Total Production System
|
|
- Widya Vera Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Total System Definisi Manufaktur Mewujudkan ustomer First Memberikan konsumen : produk yang baik harga yang pantas tersedia tepat waktu Menghilangkan MUD, MUR, MURI Tersedia tepat pada waktunya Produk baik dengan harga yang pantas J I T Making things creates value ; it is the starting point of civilization. Making things is closely related to the development of technology ; worded another way, technological development is possible olnly with the production of things. Making things is always made possible through the accumulation of a wide of range of knowhow as well as the talent of those who involved in the endeavor. (Eji Toyoda) Membuat sesuatu yang menciptakan nilai erhubungan erat dengan pembangunan teknologi Sumber modal terbatas JIDOK Melalui akumulasi suatu pengetahuan yang luas selaras dengan bakat dan kerja keras orang-orang yang terlibat didalamnya. 1 2 Konsep MUD, MUR, MURI 7 Jenis MUD (Mubazir) MUD (Waste) MUD : Kegiatan yang nilai tambah (Mubazir /Waste) 1. Over ( erlebih) 2. Waiting (Menunggu) 3. onveyance (Pengangkutan) MUR (Unevenness) MURI (Overbunden) MUR : Tidak merata / Tidak seimbang / Tidak teratur 4. Processing () 5. Inventory (Inventori/Stock) MURI : Pembebanan yang melampaui batas kemampuannya 6. Motion (Gerakan) 7. Repair/orrection (Perbaikan) MUD produksi berlebih (waste) ontoh MUD produksi berlebih (waste) MUD : Kegiatan yang nilai tambah (Mubazir /Waste) MUD MUD MUD MUD OVER PRODUKSI Pengangkutan Defect rea gudang atasan minimum produksi 5 6 1
2 2. MUD dalam menungu (waiting) 3. MUD dalam pengangkutan (conveyance) Memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain ontoh : PLNT I - Jababeka PLNT II - ikarang ntar Plant Operator Persiapan Start Operasi Persiapan Start Tool & Die Making NEXT Mesin Stop Operasi Stop STMPING PLNT - Kerawang 7 Tool & Die Making 8 4. MUD dalam process (processing) 5. MUD dalam persediaan / stock (inventory) Memproses sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan dengan mesin Stock berlebihan Parts Spare part mesin Uang di peti cash Man power Dokumen, Materi training lat-alat tulis dll. Hanya digerinda sedikit sudah OK, tidak perlu digerinda halus Problem tersembunyi akibat stock / persediaaan barang 6. MUD dalam gerakan (motion) ontoh Gerakan Operator (Operator s motion) Pola Pikir Konvensional danya stock Stock minim Kerja Pokok ktifitas/gerakan yang dibutuhkan dan menghasilkan MUD ktifitas/gerakan yang tidak dibutuhkan dan PROLEM LIN KRT KERUSKN LT PROLEM LIN KRT KERUSKN LT Operator s motions Kerja Pelengkap ktifitas/gerakan yang dibutuhkan tetapi ontoh : Jika ada masalah mesin (line stop) tidak akan terlihat karena kebutuhan masih bisa dipenuhi oleh stock yang ada
3 MUD dalam gerakan (motion) 7. ontoh MUD dalam proses berulang (repair) ontoh Gerakan Operator (Operator s motion) Pola Pikir TPS Repair part defect Pengerjaan ulang (return job) Kerja Pokok ktifitas/gerakan yang dibutuhkan dan menghasilkan Operator s motions MUD ktifitas/gerakan yang tidak dibutuhkan dan Kerja Pelengkap ktifitas/gerakan yang dibutuhkan tetapi dan lain-lain Tidak menambah nilai dari suatu produk Hanya menyianyiakan man hour MUR (Ketidakteraturan) MURI (Pembebanan erlebih) Volume produksi atau beban pekerjaan yang selalu berubah-ubah Pemakaian / hasil bervariasi dari hari ke hari Pembebanan yang melebihi kapasitasnya (mesin, peralatan, pekerja) Sehingga : MURI terhadap peralatan MURI terhadap pekerja 1. Peralatan 2. Material 3. Pekerjaan Disesuaikan dengan kondisi puncak, walaupun kondisi tersebut hanya terjadi sewaktu-waktu. eban pekerjaan yang bervariasi Penempatan operator yang kurang mampu dalam pekerjaan yang sulit ontoh MUD, MUR, MURI Just In Time () X 6 = MUD 12 TONS Definisi Just In Time () : agaimana ya cara mengangkutnya? = MUR Hanya memproduksi barang / produk sesuai : X 2 = MURI 4 Tons X 3 = No MUD No MUR No MURI JENIS (What) WKTU (When) yang dibutuhkan JUMLH (mount) apacity = 4 tons
4 3 Prinsip Operasi pada Pulling System (Sistem Tarik) Pulling System (Sistem Tarik) sebelumnya hanya memproduksi barang sejumlah yang telah diambil oleh proses berikutnya. 1. Pull System (Sistem Tarik) 2. ontinuous Flow 3. Takt Time USTOMER DELIVERY INVENTORY Syarat agar ketiga Operasi dapat berjalan efektif adalah : HEIJUNK (Levelled ) 19 SUPPLIER MTERIL STMPING WELDING PKING 20 Perbedaan Sistem Tarik dan Sistem Dorong Yang terpenting dalam Pulling System (Sistem Tarik) : agaimana aktifitas produksi mempunyai hubungan langsung dengan order dari customer, dan ini berlawanan dengan sistem konvensional yaitu Pushing System (Sistem Dorong) sebelum Pushing System (Sistem Dorong) sesudah lat yang digunakan dalam Sistem Tarik ini dikenal dengan nama KNN, yaitu suatu teknik berkomunikasi antar proses dengan dengan peraga / visual. Saya butuh part lat dalam Sistem Tarik Warehouse arang hilang tolong sediakan Sebelum Sesudah ustomer ontinuous Flow Mengatur proses produksi satu demi satu sesuai dengan urutan proses (bukannya sistem batch atau sistem lot ) ontoh ontinuous Flow Sistem atch : pabrik obat-obatan, makanan Dalam proses produksinya bisa mengunakan sistem ban berjalan (sistem roll conveyer) Sistem Lot : part di pabrik stamping Dalam proses produksinya ada yang tidak bisa menggunakan sistem ban berjalan (sistem roll conveyer) Material Produk Jadi
5 Takt Time : Takt Time WKTU YNG DITENTUKN untuk memproduksi sebuah produk / part ycle Time ycle Time : WKTU YNG DIUTUHKN untuk menyelesaikan satu cycle pekerjaan ontoh perhitungan Takt Time : waktu kerja = 480 menit/hari apel pagi = 5 menit hot time = 10 menit unit yang dibutuhkan = 120 unit/hari Takt Time = Total waktu operasi per hari Total kebutuhan unit per hari Takt Time = (480 5 (2 x 10)) / 120 = 3,8 menit 25 Suplay Material Triming lanking & Drawing Re-Drawing Spot Welding Finish Product YLE TIME : 2 detik 10 detik 10 detik 5 detik 26 Lead Time Menentukan Level Lead Time untuk Perusahaan (orporation) Sales & Marketing Product Planning Lead Time untuk ktifitas Produk Planning INVESTSI Product Design & Development Tooling, Equipment, & Procurement Titik Titikalik Investasi Rekayasa Engineering Titik alik Investasi Lead Time ktifitas Produk Planning Total System Distribution Lead Time untuk Perusahaan : Distribution Lead Time untuk ktifitas Produk : dimulai saat rencana produksi / Master Plan (dari PP) dikeluarkan sampai dengan uang kembali ke perusahaan dimulai dari investasi yang dikeluarkan pada saat Sales & Marketing mendapatkan order sampai dengan uang kembali ke perusahaan Lead Time untuk ontoh Stamping Masuk Material WIP 1 WIP 1 F/G Keluar Masuk Material WIP 1 WIP 1 F/G Keluar lanking Trimming MTERIL lanking Trimming Lead Time 300 mnt 5 dtk 300 mnt 5 dtk Lead time = + Stagnasi Lead time = + Stagnasi Stagnasi adalah waktu yang karena adanya penumpukan (contoh : WIP) mnt + 10 dtk 10 dtk 600 mnt 30 5
6 Lead Time ycle Time, Lead Time, & Takt Time Suplay Material Triming lanking & Drawing Re-Drawing Spot Welding Finish Product POS PROSES : Pos 1 Pos 2 Pos 3 Pos 4 Lead Time Takt Time Suplay Material Triming lanking & Drawing Re-Drawing Spot Welding Finish Product POS PROSES : Pos 1 Pos 2 Pos 3 Pos 4 ycle Time Lead Time Takt Time Lead Time : yang dibutuhkan dalam 1 line proses pembuatan produk = Jumlah pos x Takt time = 4 x Takt Time 31 ycle Time : yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1 cycle pekerjaan Lead Time : yang dibutuhkan dalam 1 line proses pembuatan produk Takt Time : = yang ditentukan untuk membuat 1 unit produk Total waktu operasi per hari Total kebutuhan unit per hari 32 Syarat Syarat Mengapa HEIJUNK Sebagai Syarat Dalam Manufaktur Prinsip Pemerataan Dalam HEIJUNK Pre kondisi: Heijunka (Leveled ) Evaluasi produktifitas berdasarkan hasil analisa dari team Sales & Marketing Hanya menerima, membuat, dan mengirimkan produk sesuai : jenis jumlah dan waktu yang dibutuhkan Penurunan Lead Time mulai dari pengembangan model baru (new model development) sampai dengan persiapan produksi (production preparation) Lead Time untuk logistik & ditribusi Penurunan Total Lead Time pada produksi masal (Mass ) Lead Time untuk proses yang lama stagnasi yang lama Dapat dihilangkan dengan HEIJUNK Flow yang rumit Metode produksi yang buruk Metode logistik dan pengiriman yang buruk, dll. HEIJUNK (leveled production) Pemerataan (leveling) rencana produksi yang menyekuruh (= jumlah order), baik dari variasi atau volume item yang diproduksi dalam jangka waktu yang ditentukan. a. Pemerataan jumlah / volume (leveled volume) Jumlah standar b. Pemerataan type / variasi (leveled variety) a Jumlah standar b b < a ontoh HEIJUNK Syarat Tidak Merata (Unleveled ) Kondisi : 20 hari kerja/bulan, 2 shift produksi, 450 menit/shift Sebelum (I) Jenis Part Output / ulan Output / Shift Takt Time Sesudah (II) agaimana cara pengaturan prosesnya? Frekuensi Line Part Line Part Line Part,, dan sesudah I Lot esar II Merata Line Part Storage Sesudah Sesudah 35 sebelum 36 6
7 Syarat Merata (Leveled ) Makna Just In Time pa Makna? Line Part 1. Setiap Perusahaan Manufaktur menerapkan 2. Yang membedakan adalah skala pengukuran waktu -nya Line Part Line Part,, dan sesudah Tahun ulan Minggu Hari Shift Jam Menit Detik Line Part Storage sebelum
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai
Lebih terperinciVI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)
VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM A. Pengertian Toyota Production System (TPS) Perusahaan berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan keryawan melalui usaha yang berkelanjutan untuk menghasilkan laba, sekaligus
Lebih terperinciB A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1
B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN, PENGELOLAHAN DAN ANALISIS DATA
59 BAB IV PENGUMPULAN, PENGELOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Jenis Produk yang diproses Jenis produk yang dihasilkan pada line I-beam ada 2 macam produk yaitu I- beam BY 366L owo 10 dan I-beam BY 366L owo
Lebih terperinciLean Thinking dan Lean Manufacturing
Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance
Lebih terperinciBAB 1 LANDASAN TEORI
5 BAB 1 LANDASAN TEORI 1.1 Produktivitas Menurut Sinungan (2003, P.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang
Lebih terperinciLEAN MANUFACTURING. part 2
LEAN MANUFACTURING part 2 Alhamdulillah selesai juga nulis bagian 2 ini.. Seperti pada bagian sebelumnya, tulisan ini sengaja dibuat dalam kalimat yang singkat dan padat, so kalau teman2 ada yang kurang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Tepat waktu (Just In Time) 2.1.1 Pengertian Just In Time Just in time adalah memproduksi dan mengirim barang yang diperlukan, pada saat diperlukan dan sejumlah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS
BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Temuan Utama dan Hasil Pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa temuan utama dalam penelitian ini adalah terjadinya pemborosan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace, IAe) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang industri pesawat terbang. PT. Dirgantara Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu
Lebih terperinciLab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA
Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master
Lebih terperinciImplementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan
Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1, Objek Penelitian Objek penelitian untuk tugas akhir ini adalah Process Cycle Efficiency pada proses produksi Blank Cilynder Head Type KPH di PT. X melalui pemetaan produk
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Dunia II, khususnya Toyota. Teknik yang disebut dengan Sistem Produksi Toyota
Bab 5 Ringkasan Perubahan dalam dunia industri di Jepang terjadi setelah berakhirnya Perang Dunia II, khususnya Toyota. Teknik yang disebut dengan Sistem Produksi Toyota atau disebut juga dengan Sistem
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini akan dilakukan pembahasan data yang sudah diperoleh untuk menganalisa pembuatan Value Stream Mapping di line Fr. Frame X. Pembahasan dan hasil analisa berdasarkan data
Lebih terperinci5 BAB V ANALISA DAN HASIL
5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan
Lebih terperinciPermasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.
PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat
Lebih terperinciPERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC.
I N S T I T U T S A I N S & T E K N O L O G I A K P R I N D Y O G Y A K A R T A Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Kota Yogyakarta PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah
Pengantar Sistem Produksi Lanjut BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah Definisi Sistem Sekelompok entitas atau komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan
Lebih terperinciRANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT. MIZAN GRAFIKA SARANA*
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN
Lebih terperinciTAKARIR. : Waktu Tunggu Proses. : Pemborosan : Ketidakaturan : Berlebihan. : Sisa/ Pemborosan
TAKARIR Junbiki Kanaban Just In Time Inventori Sub Kontrak Supplier Tack time Cycle Time Man Power Cost Reduction Delivery Order Heijunka Pattern Lead Time One-Piece-Flow Muda Mura Muri Work In Process
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Dynaplast Plant Cikarang 3 adalah plant terbaru dari Dynaplast Group di mana semua investasi mesin dan bangunan masih baru dan belum diset dengan sempurna karena
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI.
BAB III METODOLOGI 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif yaitu salah satu jenis
Lebih terperinciUSULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*
Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab
Lebih terperinciوإذ تا ذن لي ني ن ربكم شكرتم لا زیدنكم ولي ن إنن كفرتم عذابي لشدید Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur
ASPEK TEKNOLOGI ERP (II) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA وإذ تا ذن لي ني ن ربكم شكرتم لا زیدنكم ولي ن إنن كفرتم عذابي لشدید Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan:
Lebih terperinciMetode Training Sentral-Sistem
Metode Training Sentral-Sistem TIDAK MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO 9001 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO 9001 DAN MEMBERIKAN CONTOH PENERAPAN YANG BAIK ISO 9001 based Pasal
Lebih terperinciPERANAN SIM DALAM KEGIATAN MANAJEMEN. Nurochman, SST,.Akt,.MT
PERANAN SIM DALAM KEGIATAN MANAJEMEN Nurochman, SST,.Akt,.MT SIM YANG BAIK?? Planning Process Support Controlling Process Decision Making Process SIM YANG BAIK?? Model Planning Perencanaan Process Planning
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent
Lebih terperinciWeek 11 SIA SIKLUS PRODUKSI. Awalludiyah Ambarwati
Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI Awalludiyah Ambarwati Production Methods Continuous Processing creates a homogeneous product through a continuous series of standard procedures. Batch Processing produces discrete
Lebih terperinciPenerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56
Petunjuk Sitasi: Patrisina, R., & Ramadhan, K. M. (2017). Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56. prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C131-135). Malang: Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah menyediakan produk sesuai dengan ekspektasi customer. Maka, sangat penting bagi perusahaan untuk
Lebih terperinciPERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING
PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING Moses L. Singgih dan Andrie Sandi Pramono Jurusan Teknik Industri ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya email: moses@ie.its.ac.id;future_sandi@yahoo.com
Lebih terperinciABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.
Lebih terperinciMulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Layout Packaging Bottle. xix. Sumber : Data internal Packaging-Bottling Line 2 PT. Multi Bintang
LAMPIRAN 1. Layout Packaging Bottle Sumber : Data internal Packaging-Bottling Line 2 PT. Multi Bintang xix 2. Pengertian Pemborosan The 7 W astes of Produ ction T aiichi Ohno defined the 7 types of waste
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada perkembangan zaman ini, masyarakat menginginkan kehidupan yang sehat, dan kesehatan merupakan prioritas utama bagi masyarakat. Menurut Undang-Undang Republik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang
Lebih terperinciAvissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.
Reka Integra ISSN 2338 508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PADA LANTAI PRODUKSI
Lebih terperinciBahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013
PENJADWALAN Penjadwalan adalah aspek yang penting dalam pengendalian operasi baik dalam industri manufaktur maupun jasa. Dengan meningkatkan titik berat kepada pasar dan volume produksi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil
Lebih terperinciMRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP
MODUL 11 MRP adalah suatu teknik yang menggunakan BOM (bill of materials), inventory dan master schedule untuk mengetahui kebutuhan suatu part pada suatu waktu. Struktur MRP MRP membutuhkan data dari Bill
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI UNTUK EFISIENSI SISTEM PRODUKSI STUDI KASUS: PT.
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI UNTUK EFISIENSI SISTEM PRODUKSI STUDI KASUS: PT. GEMALA KEMPA DAYA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die Design, adalah suatu analisa manajemen
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga
Lebih terperinciMetode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN
Metode Training ISO/TS 16949 Sentral Sistem TIDAK SEKEDAR MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO/TS 16949 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO/TS 16949, HUBUNGAN ANTARA PERSYARATAN DENGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai
Lebih terperinciWaktu kerja dalam satu bulan = (( 60 x 7 x 5 ) + ( 60 x 5 x1 )) x 2 x 4 = menit. = detik.
BAB V HASIL DAN ANALISA Berdasarkan pengumpulan data dan pengukuran waktu yang sudah dilakukan pada tiap tiap proses, maka dapat dilakukan perhitungan kebutuhan mesin dan orang yang diperlukan untuk mencukupi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul dalam penyusunan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA
BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA 5.1 Analisis hasil Current State Value Stream Mapping Dari Current State Value Stream Mapping yang telah dibuat diketahui bahwa ada setidaknya 10 gate yang didalamnya masing-masing
Lebih terperinciSistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi
Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi
Lebih terperinciPendahuluan. I.1 Latar belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,
Lebih terperinciSekolah Tinggi Manajemen Bandung LOGISTICS MANAGEMENT
LOGISTICS MANAGEMENT SCOPE & INFLUENCE Sekolah Tinggi Manajemen Bandung THE EVOLUTION OF LOGISTICS WORKPLACE LOGISTICS FACILITY LOGISTICS CORPORATE LOGISTICS SUPPLY CHAIN LOGISTICS GLOBAL LOGISTICS 1950
Lebih terperinciMinggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi
Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Hasil Pembelajaran Setelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu: Menjelaskan pengertian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan terhadap usulan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Perbandingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep
Lebih terperinci1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi
1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan
Lebih terperinciSISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)
SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah industri manufaktur, proses perencanaan dan pengendalian produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada sebuah industri manufaktur, proses perencanaan dan pengendalian produksi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan operasional perusahaan tersebut.
Lebih terperinciAnalisa Proses dan Perencanaan Bisnis
KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: Analisa Proses dan Perencanaan Bisnis Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id DOKUMENTASI PROSES Purchasing Department Manufacturing Department
Lebih terperinciUSULAN IMPLEMENTASI SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME DENGAN KARTU KANBAN DI LINE PRODUKSI CORE MAKING DISA TIPE MESIN VERTIKAL PT AT INDONESIA
USULAN IMPLEMENTASI SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME DENGAN KARTU KANBAN DI LINE PRODUKSI CORE MAKING DISA TIPE MESIN VERTIKAL PT AT INDONESIA Fajar Riyadi PT AT-Indonesia Email: fajarriyadisuyadinata@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan
Lebih terperinciERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 3
ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 3 materi Peranan Sistem Terintegrasi Peranan dan Posisi ERP pada Perusahaan Investasi utama pada sektor teknologi informasi Peranan Sistem Terintegrasi Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun
I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan di dunia usaha semakin tinggi. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan yang
Lebih terperinciI.3 Tujuan Penulisan. I.1 Latar Blkg Masalah. I.2 Pembatasan Masalah. I.4 Sistematika Penulisan
I.1 Latar Blkg Masalah a. Sistem JIT dan Kanban b. Identifikasi Masalah I.2 Pembatasan Masalah a. Lokasi Kegiatan : PT. DENSO Indonesia b. Objek Penelitian : Komponen Neck Filler c. Cakupan Pembahasan
Lebih terperinciPengantar Manajemen Produksi & Operasi
Pengantar Manajemen Produksi & Operasi 1 Manajemen Operasi Manajemen Operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan
Lebih terperinciPerencanaan Kebutuhan Material (MRP)
Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Komponen-komponen: 1. Sistem penjadwalan produksi menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang. 2. Sistem
Lebih terperinciOPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS
OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan
Lebih terperinciApakah ISO 9001 bermanfaat??
Apakah ISO 9001 bermanfaat?? Hasil Survey: Survey yang dilakukan oleh Engineering Quality Forum, di Inggris, menyatakan bahwa 68 % perusahaan yang sudah ISO 9001, tidak merasakan manfaatnya Survey lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT KYODA MAS MULIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan spare part yang memiliki pasar sasaran baik untuk domestik maupun mancanegara. Perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lean Manufacturing Ohno (1997) seperti yang dikutip oleh Abdullah (2003) menjelaskan bahwa ide dasar di balik sistem lean manufacturing, yang telah dipraktekkan selama
Lebih terperinciPERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciSISTEM PRODUKSI JUST-IN-TIME
SISTEM PRODUKSI JUST-IN-TIME A. Pendahuluan Dalam Laboratorium Sistem Produksi, dipelajari beberapa modul praktikum antara lain : Fisika Dasar, Elektronika Industri, serta Perencanaan dan Pengendalian
Lebih terperinciMata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan
Lebih terperinciMetode Training ISO 9001 Sentral Sistem TIDAK MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO 9001 TAPI
Metode Training ISO 9001 Sentral Sistem TIDAK MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO 9001 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO 9001 DAN MEMBERIKAN CONTOH PENERAPAN YANG BAIK 1 Penjelasan
Lebih terperinciPerancangan Sistem Kanban Pada Line Machining Yoke Di PT. Inti Ganda Perdana
Hartono, et al. / Perancangan Sistem Pada Line Machining Yoke Di PT. Inti Ganda Perdana / Jurnal Titra, Vol. 3 No. 2, Juni 2015, Perancangan Sistem Pada Line Machining Yoke Di PT. Inti Ganda Perdana Evan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi Global. Membuat beberapa harga barang-barang, termasuk barang-barang industri menjadi meningkat.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Sistem produksi merupakan system yang menggunakan semua sumber daya untuk mengubah input menjadi output yang diinginkan (Chase, et al 2002). Sedangkan Manajemen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw
Lebih terperinciPerencanaan Produksi SAP ERP
Materi #8 Perencanaan Produksi SAP ERP 2 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sales Forecasting 3 Peramalan Penjualan dapat menggunakan data tahun lalu dikombinasikan dengan target keuangan dan inisiatif marketing
Lebih terperinciBAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum CV. Queena Batik Nusantara. dengan ciri khas batik yang tersebar di seluruh nusantara ini.
BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum CV. Queena Batik Nusantara Queena Batik Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan batik, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian bermotif
Lebih terperinciPENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE
PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang
Lebih terperinciRENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE)
RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) Pokok Bahasan: I. MPS II. Hubungan Production Plan dengan MPS III. Contoh MPS IV. Available to Promise (ATP) V. Perubahan MPS & Time Fences VI. Projected
Lebih terperinciAPLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**
APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** SAP (System Application and Product in data processing ) Pertemuan 6 PENGENALAN SAP SAP is Systems, Applications, Products in Data processing Founded in 1972 by 5
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tahun ke tahun, perkembangan dunia bisnis mengalami peningkatan yang mengakibatkan perusahaan terus bersaing untuk menawarkan produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.
Lebih terperinciMANAJEMEN PRODUKSI Dalam AGRIBISNIS
MANAJEMEN PRODUKSI Dalam AGRIBISNIS INPUT OUTPUT Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1 DESKRIPSI MATA KULIAH Tujuan Umum Perkuliahan: Memberikan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi
Lebih terperinci