ABSTRAK. Kata Kunci : Simulasi Diskrit, Penerbangan Paralel, Seat Capacity Control, Dynamic Pricing, Affordable ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata Kunci : Simulasi Diskrit, Penerbangan Paralel, Seat Capacity Control, Dynamic Pricing, Affordable ABSTRACT"

Transkripsi

1 Perancangan Model Pengelolaan Pendapatan Pada Dua Penerbangan Paralel Dengan Mempertimbangkan Perpindahan Penumpang Menggunakan Metode Simulasi Diskrit Khoirun Nisa, Ahmad Rusdiansyah, Naning Aranti Wessiani Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya ; ; ABSTRAK Penelitian ini membahas masalah Airline Revenue Management (ARM) untuk penerbangan paralel dengan menggabungkan strategi seat capacity control dan dynamic pricing. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan menggabungkan konsep seat capacity control dan dynamic pricing. Model dikembangkan dengan menggunakan simulasi diskrit untuk mengetahui pengaruh jumlah calon penumpang pada periode keputusan, proporsi penumpang fleksibel, komposisi kursi affordable class, dan probabilitas terjadinya perpindahan penumpang terhadap total pendapatan yang diperoleh maskapai pada saat keberangkatan. Adanya kelas yang affordable (fixed price) dan kelas yang flexible (flexible price) memungkinkan untuk transfer penumpang antar kelas penerbangan. Pendapatan maskapai selain diperoleh dari tambahan biaya yang dibayarkan penumpang ketika melakukan transfer, juga dipengaruhi oleh jumlah calon penumpang yang melakukan pemesanan atau pembatalan saat horizon pemesanan. Jumlah calon penumpang, proporsi penumpang yang fleksibel, komposisi kursi affordable class, dan proporsi transfer (cancel to re-book) berpengaruh terhadap pendapatan maskapai. Kata Kunci : Simulasi Diskrit, Penerbangan Paralel, Seat Capacity Control, Dynamic Pricing, Affordable Class, Flexible Class, Cancel To Re-book ABSTRACT This research talks about Airline Revenue Management (ARM) for parallel fligth by combining the seat capacity control strategy and the dynamic pricing one. This research is the continuation of the previous researches that used the combination of those two strategies. The model is improved by using discrete simulation for knowing the effect of the number of the applicant passengers on the decision period, the flexible passenger proportion, the composition of the affordable class chairs, and the probability of the event of the passenger movement meets the sum of income received by the company on departure. The existance of the affordable class (fixed price) and the flexible one (flexible price) make it possible to transfer passenger among the flight class. Besides the income received from addition fee as the passenger using the transfering, it s also affected by the number of passengers that book or cancel on the horizon booking. The number of the applicant passengers, the propotion of the flexible passengers, the composition of the affordable class chairs, and the proportion of the transfering (cancel to re-book) affect the company income. Key words : Discrete Simulation, Parallel Flights, Seat Capacity Control, Dynamic Pricing, Affordable Class, Flexible Class, Cancel To Re-book

2 1.Pendahuluan Revenue management menjadi problem yang penting bagi dunia maskapai penerbangan karena penerapanya bisa digunakan untuk mengantisipasi masalah ketidakpastian pemesanan yang datang dari penumpang. Penerapan Revenue management pada dunia penerbangan disebut dengan Airline Revenue Management (ARM). Penerapan ARM salah satunya digunakan untuk mengelola ketersediaan kursi pada penerbangan paralel. Penerbangan paralel merupakan dua penerbangan yang berasal dari maskapai yang sama dengan jadwal keberangkatan berbeda tetapi selisih waktunya berdekatan. Adanya kelas-kelas penerbangan juga berpengaruh terhadap pendapatan dan ketersediaan kursi penerbangan. Penumpang dari flexible class bisa berpindah ke kelas lain yang lebih murah dengan tidak membayar tambahan biaya namun juga tidak memperoleh pengembalian (refund). Sedangkan penumpang dari affordable class bisa berpindah ke kelas lain yang lebih tinggi dengan diharuskan membayar tambahan biaya sebesar selisih antara harga di kelas lama dengan harga di kelas yang akan dituju. Selain itu juga diharuskan membayar biaya administrasi untuk biaya transfer. Perpindahan penumpang dengan transfer dikenal dengan istilah cancel to re-book. Masalah transfer penumpang juga berpengaruh terhadap ketersediaan kursi di masing-masing kelas penerbangan. Oleh karena itu maskapai harus bisa mengelolanya supaya tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan penumpang di masing-masing kelas. Penumpang melakukan pemesanan ketika horizon pemesanan masih dibuka. Adanya dua macam kelas, flexible class dan affordable class, memberikan kebebasan kepada calon penumpang untuk memilih kursi penerbangan. Pada dasarnya maskapai ingin mendapatkan calon penumpang sebanyakbanyaknya dari flexible class karena harga tiket lebih mahal. Namun proporsi flexible class harus diperhitungkan supaya kursi penerbangan pada affordable class tidak kosong. Penelitian tentang ARM diantaranya dilakukan oleh Subramanian, dkk (1999) yang membahas overbooking dengan jumlah pendapatan sepanjang periode pemesanan, Suzuki, dkk (2006) yang membahas overbooking dan pengaruhnya terhadap keuntungan bersih pada waktu keberangkatan penerbangan. Subramanian, dkk (1999) menetapkan alokasi untuk overbooking, sedangkan Suzuki, dkk (2006) melakukan pendekatan jumlah penumpang overbooking berdasarkan tipe konsumenya. Penelitian yang memperhatikan kondisi penerbangan paralel telah dilakukan oleh, antara lain Xiao, dkk (2008) membahas tentang pengembangan model untuk penerbangan paralel dalam area dynamic pricing, Zhang dan Cooper (2005) membahas permasalahan tentang dynamic seat allocation pada penerbangan paralel pada satu maskapai penerbangan, dan Chen, dkk (2010) mengembangkan model untuk mengoptimalkan alokasi kursi pada dua penerbangan paralel. Penelitian dilanjutkan oleh Mariana (2010) yang mengembangkan model dinamis pada dua penerbangan paralel dengan mempertimbangkan faktor cancellation dan no-shows dari masingmasing tipe penumpangnya. Penerbangan paralel adalah dua penerbangan yang berasal dari satu maskapai dengan jadwal keberangkatan berbeda namun selisih waktunya berdekatan. Waktu berdekatan disini berarti waktu yang masih memungkinkan seorang penumpang ditransfer ke penerbangan berikutnya. Antara penerbangan yang satu dengan berikutnya tidak memungkinkan seorang penumpang untuk berpindah ke penerbangan dari maskapai lain. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan menggabungkan strategi dynamic pricing dan seat capacity control. Pendekatan dynamic pricing dilakukan dengan menggunakan membagi kelas berdasarkan harga. Pendekatan seat capacity control dilakukan dengan memberikan proporsi kursi yang berbeda antara kelas harga yang satu dengan lainya. Variabel yang akan diubah-ubah untuk sensitivity analysis adalah jumlah entity (calon penumpang), proporsi penumpang yang fleksibel, komposisi kursi pada affordable class, dan probabilitas terjadinya perpindahan (cancel to re-book). 2.Metodologi Penelitian Untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan langkah-langkah sistematis untuk melakukan penelitian yang menguraikan kerangka berpikir, formulasi dan

3 pengembangan model, hingga menghasilkan pembahasan untuk mendapatkan kesimpulan penelitian. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian digambarkan dalam Gambar 2.1 dan 2.2 berikut: M U L A I P engem bangan m odel konseptual P enentuan param eter pem odelan P e m b u a ta n m o d e l d e n g a n S o ftw a r e A r e n a U b a h J u m la h C a lo n P e n u m p a n g U b a h P r o p o r s i P e n u m p a n g F le k s ib e l R u n M o d e l A r e n a P e r io d e K e p u tu s a n O u tp u t H asil R u n P eriode K eputusan P e r h itu n g a n T E R Gambar 2.1 Metodologi Penelitian (1) U b a h K o m p o s is i A ffo r d a b le C la s s U b a h P r o b a b ilita s C a n c e l T o R e - book P e n a r ik a n k e s im p u la n d a n s a r a n S E L E S A I Gambar 2.2 Metodologi Penelitian (2) Berikut adalah penjelasan untuk flowchart di atas: Pengembangan model konseptual Pada tahap ini dilakukan pengembangan model yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dimana sistem dimulai ketika calon penumpang melakukan request tiket sesuai dengan tipe penumpang tersebut. Penentuan tipe penumpang mengikuti tipe penumpang yang telah ditentukan oleh Chen, dkk (2010). Pada tahap ini juga dikumpulkan data-data yang digunakan untuk membangun model diantaranya diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan Mariana (2010), Subramanian, dkk (1999), dan Xiao, dkk (2008). Kemudian sejumlah aspek lain seperti sistem pengembalian (refund), dan flight switching yang terjadi dalam periode pemesanan ikut dimodelkan agar model sesuai dengan permasalahan yang sebenarnya. Sistem refund mengikuti aturan dari Garuda Airline. Untuk model perpindahan penumpang mengikuti aturan yang biasa terjadi dalam penerbangan. Pembuatan model dengan software Arena Model yang telah dikembangkan akan diterjemahkan ke dalam sebuah bahasa simulasi menggunakan software Arena. Pembuatan model simulasi diskrit dengan software Arena ini mencoba memasukkan seluruh aspek yang berkaitan dengan sistem pemesanan dan pembatalan dari penumpang. Langkah awal pembuatan software adalah menentukan semua data yang dibutuhkan untuk pembuatan model Arena. Data diambil dari beberapa sumber, diantaranya adalah Mariana (2010), Suzuki (2006), dan dari Subramanian, dkk (1999). Langkah kedua adalah membuat model berjalan sesuai dengan logika, misalnya pembatalan hanya terjadi untuk tiket yang sudah di-request. Langkah ketiga sebagai langkah terakhir yaitu mengumpulkan semua output hasil Arena berupa jumlah pemesanan dan pembatalan di masing-masing kelasnya pada masing-masing penerbangan. Perhitungan Total Expected Revenue (TER) yang dihasilkan tiap stage-nya Setiap entity yang masuk dalam model Arena mempengaruhi pendapatan yang diperoleh

4 maskapai. Jika entity itu melakukan pemesanan maka pendapatan maskapai bertambah sebesar harga tiket yang harus dibayarkan. Jika ternyata entity tersebut melakukan pembatalan dengan refund, maka pendapatan maskapai berkurang sebesar refund yang harus dibayarkan. Jika entity melakukan perpindahan kelas, pendapatan maskapai akan bertambah sebesar biaya administrasi yang dibayar oleh entity, ditambah dengan biaya upgrade kelas jika penumpang tersebut pindah ke kelas yang lebih tinggi. Jika dinyatakan dalam bentuk rumus menjadi Rumus 2.1 berikut: TER = (jumlah pemesanan x harga tiket yang harus dibayarkan penumpang) (jumlah pembatalan x refund yang harus dibayarkan maskapai) + (jumlah perpindahan x (biaya administrasi + upgrade kelas yang harus dibayarkan)), dimana jika kelas yang dituju lebih rendah maka biaya upgrade kelas = 0, jika lebih tinggi maka biaya upgrade kelas = (selisih harga kelas baru harga kelas lama) (2.1) Perubahan variabel dan Perhitungan Total Expected Revenue dengan variabel Baru (TER ) Variabel seperti jumlah calon penumpang (entity), proporsi penumpang yang fleksibel (penumpang tipe III), komposisi kursi pada affordable class, dan probabilitas terjadinya transfer (cancel to re-book) akan diubah secara bergantian. Tujuanya untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel tersebut terhadap total expected Revenue (TER) yang diperoleh perusahaan sehingga bisa diketahui berapa parameter yang tepat supaya pendapatan maskapai bisa maksimal. Hasil perhitungan TER dengan perubahan variabel dibandingkan dengan TER awal sehingga diketahui pengaruh variabel tersebut dengan TER yang diperoleh perusahaan. Analisa dan interpretasi hasil pengujian Dari hasil output Arena dan perhitungan dilakukan analisa dan interpretasi untuk dibandingkan antara kondisi awal sebelum variabel diubah dan setelah diubah. Setelah analisa perbandingan diperoleh maka dibuat suatu kesimpulan yang menyatakan dengan variabel yang seperti apa pendapatan maskapai bisa maksimal. Penarikan kesimpulan dan saran Penarikan kesimpulan dilakukan untuk menjawab perumusan masalah dan sebagai rangkuman hasl penelitian yang telah dilakukan. 3. Pengembangan Model Tahap pengembangan model terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: pengembangan model konseptual, penentuan parameter pemodelan, dan pembuatan model dengan menggunakan software Arena. 3.1 Pengembangan Model Konseptual Dalam kegiatan penerbangan semua kejadian yang muncul baik pemesanan, pembatalan, maupun tidak ada kejadian (null event) akan merubah pendapatan. Kejadian yang muncul disebabkan oleh calon penumpang. Calon penumpang datang ke dalam sistem dengan mengikuti distribusi tertentu. Calon penumpang dalam periode keputusan bisa melakukan kegiatan pemesanan atau pembatalan atau tidak melakukan aktivitas pemesanan atau pembatalan (null event). Jika kejadian yang muncul adalah pemesanan maka dilihat dahulu tipe penumpangnya. Penumpang tipe I hanya mau terbang pada penerbangan 1, penumpang tipe II hanya mau terbang pada penerbangan 2, sedang penumpang III fleksibel. Untuk penumpang tipe I dan II bisa memilih antara flexible class dan affordable class. Flexible class hanya terdiri dari 1 kelas, yaitu kelas Y, sedangkan affordable class terdiri dari 4 kelas, mulai dari harga paling rendah yaitu kelas H, V, B, dan Q. Probabilitas penumpang tipe I dan II untuk memilih flexible class dan affordable class ditentukan oleh penulis. Jika penumpang tersebut memilih flexible class, tidak ada batasan kapasitas kursi untuk kelas ini. Jika memilih affordable class, ada batasan kapasitas di masing-masing kelasnya. Selain itu penumpang yang memilih affordable class akan terkena harga sebesar harga kelas yang baru dibuka. Untuk penumpang tipe III pasti akan memilih affordable clas dengan harga

5 kelas paling murah saat itu. Aktivitas pemesanan ini menyebabkan pendapatan maskapai bertambah sebesar harga tiket yang dibayarkan oleh penumpang. Pembatalan dibagi menjadi dua, yaitu pembatalan dengan refund dan pembatalan dengan re-book. Pembatalan dengan refund artinya penumpang mengembalikan tiket yang telah dipesan. Maskapai harus membayar sejumlah refund yang besarnya 25% dari total harga tiket pada kelas tersebut. Ketika terjadi pembatalan dengan refund, maka pendapatan maskapai akan berkurang sebesar refund tersebut. Penerbangan dengan re-book artinya penumpang membatalkan penerbangan pada kelas yang sudah dipilihnya untuk berpindah ke kelas lain. Ada dua macam pembatalan dengan re-book, yaitu penumpang pindah ke kelas yang lebih tinggi atau ke kelas yang lebih rendah. Jika penumpang tersebut berpindah ke kelas yang lebih tinggi maka akan dikenai biaya upgrade yang besarnya selisih antara kelas yang akan dituju dengan kelas lama ditambah dengan biaya administrasi. Sedang untuk penumpang yang pindah ke kelas yang lebih rendah tidak dikenai biaya tambahan, tetapi terkena biaya administrasi. Besarnya biaya administrasi sama untuk semua kelas penerbangan. Jumlah probabilitas antara pemesanan, pembatalan, dan null event adalah satu (Subrmanian, dkk, 1999). Masing-masing kursi yang terpesan oleh masing tipe penumpang diberikan notasi yang berbeda untuk membedakan hasil running. Notasi-notasi yang digunakan dalam pemodelan Arena bisa dilihat pada lampiran A. 3.2 Penentuan Parameter Pemodelan Parameter yang diperlukan dalam pembuata model Arena diantaranya adalah probabilitas masing-masing penumpang, probabilitas pembatalan, dan kapasitas kursi masing-masing penerbangan. Parameter diperoleh dari hasil penelitian Mariana (2010) dan asumsi peneliti. Tabel 3.1 Probabilitas Pemesanan Masingmasing Tipe Penumpang Tipe Penumpang Total Probabilitas I II III Pembatalan Null Event Kelas penerbangan dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu flexible class dan affordable class. Flexible class hanya terdiri dari 1 kelas yaitu kelas Y dengan kapasitas tidak terbatas. Affordable class terbagi menjadi 4 kelas penerbangan yaitu kelas H, kelas V, kelas B, dan kelas Q, dengan harga paling rendah adalah kelas H dan terus meningkat sampai kelas Q. Proporsi untuk masing-masing kelas adalah 30% untuk flexible class, dan 70% untuk affordable class. Penumpang tipe I dan II bisa memilih flexible class maupun affordable class, sedangkan penumpang tipe III hanya memilih affordable class. Kapasitas masing-masing kelas pada affordable class dibatasi maksimal 10 kursi. Parameter jumlah kursi untuk kedua penerbangan secara lengkapa ditampilkan pada Tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Kapasitas Kursi Kelas Kapasitas Keterangan Flexible (Y) Tidak Terbatas Sama untuk kedua penerbangan Affordable: H V B Q Parameter lain untuk harga tiket dan besarnya pengembalian (refund) untuk pembatalan dan no-shows adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Parameter Harga Tiket dan Refund Parameter Penerbangan 1 2 Kapasitas kursi *** Probabilitas No-shows ** Probabilitas show-up Jumlah kelas penerbangan **** 5 5 keterangan Harga Tiket * : Flexible class 1,078,500 1,078,500 Affordable Class H 405, ,000 V 450, ,000 B 596, ,000 Q 687, ,000 Biaya administrasi pindah kelas *** 50,000 50,000 sama untuk semua kelas harga Refund pembatalan *** 25% 25% dari harga kelas 3.3 Pembuatan Model Dengan Software Arena Langkah berikutnya adalah pembuatan model Arena dengan mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: Calon penumpang datang sebagai entity yang datang secara random setiap detik

6 Entity yang datang akan melakukan pemesanan (request) atau pembatalan (cancellation) Jika kejadian yang terjadi adalah pemesanan maka akan entity dibedakan berdasarkan tipe penumpang dengan probabilitas yang telah ditentukan pada parameter Jika entity tersebut adalah tipe penumpang I maka akan langsung memilih kelas penerbangan 1 antara flexible class dengan affordable class dengan probabilitas masing 30% dan 70%. Untuk masuk ke flexible class tidak ada batasan kapasitas, sedangkan untuk affordable class terdapat batasan kapasitas di masing-masingt kelasnya Jika entity tersebut adalah tipe penumpang II maka akan langsung memilih kelas penerbangan 2 antara flexible class dengan affordable class dengan probabilitas masing 30% dan 70%. Untuk masuk ke flexible class tidak ada batasan kapasitas, sedangkan untuk affordable class terdapat batasan kapasitas di masing-masingt kelasnya Jika entity tersebut adalah tipe penumpang III sudah pasti akan memilih affordable class dengan memilih kelas yang paling murah saat itu. Semua entity yang sudah masuk dalam pemesanan akan di-hold di masing-masing kelas penerbangan. Entity yang masuk akan terkena harga sebesar harga kelas penerbangan yang dibuka saat itu. Misalnya, kelas yang dibuka pada saat itu adalah kelas V, sedanga di kelas H ada kursi kosong karena ada penumpang yang melakukan pembatalan. Maka entity tersebut diletakkan pada kelas H dengan terkena harga tiket kelas V. Proses terjadinya harga dinamis tersebut dijelaskan dalam Gambar 3.1 berikut: E n tity H < k a p a s ita s L a n ju t k e K e la s B e r ik u tn y a Q > 0 T I D A K Gambar 3.1 Proses Terjadinya Harga Dinamis Entity hanya bisa masuk ke dalam hold jika yang di-hold (jumlah kursi terpesan) kurang dari kapasitas yang dimiliki pesawat di masing-masing kelasnya kecuali untuk flexible class tidak ada batasan kursi selama kapasitas kursi pesawat masih tersedia. Pembatalan dilakukan secara random, dari semua kelas penerbangan yang ada. Maka dalam Arena randomisasi tersebut dinyatakan dengan memberikan probabilitas sinyal pembatalan yang sama untuk semua kelas penerbangan yang ada. Ada dua tipe pembatalan, yaitu pembatalan dengan refund dan pembatalan dengan re-book. Pembatalan dengan rebook hanya bisa dilakukan oleh penumpang tipe III. Pembatalan dengan re-book berarti penumpang tipe III tersebut membatalkan penerbangan di kelas penerbangan awal pemesanan untuk berpindah ke penerbangan berikutnya. Gambar 3.2 dan 3.3 di bawah menggambarkan rules perpindahan kursi dari penerbangan 1 ke penerbangan 2 atau sebaliknya. B > 0 T I D A K V > 0 T I D A K h a r g a Q h a r g a B h a r g a V h a r g a H

7 H 13 V 13 B 13 Re- b o o k a ta u r e fu n d R e fu n d Re- book Q 2 < k a p a s ita s B 2 < k a p a s ita s V 2 < k a p a s ita s H 23 V 23 B 23 baru dibuka. Misalnya kelas yang baru dibuka adalah kelas V, kemudian ada penumpang ada penumpang yang melakukan pembatalan pada kelas H. Berikutnya ada entity yang masuk ke dalam kelas affordable, entity tersebut akan diletakkan pada kelas H namun harus membayar seharga tiket pada kelas V. Untuk kejadian null event, entity yang masuk langsung di-dispose-kan. Q 13 H 2 < k a p a s ita s Gambar 3.2 Alur Perpindahan Penumpang dari Pesawat 1 ke Pesawat 2 Q 23 Berikut adalah tahap pembuatan model Arena sesuai dengan flowchart di atas: Calon penumpang datang sebagai entity dengan kedatangan random setiap detik. Kedatangan entity dibatasi sebanyak entity. H 13 Q 1 < k a p a s ita s Re- book Re- b o o k a ta u r e fu n d H 23 R e fu n d V 13 B 1 < k a p a s ita s V 23 B 13 V 1 < k a p a s ita s B 23 Gambar 3.4 Create Entity Q 13 H 1 < k a p a s ita s Gambar 3.3 Alur Perpindahan Penumpang dari Pesawat 2 ke Pesawat 1 Kelas tujuan perpindahan dimulai dari kelas paling bawah yang kosong namun harga tiket yang harus dibayarkan adalah harga kelas yang berlaku saat itu. Jika pembatalan terjadi dan ada kursi terpesan pada kelas tersebut, maka akan dikirim sinyal ke entitas yang sudah dihold untuk dibedakan antara pembatalan dengan refund atau pembatalan dengan rebook. Entity yang melakukan pemesanan dikenakan harga sebesar kelas harga yang Q 23 Entity yang datang bisa melakukan pemesanan, pembatalan, atau null event. Pemesanan langsung dibedakan berdasarkan tipe penumpang sepeti yang telah ditentukan pada parameter. Gambar 3.5 Probabilitas Pemesanan Masingmasing Penumpang dan Pembatalan, dan Null Event Penumpang tipe I melakukan pemesanan pada penerbangan 1, penumpang tipe II

Latar Belakang. Kelas Penerbangan. Tipe Penumpang. Dua Komponen Dalam Penerbangan Yang Perlu Dikelola Supaya Pendapatan Maskapai Bisa Maksimal ARM

Latar Belakang. Kelas Penerbangan. Tipe Penumpang. Dua Komponen Dalam Penerbangan Yang Perlu Dikelola Supaya Pendapatan Maskapai Bisa Maksimal ARM PERANCANGAN MODEL PENGELOLAAN PENDAPATAN PADA DUA PENERBANGAN PARALEL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERPINDAHAN PENUMPANG MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT SIDANG TUGAS AKHIR KHOIRUN NISA 2507 100 061 Pengantar

Lebih terperinci

melakukan pemesanan pada penerbangan 2, dengan probabilitas masing-masing penumpang tersebut 30% ke flexible class dan 70% ke affordable class.

melakukan pemesanan pada penerbangan 2, dengan probabilitas masing-masing penumpang tersebut 30% ke flexible class dan 70% ke affordable class. melakukan pemesanan pada penerbangan 2, dengan probabilitas masing-masing penumpang tersebut 30% ke flexible class dan 70% ke affordable class. Gambar 3.8 Batasan Kapasitas Affordable Class Gambar 3.6

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, sering kali segala sesuatu dituntut serba cepat. Di negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, banyak hal yang dituntut tepat waktu untuk

Lebih terperinci

pengelolaan permintaan serta metodologi dan sistem yang dibutuhkan untuk membuatnya (Tallury & Ryzin, 2004)

pengelolaan permintaan serta metodologi dan sistem yang dibutuhkan untuk membuatnya (Tallury & Ryzin, 2004) Tugas Akhir LOGO Pengembangan Model Joint Dynamic Pricing Berbasis Waktu dan Persediaan Kursi untuk Dua Penerbangan Paralel dengan Memepertimbangkan Kondisi Overbooking, Cancellation, dan No-show Passengers

Lebih terperinci

Pengembangan Model Revenue Risk Pada Dua Penerbangan Paralel Dengan Mempertimbangkan Overbooking dan Cancellations

Pengembangan Model Revenue Risk Pada Dua Penerbangan Paralel Dengan Mempertimbangkan Overbooking dan Cancellations Pengembangan Model Revenue Risk Pada Dua Penerbangan Paralel Dengan Mempertimbangkan Overbooking dan Cancellations Oki Anita Candra Dewi Program Studi Teknik Logistik, Universitas Internasional Semen Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL REVENUE RISK PADA DUA PENERBANGAN PARALEL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN OVERBOOKING DAN CANCELLATIONS

PENGEMBANGAN MODEL REVENUE RISK PADA DUA PENERBANGAN PARALEL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN OVERBOOKING DAN CANCELLATIONS PENGEMBANGAN MODEL REVENUE RISK PADA DUA PENERBANGAN PARALEL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN OVERBOOKING DAN CANCELLATIONS Oki A. C. Dewi Program Studi Teknik Logistik, Universitas Internasional Semen Indonesia

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh : Kartika Sari Nur Aulia ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP

TUGAS AKHIR. Oleh : Kartika Sari Nur Aulia ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP TUGAS AKHIR Oleh : Kartika Sari Nur Aulia (2510100115) Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP Your Slide Title PENDAHULUAN Pengembangan Model Dynamic Pricing dengan Mempertimbangkan

Lebih terperinci

Your Slide Title KESIMPULAN DAN SARAN

Your Slide Title KESIMPULAN DAN SARAN Pengembangan Model Model Dynamic Dynamic Pricing Pricing untuk dengan Menentukan Mempertimbangkan Alokasi Kursi Pesawat Customer dengan Overflow Mempertimbangkan Kompetisi Customer Antar Overflow Dua Maskapai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SIMULASI DISKRIT PENGELOLAAN PENDAPATAN UNTUK MULTI DAN SINGLE KATEGORI PADA LOW COST CARRIER

PENGEMBANGAN MODEL SIMULASI DISKRIT PENGELOLAAN PENDAPATAN UNTUK MULTI DAN SINGLE KATEGORI PADA LOW COST CARRIER PENGEMBANGAN MODEL SIMULASI DISKRIT PENGELOLAAN PENDAPATAN UNTUK MULTI DAN SINGLE KATEGORI PADA LOW COST CARRIER Nama mahasiswa : Patrisia Sherryl Santoso NRP : 2510 100 058 Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad

Lebih terperinci

Paul Rose Revenue Management Ltd. Santi Purwantini

Paul Rose Revenue Management Ltd. Santi Purwantini Paul Rose Revenue Management Ltd Santi Purwantini 2508 100 006 Revenue Management Memaksimalkan pendapatan dengan mengelola permintaan (Philips, 2005) melalui strategi penetapan harga dan pengalokasian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL JOINT DYNAMIC PRICING UNTUK DUA PENERBANGAN PARALEL MEMPERTIMBANGKAN OVERBOOKING, CANCELLATIONS, DAN NO-SHOW CUSTOMERS

PENGEMBANGAN MODEL JOINT DYNAMIC PRICING UNTUK DUA PENERBANGAN PARALEL MEMPERTIMBANGKAN OVERBOOKING, CANCELLATIONS, DAN NO-SHOW CUSTOMERS PENGEMBANGAN MODEL JOINT DYNAMIC PRICING UNTUK DUA PENERBANGAN PARALEL MEMPERTIMBANGKAN OVERBOOKING, CANCELLATIONS, DAN NO-SHOW CUSTOMERS Hilman Pradana, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

MODEL DYNAMIC PRICING PADA PENENTUAN HARGA TIKET PESAWAT TERBANG DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KELOMPOK KELAS BERTINGKAT

MODEL DYNAMIC PRICING PADA PENENTUAN HARGA TIKET PESAWAT TERBANG DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KELOMPOK KELAS BERTINGKAT MODEL DYNAMIC PRICING PADA PENENTUAN HARGA TIKET PESAWAT TERBANG DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KELOMPOK KELAS BERTINGKAT Annisa Gianugraeni, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 1 Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit Arfini Alivia Dewanty dan Ahmad

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara dengan Mempertimbangkan Variabilitas Rate Berbasis Persediaan Kapasitas

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara dengan Mempertimbangkan Variabilitas Rate Berbasis Persediaan Kapasitas Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara dengan Mempertimbangkan Variabilitas Rate Berbasis Persediaan Kapasitas FAIZATUL MARWIYAH 2507 100 050 Alur proses pengiriman kargo Shipper

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL DYNAMIC PRICING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CUSTOMER OVERFLOW BEHAVIOR DALAM KOMPETISI ANTAR DUA MASKAPAI

PENGEMBANGAN MODEL DYNAMIC PRICING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CUSTOMER OVERFLOW BEHAVIOR DALAM KOMPETISI ANTAR DUA MASKAPAI PENGEMBANGAN MODEL DYNAMIC PRICING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CUSTOMER OERFLOW BEHAIOR DALAM KOMPETISI ANTAR DUA MASKAPAI Kartika Sari Nur Aulia, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Model Dynamic Pricing untuk Penetapan Harga Tiket Pesawat Terbang Berbasis Waktu dan Persediaan Kursi dengan Mempertimbangkan Keputusan Kompetitor

Model Dynamic Pricing untuk Penetapan Harga Tiket Pesawat Terbang Berbasis Waktu dan Persediaan Kursi dengan Mempertimbangkan Keputusan Kompetitor Jurnal Teknik Industri, Vol. 15, No. 1, Juni 2013, 47-58 ISSN 1411-2485 print / ISSN 2087-7439 online DOI: 10.9744/jti.15.1.45-56 Model Dynamic Pricing untuk Penetapan Harga Tiket Pesawat Terbang Berbasis

Lebih terperinci

OPTIMISASI KELAS TIKET PADA SATU RUTE PENERBANGAN DOMESTIK SKRIPSI AMSAL SURBAKTI

OPTIMISASI KELAS TIKET PADA SATU RUTE PENERBANGAN DOMESTIK SKRIPSI AMSAL SURBAKTI OPTIMISASI KELAS TIKET PADA SATU RUTE PENERBANGAN DOMESTIK SKRIPSI AMSAL SURBAKTI 100803034 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 OPTIMISASI

Lebih terperinci

MODEL KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN KURSI PENUMPANG KERETA API SECARA DINAMIS UNTUK MEMAKSIMALKAN PENDAPATAN

MODEL KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN KURSI PENUMPANG KERETA API SECARA DINAMIS UNTUK MEMAKSIMALKAN PENDAPATAN MODEL KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN KURSI PENUMPANG KERETA API SECARA DINAMIS UNTUK MEMAKSIMALKAN PENDAPATAN Rahma Rei Sakura ), Ahmad Rusdiansyah 2), dan Nurhadi Siswanto 3) ) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

PENELITIAN TUGAS AKHIR

PENELITIAN TUGAS AKHIR PENELITIAN TUGAS AKHIR Oleh: Arfini Alivia Dewanty 2508100118 Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng. CSCP Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK MENGUKUR EFEK KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN TERHADAP ANTRIAN PRA TINGGAL LANDAS DAN PASCA PENDARATAN

MODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK MENGUKUR EFEK KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN TERHADAP ANTRIAN PRA TINGGAL LANDAS DAN PASCA PENDARATAN MODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK MENGUKUR EFEK KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN TERHADAP ANTRIAN PRA TINGGAL LANDAS DAN PASCA PENDARATAN Ayunda Larasati 2509100053 300 FLIGHTS Penelitian terdahulu Penulis

Lebih terperinci

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini berlibur ke suatu tempat menjadi pilihan untuk mengisi waktuwaktu liburan yang ada, apalagi dengan banyaknya keindahan-keindahan alam dan tempat

Lebih terperinci

SAHARA (Sahabat Usaha Rakyat) www. sahara-aerotravel.com

SAHARA (Sahabat Usaha Rakyat) www. sahara-aerotravel.com : SAHARA (Sahabat Usaha Rakyat) : 021 - Email : www. sahara-aerotravel.com Daftar isi Alur Pemesanan Pemesanan Pesawat 2 Alur pemesanan 3 Login 4 Halaman pencarian 5 Hasil pencarian 6 Rincian data penumpang

Lebih terperinci

Tutorial Penggunaan CEPAT, MUDAH DAN MURAH

Tutorial Penggunaan CEPAT, MUDAH DAN MURAH Tutorial Penggunaan CEPAT, MUDAH DAN MURAH User Name Password Kode Akses Masukkan Username, password dan kode Akses pada kolom yang tersedia dan klik Tutorial Booking Tiket Pesawat Tutorial Pembelian Tiket

Lebih terperinci

Manual Reference GARUDA INDONESIA MOBILE VER 1

Manual Reference GARUDA INDONESIA MOBILE VER 1 Manual Reference GARUDA INDONESIA MOBILE VER 1 1 GA Mobile Platform Blackberry (Min OS 5) Android (Min. Froyo/2.2) IOS/Iphone (Min. IOS 4) Payment Credit Card GA E-Payment / KlikBCA GA Online Payment (OLP)

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U Masa berlaku terbang: 1 hari Open date: Tidak Bagasi cuma cuma: 20 kg Refund: Ya

KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U Masa berlaku terbang: 1 hari Open date: Tidak Bagasi cuma cuma: 20 kg Refund: Ya KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U Masa berlaku terbang: 1 hari Open date: Tidak for refund fee 90% (jika noshow) Rebook free (tanpa cancelation fee) dengan kondisi tiket harus

Lebih terperinci

Garuda Indonesia Government Online System (GovOS) Prosedur & Alur Proses

Garuda Indonesia Government Online System (GovOS) Prosedur & Alur Proses Garuda Government Online System (GovOS) Prosedur & Alur Proses Jika Tidak Government Online System (GovOS) Prosedur & Alur Proses ta Kesepahaman (Inisiatif dari K/L/D/I) 1 1. Mengajukan permohonan kerjasama

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KONSUMEN SEBAGAI PENGGUNA JASA PENERBANGAN

PERLINDUNGAN KONSUMEN SEBAGAI PENGGUNA JASA PENERBANGAN PERLINDUNGAN KONSUMEN SEBAGAI PENGGUNA JASA PENERBANGAN Oleh: A.A. Gede Govindha Suryawan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Penulisan yang berjudul Perlindungan Konsumen Sebagai Pengguna

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH SEBAGAI DANA PRODUKTIF DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI UNTUK USAHA MIKRO

PEMODELAN SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH SEBAGAI DANA PRODUKTIF DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI UNTUK USAHA MIKRO PEMODELAN SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH SEBAGAI DANA PRODUKTIF DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI UNTUK USAHA MIKRO Septianing Handayani, Naning Aranti W, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.716, 2015 KEMENHUB. Angkutan Udara Niaga. Keterlambatan Penerbangan. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maskapai penerbangan merupakan suatu organisasi yang menyediakan jasa penerbangan bagi penumpang dan barang. Saat ini teknologi bagi sebuah maskapai penerbangan merupakan

Lebih terperinci

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu

Lebih terperinci

Panduan Booking Tiket Kereta

Panduan Booking Tiket Kereta Panduan Booking Tiket Kereta 1. Login ke sistem https://transaksi.klikmbc.co.id/ 2. Klik submenu Kereta yang terletak di Homepage 3. Silahkan isi data: kota asal, kota tujuan, tanggal pergi dan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis di dunia travel dan pariwisata baik dalam maupun luar negeri menunjukkan tingginya tingkat mobilitas dari suatu daerah ke daerah yang lain.

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu fenomena

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN HARGA DINAMIS PRODUK AGRO- PERISHABLE MEMPERTIMBANGKAN PENURUNAN KUALITAS, TINGKAT PERMINTAAN, SERTA PREFERENSI PEMBELI

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN HARGA DINAMIS PRODUK AGRO- PERISHABLE MEMPERTIMBANGKAN PENURUNAN KUALITAS, TINGKAT PERMINTAAN, SERTA PREFERENSI PEMBELI PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN HARGA DINAMIS PRODUK AGRO- PERISHABLE MEMPERTIMBANGKAN PENURUNAN KUALITAS, TINGKAT PERMINTAAN, SERTA PREFERENSI PEMBELI Putu Eka Udiyani Putri, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik

Lebih terperinci

entry yang meliputi hak paten dan keuntungan teknologi, dan Price sensitivity of customer. Sensitivitas harga terhadap konsumen, diantara faktor

entry yang meliputi hak paten dan keuntungan teknologi, dan Price sensitivity of customer. Sensitivitas harga terhadap konsumen, diantara faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan pasar yang sangat besar bagi bisnis maskapai penerbangan. Indonesia memiliki setidaknya dua puluh maskapai penerbangan yang mengantongi AOC (Air

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Kebutuhan Sistem Analisa terhadap kebutuhan sistem merupkan analisa terhadap apa saja yang dibutuhkan untuk perancangan sistem yang akan dipakai atau

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U

KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U Masa berlaku terbang: 1 hari Open date: Cancelation for refund fee 90% (jika noshow) free (tanpa cancelation fee) dengan kondisi tiket harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi bahan bakar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Persero merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan merupakan satu-satunya perusahaan yang mengoperasikan angkutan kereta

Lebih terperinci

TRAVEL DIGITAL ASSISTANT

TRAVEL DIGITAL ASSISTANT GARASITIKET HELP TRAVEL DIGITAL ASSISTANT Dibawah ini kami terangkan cara penggunaan Garasitiket. 1. Bagaimana Register di Garasitiket. Rigistrasi di www.garasitiket.com sangat mudah dan kurang dari 10

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) TM. 091486 - Manufaktur TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) Cipto Adi Pringgodigdo 2104.100.026 Dosen

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS PENUMPUKKAN JUMLAH PENUMPANG DI GATE YANG DIPENGARUHI ON TIME PERFORMANCE

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS PENUMPUKKAN JUMLAH PENUMPANG DI GATE YANG DIPENGARUHI ON TIME PERFORMANCE MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS PENUMPUKKAN JUMLAH PENUMPANG DI GATE YANG DIPENGARUHI ON TIME PERFORMANCE Larasati Kusuma Wardhani 1,*), Ahmad Rusdiansyah 2), dan Ervina Ahyudanari 3) 1) Program

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Ticketing. iii

ABSTRAK. Kata kunci: Ticketing. iii ABSTRAK Primajasa Pemadu Moda Online Ticketing System merupakan aplikasi penjualan tiket secara online. Mudahnya, aplikasi ini terinspirasi sistem e-ticketing dari sistem reservasi online pesawat terbang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai alur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Permasalahan pemilihan lintasan penerbangan antara dua kota

Lebih terperinci

Modul 3 Konsep Perancangan Basis Data

Modul 3 Konsep Perancangan Basis Data Modul 3 Konsep Perancangan Basis Data A. Tujuan Pratikum a) Tujuan 1. Praktikan mampu merancang basis data yang baik. 2. Praktikan mampu membuat dan menjelaskan hubungan antar data dalam suatu basis data.

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND Aro Manis, Siti Tri Susiati Hutami Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Pada umumnya, bus kampus beroperasi untuk mengantarkan mahasiswa

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN SYSTEM ANTACITRA

PANDUAN PENGGUNAAN SYSTEM ANTACITRA PANDUAN PENGGUNAAN SYSTEM ANTACITRA 1. CEK HARGA TICKET DAN INPUT DATA PENUMPANG 1.1. CARA CEK HARGA 1.1.1. Klik Menu Agent Di Sebelah Kiri Atas 1.1.2. Pilih Booking 1.1.3. Pilih Airlines 1.1.4. Pilih

Lebih terperinci

OLEH: CRISTIAN WIJAYA DJUNAEDI

OLEH: CRISTIAN WIJAYA DJUNAEDI Konsentrasi/Bidang Minat: Pemasaran PENGARUH SERVICE QUALITY TERHADAP BEHAVIOR INTENTION MELALUI SATISFACTION PADA PASSENGER MASKAPAI PENERBANGAN INDONESIA OLEH: CRISTIAN WIJAYA DJUNAEDI 3103010130 JURUSAN

Lebih terperinci

Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus

Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus Dyah Arum Anggraeni 1, Subchan 2, Subiono 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya dyaharumanggraeni@gmail.com

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SIMULASI ANTRIAN KENDARAAN PADA AREA MENURUNKAN PENUMPANG DI BANDARA SULTAN HASANUDDIN

TUGAS AKHIR SIMULASI ANTRIAN KENDARAAN PADA AREA MENURUNKAN PENUMPANG DI BANDARA SULTAN HASANUDDIN TUGAS AKHIR SIMULASI ANTRIAN KENDARAAN PADA AREA MENURUNKAN PENUMPANG DI BANDARA SULTAN HASANUDDIN DISUSUN OLEH : ANDI ILMI HANIF D11110013 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Lebih terperinci

MODEL PERANCANGAN SISTEM PEMESANAN TIKET BUS ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI KHUSUS DI CABANG

MODEL PERANCANGAN SISTEM PEMESANAN TIKET BUS ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI KHUSUS DI CABANG MODEL PERANCANGAN SISTEM PEMESANAN TIKET BUS ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI KHUSUS DI CABANG Harijanto Pangestu Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan pasca peristiwa reformasi pada tahun 1998 ikut memicu perkembangan industri jasa transportasi udara nasional yang sempat terpuruk diterpa

Lebih terperinci

[PANDUAN PENGGUNAAN WEB REPORT]

[PANDUAN PENGGUNAAN WEB REPORT] 2015 PT. Bimasakti Multi Sinergi [PANDUAN PENGGUNAAN WEB REPORT] Web report adalah website yang wajib digunakan oleh mitra loket Fastpay, dalam melakukan pengecekan transaksi, mutasi saldo, pembelian perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan di jelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metodologi penelitian, sistematika penulisan, dan jadwal penelitian. 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISA JUMLAH INTERFERENCE ANTAR PENUMPANG PADA MODEL STRATEGI BOARDING PESAWAT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINIER

ANALISA JUMLAH INTERFERENCE ANTAR PENUMPANG PADA MODEL STRATEGI BOARDING PESAWAT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINIER ANALISA JUMLAH INTERFERENCE ANTAR PENUMPANG PADA MODEL STRATEGI BOARDING PESAWAT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINIER Bilqis Amaliah, Henning Titi C, Yusuf Kurniawan, Nabris Zalmi Pratama, Yunas Lazuardy,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SISTEM DINAMIK UNTUK MENGEVALUASI KEBUTUHAN KAPASITAS BANDARA JUANDA

PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SISTEM DINAMIK UNTUK MENGEVALUASI KEBUTUHAN KAPASITAS BANDARA JUANDA PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SISTEM DINAMIK UNTUK MENGEVALUASI KEBUTUHAN KAPASITAS BANDARA JUANDA Febru Radhianjaya, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Reservasi adalah sebuah proses perjanjian berupa pemesanan sebuah

BAB II URAIAN TEORITIS. Reservasi adalah sebuah proses perjanjian berupa pemesanan sebuah BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Reservasi Reservasi adalah sebuah proses perjanjian berupa pemesanan sebuah produk baik barang maupun jasa dimana pada saat itu telah terdapat kesepahaman antara konsumen

Lebih terperinci

[PANDUAN PENGGUNAAN WEB REPORT]

[PANDUAN PENGGUNAAN WEB REPORT] 2014 PT Bimasakti Multi Sinergi Support Fastpay [PANDUAN PENGGUNAAN WEB REPORT] Web report adalah website yang wajib digunakan oleh mitra loket Fastpay, dalam melakukan pengecekan transaksi, mutasi saldo,

Lebih terperinci

Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda

Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Sidang Tugas Akhir Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Diajukan oleh : Febru Radhianjaya 2507 100 117 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perishable product merupakan produk yang tidak dapat disimpan atau sangat mahal untuk disimpan apabila ada kelebihan persediaan. Selain itu, pada beberapa

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb, You are on the right path adalah kalimat yang tepat untuk Anda, karena dengan

Assalamu alaikum Wr. Wb, You are on the right path adalah kalimat yang tepat untuk Anda, karena dengan Assalamu alaikum Wr. Wb, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kuasa-nya kita dapat menemukan sarana komunikasi dan bisnis ini. You are on the right path adalah kalimat yang

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi Sistem. membantu reservasi tiket maupun hotel dan untuk mengetahui tingkat kesalahan

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi Sistem. membantu reservasi tiket maupun hotel dan untuk mengetahui tingkat kesalahan BAB 4 Implementasi dan Evaluasi Sistem 4.1 Implementasi Sistem Pada sistem ini diperlukan pengujian untuk mengetahui apakah sistem dapat membantu reservasi tiket maupun hotel dan untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket

Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket Simulation Method for Calculating Number of Seat Needed for Ticket Reservation Facilities Anita Susanti 1,a),

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sist

Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sist Pemodelan Simulasi Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sistem, pertimbangan teknis, dan perangkat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RESERVASI DAN REFUND TIKET PESAWAT TERBANG SERTA PENDAPATAN DAN PIUTANG KEUANGAN PADA PT. SUMAN TOUR SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RESERVASI DAN REFUND TIKET PESAWAT TERBANG SERTA PENDAPATAN DAN PIUTANG KEUANGAN PADA PT. SUMAN TOUR SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RESERVASI DAN REFUND TIKET PESAWAT TERBANG SERTA PENDAPATAN DAN PIUTANG KEUANGAN PADA PT. SUMAN TOUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI FRACTIONAL AIRCRAFT OWNERSHIP Fractional Aircraft Ownership (FAO), yang dikenal pula dengan sebutan Fractional Jets, merupakan suatu konsep kemilikan pesawat secara bersama

Lebih terperinci

Pembangunan Aplikasi Mobile Pencarian Tiket Pesawat Termurah Berbasis J2ME

Pembangunan Aplikasi Mobile Pencarian Tiket Pesawat Termurah Berbasis J2ME Pembangunan Aplikasi Mobile Pencarian Tiket Pesawat Termurah Berbasis J2ME HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Informatika Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang peranan penting dalam perekonomian terutama kebutuhan mobilisasi manusia dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisis User Analisis permasalahan user penulis lakukan dengan menggunakan metode questionnaire yang melibatkan 42 orang responden. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Twitter merupakan salah satu situs microblog yang dikenal sejak tahun 2006 dengan memberikan fasilitas bagi penggunanya untuk mengirimkan teks pembaruan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PEMESANAN TIKET PESAWAT BERBASIS SMS GATEWAY SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komputer OLEH MAULUD PARLINDUNGAN

Lebih terperinci

F.1 Kereta Api F.1.1 Pembelian F.1.1.1 Pilih Tanggal, Jumlah Penumpang dan Rute Perjalanan

F.1 Kereta Api F.1.1 Pembelian F.1.1.1 Pilih Tanggal, Jumlah Penumpang dan Rute Perjalanan Pada menu transaksi lain ini digunakan untuk melakukan transaksi lain di luar yang produk - produk yang ada pada menu transaksi, dimana produk - produk tersebut dapat dilihat pada bagian sub menu. F.1

Lebih terperinci

PENENTUAN SUBCLASSES BERDASARKAN TIPE PESAWAT

PENENTUAN SUBCLASSES BERDASARKAN TIPE PESAWAT PENENTUAN SUBCLASSES BERDASARKAN TIPE PESAWAT Charles, AN STMT Trisakti stmt@indosat.net.id Nadya Sartika nadya.sartika@gmail.com ABSTRACT Based on Break Event Point (BEP) in this article, the most effective

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang cukup penting bagi pembangunan suatu negara. Transportasi berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang cukup penting bagi pembangunan suatu negara. Transportasi berperan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang cukup penting bagi pembangunan suatu negara. Transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan masyarakat sehingga sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada era globalisasi ini mengalami perkembangan sangat pesat dan memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan yang memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

Manual Book. Aplikasi Garuda Online Sales Web

Manual Book. Aplikasi Garuda Online Sales Web Manual Book Aplikasi Garuda Online Sales Web Contents 1 Halaman Login...3 2 Halaman Registrasi...4 3 Halaman Home...7 4 Halaman Profile Sales Agent...8 5 Halaman Reservasi Penerbangan...9 5.1 Penerbangan...

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG ANALISIS SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG SKRIPSI Oleh: ANGGIT RATNAKUSUMA NIM. J2E009025 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

KERETA API VIA INDONESIA

KERETA API VIA INDONESIA KERETA API VIA INDONESIA TOPIC LANGKAH MUDAH MELAKUKAN RESERVASI TIKET KERETA API BATAS WAKTU RESERVASI PENGISIAN DATA PENUMPANG DAN MEMILIH KURSI KETENTUAN JUMLAH PENUMPANG, USIA, DAN KARTU IDENTITAS

Lebih terperinci

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY www.m.tempo.com Maskapai penerbangan Lion Air kembali dilanda masalah keterlambatan alias delay. Setelah mengalami keterlambatan hingga 25 jam di Bandara Soekarno-Hatta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pesawat terbang menjadi alat transportasi yang sangat penting bagi manusia, karena begitu banyak tempat yang harus dikunjungi oleh manusia yang tidak mungkin

Lebih terperinci

eticket Itinerary / Receipt Booking Details Passenger Details Itinerary Details Fare Rules Additional Collections Form Of Payment Endorsement

eticket Itinerary / Receipt Booking Details Passenger Details Itinerary Details Fare Rules Additional Collections Form Of Payment Endorsement eticket Itinerary / Receipt This is an eticket itinerary. To enter the airport and for check-in, you must present this itinerary receipt along with Official Government issued photo identification such

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI 3.1 Sistem Antrian Incoming Call THE TEMPO GROUP Gambar 3.1 Telepon Operator Secara umum Sistem Antrian Incoming Call di THE TEMPO GROUP dapat digambarkan sebagai berikut

Lebih terperinci

LANGKAH MUDAH MELAKUKAN RESERVASI TIKET KERETA API BATAS WAKTU RESERVASI

LANGKAH MUDAH MELAKUKAN RESERVASI TIKET KERETA API BATAS WAKTU RESERVASI LANGKAH MUDAH MELAKUKAN RESERVASI TIKET KERETA API BATAS WAKTU RESERVASI PENGISIAN DATA PENUMPANG DAN MEMILIH KURSI KETENTUAN JUMLAH PENUMPANG, USIA, DAN KARTU IDENTITAS KATEGORI USIA PENUMPANG DAN PENUKARAN

Lebih terperinci

Issuing Airline: Lion Air Issued Date: Monday, 09 Nov, 2015

Issuing Airline: Lion Air Issued Date: Monday, 09 Nov, 2015 eticket Itinerary / Receipt This is an eticket itinerary. To enter the airport and for check-in, you must present this itinerary receipt along with Official Government issued photo identification such

Lebih terperinci

Penerapan Konsep Penjadwalan pada Sistem Pendukung Keputusan Maskapai Penerbangan

Penerapan Konsep Penjadwalan pada Sistem Pendukung Keputusan Maskapai Penerbangan Penerapan Konsep Penjadwalan pada Sistem Pendukung Keputusan Maskapai Penerbangan Aurelia H B Matondang - 13510023 1 Program Sarjana Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III PELAYANAN RESERVASI, STRATEGI PELAYANAN, DAN KENDALA DALAM PELAYANAN SERTA CARA MENGATASI KENDALA

BAB III PELAYANAN RESERVASI, STRATEGI PELAYANAN, DAN KENDALA DALAM PELAYANAN SERTA CARA MENGATASI KENDALA 23 BAB III PELAYANAN RESERVASI, STRATEGI PELAYANAN, DAN KENDALA DALAM PELAYANAN SERTA CARA MENGATASI KENDALA A. Pelayanan Reservasi Tiket Airline CV. Vista Gama Tour and Travel merupakan salah satu agen

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BOOKING TIKET, HOTEL DAN KAI

BUKU PANDUAN BOOKING TIKET, HOTEL DAN KAI BUKU PANDUAN BOOKING TIKET, HOTEL DAN KAI Silahkan buka link berikut untuk masuk ke Web Portal Agent : http://www.wk-travel.com/ Step 1 Step 2 Masukkan Username Pilih Login Masukkan Pasword Pilih Login

Lebih terperinci

APLIKASI PEMESANAN TIKET BUS DENGAN FITUR PENGECEKAN KETERSEDIAAN KURSI (STUDI KASUS: PT PAHALA KENCANA)

APLIKASI PEMESANAN TIKET BUS DENGAN FITUR PENGECEKAN KETERSEDIAAN KURSI (STUDI KASUS: PT PAHALA KENCANA) APLIKASI PEMESANAN TIKET BUS DENGAN FITUR PENGECEKAN KETERSEDIAAN KURSI (STUDI KASUS: PT PAHALA KENCANA) Reza Fahlewi 1, Wahyu Hidayat 2, Haris Yuniarsa 3 Program Studi D3 Manajemen Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

MANUAL BOOK. Speedtravel Gang Besen No 8 Semarang, Jawatengah Telp : (024) , (024) Fax : (024)

MANUAL BOOK. Speedtravel Gang Besen No 8 Semarang, Jawatengah Telp : (024) , (024) Fax : (024) MANUAL BOOK Speedtravel Gang Besen No 8 Semarang, Jawatengah Telp : (024) 3554888, (024) 3545321 Fax : (024) 3580833 Email : cs@speedtravel.co.id Speedtravel.co.id - Speed Up Your Travel Business 1 Dear

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun belakangan, industri penerbangan nasional berkembang dengan cukup pesat. Harga tiket penerbangan untuk berbagai rute domestik secara rata-rata

Lebih terperinci

KEBUTUHAN FREKUENSI PENERBANGAN RUTE JAKARTA JOGYAKARTA JAKARTA PT INDONESIA AIR ASIA

KEBUTUHAN FREKUENSI PENERBANGAN RUTE JAKARTA JOGYAKARTA JAKARTA PT INDONESIA AIR ASIA KEBUTUHAN FREKUENSI PENERBANGAN RUTE JAKARTA JOGYAKARTA JAKARTA PT INDONESIA AIR ASIA MB Tampubolon Eddy Suhaedi Robby Ariyanto STMT Trisakti STMT Trisakti STMT Trisakti stmt@indosat.net stmt@indosat.net

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENERBANGAN (AIRLINES) BERBASIS BREW DAN BROADCAST SMS

SISTEM INFORMASI PENERBANGAN (AIRLINES) BERBASIS BREW DAN BROADCAST SMS SISTEM INFORMASI PENERBANGAN (AIRLINES) BERBASIS BREW DAN BROADCAST SMS Wida Ekiyanti Putri, Mike Yuliana, EkoAdi Setiawan Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak persaingan, perkembangan teknologi informasi kian hari kian meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak persaingan, perkembangan teknologi informasi kian hari kian meningkat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era kemajuan teknologi sangatlah pesat dan era globalisasi yang makin banyak persaingan, perkembangan teknologi informasi kian hari kian meningkat dan persaingan

Lebih terperinci

Modul 2 Perancangan Proses Sistem

Modul 2 Perancangan Proses Sistem 2 Modul 2 Perancangan Proses Sistem A. Tujuan Praktikum a) Tujuan Umun 1. Praktikan mampu merancang proses sistem yang baik. 2. Praktikan mampu membuat diagram alir data dan kamus data. 3. Praktikan mampu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Aplikasi Sistem Informasi Inventory pada perusahaan retail. ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Aplikasi Sistem Informasi Inventory pada perusahaan retail. ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Inventory pada Perusahaan Retail adalah sebuah aplikasi yang dirancang untuk mengelola penerimaan, Penjualan, permintaan Barang. Tujuan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Alat transportasi darat

BAB I PENDAHULUAN. transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Alat transportasi darat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat sangat membutuhkan alat transportasi untuk menunjang kegiatan kehidupannya. Alat transportasi dapat di bedakan menjadi 3 (tiga), yaitu alat transportasi darat,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PENGOLAHAN DATA BAB 4 PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Sample dari Populasi dan Pengolahan Dalam mencapai tujuan utama dari perancangan materi ini, yakni meningkatkan efisiensi Shuttle Bus Binus Square, beberapa variabel

Lebih terperinci

OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS

OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS Yisti Vita Via Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang sering terjadi dalam basis data adalah persoalan deadlock

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang sering terjadi dalam basis data adalah persoalan deadlock BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi dalam basis data adalah persoalan deadlock (kebuntuan). Hal ini disebabkan karena adanya proses penginputan dan output yang tidak sinkron.

Lebih terperinci

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3)

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3) TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA ANGKUTAN UDARA TERHADAP PENUMPANG MASKAPAI GARUDA INDONESIA YANG MENGALAMI KETERLAMBATAN PENERBANGAN DI BANDARA UDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO SOLO Sri Sutarwati 1), Hardiyana

Lebih terperinci