BAB II PENDEKATAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENDEKATAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Pengusaha UKM Secara umum, pengusaha dapat diartikan sebagai seseorang yang bergerak dalam bidang bisnis tertentu. Istilah pengusaha erat kaitannya dengan istilah wirausaha atau wiraswasta. Riyanti (2003) dalam penelitiannya menyimpulkan definisi wirausaha sebagai berikut: Wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkan serta permodalan operasinya. Wiraswasta menurut Saputro (2009) adalah suatu sikap mental yang berani menanggung resiko, berpikiran maju, berani berdiri di atas kaki sendiri. Definisi lain mengenai wirausahawan dikemukakan oleh Zimmer dalam Saputro (2009) yang menyatakan bahwa wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumberdaya yang diperlukan untuk mendirikannya. Usaha kecil menurut Pasal 1 Undang-Undang No.9 Tahun 1995 dalam Riyanti (2003) didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berdiri sendiri, bukan merupakan anak atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi dengan usaha menengah atau usaha besar, serta berbentuk usaha perseorangan, atau badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 juga mendefinisikan usaha kecil sebagai entitas yang memiliki kriteria omzet per tahun sebagai berikut: (1). Kekayaan bersih lebih dari Rp ,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2). Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

2 7 Usaha menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria: (1). Kekayaan bersih lebih dari Rp ,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2). Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,- (dua milyar lima ratus ribu rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,- (lima puluh milyar rupiah). Berdasarkan berbagai definisi dan konsep di atas, pada dasarnya wirausahawan atau pengusaha UKM dalam konteks penelitian ini, merupakan seseorang yang mengusahakan sumberdaya yang ada di sekitarnya menjadi suatu peluang bisnis tertentu dan mengelola sumberdaya tersebut sehingga menjadi sesuatu dengan nilai tambah yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Definisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola dan memiliki usaha sendiri serta mempekerjakan orang lain dalam menjalankan usahanya. Wirausaha atau pengusaha yang dimaksud adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab penuh dan langsung atas unit usaha yang dijalankannya. Selain itu, dengan mengacu pada pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008, maka penelitian ini difokuskan kepada pengusaha dengan skala kecil dan menengah dengan omzet Rp ,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh miliar rupiah) Pemanfaatan Internet dalam Kegiatan Bisnis Keberadaan internet sebagai salah satu media dalam komunikasi massa saat ini menjadi hal yang tidak dapat terhindarkan. Berdasarkan data dari Internet World Stats, hingga tahun 1998, telah terpasang sekitar 160 ribu jaringan internet di seluruh dunia. Komunikasi melalui media internet di mana diperlukan adanya suatu perangkat berupa komputer atau sejenisnya, di kalangan para ahli komunikasi terutama komunikasi massa dikenal dengan istilah CMC (Computer Mediated Communication). Internet telah mampu diakses oleh jutaan orang melalui fasilitas yang ada di dalamnya, bahkan lebih dari setengah rumah tangga di Amerika telah mampu mengakses internet dan menggunakan fasilitas yang ada di dalamnya termasuk , mailing list, Usenet, dan FTP (Baran, 2003). Purwanto (2003) mengemukakan fasilitas internet yang dapat digunakan baik

3 8 dalam kegiatan bisnis maupun non bisnis diantaranya adalah; , mailing list, newsgroup, web, telnet, file protocol transfer (FTP), dan internet relay chat sebagaimana dijabarkan sebagai berikut: 1. (Electronic Mail) menurut Baran (2003) dapat diartikan secara harfiah sebagai surat elektronik di mana dengan memiliki akun , user dapat berkomunikasi dengan siapapun yang juga memiliki akun di tempat manapun di dunia tanpa dikenakan biaya tambahan karena jarak yang jauh dan hanya dikenakan biaya koneksi telepon lokal di wilayahnya. Sebagian besar layanan memungkinkan penggunanya untuk: menerima dan mengirim pesan, membaca ataupun menghapus pesan dari daftar dokumen yang diterimanya, mencetak atau menyimpan pesan, menyimpan alamatalamat tertentu serta mengirim balasan ataupun meneruskan pesan tersebut pada sejumlah orang pada saat yang bersamaan. 2. Mailing List menurut Baran (2003) merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh pengguna untuk bergabung pada suatu grup dengan subjek tertentu. User hanya perlu mendaftar pada sebuah grup tertentu dan kemudian semua pesan yang dikirimkan pada grup tersebut secara otomatis akan diteruskan kepada seluruh anggota dari mailing list tersebut. 3. World Wide Web (Web) merupakan salah satu cara mengakses informasi dari internet. Web dalam penggunaannya memerlukan suatu software yang disebut dengan internet browser untuk dapat menjelajah internet. Dengan adanya web dapat memberikan kemudahan akses dan menyimpan berbagai informasi baik yang berupa teks, grafik, gambar, dan suara bagi penggunanya. 4. Chatting merupakan kegiatan chat (diskusi) yang memungkinkan pengguna internet secara bersama-sama berpartisipasi dalam suatu diskusi tanpa dibatasi jumlahnya. Chat hanya menampilkan semua komentar dari peserta diskusi pada sebuah daftar besar yang bergulung. Peserta chat juga dapat memilih teman diskusinya dan menggunakan nama panggilan (nickname). Penelitian ini lebih difokuskan pada penggunaan dan pemanfaatan fasilitas internet berupa , mailing list, web, chatting. Hal tersebut dikarenakan fasilitas-fasilitas inilah yang banyak digunakan oleh orang awam kebanyakan. Penggunaan telnet (telecommunications networking) pada saat ini menurut

4 9 Purwanto (2003) telah banyak menghilang dari peredaran, seiring dengan perubahan atau peningkatan lokasi-lokasi telnet menjadi web. Begitu juga dengan penggunaan newsgroup yang memiliki fungsi hampir sama dengan mailing list sehingga peneliti hanya mengkaji salah satunya saja. Rahmana (2009) mengungkapkan fungsi penggunaan internet sebagai media teknologi informasi dalam menunjang bisnis UKM meliputi fungsi komunikasi, promosi dan riset. Fungsi komunikasi meliputi penggunaan internet sebagai media komunikasi untuk berhubungan dengan berbagai stakeholeder yang terkait dengan kepentingan bisnis perusahaan. Fungsi promosi digunakan untuk menawarkan produk perusahaan baik barang maupun jasa kepada konsumen maupun investor perusahaan. Fungsi Riset yaitu kegiatan yang dilakukan UKM dalam memanfaatkan internet untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan terbaru tentang produk kondisi pasar dan persaingan. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh melalui riset tersebut dapat digunakan perusahaan untuk menentukan strategi bisnis yang mendukung pengembangan kegiatan usaha. Fungsi komunikasi terkait dengan pertukaran informasi yang dilakukan antara pemilik usaha baik dengan pelanggan maupun dengan rekan bisnisnya. Yuliana (2000) menyebutkan bahwa internet mendukung komunikasi dan kerjasama global antara pegawai, konsumen, penjual dan rekan bisnis yang lain. Selain itu, internet memungkinkan aplikasi Electronic Commerce (EC) yang dapat digunakan pada jaringan global, dan biasanya dilengkapi dengan aplikasi pemrosesan pesanan secara on-line, Electronic Data Interchange (EDI) untuk mengirim dokumen bisnis, dan keamanan sistem pembayaran Electronic Funds Transfer (EFT). Fungsi promosi berkaitan dengan kegiatan menawarkan produk berupa barang maupun jasa pada konsumen maupun investor perusahaan. Promosi menurut Burnett dalam Mukodim (2007) adalah aktivitas pemasaran untuk mengkomunikasikan informasi tentang perusahaan dan produknya kepada konsumen sehingga menciptakan permintaan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka kegiatan promosi mengandung unsur pemasaran, komunikasi dan informasi. Promosi dalam konteks penelitian ini difokuskan pada fungsinya dalam

5 10 memasarkan produk dan menyampaikan informasi pada konsumen maupun rekan bisnis perusahaan. Fungsi riset sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya meliputi pencarian informasi dan riset mengenai produk maupun kondisi pasar. Informasi dapat diperoleh juga dengan bergabung dengan grup atau forum tertentu seperti yang dapat dilakukan melalui keanggotaan di mailing list. Hal tersebut senada dengan pendapat Yuliana (2000) bahwa internet memungkinkan orang dari organisasi atau lokasi yang berbeda bekerjasama sebagai suatu tim virtual untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan memelihara produk atau pelayanan. Berdasarkan uraian di atas, dalam konteks penelitian ini, yang dimaksud dengan pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis adalah penggunaan fasilitas internet yang mampu menunjang kegiatan bisnis dalam hal kegiatan komunikasi, promosi dan riset. Penggunaan , web, chatting, dan mailing list difokuskan pada kegiatan komunikasi, promosi dan riset yang dilakukan oleh pengusaha UKM dalam menunjang kegiatan bisnisnya Teori Sikap Tentang Hubungan Sikap dengan Perilaku Sikap telah menjadi konsep utama dalam psikologi sosial dalam perkembangannya (Allport dalam Baron & Byrne, 2003). Sikap seringkali dipandang sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku. Para ahli telah mengemukakan begitu banyak teori dan konsep mengenai sikap dan pembentukannya serta hubungan antara sikap dengan perilaku. Penelitian ini memfokuskan pada Theory of Reasoned Action yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen sebagai dasar dalam menguji hubungan antara sikap dan intensi dengan pemanfaatan internet pada pengusaha UKM dalam kegiatan bisnis. Sikap Terhadap Perilaku Intensi Norma-Norma Subjektif Gambar 1. Teori Tindakan Beralasan Sumber: Fishbein dan Ajzen (1980) dalam Azwar (1998) Perilaku

6 11 Berdasarkan Gambar 1, Theory of Reasoned Action yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen dalam Sarwono (1999) memandang bahwa sikap dapat mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan dampaknya terbatas hanya pada tiga hal, yaitu: (1) perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tertapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu; (2) perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh normanorma subjektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat; (3) sikap terhadap suatu perilaku bersama-sama dengan norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu. Intensi merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (aspek personal) dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang bersangkutan yang disebut dengan norma subjektif (Azwar, 1998). Intensi atau niat untuk berperilaku akan muncul sebagai akibat dari adanya sikap terhadap perilaku tertentu yang cenderung positif serta norma subjektif. Intensi menurut Sujanto, Lubis dan Hadi (2004) digunakan dalam arti yang meliputi pengertian: harapan-harapan, keinginan-keinginan, ambisi, cita-cita, dan rencana-rencana seseorang. Secara sederhana intensi dapat diartikan sebagai niat untuk berperilaku (Azwar, 1998). Norma subjektif menurut Baron dan Byrne (2003) adalah keyakinan individu mengenai persepsi apakah orang lain akan menyetujui atau menolak tingkah laku tersebut. Selanjutnya, intensi yang telah dimiliki oleh individu tersebut akan menjadi dasar pada perilaku yang dimunculkannya. Sikap dinilai dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi perilaku. Namun, sikap yang dinyatakan oleh seseorang tidak selalu sesuai dengan perilaku yang terlihat. Sikap seringkali tidak dapat secara langsung mempengaruhi perilaku. Tindakan atau perilaku yang muncul pada seseorang didahului oleh niat untuk berperilaku (intensi). Berdasarkan teori reasoned actions intensi pada gilirannya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sikap terhadap tingkah laku dan norma subjektif.

7 Sikap Terhadap Pemanfaatan Internet dalam Kegiatan Bisnis Sikap secara umum diartikan sebagai suatu kecenderungan yang dimilliki oleh individu ataupun kelompok untuk berperilaku. Sikap dapat berupa kecenderungan yang positif maupun negatif. Myers dalam Sarwono (1999) mendefinisikan sikap sebagai attitude is a favorable or unfavorable evaluative reaction to ward something or someone, exhibited in one s belief, feelings or intended behavior. Definisi tersebut senada dengan definisi sikap yang dikemukakan oleh Ajzen dalam Sarwono (1999), yaitu: an attitude is a disposition to respond favorably or unfavorably to an object, person, institution or event. Baron dan Byrne (2003) juga mendefinisikan sikap sebagai evaluasi terhadap berbagai aspek dalam dunia sosial serta bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka terhadap isu, ide, orang, kelompok sosial, objek, bahkan makanan penutup. Azwar (1998) memaparkan bahwa para ahli psikologi sosial mutakhir menggunakan dua pendekatan dalam mengklasifiksikan pemikiran tentang sikap, yaitu: (1) sikap dipandang sebagai kombinasi reaksi afektif, perilaku dan kognitif terhadap suatu objek (Brehm & Kassin et.al. dalam Azwar, 1998). Ketiga komponen tersebut secara bersama mengorganisasikan sikap individu. Pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan tricomponent; (2) perlu adanya pembatasan konsep sikap hanya pada aspek afektif saja (singlecomponent). Sikap dipandang sebagai afek atau penilaian positif dan negatif terhadap suatu objek. Mar at (1981) dalam Ridhanova (2009) mendefinisikan sikap sebagai produk dari proses sosialisasi yang mengakibatkan seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya Dari sekian banyak definisi mengenai sikap tersebut secara keseluruhan semuanya mengemukakan adanya kesamaan pendapat mengenai konsep sikap, yaitu adanya ciri khas: (1) mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda dan sebagainya) dan (2) mengandung penilaian (setuju-tidak setuju, suka-tidak suka) sebagaimana diungkapkan oleh Bem et.al dalam Sarwono (1999). Berdasarkan semua pengertian dan definisi di atas, dan merujuk pada kesimpulan Sarwono (1999) mengenai definisi sikap maka sikap merupakan suatu kecenderungan berperilaku terhadap suatu objek tertentu yang menunjukkan rasa

8 13 suka dan rasa tidak suka, setuju dan tidak setuju serta mengandung tiga komponen yang mengorganisasikan sikap individu tersebut, yaitu: 1. Kognitif Komponen kognitif terdiri dari pemikiran seseorang mengenai objek tertentu, seperti fakta, pengetahuan dan keyakinan. Sarwono (1999) mengungkapkan bahwa komponen kognitif merupakan komponen pengetahuan atau kesadaran akan suatu objek sikap tertentu. 2. Afektif Komponen afektif terdiri dari perasaan positif atau negatif yang diasosiasikan dengan objek sikap. Baron dan Byrne (2003) mendefinisikan afeksi sebagai perasaan dan suasana hati yang dirasakan oleh seseorang. Rakhmat (2008) juga mengemukakan bahwa afeksi berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap. Komponen afektif meliputi bagaimana faktor emosi dan perasaan individu mempengaruhi sikap. 3. Konatif Komponen konatif merupakan tendensi untuk melakukan tindakan tertentu berkaitan dengan objek sikap. Azwar (1998) mendefinisikan konasi sebagai komponen sikap yang menunjukkan bagaimana kecenderungan perilaku yang terdapat dalam diri seseorang. Ketiga komponen tersebut mengorganisasikan sikap secara bersamaan. Azwar (1998) mengemukakan bahwa inferensi atau penyimpulan tentang sikap harus didasarkan pada suatu fenomena yang diamati atau diukur. Fokus dalam penelitian ini, fenomena yang akan diamati adalah mengenai pemanfaatan internet pada pengusaha UKM dalam kegiatan bisnis. Azwar (1998) mengemukakan bahwa apabila salah satu saja di antara ketiga komponen sikap terebut tidak konsisten satu sama lain, maka akan terjadi ketidak-selarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap hingga konsistensi tersebut kembali tercapai. Sikap individu muncul akibat adanya proses tertentu yang bisa muncul dari dalam dan luar lingkungannya. Sikap terbentuk dari adanya interaksi dengan lingkungan sosialnya. Begitu banyak faktor-faktor internal dan eksternal dari dimensi masa lalu, saat ini, dan masa datang yang ikut mempengaruhi perilaku manusia (Azwar, 1998). Secara umum dalam penelitian Riyanti (2003), faktor

9 14 demografi merupakan faktor yang melekat pada individu wirausaha. Faktor demografi dapat dikatakan sebagai karakteristik individu yang melekat pada diri seseorang. Melalui penelitian ini akan dilihat karakteristik individu yang ditekankan pada komponen usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa serta bidang usaha. Menurut Zimmerer dan Scarbough dalam Riyanti (2003), sebagian besar wirausaha di Amerika Serikat memulai usahanya pada usia 30 dan 40 tahun. Namun, banyak peneliti menemukan bahwa tidak ada batas usia dalam memulai karir sebagai wirausahawan (Riyanti, 2003). Bervariasinya usia seseorang ketika menjadi dunia wirausaha menjadi salah satu pertimbangan dalam penelitian ini sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap. Hurlock (2005) menyebutkan bahwa perkembangan karir berjalan seiring dengan proses perkembangan manusia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, dikelompokkanlah usia pengusaha UKM menjadi tiga kelompok berdasarkan kategori yang dikemukakan oleh Hurlock sebagai berikut: 1. Usia dewasa awal (18-40 tahun) Masa dewasa awal sangat terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan pekerjaan. Ada sebagian orang dewasa yang telah mempersiapkan diri untuk mencapai karirnya di masa depan. Namun, sebagian orang dewasa awal juga mengalami kebingungan untuk memilih karir yang sesuai dengan minatnya. Situasi ini juga dapat terjadi pada pengusaha UKM yang berada pada rentang usia dewasa awal ini. 2. Usia dewasa madya (40-60 tahun) Masa usia dewasa madya bercirikan keberhasilan dalam pekerjaan. Pada usia ini, kebanyakan orang mencapai prestasi puncak. Hal tersebut dapat tercapai karena kebanyakan orang pada usia dewasa madya telah merasa mantap dengan pilihan kariernya serta memiliki pengalaman yang cukup. 3. Usia dewasa akhir (di atas 60 tahun) Pada masa ini, seseorang mulai mengurangi kegiatan karirnya atau berhenti sama sekali. Usia ini juga disebut sebagai usia pensiun. Namun, bagi pengusaha atau wirausahawan tidak menutup kemungkinan bahwa pada usia ini masih aktif untuk mengelola dan mengembangkan karir dan usahanya.

10 15 Faktor pendidikan juga diduga berpengaruh pada sikap pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet. Riyanti (2003) mengemukakan bahwa pendidikan memainkan peranan penting pada saat wirausaha mencoba mengatasi masalahmasalah dan mengoreksi penyimpangan dalam praktik bisnis. Begitu pula hal tersebut berdampak pada pembentukan sikap yang akan diambil oleh pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis. Pendidikan formal dianggap menjadi dasar yang baik sebagai sumber pengetahuan awal yang dapat berpengaruh terhadap sikap individu. Seringkali dalam berbagai studi mengenai sikap, perbedaan jenis kelamin akan memunculkan sikap yang berbeda pula. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga akan dikaji apakah faktor jenis kelamin juga mempengaruhi sikap terhadap pemanfaatan interenet pada wirausahawan. Kebudayaan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Begitu pula kebudayaan berpengaruh besar pada pembentukan sikap seseorang (Azwar, 1998). Skinner dalam Azwar (1998) sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kebudayaan telah menjadi bagian dalam diri seseorang dan menanamkan garis pengarah sikap seseorang terhadap berbagai masalah. Bagi sebagian suku di Indonesia, berdagang merupakan satu kebudayaan dan kebiasaan tersendiri. Beberapa suku di Indonesia terkenal dengan kelihaiannya untuk berdagang. Suku Bugis dan Banjar rata-rata memiliki pekerjaan berdagang, begitu pula dengan Etnis Tionghoa. Geertz (1981) mengemukakan bahwa sektor dagang di Indonesia sejak zaman dahulu banyak dikuasai oleh orang Cina, Arab dan India. Di Sumatera, orang Minangkabau (biasanya merupakan pedagang keliling) dan orang Batak merupakan suku bangsa yang berorientasi dagang. Oleh karena itu, dalam konteks penelitian ini akan dilihat kemungkinan perberdaan sikap terhadap internet yang dipengaruhi oleh kebiasaan dan kebudayaan yang dimiliki masing-masing etnis dan suku bangsa. Pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis diduga akan bergantung pada bidang usaha yang dimiliki oleh pengusaha UKM. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat kepentingan dan kebutuhan penggunaan internet pada usaha yang dimiliki oleh pengusaha UKM. Bidang usaha UKM binaan UPP-UKM LPPM IPB secara keseluruhan dibagi ke dalam lima bidang usaha, yaitu: (1). Bidang jasa boga dan

11 16 penjualan aneka makanan dan minuman meliputi catering, rumah makan, kantin, warung makan, penjualan aneka makanan ringan dan kue, aneka masakan dan minuman, coklat; (2). Bidang perdagangan dan home industry meliputi aneka kerajinan handycraft, bunga kering, bunga plastik, souvenir, sendal dan tas; (3). Bidang perdagangan meliputi usaha sembako, tanaman hias, sayuran, aneka olahan ikan/daging sapi/ayam, alat elektronik dan logam, bahan bangunan, suku cadang, pakaian, kosmetik dan obat-obatan serta mainan; (4). Bidang jasa meliputi salon dan rias pengantin, bengkel dan tambal ban, digital print dan fotografi, pembuatan kusen, sewa kost dan rental; (5). Bidang perikanan, pertanian dan peternakan. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini akan dikaji mengenai sikap pengusaha UKM dengan melihat komponen-komponen sikapnya serta dihubungkan dengan karakteristik individu pengusaha UKM tersebut. Karakteristik individu yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi komponen usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, suku bangsa dan bidang usaha. Penelitian ini akan mengkaji karakteristik individu yang diduga memiliki hubungan dengan sikap pengusaha UKM terhadap internet dalam kegiatan bisnis Kerangka Pemikiran Sikap secara umum diartikan sebagai suatu kecenderungan yang dimilliki oleh individu ataupun kelompok untuk berperilaku. Sikap terbentuk dari adanya interaksi dengan lingkungan sosialnya. Begitu banyak faktor-faktor internal dan eksternal dari dimensi masa lalu, saat ini, dan masa datang yang ikut mempengaruhi perilaku manusia (Azwar, 1998). Secara umum, dalam penelitian Riyanti (2003), faktor demografi merupakan faktor yang melekat pada individu wirausaha. Faktor demografi dapat dikatakan sebagai karakteristik individu yang melekat pada diri seseorang. Karakteristik individu yang dikaji dalam penelitian ini ialah komponen usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa serta bidang usaha pengusaha UKM binaan UPP-UKM LPPM IPB. Berdasarkan Theory of Reasoned Actions yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen dalam Azwar (1998) Intensi merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (aspek personal) dan persepsi

12 17 individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang bersangkutan yang disebut dengan norma subjektif. Intensi atau niat untuk berperilaku akan muncul sebagai akibat dari adanya sikap terhadap perilaku tertentu yang cenderung positif serta norma subjektif. Sikap itu sendiri terdiri atas komponen-komponen yang mengorganisasikan sikap secara keseluruhan, yaitu: komponen kognitif berupa pengetahuan dan kepercayaan individu terhadap objek sikap; komponen afektif berupa perasaan dan emosi individu terhadap objek sikap, dan; komponen konatif berupa kecenderungan individu untuk berperilaku. Norma subjektif merupakan keyakinan individu mengenai apa yang orang lain inginkan agar ia perbuat (Sarwono, 1999). Karakteristik Individu: 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Tingkat Pendidikan 4. Suku Bangsa 5. Bidang Usaha Sikap terhadap pemanfaatan internet: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Konatif Norma Subjektif Intensi pemanfaatan internet Pemanfaatan Internet dalam kegiatan bisnis: 1. Komunikasi 2. Promosi 3. Riset Keterangan: : Berhubungan Gambar 2. Sikap Pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Terhadap Pemanfaatan Internet dalam Kegiatan Bisnis. Sikap terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis bersama-sama dengan norma subjektif merupakan determinan dasar dari intensi atau niat yang akhirnya berhubungan dengan pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis. Rahmana (2009) mengemukakan bahwa fungsi penggunaan internet sebagai media teknologi informasi dalam menunjang bisnis UKM meliputi fungsi komunikasi, promosi dan riset. Fungsi komunikasi meliputi penggunaan internet sebagai media komunikasi untuk berhubungan dengan berbagai stakeholder yang terkait dengan kepentingan bisnis perusahaan. Fungsi promosi digunakan untuk menawarkan produk perusahaan baik barang maupun jasa kepada konsumen maupun investor perusahaan. Fungsi riset yaitu kegiatan yang dilakukan UKM dalam memanfaatkan internet untuk mencari informasi dan menambah

13 18 pengetahuan terbaru tentang produk kondisi pasar dan persaingan. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh melalui riset tersebut dapat digunakan perusahaan untuk menentukan strategi bisnis yang mendukung pengembangan kegiatan usaha Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik individu memiliki hubungan dengan sikap terhadap pemanfaatan internet. 2. Sikap terhadap pemanfaatan internet memiliki hubungan dengan intensi terhadap pemanfaatan internet pada pengusaha UKM dalam kegiatan bisnis. 3. Norma subjektif memiliki hubungan dengan intensi terhadap pemanfaatan internet pada pengusaha UKM dalam kegiatan bisnis. 4. Intensi memiliki hubungan dengan pemanfaatan internet pada pengusaha UKM dalam kegiatan bisnis. 5. Sikap terhadap pemanfaatan internet, norma subjektif dan intensi memiliki hubungan dengan pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis Definisi Operasional Rumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Usia pengusaha UKM adalah lama hidup responden dari sejak lahir sampai dengan saat dilakukannya penelitian yang dikategorikan sebagai berikut. Kategori usia dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan ciri khas perkembangan karier menurut Hurlock (2005), yaitu: 1. usia tahun 2. usia tahun 3. usia >60 tahun 2. Tingkat pendidikan pengusaha UKM adalah pendidikan terakhir yang dilalui oleh responden yang dikategorikan sebagai berikut: 1. SLTP dan sederajat 2. SLTA dan sederajat

14 19 3. Akademi/Perguruan Tinggi 3. Jenis kelamin pengusaha UKM adalah karakteristik biologis responden yang dikategorikan sebagai berikut: 1. Laki-laki 2. Perempuan 4. Suku bangsa pengusaha UKM merupakan suku bangsa yang dimiliki oleh pengusaha UKM yang dikategorikan sebagai berikut: 1. Jawa 2. Minang 3. Sunda 5. Bidang Usaha merupakan bidang usaha yang dimiliki dan dikelola oleh pengusaha UKM berdasarkan katergori bidang usaha menurut UPP-UKM LPPM IPB yang dikategorikan sebagai berikut: 1. Jasa boga dan penjualan aneka makanan dan minuman 2. Perdagangan dan home industry 3. Perdagangan 4. Jasa 5. Perikanan, pertanian dan peternakan 6. Norma Subjektif adalah keyakinan individu mengenai kemungkinan orang lain akan menyetujui atau menolak tingkah laku tersebut (Baron dan Byrne, 2003). Norma Subjektif dapat diukur dengan pernyataan-pernyataan yang dapat mengidentifikasi keyakinan responden mengenai kemungkinan orang lain di lingkungannya akan menyetujui atau menolak responden untuk memanfaatkan internet dalam kegiatan bisnis. Penghitungan skor norma subjektif terhadap pemanfaatan internet untuk setiap jawaban adalah sebagai berikut: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju

15 20 Penjumlahan dari skor tersebut disebut sebagai skor norma subjektif yang dikategorikan menjadi: 1. Norma subjektif pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet positif, dengan total skor norma subjektif berada pada interval 27<x 45 diberi kode Norma subjektif pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet negatif, dengan total skor norma subjektif berada pada interval 9 x 27 diberi kode Sikap terhadap pemanfaatan internet adalah kecenderungan berperilaku terhadap suatu objek tertentu yang menunjukkan rasa suka dan rasa tidak suka, setuju dan tidak setuju terhadap pemanfaatan internet. Pengukuran terhadap sikap dapat dilihat melalui pernyataan-pernyataan yang mengandung tiga komponen sikap, yaitu: a. Komponen kognitif meliputi pernyataan tentang pengalaman dan pengetahuan responden terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis. b. Komponen afektif meliputi pernyataan tentang perasaan dan emosi responden terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis. c. Komponen konatif meliputi pernyataan mengenai kecenderungan untuk memanfaatkan internet dalam kegiatan bisnis. Penghitungan skor sikap pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet untuk setiap jawaban dilakukan sebagai berikut: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Penjumlahan dari skor tersebut disebut sebagai skor sikap yang dikategorikan menjadi: 1. Sikap pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis positif, dengan skor total sikap berada pada interval 108<x 180 diberi kode 1.

16 21 2. Sikap pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis negatif, dengan skor total sikap berada pada interval 36<x 108 diberi kode Intensi adalah niat untuk berperilaku yang dapat diukur dengan pernyataanpernyataan mengenai niat untuk memanfaatkan internet dalam kegiatan bisnis. Penghitungan skor niat pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet untuk setiap jawaban adalah sebagai berikut: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Penjumlahan dari skor tersebut disebut sebagai skor intensi yang dikategorikan menjadi: 1. Intensi pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis positif, dengan total skor intensi berada pada interval 36<x 60 diberi kode Intensi pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis negatif, dengan total skor intensi berada pada interval 12 x 36 diberi kode Pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis meliputi proses komunikasi, promosi dan riset yang dilakukan oleh responden dengan menggunakan fasilitas (piranti) dalam internet berupa , mailing list, web dan chatting. Pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis dapat diukur melalui frekuensi, durasi dan intensitas pemanfaatan internet dalam bidang komunikasi, promosi dan riset sebagai berikut: 1. Fungsi komunikasi meliputi penggunaan internet untuk berhubungan dengan berbagai stakeholeder yang terkait dengan kepentingan bisnis perusahaan. Kegiatan komunikasi dalam konteks penelitian ini meliputi kegiatan surat-menyurat dalam bisnis, conference, konsultasi on-line dengan konsumen maupun rekan bisnis. Pemanfaatan internet sebagai

17 22 fungsi komunikasi dalam kegiatan bisnis dapat diukur dengan frekuensi dan durasi komunikasi: 1. Frekuensi komunikasi diukur dari jumlah total kegiatan komunikasi (surat-menyurat, conference, konsultasi on-line) yang dilakukan oleh responden dalam satu minggu. 2. Durasi komunikasi diukur dari jumlah total lamanya kegiatan komunikasi (surat-menyurat, conference, konsultasi on-line) yang dilakukan oleh responden dalam satu hari dalam satuan jam. Pengkodean pemanfaatan internet sebagai fungsi komunikasi untuk setiap jawaban dilakukan sebagai berikut: 1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah 2. Fungsi promosi digunakan untuk menawarkan produk perusahaan baik barang maupun jasa kepada konsumen maupun investor perusahaan. Fungsi promosi meliputi kegiatan pemasaran dan menginformasikan produk kepada konsumen maupun rekan bisnis. Pemanfaatan internet sebagai fungsi promosi dalam kegiatan bisnis dapat diukur dengan frekuensi, durasi dan intensitas promosi: 1. Frekuensi promosi diukur dari jumlah total kegiatan memasarkan produk, beriklan dan menawarkan produk yang dilakukan dalam satu minggu. 2. Durasi promosi diukur dari jumlah total lamanya kegiatan promosi yang dilakukan responden melalui media internet dalam satuan jam. 3. Intensitas menurut Azwar (1998) adalah kedalaman atau kekuatan terhadap sesuatu. Intensitas promosi diukur dengan jumlah total respon berupa reply/jawaban, pemesanan dan pertanyaan balik (feedback) dari komunikan yang diperoleh oleh responden sebagai komunikator dalam sehari setelah dilakukan promosi. Pengkodean pemanfaatan internet sebagai fungsi promosi untuk setiap jawaban dilakukan sebagai berikut: 1. Tinggi

18 23 2. Sedang 3. Rendah 3. Fungsi Riset yaitu kegiatan UKM dalam memanfaatkan internet untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan terbaru tentang produk kondisi pasar dan persaingan. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh melalui riset tersebut dapat digunakan perusahaan untuk menentukan strategi bisnis yang mendukung pengembangan kegiatan usaha. Pemanfaatan internet sebagai fungsi riset dalam kegiatan bisnis dapat diukur dengan frekuensi dan durasi riset: 1. Frekuensi riset diukur dari jumlah total kegiatan mencari informasi tentang kondisi pasar dan persaingan yang dilakukan oleh responden dalam satu minggu. 2. Durasi riset diukur dari jumlah total lamanya kegiatan mencari informasi tentang kondisi pasar dan persaingan yang dilakukan oleh responden dalam satu hari dalam satuan jam. Pengkodean pemanfaatan internet sebagai fungsi riset untuk setiap jawaban dilakukan sebagai berikut: 1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah

SIKAP PENGUSAHA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) TERHADAP PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS

SIKAP PENGUSAHA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) TERHADAP PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS SIKAP PENGUSAHA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) TERHADAP PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS (Suatu Studi pada Usaha Kecil Menengah Binaan Unit Pelayanan dan Pendampingan Usaha Kecil Menengah (UPP-UKM)

Lebih terperinci

BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS

BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS Pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis dalam penelitian ini meliputi fungsi komunikasi, promosi dan riset yang dilakukan oleh responden dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IX HUBUNGAN ANTARA SIKAP, NORMA SUBJEKTIF DAN INTENSI PENGUSAHA UKM DENGAN PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS

BAB IX HUBUNGAN ANTARA SIKAP, NORMA SUBJEKTIF DAN INTENSI PENGUSAHA UKM DENGAN PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS BAB IX HUBUNGAN ANTARA SIKAP, NORMA SUBJEKTIF DAN INTENSI PENGUSAHA UKM DENGAN PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS 9.1. Pemanfaatan Internet dalam Kegiatan Bisnis Berdasarkan Sikap Berdasarkan Tabel

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975) 9 TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku yang telah Direncanakan (Theory of Planned Behavior) Para teoritikus sikap memiliki pandangan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek sudah dapat dijadikan prediktor

Lebih terperinci

SIKAP DAN INTENSI PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS

SIKAP DAN INTENSI PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS ISSN : 1978-4333, Vol. 04, No. 03 SIKAP DAN INTENSI PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS The Attitude and Intention of Internet Utilization for Bussines Irena Anggita Nurul Adha *) dan Ratri Virianita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Merokok 1. Intensi Merokok Intensi diartikan sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku didasari oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Keinginan mereka yang besar untuk memiliki kulit yang lebih halus dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena BAB II LANDASAN TEORI A. Intensi Berwirausaha 1. Pengertian Intensi Berwirausaha Fishbein dan Ajzein (Sarwono, 2002) mengembangkan suatu teori dan metode untuk memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INTENSI Intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi didefinisikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang ditawarkan kepada konsumen memerlukan proses yang. memahami kondisi tersebut sehingga produk yang ditawarkan dapat

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang ditawarkan kepada konsumen memerlukan proses yang. memahami kondisi tersebut sehingga produk yang ditawarkan dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mendukung tercapainya tujuan suatu program kerja yang telah ditetapkan pada suatu perusahaan atau instansi maka diperlukan upaya tersendiri yang terimplementasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini telah membuat kehidupan banyak masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, internet merupakan

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INTERNET DALAM BISNIS SUATU PERUSAHAAN E-COMMERCE NAMA : ADI KURNIAWAN NIM :

TUGAS KARYA ILMIAH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INTERNET DALAM BISNIS SUATU PERUSAHAAN E-COMMERCE NAMA : ADI KURNIAWAN NIM : TUGAS KARYA ILMIAH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INTERNET DALAM BISNIS SUATU PERUSAHAAN E-COMMERCE NAMA : ADI KURNIAWAN NIM : 10.11.3578 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 ABSTRAK Di era globalisasi ini perkembangan

Lebih terperinci

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1. Sikap. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1. Sikap. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1 Sikap Fakultas PSIKOLOGI Filino Firmansyah M. Psi Program Studi Psikologi Bahasan Pengertian Sikap Komponen Sikap Pembentukan Sikap Fungsi Sikap Pilih Apa? Mau berkenalan dengan

Lebih terperinci

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen 55 PEMBAHASAN Berdasarkan karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh, hasil penelitian menunjukkan bahwa profil contoh mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) pada contoh yang hanya mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok merupakan salah satu penyebab yang menimbulkan munculnya berbagai penyakit dan besarnya angka kematian. Hal ini wajar, mengingat setiap tahunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Teknologi Internet (IT). Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Teknologi Internet (IT). Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan Teknologi Internet (IT). Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah dari hasil penelitian yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah dari hasil penelitian yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi merupakan karya tulis ilmiah dari hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana, selain itu skripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Pada masa bayi ketika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet Menurut (O`Brien, 2005) internet adalah jaringan komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan, pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi yang pesat, hampir seluruh kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi menyebabkan terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi menyebabkan terjadinya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi menyebabkan terjadinya perubahan cara bisnis, komunikasi pemasaran dan transaksi konsumen dalam jual beli menjadi lebih mudah.

Lebih terperinci

PENGENALAN INTERNET. INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking

PENGENALAN INTERNET. INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking PENGENALAN INTERNET INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking Def : 1. Merupakan 2 komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, dunia telah membawa perubahan di berbagai bidang kehidupan, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sikap Konsumen Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk bersikap dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan

Lebih terperinci

Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut

Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut 1. Pengertian Sikap Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu (Calhoun & Acocella,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya kota Bandung menjadi kota jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya kota Bandung menjadi kota jasa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya kota Bandung menjadi kota jasa dan wisata, maka sektor-sektor usaha jasa banyak bermunculan. Mulai dari jasa pendidikan, perhotelan,

Lebih terperinci

BAB Latar Belakang

BAB Latar Belakang BAB 1 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi pada saat ini, perkembangan informasi dan teknologi sangatlah maju pesat dan tidak terbatas penyebarannya. Dengan informasi yang sangat mudah di dapat membuat

Lebih terperinci

Aplikasi Web. Jaringan Komputer. Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagi perangkat keras

Aplikasi Web. Jaringan Komputer. Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagi perangkat keras Aplikasi Web Jaringan Komputer Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagi perangkat keras 1 Jaringan Komputer Hubungan antara satu jaringan dengan jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Periklanan Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia kerja semakin menuntut manusia untuk lebih mampu bersaing dari kompetitornya, sehingga tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan yang layak sesuai yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kepuasan pelanggan Menurut Kotler (2003, p.61) kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari membandingkan performance produk/jasa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Konsumen Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan meyalurkan barang-barang dan jasa. Dalam masyarakat industri yang sudah maju, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin luas ini, manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan informasi setiap harinya. Di era ini setiap orang dituntut untuk bisa bergerak cepat,

Lebih terperinci

INTERNET. INTERconnected NETworking. INTERnational NETworking

INTERNET. INTERconnected NETworking. INTERnational NETworking PENGENALAN INTERNET INTERNET INTERconnected NETworking Merupakan 2 komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia (internasional), yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Berwirausaha 1. Definisi Intensi Menurut Ancok (1992 ), intensi merupakan niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Intensi merupakan sebuah istilah yang terkait

Lebih terperinci

HASIL Kondisi Umum Lokasi Penelitian

HASIL Kondisi Umum Lokasi Penelitian HASIL Kondisi Umum Lokasi Penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan lembaga pendidikan tinggi sebagai kelanjutan dari lembaga pendidikan menengah dan tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi nasional saat ini ditandai dengan tiga tren utama (APJII, 2013). Pertama, tergesernya fitur telepon genggam atau ponsel dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dimana terletak di garis katulistiwa ujung dari Sumatera hingga Papua. Salah satu keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks. Hal ini dapat diamati dari jumlah pengangguran yang terus meningkat dan terbatasnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa seseorang untuk bisa lebih kreatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk inovasi teknologi telekomunikasi adalah internet (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. Internet adalah seluruh jaringan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM 4.1 Latar Belakang Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Sebagai suatu lembaga pendidikan, IPB memiliki visi dan misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai organisasi terutama organisasi bisnis, kegiatan dunia usaha yang menggunakan teknologi internet

Lebih terperinci

Jaringan Komputer. Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagai perangkat keras. Modem.

Jaringan Komputer. Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagai perangkat keras. Modem. 1 Jaringan Komputer Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagai perangkat keras Modem B Hard disk A CD-ROM drive C Printer D 2 Jaringan Komputer Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) berdampak negatif terhadap produk-produk dalam negeri. Produk-produk dalam negeri akan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis internet. Internet menawarkan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manusia untuk berfikir dan bertindak secara cepat, agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manusia untuk berfikir dan bertindak secara cepat, agar mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi internet di awal tahun 2015 mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia dan secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian menjadi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam

Lebih terperinci

Pengenalan Internet. Arrummaisha A

Pengenalan Internet. Arrummaisha A Pengenalan Internet Arrummaisha A INTERNET INTERnational NETworking Merupakan 2 komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia (internasional),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada jaman modern ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada jaman modern ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman modern ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Banyak benda-benda berteknologi tinggi yang telah diciptakan dari kemajuan tersebut.

Lebih terperinci

APLIKASI INTERNET UNTUK BISNIS

APLIKASI INTERNET UNTUK BISNIS 14 APLIKASI INTERNET UNTUK BISNIS A. PERKEMBANGAN PENGGUNA INTERNET Internet adalah singkatan dari Interconnection Networking, yang secara sederhana bisa diartikan sebagai a global network of computer

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak kandungan zat berbahaya di dalam rokok. Bahaya penyakit akibat rokok juga sudah tercantum dalam

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti Pentingnya Pemasaran Pemasaran memiliki fungsi untuk menghubungkan antara kebutuhan masyarakat sebagai konsumen akan suatu produk atau jasa dengan organisasi ataupun industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang membutuhkan dorongan atau koneksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang membutuhkan dorongan atau koneksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang membutuhkan dorongan atau koneksi hubungan individu dengan orang lain. Dengan fasilitas yang ditawarkan Blackberry, akan membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kesempatan untuk mendapatkan perangkat lunak ilegal.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kesempatan untuk mendapatkan perangkat lunak ilegal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi di semua sektor, baik industri, bisnis, maupun pemerintahan bergantung pada sistem informasi dalam menjalankan aktivitasnya. Penggunaan komputer

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang, dan perkembangannya setiap hari semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang menginginkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) pada saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, baik untuk perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) pada saat ini selalu diupayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era informasi internet memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Internet menjadi media yang banyak digunakan oleh kalangan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. meningkatkan efisiensi kehidupan manusia. Secara spesifik dalam penelitian di

Bab I PENDAHULUAN. meningkatkan efisiensi kehidupan manusia. Secara spesifik dalam penelitian di Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehadiran internet dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang pesat berpengaruh besar kepada perubahan berbagai aspek dalam kehidupan manusia dewasa

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH E-COMMERCE

TUGAS KARYA ILMIAH E-COMMERCE TUGAS KARYA ILMIAH E-COMMERCE DISUSUN OLEH: NAMA :EKO WAHYUDI NIM :10.12.5213 KELAS :10-S1-SI-10 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012-2013 ABSTRAK Di era globalisasi

Lebih terperinci

Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung

Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung 1) Febby Zoya Larisa, 2) Suhana 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha kecil hingga perusahaan yang besar memanfaatkan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha kecil hingga perusahaan yang besar memanfaatkan kemajuan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan dan pemanfaatan internet sebagai suatu sarana informasi dan komunikasi dapat digunakan sebagai salah satu media bisnis untuk saat ini. Mulai dari pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan internet sudah hampir diperlakukan sebagai salah satu kebutuhan sehari-hari. Beragam

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA LAYANAN INFORMASI YANG ADA DI INTERNET. Nama : Ilham Dimas K Kelas : IX-4 No : 15

MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA LAYANAN INFORMASI YANG ADA DI INTERNET. Nama : Ilham Dimas K Kelas : IX-4 No : 15 MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA LAYANAN INFORMASI YANG ADA DI INTERNET Nama : Ilham Dimas K Kelas : IX-4 No : 15 Standart Kompetensi 2. Menggunakan Internet untuk memperoleh informasi Kompetensi Dasar 2.2 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan, mengembangkan kemampuan atau keterampilan serta mengubah sikap diri pada orang tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gambaran menakutkan (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada

BAB I PENDAHULUAN. gambaran menakutkan (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pensiun dikenal sebagai fenomena yang dialami oleh seseorang yang usianya sudah dianggap lanjut sehingga dianggap tidak lagi produktif dan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepatu menjadi produk yang sangat digemari di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, setiap perusahaan sepatu bersaing menciptakan produk yang bermutu dan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE Nurrachman 10.12.4349 ECOMMERCE-03 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur Alhamdulillah karya syarat untuk menjadi ecommerce

Lebih terperinci

Internet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.

Internet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Internet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si., MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Internet t 2 Internet Internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah telah membawa paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit

BAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, maka manusia di tuntut untuk mengikuti perkembangan dari dunia itu sendiri, kadang manusia pun tidak memandang waktu

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orang tua dan minat berwirausaha pada mahasiswa.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, satisfaction, perceived service quality, perceived product quality, dan perceived price fairness.

Lebih terperinci

INTERNET. Apakah Internet itu?

INTERNET. Apakah Internet itu? INTERNET 1 internet INTERNET Apakah Internet itu? 2 Apakah Internet itu sebenarnya? Internet adalah name yang diberikan pada sebuah gabungan jaringan-jaringan komputer yang saling terhubung (disebut inter-networking).

Lebih terperinci

Analisis Potensi Pasar dan Perilaku Pelanggan Layanan Online Shop

Analisis Potensi Pasar dan Perilaku Pelanggan Layanan Online Shop Analisis Potensi Pasar dan Perilaku Pelanggan Layanan Online Shop Ismi Kaniawulan 1, Sri Suhartini 2, Irsan Jaelani 3 1, 3 Program Studi Teknik Informatik, 2 Program Studi Manajemen Industri Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi 2.1.1 Definisi Intensi Intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjek individu dalam kaitan antara diri dan perilaku. Intensi merupakan perkiraan seseorang

Lebih terperinci

BAHAN MATERI KELAS 9 INTERNET

BAHAN MATERI KELAS 9 INTERNET BAHAN MATERI KELAS 9 INTERNET Click to edit Master subtitle style Oleh : Ujang Ridwan Hakim, S.Pd 1. INTERNET (Interconnected Networking) adalah gabungan jaringan komputer di seluruh dunia yang membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat pesat, peran internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman globalisasi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

TEKNOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: TEKNOLOGI KOMUNIKASI Internet sebagai alat / sarana Komunikasi Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Internet Definisi INTERNET : Internet

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, termasuk di Indonesia. Masalah pengangguran ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang diiringi

Lebih terperinci

BAB III INTERNET LABORATORIUM MANAJEMEN MENENGAH 30

BAB III INTERNET LABORATORIUM MANAJEMEN MENENGAH 30 BAB III I N T E R N E T A. MEMAHAMI INTERNET Internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Dimana antara satu komputer dengan komputer lain di dunia (word wide) dapat saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum memasuki definisi industri kecil, terlebih dahulu kita perlu. macam definisi industri kecil tersebut antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum memasuki definisi industri kecil, terlebih dahulu kita perlu. macam definisi industri kecil tersebut antara lain: 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Industri Kecil Sebelum memasuki definisi industri kecil, terlebih dahulu kita perlu mengetahui definisi industri. Secara umum industri didefinisikan sebagai usaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong setiap pelaku individu untuk mengikuti perkembangan zaman tersebut terutama di sektor teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 39 BAB II LANDASAN TEORI A. INTENSI MEMBELI 1. Definisi Intensi Teori perilaku berencana merupakan pendekatan teoritis yang digunakan untuk menjelaskan intensi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan

Lebih terperinci