BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014)."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014). Organisasi Profesi Keperawatan yang dikenal sebagai Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) memiliki standar kompetensi keperawatan yang ditujukan sebagai pedoman bagi perawat dalam menjalankan peran profesinya (PPNI, 2005). Untuk mengukur standar kompetensi perawat dan memperoleh sertifikat kompetensi, perawat diharuskan mengikuti Uji Kompetensi. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi bidang kesehatan. Uji kompetensi diselenggarakan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang kompeten sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi kerja (PBM no. 36 tahun 2013). Uji kompetensi merupakan bagian dari penilaian hasil belajar mahasiswa di bidang kesehatan dan dibagi dalam dua tahap yaitu uji tertulis dan uji praktek. Berdasarkan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal DIKTI, uji kompetensi ini dapat dilaksanakan pada tahap akhir setelah menyelesaikan seluruh tahap pendidikan sebagai exit exam dimana hal tersebut harus memperhatikan pentingnya lingkungan akademik profesional. (DIKTI, 2013). Tetapi setelah 1

2 2 melihat hasil uji kompetensi yang sudah dilakukan pada mahasiswa DIII kebidanan, DIII keperawatan dan Ners, ternyata masih diperlukan adanya perbaikan pada sistem pendidikan. Oleh karena itu, pada tanggal 18 Juni 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan surat edaran nomor 529/E.E3/DT/2014 tentang Status Uji Kompetensi bagi Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan, DIII Keperawatan dan Ners yang berisi tentang belum digunakannya uji kompetensi untuk menentukan kelulusan atau sebagai exit exam (DIKTI, 2014). Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI) yang diadakan menimbulkan beberapa permasalahan, permasalahan tersebut antara lain masalah sosialisasi dan pembekalan; masalah penyusunan soal dan penentuan batas minimal UKN; masalah waktu, tempat, dan penyelenggara UKN; masalah mekanisme metode UKN; masalah pembiayaan UKN; masalah pengumuman via online; masalah mekanisme retaker; dan masalah standarisasi STR secara Internasional. Salah satu permasalahan yang muncul pada UKNI adalah mengenasi sosialisasi dan pembekalan. Sosialisasi dan pembekalan kepada mahasiswa dapat dilakukan berupa try out maupun pembekalan. Pembekalan kepada mahasiswa keperawatan ini dapat dilakukan sejak awal kuliah sehingga mahasiswa lebih siap dalam menghadapi UKNI (HPEQ student, 2013). Pelaksanaan uji kompetensi dirasakan menjadi beban yang semakin berat bagi mahasiswa keperawatan yang sebelumnya tidak ada uji kompetensi. Hal ini disebabkan karena Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) menetapkan uji kompetensi harus dilalui oleh semua lulusan mahasiswa kesehatan. Apabila tidak

3 3 lulus uji kompetensi, mahasiswa harus mengikuti uji kompetensi pada periode selanjutnya dan mendapat program bimbingan dari institusi asalnya serta tidak dapat melakukan praktek keperawatan karena belum bisa mendapatkan Surat Tanda Registrasi (Anggraeni, 2013). Mengingat pentingnya penyelenggaraan uji kompetensi yang merata dan terstandarisasi secara nasional, maka perlu dilihat bagaimana persepsi mahasiswa terhadap uji kompetensi. HPEQ student pernah melakukan kajian awal mengenai uji kompetensi. Penelitian tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa, persepsi mahasiswa, dan sikap mahasiswa kesehatan terhadap uji kompetensi. Responden penelitian ini berjumlah mahasiswa yang berasal dari program studi antara lain Pendidikan Dokter, Pendidikan Dokter Gigi, Ilmu Keperawatan, Kebidanan, Farmasi, Ilmu Gizi, dan Kesehatan Masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengetahui alasan pelaksanaan uji kompetensi dan menyatakan sikapnya mendukung pelaksanaan uji kompetensi secara nasional (HPEQ, 2013). Sebagai salah satu institusi pelaksana uji kompetensi keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (PSIK FK UGM) memiliki visi yaitu menjadi pusat pengembangan profesi keperawatan di bidang pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat yang manusiawi dan berbudaya tinggi di tingkat regional dan nasional dengan standar internasional. Tahap akademik di PSIK FK UGM rata-rata ditempuh selama 4 tahun dengan beban studi 144 SKS untuk mendapatkan gelar Sarjana

4 4 Keperawatan (S.Kep) dan melanjutkan pendidikan profesi yang rata-rata ditempuh selama 1 tahun dengan beban studi sebanyak 37 SKS (PSIK, 2013). Setelah menyelesaikan tahap profesinya, mahasiswa PSIK FK UGM akan dihadapkan pada uji kompetensi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari koordinator uji kompetensi regional Yogyakarta, Uji kompetensi yang selama ini dilakukan hanya menggunakan Computer Based Test tanpa menggunakan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Calon peserta uji kompetensi tidak mendapat pembekalan khusus sebelum menghadapi uji kompetensi, tetapi hanya ditawarkan untuk mengikuti try out sebelum menghadapi uji kompetensi. Hal ini disebabkan institusi pendidikan tidak dapat mewajibkan calon peserta uji kompetensi untuk mengikuti try out karena biaya try out cukup besar dan harus ditanggung sendiri oleh peserta try out. Sebagai calon peserta uji kompetensi, persepsi mahasiswa terhadap uji kompetensi dianggap penting karena sebagai tolok ukur pemahaman mahasiswa terhadap uji kompetensi. Mahasiswa harus memahami bahwa uji kompetensi dilakukan untuk mengukur proses pendidikan yang telah dilalui oleh perserta didik hingga memmpunyai kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang professional. Oleh karena itu, sejak awal mahasiswa diharapkan untuk mampu menyiapkan diri sehingga saat pelaksanaan uji kompetensi mereka dapat membuktikan bahwa dirinya layak untuk menjadi seorang professional (HPEQ, 2012). Tidak adanya pembekalan mengenai uji kompetensi dan tidak ikut sertanya try out uji kompetensi, akan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pada calon

5 5 peserta uji kompetensi. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap objek yang sama (Fauzi, 2004). Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Persepsi Mahasiswa PSIK FK UGM terhadap Uji Kompetensi Ners Indonesia B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut muncul masalah penelitian Bagaimanakah persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM tentang Uji Kompetensi Ners Indonesia C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM terhadap pelaksanaan uji kompetensi nasional indonesia. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM tentang tujuan dan manfaat pelaksanaan Uji Kompetensi Ners Indonesia b. Mengetahui persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM tentang pelaksanaan Uji Kompetensi Ners Indonesia c. Mengetahui persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM tentang peran institusi pendidikan terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi Ners Indonesia

6 6 d. Mengetahui persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM tentang uji kompetensi ulang 1. Manfaat Teoritis: D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam lingkup keperawatan. 2. Manfaat praktis 1. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar tentang gambaran persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan uji kompetensi. 2. Bagi institusi pendidikan keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi institusi keperawatan agar lebih mempersiapkan mahasiswa peserta uji kompetensi ners Indonesia. 3. Bagi Peneliti lain Dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian terkait uji kompetensi keperawatan.

7 7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian penelitian NO. NAMA TAHUN JUDUL Hasil PERSAMAAN PERBEDAAN 1 Novi 2013 Gambaran Tingkat 1. Tingkat kecemasan 1. Variabel 1. Subjek penelitian: Anggraeni Kecemasan pada mahasiswa tingkat tiga D-III penelitian: mahasiswa tingkat tiga Mahasiswa Tingkat keperawatan Universitas Uji 2. Tempat penelitian: TIGA D-III Pendidikan Indonesia dalam kompetensi Universitas Pendidikan Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi Indonesia Menghadapi Uji berada pada level ringan. 3. Variabel penelitian: Kompetensi Di Saran yang dianjurkan bagi kecemasan menghadapi Universitas institusi pendidikan agar uji kompetensi Pendidikan Indonesia lebih mempersiapkan mahasiswa dalam 2 HPEQ Student 2013 Kajian Awal: Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Sikap Mahasiswa Terhadap Uji Kompetensi Pendidikan Tinggi Di Indonesia menghadapi Uji Kompetensi 1. Hampir seluruh mahasiswa responden memiliki pengetahuan dan persepsi yang baik tentang uji kompetensi serta menyatakan sikapnya mendukung pelaksanaan uji kompetensi 1. Variabel penelitian: persepsi mahasiswa tentang uji kompetensi 1. Subjek penelitian: perwakilan mahasiswa semua jurusan kesehatan di Indonesia 2. Variabel penelitian: tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap uji kompetensi

Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional

Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Kedokteran & Kedokteran Gigi Health Professional Education Quality Project

Lebih terperinci

Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Djoko Santoso, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Forum Sosialisasi Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan, 24

Lebih terperinci

URGENSI EXIT EXAM BAGI NAKES

URGENSI EXIT EXAM BAGI NAKES URGENSI EXIT EXAM BAGI NAKES Anas Tamsuri E s e n s i Uji Kompetensi diselenggarakan untuk melindungi masyarakat terhadap praktik profesi; sehingga aman dan efektif bagi masyarakat Urgensi Pokok Ukom Proses

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI

KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan RAKERNAS AIPGI, 9 Februari 2015 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1

Lebih terperinci

Uji Kompetensi SKM Indonesia

Uji Kompetensi SKM Indonesia Uji Kompetensi SKM Indonesia Instrumen Peningkatan Mutu Ahli Kesehatan Masyarakat Pratama Agustin Kusumayati Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia Disampaikan dalam

Lebih terperinci

Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi

Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Novi Anggraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Novi Anggraeni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profil kesehatan Indonesia tahun 2010 mencatat jumlah lulusan perawat selama lima tahun terakhir mencapai 141.347 orang atau rata-rata 26.928 orang per tahun.

Lebih terperinci

Sub-komponen pada Komponen 2

Sub-komponen pada Komponen 2 Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Health Professional Education Quality Project Bandung, 14 September 2011 Sub-komponen pada Komponen 2 Sub-Komponen

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Best Western Premiere Basko Padang, 13 14 Agustus 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Workshop Tindak Lanjut Penerbitan SK Izin Penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI Nama rumpun ilmu: Kedokteran & Kesehatan LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI PENGARUH PROGRESS TEST TERHADAP MOTIVASI, SELF EFFICACY DAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI NERS MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013 Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013 Drg. Oscar Primadi, MPH Kepala Pusat Standardisasi, Sertifikasi, dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan Disampaikan pada : Pertemuan

Lebih terperinci

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, JULI 2010

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, JULI 2010 INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, 16-17 JULI 2010 Pendahuluan Tenaga keperawatan sebelum 1962: Jenis pendidikan bervariasi Lama pendidikan bervariasi Hospital based education

Lebih terperinci

CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI NERS

CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI NERS CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI NERS Jakarta, 30 Oktober 2011 Catatan Umum Kegiatan : Hampir semua peserta datang sesuai dengan jadwal acara. Sebelum kegiatan, banyak peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat Skills lab) memiliki peran penting untuk melatih mahasiswa S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan atau

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemendiknas 232/ 2000 Pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa pendidikan profesional bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan di era global. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan di era global. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang bermutu menjadi sebuah tuntutan bagi pemberi pelayanan kesehatan di era global. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masingmasing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Oranization (WHO) mencetus kan Interprofessional Education (IPE) sebagai sebuah konsep pendidikan terintegrasi untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi

Lebih terperinci

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK)

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK) LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK) Komponen 2 Health Professional Education Quality Project (HPEQ Project) HPEQ: 1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang paripurna Penerapan beberapa aturan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Ners yang diterapkan PSIK FK UGM merupakan proses pendidikan yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari evaluasi hasil belajar yang

Lebih terperinci

TUGAS PENGEMBANGAN DAN PERKEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 PSIK UNEJ

TUGAS PENGEMBANGAN DAN PERKEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 PSIK UNEJ TUGAS PENGEMBANGAN DAN PERKEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 PSIK UNEJ Oleh Zahratun Nafi ah 152310101137 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 Sejarah Singkat PSIK Universitas Jember Rencana

Lebih terperinci

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010) REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010) MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA KEMENKES RI 1 ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN Agenda: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT PENINGKATAN KUALITAS SDM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus

Lebih terperinci

CATATAN MONEV SOSIALISASI HASIL UJI COBA CBT NERS

CATATAN MONEV SOSIALISASI HASIL UJI COBA CBT NERS CATATAN MONEV SOSIALISASI HASIL UJI COBA CBT NERS Jakarta, 23 Desember 2011 Catatan Umum Kegiatan : Sebelum kegiatan dimulai sudah banyak peserta yang hadir di tempat kegiatan. Peserta datang dan mengisi

Lebih terperinci

LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ

LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ Hotel Atlet Century Jakarta, 04 Juli 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

VERIFIKASI DATA KINERJA DOSEN PENERIMA TUNJANGAN PROFESI

VERIFIKASI DATA KINERJA DOSEN PENERIMA TUNJANGAN PROFESI VERIFIKASI DATA KINERJA DOSEN PENERIMA TUNJANGAN PROFESI DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 6/12/2012 1 Isi Presentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan

Lebih terperinci

SUSUNAN KEPANITIAAN SEMINAR NASIONAL UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN

SUSUNAN KEPANITIAAN SEMINAR NASIONAL UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN i SUSUNAN KEPANITIAAN SEMINAR NASIONAL UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN 1. Pelindung : Rektor Universitas Padjadjaran 2. Penasehat : LPUK Ketua AIP dan Anggota LPUK-Nakes 3. Pengarah : Kusman Ibrahim, S.Kp.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan

Lebih terperinci

SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN

SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN PUSAT PEMBERDAYAAN PROFESI DAN TENAGA KESEHATAN LUAR NEGERI Disampaikan pada acara Workshop Nasional Kesepakatan Ujian Keperawatan Makasar, 13 Maret 2010 13.03.2010 VISI DEPKES

Lebih terperinci

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru Sosialisasi Kapasitasi Institusi Pendidikan Kesehatan Masyarakat 2014 AIPTKMI 12 Mei 2014 Akreditasi

Lebih terperinci

Hubungan Bimbingan Belajar UKMPPD dengan Kelulusan UKMPPD Computer Bassed Test Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Periode Mei 2017

Hubungan Bimbingan Belajar UKMPPD dengan Kelulusan UKMPPD Computer Bassed Test Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Periode Mei 2017 Available online at http://jurnal.abulyatama.ac.id/dedikasi ISSN 2548-8848 (Online) Universitas Abulyatama Jurnal Dedikasi Pendidikan Hubungan Bimbingan Belajar UKMPPD dengan Kelulusan UKMPPD Computer

Lebih terperinci

Kolegium Dokter Gigi Indonesia Rencana Pengembangan

Kolegium Dokter Gigi Indonesia Rencana Pengembangan Kolegium Dokter Gigi Indonesia Rencana Pengembangan Uji Kompetensi Dokter Gigi - Jalur Ujian 1 Uji Kompetensi Dokter Gigi untuk sertifikasi kompetensi Ujian Nasional untuk Standarisasi lulusan (mahasiswa)

Lebih terperinci

CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI BIDAN

CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI BIDAN CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI BIDAN Jakarta, 9 November 2011 Catatan Umum Kegiatan : Sebagian besar peserta hadir sebelum acara dimulai. Kegiatan yang dilakukan peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada buku panduan akademik PSIK tahun 2007 tercantum bahwa model pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

ESSAI TENTANG KAMPUS PSIK UNIVERSITAS JEMBER TUGAS P2MABA. oleh. Novi Farida NIM

ESSAI TENTANG KAMPUS PSIK UNIVERSITAS JEMBER TUGAS P2MABA. oleh. Novi Farida NIM ESSAI TENTANG KAMPUS PSIK UNIVERSITAS JEMBER TUGAS P2MABA oleh Novi Farida NIM 152310101275 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 PSIK UNEJ adalah sebuah program studi yang mempunyai Visi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang demikian pesat. Perkembangan ini memberi dampak berupa perubahan sifat pelayanan keperawatan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan,

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, bakat atau kualifikasi seseorang

Lebih terperinci

Audiensi Komponen 2 - PPSDM PUSTANSER DIKJUT MTKI terkait uji coba CBT Bidan dan Ners. Gd. PPSDM Jakarta, 11 Oktober 2011.

Audiensi Komponen 2 - PPSDM PUSTANSER DIKJUT MTKI terkait uji coba CBT Bidan dan Ners. Gd. PPSDM Jakarta, 11 Oktober 2011. Audiensi Komponen 2 - PPSDM PUSTANSER DIKJUT MTKI terkait uji coba CBT Bidan dan Ners Gd. PPSDM Jakarta, 11 Oktober 2011 Daftar Hadir 1. Bambang Giatno/ Kabadan PPSDM 2. Oscar/ Kapustanser Dikjut 3. Faiq

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN

KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN 1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, maka Organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITATIF PENCAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER DI UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA

ANALISIS KUALITATIF PENCAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER DI UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA ANALISIS KUALITATIF PENCAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER DI UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA TESIS Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan

Lebih terperinci

Email: mtki.2014@gmail.com PERCEPATAN PENINGKATAN PROFESIONALISME ORGANISASI PROFESI Dr. Dr. Trihono, M.Sc Bandung, Oktober 2015 Email: mtki.2014@gmail.com Tugas & Fungsi MTKI PERMENKES NO 46/2013 Uji

Lebih terperinci

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi Kolegium Dokter Gigi Indonesia Pelaksanaan Uji Kompetensi Dokter Gigi April 2007 Januari 2010 Undang-Undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 BAB I Pasal 1Ayat 13 Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) Badan yang dibentuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN PEMINATAN DENGAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA NERS STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN PEMINATAN DENGAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA NERS STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN PEMINATAN DENGAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA NERS STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA Deby Zulkarnain Rahadian Syah, Sujono Riyadi Dosen Keperawatan Yogyakarta Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses penting dari perubahan. perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses penting dari perubahan. perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses penting dari perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakannya (Anni, 2004). Belajar juga merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN SEMINAR & LOKA KARYA UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN

LAPORAN KEGIATAN SEMINAR & LOKA KARYA UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN LAPORAN KEGIATAN SEMINAR & LOKA KARYA UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN PENGUATAN SISTEM UJI KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PREOFESI TENAGA KESEHATAN UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING BANGSA DI ERA GLOBAL

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional LAPORAN WORKSHOP NASIONAL PANEL EXPERT NERS TAHAP 2 Komponen 2- Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Novotel Bandung, 9-10 November 2011 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN REGISTRASI TENAGA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010 PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UUD 1945 Ps: 28 H ayat 1

UUD 1945 Ps: 28 H ayat 1 PUSAT PEMBERDAYAAN PROFESI & TENAGA KESEHATAN LUAR NEGERI BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENKES RI Bandung, 15 Nov 2010 UUD 1945 Ps: 28 H ayat 1 SETIAP ORANG BERHAK HIDUP SEJAHTERA LAHIR DAN BATIN, BERTEMPAT

Lebih terperinci

bermuara pada budaya peningkatan mutu berkelanjutan (culture of continuous quality improvement).

bermuara pada budaya peningkatan mutu berkelanjutan (culture of continuous quality improvement). 1 KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi LAM-PTKes Tahap I untuk Bidang Ilmu Keterapian Fisik dan Keteknisan Medis, Serta Tahap III untuk Bidang Ilmu Keperawatan (12 13 Juni 2015) 1. LATAR BELAKANG Dalam upaya

Lebih terperinci

Isu Strategis Komponen 1

Isu Strategis Komponen 1 Pointers Forum Dekan Institusi Pendidikan Dokter Gigi : Isu Strategis Pendidikan Dokter Gigi Jakarta, 10 Agustus 2011 Isu Strategis Komponen 1 Pengembangan LAM Penyempurnaan standar pendidikan dan standar

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi LAM-PTKes Tahap II untuk Bidang Ilmu Keperawatan dan Tahap I untuk Bidang Ilmu Gizi (22 23 Mei 2015)

KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi LAM-PTKes Tahap II untuk Bidang Ilmu Keperawatan dan Tahap I untuk Bidang Ilmu Gizi (22 23 Mei 2015) 1 1. LATAR BELAKANG KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi LAM-PTKes Tahap II untuk Bidang Ilmu Keperawatan dan Tahap I untuk Bidang Ilmu Gizi (22 23 Mei 2015) Dalam upaya penjaminan mutu pendidikan tinggi sebagaimana

Lebih terperinci

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2MABA)

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2MABA) TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2MABA) ESSAY TENTANG PSIK, MOTIVASI MASUK PSIK, DAN DESKRIPSI KEGIATAN SEHARI-HARI DI PSIK oleh Mohamad Ardi Arya Syahputra NIM 152310101160 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Praktik Kerja Lapangan untuk selanjutnya disingkat PKL, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Praktik Kerja Lapangan untuk selanjutnya disingkat PKL, adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan untuk selanjutnya disingkat PKL, adalah kesertaan mahasiswa secara nyata dan langsung dalam kegiatan kerja profesi pada suatu lembaga atau institusi

Lebih terperinci

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU ESSAY TENTANG PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK, DAN KEGIATAN DI PSIK. oleh. Anasthasia Arinda W

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU ESSAY TENTANG PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK, DAN KEGIATAN DI PSIK. oleh. Anasthasia Arinda W TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU ESSAY TENTANG PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK, DAN KEGIATAN DI PSIK oleh Anasthasia Arinda W NIM 152310101189 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SAM MEDIKO LEGAL Disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (RAKORPOP) 30 November 2015 PERATURAN PER UU DASAR PERTIMBANGAN ROADMAP

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2013 NOMOR 1/IV/PB/2013

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2013 NOMOR 1/IV/PB/2013 PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2013 NOMOR 1/IV/PB/2013 TENTANG UJI KOMPETENSI BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN

LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN Sheraton Mustika Yogyakarta, 22 23 Agustus 2011 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional WORKSHOP KOMPONEN

Lebih terperinci

Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional LAPORAN WORKSHOP NASIONAL ITEM DEVELOPMENT PERAWAT GELOMBANG 3 KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Santika Jogjakarta, 22 23 September 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian

Lebih terperinci

Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Konferensi Utama : 7-8 November Konferensi Profesi : 3 Sept 30 Okt PEMANGKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dunia pendidikan adalah dunia yang terus berubah sesuai perkembangan zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan yang terjadi meletakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perception; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.

Lebih terperinci

Pokok Bahasan. Urgensi Validasi Data Dasar FK. Izin Prodi Akademik-Profesi FK. Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis

Pokok Bahasan. Urgensi Validasi Data Dasar FK. Izin Prodi Akademik-Profesi FK. Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis Illah Sailah Pokok Bahasan 1 2 3 4 5 Urgensi Validasi Data Dasar FK Izin Prodi Akademik-Profesi FK Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis Komitmen UKDI sebagai Exit Exam Komitmen FK untuk

Lebih terperinci

Oleh Pengurus LAM-PTKes

Oleh Pengurus LAM-PTKes PERKUMPULAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA (LAM-PTKes) Oleh Pengurus LAM-PTKes Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Asosiasi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) Bogor,

Lebih terperinci

MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA REGISTRASI STR ONLINE

MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA REGISTRASI STR ONLINE MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA REGISTRASI STR ONLINE mtki.kemkes.go.id Ketentuan sebelum Registrasi... Request PIN Bagi pemohon yang pertama kali melakukan registrasi awal, klik Saya belum memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG MAJELIS TENAGA KESEHATAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG MAJELIS TENAGA KESEHATAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG MAJELIS TENAGA KESEHATAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Lebih terperinci

internal, sedangkan perancang mendesain input sistem perhitungan angka kredit petugas rekam medis. Ardianingrum (2015) menggunakan objek perancangan

internal, sedangkan perancang mendesain input sistem perhitungan angka kredit petugas rekam medis. Ardianingrum (2015) menggunakan objek perancangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan tenaga penunjang,

Lebih terperinci

DRAFT AWAL INSTRUMEN AKREDITASI PROGRAM STUDI KESEHATAN DENGAN 9 KRITERIA TERBARU SESUAI PERATURAN MAJELIS BAN-PT NO 4 TAHUN 2017

DRAFT AWAL INSTRUMEN AKREDITASI PROGRAM STUDI KESEHATAN DENGAN 9 KRITERIA TERBARU SESUAI PERATURAN MAJELIS BAN-PT NO 4 TAHUN 2017 DRAFT AWAL INSTRUMEN AKREDITASI PROGRAM STUDI KESEHATAN DENGAN 9 KRITERIA TERBARU SESUAI PERATURAN MAJELIS BAN-PT NO 4 TAHUN 2017 Office: Jalan Sekolah Duta 1 No. 62, RT 003, RW 014, Kelurahan Pondok Pinang,

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Aryaduta Medan, 20 21 September 2011 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan LAPORAN WORKSHOP NASIONAL PANEL EXPERT CBT & OSCE KG Komponen 2- Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Arya Duta Jakarta, 3-4 April 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat

Lebih terperinci

SOSIALISASI PANDUAN REGISTRASI ONLINE (STR) BAGI TENAGA KESEHATAN BERBASIS WEB

SOSIALISASI PANDUAN REGISTRASI ONLINE (STR) BAGI TENAGA KESEHATAN BERBASIS WEB SOSIALISASI PANDUAN REGISTRASI ONLINE (STR) BAGI TENAGA KESEHATAN BERBASIS WEB Diberikan kepada mahasiswa AKPW Tanggal 31 JULI 2017 TIM DPK PPNI AKPER DAN RSPW MALANG Surat Tanda Registrasi Bukti tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan keperawatan saat ini dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang kompeten dan berstandar nasional maupun internasional (Nurhadi,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER ATAU DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 1 Isi/Kurikulum

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 1 Isi/Kurikulum STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI Standar 1 Isi/Kurikulum 0 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi...ii Prakata... iii Pendahuluan... iv A. Ruang Lingkup... 1 B. Acuan... 2 C. Istilah dan Definisi...

Lebih terperinci

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK AIPNI HPEQ-DIKTI Makasar 13-14 Maret 2010 8/20/2012 INDONESIA 1 INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK PRAKTIK PROFESSIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA KERANGKA KERJA KOMPETENSI PERAWAT

Lebih terperinci

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tin

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tin No.833, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBER. Uji Kompetensi. Penyelenggaraan. PERATURAN BERSAMA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

TUGAS PENGEMBANGAN DAN PENGENALAN MAHASISWA BARU ESSAI KAMPUS PSIK. Oleh. Lidya wati NIM

TUGAS PENGEMBANGAN DAN PENGENALAN MAHASISWA BARU ESSAI KAMPUS PSIK. Oleh. Lidya wati NIM TUGAS PENGEMBANGAN DAN PENGENALAN MAHASISWA BARU ESSAI KAMPUS PSIK Oleh Lidya wati NIM 152310101290 PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN UNVERSITAS JEMBER 2015 ESSAI KAMPUS PSIK Kampus PSIK ( Program Study Ilmu

Lebih terperinci

perlu pengaturan tentang Penyelenggaraan Uji

perlu pengaturan tentang Penyelenggaraan Uji PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/Vrrr/PB l2or4 NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA

Lebih terperinci

Sinkronisasi UU Pendidikan Kedokteran dengan Berbagai Peraturan Perundangan Pendidikan Tinggi

Sinkronisasi UU Pendidikan Kedokteran dengan Berbagai Peraturan Perundangan Pendidikan Tinggi Sinkronisasi UU Pendidikan Kedokteran dengan Berbagai Peraturan Perundangan Pendidikan Tinggi Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK

DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK TIGA ISSUE 1. Klasifikasi Waha Praktek KLASIFIKASI WAHANA PRAKTEK Kesulitan wahana praktek tipe B-- usulan tipe C Usulan Penyelesaian : membedakan wahana untuk pre klinik

Lebih terperinci

1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi?

1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi? Bagian Registrasi 1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi? J: Sangat bermanfaat 2 P: Registrasi dr/drg Konsil Kedokteran Indonesia dilakukan

Lebih terperinci

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Disampaikan 0leh : Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan Pendidikan dan Kemitraan OUTLINE Regulasi Program Percepatan Pendidikan Ketentuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA )

UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA ) UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA ) Disampaikan oleh : Drs. Sulistiono. SKM, MSc Ketua Divisi Registrasi MTKI Pada Seminar dan Workshop, P2KB PPPKMI Depok, 25

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu, yang mampu bersaing baik

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu, yang mampu bersaing baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roadmap mobilitas tenaga kerja profesional antar Negara di ASEAN telah di bentangkan khususnya bidang profesi keperawatan. Hal ini menjadi salah satu dorongan bagi penyelenggara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Profil Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Profil Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran lokasi penelitian a. Profil Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal yang mutlak dibutuhkan. Keterampilan tersebut merupakan kecakapan motorik yang dilandasi

Lebih terperinci

Program kerja sama Asia Networking (S2 Biomedik, dan S1 PSPD (Asia AUN QA) Program pembinaan akreditasi badan internasional (Asia AUN QA)

Program kerja sama Asia Networking (S2 Biomedik, dan S1 PSPD (Asia AUN QA) Program pembinaan akreditasi badan internasional (Asia AUN QA) Tabel 3.1 Rencana Operasional bidang Pendidikan Sasaran Tujuan Indikator Program Kegiatan 2014 2015 2016 2017 Target kapabilitas dan daya saing institusi sehingga mampu bersaing ditingkat nasional dan

Lebih terperinci

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ Oleh Mifta Irma Mei Liani NIM 152310101162 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran untuk melakukan pembaharuan dan memajukan kualitas sebagai institusi pendidikan dengan memberikan

Lebih terperinci

Sosialisasi Hasil Uji Coba Uji Kompetensi Bidan Indonesia Gelombang I Tahun 2012

Sosialisasi Hasil Uji Coba Uji Kompetensi Bidan Indonesia Gelombang I Tahun 2012 CATATAN MONEV Sosialisasi Hasil Uji Coba Uji Kompetensi Bidan Indonesia Gelombang I Tahun 2012 Jakarta, 1 September 2012 Catatan Umum Kegiatan : 1. Acara yang dijadwalkan untuk dimulai pada pukul 10.00

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi LAM-PTKes Tahap II untuk Bidang Ilmu Keperawatan dan Tahap I untuk Bidang Ilmu Gizi (22 23 Mei 2015)

KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi LAM-PTKes Tahap II untuk Bidang Ilmu Keperawatan dan Tahap I untuk Bidang Ilmu Gizi (22 23 Mei 2015) 1 1. LATAR BELAKANG KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi LAM-PTKes Tahap II untuk Bidang Ilmu Keperawatan dan Tahap I untuk Bidang Ilmu Gizi (22 23 Mei 2015) Dalam upaya penjaminan mutu pendidikan tinggi sebagaimana

Lebih terperinci

Lampiran : A. Latar Belakang

Lampiran : A. Latar Belakang Lampiran : SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI KETAHANAN NASIONAL KONSENTRASI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA - UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2011 A. Latar Belakang Kepemimpinan

Lebih terperinci

Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners Sarjana Terapan Kebidanan Lanjut Profesi Bidan Sarjana Terapan Keperawatan Gigi Sarjana Terapan Gizi

Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners Sarjana Terapan Kebidanan Lanjut Profesi Bidan Sarjana Terapan Keperawatan Gigi Sarjana Terapan Gizi Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners Sarjana Terapan Kebidanan Lanjut Profesi Bidan Sarjana Terapan Keperawatan Gigi Sarjana Terapan Gizi SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM ALIH JENJANG

Lebih terperinci

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MABA 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MABA 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MABA 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ Oleh: Mery Eka Yaya Fujianti NIM 152310101161 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Lampiran : A. Latar Belakang

Lampiran : A. Latar Belakang Lampiran : SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI KETAHANAN NASIONAL KONSENTRASI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA - UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2011 A. Latar Belakang Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan keperawatan merupakan suatu proses pembentukan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan keperawatan merupakan suatu proses pembentukan tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan keperawatan merupakan suatu proses pembentukan tenaga kesehatan yang ahli dalam bidang keperawatan dalam menciptakan tenaga kesehatan yang professional

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL Standard Operating Procedure PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR

Lebih terperinci