lembaga uji mandiri ini diberikan exclusive ownership atas format atau metoda uji kompetensi. Komposisi orang yang akan mengembangkan lembaga ini dapat berasal dari institusi pendidikan, organisasi profesi atau pun pihak lainnya, termasuk mewakili kelompok tenaga kesehatan yang berpraktik maupun masyarakat secara luas yang mempunyai visi untuk melindungi masyarakat melalui kegiatan uji kompetensi yang berkualitas tinggi dan berstandard internasional. Mengingat cakupan kerja yang luas dari lembaga yang akan dibentuk, maka diperlukan pula berbagai bidang keahlian, tidak saja secara eksklusif dari bidang kesehatan, melainkan bidang lain yang dapat membantu aspek pengelolaan dan pengembangan sistem ujian. Diperlukan tenaga yang berlatar belakang ahli psikometri dan tenaga lainnya yang secara teknis akan menjalankan roda kegiatan sehari-hari. Sumber dana diperoleh dari pembiayaan kegiatan ujian oleh peserta. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan ujian yang baik, disertai kemudahan dalam proses registrasi, pengumuman hasil ujian, dan pemberian umpan balik serta uji diri calon peserta (first- maupun re-taker). Tahap berikutnya adalah pemberian pelayanan bagi berbagai organisasi profesi yang melakukan ujian, maupun L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 12

14 pengembangan kapasitas institusi melalui bantuan teknis pelatihan atau pengembangan sistem ujian. Lembaga ini karena aspek profesionalitasnya maka diharapkan akan mendapat dukungan dan pengakuan terhadap produk dan pelayanannya dari berbagai pihak terkait, terutama terkait proses sertifikasi, registrasi dan lisensi tenaga kesehatan Aspek Teknis Pengembangan Item Bank Saat ini pengembangan item bank dalam pembuatan soal dan review masih bersifat kontribusi institusi. Memperhatikan kebutuhan aspek kerahasiaan yang tinggi, maka perlu dibentuk tim pembuat soal dari potensi kontributor dan reviewer yang saat ini dimiliki. Tim tersebut akan bersifat homogen, disesuaikan dengan bidang ilmu terdiri atas 5-7 orang. Pemilihan orang ini didasarkan pada evaluasi kinerja yang bersangkutan. Keterlibatan orang dalam pengembangan sistem ujian ini perlu mendapat apresiasi atau pengakuan yang bermanfaat bagi pengembangan kariernya. Item Bank untuk uji kompetensi nasional dikelola secara terpisah dengan item bank yang dapat dikelola bersama antar institusi pendidikan. Software yang telah ada dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan item bank di institusi dan untuk kerjasama antar institusi Aspek Teknis Sistem Penilaian dan Standard Setting Soal yang pertama kali diujikan belum perlu diberikan skor, kecuali sudah memenuhi ketentuan berdasarkan analisis item. Selanjutnya dilakukan proses review terhadap soal yang diskor yang dilakukan secara berkala untuk equating dalam rangka implementasi item response pada CBT. Setelah skoring dilakukan, maka dalam penentuan batas lulus perlu dilakukan metoda standard setting dengan Modified Angoff oleh panel yang telah dilatih, yang mewakili institusi pendidikan, bidang keahlian (spesialisasi), peran sebagai pendidik atau praktisi, jenis kelamin, maupun keterwakilan secara geografis. Perlu dibentuk tim tambahan yang akan menindaklanjuti hasil kerja panel standard setting, yang akan melihat berbagai aspek baik dari segi peningkatan kualitas yang terefleksi dari kenaikan batas lulus maupun pertimbangan pencapaian peserta dan konsekuensi terhadap tingkat kelulusan. Tim ini akan mewakili lembaga independen pelaksana dan pengembang uji kompetensi L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 13

15 sebagai cerminan penilaian objektif kemampuan minimal seorang lulusan memasuki dunia kerja secara aman dan efektif sebagai praktisi baru Aspek Teknis Pengelolan CBT dan OSCE Pengelolaan CBT dan OSCE masih memerlukan dukungan dari institusi pendidikan. Namun, pengelola pusat ujian perlu ditambah dengan staf tetap yang membantu tugas pada pelaksanaan ujian, terutama pada pusat ujian OSCE. Secara organisatoris, pengelola pusat ujian terdiri dari Koordinator, Sekretaris, dan unit teknis sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh, untuk CBT diperlukan koordinator IT. Sementara pada OSCE diperlukan koordinator dan pelatih Standardized Patient dan Penguji OSCE. Koordinator IT CBT akan menjamin bahwa setting komputer untuk ujian dengan daya dukung perangkat IT nya siap pada saat ujian akan dilakukan, bekerja sama dengan tim IT pusat. Sementara itu, dalam pelaksanaan OSCE, upaya untuk standarisasi ujian dari segi standardized patient dan penguji OSCE sebagai hal yang paling krusial harus dicapai melalui pelatihan dan monev yang ketat termasuk pada saat ujian berlangsung Peran Institusi Pendidikan Pandangan institusi pendidikan terhadap uji kompetensi perlu diarahkan pada penciptaan budaya kualitas, berupa pengecekan ulang kualitas lulusan dari pihak luar untuk melindungi public safety atas kemungkinan dari lulusan yang tidak kompeten. Institusi pendidikan mempunyai fokus untuk menyiapkan lulusan yang kompeten sesuai tuntutan dinamis pelayanan kesehatan, bukan semata lulus uji kompetensi nasional. Bagi institusi pendidikan, keberhasilan pada uji kompetensi merupakan cerminan proses yang dijalankan serta evaluasi kinerja yang akan menjamin peningkatan kualitas pendidikan terus menerus. Bagi lembaga akreditasi, prosentase lulusan dijadikan indikator utama akreditasi program studi. Bagi pemerintah, data terkait uji kompetensi bisa menjadi informasi awal untuk pembinaan institusi pendidikan. Bila pembinaan telah dilakukan namun tidak memperlihatkan hasil yang memuaskan, maka dapat berlanjut pada penutupan program studi. L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 14

16 SUSUNAN ACARA Hari I Kunjungan ke NBME di Philadelphia Hari II Kunjungan ke Medical School Drexel University di Philadelphia (dibatalkan, karena perubahan jadwal) Hari III Kunjungan ke NCSBN dan NC UIC di Chicago Hari IV Wrap-up session L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 15

17 DELEGASI 1. Dr. med. Setiawan, dr. Setiawan merupakan Anggota Divisi Ujian Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KB UKDI) dan bertanggung jawab terhadap aspek pengembangan item blueprinting dan standard setting. Item blueprinting dan standard setting UKDI telah disampaikan pula untuk pengembangan di Uji Kompetensi Dokter Gigi Indonesia (UKDGI), Uji Kompetensi Perawat dan Bidan. Namun, kedua aspek ini baru pada pelaksanaan ujian tulis, dan masih diperlukan persiapan untuk ujian OSCE. 2. Mohamad Ghozali, dr. Mohamad Ghozali merupakan Sekretaris Divisi Ujian Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia (KB UKDI). Selain itu, pengembangan IT dalam pengelolaan UKDI juga menjadi tanggung jawabnya, termasuk dalam perancangan dan uji coba software untuk Computer-based Testing (CBT) yang akan mulai dilaksanakan pada tahun 2011 baik di UKDI maupun UKDGI. Online registration merupakan tahap pengembangan selanjutnya yang akan menjadi awal pengembangan web-based administration seperti exam results dan formative examination (self-assessment). 3. Masfuri, S.Kp. Ners Masfuri merupakan anggota dari Komite Nasional Uji Kompetensi Perawat (KN UKP). Beliau aktif pula dalam pengembangan HPEQ Project Komponen 2 khususnya untuk bidang keperawatan. Beberapa hal yang telah dikembangkan meliputi penetapan item blueprinting, item development dan standard setting. Kerjasama yang sudah terjalin dengan Canadian Nursing Association (CNA) akan diperluas melalui kunjungan ke NCSBN untuk pengembangan UKP. L a p o r a n B e n c h m a r k i n g K o m p o n e n 2 Page 16

Sub-komponen pada Komponen 2

Sub-komponen pada Komponen 2 Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Health Professional Education Quality Project Bandung, 14 September 2011 Sub-komponen pada Komponen 2 Sub-Komponen

Lebih terperinci

Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional

Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Kedokteran & Kedokteran Gigi Health Professional Education Quality Project

Lebih terperinci

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi Kolegium Dokter Gigi Indonesia Pelaksanaan Uji Kompetensi Dokter Gigi April 2007 Januari 2010 Undang-Undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 BAB I Pasal 1Ayat 13 Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) Badan yang dibentuk

Lebih terperinci

POTRET CAPAIAN IMPLEMENTASI KOMPONEN 2 Periode Januari - April 2012

POTRET CAPAIAN IMPLEMENTASI KOMPONEN 2 Periode Januari - April 2012 POTRET CAPAIAN IMPLEMENTASI KOMPONEN 2 Periode Januari - April 2012 Tri Hanggono Achmad Health Professional Education Quality (HPEQ) Project Sistematika Presentasi n Overview Komponen 2 n Evaluasi Pencapaian

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan LAPORAN WORKSHOP Evaluasi UKDGI Periode II Tahun 2012 KOMPONEN 2 - Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Century Atlit Jakarta, 8 Mei 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK)

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK) LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK) Komponen 2 Health Professional Education Quality Project (HPEQ Project) HPEQ: 1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang paripurna Penerapan beberapa aturan hukum

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI

KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan RAKERNAS AIPGI, 9 Februari 2015 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1

Lebih terperinci

Outline of presentation

Outline of presentation HEALTH PROFESSION EDUCATION QUALITY PROJECT (HPEQ PROJECT) COMPONENT 2 JOGYAKARTA, 11 OKTOBER 2010 Outline of presentation Overview of Component 2 Report for first semester 1 Overview of Component 2 Introducing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP NASIONAL STANDARD SETTING KEDOKTERAN GIGI

LAPORAN WORKSHOP NASIONAL STANDARD SETTING KEDOKTERAN GIGI LAPORAN WORKSHOP NASIONAL STANDARD SETTING KEDOKTERAN GIGI Hotel Arya Duta Medan, 11 12 Mei 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional WORKSHOP KOMPONEN

Lebih terperinci

Kolegium Dokter Gigi Indonesia Rencana Pengembangan

Kolegium Dokter Gigi Indonesia Rencana Pengembangan Kolegium Dokter Gigi Indonesia Rencana Pengembangan Uji Kompetensi Dokter Gigi - Jalur Ujian 1 Uji Kompetensi Dokter Gigi untuk sertifikasi kompetensi Ujian Nasional untuk Standarisasi lulusan (mahasiswa)

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN

LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN Sheraton Mustika Yogyakarta, 22 23 Agustus 2011 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional WORKSHOP KOMPONEN

Lebih terperinci

WORKSHOP PANEL EXPERT UKDGI GELOMBANG 2

WORKSHOP PANEL EXPERT UKDGI GELOMBANG 2 LAPORAN WORKSHOP PANEL EXPERT UKDGI GELOMBANG 2 Komponen 2- Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Santika Jogjakarta, 15-16 Juni 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat

Lebih terperinci

Isu Strategis Komponen 1

Isu Strategis Komponen 1 Pointers Forum Dekan Institusi Pendidikan Dokter Gigi : Isu Strategis Pendidikan Dokter Gigi Jakarta, 10 Agustus 2011 Isu Strategis Komponen 1 Pengembangan LAM Penyempurnaan standar pendidikan dan standar

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Best Western Premiere Basko Padang, 13 14 Agustus 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL Standard Operating Procedure PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi

Lebih terperinci

Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional LAPORAN WORKSHOP NASIONAL ITEM DEVELOPMENT PERAWAT GELOMBANG 3 KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Santika Jogjakarta, 22 23 September 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian

Lebih terperinci

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi

Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014

Lebih terperinci

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN Lampiran SK Direktur Utama RSI Garam Kalianget No.... tentang Panduan Evaluasi Praktek Dokter PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan LAPORAN WORKSHOP NASIONAL PANEL EXPERT CBT & OSCE KG Komponen 2- Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Arya Duta Jakarta, 3-4 April 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN BAB V EVALUASI KEBERHASILAN Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga BAB I DEFINISI 1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenagan klinis (clinical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mini clinical evaluation exercise (Mini-CEX) adalah salah satu metode evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik mahasiswa

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP Standard Setting Kedokteran Gigi dan Evauasi Ujicoba Skala Penuh CBT-OSCE

LAPORAN WORKSHOP Standard Setting Kedokteran Gigi dan Evauasi Ujicoba Skala Penuh CBT-OSCE LAPORAN WORKSHOP Standard Setting Kedokteran Gigi dan Evauasi Ujicoba Skala Penuh CBT-OSCE KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Imperium Bandung, 10 November 2011 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K) Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K) Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K) Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1. Menjalankan amanah UUPK untuk STR 2. Memetakan output sbg cermin Output-proses BM institusi kurangi gap output antar institusi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Staf pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN Evaluasi Penyelenggara Tingkat Pusat UKDGI CBT-OSCE Kedokteran Gigi Periode III Tahun 2012

LAPORAN Evaluasi Penyelenggara Tingkat Pusat UKDGI CBT-OSCE Kedokteran Gigi Periode III Tahun 2012 LAPORAN Evaluasi Penyelenggara Tingkat Pusat UKDGI CBT-OSCE Kedokteran Gigi Periode III Tahun 2012 KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Le Meridien Jakarta, 26-26 Juli 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

Kolegium Dokter Gigi Indonesia

Kolegium Dokter Gigi Indonesia Kolegium Dokter Gigi Indonesia Uji Kompetensi Dokter Gigi Laporan Persiapan Pelaksanaan CBT dan OSCE Rencana UKDGI 2010-2014 CBT Jenis Uji 2010 2011 2012 2013 2014 Persiapan PBT Implementasi Uji Coba Implementasi

Lebih terperinci

PROGRAM ORIENTASI BAGI MAHASISWA PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN/KEBIDANAN DI RSUD dr.fauziah BIREUEN

PROGRAM ORIENTASI BAGI MAHASISWA PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN/KEBIDANAN DI RSUD dr.fauziah BIREUEN PROGRAM ORIENTASI BAGI MAHASISWA PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN/KEBIDANAN DI RSUD dr.fauziah BIREUEN I. PENDAHULUAN Assalamualaikum Wr. Wb. Saat ini pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) telah memasuki

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP NASIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN

LAPORAN WORKSHOP NASIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN LAPORAN WORKSHOP NASIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN Hotel Grand Aquila Bandung, 17 18 Mei 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional WORKSHOP

Lebih terperinci

PHARMACIST CREDENSIALS IN THE INDONESIAN NATIONAL ACCREDITATION STANDARD 2012 VERSION

PHARMACIST CREDENSIALS IN THE INDONESIAN NATIONAL ACCREDITATION STANDARD 2012 VERSION PHARMACIST CREDENSIALS IN THE INDONESIAN NATIONAL ACCREDITATION STANDARD 2012 VERSION Dr.dr.Sutoto,M.Kes KARS CURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes Ketua Eksekutif KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit Seluruh

Lebih terperinci

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013 Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013 Drg. Oscar Primadi, MPH Kepala Pusat Standardisasi, Sertifikasi, dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan Disampaikan pada : Pertemuan

Lebih terperinci

Pengawasan dan Perijinan Tenaga Kesehatan: Peran berbagai stakeholder dengan studi kasus di Yogyakarta Konsultan Regulasi PHP-1, Bank Dunia

Pengawasan dan Perijinan Tenaga Kesehatan: Peran berbagai stakeholder dengan studi kasus di Yogyakarta Konsultan Regulasi PHP-1, Bank Dunia Pengantar Forum Mutu Jakarta, 29-30 Juni 2005 Pengawasan dan Perijinan Tenaga Kesehatan: Peran berbagai stakeholder dengan studi kasus di Yogyakarta 2001-2004 Konsultan Regulasi PHP-1, Bank Dunia Adi Utarini,

Lebih terperinci

JUST FOR REMINDING ANALISIS KEGAGALAN PESERTA UKDI SEJAK , SIAPA BERWENANG MEMPERBAIKI?

JUST FOR REMINDING ANALISIS KEGAGALAN PESERTA UKDI SEJAK , SIAPA BERWENANG MEMPERBAIKI? ANALISIS KEGAGALAN PESERTA UKDI SEJAK 2007 2010, SIAPA BERWENANG MEMPERBAIKI? Tatong Hariyanto Anggota KB-UKDI Anggota MEU FKUB Anggota KDI JUST FOR REMINDING MENGAPA UKDI: 1. Menjalankan amanah UUPK untuk

Lebih terperinci

Materi Uji Kompetensi. Endang W. Jakarta,

Materi Uji Kompetensi. Endang W. Jakarta, Materi Uji Kompetensi Endang W. Jakarta, 6-06-2017 Pengantar Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan Upaya standardisasi kompetensi tenaga kesehatan Menguji kompetensi calon lulusan dalam rangka memperoleh sertifikat

Lebih terperinci

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK AIPNI HPEQ-DIKTI Makasar 13-14 Maret 2010 8/20/2012 INDONESIA 1 INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK PRAKTIK PROFESSIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA KERANGKA KERJA KOMPETENSI PERAWAT

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP STANDARD SETTING KEDOKTERAN GIGI GELOMBANG 2 KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

LAPORAN WORKSHOP STANDARD SETTING KEDOKTERAN GIGI GELOMBANG 2 KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ LAPORAN WORKSHOP STANDARD SETTING KEDOKTERAN GIGI GELOMBANG 2 KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel JW Marriot, Surabaya 20 21 Agustus 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian

Lebih terperinci

DRAFT KKNI PROFESI KEPERAWATAN

DRAFT KKNI PROFESI KEPERAWATAN Kualifikasi Lulusan Program Magister Keperawatan UNDIP (KKNI, LEVEL 8) : 1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannyaatau praktek profesionalnya melalui riset

Lebih terperinci

Program kerja sama Asia Networking (S2 Biomedik, dan S1 PSPD (Asia AUN QA) Program pembinaan akreditasi badan internasional (Asia AUN QA)

Program kerja sama Asia Networking (S2 Biomedik, dan S1 PSPD (Asia AUN QA) Program pembinaan akreditasi badan internasional (Asia AUN QA) Tabel 3.1 Rencana Operasional bidang Pendidikan Sasaran Tujuan Indikator Program Kegiatan 2014 2015 2016 2017 Target kapabilitas dan daya saing institusi sehingga mampu bersaing ditingkat nasional dan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN REMEDIASI PEMBELAJARAN RETAKER UKDI

PEDOMAN PELAKSANAAN REMEDIASI PEMBELAJARAN RETAKER UKDI Permasalahan PEDOMAN PELAKSANAAN REMEDIASI PEMBELAJARAN RETAKER UKDI KBUKDI Jumlah retaker meningkat Standar nilai meningkat Kompleksitas pasca lulus Kredibilitas institusi Inefisiensi pemanfaatan dokter

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN

KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN 1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, maka Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen SDM perguruan tinggi sebagai bagian dari pengelolaan segenap civitas akademika. Salah satu tantangan (challenge) bagi manajer pendidikan tinggi khususnya manajemen

Lebih terperinci

Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional LAPORAN WORKSHOP PENYUSUNAN DRAFT BLUE PRINT SISTEM UJI KOMPETENSI BIDAN KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Goodway Batam, 17 18 Juli 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer 1. Komentar Umum : UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG : B : 1. I Wayan Sumardika 2. Zinatul Hayati Selama

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR A. LATAR BELAKANG Dasar hukum kegiatan ini adalah : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL TENGAH TAHUN 2011 PROGRAM HIBAH KOMPETISI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DOKTER (PHK PKPD)

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL TENGAH TAHUN 2011 PROGRAM HIBAH KOMPETISI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DOKTER (PHK PKPD) LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL TENGAH TAHUN 2011 PROGRAM HIBAH KOMPETISI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DOKTER (PHK PKPD) UNIVERSITAS RIAU Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA 0 PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA PENYUSUN Departemen DIKLAT Pengurus Pusat PPNI PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA Sekretariat: Jl. Jaya Mandala Raya No. 15 Patra

Lebih terperinci

CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI NERS

CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI NERS CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI NERS Jakarta, 30 Oktober 2011 Catatan Umum Kegiatan : Hampir semua peserta datang sesuai dengan jadwal acara. Sebelum kegiatan, banyak peserta

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Aryaduta Medan, 20 21 September 2011 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

KERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA. Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia

KERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA. Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia KERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia Latar Belakang UU No 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 20 ayat 3 berbunyi : Perguruan

Lebih terperinci

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

REKAP FEEDBACK WORKSHOP

REKAP FEEDBACK WORKSHOP // REKAP FEEDBACK WS SINKRONISASI KEDOKTERAN BANDUNG, - OKTOBER tidak sesuai kurang sesuai sesuai sangat sesuai 9 melakukan sosialisasi rencana ujian dalam UKDI memiliki pengalaman menyelenggarakan Setiap

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Workshop Tindak Lanjut Penerbitan SK Izin Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Djoko Santoso, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Forum Sosialisasi Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan, 24

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Standard Setting. Di unduh dari http://hpeq.dikti.go.id. Component 2 HPEQ Project 2010 Page 1

Pedoman dan Tata Tertib Standard Setting. Di unduh dari http://hpeq.dikti.go.id. Component 2 HPEQ Project 2010 Page 1 Component 2 HPEQ Project 2010 Page 1 Daftar Isi 1 Penentuan Kelulusan... 2 2. Kode Etik Standar Setter... 4 3. Surat Pernyataan... 5 Component 2 HPEQ Project 2010 Page 2 Penentuan Kelulusan Untuk dapat

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi. 2. Soegianto Ali 3. Hartaty Sirait

Komentar dan Rekomendasi. 2. Soegianto Ali 3. Hartaty Sirait Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Sumatera Utara : Institusi Non-grantee : 1. Irwin Aras 2. Soegianto Ali 3. Hartaty Sirait 1. Komentar Umum Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI

Lebih terperinci

Body of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen Medik

Body of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen Medik Body of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen Medik PERSATUAN DOKTER MANAJEMEN MEDIK INDONESIA (PDMMI) June 29, 2012 Authored by: PDMMI Body of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Fakultas Kedokteran Universitas Jambi : B : 1. R. Varidianto Yudo T 2. Soegianto Ali 1. Komentar Umum Fakultas Kedokteran Universitas Jambi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

KAMBOJA. Year 1 : Anatomi, histologi, fisiologi (basic)

KAMBOJA. Year 1 : Anatomi, histologi, fisiologi (basic) BRUNEI DARUSSALAM Beberapa fakultas kedokteran di Brunei Darussalam membangun kemitraan dengan universitas luar negeri terkemuka. Sebagai contoh, fakultas kedokteran Universitas Brunei Darussalam (UBD)

Lebih terperinci

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, JULI 2010

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, JULI 2010 INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, 16-17 JULI 2010 Pendahuluan Tenaga keperawatan sebelum 1962: Jenis pendidikan bervariasi Lama pendidikan bervariasi Hospital based education

Lebih terperinci

WORKSHOP PEMBUATAN MODUL KETERAMPILAN MEDIS GELOMBANG IV TAHUN

WORKSHOP PEMBUATAN MODUL KETERAMPILAN MEDIS GELOMBANG IV TAHUN CATATAN MONEV WORKSHOP PEMBUATAN MODUL KETERAMPILAN MEDIS GELOMBANG IV TAHUN 2012 Tangerang, 19-20 September 2012 Catatan Umum Kegiatan : 1. Latar belakang diadakan kegiatan ini adalah sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN, PEMBINAAN, DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Uji Kompetensi SKM Indonesia

Uji Kompetensi SKM Indonesia Uji Kompetensi SKM Indonesia Instrumen Peningkatan Mutu Ahli Kesehatan Masyarakat Pratama Agustin Kusumayati Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia Disampaikan dalam

Lebih terperinci

PASAL I Nama dan Lokasi. PASAL II Tujuan

PASAL I Nama dan Lokasi. PASAL II Tujuan ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN SERTIFIKASI KONSULTAN LAKTASI INTERNASIONAL (INTERNATIONAL BOARD OF LACTATION CONSULTANT EXAMINERS) Disetujui 15 September 2017 Nama Perusahaan ini adalah: PASAL I Nama dan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI Nama rumpun ilmu: Kedokteran & Kesehatan LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI PENGARUH PROGRESS TEST TERHADAP MOTIVASI, SELF EFFICACY DAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI NERS MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang menjadi tujuan pertama bagi pasien atau masyarakat dalam menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang

Lebih terperinci

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan

Lebih terperinci

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013 PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY Yogyakarta,25-26 februari 2013 Memberikan rekomendasi sebagai syarat perijinan bagi tenaga kesehatan

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI

KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI K N U K P KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI Uji Kompetensi Bagian dari credentialing Penapisan seseorang disebut profesional oleh komunitas profesi berdasarkan standar profesi Credentialing professional

Lebih terperinci

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA)

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA) BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA) JAKARTA, I. Identitas Anggota Nama Lengkap :.. NPA IDI :... NPA PERDOKLA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Universitas Bina Nusantara pada awalnya adalah sebuah lembaga pendidikan komputer jangka pendek yang berdiri pada tanggal 21 Oktober 1974

Lebih terperinci

LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ

LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ Hotel Atlet Century Jakarta, 04 Juli 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) :.Non Grantee : 1. Pratiwi Sudarmono 2. Hemma Yulfi 1. Komentar Umum Pada tanggal 2-3 Juni 2014 telah

Lebih terperinci

Panduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN

Panduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksud denga Puskesmas adalah

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP NASIONAL PENGELOLA BANK SOAL (SEMUA PROFESI) GELOMBANG 2 KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

LAPORAN WORKSHOP NASIONAL PENGELOLA BANK SOAL (SEMUA PROFESI) GELOMBANG 2 KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ LAPORAN WORKSHOP NASIONAL PENGELOLA BANK SOAL (SEMUA PROFESI) GELOMBANG 2 KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel JW Marriot Surabaya, 21 22 Agustus 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi, terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya.

Lebih terperinci

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI AUDIT MUTU INTERNAL AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JL. RAYA TANJUNG BARAT NO. 11 PS. MINGGU JAKARTA SELATAN TELP. 021 781 7823, 781 5142 FAX. -21 781 5144

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional LAPORAN WORKSHOP NASIONAL PANEL EXPERT NERS TAHAP 2 Komponen 2- Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Novotel Bandung, 9-10 November 2011 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITATIF PENCAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER DI UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA

ANALISIS KUALITATIF PENCAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER DI UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA ANALISIS KUALITATIF PENCAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER DI UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA TESIS Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan

Lebih terperinci

Penentuan Batas Kelulusan (Standard Setting) UKDI

Penentuan Batas Kelulusan (Standard Setting) UKDI Penentuan Batas Kelulusan (Standard Setting) UKDI Gandes Retno Rahayu * Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia * Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran UGM pass fail competent incompetent

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan LAPORAN PELATIHAN NASIONAL ITEM DEVELOPMENT DAN ITEM REVIEW UJI KOMPETENSI PERAWAT DIPLOMA III Gelombang 1 Proyek HPEQ Bandung, 1-2 Juni 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Laporan Visitasi Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Skema : A Reviewer : Cholis Abrori/ Irwin Aras 1. Komentar Umum Fakultas Kedokteran UI merupakan

Lebih terperinci

SHERMAN SALIM CALON DEKAN

SHERMAN SALIM CALON DEKAN SHERMAN SALIM CALON DEKAN Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 2010-2015 INTEGRASI, SINERGI, INOVASI DAN IMPLEMENTASI UNTUK MEWUJUDKAN FKG UNAIR KIBLAT BIDANG KEDOKTERAN GIGI DI INDONESIA STRATEGI

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS SOAL MULTIPLE-CHOICE PADA MATA AJAR KEPERAWATAN JIWA DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

ANALISIS KUALITAS SOAL MULTIPLE-CHOICE PADA MATA AJAR KEPERAWATAN JIWA DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU ANALISIS KUALITAS SOAL MULTIPLE-CHOICE PADA MATA AJAR KEPERAWATAN JIWA DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU Veny Elita 1, Riri Novayelinda 2, Sri Wahyuni 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan sertifikasi praktek sebagai advanced practice registered nurse (APRN) (Kleinpell et al, 2008 : 279).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi. 2. Setyawati Soeharto

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi. 2. Setyawati Soeharto Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : UNIVERSITAS PELITA HARAPAN : C : 1. Zinatul Hayati 2. Setyawati Soeharto 1. Komentar Umum Visitasi

Lebih terperinci

NASKAH AKADEMIK SISTEM AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEHATAN HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY PROJECT DIRECTORAT OF HIGHER EDUCATION

NASKAH AKADEMIK SISTEM AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEHATAN HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY PROJECT DIRECTORAT OF HIGHER EDUCATION NASKAH AKADEMIK SISTEM AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEHATAN HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY PROJECT DIRECTORAT OF HIGHER EDUCATION NASKAH AKADEMIK SISTEM AKREDITASI INSTITUSI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI

PEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI PEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Pedoman Pembukaan dan Penutupan Program Studi di UK Petra Page 2 of 25 DAFTAR ISI I. Pedoman Umum Pembukaan Dan Penutupan Rogram

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WAHANA PENDIDIKAN KLINIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KEPERAWATAN

PENGEMBANGAN WAHANA PENDIDIKAN KLINIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KEPERAWATAN PENGEMBANGAN WAHANA PENDIDIKAN KLINIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KEPERAWATAN TIM NURSING EDUCATION HPEQ DIKTI KEMDIKNAS 2012-2014 riyanti25@yahoo.com (LISA)) magdadasuka@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.A.

BAB I PENDAHULUAN I.A. BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Penggunaan multiple choice question (MCQ soal pilihan berganda) sebagai metode untuk menguji pencapaian hasil akhir belajar saat ini sudah sangat luas. Mulai

Lebih terperinci