BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
|
|
- Leony Widyawati Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah telah membawa paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah serta dalam hubungan antara pusat dengan daerah. Kebijakan otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya atas prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku. Dalam rangka implementasi kebijakan Otonomi Daerah, pembinaan terhadap kelompok usaha kecil, menengah dan koperasi perlu menjadi perhatian. Pembinaan terhadap kelompok usaha kecil, menengah dan koperasi bukan hanya menjadi tanggung jawab pusat tetapi juga menjadi kewajiban dan tanggung jawab daerah (Sandrifna, 2002). Kelompok usaha kecil menengah merupakan usaha kecil dan rumah tangga atau home industry. Usaha kecil dan usaha rumah tangga yang yang tidak berbadan hukum yang terdapat di semua sektor ekonomi merupakan usaha yang banyak memberikan lapangan usaha tanpa harus mempunyai jenjang pendidikan tertentu maupun keahlian khusus. Secara nasional kontribusi jenis usaha ini terhadap produk domestik bruto sangat signifikan. Kebijakan pemerintah untuk memberi prioritas lebih besar dalam pembangunan yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan utamanya usaha kecil dan rumah tangga maupun menengah menjadi cukup populer dan berdampak luas pada penyerapan tenagakerja. Ke depan jenis usaha ini akan menjadi fondasi yang cukup kokoh bagi struktur ekonomi Indonesia (Manikmas, 2008:2). Di antara berbagai jenis usaha kecil menengah di Indonesia yang mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah daerah sejak diberlakukannya otonomi daerah, adalah industri makanan dan minuman. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, secara nasional, pertumbuhan industri makanan, minuman, dan tembakau pada
2 2 sampai 2008 mengalami fluktuasi. Setelah tumbuh 2,75 persen pada 2005, pertumbuhan industri makanan, minuman, dan tembakau sempat melejit ke angka 7,21 persen pada 2006, tapi setelah itu turun menjadi 5,05 persen pada 2007 dan 3.2 persen pada Namun, kontribusinya terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) relatif stabil, berada, pada kisaran 28 persen-30 persen. Pada 2005 kontribusi industri makanan, minuman, dan tembakau mencapai 28,58 persen, 2006 (28,46 persen), 2007 (29,79 persen), dan pada 2008 (28,15 persen) (Pikiran Rakyat, 16 Juli 2010). Dengan meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman maka bermunculan produsen-produsen baru yang bergerak di bidang ini sehingga secara tidak langsung akan memunculkan produk-produk baru di masyarakat. Banyaknya produk-produk baru yang bermunculan saat ini, maka sebenarnya akan terjadi persaingan dalam memasarkan produk yang sejenis. Berikut ini contoh beberapa produk makanan ringan berbahan baku coklat yang saling bersaing di pasaran, yakni Silver Queen, Cadbury, Beng-Beng, Top, Gery Chocolatos, Tango, dan lain sebagainya. Adapun usaha produsen agar produknya dapat diterima di pasar adalah melalui desain kemasan yang berfungsi untuk menarik konsumen. Desain kemasan suatu produk memiliki hubungan dengan respon psikologis individual. Menurut Gobe (2003:207) kemasan adalah iklan lima detik. Kemasan harus dapat menarik perhatian dalam waktu yang singkat atau membangun familiaritas terhadap produk. Sebuah kemasan mempunyai setengah detik pertama untuk dapat dikenali dan setengah detik berikutnya untuk dicintai. Oleh karena itu, desain kemasan sangat penting bagi suatu produk. Apabila kemasan suatu produk didesain secara asal-asalan maka kecil kemungkinan akan mendapat perhatian dari konsumen sehingga ketertarikan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk tersebut menjadi rendah. Menurut Ragland (dalam Kartajaya, 2009:263) wadah secara fisik menyimpan sebuah produk di dalamnya, yang biasanya juga dilengkapi dengan label, penutup, pembungkus, atau bantalan, adalah desain kemasan. Intinya hal ini adalah
3 3 segala sesuatu yang terdapat bersama dengan sebuah produk ketika produk tersebut dibeli. Aspek-aspek fisik dari sebuah kemasan adalah atribut-atribut produk yang kasat mata seperti misalnya warna, tekstur, tulisan, bentuk kemasan, dan gambar. Aspek-aspek emosionalnya adalah perasaan-perasaan yang dikaitkan dengan atau yang terinspirasi oleh sebuah desain kemasan yang spesifik. Aspek-aspek kognitifnya adalah kualitas dari sebuah produk yang mengkomunikasikan informasi yang terkait dengan performa, fungsi, atau penggunaannya. Yang terakhir, aspekaspek sosial dari desain kemasan adalah cara dimana kemasan-kemasan tersebut memfasilitasi interaksi sosial. Menurut Bhakti (dalam Natadjaja, 2002:4) kemasan seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu saja bukan suatu hal yang mudah. Yang paling penting, kemasan tersebut harus menunjukkan identitas sebuah produk. Dalam banyak hal kemasan menggambarkan merek di mata konsumen, dan bila orang mengingat merek tersebut mereka menghayalkan kemasan tersebut; dalam hal seperti ini kemasanlah yang menghasilkan penjualan Wirya (dalam Natadjaja, 2002:6) menyatakan bahwa pelanggan adalah pihak penting yang terkait dalam konsepsi pengemasan, dan tujuan akhir dari seluruh proses pemasaran adalah menjual produk ke pelanggan. Karena itu, kemasan dapat mempengaruhi konsumen memberikan respon positif, dalam hal ini membeli produk, karena tujuan akhir pengemasan adalah menciptakan penjualan. Menurut Danger (dalam Natadjaja, 2002:5) bahwa hubungan antara pengemasan dan pemasaran dipengaruhi oleh perilaku pelanggan yang bermacammacam, dan pada tingkat pelanggan sering terjadi sikap negatif terhadap keseluruhan ide pengemasan; perilaku ini telah memacu pengembangan merek sendiri, generik dan perubahan lain pada tingkat eceran. Sikap ini harus betul-betul dimengerti oleh manajemen pemasaran karena dapat mempengaruhi seluruh perencanaan.
4 4 Hubungan antara desain kemasan produk dengan faktor psikologis pelanggan dapat dijelaskan dengan adanya suatu komunikasi visual antara desain kemasan produk tersebut dengan indera penglihatan seseorang. Komunikasi visual adalah komunikasi melalui penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya (Dalila, 2010:2). Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai sarana informasi dan instruksi, bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Sebagai sarana presentasi dan promosi untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Juga sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda, produk ataupun lembaga, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk atau jasa itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. (Dalila, 2010:2). Cenadi (2000:98) menegaskan bahwa berdasarkan penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80% adalah penginderaan melalui penglihatan atau kasat mata (visual). Karena itulah, unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasat mata (visual communication). Hal ini menegaskan bahwa desain kemasan dapat menjadi prioritas utama seseorang sebelum membeli suatu produk. Sebagaimana pendapat Klimchuk dan Krasovec (2006:49) bahwa tujuan desain kemasan bisa diarahkan untuk menampilkan atribut unik sebuah produk serta memperkuat penampilan estetika dan nilai produk.
5 5 Hasil penelitian seorang psikolog pemasaran, Louis Cheskin di tahun 1930-an menunjukkan bahwa pada desain kemasan suatu produk juga melekat faktor-faktor psikologis di dalamnya. Cheskin meneliti bagaimana respon-respon emosional konsumen terhadap kemasan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa desain kemasan memberikan pengaruh yang besar terhadap pengalaman seseorang akan isi di dalam kemasan tersebut (Swa Digital, 31 Mei 2010). Atkinson (dalam Ginting, 2003) mengemukakan bahwa desain kemasan produk tentu dipersepsikan secara berbeda oleh masing-masing konsumen. Hal ini dikarenakan persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Oleh karenanya, setiap individu bisa jadi memiliki persepsi yang sama atau berbeda mengenai desain kemasan suatu produk. Rifa i (2005) meneliti tentang analisis persepsi konsumen mengenai atribut produk air minum kemasan merek Cleo. Atribut produk dilihat dari desain, bungkus atau kemasan, merek, dan label produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa didapat satu faktor yang menjadi pendorong konsumen untuk melakukan pembelian air minum kemasan merek Cleo yaitu atribut produk yang dimilikinya. Adapun variabel yang terlibat di dalamnya adalah airnya lebih jernih, model kemasan enak dipegang, warna kemasan menarik, ada label halal, ada masa kadaluarsa, berkesan bila membeli, kemasan kuat, model kemasan menarik, istilah merek unik, model kemasan mudah dikenali, ada label SNI, ada segel kemasan, logo menarik, airnya lebih segar, airnya berekstra oksigen, dan ada izin Depkes. Dalam analisis faktor, responden merespon positif tentang apa saja yang ditawarkan Cleo melalui atribut produknya. Menurut Kotler (2001:198) proses terjadinya persepsi berawal dari proses kealaman (fisik), yaitu objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenal alat alat indera atau reseptor. Kemudian terjadi proses fisiologis, yaitu stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak. Setelah itu berlaku proses proses psikologis, yaitu suatu proses di otak sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Dan proses terakhir dari persepsi yaitu individu menyadari tentang apa
6 6 yang diterima melalui alat indera atau reseptor yang kemudian mendapatkan respon dari individu melalui berbagai macam bentuk. Dengan demikian dalam proses persepsi itu selalu diawali oleh adanya rangsangan (stimuli) serta diakhiri dengan respon. Dengan adanya stimulus berupa desain kemasan tersebut, maka akan diharapkan individu memberi suatu respon atau reaksi mengenai objek tersebut yang pada akhirnya akan membentuk suatu persepsi dari para konsumen mengenai desain kemasan yang ditampilkan. Persepsi tidak hanya sekedar perekaman pasif dari stimulus mengenai alat indera, karena meskipun isi sensorik selalu ada dalam persepsi, namun apa yang dihayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu. Oleh sebab itu, persepsi seseorang terhadap desain kemasan yang bertindak sebagai suatu sumber informasi mengenai produk yang ditawarkan kepada konsumen akan mempengaruhi keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh konsumen terhadap produk yang ditawarkan tersebut. Keyakinan-keyakinan yang dimiliki konsumen tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap sesuatu produk yang ditawarkan, dan sikap tersebut akan mempengaruhi intensi membeli yang dimilikinya atas produk yang ditawarkan kepadanya. Intensi membeli adalah niat konsumen untuk berperilaku secara khusus dengan keinginan untuk memperoleh, menentukan, dan menggunakan produk atau jasa (Mowen, 1990:228). Menurut Dharmesta (dalam Zuraida dan Uswatun, 2001) bahwa intensi atau niat terkait dengan sikap dan perilaku. Niat juga dapat diartikan sebagai sebuah perangkap atau perantara antara faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. Intensi mengindikasikan seberapa jauh seseorang mempunyai kemauan untuk mencoba. Intensi menunjukkan pengukuran kehendak seseorang dan berhubungan dengan perilaku yang terus menerus.
7 7 Penelitian ini difokuskan pada permasalahan tentang bagaimana penilaian atau persepsi mahasiswa terhadap desain yang ada pada suatu kemasan produk dan bagaimana intensi membeli mereka pada suatu produk serta bagaimana hubungan antara kedua variabel tersebut. Oleh karena itu, apakah persepsi seseorang tentang desain kemasan suatu produk yang beredar selama ini, menimbulkan adanya intensi (niatan) untuk membeli produk tersebut menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti. Atas dasar pemikiran tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk meakukan penelitian dengan mengambil judul Hubungan Persepsi tentang Desain Kemasan Produk dengan Intensi Membeli. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah ada hubungan antara persepsi tentang desain kemasan produk dengan intensi membeli? C. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang desain kemasan produk dengan intensi membeli. D. Manfaat penelitian 1. Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi disiplin ilmu psikologi pada umumnya dan psikologi konsumen pada khususnya.
8 8 2. Praktis Diharapkan dengan penelitian yang dilakukan dapat memberikan masukan bagi produsen dan konsumennya mengenai hubungan antara persepsi konsumen tentang desain kemasan produk dengan intensi membeli pada konsumen, khususnya pada segmen mahasiswa.
BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran adalah penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mempergunakan mekanisme komunikasi yang baik. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana dan fitur-fitur yang selalu berubah setiap waktunya. Ini disebabkan karena manusia tidak pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang semakin maju pesat membuat banyak perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Dengan banyaknya pesaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan jaman saat ini perusahaan dituntut untuk selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman saat ini perusahaan dituntut untuk selalu berkembang dan berinovasi dengan produknya. Persaingan yang kompetitif tersebut menuntut
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga
15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Menurut Philip Kotler (2006) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan barang-barang konsumsi (consumer goods). Bisnis ini menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agar mampu menguasai pasar, perusahaan tidak begitu saja melemparkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dewasa ini telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap persaingan dunia usaha dalam merebut pasar bagi hasil produksinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh manusia lain dalam berinteraksi sehari-hari. Terutama dalam memenuhi kebutuhannya, karena setiap manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditawarkan. Sebab itulah promosi dianggap sangat penting oleh sebuah perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi 2.1.1 Definisi Promosi Promosi adalah salah satu bagian dari pemasaran, yang dimana merupakan sebuah usaha dalam artian untuk mempromosikan, mengenalkan sesuatu baik
Lebih terperinciREKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan
VII. REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN Hasil analisis perilaku konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam memasarkan bermacam-macam produk dan merupakan kunci penting dalam mengkomunikasikan keunggulan produk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas un tuk menciptakan,
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian pemasaran Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas un tuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan produk barang dan jasa kepada konsumen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya persaingan dalam dunia bisnis yang tinggi menuntut suatu perusahaan untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cepat pada lingkungan bisnis. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia mengakibatkan perubahan yang cepat pada lingkungan bisnis. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang ingin mempertahankan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini banyak dijumpai air leideng yang keruh karena masih banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mengatasi permasalahan air bersih, melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pemerintah telah berusaha menyediakan dan memenuhi kebutuhan air minum yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan taraf hidup masyarakat dan perkembangan zaman telah mempengaruhi banyak hal, salah satunya gaya hidup dan kebutuhan yang semakin meningkat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mencolok untuk dijadikan daya tariknya. Selain kemasan. hal yang penting dalam pemasaran produk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap produk berkeinginan mempunyai kemasan yang beragam dan bisa menarik perhatian calon konsumennya, hal ini terjadi pada produkproduk yang beredar di pasaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kinerja dan harapan atribut
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kinerja dan harapan atribut produk minuman ringan jus kemasan Buavita dapat disimpulkan sebagai berikut : Pada
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumen dapat mengenal suatu produk atau jasa melalui merek. Melalui merek konsumen dapat membedakan antara produk dan jasa yang satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :
Lebih terperinciPengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM
MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Merek Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam sektor industri minuman semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. individu-individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu-individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Setelah mengetahui bahwa PT. Earth Color tidak memiliki Graphic Standard Manual, Penulis melakukan riset dan menanyakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri makanan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah menjadi keharusan sebuah produk dari industri apapun dibubuhi sebuah tanda lukisan atau perkataan yang membedakannya dari barang-barang sejenis hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi susu di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2012, konsumsi susu di Indonesia masih didominasi oleh susu bubuk, namun bila
Lebih terperinciBAB II KAJIAN MASALAH
BAB II KAJIAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teori Proses perumusan dan pembatasan masalah dari Perancangan Branding Taman Budaya Jawa Barat telah selesai ditentukan, selanjutnya akan dijelaskan mengenai teori-teori
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik perusahaan industri maupun non industri sangat tinggi. Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk
Lebih terperinciBAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan masyarakatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran berbagai media saat ini, baik cetak maupun elektronik semakin memperlihatkan persaingan yang ketat di Indonesia. Arah media semakin bersaing dan dampaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula jenis kemasan yang mereka buat. Bentuk dan warnanya bermacam-macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Semakin banyaknya produk yang di buat oleh para produsen, semakin banyak pula jenis kemasan yang mereka buat. Bentuk dan warnanya bermacam-macam tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan sebagian dari strategi bisnis yang diupayakan setiap perusahaan untuk meningkatkan laba demi menaikkan nilai perusahaan. Strategi pemasaran
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pembeli. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek Menurut American Marketing Association merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli. Merek merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini tingkat persaingan antar industri mie instant semakin ketat dalam memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang bermunculan
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA. konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan
8 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku konsumen Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen, (2002) mengatakan: Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Susu Provinsi Jawa Barat Tahun (Ton) Sumber: Direktorat Jendral Peternakan, 2010
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan telah mengalami peningkatan kinerja dari tahun ke tahun. Salah satu acuan dalam melihat kinerja suatu sektor adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian selalu berusaha dipahami oleh pemasar demi mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diinginkan konsumen pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha dan industri saat ini yang semakin maju, terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi, telah memacu pertumbuhan baik secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. selektif dan smart dalam memilih suatu produk, sehingga mereka akan. mendapatkan kegunaan atau manfaat dari sebuah produk.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman pertumbuhan ekonomi juga semakin pesat di indonesia, sehingga banyak persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan 5.1.1 Konsep Tema Perancangan Pada perancangan Desain Label Kemasan Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Susu Kacang Kedelai Milky Soya akan dirancang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi pada berbagai hal antara lain merek, harga, dan juga pelayanan dari suatu produk. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota kreatif dengan potensi sumber daya manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota Bandung telah dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing 2.1.1 Pengertian Marketing Kita dapat membedakan antara definisi pemasaran secara sosial dan secara manajerial. Definisi sosial menunjukan peran yang dimainkan oleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Country of Origin Country of Origin dalam mempengaruhi niat beli konsumen telah menjadi topik penelitian selama beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pembelian didefinisikan Kotler (2012) sebagai tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli suatu produk atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Berbagai produk baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu berkembang maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari tahun ke tahun perkembangan dan persaingan di segala sektor industri semakin meningkat, hal ini menuntut perusahaan semakin kreatif dalam menjalakan kegiatan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau tanggapan. Menurut Slamento (2006: 20), persepsi adalah proses
Lebih terperinciPERSEPSI. Oleh : Patricia C.W. Robot
PERSEPSI Oleh : Patricia C.W. Robot Information Processing for Consumer Decision Making Random Exposure Deliberate Low involvement Attention High involvement Low Involvement Interpretation High involvement
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar Indonesia. Minuman Isotonik Pocari Sweat merupakan minuman Isotonik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini terjadi persaingan perusahaan minuman Isotonik di pasar Indonesia. Minuman Isotonik Pocari Sweat merupakan minuman Isotonik pertama
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. persaingan hanya untuk dominasi merek. Berbagai investor dan perusahaan akan
Bab 1 Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perang dalam dunia marketing adalah perang antar merek, suatu persaingan hanya untuk dominasi merek. Berbagai investor dan perusahaan akan menyadari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai dengan tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keputusan Pembelian 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2012), perilaku pembelian konsumen mengacu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran promosi adalah periklanan. Periklanan merupakan suatu bentuk presentasi non personal dan promosi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk
Lebih terperinciProduksi Media PR Cetak. Modul ke: 05FIKOM. Brand Image. Fakultas. Program Studi HUMAS. Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom
Modul ke: Produksi Media PR Cetak Fakultas 05FIKOM Brand Image Program Studi HUMAS Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Latar Belakang Terbentuknya citra yang positif terhadap suatu brand yang positif terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan merokok ini sudah menjadi kegiatan umum dan meluas dikalangan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar produk dari perusahaan Indonesia. Di sisi lain, keadaan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang semakin canggih maka dunia usaha juga mengalami perkembangan yang luar biasa. Muncul perusahaan-perusahaan baru
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association ( AMA ) dalam Kotler dan Keller
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut American Marketing Association ( AMA ) dalam Kotler dan Keller (2009:5) bahwa Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dibelinya merupakan produk yang mempunyai kualitas yang baik. agar terciptanya suatu loyalitas terhadap produk tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dewasa ini persaingan di segala bidang menjadi semakin ketat, menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut perusahaan harus dapat mengantisipasi perkembangan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,
I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai upaya guna meraih pangsa pasar terbesar dan mendapatkan loyalitas pelanggan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Periklanan Periklanan merupakan salah satu tahap dalam pemasaran. Produk barang atau jasa, baik penamaannya, pengemasannya, penetapan harga, dan distribusinya tercermin dalam
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf
BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf (2005) dengan judul Pengaruh Kemasan terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Extra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan dipasarkan. Dalam era teknologi informasi, keberhasilan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi dan kreativitas terhadap produk yang akan dipasarkan.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dianggap penting dan memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar akan selalu berubah akibat perubahaan karakteristik dari perilaku konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia usaha, baik produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tropis menjadi salah satu penyebab masyarakat banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri minuman di Indonesia ditandai dengan banyaknya jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim di Indonesia yang tropis menjadi
Lebih terperinci2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdaga
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2015 KEMENDAG. Label. Pencantuman. Barang. Kewajiban. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73/M-DAG/PER/9/2015 TENTANG KEWAJIBAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang-orang menggunakan tanaman herbal, rempah-rempah dan bunga dan dicampurkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parfum adalah produk yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saat ini aroma parfum yang ditawarkan sudah semakin beragam, baik yang
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merek (brand) merupakan sebuah nama atau simbol (seperti logo, merek dagang, desain kemasan, dan sebagainya) yang dibuat untuk membedakan satu produk dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blitar adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi wisata sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno merupakan makam Proklamator
Lebih terperinciSTRATEGI PRODUK PADA PEMASARAN. MINGGU KE SEMBILAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.
STRATEGI PRODUK PADA PEMASARAN MINGGU KE SEMBILAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. POKOK BAHASAN PENGERTIAN PRODUK KLASIFIKASI PRODUK TINGKATAN PRODUK PRODUK INDIVIDUAL DAUR
Lebih terperinciKARYA ILMIAH STRATEGI MARKETING DENGAN SETTING LAY-OUT
KARYA ILMIAH STRATEGI MARKETING DENGAN SETTING LAY-OUT Dosen pengampu: M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun Oleh: Nama : Suya darma Nim : 09.11.2705 Kelas : 09-S1TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 STRATEGI
Lebih terperinci