BPS - REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BPS - REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 REPUBLIK INDONESIA BUKU 2 SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 (VTBH12 KONSTRUKSI) PEDOMAN PENCACAHAN BPS - REPUBLIK INDONESIA

2 KATA PENGANTAR Buku 2 merupakan Buku Pedoman bagi para petugas lapangan dalam melakukan pendataan perusahaan/usaha konstruksi, tata cara menggunakan Daftar VTBH12-P (pemuktahiran) maupun Daftar VTBH12-S (pencacahan sampel) yang disusun dalam rangka Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum 2012 (VTBH12 Konstruksi). Disamping memuat petunjuk teknis berkaitan dengan tata cara pencacahan, buku ini dimaksudkan pula agar para petugas lapangan memiliki keseragaman pemahaman tentang konsep definisi yang berlaku serta keseragaman dalam pengisian Daftar VTBH12-P dan Daftar VTBH12-S. Diharapkan agar semua pihak yang berkaitan khususnya para petugas lapangan membaca dan menggunakan buku ini secara sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang maksimal sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran BPS serta para petugas lapangan atas konstribusinya dalam pelaksanaan Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri, Dr. Mudjiandoko, MA NIP Pedoman PENCACAH VTBH12 Konstruksi i

3 iipedoman PENCACAH VTBH12 Konstruksi

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I. BAB II. PENDAHULUAN 1.1. Umum Landasan Hukum Tujuan Ruang Lingkup Data dan Keterangan yang Dikumpulkan Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi Jenis Dokumen dan Buku Pedoman yang Digunakan Arus Dokumen Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi... 7 METODOLOGI 2.1. Cakupan Wilayah Pembentukan Kerangka Sampel Metodologi Pemilihan Sampel Metode Pengumpulan dan Penentuan Responden Alokasi Sampel Usaha Penarikan Sampel Usaha Pengisian Daftar VTBH12-DS Contoh Penarikan Sampel BAB III. ORGANISASI LAPANGAN 3.1. Organisasi Lapangan Penanggung Jawab Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi di Daerah.. 19 BAB IV. TATA CARA PELAKSANAAN PENDATAAN 4.1. Umum Tata Tertib Pengisian Daftar Konsep dan Definisi Penyiapan Dokumen Pendataan Mekanisme Pendataan Pedoman PENCACAH VTBH12 Konstruksi iii

5 BAB V. TATA CARA PENGISIAN DAFTAR 5.1. Tata Cara Pengisian Daftar VTBH12-P Penggunaan dan Tata Cara Pengisian Lembar Pembantu Tata Cara Pengisian Daftar VTBH12-DS Tata Cara Pengisian Daftar VTBH12-S LAMPIRAN 1. KBLI Usaha Konstruksi Contoh Pengisian Daftar ivpedoman PENCACAH VTBH12 Konstruksi

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Pertama kali pengumpulan data usaha konstruksi tidak berbadan hukum dilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi Kemudian secara lengkap pula berturutturut dilaksanakan pada Sensus Ekonomi 1986, dilanjutkan Sensus Ekonomi 1996, dan Sensus Ekonomi Selanjutnya pengumpulan data usaha konstruksi tidak berbadan hukum belum pernah dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Pengumpulan data ini masih terintegrasi pada saat kegiatan Sensus Konstruksi maupun Sensus Ekonomi. Pada tahun 2012 ini Badan Pusat Statistik akan melaksanakan pengumpulan data usaha konstruksi tidak berbadan hukum melalui Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum 2012 pada beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum Tahun 2012 yang selanjutnya disebut VTBH12Konstruksi diselenggarakan untuk mengetahui profil, keberadaan, penyebaran, aktivitas, dan karakteristik kegiatan usaha konstruksi tidak berbadan hukumyang menyebar pada beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sedang untuk pencacahan sampel VTBH12 Konstruksi dilakukan melalui pendekatan usaha. Buku 2 ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Instruktur Nasional (Innas), Pengawas dan Pencacah agar mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama tentang hal-hal teknis yang berkaitan dengan pelaksanaan VTBH12 Konstruksi Landasan Hukum Landasan hukum pelaksanaan VTBH12 Konstruksi : a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. c. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BPS. d. Keputusan Presiden RI No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 1

7 1.3. Tujuan Secara umum Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum (VTBH12 Konstruksi) bertujuan untuk mengetahui profil usaha konstruksi tidak berbadan hukum di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro. VTBH12 Konstruksi akan mengumpulkan dan menyajikan data tentang kegiatan usaha konstruksi tidak berbadan hukum pada tingkat nasional. Secara khusus tujuan VTBH12Konstruksi adalah mendapatkan informasi dasar tentang berbagai informasi mengenai kegiatan, seperti: a. Banyaknya usaha b. Banyaknya tenaga kerja c. Pengeluaran untuk tenaga kerja d. Struktur input dan output e. Permodalan f. Kendala dan prospek usaha g. Keterangan lain yang berkaitan dengan usaha konstruksi tidak berbadan hukum 1.4. Ruang Lingkup Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum 2012 (VTBH12 Konstruksi) dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Banyaknya kabupaten/kota yang menjadi lokasi survei adalah 160 kabupaten/kota yang tersebar di 33 Provinsi. Sampel VTBH12Konstruksi tersebar di desa/kelurahan sebanyak usaha konstruksi tidak berbadan hukum yang berusaha di sektor konstruksi dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu Data dan Keterangan yang Dikumpulkan Adapun data dan keterangan yang dikumpulkan dalam VTBH12 Konstruksi: a. Daftar VTBH12-P terdiri dari 6 (enam) blok, yaitu: Blok I : Keterangan Tempat Blok II : Ringkasan Blok III : Keterangan Petugas dan Pengesahan Blok IV : Catatan Blok V : Daftar Rumahtangga/Usaha Konstruksi Blok VI : Keterangan Penarikan Sampel 2 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

8 b. Daftar VTBH12-S terdiri dari 11 (sebelas) blok, yaitu: Blok I : Keterangan Tempat Blok II : Keterangan Usaha Blok III : Keterangan Umum dan Alat Berat Konstruksi Blok IV : Pekerja, Hari Kerja, Balas Jasa, dan Upah Blok V : Biaya/Pengeluaran Selama Setahun yang Lalu Blok VI : Pendapatan Selama Setahun yang Lalu Blok VII : Ringkasan Blok VIII : Permodalan Blok IX : Kendala dan Prospek Usaha Blok X : Keterangan Responden dan Petugas Blok XI : Catatan 1.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi Adapun jadwal kegiatan dan pelaksanaan VTBH12 Konstruksi yang dilaksanakan pada tahun 2012 seperti tabel di bawah ini: No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan (1) (2) (4) 1. Penyusunan Metodologi Januari Penyusunan Kuesioner dan Buku Pedoman Pebruari Pelatihan Innas Maret Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Maret Pengiriman Dokumen ke BPS Provinsi/Kabupaten/Kota April Pelatihan Petugas/Pengawas 30 April 5 Mei Listing dan Pengambilan Sampel 7 25 Mei Pencacahan Sampel (Daftar S) 28 Mei 27 Juni Pemeriksaan, Editing, & Coding di BPS Provinsi/Kabupaten/Kota Juni Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS RI Juli Pemeriksaan di BPS RI Juli Agustus Pengolahan (Data Entri & Pasca Konputer) di BPS RI Agust Sept Finalisasi Tabulasi Hasil di BPS RI 1 15 Oktober Penulisan Naskah Publikasi di BPS RI Oktober Pencetakan Publikasi di BPS RI 1 14 Nopember Penyebaran/Diseminasi Publikasi Nopember 2012 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 3

9 1.7. Jenis Dokumen dan Buku yang Digunakan 1) Peta SP2010-WA Satuan pengamatan VTBH12 Konstruksi adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu, salinan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) sangat dibutuhkan oleh pencacah sebagai panduan dalam mengenali wilayah tugasnya agar tidak terjadi lewat cacah maupun cacah ganda. Hal ini sekaligus untuk memberikan keyakinan bahwa pencacahan yang dilakukan tidak akan melewati batas wilayah kerjanya. Dokumen SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan dan muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara lain berisi informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan arti simbolsimbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta. Dalam Gambar 1, Sketsa SP2010-WA berisi informasi di Desa Limboro dengan kode wilayah Desa ini terdiri dari 6 blok sensus dan 8 rukun tetangga, BS berkode 001B dan 005B berasosiasi masing-masing dengan RT 7 dan RT 8. Kode BS 002B berasosiasi dengan gabungan RT 6 dan RT 5, kode BS 003B berasosiasi dengan gabungan RT 3 dan RT 4, dan kode BS 004B berasosiasi dengan gabungan RT 1 dan RT 2. Simbol tempat kedudukan kantor camat, kantor desa/kelurahan, masjid, sekolah, dan lain-lain tergambar di dalam sketsa peta akan memudahkan proses pencarian respon kegiatan VTBH12 Konstruksi. Beberapa hal yang harus disiapkan berkaitan dengan peta SP2010-WA adalah sebagai berikut: BPS Kabupaten/Kota menyediakan peta Desa/Kelurahan sampel SP2010-WA terpilih. Apabila ada peta yang tidak lengkap, maka BPS Kabupaten/Kota mencetak (print) file image peta SP2010-WA pada kertas ukuran A3 menggunakan tinta berwarna. Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahan harus diselesaikan oleh 2 (dua) orang pencacah, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3 menggunakan tinta warna untuk petugas kedua. Pembagian tugas kerja di lapangan harus jelas dengan memperhatikan batas SLS dan BS dalam peta SP2010-WA. Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada pencacah pada saat pelatihan untuk digunakan dalam pendataan. 4 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

10 Gambar 1. Contoh peta Desa/Kelurahan SP2010-WA 2) Daftar VTBH12-P Daftar VTBH12-P digunakan untuk pemutakhiran pengusaha/usaha konstruksi tidak berbadan hukum. Daftar ini dicetak (print) pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS Kabupaten/Kota. Untuk 1 (satu) desa/kelurahan yang menggunakan 2 (dua) orang pencacah, maka Daftar VTBH2012-P Konstruksi harus diprint rangkap 2 (dua). Pada lembar VTBH12-P ini disediakan baris kosong untuk diisi berdasarkan hasil snowballing. 3) Daftar VTBH12-RD Daftar VTBH12-RD diisi oleh pengawas dan digunakan untuk merekap jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum per desa/kelurahan. Daftar VTBH12-RD sebagai dasar BPS kabupaten/kota mengalokasikan target sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum per Desa/Kelurahan per bidang pekerjaan utama. 4) Daftar VTBH12-DS Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 5

11 Daftar VTBH12-DS adalah daftar nama dan alamat sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum terpilih per desa/kelurahan. 5) Daftar VTBH12-S Daftar VTBH12-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha konstruksi tidak berbadan hukum terpilih. 6) Lembar Pembantu Lembar Pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi dari narasumber tentang keberadaan calon responden hasil snowballing. 7) Buku 1 Buku 1 ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Pimpinan BPS Propinsi dan Pimpinan BPS Kabupaten/Kota. 8) Buku 2 Buku 2 ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Instruktur Nasional (Innas), Pengawas dan Pencacah. 9) Buku 3 Buku 3 adalah pedoman yang memuat petunjuk bagi para Pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan. 10) Buku 4 Buku 4 adalah Pedoman Innas yang memuat petunjuk pelaksanaan pelatihan dan tugas Innas VTBH12 Konstruksi. 6 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

12 1.8. Arus Dokumen Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi Alur pendistribusian dokumen Survei Usaha Tidak Berbadan Hukum Konstruksi 2012 (VTBH12 Konstruksi) seperti pada gambar di bawah ini: Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 7

13 8 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

14 BAB II METODOLOGI 2.1. Cakupan Wilayah Survei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum dilaksanakan di Desa/Kelurahan pada 160 Kabupaten/Kotayang tersebar di 33 Provinsi Indonesia Pembentukan Kerangka sampel Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu kerangka sampel untuk pemilihan desa/kelurahan dan kerangka sampel untuk pemilihan usaha. Kerangka sampel pemilihan desa/kelurahanadalah daftar nama desa/kelurahankondisi Juli 2011yang dilengkapi dengan informasi banyaknya usaha konstruksi hasil Sensus Ekonomi (SE2006). Kerangka sampel pemilihan usaha konstruksi adalah daftar usaha konstruksi hasil pencacahan SE2006 dengan Daftar SE2006-L2,yaitu isian pada Daftar SE2006-L2 Rincian 11 yang berkode 9 (tidak berbadan hukum/usaha) dan Rincian 14.dberkategori NK (Non kualifikasi). Kerangka sampel ini dimutakhirkan dengan Daftar VTBH12-P Metode Pemilihan Sampel Survei dirancang menggunakan desain sampel 2 (dua) tahap (two-stage sampling design), dengan prosedur pemilihan sampel sebagai berikut: Tahap pertama, pada setiap kabupaten/kota dipilih desa/kelurahansecara probality proportional to size (PPS) dengan size jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum hasil SE2006. Tahap kedua, dari setiap desa/kelurahan terpilih, dipilih sejumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum dari hasil pendaftaran usaha konstruksi tidak berbadan hukum di desa/kelurahan terpilih secara linear systematic sampling. Jumlah sampeldesa/kelurahan dan usaha Banyaknya sampel desa/kelurahan VTBH12 Konstruksi adalah desa/kelurahan, dan usaha konstruksi tidak berbadan hukum. Alokasi jumlah sampel desa/kelurahan per kabupaten/kota dilakukan secara proporsional berdasarkan banyaknya desa/kelurahan yang terdapat usaha konstruksi tidak berbadan hukum per kabupaten/kota terhadap total Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 9

15 usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kota terpilih Metode Pengumpulan dan Penentuan Responden Pengumpulan data pada pelaksanaan VTBH12 Konstruksi dilakukan dengan kunjungan dan wawancara langsung dengan responden. Sedang penentuan responden melalui proses identifikasi rumahtangga/usaha konstruksi SE2006 (Daftar VTBH12-P) dan snowballing. Metode identifikasi responden VTBH12 Konstruksi dilakukan dengan cara snowballing. Pendataan dengan snowballing atau getok tular adalah pendataan usaha konstruksi tidak berbadan hukum berdasarkan informasi dari berbagai narasumber termasuk pengusaha yang dikunjungi oleh pencacah. Metode ini dilakukan dalam suatu wilayah desa/kelurahan konstruksi tidak berbadan hukum. Pengidentifikasian dimulai dengan mengkonfirmasi keberadaan pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar VTBH12-P kepada Ketua atau pengurussatuan Lingkungan Setempat (SLS), seperti Ketua Rukun Tetangga/Dusun/Lingkungan/Jorong, maupun tokoh masyarakat setempat. Hasil konfirmasi dari narasumber ini adalah identifikasi pengusaha konstruksi tidak berbadan hukum, yang selanjutnya harus dikunjungi oleh pencacah. Apapun hasil kunjungan pada pengusaha tersebut, pencacah harus melakukan proses snowballing, yaitu dengan menanyakan kepada pengusaha konstruksi tersebut apakah ada pengusaha konstruksi yang lain yang berada dalam desa/kelurahan tersebut.informasi yang diperoleh dari narasumber tersebut dicantumkan pada Daftar VTBH12-P Alokasi Sampel Usaha 1. Alokasi sampel usaha per kabupaten/kotaper bidang pekerjaan utama Alokasi sampel usaha menurut bidang pekerjaan utama dihitung secara proporsional dari akar jumlah populasiusaha konstruksi tidak berbadan hukum pada masing-masing bidang pekerjaan utama terhadap penjumlahandari akar jumlah populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum di setiap kabupaten/kota terpilih. Penghitungan alokasi sampel usaha per kabupaten/kota dilakukan di BPS RI, sedangkan penghitungan alokasi sampel usaha menurut bidang pekerjaan utama dilakukan setelah hasil pemutakhiran (rekapitulasi usaha per desa/laporan Daftar VTBH12-RD oleh pengawas) selesai terkumpul dalam satu kabupaten/kota. Adapun rumusnya: 10 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

16 n ij 3 j 1 m ij m ij n, dengan: n ij : Jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kota i, desa/kelurahanj, n i : Target sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kota i, m ij : Jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum hasil pemutakhiran di kabupaten/kota i, desa/kelurahan j. Bila populasi usaha konstruksi di suatu bidang pekerjaan utama pada wilayah kabupaten/kota kurang dari 10 usaha maka diambil seluruhnya (take all) sebagai sampel. Contoh: Dari rekapitulasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum menurut bidang pekerjaan utama hasil pencacahan dengan Daftar SE2006-L2 di suatu kabupaten, diperoleh 449 usaha yang bidang pekerjaan utamanya gedung, 3 usaha konstruksi sipil, dan 35 usaha konstruksi khusus. Target sampel usaha untuk kabupaten tersebut diketahui sebanyak 80 usaha. Karena populasi usaha konstruksi sipil sangat sedikit maka terlebih dahulu ditentukan alokasi untuk konstruksi sipil take all sebanyak 3 usaha, dan sebanyak 77 usaha lainnya dialokasikan menurut bidang pekerjaan utama gedung dan khusus seperti berikut ini: Bidang Pekerjaan Utama Uraian Jumlah Gedung Sipil khusus (1) (2) (3) (4) (5) Populasi Sampel i 2. Alokasi sampel usaha per desa/kelurahan per bidang pekerjaan utama Penghitungan alokasi sampel usaha pada masing-masing bidang pekerjaan utama untuk setiap desa/kelurahan dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota setelah pemutakhiran seluruh usaha konstruksi tidak berbadan hukumselesai dilakukan dalam satu kabupaten/kota. Jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum per bidang kegiatan utama pada setiap desa/kelurahanterpilih dihitung secara proporsional dari akar jumlah usaha konstruksi tidak Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 11

17 berbadan hukum di setiap desa/kelurahan terpilih terhadap akar jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum dalam satu kabupaten/kota untuk masing-masing bidang pekerjaan utama, dengan rumus: n ijk K k 1 m ijk m ijk n,k = 1, 2, 3 dengan, n ijk : Jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kota i, desa/kelurahanj, BPU k, n ij : Jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kotai, desa/kelurahanj, m ijk : Populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum di kabupaten/kotai, desa/kelurahanj, BPU k. k : menyatakan bidang pekerjaan utama (BPU) ( k = 1, 2, 3) 1. : Konstruksi Gedung 2. : Konstruksi Sipil 3. : Konstruksi Khusus Contoh: ij Dari hasil pemutakhiran usaha konstruksi pada desa terpilih di suatu kabupaten diperoleh populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum dengan bidang pekerjaan utama konstruksi khusus seperti pada tabel berikut pada Kolom (2). Bila target sampel usaha bidang pekerjaan utama konstruksi gedung sebesar 17, maka alokasi jumlah sampel untuk setiap desa dapat dihitung sebagai berikut: Tabel. Rekapitulasi populasi usaha konstruksi bidang pekerjaan utama khusus per desa Provinsi: Kabupaten/Kota: Populasi usaha konstruksi tidak Desa berbadan hukum bidang kegiatan utama konstruksi Jumlah sampel khusus (Hasil pemutakhiran) (1) (2) (3) Jumlah Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

18 2.6. Penarikan Sampel Usaha Penarikan atau pengambilan sampel usaha dilakukan setelah pemutakhiran usaha dalam satu desa/kelurahan selesai dilakukan dan target sampel per BPU sudah diperoleh dari BPS Kabupaten/Kota. Tugas penarikan atau pengambilan sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum dalam satu desa/kelurahan dilakukan oleh pengawas. Keterangan pengambilan sampel usaha terdapat pada Daftar VTBH12-P Blok VI.Tahapan pengambilan sampel usaha dijelaskan sebagai berikut: - Periksa apakah pemberian tanda cek ( ) pada Kolom (10) s.d.kolom (12) sudah benar yaitu terisi hanya jika isian Kolom (7) berkode 1. Cek pula apakah benar setiap baris yang sesuai hanya ada satu tanda cek. - Periksa apakah pemberian nomor urut disamping kanan tanda cek pada Kolom (10) s.d. Kolom (12) sudah benar, yaitu berurutan mulai nomor 1 pada Kolom (10) halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, kemudian dilanjutkan ke Kolom (11) halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, dan nomor halaman pertama pada Kolom (12) sampai halaman terakhir yang terisi. Jika ditemui ada kesalahan, perbaiki kesalahannya lebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel. - Contoh : Untuk Kolom (10) halaman pertama hingga halaman terakhir, pemberian nomor dimulai dari : 1, 2, 3, 4, Kemudian lanjutkan pemberian nomor pada Kolom (11) halaman pertama hingga halaman terakhir dimulai dengan nomor 1, 2, 3, Selanjutnya pemberian nomor untuk Kolom (12) halaman pertama hingga halaman terakhir dengan nomor 1, 2, 3, Contoh pemberian nomor urut Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (10) s.d. Kolom (12) halaman 1 s.d. terakhir: Halaman 1 dari 5 halaman (10) (11) (12) Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 13

19 2 Halaman 2 dari 5 halaman (10) (11) (12) Halaman 5 dari 5 halaman (10) (11) (12) Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

20 7 - Hitung interval penarikan sampel per desa/kelurahanj per BPU k (I jk ) untuk pemilihan usaha dengan cara: Ijk Banyaknya usaha per desa/kelurahan per BPU Banyaknya sampel per desa/kelurahan per BPU Ijk Interval sampel dihitung sampai dua angka dibelakang koma. - Gunakan angka random (AR) yang tertera pada Daftar VTBH12-P Blok I Rincian 6, untuk mendapatkan nomor urut sampel rumahtangga/usaha pertama (R 1 ) per BPU dengan rumus berikut: R 1 m n jk jk AR - Angka random yang tercantum pada Daftar VTBH12-P Blok I Rincian 6 adalah angka yang dibangkitkandengan program sedemikian sehingga mengikuti distribusi Uniform dengan nilai antara 0 sampai dengan 1. - Catatan: apabila R 1 <1, maka R 1 nya adalah 1 - Selanjutnya gunakan interval sampel per desa/kelurahan per BPU (I jk ) untuk menentukan angka random pemilihan sampel rumahtangga/usaha berikutnya, yaitu R 2, R 3,..., R njk sebagai berikut: Ijk R 2 R 3... R njk = R 1 + I jk = R 2 + I jk = R (njk-1) + I jk - Nomor urut rumahtangga/usaha terpilih adalah yang memiliki nomor urut tanda cek yang sesuai dengan R 1,, R njk dengan membulatkan hasil perhitungan sampai 0 angka dibelakang koma. - Lingkari nomor urut pada salah satu tanda cek ( ) Kolom (10) s.d. Kolom (12) yang sesuai dengan R 1,, R njk. - Lingkari pula nomor urut rumahtangga/usaha Kolom (1) dan nomor urut usaha Kolom Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 15

21 (8) yang berada sebaris dengan nomor urut pada salah satu Kolom (10) s.d. Kolom (12) yang dilingkari. - Salin seluruh sampel rumahtangga/usaha tersebut ke Daftar VTBH12-DS Pengisian Daftar VTBH12-DS Pengisian Daftar VTBH12-DS dilakukan setelah selesainya seluruh tahapan pemilihan sampel usaha. Tahapan pemindahan informasi usaha dari Daftar VTBH12-P ke Daftar VTBH12-DS dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Salin nomor urut usaha yang diberi lingkaran pada Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (8) ke Daftar VTBH12-DSBlok V Kolom (2) mulai dari nomor urut terkecil. b. Salin nama usaha atau pengusaha/pemilik pada Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (2) kedalam Daftar VTBH12-DSBlok V Kolom (3), yang nomor urut usaha tanda cek ( ) nya diberi lingkaran. c. Salin alamat lengkap dan BPU pada VTBH12-P Blok V Kolom (3) dan Kolom (10) s.d.kolom (12) yang nomor urut tanda cek ( ) nya diberi lingkaran, ke Daftar VTBH12-DSBlok V Kolom (4) dan Kolom (5) Contoh Penarikan Sampel a. Hasil pemutakhiran Daftar VTBH12-P Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut: Jumlahusaha konstruksi tidak berbadan hukum sebanyak 22 usaha [penjumlahan nomor urut terakhir pada Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (10) s.d.kolom (12) = 22]. Jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukum kode BPU 1 (usaha konstruksi dengan bidang pekerjaan utama gedung) sebanyak 16. b. Hasil penghitungan alokasi sampel, dan interval sebagai berikut: Target sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum pada kelurahan ini adalah 7. Target sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum BPU 1 adalah 5. Interval untuk usaha konstruksi tidak berbadan hukum BPU 1 adalah 16/5 = 3, Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

22 c. Menghitung R 1,, R n untuk BPU 1 sebagai berikut: Angka random satu (AR1) yang tercantum pada Daftar VTBH12-P Blok I Rincian 6 adalah 0,35, maka R 1 untuk BPU 1 = AR1 x I = 0,35 x 3,20 = 1,12 1. Karena 1 < Interval (3,20), maka R 1 = 1 Setelah didapat R 1 selanjutnya menghitung R 2 s.d.r 5 dengan cara: R 1 = 1,12 1 R 2 = R 1 + I = 1,12 + 3,20= 4,32 4 R 3 = R 2 + I = 4,32 + 3,20 = 7,52 8 R 4 = R 3 + I = 7,52 + 3,20=10,72 11 R 5 = R 4 + I = 10,72 + 3,20 = 13,92 14 d. Pemilihan Sampel Usaha Berikan lingkaran di kolom BPU 1, yaitu Kolom (10) pada nomor-nomor tanda cek yang sesuai dengan angka random terpilih. Kemudian lingkari pula pada nomor urut rumahtangga/usaha Kolom (1), dan nomor urut usaha Kolom (8). Dengan cara yang sama, lakukan langkah-langkah a s.d. d untuk BPU 2 dan 3. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 17

23 18 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

24 BAB III ORGANISASI LAPANGAN 3.1. Organisasi Lapangan Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan kegiatan VTBH12 Konstruksi, struktur organisasi lapangan telah ditetapkan sebagai berikut: BPS Provinsi Bidang Statistik Produksi BPS Kabupaten/Kota Seksi Statistik Produksi PML Staf BPS PCL KSK/Staf BPS 3.2. Penanggung Jawab Pelaksanaan VTBH12 Konstruksi di Daerah Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS, penanggung jawab pelaksanaan VTBH12 Konstruksi di daerah baik teknis maupun administrasi adalah Kepala BPS Provinsi dibantu oleh Kepala BPS Kabupaten/Kota. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota mengatur segala hal mulai dari rekruitmen petugas sampai dengan terkumpulnya seluruh dokumen hasil survei. Tugas masing-masing unsur, yaitu BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota, Pengawas (PML), dan pencacah (PCL) adalah sebagai berikut: a. BPS Provinsi 1. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan persiapan pelaksanaan seperti: pelatihan, alokasi petugas, alokasi dokumen, dan Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 19

25 alokasi sampel per kabupaten/kota. 2. Membuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. 3. Menyelenggarakan pelatihan petugas pencacah (PCL) dan Pengawas(PML). 4. Mengatur pengiriman dokumen ke dan dari setiap BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 5. Mengatur pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS-RI sesuai jadwal yang ditentukan setelah terlebih dahulu diperiksa. 6. Mengkoordinasikan tugas BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan beban tugas baik yang menyangkut bidang teknis maupun administrasi. 7. Membuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan VTBH12 Konstruksi, mengenai bidang teknis dan ditujukan ke BPS (Direktur Statistik Industri). 8. BPS Provinsi secara berkala mengadakan pertemuan dengan aparat pelaksana wilayahnya dalam rangka koordinasi untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan dan pemecahan permasalahan yang timbul. 9. Membuat Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) untuk memantau pelaksanaan kegiatan VTBH12 Konstruksi, baik kualitas data dan jumlah kuesioner yang telah didaftar oleh petugas maupun ketepatan waktu penyampaian dokumen. b. BPS Kabupaten/Kota 1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir oleh kepala BPS Kabupaten/Kota. 2. Merekrut calon petugas PML/PCL VTBH12 Konstruksi yang berasal dari staf BPS Kabupaten/Kota dan KSK. 3. Menyediakan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) terpilih untuk diserahkan ke PCL sesuai dengan wilayah kerja yang dimiliki. 4. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu petugas melakukan pencacahan usaha, dan memeriksa secara sampel hasil pencacahan usaha tersebut. 5. Penghitungan alokasi sampel per desa/kelurahan dilakukan di setiap BPS Kabupaten/Kota dikoordinir oleh kepala seksi statistik produksi atau yang berwenang. 20 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

26 6. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemecahan masalah lapangan. 7. Pelaksanaan administrasi dan pengolahan keuangan di BPS Kabupaten/Kota harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan. 8. Pembuatan laporan akuntabilitas tentang penyelengaraan survei harus dibuat oleh setiap BPS Kabupaten/Kota dan dikirim ke BPS Provinsi. 9. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. c. Tugas Pengawas 1. Mengikuti pelatihan petugas pengawas/pemeriksa (PML) VTBH12 Konstruksi. 2. Menyiapkan peta desa/kelurahan (Peta SP2010-WA), Daftar VTBH12-P, VTBH12-S Konstruksi untuk diteruskan kepada pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, serta Daftar VTBH12-DS Desa, VTBH12-DS, VTBH12-RD. 3. Bersama-sama pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, melakukan pengamatan dan penelitian lapangan terhadap ketepatan sasaran wilayah pencacahan dan mengenali batas-batas desa/kelurahan yang menjadi tanggungjawab setiap pencacah, dengan berpedoman Peta SP2010-WA. 4. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan, sehingga pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar. 5. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin pekerjaan pencacah dapat selesai tepat waktu dan membantu memecahkan masalah jika pencacah menghadapi kesulitan di lapangan. 6. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung jawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut. 7. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar VTBH12-P, dan menanyakan kepada pencacah apabila ditemui isian yang meragukan untuk dilakukan pembetulan dan pendaftaran ulang ke lapangan, kalau perlu bersama-sama dengan pencacah. 8. Apabila setiap pencacah telah selesai melakukan pendataan rumahtangga/usaha, maka pengawas harus segera memeriksa tanda cek ( ) Daftar VTBH12-P Blok V Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi 21

27 untuk usaha konstruksi tidak berbadan hukumpadasalah satu Kolom (10) s.d. Kolom (12) sesuai jenis pekerjaan utama pada Kolom (9). 9. Selanjutnya pengawas memeriksa Daftar VTBH12-P Blok V banyaknya usaha ke dalam baris jumlah dari halaman 1 s.d. halaman terakhir. 10. Mengisi rekapitulasi jumlah usaha konstruksi tidak berbadan hukumper desa/kelurahan (VTBH12-RD) dari VTBH12-P Blok II Rincian 1 populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukumdan mengisi Blok II Rincian 2 jumlah sampel per bidang pekerjaan utama setelah mendapat target sampel dari BPS Kabupaten/Kota. 11. Berdasarkan target sampel usaha dari BPS Kabupaten/Kota, selanjutnya pengawas bertugas untuk melakukan pemilihan sampel dengan menggunakan Daftar VTBH12-P Blok VI Keterangan Penarikan Sampel menurut bidang pekerjaan utama. 12. Pengawas harus segera menyalin sampel usaha dari hasil pemutakhiran ke dalam Daftar VTBH12-DS di setiap desa/kelurahan terpilih. 13. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar VTBH12-S. d. Tugas Pencacah 1. Mengikuti pelatihan petugas pencacah (PCL) VTBH12 Konstruksi. 2. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan acuan Peta SP2010-WA terpilih. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah. 3. Memberitahukan dan minta pengesahan aparat desa/lurah atau yang setara sebelum dan sesudah melakukan pencacahan pada wilayah tersebut. 4. Melakukan pemutakhiran dan pendataan dengan Daftar VTBH12-P 5. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar VTBH12-S yang berpedoman pada Daftar VTBH12-DS (Daftar Sampel). 6. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai temuan/masalah yang ditemukan di lapangan, dan cara mengatasinya. 7. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai pengawas. 8. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas. 9. Menepati jadwal pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 22 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VTBH12 Konstruksi

28 BAB IV TATA CARA PELAKSANAANPENDATAAN 4.1. Umum Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam memahami berbagai konsep, definisi, tata tertib penulisan daftar, dan mekanisme pendataan survei usaha konstruksi tidak berbadan hukum2012(vtbh12 Konstruksi). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa VTBH12 Konstruksi menggunakan 6 (enam) jenis daftar yaitu Daftar VTBH12-DSDesa, Daftar VTBH12-P, Lembar Pembantu, VTBH12-RD, VTBH12-DS, dan VTBH12-S. Mengingat banyaknya daftar yang digunakan dalam VTBH12Konstruksi, maka setiap petugas harus memahami jenis dan kegunaan masing-masing daftar, dan berbagai informasi serta tata cara pengisian Tata Tertib Pengisian Daftar Berikut tata tertib pengisian daftar: a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam. b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata harus menggunakan huruf kapital (balok) dan tidak boleh disingkat, kecuali katakata yang terlalu panjang.angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). Contoh:Daftar VTBH12-Phasil snowballing Rincian Penulisan salah Penulisan benar Blok V Kolom (2): Calon Responden (NamaUsaha/Pengusaha/P emilik) 1.Rudi 2.Inggar 1.RUDI 2. INGGAR c. Cara pengisian daftar dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Mengisikan keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 23

29 Contoh: Daftar VTBH12-S Blok III Rincian 3 : Umur: 41 tahun Melingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan kode jawabannya ke dalam kotak yang tersedia. Contoh: Daftar VTBH12-S Rincian Penulisan salah Penulisan benar Blok III Rincian 2 : Jenis kelamin Laki-laki - 1 Laki-laki Perempuan - 2 Perempuan Memindahkan isian ke kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified) Contoh: Daftar VTBH12-S Rincian Penulisan salah Penulisan benar Blok III Rincian 5 : Jenis alat berat konstruksi yang dikuasai: a.molen b.compactor(pemadat tanah) c.lainnya(...) : 2unit : 1unit :.. unit :.. unit :.. unit Bila keterangan/jawaban responden tidak terdapat pada pilihan jawaban yang tersedia, tuliskan jawaban di lainnya. Contoh: Daftar VTBH12-S Rincian Penulisan salah Penulisan benar Blok III Rincian 5 Jenis alat berat c.lainnya(...) : 1unit c.lainnya(drill.) :1 unit konstruksi dikuasai: a.molen b.compactor c.lainnya(...) yang : : : : 5. Referensi waktu survei: a. Bulan April Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi

30 b. Selama setahun yang lalu (12 bulan terakhir) yaitu:mei April Konsep dan Definisi Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek, konstruksi yang bersifat sementara, dan juga pembongkaran bangunan. Hasil kegiatan antara lain: gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, bandara, jaringan listrik dan telekomunikasi, dan lain-lain. Usaha adalah suatu badan yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang/jasa, terletak di suatu bangunan fisik pada lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri. Badan hukum/badan usaha konstruksi dapat berbentuk PT(Persero), PT, Koperasi, Yayasan, CV, Firma, dan Perusahaan Umum. Usaha konstruksi tidak berbadan hukum adalah usaha konstruksi yang tidak mempunyai badan hukum/badan usaha dalam hal ini disebut usaha rumahtangga atau perseorangan. Bidang Pekerjaan adalah pengelompokan kegiatan konstruksi berdasarkan golongan 2 digit KBLI 2009, yaitu: Konstruksi Gedung (41), Konstruksi Sipil (42), dan Konstruksi Khusus (43). Sedangkan bidang pekerjaan utama adalah pengelompokan pekerjaan yang utama berdasarkan omset (nilai pekerjaan) terbesar, atau jika omset sama maka waktu pelaksanaan terlama, atau jika omset dan waktu sama maka volume terbesar (jika masih dalam satu bidang pekerjaan), atau jika omset dan waktu sama tapi volume tidak dapat dibandingkan karena berbeda bidang pekerjaan, maka dahulukan bidang pekerjaan dengan urutan 42, 43, dan 41. Bouwheer adalah pemilik/investor pemberi perintah untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Pemborong Umum adalah usaha yang bergerak di bidang pembangunan, perubahan/perombakan, perbaikandan pembongkaran yang pekerjaannya berdasarkan atas dasar borongan langsung dengan pemilik(bouwheer/investor). Jenis-jenis pekerjaannya meliputi: gedung, jalan, jembatan, rel KA dan jembatan kereta api, Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 25

31 terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, bandara. Pemborong Khusus adalah perusahaan yang khusus mengerjakan sebagian dari satu pekerjaan proyek pembangunan. Jenis-jenis pekerjaannya meliputi: pemasangan alat pendingin (AC); alat pemanas ruangan (heater); pemasangan batu hias, ubin, batu marmer, pintu, jendela, atap; pengerjaan lantai; dekorasi instalasi listrik; fasilitas sanitasi; pondasi; pembongkaran; perbaikan dan pemeliharaan rumah/gedung dsb. Borongan adalah perjanjian antara pemilik pekerjaan (bouwheer) dengan pemborong umum yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan seluruh kegiatan proyek pembangunan. Sub-borongan adalah perjanjian antara pemborong dengan pemborong lain atau pemilik yang biasanya mengerjakan sebagian dari suatu proyek pembangunan. Nilai Borongan adalahnilai nominal pekerjaan yang disepakati antara pemborong dengan pemilik atau pemborong lain. Nilai Pekerjaan adalah nilai fisik proyekyang telah diselesaikan oleh pihak pemborong menurut realisasi proyek yang telah diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan nilai borongan antara pemilik dengan pemborong. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku statistik mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal atau informal.kbli 2009 menggunakan kode angka 5 digit yang menunjukkan struktur klasifikasi. KBLI untuk sektor konstruksi ada pada bagian Lampiran Buku Penyiapan Dokumen Pendataan Satuan pengamatan dalam VTBH12 Konstruksi adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu, peta desa/kelurahan dijadikan pemandu kerja petugas untuk mencapai tempat kerja, agar tidak terjadi lewat cacah dan ganda cacah. Hal ini sekaligus akan memberikan keyakinan bahwa pencacahan tidak akan melewati batas wilayah kerja. Sebelum melakukan pendataan, beberapa dokumen tertentu yang perlu disiapkan adalah: a. Salinan Sketsa Peta Desa SP2010-WA di BPS Kabupaten/Kota 26 Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi

32 1) BPS Kabupaten/Kota menyiapkansketsa Peta Desa/kelurahan SP2010-WA. 2) Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahan harus diselesaikan oleh 2 (dua) PCL, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3 menggunakan tinta warna untuk petugas kedua. Pembagian tugas kerja dilapangan harus jelas dengan memperhatikan batas SLS dan BS dalam peta SP2010-WA. 3) Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada PCL pada saat pelatihan untuk digunakan dalam pendataan. Peta SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan dan muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara lain berisi informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan arti symbol-simbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta. Informasi batas wilayah terdiri dari batas wilayah desa dan satuan lingkungan setempat (SLS) tingkat 1 ditulis dengan warna merah, sedangkan batas blok sensus (BS) ditulis dengan warna hijau. SLS ini dapat berupa Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Jorong, Korong, Lingkungan, Dusun, atau nama lain yang berlaku di wilayah setempat. b. Daftar VTBH12-P 1) Daftar VTBH12-P di print pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS Kabupaten/Kota.Untuk keperluan penyalinan hasil snowballingdari Lembar Pembantu ke daftar VTBH12-PBlok V,tambahkan (print) satu lembar kosongblok V bolak-balik. 2) Untuk 1 (satu) desa/kelurahan yang menggunakan 2 (dua) PCL, maka Daftar VTBH12-P harus di print rangkap 2 (dua). c. Lembar Pembantu 1) Lembar Pembantu di cetak di BPS RI. 2) Setiap informasi narasumber tentang keberadaan calon responden hasil snowballing sebelum disalin ke daftar VTBH12-P wajib ditulis di Lembar Pembantu. d. DaftarVTBH12-S 1) Daftar VTBH12-S di cetak di BPS RI. Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 27

33 2) Daftar VTBH12-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha konstruksi tidak berbadan hukum terpilih Mekanisme Pendataan Adapun tahapan/proses pendataan VTBH12 Konstruksi oleh PCL sebagai berikut: 1) Setiap petugas dibekali dengan instrumen yang diperlukan, yaitu peta desa (SP2010- WA), Daftar VTBH12-P (pre-printed), Lembar Pembantu, Daftar VTBH12-DS, dan VTBH12-S. 2) Kunjungi Kepala Desa/Lurah untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah ini dengan membawa surat tugas dari BPS kabupaten/kota. Gambar 2. Contoh peta kunjungan SP2010-WA 3) Identifikasi keberadaan pengusaha konstruksi dimulai dari SLS pertama yang tercantum pada Daftar VTBH12-P Blok V Kolom (3) yang merupakan bagian dari Alamat Lengkap. 4) Lakukan identifikasi keberadaan pengusaha konstruksi dan identifikasi pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar VTBH12-P untuk setiap SLS dengan 28 Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi

34 menanyakan kepada narasumber (prioritas utama adalah ketua/pengurus SLS setempat). 5) Apabila diperoleh informasi keberadaan pengusaha konstruksi, selanjutnya pencacah melakukan kunjungan ke alamat pengusaha tersebut dan melakukan pendataan dengan Daftar VTBH12-P. Jika pengusaha yang dikunjungi termasuk usaha konstruksi tidak berbadan hukum, maka katakan pada responden dilain waktu kemungkinan pendataan akan dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih rinci. 6) Setelah selesai melakukan pendataan pada responden tersebut, tanyakan tentang keberadaan usaha konstruksi tidak berbadan hukumlainnya yang berada di SLS tersebut atau SLS lainnya dalam desa/kelurahan tersebut. Catat nama responden sebagai narasumber dan semua informasi keberadaan calon responden lainnya menggunakan Lembar Pembantu. 7) Cek informasi yang telah di catat di Lembar Pembantu dengan daftar nama pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar VTBH12-PBlok V. Jika tidak ada, tuliskan nama pengusaha konstruksi tersebut pada Daftar VTBH12-PBlok Vdi baris kosong setelah baris terakhir yang tercetakatau di baris lembar kosong Blok V setelah baris terakhir yang terisi. 8) Selanjutnya kunjungi pengusaha konstruksi yang baru diperoleh informasinya tersebut, dan lengkapi pula dengan informasi lainnya yang diperlukan pada Daftar VTBH12-PBlok V. 9) Lakukan lagi proses identifikasi seperti pada butir 5) s.d. 8) sampai pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan yang menjadi wilayah tugasnya. Ilustrasi metode snowballing dapat dilihat seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Identifikasi responden dengan metode snowballing Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 29

35 30 Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi

36 BAB V TATA CARA PENGISIAN DAFTAR 5.1. Tata Cara Pengisian Daftar VTBH12-P Daftar VTBH12-P digunakan untuk memutakhirkan dan mendata semua usaha konstruksi tidak berbadan hukum yang berada di desa/kelurahan terpilih. 1). Struktur Daftar VTBH12-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan)sertaAngka Random (AR). BLOK II. RINGKASAN, berisi hasil rekapitulasi jumlah pengusaha dan jumlah sampel. BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN, berisi identitas petugas, waktu pelaksanaan dan pengesahan oleh Kepala Desa/Lurah atau yang setara. BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam pelaksanaan lapangan. BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI, berisi atas 12 kolom dengan uraian masing-masing kolom adalah sebagai berikut: Kolom (1) : No Urut Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut rumahtangga dalam desa/kelurahan. Kolom (2): Calon Responden Nama-nama yang tercetak tercantum pada kolom ini adalah nama pengusaha yang pada saat pencacahan lengkap SE06 teridentifikasi sebagai pengusaha di sektor konstruksi. Kolom (3): Alamat Lengkap Alamat yang tercetak tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat tinggal pengusaha pada saat pencacahanlengkap SE06. Kolom (4): Identifikasi keberadaan calon responden, Ada bila berkode 1, Tidak ada bila berkode 0. Ada, adalah kondisi dimana nama pengusaha konstruksi dan alamat pada saat pendataan sama dengan nama kepala rumahtangga dan alamat pada Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 31

37 saat pencacahan SE06. Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama pengusaha konstruksi berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercantum adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam pencacahan SE06, dan perbedaan alamat akibat kesalahan penulisan pada saat pencacahan SE06. Termasuk pengusaha konstruksi yang pindah tetapi masih dalam satu desa/kelurahan, dan pengusaha/usaha konstruksi yang baru (yaitu pada saat pencacahan SE06 bukan sebagai pengusaha/usaha konstruksi, tapi pada saat pendataan VTBH12 Konstruksi merupakan usaha konstruksi). Tidak ada, adalah kondisi dimana pengusaha/usaha konstruksi pada saat pendataan tidak dapat ditemukan dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya memang tidak ada yang mengenalnya. Termasuk pengusaha/usaha konstruksi yang pindah keluardesa/kelurahan, dan tidak usaha lagi. Kolom (5): Ditanyakan kepada calon responden apabila menurut narasumber usaha ini keberadaannya Adaatau Kolom (4) berkode 1. Apakah alamat kantor usaha ada di desa ini, Ya bila berkode 1, Tidak bila berkode 0. Ya, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha sama persis di alamat lengkap rumahtangga/usaha, atau apabila alamat kantor usaha masih dalam satu desa/kelurahan meskipun berbeda SLS nya dengan alamat lengkap rumahtangga/usaha. Tidak, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha tidak berada di desa/kelurahan alamat lengkap rumahtangga/usaha tersebut. Kolom (6): Ditanyakan kepada calon responden: Apakah berusaha di sektor konstruksi dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu, isian bila Ya kode 1, kode 0 bila Tidak. Ya, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2011 s.d. April 2012) hingga saat ini usaha konstruksi ini aktif dan berusaha dengan sistem borongan,atau selama setahun yang lalu usaha konstruksi ini aktif dan berusaha dengan sistem borongan meskipun saat ini tidak aktif/berubah sektor usahanya. Tidak, apabila usaha konstruksi ini selama setahun yang lalu order pekerjaannya tidak ada yang menggunakan sistem borongan. Kolom (7): Apakah usaha konstruksi ini Tidak Berbadan Hukum, Ya bila berkode 32 Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi

38 1, Tidak bila berkode 0 Kolom (8) Kolom (12): ada isian bila Kolom (7) berkode 1 Kolom (8): Kolom (9): Nomor Urut Usaha Jenis pekerjaan utama Kolom (10) (12): Kode bidang pekerjaan utama Kode bidang pekerjaan utama terbagi menjadi 3 jenis: 1. Konstruksi Gedung; mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya. 2. Konstruksi Sipil; mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan pengolah, penyaluran dan penyimpan air limbah, minyak dll. 3. Konstruksi Khusus; mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dll. Tabel 1. Ringkasan tugas pengisian Daftar VTBH-12-P Konstruksi Uraian Pre printed Pencacah Diisi oleh Pengawas Blok I Blok II Blok III Rincian 1 & 3 Rincian 2 Blok IV Blok V Kolom (1) s.d. (3), Identitas Nomor halaman, Kolom (4) s.d. (12), Jumlah a,b,c Memberi lingkaran Kolom(1), Kolom(8) dan nomor di samping tanda cek salah satu Kolom(10) s.d.kolom(12) yg terpilih sampel Blok VI 2). Pengisian Daftar VTBH12-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Blok ini isiannya telah tercetak (pre-printed) mulai dari nama Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, dan Angka Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi 33

39 Random (AR). BLOK II. RINGKASAN Tujuan pengisian Blok II adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil identifikasi calon responden pendataan pengusaha konstruksi tidak berbadan hukumpada satu desa/kelurahan. Blok ini diisi setelah kegiatan pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan. Isian Blok II disalin dari halaman terakhirblok V yang terisi. Sebelum mengisi Blok II, petugas pendataan harus memastikan bahwa isian Blok V telah diperiksa dengan cermat kebenaran isian. Rincian 1: Populasi usaha konstruksi tidak berbadan hukum Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincianc : Jumlah kumulatif hingga halaman ini dengan ketentuan sebagai berikut Blok II Rincian 1 Kolom (2) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (10) pada halaman terakhir. Blok II Rincian 1 Kolom (3) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (11) pada halaman terakhir. Blok II Rincian 1 Kolom (4) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (12) pada halaman terakhir. Rincian 2: Jumlah sampel usaha konstruksi tidak berbadan hukum Isiannya merupakan hasil dari penarikan sampel usaha yaitu banyaknya R i yang terisi [Blok VIKolom(1) s.d..kolom (3)]. BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN Tujuannya adalah untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab melakukan pendaftaran dan pemeriksaan Daftar VTBH12-P, serta keterangan waktu pelaksanaan pendataan dan pemeriksaan, serta pengesahan oleh Kepala Desa/Lurah atau yang setara. 1. Nama Petugas Tuliskan nama pencacah dan pemeriksa pada kolom yang tersedia. 2. Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan Tuliskan tanggal pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan pada kolom yang tersedia 3. Tanda Tangan Sebelum membubuhkan tanda tangannya pencacah dan pemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar VTBH12-P. Bubuhkan tanda 34 Pedoman Pencacah VTBH12 Konstruksi

PENDAHULUAN BAB I Umum

PENDAHULUAN BAB I Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Pertama kali pengumpulan data usaha konstruksi rumahtangga/perorangan dilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi 1977. Kemudian secara lengkap pula terintegrasi pada

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 (SKP14)

BUKU PEDOMAN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 (SKP14) REPUBLIK INDONESIA BUKU PEDOMAN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 (SKP14) BPS - REPUBLIK INDONESIA BUKU PEDOMAN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 (SKP14) KATA PENGANTAR Buku Pedoman ini disusun

Lebih terperinci

SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012

SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 R A H A S I A VTBH12-P KONSTRUKSI REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI BLOK I. KETERANGAN TEMPAT BLOK II. RINGKASAN 1. Provinsi :.. Jumlah

Lebih terperinci

SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI

SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI R A H A S I A SKP13-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI BLOK II. RINGKASAN 1. Provinsi :.. Jumlah Bidang U r a i a

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi

LAMPIRAN Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi LAMPIRAN 5. 88 Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi BLOK V. DAFTAR PERUSAHAAN/USAHA KONSTRUKSI Halaman... dari... halaman Ditanyakan hanya kepada narasumber Bila kol (6) ='1' Bila kol (9) = '1' atau '2'

Lebih terperinci

Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2015

Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2015 ABSTRAKSI Pertama kali pengumpulan data usaha konstruksi perorangan dilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi Tahun 1977. Kemudian

Lebih terperinci

Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2014

Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2014 ABSTRAKSI Pertama kali pengumpulan data usaha konstruksi perorangan dilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi Tahun 1977. Kemudian

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc. KATA PENGANTAR Kegiatan Pendaftaran (Listing) usaha/perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (Listing SE2016) merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Sensus Ekonomi Tahun 2016. Kegiatan Listing SE2016 dimaksudkan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 TRIWULAN I Januari Maret BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas ini disusun dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar Sensus Ekonomi 2016 ( Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 2 ini merupakan seri Buku Pedoman yang disusun dalam rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) tahun 2013. Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP : i ii KATA PENGANTAR Buku pedoman Survei Captive Power 2015 ini disusun dalam rangka memperoleh keseragaman pemahaman dalam pengisian Daftar Captive 2015. Disamping memuat petunjuk teknis yang berkaitan

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 K 3 Keuangan Pemerintah Desa REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-PES.KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Evaluasi Pasca Sensus ST2013

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc. KATA PENGANTAR Kegiatan Pendaftaran Usaha/ Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (Listing SE2016) merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan Sensus Ekonomi Tahun 2016. Kegiatan Listing SE2016 dimaksudkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum v BAB PENDAHULUAN. Umum Menjelang pasar bebas ASEAN atau penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) tahun 25 penting bagi kita Bangsa Indonesia untuk memperkuat sistem perekonomian.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA VKR 2011 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan / Desa *) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2015

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2015 ABSTRAKSI Kelanjutan kegiatan Sensus Konstruksi 1977. Sejak tahun 1980 menjadi kegiatan rutin Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan. Sebelum

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2014

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2014 ABSTRAKSI Kelanjutan kegiatan Sensus Konstruksi 1977. Sejak tahun 1980 menjadi kegiatan rutin Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan. Sebelum

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun Anggaran 2012.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2)

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) RAHASIA 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) VREST (3) 2. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan / Desa *) 5. Nomor

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN 1. Provinsi : BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDUSTRI MIKRO - 1 INDUSTRI KECIL - 2 KODE KBLI 2 digit BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (3) 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402004 SENSUS PERTANIAN 2013 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TI NGKAT KEBAHAGI AAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATI STI K PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL VIMK12-S 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *) Kecamatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-S1 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. BUKU 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI Halaman i iii I. PENDAHULUAN 1.1. U m u m.... 1 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. T u j u a n... 3 1.4. Lingkup dan Cakupan... 4 1.5. Data dan Keterangan yang

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS) VIMK10-S 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2010 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II : APRIL - JUNI VIMK13-S2 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS)

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) VIMK11-S REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK TRIWULAN IV ( OKTOBER - DESEMBER ) 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) (1) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGANN HIDUP 2013 Buku I. Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepalaa BPS Kabup paten/kota BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos :

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos : V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA PRA KOMPUTER SENSUS PERTANIAN 2013 BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA PRA KOMPUTER SENSUS PERTANIAN 2013 BAB I PENDAHULUAN 2013, No.730 4 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

JASA TELEVISI BERBAYAR

JASA TELEVISI BERBAYAR V-MCTV BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA TELEVISI BERBAYAR BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan /

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5.

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. DAFTAR ISI I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST2013 1.2. Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. Editing Coding II. Tata Cara Editing Coding 2.1. Umum 2.2. ST2013-P a. Blok

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404037 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I. KETERANGAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-DS1 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... ii BAB I PENDAHULUAN Umum... 1 BAB II TAHAP PRA KOMPUTER... 2

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... ii BAB I PENDAHULUAN Umum... 1 BAB II TAHAP PRA KOMPUTER... 2 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Umum... 1 BAB II TAHAP PRA KOMPUTER... 2 2.1. Receiving dan Batching... 2 2.2. Editing dan Coding... 3 BAB III TAHAP INSTALASI...

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Laporan ditulis pada: July 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Gambaran

Lebih terperinci

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN V-SIAR BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2014

Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2014 ABSTRAKSI Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) Tahunan merupakan survei yang dilakukan secara sampel terhadap perusahaan industri mikro

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Tahun

Lebih terperinci

METADATA KEGIATAN STATISTIK DASAR

METADATA KEGIATAN STATISTIK DASAR BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA Q-Metadata Dasar METADATA KEGIATAN STATISTIK DASAR Nama kegiatan:...... Tahun kegiatan Sektor kegiatan: 01. Pertanian 05. Sosial dan Kesejahteraan Rakyat 02. Industri

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 - 1 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 19/Kpts/KPU-Prov-011/VIII/2012 TANGGAL : 08 Agustus 2012 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Laporan ditulis pada: November 29, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2016

Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan, 2016 ABSTRAKSI Industri Pengolahan Mikro dan Kecil (IMK) berperan penting dalam menyokong perekonomian Indonesia pada saat terjadi krisis

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN 3 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN

Lebih terperinci

Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA

Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan

Lebih terperinci

Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2015

Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan, 2015 ABSTRAKSI Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) Tahunan merupakan survei yang dilakukan secara sampel terhadap perusahaan industri mikro

Lebih terperinci

Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan, 2015

Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan, 2015 ABSTRAKSI Survei perusahaan konstruksi triwulanan merupakan pendukung kegiatan Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan yaitu untuk memperoleh

Lebih terperinci

Updating Direktori Perusahaan Konstruksi, 2015

Updating Direktori Perusahaan Konstruksi, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Updating Direktori Perusahaan Konstruksi, 2015 ABSTRAKSI Updating perusahaan konstruksi yaitu kegiatan untuk mendapatkan kelengkapan dan kemutakhiran informasi tentang nama, alamat,

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan Laporan ditulis pada: October 24, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga

Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga Sen sus Pertanjan 2003 BUKU P 5.2 SENSUS PERTANIAN 2003 GLADI BERSIH SUMATERA UTARA PEDOMAN PENGAWAS Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga BPS Badan Pusat Statistil{, Jakarta - Indonesia 2002 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: December 14, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2011

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2011 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2011 ABSTRAKSI Merupakan kelanjutan kegiatan Sensus Konstruksi 1977. Sejak tahun 1980 menjadi kegiatan rutin Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN U m u m

BAB I PENDAHULUAN U m u m BAB I PENDAHULUAN 1.1. U m u m Penyempurnaan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) dilakukan dengan melakukan Survei Biaya Hidup 2012 (SBH 2012) untuk mendapatkan diagram timbang komoditas maupun bobot

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul) Laporan ditulis pada: December 8, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Pengolahan Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan. iii

KATA PENGANTAR. Penulis. Pengolahan Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan. iii KATA PENGANTAR Kegiatan Pengolahan data Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan (VIMK14 Triwulanan) merupakan kelanjutan dari kegiatan pengumpulan data Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan dan

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015

PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015 PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015 Pemutakhiran dan penarikan sampel pada kegiatan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 akan

Lebih terperinci

Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL

Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL LAMPIRAN I-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan energi dalam pembangunan nasional sangat vital. Energi digunakan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Walaupun memiliki sumber energi yang cukup besar, namun

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 02/Kpts/KPU-Wng-012329512/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN,

Lebih terperinci