III KERANGKA PEMIKIRAN
|
|
- Sudirman Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi perilaku dan hasil. Teori tersebut bertujuan untuk membangun hubungan antara keyakinan (belief), sikap (attitude), minat (intention) dan perilaku (behavior), teori tersebut dinamakan Teori Tindakan Beralasan atau theory of reasoned action (2006). Teori tersebut merupakan perluasan model yang berfokus pada penentuan perilaku yang diharapkan. Teori Tindakan Beralasan mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti serta beralasan dan dampaknya terbatas hanya pada tiga hal: Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma subyektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama normanorma subyektif membentuk suatu intensi atau niat berperilaku tertentu. Berdasarkan teori tindakan beralasan, perilaku seseorang ditentukan oleh behavioral intention (BI) untuk melakukan suatu perilaku, behavioral intention adalah tingkat minat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Behavioral intention secara bersama-sama ditentukan oleh sikap (attitude) dan subjective norm (SN). Sikap diartikan sebagai perasaan positif atau negatif seseorang ketika melakukan perilaku tertentu. Subjective norm mengarah pada persepsi seseorang bahwa kebanyakan orang yang penting baginya berpikir bahwa ia harus atau tidak harus melakukan perilaku tertentu. Sikap ditentukan oleh keyakinan (beliefs) yang paling menonjol tentang konsekuensi dari melakukan perilaku yang dihasilkan dari evaluasi. Sedangkan SN ditentukan sebagai hasil dari normative beliefs dan motivasinya untuk mengikuti harapan (motivation to comply). Behavioral intention merupakan niat (intensi) untuk melakukan suatu perilaku. Niat (intensi) adalah kemungkinan yang dianggap oleh individu akan dapat dicapai bila melakukan satu perilaku tertentu. Behavioral intention akan menghasilkan actual behavior atau perilaku sehari-hari. Teori ini menegasakan, 18
2 sikap dan norma subyektif akan menentukan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Beliefs Attitude Toward Evaluation Normative beliefs Behavior (A) Behavioral intention (BI) Actual Behavior Motivation to comply Subjective Norm (SN) Gambar 2. Theory of Reasoned Action (TRA) Sumber : Davis et. al. 1989:984 Dalam bentuknya yang paling sederhana, teori tindakan beralasan dapat dinyatakan sebagai berikut dalam fungsi matematika: dimana BI adalah perilaku atau tindakan, AB adalah sikap seseorang, W sebagai bobot yang diperoleh secara empiris, SN adalah norma subyektif seseorang berkaitan dengan kepercayaan atau persepsi yang mereka miliki. Fungsi matematika ini dikemukakan oleh Hale (2003) Sikap (Attitude) Menurut Leon G. Schiffman dan Lazar L. Kanuk : Attitude is a learned predisposition to respond in a consistency favorable or unfavorable manner with respect to a given object (Schiffman, 2004, p.200) artinya: sikap merupakan kecenderungan yang diperoleh dari hasil belajar dengan jalan menyenangi atau tidak menyenangi secara konsisten terhadap suatu obyek yang diberikan. Sikap terdiri dari dua indikator utama yaitu value of expectation outcome yakni nilai yang dimiliki oleh seseorang individu yang mendorongnya untuk memiliki sikap tertentu atas suatu perilaku serta expectation outcome atau harapan yang akan terjadi jika satu individu memiliki sikap untuk berperilaku tertentu. 19
3 Sikap dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki dan dikumpulkan seseorang sepanjang hidupnya. Pembentukan nilai dapat melalui pengalaman langsung, informasi, pengaruh dari orang lain, maupun dari pribadi atau individu sendiri yang memaknai pengalaman orang lain. Sedangkan menurut David O. Sears, sikap didefinisikan sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perpetual, dan kognitif mengenai beberapa aspek dunia individu (Sears, 1999, p. 137). Sikap ini dilakukan individu berdasarkan pandangannya terhadap suatu obyek melalui proses belajar baik dari pengalaman ataupun dari yang lainnya. Proses belajar ini dapat terjadi karena pengalaman-pengalamanya sendiri dengan obyek-obyek sikapnya, tetapi dapat juga diperoleh melalui orang-orang di sekitarnya atau lingkungan sosialnya termasuk kultur budaya setempat. Ciri-ciri sikap menurut Walgita 1995, p. 58 dalam : a. sikap bukan dibawa orang sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang hidup b. sikap dapat berubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang c. sikap tidak berdiri sendiri, tapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu obyek. Sikap dibentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan obyek tertentu yang dirumuskan dengan jelas d. obyek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga berkenaan dengan satu obyek saja, dengan sederetan obyek-obyek serupa e. sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat ini membedakan sikap dari kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang Dale (2003) menyatakan bahwa sikap dibentuk dari kombinasi pengalaman, kondisi sosial dan kepribadian. Sikap ditunjukan dalam bentuk perilaku, kebanyakan metode pelatihan dengan mengubah sikap akan mengubah keyakinan seseorang akan sesuatu dan akhirnya merubah perilaku seseorang. 20
4 Norma Subyektif (Subjective Norm) Norma subyektif terdiri dari dua indikator utama yaitu nilai normatif (normative belief) dan motivasi untuk mengikuti saran dari orang lain (motivation to comply). Norma subyektif merupakan penilaian yang dimiliki oleh orang lain atas tindakan tertentu. Norma subyektif merupakan persepsi bagaimana keluarga dan teman kita akan menerima hasil dari perilaku serta tingkatan yang mempengaruhi apakah suatu perilaku merupakan hasil dari bujukan (motivasi untuk memenuhi keinginan orang lain). Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Persepsi merupakan suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya. Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Persepsi seseorang akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan mendorong untuk melaksanakan sesuatu (motivasi) belajar. Oleh karena itu menurut Walgito (1981, dalam persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa menurut Muhyadi (1989, dalam dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1) orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern (kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu (benda, orang, proses dan lain-lain), 3) stimulus dimana pembentukan persepsi itu terjadi 21
5 baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira dan lain-lain) Perilaku Wirausaha Perilaku merupakan hasil dari pengolahan dan perpaduan antara sikap dan norma subyektif serta minat ke tindakan nyata. Fishbein menyatakan bahwa teori ini terbatas pada tingkat kesesuaian (correspondence) karena teori ini bertujuan untuk memprediksi perilaku, sikap dan tujuan yang sesuai dengan pola tindakan, target, konteks dan waktu. Sehingga, teori ini hanya dapat diaplikasikan pada jenis perilaku yang memerlukan pemikiran sebelum melakukan tindakan. Pengambilan keputusan yang irasional, kebiasaan atau perilaku lain yang dilakukan secara tidak sadar tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tindakan beralasan. Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan, atau dengan kata lain pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh manfaat tertentu. Satuan perilaku yang utama adalah aktivitas. Nyatanya, semua perilaku merupakan suatu rangkaian aktivitas. Perilaku (behavior) dalam psikologi dipandang sebagai reaksi yang bersifat sederhana maupun kompleks, Azwar (1998). Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo 2003). Perilaku merupakan suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Perilaku dapat dibedakan ke dalam tiga yaitu (1) pengetahuan atau kognitif, (2) sikap (afektif), dan (3) keterampilan atau tindakan (psikomotorik). Alma (2000) mengemukakan tiga tipe wirausaha: 1. Wirausaha yang memiliki inisiatif 2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial ekonomi untuk menghasilkan sesuatu 3. Wirausaha yang menerima risiko atau kegagalan Perilaku wirausaha adalah segala kegiatan atau aktivitas manusia dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 22
6 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Keberhasilan seorang wirausaha tidak semata-mata hanya bergantung dengan skala usaha, jumlah modal yang dimilikinya, dan jumlah uang yang dihasilkan dari bisnisnya tetapi keberhasilan seorang wirausaha sangat tergantung pada dirinya sendiri dan orang-orang yang ada disekitarnya. Faktor internal seorang wirausaha yang dapat mempengaruhi keberhasilan yang paling utama adalah sikap. Faktor sikap memiliki peranan yang penting karena akan menentukan tindakan atau perilaku apa yang akan dilakukan oleh seseorang tanpa dipengaruhi oleh faktor eksternal. Sikap ditentukan oleh keyakinan (beliefs) seseorang terhadap sesuatu ketika melakukan suatu perilaku dan ditentukan juga oleh kemauan seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang telah diyakininya. Faktor eksternal datang dari orang-orang disekitar yang dianggap penting dan berpengaruh dalam perilaku seorang wirausaha. Pengaruh orang-orang sekitar terlihat dengan adanya norma subyektif. Norma subyektif ditentukan dari keyakinan orang-orang yang dianggap penting dan berpengaruh dalam perilaku seorang wirausaha dan motivasi dari seorang wirausaha untuk mengikuti apa yang disarankan oleh orang-orang yang penting bagi dirinya. Dengan menggunakan teori tindakan beralasan yang dikemukakan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein (2006), hubungan antara sikap, norma subyektif, minat dan perilaku dapat dibangun. Sehingga perilaku seorang wirausaha dapat diteliti dan dijelaskan dengan baik menggunakan teori ini. Penelitian ini menganalisis karakteristik individu, karakteristik usaha dari wirausaha UMKM agribisnis di Kecamatan Ciampea, sikap, norma subyektif dan intensi menjadi wirausaha sukses dengan analisis statistika deskriptif. Setelah itu pengaruh sikap dan norma subyektif terhadap intensi menjadi wirausaha sukses dianalisis dengan analisis regresi berganda. Karakteristik individu yang akan diteliti meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, lama menjalankan usaha, pendapatan per bulan. Karakteristik usaha yang akan diteliti meliputi bahan baku, keunggulan produk, jumlah tenaga kerja, produksi per bulan, besar investasi, penjualan tahunan, laba pertahun, dan sumber permodalan. Sedangkan untuk kuesioner teori tindakan beralasan, variabel bebas meliputi sikap dan norma subyektif, sikap 23
7 terdiri dari nilai dalam diri individu yang mengharapkan sesuatu hasil, dan hasil yang diharapkan. Norma subyektif terdiri dari norma yang diyakini dan motivasi untuk mengikuti saran dari orang lain. Variabel terikat meliputi intensi menjadi wirausaha sukses. Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh sikap dan norma subyektif terhadap intensi menjadi wirausaha sukses di Kecamatan Ciampea, Bogor sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi pengembangan kewirausahaan terutama di UMKM Kabupaten Bogor. Kerangka pemikiran operasional dari penelitian ini dapat terlihat pada Gambar 3. Sikap : - Nilai dari individu yang mengharapkan suatu hasil - Hasil yang diharapkan Norma Subyektif : - Norma yang diyakini - Motivasi mengikuti saran dari orang lain Intensi Menjadi Wirausaha Keterangan : = Batasan penelitian Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional 24
Bab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Merokok 1. Intensi Merokok Intensi diartikan sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku didasari oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein
Lebih terperinciTHEORY OF REASONED ACTION
THEORY OF REASONED ACTION THEORY OF REASONED ACTION INTRODUCTION Akar teori : Psikologi Sosial Menjelaskan bagaimana dan mengapa sikap mempengaruhi perilaku 1872, Charles Darwin studi tentang sikap terhadap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat ketat bagi para pelaku bisnis, sehingga berdampak pada adanya tuntutan bagi setiap manajemen perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Konsumen Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan meyalurkan barang-barang dan jasa. Dalam masyarakat industri yang sudah maju, seperti
Lebih terperinciSikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut
1. Pengertian Sikap Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu (Calhoun & Acocella,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Theory of Planned Behaviour Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan niat, dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena
BAB II LANDASAN TEORI A. Intensi Berwirausaha 1. Pengertian Intensi Berwirausaha Fishbein dan Ajzein (Sarwono, 2002) mengembangkan suatu teori dan metode untuk memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Berwirausaha 1. Definisi Intensi Menurut Ancok (1992 ), intensi merupakan niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Intensi merupakan sebuah istilah yang terkait
Lebih terperinciKERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Theory of Planned Behavior/TPB digunakan sebagai model dan kerangka teori karena sudah banyak diterapkan dan teruji dalam menangkap hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INTENSI Intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi didefinisikan
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. DEFINISI KONSEP Tujuan apapun yang dipilih dalam suatu penelitian harus berpijak pada teori dan konsep-konsep yang sudah ada. Teori yang rasional dan sistematis mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang
A. Teori Planned Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang dikemukakan oleh Fishbein
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi 2.1.1 Definisi Intensi Intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjek individu dalam kaitan antara diri dan perilaku. Intensi merupakan perkiraan seseorang
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN v vii ix 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 7 2 TINJAUAN PUSTAKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)
9 TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku yang telah Direncanakan (Theory of Planned Behavior) Para teoritikus sikap memiliki pandangan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek sudah dapat dijadikan prediktor
Lebih terperinciGambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014
Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 oleh : Yoga Adi Prabowo (190110080095) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Golput atau golongan putih merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah anugrah yang mulia namun ibu rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24 jam, selama
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NIAT MAHASISWA KOS UNTUK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TEMBALANG SEMARANG ABSTRACT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NIAT MAHASISWA KOS UNTUK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TEMBALANG SEMARANG Muhammad Saifuddin Gehapasa *) *) mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Label Halal Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku,
Lebih terperinciII KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Kepatuhan Pajak Menurut Norman. D.Nowak dalam Zain (2004) kepatuhan Wajib Pajak diartikan sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millenium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciStudi Mengenai Intensi Membuang Sampah di Sungai Cikapundung pada Ibu-Ibu RW 15 Kelurahan Tamansari Bandung. ¹Raisha Ghassani, ²Umar Yusuf
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Intensi Membuang Sampah di Sungai Cikapundung pada Ibu-Ibu RW 15 Kelurahan Tamansari Bandung ¹Raisha Ghassani, ²Umar Yusuf 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung untuk dapat dinyatakan lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa adalah
Lebih terperinciKesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen
55 PEMBAHASAN Berdasarkan karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh, hasil penelitian menunjukkan bahwa profil contoh mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) pada contoh yang hanya mengikuti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. penelitian ini. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Intensi yang
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II akan dibahas mengenai teori yang berkaitan dengan variabel penelitian ini. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Intensi yang mengacu pada teori dari Icek
Lebih terperinciHasil pengujian secara simultan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut.
PEMBAHASAN Uji Hipotesis Dalam penelitian ini terdapat empat hipotesis yang telah diuji secara simultan dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variabel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)
8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) Salah satu bentuk kecurangan yang terjadi dibidang pendidikan dinamakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
2 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Dependen : Intensi merokok 2. Variabel Independen : Norma
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan obyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia berkembang pesat. Muncul berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan
Lebih terperinciKOMUNIKASI PEMASARAN
Modul ke: 03Fakultas EKONOMI DAN Christina BISNIS KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Program Studi MANAJEMEN PENDAHULUAN KOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunitas Berkaitan dengan kehidupan sosial, ada banyak definisi yang menjelaskan tentang arti komunitas. Tetapi setidaknya definisi komunitas dapat didekati melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sikap Konsumen Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk bersikap dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) berdampak negatif terhadap produk-produk dalam negeri. Produk-produk dalam negeri akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama satu dekade terakhir, kebijakan harga BBM jenis Premium sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan BBM
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi tersebut seharusnya kongruen dengan nilai-nilai yang ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi Teori legitimasi didasarkan pada adanya fenomena kontak sosial antara sebuah organisasi dengan masyarakat, di mana diperlukan sebuah tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi Universitas X
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang mencangkup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Theory of Planned. dikemukakan oleh Bandura (2000) tentang seberapa baik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alasan Pemilihan Teori Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) sebagai landasan berpikir. Peneliti memilih teori tersebut dikarenakan beberapa
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. kontribusi temuan bagi teori dan praktek. Pada bab ini juga disampaikan
302 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Pendahuluan Pada bab lima ini disampaikan simpulan hasil penelitian serta kontribusi temuan bagi teori dan praktek. Pada bab ini juga disampaikan keterbatasan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh setelah penyentuhan sel telur dengan
Lebih terperinciPerilaku Konsumen Summary Chapter 6
Perilaku Konsumen Summary Chapter 6 by: Deya Putra Errid Hadisyah Putra Kemal Aditya Naufalia Tria Lestari Putri 1. Jelaskan definisi dari attitude! Terdapat dua jenis konsep attitude, jelaskan dan beri
Lebih terperinciKUESIONER PLANNED BEHAVIOR
Lampiran 1 RAHASIA KUESIONER PLANNED BEHAVIOR IDENTITAS Nama (inisial) : Usia : Jenis kelamin : L / P (lingkari salah satu) Pendidikan : Lamanya menjalani hemodialisis : PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMK YPM 3 Sepanjang Taman Sidoarjo merupakan sekolah menengah kejuruan yang berdiri atas naungan Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma arif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu program pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa 2. 1. Rerangka Teori 2.1.1 Pengertian Pajak dan Wajib Pajak Menurut UU KUP No. 16 Tahun 2009, pasal 1 ayat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai variabel penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. 3.1. Variabel Penelitian Varibel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki faktor penting dalam era global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang berlimpah.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior
TINJAUAN PUSTAKA Theory of Planned Behavior Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Salah satu teori yang membahas
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Sikap, Subjective Norm dan Perceived Behavioral Control Terhadap Purchase Intention Pelanggan SOGO Department Store
Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-7 Analisis Pengaruh Sikap, Subjective Norm dan Perceived Behavioral Control Terhadap Purchase Intention Pelanggan SOGO Department Store di Tunjungan Plaza
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman sekarang ini, terdapat perkembangan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan jaman sekarang ini, terdapat perkembangan di beberapa bidang, beberapa diantaranya yaitu bidang teknologi dan transportasi. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas kehidupan manusia dalam berbagai bidang (Sulistiyarini, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi datang begitu cepat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi (Sulistiyarini, 2013). Perkembangan teknologi, khususnya di bidang teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan tumpuan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai salah satu sumber penerimaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini telah membuat kehidupan banyak masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, internet merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku yang dilakukan oleh individu, dan merupakan ubahan yang menjembatani antara sikap dan
Lebih terperinciBerbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi
Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan
Lebih terperinciANALISIS PENERIMAAN NASABAH TERHADAP PRODUK BARU PERBANKAN PermataRancang Dana BANK PERMATA
ANALISIS PENERIMAAN NASABAH TERHADAP PRODUK BARU PERBANKAN PermataRancang Dana BANK PERMATA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerimaan nasabah dalam hal niat menabung mereka pada produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengkomsumsi rokok. Banyak di lapangan kita temui orang-orang merokok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok adalah perilaku membakar dedaunan (tembakau) yang dilinting atau diletakkan pada pipa kecil lalu menghisapnya melalui mulut dan dilakukan secara berulang-ulang
Lebih terperinciTEORI PERILAKU PERTEMUAN 4 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT
TEORI PERILAKU PERTEMUAN 4 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Adalah teori-teori terbentuknya atau terjadinya perilaku. Dengan adanya bermacam-macam teori ini akan mengarahkan intervensi kita
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumen
2. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan ilmu yang melandasi penelitian. Diawali dengan teori mengenai perilaku, Theory of Reasoned Action, Theory of Planned Behavior, metoda, instrumen penelitian
Lebih terperinciANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)
ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) Ratna Kartika Wiyati STIKOM Bali Jln. Raya Puputan no.86 Renon Denpasar e-mail: ratna@stikom-bali.ac.id
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini mengemukakan menurut pandangan mereka masing-masing. Kotler dan Amstrong (2008: 5) mengartikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa seseorang untuk bisa lebih kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya. Perubahan-perubahan ini turut mempengaruhi proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, Indonesia mengalami berbagai macam perubahan yang terjadi di setiap aspek kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, ekonomi, sosial
Lebih terperinciAnteseden Niat Berwirausaha: Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia
Anteseden Niat Berwirausaha: Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia Maludin Panjaitan Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia Jalan Hang
Lebih terperinciTHEORY OF PLANNED BEHAVIOR: APLIKASI PADA PERUSAHAAN TELEPHONE SELULER. Sri Herlina Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Immanuel (UKRIM) ABSTRAK
THEORY OF PLANNED BEHAVIOR: APLIKASI PADA PERUSAHAAN TELEPHONE SELULER Sri Herlina Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Immanuel (UKRIM) ABSTRAK Kebutuhan untuk berkomunikasi dan mengakses informasi dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behaviour (TPB) Manusia pada umumnya berperilaku dengan cara yang masuk akal, mereka mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi
Lebih terperinciStudi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion 1 Tivanny Salliha P 2
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran intention dan determinandeterminannya dalam melakukan usaha untuk dapat naik kelas pada siswa kelas XI di SMAN X Bandung ditinjau dari teori planned
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain. Dari berbagai media tersebut, internet merupakan media yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi selalu berkembang, dan perkembangannya setiap hari semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang menginginkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring perkembangan zaman, semua kegiatan masyarakat semakin akrab bahkan sangat akrab dengan teknologi informasi, termasuk menjalankan sebuah tugas. Salah
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi ketiga determinan Intention dan besarnya kontribusi setiap determinan Intention untuk melakukan pelanggaran peraturan lalu lintas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibukota negara Indonesia. Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kota administrasi, yaitu: Jakarta
Lebih terperinciPengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior
Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior Hawa'im Machrus Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Abstract This paper aimed to explain the measurement
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan banyak diperoleh melalui pendidikan, terutama sekolah. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada masa dewasa ini berkembang sangat pesat. Ilmu pengetahuan turut memegang peranan yang penting di dalam pembangunan. Pengetahuan banyak diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi solusi yang dilematis namun terus saja terjadi setiap tahun. Saat ini pengangguran tak hanya berstatus lulusan SD sampai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku Konsumen Setiap manusia dapat dikatakan konsumen apabila manusia tersebut melakukan kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen sendiri
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kontribusi determinan-determinan dari planned behavior terhadap intention dalam melakukan pengiriman barang tepat waktu pada salesman PT X Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan lembaga pendidikan di Yogyakarta maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan lembaga pendidikan di Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta baik swasta maupun negeri, akan menjadikan persaingan sangat ketat.
Lebih terperinciABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh determinan-determinan intention terhadap intention untuk minum obat secara teratur pada penderita TBC di Balai Besar Kesehatan X Bandung. Pemilihan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ahmad Farras Adibuddin
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat intention dalam pengelolaan diet pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Ginjal X Medan dan juga kontribusi dari determinan-determinan
Lebih terperinciPREDIKSI MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA MENGGUNAKAN PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
Telaah Prediksi Bisnis, Minat Mahasiswa untuk Berwirausaha Menggunakan Pendekatan... (Ratna Listiana Dewanti, dkk.) Volume 15, Nomor 2, Desember 2014 PREDIKSI MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan pendapatan yang berguna bagi negara dalam membiayai pembangunan nasional. Oleh karena itu banyak pakar memberikan definisi
Lebih terperinciNURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NURUL ILMI FAJRIN_11410126 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Lebih terperinci