Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung."

Transkripsi

1 Reka Integra ISSN Jurusan Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PADA LANTAI PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING * (Studi Kasus di PT. C59) Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung avissa.bonita@yahoo.com ABSTRAK C59 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil. Jenis, model dan ukuran yang beragam pada produk C59 membuat perusahaan tersebut sering mengalami pemborosan. Lean manufacturing merupakan konsep yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan menggunakan Value Stream Mapping dan perhitungan lead time serta value-to-waste ratio dapat diketahui kondisi perusahaan saat ini. Kondisi tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode 5 Why dan metode 5W-H serta diberikan usulan perbaikan seperti menggunakan material handling, visual control, push system, dan workstation design. Penerapan usulan tersebut dapat menurunkan nilai lead time menjadi 482,758 menit dan menaikan nilai value-to-waste ratio menjadi 2,54 %. Kata Kunci: Lean Manufacturing, Pemborosan, Value Stream Mapping ABSTRACT C59 is a company engaged in the field of textile industry. The variation of Types, models and sizes on C59 products make the company often have waste. Lean manufacturing is a concept that can be used to overcome these problems. By using Value Stream Mapping and calculation of lead time also waste-to- value ratio can be known existing condition of the company. The condition was then analyzed using 5 Why and 5W - H method and given the proposed such as using material handling, visual control, push system, and workstation design. Implementation of the proposed improvements could reduce the lead time value into minutes and increase the value of value-to-waste ratio to 2.54 % Keywords: Lean Manufacturing, Waste, Value Stream Mapping * Makalah ini merupakan ringkasan Tugas Akhir yang disusun oleh penulis pertama dengan pembimbing penulis kedua dan ketiga. Makalah ini merupakan draft awal dan akan disempurnakan oleh para penulis untuk disajikan pada seminar nasional dan/atau jurnal nasional Reka Integra-387

2 Bonita, dkk. PENDAHULUAN. Latar Belakang Pada saat ini industri tekstil cukup berkembang dengan pesat. Penggunaan pakaian sebagai kebutuhan primer bagi masyarakat membuat banyak sekali perusahaan baru yang muncul untuk masuk kedalam industri tersebut. Persaingan yang ketat membuat setiap perusahaan harus berjuang semaksimal mungkin agar tetap dapat bertahan di industri pakaian. Kesuksesan perusahaan dalam menghadapi persaingan berkaitan langsung dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar. Permintaan pasar yang tinggi dan beragam mengharuskan perusahan untuk berpikir secara tepat dan cepat untuk mencari cara dalam meningkatkan hasil produksi perusahaan. Peningkatan hasil produksi perusahaan harus dilakukan dalam hal kuantitas dan kualitas produksi dan juga harus dilakukan secara kontinu agar peningkatan produksi yang diinginkan bisa tercapai. Salah satu cara peningkatan hasil produksi adalah dengan melakukan proses produksi yang efektif dan efisien tanpa adanya pemborosan (waste) yang terjadi. Waste adalah segala aktifitas yang memakan waktu, sumber, dan tempat namun tidak mempunyai nilai tambah (non-value added) terhadap barang dan jasa yang diproduksi. Dengan mengurangi waste yang terjadi maka kualitas produksi akan meningkat, sedangkan waktu dan biaya produksi berkurang (Ohno, 990). Jenis waste yang ada saat ini adalah over production, transportation, motion, waiting, processing, inventory dan defect. PT Caladi Lima Sembilan (C59) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. Produk yang dihasilkan adalah kaos, jacket, celana, dan marchendise. Selain memproduksi barang khas C59, perusahaan ini juga menerima sistem pembuatan produk sesuai dengan model yang diinginkan konsumen. Kuantitas yang banyak dengan berbagai jenis dan model pesanan membuat perusahaan sering mengalami waste pada proses produksi seperti kegiatan menunggu hasil produksi dari stasiun kerja sebelumnya, waktu transportasi produk antar stasiun yang lama, rework hasil produksi yang tidak sempurna, dan terdapatnya sisa hasil produksi. Waste tersebut akan menyebabkan bertambahnya waktu dan biaya produksi serta berdampak pada berkurangnya kepercayaan konsumen konsumen..2 Identifikasi Masalah Masalah yang terjadi pada PT. C59 adalah seringnya terjadi waste dalam proses produksi. Waste yang biasa terjadi adalah waste over production, transportation, motion, waiting, processing, inventory, dan defects. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan usulan perbaikan terhadap sistem produksi PT. C59 agar dapat mengeliminasi waste yang ada pada bagian produksi dengan menggunakan pendekatan konsep Lean Manufacturing. 2. STUDI LITERATUR 2. Konsep Dasar Lean Lean adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan/atau jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer value). Tujuan dari lean adalah meningkatkan terusmenerus customer value melalui peningkatan terus-menerus rasio antara nilai tambah terhadap waste (the value-to-waste ratio). Menurut Gasperz (2006) terdapat lima prinsip dasar dari lean, yaitu:mengidentifikasi nilai produk (barang dan/atau jasa) berdasarkan Reka Integra-388

3 Usulan Perbaikan Sistem Produksi Untuk Mengurangi Pemborosan pada Lantai Produksi dengan Pendekatan Konsep Lean Manufacturing (Studi Kasus di PT. C59) perspektif pelanggan, dimana pelanggan menginginkan produk (barang dan/atau jasa) berkualitas superior, dengan harga yang kompetitif dan penyerahan tepat waktu.. Mengidentifikasi value stream process mapping (pemetaan proses pada value stream) untuk setiap produk (barang dan/atau jasa). 2. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari semua aktivitas sepanjang proses value stream itu. 3. Mengorganisasikan agar material, informasi, dan produk itu mengalir secara lancar dan efisien sepanjang proses value stream menggunakan sistem tarik (pull system). 4. Terus menerus mencari berbagai teknik dan alat peningkatan (improvement tools and techniques) untuk mencapai keunggulan dan peningkatan terus-menerus. 2.2 Jenis Waste Waste atau biasa disebut Muda dalam bahasa Jepang dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas kerja yang tidak memberikan nilai tambah dalam proses transformasi input menjadi output sepanjang value stream. Menurut Ohno (990), terdapat 7 tipe waste yaitu over production, transportation, motion, waiting, processing, inventory, dan defects. 2.3 Value Stream Mapping Value stream mapping (VSM) adalah teknik untuk menunjukan aliran proses dan komunikasi di dalam suatu proses (Nash dan Polling, 2008). Informasi yang ada pada value stream mapping bisa dikatagorikan ke dalam 3 bagian utama, yaitu:. Aliran proses atau produksi 2. Aliran komunikasi atau informasi 3. Garis waktu dan jarak perpindahan 2.4 Diagram SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Customer) Diagram SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Costumer) merupakan diagram yang digunakan untuk menunjukkan aktifitas interaksi yang terjadi antara proses dengan elemenelemen yang berada di luar proses secara garis besar. 2.5 Metode 5 Why dan Metode 5W-H Metode 5 Why Merupakan teknik yang berhubungan dengan prinsip pemecahan masalah secara sitematik. Ada 3 kunci utama untuk menggunakan metode 5 Why secara efektif (Serrat, 2009), yaitu:. Selesaikan permasalahan secara akurat 2. Selesaikan permasalahan dengan jawaban yang sebenarnya 3. Kebulatan tekat untuk mengetahui akar penyebab permasalahan dan memperbaikinya. Metode yang dapat digunakan untuk mengetahui akar penyebab suatu permasalahan adalah metode 5W- H. Metode 5W-H dapat digunakan untuk mengetahui jenis pemborosan yang terjadi (what), sumber terjadinya pemborosan (where), penanggung jawab (who), waktu berlangsungnya pemborosan (when), dan alasan terjadi (why) berdasarkan hasil analisis dari 5 why, dan saran perbaikan yang diperlukan (How). 3. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah proses yang dilakukan secara bertahap sehingga dapat menyelesaikan masalah secara sistematis, terarah, dan terstruktur. Tahapan penelitian yaitu:. Identifikasi dan perumusan masalah yang menjadi topik penelitian. Reka Integra-389

4 Bonita, dkk 2. Studi literatur mengenai kumpulan teori yang menjadi dasar pengerjaan laporan. 3. Penentuan metode penelitian yang tepat, yaitu lean manufacturing. 4. Pengumpulan terhadap data yang dibutuhkan sebagai input pengerjaan laporan. 5. Pengolahan data yang digambarkan ke dalam diagram SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, dan Customer) dan value stream mapping of current state. 6. Analisis berdasarkan hasil pengolahan data dan memberikan usulan perbaikan. 7. Kesimpulan terhadap hasil penelitian dan saran terhadap perusahaan beserta penelitian selanjutnya. 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4. Pengumpulan Data Data dan informasi yang dibutuhkan meliputi data sejarah perusahaan, kondisi umum PT. C59, waktu kerja perusahaan, data pemensanan, jumlah operartor per proses, proses produksi, waktu value added, waktu change over, waktu non-value added, dan data inventory. Data dan informasi tersebut diperoleh melalui penelitian secara langsung di PT. C Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan adalah perhitungan Net Available Time (NAT), Takt Time, rata-rata waktu Value Added ( ), Cycle time (C/T), Work Content (W/C), inventory (Unit of Time), pemetaan diagram SIPOC (suppliers, input, process, output, customers), pemetaan value stream mapping of current state, dan perhitungan value-to-waste-ratio Net Available Time (NAT) Net available time merupakan waktu yang tersedia untuk pengerjaan produk dalam satu hari. Perhitungan NAT dilakukan dengan menggunakan Persamaan. Net available time = () = = Takt Time Takt time merupakan kecepatan dari produksi yang harus dicapai agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Takt time menunjukan kecepatan penjualan dalam satu hari. Perhitungan nilai takt time menggunakan Persamaan 2. (2) Rata-rata Waktu Value Added ( ) Rata-rata waktu value added merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan satu buah produk tanpa adanya kegiatan yang tidak bernilai guna. Perhitungan nilai menggunakan Persamaan 3. (3) Reka Integra-390

5 Usulan Perbaikan Sistem Produksi Untuk Mengurangi Pemborosan pada Lantai Produksi dengan Pendekatan Konsep Lean Manufacturing (Studi Kasus di PT. C59) Rata-rata Non-Value Added Rata-rata waktu non-value added merupakan waktu yang dibuang akibat adanya kegiatan tidak bernilai guna. Perhitungan menggunakan Persamaan 4. (4) Cycle Time Produksi (C/T) Cycle time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan satu buah produk. Nilai cycle time terdiri dari total waktu rata-rata value added ( ) dan rata-rata non-value added ( ). Perhitungan C/T menggunakan Persamaan 5. (5) Work Content (W/C) Work Content atau yang biasa disebut labor content merupakan total waktu dari kegiatan value-added dan non-value-added operator yang bergabung dalam satu proses. Nilai work content dipengaruhi oleh jumlah operator per proses yang mengerjakan proses secara bersamaan. Perhitungan W/C menggunakan Persamaan 6. (6) Inventory (Unit of Time) Perhitungan inventory dalam unit of time menunjukan waktu produk pakaian disimpan atau menunggu untuk diproduksi ke dalam proses produksi. Perhitungan inventory (unit of time) menggunakan Persamaan 7 dan 8. (7) menit (8) Diagram SIPOC Diagram SIPOC merupakan diagram yang menunjukan aktivitas mayor, atau sub-proses dalam sebuah proses bisnis. Pada diagram SIPOC digambarkan aktifitas interaksi yang terjadi antara proses dengan elemen-elemen yang berada di luar proses. Seperti hubungan antara customer dan marketing. Pada proses tersebut customer memberikan input berupa gambar, bahan, dan warna yang diinginkan. Kemudian melakukan proses pemesanan dan menghasilkan data pesanan sebagai input terhadap marketing Value Stream Mapping OF Current State Value stream adalah suatu proses untuk membuat, memproduksi, dan menyerahkan produk (barang dan/atau jasa) ke pasar (APICS, 2005). Berdasarkan value stream mapping of Reka Integra-39

6 Bonita, dkk current state, bisa dihitung total dari value added, non-value added, inventory unit of time dan process lead time. Data value stream mapping of current state bisa dilihat pada Tabel. Tabel Data Value Stream Mapping of Current State Proses Operator C/O VA NVA C/T W/C Potong Bahan 3 2 0,27 0,005 0,33 0,398 5,2 0,077 0,00 0,077 0,077 5,3 0,077 0,008 0,085 0,085 9,2 0,375 0,037 0,42 0,42 Sablon 4 8 3,45 0,08 3,62 2,649 Ukuran 0 0,033 0,00 0,034 0,034 0,5 0,447 0,00 0,448 0,448 Jumlah 0 0,356 0,025 0,38 0,38 Distribusi 0,5 0,03 0,009 0,2 0,2 Jahit 0 6 5,297 0,006 5,303 5,297 Pelipatan 0,5 0,30 0,002 0,33 0,33 Pembersihan,5 0,560 0,00 0,56 0,56 dan Lipat 0,7 0,460 0,022 0,482 0,482 Pengepakan 0,5 0,365 0,00 0,366 0,366. Total waktu VAT (9) 2. Total waktu NVA pada proses produksi (0) 3. Total waste inventory () 4. Process Lead Time PLT = (2) = = Value-to-waste Ratio Value-to-waste ratio merupakan rasio yang menunjukan perbandingan antara value added dan non-value added. Perhitungan value-to-waste ratio menggunakan Persamaan 3. (3) Reka Integra-392

7 Storage 0,62 min Potong bahan L 3 VAr = 0,27' C/O = 2' W/C = 0,389' NVA = 2,27' Potong Bahan L2 3 VAr = 0,27' C/O = 2' W/C = 0,389' NVA = 2,27' Potong Bahan L3 3 VAr = 0,27' C/O = 2' W/C = 0,389' NVA = 2,27' 2,27 min 0,27 min 06 pcs 6,430 min 424 pcs 65,720 min LA,283' L2A,283' Suplier LA W/C = 0,085' NVA = 3,483 L2A W/C = 0,085' NVA = 3,483 L3 W/C = 0,085' NVA = 3, pcs 65,720 min VAr = 0,375' C/O = 9,2' W/C = 0,42' NVA = 5,5 L3 VAr = 0,375' C/O = 9,2' W/C = 0,42' NVA = 5,5' 42 pcs Purchase Division Purchase Order Sablon 4 VAr = 3,45' C/O = 8' W/C = 2,65' NVA = 7,53' Ukuran VAr = 0,033' C/O = 0,3' W/C = 0,034',567' 4 pcs LA VAr = 0,477' W/C = 0,448',57' LB VAr = 0,477' W/C = 0,448',57' LC VAr = 0,477' W/C = 0,448',57' Production Schedule jumlah VAr = 0.356' W/C = 0,38',33' Distribusi VAr = 0,03' C/O = 0,5 W/C = 0,2' NVA = 9,75' Jahit 0 VAr = 5,297 C/O = 6' W/C = 5,297' NVA = 2,33 min Pelipatan VAr = 0,30' W/C =,04',833' Marketing Inpeksi VAr = 0,460' C/O = 0,7' W/C = 0,482' NVA = 9,25' Pengepakan VAr = 0,365' C/O = 0,5 W/C = 0,366',483' Customer PLT = 809,905 menit VAT =,552 menit Usulan Perbaikan Sistem Produksi Untuk Mengurangi Pemborosan pada Lantai Produksi dengan Pendekatan Konsep Lean Manufacturing (Studi Kasus di PT. C59) 2,885 min Gambar Value Stream Mapping of Current State 0 days 4 Roll 0,62 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 30,525 min LB,283' L2B,283' 0,283 min 0,077 min 0 min LB W/C = 0,085' NVA = 3,483 L2B W/C = 0,085' NVA = 3,483 3,483 min 0,078 min 06 pcs 6,430 min 06 pcs 6,430 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 96,23 min 5,533 min 0,376 min 7,53 min 3,45 min 42 pcs 0,567 min 0,033 min 40 pcs 2,7 min 40 pcs 2,7 min 65,285 min 0,57 min 0,477 min 4 pcs 2,885 min 40 pcs 2,7 min 40 pcs 2,7 min 65,285 min 0,333 min 0,356 min 42 pcs 65, 255 min 9,75 min 0,03 min 422 pcs 65,40 min 65,40 min Follow Up 2,33 min 5,297 min 40 pcs 0,83 min 0,30 min 40 pcs Pembersihan VAr = 0,560' C/O =,5 W/C = 0,56',283' 0,283 min 0,560 min 40 pcs 9,25 min 0,46 min 40 pcs 0,483 0,365 min day Reka Integra-393

8 Bonita, dkk 5. ANALISIS 5. Identifikasi Waste Sepanjang Value Stream Mapping of Current State Identifikasi waste di sepanjang value stream bertujuan untuk mengetahui jenis waste yang menyebabkan lama waktu pengerjaan produk (lead time). Data identifikasi waste untuk beberapa proses bisa dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Identifikasi Waste Proses Aktivitas (VA) (min) NVAT (Min) Waste Penumpukan bahan kain 0,620 Inventory Potong Bahan Sablon Ukuran Pemindahan bahan ke mesin potong 0,333 Trasportation Pembukaan bungkus plastik bahan,5 Motion proses pemotongan bahan 0,27 Perhitungan jumlah potongan bahan 0,383 Process Penumpukan potongan kain hasil potong bahan 30,525 Inventory Pengambilan kertas pola dan kapur 0,283 Motion Proses pengerjaan Pola 0,077 Pengambilan mesin potong pola 0,483 Motion Proses pemotongan kain berpola 0,077 pemindahan potongan pola ke bagian sortir 3 Transportation Penumpukan potongan kain hasil potong kain pola 96,230 Inventory Pengambilan kain dari tumpukan kain,083 Motion Proses Pensortiran bahan 0,375 Penyusunan kain berpola,450 Motion Pemindahan potongan kain (badan depan dan belakang) ke bagian sablon 3 Transportation Penumpukan kain hasil sortir 65,255 Inventory Persiapan screen 2,57 Waiting Proses sablon 3,45 Pemindahan kain ke proses selanjutnya 5 Transportation Penumpukan kain hasil sablon 65,255 Inventory Pengambilan tumpukan kain 0,267 Motion Proses sortir ukuran 0,033 Penyusunan kain yang telah disortir 0,67 Motion 4.2 Analisis Penyebab Terjadinya Waste Analisis penyebab terjadinya waste dilakukan terhadap seluruh kegiatan non-value added yang ada. Analisis dilakukan dengan dua metode yaitu 5 Why dan 5W-h. Pada Metode 5 Why dapat diketahui alasan penyebab terjadinya waste seperti tidak tersedianya alat bantu pengangkatan, desain peletakan alat yang kurang tepat, dan kapasitas penyimpanan yang terbatas. Metode lain yang digunakan adalah metode 5 W- H. Pada metode ini dijelaskan alasan terjadinya waste dan usulan perbaikan yang bisa digunakan. Seperti jenis waste transportation dikerjakan oleh operator potong di stasiun kerja potong ketika pemindahan bahan ke mesin potong. Hal tersebut disebabkan oleh tidak tersedianya alat bantu pengangkatan, sehingga usulan perbaikan yang diberikan yaitu penggunaan alat bantu potong. 4.3 Usulan Perbaikan Usulan perbaikan terhadap sistem yang diberikan disesuaikan terhadap analisis dengan mempertimbangkan penyebab terjadinya waste. Usulan perbaikan bisa dilihat pada Tabel 3. Reka Integra-394

9 Usulan Perbaikan Sistem Produksi Untuk Mengurangi Pemborosan pada Lantai Produksi dengan Pendekatan Konsep Lean Manufacturing (Studi Kasus di PT. C59) Stasiun Kerja Potong Sablon Aktivitas Non-Value Added Tabel 3 Usulan Perbaikan Sistem Usulan Perbaikan NVA Sebelum Perbaikan (Menit) NVA Setelah perbaikan (Menit) Pemindahan bahan ke mesin Pull System 0,333 0 Pembukaan bungkus bahan menambah gunting,5 perhitungan jumlah bahan membuat catatan pengingat 0,383 0 Penumpukan bahan baku Pull System 327,325 96,23 Pengambilan pola memperbaiki proses 0,283 0,33 Pengambilan Mesin memperbaiki letak mesin 0,483 0 pemindahan potongan pola ke bagian sortir penggunaan material hadling 3,3 Pencarian bahan floor marking,083 Penyusunan bahan penggunaan keranjang material handing,45 0,7 pemindahan bahan ke bagian sablon penggunaan material hadling 3 5,2 Persiapan screen Perubahan proses penjadwalan screen 2,56 0 Pemindahan bahan ke bagian sortir ukuran Penghapusan sistem batch dan menggunakan materian handling 5 2,5 Penumpukan kain yang akan di sablon Penjadwalan tepat berdasarkan kondisi ruangan 65,255 Pengambilan bahan pada sortir ukuran 0,267 0 Penyusunan bahan Work Station Design 0,3 0 Pengambilan bahan pada pengepresan 0,35 0 Perhitungan bahan pada pengepresan Penghapusan proses 0,67 0 Pengambilan bahan pada inspeksi jumlah Work Station Design 0,67 0 Pencarian bahan Penghapusan proses 4,67 0 Pemindahan bahan ke bagian distribusi Penggunaan material handling 6 2 Penumpukan kain pada stasiun kerja - 95,855 95,855 Perhitungan jumlah bahan dari bagian sortir Penghilangan proses 0,75 0 Distribusi Jahit pemindahan bahan ke bagian jahit Penggunaan material handling 3,2 Penumpukan kain pada stasiun kerja distribusi - 62,255 62,255 Pergantian jarum kebijakan baru perusahaan 0,75 0,25 pengambilan bahan pernaikan tata letak mesin 0,583 0,583 pemindahan pakaian ke bagian pelipatan - Penumpukan kain yang akan dijahit Penerapan Pull System 65,4 0 Penumpukan pakaian hasil jahit Workstasion desi gn dan penerapan 6,2 0 peletakan pakaian flow line 0, pemindahan pakaian ke bagian pembersihan Penggunaan material handling 0,5 0 Workcell Pelipatan dan Finishin g Penumpukan pakaian hasil pelipatan 6,2 0 pengambilan pakaian pada meja penumpukan 0,283 0 pengambilan pakaian dari proses Workstasion design dan penerapan 0,27 0 pembersihan flow line pembesihan hasil sablon 3,033 0 perbaikan cacat jahit 6 0 pengambilan pakaian dari proses inspeksi 0,233 0 peletakan pakaian 0,25 0 Total Waste 785, , Analisis Takt Time Takt time merupakan kecepatan produksi yang harus dicapai agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Suatu perusahaan dikatakan bisa memenuhi permintaan konsumen apabila cycle time yang terjadi diperusahaan mempunyai nilai yang hampir sama untuk setiap prosesnya dengan nilai takt time. Pada kasus di PT C.59 nilai takt time yang diperoleh Reka Integra-395

10 Bonita, dkk adalah 0,55 menit/pcs. Artinya setiap 0,55 menit atau sekitar 9,3 detik konsumen menginginkan produk C59. Jika dibandingkan dengan cycle time yang ada pada PT. C59, hanya beberapa proses yang memenuhi nilai takt time, yaitu potong kain, pola kain, potong kain berpola, sortir, sortir ukuran, distribusi dan pelipatan. Untuk memenuhi nilai takt time bisa dilakukan dengan cara penyerataan konten kerja untuk setiap prosesnya. Penyerataan tersebut bisa dilakukan dengan pemanfaatan para pekerja yang ada di setiap proses yang tidak memenuhi nilai takt time. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Persamaan 4 dan 5. (4) (5) 4.5 Value Stream Mapping Of Future State Value stream mapping of future state (Gambar 2) merupakan gambaran proses produksi yang diharapkan akan terjadi setelah melakukan perbaikan. Data yang dibutuhkan untuk membuat VSM of future state bisa dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Data Value Stream Mapping of Future State Proses Operator/ Proses (orang) (min) (min) C/T (min) WC (min) TP (min) Total operator (parallel proses) Potong Bahan 3 0,27 0,002 0,30 0,389 0,30 3 0,077 0,077 0,077 0,077 0,077 0,003 0,080 0,080 0,080 0,375 0,06 0,39 0,39 0,30 3 Sablon 4 3,45 0,006 3,50 2,60 2 3,50 4 Ukuran 0, ,033 0,033 0,033 0, ,447 0,447 0,49 3 Jumlah 0,356 0,005 0,36 0,36 0,20 3 Distribusi 0,03 0,003 0,06 0,06 0,06 Jahit 0 5,297 0,002 5,299 5,299 0,530 0 Pelipatan 0,30 0 0,30 0,30 0,30 Pembersihan 0, ,560 0,560 0,40 4 (lipat) 0, ,460 0,460 0,53 3 Pengepakan 0, ,365 0,365 0,55 3 Reka Integra-396

11 Usulan Perbaikan Sistem Produksi Untuk Mengurangi Pemborosan pada Lantai Produksi dengan Pendekatan Konsep Lean Manufacturing (Studi Kasus di PT. C59) Total waktu pengerjaan produk pakaian setelah dilakukan perbaikan dan dihitung menggunakan Persamaan 2. = Value to waste ratio yang diperoleh setelah melakukan perbaikan dan dihitung menggunakan Persamaan KESIMPULAN Kesimpulan terhadap hasil penelitian yaitu:. Jenis waste yang terjadi pada stasiun kerja yang ada di C59 adalah waste transportation, inventory, motion, process, waiting, dan defect. 2. Usulan perbaikan untuk sistem produksi pada C59 yaitu penerapan pull system, penggunaan material handling, floor marking, pembuatan catatan penanda, perubahan proses penjadwalan pembuatan screen sablon, penghapusan sistem batch, penggunaan material handling, penjadwalan sablon berdasarkan kondisi ruangan, pembuatan work station design membuat kebijakan baru mengenai peletakan jarum, perbaikan tata letak mesin jahit, pemberian batas label pakaian, penggabungan workcell, dan penerapan one-piece flow, dan penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke). 3. Jika dilakukan perbaikan maka total waktu non-value added berkurang dari 57,433 menit menjadi 6,896 menit. 4. Jika dilakukan perbaikan maka total waktu untuk waste inventory berkurang dari 809,905 menit menjadi 482,758 menit. 5. Nilai value-to-waste ratio naik dari,45 % menjadi 2,45 %. REFERENSI APIC- The Association for OP. 2005, APIC Dictionary. April 205 Gaspersz, Vincent. 2007, Lean Six Sigma: for Manufacturing and Service Industries. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nash, Mark A dan Poling Sheila R. 2008, Mapping the Total Value Stream. New York: Taylor & Francis Group. Ohno, Taiichi. 990, Toyota Production System. Productivity Serrat, Olivier. 2009, The Five Whys Technique, Journal of Knowledge Solutions. Reka Integra-397

12 Storage Potong bahan L 3 VAr = 0,27' C/O = 2' W/C = 0,389' NVA = ' Potong Bahan L2 3 VAr = 0,27' C/O = 2' W/C = 0,389' NVA = ' Potong Bahan L3 3 V/Ar = 0,27' C/O = 2' W/C = 0,389' NVA = ' min 0,27 min LA L2A Suplier LA W/C = 0,080' NVA =,3' L2A W/C = 0,080' NVA =,3' L3 W/C = 0,080' NVA =,3' ,720 pcs min VAr = 0,375' C/O = 9,2' W/C = 0,39' NVA = 6,9' L3 VAr = 0,375' C/O = 9,2' W/C = 0,39' NVA = 6,9' 42 pcs Purchase Division Purchase Order Sablon 4 VAr = 3,45' C/O = 8' W/C = 2,60' NVA = 2,5' Ukuran VAr = 0,033' C/O = 0,3' W/C = 0,033' ' 4 pcs LA VAr = 0,477' W/C = 0,447' LB VAr = 0,477' W/C = 0,447' LC VAr = 0,477' W/C = 0,447' Production Schedule jumlah VAr = 0.356' W/C = 0,36' NVA = 2' Distribusi VAr = 0,03' C/O = 0,5 W/C = 0,06' NVA =,2' Jahit 0 VAr = 5,297 C/O = 6' W/C = 5,290',833' Pelipatan VAr = 0,30' W/C = 0,3' Marketing Inpeksi VAr = 0,460' C/O = 0,7' W/C = 0,460' Pengepakan VA = 0,365' C/O = 0,5 W/C = 0,365' Customer PLT = 482,758 menit VAT =,552 menit Bonita, dkk 2,885 min Gambar 2 Value Stream Mapping of Future State 0 days Bahan dipindahkan ke stasiun potong apabila dibutuhkan LB L2B LB W/C = 0,080' NVA =,3' L2B W/C = 0,080' NVA =,3',3 min 0,077 min 0,078 min Gunakan alat bantu pengangka tan 06 pcs 6,430 min 06 pcs 6,430 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 05 pcs 6,275 min 96,23 min VAr = 0,375' C/O = 9,2' W/C = 0,39' NVA = 6,9' VAr = 0,375' C/O = 9,2' W/C = 0,39' NVA = 6,9' 6,9 min 0,376 min Gunakan visual control (floor marking untuk mempermudah penyortiran 2,5 min 3,45 min Maksimalkan pemanfaatka n Fasilitas Sablon 42 pcs 0,033 min 40 pcs 2,7 min 40 pcs 2,7 min 65,285 min Perbaiki work station design 0,477 min 4 pcs 2,885 min 40 pcs 2,7 min 40 pcs 2,7 min 65,285 min jumlah VAr = 0.356' W/C = 0,36' NVA = 2' jumlah VAr = 0.356' W/C = 0,36' NVA = 2' 2 min 0,356 min 42 pcs 65, 255 min,2 min 0,03 min Gunakan Pull System Follow Up 0,833 min 5,297 min Gabungkan workcell Pembersihan VAr = 0,560' C/O =,5 W/C = 0,560' Pembersihan VAr = 0,560' C/O =,5 W/C = 0,560' Pembersihan VAr = 0,560' C/O =,5 W/C = 0,560' Pembersihan VAr = 0,560' C/O =,5 W/C = 0,560',56 min Inpeksi VAr = 0,460' C/O = 0,7' W/C = 0,460' Inpeksi VAr = 0,460' C/O = 0,7' W/C = 0,460' Terapkan Flow line Reka Integra-398

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X* Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT. MIZAN GRAFIKA SARANA*

RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT. MIZAN GRAFIKA SARANA* Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi merupakan proses yang berkenaan dengan pengubahan input menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk menghasilkan produk-produk fisik.

Lebih terperinci

USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL DAN VALUE STREAM MAPPING DI PT. X

USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL DAN VALUE STREAM MAPPING DI PT. X Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tahun ke tahun, perkembangan dunia bisnis mengalami peningkatan yang mengakibatkan perusahaan terus bersaing untuk menawarkan produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP LEAN SERVICE DAN DMAIC UNTUK MENGURANGI WAKTU TUNGGU PELAYANAN *

PENERAPAN KONSEP LEAN SERVICE DAN DMAIC UNTUK MENGURANGI WAKTU TUNGGU PELAYANAN * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 PENERAPAN KONSEP LEAN SERVICE DAN DMAIC UNTUK MENGURANGI WAKTU TUNGGU PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

USULAN STRATEGI UNTUK MEMINIMUMKAN PEMBOROSAN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. HOUSE OF PLAIN

USULAN STRATEGI UNTUK MEMINIMUMKAN PEMBOROSAN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. HOUSE OF PLAIN Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN STRATEGI UNTUK MEMINIMUMKAN PEMBOROSAN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI PADA LANTAI PRODUKSI ROLAND CHAIR MENGGUNAKAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI PADA LANTAI PRODUKSI ROLAND CHAIR MENGGUNAKAN KONSEP LEAN MANUFACTURING Reka Integra ISSN: 338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.0 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 06 USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI PADA LANTAI PRODUKSI ROLAND CHAIR MENGGUNAKAN KONSEP

Lebih terperinci

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University RANCANGAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG MENGGUNAKAN 5-S SYSTEM DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION (STUDI KASUS: DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA Tuti Sarma Sinaga 1 1 Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara Medan Masuk: 6 Juni 2015, revisi masuk: 4 Juli 2015, diterima:

Lebih terperinci

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK Azizah Mutiasari 1*, Ahmad Juang Pratama 2 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Waktu siklus Pengukuran waktu adalah kegiatan mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja atau oleh operator serta mencatat waktu-waktu kerjanya baik waktu setiap elemen maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KEMEJA UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION DI PT. PRONESIA DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KEMEJA UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION DI PT. PRONESIA DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2991 USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KEMEJA UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION DI PT. PRONESIA DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

MINIMISASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI TALANG STD DENGAN MENERAPKAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT SANLON *

MINIMISASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI TALANG STD DENGAN MENERAPKAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT SANLON * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 MINIMISASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI TALANG STD DENGAN MENERAPKAN KONSEP

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

DEVIS ZENDY NPM :

DEVIS ZENDY NPM : PENERAPAN LEAN MANUFACTURING GUNA MEMINIMASI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. KHARISMA ESA ARDI SURABAYA SKRIPSI Oleh : DEVIS ZENDY NPM : 0732010126 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi perkembangan yang tinggi. Menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Temuan Utama dan Hasil Pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa temuan utama dalam penelitian ini adalah terjadinya pemborosan

Lebih terperinci

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56 Petunjuk Sitasi: Patrisina, R., & Ramadhan, K. M. (2017). Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56. prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C131-135). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto, Fuady Azlin

Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto, Fuady Azlin USULAN PERBAIKAN UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN METODA LEAN MANUFACTURING (Studi kasus di PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi, Unit Produksi Bandung) Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3 RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS: PT AGRONESIA DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) 1

Lebih terperinci

PERANCANGAN LEAN PRODUCTION SYSTEM DENGAN PENDEKATAN COST INTEGRATED VALUE STREAM MAPPING PADA DIVISI KAPAL NIAGA STUDI KASUS PT PAL INDONESIA

PERANCANGAN LEAN PRODUCTION SYSTEM DENGAN PENDEKATAN COST INTEGRATED VALUE STREAM MAPPING PADA DIVISI KAPAL NIAGA STUDI KASUS PT PAL INDONESIA PERANCANGAN LEAN PRODUCTION SYSTEM DENGAN PENDEKATAN COST INTEGRATED VALUE STREAM MAPPING PADA DIVISI KAPAL NIAGA STUDI KASUS PT PAL INDONESIA Farich Firmansyah 1) dan Moses L Singgih 2) 1) Program Studi

Lebih terperinci

Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII

Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Petunjuk Sitasi: Harsono, A., Prasetyo, H., & Triadji, M. (207). Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara V. Prosiding SNT dan SATELT 207 (pp. C68-74).

Lebih terperinci

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sandal, berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. CV. ASJ memproduksi sandal pria dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tingkat persaingan di dunia usaha yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan berperan sebagai penghasil nilai (value creator), dengan memperbaiki

Lebih terperinci

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULY AGUSTUS SEPTEM OKTOBER NOVEM DESEMB Wijaya. / Designing Work Standards using VSM Method: A Case Study/ Jurnal Titra, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp.21-28 Designing

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Lean Manufacturing untuk Menghilangkan Pemborosan di Lini Produksi PT Adi Satria Abadi

Analisis Penerapan Lean Manufacturing untuk Menghilangkan Pemborosan di Lini Produksi PT Adi Satria Abadi Analisis Penerapan Lean Manufacturing untuk Menghilangkan Pemborosan di Lini Produksi PT Adi Satria Abadi Muhammad Shodiq Abdul Khannan 1, Haryono 2 1 ) Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Improve Setelah dilakukan tahap analyze, maka seluruh akar permasalahan serta faktor-faktor penyebabnya dapat teridentifikasi. Langkah selanjutnya adalah memperbaiki

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prospek industri plastik cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi pengembangan industri plastik ini terlihat dari konsumsi atau penggunaan yang tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik Gres Tenan milik Bp. Sardjono Atmomardoyo yang ada di Kampung Batik Laweyan turut andil dalam persaingan dalam hal industri fashion. Mulai dari bakal kain, tas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1, Objek Penelitian Objek penelitian untuk tugas akhir ini adalah Process Cycle Efficiency pada proses produksi Blank Cilynder Head Type KPH di PT. X melalui pemetaan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan

Lebih terperinci

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES DAUR ULANG ALUMINIUM MENJADI DUDUKAN BENANG DI ART ALUMINIUM CASTING

USULAN PERBAIKAN PROSES DAUR ULANG ALUMINIUM MENJADI DUDUKAN BENANG DI ART ALUMINIUM CASTING USULAN PERBAIKAN PROSES DAUR ULANG ALUMINIUM MENJADI DUDUKAN BENANG DI ART ALUMINIUM CASTING (ARTAL CAST) CIMAHI UNTUK MENGURANGI WASTE MENGGUNAKAN LEAN MANUFACTURING IMPROVEMENT SUGGESTION OF ALUMINIUM

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMIZE WASTE PADA PROSES PERAKITAN PLASTIC BOX 260 MENGGUNAKAN METODE VSM

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMIZE WASTE PADA PROSES PERAKITAN PLASTIC BOX 260 MENGGUNAKAN METODE VSM PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMIZE WASTE PADA PROSES PERAKITAN PLASTIC BOX 260 MENGGUNAKAN METODE VSM Roberth M Ratlalan 1, Ishardita Pambudi Tama 2, Sugiono 3 Program Magister Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

41 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

41 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 MINIMASI WASTE DEFECT PADA WORKSTATION CUTTING DAN SEWING DI PT EKSONINDO MULTI PRODUCT INDUSTRY DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA 1 Febrina Indri Rumondang, 2 Sri Widaningrum, 3 Pratya Poeri Suryadhini

Lebih terperinci

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2598

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2598 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2598 USULAN PERBAIKAN SISTEM MATERIAL HANDLING EQUIPMENT PADA LANTAI PRODUKSI KAIN GREY UNTUK MEMINIMASI WASTE TRANSPORTATION DI PT BUANA INTAN

Lebih terperinci

Pengurangan Cycle Time Pembuatan Kursi Tamu untuk Meningkatkan Jumlah Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing

Pengurangan Cycle Time Pembuatan Kursi Tamu untuk Meningkatkan Jumlah Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing Petunjuk Sitasi: Yola, M., Nurainun, T., & Pane, Y. N. (2017). Pengurangan Cycle Time Pembuatan Kursi Tamu untuk Meningkatkan Jumlah Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing. Prosiding

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaanperusahaan terbaik yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI WASTE MOTION DI PT. BUANA INTAN GEMILANG

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI WASTE MOTION DI PT. BUANA INTAN GEMILANG Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI WASTE MOTION DI PT. BUANA INTAN GEMILANG Fauzia, Salma,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

IMPROVEMENT PLAN TO MINIMIZE MOTION WASTE ON PRODUCTION PROCESS OF BOLT-ON TYPE GUITARS USING LEAN MANUFACTURING APPROACH IN PT GENTA TRIKARYA

IMPROVEMENT PLAN TO MINIMIZE MOTION WASTE ON PRODUCTION PROCESS OF BOLT-ON TYPE GUITARS USING LEAN MANUFACTURING APPROACH IN PT GENTA TRIKARYA RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI GITAR AKUSTIK JENIS BOLT-ON DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT GENTA TRIKARYA IMPROVEMENT PLAN TO MINIMIZE MOTION WASTE

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Minimasi waste merupakan hal yang penting untuk mendapatkan value stream yang baik. Produktivitas yang meningkat mengarah pada operasi yang

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

Tabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman

Tabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan perusahaan yang bergerak dibindang industri sandal khusus laki-laki yang terletak di daerah Bandung, Indonesia yang dapat memproduksi berbagai jenis

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang

BAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang BAB V ANALISIS HASIL Bedasarkan Data yang telah diolah pada Bab sebelumnya maka analisis hasil yang akan dijelaskan dibawah ini. 5.1 Analisa Current State Mapping Value stream mapping merupakan awal untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri mikro, kecil, dan menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi. Perkembangan industri mikro,

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016 PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CARA MENGURANGI MANUFACTURING LEAD TIME STUDI KASUS: PT ORIENTAL MANUFACTURING INDONESIA Sumiharni Batubara, Raden Abdurrahman

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA.

PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA. PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing untuk meningkatkan strategi

Lebih terperinci

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Teknik Industri STEFANUS ANJASMORO PRIHANTOKO

Lebih terperinci

IMPLEMENTING VALUE STREAM MAPPING (VSM) ON PRODUCTION PROCESS OF BLANK CYLINDER HEAD AT PT X

IMPLEMENTING VALUE STREAM MAPPING (VSM) ON PRODUCTION PROCESS OF BLANK CYLINDER HEAD AT PT X IMPLEMENTING VALUE STREAM MAPPING (VSM) ON PRODUCTION PROCESS OF BLANK CYLINDER HEAD AT PT X Gunawarman Hartono 1 ; Dendi Prajadhiana 2 ; Syarif Nurhidayat 3 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI SANDAL UNTUK MENGURANGI WASTE TRANSPORTATION DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI CV.ASJ

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI SANDAL UNTUK MENGURANGI WASTE TRANSPORTATION DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI CV.ASJ ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 207 Page 2607 USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI SANDAL UNTUK MENGURANGI WASTE TRANSPORTATION DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI CV.ASJ

Lebih terperinci

ANALISA PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VSM (VALUE STREAM MAPPING) UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU (STUDI KASUS UD.

ANALISA PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VSM (VALUE STREAM MAPPING) UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU (STUDI KASUS UD. PROFISIENSI, Vol 5 No. 1 ;1-6 Juni 2017 ISSN Cetak: 2301-7244 ANALISA PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VSM (VALUE STREAM MAPPING) UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU (STUDI KASUS UD. ALMAIDA)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS

TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI WASTE PADA PROSES VULKANISIR BAN DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI WASTE PADA PROSES VULKANISIR BAN DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI WASTE PADA PROSES VULKANISIR BAN DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto.

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto. Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo Michael Hartanto Teknik Industri, Universitas Surabaya Raya Kalirungkut, Surabaya 60293

Lebih terperinci

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harulah memiliki keunggulan kompetitif yang dapat di capai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. harulah memiliki keunggulan kompetitif yang dapat di capai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri yang kian pesat memicu persaingan lebih kompetitif dan perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya demi tujuan memberikan nilai lebih kepada

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. penerimaan pegawai Secara keseluruhan, berdasarkan hasil wawancara dan mekanisme

BAB V ANALISIS HASIL. penerimaan pegawai Secara keseluruhan, berdasarkan hasil wawancara dan mekanisme BAB V ANALISIS HASIL Bedasarkan Data yang telah diolah pada Bab sebelumnya maka peneliti melakukan analisis hasil yang akan dijelaskan dibawah ini. 5.1 Analisa current state mapping Value stream mapping

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Alexander Prasetya 1, Sunday Alexander Theophilus Noya 2 Abstract: One of the big investment in a business is facility design.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Toyota 2.1.1 Pengertian Sistem Produksi Toyota Menurut Monden (2000), Sistem Produksi Toyota dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota Motor Corporation. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN

Seminar Nasional IENACO ISSN PROTOTIPE PENGAMBILAN DATA LEAN MANUFACTURING SECARA TEROTOMASI UNTUK SATU STASIUN KERJA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION Rispianda, Fayyadl Garishah Aschuri Putra, Fadillah

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA PRODUKSI DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA

STUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA PRODUKSI DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA STUDI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA PRODUKSI DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA Tonggo Hutabarat 1, Sukaria Sinulingga 2, Dini Wahyuni 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pemborosan merupakan segala sesuatu yang menambah waktu dan biaya pembuatan sebuah produk namun tidak menambah nilai pada produk yang dilihat dari sudut

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE 5S UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET)

PENERAPAN METODE 5S UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2567 PENERAPAN METODE 5S UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK

Lebih terperinci

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN LEAN MANUFACTURING *

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN LEAN MANUFACTURING * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2015 RANCANGAN USULAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lean Manufacturing Ohno (1997) seperti yang dikutip oleh Abdullah (2003) menjelaskan bahwa ide dasar di balik sistem lean manufacturing, yang telah dipraktekkan selama

Lebih terperinci

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perdagangan global menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk menekan biaya produksi dengan melakukan proses produktivitas dan efisiensi pada proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika

Lebih terperinci