BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi Global. Membuat beberapa harga barang-barang, termasuk barang-barang industri menjadi meningkat. Meningkatnya harga-harga industri ini tentunya berpengaruh langsung terhadap biaya produksi yang akan menjadi meningkat pula. Peningkatan biaya produksi ini tentunya akan meningkatkan harga jual produk. Padahal persaingan bisnis dibidang sepeda motor, khususnya masalah harga semakin ketat. Agar suatu perusahaan dapat bertahan dalam persaingan bisnis khususnya pada harga jual, maka tentu saja perusahaan tersebut harus dapat menjual produknya dengan harga kompetitif pada level minimal. Untuk itu perusahaan harus dapat menekan biaya produksi dengan melakukan efisiensi di semua bidang, khususnya pada proses produksi. Proses efisiensi ini dilakukan pada fakror input proses produksi. Yaitu Material, Tenaga Kerja, Mesin beserta Peralatannya, energi, dan waktu. Untuk melaksanakannya perusahaan harus mengamati proses secara lebih mendalam, memberi nilai pada setiap elemen kerja serta mengidentifikasi waktu-waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas itu. Menurut Pande (2002), analisis nilai dan waktu adalah bagaimana perusahaan menggambarkan banyaknya pekerjaan di dalam

2 2 proses yang memang sungguh-sungguh penting dan berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk hal itu. Suatu pekerjaan dikatakan penting apabila pekerjaan tersebut dilakukan untuk memberikan nilai tambah pada suatu produk. Artinya setelah melalui proses itu, produk akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aktivitas ini dinamakan aktivitas value adding (penambahkan nilai). Namun sebaliknya, pekerjaan dianggap tidak penting apabila pekerjaan tersebut tidak menambah nilai guna produk. Karyawan acapkali melakukan aktivitas yang bersifat non value adding. Oleh karena itu analisis nilai dan waktu ini merupakan langkah awal dari implementasi Value Stream Mapping yang merupakan salah satu tool dari Six Sigma. Tool ini digunakan untuk melihat pemborosan dan kemungkinan adanya pemborosan yang akan terjadi. Hal ini sangat ironis apabila sebuah perusahaan barang maupun jasa belum menyadari akan pentingnya nilai dan waktu. Adanya aktivitas non value adding ini ternyata dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan secara langsung. Oleh sebab itu, perusahaan harus menghitung dan memeriksa keseimbangan proporsi aktivitas value adding dan non value adding. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ada beberapa elemen kerja yang dilakukan dalam proses produksi PT. X yang dapat dikatakan sebagai non value adding. Diantaranya; Stock yang berlebih, tidak seimbangnya Cycle Time antara station, tidak seimbangnya antara waktu kerja mesin dengan waktu kerja Operator, Production rejection rate yang masih tinggi, dll. Hal-hal tersebut sedapat mungkin

3 3 harus ditekan agar dapat dilakukan efisiensi proses produksi yang akan berpengaruh kepada keberlangsungan hidup Perusahaan. 1.2 Identifikasi Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan adanya permasalahan pada proses produksi yaitu adanya beberapa kegiatan non value adding. Langkah selanjutnya, dilakukan pengukuran terhadap waktu value adding dan non value adding serta dihitung rasio antara value adding dengan waktu keseluruhannya. Ilustrasi dari nilai dan waktu dapat digambarkan pada suatu peta Value Stream Mapping. VSM adalah salah satu alat untuk menerapkan Lean Six Sigma guna mengetahui letak permasalahan dari proses produksi yang bersangkutan pada aktifitas yang bernilai tambah (value adding) dan aktifitas yang tidak bernilai tambah (non value adding). Dari peta VSM, rasio waktu (nilai Process Cycle Efficiency) dapat dihitung. Kemudian rasio pada perusahaan tersebut akan dibandingkan dengan nilai PCE umum atau bahkan PCE world class. Nilai PCE yang diperoleh dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja perusahaan saat ini, sehingga upaya yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan rasio tersebut. Semakin besar rasio maka semakin besar pula porsi waktu yang dilakukan perusahaan untuk aktivitas value adding. Artinya, kegiatan-kegiatan yang sebenarnya tidak penting berhasil dikurangi (berada pada porsi yang kecil). Target untuk meningkatkan PCE melalui rasionalisasi atau simplifikasi proses, eliminasi waste yang ada, serta menurunkan atau memperpendek

4 4 lead time melalui penurunan WIP dan inventory dengan jalan melakukan penyeimbangan proses mengikuti target per hari. 1.3 Ruang Lingkup Asumsi dan pembatasan masalah perlu dilakukan agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas. Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penerapan Value Stream Mapping Tool dengan indikator nilai Process Cycle Efficiency (PCE) hanya dalam ruang lingkup Produksi Blank Cylinder Head type KPH di seksi LPDC Plant I PT X. 2. Analisis nilai yang dilakukan hanya pada aktivitas value adding dan non value adding yang semuanya dijadikan satuan waktu / Blank. 3. Aliran material yang dianalisis hanya meliputi proses produksi Blank Cylinder Head type KPH. 4. Seluruh elemen pekerjaan pada proses produksi dilakukan oleh operator produksi berdasarkan jadwal pembagian tugas pada stasiun kerja masing-masing. 5. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2009 sampai April Tidak dilakukan analisis terhadap produksi Casting Blank Cyl Head dari Suplier). Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa proses produksi berjalan dengan normal dimana operator bekerja sesuai dengan prosedur dan mesinmesin produksi tidak mengalami kerusakan.

5 5 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. Menganalisis permasalahan yang terdapat pada proses produksi Blank Cylinder Head PT. X yang berhubungan dengan ketidak efisiensian proses produksi. 2. Memberikan alternatif solusi guna meningkatkan kinerja proses atau nilai Process Cycle Efficiency 3. Mengevaluasi hasil rekomendasi yang mengacu pada nilai Process Cycle Efficiency. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana akan permasalahanpermasalahan pada perusahaan yang telah diilustrasikan dalam peta aliran arus nilai (Value Stream Mapping) proses produksi Blank Cylinder Head. Wacana permasalahan tersebut dapat digunakan sebagai pijakan awal langkah perbaikan ke depan oleh perusahaan. Karena tanpa alasan dan pedoman jelas, perbaikan yang dilakukan menjadi tidak tepat sasaran. Penulis memberikan indikator kinerja sebagai tolak ukur keadaan perusahaan saat ini. Tolak ukur tersebut dapat digunakan pula sebagai target untuk mencapai keunggulan dan kesempurnaan bisnis.

6 6 1.5 Gambaran umum Perusahaan PT. X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Manufaktur Sepeda Motor. Sepeda Motor yang di produksi tentu saja Sepeda Motor dengan Merk X dengan berbagai Typenya. Ada Type Cub, Sport, dan Type Skutic Matic. Berdirinya PT X saat ini merupakan hasil merger atau gabungan dari beberapa perusahaan. Tahun lahirnya PT X ini adalah tahun 2001 bulan Januari. PT X ini memiliki 3 Plant utama dan 2 Plant pendukung. Dengan jumlah Plant yang dimilikinya itu, PT X dapat memproduksi sepeda motor hingga tiga juta unit per tahun. Status investasi PT X adalah penanaman modal asing. Visi PT X adalah Kami bertekad untuk menyediakan sepeda motor yang berkualitas tinggi dan handal sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sesuai kebutuhan konsumen, pada tingkat harga yang terjangkau. Sedangkan Misi PT X adalah kami senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam industri sepeda motor di indonesia, untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas, dalam menyediakan alat transportasi yang berkualitas tinggi, sesuai kebutuhan konsumen, dengan harga yang terjangkau, serta didukung olehfasilitas manufaktur terpadu, teknologi mutakhir, jaringan pemeliharaan, suku cadang dan manajemen kualitas dunia.