BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di PT. Austral Byna, Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Agustus - September Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pita ukur untuk mengukur areal penelitian. 2. Phiband untuk mengukur diameter pohon. 3. Haga Hypsometer/Christen meter untuk mengukur tinggi pohon. 4. GPS untuk mengetahui letak dan ketinggian tempat pengukuran. 5. Clinometer untuk mengukur kemiringan. 6. Tali tambang untuk menandai jalur pengukuran dan pengamatan. 7. Alat-alat bantu lainnya seperti tally sheet serta alat tulis. 8. Software Microsoft Excel 2003 untuk mengolah data pengukuran. 9. Software SAS 10. Kamera untuk dokumentasi Metode Pengumpulan Data Pengukuran keterbukaan areal dilakukan dengan melakukan pengukuran didalam plot pengamatan, yang digunakan sebagai plot pengamatan yaitu adalah petak tebangan. Cara mengukur luasan areal yang terbuka akibat penebangan adalah dengan menggunakan pita ukur, sedangkan untuk pengukuran keterbukaan areal akibat penyaradan dilakukan dengan pengukuran langsung pada bekas jalan sarad dengan menggunakan pita ukur. Pengukuran kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan pemanenan hutan deilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap pohon yang rusak di sekitar pohon yang rebah yang dikelompokan berdasarkan kategori kerusakan pohon yaitu kerusakan ringan, sedang atau berat yang mengacu pada Elias (1993).

2 Pengumpulan data sekunder Pengumpulan data sekunder mencakup data potensi tegakan sebelum dilakukan kegiatan penebangan pada tiap RKT yang didapat dari Laporan Hasil Cruising (LHC), data kondisi umum perusahaan, peta kawasan pengusahaan hutan, peta pohon, peta topografi untuk menghitung kemiringan lereng dari petak tebagan yang akan diukur dan daftar nama pohon yang berada di kawasan pengusahaan hutan PT. Austral Byna Pengukuran luas areal yang terbuka Pengukuran luas areal yang terbuka akibat penebangan Pengukuran luas areal yang terbuka akibat penebangan dapat diketahui dengan cara mengukur luas areal yang terbuka akibat penebangan satu batang pohon. Deangancara ini dapat diketahui berapa luasan yang terbuka apabila satu pohon ditebang. Parameter yang diukur adalah luasan tajuk yang terbuka akibat penebangan satu batang. Pengukuran luas areal yang terbuka akibat penebangan ini dilakukan dalam petak tebangan yang berukuran 1000 m x 1000 m atau seluas 100 ha. Pengukuran akan dilakukan terhadap luas keterbukaan setiap pohon yang telah direbahkan tersebut yang nantinya akan menggambarkan berapa luasan keterbukaan yang terjadi bila satu pohon direbahkan. Diameter pohon yang diukur adalah pohon dengan diameter 60 cm ke atas dengan pengelompokan berselang tiap 10 sentimeter yaitu 60 cm 70 cm, 71 cm 80 cm, 81 cm ke atas. Setiap kelas diameter akan diambil contoh pohonnya sebanyak 5 pohon. Dari lima pohon tersebut diambil dalam lokasi yang memiliki lereng lapangan 0-15%, 16%-25% dan 26% keatas. Jumlah pohon contoh yang diamati adalah sebanyak 45 batang pohon. Data yang diperlukan dalam pengukuran ini adalah : - Diameter pohon - Tinggi pohon - Kemiringan lapangan - Luasan areal yang terbuka setelah ditebang

3 Pengukuran luas areal yang terbuka akibat penyaradan, TPn dan jalan angkutan Luas areal yang terbuka akibat penyaradan adalah luas areal yang terbuka akibat jejak bulldozer atau bekas lintasan batang kayu yang disarad. Luas areal yang terbuka akibat penyaradan dapat ditentukan dengan mengukur panjang dan lebar jalan sarad berdasarkan besarnya nilai sample yang akan diambil, kemudian dihitung luas jalan sarad tersebut. Lokasi pengamatan yang diamati adalah pada petak areal kerja berukuran 1 Km x 1 Km atau 100 Ha. Perhitungan dilakukan pada seluruh daerah yang permukaan tanahnya terbuka akibat penyaradan maupun jalan angkutan dan TPn. Akan didapatkan luasan daerah yang terbuka dengan satuan luas meter persegi (m 2 ) dan kemudian setelah dilakukan perhitungan maka akan didapatkan luasan daerah yang terbuka per Hm. Perhitungan luas areal yang terbuka dilakukan dengan mencari luasan areal permukaan tanah yang terbuka akibat kegiatan penyaradan. Cara pengukurannya adalah dengan menggunakan pita ukur, diukur panjangnya (P) dan lebarnya (L) sehingga menjadi bentuk persegi. Daerah yang masuk dalam wilayah pengukuran adalah hanya bagian jalur penyaradan yang permukaan tanahnya terbuka. Bila ditemukan adanya percabangan, maka akan dicari luasan percabangan tersebut dengan membentuk percabangan tersebut menjadi bentuk segi tiga seperti terlihat di bawah. Bentuk segi tiga ini dimaksudkan untuk mempermudah pengukuran luasan keterbukaan areal sehingga mudah untuk diukur. Gambar 1 Pengukuran keterbukaan bekas jalan sarad

4 Parameter yang dihitung dalam pengukuran ini adalah jumlah luas areal yang terbuka akibat kegiatan penyaradan dan korelasinya terhadap jumlah tegakan yang hilang dan jumlah tegakan yang rusak akibat kegiatan penyaradan dalam lokasi pengamatan. Berdasarkan data tersebut, maka akan didapatkan berapa luas areal yang terbuka rata rata yang akan ditimbulkan oleh alat sarad (bulldozer) dan berapa jumlah rata rata tegakan yang hilang atau rusak akibat bulldozer tersebut. Data yang diperlukan dalam pengukuran ini adalah: - Lebar jalur sarad - Panjang jalur sarad - Kemiringan lapangan Dengan demikian luas areal yang terbuka akibat kegiatan pemanenan hutan dapat didapatkan dengan cara menjumlahkan luas areal yang terbuka akibat kegiatan penebangan, kegiatan penyaradan, luasan kawasan TPn dan jalan angkutan Pengukuran kerusakan tegakan tinggal Pengukuran kerusakan tegakan tinggal akibat penebangan Pengukuran kerusakan tinggal ini dilakukan berdasarkan banyaknya jumlah pohon, tiang, dan pancang yang rusak akibat penebangan satu pohon. Faktor faktor yang mempengaruhi dari pengukuran ini adalah diameter pohon yang di tebang dan kemiringan lereng lapangan. Kategori dari diameter yang ditebang terbagi 3, yaitu diameter cm, diameter cm dan diameter 81 cm up, sedangkan pada kelas lereng terbagi 3, yaitu kemiringan lereng 0 15%, kemiringan lereng 15 25% dan kelerengan 26% keatas. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mencari tahu pengaruh dari 2 faktor tersebut terhadap kerusakan tegakan tinggal apabila satu buah pohon ditebang. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan tegakan yang berada di sekitar pohon yang ditebang. Metode yang digunakan adalah mengamati dan mencatat pohon-pohon yang rusak disekitar pohon yang ditebang. Pohon yang ditebang yaitu pohon yang memiliki diameter lebih dari 60

5 cm. Data yang diperlukan dalam analisa pengukuran kerusakan tegakan tinggal ini adalah - Data pohon yang ditebang, meliputi informasi jumlah yang ditebang, jenis pohon, diameter pohon, tinggi pohon. - Jumlah dan jenis pohon yang rusak akibat penebangan. - Bentuk kerusakan pad ategakan disekitar pohon yang ditebang, yang akan dimasukan dalam kategori kerusakan yaitu ringan, sedang dan berat. - Presentase kerusakan, melalui perbandingan data jumlah pohon sebelum penebangan dengan sesudah penebangan. Dalam melakukan pengukuran, kriteria kerusakan tegakan tinggal yang digunakan adalah berdasarkan sistem TPTI, dimana pohon inti digolongkan rusak apabila mengalami kerusakan seperti patah, roboh, atau miring seperti dapat dilihat pada sub bab Pengukuran kerusakan tegakan tinggal akibat penyaradan Kerusakan tegakan tinggal yang terjadi akibat kegiatan penyaradan diindentifikasi dengan cara menghitung jumlah pohon yang rusak akibat dilalui oleh bulldozer sebagai alat sarad. Jumlah pohon yang rusak dihitung dalam jalur sarad pengamatan setiap 100 meter yang dibagi menjadi 5 bagian dengan panjang 20 meter. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam kegiatan pengukuran. Dalam setiap petak berukuran 100 hektar dilakukan pengukuran jalur sarad sebanyak 15 kali ulangan sehingga total panjang jalan sarad yang diamati kerusakannya adalah sepanjang 1500 meter. Parameter yang diukur adalah jumlah pohon, tiang dan pancang yang rusak akibat dilalui bulldozer saat dilakukannya penyaradan. Jumlah pohon yang rusak tersebut akan dihitung berapa besarnya diameter dan tinggi dari pohon tersebut, sehingga dapat diketahui berapa banyak volume kayu yang hilang dalam setiap hekto meternya.

6 3.4. Analisa Data Analisa luas areal yang terbuka Luas areal yang terbuka akibat penebangan Luas areal yang terbuka akibat penebangan dicatat ke dalam tally sheet dan diukur dengan cara menjumlahkan areal yang terbuka akibat penebengan pohon dalam plot pengamatan yang telah ditentukan, berdasarkan penjumlahan luas tajuk pohon yang ditebang dan luas tajuk pohon yang tumbang akibat aktivitas penebangan. Pengukuran ini dilakukan berdasarkan 2 faktor, yaitu faktor diameter pohon yang ditebang (faktor a) dan faktor kemiringan lereng (faktor b). Dalam melakukan pengukuran ini, dipilih masing masing 5 pohon pada faktor yang telah ditentukan. Pada faktor diameter pohon terbagi menjadi 3 buah kategori, yaitu diameter 60 70cm (a1), diameter cm (a2) dan diameter 81 cm keatas (a3). Pada faktor kemiringan lereng terbagi dalam 3 kategori, yaitu kelas lereng 0 15% (b1), kelas lereng 16 25% (b2) dan kelas lereng 26% keatas (b3). Perlakuan yang diaplikasikan dua taraf, dimana pengulangan pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali sehingga untuk penelitian diperlukan 3 x 3 x 5 = 45 pohon yang akan diamati, dapat dilihat pada tabel Pengaruh diameter dan lereng terhadap luas areal yang terbuka Faktor yang mempengaruhi besarnya keterbukaan areal adalah besaran diameter batang dan derajat lereng lapangan. Penelitian ini akan menentukan pengaruh diameter pohon dan kemiringan lereng lapangan terhadap keterbukaan areal. Rancangan percobaan yang digunakan dalam pengukuran luas luas areal yang terbuka akibat kegiatan penebangan ini adalah percobaan faktorial didalam rancangan acak lengkap dengan satuan contoh yaitu pohon yang ditebang dan 2 faktor perlakuan.

7 Tabel 2 Tabulasi data pengukuran keterbukaan areal akibat penebangan Diameter (cm) Kelas lereng (%) ulangan a1 (60-70) a2 (71-80) a3 (81 Up) 1 n1 a1b1 n1 a2b1 n1 a3b1 2 n2 a1b1 n2 a2b1 n2 a3b1 b1 (0-15) 3 n3 a1b1 n3 a2b1 n3 a3b1 4 n4 a1b1 n4 a2b1 n4 a3b1 5 n5 a1b1 n5 a2b1 n5 a3b1 1 n1 a1b2 n1 a2b2 n1 a3b2 2 n2 a1b2 n2 a2b2 n2 a3b2 b2 (16-25) 3 n3 a1b2 n3 a2b2 n3 a3b2 4 n4 a1b2 n4 a2b2 n4 a3b2 5 n5 a1b2 n5 a2b2 n5 a3b2 1 n1 a1b3 n1 a2b3 n1 a3b3 2 n2 a1b3 n2 a2b3 n2 a3b3 b3 (26 Up) 3 n3 a1b3 n3 a2b3 n3 a3b3 4 n4 a1b3 n4 a2b3 n4 a3b3 Keterengan : nx ai bj xn aibj 5 n5 a1b3 n5 a2b3 n5 a3b3 : Contoh pengamatan pada ulangan ke-x : Kelas diameter pohon : Kelas lereng : Luasan daerah yang terbuka saat ulangan ke-n pada tebangan pohon dengan diameter pada kelompok ai dan pada kelas kelerengan bi Model statistik yang digunakan adalah sebagai berikut (Matjik dan Sumartajaya, 2002): Y ijk = µ + i + j + ( ) ij + ijk Dimana : Y ijk = Nilai pengamatan pada suatu percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan taraf ke-i faktor a dan taraf ke-j dari faktor b. µ = Rataan umum

8 i j ( ) ij ijk i : 1, 2, 3,..., t ; j = 1, 2, 3,..., r dan k : 1, 2 = Pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor a = Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor b = Pengaruh interaksi taraf ke-i faktor a dan tarf faktor b = Pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij Faktor a : Besarnya luas areal yang terbuka akibat kegiatan penebangan yang dipengaruhi oleh faktor diameter pohon yang ditebang. Kelas diameter terdiri dari a1 (50 59 cm), a2 (60 69 cm), a3 (70 cm up). Faktor b : Besarnya luas areal yang terbuka akibat kegiatan penebagan yang dipengaruhi oleh faktor kelerengan permukaan tanah. Kelerangan pada penelitian ini dibagi kedalam 3 kategori kelas lereng yang terdiri dari b1(0 15 %), b2(16 25%), b3(25% up). Untuk mengetahui perngaruh perlakuan faktor diameter pohon dan besarnya kelerengan tanah terhadap besarnya luas areal yang terbuka akibat kegiatan pemanenan ini, maka akan dilakukan analisis keragaman (ANOVA). Tabel 3 Tabel ANOVA keterbukaan areal akibat penebangan Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Nilai Harapan Kuadrat Tengah E(KY) a a-1 JKA KTA 2 + br ( 2 1 )/(a-1) b b-1 JKB KTB 2 + ar ( 2 1 )/(b-1) ab (a-1)(b-1) JKAB KTAB 2 + r ( 2 ij )/(a-1)(b-1) Galat ab(r-1) JKG KTG 2

9 Dimana: FK = Y2 abr JKT = a i=1 b i=1 r k=1 ijk 2 - FK JKA = Y2 ar FK JKB = Y2 br FK JKAB = JKP JKA JKB JKG = JKT - JKP Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka model analisis dirumuskan seperti berikut (dalam melakukan pengujian analisis ini akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 11.0). Hipotesa : H 0 : Y f [D,K] : H i : Y = f [D,K] Dimana : Y = Luas keterbukaan permukaan tajuk, dinyatakan dalam m 2. D = Diameter pohon yang ditebang, dinyatakan dalam cm. K = Kelerengan tanah (topografi) dinyatakan dalam satuan persen. Kaedah Hipotesis. D,K : F hit F 0,95 Ho ditolak atau perlakuan memberikan pengaruh pada suatu selang kepercayaan. D,K : F hit < F 0,95 Ho diterima atau perlakuan tidak memberikan penngaruh pada suatu selang kepercayaan. Selanjutnya untuk mengetahui faktor yang berpengaruh, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji jarak Duncan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang paling berpengaruh nyata terhadap luas areal yang terbuka akibat kegiatan penebangan. Pengaruh utama faktor A: Ho: 1 =...= 2 =0 (faktor A tidak berpengaruh) H 1 : paling sedikit ada satu i dimana 1 0

10 Pengaruh utama faktor B; Ho: 1 =...= 2 =0 (faktor B tidak berpengaruh) H 1 : paling sedikit ada satu j dimana 1 0 Pengaruh sederhana (interaksi) faktor A dengan faktor B: Ho: ( ) 11 = ( ) 12 =...= ( ) ab = 0 (interaksi faktor A dengan faktor B tidak berpengaruh) H 1 : paling sedikit ada sepasang (i,j) dimana ( ) ij 0 Dalam melakukan pengukuran terhadap keterbukaan ini, di lakukan juga pencatatan kerusakan tegakan tinggal yang diakibatkan oleh penebangan berdasarkan faktor yang telah ditentukan, yaitu faktor a dan faktor b Luas areal yang terbuka akibat penyaradan, TPn, dan jalan angkutan Luas areal yang terbuka akibat kegiatan penyaradan dicatat ke dalam tally sheet dan diukur dengan menjumlahkaan luasan permukaan tanah yang terbukan akibat jejak bulldozer atau bekas lintasan batang kayu yang disarad. Pengukuran dilakukan dengan menghitung luasan permukaan tersebut dengan mengalikan panjang dan lebarnya (P x L). Satuan contoh yang digunakan dalam pengukuran ini terdapat pada 4 lokasi yang berbeda yaitu pada petak kerja berukuran 1 Km x 1 Km atau 100 Ha yang dilaksanakan pada petak CU 52, CU 53, CW 50 dan CX 50 Parameter yang diukur adalah seluruh permukaan tanah yang terbuka akibat penyaradan, TPn maupun jalan angkutan. Hasil pengukuran luas keterbukaan ini akan mengasilkan data perhitungan dengan satuan luas m 2.

11 Tabel 4 Tabulasi luas keterbukaan akibat penyaradan Panjang jalan sarad Luas TPn Jalan Angkutan CU 52 CU 53 CX 50 CW Analisa kerusakan tegakan tinggal Tingkat kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan penebangan Data kerusakan ini diambil bersamaan dengan kegiatan pengukuran luas areal yang terbuka, dimana data kerusakan tersebut akan dikelompokan berdasarkan faktor yang telah ditentukan, yaitu faktor diameter pohon yang ditebang dan faktor topografi atau kelerengan tanah. Perlakuan yang diaplikasikan dua taraf, dimana pengulangan pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali sehingga untuk penelitian diperlukan 3 x 3 x 5 = 45 pohon yang direbahkan untuk mengetahui jumlah kerusakannya. Bila di gambarkan dalam bentuk tabel akan seperti berikut:

12 Tabel 5 Tabulasi kerusakan tegakan tinggal akibat penebangan Diameter (cm) Kelas lereng (%) ulangan a1 (60-70) a2 (71-80) a3 (81 Up) 1 n1 a1b1 n1 a2b1 n1 a3b1 2 n2 a1b1 n2 a2b1 n2 a3b1 b1 (0-15) 3 n3 a1b1 n3 a2b1 n3 a3b1 4 n4 a1b1 n4 a2b1 n4 a3b1 5 n5 a1b1 n5 a2b1 n5 a3b1 1 n1 a1b2 n1 a2b2 n1 a3b2 2 n2 a1b2 n2 a2b2 n2 a3b2 b2 (16-25) 3 n3 a1b2 n3 a2b2 n3 a3b2 4 n4 a1b2 n4 a2b2 n4 a3b2 5 n5 a1b2 n5 a2b2 n5 a3b2 1 n1 a1b3 n1 a2b3 n1 a3b3 2 n2 a1b3 n2 a2b3 n2 a3b3 b3 (26 Up) 3 n3 a1b3 n3 a2b3 n3 a3b3 4 n4 a1b3 n4 a2b3 n4 a3b3 Keterengan : nx ai bj xn aibj 5 n5 a1b3 n5 a2b3 n5 a3b3 : pengamatan pada ulangan ke-x : Kelas diameter pohon :Kelas kelerengan permukaan tanah. : Jumlah pohon, tiang dan pancang yang rusak saat ulangan ke-n pada tebangan pohon dengan diameter pada kelompok ai dan pada kelas kelerengan bi Menurut Elias (1993), berdasarkan populasi pohon dalam petak, kerusakan tegakan tinggal dapat dikelompokkan sebagai berikut: tingkat kerusakan ringan (<25%), tingkat kerusakan sedang (25-50%) dan tingkat kerusakan berat (>50%). Beberapa tingkat kerusakan yang terjadi pada indivudu pohon yaitu: 1. Tingkat kerusakan berat a. Patah batang. b. Pecah batang.

13 c. Roboh, tumbang atau miring sudut > 45 o dengan permukaan tanah. d. Rusak tajuk (>50% rusak tajuk), juga didasarkan atas banyaknya cabang pembentuk tajuk patah. e. Luka batang/rusak kulit (>1/2 keliling pohon atau cm kulit mengalami kerusakan). f. Rusak banir/akar (>1/2 banir atau perakaran rusak/terpotong). 2. Tingkat kerusakan sedang a. Rusak tajuk (30-50% tajuk rusak atau 1/6 bagian tajuk mengalami kerusakan). b. Luka batang/rusak kulit (1/4-1/2 keliling pohon rusak atau cm kulit rusak). c. Rusak banir/akar (1/4-1/2 banir/akar rusak atau terpotong). d. Condong atau miring (pohon miring membentuk sudut <45 o dengan tanah). 3. Tingkat kerusakan ringan a. Rusak tajuk (<30% tajuk rusak) b. Luka batang/rusak kulit (1/4-1/2 keliling dan panjang luka <1,5 m atau kerusakan sampai kambium dengan lebar lebih dari 5 cm, lebih kurang sepanjang garis sejajar sumbu longitudinal dari batang). c. Rusak banir/akar (<1/4 banir rusak atau perakaran terpotong) Pengaruh diameter dan kelas lereng terhadap kerusakan tegakan tinggal. Untuk mengetahui peran dari besarnya diameter pohon dan lereng terhadap besarnya kerusakan tegakan tinggal, maka akan diuji dengan menggunakan analisis regresi liner dengan program SPSS Model umum yang digunakan adalah: Model statistik yang akan digunakan adalah sebagai berikut (Matjik dan Sumartajaya, 2002): Y ijk = µ + i + j + ( ) ij + ijk

14 Dimana : Y ijk = Nilai pengamatan pada suatu percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan taraf ke-i faktor a dan taraf ke-j dari faktor b. µ = Rataan umum i j ( ) ij ijk i : 1, 2, 3,..., t ; j = 1, 2, 3,..., r dan k : 1, 2 = Pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor a = Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor b = Pengaruh interaksi taraf ke-i faktor a dan tarf faktor b = Pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij Faktor a : Besarnya kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan penebangan yang dipengaruhi oleh faktor diameter pohon yang ditebang. Kelas diameter terdiri dari a1 (50 59 cm), a2 (60 69 cm), a3 (70 cm up). Faktor b : Besarnya kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan penebagan yang dipengaruhi oleh faktor kelerengan permukaan tanah. Kelerangan pada penelitian ini dibagi kedalam 3 kategori kelas lereng yang terdiri dari b1(0 15 %), b2(16 25%), b3(25% up). Untuk mengetahui perngaruh perlakuan faktor diameter pohon dan besarnya kemiringan lereng tanah terhadap besarnya kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan pemanenan ini, maka akan dilakukan analisis keragaman (ANOVA). Proses pengujian ini dapat dilihat seperti pada tabel berikut:

15 Tabel 6 Tabel ANOVA kerusakan tegakan tinggal akibat penebangan Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Nilai Harapan Kuadrat Tengah E(KY) a a-1 JKA KTA 2 + br ( 2 1 )/(a-1) b b-1 JKB KTB 2 + ar ( 2 1 )/(b-1) ab (a-1)(b- 1) JKAB KTAB 2 + r ( 2 ij )/(a-1)(b- 1) Galat ab(r-1) JKG KTG 2 Dimana: FK = Y2 abr JKT = a i=1 b i=1 r k=1 ijk 2 - FK JKA = Y2 ar FK JKB = Y2 br FK JKAB = JKP JKA JKB JKG = JKT - JKP Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka model analisis dirumuskan seperti berikut (dalam melakukan pengujian analisis ini akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 11.0). Kaedah Hipotesis Hipotesa : H i : Y = 0, diameter dan kelerengan tidak mempunyai kontribusi terhadap kerusakan tegakan tinggal. : H o : Y 0, diameter dan kelerengan mempunyai kontribusi terhadap kerusakan tegakan tinggal. D,K : F hit F 0,95 D,K : F hit < F 0,95 Ho ditolak atau perlakuan memberikan pengaruh pada suatu selang kepercayaan. Ho diterima atau perlakuan memberikan tidak memberikan penngaruh pada suatu selang kepercayaan..

16 Selanjutnya untuk mengetahui faktor yang berpengaruh, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji jarak Duncan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang paling berpengaruh nyata terhadap luas areal yang terbuka akibat kegiatan penebangan. Pengaruh utama faktor A: Ho: 1 =...= 2 =0 (faktor A tidak berpengaruh) H 1 : paling sedikit ada satu i dimana 1 0 Pengaruh utama faktor B; Ho: 1 =...= 2 =0 (faktor B tidak berpengaruh) H 1 : paling sedikit ada satu j dimana 1 0 Pengaruh sederhana (interaksi) faktor A dengan faktor B: Ho: ( ) 11 = ( ) 12 =...= ( ) ab = 0 (interaksi faktor A dengan faktor B tidak berpengaruh) H 1 : paling sedikit ada sepasang (i,j) dimana ( ) ij Kerusakan tegakan tinggal akibat penyaradan Jumlah kerusakan yang di dapatkan dihitung untuk mengetahui petak mana saja yang memiliki kerusakan tegakan tinggal paling tinggi serta rata rata kerusakan yang terjadi pada petak tebangan dan faktor faktor apa saja yang mempengaruhi. Pencatatan kerusakan tegakan tinggal dicatat dalam tabel seperti berikut. Tabel 7 Tabulasi kerusakan tegakan tinggal akibat penyaradan Trayek Sarad Pancang Tiang Pohon Jumlah kerusakan (Jumlah dan Volume) Jumlah kerusakan (Jumlah dan Volume) Jumlah kerusakan (Jumlah dan Volume) 15 Total

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di IUPHHK HA PT. Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut, Propinsi Sumatera Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Nopember

Lebih terperinci

KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah)

KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah) KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah) ARIEF KURNIAWAN NASUTION DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian 19 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur (Lampiran 14). Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kerusakan tegakan tinggal akibat penebangan pohon dilakukan di PT. MAM, Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua. Penelitian ini dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Luas Areal Yang Terbuka 5.1.1. Luas areal yang terbuka akibat kegiatan penebangan Dari hasil pengukuran dengan menggunakan contoh pengamatan sebanyak 45 batang pohon pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanenan Hutan Pemanenan merupakan kegiatan mengeluarkan hasil hutan berupa kayu maupun non kayu dari dalam hutan. Menurut Suparto (1979) pemanenan hasil hutan adalah serangkaian

Lebih terperinci

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 3.1 Waktu dan Tempat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT. Inhutani I UMH Sambarata, Berau, Kalimantan Timur pada bulan Mei sampai dengan Juni 2011. 3.2 Alat dan Bahan Bahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di IUPHHK HA (ijin usaha pemamfaatan hasil hutan kayu hutan alam) PT. Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut,

Lebih terperinci

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL Rancangan Petak Terpisah dalam RAL KULIAH 11 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Latar Belakang Sejarah : Rancangan ini awalnya berkembang pada bidang pertanian (Montgomery, 1997;

Lebih terperinci

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc. Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial Arum Handini Primandari, M.Sc. Pendahuluan Dalam berbagai bidang penerapan perancangan percobaan diketahui bahwa respon dari individu merupakan akibat dari berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Limbah Pemanenan Kayu, Faktor Eksploitasi dan Karbon Tersimpan pada Limbah Pemanenan Kayu ini dilaksanakan di IUPHHK PT. Indexim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di IUPHHK-HA PT MAM, Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua pada bulan Mei sampai dengan Juli 2012. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Tegakan Sebelum Pemanenan Kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) dilakukan untuk mengetahui potensi tegakan berdiameter 20 cm dan pohon layak tebang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di petak tebang Q37 Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2011 IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Desa Mamahak Teboq,

Lebih terperinci

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH ROZA AZIZAH PRIMATIKA, M.Si KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH Pengantar Salah satu komponen penting dalam perancangan percobaan adalah analisis ragam (anova) Komponen utama dalam menyusun analisis ragam

Lebih terperinci

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok)

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) KULIAH 13 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK 222) rahmaanisa@apps.ac.id Rancangan Split Blok Kedua faktor merupakan petak utama Pengaruh yang ditekankan adalah pengaruh interaksi

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 9 ANOVA (3) 9. ANOVA (3) Diagnosis Asumsi dalam Uji Hipotesis 1. bersifat bebas terhadap sesamanya. Nilai harapan dari nol, E 0 3. Ragam homogen, Var 4. Pola sebaran

Lebih terperinci

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 21, No.1, Maret. 2014: 83-89 KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT (Residual Stand Damage Caused by Timber Harvesting in Natural Peat

Lebih terperinci

KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah)

KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah) KETERBUKAAN AREAL DAN KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT KEGIATAN PENEBANGAN DAN PENYARADAN (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah) ARIEF KURNIAWAN NASUTION DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

Gambar 2 Peta lokasi penelitian. 0 IV. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Bidang Pengelolaan Wilayah III Bengkulu dan Sumatera Selatan, SPTN V Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Taman Nasional Kerinci

Lebih terperinci

PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP. Arum Handini Primandari

PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP. Arum Handini Primandari PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP Arum Handini Primandari PENDAHULUAN Dalam berbagai bidang penerapan perancangan percobaan diketahui bahwa respon dari individu merupakan akibat dari berbagai

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian pengaruh periode hari bulan terhadap hasil tangkapan dan tingkat pendapatan nelayan bagan tancap dilakukan selama delapan bulan dari bulan Mei 2009 hingga Desember

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH Pengantar Salah satu komponen penting dalam perancangan percobaan adalah analisis ragam (anova) Komponen utama dalam menyusun

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH) IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH) RIKA MUSTIKA SARI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tanggal 22 April sampai 9 Mei 2007 di hutan rawa habitat tembesu Danau Sumbu dan Danau Bekuan kawasan Taman Nasional Danau

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jalan H.R.

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Metode survei

II. METODOLOGI. A. Metode survei II. METODOLOGI A. Metode survei Pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan di KPHP Maria Donggomassa wilayah Donggomasa menggunakan sistem plot, dengan tahapan pelaksaan sebagai berikut : 1. Stratifikasi

Lebih terperinci

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dengan pengumpulan data di lapangan sejak tanggal 16 Agustus 2011 hingga 31 September 2011 di Desa Kertajaya, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi,

Lebih terperinci

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. I.MATERI DAN METODE 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari 2014. Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2014 di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

Contoh RAK Faktorial

Contoh RAK Faktorial 68 (1) Olah Tanah Pupuk Kelompok (K) Grand Total (A) Organik (B) 1 2 3 AB 1 0 154 151 165 470 10 166 166 160 492 20 177 178 176 531 30 193 189 200 582 2 0 143 147 139 429 10 149 156 171 476 20 160 164

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Juni tahun 2009, pada areal hutan produksi perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan

Lebih terperinci

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994. IV. METODOLOGI PENELITIAN A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani Lestari, Kalimantan Timur. Waktu penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di anak petak 70c, RPH Panggung, BKPH Dagangan, KPH Madiun, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan selama

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan alam tropika di areal IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan eksperimen adalah proses pembuatan paving block yang dilakukan langsung di CV. Riau Jaya Paving. Paving

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 27 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kualitas Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) 5.1.1 Kerapatan Jalan (WD) Utama dan Jalan Cabang Berdasarkan pengukuran dari peta jaringan jalan hutan PT. Inhutani I UMH Sambarata

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH

INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH Oleh/by MUHAMMAD HELMI Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang dikelola dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS 49 Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS Prinsip Kerja berdasarkan penguapan larutan sampel. kemudian logam berat yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi

Lebih terperinci

E ROUP PUROBli\1 .IURUSAN TEKNOLOGI BASIL HUTAN E C\KULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Oleh :

E ROUP PUROBli\1 .IURUSAN TEKNOLOGI BASIL HUTAN E C\KULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Oleh : PERKEMBANGAN KEADAAN TEGAKAN TINGGAL DAN RIAI' DIAMETER POHON SETELAH PEMANENAN KAYU DENGAl\' SISTEM TPTI DI AREAL HPH PT. KlANI LESTARI KALIMANTAN TIMUR Oleh : ROUP PUROBli\1 E 27.0932.IURUSAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanenan Hutan Pemanenan hutan merupakan serangkaian kegiatan kehutanan yang mengubah pohon atau biomassa lain menjadi bentuk yang bisa dipindahkan ke lokasi lain sehingga

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE

I. MATERI DAN METODE I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kelurahan Maharatu kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru pada bulan September 2013 sampai dengan bulan November 2013. 3.2.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 8 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012. Lokasi penelitian di lahan agroforestri di Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten

Lebih terperinci

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT PENENTUAN HUBUNGAN TINGGI BEBAS CABANG DENGAN DIAMETER POHON MERANTI PUTIH (Shorea bracteolata Dyer) DI AREAL HPH PT. AYA YAYANG INDONESIA, TABALONG, KALIMANTAN SELATAN Oleh/by EDILA YUDIA PURNAMA 1) ;

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir, BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi untuk mencukupi kebutuhan kayu perkakas dan bahan baku industri kayu. Guna menjaga hasil

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PE ELITIA

III. METODOLOGI PE ELITIA 10 III. METODOLOGI PE ELITIA 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK PT. DRT, Riau. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama pengambilan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Faktorial Faktor Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Ade

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan (September-November 2009) di salah satu jalur hijau jalan Kota Bogor yaitu di jalan dr. Semeru (Lampiran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung (Gambar 2) pada bulan Juli sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Penangkaran Semi Alami Pulau Tinjil, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Blok Koleksi Tanaman Tahura Wan Abdul Rachman. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari 2012 sampai dengan Maret 2012.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang karakteristik habitat Macaca nigra dilakukan di CA Tangkoko yang terletak di Kecamatan Bitung Utara, Kotamadya Bitung, Sulawesi

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H.R. Soebrantas KM. 15

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Pada bulan September 2013 sampai dengan Oktober 2013. B. Alat

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2011, bertempat di Seksi Wilayah Konservasi II Ambulu, Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Kecamatan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H. R. Soebrantas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaturan hasil saat ini yang berlaku pada pengelolaan hutan alam produksi di Indonesia menggunakan sistem silvikultur yang diterapkan pada IUPHHK Hutan Produksi dalam P.11/Menhut-II/2009.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian tentang Perkembangan Tegakan Pada Hutan Alam Produksi Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) dilaksanakan di areal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2011 dengan lokasi penelitian berada di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Pebruari 2012 di lahan agroforestri Desa Sekarwangi, Kecamatan Malangbong,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 21 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan secara langsung di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Sari Bumi Kusuma, Unit S. Seruyan, Kalimantan Tengah. Areal hutan yang dipilih untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012. Lokasi pengambilan tailing dilakukan di PT. Antam UPBE Pongkor dan penelitian

Lebih terperinci

Rancangan Petak Berjalur

Rancangan Petak Berjalur Rancangan Petak Berjalur Ade Setiawan 009 Nama lain untuk Rancangan Split-Blok adalah Strip-Plot atau Rancangan Petak-Berjalur (RPB. Rancangan ini sesuai untuk percobaan dua faktor dimana ketepatan pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ekologi perilaku ayam hutan hijau (Gallus varius) dilaksanakan di hutan musim Tanjung Gelap dan savana Semenanjung Prapat Agung kawasan Taman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian selama 2 bulan, yang dimulai Februari sampai

Lebih terperinci

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN Kelompok 11 : Devita Arum S. 12110101015 Saiful Fadillah 12110101027 Wafiyatul Khusna 12110101047 Firstyan Puguh N.C. 12110101051

Lebih terperinci

DAMPAK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DAN KONVENSIONAL TERHADAP KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL DI HUTAN ALAM

DAMPAK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DAN KONVENSIONAL TERHADAP KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL DI HUTAN ALAM DAMPAK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DAN KONVENSIONAL TERHADAP KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL DI HUTAN ALAM (Studi Kasus di Areal HPH PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat) The Effect of Reduced Impact Timber

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Kegiatan penelitian berupa percobaan di laboratorium yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk

Lebih terperinci

Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan Laboratorium

Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan Laboratorium III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret 2014 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN RD, RS, PERSEN PWH, JARAK SARAD RATA RATA DI PETA BERDASARKAN METODE SACHS (1968)

LAPORAN PERHITUNGAN RD, RS, PERSEN PWH, JARAK SARAD RATA RATA DI PETA BERDASARKAN METODE SACHS (1968) LAPORAN PERHITUNGAN RD, RS, PERSEN PWH, JARAK SARAD RATA RATA DI PETA BERDASARKAN METODE SACHS (1968) NAMA : JONIGIUS DONUATA NIM : 132 385 018 MK KELAS : KETEKNIKAN KEHUTANAN : A PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di petak 209 dan 238 pada RKT 2009 di IUPHHK-HA PT. Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 3 tipe penggunaan lahan gambut yaitu; Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI Sagu, yang secara geografis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon.

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon. BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2009 hingga Agustus 2009. Lokasi penelitian terletak di daerah Semenanjung Ujung Kulon yaitu Cigenter, Cimayang, Citerjun,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal hutan kerangas yang berada dalam kawasan Hak Pengusahaan Hutan PT. Wana Inti Kahuripan Intiga, PT. Austral Byna, dan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Blok Perlindungan Tahura Wan Abdul

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Blok Perlindungan Tahura Wan Abdul 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Blok Perlindungan Tahura Wan Abdul Rachman. Penelitian ini telah dilakukan pada September 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang

Lebih terperinci

DAMPAK PEMANENAN KAYU TERHADAP TERJADINYA KETERBUKAAN LANTAI HUTAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

DAMPAK PEMANENAN KAYU TERHADAP TERJADINYA KETERBUKAAN LANTAI HUTAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara DAMPAK PEMANENAN KAYU TERHADAP TERJADINYA KETERBUKAAN LANTAI HUTAN MUHDI Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Agar kayu dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomis

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di III. BAHAN DAN MATODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H. R. Soebrantas No. 115 km 18 Kelurahan. Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H. R. Soebrantas No. 115 km 18 Kelurahan. Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. III. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai September 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilaksanakan pada bulan November 2011-Februari 2012. Penelitian utama akan dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 M 1 M 1 P 0 M 1 P 1 M 1 P 2 M 1 P 3 M 2 M 2 P 0 M 2 P 1 M 2 P 2 M 2 P 3

MATERI DAN METODE. Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 M 1 M 1 P 0 M 1 P 1 M 1 P 2 M 1 P 3 M 2 M 2 P 0 M 2 P 1 M 2 P 2 M 2 P 3 III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R Soebrantas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III MATERI DAN METODE 31 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl HR Subrantas KM15 Panam,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2008 di petak 37 f RPH Maribaya, BKPH Parungpanjang, KPH Bogor. Dan selanjutnya pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013. 30 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pekon Gunung Kemala Krui Kabupaten Lampung Barat. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2015 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rekapitulasi data tegakan akasia (Acacia mangium)

Lampiran 1 Rekapitulasi data tegakan akasia (Acacia mangium) Lampiran 1 Rekapitulasi data tegakan akasia (Acacia mangium) Data Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5 Volume total petak 2.667164112 2.741236928 2.896762245 2.572835298 2.753163234 Volume per hektar 66.6791028

Lebih terperinci