BAB II LANDASAN_TEORI. Menurut Dhanta (2009: 32), aplikasi adalah software yang dibuat oleh

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN_TEORI 1.1 Defiisi Aplikasi Meurut Dhata (2009: 32), aplikasi adalah software yag dibuat oleh suatu perusahaa komputer utuk megerjaka tugas-tugas tertetu. Sedagka meurut Aisyah (2000: 30), aplikasi adalah peerapa, pegguaa atau peambaha. Dari pegertia diatas, dapat disimpulka bahwa aplikasi merupaka software yag berfugsi utuk melakuka berbagai betuk pekerjaa atau tugastugas tertetu seperti peerapa, pegguaa da peambaha data Aplikasi Berbasis Iteret Meurut Dhata (2009:136), Itraet adalah sumber daya iformasi yag diguaka utuk kepetiga iteral dari suatu istasi atau perusahaa dega megguaka jariga komputer yag ada. Itraet adalah jariga komputer dalam sebuah perusahaa yag megguaka tekologi iteret, sehigga terbetuk ligkuga yag seperti iteret tetapi bersifat privat bagi perusahaa bersagkuta (Kadir, 2003:533). Dalam hal ii pegaksesa iformasi yag berkaita dega sistem basis data juga dilakuka melalui web browser, misalya iteret explorer. Aplikasi berbasis iteret merupaka suatu aplikasi pegolaha data mejadi sebuar iformasi yag berkualitas da diperguaka utuk suatu alat batu dalam pegambila keputusa, yag megguaka jariga LAN (Local 6

2 7 Area Network). Kadagkala iteret juga dihubugka ke jariga iteret, dega melegkapi firewall (Kadir, 2003:533). Dega cara seperti ii, akses dari seseorag dari luar perusahaa bisa ditolak, tetapi pemakai di dalam perusahaa tetap bisa megakses iteret. 1.3 Gravity Locatio Model Meurut Pujawa (2008), Gravity Locatio Model adalah suatu model Supply Chai Maagemet yag diguaka utuk meetuka lokasi suatu fasilitas (misal gudag atau pabrik) yag mejadi peghubug atara sumber pasoka da beberapa lokasi pasar. Asumsi yag diguaka : 1. Ogkos trasportasi aik sebadig dega volume yag dipidahka. 2. Sumber pasoka maupu pasar bisa ditetuka lokasiya pada suatu peta dega koordiat x da y yag jelas. Tabel 2.1. Data Gudag Lokal x i y i V i C i , , , , , ,1 3. Pertama kali fasilitas diasumsika berada di koordiat (0,0). Notasi perhituga yag diguaka : x,y x, y d C : Koordiat fasilitas yag dipertimbagka(produse). : Koordiat x da y utuk lokasi sumber pasoka/pasar : Jarak atara lokasi fasilitas dega sumber pasoka/pasar : Ogkos trasportasi per uit beba per kilometer atara kadidat lokasi fasilitas dega lokasi sumber pasoka/pasar

3 8 V : Beba yag aka dipidahka atara kadidat lokasi fasilitas dega lokasi sumber pasoka/pasar Jarak atar lokasi dihitug sebagai jarak geometri dari dua lokasi, formula: d = 2 ( x x ) + ( y y ) 2 Tujua model : memiimumka total ogkos pegirima, yag diformulasika sebagai : TC = C V d Tabel 2.2. Iterasi 1 Dega Titik Awal(0,0). x y j V C V C x / j V C y / j V C / j 5 1 5, ,5 147,1 29,4 29, , ,8 698,9 1048,4 174, , ,5 277, , ,9 263,1 109,6 21, , ,7 330,2 594, , ,1 411,8 82,4 27,5 Total 2128,5 2280,2 354,2 Lagkah-lagkah : 1. Hitug jarak (d ) utuk semua 2. Tetuka koordiat lokasi dega rumus xa = C V x d C V d yb = C V y d C V d X () = 218,5/354,2 = 6,0 Y () = 2280,2/354,2 = 6,4 1. Apabila dua iterasi beruruta meghasilka koordiat yag hampir sama, stop da pilih koordiat sbg lokasi fasilitas. Jika tidak, ulagi iterasi dari lagkah 1.

4 9 1.4 Aalytical Hierarchy Process Aalytical Hierarchy Process (AHP) yag dikembagka oleh Thomas Saaty merupaka suatu metode dalam pemiliha alteratif-alteratif dega melakuka peilaia komparatif berpasaga sederhaa yag diguaka utuk megembagka prioritas-prioritas secara keseluruha berdasarka rakig. AHP adalah prosedur yag berbasis matematis yag sagat baik da sesuai utuk evaluasi atribut-atribut kualitatif. Atribut-atribut tersebut secara matematik dikuatitatif dalam satu set perbadiga berpasaga, yag kemudia diguaka utuk megembagka prioritas-prioritas secara keseluruha utuk peyusua alteratif-alteratif pada uruta rakig / prioritas. Kelebiha AHP dibadigka dega metode yag laiya karea adaya struktur yag berhirarki, sebagai kosekuesi dari kriteria yag dipilih, sampai kepada sub-sub kriteria yag palig medetail. Memperhitugka validitas sampai dega batas tolerasi ikosistesi berbagai kriteria da alteratif yag dipilih oleh para pegambil keputusa (Saaty, 1990). Karea megguaka iput persepsi mausia, model ii dapat megolah data yag bersifat kualitatif maupu kuatitatif. Jadi kompleksitas permasalaha yag ada disekitar kita dapat didekati dega baik oleh model AHP ii. Selai itu AHP mempuyai kemampua utuk memecahka masalah yag multi-objektif da multi- kriteria yag didasarka pada perbadiga preferesi dari setiap eleme dalam hierarki. Jadi model ii merupaka suatu model pegambila keputusa yag komperehesif. Ada beberapa prisip yag harus dipahami dalam meyelesaika persoala dega AHP, diataraya adalah : decompositio, comparative

5 10 judgemet, sythesis of priority da logical cosistecy (Sri Mulyoo, 2007 : 220) Decompositio Setelah persoala didefiisika, maka perlu dilakuka decompositio yaitu memecah persoala yag utuh mejadi usur-usurya. Jika igi medapatka hasil yag akurat, pemecaha juga dilakuka terhadap usurusurya sampai tidak mugki dilakuka pemecaha lebih lajut, sehigga didapatka beberapa tigkata dari persoala tadi. Karea alasa ii, maka proses aalisis ii diamaka hirarki (hierarchy). Ada dua jeis hirarki yaitu legkap da tak legkap. Dalam hirakri legkap, semua eleme pada suatu tigkat memiliki semua eleme yag ada pada tigkat berikutya. Jika tidak demikia, diamaka hirarki tak legkap: Comparative Judgemet Prisip ii berarti membuat peilaia tetag kepetiga relatif dua eleme pada suatu tigkat tertetu dalam kaitaya dega tigkat diatasya. Peilaia ii merupaka iti dari AHP, karea ia aka berpegaruh terhadap prioritas eleme-eleme. Hasil dari peilaia ii aka tampak lebih baik bila disajika dalam betuk matriks yag diamaka matriks pairwise compariso. Pertayaa yag biasa diajuka dalam peyusua skala kepetiga adalah : a. Eleme maa yag lebih (petig/disukai/mugki)?, da b. Berapa kali lebih (petig/disukai/mugki)? Agar diperoleh skala yag bermafaat ketika membadigka dua eleme, seseorag yag aka memberika jawaba perlu pegertia meyeluruh

6 11 tetag eleme-eleme yag dibadigka da relevasiya terhadap kriteria atau tujua yag dipelajari. Dalam peyusua skala kepetiga ii, diguaka acua seperti pada tabel berikut: Tabel 2.3. Skala Prioritas Dalam AHP Nilai Tigkat Kepetiga 1 Sama petigya (Equal Importace) 2 Sama higga Sedikit Lebih petig 3 Sedikit Lebih petig (Slightly more Importace) 4 Sedikit Lebih higga Jelas lebih petig 5 Jelas lebih petig (Materially more Importace) 6 Jelas higga Sagat jelas lebih petig 7 Sagat jelas lebih petig (Sigificatly more 8 Sagat jelas higga Mutlak lebih petig 9 Mutlak lebih petig (Absolutely more Importace) Dalam peilaia kepetiga relatif dua eleme berlaku aksioma reciprocal artiya jika eleme i diilai 3 kali lebih petig daripada j, maka eleme j harus sama dega 1/3 kali petigya dibadig eleme i. Disampig itu perbadiga dua eleme yag sama aka meghasilka agka 1, artiya sama petigya Sythesis of Priority Dari setiap pairwise compariso kemudia dicari eige vectorya utuk medapatka local priority. Karea matriks pairwise compariso terdapat pada setiap tigkat, maka utuk medapatka global priority harus dilakuka sitesa diatara local priority. Prosedur melakuka sitesis berbeda meurut betuk hirarki. Peguruta eleme-eleme meurut kepetiga relatif melalui prosedur sitesis diamaka priority settig.

7 Logical Cosistecy Kosistesi memiliki dua maka. Pertama adalah bahwa objek-objek yag serupa dapat dikelompokka sesuai dega keseragama da relevasi. Kedua adalah meyagkut tigkat hubuga atara objek-objek yag didasarka pada kriteria tertetu Tahap-tahap pemecaha masalah dega AHP Misalka kita aka memilih lokasi pabrik baru dega tiga alteratif piliha A, B da C maka terlebih dahulu kita harus meetapka kriteria pegambila keputusa terhadap alteratif-alteratif tersebut, misalka harga, jarak da teaga kerja. Maka struktur hirarki legkap dari masalah pemiliha lokasi pabrik yag disederhaaka ii ditujukka seperti pada gambar berikut. Gambar 2.1. Cotoh Hirarki Legkap Piliha Lokasi Pabrik Lagkah-lagkah peyelesaia masalah selajutya adalah : 1. Membuat matrik hubuga perbadiga berpasaga atara tiap alteratif utuk setiap kriteria keputusa. Perbadiga dilakuka berdasarka piliha dari pembuat keputusa dega meilai tigkat kepetiga / preferece level suatu alteratif dibadigka alteratif laiya.

8 13 Gambar 2.2 Cotoh Matrik Alteratif Vs Preferesi Utuk Tiap Kriteria 2. Utuk setiap matriks kriteria, dilakuka pejumlaha ilai tiap kolom. 3. Membagi setiap ilai alteratif berpasaga dega hasil pejumlaha pada kolom terkait, hasil pembagia kemudia dijumlahka searah kolom, hasilya seharusya sama dega 1 utuk meujukka kosistesiya. 4. Merubah ilai ke bilaga desimal da mecari ilai rata-rata pada tiap baris, sehigga dari seluruh kriteria aka didapat matriks baru sebagai berikut. Gambar 2.3. Cotoh Matriks Nilai Alteratif Vs Kriteria 5. Membuat matriks ilai utuk kriteria, misalya, Gambar 2.4. Cotoh Matriks Nilai Kriteria 6. Megulagi lagkah 2 sampai dega 4 utuk matriks baru ii. Nilai akhir yag didapat dari matriks baru ii merupaka eige vector (vektor pegali) utuk matriks pada lagkah 4.

9 14 Gambar 2.5 Perkalia Matriks Akhir 7. Megalika kedua matriks pada Gambar 2.5 diatas. Alteratif dega ilai terbesar merupaka alteratif yag harus dipilih. 1.5 Siklus Hidup Pegembaga Sistem (SHPS) Siklus Hidup Pegembaga Sistem (SHPS) atau dalam bahasa asig disebut System Developmet Life Cycle (SDLC) adalah sebuah pedekata, tetuya melalui beberapa tahap utuk megaalisis da meracag sistem yag telah dikembagka dega baik melalui pegguaa siklus kegiata pegaalisis da pemakai secara spesifik (Kedall & Kedall, 2003). 2. Meetuka kebutuha iformasi Gambar 2.6. Siklus Hidup Pegembaga Sistem (Kedall & Kedall, 2003:11) SHPS terbagi mejadi tujuh tahap seperti yag ditujukka pada gambar 9 di atas. Meurut Kedall & Kedall (2003), masig-masig tahap ditampilka secara terpisah, amu tidak perah tercapai sebagai satu lagkah terpisah. Melaika,

10 15 beberapa aktivitas mucul secara simulta, da aktivitas tersebut dilakuka berulag-ulag. Peryataa tersebut berkesimpula bahwa dalam gambar SHPS tersebut tahap satu dega laiya secara visual terlihat terpisah, aka tetapi pada keyataaya, proses yag dilakuka oleh tahap tersebut dilakuka secara bertahap da ada keterkaita atara tahap satu dega laiya, tetuya dilakuka secara bertahap da berkesiambuga. Berikut pejelasa lebih lajut megeai tujuh tahap yag terdapat pada gambar 9 di atas: a. Megidetifikasi Masalah, Peluag, da Tujua Tahap ii merupaka tahap yag berpegaruh pada keberhasila proyek, karea jika ada kekelirua meetuka masalah, peluag, da tujua maka proyek tersebut aka sia-sia jika dikerjaka. Pada tahap idetifikasi masalah terdapat beberapa lagkah, yaitu diataraya: (1) Melihat apa yag terjadi didalam bisis. (2) Meetuka masalah dega tepat. Setelah masalah didapat maka lagkah selajutya meetuka peluag yag ada pada bisis tersebut. peluag disii dimaksudka bahwa pegaalisis sistem yaki bahwa dega aka ada peigkata jika ada sistem iformasi yag terkomputerisasi. Jika sudah meemuka masalah da peluag, lagkah selajutya yaitu meetuka tujua. Meetuka tujua juga mempuyai beberapa lagkah diataraya: (1) Meemuka apa yag sedag terjadi dalam bisis. (2) Meetuka aspek dalam aplikasi-aplikasi sistem iformasi. (3) Meyebutka problem atau peluag-peluag tertetu. Ada beberapa aktivitas yag dilakuka pada tahap ii, diataraya yaitu : 1. Wawacara terhadap maajeme peggua. 2. Meyimpulka pegetahua yag diperoleh.

11 16 3. Megestimasi cakupa proyek. 4. Medefiisika hasil-hasilya. Output dari tahap ii lapora feasible yag berisika defiisi problem da rigkasa tujua. b. Meetuka Kebutuha Iformasi Pada tahap ii pegaalisis meetuka kebutuha iformasi utuk peggua yag terlibat. Adapu lagkah-lagkah yag dilakuka dalam meetuka kebutuha iformasi yaitu: (1) Meetuka sampel da memerikas data metah. (2) Wawacara. (3) Megamati perilaku pembuat keputusa da ligkuga kator. (4) Prototypig. Tahap ii mempuyai tujua utuk meampilka iformasi yag dibutuhka dalam bisis terkait serta membetuk keragka pedekata utuk memikirka ulag bisis dega cara lebih kreatif. Pegaalisis aka bisa memahami fugsi-fugsi bisis da melegkapi iformasi tetag masyarakat, tujua, data, da prosedur yag terlibat. c. Megaalisis Kebutuha Sistem Megaalisis kebutuha-kebutuha sistem dapat megguaka sebuah peragkat utuk meetuka kebutuha. Peragkat tersebut dapat berupa diagram alir data da kamus data. Maksud dari peragkat tersebut yaitu utuk meggambarka da meyusu iput, proses, da output. d. Meracag Sistem yag Direkomedasika Pada tahap ii pegaalisis meracag sistem yag direkomedasika setelah megumpulka data yag didapat. Lagkah-lagkahya diataraya: (1) Meracag data etry. Pada tahap ii pegaalis medata seluruh iput yag

12 17 aka dimasukka dalam Graphical User Iterface (GUIs) agar iformasi yag didapatka adalah iformasi yag akurat. (2) Meracag file-file atau basis data. Tahap ii berfugsi sebagai peyimpaa data agar data terorgaisir serta dapat melakuka pegelolaa keluara yag bermafaat. (3) Meracacag prosedur-prosedur back-up da kotrol. Fugsiya agar data da iformasi yag tersimpa dapat terselamatka jika terjadi sesuatu becaa atau hal-hal yag tidak diigika. (4) Membuat paket spesifikasi program bagi pemrogram. Paket tersebut bisa digambarka dega flowchart sistem, diagram alir data, da lai sebagaiya. e. Megembagka da Medokumetasika Peragkat Luak Pegaalisis perlu megguaka salah satu tekik terstruktur dalam megembagka peragkat luak. Tekik tersebut yaitu recaa terstruktur, Nassi-Sheiderma charts, da pseudocode. Pedokumetasia dilakuka utuk mejelaska pegembaga da kode program serta bagia-bagia kompleks dari program. f. Meguji da Mempertahaka Sistem Tahap ii merupaka tahap yag dilakuka secara berkesiambuga ketika program sudah dibuat da diuji yaitu diperthaka dega cara memperbaharui program. Pegujia juga diperluka utuk meemuka adaya kedala maupu masalah yag terjadi ketika adaya pegujia. g. Megimplemetasika da Megevaluasi Sistem Pegaalisis bekerjasama dega peggua dalam melakuka implemetasi sistem. Keterlibata tersebut yaki dalam hal pelatiha dalam megedalika sistem serta perecaaa koversi sistem lama ke sistem yag baru. Setelah

13 18 melakuka implemetasi maka dilakuka adaya evaluasi yag bertujua utuk megetahui pemeuha kriteria bahwa peggua bear-bear megguaka sistem. 1.6 Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuata model yag memugkika profesioal sistem utuk meggambarka sistem sebagai suatu jariga proses fugsioal yag dihubugka satu sama lai dega alur data, baik secara maual maupu komputerisasi. DFD ii serig disebut juga dega ama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fugsi. DFD ii adalah salah satu alat pembuata model yag serig diguaka, khususya bila fugsi-fugsi sistem merupaka bagia yag lebih petig da kompleks dari pada data yag dimaipulasi oleh sistem. Dega kata lai, DFD adalah alat pembuata model yag memberika peekaa haya pada fugsi sistem. DFD ii merupaka alat peracaga sistem yag berorietasi pada alur data dega kosep dekomposisi dapat diguaka utuk peggambara aalisis maupu racaga sistem yag mudah dikomuikasika oleh profesioal sistem kepada pemakai maupu pembuat program. 1.7 Etity Relatioship Diagram (ERD) Meurut Oetomo (2002:130), ERD berfugsi utuk meggambarka relasi dari dua file atau dua tabel yag dapat digologka dalam tiga macam betuk relasi, yaitu satu-satu, satu-bayak, da bayak-bayak. ERD

14 19 megguaka sejumlah otasi da simbol utuk meggambarka struktur da hubuga atar data. Pada dasarya ada tiga macam simbol yag diguaka yaitu : a. Etity : adalah suatu obyek yag dapat diidetifikasi dalam ligkuga pemakai, sesuatu yag petig bagi pemakai dalam koteks sistem yag aka dibuat. b. Atribut : Atribut berfugsi utuk medeskripsika karakter etiti. c. Hubuga : Etiti dapat berhubuga satu sama lai. Hubuga ii diamaka relatioships (relasi). Gambar 2.7. Hirarki Data (Waliyato, 2000). 1.8 Testig Meurut Hetzel (1983), Testig adalah tiap aktivitas yag diguaka utuk dapat melakuka evaluasi suatu atribut atau kemampua dari program atau sistem da meetuka apakah telah memeuhi kebutuha atau hasil yag diharapka. Testig software adalah proses megoperasika software dalam suatu kodisi yag di kedalika, utuk (1) verifikasi apakah telah berlaku sebagaimaa telah ditetapka (meurut spesifikasi), (2) medeteksi error, da (3) validasi apakah spesifikasi yag telah ditetapka sudah memeuhi keigia atau kebutuha dari peggua yag sebearya.

15 20 a. Verifikasi adalah pegeceka atau pegetesa etitas-etitas, termasuk software, utuk pemeuha da kosistesi dega melakuka evaluasi hasil terhadap kebutuha yag telah ditetapka. (Are we buildig the system right?) b. Validasi melihat kebeara sistem, apakah proses yag telah ditulis dalam spesifikasi adalah apa yag sebearya diigika atau dibutuhka oleh peggua. (Are we buildig the right system?) c. Deteksi error: Testig seharusya berorietasi utuk membuat kesalaha secara itesif, utuk meetuka apakah suatu hal tersebut terjadi bilamaa tidak seharusya terjadi atau suatu hal tersebut tidak terjadi dimaa seharusya mereka ada Fuctioal Test Dasar utama pemikira tekik test case adalah melakuka aalisis terhadap fugsi-fugsi yag terdapat pada suatu sistem, apakah fugsi-fugsi tersebut mempuyai kierja sebagaimaa yag diharapka atau dispesifikasika. Tekik ii membutuhka jawaba atas pertayaa sebagai berikut: a. Fugsi utama apa saja yag harus ada pada sistem? b. Berdasarka fugsi-fugsi yag ada, keluara apa saja yag harus dihasilka utuk membuktika bahwa fugsi tersebut telah dipeuhi? c. Apa saja masuka da iisialisasi yag dibutuhka sistem utuk meghasilka keluara pada tiap fugsi yag bersagkuta? Karea itu, pedekata pertama adalah medapatka iformasi spesifikasi dari fugsi yag diharapka dapat disediaka oleh sistem. Iformasi ii umumya terdapat pada dokumetasi spesifikasi fugsioal sistem.

16 21 Bagaimaa bila tidak ada dokumetasi spesifikasi fugsioal sistem? Peggua harus membuat spesifikasi fugsioal. Proses pembuata dapat dimulai dari struktur meu program atau buku padua utuk peggua (misal Help File atau User Maual) Desai Fuctioal Test Megaalisa tiap fugsi secara terpisah utuk medefiisika sekumpula kriteria tes aalisis tiap pemrosesa fugsi masuka da keluara utuk meetuka apa yag dibutuhka tes. Fugsi yag perlu diaalisa adalah sebagai berikut: a. Kriteria fugsi b. Keluara-keluara fugsi c. Masuka-masuka fugsi d. Kodisi-kodisi fugsi e. Status-status fugsi