RENSTRA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA BADAN POM RI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENSTRA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA BADAN POM RI"

Transkripsi

1 BADAN POM RI RENSTRA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jl. Tompeyan I Tegalrejo. Telp (0274) / Fax (0274) bpom_yogyakarta@pom.go.id bbpomjg@yahoo.co.id

2 KATA PENGANTAR Pertama-tama kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-nya sehingga Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar POM di dapat diterbitkan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis sesuai dengan kaidah-kaidah dalam peraturan perundangundangan tersebut agar pembangunan bisa berjalan efektif, efisien, dan bersasaran. Dalam menindaklanjuti Undang-undang tersebut, Bappenas telah menerbitkan Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) tahun , sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun Dengan demikian Balai Besar POM di dalam menyusun Renstra Tahun mengacu pada kedua peraturan perundang-undangan di atas. Rencana Strategis Balai Besar POM di disusun dalam koridor Rencana Strategis Badan POM RI. Diharapkan dengan adanya Rencana Strategis ini pemenuhan tugas pokok dan fungsi Balai Besar POM di dapat dilakukan secara lebih terarah dan terkendali serta secara dinamis dapat mengakomodasi dan mengantisipasi perubahan lingkungan yang terjadi. Rencana Strategis merupakan rencana lima tahun ke depan yang disusun dengan mempertimbangkan faktor internal maupun faktor eksternal, antara lain: kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi. Oleh karena itu, tujuan utama dalam penyusunan Renstra adalah untuk menjadi acuan dalam penyusunan rencana kinerja, penyusunan rencana kerja dan anggaran, penetapan kinerja, pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan di lingkungan Balai Besar POM di, serta penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar POM di. Dengan disusunnya Renstra Balai Besar POM di ini, diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam rangka perencanaan kegiatan yang berkelanjutan. Untuk itu diperlukan komitmen, motivasi dan kegigihan serta dedikasi tinggi dari semua warga organisasi Balai Besar POM di., 13 Maret 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt NIP Renstra Balai Besar POM di i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... ii DAFTAR TABEL... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1. Kondisi Umum... 1 A. Peran... 2 B. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia... 3 C. Hasil Capaian Kinerja D. Isu-isu Strategis Berdasarkan Tupoksi dan Kewenangan I.2. Potensi dan Permasalahan Kerja sama dan networking lintas sektor Peningkatan Demand Kedudukan Badan POM Profesionalisme Badan POM Eksistensi Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM) Pertumbuhan Industri Komitmen terselenggaranya Good Governance Penerapan Learning Organization Kapasitas Laboratorium Kompetensi Sumber Daya Manusia Analisa Terhadap Lingkungan Strategis (SWOT) BAB II PERUMUSAN VISI, MISI DAN TUJUAN 17 II.1. Perumusan Visi II.2. Perumusan Misi II.3. Budaya Organisasi II.4. Tujuan II.5. Sasaran Strategis.. 22 BAB III ARAH KEBIJAKAN dan STRATEGI III.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional III.2. Arah Kebijakan dan Strategi BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN IV.1. Target Kinerja IV.2. Kerangka Pendanaan BAB V PENUTUP LAMPIRAN Lampiran 1: Matriks Kinerja dan Pendanaan BPOM... Renstra Balai Besar POM di ii

4 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Struktur Organisasi BPOM RI... 4 Gambar 2 Profil Pegawai BPOM Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun Gambar 3 Rasio Pencapaian Kinerja BPOM Periode Gambar 4 Diagram Permasalahan dan Isu Strategis, Kondisi Saat Ini dan 9 Dampaknya... Gambar 5 Persentase Penduduk yang Mengonsumsi Obat Modern dan 17 Tradisional.... Gambar 6 Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan 19 Kelompok Umur Tahun Gambar 7 Peran dan Kewenangan BPOM sesuai dengan Bisnis Proses 27 Utama.... Gambar 8 Penjabaran Bisnis Proses Utama kepada Kegiatan Utama 27 BPOM... Gambar 9 Peta Strategis BPOM Periode Gambar 11 Log Frame (Balai ) Renstra Balai Besar POM di iii

5 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Profil Pegawai BPOM Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun Tabel 2 Capaian Kinerja BPOM Periode Tabel 3 Rangkuman Analisis SWOT Tabel 4 Penguatan Peran Tabel 5 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai 39 Besar POM di periode Tabel 8 Program, Sasaran Program, Kegiatan Strategis, Sasaran Kegiatan, 48 Indikator... Tabel 10 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Tabel 11 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Pendanaan Renstra Balai Besar POM di iv

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, memberikan amanat bahwa perencanaan pembangunan disusun secara periodik meliputi rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) untuk jangka waktu 20 tahun, rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga untuk jangka waktu 5 tahun, serta rencana pembangunan tahunan yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 memiliki maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Selanjutnya RPJPN ini dibagi menjadi empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN ), salah satunya adalah RPJMN yang merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPN Sebagai kelanjutan RPJMN tahap kedua, RPJMN ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian yang berlandaskan keunggulan sumber daya alam, sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat. Balai Besar POM di sesuai kewenangan, tugas pokok dan fungsinya menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan Balai Besar POM di untuk periode Penyusunan Renstra Balai Besar POM di ini berpedoman pada Renstra Badan POM Periode Proses penyusunan Renstra Balai Besar POM di periode dilakukan sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hasil evaluasi pencapaian kinerja periode Selanjutnya Renstra Balai Besar POM di periode diharapkan dapat meningkatkan Kinerja Balai Besar POM di dibandingkan dengan pencapaian dari periode sebelumnya sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Adapun kondisi umum Balai Besar POM di pada saat ini berdasarkan peran, tupoksi dan pencapaian kinerja adalah sebagai berikut: Renstra Balai Besar POM di 1

7 A. Peran Balai Besar POM berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Badan POM adalah sebuah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang bertugas mengawasi peredaran obat, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan makanan di wilayah Indonesia. Tugas, fungsi, dan kewenangan Badan POM diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah non Departemen yang telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keppres 103 Tahun Balai Besar POM di adalah Unit Pelaksana Teknis Badan POM RI, sesuai Keputusan Kepala Badan POM No /SK/KBPOM tahun 2001 dengan perubahan terakhir Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014 mempunyai Tugas Pokok untuk melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplimen, keamanan pangan dan bahan berbahaya. Balai Besar POM di menyelenggarakan fungsi: (1) Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan; (2) Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetika, produk komplimen, pangan dan bahan berbahaya; (3) Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk secara mikrobiologi; (4) Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan pada sarana produksi dan distribusi; (5) Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum; (6) Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan; (7) Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen; (8) Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan; (9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan; (10) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan, sesuai dengan bidang tugasnya. Terdapat 3 (tiga) inti kegiatan atau pilar lembaga, yakni: (1) Penapisan produk dalam rangka pengawasan Obat dan sebelum beredar ( pre-market) melalui: a) Peningkatan inspeksi sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan dalam rangka pemenuhan standar Good Manufacturing Practices (GMP) dan Good Distribution Practice (GDP) terkini; b) Penguatan kapasitas laboratorium. (2) Pengawasan Obat dan Makanan pasca beredar di masyarakat ( post-market) melalui: a) Pengambilan sampel dan pengujian; b)peningkatan cakupan pengawasan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan, termasuk Pasar Aman dari Bahan Berbahaya; c) Investigasi awal dan penyidikan kasus pelanggaran di bidang Obat dan Makanan di Pusat dan Balai. Renstra Balai Besar POM di 2

8 Dan (3)Pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam rangka meningkatkan efektifitas pengawasan Obat dan Makanan di Pusat dan Balai melalui: a) Public Warning; b) Penyuluhan kepada masyarakat dan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan, serta; c) Peningkatan Pengawasan terhadap Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), dan advokasi kepada masyarakat. Tugas dan fungsi tersebut, melekat sebagai lembaga pemerintah yang merupakan garda depan dalam hal perlindungan terhadap konsumen. Diharapka Balai Besar POM di dapat menjalankan tugasnya secara lebih proaktif, tidak reaktif, yang bergerak ketika sudah ada kasus-kasus yang dilaporkan. B. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia Stuktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar/ Balai POM disusun berdasarkan Keputusan Kepala BPOM Nomor 05018/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengann Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun Sesuai dengan struktur organisasi yang ada pada Gambar 1.1, secara garis besar unit-unit kerja Balai Besar POM di dapat dikelompokkan sebagai berikut: Kepala Balai Besar POM di Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala Bidang Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, OT, Kosmetik dan Prod. Komplimen Kepala Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya Kelompok Jabatan Fungsional Kepala Bidang Pengujian Mikrobiologi Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan Kepala Seksi Pemeriksaan Kepala Seksi Penyidikan Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Kepala Seksi Sertifikasi Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen Gambar 1.1. Struktur Organisasi Untuk mendukung tugas-tugas Balai Besar POM di sesuai dengan peran dan fungsinya diperlukan sejumlah SDM dengan kompetensi yang baik. Jumlah SDM yang dimiliki Balai Besar POM di untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan Obat dan Makanan sampai tahun 2014 adalah sejumlah 117 orang, yang tersebar di bidang dan sub bagian tata usaha. Adapun jumlah pegawai Renstra Balai Besar POM di 3

9 Balai Besar POM di berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan pada Tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1 Profil Pegawai Balai Besar POM di Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014 Pendidikan N Juml per Unit Kerja o SMF/ S2 Apt S1 D3 SLTA SD Bid/Sub SMAK 1 Kepala Subbag TU Bid.Pemeriksaan dan Penyidikan Bid Pengujian Pangan & Bahan Berbahaya Bid. Pengujian Mikrobiologi Bid. Pengujian Prod terapetik, OT, Kosmetik & prod komplemen Bid. Sertifikasi dan LIK Jumlah per Pendidikan/ Total Dari Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa 60,68% pegawai Balai Besar POM di adalah sarjana. Di bawah ini gambar 2.1 grafik komposisi prosentasi SDM Balai Besar POM di menurut Pendidikan 31.62% 29.06% 20.51% 7.69% 11.11% S2 Apt S1 D3 Lain2 Gambar 2 Profil Pegawai Balai Besar POM di Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014 Berdasarkan tabel 1.1 dan gambar 2 diatas dirasakan bahwa untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis yang semakin dinamis khususnya perubahan lingkungan strategis eksternal maka perlu dilakukan peningkatan kualitas SDM agar dapat mengantisipasi perubahan lingkungan strategis tersebut sehingga bisa mewujudkan tujuan organisasi dalam lima tahun kedepan. Renstra Balai Besar POM di 4

10 C. Hasil Capaian Kinerja Balai Besar POM di periode Pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas dan kewenangan Balai Besar POM di tersebut dapat dilihat sesuai dengan pencapaian indikator kinerja utama sesuai sasaran strategis pada Tabel 1.2 di bawah ini. NO Indikator 1. Persentase kenaikan obat yang memenuhi standar (MS) 2. Persentase kenaikan obat tradisional yang memenuhi standar (MS) 3. kenaikan kosmetik yang memenuhi standar (MS) 4. Persentase kenaikan suplemen makanan yang memenuhi standar (MS) 5. Persentase kenaikan makanan yang memenuhi standar (MS) 6 Proporsi Obat yang Memenuhi Standar (Aman, Manfaat & Mutu) 7 Proporsi Obat Tradisional yang Mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) 8 Proporsi Kosmetik yang Mengandung Bahan Berbahaya 9 Proporsi Suplemen Makanan yang Tidak Memenuhi Syarat Keamanan 10 Proporsi Makanan yang Memenuhi Syarat 11 Persentase Pemenuhan sarana dan prasarana laboratorium terhadap standar terkini 12 Persentase laboratorium yang terakreditasi secara Tabel 1.2 Capaian Kinerja Balai Besar POM di Periode Target Awal Target Realisasi Rasio ,22 96,9 0,5 0,5 0,5 0,5-1,17 1,32-0,45 0,96 234,00 264,00-90,00 192,00 40,96 40, ,60 39,08 27,08 12,97 396,00 260,53 180,53 86, , ,22 2,89 3,62 1,79 107,33 96,33 120,67 59, , ,05 2,29 0,20 1,58 105,00 114,50 10,00 79, , ,55 0,48 9,76 5,44 755,00 48,00 976,00 272,00 0,95 0,96 0,97 0,97 0,98 0,98 0,974 0,981 0,982 0,965 0, ,10 101,26 98,42 99,86 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,052 0,068 0,052 0,050 0,020 68,00 52,00 50,00 19,64 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,042 0,007 0,012 0,07 0,003 70,00 120,00 700,00 30,00 0 0,02 0,02 0,02 0,02 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,780 0,770 0,700 0,790 0, ,00 140,00 158,00 150,00 74,55 74,49% 48,69% 63,81% 75,71% 75,71% 74,49% 48,69% 63,81% 73,71% 75,71% 100,00 100,00 97,36 100, % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00 100,00 100,00 100,00 Renstra Balai Besar POM di 5

11 NO Indikator Target Target Realisasi Rasio Awal konsisten sesuai standar 13 Persentase ruang lingkup pengujian yang terakreditasi 10 10% 10% 10% 20% 20% ,59% 49,05% 39,55% 0,00 535,90 245,25 197,75 14 Persentase SDM yang ditingkatkan kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi 70% 70,54% 62,39% 79,13% 63,25% 63,25% 63% 45% 77% 48% 34,48% 72,13 97,31 75,89 54,51 15 Persentase 70% 70% 70% 71% 71% 74% 70% 70% 71% 74% 87,07% 100,00 100,00 104,23 117,66 pemenuhan SDM sesuai dengan beban kerja 16 Persentase Unit Kerja yang menerapkan sistem manajemen mutu 100% 100% 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 0,00 100,00 100,00 100,00 17 Persentase ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kinerja 40% 40,51% 75,99% 75,99% 76,39% 76,39% 40,51% 75,99% 75,99% 76,39% 76,39% 100,00 100,00 100, Sebagaimana Tabel 1.2 pencapaian kinerja pada Renstra periode tersebut di atas, kinerja Balai Besar POM di telah menunjukkan kinerja yang baik. Berdasarkan hasil tersebut, pengawasan Obat dan Makanan tetap menjadi mainstreaming di Renstra Persentase kenaikan obat yang memenuhi standar (MS) Persentase kenaikan obat tradisional yang memenuhi standar (MS) 400 kenaikan kosmetik yang memenuhi standar (MS) 200 Persentase kenaikan suplemen makanan yang memenuhi standar (MS) Persentase kenaikan makanan yang memenuhi standar (MS) Renstra Balai Besar POM di 6

12 Proporsi Obat yang Memenuhi Standar (Aman, Manfaat & Mutu) Proporsi Obat Tradisional yang Mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) Proporsi Kosmetik yang Mengandung Bahan Berbahayaa Proporsi Suplemen Makanan yang Tidak Memenuhi Syarat Keamanann Proporsi Makanan yang Memenuhi Syarat Persentase Pemenuhan sarana dan prasarana laboratorium terhadap standar terkini Persentase laboratorium yang terakreditasi secara konsisten sesuai standar Persentase ruang lingkup pengujian yang terakreditasi Persentase SDM yang ditingkatkan kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi Persentase pemenuhan SDM sesuai dengan beban kerja Persentase Unit Kerja yang menerapkan sistem manajemen mutu Persentase ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kinerja Gambar 3.1 Rasio Pencapaian Kinerja Periode Berdasarkan capaian kinerja utama Balai Besar POM di sesuai dengan Tabel 1.2 dan Gambar 3.1 di atas, terlihat bahwa kinerja Balai Besar POM di telah menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Namun hal ini tidak menjadikan peran Balai Besar POM di selesai. Bahkan dengan adanya perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis diharapkan peran Balai Besar POM di datang dapat lebih ditingkatkan. Balai Besar POM di pada masa akan diharapkan terus menjaga kinerja yang telah dicapai saat ini sesuai harapan masyarakat, yaitu agar pengawasan obat dan kesehatan masyarakat. makanan terus lebih dimaksimalkan untuk melindungi Renstra Balai Besar POM di 7

13 D. Isu-isu Strategis sesuai dengan Tupoksi dan Kewenangan Balai Besar POM di Selama periode , pelaksanaan peran dan fungsi Balai Besar POM di tersebut di atas telah diupayakan secara optimal sesuai dengan hasil pencapaian kinerjanya. Namun demikian, upaya tersebut masih menyisakan permasalahan yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat, antara lain (1) Belum optimalnya Pengawasan Obat dan Makanan pasca beredar di masyarakat (post-market) (2) dan belum efektifnya pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam rangka meningkatkan efektifitas pengawasan Obat dan Makanan. Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas terdapat beberapa penyebab permasalahan yang sangat strategis dan sangat penting bagi peran Balai Besar POM di dalam melakukan pembenahan di masa mendatang sehingga diharapkan pencapaian kinerja berikutnya akan lebih optimal. Di bawah ini pada Gambar 4.1 terdapat diagram yang menunjukkan analisa permasalahan pokok dan isu-isu strategis sesuai dengan tupoksi dan kewenangan Balai Besar POM di adalah sebagai berikut: BELUM OPTIMALNYA PERAN Balai Besar POM di DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Belum Optimalnya Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Masih lemahnya Pembinaan dan Bimbingan kepada pemangku kepentinganmelalui Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Publik Masih terbatasnya Kapasitas Kelembagaa n PERAN BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Penguatan Kebijakan Teknis Pengawasan (RegulatorySystem) Pembinaan dan Bimbingan kepada pemangku kepentingan Gambar 4.1 Diagram Permasalahan dan Isu Strategis, Kondisi Saat Ini dan Dampaknya Berdasarkan kondisi obyektif yang dipaparkan di atas, kapasitas Balai Besar POM di sebagai lembaga pengawasan Obat dan Makanan masih perlu terus dilakukan penguatan secara kelembagaan agar pencapaian kinerja di masa datang dapat memastikan berjalannya proses pengawasan Obat dan Makanan yang lebih baik dalam menjaga keamanan, mutu serta khasiat/manfaatobat dan Makanan Renstra Balai Besar POM di 8

14 sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk itu, ada 3 (tiga) isu -isu strategis dari permasalahan pokok yang dihadapi sesuai dengan peran dan kewenangan agar lebih optimal sehingga perlu terus diperkuat dalam peningkatan kinerja di masa yang akan datang adalah sebagai berikut: 1. Perlu adanya penguatan sistem dalam pengawasan Obat dan Makanan. 2. Perlu ditingkatkan peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Publik dalam rangka mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta Peningkatan kemitraan dengan pemangku kepentingan. 3. Memperkuat kapasitas kelembagaan serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya POTENSI DAN PERMASALAHAN Kerjasama dan networking lintas sektor Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi dan otonomi daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota, akan mempengaruhi semua sendi kepemerintahan Komoditas yang harus dijamin keamanan, manfaat dan mutunya, adalah komoditas yang menguasai hajat hidup orang banyak. Jenis produk yang harus diawasi mencapai ribuan items dan melibatkan proses pengawasan mulai dari saat produksi bahan mentahnya sampai dengan saat dikonsumsi. Banyaknya jenis komoditi serta luasnya aspek yang harus diawasi, menyebabkan pengawasan Obat dan Makanan tidak mungkin terselenggara secara efektif bila hanya mengandalkan Badan POM sebagai single player. Dalam melakukan pengawasan komoditas-komoditas tersebut, diperlukan jejaring kerja yang dinamis dan kohesif dengan sektor-sektor terkait, utamanya Pemerintah. Hal ini sangatlah penting mengingat transaksi Obat dan Makanan banyak terjadi pada tingkat Kabupaten dan Kota, sementara aparat Badan POM hanya ada hingga tingkat provinsi. Sehubungan dengan ini, aparat di seluruh Balai POM harus berperan sebagai penjuru yang membantu Pemerintah Kabupaten/Kota, baik dalam mengembangkan strategi maupun memberikan bimbingan teknis dalam penyelenggaraan pengawasan. Dengan demikian, Balai Besar POM di tidak cukup bila hanya berfungsi sebagai pelaksana teknis pengawasan di lapangan saja, tetapi juga harus dapat berfungsi sebagai pembina bagi daerah dalam menyelenggarakan secara efektif tugas dan fungsi di bidang pengawasan Obat dan Makanan sebagaimana yang dimuat dalam Peraturan tersebut di atas. Renstra Balai Besar POM di 9

15 Peningkatan demand Produk Obat dan Makanan yang beredar sangat bervariasi baik produksi dalam dan luar negeri. Kondisi ini memberikan manfaat bagi konsumen karena konsumen dapat memilih produk yang diinginkan. Namun, di sisi lain, kondisi ini mengakibatkan kedudukan antara pelaku usaha dan konsumen tidak seimbang. Faktor utama kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih rendah. Dengan adanya Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang mengamanatkan pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen maka diharapkan kepedulian konsumen akan hak dan kewajibannya akan semakin meningkat Kedudukan Badan Pengawas Obat dan Makanan Kedudukan Badan POM sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2005 merupakan lembaga independen dari keputusan politis yang langsung di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden agar fokus melaksanakan tugas pemerintahan bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Profesionalisme Badan Pengawas Obat dan Makanan Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun yang menekankan pada pemantapan penataan kembali di segala bidang dengan penekanan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Maka segenap jajaran telah berkomitmen untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus yang pada akhirnya akan mendongkrak kinerja Badan POM dalam melindungi masyarakat terhadap Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan. Upaya tersebut dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan terstruktur berbasis kompetensi Eksistensi Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM). Badan POM telah menerapkan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM) secara konsisten dan komprehensif, SISPOM terdiri dari 3 elemen penting yaitu sub sistem pengawasan produsen, sub sistem pengawasan konsumen dan sub sistem pengawasan pemerintah/badan POM. Sub sistem pengawasan produsen bertujuan agar produsen bertanggungjawab terhadap keamanan dan mutu produk yang proses produksinya melalui penerapan good manufacturing practices (GMP) secara konsisten. Sub sistem pengawasan konsumen bertujuan agar setiap konsumen mampu melindungi diri sendiri dan keluarganya dari penggunaan produk yang tidak memenuhi syarat (aman, Renstra Balai Besar POM di 10

16 berkhasiat/bermanfaat dan bermutu) serta penggunaan produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan melalui peningkatan kesadaran dan peningkatan pengetahuan mengenai kualitas produk yang digunakannya dan cara-cara penggunaan produk yang rasional. Sedangkan sub sistem pengawasan pemerintah/badan POM bertujuan meningkatkan efektifitas pengawasan Obat dan Makanan dalam rangka melindungi masyarakat melalui rangkaian kegiatan yang sering disebut sebagai the full spectrum of a regulatory authority activities, berlaku untuk seluruh Obat dan Makanan yang diawasi. Setiap langkah dari spektrum kegiatan tersebut, didukung oleh seperangkat ilmu pengetahuan ( body of knowledge), yang kemudian menjadi satu bidang kompetensi khusus yang diorganisasikan sebagai fungsi-fungsi utama dalam penyelenggaraan pengawasan Obat dan Makanan yang efektif. Tujuan akhir dari keseluruhan elemen tersebut adalah memberikan perlindungan terhadap masyarakat dari produk Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan Pertumbuhan Industri Industri merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi mempunyai tujuan pokok untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakat di sekitarnya. Selain itu industri dapat dikatakan sebagai sector pemimpin ( leading sector), yaitu dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor perdagangan, pertanian ataupun sektor jasa. Dengan berkembangnya sektor-sektor lanjutan dari sektor industri tersebut, maka akan mendukung laju pertumbuhan industri. Dengan demikian maka akan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Selain itu pembangunan industri juga dapat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kemampuannya memanfaatkan sumberdaya secara optim Komitmen terselenggaranya good governance Pembentukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui Keputusan Presiden RI No. 84/P tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II periode merupakan salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam penyelenggaraan reformasi birokrasi yang merupakan salah satu agenda strategis dalam mewujudkan good governance. Reformasi birokrasi merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (bussines process) dan SDM aparatur Penerapan Learning Organization Badan POM telah membangun learning organization yang tangguh sejak tahun 2003 hingga saat ini, di mana pembangunannya diawali dengan meletakkan fondasi yang kuat yaitu dengan membangun sistem pendidikan dan pelatihan terstruktur dan berjenjang berbasis Renstra Balai Besar POM di 11

17 kompetensi, jalur karir (rotasi dan promosi), pembagian peran, fungsi dan tanggung jawab yang jelas serta bussines process yang efektif yang akan terus menerus disempurnakan. Sebagai agent of change Badan POM, Balai Besar POM di harus menerapkan learning organization di lingkungan kerjanya sehingga pada gilirannya seluruh warga organisasi akan mewujudkan Badan POM menjadi Knowledge Based Organization Kapasitas Laboratorium Balai Besar POM di sebagai salah satu jaringan laboratorium Badan POM telah menerapkan manajemen sstem mutu sesuai ISO/IEC Sebagai bagian dari sistem Pengawasan Obat dan Makanan, maka Balai Besar POM di terintegrasi di dalam Sistem Laboratorium Pengawasan Obat dan Makanan (SISLABPOM) dengan kapasitas dan kapabilitas yang tinggi dan jangkauan luas yang saat ini masih dalam pengembangan Kompetensi sumber daya manusia Standar kompetensi baik soft competency serta hard competency SDM termasuk SDM pengujian serta metode pengukurannya masih dalam proses pengembangan. Ke depan akan dilakukan penilaian terhadap kompetensi SDM pengujian berdasarkan standar kompetensi tersebut, sehingga dapat diketahui dan dianalisis gapnya, sebagai salah satu input dalam perencanaan dan pengembangan SDM pengujian Analisa Terhadap Lingkungan Strategis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats/SWOT) Sebagaimana dinamika perubahan lingkungan strategis yang telah dijelaskan di atas baik secara internal maupun eksternal, harus dilakukan upaya-upaya agar pengaruh lingkungan khususnya eskternal dapat menjadi suatu peluang bukan ancaman yang dapat mempengaruhi Peran Balai Besar POM di sebagai Lembaga yang bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap Obat dan Makanan. Atas dasar pengaruh lingkungan strategis tersebut, maka selanjutnya akan menjadi dasar dalam melakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan melalui analisa SWOT sehingga dari analisa tersebut dapat ditetapkan arah strategi dan kebijakan Balai Besar POM di kedepan agar dapat terwujud tujuan dan sasaran organisasi Balai Besar POM di dalam Renstra Periode Adapun hasil analisa SWOT tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. KEKUATAN (STRENGTHS) Balai Besar POM di saat ini memiliki kualitas SDM yang sangat memadai khususnya tenaga-tenaga yang terampil dalam melakukan pengujian/penilaian dan pengawasan produk obat dan makanan yang ada. Di dukung Pelayanan Publik yang diakui secara Nasional. Pelayanan ini sangat mutlak harus Renstra Balai Besar POM di 12

18 memiliki integritas karena dampak pelayanan yang diberikan terhadap penilaian/pengujian obat dan makanan akan langsung dirasakan oleh masyarakat. Balai Besar POM di memiliki jaringan ( networking) yang kuat dengan stakeholder sebagai pijakan dalam mendorong tugas-tugas sebagai pengawasan Obat dan makanan sehingga dapat menjadi lancar. Dalam mendorong pencapaian tujuan organisasi, Komitmen Pimpinan menjadi mutlak sebagai landasan untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari peran Balai Besar POM di dalam memberikan kontribusi pembangunan kesehatan masyarakat. 2. KELEMAHAN (WEAKNESSES) Sistem manajemen pemerintah menuntut adanya ukuran keberhasilan baik ditingkat organisasi sampai kepada individu. Untuk saat ini, sistem manajemen kinerja belum optimal diterapkan sehingga perlu dilakukan penerapan sistem manajemen kinerja yang lebih efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan tugas pengawasan obat dan makanan diperlukan sarana dan prasarana yang sangat memadai. Hal ini juga untuk mengimbangi peredaran Obat dan makanan yang semakin canggih. Untuk itu, Balai Besar POM di yang menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawasan obat dan makanan. Disamping itu, untuk mendukung penyebarluasan informasi mengenai Obat dan makanan perlu didukung teknologi Informasi yang memadai. Peran dan kewenangan Balai Besar POM di juga harus didukung oleh struktur organisasi dan tata kerja yang tepat. Saat ini pembagian kewenangan atau beban kerja masih belum menunjukkan ukuran yang sesuai. Diharapkan penataan sesuai dengan prinsip structur follow function follow strategy sehingga struktur organisasi dan tata kerja (fungsi) harus dapat mewujudkan tujuan organisasi. 3. PELUANG (OPPORTUNITIES) Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. SKN dan JKN merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang dipergunakan sebagai acuan utama dalam mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat serta berperan aktif masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan. Untuk itu, SKN dan JKN merupakan tantangan atau peluang bagi Balai Besar POM di dalam mendorong upaya kesehatan masyarakat yang lebih baik lagi dalam menghadapi pola perilaku dan lingkungan sehat khususnya obat dan makanan. Dengan kemajuan teknologi dan besarnya kebutuhan produk obat dan makanan, dapat mendorong pelaku usaha baik industri kecil maupun besar untuk Renstra Balai Besar POM di 13

19 mengoptimalkan penggunaan bahan baku dalam negeri sehingga menjadi tantang dan peluang yang harus dihadapi Balai Besar POM di. Semakin bertambahnya penduduk dan berkembangnya varian penyakit maka akan mengakibatkan kebutuhan Obat dan Makanan semakin meningkat. Hal ini mendorong industri Obat dan Makanan akan semakin bertambah jumlahnya dan juga akan semakin berkembang pesat. Hal ini menjadi peluangan dan tantangan Balai Besar POM di dalam mengawasi Obat dan Makanan yang semakin banyak variannya. Kerjasama dengan Instansi terkait merupakan hal yang sangat mutlak agar upaya pembangunan kesehatan dapat tercapai. Peluang kerjasama dengan instansi terkait dapat mendorong efektifitas dan efesiensi pengawasan Obat dan makanan khususnya dengan instansi aparatur penegak hukum maupun instansi terkait lainnya. Otonomi dan Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen pemerintah belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Kerjasama lintas sektor dan dukungan peraturan perundangan merupakan tantangan yang sangat penting. 3. ANCAMAN (THREATS) Ancaman perubahan iklim dunia, khusunya untuk produk bahan pangan di Indonesia. Musim hujan yang tidak menentu dan diikuti dengan perubahan cuaca berdampak pada bencana alam dan kerugian besar dalam produksi pertanian. Adanya gagal panen di sejumlah daerah di Indonesia dapat mengancam ketersediaan pangan. Akibatnya harga bahan pangan mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Dengan demikian, perubahan iklim dapat mengakibatkan berkurangnya ketersediaan pangan yang berkualitas, sehat, bermanfaat, dengan harga yang kompetitif sehingga permintaan akan produk pangan semakin meningkat. Hal ini akan sulit mengawasi distribusi barang yang masuk yang sesuai dengan standardisasi kesehatan. Banyaknya arus produk Obat dan makanan yang beredar mengakibatkan adanya produk-produk yang tersedia dipasar terdapat produk yang tidak memenuhi standar. Hal ini menjadi masalah dalam peredaran obat dan makanan. Lemahnya penegakan hukum mengakibatkan ancaman bagi masyarakat. Untuk itu, diharapkan penegakkan hukum harus lebih aktif agar dapat meminimalkan permasalahan tersebut. Dengan semakin tumbuhnya perekonomian Indonesia akan mempengaruhi perubahan pola perilaku hidup sosialnya, salah satunyadalam mengkonsumsi Obat dan makanan. Hal ini menjadi ancaman bagi masyarakat apabila pengunaan Obat dan makanan tidak diantisipasi dengan pemberian informasi, komunikasi dan edukasi atas penggunaan obat dan makanan. Renstra Balai Besar POM di 14

20 Pengaruh globalisasi dapat menjadi area perdagangan bebas ( free trade area) Dengan masuknya produk Obat, Makanan dan Kosmetik termasuk jamu dari negara lain merupakan persoalan krusial yang perlu diantisipasi segera. Realitas menunjukan bahwa saat ini Indonesia telah menjadi pasar bagi produk Obat dan makanan dari luar negeri yang belum tentu terjamin keamanan dan kualitasnya untuk dikonsumsi. Untuk itu, masyarakat membutuhkan proteksi yang kuat dan rasa aman dalam mengkonsumsi produk Obat dan Makanan. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurut tahun 2010, dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 32,5 juta jiwa (sebesar 1,49% pertahun). Sementara usia produktif antara tahun justru menunjukkan trend meningkat dari waktu ke waktu. Sedangkan usia tahun dan usia di atas 65 tahun menunjukan trend yang meningkat tetapi dengan jumlah yang berbeda. Semakin meningkat usia harapan hidup, artinya tingkat kesehatan masyarakat juga semakin meningkat.perkembangan jumlah penduduk yang sangat cepatjika tidak ditata dengan baik akan menjadi potensi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Di bawah ini, Tabel 3.1 Rangkuman Analisis SWOT sesuai dengan pengaruh lingkungan strategis dari internal dan eskternal. Tabel 3 Rangkuman Analisis SWOT sensus penduduk Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Tantangan (Opportunities) Ancaman (Threats) Kualitas SDM Integritas Pelayanan Publik Networking yang kuat dengan lintas sektor Komitmen Pimpinan Masih belum optimalnya sistem manajemen kinerja Terbatasnya sarana dan prasarana baik pendukung maupun utama Masih kurangnya dukungan IT Belum Optimalnya struktur organisasi dan tata kerja Adanya Program Nasional (JKN dan SKN) Perkembangan Teknologi yang sangat cepat Jumlah industri obat dan makanan yang berkembang pesat Terjalinnya Kerjasama dengan Instansi terkait Desentralisasi dan Otonomi Perubahan Iklim Dunia Lemahnya Penegakan Hukum Perubahan Pola Hidup Masyarakat Adanya Perjanjian Perdagangan Bebas Perkembangan Jumlah Penduduk yang sangat cepat Berdasarkan hasil Analisa SWOT tersebut di atas, maka Balai Besar POM di perlu melakukan penguatan organisasi agar faktor-faktor lingkungan strategis yang mempengaruhi baik dari internal maupun eskternal tidak akan menghambat pencapaiann tujuan dan sasaran organisasi Balai Besar POM di Renstra Balai Besar POM di 15

21 periode Dilihat dari keseimbangan pengaruh lingkungan internal antara kekuatan dan kelemahan serta pengaruh lingkungan eskternal antara peluang dan ancaman. Untuk itu, dalam melaksanakan peran dan kewenangan yang optimal sesuai dengan peran dan kewenangan Badan POM sebagai lembaga yang mengawasi obat dan makanan maka diusulkan penguatan Peran dan Kewenangan Balai Besar POM di sesuai dengan bisnis proses Badan POM untuk periode sebagaimana pada Gambar 7 di bawah ini: Gambar 7 Peran dan Kewenangan BPOM sesuai dengan Bisnis Prosess Utama Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanann Kerjasama,Komunikasi, Informasi dan Edukasi publik Pengawasan Sarana Produksi sesuai Standar Pengawasan Sarana Distribusi sesuai Standar Sampling dan Pengujian Laboratorium Penyidikan dan Penegakan Hukum Mendorong kemitraan dan kemandirian pelaku usaha melalui komunikasi, informasi dan edukasi publik Penyebaran informasi Gambar 8 Penguatan Peran Balai Besar POM di Tahun Renstra Balai Besar POM di 16

22 BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BALAI BESAR POM di YOGYAKARTA Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang dihadapi ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka Balai Besar POM di sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan POM dituntut untuk dapat menjamin keamanan, mutu, manfaat/khasiat sesuai standar yang telah ditetapkan. Untuk itu, visi, misi, tujuan dan sasaran Balai Besar POM di sesuai dengan visi dan misi serta tujuan dan sasaran Badan POM. Sebagaimana dituangkan dalam peta strategic di bawah ini (Gambar 9). Gambar 9 Peta Strategis Balai Besar POM Di Periode II.1. VISI Kualitas pengawasan Obat dan Makanan dilihat dari: 1) kualitas Kebijakan dalam penetapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria terhadap Obat dan Makanan; 2) Kualitas Pengawasan Obat dan Makanan, serta 3) Kerjasama dan Komunikasi Publik dalam mendorong peran serta masyarakat dalam memanfaatkan produk-produk Obat dan makanan sesuai standar. Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka berarti Balai Besar POM di telah mampu berperan dalam mendukung Renstra Balai Besar POM di 17

23 pencapaian, target, sasaran, misi dan visi RPJMN sesuai visi, misi Badan POM. Untuk mendukung pencapaian visi dan misi BADAN POM maka Balai Besar POM di sesuai dengan tugas dan kewenangannya sebagai UPT Badan POM yang bertanggungjawabb dalam pengawasan Obat dan Makanan di menetapkan Visi yang sama dengan visi Badan POM yaitu: Obat dan Makanan Aman meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa Penjelasan Visi: Proses penjaminan pengawasan Obat dan makanan harus melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan serta dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lebih baik. Sejalan dengan itu, maka pengertian kata Aman dan Daya Saing adalah sebagai berikut: : Aman keadaan bebas dari bahaya. Semua produk Obat dan Makanan harus dijamin keamanannya agar tidak membahayakan bagi pengunaannya Daya Saing Kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang telah memenuhi pengujian standar baik standar nasional maupun internasional. Sehingga adanya kesiapan suatu produk bangsa untuk interaksi daya saing di masa depan. Agar menjadi kompetitif dalam arti ini adalah memiliki peluang untuk menang bagi sejumlah pemain industri yang menghadapi biaya tinggi. II.2. MISI Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata sesuai dengan penguatan peran Balai Besar POM di sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Bab I. Adapun misi yang akan dilaksanakan sesuai dengan peranperan Balai Besar POM di tersebut untuk periode , adalah sebagai berikut: Renstra Balai Besar POM di 18

24 1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat Menyadari kompleksnya tugas yang diemban Balai Besar POM di dalam melindungi masyarakat dari produk yang tidak aman dengan tujuan akhir adalah masyarakat sehat, serta berdaya saing maka perlu disusun suatu sasaran strategis khusus yang mampu mengawalnya. Di satu sisi tantangan dalam pengawasan Obat dan Makanan semakin tinggi sementara sumber daya yang dimiliki terbatas, maka pe rlu adanya prioritas dalam penyelenggaraan tugas. Untuk itu pengawasan Obat dan Makanan seharusnya didesain berdasarkan analisis risiko, hal ini untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara proporsional untuk mencapai tujuan sasaran strategis ini. 2. Mewujudkan kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan. Balai Besar POM di melakukan upaya-upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pelaku usaha dan masyarakat dalam mendukung pengawasan. Upaya-upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Balai Besar POM di tidak dapat bekerja sendiri, sehingga diperlukan kerjasama atau kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya. Dalam era otonomi daerah, khususnya terkait dengan bidang kesehatan peran daerah dalam menyusun perencanaan pembangunan serta kebijakan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pencapaian tujuan nasional di bidang kesehatan. Balai Besar POM di harus bersinergi dengan lintas sektor terkait sehingga pengawasan dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan. Pelaku usaha sebagai salah satu pilar Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM) mempunyai peran yang sangat strategis dalam menjamin produk Obat dan Makanan aman. Pelaku usaha merupakan pemangku kepentingan yang mampu memberikan jaminan produk yang memenuhi standar dengan memenuhi ketentuan yang berlaku terkait dengan produksi dan distribusi Obat dan Makanan. Balai Besar POM di harus mampu membina dan mendorong pelaku usaha untuk dapat memberikan produk yang aman, bermanfaat/berkhasiat, dan bermutu. Dengan pembinaan secara berkelanjutan, ke depan diharapkan pelaku usaha mempunyai kemandirian dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan. Balai Besar POM di berkomitmen untuk mendukung peningkatan daya saing yaitu melalui jaminan keamanan, manfaat, dan mutu Obat dan Makanan. Renstra Balai Besar POM di 19

25 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Balai Besar POM di. Balai Besar POM DI harus mampu mengelola sumber daya seoptimal mungkin agar dapat mendukung terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen organisasi. Misi Balai Besar POM Di merupakan langkah utama yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi Balai Besar POM di. Pengawasan berstandar internasional diterapkan dalam rangka memperkuat Balai Besar POM di menghadapi tantangan globalisasi. Dengan penjaminan mutu produk obat dan makanan yang konsisten, yaitu memenuhi standar aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu diharapkan Besar POM di mampu melindungi masyarakat dengan optimal. Besar POM di juga melakukan kemitraan dengan pemangku kepentingan terkait kerja sama lintas sektor, lintas wilayah, lintas institusi dan sebagainya merupakan potensi yang perlu diperkuat. Semua itu dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik dan terhadap Obat dan makanan yang beredar di pasaran, sehingga mampu melindungi diri sendiri dan terhindar dari produk Obat dan Makanan yang mengandung bahan baku berbahaya dan ilegal. Dari segi organisasi, perlu meningkatkan kualitas kinerja dengan tetap mempertahankan sistem manajemen mutu dan prinsip organisasi pembelajar (learning organization). Untuk mendukung itu maka Balai Besar POM di perlu untuk memperkuat koordinasi internal dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia serta saling bertukar informasi (knowledge sharing). II.3. BUDAYA ORGANISASI Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi dalam berkarsa dan berkarya. Renstra Balai Besar POM di 20

26 Profesional Integritas Kredibilitas Kerjasamaa Tim Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan dan komitmen yang tinggi. Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan Dapat dipercaya, dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional. Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik. Inovatif Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Responsif/Cepat Tanggap Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah. II.4. TUJUAN Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Pengawasan Obat dan Makanan, maka tujuan yang akan dicapaii dalam kurun waktu adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman, bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat; 2. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar Lokal dan Global dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi. Ukuran keberhasilan atau indikator kinerja untuk tujuan tersebut di atas, adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya jaminan Obat dan Makanan aman, bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkanan kesehatan masyarakat, dengan indikator: a. Jumlah sampel yang diuji menggunakan parameter kritis b. Pemenuhan target sampling produk Obat di sektor publik (IFK) dan sarana pelayanan BPJS c. Persentase pangann fortifikasi yang memenuhi ketentuan d. Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan e. Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan f. Jumlah Perkara di bidang Obat dan Makanan g. Jumlah Sarana dan Prasarana yang Terkait Pengawasan Obat dan Makanan h. Jumlah Dokumen Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi yang dilaporkan tepat waktu Renstra Balai Besar POM di 21

27 2. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar Lokal dan Global dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi atau terciptanya iklim inovasi yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing produk obat dan makanan di pasar, dengan indikator: a. Jumlah Layanan Informasi b. Jumlah komunitas yang diberdayakan II.5. SASARAN STRATEGIS Sasaran strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai, dengan mempertimbangkan tantangan masa depan dan sumber daya serta infrastruktur yang dimiliki Balai Besar POM di. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ( ) ke depan diharapkan Balai Besar POM di akan dapat mencapai sasaran strategis sebagai berikut : 1. Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Pengawasan setelah beredar ( post-market control) yang dilakukan oleh Balai Besar POM di dengan melakukan sampling dan pengujian laboratorium produk Obat dan Makanan yang beredar, serta pemeriksaan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan. Produk yang disampling berdasarkan analisis risiko kemudian diuji secara laboratorium guna mengetahui apakah Obat dan Makanan tersebut telah memenuhi syarat keamanan, manfaat, dan mutu. Hasil uji laboratorium ini merupakan dasar ilmiah yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan produk yang tidak memenuhi syarat dan kemudian akan ditarik dari peredaran. BBPOM di juga melakukan penegakan hukum di bidang Obat dan Makanan. Dalam bisnis Obat dan Makanan yang menjanjikan keuntungan yang relatif besar, rentan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha. Untuk itu diperlukan adanya suatu penegakan hukum apabila terjadi pelanggaran terkait Obat dan Makanan. Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan diukur berdasarkan indikator: 1. Persentase obat yang memenuhi syarat meningkat 2. Persentase Obat Tradisional yang memenuhi syarat meningkat 3. Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat meningkat 4. Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat meningkat 5. Persentase Makanan yang memenuhi syarat meningkat Renstra Balai Besar POM di 22

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan

Lebih terperinci

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat Sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah, tantangan, beban dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan dirasakan semakin berat. Untuk itu, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN BADAN POM i

LAKIP TAHUN BADAN POM i alam rangka menciptakan good governance dan clean government di lingkungan Badan POM, LAKIP Badan POM tahun 2011 ini disusun. Sebagai bentuk penjabaran prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyampaian

Lebih terperinci

Rencana Strategis Balai Besar POM di Makassar Tahun A. KONDISI UMUM

Rencana Strategis Balai Besar POM di Makassar Tahun A. KONDISI UMUM A. KONDISI UMUM Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) Tahun 2005 2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Singkat BBPOM Kota Bandar Lampung Pada awalnya Badan Pengawas Obat dan Makanan merupakan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa bahwasannya kami telah dapat menyusun Rencana Strategis Balai Besar POM di Bandar Lampung Tahun 2015 2019 Visi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Om Swastyastu, Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua,

KATA PENGANTAR. Om Swastyastu, Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua, KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Assalamu alaikum Wr. Wb., Salam sejahtera untuk kita semua, Sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/ LEMBAGA : BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BPOM 1.1

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG II. KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG 2.1 Sejarah dan Perkembangan BPOM RI Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertugas untuk mengawasi obat dan makanan sehingga dapat melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI

KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI KEPUTUSAN DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI NOMOR HK.04.01.313.05.15.1413 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI TAHUN 2015-2019 DIREKTUR PENILAIAN OBAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Obat Asli Indonesia. Dra. Mauizzati Purba, Apt.M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Obat Asli Indonesia. Dra. Mauizzati Purba, Apt.M.Kes NIP KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Drs. Bosar M. Pardede., Apt., M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Drs. Bosar M. Pardede., Apt., M.Si NIP KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat selesainya rencana strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di Manokwari periode 2015-2019. Sesuai dengan amanat

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.40, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 70124, Telp. : Fax. :

Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.40, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 70124, Telp. : Fax. : BALAI BESAR POM DI BANJARMASIN Email : bbpom_banjarmasin@yahoo.com; bpom_banjarmasin@pom.go.id; Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.4, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 7124, Telp. : 511-334286 Fax.

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA BALAI POM DI PALU PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA BALAI POM DI PALU PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA BALAI POM DI PALU PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kami yang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM)Pekanbaru. Pembentukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru diawali oleh terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan masyarakat merupakan program kesejahteraan yang harus diwujudkan pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai persoalan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Renstra Balai POM di Gorontalo Tahun

KATA PENGANTAR. Renstra Balai POM di Gorontalo Tahun KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan HidayahNya yang dilimpahkan kepada kita semua sehingga proses penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai POM di Gorontalo

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Perangkat Daerah Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksana teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.

Lebih terperinci

Nomor : OR Kendari, 20 Januari 2016 Lampiran : 3 (tiga) lembar Hal : Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Nomor : OR Kendari, 20 Januari 2016 Lampiran : 3 (tiga) lembar Hal : Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Nomor : OR.04.106.01.16.0151 Kendari, 20 Januari 2016 Lampiran : 3 (tiga) lembar Hal : Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Yth. Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Badan POM RI Cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya KATA PENGANTAR Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian dan lembaga perlu menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB III VISI, MISI DAN NILAI BAB III VISI, MISI DAN NILAI VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SIAK Dalam suatu institusi pemerintahan modern, perumusan visi dalam pelaksanaan pembangunan mempunyai arti yang sangat penting mengingat semakin

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. Drs. Mustofa, Apt, M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. Drs. Mustofa, Apt, M.Kes NIP KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, setiap kementerian dan lembaga diwajibkan untuk menyusun rencana strategis termasuk

Lebih terperinci

PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU

PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru Drs, Sumaryanta,Apt.MSI NIP. 19620401 199202 1 001 Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru mempunyai

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT PENGAWASAN PRODUK DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE 4 29 JULI 2011 LAPORAN PRAKTEK

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS...

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS... KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PPN/Bappenas periode 2010-2014 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian PPN/Bappenas untuk 5 (lima) tahun ke depan, yang disusun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TINGKAT UNIT KERJA/SKPD/SATUAN KERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TINGKAT UNIT KERJA/SKPD/SATUAN KERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TINGKAT UNIT KERJA/SKPD/SATUAN KERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN rencana kinerja tahunan (rkt) sekretariat ditjen.perkebunan tahun 2015 1 rencana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palembang, 13 Maret 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan di Palembang

KATA PENGANTAR. Palembang, 13 Maret 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan di Palembang KATA PENGANTAR Sasaran dari suatu kegiatan hanya dapat dicapai dengan efektif dan efisien bila dapat dirumuskan dengan mempertimbangkan dinamika lingkungan. Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan rencana

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.21.1732 TAHUN 2008 TENTANG GRAND STRATEGY BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK

KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH 1 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Muara Teweh Tahun 2015-2019.

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BADAN POM RI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN

BADAN POM RI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN BADAN POM RI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN 2015- BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Direktorat Standardisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor No.180, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KELEMBAGAAN. Badan Pengawas Obat dan Makanan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar kepentingan yang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG Jalan Panji No. 70 Kelurahan Panji Telp. (0541) 661322. 664977 T E N G G A R O N G 75514 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : 600.107/ BAP-I/IV/2011 TENTANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program Lampiran 1 RKT RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN 2007 Sasaran 1. Terawasinya secara efektif 1. Proporsi penyelesaian berkas 90% 1.1.1 Penilaian mutu, keamanan, dan khasiat permohonan pendaftaran

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan.

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan. Lampiran 2 PKK PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN 2007 Sasaran 1. Terawasinya secara efektif 1. Proporsi penyelesaian berkas 90% 1.1.1 Penilaian permohonan pendaftaran produk permohonan Dana (Rp)

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mempunyai tugas menyediakan data statistik dan informasi yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, berelanjutan dan relevan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Jakarta, 10 April 2015 Outline Paparan 1. Kerangka pikir penyelenggaranaan pangan 2. Pengawasan Makanan dalam RPJMN 2015-2019 3. Gambaran

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U )

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U ) INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG Daftar Isi KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Untuk mencapai terselenggaranya manajemen pemerintahan yang efisien dan efektif menuju terwujudnya kepemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengawasan Obat dan

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI POM DI KENDARI

RENSTRA BALAI POM DI KENDARI SURAT KEPUTUSAN KEPALA BPOM di KENDARI NOMOR : HK.04.106.04.27.769B TENTANG RENCANA STRATEGIS BPOM DI KENDARI TAHUN 2015 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya BPOM Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang pada masa penjajahan Belanda dikenal dengan apoteker yang berperan dalam pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Visi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan mengacu pada visi Kepala Daerah

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum Bidang kedeputian di lingkungan Badan SAR Nasional (BASARNAS) terbentuk seiring dengan reorganisasi lembaga ini menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Terdapat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN POM. Organisasi Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN POM. Organisasi Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja. No.1714, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN POM. Organisasi Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Padang, 27 Februari 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan di Padang. Dra.Wirda Zein,Apt NIP

KATA PENGANTAR. Padang, 27 Februari 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan di Padang. Dra.Wirda Zein,Apt NIP KATA PENGANTAR AssalamualaikumWr. Wb Dengan mengucap Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, dan atas rahmat serta HidayahNya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Padang telah dapat menyelesaikan Rencana

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci