BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 5 BAB LANDASAN TEORI.1 Kerangka Teori Statistika.1.1 Perancangan Percobaan Percobaan merupakan suatu bentuk penelitian dimana ingin diketahui respon suatu objek sebagai akibat dari berbagai keadaan yang dicobakan pada objek tersebut. Dalam percobaan, keadaan yang diterima oleh objek-objek penelitian secara sengaja telah diatur oleh peneliti melalui pemberian perlakuan atau pengaturan lingkungan. Oleh karena itu di dalam kegiatan melakukan percobaan perlu dibuat suatu perencanaan awal agar pelaksanaan percobaan mampu memberikan informasi yang valid. Kegiatan perencanaan ini termasuk dalam perancangan percobaan. Perancangan Percobaan merupakan suatu kegiatan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu percobaan. Perencanaan yang dibuat termasuk pada langkahlangkah berurutan yang menyeluruh dan detil untuk diikuti oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan agar percobaan mampu memberikan informasi yang valid dan tidak mengarah pada informasi yang keliru..1. Rancangan Petak Petak Terbagi (RPPT) Rancangan Petak Petak Terbagi (RPPT) merupakan suatu rancangan percobaan yang menggunakan 3 faktor perlakuan dengan perlakuan bagi tiap-tiap objek penelitian adalah semua kombinasi yang mungkin dari taraf ketiga faktor perlakuan tersebut. Sehingga jika diketahui faktor A memiliki 3 taraf, faktor B memiliki taraf, dan faktor C juga taraf, maka semua kombinasi dari taraf-taraf tersebut sebanyak 3xx atau 1

2 6 kombinasi perlakuan akan dicobakan pada objek-objek penelitian. Dari sini tampak bahwa RPPT serupa dengan percobaan faktorial. Tetapi pada RPPT terdapat perbedaan di dalam melakukan pengacakan dari kombinasi perlakuan tersebut. Dalam RPPT terdapat istilah petak utama, anak petak, dan anak anak petak. Faktor A dialokasikan pada petak utama, lalu pada anak petak ditempatkan faktor B, dan terakhir faktor C ditempatkan pada anak-anak petak. Hal ini memungkinkan kombinasi seluruh taraf tercapai dan tidak merepotkan peneliti dalam mengambil data-data percobaannya karena penempatan faktor-faktor perlakuan cukup terstruktur. Selain itu penempatan faktor-faktor dengan cara seperti di atas akan memberi pengaruh pada tingkat ketelitian dari faktor-faktor tersebut. Sehingga penempatannya diatur agar faktor yang dianggap paling penting ditempatkan pada anak anak petak, yang agak penting pada anak petak, dan yang kurang penting pada petak utama. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan keunggulan RPPT dibanding percobaan faktorial adalah: 1. Lebih praktis dalam hal pengumpulan data-data percobaan karena pengacakan yang dilakukan masih cukup terstruktur.. Pengaruh dari faktor-faktor tidak dianggap sama kuat sehingga peneliti dapat mencurahkan perhatian pada satu faktor tertentu. Selain rancangan seperti di atas RPPT juga memerlukan rancangan dasar pada penerapannya. Rancangan dasar yang dapat dipilih ada bermacam-macam salah satunya adalah rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pada RAK objek-objek penelitian dikelompokan menjadi beberapa kelompok menurut tingkat kemiripan antar objek sehingga variasi dalam suatu kelompok menjadi sekecil mungkin dan variasi antar kelompok sebesar mungkin. Dengan pengelompokan yang tepat rancangan ini dapat

3 7 mengurangi galat percobaan. Keuntungan RAK dalam percobaan adalah: 1. Memberi tingkat akurasi lebih tinggi dibanding Rancangan Acak Lengkap (RAK).. Analisis statistika yang digunakan cepat dan sederhana, serta kesalahan pada perbandingan perlakuan dapat diisolasi dan jumlah perlakuan dapat diabaikan dari analisis tanpa memperumit rancangan. Sedangkan kelemahannya adalah RAK tidak cocok diterapkan pada perlakuan dengan jumlah yang besar atau pada kasus dimana rancangan kelompok mengandung variabilitas yang perlu dipertimbangkan. Menimbang keuntungan dan kelemahan tersebut maka pada tulisan ini hanya membahas pada Rancangan Petak Petak Terbagi dengan Rancangan Dasar Rancangan Acak Kelompok (RPPT-RAK), selain juga rancangan ini lebih banyak digunakan dalam percobaan Pengacakan dan Denah Rancangan Misalnya dianggap ada suatu percobaan dengan RPPT-RAK diketahui faktor A (petak utama) memiliki 3 taraf, faktor B (anak petak) memiliki taraf, dan faktor C (anak anak petak) memiliki taraf, serta terdiri dari 3 kelompok. Maka tahap-tahap pengacakan yang perlu dilakukan adalah: Tahap 1 Bagi objek-objek penelitian dalam 3 kelompok lalu untuk tiap kelompok dibagi lagi dalam 3 unit berukuran sama sesuai jumlah taraf faktor A (petak utama). Tempatkan taraf-taraf tersebut pada 3 petak utama secara terpisah dan bebas untuk tiap kelompok dari ketiga kelompok yang ada. Berikut adalah contoh hasil pengacakan petak utama pada kelompok pertama.

4 8 A A 1 A 3 Gambar.1 Denah Pengacakan Petak Utama pada Kelompok Pertama Tahap Bagi tiap petak utama menjadi bagian sesuai jumlah taraf faktor B (anak petak) lalu tempatkan taraf faktor B pada anak petak secara acak dan bebas. Berikut adalah contoh lanjutan hasil pengacakan anak petak pada kelompok pertama. A B 1 A B A 1 B A 1 B 1 A 3 B 1 A 3 B Gambar. Denah Pengacakan Anak Petak pada Kelompok Pertama Tahap 3 Kemudian bagi setiap anak petak menjadi bagian sesuai jumlah taraf faktor C (anak anak petak) lalu tempatkan taraf faktor C pada anak anak petak secara acak dan bebas. Berikut adalah contoh lanjutan hasil pengacakan anak anak petak pada kelompok pertama. A B 1 C 1 A B C A 1 B C A 1 B 1 C A 3 B 1 C A 3 B C 1 A B 1 C A B C 1 A 1 B C 1 A 1 B 1 C 1 A 3 B 1 C 1 A 3 B C Gambar.3 Denah Pengacakan Anak Anak Petak pada Kelompok Pertama.1.. Analisis Ragam (ANOVA) Penyajian data percobaan dengan model RPPT-RAK i x j x k kombinasi dan

5 9 jumlah kelompok sebanyak r kelompok dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel.1 Data Hasil Percobaan RPPT-RAK i x j x k dengan r kelompok A B C Kelompok 1... r Total Y 1111 Y Y 111r Y 111. Y 111 Y Y 11r Y 11. : : : : : : c Y 11C1 Y 11C... Y 11cr Y 11c. : : : : : : : b 1 Y 1b11 Y 1b1... Y 1b1r Y 1b1. Y 1b1 Y 1b... Y 1br Y 1b. : : : : : : c Y 1bc1 Y 1bc... Y 1bcr Y 1bc. 1 1 Y 111 Y Y 11r Y 11. Y 11 Y 1... Y 1r Y 1. : : : : : : c Y 1c1 Y 1c... Y 1cr Y 1c. : : : : : : : b 1 Y b11 Y b1... Y b1r Y b1. : : : : : : c Y bc1 Y bc... Y bcr Y bc. : : : : : : : : a 1 1 Y a111 Y a11... Y a11r Y a11. : : : : : : c Y a1c1 Y a1c... Y a1cr Y a1c. : : : : : : : b 1 Y ab11 Y ab1... Y ab1r Y ab1. : : : : : : c Y abc1 Y abc... Y abcr Y abc. Total Y...1 Y Y...r Y... Berikut adalah langkah-langkah analisis data percobaan RPPT-RAK: 1. Model umum

6 Y ijkl = u + K l + A i + ε il + B j + (AB) ij + δ ijl + C k + (AC) ik + (BC) jk + (ABC) ijk + 10 γ ijkl i = 1,,..., a j = 1,,..., b k = 1,,..., c l = 1,,..., r dimana: Y ijkl = nilai pengamatan pada kelompok ke-l yang memperoleh taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B, dan taraf ke-k faktor C u K l A i ε il = nilai rata-rata yang sesungguhnya = pengaruh aditif kelompok ke-l = pengaruh aditif taraf ke-i faktor A = pengaruh galat petak utama pada kelompok ke-l yang memperoleh taraf ke-i faktor A, sering disebut galat petak utama atau galat (a) B j (AB) ij δ ijl = pengaruh aditif taraf ke-j faktor B = pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B = pengaruh galat anak petak pada kelompok ke-l yang memperoleh taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B, sering disebut galat anak petak atau galat (b) C k (AC) ik (BC) jk = pengaruh aditif taraf ke-k faktor C = pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke-k faktor C = pengaruh interaksi taraf ke-j faktor B dan taraf ke-k faktor C (ABC) ijk = pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B, dan taraf ke-k faktor C γ ijkl = pengaruh galat anak anak petak pada kelompok ke-l yang memperoleh

7 taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B, dan taraf ke-k faktor C, sering disebut galat anak anak petak atau galat (c) 11. Asumsi Asumsi yang dipakai pada analisis ragam adalah: (1) Pengaruh perlakuan dan lingkungan bersifat aditif; () Galat percobaan semuanya saling bebas; (3) Galat percobaan mempunyai ragam bersama; (4) Galat percobaan semuanya menyebar secara normal. 3. Hipotesis Hipotesis yang diuji adalah: a. H 0 : (ABC) ijk = 0, yang berarti tidak ada pengaruh interaksi faktor A, B, dan C terhadap respon yang diamati. H 1 : minimal ada satu (ABC) ijk 0, yang berarti ada pengaruh interaksi faktor A, B, dan C terhadap respon yang diamati. b. H 0 : (BC) jk = 0, yang berarti tidak ada pengaruh interaksi faktor B dan C terhadap respon yang diamati. H 1 : minimal ada satu (BC) jk 0, yang berarti ada pengaruh interaksi faktor B dan C terhadap respon yang diamati. c. H 0 : (AC) ik = 0, yang berarti tidak ada pengaruh interaksi faktor A dan C terhadap respon yang diamati. H 1 : minimal ada satu (AC) ik 0, yang berarti ada pengaruh interaksi faktor A dan C terhadap respon yang diamati. d. H 0 : (AB) ij = 0, yang berarti tidak ada pengaruh interaksi faktor A dan B terhadap

8 1 respon yang diamati. H 1 : minimal ada satu (AB) ij 0, yang berarti ada pengaruh interaksi faktor A dan B terhadap respon yang diamati. e. H 0 : C k = 0, yang berarti tidak ada pengaruh faktor C terhadap respon yang diamati. H 1 : minimal ada satu C k 0, yang berarti ada pengaruh faktor C terhadap respon yang diamati. f. H 0 : B j = 0, yang berarti tidak ada pengaruh faktor B terhadap respon yang diamati. H 1 : minimal ada satu B j 0, yang berarti ada pengaruh faktor B terhadap respon yang diamati. g. H 0 : A i = 0, yang berarti tidak ada pengaruh faktor A terhadap respon yang diamati. H 1 : minimal ada satu A i 0, yang berarti ada pengaruh faktor A terhadap respon yang diamati. 4. Prosedur analisis ragam a. Hitung faktor koreksi (FK) dan jumlah kuadrat total (JKT) FK = Y... rabc JKT = Y ijkl FK b. Lakukan analisis terhadap petak utama (main plot) Y i..l JK(petak utama) = bc - FK Y... l JKK = abc - FK Y i... JK(A) = rbc - FK

9 13 JKG(a) = JK(petak utama) - JKK - JK(A) c. Lakukan analisis terhadap anak petak (subplot) Y ij.l JK(anak petak) = c - FK Y.j.. JK(B) = rac - FK Y ij.. JK(AB) = rc - FK - JK(A) - JK(B) JKG(b) = JK(anak petak) - JKK - JK(A) - JKG(a) - JK(B) - JK(AB) d. Lakukan analisis terhadap anak anak petak (sub-subplot) Y.. k. JK(C) = rab - FK Y i.k. JK(AC) = rb Y.jk. JK(BC) = ra - FK - JK(A) - JK(C) - FK - JK(B) - JK(C) Y ijk. JK(ABC) = r - FK - JK(A) - JK(B) - JK(C) - JK(AB) - JK(AC) - JK(BC) JKG(c) = JKT - JKK - JK(A) - JKG(a) - JK(B) - JK(AB) - JKG(b) - JK(C) - JK(AC) - JK(BC) - JK(ABC) e. Tentukan derajat bebas (db) bagi setiap sumber keragaman db kelompok = r - 1 db faktor A = a - 1 db galat (a) = (r - 1) (a - 1) db faktor B = b - 1 db interaksi (AB) = (a - 1) (b - 1)

10 14 db galat (b) = a (r - 1) (b - 1) db faktor C = c - 1 db interaksi (AC) = (a - 1) (c - 1) db interaksi (BC) = (b - 1) (c - 1) db interaksi (ABC) = (a - 1) (b - 1) (c - 1) db galat (c) = ab (r - 1) (c - 1) db total = rabc - 1 f. Tentukan kuadrat tengah (KT) melalui pembagian antara JK dan db masingmasing. g. Pengujian hipotesis digunakan perhitungan uji F F hitung (A) = F hitung (B) = KT A KTG a KT B KTG b F hitung (AB) = KT AB KTG b F hitung (C) = KT C KTG c F hitung (AC) = F hitung (BC) = KT AC KTG c KT BC KTG c F hitung (ABC) = KT ABC KTG c h. Hitung fungsi probabilitas kepadatan (probability density function) dari nilai F hitung dengan derajat kebebasan v 1 = db KT pembilang dan v = db KT penyebut dengan menggunakan persamaan berikut:

11 15 p(f hitung ) = [ v v 1 ] v 1. v v 1 1 v v. v 1 F 1 1v 1 F v 1 v v,0 < F < 1. Apabila p 0.05 maka F hitung tidak nyata (tn).. Apabila 0.01 < p < 0.05 maka F hitung nyata (*). 3. Apabila p 0.01 maka F hitung sangat nyata (**). i. Berdasarkan hasil perhitungan dapat disusun tabel analisis ragam (ANOVA) Sumber Keragaman Petak Utama: Tabel. Tabel Analisis Ragam (ANOVA) RPPT-RAK db JK KT F hitung Kelompok r - 1 JKK KTK Faktor A a - 1 JK(A) KT(A) F hitung (A) Galat (a) (r - 1) (a - 1) JKG(a) KTG(a) Anak Petak: Faktor B b - 1 JK(B) KT(B) F hitung (B) Interaksi (AB) (a - 1) (b - 1) JK(AB) KT(AB) F hitung (AB) Galat (b) a (r - 1) (b - 1) JKG(b) KTG(b) Anak Anak Petak: Faktor C c - 1 JK(C) KT(C) F hitung (C) Interaksi (AC) (a - 1) (c - 1) JK(AC) KT(AC) F hitung (AC) Interaksi (BC) (b - 1) (c - 1) JK(BC) KT(BC) F hitung (BC) Interaksi (ABC) (a - 1) (b - 1) (c - 1) JK(ABC) KT(ABC) F hitung (ABC) Galat (c) ab (r - 1) (c - 1) JKG(c) KTG(c) Total rabc - 1 JKT j. Kesimpulan 1. Tolak H 0 jika F hitung nyata atau sangat nyata, yang berarti ada pengaruh

12 16 perlakuan faktor yang diuji terhadap respon yang diamati.. Terima H 0 jika F hitung tidak nyata, yang berarti tidak ada pengaruh perlakuan faktor yang diuji terhadap respon yang diamati. Setelah data selesai dianalisis selanjutnya diperiksa apakah terdapat pengaruh dari perlakuan yang dicobakan. Jika ada pengaruhnya maka perlu dilakukan pengujian lanjutan berupa uji pembandingan nilai rata-rata perlakuan. Untuk itu perlu diketahui galat baku dari selisih dua nilai rata-rata perlakuan yang akan dibandingkan tersebut. Galat baku tersebut tampak pada tabel berikut. Tabel.3 Galat Baku Berpasangan untuk RPPT No Selisih antara Contoh Galat Baku 1 Dua nilai rata-rata taraf faktor A a 1 - a E 1 a rbc Dua nilai rata-rata taraf faktor B b 1 - b E 1 b rac 3 Dua nilai rata-rata taraf faktor B pada taraf faktor A yang sama 4 Dua nilai rata-rata taraf faktor A pada taraf faktor B yang sama a 1 b 1 - a 1 b E 1 b rc a 1 b 1 - a b 1 [b 1E b E a ] rbc 5 Dua nilai rata-rata taraf faktor C c 1 - c E 1 c rab 6 Dua nilai rata-rata taraf faktor C pada taraf faktor A yang sama 7 Dua nilai rata-rata taraf faktor A pada taraf faktor C yang sama 8 Dua nilai rata-rata taraf faktor C pada taraf faktor B yang sama 9 Dua nilai rata-rata taraf faktor B pada taraf faktor C yang sama a 1 c 1 - a 1 c E 1 c rb a 1 c 1 - a c 1 [c 1E c E a ] rbc b 1 c 1 - b 1 c E 1 c ra b 1 c 1 - b c 1 [c 1E c E b ] rac 1 1 1

13 No Selisih antara Contoh Galat Baku 10 Dua nilai rata-rata taraf faktor C pada kombinasi taraf faktor A dan B yang sama 11 Dua nilai rata-rata taraf faktor B pada kombinasi taraf faktor A dan C yang sama 1 Dua nilai rata-rata taraf faktor A pada kombinasi taraf faktor B dan C yang sama a 1 b 1 c 1 - a 1 b 1 c Ket: E a = KTG(a) ; E b = KTG(b) ; E c = KTG(c) E 1 c r a 1 b 1 c 1 - a 1 b c 1 [c 1E E ] c b rc a 1 b 1 c 1 - a b 1 c 1 [bc 1E b 1E E ] c b a rbc Uji Lanjut Honestly Significant Difference (HSD) / Uji Tukey Jika pada analisis ragam kesimpulannya adalah terima H 0 yang berarti semua perlakuan yang dicobakan memberi pengaruh yang sama, maka tidak diperlukan uji lanjut. Namun berbeda halnya jika kesimpulan yang didapat adalah tolak H 0 yang artinya terdapat perbedaan pengaruh dari perlakuan-perlakuan yang dicobakan. Untuk itu perlu dilakukan uji lanjut agar diketahui perlakuan mana yang berbeda. Salah satu uji lanjut yang dapat digunakan peneliti adalah uji lanjut Honestly Significant Difference (HSD) atau uji Tukey sesuai dengan nama penemunya J.W. Tukey. Penggunaan uji ini hanya membutuhkan satu nilai HSD yang digunakan sebagai pembanding. Jika beda nilai tengah dari perlakuan lebih besar daripada nilai HSD maka kedua perlakuan tersebut dinyatakan berbeda. Nilai HSD dihitung dengan rumus: w = q α(p, dbg) (Galat baku nilai tengah) dimana q α ditentukan dari tabel pada lampiran halaman L1, p adalah jumlah perlakuan, dbg adalah derajat bebas galat, dan Galat baku nilai tengah dihitung menurut rumus 1 pada Tabel.3 halaman 16 sesuai nilai tengah yang akan dibandingkan dikali. Nilai tengah perlakuan disusun secara berurutan dari nilai terkecil hingga

14 18 terbesar. Lalu hitung selisih antara nilai tengah yang ingin dibandingkan, jika lebih besar dari HSD maka berbeda nyata, jika lebih kecil atau sama dengan HSD maka tidak berbeda nyata dan antara nilai tengah tersebut diberi garis bawah..1.4 Data Hilang pada RPPT Jika ada sebuah perlakuan dalam percobaan yang hilang datanya karena suatu dan lain hal, maka data yang hilang tersebut dapat diduga dengan menggunakan rumus dimana: Y = crrm P c 1r 1 Y = dugaan terhadap data yang hilang c = banyak taraf faktor yang dijadikan anak anak petak r = banyak kelompok (ulangan) R = total nilai pengamatan dari perlakuan yang mengandung data hilang M = total nilai pengamatan dari anak petak yang mengandung data hilang P = total nilai pengamatan dari semua anak petak yang sama yang mengandung data hilang. Kemudian nilai dugaan ini dimasukkan sebagai data perlakuan dalam kelompok yang kehilangan data. Lalu analisis data dapat dilakukan mengikuti prosedur analisis ragam, hanya saja derajat bebas galat(c) perlu dikoreksi, yaitu dikurangi sebanyak jumlah data hilang, jika hanya satu data hilang maka menjadi (ab (r - 1) (c - 1) ) Kerangka Teori Perancangan Program..1 Rekayasa Piranti Lunak Menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers), rekayasa

15 19 piranti lunak didefinisikan sebagai penggunaan pendekatan yang sistematik, disiplin, dan dapat dikuantifikasi dalam pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan piranti lunak; atau juga berarti studi mengenai hal-hal tersebut (Pressman, 001, p0). Terdapat berbagai macam model pengembangan piranti lunak yang dapat digunakan. Tapi tulisan ini menggunakan model Waterfall dalam pengembangan program aplikasinya. Analisis Desain Coding Testing Maintenance Gambar.4 Model Waterfall Perancangan program aplikasi dengan model Waterfall dilakukan dalam 5 tahap. Tahap-tahap tersebut adalah: a. Analisis Analisis adalah suatu kegiatan untuk menentukan tentang topik dari masalah yang sedang dihadapi dan bagaimana cara pemecahan atau solusi masalah tersebut. Kebutuhan sistem dan perangkat lunak didokumentasikan dan dilihat lagi. b. Desain Dalam desain ditentukan konsep dasar rancangan dari suatu program yang akan dibuat sehingga diharapkan dengan disain yang baik, maka para pengguna akan merasa

16 0 nyaman dalam menggunakan program aplikasi yang dirancang tersebut. c. Pengkodean (Coding) Di sini dilakukan penulisan kode program sebagai penterjemahan hasil perancangan menjadi suatu bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin. d. Pengujian (Testing) Pengujian dilakukan untuk mencari kelemahan dan kesalahan yang terjadi pada program aplikasi dan kemudian memperbaiki kesalahan atau kelemahan tersebut sehingga dihasilkan program sesuai dengan yang diharapkan. e. Pemeliharaan (Maintenance) Perangkat lunak akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan. Pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi... Interaksi Manusia dan Komputer Interaksi Manusia dan Komputer merujuk pada antarmuka pemakai (user interface) yang memungkinkan pengguna program aplikasi berinteraksi dengan komputer. Oleh karena itu suatu antarmuka sebaiknya bersifat user friendly agar pengguna dapat berinteraksi dengan baik dan merasa senang menggunakan program. Menurut Shneiderman (1998, p15) ada lima kriteria program yang user friendly yaitu: 1. Waktu belajar yang tidak lama.. Kecepatan penyajian informasi yang tepat. 3. Tingkat kesalahan pemakaian rendah.

17 1 4. Penghafalan sesudah melampaui jangka waktu. 5. Kepuasan pribadi. Berikut adalah beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam merancang suatu program agar memiliki antarmuka yang user friendly....1 Delapan Aturan Emas Dalam merancang sistem interaksi manusia dan komputer Shneiderman (1998, p74-75) menyarankan agar diperhatikan delapan aturan utama berikut: 1. Bertahan untuk konsisten.. Membolehkan pengguna menggunakan shortcut. 3. Memberi umpan balik yang informatif. 4. Pengorganisasian yang baik sehingga pengguna mengetahui awal dan akhir dari suatu aksi. 5. Penanganan kesalahan yang sederhana. 6. Mengizinkan pembalikan aksi (undo) dengan mudah. 7. Pemakai sebagai penguasa sistem atau inisiator dan bukan responden. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek sehingga perancangannya harus sederhana.... Pedoman Merancang Tampilan Data Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dihasilkan suatu tampilan data yang baik menurut Smith dan Mosier seperti dikutip oleh Shneiderman (1998, p80) adalah: 1. Konsisten dalam tampilan data, istilah, singkatan, dan format, semuanya harus distandarisasi.. Beban ingatan harus sesedikit mungkin bagi pengguna. Pengguna tidak perlu

18 mengingat informasi dari layar yang satu ke layar yang lain. 3. Kompatibilitas tampilan data dengan pemasukan data. Format tampilan informasi perlu menunjukkan hubungan yang erat dengan tampilan pemasukan data. 4. Fleksibilitas kendali pengguna terhadap data. Pemakai dapat memperoleh informasi dari tampilan yang berbentuk paling memudahkan....3 Teori Waktu Respon Jumlah detik yang diperlukan oleh suatu sistem komputer mulai dari pengguna program melakukan aktifitas atau event sampai pada menampilkan hasil pada monitor merupakan pengertian waktu respon menurut Shneiderman (1998, p35). Beberapa pedoman yang perlu diperhatikan berkaitan dengan waktu respon suatu sistem komputer menurut Shneiderman (1998, p367) adalah: 1. Pengguna menyenangi waktu respon yang lebih pendek.. Waktu respon yang lama (> 15 detik) akan menggangu. 3. Waktu respon mengubah kebiasaan pengguna memakai program. 4. Pendeknya waktu respon membuat waktu berpikir pengguna semakin pendek. 5. Langkah yang cepat meningkatkan produktivitas tapi juga dapat meningkatkan kesalahan. 6. Waktu respon dipengaruhi oleh kemudahan dan waktu yang dibutuhkan dalam penanganan kesalahan. 7. Waktu respon harus sesuai dengan tugasnya: a) Mengetik, menggerakkan kursor, mengklik mouse: milidetik. b) Tugas rutin sederhana: 1 detik c) Tugas umum: - 4 detik

19 3 d) Tugas kompleks 8-1 detik 8. Pengguna diberi tahu akan penundaan yang lama. 9. Variasi waktu respon jangan terlalu besar. 10. Penundaan yang tidak diharapkan akan menggangu. 11. Pengalaman empiris dapat membantu mengatur waktu respon yang sesuai dengan yang diharapkan...3 Teori State Transition Diagram (STD) State Transition Diagram (STD) merupakan alat bantu yang digunakan untuk memodelkan suatu sistem yang memiliki ketergantungan terhadap waktu. STD mewakili suatu tingkah laku dari suatu sistem dengan menggambarkan state dan kejadian yang menyebabkan sistem berubah ke state yang lain. Komponen utama pada STD adalah: 1. State, disimbolkan dengan Merepresentasikan reaksi yang dihasilkan ketika suatu kejadian dilakukan. Ada dua jenis state yaitu state awal dan state akhir. State akhir dapat terdiri dari beberapa state tapi state awal hanya boleh berupa satu state.. Arrow, disimbolkan dengan Sering disebut juga dengan transisi state yang diberi label dengan ekspresi aturan. Label tersebut menunjukkan kejadian yang menyebabkan transisi terjadi. 3. Condition dan Action, disimbolkan dengan Condition State 1 Action State Gambar.5 Condition dan Action pada STD Untuk melengkapi STD diperlukan Condition dan Action. Condition adalah suatu

20 4 kejadian atau event pada lingkungan eksternal yang dapat dideteksi oleh sistem sedangkan Action adalah apa yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan state atau merupakan reaksi terhadap kondisi yang diberikan. Action akan menghasilkan keluaran atau tampilan..3 Penelitian yang Relevan Perancangan Program Aplikasi Pengolahan Data Percobaan Menggunakan Metode Pembanding Orthogonal (Luwi Darmawan, 003) Program aplikasi ini mengolah data percobaan faktorial faktor dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan uji lanjut dengan Metode Pembanding Orthogonal. Program ditujukan bagi Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian. Perancangan Program Aplikasi Pengolahan Data Percobaan Menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Dyah M. Duana, 004) Program aplikasi ini dirancang untuk mengatasi kelemahan MTSTAT dengan penambahan layar denah acak. Program ditujukan bagi Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian. Perancangan Program Aplikasi Untuk Mengoptimalkan Pengolahan Data Dari Percobaan Faktorial (Lim Widya Sanjaya, 005) Program aplikasi ini mengolah data percobaan faktorial faktor dengan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL), Rancangan Acak Kelompok (RAK), Rancangan Petak Terbagi (RPT), dan Rancangan Petak Berjalur (RPB).

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT)

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Ade Setiawan 009 Rancangan Petak-Petak Terbagi (RPPT/Split-split Plot) merupakan perluasan dari Rancangan Petak Terbagi (RPT). Pada RPT kita hanya melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Kerangka Teori.1.1 Konsep Dasar Rekayasa Piranti Lunak.1.1.1 Pengertian Rekayasa Piranti Lunak Pengertian rekayasa piranti lunak pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Bauer pada suatu

Lebih terperinci

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok)

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) KULIAH 13 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK 222) rahmaanisa@apps.ac.id Rancangan Split Blok Kedua faktor merupakan petak utama Pengaruh yang ditekankan adalah pengaruh interaksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan eksperimen adalah proses pembuatan paving block yang dilakukan langsung di CV. Riau Jaya Paving. Paving

Lebih terperinci

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH ROZA AZIZAH PRIMATIKA, M.Si KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH Pengantar Salah satu komponen penting dalam perancangan percobaan adalah analisis ragam (anova) Komponen utama dalam menyusun analisis ragam

Lebih terperinci

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH Pengantar Salah satu komponen penting dalam perancangan percobaan adalah analisis ragam (anova) Komponen utama dalam menyusun

Lebih terperinci

Rancangan Petak Berjalur

Rancangan Petak Berjalur Rancangan Petak Berjalur Ade Setiawan 009 Nama lain untuk Rancangan Split-Blok adalah Strip-Plot atau Rancangan Petak-Berjalur (RPB. Rancangan ini sesuai untuk percobaan dua faktor dimana ketepatan pengaruh

Lebih terperinci

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL Rancangan Petak Terpisah dalam RAL KULIAH 11 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Latar Belakang Sejarah : Rancangan ini awalnya berkembang pada bidang pertanian (Montgomery, 1997;

Lebih terperinci

Contoh RAK Faktorial

Contoh RAK Faktorial 68 (1) Olah Tanah Pupuk Kelompok (K) Grand Total (A) Organik (B) 1 2 3 AB 1 0 154 151 165 470 10 166 166 160 492 20 177 178 176 531 30 193 189 200 582 2 0 143 147 139 429 10 149 156 171 476 20 160 164

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR

PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR Ngarap Im Mani 1) dan Lim Widya Sanjaya ), 1) & ) Jurs. Matematia Binus University PENGANTAR Perancangan percobaan adalah suatu

Lebih terperinci

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN Kelompok 11 : Devita Arum S. 12110101015 Saiful Fadillah 12110101027 Wafiyatul Khusna 12110101047 Firstyan Puguh N.C. 12110101051

Lebih terperinci

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc. Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial Arum Handini Primandari, M.Sc. Pendahuluan Dalam berbagai bidang penerapan perancangan percobaan diketahui bahwa respon dari individu merupakan akibat dari berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS VARIAN DUA FAKTOR DALAM RANCANGAN PENGAMATAN BERULANG Studi Kasus : Pertumbuhan dan Perkembangan Perkecambahan Kacang Tanah

ANALISIS VARIAN DUA FAKTOR DALAM RANCANGAN PENGAMATAN BERULANG Studi Kasus : Pertumbuhan dan Perkembangan Perkecambahan Kacang Tanah JIMT Vol. 13 No. 2 Desember 2016 (Hal 48-61) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X ANALISIS VARIAN DUA FAKTOR DALAM RANCANGAN PENGAMATAN BERULANG Studi Kasus : Pertumbuhan dan Perkembangan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Faktorial Faktor Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Ade

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN MENGGUNAKAN METODE PEMBANDING ORTOGONAL SKRIPSI. Oleh LUWI DARMAWAN

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN MENGGUNAKAN METODE PEMBANDING ORTOGONAL SKRIPSI. Oleh LUWI DARMAWAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN MENGGUNAKAN METODE PEMBANDING ORTOGONAL SKRIPSI Oleh LUWI DARMAWAN 0300478582 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2004 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Rekayasa Piranti Lunak Menurut Prahasta (2005, p223), rekayasa piranti lunak adalah sekumpulan aktifitas aktifitas kerja yang berkaitan erat dengan perancangan

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 9 ANOVA (3) 9. ANOVA (3) Diagnosis Asumsi dalam Uji Hipotesis 1. bersifat bebas terhadap sesamanya. Nilai harapan dari nol, E 0 3. Ragam homogen, Var 4. Pola sebaran

Lebih terperinci

RANCANGAN PERCOBAAN TIGA FAKTOR DENGAN PENGUKURAN BERULANG (THREE FACTOR EXPERIMENTS WITH REPEATED MEASUREMENT) SKRIPSI

RANCANGAN PERCOBAAN TIGA FAKTOR DENGAN PENGUKURAN BERULANG (THREE FACTOR EXPERIMENTS WITH REPEATED MEASUREMENT) SKRIPSI RANCANGAN PERCOBAAN TIGA FAKTOR DENGAN PENGUKURAN BERULANG (THREE FACTOR EXPERIMENTS WITH REPEATED MEASUREMENT) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian kualitas Kualitas merupakan hal utama yang mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam membeli suatu barang atau jasa. Baik buruknya suatu kualitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS 49 Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS Prinsip Kerja berdasarkan penguapan larutan sampel. kemudian logam berat yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan program aplikasi yang akan dibuat menggabungkan algoritma Brute Force dan algoritma Greedy yang digunakan secara bergantian pada tahap-tahap tertentu. Karena itu, pada

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Informatika - Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005 / 2006 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI UNTUK MENGOPTIMALKAN PENGOLAHAN DATA

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2014 di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian 1 2 PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian MENGAPA PERLU DIRANCANG? Untuk mendapatkan penduga yang tidak berbias Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP. Arum Handini Primandari

PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP. Arum Handini Primandari PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP Arum Handini Primandari PENDAHULUAN Dalam berbagai bidang penerapan perancangan percobaan diketahui bahwa respon dari individu merupakan akibat dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI. Deskripsi Teori Statistik.. Perancangan Percobaan Definisi perancangan percobaan menurut Nazir (988, p67) adalah semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Rancangan lingkungan: Rancangan Acak Lengkap (RAL), (RAK) dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), Lattice. Ade Setiawan 009 RAL Ade Setiawan 009 Latar Belakang RAK 3 Perlakuan Sama

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI POLINOMIAL ORTHOGONAL PADA RANCANGAN DUA FAKTOR (DENGAN APLIKASI SAS DAN MINITAB) Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

PENDEKATAN REGRESI POLINOMIAL ORTHOGONAL PADA RANCANGAN DUA FAKTOR (DENGAN APLIKASI SAS DAN MINITAB) Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP PENDEKATAN REGRESI POLINOMIAL ORTHOGONAL PADA RANCANGAN DUA FAKTOR (DENGAN APLIKASI SAS DAN MINITAB) Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Pendekatan regresi polinomial orthogonal dapat

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian pengaruh periode hari bulan terhadap hasil tangkapan dan tingkat pendapatan nelayan bagan tancap dilakukan selama delapan bulan dari bulan Mei 2009 hingga Desember

Lebih terperinci

PERCOBAAN RAK FAKTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN R-STUDIO

PERCOBAAN RAK FAKTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN R-STUDIO PERCOBAAN RAK FAKTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN R-STUDIO RANCANGAN PERCOBAAN Anggota Kelompok : Wahyu Nikmatus Sholihah 121810101010 Vivie Aisyafi Fatimah 121810101050 Reyka Bella Desvandai 121810101080 Ratna

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di PT. Austral Byna, Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 7 ANOVA (1) Metode Pengumpulan Data Metode Percobaan Memiliki keleluasaan untuk melakukan pengawasaan terhadap sumber-sumber keragaman data Dapat menciptakan jenis

Lebih terperinci

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS HALUOLEO, KENDARI Kampus Baru Bumi Tridharma, Andounohu - Kendari

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS HALUOLEO, KENDARI Kampus Baru Bumi Tridharma, Andounohu - Kendari KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS HALUOLEO, KENDARI Kampus Baru Bumi Tridharma, Andounohu - Kendari UJIAN AKHIR SEMESTER Semester Ganil Tahun Akademik 2015/2016

Lebih terperinci

Bentuk khusus dari rancangan faktorial dimana kombinasi perlakuan tidak diacak secara sempurna terhadap unit-unit percobaan.

Bentuk khusus dari rancangan faktorial dimana kombinasi perlakuan tidak diacak secara sempurna terhadap unit-unit percobaan. RANCANGAN FAKTORIAL SPLIT PLOT Diyan Herdiyantoro, SP., MSi. Laboratorium Biologi Tanah Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2013 Bentuk khusus dari rancangan faktorial dimana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimalisasi Optimalisasi adalah sarana untuk mengekspresikan, dalam model matematika, hasil dari penyelesaian suatu masalah dengan cara terbaik (Sergio et. al., 2008, p403). Hal

Lebih terperinci

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Pada kondisi-kondisi tertentu, keheterogenan unit percobaan tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot)

TINJAUAN PUSTAKA. Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rancangan Petak Teralur Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot) sebagai satuan percobaan yang terdiri dari plot baris untuk perlakuan

Lebih terperinci

Bab V. Rancangan Bujur Sangkar Latin

Bab V. Rancangan Bujur Sangkar Latin Bab V. Rancangan Bujur Sangkar Latin Rancangan yang mengelompokkan perlakuan perlakuannya dlm cara yaitu berdasarkan baris dan kolom. Jumlah ulangan harus sama dengan jumlah perlakuan Merupakan keterbatasan

Lebih terperinci

ANALISIS VARIANS TIGA FAKTOR PADA RANCANGAN SPLIT-SPLIT PLOT

ANALISIS VARIANS TIGA FAKTOR PADA RANCANGAN SPLIT-SPLIT PLOT Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (015), hal 379 386. ANALISIS VARIANS TIGA FAKTOR PADA RANCANGAN SPLIT-SPLIT PLOT Silvia Widayanti, Muhlasah Novitasari Mara, Neva Satyahadewi

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Review RAL: Satuan percobaan homogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh perlakuan RAK: Satuan percobaan heterogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh Perlakuan

Lebih terperinci

Rancangan Pengamatan Berulang. Repeated Measurement Design

Rancangan Pengamatan Berulang. Repeated Measurement Design Racaga Pegamata Berulag Repeated Measuremet Desig Pedahulua Repeated measuremet (pegamata berulag) megacu kepada (Clewer & Scarisbrick, 006):. Suatu percobaa dimaa masig-masig uit percobaa meerima perbedaa

Lebih terperinci

DOI: /medstat Abstract Keywords: Wireless Power Transfer, The Efficiency of Energy Transfer, Factorial

DOI: /medstat Abstract Keywords: Wireless Power Transfer, The Efficiency of Energy Transfer, Factorial p-issn 1979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(1) 2016: 31-40 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/media_statistika EFEK DIAMETER COIL, PERBANDINGAN JUMLAH LILITAN, JENIS COIL, PADA TRASMITTER RECEIVER

Lebih terperinci

Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan Laboratorium

Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan Laboratorium III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret 2014 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan teknologi saat ini berkembang demikian cepat di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan teknologi saat ini berkembang demikian cepat di seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi dan teknologi saat ini berkembang demikian cepat di seluruh dunia. Teknologi-teknologi baru di berbagai bidang banyak bermunculan dan dengan cepat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG

PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAKPETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG Sri Wahyuningsih R 1, Anisa 2, Raupong ABSTRAK Analisis variansi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN APLIKASI DAN PERCOBAAN METODA RESPONS PERMUKAAN

BAB III PERANCANGAN APLIKASI DAN PERCOBAAN METODA RESPONS PERMUKAAN 30 BAB III PERANCANGAN APLIKASI DAN PERCOBAAN METODA RESPONS PERMUKAAN 3.1 Perancangan Aplikasi 3.1.1 Gambaran Umum Perancangan Model program aplikasi yang dirancang akan digambarkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI

DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc.

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc. Rancangan Acak Lengkap (RAL) RAL merupakan rancangan paling sederhana di antara rancangan-rancangan percobaan baku.

Lebih terperinci

D E S A I N FA K TO R I A L 2 k A R U M H A N D I N I P R I M A N D A R I

D E S A I N FA K TO R I A L 2 k A R U M H A N D I N I P R I M A N D A R I D E S A I N FA K TO R I A L 2 k A R U M H A N D I N I P R I M A N D A R I PENDAHULUAN Desain faktorial digunakan secara luas dalam percobaan yang melibatkan beberapa faktor dimana di dalamnya penting dikaji

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. 17 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. 2. Jerami

Lebih terperinci

IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP

IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP RAKL : paling luas digunakan cocok untuk percobaan lapangan Jumlah perlakuan tidak begitu besar, fleksibel dan sederhana Areal penurunan produktivitasnya dpt diduga

Lebih terperinci

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PENGUJIAN HIPOTESIS Langkah-langkah pengujian hipotesis: 1) Merumuskan hipotesis 2) Memilih taraf nyata α 3) Menentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Kalimat optimasi sifatnya termasuk global, karena banyak digunakan sebagai kata kunci paling populer, oleh karena itu saya akan menjelaskan apa itu optimasi yang sepertinya

Lebih terperinci

Analysis of Variance. Bab Percobaan Faktor Tunggal

Analysis of Variance. Bab Percobaan Faktor Tunggal Bab 3 Analysis of Variance 3.1 Percobaan Faktor Tunggal Misalnya terdapat suatu percobaan untuk menguji kecepatan proses empat jenis komputer yang masing-masing memiliki spesifikasi yang sama, kecuali

Lebih terperinci

Rancangan Petak Terbagi

Rancangan Petak Terbagi Rancangan Peta Terbagi Ade Setiawan 009 Percobaan Split-plot merupaan superimpose dari dua jenis satuan percobaan dimana rancangan lingungan untu eduanya bisa sama ataupun berbeda. Satuan percobaan untu

Lebih terperinci

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Oke, kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan uji Beda Nyata Terkecil atau sering disebut uji BNT. Seperti pada uji BNJ, Uji BNT sebenarnya juga sangat simpel.

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Pengertian dasar 3 Faktor: Variabel Bebas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Rancangan Pada sub bab spesifikasi rancangan ini akan dibahas mengenai spesifikasi perangkat lunak dan spesifikasi perangkat keras. 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri I. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 17 Maret sampai dengan 17 April 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tinjauan Statistik 3.1.1 Analisis Deskriptif Analisis statistik deskriptif adalah suatu metode analisis yang merupakan teknik mengumpulkan, mengolah, menyederhanakan, menyajikan

Lebih terperinci

MIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (M-AMMI) DAN APLIKASINYA SKRIPSI

MIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (M-AMMI) DAN APLIKASINYA SKRIPSI MIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (M-AMMI) DAN APLIKASINYA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori. Model Matematika Menurut Wirodikromo (998, p77) model matematika adalah suatu rumusan matematika (dapat berbentuk persamaan, pertidaksamaan / fungsi) yang diperoleh dari hasil penafsiran

Lebih terperinci

Reka Integra ISSN 2338 : 5081 Jurusan Teknik Industri Itenas l No.02 l Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

Reka Integra ISSN 2338 : 5081 Jurusan Teknik Industri Itenas l No.02 l Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Reka Integra ISSN 2338 : 508 Jurusan Teknik Industri Itenas l No.02 l Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 204 Penentuan Faktor yang Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Variabel

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jalan H.R.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat penting karena data yang sudah dikumpulkan dari percobaan tidak untuk

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat penting karena data yang sudah dikumpulkan dari percobaan tidak untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengolahan data dalam statistik khususnya dalam rancangan percobaan adalah hal yang sangat penting karena data yang sudah dikumpulkan dari percobaan tidak untuk

Lebih terperinci

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. I.MATERI DAN METODE 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari 2014. Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB-BIOGEN) 2.1.1 Sejarah Sejak didirikan, BB-BIOGEN telah berulang kali mengalami perubahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dimulai pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen dan Laboratorium IImu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PERCOBAAN FAKTORIAL PERCOBAAN UNTUK MENGETAHUI PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VARIABEL RESPON TUJUAN

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014 III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen, Laboratorium Patologi, Entomologi dan

Lebih terperinci

M 1 P 0.1 M 1 P 2.3 M 0 P 3.2 M 1 P 1.3 M 1 P 3.1

M 1 P 0.1 M 1 P 2.3 M 0 P 3.2 M 1 P 1.3 M 1 P 3.1 44 Lampiran 1. Tataletak Percobaan Penelitian U S M 0 P 0.2 M 1 P 1.3 M 1 P 0.2 M 0 P 3.1 M 0 P 2.3 M 1 P 2.3 M 0 P 2.1 M 1 P 3.3 M 1 P 3.1 M 1 P 1.2 M 1 P 1.1 M 0 P 3.3 M 0 P 0.3 M 0 P 1.1 M 1 P 0.3 M

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dengan pengumpulan data di lapangan sejak tanggal 16 Agustus 2011 hingga 31 September 2011 di Desa Kertajaya, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai prioritas tinggi dalam kehidupan. Salah satu tingkat kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas pendidikan masyarakatnya. Faktor keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan merupakan suatu uji dalam atau deretan uji baik menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Rekayasa Piranti Lunak a. Pengertian Rekayasa Piranti Lunak Pengertian rekayasa piranti lunak pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Baver pada suatu konferensi.

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilaksanakan pada bulan November 2011-Februari 2012. Penelitian utama akan dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di III. BAHAN DAN MATODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH 74 LAMPIRAN 1 ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH Variasi Bahan Inokulum Ulangan Jumlah Rataan Baku (G) (F) 1 Perlakuan Perlakuan F1 4,4 4,5 8,900 4,450 G1 F 4,5 4,5 9,000 4,500

Lebih terperinci

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Latar belakang Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan

Lebih terperinci

MODUL 4. RANCANGAN PERCOBAAN DENGAN PENGAMATAN BERULANG (REPEATED MEASUREMENT) A. Pendahuluan

MODUL 4. RANCANGAN PERCOBAAN DENGAN PENGAMATAN BERULANG (REPEATED MEASUREMENT) A. Pendahuluan MODUL 4 RANCANGAN PERCOBAAN DENGAN PENGAMATAN BERULANG (REPEATED MEASUREMENT) A. Pendahuluan Banak percobaan ang dilakukan baik di lapangan maupun laboratorium, pengukuran respon dari unit-unit percobaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Matematika Model matematika adalah suatu rumusan matematika (dapat berbentuk persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi) yang diperoleh dari hasil penafsiran seseorang ketika

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek dan Peralatan Penelitian 2.1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor periode pertama tahun 2009. Sapi yang diamati

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN PERANGKAT AJAR KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA BERBASIS MULTIMEDIA DI SEKOLAH DASAR TARSISIUS II

ANALISA DAN PERANCANGAN PERANGKAT AJAR KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA BERBASIS MULTIMEDIA DI SEKOLAH DASAR TARSISIUS II ANALISA DAN PERANCANGAN PERANGKAT AJAR KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA BERBASIS MULTIMEDIA DI SEKOLAH DASAR TARSISIUS II Agus Wibowo, Enosta Tallega, Daniel Fersbeanto Abstrak Karena Indonesia memiliki

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Penelitian Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Penelitian Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai 22 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mesin tetas tipe elektronik digital kapasitas 600 butir sebanyak 1 buah

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Kegiatan penelitian berupa percobaan di laboratorium yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Multimedia 2.1.1 Pengertian Multimedia Menurut Fred T. Hofstetter (2001, Multimedia Literacy, chapter 1 halaman 2), multimedia adalah suatu penggunaan komputer

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Informatika Statistik Skripsi Sarjana Program Ganda Semester ganjil 2003/2004 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN UJI PERBANDINGAN. Disusun Oleh : Retno Dwi Andayani SP.,MP

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN UJI PERBANDINGAN. Disusun Oleh : Retno Dwi Andayani SP.,MP RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN UJI PERBANDINGAN Disusun Oleh : Retno Dwi Andayani SP.,MP Rancangan BAB 2 JENIS RANCANGAN DAN PENGGUNAANNYA Homogen Heterogen PERBEDAAN LINGKUNGAN HOMOGEN DAN HETEROGEN Homogen

Lebih terperinci

Rancangan Kelompok Tak Lengkap Seimbang (RKTLS) atau Balanced Incompleted Block Design (BIBD) Arum H. Primandari

Rancangan Kelompok Tak Lengkap Seimbang (RKTLS) atau Balanced Incompleted Block Design (BIBD) Arum H. Primandari Rancangan Kelompok Tak Lengkap Seimbang (RKTLS) atau Balanced Incompleted Block Design (BIBD) Arum H. Primandari Pendahuluan Rancangan percobaan seperti RBSL, RAKL, dan juga RAL sering mengalami kendala

Lebih terperinci