KAMBOJA. Year 1 : Anatomi, histologi, fisiologi (basic)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAMBOJA. Year 1 : Anatomi, histologi, fisiologi (basic)"

Transkripsi

1 BRUNEI DARUSSALAM Beberapa fakultas kedokteran di Brunei Darussalam membangun kemitraan dengan universitas luar negeri terkemuka. Sebagai contoh, fakultas kedokteran Universitas Brunei Darussalam (UBD) membangun kemitraan dengan negara Australia ( University of Queensland), Kanada (Delhousie University), dan inggris dalam program pendidikan kedokterannya. Pada tahun pertama pendidikan pre klinik dilakukan dengan sistem berbasis kasus. Pembelajaran seperti ini dimaksudkan untuk membantu belajar dalam konteks klinis dan penerapan langkah-langkah pertama dalam proses penalaran klinis. Sistem pembelajarannya meliputi diskusi, perkuliahan, bertatap muka dengan pasien langsung (hubungan dokter dan pasien) dan laboratorium.pada dua tahun pertama masa pre-klinik, mahasiswa akan belajar mengenai dasar-dasar ilmu kedokteran seperti anatomi manusia dll, selanjutnya barulah mempelajari patologi penyakit, kompetensi profesi, keterampilan klinis dll. Setelah menempuh pendidikan pre klinik, mahasiswa kedokteran dapat menjalankan pendidikan profesi di universitas yang menjadi mitra kerja dari UBD. Kurikulum pendidikannya pun menyesuaikan dengan universitas yang menjadi mitra kerja contohnya di University of Queensland. Pendidikan profesi di universitas queensland (UQ) mempunyai 12 disiplin ilmu, yaitu anestesiologi dan kedaruratan medis, praktik umum, pendidikan kedokteran, etika, hukum dan profesionalitas dokter, medical imaging, obatobatan, moleculer and celluler patholgy obsgyn, kesehatan anak, ilmu jiwa, bedah dan medicine in society. Pengajaran dilakukan di 9 klinik di Queensland, 2 di Brunei dan Inggris dengan sistem per stase. Setelah lulus, mahasiswa akan mendapat gelar M.B.,B.S (Bachelor of Medicine and Bachelor of Surgery).

2 FILIPINA Kurikulum kedokteran yang menjadi acuan dasar dalam pembelajaran di jurusan pendidikan dokter di setiap Negara pastinya berbeda. Di Kamboja sendiri, lama masa studi kedokteran yang ditempuh berkisar 4 tahun dengan tahun pertama dan kedua berfokus pada mata kuliah dasar. Sedangkan tahun ketiga didedikasikan untuk mempelajari ilmu klinis dan tahun keempat adalah untuk rotasi klinis di berbagai departemen rumah sakit dan berlangsung selama 2 bulan di masing masing bidang (obsgyn, penyakit dalam, bedah, pediatri dan kedokteran komunitas). Di Filipina sendiri, agar seorang dokter dapat membuka praktek maka dia harus melewati Physician s Licensure Examination yang dilaksanakan oleh dewan kedokteran dan dewan kedokteran ini dikendalikan serta diawasi oleh Philippine Regulatory Commission (PRC). Contoh kurikulum kedokteran di Filipina diambil dari Silliman University Medical School (SUMS) yang menggabungkan sistem kurikulum tradisional dan inovatif. Kurikulum di SUMS terdiri dari Seminars in Medical Professionalism, Spirituality in Medicine and Evidence based Reproductive Health.

3 KAMBOJA Pendidikan kedokteran tingkat sarjana rata-rata ditempuh selama 6 tahun. Mahasiswa kedokteran di Kamboja lulus dengan gelar Bachelor of Medical Sciences (BMedSc) dan dapat melanjutkan studi master atau studi ke bidang lain. Untuk mendapat ijin praktik sebagai dokter, seorang sarjana ilmu kesehatan harus menjalani dua tahun internship dengan sistem clinical rotation yang meliputi empat stase, yaitu general medicine, bedah, obsetri dan ginekologi, dan pediatri dan lulus dengan tambahan gelar Doctor of Medicine (MD) yang setara dengan gelar Master/S2. Keterangan: Year 1 : Anatomi, histologi, fisiologi (basic) Year 2-6 : neurologi, kardiologi, urologi, hepato-gastrointestinal, endokrin, hematologi, psikiatri, oral-ophtalmologi, infeksi dan penyakit tropis, dermatologi, dan muskuloskeletal National Licensing Exam = UKDI

4 LAOS Kurikulum pendidikan dokter di Laos berlangsung selama 7 tahun. Kurikulumnya terdiri atas 2 tahun pendidikan pre klinik yang berbasiskan pada pengetahuan ilmu dasar kedokteran dan 5 tahun medical training dimana pada tahun ke 3-5 sistem pendidikannya banyak dilakukan di rumah sakit dan fase kliniknya berbasiskan pada observasi langsung terhadap pasien. Ada kalanya mahasiswa akan dikirim ke daerah pelatihan dengan pengawasan selama satu bulan. Mahasiswa akan melaksanakan 6 kali pelatihan dalam waktu 8 bulan sebelum melaksanakn tes untuk mendapatkan sertifikat dari pemerintah. Berdasarkan data yang didapat, sampai tahun 2011 Laos hanya memiliki satu sekolah kedokteran, yaitu Laos University of Health Sciences. Negara yang masuk dalam kategori salah satu negara termiskin di dunia ini memiliki perbandingan 1 dokter untuk penduduk. Karena minimnya jumlah sekolah kedokteran dan dokter di Laos, sekarang ini Laos masih dalam tahap pengembangan partnership dengan negara seperti Australia, Jepang dan Inggris dalam sistem pendidikan kedokterannya.

5 MALAYSIA Lama studi pendidikan dokter di Malaysia berlangsung selama 5-7 tahun. Secara umum, kurikulum pendidikan kedokterannya dibagi atas 3 fase. Fase I pada 2 tahun pertama berisikan materi dasar ilmu kedokteran dengan sistem pembelajaran dan pengajaran yang terintegrasi, sedangkan fase II (tahun ke-3) dan fase III (tahun ke-4 dan 5) terdiri atas pengembangan skill klinik dan ilmu kedokteran klinik. 2 tahun masa pre-klinik dilaksanakan di kampus dan 3 tahun masa klinik dilaksanakan di rumah sakit. Sebagai contoh, berikut merupakan kurikulum pendidikan kedokteran di Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS): Gelar lulusan dokter di Malaysia tergantung kepada Universitas masingmasing, dimana pada umumnya mereka akan mendapat gelar MD atau M.B.,B.S.

6 MYANMAR irst MBBS -> 1 tahun - Bahasa Myanmar - Bahasa Inggris - Matematika dan Statistik - Fisika - Kimia - Botani dan Zoologi Second MBBS -> 1,5 tahun - Anatomi - Fisiologi - Biochemistry University of Medicine 1, Yangon, Kamboja Third MBBS -> 1 tahun (selama 18 minggu, mahasiswa melakukan magang di bangsal medis dan bedah untuk pelatihan klinis) - Patologi umum - Mikrobiologi - Farmakologi dan materia medika - Patologi umum dan special (Kedokteran zoology dan bakteriologi) - Patologi anatomi (kedatangan dihitung selama 3 bulan) - Patologi histologi - Bakteriologi dasar dan kedokteran zoology - Clinical clerkship Final MBBS I -> 1 tahun (mahasiswa menghadiri kuliah dan klinik medicine, bedah, anak, dan kandungan, serta magang di rumah sakit pendidikan dan fasilitas kesehatan perkotaan sebagai bagian dari kedokteran preventif dan sosial) - Kedokteran forensik - Kedokteran preventif dan sosial (3 minggu praktik lapangan di daerah) - Patologi dan Haematologi sistemik - Higiene dan vaksinasi Final MBBS II -> 1,5 tahun (mahasiswa juga belajar mengenai kedokteran spesialis. Nilai akhir merupakan penggabungan dari nilai ujian, PBL, CBL, dan perilaku) - Kesehatan anak - Medicine - Kandungan - Bedah - Anatomi dan fisiologi aplikatif - Magang pasien rawat jalan (4 bulan) - Spesial departemen - Magang di RSIA (3 bulan) House Surgeon -> 1 tahun Dibagi menjadi beberapa subjek : 1. Kesehatan anak : 2,5 bulan 2. Kedokteran komunitas : 2 minggu 3. Medicine + Psikiatri : 3 bulan 4. Kandungan : 3 bulan Bedah + Traumatologi : 3 bulan TOTAL MASA STUDI : 7 Tahun Lulusan dokter bergelar M.B.,B.S. (Bachelor of Medicine and Bachelor of Surgery)

7 SINGAPURA Pendidikan kedokteran di Singapura rata-rata ditempuh selama 5 tahun dengan lulusan dokter mendapat gelar M.B.,B.S (Bachelor of Medicine and Bachelor of Surgery). Sebagai contoh, kurikulum kedokteran di NUS (National University of Singapore) menekankan pada relevansi dasar ilmu klinis. Pada tahun pertama studi kedokteran, mahasiswa akan bertemu dan berinteraksi dengan pasien serta berfokus pada profesionalitas, skill, komunikasi, etika, hukum dan informasi. Pada tahun ini lebih ditekankan kepada struktur dan fungsi normal tubuh manusia dengan menggaris bawahi relevansi klinis yang telah diajarkan. Secara progresif, pada tahun kedua mahasiswa akan mempelajari struktur dan fungsi abnormal (termasuk prinsip farmakoterapi, general patologi, biologi cancer, infeksi dan imunologi). Sedangkan fokus utama pada tahun ketiga-kelima adalah kualitas tinggi dari keterampilan klinis pada medis dan disiplin ilmu bedah dengan memperhatikan kepada dasar keilmuan. Disini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk melanjutkan clinical electivesnya di luar ataupun di dalam negeri. Untuk menjadi dokter yang legal dan teregistrasi di Singapura, setelah lulus dari sekolah kedokteran seseorang memiliki beberapa pilihan diantaranya adalah untuk melanjutkan ke program spesialis, dokter keluarga, atau langsung registrasi untuk praktik sebagai klinisi. Untuk memperoleh legalitas berpraktik di Singapura, seseorang terlebih dahulu diharuskan mendaftar ke lembaga terkait (Singapore Medical Council). Setelah pendaftaran di proses, pendaftar akan mendapat Practising Certificate (PC) yang dapat digunakan untuk berpraktik di Singapura.

8 THAILAND Sekarang ini, Thailand memiliki sekitar 22 institusi yang menawarkan program pendidikan kedokteran dengan lama pendidikan kurang lebih 6 tahun. Kurikulum pendidikan selama 6 tahun tersebut dibagi menjadi 1 tahun fase pre-medik, 2 tahun fase pre-klinik dan 3 tahun fase klinik berafliasi dengan rumah sakit. Lulusan sekolah kedokteran di Thailand akan mendapatkan gelar MD (Doctor of Medicine) yang mana gelar tersebut di Thailand sendiri setara dengan gelar Master/S2. Sistem penilaian pada pendidikan kedokterannya sendiri terdiri atas: 1. Tes tertulis : MCQ, MEQ, Essay 2. Kompetensi klinik : OSCE, Long case examination 3. Etika : Observasi langsung Sama seperti di Indonesia yang menjalankan UKDI, di Thailand pun juga menjalankan National Licensing Examination/ The Medical Licensing Examination of Thailand (MLET) sejak tahun Setelah lulus dan mendapat gelar MD, lulusan sekolah kedokteran di Thailand wajib melaksanakan program internship selama 1 tahun dan ditempatkan di provinsi atau daerah regional, bekerja di daerah pedesaan atau puskemas selama 2 tahun dan besarnya gaji yang diterima adalah sebanyak 1,2 juta yen.

9 VIETNAM 1. Pendidikan kedokteran S1 Vietnam memiliki 11 sekolah kedokteran dengan masa studi 6 tahun dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : pengetahuan dasar (1 tahun), preklinik (1.5 tahun) dan klinik (3.5 tahun). Tidak ada rotasi inti ataupun mata kuliah elective pada kurikulum kedokteran negara Vietnam dan kurikulum ini mirip dengan kurikulum negara Perancis. 2. Pendidikan Paska Sarjana Program pendidikan dokter spesialis di Vietnam terdiri atas dua, yaitu: CK1 ( Chuyen khoa 1 - spesialisasi ) dan CK2 ( Chuyen khoa 2 - subspesialisasi) dengan masa studi masing-masing selama 2 tahun. CK1 dianggap setara dengan gelar Master dan CK2 setara dengan Gelar PhD.

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : THT Bobot : 4 SKS Semester : V Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mini clinical evaluation exercise (Mini-CEX) adalah salah satu metode evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem PBL (Problem Based Learning) merupakan metoda pembelajaran yang meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal berpikir kritis dan memecahkan masalah (problem solving

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi

Lebih terperinci

Apakah yang dimaksud dengan kurikulum? Berasal dari bahasa Latin : - currere - culum berlari kereta kuda

Apakah yang dimaksud dengan kurikulum? Berasal dari bahasa Latin : - currere - culum berlari kereta kuda KURIKULUM PENDIDIKAN KEDOKTERAN Prof. Dr.H.Khalilul Rahman SpM Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Unand Apakah yang dimaksud dengan kurikulum? Berasal dari bahasa Latin : - currere - culum berlari

Lebih terperinci

Gambar 1. Sistematika Penyusunan KBK berdasarkan SKDI (2006)

Gambar 1. Sistematika Penyusunan KBK berdasarkan SKDI (2006) I. PENDAHULUAN Kurikulum pendidikan dokter di Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan sejak tahun 2006, sesuai dengan SK Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi di pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR BIDANG ILMU. No. Kategori Bidang Ilmu. Filsafat Filsafat Lain yang Belum Tercantum Ilmu Religi dan Budaya

DAFTAR BIDANG ILMU. No. Kategori Bidang Ilmu. Filsafat Filsafat Lain yang Belum Tercantum Ilmu Religi dan Budaya DAFTAR BIDANG ILMU No. Kategori Bidang Ilmu 1 Agama Dan Filsafat - Ilmu Filsafat Filsafat Filsafat Lain yang Belum Tercantum Ilmu Religi dan Budaya 2 3 4 5 6 7 Agama dan Filsafat - Ilmu Pengetahuan Agama

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN CALON DOSEN TETAP DAN ASISTEN DOSEN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE II TAHUN 2013

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN CALON DOSEN TETAP DAN ASISTEN DOSEN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE II TAHUN 2013 REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN CALON DOSEN TETAP DAN ASISTEN DOSEN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE II TAHUN 2013 NO FAKULTAS JENPEND KODEKWA KWALIFIKASI PENDIDIKAN RENCANA PENEMPATAN KETERANGAN

Lebih terperinci

4.6 PRODI FARMASI PROFIL LULUSAN PRODI FARMASI 1. Akademisi 2. Saintis 3. Enterpreneur 4. Apoteker 5. Quality Controller

4.6 PRODI FARMASI PROFIL LULUSAN PRODI FARMASI 1. Akademisi 2. Saintis 3. Enterpreneur 4. Apoteker 5. Quality Controller 4.6 PRODI FARMASI 4.6.1 VISI PRODI FARMASI Menjadi salah satu pusat pendidikan dan riset farmasi terbaik di Indonesia yang berbasis kepada pemanfaatan sumber daya alam lokal, serta menghasilkan Sarjana

Lebih terperinci

kedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam

kedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari tiga dekade terakhir ini, model pendekatan secara biopsikososial oleh dokter terhadap pasien telah menjadi suatu hal yang dianggap penting dan efektif dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan kompetensi dokter semakin berkembang. Masyarakat menuntut institusi pendidikan kedokteran untuk mempersiapkan lulusannya

Lebih terperinci

PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp

PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp I) ILMU PENYAKIT DALAM FKUI/RSCM Siti Setiati Disampaikan dalam seminar mahasiswa FKUI DOCTOR S S CAREER UPDATE 26 Januari 2008 PENGELOLA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran. adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran. adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi klinik yang sebenarnya. Hal ini telah diaplikasikan di semua program

Lebih terperinci

WARNA/KELOMPOK MAP BERKAS PELAMAR CPNS KEMENKES

WARNA/KELOMPOK MAP BERKAS PELAMAR CPNS KEMENKES I KUNING (D-IV/S1/S2 Apoteker Dokter Gigi Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut Dokter Gigi Spesialis Endodotik Dokter Gigi Spesialis Gigi Anak Dokter Gigi Spesialis Gigi dan Mulut Dokter Gigi Spesialis Konservasi

Lebih terperinci

KURIKULUM FARMASI UNISBA

KURIKULUM FARMASI UNISBA Semester 1 1 PAI / Aqidah 1 Bahasa Arab I 3 Matematika Dasar 3 4 Fisika Dasar I 5 Kimia Dasar 6 Kimia Organik I 7 Tata Karya Tulis Ilmiah 8 Pengantar Farmasi 9 Biologi Sel 10 Praktikum Fisika Dasar 1 11

Lebih terperinci

TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS HASANUDDIN PADA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. No Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp)

TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS HASANUDDIN PADA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. No Jenis Layanan Satuan Tarif (Rp) 7 2012, No.126 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PMK.05/2012 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS HASANUDDIN PADA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TARIF

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin hak setiap warga

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas dan Validasi Nama Tanda Tangan Kode Mata Kuliah : KBK403 Dosen

Lebih terperinci

Sinergi Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran di RSP

Sinergi Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran di RSP Sinergi Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran di RSP Anwar Santoso National Cardiovascular Centre Harapan Kita Hospital Dept. of Cardiology Faculty of Medicine ~ University of Indonesia The Indonesian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Pelayanan Forensik Klinik terhadap Perempuan & Anak Korban Kekerasan

Pelayanan Forensik Klinik terhadap Perempuan & Anak Korban Kekerasan Pelayanan Forensik Klinik terhadap Perempuan & Anak Korban Kekerasan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan dalam Penanganan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Berau. Tanjung Redeb, Berau -

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut: 1. Perencanaan Program pada Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih oleh policy makers atau pembuat kebijakan bukanlah jaminan bahwa kebijakan itu dapat berhasil dalam implementasinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.A.

BAB I PENDAHULUAN I.A. BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Penggunaan multiple choice question (MCQ soal pilihan berganda) sebagai metode untuk menguji pencapaian hasil akhir belajar saat ini sudah sangat luas. Mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan kedokteran terus berkembang diikuti oleh perkembangan dalam pendidikan kedokteran. Mahasiswa diharapkan mampu memecahkan masalah kesehatan serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan nasional yang menimbulkan perubahan dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa kecenderungan baru dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan obat yang rasional didefinisikan sebagai suatu kondisi jika pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, baik dilihat dari regimen

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN CALON DOSEN TETAP DAN ASISTEN DOSEN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE II TAHUN 2013

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN CALON DOSEN TETAP DAN ASISTEN DOSEN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE II TAHUN 2013 REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN CALON DOSEN TETAP DAN ASISTEN DOSEN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE II TAHUN 2013 NO FAKULTAS JENPEND KWALIFIKASI PENDIDIKAN RENCANA PENEMPATAN KETERANGAN PENEMPATAN

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN BAB V EVALUASI KEBERHASILAN Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN DOSEN TETAP NON PNS TAHAP KEDUA TAHUN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA PENEMPATAN JENJANG

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN DOSEN TETAP NON PNS TAHAP KEDUA TAHUN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA PENEMPATAN JENJANG REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN DOSEN TETAP NON PNS TAHAP KEDUA TAHUN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA NO. 1 Fakultas Hukum S2 Ilmu Hukum/Hukum Perdata 5 Hukum Perdata S2 Hukum Syari'ah (UIN) 1 Hukum Perdata

Lebih terperinci

PT PT_KOOR KODE JENJANG NAMA TANGGAL_ TANGGAL TGL AKHIR KOOR KODE NAMA PS PS PROGRAM STUDI BERDIRI SK_DIKTI SK_DIKTI

PT PT_KOOR KODE JENJANG NAMA TANGGAL_ TANGGAL TGL AKHIR KOOR KODE NAMA PS PS PROGRAM STUDI BERDIRI SK_DIKTI SK_DIKTI 00 PTN 001001 Universitas Gadjah Mada 11001 S-3 Ilmu Kedokteran 15-02-2000 153/DIKTI/KEP/2007 21-09-2007 21-09-2010 00 PTN 001001 Universitas Gadjah Mada 11101 S-2 Ilmu Kedokteran Dasar & Biomedis 29-09-1993

Lebih terperinci

Kata Kunci: Dasar Hukum implementasi KBK, Implementasi KBK.

Kata Kunci: Dasar Hukum implementasi KBK, Implementasi KBK. GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 (721-730) (PEMIKIRAN) IMPLEMENTASI KBK DI FAKULTAS KEDOKTERAN (Studi Pustaka tentang KBK) Satimin Hadiwidjaja Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran UNS Abstrak :Latar

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN DOSEN TETAP NON PNS TAHAP KEDUA TAHUN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA PENEMPATAN JENJANG

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN DOSEN TETAP NON PNS TAHAP KEDUA TAHUN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA PENEMPATAN JENJANG REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN DOSEN TETAP NON PNS TAHAP KEDUA TAHUN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA NO. 1 Fakultas Hukum KUALIFIKASI N YANG DIPERLUKAN S2 Ilmu Hukum/Hukum Perdata Hukum Perdata S2 Hukum Syari'ah

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PERTEMUAN TAHUNAN ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI GIZI INDONESIA MURY KUSWARI NIK

LAPORAN KEGIATAN PERTEMUAN TAHUNAN ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI GIZI INDONESIA MURY KUSWARI NIK LAPORAN KEGIATAN PERTEMUAN TAHUNAN ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI GIZI INDONESIA (AIPGI) MURY KUSWARI NIK 214050597 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan oleh sebuah institusi adalah untuk menyediakan dan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan daya saing dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN

MANUAL PROSEDUR EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN MANUAL PROSEDUR EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN JURUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 MANUAL PROSEDUR EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN JURUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi Kolegium Dokter Gigi Indonesia Pelaksanaan Uji Kompetensi Dokter Gigi April 2007 Januari 2010 Undang-Undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 BAB I Pasal 1Ayat 13 Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) Badan yang dibentuk

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN CALON DOSEN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE III TAHUN 2013

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN CALON DOSEN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE III TAHUN 2013 REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN CALON DOSEN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE III TAHUN 2013 NO FAKULTAS JENPEND KODEKWA KWALIFIKASI PENDIDIKAN RENCANA PENEMPATAN KETERANGAN PENEMPATAN 1 Hukum

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Peraturan Akademik ini yang dimaksud dengan : (1) Pendidikan Profesi Dokter adalah

Lebih terperinci

Written by webmaster Thursday, 12 October :26 - Last Updated Wednesday, 01 October :28

Written by webmaster Thursday, 12 October :26 - Last Updated Wednesday, 01 October :28 PROFIL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Pada awalnya Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya merupakan progam studi kedokteran gigi di bawah Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah yang didirikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Amelia Dwi Fitri Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Email: dwifitri.amelia@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN 7 LAMPIRAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA UNTUK PENDIDIKAN KEDOKTERAN DESKRIPSI UMUM DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

JADWAL TES BIDANG ILMU, WAWANCARA DAN KESEHATAN SELEKSI PENERIMAAN PPDS I SEMESTER GASAL TA 2018/2019

JADWAL TES BIDANG ILMU, WAWANCARA DAN KESEHATAN SELEKSI PENERIMAAN PPDS I SEMESTER GASAL TA 2018/2019 JADWAL TES BIDANG ILMU, WAWANCARA DAN KESEHATAN SELEKSI PENERIMAAN PPDS I SEMESTER GASAL TA 2018/2019 No Program Studi Jadwal 1. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 1. Tes Kesehatan Hari : Kamis, 12

Lebih terperinci

REKAPITULASI VALIDASI LAPORAN EVALUASI PROGRAM STUDI UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2008 SEMESTER 1

REKAPITULASI VALIDASI LAPORAN EVALUASI PROGRAM STUDI UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2008 SEMESTER 1 FAKULTAS KEDOKTERAN 01 20081 001002 01 A 11001 ILMU KEDOKTERAN 20021 2 2 V 186 4 38 124 138 38 53 7.90 5.40 56 75 100 02 20081 001002 01 A 11002 ILMU KEDOKTERAN DASAR 20021 2 2 V 78 6 39 79 63 39 26 11.10

Lebih terperinci

KURIKULUM JURUSAN/PROGRAM STUDI FARMASI PENGEMBANGAN

KURIKULUM JURUSAN/PROGRAM STUDI FARMASI PENGEMBANGAN KURIKULUM JURUSAN/PROGRAM STUDI FARMASI PENGEMBANGAN Kurikulum Inti Kurikulum Institusional Kompetensi Utama Kompetensi Pendukung Mata Kuliah SKS Mata Kuliah SKS Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS FARMASI Jl. Kalimantan 1/2 Kampus Tegal Boto, Telp / Fax (0331) 324736 Jember (68121) KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

PERSPEKTIF PENDIDIKAN TINGGI FISIOTERAPI DI INDONESIA. Wahyuddin

PERSPEKTIF PENDIDIKAN TINGGI FISIOTERAPI DI INDONESIA. Wahyuddin PERSPEKTIF PENDIDIKAN TINGGI FISIOTERAPI DI INDONESIA Wahyuddin Tanggung Jawab Sosial Profesi aminan setiap lulusan kompeten memberikan elayanan yang efektif dan efisien Mengedepankan evidence-based dalam

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN DOSEN TETAP NON PNS TAHAP KEDUA TAHUN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA PENEMPATAN JENJANG

REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN DOSEN TETAP NON PNS TAHAP KEDUA TAHUN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA PENEMPATAN JENJANG REKAPITULASI RENCANA KEBUTUHAN DOSEN TETAP NON PNS TAHAP KEDUA TAHUN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA NO. 1 Fakultas Hukum KUALIFIKASI YANG DIPERLUKAN S2 Ilmu Hukum/Hukum Perdata Hukum Perdata S2 Hukum Syari'ah

Lebih terperinci

JADWAL TES BIDANG ILMU, WAWANCARA DAN KESEHATAN SELEKSI PENERIMAAN PPDS I SEMESTER GASAL TA 2017/2018

JADWAL TES BIDANG ILMU, WAWANCARA DAN KESEHATAN SELEKSI PENERIMAAN PPDS I SEMESTER GASAL TA 2017/2018 JADWAL TES BIDANG ILMU, WAWANCARA DAN KESEHATAN SELEKSI PENERIMAAN PPDS I SEMESTER GASAL TA 2017/2018 No Program Studi Jadwal 1 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 1. Ujian Tulis Hari, Tanggal : Selasa,

Lebih terperinci

4. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan mata kuliah dalam SIAK NG untuk semester ganjil:

4. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan mata kuliah dalam SIAK NG untuk semester ganjil: PEDOMAN PEMILIHAN MATA KULIAH DALAM PENGISIAN IRS (ISIAN RENCANA STUDI) SIAK NG UNTUK MAHASISWA KBK FKUI 2005 dan KBK FKUI 2012 TAHUN AKADEMIK 2014/2015 TERM 1 (SEMESTER GANJIL) Sebelum meiaksanakan registrasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENGUMUMAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA PENEMPATAN JENJANG PENDIDIKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN YANG DIPERLUKAN

LAMPIRAN PENGUMUMAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA PENEMPATAN JENJANG PENDIDIKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN YANG DIPERLUKAN LAMPIRAN PENGUMUMAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NO. 1 Fakultas Hukum Ilmu Hukum/Hukum Perdata Hukum Perdata Hukum Syari'ah (UIN) Hukum Perdata Ilmu Hukum/Hukum Administrasi Hukum Administrasi Negara Ilmu

Lebih terperinci

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA)

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA) BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA) JAKARTA, I. Identitas Anggota Nama Lengkap :.. NPA IDI :... NPA PERDOKLA

Lebih terperinci

STIKes Nurliana Medan (STIKNA)

STIKes Nurliana Medan (STIKNA) Susunan Kurikulum Program Studi Farmasi. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) SKS Bertujuan untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang penting pada mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) yang mengungkapkan bahwa kemampuan dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : REPRODUKSI Bobot : 4 SKS Semester : IV Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan

Lebih terperinci

PROGRAM SPESIALIS. NAMA PROGRAM STUDI DALAM BAHASA INDONESIA NAMA PROGRAM STUDI DALAM BAHASA INGGRIS Sebutan. 1 Psikologi Psychology Psikolog

PROGRAM SPESIALIS. NAMA PROGRAM STUDI DALAM BAHASA INDONESIA NAMA PROGRAM STUDI DALAM BAHASA INGGRIS Sebutan. 1 Psikologi Psychology Psikolog SALINAN LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/M/KPT/2017 TENTANG NAMA PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI PROGRAM SPESIALIS RUMPUN ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51/PMK.05/2015 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51/PMK.05/2015 TENTANG MENTERI KEUANGAN SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 51/PMK.05/2015 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS UDAYANA PADA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan nasional mencakup berbagai bidang, salah satunya adalah pendidikan kedokteran. Penentu utama kualitas pelayanan asuhan medis kepada masyarakat dipegang

Lebih terperinci

KEGIATAN AKADEMIK DAN KURIKULUM FARMASI UAD. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt

KEGIATAN AKADEMIK DAN KURIKULUM FARMASI UAD. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KEGIATAN AKADEMIK DAN KURIKULUM FARMASI UAD Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt VISI DAN MISI, EIGHT STARS, EMPAT PILAR, KOMPETENSI LOKAL, KURIKULUM FARMASI 013 JUMLAH SKS 146 SKS PEMINATAN: Minat Farmasi Klinis

Lebih terperinci

Rumah Sakit Akademik di Indonesia. Ova Emilia

Rumah Sakit Akademik di Indonesia. Ova Emilia Rumah Sakit Akademik di Indonesia Ova Emilia Latar belakang Pendidikan klinik merupakan bagian penting dalam pendidikan klinik. Pendidikan klinik di Indonesia tidak terstruktur (variasi, sulit diprediksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus

Lebih terperinci

Pusat Penelitian Ekonomi. Latif Adam. 26 April. Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Pusat Penelitian Ekonomi. Latif Adam. 26 April. Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN Latif Adam 26 April Penentu Daya Saing Perkembangan Produktivitas TK di ASEAN Produktivitas (Ribuan

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi. 2. Setyawati Soeharto

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi. 2. Setyawati Soeharto Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : UNIVERSITAS PELITA HARAPAN : C : 1. Zinatul Hayati 2. Setyawati Soeharto 1. Komentar Umum Visitasi

Lebih terperinci

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK AIPNI HPEQ-DIKTI Makasar 13-14 Maret 2010 8/20/2012 INDONESIA 1 INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK PRAKTIK PROFESSIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA KERANGKA KERJA KOMPETENSI PERAWAT

Lebih terperinci

JUMLAH MAHASISWA TERDAFTAR FAKULTAS/PROGRAM DALAM LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2008 s.d. 2012 (SEMESTER GANJIL)

JUMLAH MAHASISWA TERDAFTAR FAKULTAS/PROGRAM DALAM LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2008 s.d. 2012 (SEMESTER GANJIL) JUMLAH MAHASISWA TERDAFTAR /PROGRAM DALAM LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2008 s.d. 2012 (SEMESTER GANJIL) NO. PROGRAM S1 KAMPUS INDRALAYA 1 EKONOMI 1 Manajemen S.1 265 127 392 216 194 410 271 182 453

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam spesialisasi dengan ruang lingkup yang sangat luas (Bittaye et

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam spesialisasi dengan ruang lingkup yang sangat luas (Bittaye et 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan kedokteran mengharuskan mahasiswanya mempelajari berbagai macam spesialisasi dengan ruang lingkup yang sangat luas (Bittaye et al., 2012). Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Ujian selalu menjadi agenda penting dalam pendidikan ( Schuwirth dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Ujian selalu menjadi agenda penting dalam pendidikan ( Schuwirth dan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ujian selalu menjadi agenda penting dalam pendidikan ( Schuwirth dan Van der Vleuten, 2011). Bagi institusi, ujian menjadi gambaran kualitas keseluruhan

Lebih terperinci

Pemikiran perhitungan JUMLAH sks PROGRAM PENDIDIKAN dan BESARAN sks MATA KULIAH. Dipresentasikan oleh Endrotomo

Pemikiran perhitungan JUMLAH sks PROGRAM PENDIDIKAN dan BESARAN sks MATA KULIAH. Dipresentasikan oleh Endrotomo Pemikiran perhitungan JUMLAH sks PROGRAM PENDIDIKAN dan BESARAN sks MATA KULIAH Dipresentasikan oleh Endrotomo HITUNGAN BEBAN STUDI BELAJAR : minimal 8 jam/ hari maksimal 10 jam/hari Perminggu dihitung

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DOSEN PEMBIMBING: Dr. DARMAWANSYAH, SE, MS. HEALTH CARE PROFESSIONALS (TENAGA PROFESI PELAYANAN KESEHATAN) KENNETH R. PUTIH, PH.D., FACHE, DAN DOLORES G. CLEMENT, DR.PH Presented

Lebih terperinci

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN Modul 5 Bedah Anak BUSINASI (No. ICOPIM: 5-731) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari anal canal, diagnosis dan pengelolaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stres disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan respon yang berbeda terhadap stres sehingga menghasilkan adaptasi yang juga berbeda

Lebih terperinci

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DESKRIPTOR KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG KEDOKTERAN ( Review 270510) - Draft LEVEL DESKRIPTOR HASIL PEMBELAJARAN (Learning Outcomes) 6 (S1) Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kedokteran (McLachlan & Patten, 2006; Sugand et al., 2010; Meester,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kedokteran (McLachlan & Patten, 2006; Sugand et al., 2010; Meester, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Anatomi merupakan salah satu ilmu penting yang merupakan ilmu dasar dalam kedokteran (McLachlan & Patten, 2006; Sugand et al., 2010; Meester, 2011). Pemahaman

Lebih terperinci

4. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan mata kuliah dalam SIAK NG untuk semester ganjil: a. Tahun II mengkonfirmasi 4 modul,

4. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan mata kuliah dalam SIAK NG untuk semester ganjil: a. Tahun II mengkonfirmasi 4 modul, PEDOMAN PEMILIHAN MATA KULIAH DALAM PENGISIAN IRS (ISIAN RENCANA STUDI) SIAK NG UNTUK MAHASISWA DALAM KBK FKUI 2005 TAHUN AKADEMIK 2012/2013 TERM 1 (SEMESTER GANJIL) Sebelum melaksanakan registrasi akademik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

2013, No.341 4

2013, No.341 4 2013, No.341 4 LAMPIRAN Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia Pengertian Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran adalah suatu

Lebih terperinci

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013 KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan

Lebih terperinci

Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Implementasi UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Konferensi Utama : 7-8 November Konferensi

Lebih terperinci

Kemitraan Dalam. Ringkasan Laporan 2012/2013

Kemitraan Dalam. Ringkasan Laporan 2012/2013 Kemitraan Dalam Membangun Masa Depan BERSAMA di Asia Ringkasan Laporan 2012/2013 YAYASAN TEMASEK Yayasan Temasek adalah organisasi kemanusiaan Singapura yang didirikan oleh Temasek, sebuah perusahaan Asia

Lebih terperinci

Pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan

Pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan Artikel Asli Sikap Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Terhadap Tugas Administrasi Rumah Sakit Soepardi Soedibyo, R. Adhi Teguh P.I, Dede Lia Marlia Departemen Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.867, 2015 KEMENKES. Praktik. Ahli Teknologi. Labotarium Medik. Penyelenggaraan. Izin. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KEDOKTERAN DI RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 226 /SK/R/UI/2005 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 226 /SK/R/UI/2005 TENTANG KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA MOR : 226 /SK/R/UI/2005 TENTANG BIAYA PENDIDIKAN MAHASISWA BARU DIPLOMA, EKSTENSI, PROFESI, SPESIALIS, PENGEMBANGAN DOKTER DAERAH (PPDD), DAN ADAPTASI DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus memiliki

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR KEGIATAN BIDANG AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 (PPDS-1) ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI

MANUAL PROSEDUR KEGIATAN BIDANG AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 (PPDS-1) ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI MANUAL PROSEDUR KEGIATAN BIDANG AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 (PPDS-1) ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 DAFTAR ISI Daftar isi MANUAL PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga BAB I DEFINISI 1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenagan klinis (clinical

Lebih terperinci

Masyarakat Ekonomi ASEAN. Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06)

Masyarakat Ekonomi ASEAN. Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06) Masyarakat Ekonomi ASEAN Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06) Tingkat Daya Saing Global Negara-Negara Asean Negara Peringkat 2013 Peringkat 2014 Peringkat 2015 Singapura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya.

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

PESAN DARI Vice-Chancellor dan President, dan Deputy Vice-Chancellor (Riset)

PESAN DARI Vice-Chancellor dan President, dan Deputy Vice-Chancellor (Riset) DA MP A K 2016 RISET PESAN DARI Vice-Chancellor dan President, dan Deputy Vice-Chancellor (Riset) University of Queensland memiliki reputasi membanggakan dalam membawa perubahan di dunia melalui penelitian,

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Farmasi Klinik dan Komunitas. Lampiran II

Dokumen Kurikulum Program Studi : Farmasi Klinik dan Komunitas. Lampiran II Dokumen Kurikulum 03-08 Program Studi : Farmasi Klinik dan Komunitas Lampiran II Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

KURIKULUM PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS KURIKULUM PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PROFIL LULUSAN 1. Pemberi Pelayanan Kefarmasian 2. Memproduksi Sediaan Farmasi 3. Pengelola Sediaan Farmasi 4. Penjamin Mutu Sediaan

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 -

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 34 IPMK. 05 I 2014 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL Dr.CJP'fO MANGUNKUSUMO JAKARTA PADA KEMENTERIAN KESEHATAN MENTERIKEUANGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. 1. Telah dikembangkan model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. 1. Telah dikembangkan model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang 205 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Telah dikembangkan model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang dapat digunakan oleh dosen sebagai salah satu metode dalam memfasilitasi pengembangan

Lebih terperinci

TENTANG PENATAAN DAN PENETAPAN KEMBALI IZIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

TENTANG PENATAAN DAN PENETAPAN KEMBALI IZIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 526/P/SK/HT/2008 TENTANG PENATAAN DAN PENETAPAN KEMBALI IZIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang

Lebih terperinci