BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV-1 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENGUMPULAN DATA Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan Melihat kemajuan yang dicapai oleh PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. ini, Tidak berapa lama setelah PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. didirikan dan hanya berselang beberapa tahun saja, AGUS NURSALIM bersama partnernya mendirikan perusahaan baru lagi yaitu PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. Yang memproduksi sendok atau garpu dan rupa-rupa alat rumah tangga yang terbuat dari Stainless Steel dengan jumlah tenaga kerja saat ini orang. Disekitar tahun Pemerintah kembali meletakkan rencana pembangunan yang berdasarkan GBHN (Garis-Garis besar Haluan Negara) dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan menitik beratkan pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku serta memanfaatkan kekayaan alam guna memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat dan pemerataan di seluruh Indonesia. Maka dengan memperhatikan rancangan dan program pemerintah. PT KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. Melebarkan sayapnya ke beberapa daerah di Indonesia seperti ke jawa timur, jawa tengah dan sumatera dengan mendirikan perusahaan-perusahaan baru sebagai berikut : 1) PT. KEDAWUNG SUBUR-Surabaya, berdiri tahun Barang yang diproduksi antara lain glassware dan cartoon box menyerap tenaga kerja sebanyak rang. 2) PT. KEDAUNG INDAH CAN-Surabaya, berdiri tahun Barang yang diproduksi ialah industri printing can dan enamelware. Jumlah tenaga kerja adalah 820 orang.

2 IV-2 KEDAUNG BERDIRI KARENA TERPANGGIL OLEH ZAMAN UNTUK MENGISI CITA-CITA PERJUANGAN BANGSA DARI MASA KE MASA. Perjalanan dwi dasawarsa PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. atau tepat pada 20 tahun saat berdirinya PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. Dapat dikatakan cukup baik. Suksesnya perusahaan ini tentu tidak terlepas dari suksesnya perkembangan perekonomian Indonesia. Selama 20 tahun itu pula PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. Telah menunjukkan pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan yang cukup berarti akibat dari kebijaksanaan pemerintah yang dikeluarkan dalam tiap babakan REPELITA (RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN) dari tahun 1969 sampai dengan tahun 1989 bahkan dapat memberi alur dan arah dalam mengantarkan PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. Pada puncak yang sangat menggembirakan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa keberhasilan yang dicapai oleh PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. adalah merupakan hasil yang positif dari setiap kebijaksanaan pemerintah dalam upaya untuk melaksanakan pembangunan nasional di Negara Republik Indonesia. Bermula dari lahirnya REPELITA 1 (RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN) pada tanggal 1 april Pemerintah Indonesia waktu itu telah bertekad untuk melaksanakan pembangunan dengan kekuatan sendiri. Namun pemerintah menyadari bahwa kemampuan kita sangat terbatas. Maka guna untuk mempercepat pembangunan. Pemerintah memanfaatkan prinsip kerja sama dengan bangsa-bangsa lain dengan saling menguntungkan kedua belah pihak. Bertitik tolak dari keadaan itu, AGUS NURSALIM sebagai warga negara Indonesia. Merasa terpanggil untuk menuangkan kemampuan dan ide-idenya dalam memberikan partisipasinya terhadap pembangunan bangsa, maka bersama dengan beberapa orang partner seperti H. PROBO

3 IV-3 SUTEDJO, ISKANDAR SUKOHARDJO, KASMAN GOZALI, ARIS SUMARTA dan H. ABUBAKAR ingin mengisi kemerdekaan ini guna mewujudkan cita-cita nasional. Sehingga pada akhirnya berkat adanya bantuan dari luar negri seperti mesin-mesin dan teknologi. Pada tanggal 25 agustus 1969 kelompok ini berhasil mendirikan sebuah perusahaan dengan nama PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. yang berlokasi di Kampung Poglar-Kedaung Kaliangke, Jakarta Barat. Dengan produksi perdana antara lain gelas, piring dan pecah belah sejenisnya. Karton box untuk pembungkus atau packing serta karet sol untuk pembuat sandal dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang. Ternyata usaha yang dilakukan oleh kelompok ini sangat membantu masyarakat Indonesia. Hal ini jelas terlihat bahwa sebelum berdirinya PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. masyarakat Indonesia. Menggunakan gelas untuk minum saja harus impor dari luar negri. Tapi setelah berdirinya PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD. masyarakat telah dapat menggunakan gelas minum hasil produksi dalam negri dengan mutu yang cukup baik. Harga relatif murah dan terjangkau oleh daya beli masyarakat yang ada di Indonesia Lokasi Perusahaan Jl. Pool PPD Kedaung No. 3 Kp. Pesing-Poglar. Kedaung Kaliangke-Jakarta Barat , Indonesia. Telp : Produk PT. Indometal Sedjati Ent. Ltd. memproduksi peralatan makanan seperti sendok, garpu, dan peralatan dapur lainnya yang banyak memiliki variasi dan bentuk yang berbeda-beda.

4 IV Struktur Organisasi Struktur organisasi perusahaan terlampir di lampiran Tenaga kerja Karyawan PT. Indometal Sedjati Ent. Ltd. bekerja pada beberapa bagian, yang terbagi atas bagian kantor dan bagian produksi. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari PT. Indometal Sedjati Ent. Ltd. memperkerjakan sekitar orang karyawan. Dan jam kerja yang berlaku di PT. Indometal sedjati Ent. Ltd. dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya yaitu : 1. Bagian Kantor Hari senin-jum at : Pukul WIB (kerja biasa) Pukul WIB (Istirahat) Pukul WIB (kerja biasa) 2. Bagian Produksi Shift 1 : Hari senin-jum at Pukul WIB (kerja biasa) Pukul WIB (Istirahat) Pukul WIB (kerja biasa) Shift 2 : Hari senin-jum at Pukul WIB (kerja biasa) Pukul WIB (Istirahat) Pukul WIB (kerja biasa)

5 IV-5 3. Bagian Keamanan Hari senin-minggu Shift 1 : Pukul WIB Shift 2 : Pukul WIB Shift 3 : Pukul WIB Bahan Baku Bahan baku atau Material yang digunakan di dalam proses produksi PT. Indometal Sedjati Ent. Ltd. adalah Stainless Steel dengan kode part 410. Bahan baku yang digunakan ini hanya dibuat untuk produk garpu, sedangkan untuk membuat produk lain seperti sendok, dan peralatan dapur lainnya tidak menggunakan Stainless Steel dengan bahan baku yang sama Proses Produksi Garpu Art 401 Pada saat proses produksi garpu art 401 di PT. Indometal sedjati Ent. Ltd. menggunakan mesin-mesin (stasiun kerja) yang tersusun sebagai line produksi yang berbentuk huruf I yang saling berhubungan antara mesin satu dengan mesin yang lainnya. Diantara mesin produksi tersebut adalah : 1. Mesin Potong Plat 2. Mesin Pon Bolak-Balik 3. Mesin Pon Gigi 4. Mesin Screw Press (Pon Gagang) 5. Mesin Gurinda 6. Mesin Goncang Batu

6 IV-6 7. Mesin Poles 8. Mesin Cuci 9. Packing Dalam proses produksi garpu art 401 adalah lanjutan hasil proses produksi dari mesin sebelumnya ke mesin selanjutnya Fungsi Mesin Berikut ini adalah fungsi dari setiap mesin-mesin yang membuat produk garpu art 401 : Tabel 4.1 Mesin Yang Digunakan Selama Proses Produksi No Mesin Fungsi 1. Mesin Potong Plat Untuk memotong plat sesuai dengan ukuran. 2. Mesin Pon Bolak-Balik Setelah bagian plat yang telah dipotong lalu diproses selanjutnya membentuk desain barang setengah jadi. 3. Mesin Pon Gigi Untuk membuat garpu. 4. Mesin Screw Press (Pon Untuk mencetak gagang sesuai Gagang) dengan produk yang diinginkan dan membuat cekung pada bagian ujung kepala bagian peralatan makanan yang digunakan untuk proses selanjutnya.

7 IV-7 Tabel 4.1 Mesin yang digunakan selama proses produksi (Lanjutan) No Mesin Fungsi 5. Mesin Gurinda Untuk menggurinda bagian yang tajam dan kasar. 6. Mesin Goncang Batu Untuk menghilangkan scrap pada bagian garpu. 7. Mesin Poles Untuk memoles produk agar bersih dan mengkilap dari proses sebelumnya. 8. Mesin Cuci Air Panas Mencuci produk dengan suhu panas C. 9. Packing Produk yang telah selesai lalu siap dikemas.

8 IV Data Jenis Cacat Produksi Jenis-jenis cacat yang sering terjadi selama proses produksi berlangsung adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Jenis Cacat Garpu Art 401 Dan Penjelasannya No Jenis Cacat Penjelasan 1. Hitam Produksi peralatan makanan cacat apabila pada saat proses produksi sedang berlangsung mesin mengalami kerusakan. Dan akibatnya material atau bahan baku yang hitam tidak bisa dibersihkan dari scrap sisa hasil produksi. 2. Bolong Produksi peralatan makanan bisa cacat seperti bolong. peralatan makanan bolong bisa disebabkan oleh tekanan mesin yang terlalu keras sehingga material atau bahan baku menjadi rusak. 3. Gurinda Peralatan makanan bisa menjadi cacat karena pada saat proses menggurinda terlalu tajam dan produk yang dihasilkan tidak merata.

9 IV-9 Tabel 4.2 Jenis cacat Garpu Art 401 dan Penjelasannya (Lanjutan) No Jenis Cacat Penjelasan 4. Kasar Produk peralatan makanan bisa menjadi cacat karena produk peralatan makanan yang dihasilkan kasar. Kasar ini bisa terjadi karena pada saat proses produksi berlangsung hasil dari proses pengerjaan sebelumnya tidak teliti pada produk. 5. U/C Produk peralatan makanan yang reject tetapi masih dapat didaur ulang atau diperbaiki. 6. B/C Produk peralatan makanan yang reject namun tidak dapat didaur ulang atau diperbaiki. 4.2 PEMBAHASAN Tahap Definisi (Define) Dalam tahap definisi yang akan dilakukan adalah mencari produk mana yang paling banyak mengalami cacat (defect). Tahapan definisi dimulai dengan menentukan rencana tindakan 5W+1H, membuat diagram pareto untuk mengetahui jenis cacat yang paling dominan, dan membuat flow chart pada produk yang telah ditentukan.

10 IV Menentukan Tindakan Dengan Metode 5W+1H Langkah-langkah dari metode 5W+1H dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. What (Apa yang menjadi target utama perbaikan) Rencana yang akan dilakukan pada bagian produksi dalam proses produksi peralatan makan garpu art 401 adalah meminimasi cacat (defect). 2. Why (Mengapa rencana tindakan itu diperlukan) Rencana tindakan itu dipilih karena banyaknya produk peralatan makan khususnya garpu art 401 yang mengalami cacat (defect) hitam. 3. Where (Dimana rencana dilakukan) Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah pada proses produksi peralatan makanan garpu art 401 di PT. Indometal Sedjati Ent. Ltd. 4. When (Bilamana rencana itu akan baik dilaksanakan) Sesuai dengan waktu yang ditetapkan penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober - Nopember Who (Siapa yang mengerjakan tindakan itu) Dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah operator yang bekerja pada proses produksi garpu art How (Bagaimana mengerjakan rencana tindakan itu) Adapun proses yang akan dilakukan pada tahap awal adalah menghitung diagram pareto untuk mengetahui produk cacat (defect) yang sering terjadi, langkah kedua yaitu statistical process control dengan menggunakan peta kendali P untuk mengetahui kemampuan proses yang sudah berjalan di perusahaan langkah ketiga menentukan sigma level perusahaan

11 IV-11 sebelum penelitian, mencari sebab akibat permasalahan yang terjadi dan memberikan usulan perbaikan Diagram Pareto Untuk Produk Garpu Art 401 Diagram Pareto (Pareto Chart) digunakan untuk mengetahui produk cacat (defect) yang paling banyak muncul diantara varian jenis cacat yang terjadi. Untuk pembuatan pareto chart ini digunakan data total untuk masing-masing jenis cacat berdasarkan data. untuk jenis cacat berupa hitam, bolong, gurinda, kasar, produk reject yang dapat didaur ulang (U/C),dan produk reject yang tidak dapat didaur ulang (B/S). Gambar 4.1 Pareto Chart of Jenis Cacat

12 IV-12 Berdasarkan diagram pareto (pareto chart) diatas dapat dilihat bahwa data cacat (defect) produk peralatan makanan yang paling banyak muncul adalah masalah produk peralatan makanan yang hitam. Produk peralatan makanan yang hitam tersebut bisa disebabkan oleh kualitas jenis bahan baku / material yang buruk atau saat proses produksi sedang berlangsung. Tercatat untuk produk peralatan makanan yang hitam sebanyak data dari produk peralatan makanan garpu art 401 yang diperiksa dari data produksi selama bulan Oktober-Nopember Untuk jumlah cacat (defect) peralatan makan garpu art 401 tersebut tidaklah sedikit, artinya seberapa banyak jumlah produk peralatan makan garpu art 401 yang cacat (defect). tentu merugikan pihak perusahaan. Maka langkah selanjutnya yang harusnya dilakukan adalah bagaimana cara mengendalikan jumlah produk peralatan makan garpu art 401 yang cacat (defect) tersebut dapat berkurang Flow chart untuk produk Garpu Art 401 Dalam proses produksi garpu art 401 adalah lanjutan hasil proses produksi dari mesin sebelumnya ke mesin selanjutnya. Untuk lebih jelasnya peta proses operasi dan flow chart perusahaan PT. Indometal sedjati Ent. Ltd. ini dapat dilihat pada lampiran 2 dan Tahap Pengukuran (Measure) Tahap pengukuran yang merupakan tahap kedua dari metodologi Six Sigma. Dalam penelitian ini adalah melakukan pengukuran Statistical process control (SPC) menggunakan peta kendali P. lalu mengukur sigma level pada perusahaan.

13 IV Perhitungan Statistical Process Control (SPC) Dalam perhitungan ini data yang akan digunakan adalah data jumlah produk cacat (defect) yang terjadi. perhitungan Statistical process control (SPC) pada data yang telah dikumpulkan menggunakan perhitungan peta kendali P karena data yang didapat merupakan data atribut yaitu data kualitatif atau unit yang dapat dihitung jenis cacat (defect) dan dapat dianalisis. Data produk cacat dari proses produksi peralatan makan garpu art 401 terlampir di lampiran 4. Peta P ini dibuat untuk mengendalikan kualitas dari hasil produksi peralatan makan untuk produk garpu art 401. Terutama dalam fokus masalah produk peralatan makanan garpu art 401 yang hitam. Bukan berarti jenis cacat yang lain seperti bolong, gurinda, kasar, U/C, B/C tidak perlu dikendalikan. Namun cacat yang paling sering muncul dalam permasalahan produksi yang lebih dahulu diperhatikan agar tingkat kecacatannya bisa semakin berkurang.

14 IV-14 Tabel 4.3 Tabel Produk Cacat Hitam No Tanggal Jumlah Produk (n i ) Hitam (d i ) Proporsi Cacat (p) 1 09-Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct

15 IV-15 Tabel 4.3 Tabel Produk Cacat Hitam ( Lanjutan) No Tanggal Jumlah Produk (n i ) Hitam (d i ) Proporsi Cacat (p) Oct Oct Oct Oct Nov Jumlah Rata-rata Berdasarkan data tabel 4.3 diatas karena jumlah pengukuran berbeda-beda maka akan dicari nilai UCL dan LCL dengan menggunakan peta kendali P dengan n tidak konstan yang dapat diketahui dengan rumus dibawah ini yaitu : Center Line = p Penjumlahan dari hitungan rusak sub-kelompok / Penjumlahan dari ukuran sub-kelompok. Batas Kendali = BKA / BKB p 3 p 1 p di d i = Cacat Hitam

16 IV Hasil perhitungan Center Line (CL) p p Hasil perhitungan upper control limit (UCL) UCL p p σp = p 1 p di 0, Hasil perhitungan lower control limit (LCL) LCL p σp = p p 1 p n Keterangan : Perhitungan untuk mencari rumus UCL dan LCL sama seperti rumus yang dijabarkan diatas sesuai dengan jumlah data.

17 IV-17 Tabel 4.4 Tabel Proporsi Untuk Cacat Hitam No Tanggal Jumlah Produk (n i ) Hitam (d i ) Proporsi Cacat (p) CL UCL LCL 1 09-Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct Nov Jumlah Rata-rata

18 IV-18 Setelah melakukan dengan perhitungan manual untuk mencari nilai Center Line (CL), Upper Control Limit (UCL), dan Lower Control Limit (LCL) maka diagram peta kendali P dengan menggunakan program Minitab 16 disajikan pada gambar dibawah ini : Gambar 4.2 P Chart of Hitam

19 IV-19 Dari hasil grafik program Minitab 16 Menggunakan Peta Kendali P dari 25 data yaitu terdapat 19 titik yang berada di luar batas kendali yaitu data 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 24, 25. Maka diperlukan langkah diagnostic dengan menggunakan peta kendali P Chart Diagnostic. Gambar 4.3 P Chart Diagnostic for Jumlah Cacat (Hitam)

20 IV-20 Karena banyak data diluar batas kendali yang dikhawatirkan dapat menggangu false alarm rate sebagaimana yang telah disebutkan dalam P Chart Diagnostic maka langkah selanjutnya disarankan menggunakan peta kendali Laney P Chart. Gambar 4.4 Laney P Chart of Hitam

21 IV-21 Dari hasil grafik program Minitab 16 Menggunakan Peta Kendali Laney P dari 25 data yaitu terdapat 1 titik yang berada di luar batas kendali yaitu data 18 didapat kesimpulan bahwa proses cukup terkendali. Meskipun demikian, untuk membuat semua proses berada di dalam batas kendali masih diperlukan langkah antisipasi. Oleh sebab itu, masih diperlukan analisis lebih lanjut mengapa penyimpangan ini bisa terjadi dengan menggunakan diagram sebab-akibat (fishbone diagram) untuk mengetahui penyebab dari adanya titik yang berada di luar batas kendali data diatas untuk produk cacat hitam pada produk peralatan makanan garpu art Perhitungan Level Sigma Tahap pengukuran selanjutnya adalah mengukur tingkat Sigma dan Defect Per Million Opportunities (DPMO). Untuk mengukur tingkat Level Sigma dari hasil produksi PT. Indometal Sedjati Ent. Ltd. dapat dilakukan dengan cara yang dilakukan oleh Gaspersz (2007:42) langkah-langkahnya sebagai berikut : Menghitung DPU (Defect Per Unit) DPU = Total Kerusakan Total Produksi Menghitung DPMO (Defect Per Million Oportunities) TotalCacat Produksi Jumlah Produksi DPMO = x

22 IV Hasil perhitungan DPU (Defect Per Unit) : 330 DPU = 8539 = Hasil perhitungan DPMO (Defect Per Million Oportunities) : 330 x 8539 DPMO = = Keterangan : Perhitungan untuk mengetahui hasil perhitungan DPU dan DPMO sama seperti rumus yang dijabarkan diatas sesuai dengan jumlah data. Tabel Pengukuran Tingkat Sigma dan Defect Per Million Opportunities (DPMO).

23 IV-23 Tabel 4.5 Tabel Pengukuran Tingkat Sigma dan Defect Per Million Opportunities Hitam No Tanggal Jumlah Produk (n i ) Hitam (d i ) Proporsi Cacat (p) DPU DPMO 1 09-Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct Oct Nov Jumlah Nilai Sigma Rata-rata

24 IV-24 Dari hasil perhitungan DPMO pada tabel diatas. bagian produksi memiliki tingkat sigma sekitar 2.75 dengan kerusakan sebesar dalam satu juta kesempatan pada proses produksi peralatan makanan garpu art 401, Hal tersebut sangat besar bila dibandingkan dengan tujuan six sigma yaitu mencapai cacat (defect) tiap satu juta peluang kesempatan produksi. Oleh karena itu masih diperlukan perbaikan yang dilakukan secara terus menerus agar dapat mencapai tingkat kegagalan nol. Konversi DPMO menjadi tingkat sigma dapat dilihat pada tabel six sigma conversion table selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. Berdasarkan tabel konversi six sigma dapat diketahui untuk tingkat sigma DPMO dari memiliki tingkat sigma sekitar 2.75 sigma. Hal ini tentunya menjadi sebuah kerugian yang sangat besar apabila tidak ditangani sebab semakin banyak produk yang gagal dalam proses produksi tentunya mengakibatkan pemborosan (waste) dalam biaya produksi. Masih diperlukan analisa lebih lanjut dan perbaikan agar pihak perusahaan mampu mencapai tingkat kegagalan nol sesuai dengan tujuan dari program six sigma Tahap Analisis (Analyze) Pada tahap ini diidentifikasi penyebab variasi (akar-akar permasalahan) dari suatu kecacatan atau kegagalan serta hubungan sebab dan akibatnya. Analisa dilakukan dengan menggunakan diagram tulang ikan (fishbone diagram).

25 IV Analisis Sebab Akibat Dengan Diagram Tulang Ikan Penulis melakukan brainstorming dengan tujuan untuk mengetahui penyebab-penyebab terjadinya cacat yang paling dominan sering terjadi, setelah ditelusuri di lantai produksi dan brainstorming dengan kepala produksi dan beberapa karyawan yang melakukan kegiatan tersebut, hal ini ternyata disebabkan oleh beberapa faktor hal ini akan dijabarkan melalui diagram tulang ikan dibawah ini. Diagram sebab-akibat pada cacat hitam produk garpu art 401 :

26 Gambar 4.5 Diagram Sebab-Akibat Garpu Art 401 IV-26

27 IV-27 Dari penjelasan gambar diatas menunjukan penyebab-penyebab terjadinya produk cacat (defect) garpu art 401 hitam. Penjelasannya sebagai berikut : Faktor Material Faktor material disebabkan oleh kualitas bahan dasar pembuatan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Faktor Personnel Produk cacat disebabkan oleh faktor personnel, penyebabnya yaitu karena operator kurang berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaan yang ditimbulkan karena operator lalai, ragu-ragu, dan operator baru yang kurang berpengalaman. Faktor Environment Faktor penyebab selanjutnya yaitu faktor lingkungan, karena lingkungan sangat panas, kotor, dan kondisi lingkungan kerja yang sangat bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin saat proses produksi, Dan sirkulasi udara yang kurang baik. Faktor Methods Kurangnya pelatihan dan pendidikan pada operator yang telah dilakukan oleh perusahaan sehingga banyak masalah yang terjadi seperti sistem kerja yang salah, seperti mengejar target produksi yang menyebabkan produk cacat dan belum adanya standarisasi operasional produksi (SOP). Faktor Machines Faktor mesin yang disebabkan oleh mesin tidak optimal yang disebabkan oleh sudah termakan waktu, dan mesin kurang perawatan. Yang sangat mempengaruhi hasil dari proses produksi. Faktor-faktor tersebut dapat kita kendalikan dengan cara sebagai berikut :

28 IV Sebaiknya pekerja diberi pelatihan dan pendidikan yang jelas dalam menjalankan proses produksi. 2. Pekerja yang bekerja dengan kebisingan yang sangat tinggi sebaiknya menggunakan penutup telinga (ear plug). 3. Kebersihan lingkungan sebaiknya sangat diperhatikan karena lingkungan yang bersih akan membuat bekerja menjadi lebih aman dan nyaman Tahap Perbaikan (Improve) Pada tahap perbaikan (improve) ini langkah-langkah yang akan dilakukan adalah memberikan usulan-usulan, dimana usulan-usulan ini diberikan berdasarkan penyebab-penyebab masalah yang sudah ditunjukan pada diagram pareto dan diagram sebab-akibat yaitu penyebab cacat hitam pada proses produksi garpu art 401. Hal ini bertujuan untuk meminimasi produk cacat (defect) yang terjadi. pada saat ini perusahaan berada pada tingkat 2.75 sigma dengan DPMO sebesar dalam satu juta kesempatan produksi. target perusahaan untuk tahun yang akan mendatang adalah meminimasi jumlah cacat hitam yang paling dominan yang bertujuan untuk meningkatkan level sigma dan profit perusahaan FMEA Untuk Cacat Hitam Cacat hitam pada proses produksi peralatan makanan produk garpu art 401, seperti yang telah dijelaskan pada analisa diagram pareto dan diagram sebab-akibat. faktor penyebab terjadinya cacat ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kemampuan kerja operator yang rendah,lingkungan, kemampuan alat kerja yang rendah dan kualitas produk yang kurang baik. Oleh karena itu FMEA dibawah ini akan membahas apa saja penyebab terjadinya cacat produk peralatan makanan garpu art 401 hitam.

29 IV-29 Tabel FMEA yang digunakan adalah tabel FMEA desain karena dapat membantu mengevaluasi secara objektif termasuk persyaratan fungsional dan desain alternative serta dapat melanjutkan update terhadap perubahan atau penambahan informasi yang terdukung dalam pengembangan produk. Berikut tabel FMEA desain untuk cacat hitam. Tabel FMEA desain terlampir di lampiran 5. Dari pembuatan tabel FMEA desain untuk cacat (defect) produk garpu art 401, dapat diketahui kinerja mesin yang tidak optimal seperti mesin gurinda dan mesin poles karena kurangnya perawatan mesin dan belum adanya standarisasi pergantian peralatan yang merupakan faktor penyebab yang paling besar terjadinya cacat (defect) hitam pada produk peralatan makanan garpu art 401 yang menunjukan RPN (Risk Priority Number) tertinggi dengan nilai 280, hal ini menunjukan untuk prioritas utama meminimasi terjadinya cacat (defect) pada produk peralatan makanan garpu art 401 yang lebih besar adalah meningkatkan kinerja dari mesin. terutama pada bagian tersebut. Sehingga cacat yang sering terjadi selama proses produksi dapat diminimasi dan produk peralatan makanan garpu art 401 kualitasnya dapat meningkat Usulan-Usulan Untuk Peningkatan Kualitas Dibawah ini akan dijabarkan usulan-usulan berdasarkan permasalahan yang ada dilantai produksi untuk menurunkan tingkat cacat (defect) yang lebih tinggi terhadap produk peralatan makanan garpu art 401, sebagai berikut : 1. Pada saat pemilihan bahan baku atau material sebaiknya pihak perusahaan khususnya pihak quality control lebih teliti dalam pemilihan bahan baku atau material yang akan digunakan untuk produksi peralatan makanan garpu art Sebaiknya perusahaan melakukan control dalam penjadwalan perawatan mesin. Dengan cara mengganti mesin atau sparepart yang

30 IV-30 sudah tidak layak untuk digunakan pada saat produksi dengan mesin atau sparepart yang baru. 3. Sebaiknya operator tidak terlalu diberikan beban kerja secara berlebihan dengan alasan mengejar target produksi, akibat mengejar target produksi yang berlebihan operator mengalami kelelahan dan akhirnya produk yang dihasilkan menjadi cacat (defect). 4. Sebaiknya memberikan prosedur-prosedur kerja pada operator dan dijelaskan sampai operator memahami prosedur kerja yang akan dilakukan, dan melakukan tindakan perbaikan secara berkesinambungan agar kualitas produk yang dihasilkan akan menjadi lebih baik lagi.

Oleh : Miftakhusani

Oleh : Miftakhusani USULAN MINIMASI CACAT PRODUK PERALATAN MAKANAN GARPU ART 401 DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. JAKARTA Oleh : Miftakhusani 2010-21-012 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat kemajuan yang dicapai oleh PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD ini. Tidak berapa lama setelah PT. KEDAUNG INDUSTRIAL LTD didirikan dan hanya berselang beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BOTOL SIRUP ABC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ENAM SIGMA DI PT. MULIA GLASS CONTAINER Nama Disusun Oleh : : Frans Surya Hadinata

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) Nama : Gangsar Novianto NPM : 32410950 Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya masalah, data untuk mengukur kinerja saat ini (saat pengamatan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 60 BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis reject yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah di kumpulkan layak untuk di olah dalam proses pengolahan data, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Ilham Maulana NPM : 33412606 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Rossi Septy Wahyuni, ST., MT. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pemilihan Produk Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih meneliti Botol Citra Lasting White 250 ml. Botol Citra 250 ml merupakan botol yang berisikan cairan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil Penelitian Hasil dari pengolahan data pada metode DMAIC dalam tahap penentuan (Define) dan tahap pengukuran (Measure) adalah terungkapnya faktor-faktor yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengaolahan data menggunakan metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773 PENERAPAN METODE PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MEMINIMASI CACAT BAGIAN ATAS BERLUBANG PADA PROSES PRODUKSI TUTUP

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. Ngudi Lestari 1 Kecamatan Kebasen, Banyumas) ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA

PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA Sukma Prayisno qtink_uma_sukma@yahoo.co.id (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK Pengendalian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Collection Shoes merupakan perusahaan sepatu yang sudah berdiri cukup lama. Dalam penelitian saat ini pengamatan dilakukan pada produksi sepatu pantofel. Masalah utama dari bagian produksi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena BABV PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define (Pendefinisian) PT. Indonesia Toray Synthetics (PT. ITS) merupakan perusahaan manufaktur dengan sistem produksi make to order, dimana proses produksi dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG Perencanaan Perbaikan Kualitas Produk Shuttlecock Merk Supermen Dengan Metode Six Sigma Pada MIDO Shuttlecock Industry Tegal SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Strata Satu ( S1) Pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO SKRIPSI Disusun oleh : SABRINA DWI C 0632010035 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah 59 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define National Garmen merupakan sebuah industri pembuatan baju kemeja, kaos polo, kaos oblong dan jaket. Sistem produksi pada National Garmen berdasarkan make by order yaitu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh Nama : Afriza Prihadi NPM : 30412313 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ina Siti Hasanah,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan menerapkan metode Six Sigma guna meningkatkan kualitas pada produk Cold Rolling Coil (CRC) di PT Krakatau Steel Tbk. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu, obyek psikologis merupakan obyek yang bisa diraba maupun obyek abstrak (Rasyid,1993:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Flow Chart Pemecahan Masalah adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penjelasan langkah-langkah flow diagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan 1 BAB 5 ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan

Lebih terperinci

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Dwi Hadi Sulistyarini 1) 1) Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. M.T. Haryono 167 Email : dwihadi@ub.ac.id Abstrak. UD Podo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT Tantri Windarti STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya Email : tantri@stikom.edu ABSTRAK Dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci