KATA PENGANTAR. Drs. Bosar M. Pardede., Apt., M.Si NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Drs. Bosar M. Pardede., Apt., M.Si NIP"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat selesainya rencana strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari periode Sesuai dengan amanat Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis sesuai dengan kaidah-kaidah dalam peraturan perundang-undangan tersebut agar pembangunan bisa berjalan efektif, efisien, dan bersasaran. Dalam menindaklanjuti Undang-undang tersebut, Bappenas telah menerbitkan Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) tahun , sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementrian/Lembaga (Renstra-KL) Sebagaimana amanat tersebut dan dalam rangka mendukung pencapaian program-program prioritas pemerintah, BPOM sesuai kewenangan, tugas pokok dan fungsinya menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan Balai POM di Manokwari untuk periode Rencana Strategis merupakan rencana lima tahun ke depan yang disusun dengan mempertimbangkan faktor internal maupun faktor eksternal, antara lain: kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi. Oleh karena itu, tujuan utama dalam penyusunan Renstra adalah untuk menjadi acuan dalam penyusunan rencana kinerja, penyusunan rencana kerja dan anggaran, penetapan kinerja, pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan di lingkungan Balai POM di Manokwari, serta penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai POM di Manokwari. Rencana Strategis Balai POM yang telah disusun dapat dijadikan pedoman dalam rangka perencanaan kegiatan yang berkelanjutan. Untuk itu diperlukan komitmen, motivasi dan semangat serta dedikasi tinggi dari semua warga organisasi Balai POM di Manokwari untuk menuju Obat dan Makanan yang aman, meningkatkan kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa. Manokwari, Maret 2015 Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari, Drs. Bosar M. Pardede., Apt., M.Si NIP

3 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar isi... ii Surat Keputusan... iii BAB I. Pendahuluan Kondisi umum Tugas Pokok dan Fungsi Balai POM di Manokwari Struktur Organisasi Hasil Capaian Kinerja Balai POM di Manokwari periode Isu-isu Strategis sesuai dengan Tupoksi dan Kewenangan Balai POM Potensi dan Permasalahan Lingkungan Eksternal Lingkungan Internal Desentralisasi dan Otonomi Daerah Perkembangan Teknologi Analisa terhadap Lingkungan Strategis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats/SWOT) BAB II. VISI, MISI, BUDAYA ORGANISASI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Visi Misi Budaya Organisasi Tujuan Sasaran Strategis BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI Arah Kebijakan dan Strategi Balai POM di Manokwari Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN Target Kinerja Kerangka Pendanaan BAB V PENUTUP LAMPIRAN... 59

4 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Balai POM di Manokwari Lampiran 2. Kamus Indikator Renstra BPOM Manokwari

5 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Struktur Organisasi Balai POM di Manokwari... 5 Gambar 1.2 Profil Pegawai Balai POM di Manokwari... 7 Gambar 1.3 Pencapaian Kinerja Balai POM di Manokwari Periode Gambar 1.4 Diagram permasalahan dan isu strategis BPOM di Manokwari...12 Gambar 1.5 Bisnis Proses Utama terhadap kegiatan Utama BPOM Manokwari Gambar 2.1 Peta Strategis Balai POM di Manokwari Periode Gambar 3.1 Logical Framework Balai POM di Manokwari Gambar 3.2 Kerangka Kelembagaan Pelaksanaan Mandat BPOM di Manokwari... 52

6 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Profil pegawai BPOM di Manokwari berdasarkan tingkat pendidikan... 6 Tabel 1.2 Hasil pencapaian kinerja Balai POM di Manokwari Tabel 1.3 Rangkuman Analisi SWOT Tabel 1.5 Penguatan peran BPOM Tahun Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Balai POM di Manokwari...43 Tabel 3.1 Program, Sasaran program, kegiatan strategi, sasaran kinerja, indikator Balai POM di Manokwari Tabel 4.1 Sasaran Strategis dan indikator kinerja Tabel 4.2 Sasaran Strategis, indikator kinerja dan pendanaan... 55

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONDISI UMUM Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional disusun secara periodik meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga untuk jangka waktu 5 tahun, serta Rencana Pembangunan Tahunan yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Selanjutnya RPJPN ini dibagi menjadi empat tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), salah satunya adalah RPJMN yang merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPN Sebagai kelanjutan RPJMN tahap kedua, RPJMN tahap ketiga ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian yang berlandaskan keunggulan sumber daya alam, sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat. Sebagaimana amanat tersebut dan dalam rangka mendukung pencapaian program-program prioritas pemerintah, Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari sesuai kewenangan, tugas pokok dan fungsinya menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari untuk periode Penyusunan Renstra Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari ini berpedoman pada RPJMN periode Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 1 of 58

8 2019 dan Renstra Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia periode Proses penyusunan Renstra BPOM di Manokwari tahun dilakukan sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hasil evaluasi pencapaian kinerja tahun , serta melibatkan pemangku kepentingan yang menjadi mitra BPOM di Manokwari. Selanjutnya Renstra BPOM di Manokwari periode diharapkan dapat meningkatkan kinerja BPOM di Manokwari dibandingkan dengan pencapaian dari periode sebelumnya sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Balai POM di Manokwari sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan POM di Provinsi Papua Barat berdasarkan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK Tahun 2007 tentang perubahan kedua atas keputusan Kepala BPOM Nomor 05018/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : 14 Tahun Balai POM di Manokwari termasuk Balai POM tipe B. Adapun kondisi umum Balai POM di Manokwari pada saat ini berdasarkan peran, tupoksi dan pencapaian kinerja adalah sebagai berikut: A. Peran dan Fungsi Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari berdasarkan peraturan perundang-undangan BPOM adalah sebuah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang bertugas mengawasi peredaran obat, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik dan makanan di wilayah Indonesia. Tugas, fungsi dan kewenangan BPOM diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah non Departemen yang telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun Sesuai amanat ini, Balai POM di Manokwari sebagai UPT Badan POM RI di wilayah Provinsi Papua Barat menyelenggarakan fungsi : (1) Melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain, obat Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 2 of 58

9 tradisional, kosmetika, produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya di provinsi papua barat; (2) Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan (3) Pelaksanaan pengujian laboratorium dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional, kosmetika, produk komplemen, pangan, bahan berbahaya dan mikrobiologi; (4) Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan pada sarana produksi dan distribusi; (5) Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum; (6) Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang ditetapkan oleh kepala Badan; (7) Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen; (8) pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah daerah Papua Barat dan masyarakat di bidang pengawasan Obat dan Makanan; (9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumah tanggaan. Dilihat dari fungsi Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari secara garis besar, yakni: (1) Pengawasan Obat dan Makanan pasca beredar di masyarakat (post-market) melalui: a) Pengambilan sampel dan pengujian; b) Peningkatan cakupan pengawasan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan di seluruh kota dan kabupaten Provinsi Papua Barat, termasuk Pasar Aman dari Bahan Berbahaya; c) Investigasi awal dan penyidikan kasus pelanggaran di bidang Obat dan Makanan di Pusat dan Balai. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi serta penguatan kerjasama kemitraan dengan pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan di Pusat dan Balai melalui: a) Public Warning; b) Pemberian Informasi dan Penyuluhan/Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan, serta; c) Peningkatan Pengawasan terhadap Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), Program pasar aman dari bahan berbahaya, peningkatan kegiatan Balai POM di Manokwari Sahabat Ibu, dan advokasi kepada masyarakat. Tugas dan fungsi tersebut melekat pada Balai POM di Manokwari sebagai lembaga pemerintah yang merupakan garda terdepan dalam hal perlindungan terhadap konsumen di Provinsi Papua Barat. Di sisi lain, tupoksi Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 3 of 58

10 Balai POM di Manokwari ini juga sangat penting dan strategis dalam kerangka mendorong tercapainya Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, khususnya pada butir 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, khususnya di sektor kesehatan; pada butir 2: Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif demokratis dan terpercaya; pada butir 3: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan; pada butir 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; serta pada butir 7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Oleh karena itu, Balai POM di Manokwari sebagai lembaga pengawasan Obat dan Makanan di Provinsi Papua Barat sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan maupun kualitas sumber daya manusia, serta sarana pendukung lainnya seperti laboratorium, sistem teknologi dan informasinya, dan lain sebagainya, untuk mendukung tugas-tugasnya tersebut. Balai POM di Manokwari idealnya dapat menjalankan tugasnya secara lebih proaktif, tidak reaktif, yang hanya bergerak ketika sudah ada kasus-kasus yang dilaporkan. Namun, dengan luas wilayah Papua Barat yang mencapai ,27 Km 2. dan terdapatnya beberapa daerah yang belum terjangkau serta harus melalui akses udara atau laut yang memerlukan waktu merupakan salah satu faktor utama yang sangat sulit bagi Balai POM di Manokwari melakukan fungsi pengawasan secara komprehensif. Namun hal ini tidak menjadi hambatan, bahkan justru menjadi tantangan tersendiri bagi Balai POM di Manokwari untuk melakukan revitalisasi tehadap kinerjanya dalam hal mengawasi Obat dan Makanan, baik produksi dalam negeri maupun impor yang beredar di masyarakat Provinsi Papua Barat. Di sisi lain, tuntutan modernisasi suatu bangsa juga berpengaruh pada pola hidup masyarakatnya. Dengan perkembangan modernisasi tersebut, menjaga pola hidup sehat juga menjadi semakin sulit untuk dipenuhi oleh masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, terutama pemenuhan standar kesehatan, dimana peredaran makanan yang tidak begitu baik bagi kesehatan juga hampir-hampir tidak bisa dihindari. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 4 of 58

11 B. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia Balai POM di Manokwari termasuk Balai POM tipe B yang mempunyai Struktur Organisasi sebagai berikut: Gambar 1.1 STRUKTUR ORGANISASI BALAI POM DI MANOKWARI Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan Sub Bagian Tata Usaha Seksi Pemeriksaan, Penyidikan, Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Adapun tugas masing-masing seksi adalah : 1. Sub bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi perencanaan, penganggaran, serta evaluasi dan pelaporan di lingkungan Balai POM di Manokwari, memberikan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga. 2. Seksi Pengujian Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pengujian secara laboratorium, serta melaksanakan pengujian dan penilaian mutu dibidang produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen. Seksi Pengujian Terapetik, Narkotik, Psikotropik, Kosmetik, Obat Tradisional dan Produk Komplemen Seksi Pengujian Pangan, Mikrobiologi dan Bahan Berbahaya 3. Seksi Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya dan Mikrobiologi mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pengujian secara laboratorium, serta Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 5 of 58

12 melaksanakan pengujian dan penilaian mutu di bidang pangan, bahan berbahaya dan mikrobiologi. 4. Seksi Pemeriksaan, Penyidikan, Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh untuk pengujian, dan pemeriksaan sarana produksi, distribusi dan sarana pelayanan kesehatan serta penyidikan kasus pelanggaran di bidang Produk Terapetik, Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain, Obat Tradisional, Kosmetik, Produk Komplemen, Pangan dan Bahan Berbahaya, melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu dan layanan informasi konsumen. Untuk mendukung tugas-tugas Balai POM di Manokwari sesuai dengan peran dan fungsinya diperlukan sejumlah SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi yang baik. Jumlah SDM yang dimiliki Balai POM di Manokwari untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan Obat dan Makanan sampai tahun 2014 adalah sejumlah 28 orang. Adapun jumlah pegawai Balai POM di Manokwari berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan pada tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1 Profil pegawai Balai POM di Manokwari berdasarkan tingkat pendidikan tahun No Unit Kerja / Seksi / Bagian 2014 S3 S2 Apoteker / Profesi S1 NON sarjana 1 Kepala Balai Sub Bagian Tata Usaha Seksi Pengujian Teranokoko Seksi Pengujian Pangan, Mikrobiologi, dan Bahan Berbahaya Seksi Pemeriksaan, Penyidikan, Sertifikasi, dan Layanan Informasi Konsumen Jumlah TOTAL Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 6 of 58

13 Dari Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa presentase pendidikan pegawai Balai POM di Manokwari adalah S2 (18.75%), Apoteker/Profesi (57.15%), S1 (14.30%), dan Non Sarjana (17.85%). Di bawah ini gambar 1.2: grafik komposisi persentase SDM Balai POM di Manokwari menurut pendidikan. Gambar 1.2 Profil Pegawai Balai POM di Manokwari berdasarkan tingkat pendidikan Tahun % 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 0.00% 18.75% 14.30% 17.85% Dari komposisi SDM Balai POM di Manokwari sampai dengan tahun 2014 sesuai dengan tabel 1.1 dan gambar 1.2 di atas, dirasakan bahwa untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis yang semakin dinamis, khususnya perubahan lingkungan strategis eksternal, maka perlu dilakukan peningkatan kuantitas maupun kualitas SDM Balai POM di Manokwari, agar dapat mengantisipasi perubahan lingkungan strategis tersebut sehingga bisa mewujudkan tujuan organisasi dalam lima tahun kedepan. C. Hasil Capaian Kinerja Balai POM di Manokwari periode Sesuai dengan peran dan kewenangannya, Balai POM di Manokwari mempunyai tugas mengawasi peredaran Obat dan Makanan di wilayah Provinsi Papua Barat. Dan Balai POM di Manokwari baru memulai operasional pekerjaannya pada tahun 2012, sehingga di tahun 2012 baru dijadikan base line perhitungan indikator kinerja utama, Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, maka terdapat beberapa tujuan yang akan dicapai dalam Renstra Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 7 of 58

14 Balai POM di Manokwari , yaitu: 1) Post-marketing vigilance termasuk sampling dan pengujian laboratorium, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, penyidikan dan penegakan hukum; 2) Komunikasi, informasi dan edukasi publik termasuk peringatan publik. Adapun pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas dan kewenangan Balai POM di Manokwari tersebut dapat dilihat sesuai dengan pencapaian indikator kinerja utama sesuai sasaran strategis pada tabel 1.2 di bawah ini. Tabel 1.2 Capaian Kinerja Balai POM di Manokwari periode NO Indikator T *) 2014 Tahun 2014 R **) (%) %C ***) thd 2014 Tahun 2013 R (%) Tahun 2012 R (%) Tahun 2011 R (%) Tahun 2010 R (%) 1. Persentase kenaikan Obat yang memenuhi standar 2. Persentase kenaikan Obat tradisional yang memenuhi standar 3. kenaikan kosmetik yang memenuhi standar 4. Persentase kenaikan suplemen makanan yang memenuhi standar 5. Persentase kenaikan makanan yang memenuhi standar 6. Proporsi obat yang memenuhi standard (aman, manfaat, dan mutu) 0.2% -3.0% -1500% 5.78 baseline N/A N/A 0.4% 8.88% 2200% 2.86 baseline N/A N/A 0.6% 7.67% 1278% baseline N/A N/A 1.3% -10.0% % 1.3 baseline N/A N/A 4% -0.33% -8.25% 9.33 baseline N/A N/A 99,63% 97,00% 97.36% 100% baseline N/A N/A Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 8 of 58

15 NO Indikator T *) 2014 Tahun 2014 R **) (%) %C ***) thd 2014 Tahun 2013 R (%) Tahun 2012 R (%) Tahun 2011 R (%) Tahun 2010 R (%) 7. Proporsi obat tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) 8. Proporsi kosmetik yang mengandung bahan berbahaya 9. Proporsi suplemen makanan yang tidak memenuhi syarat keamanan 10. Proporsi makanan yang memenuhi syarat 1,0% 0% 101% 1,43% baseline N/A N/A 1,0% 0% 101% 0,67% baseline N/A N/A 2,0% 10% 92% 0% baseline N/A N/A 90% 95,33% 105,92% 88% baseline N/A N/A Catatan: *) T : Target **) R : Realisasi ***) %C : Persentase capaian (realisasi dibandingkan terhadap target) Sebagaimana tabel 1.2 terkait pencapaian kinerja pada Renstra tahun tersebut di atas, kinerja Balai POM di Manokwari telah menunjukkan perbaikan yang semakin signifikan. Hal ini bisa dilihat dari seluruh kinerja Balai POM di Manokwari sesuai dengan tugas utamanya melakukan pengawasan Obat dan Makanan di wilayah Provinsi Papua Barat. Adapun penjelasan pencapaian masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut: Untuk indikator kinerja Obat yang beredar telah memenuhi syarat tercapai sebesar 97.00%, sedangkan Obat Tradisional beredar telah tercapai memenuhi syarat 87.14%, untuk kinerja Kosmetik beredar telah memenuhi syarat sebesar 98,00%, dan kinerja Suplemen Makanan tercapai sebesar 90.00%, dan Makanan beredar yang memenuhi syarat sebesar 97.00%. Capaian yang tinggi tidak dapat disimpulkan bahwa kinerja Balai POM di Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 9 of 58

16 Manokwari telah luar biasa. Justru ini menunjukan keterbatasan Balai POM di Manokwari dalam perencanaan dan penetapan target, selain itu pengambilan sampel belum menggambarkan keterwakilan jumlah sampel di Papua Barat, pengujian sampel masih relative sedikit dibanding jumlah sampel yang beredar di Papua Barat. Oleh karena itu hal ini akan menjadi fokus perbaikan dalam Renstra ke depan. Berdasarkan hasil tersebut, pengawasan Obat dan Makanan tetap menjadi mainstreaming di Renstra Di bawah ini pada gambar 1.3 dapat dilihat secara grafik pencapaian kinerja Balai POM di Manokwari dari tahun Gambar 1.3 Pencapaian kinerja Balai POM di Manokwari periode Persentase Obat yang memenuhi standar Persentase Obat Tradisional yang memenuhi standar Persentase Kosmetik yang memenuhi standar Persentase Suplemen Makanan yang memenuhi standar Persentase Makanan yang memenuhi standar Dari gambar 1.3 dapat dilihat hasil pengawasan Obat dan Makanan selama tahun Persentase/proporsi Obat dan Makanan yang memenuhi syarat pada tahun 2014 cenderung mengalami kenaikan dibandingkan tahun Namun, jika dibandingkan terhadap tahun 2011 Persentase/proporsi Obat dan Makanan yang memenuhi syarat pada tahun 2014 cenderung mengalami penurunan. Di sisi lain, saat ini masih dijumpai produk Obat dan Makanan illegal/palsu/substandar. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa pengawasan Obat dan Makanan yang dilakukan oleh Balai POM di Manokwari selama ini harus terus ditingkatkan. Perkuatan pengawasan post market merupakan hal yang tak dapat dielakkan lagi. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 10 of 58

17 Pada produk obat tradisional, yang pada akhir periode Renstra , menunjukkan hasil yang belum menggembirakan. Produk obat tradisional yang memenuhi syarat masih jauh di bawah produk lainnya yang memenuhi syarat. Untuk itu, perlu dilakukan upaya terobosan untuk melindungi masyarakat dari obat tradisional yang berisiko terhadap kesehatan. Berdasarkan capaian kinerja utama Balai POM di Manokwari sesuai dengan tabel 1.2 dan gambar 1.3, terlihat bahwa kinerja Balai POM di Manokwari telah menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Namun hal ini tidak semestinya membuat Balai POM di Manokwari berpuas diri dan menjadikan peran Balai POM di Manokwari selesai. Bahkan dengan adanya perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis diharapkan peran Balai POM di Manokwari pada masa yang akan datang dapat lebih ditingkatkan. Balai POM di Manokwari diharapkan terus menjaga kinerja yang telah dicapai saat ini sesuai harapan masyarakat, yaitu agar pengawasan Obat dan Makanan terus lebih dimaksimalkan untuk melindungi kesehatan masyarakat di wilayah provinsi papua barat. D. Isu-isu Strategis sesuai dengan Tupoksi dan Kewenangan Balai POM di Manokwari Selama periode , pelaksanaan peran dan fungsi Balai POM di Manokwari tersebut di atas telah diupayakan secara optimal sesuai dengan target hasil pencapaian kinerjanya. Namun demikian, upaya tersebut masih menyisakan permasalahan yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat, antara lain: (1) belum optimalnya pengawasan Obat dan Makanan pasca beredar di masyarakat (post-market) dan (2) belum efektifnya pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan. Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas terdapat beberapa penyebab yang dianggap sangat krusial dan strategis bagi peran Balai POM di Manokwari dalam melakukan pembenahan di masa mendatang, sehingga diharapkan pencapaian kinerja berikutnya akan lebih optimal. Di bawah ini pada gambar 1.4 terdapat diagram yang menunjukkan analisa permasalahan pokok dan isu- Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 11 of 58

18 isu strategis sesuai dengan tupoksi dan kewenangan Balai POM di Manokwari sebagai berikut: Gambar 1.4: Diagram permasalahan dan isu strategis, kondisi saat ini dan dampaknya BELUM OPTIMALNYA PERAN BALAI POM DI MANOKWARI DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI PROVINSI PAPUA BARAT BELUM OPTIMALNYA SISTEM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN BELUM OPTIMALNYA PEMBINAAN DAN BIMBINGAN KEPADA PEMANGKU KEPENTINGAN MELALUI KERJASAMAN, KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI PUBLIK MASIH TERBATASNYA KAPASITAS KELEMBAGAAN PERAN BALAI PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI MANOKWARI Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan di wilayah provinsi papua barat Pembinaan dan bimbingan kepada pemangku kepentingan di wilayah provinsi papua barat Berdasarkan kondisi obyektif yang dipaparkan di atas, kapasitas Balai POM di Manokwari sebagai lembaga pengawasan Obat dan Makanan masih perlu terus dilakukan penguatan, baik secara kelembagaan maupun dari sisi manajemen sumber daya manusianya, agar pencapaian kinerja di masa datang semakin membaik dan dapat memastikan berjalannya proses pengawasan Obat dan Makanan yang lebih ketat dalam menjaga keamanan, mutu serta khasiat/manfaat Obat dan Makanan tersebut, yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk itu, ada 3 (tiga) isu strategis dari permasalahan pokok yang dihadapi Balai POM di Manokwari sesuai dengan peran dan kewenangannya Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 12 of 58

19 agar lebih optimal, yang perlu terus diperkuat dalam peningkatan kinerja di masa yang akan datang sebagai berikut: 1. Penguatan sistem dalam pengawasan Obat dan Makanan, 2. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Publik dalam rangka mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta mendorong peningkatan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, 3. Penguatan kapasitas kelembagaan Balai POM di Manokwari, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya. Untuk memperkuat peran dan kewenangan tersebut secara efektif, BPOM perlu terus melakukan perbaikan dan pengembangan secara kelembagaan serta penguatan regulasi, khususnya peraturan perundang-undangan yang menyangkut peran dan tugas pokok dan fungsinya. Di samping itu, kondisi lingkungan strategis dengan dinamika perubahan yang sangat cepat, menuntut BPOM dapat melakukan evaluasi dan mampu beradaptasi dalam pelaksanaan peran-perannya secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan etos tersebut, diharapkan mampu menjadi katalisator dalam proses pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional. 1.2 Potensi dan Permasalahan Sejalan dengan dinamika lingkungan strategis, dan semakin berkembangnya provinsi papua barat, permasalahan dan tantangan yang dihadapi masyarakat semakin kompleks. Arus besar perkembangan teknologi dan perpindahan penduduk membawa keleluasaan informasi, fleksibilitas distribusi barang dan jasa yang berdampak pada munculnya isu-isu yang berdimensi lintas bidang. Isu-isu bahwa wilayah timur Indonesia khususnya Papua Barat merupakan buangan produk kadaluarsa atau memiliki mutu rendah. Percepatan arus informasi dan modal juga berdampak pada meningkatnya pemanfaatan berbagai sumber daya alam yang memunculkan isu perubahan iklim (climate change), ketegangan lintas-batas antarnegara, serta percepatan penyebaran wabah penyakit, mencerminkan rumitnya Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 13 of 58

20 tantangan yang harus dihadapi oleh Balai POM di Manokwari. Hal ini menuntut peningkatan peran dan kapasitas instansi Balai POM di Manokwari dalam mengawasi peredaran produk Obat dan Makanan di wilayah provinsi papua barat. Konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta kemampuan mengoptimalkan partisipasi masyarakat, akan menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Secara garis besar, lingkungan strategis yang bersifat eksternal yang dihadapi oleh Balai POM di Manokwari terdiri atas 2 (dua) isu mendasar, yaitu kesehatan dan globalisasi. Isu kesehatan yang akan diulas disini adalah Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sedangkan terkait globalisasi, akan diulas tentang perdagangan bebas, komitmen internasional, post MDGs 2015, perubahan iklim dan demografi. Isuisu tersebut saling terkait satu dengan yang lain. Adapun lingkungan strategis yang mempengaruhi peran Balai POM di Manokwari baik internal maupun eskternal adalah sebagai berikut: Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Sistem Kesehatan Nasional (SKN) merupakan wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. SKN merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang dipergunakan sebagai acuan utama dalam mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat serta menuntut peran aktif masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan tersebut. Upaya pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh semua pihak (pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat) melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan kesehatan. Bentuk pelayanan kesehatan tersebut berupa layanan Rumah Sakit, Puskesmas dan kegiatan peran serta masyarakat melalui Posyandu. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 14 of 58

21 Di sisi lain, menjamurnya sistem dan model serta klinik-klinik kesehatan dan pengobatan alternatif di wilayah provinsi papua barat juga makin menambah beban dan daya jangkau Balai POM di Manokwari untuk makin melebarkan sayap dan menajamkan matanya dalam melakukan pengawasan yang lebih komprehensif. Semakin banyak pelayanan kesehatan yang disediakan, maka akan semakin mempengaruhi kebutuhan pelayanan pendukung kepada kesehatan masyarakat tersebut, yang antara lain tentunya adalah kebutuhan akan obat semakin meningkat. Penjaminan mutu obat merupakan bagian yang tidak terpisahkan juga dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Hal ini merupakan tantangan ke depan yang akan dihadapi oleh Balai POM di Manokwari dalam penyediaan obat-obatan yang aman dan bermutu. Penjaminan mutu obat tidak terlepas dari kualitas obat tersebut. Beberapa permasalahan lainnya yang juga memerlukan perhatian dalam penjaminan mutu obat adalah semakin meluasnya penggunaan jamu dan obat-obat tradisional, serta pengobatan secara tradisional di masyarakat yang memerlukan peningkatan penelitian ilmiah lebih lanjut. Di samping itu juga munculnya bibit penyakit baru atau bibit penyakit yang dulu pernah ada dan sudah langka kasusnya sekarang, namun kini berjangkit kembali. Penyakit ini, baik menular maupun yang tidak menular sebagai akibat dari adanya perubahan iklim secara global, fluktuasi ekonomi, model perdagangan bebas dan kemajuan teknologi maupun transisi dari demografi, juga turut mengubah pola dan gaya hidup dari masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi Obat dan Makanan. Untuk itu, permasalahan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Balai POM di Manokwari untuk dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat provinsi papua barat dalam mengkonsumsi obat yang beredar di pasaran. Dalam menciptakan rasa aman bagi masyarakat, Balai POM di Manokwari selama ini melakukan kontrol dalam pengawasan secara ketat terhadap produk yang sudah beredar luas di masyarakat. Selain itu, Balai POM di Manokwari juga dapat memberikan informasi dan edukasi pada masyarakat mengenai produk obat yang aman, bermutu, dan berkhasiat. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 15 of 58

22 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang minimal layak menuju terwujudnya kesejahteraan sosial yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem ini merupakan program negara dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pendekatan sistem. Sistem ini diharapkan dapat menanggulangi risiko ekonomi karena sakit, PHK, pensiun usia lanjut dan risiko lainnya dan merupakan cara (means), sekaligus tujuan (ends) dalam mewujudkan kesejahteraan.untuk itu, dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional juga diberlakukan penjaminan mutu obat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan juga dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan Globalisasi, Perdagangan Bebas dan Komitmen Internasional Globalisasi merupakan suatu perubahan interaksi manusia secara luas, yang mencakup ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi dan lingkungan. Proses ini dipicu dan dipercepat dengan berkembangnya teknologi, informasi dan transportasi yang sangat cepat dan masif akhir-akhir ini di wilayah provinsi papua barat. Era globalisasi dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pembangunan kesehatan, khususnya dalam rangka mengurangi dampak yang merugikan, sehingga mengharuskan adanya suatu antisipasi dengan kebijakan yang responsif. Dalam kaitan dengan globalisasi dan perjanjian-perjanjian internasional khususnya di sektor ekonomi tersebut, papua barat sebagai bagian dari Negara kesatuan republik Indonesia mampu menghadapi persaingan tersebut. Dan ini sangat sejalan dengan 9 (sembilan) agenda prioritas pembangunan (Nawa Cita), khususnya pada butir 1: Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara (dengan memperkuat peran dalam kerjasama global dan regional), juga pada butir 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta pada butir 7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 16 of 58

23 Dengan masuknya produk perdagangan bebas tersebut yang antara lain adalah obat, kosmetik, suplemen kesehatan, dan makanan, termasuk jamu dari negara lain, merupakan persoalan krusial yang perlu segera diantisipasi. Realitas menunjukkan bahwa saat ini Indonesia telah menjadi pasar bagi produk Obat dan Makanan dari luar negeri yang belum tentu terjamin keamanan dan mutunya untuk dikonsumsi. Untuk itu, masyarakat khususnya diwilayah Provinsi Papua Barat membutuhkan proteksi yang kuat dan rasa aman dalam mengkonsumsi Obat dan Makanan tersebut. Perdagangan bebas juga membawa dampak tidak hanya terkait isu-isu ekonomi saja, namun juga merambah pada isu-isu kesehatan. Terkait isu kesehatan, masalah yang akan muncul adalah menurunnya derajat kesehatan yang dipicu oleh perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat tanpa diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Permasalahan ini akan semakin kompleks dengan sulitnya pemerintah dalam membuka akses kesehatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya untuk masyarakat yang berada di pelosok desa dan perbatasan provinsi papua barat. Sebagai contoh, saat ini akses masyarakat untuk mendapatkan obat legal dari apotek masih terbatas sehingga menyebabkan harga obat menjadi lebih mahal. Secara perhitungan di wilayah provinsi papua barat, jumlah apotek yang ada masih kurang, belum semua kecamatan terjangkau dengan layanan apotek. Kebutuhan obat yang tinggi dengan ketersediaan yang rendah ditambah lemahnya pengawasan dan penegakan hukum membuat masih ditemukan obat-obat yang tidak memenuhi ijin edar dan mengandung bahan baku yang berbahaya. Hal ini jelas akan sangat merugikan masyarakat. Berdasarkan data WHO (World Health Organization), praktik pemalsuan produk obat di dunia ratarata mencapai 10%, dan mencapai 20-40% untuk negara berkembang termasuk Indonesia. Tentunya hal ini menjadi tantangan yang sangat serius bagi Balai POM di Manokwari sebagai lembaga negara yang bertanggungjawab terkait dengan pengawasan atas produk Obat dan Makanan yang beredar di masyarakat provinsi papua barat. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 17 of 58

24 Perubahan Iklim dan Pola Hidup Masyarakat Ancaman perubahan iklim dunia, akan semakin dirasakan oleh sektor pertanian khususnya produk bahan pangan di Provinsi Papua Barat. Perubahan iklim dapat mengakibatkan berkurangnya ketersediaan pangan yang berkualitas, sehat, bermanfaat, dengan harga yang kompetitif. Dari sisi ekonomi makro, industri makanan dan minuman di masa yang akan datang perannya akan semakin penting sebagai pemasok pangan dunia. Semakin besarnya kontribusi industri pengolahan, dengan sub-sektor makanan, minuman terhadap output nasional, maka akan semakin besar juga tugas dari Balai POM di Manokwari untuk mengawasi dan menjamin keamanan proses produksi produk makanan dari hulu hingga hilir di wilayah provinsi papua barat. Selain dari sisi pangan, perubahan iklim juga dapat mengakibatkan munculnya bibit penyakit baru hasil mutasi gen dari beragam virus. Bibit penyakit baru tersebut diantaranya virus influenza yang variannya sekarang menjadi cukup banyak dan mudah tersebar dari satu negara ke negara lain. Menurut Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC-UI) tahun 2013, yang melaksanakan kajian dan pemetaan model kerentanan penyakit infeksi akibat perubahan iklim, Papua Barat merupakan wilayah endemik untuk beberapa penyakit yang perkembangannya terkait dengan pertumbuhan vektor pada lingkungan, misalnya Demam Berdarah Dengue dan Malaria. Ditambah 3 (tiga) Penyakit terbesar di wilayah Provinsi Papua Barat adalah HIV/AIDS, Tuberculosis, dan Malaria. HIV/AIDS juga merupakan penyakit terbesar yang masih terdapat diwilayah Provinsi Papua Barat dikarenakan Pola Hidup dan Pendidikan yang belum memadai. Selain dari ketiga jenis penyakit tersebut, masih ada lagi penyakit yang banyak ditemukan akibat adanya perubahan iklim seperti, Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) dan penyakit batu ginjal. Dengan adanya potensi permasalahan serta peluang dari proses perubahan iklim dan Pola Hidup Masyarakat, diperlukan peranan dari Balai POM di Manokwari dalam mengawasi peredaran varian produk obat yang baru dari jenis penyakit tersebut, baik yang diproduksi di dalam negeri, maupun yang Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 18 of 58

25 berasal dari luar negeri khususnya obat-obat antiretroviral, tuberculosis, dan malaria. Selain dari obat, varian obat baru ini juga diikuti pula dengan jenis obat herbal tradisional Indonesia dan Cina yang paling banyak beredar di pasar. Kondisi ini menuntut kerja keras dari Balai POM di Manokwari melakukan pengawasan terhadap perkembangan produksi dan peredaran obat tersebut Perubahan Ekonomi dan Sosial Masyarakat Kemajuan dari ekonomi Provinsi Papua Barat dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi, Tahun 2013 laju pertumbuhan produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha terbesar berada di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar %, di ikuti oleh sektor bangunan yaitu sebesar 25.58%, kemudian diikuti lagi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 24.10% sedangkan sektor terkecil berada pada Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 3.05%. Indikator ini menunjukan besarnya daya beli yang ada pada masyarakat Indonesia. Secara teori dan fakta, bahwa semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula konsumsi masyarakat terhadap Obat dan Makanan yang memiliki standar dan kualitas Lingkungan Eksternal A. Luas Wilayah Kerja Wilayah Kerja Balai POM di Manokwari adalah di Provinsi Papua Barat yang terletak antara 0 o,0 4 o,0 Lintang Selatan dan 124 o, o,0 Bujur Timur. dengan ketinggian rata-rata meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah dan keadaan geografis sebagai berikut : Luas Wilayah : ,27 Km 2 Lautan Pulau : ha : buah Sungai : 176 buah PETA PROVINSI PAPUA BARAT Danau : 4 buah Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 19 of 58

26 Zona Ekonomi Eksklusif sekitar : 200 mil Jumlah Penduduk : jiwa (Sumber BPS 2013) Kepadatan : 8,54 jiwa/km 2 B. Jumlah Kabupaten/Kota Jumlah Kabupaten : 12 Jumlah Kota : 1 Jumlah Kecamatan : 175 Jumlah Kelurahan : 70 Jumlah Desa : 1297 C. Pola Transportasi di Wilayah Kerja Untuk mencapai lokasi sarana, petugas Balai POM di Manokwari umumnya dicapai dengan menggunakan transportasi laut atau udara (90%), selebihnya menggunakan transportasi darat (10%). D. Lama Waktu Perjalanan ke Wilayah Kerja Kabupaten/Kota 1. Rata rata : 1 jam (Udara) 2. Paling lama : 10 jam (Darat atau Laut) 3. Paling singkat : 30 Menit (Udara) E. Waktu yang Diperlukan Di Satu Wilayah Kerja Untuk melaksanakan pengawasan di satu wilayah kerja diperlukan umumnya waktu sekitar 7,5 jam/hari. Pada tahun 2014, panjang jalan kabupaten/kota di seluruh provinsi Papua Barat adalah 6.409,25 km dimana 1.702,33 km berupa jalan aspal, 1.863,20 km berupa jalan tanah, 2.151,38 km berupa jalan kerikil dan 686,34 km jalan lainnya. F. Jumlah penduduk per kabupaten/kota Jumlah penduduk Provinsi Papua Barat berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2013 adalah orang, yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Jumlah penduduk laki-laki relatif sama dengan jumlah penduduk perempuan. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 20 of 58

27 G. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk Papua Barat pada tahun 2010 sebesar 3,71 persen. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sorong Selatan adalah yang tertinggi dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Papua Barat yakni sebesar 5,41 persen. Laju pertumbuhan yang terendah adalah di Kabupaten Tambraw karena mengalami penurunan sebesar 0,38 persen. H. Persentase Angka Melek Huruf Penduduk Usia Sekolah Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013 menunjukkan bahwa persentase penduduk berusia 15 tahun keatas yang buta huruf mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, yaitu dari 6,26 persen menjadi 4,01 persen.persentase penduduk yang melek huruf pada usia sekolah pada Provinsi Papua Barat, yang terbesar adalah di Kota Sorong yaitu 99,29 persen, sedangkan yang terendah adalah di Kabupaten Tambraw yaitu 70,63 persen. I. Jumlah SD Menurut Kabupaten Kota Total sekolah dasar di Provinsi Papua Barat Tahun 2012 sebesar 867 sekolah, dengan total siswa sebesar jiwa. J. Jumlah Industri Obat dan Makanan Provinsi Papua Barat pada tahun 2014 memiliki sarana industri pangan (MD) sebanyak 8 sarana dan IRTP sebanyak 570 sarana. K. Jumlah Sarana Distribusi Obat dan Makanan Sarana distribusi obat PBF sebanyak 16 sarana, apotek 176 sarana, toko obat 47 sarana, rumah sakit 16 sarana, puskesmas 149 sarana, balai pengobatan 5 sarana, gudang farmasi kabupaten/ kota 12 sarana. Sarana distribusi kosmetik sebanyak 712 sarana, sarana distribusi obat tradisional 133 sarana, sarana distribusi pangan sebanyak 1751 sarana. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 21 of 58

28 Lingkungan Internal A. Gedung Kantor Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari berdiri di atas tanah seluas m 2 beralamat di Jalan Angkasa Mulyono, Amban Manokwari Papua Barat yang terdiri dari luas bangunan gedung kantor permanen 750 m 2, bangunan gedung laboratorium permanen 885 m 2, gedung pos jaga permanen 49 m 2 dan rumah negara golongan II tipe B permanen 72 m 2. Status tanah masih dalam pengurusan dengan pemerintah daerah. B. Sumber Daya Listrik Balai POM di Manokwari menggunakan sumber daya listrik yang berasal dari PLN dengan daya sebesar 105 KVA, serta Generator listrik dengan daya sebesar 100 KVA sebagai pengganti daya listrik Balai POM di Manokwari apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN. C. Sumber Air Sumber air yang digunakan sebagai penunjang sarana lingkungan, penyelenggaraan laboratorium serta keperluan air bersih berasal dari air sumur bor dan sumur gali. D. Sarana Komunikasi Balai POM di Manokwari memiliki fasilitas layanan VoIP yang berfungsi sebagai alat/sarana telekomunikasi ke Pusat (Badan POM) dan antar Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia serta jaringan telepon/faksimili dengan nomor (0986) Balai POM di Manokwari memiliki alamat yaitu bpom.manokwari@yahoo.com. E. Sarana Transportasi Kendaraan dinas roda empat di Balai POM di Manokwari berjumlah 4 (empat) unit, 1 (satu) Unit Mobil Laboratorium Keliling, dan 5 (unit) Kendaraan Roda Dua. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 22 of 58

29 F. Daftar Inventaris Kantor Daftar Inventaris Kantor Balai POM di Manokwari terdiri dari Peralatan, Mesin, Meubelair dan Peralatan Laboratorium. Untuk mendukung kinerja Balai POM di Manokwari, maka pada tahun 2014 telah dilakukan pembangunan bak penampungan limbah, pengadaan meubelair, dan peralatan elektronik alat pengolah data lainnya. G. Peralatan Laboratorium Secara umum Laboratorium Balai POM di Manokwari telah dilengkapi dengan peralatan laboratorium pengujian modern seperti Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS), Kromatrografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), Kromatrografi Gas, UV Vis Spectrophotometer, TLC Scanner, dan Alat Disolusi Desentralisasi dan Otonomi Daerah Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen pemerintah belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Kerjasama lintas sektor dan dukungan peraturan perundangan merupakan tantangan yang sangat penting dalam mensinergikan kebijakan kesehatan khususnya dalam pengawasan obat dan makanan. Desentralisasi di bidang kesehatan belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan sehingga belum secara optimal memberikan perlindungan bagi masyarakat. Dengan perubahan paradigma sistem penyelenggaraan pemerintah yang semula sentralisasi menjadi desentralisasi atau otonomi daerah, maka urusan kesehatan menjadi salah satu kewenangan yang diselenggarakan secara konkuren antara pusat dan daerah. Desentralisasi di bidang kesehatan belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu kerjasama lintas sektor dan dukungan peraturan perundang-undangan merupakan tantangan yang sangat penting. Hal ini berdampak pada pengawasan obat dan makanan yang tetap bersifat sentralistik dan tidak mengenal batas wilayah (borderless) sehingga perlu adanya one line command (satu komando), apabila terdapat suatu produk Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 23 of 58

30 Obat dan Makanan yang tidak memenuhi syarat maka dapat segera ditindaklanjuti. Desentralisasi dapat menimbulkan beberapa permasalahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan di antaranya kurangnya dukungan dan kerjasama dari pemangku kepentingan di daerah sehingga tindaklanjut hasil pengawasan Obat dan Makanan belum optimal. Untuk itu, agar tugas pokok dan fungsi Balai POM di Manokwari berjalan dengan baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (sound governance). Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah pusat dan daerah, antara pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki masingmasing. Dengan berlakunya Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, merupakan tantangan bagi Balai POM di Manokwari untuk menyiapkan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria yang merupakan MoU (Memorandum of Understanding) dan dapat dibentuk dalam peraturan pemerintah daerah bagi Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat dalam melaksanakan kegiatan terkait Obat dan Makanan Perkembangan dan Teknologi. Perkembangan industri transportasi baik darat, laut dan udara maupun jasa pengiriman barang mengalami perkembangan yang cukup pesat ke wilayah Provinsi Papua Barat. Sehingga distribusi Obat dan Makanan secara masal dapat dilakukan lebih efisien. Untuk itu, dampak pengawasan atas peredaran Obat dan Makanan semakin tinggi, dikarenakan distribusi Obat dan Makanan ke tempat tujuan di seluruh wilayah Provinsi Papua Barat semakin cepat, sehingga antipasi pengawasan obat dan makanan juga harus sama cepatnya. Selain itu, teknologi pangan juga semakin berkembang. Adanya perubahan iklim juga ikut mendorong berbagai inovasi perkembangan teknologi menciptakan rekayasa genetika dan varian makanan yang terkadang tingkat Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 24 of 58

31 keamanannya belum teruji. Hal ini harus menjadi perhatian dan antisipasi Balai POM di Manokwari dalam menghadapi hal tersebut. Perkembangan teknologi informasi juga dapat menjadi potensi bagi BPOM untuk dapat melakukan pelayanan secara online, yang dapat memudahkan akses dan jangkauan masyarakat yang ada di Provinsi Papua Barat. Namun di sisi lain, teknologi informasi juga dapat menjadi tantangan bagi Balai POM di Manokwari terkait tren pemasaran dan transaksi produk Makanan dan Obat secara online, yang tentu saja juga perlu mendapatkan pengawasan dengan berbasis pada teknologi Analisis Terhadap Lingkungan Strategis (Strenghts, Weaknesess, Opportunities, Threats/SWOT) Sebagaimana dinamika perubahan lingkungan strategis yang telah dijelaskan di atas baik secara internal maupun eksternal, maka Balai POM di Manokwari harus melakukan upaya-upaya agar pengaruh lingkungan khususnya eskternal dapat menjadi suatu peluang dan meminimalkan ancaman yang dapat mempengaruhi peran Balai POM di Manokwari sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap Obat dan Makanan. Atas dasar pengaruh lingkungan strategis tersebut, dilakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan melalui analisa SWOT, sehingga dari analisa tersebut dapat ditetapkan arah strategis dan kebijakan Balai POM di Manokwari kedepan, agar dapat terwujud sesuai tujuan dan sasaran organisasi Balai POM di Manokwari dalam Renstra Periode Adapun hasil analisa SWOT tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. KEKUATAN (STRENGTHS) Balai POM di Manokwari saat ini memiliki kualitas SDM yang memadai, khususnya tenaga-tenaga yang terampil dalam melakukan pengujian dan pengawasan produk Obat dan Makanan yang ada. Di samping itu, Balai POM di Manokwari juga telah memiliki hasil penilaian atas Integritas Pelayanan Publik yang diakui secara Nasional. Pelayanan ini sangat mutlak harus memiliki integritas karena dampak pelayanan yang Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 25 of 58

32 diberikan oleh BPOM terhadap penilaian/pengujian Obat dan Makanan akan langsung dirasakan oleh masyarakat. Dalam mendorong pencapaian tujuan organisasi Balai POM di Manokwari, komitmen pimpinan menjadi mutlak sebagai landasan untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari peran Balai POM di Manokwari dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan kesehatan masyarakat Provinsi Papua Barat. 2. KELEMAHAN (WEAKNESSES) Saat ini SDM Balai POM di Manokwari sudah memiliki kualitas yang memadai, namun dari sisi kuantitas SDM Balai POM di Manokwari belum mencukupi kebutuhan untuk menjalankan tugas dan fungsi untuk mencover seluruh Provinsi Papua Barat dan produk-produk yang beredar. Sistem manajemen pemerintah menuntut adanya ukuran keberhasilan, baik di tingkat organisasi sampai ke level individu. Untuk saat ini, sistem manajemen kinerja belum optimal diterapkan, sehingga perlu dilakukan penerapan sistem manajemen kinerja yang lebih efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan tugas pengawasan Obat dan Makanan, diperlukan sarana dan prasarana yang sangat memadai. Hal ini juga untuk mengimbangi peredaran Obat dan Makanan yang semakin canggih. Untuk itu, penyiapan sarana dan prasarana yang memadai tersebut menjadi mutlak dilakukan dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Balai POM di Manokwari. Jaringan komunikasi yang belum baik diwilayah timur Indonesia, serta sarana transportasi yang belum memadai dan belum seluruhnya tersedia untuk seluruh kabupaten/kota, anggaran yang terbatas dalam melakukan pengawasan. Di samping itu, untuk mendukung pelaku usaha dalam melakukan pendaftaran (registrasi) dan penyebarluasan informasi mengenai Obat dan Makanan perlu didukung dengan teknologi informasi yang memadai. Peran dan kewenangan Balai POM di Manokwari juga harus didukung oleh struktur organisasi dan tata kerja yang tepat. Saat ini pembagian kewenangan atau beban kerja masih belum menunjukkan ukuran yang sesuai. Diharapkan penataan kelembagaan ke depannya bisa sesuai dan mengikuti prinsip structur Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 26 of 58

33 follow function follow strategy, sehingga struktur organisasi dan tata kerja (fungsi) dapat mewujudkan tujuan organisasi. 3. PELUANG (OPPORTUNITIES) Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. Tantangan atau peluang bagi Balai POM di Manokwari dalam mendorong upaya kesehatan masyarakat yang lebih baik lagi dalam menghadapi pola prilaku dan lingkungan sehat khususnya obat dan makanan. Semakin bertambahnya penduduk di wilayah Provinsi Papua Barat dan berkembangnya varian penyakit maka kebutuhan Obat dan Makanan akan semakin meningkat. Hal ini mendorong pertambahan dan pertumbuhan industri Obat dan Makanan secara pesat. Hal ini menjadi peluang dan tantangan Balai POM di Manokwari dalam mengawasi Obat dan Makanan yang semakin banyak variannya. Kerjasama dengan Instansi terkait merupakan hal yang sangat mutlak agar upaya pembangunan kesehatan dapat tercapai. Peluang kerjasama dengan instansi terkait dapat mendorong efektivitas dan efesiensi pengawasan Obat dan makanan khususnya dengan instansi aparatur penegak hukum maupun instansi terkait lainnya. Otonomi dan Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen pemerintah belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Kerjasama lintas sektor dan dukungan peraturan perundangan merupakan tantangan yang sangat penting. 4. TANTANGAN (THREATS) Tingginya angka penyakit HIV/Aids, Tuberculosis, Malaria, dan kusta di wilayah Provinsi Papua Barat dan banyaknya produk donasi untuk pengobatan penyakit tersebut memberikan tantangan kepada Balai POM di Manokwari untuk mampu dalam pengawasan obat-obat penyakit tersebut yang beredar di wilayah Provinsi Papua Barat dengan melakukan perbaikan infrastruktur laboratorium dan gedung administrasi untuk Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 27 of 58

34 menjadi laboratorium unggulan dalam pengujian dan pengawasan obat Antiretroviral, Tuberculoasis, Malaria, dan penyakit Infeksi Opurtunistik yang mengikuti dan juga pengaruh perubahan iklim dunia, khususnya untuk produk bahan pangan di Papua Barat semakin dirasakan ancamannya. Adanya gagal panen di sejumlah daerah di Indonesia dapat mengancam ketersediaan pangan di wilayah Provinsi Papua Barat yang selama ini juga belum terpenuhi secara keseluruhan. Dengan demikian, perubahan iklim dapat mengakibatkan berkurangnya ketersediaan pangan yang berkualitas, sehat, bermanfaat, dengan harga yang kompetitif sehingga permintaan akan produk pangan semakin meningkat. Hal ini akan sulit mengimbangi dan mengawasi distribusi barang yang masuk yang sesuai dengan standardisasi kesehatan. Tingginya arus produk Obat dan Makanan yang beredar, mengakibatkan adanya produk-produk yang tersedia dipasar tidak memenuhi kualifikasi standar yang dipersyaratkan. Hal ini menjadi masalah dalam peredaran Obat dan Makanan. Di sisi lain, lemahnya penegakan hukum terhadap pelanggaran seperti ini mengakibatkan ancaman bagi masyarakat. Untuk itu, diharapkan penegakan hukum harus lebih aktif lagi agar dapat meminimalkan permasalahan tersebut. Dengan semakin tumbuhnya perekonomian Indonesia akan mempengaruhi perubahan pola perilaku hidup sosialnya, salah satunya dalam mengkonsumsi Obat dan Makanan. Hal ini menjadi ancaman bagi masyarakat apabila pengunaan Obat dan Makanan tidak diantisipasi dengan pemberian informasi, komunikasi dan edukasi atas penggunaan Obat dan Makanan tersebut. Sisi lain, globalisasi yang mendorong lahirnya area perdagangan bebas (free trade area) menjadikan peredaran Obat dan Makanan juga semakin sulit untuk dikontrol. Dengan masuknya berbagai produk Obat dan Makanan dari negara lain merupakan persoalan krusial yang perlu diantisipasi segera. Realitas menunjukan bahwa saat ini Indonesia telah menjadi pasar bagi produk Obat dan Makanan dari luar negeri yang belum tentu terjamin keamanan dan kualitasnya untuk dikonsumsi. Untuk itu, masyarakat membutuhkan Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 28 of 58

35 proteksi yang kuat dan rasa aman dalam mengkonsumsi produk Obat dan Makanan tersebut. Semakin meningkat usia harapan hidup, artinya tingkat kesehatan masyarakat juga semakin meningkat. Perkembangan jumlah penduduk yang sangat cepat, jika tidak ditata dengan baik akan menjadi potensi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Di bawah ini, Tabel 3.1 Rangkuman Analisis SWOT sesuai dengan pengaruh lingkungan strategis dari internal dan eskternal. Tabel 1.3: Rangkuman Analisis SWOT Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) HASIL PEMBAHASAN (SWOT) 1. Kualitas SDM 2. Integritas Pelayanan Publik diakui secara Nasional 3. Komitmen Pimpinan 1. Masih terbatasnya jumlah SDM 2. Masih belum optimalnya sistem manajemen kinerja 3. Terbatasnya sarana dan prasarana baik pendukung maupun utama 4. Tebatasnya transportasi di wilayah provinsi papua barat Kesempatan (Opportunities) Tantangan (Threats) 5. Belum optimalnya struktur organisasi dan tata kerja 1. Mendorong upaya kesehatan Masyarakat 2. Jumlah industri Obat dan Makanan yang berkembang pesat 3. Terjalinnya kerjasama dengan instansi terkait 4. Desentralisasi dan Otonomi Daerah 1. Lemahnya penegakan hukum 2. Tingginya penyakit HIV/AIDS, Tuberculosis, Malaria dan Kusta di Provinsi Papua Barat 3. Pembangunan Infrastruktur Laboratorium Unggulan pengujian dan pengawasan obat HIV/AIDS, Tuberculosis, Malaria dan Kusta 4. Perubahan pola hidup dan budaya masyarakat yang sangat kental 5. Adanya Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Area) Berdasarkan hasil Analisa SWOT tersebut di atas, maka Balai POM di Manokwari perlu melakukan penguatan organisasi dan kelembagaan, agar faktor-faktor lingkungan strategis yang mempengaruhi baik dari internal maupun Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 29 of 58

36 eskternal tidak akan menghambat pencapaian tujuan dan sasaran organisasi Balai POM di Manokwari periode Dilihat dari keseimbangan pengaruh lingkungan internal antara kekuatan dan kelemahan serta pengaruh lingkungan eskternal antara peluang dan ancaman, posisi organisasi Balai POM di Manokwari harusnya melakukan pengembangan dan perluasan organisasi agar dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi Balai POM di Manokwari periode Untuk itu, dalam melaksanakan peran dan kewenangan yang optimal sesuai dengan peran dan kewenangan Balai POM di Manokwari sebagai lembaga yang mengawasi Obat dan Makanan, maka diusulkan penguatan peran dan kewenangan BPOM sesuai dengan bisnis proses Balai POM di Manokwari untuk periode sebagaimana pada Tabel 1.4 di bawah ini: 1.4 Penjabaran Bisnis Proses Utama kepada Kegiatan Utama Balai POM di Manokwari POST MARKET PEMBINAAN DAN BIMBINGAN TERHADAP STAKEHOLDER PENGAWASAN SARANA PRODUKSI SESUAI STANDARD PENGAWASAN SARANA DISTRIBUSI SESUAI STANDARD KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI PUBLIK TERMASUK PERINGATAN PUBLIK SAMPLING DAN PENGUJIAN LABORATORIUM PENYIDIKAN DAN PENEGAKAN HUKUM SISTEM STANDARISASI PENGAWASAN (REGULATOR) KEMANDIRIAN STAKEHOLDER Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 30 of 58

37 Tabel 1.5 Penguatan Peran BPOM Tahun Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Publik Pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan sesuai standar Pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan sesuai standar Sampling dan pengujian laboratorium Obat dan Makanan Penyidikan dan penegakan hokum Mendorong kemitraan dan kemandirian pelaku usaha melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi publik termasuk peringatan publik Pengelolaan data dan informasi Obat dan Makanan Penyebaran informasi bahaya obat dan makanan yang tidak memenuhi standard Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 31 of 58

38 BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang dihadapi ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka Balai POM di Manokwari sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga Pengawasan Obat dan Makanan wilayah provinsi papua barat dituntut untuk dapat menjamin keamanan, mutu, manfaat/khasiat sesuai standar yang telah ditetapkan. Untuk itu, disusun visi dan misi serta tujuan dan sasaran Balai POM di Manokwari Gambar 2.1 : Peta Strategis Balai POM di Manokwari Periode VISI Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, BPOM harus memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pelaksanaan RPJMN dan RKP Tahunan, melalui penyusunan rencana strategis dan tahunan (RPJMN, RKP) yang berkualitas serta optimalisasi pengendalian dan monitoring evaluasi atas pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan secara efektif dan efisien serta pelaksanaan tugas-tugas lainnya dari pemerintah. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari Page 32 of 58

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa bahwasannya kami telah dapat menyusun Rencana Strategis Balai Besar POM di Bandar Lampung Tahun 2015 2019 Visi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI

KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI NOMOR HK.04.01.313.05.15.1413 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI TAHUN 2015-2019 DIREKTUR PENILAIAN OBAT

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian dan lembaga perlu menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Renstra Balai POM di Gorontalo Tahun

KATA PENGANTAR. Renstra Balai POM di Gorontalo Tahun KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan HidayahNya yang dilimpahkan kepada kita semua sehingga proses penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai POM di Gorontalo

Lebih terperinci

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat Sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah, tantangan, beban dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan dirasakan semakin berat. Untuk itu, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA BADAN POM RI

RENSTRA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA BADAN POM RI BADAN POM RI RENSTRA 2015-2019 BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jl. Tompeyan I Tegalrejo. Telp (0274) 561038/ Fax (0274) 552250 Email : bpom_yogyakarta@pom.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Om Swastyastu, Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua,

KATA PENGANTAR. Om Swastyastu, Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua, KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua, Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU

PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru Drs, Sumaryanta,Apt.MSI NIP. 19620401 199202 1 001 Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru mempunyai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM)Pekanbaru. Pembentukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru diawali oleh terbentuknya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG II. KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG 2.1 Sejarah dan Perkembangan BPOM RI Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertugas untuk mengawasi obat dan makanan sehingga dapat melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, 20 April 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, 20 April 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru KATA PENGANTAR S esuai amanat Undang-Undang No. 5 tahun 004 tentang Sistem Penilaian Perencanaan Pembangunan Nasional yang disusun secara periodic meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN BADAN POM i

LAKIP TAHUN BADAN POM i alam rangka menciptakan good governance dan clean government di lingkungan Badan POM, LAKIP Badan POM tahun 2011 ini disusun. Sebagai bentuk penjabaran prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyampaian

Lebih terperinci

KEPALA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI JAYAPURA DRS. H.G. KAKERISSA, APT. NIP

KEPALA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI JAYAPURA DRS. H.G. KAKERISSA, APT. NIP KATA PENGANTAR esuai dengan amanat Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis sesuai dengan

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN NOMOR HK.04.05.06.15.695 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN

Lebih terperinci

BALAI BESAR POM DI PONTIANAK

BALAI BESAR POM DI PONTIANAK BALAI BESAR POM DI PONTIANAK Balai POM di Pontianak berdiri sejak tahun 1978 dan berkedudukan di ibukota Propinsi Kalimantan Barat, Pontianak. Selain itu terdapat 1 (satu) Pos POM yang berkedudukan di

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK

KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan

Lebih terperinci

Rencana Strategis Balai Besar POM di Makassar Tahun A. KONDISI UMUM

Rencana Strategis Balai Besar POM di Makassar Tahun A. KONDISI UMUM A. KONDISI UMUM Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) Tahun 2005 2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/ LEMBAGA : BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BPOM 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Deputi I

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Deputi I LAMPIRAN KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA NOMOR HK.05.02.322.3.05.15.859 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA TAHUN 2015-2019

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otonomi daerah yang disahkan melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengawasan Obat dan

Lebih terperinci

Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.40, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 70124, Telp. : Fax. :

Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.40, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 70124, Telp. : Fax. : BALAI BESAR POM DI BANJARMASIN Email : bbpom_banjarmasin@yahoo.com; bpom_banjarmasin@pom.go.id; Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.4, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 7124, Telp. : 511-334286 Fax.

Lebih terperinci

Jakarta, Juni 2015 Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen

Jakarta, Juni 2015 Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen KATA PENGANTAR S esuai dengan amanat Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1 KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN I. 1 KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN I. 1 KONDISI UMUM Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) berdasarkan Pasal 25 ayat (2) Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara jo. Keputusan

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.05.02.322.3.05.15.859 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor No.180, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KELEMBAGAAN. Badan Pengawas Obat dan Makanan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis BBPOM di Medan

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis BBPOM di Medan KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas menyusun Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. Drs. Mustofa, Apt, M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. Drs. Mustofa, Apt, M.Kes NIP KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, setiap kementerian dan lembaga diwajibkan untuk menyusun rencana strategis termasuk

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Balai Besar POM di Manado

Rencana Strategis. Balai Besar POM di Manado 2015-2019 Rencana Strategis Balai Besar POM di Manado KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Obat Asli Indonesia. Dra. Mauizzati Purba, Apt.M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Obat Asli Indonesia. Dra. Mauizzati Purba, Apt.M.Kes NIP KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Jakarta, 10 April 2015 Outline Paparan 1. Kerangka pikir penyelenggaranaan pangan 2. Pengawasan Makanan dalam RPJMN 2015-2019 3. Gambaran

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG TAHUN 2015-2019 BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG TAHUN 2015 SURAT KEPUTUSAN KEPALA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG NOMOR :

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 DENGAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Lampiran Keputusan Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banjarmasin Nomor : HK.01.02.100.04.15.0631 Tentang Rencana Strategis Balai Besar POM di Banjarmasin Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan masyarakat merupakan program kesejahteraan yang harus diwujudkan pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai persoalan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS TAHUN RENCANA STRATEGIS TAHUN 215-219 217 218 219 215 216 BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BANDA ACEH Jl. Tgk. Daud Beureueh No.11 Banda Telp:651-23926 Fax: 651-22735 Email: serliknad@yahoo.com : BBPOM

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palembang, 13 Maret 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan di Palembang

KATA PENGANTAR. Palembang, 13 Maret 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan di Palembang KATA PENGANTAR Sasaran dari suatu kegiatan hanya dapat dicapai dengan efektif dan efisien bila dapat dirumuskan dengan mempertimbangkan dinamika lingkungan. Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan rencana

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Singkat BBPOM Kota Bandar Lampung Pada awalnya Badan Pengawas Obat dan Makanan merupakan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

DRA. TRIKORANTI MUSTIKAWATI, APT. NIP

DRA. TRIKORANTI MUSTIKAWATI, APT. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis sesuai dengan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA BALAI POM DI PALU PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA BALAI POM DI PALU PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA BALAI POM DI PALU PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kami yang

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN JALAN RAYA Jakarta KM. 50. CIMANDALA KEC SUKARAJA Perubahan Renstra 2013-2018

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Padang, 27 Februari 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan di Padang. Dra.Wirda Zein,Apt NIP

KATA PENGANTAR. Padang, 27 Februari 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan di Padang. Dra.Wirda Zein,Apt NIP KATA PENGANTAR AssalamualaikumWr. Wb Dengan mengucap Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, dan atas rahmat serta HidayahNya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Padang telah dapat menyelesaikan Rencana

Lebih terperinci

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Rapat Koordinasi Nasional Palu, 31 Maret 2015 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

JAKARTA, 19 SEPTEMBER

JAKARTA, 19 SEPTEMBER PEMBACAAN RUMUSAN DAN SAMBUTAN PENUTUPAN SEKRETARIS DITJEN PADA SINKRONISASI KEBIJAKAN JAKARTA, 19 SEPTEMBER 2017 PEMBACAAN RUMUSAN DAN SAMBUTAN PENUTUPAN SEKRETARIS DITJEN PADA SINKRONISASI KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) , Disampaikan oleh Pada tanggal : Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) 561038, Fax (0274) 552250, 519052 VISI OBAT DAN MAKANAN AMAN MENINGKATKAN

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta memperkuat perekonomian negara dan daya saing bisnis

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta memperkuat perekonomian negara dan daya saing bisnis Nawa Cita Inpres Nomor 6 Tahun 2016 Nomor 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Nomor 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional Nomor 7: Mewujudkan kemandirian

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Togi J. Hutadjulu Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi 1. PENDAHULUAN 2. PELAYANAN PUBLIK BADAN POM

Lebih terperinci

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RANCANGAN REVISI PP 38/2007 DAN NSPK DI LINGKUNGAN DITJEN BINFAR DAN ALKES Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan DISAMPAIKAN PADA SEMILOKA REVISI PP38/2007 DAN NSPK : IMPLIKASINYA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 14 Kabupaten/Kota, namun sejak tgl 25 April 2013 telah dikukuhkan Daerah

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TINGKAT UNIT KERJA/SKPD/SATUAN KERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TINGKAT UNIT KERJA/SKPD/SATUAN KERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TINGKAT UNIT KERJA/SKPD/SATUAN KERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

LAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAYANAN INFORMASI PUBLIK Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK 1 Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik di Badan POM 2 Gambaran Umum Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik 3 Rincian Pelayanan Informasi Publik di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Kinerja Organisasi a. Pengertian Kinerja Istilah kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan oleh para cendekiawan sebagai penampilan,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.515, 2015 BPOM. Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan No.60, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN. Pangan. Gizi. Ketahanan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sudah ada dan semakin berkembang dari waktu ke waktu, disamping itu pula kosmetik berperan penting untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai lembaga penyelenggara manajemen kepegawaian negara berkomitmen untuk memajukan dan mengembangkan sistem manajemen kepegawaian

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN DITJEN BINFAR DAN ALKES KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JL. H.R. RASUNA SAID

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PROFIL BALAI POM DI KUPANG

PROFIL BALAI POM DI KUPANG PROFIL BALAI POM DI KUPANG SEKILAS TENTANG BALAI PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG Balai POM di Kupang berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. 05018/SK/KBPOM sejak tanggal

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SERANG

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SERANG RENCANA STRATEGIS BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SERANG TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada kita

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 E. Kelembagaan 17.1. Profil BPLHD Provinsi DKI Jakarta Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 230 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Lingkungan

Lebih terperinci