BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terjadi melalui interaksi insani, tanpa batasan ruang dan waktu.
|
|
- Lanny Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penddkan adalah proses budaya untuk menngkatkan harkat dan martabat manusa, melalu proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat. Penddkan terjad melalu nteraks nsan, tanpa batasan ruang dan waktu. Penddkan tdak mula dan dakhr d sekolah. Penddkan dmula dar lngkungan keluarga dlanjutkan dan dtempa dalam dalam lngkungan sekolah, dperkaya dalam lngkungan masyarakat dan hasl-haslnya dgunakan dalam membangun kehdupan prbad, agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya (Sudjana, 1988:). Mengngat betapa pentngnya penddkan tersebut, maka penddkan tu harus dlakukan dengan sebak-baknya sehngga tujuan yang dtetapkan dapat tercapa dengan bak. Dalam hal n sswa sebaga terddk, maka setap sswa pada prnspnya tentu berhak memperoleh pelajaran, karena penddkan tu merupakan suatu kebutuhan manusa sendr dan berkembangnya lmu pengetahuan dan teknolog tu merupakan produk penddk. Namun dalam kenyataan sehar-har d dalam berlangsungnya penddkan tu tdak selamanya lancar, dkarenakan antara sswa yang satu dengan yang lannya tu tu mempunya perbedaan dalam hal kemampuan ntelektual, kemampuan fsk, latar belakang keluarga, kebasaan, dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang sswa dengan sswa yang lannya. 1
2 Penddkan adalah proses pengubahan skap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusa melalu upaya pengajaran dan lathan, proses perbuatan, cara menddk (Poerwadarmnta, 1990:04). D dalam pelaksanaan penddkan d sekolah, para penddk harus mampu mengarahkan anak ddknya ke arah yang lebh bak. Untuk tu, dperlukan berbaga upaya, antara lan melalu pembelajaran d sekolah (kurkuler) dan memantau kegatan d luar sekolah (ekstrakurkuler). Berdasarkan Undang-Undang No. 0 tahun 003, tentang Ssdknas, "Penddkan nasonal berfungs mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehdupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potens peserta ddk agar menjad manusa yang berman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mula, sehat, berlmu, cakap, kreatf, mandr, dan menjad warga negara yang demokrats serta bertanggungjawab". Pada satuan-satuan penddkan, termasuk Sekolah Dasar, dajarkan beberapa mata pelajaran yang dtentukan d dalam struktur kurkulum. D antaranya kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mula. Penddkan Agama Islam termasuk kelompok tersebut. Penddkan agama (Islam) dan akhlak mula, dmaksudkan untuk membentuk peserta ddk menjad manusa yang berman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mula. Akhlak mula adalah mencakup etka, bud pekert, atau moral. Ruang lngkup mater pembelajaran Penddkan Agama Islam melput aspek-aspek Al-Quran dan Hadts, Aqdah, Akhlak, Fqh, Tarkh dan Kebudayaan Islam. Mater pelajaran Al-Quran melput kegatan membaca dan
3 3 menuls kalmat dan huruf Al-Quran, membaca dan menghafal surat-surat pendek dengan lancar, serta mengartkan surat-surat dan ayat-ayat tertentu. D dalam agama Islam, Al-Quran mempunya kedudukan yang sangat pentng. Sebab, "Al-Quran adalah ktab suc yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, menjad petunjuk kehdupan umat manusa, dturunkan Allah kepada Nab Muhammad Saw., snya mencakup segala pokok-pokok syarat. Karena tu setap orang yang mempercaya Al-Quran, akan bertambah cnta kepadanya, cnta untuk membacanya, untuk mempelajarnya, dan memahamnya, serta mengamalkan dan mengajarkannya. Setap Mu'mn yakn, bahwa membaca Al-Quran saja, sudah temasuk amal yang sangat mula dan akan mendapat pahala yang berlpat ganda (Depag RI, 1971:10). Dalam frman Allah, Al-Quran Surat Al Anfal (8): ) djelaskan: tβθè=.uθtgtƒóοîγîn/u 4 n?tãuρ$yζ yϑƒî) öνåκøeyš#y çµçg tƒ#u öνíκö n=tãômu Î=è?#sŒÎ)uρ Artnya: "... dan apabla dbacakan kepada mereka ayat-ayat-nya bertambahlah man mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal" (Depag RI, 1971:8) Hal n mengandung art, apabla seseorang setelah membaca atau mendengar bacaan Al-Quran, kualtas mannya haras ada penngkatan. Cara membacanya pun haras jelas, perlahan-lahan, dan tertb, sepert djelaskan dalam Al-Quran Surat Al Muzamml (73): 4, sebaga berkut: ξ Ï?ö s? tβ#u ö à)ø9$# È Ïo?u uρïµø n=tã ŠÎ ρr& Artnya: "... Dan bacalah Al-Quran tu dengan perlahan-lahan" (Depag RI, 1971: 734).
4 4 D dalam Struktur Kurkulum SD/MI, alokas waktu untuk mata pelajaran Penddkan Agama, kelas 4, 5, dan 6 hanya 3 jam 35 ment. Maka untuk keberhaslan pelaksanaan baca-tuls Al-Quran, yang merupakan bagan dar mata pelajaran Penddkan Agama Islam, perlu dadakan kegatan d luar jam pembelajaran yang terstruktur, antara lan melalu kegatan pengembangan dr. Pengembangan dr bertujuan memberkan kesempatan kepada peserta ddk untuk mengembangkan dan mengekspreskan dr, sesua dengan kebutuhan. Kegatan pengembangan dr dfasltas dan atau dbmbng oleh pembmbng, guru, atau tenaga kependdkan yang dapat dlakukan dalam bentuk kegatan ekstrakurkuler. Maksud dan tujuan kegatan ekstrakurkuler untuk memenuh tuntutan penguasaan bahan kajan dan pelajaran, dengan alokas waktu yang datur secara tersendr berdasarkan pada kebutuhan (Depdknas, KBK, 003:15). Kurkulum dkembangkan dengan memperhatkan keragaman karakterstk peserta ddk, konds daerah, dan jenjang serta jens penddkan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat stadat, serta status sosal ekonom dan gender. Kurkulum melput substans komponen muatan wajb kurkulum, muatan lokal, dan pengembangan dr secara terpadu, serta dsusun dalam keterkatan dan kesnambungan yang bermakna dan tepat antar substans. Substans pengembangan dr secara terpadu, dlaksanakan dalam kegatan ekstrakurkuler. Kegatan ekstrakurkuler dapat berupa kegatan pengayaan dan kegatan perbakan yang berkatan dengan program kurkuler atau kunjungan stud ke tempat-tempat tertentu yang berkatan dengan esens mater pelajaran tertentu
5 5 (Depdknas, KBK 003: Ketentuan Umum). D antaranya berupa kegatan olahraga, kesenan, kepramukaan, dan keagamaan. Kegatan keagamaan, d antaranya berupa kegatan penngkatan kemampuan baca tuls huruf Al-Quran. Berdasarkan fenomena tersebut d atas, dapat dasumskan, bahwa terdapat kesenjangan dan merupakan masalah yang menark untuk dtelt. D satu ss, aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran memegang peranan yang cukup pentng untuk menngkatkan prestas belajar sswa, d ss lan beberapa sswa mempunya prestas belajar pada mata pelajaran PAI cenderung kurang bak bahkan memlk nla yang relatf rendah, artnya mash berada d bawah nla standar KKM (Krtera Ketuntasan Mnmal) yang telah dtetapkan d sekolah tersebut. Dar fenomena tersebut d atas, penuls tertark untuk melakukan peneltan yang akan dtuangkan ke dalam skrps dengan judul: "Aktvtas Ekstrakurkuler Baca Tuls Al-Quran Hubungannya dengan Prestas Belajar Penddkan Agama Islam" (Peneltan pada Sswa Kelas V dan VI SDN Dr. Satman Subang). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut d atas, maka penuls merumuskan permasalahannya sebaga berkut: 1. Bagamana aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran sswa kelas V dan kelas VI SDN Dr. Satman Subang?. Bagamana prestas belajar Penddkan Agama Islam sswa kelas V dan kelas VI SDN Dr. Satman Subang?
6 6 3. Bagamana hubungan antara aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran dengan prestas belajar Penddkan Agama Islam sswa kelas V dan kelas VI SDN Dr. Satman Subang? C. Tujuan Peneltan Sejalan dengan perumusan masalah d atas, maka tujuan peneltan n adalah: 1. Untuk mengetahu realtas aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran sswa kelas V dan kelas VI SDN Dr. Satman Subang.. Untuk mengetahu realtas prestas belajar Penddkan Agama Islam sswa kelas V dan kelas VI SDN Dr. Satman Subang. 3. Untuk mengetahu, realtas hubungan antara aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran dengan prestas belajar PAI sswa kelas V dan VI SDN Dr. Satman Subang. D. Kerangka Pemkran Menurut Thorndke (dalam M. Sobry Sutkno, 008: 11), bahwa belajar adalah proses pembentukan asoas antara yang sudah dketahu dengan yang baru. Proses belajar mengkut tga hukum, yatu kesapan, lathan, dan hukum efek. Hukum kesapan merupakan aktvtas belajar yang berlangsung secara efektf, efsen bla subyek telah memlk kesapan belajar. Hukum lathan merupakan koneks antara konds dan tndakan yang akan menjad lebh kuat bla ada lathan. Hukum efek menyatakan bahwa aktvtas belajar yang member efek
7 7 menyenangkan cenderung akan dulang atau dtnggalkan dan bla efeknya tdak menyenangkan akan terjad sebalknya. Penddkan Al-Quran, yang merupakan bagan dar Penddkan Agama Islam bertujuan menngkatkan kemampuan peserta ddk membaca, menuls, memaham, dan mengamalkan kandungan Al-Quran. Kurkulum penddkan Al- Quran adalah membaca dan menuls huruf Al-Quran, menghafal surat-surat pendek dan ayat-ayat tertentu, tajwd, serta menghafal doa-doa utama dar Al- Quran. Penyelenggaraan penddkan Al-Quran d lngkungan masyarakat, basanya dpusatkan d masjd, mushalla, majels ta'lm, atau d tempat lan yang memenuh syarat. Waktunya, pada umumnya dselenggarakan pada sore har atau malam har, antara waktu Asar, Maghrb, dan Isya. Gunanya sebaga penunjang PAI d sekolah, sebaga kegatan ekstrakurkuler. Kegatan n merupakan salah bentuk aktvtas seseorang dalam belajar. Muhammad Surya (1995:6) mendefnskan aktvtas sebaga suatu bentuk usaha ndvdu secara aktf dalam memenuh kebutuhan atau tujuan. John Dewey menyatakan, bahwa aktvtas belajar adalah segala pengetahuan tu harus ddapat atau dperoleh dengan pengamatan sendr. Sedangkan Jhon Dewey (dalam Moh. Uzer Usman, 008: ), aktvtas belajar sswa yang dmaksud d sn adalah aktvtas jasmanah maupun aktvtas mental. Aktvtas belajar sswa dapat dgolongkan ke dalam beberapa hal: 1. Vsual actvtes (pengamatan), termasuk d dalamnya membaca, memperhatkan gambar. Oral actvtes (lsan), termasuk d dalamnya bertanya, mengeluarkan pendapat, dskus, dan mengadakan wawancara. 3. Lstenng actvtes (mendengarkan), termasuk d dalamnya mendengarkan ceramah guru d dalam kelas percakapan.
8 8 4. Wrtng actvtes (menuls), msalnya: mencatat, menuls dan menyaln. 5. Motor atvtes (perbuatan), yang termasuk d dalamnya antara lan: melakukan percobaan berman dan model mereparas (Sardman AM, 000:99). Dalam uraan d atas, penuls memaham bahwa aktvtas belajar merupakan suatu proses usaha atau prakarsa yang dlakukan oleh sswa yang belajar untuk suatu perubahan tngkah laku. Berkatan dengan hal n, Sudrman (1996: 96) menegaskan bahwa tdak ada belajar tanpa aktvtas. Inlah sebabnya aktvtas merupakan prnsp yang palng pentng dalam mteraks belajar mengajar. GG Roussealls yang menyatakan dalam hal belajar, segala pengetahuan tu harus ddapat atau dperoleh dengan pengamatan sendr, pengalaman sendr, bak secara prnsp maupun tekns. Hal n menunjukan bahwa setap orang yang belajar harus aktf sendr, sebab tanpa ada aktvtas dan kreatftas, proses belajar tdak akan mungkn terjad (Syaful Bahr Djamarah, 00: 38). Prestas merupakan salah satu tujuan seseorang dalam belajar dan sekalgus sebaga motvator terhadap aktvtas anak ddk. Sedangkan kata belajar berart suatu proses usaha yang dlakukan ndvdu untuk memperoleh suatu perubahan tngkah laku yang baru secara keseluruhan sebaga hasl pengalaman ndvdu tu sendr dalam bernteraks dengan lngkungan. Dalam Kamus Besar Indonesa dnyatakan bahwa prestas adalah hasl yang telah dcapa (dar hal yang telah dlakukan, dkerjakan dan sebaganya). Dalam duna penddkan, prestas adalah hasl pelajaran yang dperoleh dar kegatan belajar d sekolah atau d perguruan tngg yang bersfat kogntf dan basanya dtentukan melalu penlaan (evaluas) (Kamus Besar Indonesa Dep Dekbud, 008: 110). Dalam hal n, Tardf (1989) menyatakan bahwa evaluas
9 9 artnya penlaan terhadap tngkat keberhaslan sswa mencapa tujuan yang telah dtetapkan dalam sebuah program. Yang artnya penlaan untuk menggambarkan prestas yang dcapa seorang sswa sesua dengan krtera yang telah dtetapkan. Selan kata evaluas ada pula kata lan yang sepert dan relatf lebh masyhur yakn tes, ujan, dan ulangan (Muhbbn Syah, 008: 141). Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaan atau tanggapan yang dsebabkan oleh pengalaman (Depdkbud, 1988: 195). Belajar tu bukan hanya menghafal dan mengngat saja, melankan bernteraks dengan lngkungannya dan merupakan suatu proses yang dtanda dengan perubahan pada dr seseorang, dengan tujuan dalam berbaga bentuk sepert berubah pengetahuannya, pemahaman, skap dan tngkah lakunya, keteramplannya, daya penermaannya dan aspek-aspek lan yang ada pada ndvdu. Penggabungan prestas dan belajar mengandung pengertan penguasaan atau keteramplan yang dkembangkan oleh mata pelajaran, lazmnya dtunjukkan dengan nla tes atau angka nla yang dberkan oleh Guru. Bahkan prestas belajar berart Penguasaan sswa terhadap mater pelajaran tertentu yang dperoleh dar hasfl belajar yang dnyatakan dalam bentuk score setelah mengkut kegatan belajar. Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah nteraks yang terjad antara guru dan sswa untuk mencapa tujuan penddkan. Dalam rangka mencapa tujuan penddkan, pada akhr tap kegatan pembelajaran dadakan evaluas, untuk mengukur keberhaslan pencapaan tujuan. Evaluas berasal dar bahasa Inggrs yatu evaluaton. Menurut Mehrens dan Lehmann yang dkutp oleh Ngalm
10 10 Purwanto, evaluas dalam art luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyedakan nformas yang sangat dperlukan untuk membuat alternatf-alternatf keputusan (Ngalm Purwanto, 004). Kunc pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasl belajar sswa sebagamana yang terura d atas adalah mengetahu gars-gars besar ndkator (penunjuk adanya prestas tertentu) dkatkan dengan jens prestas yang hendak dungkapkan atau dukur. Indkator ranah prestas kogntf d antaranya: pengamatan, ngatan, pemahaman, penerapan, analss, sntess. Indkator ranah prestas afektf d antaranya: penermaan, sambutan, apresas, nternalsas, karaktersas. Sedangkan ranah pskomotor adalah: keteramplan bergerak dan bertndak, kecakapan ekspres verbal dan non verbal (Muhbbn Syah, 008: 151). Untuk mengetahu ukuran dan data hasl belajar sswa maka harus dketahu ndkator-ndkator prestas belajar sswa, sesua dengan pendapat Bloom yang dkutp oleh Sardman (004: 3-4) yatu: 1. Kogntf; melput pengetahuan, ngatan, pemahaman dan penerapan,. Afektf melput; skap menerma, memberkan respon dan penlaan, 3. Pskomotor; melput penruan, manpulas, dan pengalaman. Kata hubungan dalam peneltan n dartkan sebaga hubungan korelasonal atau hubungan keterpengaruhan antara varabel aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran dengan varabel prestas belajar sswa pada mata pelajaran PAI. Dar uraan-uraan d atas, jelaslah bahwa suatu proses belajar mengajar pada akhrnya akan menghaslkan kemampuan seseorang sswa yang mencakup pengetahuan, skap, dan keterampian. Perubahan kemampuan merupakan
11 11 ndkator untuk mengetahu prestas hasl belajar murd. Prestas belajar murd tersebut dperjelas dar data yang terseda pada tugas dengan teknk menyaln data. Untuk lebh jelasnya dapat dlhat pada skema d bawah n: SKEMA ANALISIS KORELASI VARIABEL X DENGAN VARIABEL Y KORELASIONER Aktvtas Ekstrakurkuler Baca Tuls Al-Quran (Varabel X) 1. Vsual actvtes (pengamatan),. Oral actvtes (lsan). 3. Lstenng actvtes (mendengarkan). 4. Wrtng actvtes (menuls). 5. Motor atvtes (perbuatan). Prestas Belajar Sswa pada Mata Pelajaran PAI (Varabel Y) 1. Kogntf; pengetahuan, ngatan pemahaman dan penerapan. Afektf; skap menerma, member respon, dan penlaan 3. Pskomotor; penruan, manpulas dan pengalamahan Sswa sebaga Responden E. Hpotess Untuk memperoleh jawaban sementara dar masalah yang akan dtelt, maka perlu drumuskan hpotess peneltan. Suharsm Arkunto (00:64) mengemukakan, bahwa hpotess adalah jawaban yang bersfat sementara terhadap permasalahan peneltan, sampa terbukt melalu data yang terkumpul atau dengan kata lan hpotess adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang dtelt kebenarannya melalu pembuktan. Varabel yang dtelt adalah aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran murd kelas V dan kelas VI SDN Dr. Satman Subang (Varabel X) dan prestas belajar mereka dalam mata pelajaran PAI (Varabel Y).
12 1 Adapun hpotess yang dajukan dalam peneltan n adalah: Terdapat hubungan antara aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran dengan prestas belajar mereka dalam mata pelajaran PAI. Artnya, jka aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran tngg, maka semakn bak pula prestas belajar mereka dalam mata pelajaran PAI, dan sebalknya, aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran rendah, maka semakn rendah pula prestas belajar mereka dalam mata pelajaran PAI. Pembuktannya hpotess mengacu pada sgnfkan 5% dan menggunakan rumus jka t htung > t tabel, berart hpotess nol (ho) dtolak dan jka t htung < t tabel, berart hpotess nol (ho) dterma, sehngga tdak ada hubungan antara varabel X dengan varabel Y. F. Langkah-langkah Peneltan 1. Menentukan Jens Data Data adalah sejumlah nformas yang dapat memberkan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, bak yang berupa angka-angka (golongan) maupun yang berbentuk katagor; sepert bak, buruk, tngg, rendah, dan sebaganya (M. Subana dkk, 000: 119) Berdasarkan pendapat d atas, maka jens data dalam peneltan n ada dua, yatu data kualtatf dan data kuanttatf. Data kualtatf yakn data yang berhubungan dengan kategorsas, karakterstk atau sfat sesuatu, msalnya bak, kurang bak, sedang dan tdak bak. Sedangkan data kuanttatf adalah data-data yang berhubungan dengan angka-angka, bak yang dperoleh dar hasl pengukuran maupun dar nla sesuatu data yang dperoleh dengan jalan mengubah data kualtatf ke dalam data kuanttatf, msalnya skor tes.
13 13 Dalam peneltan n, data kualtatf akan dperoleh dar hasl observas dan wawancara. Sedangkan data kuanttatf dperoleh dar hasl penyebaran angket terhadap aktvtas ekstrakurkuler baca tuls Al-Quran dan test terhadap prestas belajar sswa pada mata pelajaran Penddkan Agama Islam, kepada sejumlah sswa yang telah menjad sampel peneltan.. Menentukan Sumber Data a. Lokas Peneltan Lokas yang djadkan obyek peneltan oleh Penuls, SDN Dr. Satman, Jl. Oto Iskandardnata Subang. Lokas n dplh sebaga tempat peneltan karena penuls menemukan fenomena yang menark untuk dtelt, dan penuls berkeyaknan d lokas n cukup terseda data dan sumber yang dperlukan. b. Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan objek peneltan, sebaga sumber data yang memlk karakterstk tertentu dalam suatu peneltan, sedangkan sampel adalah bagan dar populas yang menjad sumber data yang sebenarnya dalam suatu peneltan, artnya secara sederhana sampel adalah bagan dar populas. Adapun populas sswa yang menjad objek peneltan adalah sswa kelas V dan kelas VI SDN Dr. Satman Subang. Sedangkan yang dmaksud dengan sampel adalah sebagan atau wakl populas yang dtelt (Suharsm Arkunto, 001:117). Apabla sampel kurang dar 100, lebh bak semua sampel dambl sebaga populas. Berdasarkan ketentuan tersebut, penuls akan mengambl sswa d kelas V yang berjumlah 18 orang dan kelas VI yang berjumlah orang, sampel peneltan n berjumlah 40 anak, sehngga peneltan n dnamakan peneltan populas.
14 14 3. Menentukan Metode dan Teknk Pengumpulan Data a. Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Dalam hal n Mohammad Al (198:04) mendefnskan metode deskrptf yatu: " metode yang mengungkap gejala atau perstwa yang terjad d masa lampau yang dapat dtemukan untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dhadap pada stuas sekarang". Adapun stud yang dgunakan adalah stud korelasonal yakn untuk mengetahu ada tdaknya hubungan antara dua varabel atau beberapa varabel (Suharsm Arkunto, 005: 47). Korelas dapat menghaslkan atau menguj suatu hpotess mengena hubungan antara dua varabel atau untuk menyatakan besar keclnya hubungan kedua varabel. b. Teknk Pengumpulan Data. 1) Observas (Observaton) Pengamatan atau observas adalah suatu teknk yang dakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara telt serta pencatatan secara sstemats (Suharsm Arkunto, 1987:7). Observas yang dlakukan dalam peneltan n hanya membatas sejumlah varabel yang berkatan dengan kegatan sswa dalam proses belajar mengajar atau dsebut dengan category system. Observas dartkan pula sebaga kegatan pemusatan perhatan terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat ndera (Arkunto, 1996:145). Teknk n dgunakan penuls untuk mengetahu konds objektf SDN Dr. Satman Subang, Kabupaten Subang.
15 15 ) Menyaln Dokumen Teknk n dgunakan untuk pengamblan data yang terkat dengan dokumen-dokumen sekolah, melput sejarah berdrnya sekolah, keadaan guru, keadaan murd, dagram, gambar, dan data lan terkat dengan lokas peneltan. 3) Wawancara (Intervew) Menurut Mohammad Al (1981: 136), "Wawancara merupakan salah satu teknk pengumpulan data yang dlakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, bak secara langsung maupun tdak langsung dengan sumber data". Wawancara yang dlakukan dalam peneltan n mengangkat data tentang keberadaan SDN Dr. Satman Subang sepert; lokas sekolah, sejarah berdrnya, keadaan guru dan sswanya serta struktur kepengurusan sekolah tersebut. Dan yang menjad obyek wawancaranya adalah guru bdang stud PAI dan Kepala Sekolah SDN Dr. Satman Subang. 4) Angket (Questonere) "Questonere adalah sejumlah pertanyaan tertuls yang dgunakan untuk memperoleh nformas dar responden dalam art laporan tentang prbadnya, atau hal-hal yang a ketahu" (Suharsm Arkunto, 1996:139). Teknk angket n penuls gunakan untuk mengumpulkan data tentang Aktvtas Ekstrakurkuler Baca Tuls Al-Quran. Angket n dsebarkan kepada sswa SDN Dr. Satman Subang sebanyak 40 orang sswa. Adapun jens angket yang dgunakan adalah angket tertutup yatu angket yang bers pertanyaan yang alternatf jawabannya sudah dsedakan dan responden tnggal memlh jawabannya. Untuk memudahkan penlaan dalam menentukan skor bag setap responden yang memlh alternatf jawaban atas tem angket tersebut, penuls
16 16 menentukan skor untuk masng-masng opton per-tem angket. Untuk tap varabel (X dan Y), tem angket dsedakan lma alternatf jawaban dengan uraan sebaga berkut: Untuk krtera penlaan ddasarkan kepada pendapat Wayan Nurkancana (1985:81) yatu sebaga berkut, apabla tem pertanyaan postf, opton A memlk bobot nla 5, opton B = 4, opton C = 3, opton D = dan apton E = 1, dan untuk pertanyaan negatf bobot nlanya kebalkan dar pertanyaan postf. 4. Menganalss Data Analss data yang dpergunakan dalam peneltan n dengan menggunakan dua pendekatan, yatu pendekatan statstk dan pendekatan logka (non statstk). Pendekatan statstk untuk analsa data kuanttatf yang dperoleh dar hasl responden sswa, dan pendekatan logka (non statstk) untuk analsa data kualtatf yang dperoleh dar hasl observas dan wawancara. Analss yang penuls paparkan adalah analss tap varabel atau dsebut analss parsal dan analss hubungan antara varabel X dan varabel Y atau dsebut analss korelasonal, kedua analss tersebut akan durakan sebaga berkut: a. Analss Parsal Analss parsal yatu analss yang dlakukan untuk mendalam dua varabel secara terpsah (varabel X dan varabel Y). Adapun langkah-langkah yang akan dtempuh sebaga berkut: 1) Analss parsal varabel X. Dalam analss n dtempuh dengan langkah-langkah sebaga berkut:
17 17 a) Analss parsal perndkator varabel X dengan menggunakan rumus: fx M = N (Sudjono, 199: 78) Apabla dnterpretaskan ke dalam skala lma norma absolut tersebut sebaga berkut: Skor 0,5 1,5 = sangat rendah Skor 1,5,5 = rendah Skor,5 3,5 = sedang Skor 3,5 4,5 = tngg Skor 4,5 5,5 = sangat tngg Sedangkan untuk varabel Y (Prestas belajar) tdak dlakukan analss per ndkator, dengan nterpretas berdasarkan hasl peneltan pada skala penlaan 0 100, sebaga berkut: = sangat bak = bak = cukup = kurang 0-49 = gagal (Muhbbn Syah, 1997: 153) b) Uj normaltas varabel X, melput (1) Menentukan rentang (R) dengan rumus R = H (Sudjono, 199: 49) () Menentukan kelas nterval (K), dengan rumus K = 1 + 3,3 log N (Sudjana, 199: 47) (3) Mencar panjang nterval (P), dengan rumus: P = R : K (Sudjana, 199: 47) (4) Menyusun tabel dstrbus frekuens masng-masng varabel.
18 18 (5) Uj tendens sentral yang melput: (a) Mencar nla rata-rata (M), dengan rumus: M = f f Y (Sudjana, 199: 67) (b) Mencar nla Medan (Md), dengan rumus Md = B + p ( 1/ N F ) f (Sudjana, 199: 69) (c) Mencar nla modus (Mo), dengan rumus: Mo = 3 Md M (Yoesoep Adnan, 1995: 76) (d) Membuat kurva tendens sentral (e) Menghtung nla standar devas (SD), dengan rumus: SD N f x ( f x ) = N ( N 1) (Sudjana, 199: 95) (f) Membuat tabel frekuens observas dan ekspektas varabel X (g) Mencar nla ch kuadrat, dengan rumus: ( O E) k χ = Σ (Sudjana, 199: 73) = 1 E (h) Mencar derajat kebebasan dengan rumus: Db = K 3 (Sudjana, 199: 93) () Menentukan nla ch kuadrat tabel dengan taraf sgnfkans 5%. (j) Pengujan normaltas dengan ketentuan: - Jka χ htung < χ tabel, maka data yang dtelt berdstrbus normal.
19 19 - Jka χ htung > χ tabel, maka data yang dtelt berdstrbus tdak normal. ) Penafsran Varabel X dan Varabel Y a) Varabel X Tendens sentral dbag oleh jumlah tem, lalu dtafsrkan pada skala lma absolut sebaga berkut: Skor 0,5 1,5 = sangat rendah Skor 1,5,5 = rendah Skor,5 3,5 = sedang Skor 3,5 4,5 = tngg Skor 4,5 5,5 = sangat tngg Catatan: Jka berdstrbus normal, penafsrannya cukup mean saja. Jka data berdstrbus tdak normal, maka perlu dtafsrkan ketga tendens sentral (mean, medan, dan modus). b) Varabel Y Penafsran tendens sentral Varabel Y - Jka data berdstrbus normal, maka cukup rata-rata (mean) saja. - Jka data berdstrbus tdak normal, maka perlu dtafsrkan ketga tendens sentral (mean, medan, dan modus). - Haslnya dnterpretaskan kepada skala lma sebaga berkut: = sangat bak = bak = cukup = kurang 0-49 = gagal (Muhbbn Syah, 1997: 153)
20 0 b. Analss Korelas Analss n untuk mengetahu hubungan antara kedua varabel, yatu varabel X dan varabel Y, sstematka penghtungan dan rumus yang dgunakan adalah sebaga berkut: 1) Menguj lnertas regres data dar kedua varabel, dengan langkahlangkah sebaga berkut: (a) Mencar persamaan regres, dengan rumus: Y = a + bx dmana: a ( Y )( X ) ( X )( X Y ) N X ( X ) Y ( X )( Y ) X ( X ) = N X b = (Sudjana, 199: 315) N (b) Uj lnertas regres, dengan langkah-langkah sebaga berkut: (1) Menghtung jumlah kuadrat regres a dengan rumus: ( Y ) JKa = (Sudjana, 199: 335) N () Menghtung jumlah kuadrat regres b, dengan rumus: ( X )( Y ) JK ( b/a) = b X Y (Sudjana, 199: 38) N (3) Menghtung jumlah kuadrat resdu, dengan rumus: = / ( b a) JKa JK res Y JK (Sudjana, 199: 335) (4) Menghtung jumlah kuadrat kekelruan, dengan rumus: JK kk ( Y ) = Y (Sudjana, 199: 331) N
21 1 (5) Menghtung jumlah kuadrat ketdakcocokan, dengan rumus: JK tc = JK JK (Sudjana, 199: 333) res kk (6) Menghtung derajat kebenaran kekelruan dengan rumus: Db kk = n k (End Nugraha, 1985: 61) (7) Menghtung derajat kebebasan ketdakcocokkan, dengan rumus: db tc = k (End Nugraha, 1985: 61) (8) Menghtung rata-rata kuadrat kekelruan, dengan rumus: RK = JK : db (End Nugraha, 1985: 61) kk kk kk (9) Menghtung rata-rata kuadrat ketdakcocokan, dengan rumus RK tc = JK : db (End Nugraha, 1985: 61) tc tc (10) Menghtung F ketdakcocokan, dengan rumus: F = RK : RK (End Nugraha, 1985: 6) tc tc kk (11) Menghtung nla F tabel dengan taraf sgnfkans 5% dan derajat kebebasan dbtc/dbkk (1) Pengujan regres dengan ketentuan: - Jka F htung < F tabel = regres lner - Jka F htung > F tabel = regres tdak lner ) Menghtung koefsen koleras, dengan ketentuan sebaga berkut: a) Jka kedua varabel berdstrbus normal dan regresnya lner, maka rumus yang dgunakan adalah rumus product moment, yatu: r ky = Y ( X )( Y ) N Y { N( X ) ( ) }{ ( )( Y ) } X N X
22 b) Jka salah satu atau kedua varabel tersebut tdak normal atau regresnya tdak lner, maka rumus koleras yang dgunakan adalah rank dar Spearman, yatu sebaga berkut: ' 6 = 1 b r N ( N 1) (Sudjana, 199: 455) 3) Uj hpotess dengan langkah-langkah sebaga berkut: a) Menghtung nla t htung, dengan rumus: t r N = (Sudjana, 199: 380) 1 r b) Mencar nla t tabel dengan taraf sgnfkans 5% dan derajat kebebasan (db = N ) c) Pengujan hpotess dengan ketentuan sebaga berkut: - Hpotess dterma jka t htung > t tabel - Hpotess dtolak jka t htung < t tabel d) Menafsrkan harga koefsen korelas dengan krtera sebaga berkut: 0,00 s/d 0,0 = berart sangat rendah/hampr tdak ada korelas 0,0 s/d 0,40 = berart korelas rendah 0,40 s/d 0,70 = berart korelas sedang 0,70 s/d 0,90 = berart korelas tngg 0,90 s/d 1,00 = berart korelas sempurna (Sudjono, 199: 180) e) Mencar derajat tdak adanya korelas antara kedua varabel dengan rumus: K = 1 r (Hasan Gaos, 1983: 117) f) Mencar tngkat prosentase pengaruh varabel X terhadap varabel Y dengan rumus: ( ) E = K (Hasan Gaos, 1983: 118)
BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada
3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan
7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus
BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik sebagai sumber daya manusia. Untuk memulai hal tersebut guru
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru menempat poss yang sangat strategs dalam mengembangkan potens peserta ddk sebaga sumber daya manusa. Untuk memula hal tersebut guru melakukan suatu proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi
3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK
BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode
34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana
Lebih terperinciBAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas
9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam
BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam
1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun
Lebih terperinciPost test (Treatment) Y 1 X Y 2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu
4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5
33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity
37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh
44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu tempat untuk mendidik agar individu dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah salah satu tempat untuk menddk agar ndvdu dapat menyesukan dr dengan lngkungannya. Sebaga lembaga penddkann formal, sekolah memegang peranan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan
Lebih terperinciBAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai
3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
61 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah SMP Neger 1 Jalancagak yang terletak d Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak
Lebih terperinciUJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD
UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,
BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan pada sswa kelas X tahun ajaran 013/014 yang bertempat d SMA N 1Sambungmacan Sragen.. Waktu Peneltan Peneltan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian
4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Setap melakukan peneltan lmah dperlukan suatu metode peneltan tertentu yang dharapkan dapat memberkan arah dan cara dalam memecahkan permasalahan peneltan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember
Lebih terperinci