MODEL KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN KURSI PENUMPANG KERETA API SECARA DINAMIS UNTUK MEMAKSIMALKAN PENDAPATAN
|
|
- Ivan Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN KURSI PENUMPANG KERETA API SECARA DINAMIS UNTUK MEMAKSIMALKAN PENDAPATAN Rahma Rei Sakura ), Ahmad Rusdiansyah 2), dan Nurhadi Siswanto 3) ) Program Pascasarjana Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh pember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60, Indonesia rahmareisakura@yahoo.com 2) dan 3) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh pember ABSTRAK Pengelolaan pendapatan ( revenue management) yang terdapat pada kereta api penumpang disebut sebagai Railroad Passenger Revenue Management (RPRM). Pengelolaan pendapatan pada perusahaan kereta api merupakan salah satu hal yang terpenting untuk dikelola. Perusahaan kereta api melakukan pengelolaan pendapatan karena adanya beberapa kondisi, seperti permintaan yang bersifat tidak pasti, fleksibilitias penumpang, dan kapasitas yang tetap. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan perusahaan perlu melakukan pengelolaan dalam mengalokasikan jumlah yang disediakan. Pada penelitian ini dilakukan strategi dynamic seat allocation dengan terdapat empat harga (multi-fare) dan perjalanan multi-leg serta memperhatikan adanya cancellation pada pemesanan tiket penumpang. Pada penelitian ini dikembangkan juga model simulasi diskrit untuk mendapatkan jumlah tiket yang terjual pada masing-masing rute dan harga, sehingga perusahaan akan mendapatkan total expected revenue yang maksimal. Pada model simulasi tersebut, dilakukan perubahan parameter permodelan dengan menerapkan beberapa skenario. Hasil yang didapat yaitu perusahaan dapat menerapkan pembatalan pemesanan tiket penumpang kereta api dan dapat melakukan penambahan kapasitas pada masing-masing gerbong kereta. Perusahaan akan memperoleh pendapatan yang lebih baik apabila alokasi pada tujuan Surabaya menuju Jakarta sebesar 50%, dan sisanya merupakan alokasi untuk tujuan pada stasiun antara. Kata kunci: Kereta Api Penumpang, Pengelolaan Pendapatan, Multi-fare, Multi-leg, Dynamic Seat Allocation. PENDAHULUAN Transportasi darat merupakan salah satu jenis angkutan yang sangat dibutuhkan pada saat ini. Terdapat dua macam angkutan pada transportasi, yaitu angkutan jalan / kendaraan bermotor dan angkutan kereta api. Angkutan jalan / kendaraan bermotor yaitu moda transportasi yang menggunakan kendaraan bermotor sebagai penggerak dan berada dijalan raya. Sebagai contoh angkutan jalan / kendaraan bermotor seperti motor, mobil, bis, truk, dan lain sebagainya. Sedangkan angkutan kereta api yaitu moda transportasi yang menggunakan rel sebagai jalannya dan memiliki alat angkut seperti lokomotif, gerbong penumpang, dan gerbong peti kemas. Nasution (2004) menyebutkan bahwa angkutan darat sangat fleksibel terhadap pertumbuhan permintaan dari masyarakat. Selain itu, angkutan darat juga dapat memberikan door to door service, yaitu dari tempat asal (origin) penumpang atau barang menuju tempat tujuan ( destination) penumpang atau barang. Biasanya, transportasi darat seperti angkutan jalan / kendaraan bermotor digunakan untuk pengangkutan penumpang atau barang dengan A-42-
2 jarak yang ekonomis. Sedangkan angkutan kereta api akan lebih efisien apabila digunakan untuk moda transportasi darat jarak jauh dengan volume yang besar. Angkutan kereta api saat ini telah banyak diminati oleh masyarakat karena fasilitas dan kenyamanan pelanggan dapat termajin. Beberapa keunggulan yang terdapat pada angkutan kereta api seperti mampu mengangkut muatan dalam jumlah yang besar, mampu menempuh jarak jauh dengan kecepatan konstant, memiliki jadwal perjalanan yang pasti dengan frekuensi tinggi, jarang sekali kemacetan sehingga lebih terjamin kelancarannya, dan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan angkutan jalan / kendaraan bermotor. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengelola persediaan penumpang agar memperoleh pendapatan yang lebih baik. Kebijakan tentang persediaan penumpang dan penetapan harga tiket merupakan hal penting yang harus dilakukan apabila perusahaan ingin memperoleh pendapatan (revenue) yang maksimal. Armstrong et al. (200) menyatakan bahwa revenue management pada industri kereta api dapat disebut sebagai Railroad Passenger Revenue Management (RPRM) dan Railroad Freight Revenue Management (RFRM). Tujuan dari revenue management yaitu mencari pemaksimalan dari penumpang pada setiap leg dengan memaksimalkan semua pendapatan. Untuk service penumpang, hal ini dapat dilakukan dengan penetapan harga tiket yang specific atau pembatasan dari availability tiket penumpang. Armstrong et al. (200) mengembangkan penelitian tentang multi-fare, multi-leg pada kereta penumpang dan single-leg, dynamic pricing pada tiket penumpang dengan asumsi bahwa bumping passenger pada UK railway. Pada penelitian ini diasumsikan bahwa bumping passenger, sedangkan pada kondisi nyata di UK jarang sekali bumping passenger. Bharill dan Rangaraj (2008) meneliti tentang premium segment di Indian Railways yaitu Rajdhani Express. Bharill dan Rangaraj (2008) meneliti bagaimana strategi revenue management dapat diaplikasikan untuk meningkatkan rata-rata dari pendapatan. Dalam penelitiannya terdapat tiga macam produk yang berbeda tetapi hanya diterapkan pada perjalanan single-leg. Bharill dan Rangaraj (2008) membangun model untuk mengestimasi permintaan untuk merubah harga tiket dan penambahkan biaya seperti biaya booking cancellation. Pada You (2008), mempelajari tentang bagaimana menentukan alokasi pada penumpang untuk sistem booking pada kereta api. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu memaksimalkan total pendapatan yang diharapkan dari semua perjalanan di kereta api dengan menentukan batas pemesanan untuk semua jenis tiket jaringan dengan menentukan batas pemesanan untuk semua jenis tiket. Diasumsikan bahwa terdapat dua segmen yaitu full fare dan discount fare. You (2008) menggunakan model non-linear interger programming dengan tujuan mengembangkan booking limits untuk semua jenis tiket pada kereta api. Penelitian ini bertujuan untuk memaksimalkan pendapatan perusahaan kereta api di Indonesia melalui pemaksimalan persediaan penumpang dengan mempertimbangkan penetapan batas pemesanan pada masing-masing harga. Asumsi yang digunakan yaitu terdapat empat harga pada kereta eksekutif ( A, H, I, dan J), dan terdapat cancelation. Penelitian ini menggunakan model simulasi diskrit pengelolaan pendapatan dan menerapkan beberapa skenario penjualan tiket. Rute yang digunakan adalah rute multi-leg dari Surabaya menuju Jakarta dengan melewati beberapa stasiun antara. METODE Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu tahap pengembangan model simulasi, tahap validasi dan verifikasi model simulasi, tahap percobaan numerik, dan tahap A-42-2
3 perhitungan total expected revenue dan tahap analisa hasil eksperimen. Beberapa tahapan tersebut akan dijelaskan pada sub bab dibawah ini. Tahap Pengembangan Model Simulasi Tahap pengembangan model simulasi dibagi menjadi beberapa konsep, yaitu :. Mengidentifikasi penumpang. Identifikasi penumpang terdiri dari tujuan penumpang dalam memilih rute perjalanan (dari tempat asal ke tempat tujuan), dan harga tiket kereta api yang diinginkan. Terdapat tujuh tujuan rute perjalanan yaitu Surabaya-Jakarta, Surabaya-Madiun, Madiun- Jakarta, Surabaya-Cirebon, Cirebon-Jakarta, Surabaya-Yogyakarta, Yogyakarta-Jakarta. 2. Menentukan batas pemesanan (booking limit). Sistem reservasi pada perusahaan kereta api harus dapat menentukan keterdesiaan yang terdapat pada satu jadwal kean. Hal tersebut akan mempengaruhi penetapan batas pemesanan ( booking limit). Sehingga ketika cancellation, maka perusahaan tidak mengalami kehilangan pendapatan karena terdapat dalam satu jadwal perjalanan kereta. Pada saat pembatalan tiket ( cancellation), perusahaan harus melakukan pembayaran kembali (refund). Refund digolongkan menjadi dua, yaitu dikenakan biaya sebesar 25% dari harga tiket. Pembatalan tiket dapat dilakukan maksimal satu jam sebelum waktu kean. 3. Menentukan parameter permodelan. Parameter permodelan yang diterapkan pada penelitian ini yaitu memaksimalkan total expected revenue yang didapat pada perusahaan kereta api. Revenue pada kereta api penumpang dapat berupa menentukan batas pemesanan (booking limit), dan menentukan tujuan rute perjalanan. Menentukan batas pemesanan pada kereta api penumpang yaitu dengan menentukan berapa batas pemesanan untuk masing-masing harga. Menentukan tujuan rute perjalanan yaitu dengan mengidentifikasi penumpang dengan berapa penumpang yang melakukan perjalanan dengan rute Surabaya-Jakarta dan berapa penumpang yang melakukan perjalanan dengan rute Surabaya-Madiun atau Madiun- Jakarta. Tahap Validasi dan Verifikasi Model Simulasi Tahap validasi dan verifikasi model simulasi dilakukan apabila model simulasi yang telah dikembangkan dapat merepresentasikan dengan kondisi nyata dan apakah dalam model yang dikembangkan mengandung error atau tidak. Validasi dilakukan dengan menguji solusi yang didapat dengan membuat set data kecil. Tahap Percobaan Numerik Berdasarkan model simulasi yang telah dilakukan validasi dan verifikasi, maka dilakukan percobaan numerik untuk melihat perfomansi model terhadap perubahan parameter input yang diberikan. Pada tahap ini, peneliti membuat beberapa eksperimen dengan melakukan skenario kebijakan dan merubah parameter agar dapat mengetahui pada kondisi seperti apa perusahaan mendapatkan pendapatan ( revenue) yang maksimal. Terdapat tiga eksperimen yang dilakukan pada penelitian ini. Tabel. menunjukkan bahwa terdapat beberapa skenario eksperimen. Skenario eksperimen pertama yaitu tujuan Surabaya-Jakarta memiliki alokasi 00% dengan mempertimbangkan ketika tidak pembatalan pemesanan dan ketika pembatalan pemesanan. Skenario eksperimen kedua yaitu tujuan Surabaya-Jakarta memiliki alokasi 80% dan alokasi tujuan sisanya seperti Surabaya-Madiun, Madiun-Jakarta, Surabaya-Cirebon, Cirebon-Jakarta, Surabaya-Yogyakarta, dan Yogyakarta-Jakarta yaitu sejumlah 20% dengan mempertimbangkan pembatalan pemesanan dan penambahan kapasitas penumpang. Skenario eksperimen tiga yaitu tujuan Surabaya-Jakarta memiliki alokasi 50% dan alokasi A-42-3
4 tujuan sisanya yaitu sebesar 50% dengan mempertimbangkan pembatalan pemesanan dan penambahan kapasitas. Tabel. Eksperimen dengan beberapa skenario Eksperimen Alokasi Tujuan Cancellation Kapasitas A Sisanya (0-0%) Gerbong Skenario Skenario Skenario Keterangan : 8050 (terdapat tujuan dengan ) Tahap Perhitungan Total Expected Revenue dan Analisa Hasil Eksperimen Pada tahap ini, dilakukan perhitungan total expected revenue yang dihasilkan dari beberapa skenario, yaitu pada skenario yang menghasilkan pendapatan yang maksimal. Kemudian dilakukan analisa hasil eksperimen, setelah dilakukan percobaan numerik. Pada tahap ini, performansi dari model simulasi akan dievaluasi dan dianalisa hasil revenue terhadap beberapa kondisi input yang berbeda. A-42-4
5 Penumpang datang Periode kedatangan T < 529 T < 08 T < 608 T < 260 Tujuan rute perjalanan Tujuan A Tujuan 2 Tujuan 3 Tujuan 4 Tujuan 7 Tujuan 6 Tujuan Dispose Dispose Dispose Dispose Dispose Dispose Dispose jadi jadi jadi jadi jadi jadi jadi Selesai Gambar. Flow Chart Pengembangan Tujuan Rute Perjalanan Gambar menunjukkan algoritma pengembangan model yang dilakukan. Ketika terdapat penumpang datang, maka sistem akan mengidentifikasi waktu kedatangan penumpang. Kemudian, terdapat tujuh tujuan rute perjalanan dengan masing-masing harga. Ketika terdapat penumpang yang melakukan pemesanan, maka sistem akan melakukan perhitungan dengan cara (jumlah pada tujuan dan tersebut ). Ketika pembatalan pemesanan maka sistem akan melakukan perhitungan dengan cara (jumlah pada tujuan dan tersebut + ). Setelah itu, sistem memberikan record berapa jumlah penumpang pada tujuan dan masing-masing tersebut yang jadi. A-42-5
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapatkan dari eksperimen yang telah dilakukan yaitu dapat terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2. Hasil Perolehan Pendapatan pada masing-masing Eksperimen Eksperimen Alokasi Tujuan Cancellation Kapasitas A Sisanya (0-0%) Gerbong Revenue Skenario ,500, ,720,000 Skenario ,780, ,83, ,397,500 Skenario ,880, ,82, ,500,000 Pada tabel 2, terdapat perolehan pendapatan pada masing-masing skenario eksperimen yang telah dilakukan. Pada skenario eksperimen satu, terdapat dua sub skenario yaitu dengan mempertimbangkan pembatalan pemesanan dan tidak terdapat pembatalan pemesanan. Dapat dilihat bahwa perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 77,500,000 ketika tidak mempertimbangkan pembatalan pemesanan. Berbeda dengan ketika perusahaan menerapkan pembatalan pemesanan, perusahaan memperoleh pendapatan yang lebih baik yaitu sebesar Rp. 8,720,000. Hal tersebut disebabkan karena ketika terdapat penumpang dengan pembatalan pemesanan tiket, maka perusahaan pendapatkan penambahan biaya refund sebesar 25% dari harga tiket tersebut dan tiket yang telah dibatalkan memperoleh kesempatan untuk dijual kembali. Sehingga perusahaan dapat menerapkan sistem pembatalan pemesanan pada kereta api penumpang agar memperoleh pendapatan yang lebih baik. Pada skenario kedua, terdapat tiga sub skenario yaitu alokasi tujuan untuk Surabaya- Jakarta sebesar 80%, dan alokasi untuk tujuan sisanya yaitu 20%. Ketiga sub skenario tersebut juga dilakukan eksperimen ketika pembatalan pemesanan atau tidak, dan ketika penambahan kapasitas. Pada sub skenario pertama, dilakukan dengan tidak mempertimbangkan adanya pembatalan pemesanan dan kapasitas yang sama dengan skenario eksperimen sebelumnya. Perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 239,780,000. Pada sub skenario kedua, dilakukan dengan mempertimbangkan adanya pembatalan pemesanan dan penambahan kapasitas, maka perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 459,83,750. Pada sub skenario ketiga, dilakukan dengan mempertimbangkan adanya pembatalan pemesanan dan penambahan kapasitas. Tetapi dalam hal ini terdapat beberapa tujuan dengan, yaitu pada tujuan Surabaya-Madiun, Surabaya-Cirebon, dan Surabaya-Yogyakarta. Perolehan pendapatan pada sub skenario ketiga yaitu sebesar Rp. 302,397,500. Dari ketiga sub skenario yang telah dilakukan, sub skenario yang memperoleh pendapatan yang paling tinggi yaitu pada sub skenario kedua. Hal ini disebabkan karena dalam satu rute perjalanan tidak terdapat pada masing-masing tujuan, mempertimbangkan adanya pembatalan pemesanan dan penambahan kapasitas. Pada skenario eksperimen ketiga, terdapat tiga sub skenario seperti pada skenario eksperimen kedua dengan alokasi Surabaya-Jakarta sebesar 50% dan tujuan sisanya sebesar 50%. Sub skenario pertama yaitu dengan tidak mempertimbangkan adanya pembatalan pemesanan dan tidak penambahan kapasitas. Perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 226,880,000. Sub skenario kedua yaitu perusahaan mempertimbangkan adanya pembatalan pemesanan tiket kereta penumpang dan penambahan kapasitas. Maka perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 466,82,250. Sub skenario ketiga yaitu perusahaan mempertimbangkan adanya pembatalan pemesanan dan penambahan A-42-6
7 kapasitas, tetapi dalam hal ini terdapat beberapa rute tujuan yang memiliki. Tujuan rute tersebut yaitu, tujuan Surabaya-Madiun, Surabaya-Cirebon, dan Surabaya- Yogyakarta. Maka perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 283,500,000. Dari ketiga sub skenario yang telah dilakukan, yang memperoleh pendapatan paling tinggi yaitu pada sub skenario kedua. Hal ini disebabkan karena perusahaan memaksimalkan sumber daya yang ada dengan tidak terdapat pada beberapa tujuan. Berikut merupakan gambar grafik perolehan pendapatan pada masing-masing eksperimen : Gambar 2. Grafik Perolehan Pendapatan pada masing-masing Eksperimen Pada gambar 2 menunjukkan grafik perolehan pendapatan pada masing-masing eksperimen yang telah dilakukan. Dapat diketahui bahwa grafik yang memiliki pendapatan yang paling tinggi yaitu pada skenario tiga dengan sub skenario kedua. Pendapatan yang diperoleh yaitu Rp. 466,82,250. Hal tersebut ketika alokasi pada tujuan Surabaya-Jakarta yaitu sebesar 50%, dan sisanya pada tujuan Surabaya-Madiun, Madiun- Jakarta, Surabaya-Cirebon, Cirebon-Jakarta, Surabaya-Yogyakarta, Yogyakarta-Jakarta yaitu sebesar 50%. Kemudian perusahaan mempertimbangkan pembatalan pemesanan tiket kereta dan penambahan kapasitas. Sehingga perusahaan dapat memperoleh pendapatan yang lebih baik. A-42-7
8 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:. Perolehan pendapatan paling tinggi yaitu sebesar Rp. 466,82, Perusahaan akan memperoleh pendapatan yang lebih baik apabila alokasi pada tujuan Surabaya-Jakarta (A) sebesar 50%, dengan kombinasi alokasi pada tujuan lainnya yaitu pada tujuan Surabaya-Madiun, Madiun-Jakarta, Surabaya-Cirebon, Cirebon-Jakarta, Surabaya-Yogyakarta, Yogyakarta-Jakarta sebesar 50%. 3. Perusahaan dapat menerapkan pembatalan pemesanan tiket penumpang kereta api dan dapat melakukan penambahan kapasitas pada masing-masing gerbong. Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah:. Permasalahan dapat dikembangkan dengan menggunakan rute yang lebih lengkap dari Surabaya menuju Jakarta. Dapat dikembangkan pula ketika dynamic seat allocation dan dynamic pricing. DAFTAR PUSTAKA Amstrong, Alexander., Meissner, Joern., 200. Railway Revenue Management: Overview and Models. Department of Management Science, Lancaster University Management School, United Kingdom. July, 200. Bharill, Rohit., Rangaraj, Narayan., Revenue management in railway operations: A study of the Rajdhani Express, Indian Railways. Transportation Research Part A, 42, Cadarso, Luis., Marín, Ángel., Luís Espinosa-Aranda, José., García-Ródenas, Ricardo., 204. Train Scheduling in High Speed Railways: Considering Competitive Effects. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 62, Dolgui, A., Porth, J.M., 200. Supply Chain Engineering (Useful Methods and Techniques). Hetrakul, Pratt., Cirillo, Cinzia., 203. A latent class choice based model system for railway optimal pricing and seat allocation. Transportation Research Part E, 6, Hetrakul, Pratt., Cirillo, Cinzia., 204. Accommodating taste heterogeneity in railway passenger choice models based on internet booking data. The Journal of Choice Modelling, 6, 6. Mumbower, Stacey., A. Garrow, Laurie., J. Higgins, Matthew., 204. Estimating flight level price elasticities using online airline data: A first step toward integrating pricing, demand, and revenue optimization. Transportation Research Part A, 66, Nasution, Muhammad Nur., Manajemen Transportasi. Edisi Kedua. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Phillips, Robert.L., Pricing and Revenue Optimization. United States of America. You., Peng-Sheng., An efficient computational approach for railway booking problem. European Journal of Operational Research, 85, A-42-8
BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi bahan bakar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Persero merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan merupakan satu-satunya perusahaan yang mengoperasikan angkutan kereta
Lebih terperinciLatar Belakang. Kelas Penerbangan. Tipe Penumpang. Dua Komponen Dalam Penerbangan Yang Perlu Dikelola Supaya Pendapatan Maskapai Bisa Maksimal ARM
PERANCANGAN MODEL PENGELOLAAN PENDAPATAN PADA DUA PENERBANGAN PARALEL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERPINDAHAN PENUMPANG MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT SIDANG TUGAS AKHIR KHOIRUN NISA 2507 100 061 Pengantar
Lebih terperinciPengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 1 Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit Arfini Alivia Dewanty dan Ahmad
Lebih terperinciYour Slide Title KESIMPULAN DAN SARAN
Pengembangan Model Model Dynamic Dynamic Pricing Pricing untuk dengan Menentukan Mempertimbangkan Alokasi Kursi Pesawat Customer dengan Overflow Mempertimbangkan Kompetisi Customer Antar Overflow Dua Maskapai
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh : Kartika Sari Nur Aulia ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP
TUGAS AKHIR Oleh : Kartika Sari Nur Aulia (2510100115) Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP Your Slide Title PENDAHULUAN Pengembangan Model Dynamic Pricing dengan Mempertimbangkan
Lebih terperinciPaul Rose Revenue Management Ltd. Santi Purwantini
Paul Rose Revenue Management Ltd Santi Purwantini 2508 100 006 Revenue Management Memaksimalkan pendapatan dengan mengelola permintaan (Philips, 2005) melalui strategi penetapan harga dan pengalokasian
Lebih terperincipengelolaan permintaan serta metodologi dan sistem yang dibutuhkan untuk membuatnya (Tallury & Ryzin, 2004)
Tugas Akhir LOGO Pengembangan Model Joint Dynamic Pricing Berbasis Waktu dan Persediaan Kursi untuk Dua Penerbangan Paralel dengan Memepertimbangkan Kondisi Overbooking, Cancellation, dan No-show Passengers
Lebih terperinciPengembangan Model Revenue Risk Pada Dua Penerbangan Paralel Dengan Mempertimbangkan Overbooking dan Cancellations
Pengembangan Model Revenue Risk Pada Dua Penerbangan Paralel Dengan Mempertimbangkan Overbooking dan Cancellations Oki Anita Candra Dewi Program Studi Teknik Logistik, Universitas Internasional Semen Indonesia
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Simulasi Diskrit, Penerbangan Paralel, Seat Capacity Control, Dynamic Pricing, Affordable ABSTRACT
Perancangan Model Pengelolaan Pendapatan Pada Dua Penerbangan Paralel Dengan Mempertimbangkan Perpindahan Penumpang Menggunakan Metode Simulasi Diskrit Khoirun Nisa, Ahmad Rusdiansyah, Naning Aranti Wessiani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, sering kali segala sesuatu dituntut serba cepat. Di negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, banyak hal yang dituntut tepat waktu untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL REVENUE RISK PADA DUA PENERBANGAN PARALEL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN OVERBOOKING DAN CANCELLATIONS
PENGEMBANGAN MODEL REVENUE RISK PADA DUA PENERBANGAN PARALEL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN OVERBOOKING DAN CANCELLATIONS Oki A. C. Dewi Program Studi Teknik Logistik, Universitas Internasional Semen Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertambahan jumlah penduduk serta mobilitas penduduk yang semakin tinggi, terutama antar-kota, telah mendorong peningkatan kebutuhan akan jasa transportasi.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL SIMULASI DISKRIT PENGELOLAAN PENDAPATAN UNTUK MULTI DAN SINGLE KATEGORI PADA LOW COST CARRIER
PENGEMBANGAN MODEL SIMULASI DISKRIT PENGELOLAAN PENDAPATAN UNTUK MULTI DAN SINGLE KATEGORI PADA LOW COST CARRIER Nama mahasiswa : Patrisia Sherryl Santoso NRP : 2510 100 058 Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad
Lebih terperinciMODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK PENJADWALAN KERETA BARANG DENGAN PENGEMBANGAN ALGORITMA PENYALIPAN KERETA DI JALUR GANDA UTARA PULAU JAWA, INDONESIA
MODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK PENJADWALAN KERETA BARANG DENGAN PENGEMBANGAN ALGORITMA PENYALIPAN KERETA DI JALUR GANDA UTARA PULAU JAWA, INDONESIA Adhyatma Satya Wardhana 1), Ahmad Rusdiansyah 2) dan Nurhadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan dan mengoperasikan sistem informasi yang berbasiskan komputer.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perubahan waktu, pada saat ini telah dilakukan usahausaha yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan memanfaatkan
Lebih terperinciPENELITIAN TUGAS AKHIR
PENELITIAN TUGAS AKHIR Oleh: Arfini Alivia Dewanty 2508100118 Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng. CSCP Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL JOINT DYNAMIC PRICING UNTUK DUA PENERBANGAN PARALEL MEMPERTIMBANGKAN OVERBOOKING, CANCELLATIONS, DAN NO-SHOW CUSTOMERS
PENGEMBANGAN MODEL JOINT DYNAMIC PRICING UNTUK DUA PENERBANGAN PARALEL MEMPERTIMBANGKAN OVERBOOKING, CANCELLATIONS, DAN NO-SHOW CUSTOMERS Hilman Pradana, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri Institut
Lebih terperinciDisusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.
PERUMUSAN SKENARIO KEBIJAKAN SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN DI SURABAYA BERDASARKAN EVALUASI DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN LINGKUNGAN : SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Disusun Oleh Arini Ekaputri
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN dan SARAN
BAB 7 KESIMPULAN dan SARAN 7.1. Kesimpulan Pada penelitian ini, model distribusi peneliti diselesaikan dengan 4 pendekatan dengan mengkombinasikan pertimbangan kesetaraan tingkat pemenuhan dan minimum
Lebih terperinciMODEL DYNAMIC PRICING PADA PENENTUAN HARGA TIKET PESAWAT TERBANG DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KELOMPOK KELAS BERTINGKAT
MODEL DYNAMIC PRICING PADA PENENTUAN HARGA TIKET PESAWAT TERBANG DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KELOMPOK KELAS BERTINGKAT Annisa Gianugraeni, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciKINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA
KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA Dewi Rosyani Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jalan Suria Sumantri 65 Bandung, Indonesia, 40164 Fax: +62-22-2017622 Phone:
Lebih terperincimelakukan pemesanan pada penerbangan 2, dengan probabilitas masing-masing penumpang tersebut 30% ke flexible class dan 70% ke affordable class.
melakukan pemesanan pada penerbangan 2, dengan probabilitas masing-masing penumpang tersebut 30% ke flexible class dan 70% ke affordable class. Gambar 3.8 Batasan Kapasitas Affordable Class Gambar 3.6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi yang dimiliki oleh PT.KAI yang berada di masing masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beberapa tahun dibelakang dikenal dengan pelayanannya yang kurang begitu memuaskan. Seperti PT. KAI yang merupakan
Lebih terperinciF.1 Kereta Api F.1.1 Pembelian F.1.1.1 Pilih Tanggal, Jumlah Penumpang dan Rute Perjalanan
Pada menu transaksi lain ini digunakan untuk melakukan transaksi lain di luar yang produk - produk yang ada pada menu transaksi, dimana produk - produk tersebut dapat dilihat pada bagian sub menu. F.1
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. BAB III LANDASAN TEORI... 9 A. Karateristik Transportasi Kereta Api... 9 B. Tinjauan Pengukuran Kualitas Pelayanan... 9.
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN.. ii PERSEMBAHAN iii MOTTO v KATA PENGANTAR.. vi DAFTAR ISI viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL xiii LAMPIRAN...xvi INTISARI.. xvii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciStudi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-47 Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen Rendy Prasetya Rachman dan Wahju Herijanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan sosial politik, sehingga transportasi menjadi urat nadi
Lebih terperinciMODEL PENJADWALAN KEBERANGKATAN BUS DENGAN STRATEGI ALTERNATING DEADHEADING: STUDI KASUS DI PO RAYA
MODEL PENJADWALAN KEBERANGKATAN BUS DENGAN STRATEGI ALTERNATING DEADHEADING: STUDI KASUS DI PO RAYA R. A. CAHYADI 1, A. AMAN 2, F. HANUM 2 Abstrak Penjadwalan keberangkatan bus merupakan salah satu hal
Lebih terperinciKAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)
KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG) Tilaka Wasanta Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi darat yang terdiri dari rangkaian gerbong dengan media gerak berupa rel. Keberadaan kereta api saat ini menjadi
Lebih terperinciOPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN
Tugas Akhir KI 091391 OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN Akhmed Data Fardiaz NRP 5102109046 Dosen Pembimbing Rully Soelaiman, S.Kom.,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN Karakteristik Pengguna Dari Segi Sosial
BAB V KESIMPULAN Dalam bab ini akan disajikan sebuah penyimpulan dari analisa-analisa yang telah dijelaskan secara lengkap pada bab IV. Nantinya akan berisi antara lain mengenai karakteristik pengguna
Lebih terperinciMODEL PERANCANGAN SISTEM PEMESANAN TIKET BUS ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI KHUSUS DI CABANG
MODEL PERANCANGAN SISTEM PEMESANAN TIKET BUS ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI KHUSUS DI CABANG Harijanto Pangestu Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kendaraan pribadi. Sebagai perusahaan yang mengelola perkeretaapian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kereta api adalah salah satu transportasi darat yang sangat penting di Indonesia karena dengan kereta api masyarakat dapat bepergian keluar kota dan provinsi dengan
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE
KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE Budi Utomo, Fadhana Anggara Putra, Achmad Wicaksono, dan Rahayu Kusumaningrum
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL DYNAMIC PRICING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CUSTOMER OVERFLOW BEHAVIOR DALAM KOMPETISI ANTAR DUA MASKAPAI
PENGEMBANGAN MODEL DYNAMIC PRICING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CUSTOMER OERFLOW BEHAIOR DALAM KOMPETISI ANTAR DUA MASKAPAI Kartika Sari Nur Aulia, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciLAPORAN RESMI MODUL II DYNAMIC PROGRAMMING
LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL II DYNAMIC PROGRAMMING I.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Banyak perangkatperangkat yang dibuat maupun dikembangkan sesuai bidangnya masing-masing. Perangkat tersebut digunakan
Lebih terperinciPERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM
PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM Pembimbing: Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP Disusun Oleh: Jurusan Teknik Industri Andre T.
Lebih terperinciPERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM (Studi Kasus : Kereta Api Prambanan Ekspres Solo-Yogyakarta)
PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM (Studi Kasus : Kereta Api Prambanan Ekspres Solo-Yogyakarta) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Sarjana S-1 Teknik Sipil
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi modern saat ini yang paling sering digunakan sebagai alat transportasi utama di beberapa kota besar di Indonesia,
Lebih terperinciPENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006
PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006 PENGENALAN DASAR-DASAR ANALISIS OPERASI TRANSPORTASI Penentuan Rute Sistem Pelayanan
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION
PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Fiqihesa Putamawa 1), Budi Santosa 2) dan Nurhadi Siswanto 3) 1) Program Pascasarjana
Lebih terperinciAnalisis Pelayanan Penumpang Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) Trayek Yogyakarta - Solo
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 16, No. 1, 49-56, Mei 2013 49 Analisis Pelayanan Penumpang Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) Trayek Yogyakarta - Solo (Analysis of Passenger Service in Prambanan
Lebih terperinciOleh: Dwi Agustina Sapriyanti (1) Khusnul Novianingsih (2) Husty Serviana Husain (2) ABSTRAK
MODEL OPTIMASI PENJADWALAN KERETA API (Studi Kasus pada Jadwal Kereta Api di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Lintasan Bandung-Cicalengka) Oleh: Dwi Agustina Sapriyanti (1) Khusnul Novianingsih
Lebih terperinciMINIMALISASI KETERLAMBATAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API DI PT KERETA API INDONESIA DAOP IV SEMARANG)
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 MINIMALISASI KETERLAMBATAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API DI PT KERETA API INDONESIA DAOP
Lebih terperinciModel Dynamic Pricing untuk Penetapan Harga Tiket Pesawat Terbang Berbasis Waktu dan Persediaan Kursi dengan Mempertimbangkan Keputusan Kompetitor
Jurnal Teknik Industri, Vol. 15, No. 1, Juni 2013, 47-58 ISSN 1411-2485 print / ISSN 2087-7439 online DOI: 10.9744/jti.15.1.45-56 Model Dynamic Pricing untuk Penetapan Harga Tiket Pesawat Terbang Berbasis
Lebih terperinciPemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (23) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) G-49 Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis Ludfi Pratiwi Bowo, AAB. Dinariyana, dan RO. Saut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesawat terbang merupakan moda transportasi tercepat yang ada saat ini. Dengan kecepatan berkisar 500-900 km/jam, transportasi udara menggunakan pesawat terbang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan untuk sarana transportasi umum dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dalam hal ini, transportasi memegang peranan penting dalam memberikan jasa layanan
Lebih terperinciKETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U Masa berlaku terbang: 1 hari Open date: Tidak Bagasi cuma cuma: 20 kg Refund: Ya
KETENTUAN DAN KONDISI TARIF DOMESTIK 1 SUB CLASSES: O dan U Masa berlaku terbang: 1 hari Open date: Tidak for refund fee 90% (jika noshow) Rebook free (tanpa cancelation fee) dengan kondisi tiket harus
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN
ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN Rescha Dwi A. Putri 1, *), Ahmad Rusdiansyah 2) dan Naning A. Wessiani 3)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandara Adisucipto adalah bandar udara yang terletak di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Semula Bandara Adisucipto
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) E-1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Sriwedari Ekspress Jurusan Solo - Yogya Bayu Rosida Sumantri dan Wahju Herijanto
Lebih terperinciAlgoritma Penentuan Rute Kendaraan Dengan Memperhatikan Kemacetan Muhammad Nashir Ardiansyah (hal 88 92)
ALGORITMA PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN MEMPERHATIKAN KEMACETAN Muhammad Nashir Ardiansyah Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University nashir.ardiansyah@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat pada segala aspek kehidupan. Sektor ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanan tidak
Lebih terperinciOPTIMASI PENGGUNAAN ARMADA BIS PADA PO. ROSALIA INDAH SIGIT PRASTOWO
OPTIMASI PENGGUNAAN ARMADA BIS PADA PO. ROSALIA INDAH SIGIT PRASTOWO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN Transportasi mempunyai peran ganda dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengguna jasa transportasi (penumpang) menginginkan pelayanan yang prima, baik dalam hal keselamatan, kenyamanan, maupun harga yang ditawarkan. Saat ini penumpang memiliki
Lebih terperinciANALISIS KINERJA OPERASIONAL KERETA API SRIWEDARI EKSPRESS JURUSAN SOLO - YOGYA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-7 1 ANALISIS KINERJA OPERASIONAL KERETA API SRIWEDARI EKSPRESS JURUSAN SOLO - YOGYA Bayu Rosida Sumantri dan Ir. Wahju Herijanto, MT Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat 3 jenis jalur transportasi, transportasi melalui darat, laut dan udara. Transportasi dari setiap jalur juga mempunyai banyak jenis, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (atau Jogja, Yogya, Jogjakarta, Yogyakarta) dan sering kali disingkat DIY, adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan
Lebih terperinciPenetapan Harga pada Dual Channel Supply Chain untuk Mengatur Tingkat Proporsi Demand Antar Channel
JURNAL TEKNIK, (2014) 1-6 1 Penetapan Harga pada Dual Channel Supply Chain untuk Mengatur Tingkat Proporsi Demand Antar Channel Putri Hensky Ani, Erwin Widodo Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek (manusia atau barang) dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kereta api merupakan salah satu jenis transportasi darat yang menjadi andalan masyarakat. Pelayanan jasa angkutan kereta api sepenuhnya dijalankan oleh manajemen
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS
PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana Teknik Sipil ITB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini, telah menyebabkan tingkat persaingan antar perusahaan di segala bidang, baik yang perusahaan sejenis maupun yang tidak
Lebih terperinciMODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS PENUMPUKKAN JUMLAH PENUMPANG DI GATE YANG DIPENGARUHI ON TIME PERFORMANCE
MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS PENUMPUKKAN JUMLAH PENUMPANG DI GATE YANG DIPENGARUHI ON TIME PERFORMANCE Larasati Kusuma Wardhani 1,*), Ahmad Rusdiansyah 2), dan Ervina Ahyudanari 3) 1) Program
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015
Program Studi MMTITS, Surabaya 24 Januari 2015 ANALISIS PENENTUAN ESTIMASI BIAYA, PENJADWALAN DAN PENGELOLAAN DISTRIBUSI SERTA DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA LOGISTIK (STUDI KASUS:
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA STASIUN PASAR TURI SURABAYA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1,. 1, (014) 1-4 1 EVALUASI KINERJA STASIUN PASAR TURI SURABAYA Maulya W Sulistiyani, Ir.Hera Widyastuti, M.T.Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciMetoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket
Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket Simulation Method for Calculating Number of Seat Needed for Ticket Reservation Facilities Anita Susanti 1,a),
Lebih terperinciModel Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center
Petunjuk Sitasi: Wati, P. E., Nuha, H., & Murnawan, H. (2017). Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H70-74). Malang: urusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciStudi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi BAB VIII PENUTUP
BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan 1) Dari hasil kajian dan analisis terhadap berbagai literatur dapat ditarik satu kesimpulan sebagai berikut : a) Ada beberapa definisi tentang angkutan massal namun salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem tranportasi memiliki satu kesatuan definisi yang terdiri atas sistem, yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat
Lebih terperinciMETODE MAX MIN VOGEL S APPROXIMATION METHOD UNTUK MENEMUKAN BIAYA MINIMAL PADA PERMASALAHAN TRANSPORTASI
METODE MAX MIN VOGEL S APPROXIMATION METHOD UNTUK MENEMUKAN BIAYA MINIMAL PADA PERMASALAHAN TRANSPORTASI Bilqis Amaliah 1), Agri Krisdanto 2), dan Astris Dyah Perwita 3) 1,2,3) Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BANGKITAN DAN SEBARAN PERGERAKAN PENDUDUK PADA JALUR PERENCANAAN KERETA KOMUTER LAWANG-KEPANJEN DI MALANG RAYA
KARAKTERISTIK BANGKITAN DAN SEBARAN PERGERAKAN PENDUDUK PADA JALUR PERENCANAAN KERETA KOMUTER LAWANG-KEPANJEN DI MALANG RAYA TUGAS AKHIR Oleh: ANDRE CAHYA HIDAYAT L2D 001 402 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini kian membantu prosesproses bisnis dalam berbagai bidang. Banyak perusahaan menggunakan teknologi sebagai penunjang aktivitas
Lebih terperinciPERENCANAAN??? MENGAPA DIPERLUKAN. Peningkatan jumlah penduduk. Penambahan beban jaringan jalan. & transportasi
Peningkatan jumlah penduduk TARGET DAN Peningkatan jumlah perjalanan MENGAPA DIPERLUKAN Penambahan beban jaringan jalan & transportasi PERENCANAAN??? Kinerja jaringan jalan & transportasi memburuk Perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya transportasi mengandung azas keterpaduan, dimana transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda transportasi. Namun saat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transportasi Menurut Drs. H. M. N. Nasution, M. S. Tr. (1996) transportasi diartikan sebagai perpindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan, dan tranportasi atau
Lebih terperinciTRANSPORTASI DALAM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK
TRANSPORTASI DALAM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK Oleh: Dr. Zaroni, CISCP. Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok. Dalam konteks rantai pasok,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta, selain sebagai pusat pemerintahan Indonesia, adalah pusat ekonomi dan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Perkembangan ekonomi Jakarta menarik
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND
MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND Ridayati Ircham Jurusan Teknik Sipil STTNAS Jalan Babarsari Caturtunggal Depok Sleman e-mail: ridayati@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang
Lebih terperinciPengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara dengan Mempertimbangkan Variabilitas Rate Berbasis Persediaan Kapasitas
Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara dengan Mempertimbangkan Variabilitas Rate Berbasis Persediaan Kapasitas FAIZATUL MARWIYAH 2507 100 050 Alur proses pengiriman kargo Shipper
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM BASISDATA ONGKOS LOGISTIK INDONESIA
PENGEMBANGAN SISTEM BASISDATA ONGKOS LOGISTIK INDONESIA Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama Jl. Cikutra No. 204A Bandung nova.indah@widyatama.ac.id Abstrak Pengukuran logistik nasional
Lebih terperinciRancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika
1 Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika Annisti Nurul Fajriyah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Lebih terperinciAnalisis Pola Operasi Mempawah-Sanggau Kalimantan Barat
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018 Analisis Pola Operasi Mempawah-Sanggau Kalimantan Barat MUHAMMAD FAISHAL, SOFYAN TRIANA Jurusan
Lebih terperinciPENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO. Rina Ayuhana
PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO Rina Ayuhana Program Studi Ilmu Komputasi Universitas Telkom, Bandung rina.21.kids@gmail.com Abstrak Opsi adalah suatu kontrak yang memberikan
Lebih terperinciBAB 4 PENGOLAHAN DATA
BAB 4 PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Sample dari Populasi dan Pengolahan Dalam mencapai tujuan utama dari perancangan materi ini, yakni meningkatkan efisiensi Shuttle Bus Binus Square, beberapa variabel
Lebih terperinciSistem Transportasi Adi d pan ang 11
Sistem Transportasi Adipandang 11d Outline Sistem Transportasi Definisi Sistem Transportasi Karakteristik Sistem Tekno-Ekonomi Transportasi Perencanaan Transportasi Faktor Penentu Pengembangan Transportasi
Lebih terperinciPerancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda
Sidang Tugas Akhir Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Diajukan oleh : Febru Radhianjaya 2507 100 117 Jurusan Teknik
Lebih terperinciRESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR. Products of Airlines A. Main Product:
RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR Products of Airlines A. Main Product: Aircraft Destination Scheduling Ground Handling, yaitu penanganan passenger needs yang dapat merupakan pelayanan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditetapkan di Bab 1, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Diperoleh karakteristik kebutuhan dan keinginan konsumen
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Stasiun Pasar Turi Surabaya
Evaluasi Kinerja Stasiun Pasar Turi Surabaya Dosen Pembimbing Ir. Hera Widyastuti, MT., Ph.D Maulya W. Sulistiyani 31.11.106.037 PROGRAM SARJANA LINTAS ( S-1 ) LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciUsulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti
Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No. 978-979-96964-3-9 Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Fifi Herni Mustofa 1), Hari Adianto
Lebih terperinciAplikasi Informasi Jadwal dan Reservasi Tiket Kereta Api Online Berbasis Android 2.2. Nina Suri Tilandani
Aplikasi Informasi Jadwal dan Reservasi Tiket Kereta Api Online Berbasis Android 2.2 Nina Suri Tilandani 51409717 Latar Belakang Masalah Kereta api adalah salah satu sarana transportasi yang banyak diminati
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN JUMLAH DAN RUTE ARMADA PESAWAT TERBANG
PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN JUMLAH DAN RUTE ARMADA PESAWAT TERBANG Fadhilatul Azizah, Ahmad Rusdiansyah, Niniet Indah A. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS NURILLAH UTAMI NIM :
HUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut
Lebih terperinciANALISA JUMLAH INTERFERENCE ANTAR PENUMPANG PADA MODEL STRATEGI BOARDING PESAWAT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINIER
ANALISA JUMLAH INTERFERENCE ANTAR PENUMPANG PADA MODEL STRATEGI BOARDING PESAWAT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINIER Bilqis Amaliah, Henning Titi C, Yusuf Kurniawan, Nabris Zalmi Pratama, Yunas Lazuardy,
Lebih terperinci