PENDAHULUAN BAB I Umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN BAB I Umum"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Pertama kali pengumpulan data usaha konstruksi rumahtangga/perorangan dilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi Kemudian secara lengkap pula terintegrasi pada Sensus Ekonomi 1986, Sensus Ekonomi 1996, dan Sensus Ekonomi Seiring dengan makin diperlukannya informasi mengenai kegiatan usaha konstruksi rumahtangga/perorangan, maka secara tersendiri pada tahun 2012 Badan Pusat Statistik melaksanakan survei usaha konstruksi rumahtangga/perorangan untuk pertama kali, yang disebutsurvei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum (VTBH12 Konstruksi). Pada tahun 2013ini dengan sampel yang sama seperti VTBH12 Konstruksi, Badan Pusat Statistik kembali akan melaksanakan pengumpulan data usaha konstruksi rumahtangga/perorangan yang kedua melaluisurvei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 pada beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.Perubahan nama dan identitas ini mengacu pada tingkatan kualifikasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum yang tertuang dalam Undang Undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Tingkatan kualifikasi ini terdiri dari grade 6 dan grade 7 disebut dengan kualifikasi Besar, grade 5 disebut dengan kualifikasi Menengah, grade 2; 3; dan 4 disebut dengan kualifiakasi Kecil sedangkan grade 1 disebut dengan kualifiaksi Perorangan.Sementara VTBH diganti menjadi SKP yang merupakan akronim dari Survei Usaha Konstruksi Perorangan. Survei Usaha Konstruksi Perorangan Tahun 2013 yang selanjutnya disebut SKP13 diselenggarakan untuk mengetahui profil, keberadaan, penyebaran, aktivitas, dan karakteristik kegiatan usaha konstruksi perorangan yang menyebar pada beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sedang untuk pencacahan sampel SKP13 dilakukan melalui pendekatan usaha. Buku ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota, pedoman pendataan bagi pencacah, dan pedoman pengawasan/pemeriksaan bagi pengawas agar mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama berkaitan dengan pelaksanaan SKP13. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

2 1.2. Landasan Hukum Landasan hukum pelaksanaan SKP13: a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. c. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BPS. d. Keputusan Presiden RI No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik Tujuan Secara umum Survei Usaha Konstruksi Perorangan(SKP13) bertujuan untuk mengetahui profil usaha konstruksi perorangan di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro. SKP13 akan mengumpulkan dan menyajikan data tentang kegiatan usaha konstruksi perorangan pada tingkat nasional. Secara khusus tujuan SKP13 adalah mendapatkan informasi dasar tentang berbagai informasi mengenai kegiatan, seperti: a. Banyaknya usaha b. Banyaknya tenaga kerja c. Pengeluaran untuk tenaga kerja d. Struktur input dan output e. Permodalan f. Kendala dan prospek usaha g. Keterangan lain yang berkaitan dengan usaha konstruksi perorangan 1.4. Ruang Lingkup Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 (SKP13) dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Banyaknya kabupaten/kota yang menjadi lokasi survei adalah 160 kabupaten/kota yang tersebar di 33 Provinsi. Sampel SKP13sebanyak usaha konstruksi perorangan yang berusaha di sektor konstruksi dengan sistem borongan baik borongan bahan dan tenaga kerja maupun borongan tenaga kerja saja dan aktif selama setahun lalu yangtersebar di desa/kelurahan. 2 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

3 1.5. Data dan Keterangan yang Dikumpulkan Adapun data dan keterangan yang dikumpulkan dalam SKP13: a. Daftar SKP13-P terdiri dari 6 (enam) blok, yaitu: Blok I Blok II Blok III Blok IV Blok V Blok VI : Keterangan Tempat : Ringkasan : Keterangan Petugas dan Pengesahan : Catatan : Daftar Rumahtangga/Usaha Konstruksi : Keterangan Penarikan Sampel b. Daftar SKP13-S terdiri dari 11 (sebelas) blok, yaitu: Blok I : Keterangan Tempat Blok II Blok III Blok IV Blok V Blok VI Blok VII Blok VIII Blok IX Blok X Blok XI : Keterangan Usaha : Keterangan Umum dan Bimbingan/Pelatihan : Pekerja, Hari Kerja, Balas Jasa, dan Upah : Biaya/Pengeluaran Selama Setahun yang Lalu : Pendapatan Selama Setahun yang Lalu : Ringkasan : Permodalan : Kendala dan Prospek Usaha : Keterangan Responden dan Petugas : Catatan 1.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan SKP13 Adapun jadwal kegiatan dan pelaksanaan SKP13yang dilaksanakan pada tahun 2013 seperti tabel di bawah ini: No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan (1) (2) (4) 1. Penyusunan Metodologi, Kuesioner dan Buku Pedoman Januari Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Pebruari Pengiriman Dokumen ke BPS Provinsi/Kabupaten/Kota Maret Listing dan Pengambilan Sampel Mei Pencacahan Sampel (Daftar S) Juni Pemeriksaan di BPS Kabupaten/Kota Juni Juli Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS Provinsi Juli Pemeriksaan di BPS Provinsi Juli Agustus 2013 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

4 9. Pengiriman dokumen hasil pencacahana ke BPS Agustus Pengolahan (Data Entri & Pasca Konputer) di BPS RI Agust Sept Finalisasi Tabulasi Hasil di BPS RI 1 15 Oktober Penulisan Naskah Publikasi di BPS RI Oktober Pencetakan Publikasi di BPS RI 1 14 Nopember Penyebaran/Diseminasi Publikasi 15 31Nopember Jenis Dokumen dan Buku yang Digunakan 1) Peta SP2010-WA Satuan pengamatan SKP13 adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu, salinan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) sangat dibutuhkan oleh pencacah sebagai panduan dalam mengenali wilayah tugasnya agar tidak terjadi lewat cacah maupun cacah ganda. Hal ini sekaligus untuk memberikan keyakinan bahwa pencacahan yang dilakukan tidak akan melewati batas wilayah kerjanya. Dokumen SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan dan muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara lain berisi informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan arti simbolsimbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta. Dalam Gambar 1, Sketsa SP2010-WA berisi informasi di Desa Limboro dengan kode wilayah Desa ini terdiri dari 6 blok sensus dan 8 rukun tetangga, BS berkode 001B dan 005B berasosiasi masing-masing dengan RT 7 dan RT 8. Kode BS 002B berasosiasi dengan gabungan RT 6 dan RT 5, kode BS 003B berasosiasi dengan gabungan RT 3 dan RT 4, dan kode BS 004B berasosiasi dengan gabungan RT 1 dan RT 2. Simbol tempat kedudukan kantor camat, kantor desa/kelurahan, masjid, sekolah, dan lain-lain tergambar di dalam sketsa peta akan memudahkan proses pencarian respon kegiatan SKP13. Beberapa hal yang harus disiapkan berkaitan dengan peta SP2010-WA adalah sebagai berikut: BPS Kabupaten/Kota menyediakan peta Desa/Kelurahansampel SP2010-WA terpilih. Apabila ada peta yang tidak lengkap, maka BPS Kabupaten/Kota mencetak (print) file image peta SP2010-WA pada kertas ukuran A3 menggunakan tinta berwarna. 4 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

5 Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahanharus diselesaikan oleh 2 (dua) orang pencacah, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3 menggunakan tinta warna untuk petugas kedua. Pembagian tugas kerja di lapangan harus jelas dengan memperhatikan batas SLS dan BS dalam peta SP2010-WA. Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada pencacah pada saat pelatihan untuk digunakan dalam pendataan. Gambar 1. Contoh peta Desa/Kelurahan SP2010-WA 2) Daftar SKP13-P Daftar SKP13-P digunakan untuk pemutakhiran pengusaha/usaha konstruksi perorangan. Daftar ini dicetak (print) pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS Kabupaten/Kota. Untuk 1 (satu) desa/kelurahanyang menggunakan 2 (dua) orang pencacah, maka Daftar SKP13-P Konstruksi harus diprint rangkap 2 (dua). Pada lembar SKP13-P ini disediakan baris kosong untuk diisi berdasarkan hasil snowballing. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

6 3) Daftar SKP13-RD Daftar SKP13-RD diisi oleh pengawas dan digunakan untuk merekap jumlah usaha konstruksi perorangan per desa/kelurahan. Daftar SKP13-RD sebagai dasar BPS kabupaten/kota mengalokasikan target sampel usaha konstruksi peroranganper Desa/Kelurahan per bidang pekerjaan utama. 4) Daftar SKP13-DS Daftar SKP13-DS adalah daftar nama dan alamat sampel usaha konstruksi perorangan terpilih per desa/kelurahan. 5) Daftar SKP13-S Daftar SKP13-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha konstruksi perorangan terpilih. 6) Lembar Pembantu Lembar Pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi dari narasumber tentang keberadaan calon responden hasil snowballing. 7) Buku Pedoman Buku ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Pimpinan BPS Propinsi dan Pimpinan BPS Kabupaten/Kota, untuk Pencacah dan Pengawas dalam melakukan pencacahan maupun petunjuk bagi para Pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan Arus Dokumen Pelaksanaan SKP13 Alur pendistribusian dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangan2013(SKP13) seperti pada gambar di bawah ini: 6 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

7 BAB II METODOLOGI 2.1. Cakupan Wilayah Survei Usaha Konstruksi Perorangandilaksanakan di Desa/Kelurahan pada 160 Kabupaten/Kotayang tersebar di 33 Provinsi Indonesia Pembentukan Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu kerangka sampel untuk pemilihan desa/kelurahan dan kerangka sampel untuk pemilihan usaha. Kerangka sampel pemilihan desa/kelurahanadalah daftar nama desa/kelurahankondisi Juli 2011yang dilengkapi dengan informasi banyaknya usaha konstruksi hasil Sensus Ekonomi (SE2006). Kerangka sampel pemilihan usaha konstruksi adalah daftar usaha konstruksi hasil pencacahan SE2006 dengan Daftar SE2006-L2,yaitu isian pada Daftar SE2006-L2 Rincian 11 yang berkode 9 (usaha) dan Rincian 14.dberkategori NK (Non kualifikasi).kerangka sampel ini dimutakhirkan dengan Daftar VTBH12-P pada tahun lalu dan dilengkapi dengan daftar usaha hasil pemutakhiran berdasarkan Daftar SKP13- P Metode Pemilihan Sampel Survei dirancang menggunakan desain sampel 2 (dua) tahap (two-stage sampling design), dengan prosedur pemilihan sampel sebagai berikut: Tahap pertama, pada setiap kabupaten/kota dipilih desa/kelurahansecara probality proportional to size (PPS) dengan size jumlah usaha konstruksi perorangan hasil SE2006. Tahap kedua, dari setiap desa/kelurahan terpilih, dipilih sejumlah usaha konstruksi perorangan dari hasil pendaftaran usaha konstruksi perorangan didesa/kelurahan terpilih secara linear systematic sampling. Pemilihan sampel desa dilakukan di BPS RI, sedangkan pemilihan sampel usaha dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

8 Jumlah sampeldesa/kelurahan dan usaha Banyaknya sampel desa/kelurahanskp13 adalah desa/kelurahan, dan usaha konstruksi perorangan. Alokasi jumlah sampel desa/kelurahan per kabupaten/kota dilakukan secara proporsional berdasarkan banyaknya desa/kelurahan yang terdapat usaha konstruksi perorangan per kabupaten/kota terhadap total usaha konstruksi perorangan di kabupaten/kota terpilih Metode Identifikasi Responden Identifikasi responden dilakukan dengan Daftar SKP13-P. Identifikasi ini dilakukan untuk memperoleh data populasi usaha konstruksi perorangan di setiap desa terpilih yang selanjutnya digunakan sebagai kerangka sampel untuk pemilihan sampel usaha. Petugas harus melakukan identifikasi adanya usaha konstruksi perorangan di setiap desa secara optimal. Pengumpulan data pada pelaksanaan SKP13 dilakukan dengan kunjungan dan wawancara langsung dengan responden. Sedang penentuan responden melalui proses identifikasi rumahtangga/usaha konstruksi SE2006 (Daftar SKP13-P) dan snowballing. Metode identifikasi responden SKP13 dilakukan dengan cara snowballing. Pendataan dengan snowballing atau getok tular adalah pendataan usaha konstruksi perorangan berdasarkan informasi dari berbagai narasumber termasuk pengusaha yang dikunjungi oleh pencacah. Metode ini dilakukan dalam suatu wilayah desa/kelurahan usaha konstruksi perorangan. Pengidentifikasian dimulai dengan mengkonfirmasi keberadaan pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP13-P kepada Ketua atau pengurussatuan Lingkungan Setempat (SLS), seperti Ketua Rukun Tetangga/Dusun/Lingkungan/Jorong, maupun tokoh masyarakat setempat. Hasil konfirmasi dari narasumber ini adalah identifikasi pengusaha konstruksi perorangan, yang selanjutnya harus dikunjungi oleh pencacah. Apapun hasil kunjungan pada pengusaha tersebut, pencacah harus melakukan proses snowballing, yaitu dengan menanyakan kepada pengusaha konstruksi tersebut apakah ada pengusaha konstruksi yang lain yang berada dalam desa/kelurahan tersebut.informasi yang diperoleh dari narasumber tersebut dicantumkan pada Daftar SKP13-P. 8 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

9 2.5. Alokasi Sampel Usaha 1. Alokasi sampel usaha per bidang pekerjaan utama Dari populasi usaha menurut bidang pekerjaan utama, seluruh usaha konstruksi sipil dan khusus dipilih sebagai sampel (take all), sedangkan sampel usaha konstruksi gedungdiperoleh dari pengurangan target sampel usaha dengan sampel usaha sipil dan khusus. Penghitungan alokasi sampel usaha menurut bidang pekerjaan utama untuk setiap kabupaten/kota dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. n ij n i N ij 3 j 2 n ij ; j 1 ; j 2,3 dengan: n ij : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupateni, bidang pekerjaan utama j (1 = gedung, 2 = sipil, 3 = khusus), n i : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, N ij : Populasi usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang pekerjaan utamaj. Contoh: Dari rekapitulasi usaha konstruksi perorangan menurut bidang pekerjaan utama hasil pemutakhiran denga Daftar SKP13-P di suatu kabupaten, diperoleh 449 usaha yang bidang pekerjaan utamanya gedung, 3usaha konstruksi sipil, dan 35 usaha konstruksi khusus. Diketahui target sampel usaha untuk kabupaten tersebut diketahui sebanyak 80 usaha. Alokasikan menurut bidang pekerjaan utamadilakukan sebagai berikut: Bidang pekerjaan utama Gedung Sipil khusus Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Populasi Sampel Alokasi sampel usaha per desa Penghitungan alokasi sampel usaha pada masing-masing bidang pekerjaan utama untuk Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

10 setiap desa dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota setelah pemutakhiran seluruh usaha konstruksi perorangan selesai dilakukan dalam satu kabupaten. Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan per bidang kegiatan utama pada setiap desa terpilih dihitung dengan rumus power allocation dengan α = 0,5, yaitu: n ijk Nijk n K ij K Nijk k 1 k 1 N ijk N ijk n, dengan: n ijk : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, desa k, n ij : Target sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, N ijk : Jumlahpopulasi usaha konstruksi perorangan hasil pemutakhiran di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, desa k. Contoh: Dari hasil pemutakhiran usaha konstruksi pada desa terpilih di suatu kabupaten diperoleh populasi usaha konstruksi perorangan dengan bidang pekerjaan utama konstruksi gedung seperti pada tabel berikut pada Kolom (2). Bila target sampel usaha bidang pekerjaan utama konstruksi gedung sebesar 42, maka alokasi jumlah sampel untuk setiap desa dapat dihitung sebagai berikut: ij Tabel. Rekap populasi usaha konstruksi bidang pekerjaan utama gedung per desa Provinsi: Kabupaten/Kota: Populasi usaha konstruksi Desa perorangan bidang kegiatan utama konstruksi Jumlah sampel gedung(hasilpemutakhiran) (1) (2) (3) Jumlah Pengisian Daftar SKP13-DS 10 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

11 2.6.Penarikan Sampel Usaha Penarikan atau pengambilan sampel usaha dilakukan setelah pemutakhiran usaha dalam satu desa/kelurahan selesai dilakukan dan target sampel per BPU sudah diperoleh dari BPS Kabupaten/Kota.Tugas penarikan atau pengambilan sampel usaha konstruksi perorangan dalam satu desa/kelurahan dilakukan oleh pengawas. Keterangan pengambilan sampel usaha terdapat pada Daftar SKP13-P Blok VI.Tahapan pengambilan sampel usaha dijelaskan sebagai berikut: - Periksa apakah pemberian tanda cek ( ) pada Kolom (11) s.d.kolom (13) sudah benar yaitu terisi hanya jika isian Kolom (8) berkode 1. Cek pula apakah benar setiap baris yang sesuai hanya ada satu tanda cek. - Periksa apakah pemberian nomor urut disamping kanan tanda cek pada Kolom (11) s.d.kolom (13) sudah benar, yaitu berurutan mulai nomor 1 pada Kolom (11) halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, kemudian dilanjutkan ke Kolom (12) halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, dan nomor halaman pertama pada Kolom (13) sampai halaman terakhir yang terisi. Jika ditemui ada kesalahan, perbaiki kesalahannya lebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel. - Contoh : Untuk Kolom (11) halaman pertama hingga halaman terakhir, pemberian nomor dimulai dari : 1, 2, 3, 4, Kemudian lanjutkan pemberian nomor pada Kolom (12) halaman pertama hingga halaman terakhir dimulai dengan nomor 1, 2, 3, Selanjutnya pemberian nomor untuk Kolom (13) halaman pertama hingga halaman terakhir dengan nomor 1, 2, 3, Contoh pemberian nomor urut Daftar SKP13-P Blok V Kolom (11) s.d. Kolom (13) halaman 1 s.d. terakhir: Halaman 1 dari 5 halaman (11) (12) (13) Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

12 2 Halaman 2 dari 5 halaman (11) (12) (13) Halaman 5 dari 5 halaman (11) (12) (13) Hitung interval penarikan sampel per desa/kelurahanj per BPU k (I jk ) untuk pemilihan 12 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

13 usaha dengan cara: Ij Banyaknya usaha per desa/kelurahan BPU gedung Banyaknya sampel per desa/kelurahan BPU gedung Ij Interval sampel dihitung sampai dua angka dibelakang koma. - Gunakan angka random (AR) yang tertera pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian 6, untuk mendapatkan nomor urut sampel rumahtangga/usaha pertama (R 1 ) BPU gedungdengan rumus berikut: R 1 mj nj AR - Angka random yang tercantum pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian 6 adalah angka yang dibangkitkandengan program sedemikian sehingga mengikuti distribusi Uniform dengan nilai antara 0 sampai dengan 1. - Catatan: apabila R 1 <1, maka R 1 nya adalah 1 - Selanjutnya gunakan interval sampel per desa/kelurahan BPU gedung (I j ) untuk menentukan angka random pemilihan sampel rumahtangga/usaha berikutnya, yaitu R 2, R 3,..., R nj sebagai berikut: Ij R 2 R 3... R nj = R 1 + I j = R 2 + I j = R (nj-1) + I j - Nomor urut rumahtangga/usaha terpilih adalah yang memiliki nomor urut tanda cek yang sesuai dengan R 1,, R nj dengan membulatkan hasil perhitungan sampai 0 angka dibelakang koma. - Lingkari nomor urut pada salah satu tanda cek ( ) Kolom (11) s.d. Kolom(13) yang sesuai dengan R 1,, R nj. - Lingkari pula nomor urut rumahtangga/usaha Kolom (1) dan nomor urut usaha Kolom (9) yang berada sebaris dengan nomor urut pada salah satu Kolom (11) s.d. Kolom (13) yang dilingkari. - Salin seluruh sampel rumahtangga/usaha tersebut ke Daftar SKP13-DS. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

14 2.7.Pengisian Daftar SKP13-DS Pengisian Daftar SKP13-DS dilakukan setelah selesainya seluruh tahapan pemilihan sampel usaha. Tahapan pemindahan informasi usaha dari Daftar SKP13-P ke Daftar SKP13- DS dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Salin nomor urut usaha yang diberi lingkaran pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom(9) ke Daftar SKP13-DSBlok V Kolom (2) mulai dari nomor urut terkecil. b. Salin nama usaha atau pengusaha/pemilik pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom (2) kedalam Daftar SKP13-DSBlok V Kolom(3), yang nomor urut usaha tanda cek ( ) nya diberi lingkaran. c. Salin alamat lengkap dan BPU pada SKP13-P Blok V Kolom(3) dan Kolom(11) s.d.kolom(13) yang nomor urut tanda cek ( ) nya diberi lingkaran, ke Daftar SKP13- DSBlok V Kolom(4) dan Kolom (5) Contoh Penarikan Sampel a. Hasil pemuktahiran Daftar SKP13-P Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut: Jumlahusaha konstruksi perorangan sebanyak 22 usaha [penjumlahan nomor urut terakhir pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom (11) s.d.kolom (13) = 22]. Jumlah usaha konstruksi perorangankode BPU gedung (usaha konstruksi dengan bidang pekerjaan utama gedung) sebanyak 12. b. Hasil penghitungan alokasi sampel, dan interval sebagai berikut: Target sampel usaha konstruksi perorangan pada kelurahan ini adalah 14. Target sampel usaha konstruksi perorangan BPU gedungadalah 4. Interval untuk usaha konstruksi perorangan BPU gedung adalah 12/4 = 3,00. c. Menghitung R 1,, R n untuk BPU gedung sebagai berikut: Angka random satu (AR) yang tercantum pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian 6 adalah 0,35, maka R 1 = AR1 x I = 0,35 x 3,00 = 1,05 1. Karena 1 < Interval (3,00), maka R 1 = 1 Setelah didapat R 1 selanjutnya menghitung R 2 s.d. R 4 dengan cara: R 1 = 1, Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

15 R 2 = R 1 + I = 1,05 + 3,00= 4,05 4 R 3 = R 2 + I = 4,05 + 3,00 = 7,05 7 R 4 = R 3 + I = 7,05 + 3,00=10,05 10 d. Pemilihan Sampel Usaha Berikan lingkaran di kolom BPU gedung, yaitu Kolom (11) pada nomor-nomor tanda cek yang sesuai dengan angka random terpilih. Kemudian lingkari pula pada nomor urut rumahtangga/usaha Kolom (1), dan nomor urut usaha Kolom (9). Untuk BPU 2 dan 3 dilakukan take all (populasi diambil semua). Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

16 16 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

17 BAB III ORGANISASI LAPANGAN 3.1. Organisasi Lapangan Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan kegiatan SKP13, struktur organisasi lapangan telah ditetapkan sebagai berikut: BPS Provinsi Bidang Statistik Produksi BPS Kabupaten/Kota Seksi Statistik Produksi PML Staf BPS PCL KSK/Staf BPS 3.2. Penanggung Jawab Pelaksanaan SKP13 di Daerah Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS, penanggung jawab pelaksanaan SKP13 di daerah baik teknis maupun administrasi adalah Kepala BPS Provinsi dibantu oleh Kepala BPS Kabupaten/Kota. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota mengatur segala hal mulai dari rekruitmen petugas sampai dengan terkumpulnya seluruh dokumen hasil survei. Tugas masing-masing unsur, yaitu BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota, Pengawas (PML), dan pencacah (PCL) adalah sebagai berikut: a. BPS Provinsi 1. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan persiapan pelaksanaan seperti: alokasi petugas, alokasi dokumen, dan alokasi Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

18 sampel per kabupaten/kota. 2. Membuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. 3. Mengatur pengiriman dokumen ke dan dari setiap BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 4. Mengatur pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPSRI sesuai jadwal yang ditentukan setelah terlebih dahulu diperiksa. 5. Mengkoordinasikan tugas BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan beban tugas baik yang menyangkut bidang teknis maupun administrasi. 6. Membuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan SKP13, mengenai bidang teknis dan ditujukan ke BPS (Direktur Statistik Industri). 7. BPS Provinsi secara berkala mengadakan pertemuan dengan aparat pelaksana wilayahnya dalam rangka koordinasi untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan dan pemecahan permasalahan yang timbul. 8. Membuat Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) untuk memantau pelaksanaan kegiatan SKP13, baik kualitas data dan jumlah kuesioner yang telah didaftar oleh petugas maupun ketepatan waktu penyampaian dokumen. b. BPS Kabupaten/Kota 1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir oleh kepala BPS Kabupaten/Kota. 2. Menyediakan surat tugas para petugas lapang (pencacah/pengawas) untuk pelaksanaan dilapangan. 3. Merekrut calon petugas PML/PCL SKP13 yang berasal dari staf BPS Kabupaten/Kota dan KSK. 4. Menyediakan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) terpilih untuk diserahkan ke PCL sesuai dengan wilayah kerja yang dimiliki. 5. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu petugas melakukan pencacahan usaha, dan memeriksa secara sampel hasil pencacahan usaha tersebut. 6. Penghitungan alokasi sampel per desa/kelurahandilakukan di setiap BPS Kabupaten/Kota dikoordinir oleh kepala seksi statistik produksi atau yang 18 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

19 berwenang. 7. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemecahan masalah lapangan. 8. Pelaksanaan administrasi dan pengolahan keuangan di BPS Kabupaten/Kota harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan. 9. Pembuatan laporan akuntabilitas tentang penyelengaraan survei harus dibuat oleh setiap BPS Kabupaten/Kota dan dikirim ke BPS Provinsi. 10. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. c. Tugas Pengawas 1. Menyiapkan peta desa/kelurahan (Peta SP2010-WA), Daftar SKP13-P, SKP13-S Konstruksi untuk diteruskan kepada pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, serta Daftar SKP13-DS Desa, SKP13-DS, SKP13-RD. 2. Bersama-sama pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, melakukan pengamatan dan penelitian lapangan terhadap ketepatan sasaran wilayah pencacahan dan mengenali batas-batas desa/kelurahan yang menjadi tanggungjawab setiap pencacah, dengan berpedoman Peta SP2010-WA. 3. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan, sehingga pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar. 4. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin pekerjaan pencacah dapat selesai tepat waktu dan membantu memecahkan masalah jika pencacah menghadapi kesulitan di lapangan. 5. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggungjawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut. 6. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar SKP13-P, dan menanyakan kepada pencacah apabila ditemui isian yang meragukan untuk dilakukan pembetulan dan pendaftaran ulang ke lapangan, kalau perlu bersama-sama dengan pencacah. 7. Apabila setiap pencacah telah selesai melakukan pendataan rumahtangga/usaha, maka pengawas harus segera memeriksa tanda cek ( ) Daftar SKP13-P Blok V Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

20 untuk usaha konstruksi peroranganpadasalah satu Kolom (11) s.d.kolom (13) sesuai jenis pekerjaan utama pada Kolom (10). 8. Selanjutnya pengawas memeriksa Daftar SKP13-P Blok V banyaknya usaha ke dalam baris jumlah dari halaman 1 s.d. halaman terakhir. 9. Mengisi rekapitulasi jumlah usaha konstruksi peroranganper desa/kelurahan (SKP13-RD) dari SKP13-P Blok II Rincian 1 populasi usaha konstruksi perorangandan mengisi Blok II Rincian 2 jumlah sampel per bidang pekerjaan utama setelah mendapat target sampel dari BPS Kabupaten/Kota. 10. Berdasarkan target sampel usaha dari BPS Kabupaten/Kota, selanjutnya pengawas bertugas untuk melakukan pemilihan sampel dengan menggunakan Daftar SKP13- P Blok VI Keterangan Penarikan Sampel menurut bidang pekerjaan utama. 11. Pengawas harus segera menyalin sampel usaha dari hasil pemutakhiran ke dalam Daftar SKP13-DS di setiap desa/kelurahan terpilih. 12. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan konsistensi isian Daftar SKP13-S. d. Tugas Pencacah 1. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan acuan Peta SP2010-WA terpilih. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah. 2. Memberitahukan dan minta pengesahan aparat desa/lurah atau yang setara sebelum dan sesudah melakukan pencacahan pada wilayah tersebut. 3. Melakukan pemuktahiran dan pendataan dengan Daftar SKP13-P 4. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar SKP13-S yang berpedoman pada Daftar SKP13-DS (Daftar Sampel). 5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai temuan/masalah yang ditemukan di lapangan, dan cara mengatasinya. 6. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai pengawas. 7. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas. 8. Menepati jadwal pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 20 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

21 BAB IV TATA CARA PENYUSUNAN & PENGIRIMAN DOKUMEN Untuk memudahkan pelaksanaan pelatihan petugas dan pelaksanaan pencacahan di BPS Provinsi/Kabupaten/Kota, maka perlu diatur mekanisme pengiriman dokumen baik dari BPS RI ke BPS Provinsi, BPS Provinsi ke BPS Kab/Kota. Begitu sebaliknya BPS Kab/Kota ke BPS Provinsikemudian dari BPS Provinsi ke BPS RI. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut: 4.1. Pengiriman Dokumen dari BPSRI ke BPS Provinsi a. Seluruh dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 (SKP13) akan dikirim melalui ekspedisi. b. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikirim secara rinci. c. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli pertama pada setiap pengiriman. d. Pada salah satu sisi box/koli dibagian kanan atas dicantumkan nomor box/koli dan banyaknya box/koli, contoh:bila pengiriman ada sebanyak 3 (tiga) box/koli dokumen yang dikirimkan ke daerah, maka cara penomoran untuk masing-masing box/koli adalah: Box pertama : [1] [3] Box kedua : [2] [3] Boxketiga : [3] [3] 4.2. Pengiriman Dokumen dari BPS Provinsi a. Seluruh dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangandikirim ke BPS Kabupaten/Kota terpilih melalui ekspedisi. b. Seluruh dokumen hasil Survei Usaha Konstruksi Perorangandikirim ke BPSRI melalui ekspedisi. c. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikirim secara rinci. d. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli pertama pada setiap pengiriman. e. Pada salah satu sisi box/koli dan banyaknya box/koli dibagian kanan atas dicantumkan nomor box/koli dan banyaknya box/koli. Contoh: Bila pengiriman 3 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

22 (tiga) box/koli dokumen yang dikirimkan ke BPSRI, maka cara penomoran untuk masing-masing box/koli adalah: Box pertama : [1] [3] Box kedua : [2] [3] Boxketiga : [3] [3] f. Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS RI ditujukan ke alamat berikut: Subdirektorat Statistik Konstruksi Direktorat Statistik Industri Badan Pusat Statistik (BPS) Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Pusat dan diinformasikan melalui alamat konstruksi@bps.go.id 4.3. Pengiriman Dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi Adapun tata cara pengiriman dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi, sebagai berikut: a. Pengemasan dokumen SKP13tidak boleh dicampur dengan dokumen lain. b. Pengiriman dokumen tidak perlu menunggu seluruh pencacahan selesai. Pengiriman minimal satu desa/kelurahanselesai. c. Susunan dokumen harus diurut berdasarkan nomor urut sampel dalam satu desa/kelurahandan dibendel menjadi satu. Kemudian urutkan masing-masing desa/kelurahan di setiap kecamatan. Dokumen yang akan dikirim ke BPS Provinsi harus diurutkan berdasarkan kecamatan. d. Surat pengantar harus dilampiri daftar isi setiap box/koli yang dikirim rinci. 22 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

23 BAB V TATA CARA PELAKSANAANPENDATAAN 5.1. Umum Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam memahami berbagai konsep, definisi, tata tertib penulisan daftar, dan mekanisme pendataan survei usaha konstruksi perorangan2013 (SKP13). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa SKP13 menggunakan 6 (enam) jenis daftar yaitu Daftar SKP13-DSDesa, Daftar SKP13-P, Lembar Pembantu, SKP13-RD, SKP13-DS, dan SKP13-S. Mengingat banyaknya daftar yang digunakan dalam SKP13, maka setiap petugas harus memahami jenis dan kegunaan masing-masing daftar, dan berbagai informasi serta tata cara pengisian Tata Tertib Pengisian Daftar Berikut tata tertib pengisian daftar: a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam. b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata harus menggunakan huruf kapital (balok) dan tidak boleh disingkat, kecuali kata-kata yang terlalu panjang.angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). Contoh:Daftar SKP13-Phasil snowballing Rincian Penulisan salah Penulisan benar Blok V Kolom (2): Calon Responden (NamaUsaha/Pengusaha/Pemilik) 1.Rudi 2.Inggar 1.RUDI 2. INGGAR c. Cara pengisian daftar dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1. Mengisikan keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

24 Contoh: Daftar SKP13-S Blok III Rincian 3 : Umur: 41 tahun Melingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan kode jawabannya ke dalam kotak yang tersedia. Contoh: Daftar SKP13-S Rincian Penulisan salah Penulisan benar Blok III Rincian 2 : Jenis kelamin Laki-laki - 1 Laki-laki Perempuan - 2 Perempuan Memindahkan isian ke kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified) Contoh: Daftar SKP13-S Rincian Penulisan salah Penulisan benar Blok III Rincian 5 : b. Penyelenggara bimbingan/ pelatihan/ penyuluhan di bidang konstruksi adalah: Instansi Pemerintah 11 Perusahaan Swasta Yayasan/LSM Lainnya(tuliskan ) Bila keterangan/jawaban responden tidak terdapat pada pilihan jawaban yang tersedia, tuliskan jawaban di lainnya. Contoh: Daftar SKP13-S Rincian Penulisan salah Penulisan benar Blok III Rincian 5 : b. Penyelenggara bimbingan/ Lainnya(tuliskan..) Lainnya(.Luar Negeri) pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi adalah: Instansi Pemerintah Perusahaan Swasta Yayasan/LSM Lainnya(tuliskan ) Referensi waktu survei: a. Bulan April Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

25 b. Selama setahun yang lalu (12 bulan terakhir) yaitu: Mei April Konsep dan Definisi Konstruksi adalahsuatukegiatanyang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek, konstruksi yang bersifat sementara, dan juga pembongkaran bangunan. Hasil kegiatan antara lain: gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, bandara, jaringan listrik dan telekomunikasi, dan lain-lain. Usahaadalah suatu badan yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang/jasa, terletak di suatu bangunan fisik pada lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri. Usahakonstruksi perorangan adalah usaha rumahtangga dibidang konstruksi yang modal usahanyatidak dipersyaratkan dan batas nilai satu pekerjaan hingga Rp. 50 juta. Bidang Pekerjaan adalah pengelompokan kegiatan konstruksi berdasarkan golongan pokok2 digit KBLI 2009, yaitu: Konstruksi Gedung (41), Konstruksi Sipil (42), dan Konstruksi Khusus (43). Bouwheer adalah pemilik/investor pemberi perintah untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Pemborong Umumadalah usaha yang bergerak di bidang pembangunan, perubahan/perombakan, perbaikandan pembongkaran yang pekerjaannya berdasarkan atas dasar borongan langsung dengan pemilik(bouwheer/investor). Jenis-jenis pekerjaannya meliputi: gedung, jalan, jembatan, rel KA dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, bandara. Pemborong Khususadalah perusahaan yang khusus mengerjakan sebagian dari satu pekerjaan proyek pembangunan. Jenis-jenis pekerjaannya meliputi: pemasangan alat pendingin (AC); alat pemanas ruangan (heater); pemasangan batu hias, ubin, batu marmer, pintu, jendela, atap; pengerjaan lantai; dekorasi instalasi listrik; fasilitas sanitasi; pondasi; pembongkaran; perbaikan dan pemeliharaan rumah/gedung dsb. Borongan adalah perjanjian antara pemilik pekerjaan (bouwheer) dengan pemborong umum yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan seluruh kegiatan proyek Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

26 pembangunan. Sub-boronganadalah perjanjian antara pemborong dengan pemborong lain atau pemilik yang biasanya mengerjakan sebagian dari suatu proyek pembangunan. Nilai Boronganadalahnilai nominal pekerjaan yang disepakati antara pemborong dengan pemilik atau pemborong lain. Nilai Pekerjaanadalah nilai fisik proyekyang telah diselesaikan oleh pihak pemborong menurut realisasi proyek yang telah diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan nilai borongan antara pemilik dengan pemborong. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku statistik mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal atau informal.kbli 2009 menggunakan kode angka 5 digit yang menunjukkan struktur klasifikasi. KBLI untuk sektor konstruksi ada pada bagian Lampiran Penyiapan Dokumen Pendataan Satuan pengamatan dalam SKP13 adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu, peta desa/kelurahan dijadikan pemandu kerja petugas untuk mencapai tempat kerja, agar tidak terjadi lewat cacah dan ganda cacah. Hal ini sekaligus akan memberikan keyakinan bahwa pencacahan tidak akan melewati batas wilayah kerja. Sebelum melakukan pendataan, beberapa dokumen tertentu yang perlu disiapkan adalah: a. Salinan Sketsa Peta Desa SP2010-WA di BPS Kabupaten/Kota 1) BPS Kabupaten/Kota menyiapkansketsa Peta Desa/kelurahan SP2010-WA. 2) Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahan harus diselesaikan oleh 2 (dua) PCL, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3 menggunakan tinta warna untuk petugas kedua. Pembagian tugas kerja dilapangan harus jelas dengan memperhatikan batas SLS dan BS dalam peta SP2010-WA. 3) Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada PCL pada saat pelatihan untuk digunakan dalam pendataan. Peta SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan dan 26 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

27 muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara lain berisi informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan arti simbol-simbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta. Informasi batas wilayah terdiri dari batas wilayah desa dan satuan lingkungan setempat (SLS) tingkat 1 ditulis dengan warna merah, sedangkan batas blok sensus (BS) ditulis dengan warna hijau. SLS ini dapat berupa Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Jorong, Korong, Lingkungan, Dusun, atau nama lain yang berlaku di wilayah setempat. b. Daftar SKP13-P 1) Daftar SKP13-P di print pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS Kabupaten/Kota.Untuk keperluan penyalinan hasil snowballingdari Lembar Pembantu ke daftar SKP13-PBlok V,tambahkan (print) satu lembar kosongblok V bolak-balik. 2) Untuk 1 (satu) desa/kelurahan yang menggunakan 2 (dua) PCL, maka Daftar SKP13- P harus di print rangkap 2 (dua). c. Lembar Pembantu 1) Lembar Pembantu di cetak di BPS Kabupaten/Kota. 2) Setiap informasi narasumber tentang keberadaan calon responden hasil snowballingsebelum disalin ke daftar SKP13-Pwajib ditulis di Lembar Pembantu. d. Daftar SKP13-S 1) Daftar SKP13-S di cetak di BPS RI. 2) Daftar SKP13-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha konstruksi perorangan terpilih Mekanisme Pendataan Adapun tahapan/proses pendataan SKP13 oleh PCL sebagai berikut: 1) Setiap petugas dibekali dengan instrumen yang diperlukan, yaitu peta desa (SP2010- WA), Daftar SKP13-P (pre-printed), Lembar Pembantu, Daftar SKP13-DS, dan SKP13-S. 2) Kunjungi Kepala Desa/Lurah untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah ini dengan membawa surat tugas dari BPS kabupaten/kota. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

28 Gambar 2. Contoh peta kunjungan SP2010-WA 3) Identifikasi keberadaan pengusaha konstruksi dimulaidari SLS pertama yang tercantum pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom (3) yang merupakan bagian dari Alamat Lengkap. 4) Lakukan identifikasi keberadaan pengusaha konstruksi dan identifikasi pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP13-P untuk setiap SLS dengan menanyakan kepada narasumber (prioritas utama adalah ketua/pengurus SLS setempat). 5) Apabila diperoleh informasi keberadaan pengusaha konstruksi, selanjutnya pencacah melakukan kunjungan ke alamat pengusaha tersebut dan melakukan pendataan dengan Daftar SKP13-P. Jika pengusaha yang dikunjungi termasuk usaha konstruksi perorangan, maka katakan pada respondendilain waktu kemungkinan pendataan akan dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih rinci. 6) Setelah selesai melakukan pendataan pada responden tersebut, tanyakan tentang keberadaan usaha konstruksi perorangan lainnya yang berada di SLS tersebut atau SLS lainnya dalam desa/kelurahan tersebut.catat nama responden sebagai 28 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

29 narasumber dan semua informasi keberadaan calon responden lainnya menggunakan Lembar Pembantu. 7) Cek informasi yang telah di catat di Lembar Pembantu dengan daftar nama pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP13-PBlok V. Jika tidak ada, tuliskan nama pengusaha konstruksi tersebut pada Daftar SKP13-PBlok Vdi baris kosong setelah baris terakhir yang tercetakatau di baris lembar kosong Blok V setelah baris terakhir yang terisi. 8) Selanjutnya kunjungi pengusaha konstruksi yang baru diperoleh informasinya tersebut, dan lengkapi pula dengan informasi lainnya yang diperlukan pada Daftar SKP13-PBlok V. 9) Lakukan lagi proses identifikasi seperti pada butir 5) hingga 8) sampai pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan yang menjadi wilayah tugasnya. Ilustrasi metode snowballing dapat dilihat seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Identifikasi responden dengan metode snowballing Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

30 30 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

31 BAB VI TATA CARA PENGISIAN DAFTAR 6.1. Tata Cara Pengisian Daftar SKP13-P Daftar SKP13-P digunakan untuk memutakhirkan dan mendata semua usaha konstruksi perorangan yang berada di desa/kelurahan terpilih. 1). Struktur Daftar SKP13-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan)sertaAngka Random (AR). BLOK II. RINGKASAN, berisi hasil rekapitulasi jumlah pengusaha dan jumlah sampel. BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN, berisi identitas petugas, waktu pelaksanaan dan pengesahan oleh Kepala Desa/Lurah atau yang setara. BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam pelaksanaan lapangan. BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI, berisi atas 12 kolom dengan uraian masing-masing kolom adalah sebagai berikut: Kolom (1) : No Urut Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut rumahtangga dalam desa/kelurahan. Kolom (2): Calon Responden Nama-nama yang tercetak tercantum pada kolom ini adalah nama pengusaha yang pada saat pencacahan lengkap SE06 teridentifikasi sebagai pengusaha di sektor konstruksi. Kolom (3): Alamat Lengkap Alamat yang tercetak tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat tinggal pengusaha pada saat pencacahanlengkap SE06. Kolom (4): Identifikasi keberadaan calon responden, Ada bila berkode 1, Tidak ada bila berkode 0. Ada, adalah kondisi dimana nama pengusaha konstruksi dan alamat pada saat pendataan sama dengan nama kepala rumahtangga dan alamat pada Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

32 saat pencacahan SE06. Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama pengusaha konstruksi berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercantum adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam pencacahan SE06, dan perbedaan alamat akibat kesalahan penulisan pada saat pencacahan SE06. Termasuk pengusaha konstruksi yang pindah tetapi masih dalam satu desa/kelurahan, dan pengusaha/usaha konstruksi yang baru (yaitu pada saat pencacahan SE06 bukan sebagai pengusaha/usaha konstruksi, tapi pada saat pendataan SKP13merupakan usaha konstruksi). Tidak ada, adalah kondisi dimana pengusaha/usaha konstruksi pada saat pendataan tidak dapat ditemukan dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya memang tidak ada yang mengenalnya. Termasuk pengusaha/usaha konstruksi yang pindah keluardesa/kelurahan, dan tidak usaha lagi. Kolom (5): Ditanyakan kepada calon responden apabila menurut narasumber usaha ini keberadaannya Adaatau Kolom (4) berkode 1. Apakahberusaha di sektor konstruksi selama setahun yang lalu, Ya bila isian berkode 1, dan kode 0 bila Tidak. Ya, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2012 s.d. April 2013) usaha ini masih merupakan usaha konstruksi meskipun saat ini tidak aktif/berubah sektor usahanya. Tidak, apabila selama setahun yang lalu usaha ini telah Tutup atau berubah sektor usahanya. Kolom (6): Ditanyakan kepada calon responden apabila usaha ini di sektor konstruksiatau Kolom (5) berkode 1. Apakah alamat kantor usaha ada di desa ini, Ya bila berkode 1, Tidak bila berkode 0. Ya, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha sama persis di alamat lengkap rumahtangga/usaha, atau apabila alamat kantor usaha masih dalam satu desa/kelurahan meskipun berbeda SLS nya dengan alamat lengkap rumahtangga/usaha. Tidak, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha tidak berada di desa/kelurahan alamat lengkap rumahtangga/usaha tersebut. Kolom (7): Ditanyakan kepada calon responden: Apakah berusaha dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu, isian bila Ya kode 1, kode 32 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

33 0 bila Tidak. Ya, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2012 s.d. April 2013) berusaha dengan sistem borongan meskipun saat ini tidak aktif/berubah sektor usahanya. Tidak, apabila usaha konstruksi ini selama setahun yang lalu order pekerjaannya tidak ada yang menggunakan sistem borongan. Kolom (8): Apakah usaha konstruksi iniperorangan, Ya bila berkode 1, Tidak bila berkode 0 Kolom (9) Kolom (13): ada isian bila Kolom (8) berkode 1 Kolom (9): Nomor Urut Usaha Kolom (10): Jenis pekerjaan utama Kolom (11) (13): Kode bidang pekerjaan utama Kode bidang pekerjaan utama terbagi menjadi 3 jenis: 1. Konstruksi Gedung; mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya. 2. Konstruksi Sipil; mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan pengolah, penyaluran dan penyimpan air limbah, minyak dll. 3. Konstruksi Khusus; mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dll. Tabel 1. Ringkasan tugas pengisian Daftar SKP13-P Uraian Pre printed Pencacah Diisi oleh Pengawas Blok I Blok II Blok III Rincian 1 & 3 Rincian 2 Blok IV Blok V Kolom (1) s.d. (3), Identitas Nomor halaman, Kolom (4) s.d. (13), Jumlah a,b,c Memberi lingkaran Kolom(1), Kolom(9) dan nomor di samping tanda cek salah satu Kolom(11) s.d.kolom(13) yg terpilih sampel Blok VI Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

34 2). Pengisian Daftar SKP13-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Blok ini isiannya telah tercetak (pre-printed) mulai dari nama Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, dan Angka Random (AR). BLOK II. RINGKASAN Tujuan pengisian Blok II adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil identifikasi calon responden pendataan pengusaha konstruksi peroranganpada satu desa/kelurahan. Blok ini diisi setelah kegiatan pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan. Isian Blok II disalin dari halaman terakhir Blok V yang terisi. Sebelum mengisi Blok II, petugas pendataan harus memastikan bahwa isian Blok V telah diperiksa dengan cermat kebenaran isian. Rincian 1: Populasi usaha konstruksi perorangan Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincianc : Jumlah kumulatif hingga halaman ini dengan ketentuan sebagai berikut Blok II Rincian 1 Kolom (2) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (11) pada halaman terakhir. Blok II Rincian 1 Kolom (3) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (12) pada halaman terakhir. Blok II Rincian 1 Kolom (4) disalin dari Blok V Rincian c Kolom (13) pada halaman terakhir. Rincian 2: Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan Isiannya merupakan hasil dari penarikan sampel usaha yaitu banyaknya R i yang terisi [Blok VIKolom(1) s.d.kolom (3)]. BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN Tujuannya adalah untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab melakukan pendaftaran dan pemeriksaan Daftar SKP13-P, serta keterangan waktu pelaksanaan pendataan dan pemeriksaan, serta pengesahan oleh Kepala Desa/Lurah atau yang setara. 1. Nama Petugas Tuliskan nama pencacah dan pemeriksa pada kolom yang tersedia. 2. Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan 34 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

35 Tuliskan tanggal pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan pada kolom yang tersedia 3. Tanda Tangan Sebelum membubuhkan tanda tangannya pencacah dan pemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SKP13-P. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggungjawab pendataan dan pengawasan/pemeriksaan. Penandatanganan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya. 4. Pengesahaan oleh Kepala Desa/Lurahatau yang setara tempat dimana pendataan dilaksanakan dengan membubuhkan tanggal, nama, tanda tangan, dan cap/stempel. BLOK IV. CATATAN Gunakan Blok IV untuk menuliskan hal-hal yang perlu diinformasikan dan belum tercakup dalam Daftar SKP13-Pdi desa/kelurahan tersebut. BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI Blok ini digunakan untuk melakukan pemutakhiran seluruh pengusaha konstruksipada satu desa/kelurahan. Padasudut kanan atas setiap lembar Blok V tertera Halaman.dari..halaman, yang pengisiannya dilakukan setelah pendataan bangunan dan rumahtangga dalam satu desa/kelurahan selesai. Sedang sudut kanan bawahnya setiap lembar Blok V tertera identitas desa/kelurahan yang tercetak. Contoh pengisian Halaman dari...halaman pada Blok VDaftar SKP13-Padalah sebagai berikut:jika jumlah halaman Blok V yang terpakai ada 5halaman, maka pengisiannya adalah pada halaman pertama Blok V diisi Halaman 1 dari 5 halaman, dan halaman terakhir diisi Halaman 5 dari 5 halaman. Kolom (1)-(3) (No. urut, Calon Responden, Alamat) Kolom (1) hingga kolom (3) Blok V telah tercetak (pre-printed). Bila dari hasil kunjungan ada perubahan informasi, dapat diperbaiki disampingnya dengan cara mencoret kemudian menuliskan informasi yang benar disebelahnya. Misalnya kesalahan penulisan alamat, dapat diperbaiki seperti pada contoh berikut: Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

36 No. Urut Calon Responden Alamat Lengkap (1) (2) (3) 001 PEMBORONG BANGUNAN AGUS KP JAMBU RT 10 /RW 05 RT 11 Pengisian Kolom (1)-(3) untuk responden hasil snowballing Kolom (1): Isikan nomor urut calon responden hasil snowballingdi baris kosong setelah baris yang terisi. Penulisan nomor urut, usaha hasil snowballingmeneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi menggunakan angka biasa. Kolom (2): Isikan nama lengkap calon responden dengan menggunakan huruf kapital Contoh: 1. ADITA UTAMA (penulisan yang mempunyai nama usaha). 2. PEMBORONG AC RUDI (penulisan pemborong AC yang tidak mempunyai nama usaha). 3. PEMBORONG BANGUNAN SUGI (penulisan pemborong bangunan yang tidak mempunyai nama usaha). 4. KONSTRUKSI BANGUNAN BAMBANG (penulisan nama usaha yang pekerjaannya tidak selalu borongan dan tidak mempunyai nama usaha). Kolom (3): Isikan alamat lengkap calon responden nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW. Pengisian Kolom (4)-(13) untuk responden pre-printeddan hasil snowballing Kolom (4): Identifikasi keberadaan calon responden pada narasumber isikan kode 1 bila ada, dan kode 0 bila tidak ada. Kolom (5): Bila Kolom (4) berkode 1, Ditanyakan kepada calon responden, Apakah berusaha di sektor konstruksi selama setahun yang lalu.isikan kode 1 bila menjawab Ya, kode 0 bila Tidak. Kolom (6): Bila Kolom (5) berkode 1, Ditanyakan kepada calon responden, Apakah alamat kantor usaha di desa ini.isikan kode 1 bila menjawab Ya, kode 0 bila Tidak. Perbaiki Kolom (3) bila ada perbedaan alamat lengkap rumahtangga/usaha. Kolom (7): Isikan kode 1 untuk calon responden yang berusaha dengan sistem borongan dan aktif selama setahun yang lalu (lanjutkan ke pertanyaan kolom selanjutnya), dan kode 0 jika tidak (STOP pendataan pada 36 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

37 responden ini). Kolom (8): Isikan apakah usaha konstruksi iniperorangan. Bila Ya beri kode 1 dan bila Tidak beri kode 0. Kolom (9): Isikan nomor urut usaha pada baris-baris yang termasuk usaha konstruksi perorangan. Kolom (10): Tuliskan sejelas-sejelasnya jenis pekerjaan utama: Contoh : Pembangunan tempat tinggal, Pemasangan pagar besi kantor, Pembuatan sumur bor, Pembuatan saluran irigasi untuk pertanian, Instalasi listrik untuk perumahan, Pemeliharaan jalan, Pengecatan kantor, dsb. Kolom (11)-(13): Isikan tanda cek( ) pada salah satu Kolom (11) atau Kolom (12) atau Kolom (13) sesuai uraian Kolom (10). Misal dari contoh diatas Kolom (10) isiannya Pembuatan sumur bor, maka beri tanda cek( ) Kolom (12) karena isiannya termasuk kategori pekerjaan/konstruksi sipil Penggunaan dan Tata Cara Pengisian Lembar Pembantu Lembar pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi calon responden dari narasumber hasil snowballing. Penulisan lembar pembantu wajib dilakukan, selain sebagai legalitas pemberi informasi juga diperlukan untuk mempermudah pengisian Daftar SKP13-P hasil snowballing. Tata cara pengisian Lembar Pembantu yaitu: Kolom (1): Kolom (2): Kolom (3): Isikan nama Narasumber (Ketua SLS, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Responden dll). Isikan Nama calon responden hasil rekomendasi dari Narasumber. Isikan Alamat Lengkap (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW). Penyalinan isian Lembar Pembantu ke Daftar SKP13-PBlok V Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

38 Salin isian Lembar Pembantu ke Daftar SKP13-P Blok V, yaitu Lembar Pembantu Kolom (2) ke Daftar SKP13-P Blok V Kolom (2) dan Lembar Pembantu Kolom (3) ke Daftar SKP13-P Blok V Kolom (3) di baris kosong setelah baris yang terisi. Sedangkan untuk penulisan nomor urut Kolom (1) Daftar SKP13-P Blok V menggunakan angka biasa dengan meneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi Tata Cara Pengisian Daftar SKP13-DS Daftar sampel survei usaha konstruksi perorangan (SKP13-DS) adalah daftar yang memuat sejumlah sampel usaha konstruksi perorangan dalam 1 (satu) desa/kelurahan. Daftar SKP13-DS digunakan oleh PCL sebagai pedoman untuk mendata dengan Daftar SKP13-S. 1). Struktur Daftar SKP13-DS BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan). BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN, berisi hasil rekapitulasi jumlah pendataan. BLOK III. KETERANGAN PETUGAS, berisi identitas petugas, waktu pelaksanaan dan tanda tangan. BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam pelaksanaan lapangan. BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN, terdiri atas 7 kolom, dengan uraian pada masing-masing kolom adalah sebagai berikut: Kolom (1): Nomor Urut Sampel Berisi nomor 1 sampai dengan terakhir Kolom (2): Nomor Urut Usaha Berisi nomor urut usaha yang terpilih sampel Kolom (3): Nama Usaha/Pengusaha/Pemilik Berisi nama usaha atau pengusaha atau pemilik usaha Kolom (4): Alamat Lengkap Berisi alamat lengkap usaha konstruksi perorangan Kolom (5): Bidang Pekerjaan Utama Berisi kode bidang pekerjaan utama, kode 1 atau 2 atau 3 Kolom (6): Keterangan berhasil dicacah 38 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

39 Berisi kode 1 berhasil dicacah, kode 0 tidak Kolom (7): Keterangan alasan tidak dapat dicacah Berisi kode 1 atau 2 atau 3 atau 4 Tabel 2. Ringkasan tugas pengisian daftar SKP13-DS Uraian Diisi oleh Pencacah Pengawas Blok I Blok II Rincian 2 dan 3 Rincian 1 Blok III Blok IV Blok V Kolom (6) s.d. (7) Kolom (1) s.d. (5) 2). Pengisian Daftar SKP13-DS BLOK I.KETERANGAN TEMPAT Blok ini berisi keterangan lokasi dari desa/kelurahan terpilih, yaitu nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan. Isian blok ini disalin dari SKP13-P Blok I Rincian 1 s.d. 5. BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN Blok II Rincian 2 dan 3 diisi oleh pencacah setelah selesai melakukan pencacahan pada 1 (satu) desa/kelurahan. Blok II terdiri dari 3 (tiga) rincian, yaitu: Rincian 1 Rincian 2 Rincian 3.a : Jumlah target pencacahan Adalah jumlah sampel usaha konstruksi perorangan : Jumlah realisasi pencacahan Adalah jumlah usaha konstruksi perorangan yang berhasil dicacah dengan Daftar SKP13-S. : Bukan usaha konstruksi Isikan jumlah bukan usaha konstruksibila ternyata responden yang dicacah adalah bukan usaha konstruksi perorangan. Keterangan ini merupakan banyaknya kode 1 pada Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (7). Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

40 Rincian 3.b Rincian 3.c Rincian 3.d : Pindah keluar desa Isikan jumlah usaha konstruksi peroranganyang tidak dapat dicacah karena alasan pindah keluar desa/kelurahan. Keterangan ini merupakan banyaknya kode 2 pada Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (7). : Tidak ditemukan Isikan jumlah usaha konstruksi perorangan yang tidak dapat dicacah karena alasan tidak ditemukan. Keterangan ini merupakan banyaknya kode 3 pada Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (7). : Lainnya Isikan jumlah usaha konstruksi perorangan yang tidak dapat dicacah karena alasan lainnya. Keterangan ini merupakan banyaknya kode 4 pada Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (7). BLOK III.KETERANGAN PETUGAS Blok III berisi keterangan nama, tanggal pencacahan/pemeriksaan dan tanda tangan dari petugas pencacah serta pengawas. Rincian 1 s.d. 4 : Tuliskan nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan pencacah serta pengawas. BLOK IV. CATATAN Isikan keterangan dan penjelasan yang berkaitan dengan Daftar SKP13-DS. BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN TERPILIH Terdiri dari 7 (tujuh) kolom yang berisi keterangan nomor urut sampel (NUS), nomor urut usaha (NUU), nama usaha/pengusaha/pemilik, alamat lengkap, serta kode bidang pekerjaan utama. Kolom (1) s.d.kolom (5) telah diisi oleh pengawas/pemeriksa yang bersumber dari Daftar SKP13-P. Sedangkan Kolom (6) dan (7) diisi oleh petugas pencacah. Kolom (1) Kolom (2) : Nomor urut sampel (NUS) Isikan nomor urut dimulai dari 1 sampai dengan terakhir usaha konstruksi perorangan. : Nomor urut perusahaan (NUU) Salin nomor urut usaha dari Daftar SKP13-P Blok V Kolom (8) 40 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

41 yang dilingkari. Kolom (3) : Nama usaha atau pengusaha/pemilik Salin nama usaha/pengusaha/pemilik dari Daftar SKP13-PBlok V Kolom (2) yang Kolom (1) dankolom (9) dilingkari. Kolom (4) : Alamat lengkap Salin alamat lengkap dari Daftar SKP13-PBlok V Kolom (3) yang Kolom (1) dan Kolom (9) dilingkari. Kolom (5) : Kode bidang pekerjaan utama (BPU) Salin kode bidang pekerjaan utama dari Daftar SKP13-PBlok VKolom (11) atau Kolom (12) atau Kolom (13) yang nomor tanda cek( )nya dilingkari. Kode bidang pekerjaan utama (BPU) meliputi: Kode 1 : Konstruksi Gedung Kode 2 : Konstruksi Sipil Kode 3 : Konstruksi Khusus Kolom (6) : Berhasil dicacah? Ya = 1, Tidak = 0 Isikan kode 1 jika usaha konstruksi peroranganberhasil dicacah, dan isikan kode 0 jika tidak. Pencacah wajib melaporkan jumlah kolom (6) yang berkode = 0 pada pengawas. Kolom (7) : Jika Kolom (6) berkode 0, alasan tidak dapat dicacah (kode) Isikan kode alasan tidak dapat dicacah, yaitu: Kode 1 : Bukan usaha konstruksi Kode 2 : Pindah keluar desa/kelurahan Kode 3 : Tidak ditemukan Kode 4 : Lainnya Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

42 Penjelasan: 1. Bukan usaha konstruksi (kode 1 ) Bukan usaha konstruksi, jika responden yang terpilih sebagai sampel ini ternyata bukan usaha konstruksi perorangan. 2. Pindah keluar desa (kode 2 ) Pindah keluar desa, jika keberadaan usaha konstruksi perorangan sudah tidak lagi di desa/kelurahan tersebut. 3. Tidak ditemukan (kode 3 ) Jika usaha konstruksi perorangan tersebut tidak ditemukan di lapangan. 4.Lainnya (kode 4 ) Jika sampai dengan batas waktu pencacahan yang telahditentukanternyatacontact person/pemilik/pengusaha/ penanggung jawab tidak dapat diwawancarai Tata Cara Pengisian Daftar SKP13-S Daftar Isian Sampel Survei Usaha Perorangan 2013 (SKP13-S) adalah daftar yang memuat keterangan karakteristik usaha konstruksi perorangan terpilih. 1). Struktur Daftar SKP13-S BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, Rincian 1 s.d. 4 berisi kode dan nama wilayah administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan)disalin dari daftar SKP13-DS Blok I sedangkan Rincian 5 dan 6 dari daftar SKP13-DS Blok V Kolom (2) dan Kolom (1). BLOK II. KETERANGAN USAHA, berisi nama usaha, alamat, bidang pekerjaan, kegiatan utama usaha dan persentase biaya penggunaan bahan/material dan upah pekerja harian. BLOK III. KETERANGAN UMUM, BIMBINGAN/PELATIHAN/ PENYULUHAN DAN SUMBER MODAL USAHA, berisi identitas pengusaha, bimbingan/pelatihan/penyuluhan, dan sumber modal usaha. BLOK IV. PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH, berisi keterangan pekerja, hari kerja, balas jasa, dan upah. BLOK V. BIAYA/PENGELUARAN SELAMA SETAHUN YANG LALU, berisi seluruh biaya/pengeluaran usaha selama setahun yang lalu. 42 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

43 BLOK VI. PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU, berisi pendapatan usaha konstruksi dan pendapatan dari kegiatan lainnya selama setahun yang lalu. BLOK VII. RINGKASAN, berisi rekapitulasi pendapatan dan biaya/pengeluaran yang diisi oleh pengawas. BLOK VIII. PERMODALAN, berisi modal usaha konstruksi pada 30 April BLOK IX. KENDALA DAN PROSPEK USAHA, berisi permasalahan, kondisi, dan prospek usaha konstruksi. BLOK X. KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS, berisi identitas pemberi jawaban, petugas, pemeriksa dengan keterangan no. telp/hp, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan. BLOK XI. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan dalam pelaksanaan lapangan. 2). Pengisian Daftar SKP13-S BLOK I : KETERANGAN TEMPAT Blok ini digunakan untuk mencatat identitas usaha konstruksi, diisi sebelum melakukan wawancara terhadap responden disalin dari Daftar SKP13-DS. Rincian 1 s.d. 4 : Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP13-DS rincian yang sama. Rincian 2 dan 4 Pada rincian 2 dan 4 coret salah satu keterangan wilayah sesuai dengan tempat tugasnya, seperti Kabupaten/Kotaatau Desa/Kelurahan. Rincian 5 : Nomor Urut Usaha Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (2). Rincian 6 : Nomor Urut Sampel Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (1). BLOK II : KETERANGAN USAHA Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan usaha seperti: nama, alamat, bidang pekerjaan usaha konstruksi, dan kegiatan utama yang dilakukan setahun yang lalu Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

44 besertapersentase nilai penggunaan bahan/material dan persentase upah pekerja harian terhadap nilai kegiatan utama tersebut. Rincian 1 Rincian 2 Rincian 3 : Nama Usaha Tuliskan nama usaha konstruksi tersebut dengan lengkap. Jika tidak ada nama usahanya, isikan nama pengusahanya. Cek nama usaha dengan daftar SKP13-DS Blok V Kolom (3). Jika nama usaha yang tercantum dalam daftar tidak sesuai dengan nama yang ada di lapangan maka nama tersebut harus disesuaikan. : Alamat Usaha Alamat usaha adalah alamat dimana usaha tersebut berada. Tuliskan alamat usaha konstruksi dengan lengkap, seperti nama jalan, gang, lorong, nomor bangunan, kavling, nama gedung, lantai, nomor ruangan (room). Apabila alamat yang tercantum di daftar SKP13-DS tidak sesuai dengan keadaan di lapangan, termasuk disini perubahan nama jalan maka sesuaikan, misalnya Jl. R. Hartonomenjadi Jl. Jenderal Suprapto (keberadaan perusahaan tetap). : Bidang pekerjaan usaha konstruksi Pilihlah salah satu bidang pekerjaan usaha konstruksi. 1. Konstruksi gedung mencakup kegiatan pembangunan gedung baru, perbaikan gedung, penambahan dan renovasi gedung, pendirian bangunan atau struktur prafabrikasi pada lokasi dan konstruksi yang bersifat sementara. Seperti: bangunan tempat tinggal, pabrik industri, bangunan kantor, sekolah, rumah sakit, hotel, mall, tempat ibadah, restoran, fasilitas olahraga di dalam ruangan, garasi parkir, dan lain-lain. 2. Konstruksi sipil mencakup kegiatan konstruksi fasilitas industri, proyek infrastruktur dan sarana umum, sistem pembuangan dan irigasi, saluran pipa dan jaringan listrik, fasilitas olahraga ditempat terbuka, dan lain-lain. Seperti: jalan raya, jalan kendaraan bermotor, jembatan terowongan, rel kereta api, lapangan udara, pelabuhan dan bangunan air lainnya, sistem irigasi, sistem limbah, dan lain-lain. 44 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

45 3. Konstruksi khusus mencakup kegiatan konstruksi yang berhubungan dengan keahlian khusus, biasanya khusus pada satu aspek umum untuk struktur yang berbeda, yang membutuhkan peralatan atau ketrampilan khusus dan lebih banyak dilakukan berdasarkan subkontrak. Konstruksi khusus juga mencakup kegiatan pembongkaran dan penyiapan lahan, penyelesaian gedung, instalasi berbagai macam keperluan yang membuat bangunan berfungsi seperti pipa-pipa ledeng, pemanas, pendingin ruangan (AC), system alarm dan pekerjaan listrik lain, system penyiraman, lift dan tangga berjalan, penerangan jalan raya, penyewaan alat berat konstruksi beserta operator, dan lain-lain. Rincian 4 : Kegiatan utama yang dilakukan usaha selama setahun yang lalu Jenis kegiatan konstruksi ini harus ditulis secara lengkap dan jelas. Jika usaha ini memiliki pekerjaan/proyek lebih dari satu, maka yang diisikan adalah pekerjaan/proyek yang utama, berdasarkan; 1. Kegiatan yang memiliki nilai konstruksi/omset/pendapatan terbesar 2. Jika butir 1 sama besar, maka penentuannya berdasarkan volumepekerjaan terbesar 3. Jika butir 1 dan 2 sama, maka penentuannya berdasarkan waktu terlama 4. Jika butir 1, 2, dan 3 sama, maka penentuannya oleh responden Rincian 4.a Contoh : Ngadino seorang pemborong konstruksi selama setahun yang lalu mengerjakan 3 proyek sebagai berikut : 1. Pembangunanan rumah tinggal dengan luas 200 m 2 selesai dalam 5 bulan dengan nilai konstruksi Rp. 300 juta 2. Pembangunan gedung sekolah dengan luas 200 m 2 selesai dalam 6 bulan dengan nilai konstruksi Rp. 300 juta 3. Pembangunanan rumah tinggal yang belum diselesaikan dengan nilai konstruksi Rp. 50 juta Maka pengisian pekerjaan utama usaha Ngadino ini adalah pembangunan gedung sekolah. : Persentase penggunaan bahan/material terhadap nilai kegiatan utama, adalahpersentase penggunaan bahan/material terhadap nilai konstruksi pada kegiatan utama usaha konstruksi. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

46 Rincian 4.b : Persentase upah pekerja harian terhadap nilai kegiatan utama, adalah persentase upah pekerja harian terhadap nilai konstruksi pada kegiatan utama usaha konstruksi. BLOK III : KETERANGAN UMUM, BIMBINGAN/PELATIHAN/PENYULUHAN DAN SUMBER MODAL USAHA Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan secara umum mengenai pengusaha, bimbingan/pelatihan/penyuluhan yang diperoleh baik oleh pengusaha maupun pekerja, dan sumber modal usaha yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan/proyek. Rincian 1 : Nama pengusaha Tuliskan nama pemilik atau yang bertanggung jawab pada usaha konstruksi ini. Misalnya: Pemborong Bangunan H. Rudi Rincian 2 : Jenis Kelamin Cukup Jelas Rincian 3 : U m u r Umur dituliskan dalam tahun dengan pembulatan ke bawah, berdasarkan ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender masehi. Untuk yang berumur 99 tahun ke atas maka isikan 98. Misalnya: Bapak Inggar seorang pengusaha konstruksi perseorangan lahir di Jakarta, 17 Agustus Pencacahan SKP13 pada bulan Mei Karena pada waktu pencacahan Bapak Inggar belum berulang tahun, maka umur Bapak Inggar adalah 52 Tahun. Rincian 4 : Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Lingkari salah satu kode pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan adalah: Jenjang pendidikan tertinggi terakhir yang diselesaikan (ditamatkan). 1. Seseorang yang bersekolah pada jenjang tertentu dan tidak mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi akan tetapi lulus ujian akhir, orang itu dianggap tamat pada jenjang tersebut. 2. Seseorang yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu dan tidak tamat, maka jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan 46 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

47 adalah jenjang pendidikan sebelumnya. Contoh :Pengusaha pernah kuliah D3 Manajemen Pemasaran tetapi hanya 2 tahun dan tidak dapat menyelesaikan pendidikannya, maka pendidikan tertinggi pengusaha tersebut adalah SMA & Sederajat. Jenjang pendidikan: Tidak tamat SD: Mereka yang tidak sekolah/belum pernah sekolah atau mereka yang pernah sekolah/tidak tamat di sekolah dasar 5/6/7 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan anak oleh Masyarakat Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 - A100. Mereka yang tamat Sekolah Dasar 3 tahun atau sederajat dianggap belum tamat. SD & sederajat: Mereka yang tamat sekolah dasar 5/6/7 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan anak oleh Masyarakat Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 - A100. SLTP & sederajat: Mereka yang tamat SMP, MULO, HBS 3 tahun, SLB Menengah Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Kepandaian Putri, SMEP, ST, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah Ketrampilan Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu, Pendidikan Guru Agama 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus Karyawan Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama. SLTA & sederajat: Mereka yang tamat dari Sekolah Menengah Atas, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, dan Sekolah Menengah Teknologi Grafika. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

48 DI/DII: Mereka yang tamat Sekolah Guru Olah Raga, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru, Sekolah Analisis Menengah Kimia Atas, Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas, Diploma I atau Diploma II pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma. Program Akta I dan Akta II termasuk dalam jenjang pendidikan program Diploma I atau Diploma II. Sarjana Muda/DIII: Mereka yang tamat Akademi/Diploma III/Akta III atau yang telah mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu fakultas. Jenjang sekolah ini pada umumnya dilakukan oleh suatu Akademi/Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Sarjana/S1/DIV : Mereka yang tamat program pendidikan Sarjana (Strata-1) atau yang telah mendapatkan gelar sarjana (menyelesaikan sejumlah SKS tertentu) pada suatu fakultas. Jenjang sekolah ini pada umumnya dilakukan oleh suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. S2/S3 : Mereka yang tamat program pendidikan program pasca sarjana, Magister (Strata-2), atau Doktor (Strata-3) yang telah mendapatkan gelar master/doktor pada suatu program studi di sebuah fakultas. Jenjang sekolah ini pada umumnya dilakukan oleh Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Rincian 5. : a. Apakah pekerja pada usaha ini pernah mengikuti bimbingan/pelatihan/penyuluhan dibidang konstruksi? Lingkari salah satu kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Bimbingan/pelatihan/penyuluhan adalah kegiatan bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi yang pernah diikuti oleh pengusaha atau pekerja. Misalnya: Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Manajerial yaitu jenis bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi untuk 48 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

49 meningkatkan ketrampilan dan pengelolaan usaha konstruksi. Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Ketrampilan/teknik yaitu jenis bimbingan/pelatihan/penyuluhan untuk meningkatkan kemampuan/ketrampilan dalam bidang konstruksi. Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Pemasaran yaitu jenis bimbingan/pelatihan/penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pemasaran konstruksi, seperti: cara mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, cara melakukan promosi dan penawaran pekerjaan/proyek. Dan bimbingan/pelatihan/penyuluhan lainnya yang masih ada hubungannya dengan bidang konstruksi. b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi adalah : Lingkari kode penyelenggara mana saja yang pernah diikuti. Jika jawaban kode yang dilingkari lebih dari satu maka jumlahkan, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan dapat juga diselenggarakan oleh usaha konstruksi tersebut. Instansi Pemerintah, misal Dinas PU, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementrian Pendidikan, dan sebagainya. Perusahaan Swasta, misal Grup Bakri, Sampoerna Grup, dan sebagainya. Yayasan/LSM : misalnya Balai Latihan Kerja yang dikelola oleh yayasan. Lainnya ( tuliskan ), misal pengusaha bahan bangunan, pihak luar negeri, usaha konstruksi sendiri, dan sebagainya Rincian 6. Sumber modal usaha konstruksi berasal dari: Lingkari kode sumber modal usaha mana saja yang digunakan. Jika jawaban kode yang dilingkari lebih dari satu maka jumlahkan, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

50 Sumber modal usaha: modal yang digunakan oleh usaha konstruksi seperti: untuk kantor, peralatan konstruksi, modal awal untuk mengerjakan pekerjaan/proyek, dan sebagainya. Milik sendiri: modal usaha yang dimiliki oleh usaha konstruksi, termasuk hibah/transfer. Pinjaman bank: pinjaman yang berasal dari Bank, baik berasal dari Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat. Pinjaman koperasi: pinjaman yang berasal dari koperasi. Contoh: Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Unit Desa. Lainnya (tuliskan ): diisi nama pemberi sumber modal bila pilihan sumber modal tidak terdapat pada pilihan di atas. Modal usaha yang diperoleh dari menggadaikan mobil atau barang lain dikategorikan sebagai modal pinjaman. Jika modal usaha didapatkan dengan sistem kredit, maka pilihan milik sendiri jika sudah lunas. Jika belum lunas maka pilihan milik sendiri dan pinjaman. BLOK IV : PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pekerja, hari kerja, balas jasa dan upah. Rincian 1 : Pekerja tetap, jumlah pekerja harian,dan hari kerja setiap bulan kegiatan Pekerja: semua orang yang terlibat secara langsung dalam pekerjaan/kegiatan di usaha ini pada bulan tertentu. Pekerja tetap: tenaga kerja yang secara administrasi tercatat sebagai pekerja tetap dan biasanya memperoleh gaji bulanan secara tetap dari usahasepanjang tahun. Pekerja harian: pekerja pada proyek konstruksi yang dikerjakan, dan hanya bekerja selama proyek tersebut masih berjalan. Pekerja ini biasanya dibayar atas dasar upah harian. Contoh: mandor (kepala tukang), tukang batu, tukang kayu, kenek bangunan, dan sebagainya. 50 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

51 Hari kerja : Hari usaha melakukan kegiatan dan ada seorang atau lebih yang bekerja secara terus menerus paling sedikit satu jam dalam sehari. Rincian 1.a Rincian 1.b Rincian 1.c Bulan kegiatan : Bulan usaha melakukan kegiatan minimal satu hari dalam sebulan. : Pekerja tetap Isikan banyaknya pekerja tetap per bulan kerja dari bulan Mei 2012 s.d.april 2013 menurut jenis kelamin. Perlu diperhatikan pekerja tetap ini yang jumlahnya cenderung tetap setiap bulannya, jadi jika ada perubahan jumlah pekerja tetap yang cukup besar pastikan kebenarannya dan beri catatan di Blok XI Catatan. : Jumlah pekerja harian Isikan banyaknya pekerja harian dari bulan Mei 2012 s.d.april 2013 menurut jenis kelamin. : Banyaknya hari kerja pekerja harian Isikan banyaknya hari kerja per bulan kerja dari bulan Mei 2012 s.d. bulan April Apabila usaha sedang tidak ada kegiatan (seperti: tidak ada proyek yang dikerjakan), maka pada bulan-bulan tersebut tidak ada kegiatan. Sehingga banyaknya hari kerja isiannya kosong. Contoh: pekerja tetap, pekerja harian, dan hari kerja Pak Amir seorang pemborong pekerjaan konstruksi yang dibantu oleh Ane adik iparnya. Selama bulan Mei s.d. Juni 2012 usahanya belum mendapat pekerjaan borongan. Pada bulan Juli 2012 Pak Amir mendapat proyek pembangunan rumah Pak Inggar yang diperkirakan selesai bulan Juli Untuk proyek ini Pak Amir mempekerjakan 10 orang per hari. Pekerja hanya libur pada hari Minggu dan hari-hari besar. Pada bulan Januari 2013 Pak Amir mendapat proyek lagi yaitu pemasangan keramik lantai di PT. Sukamaju yang diselesaikan selama satu bulan tanpa libur dengan pekerja 14 orang per hari. Bagaimana pengisian pekerja tetap, pekerja harian, dan hari kerja? Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

52 Uraian Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) a. Pekerja tetap L P b. Jumlah pekerja L harian P c. Hari kerja pekerja harian Rincian 2 : Balas jasa dan upah selama setahun yang lalu Balas jasa pekerja dirinci antara pekerja tetap dan pekerja harian. Balas jasa pekerja terdiri dari gaji dan lainnya (upah lembur, hadiah, bonus, tunjangan dll). Upah/gaji: Balas jasa usaha untuk pekerja, sebelum dikurangi pajak baik dalam bentuk uang maupun barang. Perkiraan sewa rumah dinas, fasilitas kendaraan dan sejenisnya dimasukkan dalam upah/gaji walaupun tidak tertulis dalam neraca (catatan) usaha. Lainnya termasuk tunjangan, upah lembur, hadiah, bonus, dan sebagainya. Tunjangan: Pengeluaran usaha berupa uang dan atau barang yang dibayarkan kepada instansi/yayasan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja. Contoh : tunjangan kesehatan, tunjangan kecelakaan, dll. Upah lembur: Rata-rata upah yang diberikan/dibayarkan kepada pekerja yang bekerja di luar jam kerja biasa. Hadiah : Rata-rata pengeluaran usaha berupa uang dan atau barang yang diberikan kepada pekerja. Pengeluaran ini sifatnya hanya sewaktu-waktu saja. Pengeluaran selama sebulan diperoleh dengan menjumlahkan pengeluaran selama setahun dibagi banyaknya bulan kegiatan. Bonus : Rata-rata pemberian usaha kepada pekerja dalam bentuk 52 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

53 uang atau barang karena usaha mengalami kemajuan/peningkatan keuntungan, yang biasanya dibayarkan minimal sekali dalam periode setahun, oleh karenanya untuk mengetahui besarnya bonus dalam sebulan terlebih dulu dibagi banyaknya bulan kegiatan. Balas jasa yang belum dibayarkan (terhutang) kepada pekerja harus dihitung sebagai pengeluaran upah/gaji usaha. Beberapa komponen yang juga termasuk dalam balas jasa pekerja, antara lain: 1. Bila usaha memberikan barang kepada pekerjanya dengan harga di bawah harga jual, maka selisih antara harga tersebut dimasukkan sebagai balas jasa pekerja. 2. Bila usaha menyediakan fasilitas perumahan dan kendaraan yang diserahkan pemakaiannya tanpa bayar kepada pekerja, maka penilaiannya dapat dilakukan dengan taksiran nilai sewa/nilai penyusutan selama referensi waktu survei. 3. Pengeluaran untuk pakaian seragam pegawai yang diberikan secara cuma-cuma kepada pekerja dan dapat dipakai di luar jam kerja seperti untuk pesta atau rekreasi. 4. Bila usaha menyediakan dana untuk biaya penggantian obat-obatan, perawatan, hiburan seperti pemberian tiket bioskop yang biasanya sudah diatur dalam peraturan kesejahteraan pekerja. Komponen yang tidak termasuk balas jasa karena berkaitan dengan operasional produksi antara lain: 1. Pengeluaran makanan dan atau minuman khusus selain makanan rutin yang biasanya disebut extra fooding untuk meningkatkan produktivitas pekerja. 2. Pengeluaran untuk pakaian kerja (wearpack) yang diberikan secara cuma-cuma kepada pekerja untuk digunakan hanya pada waktu bekerja. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

54 BLOK V : BIAYA/PENGELUARANSELAMA SETAHUN YANG LALU Tujuan blok ini untuk mengetahui jenis biaya/pengeluaran yang berkaitan langsung dengan kegiatan usaha selama setahun yang lalu. Perhatian: Pada Rincian 5 kolom (2) isikan banyaknya bahan yang telah digunakan dalam kegiatan proyek. Rincian 1 : Bahan bakar dan pelumas Bahan bakar: Segala bahan, baik cair maupun padat yang digunakan sebagai pembakar untuk menjalankan mesin, memasak dan lainnya yang dipakai untuk usaha, seperti: bensin, solar, minyak diesel, gas, dan pelumas. Besarnya nilai pengeluaran untuk bensin/solar tidak mencakup untuk kendaraan pribadi, maupun keperluan angkutan. Pelumas: Zat cair yang mempunyai kekentalan tertentu dipakai untuk melancarkan jalannya mesin agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50, dan sebagainya. Termasuk juga biaya bahan bakar dan pelumas untuk mesin Rincian 2 Rincian 3 Rincian 4 Rincian 5 pembangkit listrik (diesel) yang digunakan perusahaan. : Air bersih Biaya pemakaian air bersih: Biaya pembelian air bersih dari perusahaan air minum/badan pengelola air minum ataupun dari pihak lain untuk keperluan usaha. : Listrik Biaya listrik : Biaya seluruh pemakaian listrik untuk keperluan usaha, seperti untuk penerangan dan menjalankan mesin. : Alat tulis kantor Semua alat tulis dan keperluan kantor yang habis dipakai seperti: kertas, spidol, pensil, tinta printer, karbon, pita mesin tik, map, kapur tulis, dan sejenisnya. Termasuk komputer supplies dan barang cetakan. Yang diisikan disini adalah nilai bahan-bahan yang telah habis digunakan, tidak termasuk sisa (stok) yang belum digunakan. : Pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal Biaya pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modaladalah pengeluaran rutin untuk memelihara atau memperbaiki barang modal agar tetap berfungsi seperti biasanya tanpa menambah kapasitas, 54 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

55 Rincian 6 Rincian 7 mengubah bentuk atau menambah umur barang modal tersebut, seperti biaya penggantian suku cadang, pemeliharaan mesin-mesin dan perbaikan bangunan tempat usaha yang sifatnya tidak memperluas. Termasuk: mesin, bangunan, kendaraan, dan alat-alat konstruksi yang disewakan. : Angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi Biaya angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi: seluruh biaya pengangkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi yang digunakan untuk kelancaran usaha.termasuk: biaya pulsa, biaya yang dibayarkan kepada provider (ISP), dan pengeluaran bahan bakar untuk kendaraan pribadi maupun keperluan angkutan. Contoh: Biaya untuk membayar telepon, ongkos angkutan pembelian bahan baku, dll. : Bunga atas pinjaman Adalahpengeluaran usaha untuk pembayaran bunga atas pinjaman modal kepada pihak lain, misalnya: bunga yang dibayarkan ke Bank, Pegadaian, dsb. Bunga yang dibayarkan tidak harus terhadap pinjaman pada tahun 2011, tetapi termasuk bunga atas pinjaman tahun sebelumnya. Rincian 8 Rincian 9 : Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan Nilai pekerjaan dari satu proyek yang sebagian dikerjakan/disubkontrakkan ke pihak lain. Contoh: Suatu usaha konstruksi yang memiliki proyek pembangunan gedung mensubkontrakkan pemasangan jaringan listrik kepada usahakonstruksi lain. : Jasa Lainnya Termasuk jasa konsultan konstruksi, promosi usaha, dan lain-lain. Rincian 10 : Lainnya Biaya selain yang tercantum pada Rincian 1 s.d. Rincian 9 tersebut di atas yang dikeluarkan oleh usaha untuk kelancaran dan menunjang kegiatan usaha, seperti: jasa asuransi. Rincian 11 : Jumlah rincian (1 s.d. 10) Cukup jelas Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

56 BLOK VI : PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai nilai pekerjaan konstruksi dan pendapatan dari kegiatan lainnya yang masih berkaitan dengan kegiatan usaha tersebut. Rincian 1 : Nilai pekerjaan konstruksi Nilai pekerjaan konstruksi: adalah nilai proyek dikurangi nilai pekerjaan yang disubkontrakkan dikalikan realisasi fisik pekerjaan yang diselesaikan. NK = (NP NS) x %NR NK = Nilai pekerjaan konstruksi NP = Nilai proyek NS = Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan % NR = persentase realisasi fisik pekerjaan yang diselesaikan %NR didapat dari persentase pekerjaan yang diselesaikan akhir periode survey dikurangi persentase pekerjaan diawal periode survey. Rincian 1K4 Rincian 2 Contoh: Usaha konstruksi Pak Inggar Sejahtera di Provinsi DKI Jakarta mengerjakan proyek jalan di Kali Malang sebesar Rp ,00 yang dimulai tahun 2012 sudah dikerjakan 40% sampai dengan akhir Mei Proyek tersebut selesai akhir tahun 2013dengan sebagian proyek disubkontrakkan sebesar Rp ,00 untuk pengaspalannya. Jadi nilai pekerjaan Pak Inggar Sejahtera untuk pembuatan jalan di Kali Malang sebesar ( ) x (100 40)/100 = ,00 : Bahan/material yang digunakan Bahan/material yang digunakan dalam setiap proyek baik bidang pekerjaan gedung, sipil, dan khusus. Contoh: semen pada bidang pekerjaan gedung dan sipil, kabel pada bidang pekerjaan konstruksi khusus. : Pendapatan dari kegiatan lainnya Nilai pendapatan dari kegiatan lainnya adalah pendapatan yang diperoleh selain dari pendapatan utama usaha konstruksi, seperti: jasa desain gambar, konsultan, penggunaan modal jasa konstruksi, sewa tanah, sewa gedung, sewa peratalan konstruksi, sewa alat berat 56 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

57 Rincian 2.a konstruksi, dari bunga, deviden, hak cipta, dan kegiatan lainnya. : Keuntungan/kerugian penjualan barang dalam bentuk yang sama Adalahselisih nilai dari barang-barang yang dijual dengan nilai belinya dalam bentuk yang sama (tanpa mengalami perubahan bentuk atau tanpa diproses). Contoh: Awal bulan Juni 2012, Pak Sugi membeli zak semen dengan /zak untuk pembangunan gedung SD. Rincian 2.b Kebutuhan pembangunan ternyata hanya 800 zak semen. Untuk menghindari semen yang menjadi keras, Pak Sugi menjual sisa semen yang tidak terpakai dengan /zak. Keuntungan dari penjualan semen tersebut adalah: ( ) x ( ) = Rp ,00 : Bunga atas simpanan, deviden, royalti/hak cipta, dan sejenisnya Yang termasuk pendapatan lainnya adalah pendapatan dari bunga atas simpanan di pihak lain atau meminjamkan ke pihak lain, deviden, Rincian 2.c royalti/hak cipta, dan sejenisnya yang diterima. : Sumbangan, hadiah, dan sejenisnya Yang termasuk rincian ini adalah transfer dari pihak lain (sumbangan, hadiah dan sejenisnya). Rincian 2.d : Lainnya Tuliskan dengan lengkap pendapatan lainnya yang terkait dengan usaha berikut nilainya. Termasuk pendapatan dari kegiatan lain, seperti: menyewakan barang modal milik usaha, penjualan barang sisa potongan/sampah hasil usaha. Contoh: a. Pendapatan dari sewa alat/mesin/bangunan milik usaha. b.pendapatan dari penjualan sisa potongan besi dan kayu, hasilbongkaran, dan sebagainya. Rincian 3 : Jumlah (Rincian 1 + 2) Cukup jelas BLOK VII : RINGKASAN Kolom (1) : Pendapatan Disalin dari Blok VI Rincian 3 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

58 Kolom (2) Kolom (3) : Biaya/Pengeluaran Penjumlahan [Blok IV Rincian 2.c Kolom (2) + Blok V Rincian 11 Kolom (2) + Blok VI Rincian 1f Kolom (4) Blok V Rincian 8 Kolom (2)] : Selisih Pendapatan - Biaya/Pengeluaran didapat dari Pengurangan Kolom (1) Kolom (2) Jika isian Kolom (3) hasilnya minus (-), harap diteliti kembali isian Blok IV Rincian 2.c kolom (2), Blok V, dan Blok VI. BLOK VII: PERMODALAN Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai nilai harta dari usaha konstruksi yang digunakan untuk kegiatan usahatersebut pada keadaan 30 April Kolom(1)dan : Harta lancar Kolom(2) Harta: Kekayaan yang berasal dari milik sendiri dan digunakan dalam suatu usaha ekonomi. Harta lancar meliputi seluruh uang tunai, piutang usaha, dan bahan/material yang tersedia. Kolom(1) : Uang tunai (termasuk piutang usaha) Kolom(2) Kolom(3) s.d. kolom(7) Isikan pada Kolom (1) uang tunai yang dimiliki seperti dalam bentuk: kas, tabungan, deposito, dan piutang usaha dalam rupiah pada keadaan 30 April : Persedian barang-barang untuk kegiatan usaha Isikan pada Kolom (2) persediaan barang-barang dalam rupiah pada keadaan 30 April Pada umumnya mempunyai umur pemakaian kurang dari setahun : Harta tetap Harta tetap: Peralatan dan perlengkapan usaha yang digunakan sebagai sarana/alat usaha yang umumnya mempunyai umur pemakaian lebih dari setahun meliputi: a. Tanah b. Bangunan/gedung c. Mesin dan peralatan (seperti: Molen, Compactor, dan 58 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

59 sebagainya) d. Kendaraan e. Barang modal lainnya (seperti : hak cipta, hak paten) Suatu peralatan dan perlengkapan usaha sebagai milik usaha apabila: 1.Peralatan dan perlengkapan tersebut betul-betul dimiliki (termasuk yang berasal dari hibah). 2. Peralatan dan perlengkapan tersebut masih dalam proses kredit. 3. Semua peralatan dan perlengkapan milik usaha yang berada di pihak lain. Catatan: Kendaraanmiliksendiri yang digunakanuntukkeperluanusaha dan rumahtanggadimasukkansebagai harta tetap. Harta tetapdinilaiberdasarkan atas harga pasar yang berlaku pada 30 April Bangunan usaha sendiri yang digunakanuntukkegiatanusahadinilaimenurutharga pasar yang berlaku pada 30 April Barangbarangmasihdalamproseskreditmakanilaibarangtersebutsesuaidengannilaipokokkredit telahdikeluarkan/dibayarkan. yang Contohhargatetap Pengusaha Konstruksi Bambang sampaiakhirbulan April 2013 memilikitabungansebesarrp ,-. Tabungantersebutmerupakankeuntunganusaha yang telahdijalankanselamaini. Pada bulan Mei 2013 sebagianuangnyadipinjamtetangganya yang juga pengusaha konstruksi sebesarrp ,-. Pada awal bulan Mei 2013 Bambang meminjamke Bank sebesarrp ,-. Apabila uangtersebuttidakdigunakanuntukusahanya, makaisianuangtunaiblok VIII Kolom (1) sebesarrp ,- BLOK IX: KENDALA DAN PROSPEK USAHA Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan yang sifatnya kualitatif dan prospek usaha. Berikan tanda cek ( ) sesuai dengan tingkat masalahnya. Rincian 1 : Permasalahan yang dialami: Untuk usaha yang mengalami permasalahan pada Rincian 1.a s.d. 1.j Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

60 Rincian 2 beri tanda cek ( ) pada salah satu tingkat permasalahan yang dihadapi. : Kondisi dan prospek usaha konstruksi Berilah tanda cek ( ) pada salah satu kolom naik, tetap atau turun pada kondisi usaha periode pencacahan dibandingkan tahun sebelumnya dan prospek usaha pada tahun pencacahan dibandingkan tahun yang akan datang menurut setiap rincian. BLOK X: KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS Blok keterangan responden dan petugas merupakan blok pernyataan bahwa jawaban yang diberikan dalam daftar diberikan oleh yang bertanggungjawab pada perusahaan tersebut. Sertakan informasi nama, jabatan, nomor telepon/hp, tanggal pengesahan, dan tanda tangan responden (yang memberi jawaban). Informasi tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjungan ulang. Disamping itu sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan pencacahan maupun pengawasan/pemeriksaan isikan nama, jabatan, nomor telepon/hp, tanggal pelaksanaan, dan tanda tangan. Rincian 1-3 : Tuliskan nama, no.telp/hp, tanggal mulai dan selesainya kegiatan dan tanda tangan. BLOK IX: CATATAN Catat informasi dari responden, pencacah dan pengawas/pemeriksa untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan daftar isian dan bermanfaat dalam pengolahan. Catatan: ditulis dengan singkat dan jelas. 60 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

61 BAB VII PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 7.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh jajaran petugas yang ada dalam struktur organisasi survei dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah. Agar pencacahan Survei Usaha Konstruksi Perorangan menghasilkan data yang akurat perlu dilakukan pengawasan atas jalannya pencacahan dan pemeriksaan Daftar isian Survei Usaha Konstruksi Perorangan Tahun 2013 (SKP13). Hal ini dilakukan selain untuk menghindari kesalahan dalam penentuan sampel usaha terpilih, pengisian Daftar SKP13-Pdan SKP13-Sjuga pemberian kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Sehubungan dengan hal tersebut diatas, agar pelaksanaan survei usaha konstruksi perorangan2013 dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan buku pedoman untuk pemeriksaan isian Daftar SKP13-P dan SKP13-S. Bab ini menjelaskan secara rinci tentang konsistensi isian Daftar SKP13-P dan SKP13-S baik konsistensi isian dalam blok maupun konsistensi isian antar blok, juga menjelaskan tata cara penarikan sampel. Diharapkan dengan adanya pedoman ini dapat diperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan Fungsi Pengawasan dan Pemeriksaan Pengawasan dan pemeriksaan mempunyai fungsi yang strategis dalam upaya menghasilkan data yang berkualitas. Oleh sebab itu, kegiatan pengawasan pelaksanaan lapangan dan pemeriksaan hasil pencacahan oleh pengawas harus dilaksanakan secara optimal. Kegiatan tersebut perlu dilakukan mengingat pengawas merupakan saringan terdepan dari organisasi pengumpulan data. Jika hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka kesalahan atau isian yang meragukan dapat diketahui secara lebih dini. Pengawas mempunyai peran ganda, yaitu petugas yang berperan tidak hanya berkaitan dengan aspek lapangan tetapi juga berkaitan dengan aspek kualitas data. Aspek lapangan: memberikan arti bahwa pengawas mempunyai tanggung jawab dalam hal ketepatan waktu dan sasaran serta kelancaran aktivitas pelaksanaan tugas pencacah di lapangan. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

62 Aspek kualitas: lebih ditekankan kepada bagaimana seorang pengawas dapat melakukan pemeriksaan kualitas isian sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan dari instrumen yang digunakan, sehingga dapat menghasilkan data yang berkualitas Pengawasan Pengawas atau Pemeriksa(PML) bertugas membimbing pencacah (PCL) yang dibawahinya. Pada hari pertama dilakukan pencacahan SKP13, PML mendampingi PCL melakukan pencacahan di wilayah tugas PCL bersangkutan. Kemudian PML memeriksa secara langsung isian Daftar SKP13-P dan SKP13-S hasil pencacahan, PML memberitahu apabila ada kekeliruan/kesalahan dan memberi petunjuk cara mengatasinya. Selain itu, PML juga memberikan saran-saran dan pengarahan kepada PCL tentang cara berwawancara atau memberikan penjelasan kepada responden. Pada tahap pengawasan dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. Periksa apakah lokasi dan batas-batas desa/kelurahan yang dikerjakan PCL sudah sesuai dengan beban tugasnya. b. Yakinkan bahwa tidak satupun sampel usaha terlewat cacah atau cacah ganda yang dilakukan PCL satu dengan PCL lainnya. c. Ikut terjun ke lapangan pada tahap awal pencacahan untuk mengawasi dan melakukan pemeriksaan isian Daftar SKP13-P dan SKP13-S. Hal ini dilakukan jika terjadi kekeliruan atau kesalahan, dapat diketahui lebih dini dan dapat segera diberitahukan kepada PCL, untuk menghindari kesalahan yang sama pada pencacahan berikutnya. d. Lakukan pengecekan di lapangan untuk melihat apakah PCL benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik. e. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung jawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut f. Ingatkan PCL agar melakukan pencacahan dengan Daftar SKP13-P sesuai dengan desa/kelurahan terpilih dan SKP13-Ssesuai dengan Daftar Sampel SKP13-DS. g. Ingatkan PCL agar menepati jadwal pencacahan yang telah ditetapkan, karena keterlambatan pencacahan akan mengganggu jadwal kegiatan selanjutnya Pemeriksaan Lain halnya dengan pengawasan, pemeriksaan lebih menitik-beratkan pada aspek kualitas data atau isiannya. Oleh sebab itu PML harus melakukan pemeriksaan terhadap isian 62 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

63 Daftar SKP13-P dan SKP13-Shasil pencacahan PCL secara seksama. Pemeriksaan ini dilakukan untuk setiap rincian maupun keterkaitannya dengan rincian lain yang saling berhubungan. Perhatikan kebenaran dan kewajaran isian disesuaikan dengan jenis kegiatannya, terutama yang berupa nilai. Pada tahap pemeriksaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Dalam melakukan pemeriksaan terhadap Daftar SKP13-P dan SKP13-Sharus berpedoman kepada Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa SKP13. Jika dijumpai ketidak-lengkapan isian, kesalahan ataupun isian meragukan, beritahukan kesalahan tersebut kepada PCL dan beritahu pula bagaimana seharusnya. Bila perlu, untuk perbaikan tersebut dilakukan dengan kunjungan ulang bersama-sama PCL ke lapangan. b. Usahakan pemeriksaan dilakukan secara bertahap, artinya pemeriksaan dilakukan sesegera mungkin setelah sejumlah Daftar SKP13-P dan SKP13-Sditerima dari PCL, tanpa harus menunggu seluruh dokumen diterima. c. Tepati jadwal pengiriman daftar SKP13-P dan SKP13-Sserta dokumen-dokumen lainnya ke BPS Kabupaten/Kota. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

64 64 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

65 BAB VIII PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR SKP13-P 8.1. Pemeriksaan Blok I: Pengenalan Tempat Periksa apakah penulisan dan isian pada kotak Rincian 1 s.d.5 sudah sesuai dengan daftar desa/kelurahan yang terdapat dalam Daftar SKP13-DSDesa. Sedangkan isian kotak Rincian 6 merupakan angka random yang dibangkitkan dari distribusi Uniform Pemeriksaan Blok II: Ringkasan Salin semua rincian berdasarkan petunjuk yang ada pada Daftar Isian SKP13-P, setelah melakukan pemeriksaan untuk Blok V. Daftar Rumah tangga/usaha Konstruksi. 8.3.Pemeriksaan Blok III: Keterangan Petugas dan Pengesahan Periksa apakah pencacah dan pengawas telah menuliskan nama, tanggal pelaksanaan kegiatan dan telah membubuhkan tanda tangannya. Serta periksa pula apakah sudah ada pengesahan oleh kepala desa/lurah dengan menuliskan tanggal, nama, tanda tangan,dan cap/stempel desa/kelurahan yang menjadi tempat tugasnya. Kalau belum, harus menuliskan dan mencantumkannya, sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. 8.4.Pemeriksaan Blok IV: Catatan Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, dapat dituliskan pada blok ini. Selain informasi dari responden, pencacah dan pengawas dapat menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian Daftar SKP13-P Pemeriksaan Blok V: DaftarRumahtangga/Usaha Pojok Kanan Atas Halaman.. dari.. halaman dan Pojok Kanan Bawah Identitas Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap konsistensi isian antar kolom yang saling berkaitan {Kolom (1) s.d. (12)}, periksa apakah seluruh lembar atau halaman dari satu set Daftar SKP13-Pjumlahnya sudah lengkap dan mempunyai nomor identitastercetakyang tertulis dipojok kanan bawahdi seluruh lembar sudah sama. Perhatikan juga apakah penulisannya sudah mengikuti aturan seperti yang tertuang pada Buku Pedoman Pencacah (Buku 2). Untuk melihat kelengkapan Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

66 halaman/lembar dari satu set Daftar SKP13-P, agar dilihat apakah yang tertulis pada Halaman. dari. halaman khususnya angka di bagian depan dari lembar pertama sampai dengan lembar terakhir sudah berurutan dari nomor 1 s.d. nomor terakhir, dan pada lembar terakhir angka di bagian depan harus sama dengan angka di bagian belakang. Contoh:Lembar pertama Blok V tertulis Halaman 1 dari 5 halaman, dan lembar terakhir tertulis Halaman 5 dari 5 halaman. Jika terjadi hal-hal berikut: i. Angka di bagian depan dari lembar pertama hingga lembar terakhir tidak berurutan. ii Angka di bagian depan tidak sama dengan angka di bagian belakang pada halaman terakhir, maka pengawas menanyakan kepada pencacah apakah terjadi kesalahan dalam penulisan atau ada lembar yang tercecer/hilang. Apabila ternyata ada lembar yang tercecer/hilang,maka pencacah diminta untuk melakukan pencacahan ulang terhadap usaha dari lembar yang tercecer/hilang tersebut Konsistensi Isian Antar Kolom pada Blok V 1. Periksa Kolom (1) terisi nomor urut rumah tangga/usaha,kolom (2) Calon Responden, dan Kolom (3) Alamat Lengkap. Apakah masing-masing kolom yang tercetaktelah dimutakhirkan sesuai keadaan lapangan. 2. Periksa Kolom (4) apakah terisi kode 1 atau kode 0.Bila terisi kode 1 maka Kolom (5) terisi, bila tidak perbaiki. 3. Periksa Kolom (5) apakah terisi kode 1 atau kode 0. Bila terisi kode 1 maka Kolom (6) terisi, bila tidak perbaiki. 4. Periksa Kolom (6) apakah terisi kode 1 atau kode 0, Bila terisi kode 1 maka Kolom (7) terisi, bila tidak perbaiki. 5. Periksa Kolom (7) apakah terisi kode 1 ataukode 0, bila tidak perbaiki. 6. Periksa Kolom (8), Kolom (9) dan salah satu Kolom (10) s.d. Kolom (12) jika terisi maka Kolom (7) harus terisi kode Periksa salah satu isian Kolom (10) s.d.kolom (12) harus ada tanda cek ( ) dan sudah sesuai dengan deskripsi Kolom (9). 8. Periksa apakah ada usaha konstruksi hasil snowballing. Jika ada maka tertulis di baris kosong setelah baris terakhir yang terisi. 66 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

67 9. Periksa apakah Kolom (1) nomor urut hasil snowballing terisi angka biasa meneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi, jika tidak perbaiki. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

68 68 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

69 BAB IX PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR SKP13-S 9.1. Pemeriksaan Secara Umum a. Periksa banyaknya dokumen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang menjadi tanggungjawab masing-masing pencacah. b. Periksa untuk setiap perubahan/ganti, pindah alamat, tutup, dan lain-lain, harus sudah diberi penjelasan pada Daftar Sampel SKP13-DS. c. Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf kapital, jika belum harus dikoreksi. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan konsistensi isian yang saling terkait. d. Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus sudah menggunakan satuan standar. Apabila masih menggunakan satuan setempat agar diusahakan untuk memberikan catatan konversi dari satuan setempat yang digunakan ke satuan standar. e. Periksa semua nilai harus dalam satuan rupiah. f. Periksa isian keterangan/jawaban dan atau kode yang dilingkari harus sesuai dengan kotak yang tersedia. g. Semua isian keterangan/jawaban pada pilihan jawaban Lainnya (tuliskan:...) harus ada isian. Apabila masih kosong agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan. h. Jika terdapat rincian yang seharusnya isi tetapi kosong, ada hal-hal yang meragukan, kurang jelas, dan sebagainya lihat Blok XI: Catatan. Apabila masih belum jelas, konfirmasikan kepada petugas pencacah agar dapat dilakukan perbaikan. i. Jika terdapat ketidaksesuaian antara kode yang dilingkari dengan isian dalam kotak maka ganti isian kotak sesuai dengan kode yang dilingkari Pemeriksaan Blok I.: Keterangan Tempat a. Periksa isian identitas pada Blok I Rincian 1 s.d. 4, harus sudah sesuai dengan identitas pada Daftar SKP13-DS. b. Rincian 2 dan 4: Kabupaten/Kota harus sudah dicoret untuk keterangan yang tidak diperlukan (Kabupaten/Kota atau Kabupaten/ Kota). Hal yang sama juga untuk Rincian 4 Desa/Kelurahan, harus sudah dicoret untuk yang tidak sesuai. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

70 c. Rincian 5 (nomor urutusaha) dan Rincian 6(nomor urut sampel) harus sama dengan nomor urut pada Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (2) dan (1). 9.3.Pemeriksaan Blok II: Keterangan Usaha a. Rincian 1 (Nama Usaha) danrincian 2 (Alamat Usaha) harussamadengannama dan alamat usaha pada Daftar SKP13-DS Blok V Kolom (3) dan (4). Jika tidak sesuai perbaiki sesuai keadaan sebenarnya. b. Rincian 3:Periksa jawaban yang dilingkari harus sesuai dengan yang diisikan dalam kotak. c. Rincian 4: Penulisan kegiatan utama usaha harus sejelas-jelasnya. Cek kegiatan utama (Rincian 4) dengan bidang pekerjaan usaha (Rincian 3). Pada isian KBLI apakah sudah sesuai dengan isian kegiatan utama usaha.jika ragu, konfirmasikan kembali ke pencacah untuk memastikan jenis kegiatan utamanya. d. Rincian 4.a:Periksa apakah isian sudah sesuai dengan persentase penggunaan bahan/material terhadap nilai kegiatan utama dan pilihan yang dilingkari sudah sesuai dengan yang diisikan di kotak. e. Rincian 4.b:Periksa apakah isian persentase upah pekerja harian lepas terhadap nilai kegiatan utama sudah benar dan pilihan yang dilingkari sudah sesuai dengan yang diisikan di kotak. 9.4.Pemeriksaan Blok III :KeteranganUmum, Bimbingan/Pelatihan/ Penyuluhan dan Sumber Modal Usaha a. Rincian 1: Periksa apakah penulisannama pengusaha sudah lengkap dengan penulisan gelar dibelakang nama. Misalkan: Sujariyah, SH., Raden Inggar Prasetya, Daeng Alex, Tubagus Sugiarto, dan sebagainya. b. Rincian 2:Periksa jawaban yang dilingkari harus sesuai dengan yang diisikan dalam kotak. Perhatikan kewajaran isian, jika ada keraguan jawaban yang dilingkari dengan isian Rincian 1 (nama pengusaha). Misalnya: isian Rincian 1 Nani Kurniani, sedangkan isian Rincian 2 yang dilingkari 1 (laki-laki). Tanyakan ke petugas, apakah sudah sesuai. c. Rincian 3: Perhatikan kewajaran isian. Sekalipun kita tidak mempunyai batasan tingkat kewajaran umur seorang pengusaha, sebaiknya tetap diperhatikan berapa kewajaran umur seorang pengusaha, isian maksimum Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

71 d. Rincian 4: Perhatikan konsistensi antara pendidikan tertinggi yang ditamatkan dengan umur pada isian Rincian 3, jika terdapat keraguan tanyakan kepada pencacah e. Rincian 5a: Periksa apabila kode 1 terisi maka rincian 5b terisi dan apabila terisi kode 2 langsung kerincian 6. f. Rincian 5b: Periksa apakah wajar isian rincian ini. Isian merupakan penjumlahan dari kode yang dilingkari (minimal 1 dan maksimal 15). g. Rincian 6: Periksa kewajaran isian rincian ini. Isian merupakan penjumlahan dari kode yang dilingkari (minimal 1 dan maksimal 15). 9.5.Pemeriksaan Blok IV : Pekerja, Hari Kerja, Balas Jasa dan Upah Rincian 1.Pekerja tetap, jumlah pekerja harian, dan hari kerjasetiap bulan kegiatan. Perhatikan isian banyaknya pekerja tetap untuk setiap bulan kegiatan pada Rincian1a. Isian banyaknya pekerja tetap minimum 1 orang. Perhatikan isian jenis kelamin pekerja tetap dan rata-rata pekerja tetap per bulan. Perhatikan isian jumlah pekerja harian menurut jenis kelamin untuk setiap bulan kegiatan pada Rincian 1.b. Isian jumlah pekerja harian boleh kosong jika usaha konstruksi tidak mempunyai proyek, tetapi bila usaha konstruksi mempunyai proyek tanyakan kewajaran isiannya. Perhatikan pula isian banyaknya hari kerja pekerja harian pada Rincian 1.c untuk setiap bulan kegiatan mulai bulan Mei Desember 2012 dan Januari April 2013.Isian maksimum sama dengan jumlah hari pada bulan bersangkutan. Bulan kegiatan tidak boleh kosong semua, paling tidak ada satu bulan yangterisi. Rincian 2. Balas jasa dan upah pekerja selama setahun yang lalu. Cermati apakah rincian ini telah diisi dalam satuan rupiah dengan benar dan sudah wajar, kemudian lakukan langkah berikut ini: Isian Rincian 2.a Kolom (2) = Rincian 2.a.1 Kolom (2) + Rincian 2.a.2 Kolom (2) Isian Rincian 2.c Kolom (2) = Rincian 2.a Kolom (2) + Rincian 2.b Kolom (2) Perhatikan kewajaran isian balas jasa dan upah (Rincian 2) dengan pekerja tetap dan jumlah pekerja harian (Rincian 1).Jika Rincian 1.a terisi maka Rincian 2.a juga harus Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

72 terisi, jika Rincian 1.b terisi maka Rincian 2.b juga harus terisi. 9.6.Pemeriksaan Blok V : Biaya/Pengeluaran selama setahun yang lalu a. Periksa apakah semua biaya/pengeluaran yang ada pada Rincian 1 s.d.rincian 10Kolom (2) sudah benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat keraguan konfirmasikan pada pencacah untuk mengetahui apakah perlu dilakukan perbaikan dan kunjungan ulang. b. Pada Rincian 1 s.d. Rincian 10 Kolom (2), perhatikan kesesuaian dan kewajaran jenis biaya/pengeluaran setahun yang lalu dengan biaya/pengeluaran sebulan. c. Hitung kembali isian pada Rincian 11 Kolom (2) apakah sudah merupakan hasil penjumlahan dari Rincian 1 s.d. Rincian 10 Kolom (2). d. Perhatikan Rincian 5, jikausahamemilikikegiatan/proyek pada Blok VI Rincian 1, makapengeluaranbahan/material harusadaisiannya. 9.7.Pemeriksaan Blok VI : Pendapatan Selama Setahun yang Lalu Rincian 1. Pendapatan dari kegiatan konstruksi Rincian 1a Kolom (1) adalah uraian berupa jenis konstruksiyang dikerjakandan isiannya harus sesuai dengan KBLI dari kegiatan utama yang dihasilkan usaha (Blok II Rincian 4). Periksa penulisan uraian jenis konstruksi yang dihasilkan, provinsi lokasi pekerjaan, bahan bangunan yang digunakan, dan nilai pekerjaan yang diselesaikan pada Rincian 1.a s.d. 1.d Kolom (1) telah dituliskan secara berurutan dan dimulai dari nilai konstruksi terbesar ke nilai konstruksi yang terkecil. Bila salah lakukan perbaikan. Periksa kewajaran pengeluaran bahan/material yang digunakan Blok VI Kolom (4) dengan nilai pekerjaan Blok VI Kolom (5) setiap baris. Periksa pula total jumlah pengeluaran bahan/material yang digunakan Blok VI Rincian 1.f Kolom (4) danupahpekerjaharian(blok IVRincian 2.b) dengan nilai pekerjaan Blok VIRincian 1.fKolom (5). Periksa penjumlahan nilai pada Rincian 1.f Kolom (4) dan Rincian 1.f Kolom (5) yang merupakan penjumlahan dari Rincian 1.a s.d. 1.d Kolom (4) dan Kolom (5). Rincian 2. Pendapatan dari kegiatan lainnya Jika Blok VI Rincian 1 Kolom 4 tidak ada isian, maka Rincian 2 harus diisi. Jika Blok VI Rincian 1 ada isian, maka Rincian 2 bisa ada isian. 72 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

73 Rincian 2.d Kolom (4) merupakan pendapatandarikegiatan lain yang berhubungandenganusahakonstruksi, jikaadaisianperiksadarimanapendapatantersebut. Rincian 3. Jumlah (Rincian 1 dan 2) Periksa penjumlahan Rincian 1 dan 2 Kolom (4). 9.8.Pemeriksaan Blok VII: Ringkasan a. Periksa isian pendapatan di Kolom (1), apakah sudah sesuai dengan isian Blok VI Rincian 3 Kolom (5). b. Periksa isian biaya/pengeluaran di Kolom (2), apakah sudah sesuai dengan penjumlahan Blok IV Rincian 2.c Kolom (2) ditambah Blok V Rincian 11 Kolom (2) ditambah Blok VI Rincian 1.f Kolom (4) dikurang Blok V Rincian 8 Kolom (2). c. Periksa isian selisih di Kolom (3), apakah sudah benar. Jika hasilnya minus (-), harap diteliti kembali isian Blok IV Rincian 2, Blok V, dan Blok VI. Jika ternyata masih minus (-), maka tanyakan kepada Pencacah dan tuliskan alasan di blok catatan. 9.9.Pemeriksaan Blok VIII: Permodalan Periksa apakah isian nilai Kolom (1) s.d. Kolom (7) sudah dalam rupiah. a. Kolom (1) dan (2): Harta lancar Periksa kebenaran isian Kolom (1) dan Kolom (2). b. Kolom (3) s.d. Kolom (7): Harta tetap Periksa kebenaran isian Kolom (3) s.d.kolom (7). c. Jumlah Kol.(1) + Kol.(2) dan Jumlah {Kol.(3) s.d Kol.(7)} Periksa kebenaran jumlah isiannya Pemeriksaan Blok IX: Kendala dan Prospek Usaha a. Rincian 1. Permasalahan yang dialami Periksa Rincian 1.a s.d.1.j harus ada satu isian tanda cek ( ) untuk 5 kategori permasalahan. Jika isian kosong atau meragukan tanyakan ke pencacah. b. Rincian 2. Kondisi dan prospek usaha konstruksi Periksa Rincian 2.a s.d. 2.g harus ada satu isian tanda cek ( ) pada kolom kondisi periode tahun pencacahan dan satu isian tanda cek ( ) pada kolom Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

74 prospek periode yang akan datang, jika kosong tanyakan ke pencacah Pemeriksaan BlokX : Keterangan Responden dan Petugas a. Periksa nama pemberi jawabandi Kolom (2), nomor telepon/hpdi Kolom (3), tanggal pelaksanaan di Kolom (4), dan tanda tangan di Kolom (5) apakah sudah diisi secara lengkap. b. Periksa apakah pencacah telah menuliskan di Kolom (2) nama, nomor telepon/hp di Kolom (3), tanggal pelaksanaan kegiatan di Kolom (4),dan membubuhkan tanda tangannya di Kolom (5). Apabila masih kosong, pencacah harus mengisi sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. c. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah melakukan perbaikan/pembetulan jika diperlukan, pengawas menulis di Kolom (2) nama, nomor telepon/hpdi Kolom (3), tanggal pelaksanaan di Kolom (4), dan tanda tangan di Kolom (5), sebagai bukti daftar isian telah diperiksa Pemeriksaan Blok XI : Catatan Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, bisa dituliskan pada Blok ini. Selain informasi dari responden, pencacah dan pengawas juga bisa menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian Daftar SKP13-S. 74 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

75 LAMPIRAN 1 KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA BIDANG KONSTRUKSI (KBLI TAHUN 2009) Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

76 76 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

77 KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA BIDANG KONSTRUKSI (KBLI TAHUN 2009) F KONSTRUKSI Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang konstruksi, yaitu kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan bangunan gedung dan bangunan sipil.kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara. Kegiatan konstruksi umum berupa konstruksi bangunan tempat tinggal, bangunan kantor, pertokoan, dan bangunan lainnya. Sedangkan konstruksi bangunan sipil seperti jalan kendaraan bermotor, jalan raya, jembatan, terowongan, rel kereta api, lapangan udara, pelabuhan dan bangunan air lainnya, sistem irigasi, sistem limbah, fasilitas industri, jaringan pipa dan jaringan listrik, fasilistas olahraga, dan lain-lain. Kegiatan konstruksi khusus, seperti penyiapan lahan, instalasi gedung dan penyelesaian gedung dan lain-lain. Pekerjaan konstruksi dapat dilakukan atas nama sendiri atau atas dasar balas jasa/kontrak. Sebagian pekerjaan dan dimungkinkan keseluruhan pekerjaan konstruksi dapat disubkontrakan.unit yang melakukan subkontrak kegiatan konstruksi diklasifikasikan di sini. Kategori ini mencakup juga kegiatan perbaikan bangunan gedung dan bangunan sipil. Kategori ini dibedakan menjadi konstruksi lengkap bangunan gedung (Golongan Pokok 41), konstruksi lengkap bangunan sipil (Golongan Pokok 42), dan juga kegiatan konstruksi khusus, jika hanya melakukan sebagian proses konstruksi (Golongan Pokok 43). Persewaan peralatan konstruksi dengan operatornya diklasifikasikan sesuai kegiatan konstruksi tertentu yang dilakukan dengan peralatan tersebut. Kategori ini juga mencakup pengembangan proyek konstruksi untuk bangunan gedung atau bangunan sipil dengan menggabungkan semua unsur keuangan, teknik dan fisik untuk mewujudkan proyek konstruksi dengan untuk dijual.jika proyek konstruksi dari kegiatan tersebut dilakukan tidak untuk dijual, tetapi untuk dioperasikan (yaitu ruangan dalam bangunan tersebut disewakan, kegiatan industri pengolahan dalam pabrik), maka diklasifikasikan sesuaidengan kegiatan operasionalnya, yaitu real estat atau industri pengolahan. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

78 41 KONSTRUKSI GEDUNG Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum berbagai macam gedung/bangunan, termasuk pembangunan gedung baru, perbaikan gedung, penambahan dan renovasi bangunan, pendirian bangunan atau struktur prefabrikasi pada lokasi dan konstruksi yang bersifat sementara. Golongan pokok ini mencakup konstruksi bangunan tempat tinggal, gedung perkantoran, pertokoan, sarana dan prasarana umum lainnya, termasuk bangunan pertanian dan lain-lain.kegiatan konstruksi bangunan dimungkinkan untuk disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan. 410 KONSTRUKSI GEDUNG Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi bangunan baik untuk tempat tinggal atau bukan tempat tinggal, dengan biaya sendiri untuk dijual atau atas dasar balas jasa/kontrak.kegiatan konstruksi bangunan dimungkinkan untuk disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan. Jika hanya bagian khusus saja dari proses konstruksi yang dilakukan, maka kegiatan tersebut diklasifikasikan pada Golongan Pokok 43. Golongan ini mencakup konstruksi semua jenis bangunan tempat tinggal dan bukan bangunan tempat tinggal, seperti rumah, gedung tempat tinggal, gedung yang digunakan untuk keperluan komersial dan industri, bangunan tempat ibadah, pemasangan dan pendirian bangunan/struktur prafabrikasi pada lokasi proyek.termasuk kegiatan perubahan model dan renovasi bangunan/struktur yang sudah ada KONSTRUKSI GEDUNG Subgolongan ini mencakup kegiatan konstruksi bangunan tempat tinggal atau bukan tempat tinggal dengan biaya sendiri untuk dijual atau atas dasar balas jasa/kontrak.kegiatan konstruksi bangunan dimungkinkan untuk disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan. Jika hanya melakukan sebagian proses konstruksi saja, maka kegiatan tersebut diklasifikasikan dalamgolongan Pokok 43. Subgolongan ini mencakup : - Konstruksi semua jenis bangunan tempat tinggal, seperti rumah keluarga tunggal dan bangunan untuk banyak keluarga, termasuk bangunan bertingkat - Konstruksi semua jenis bangunan bukan tempat tinggal, seperti bangunan untuk perindustrian, contohnya pabrik industri, bengkel kerja, pabrik perakitan; rumah sakit, sekolah, bangunan kantor; hotel, toko, mall, restoran; bangunan bandara; fasilitas olahraga di dalam ruangan; garasi parkir, termasuk parkir bawah tanah; gudang; bangunan tempat ibadah 78 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

79 - Perubahan model atau renovasi struktur bangunan yang sudah ada Subgolongan ini tidak mencakup : - Pemasangan konstruksi prafabrikasi secara keseluruhan dari bagian-bagian bukan beton yang dapat dirakit sendiri, lihat Golongan Pokok 16 dan 25 - Konstruksi fasilitas industri kecuali bangunan, lihat Kegiatan arsitektur dan keteknikan, lihat Kegiatan manajemen proyek yang berhubungan dengan konstruksi, lihat KONSTRUKSI GEDUNG TEMPAT TINGGAL Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk tempat tinggal, seperti rumah tempat tinggal, apartemen dan kondominium.termasuk pembangunan gedung untuk tempat tinggal yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung tempat tinggal KONSTRUKSI GEDUNG PERKANTORAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk perkantoran, seperti kantor dan rumah kantor (rukan). Termasuk pembangunan gedung untuk perkantoran yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung perkantoran KONSTRUKSI GEDUNG INDUSTRI Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk industri, seperti pabrik dan bengkel kerja.termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung industri KONSTRUKSI GEDUNG PERBELANJAAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk perbelanjaan, seperti mall, toserba, toko, rumah toko (ruko) dan warung.termasuk pembangunan ruko yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung perbelanjaan KONSTRUKSI GEDUNG KESEHATAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk sarana kesehatan, seperti rumah sakit, poliklinik, puskesmas dan balai pengobatan.termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung kesehatan KONSTRUKSI GEDUNG PENDIDIKAN Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

80 Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk sarana pendidikan, seperti sekolah, tempat kursus, laboratorium dan bangunan penunjang pendidikan lainnya.termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung pendidikan KONSTRUKSI GEDUNG PENGINAPAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk penginapan, seperti hotel, hostel dan losmen.termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung penginapan KONSTRUKSI GEDUNG TEMPAT HIBURAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk tempat hiburan, seperti bioskop, gedung kesenian dan gelanggang olahraga. Termasuk pembangunan gedung untuk tempat hiburan yang dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung tempat hiburan KONSTRUKSI GEDUNG LAINNYA Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk penggunaan selain dalam Kelompok s.d , seperti tempat ibadah, terminal/stasiun, bangunan monumental, bangunan bandara, gudang dan lainnya.termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung lainnya PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI GEDUNG Subgolongan ini mencakup : - Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi gedung sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI GEDUNG Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi gedung sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 80 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

81 42 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum bangunan sipil, baik bangunan baru, perbaikan bangunan, penambahan bangunan dan perubahanbangunan, pendirian bangunan/struktur prafabrikasi pada lokasi proyek dan konstruksi yang bersifat sementara.golongan pokok ini juga mencakup kegiatan konstruksi berat seperti fasilitas industri, proyek infrastruktur dan sarana umum, sistem pembuangan dan irigasi, saluran pipa dan jaringan listrik, fasilitas olahraga di tempat terbuka dan lain-lain.sebagian atau keseluruhan pengerjaan dapat dilakukan atas biaya sendiri, berdasarkan balas jasa/kontrak. 421 KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi dan pekerjaan permukaan jalan kendaraan bermotor dan kendaraan lain dan jalan untuk pejalan kaki serta pekerjaan sejenisnya. Golongan ini juga mencakup konstruksi jembatan jalan layang bebas hambatan, terowongan, rel kereta apibaik di permukaan atau bawah tanah, dan landasan pacu lapangan udara. Termasuk pemasanganbangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi proyek KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API Subgolongan ini mencakup : - Konstruksi jalan tol, jalan raya, gang, jalan pejalan kaki dan kendaran lainnya - Pengerjaan permukaan jalan, gang, jalan layang, jembatan atau terowongan, seperti pengaspalan jalan, pengecatan jalan untuk tanda atau rambu lalu lintas dan pemasangan palang kereta api, rambu lalu lintas dan sejenisnya - Konstruksi jembatan, mencakup jalan raya yang ditinggikan (jalan layang) - Konstruksi terowongan - Konstruksi rel kereta api dan rel subway - Konstruksi landasan pacu pesawat terbang - Subgolongan ini tidak mencakup : - Pemasangan penerang jalan dan rambu-rambu lalu lintas yang menggunakan listrik, lihat Kegiatan arsitektur dan keteknikan, lihat Kegiatan manajemen proyek yang berkaitan dengan pekerjaan teknik sipil, lihat KONSTRUKSI JALAN RAYA Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

82 perbaikan jalan, jalan raya dan jalan tol.termasuk juga kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jalan, seperti pagar/tembok penahan, drainase jalan, marka jalandan rambu-rambu KONSTRUKSI JEMBATAN DAN JALAN LAYANG Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan jembatan dan jalan layang.termasuk juga kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jembatan dan jalan layang, seperti pagar/tembok penahan, drainase jalan, marka jalan, dan rambu-rambu KONSTRUKSI LANDASAN PACU PESAWAT TERBANG Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan landasan pacu pesawat terbang.termasuk juga kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan landasan pacu, seperti pagar/tembok penahan, drainase landasan pacu, marka landasan pacu dan rambu-rambu KONSTRUKSI JALAN KERETA API DAN JEMBATAN KERETA API Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan jalan dan jembatan kereta api KONSTRUKSI TEROWONGAN Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan terowongan di bawah permukaan air, di bukit atau pegunungan dan di bawah permukaan tanah PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API Subgolongan ini mencakup : - Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jalan dan rel kereta api sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi 82 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

83 prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jalan dan rel kereta api sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 422 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN UNTUK IRIGASI, KOMUNIKASI DANLIMBAH Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi jaringan distribusi dan bagian yangmenyatu dan berkaitan dengan sistem irigasi, komunikasi dan pembangunan limbah. Golongan ini juga mencakup konstruksi saluran pipa jarak jauh, jaringan komunikasi dan energi baik di perkotaan maupun perdesaan; bangunan perkotaan tambahan, konstruksi jaringan dan saluran air, sistem irigasi/kanal, waduk, konstruksi sistem pembuangan limbah/kotoran, termasuk perbaikannya, bangunan pembuangan limbah/kotoran, stasiun pompa, bangunan pembangkit energi, termasuk pengeboran sumur air. Termasuk pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN UNTUK IRIGASI, KOMUNIKASI DANLIMBAH Subgolongan ini mencakup konstruksi bangunan dan struktur yang terkait dan merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem ini. Subgolongan ini mencakup : - Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran pipa jarak jauh, jaringan listrik dan komunikasi - Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran pipa dalam kota, jaringan komunikasi dan sumber tenaga - Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran air - Konstruksi bangunan sipil untuk sistem jaringan saluran irigasi (kanal) - Konstruksi bangunan sipil untuk reservoir (waduk) - Konstruksi sistem saluran air kotor atau saluran pembuangan, termasuk perbaikannya - Konstruksi pipa atau bangunan pembuangan limbah - Konstruksi stasiun pemompa - Konstruksi pembangkit tenaga listrik - Konstruksi pengeboran sumur - Subgolongan ini tidak mencakup : Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

84 - Kegiatan manajemen proyek yang berhubungan dengan pekerjaan teknik sipil, lihat KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi jaringan saluran air, sistem irigasi (kanal), reservoir (waduk) dan sipon dan drainase irigasi KONSTRUKSI BANGUNAN PENGOLAHAN, PENYALURAN DAN PENAMPUNGAN AIR MINUM, AIR LIMBAH DAN DRAINASE Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikanbangunan penyadap dan penyalur air baku, bangunan pengolahan air baku, bangunan menara air dan reservoir air, jaringan penyalur dan distribusi serta tangki air minum, bangunan saluran air limbah dalam kota (jaringan pengumpul air limbah domestik/manusia dan air limbah industri) dan bangunan pengolahan air limbah, jaringan drainase pemukiman, retention basin, bangunan pompa dan konstruksi bangunan sejenisnya KONSTRUKSI BANGUNAN ELEKTRIKAL Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan elekrikal, seperti pembangkit dan transmisi tenaga listrik, serta saluran pipa listrik lokal dan jarak jauh. Termasuk juga pembangunan gardu induk dan pemasangan tiang listrik yang dimanfaatkan untuk bangunan gedung (perumahan/pemukiman) maupun sarana transportasi kereta api KONSTRUKSI TELEKOMUNIKASI SARANA BANTU NAVIGASI LAUT DAN RAMBU SUNGAI Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi telekomunikasi sarana bantu navigasi laut, dan rambu sungai, seperti bangunan menara suar, rambu suar, pelampung suar, lampu sinyal pelabuhan, dan bagian rambu suar lainnya KONSTRUKSI TELEKOMUNIKASI NAVIGASI UDARA Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi bangunan telekomunikasi navigasi udara, termasuk bangunan pemancar/penerima radar, bangunan antena dan bangunan sejenisnya KONSTRUKSI SINYAL DAN TELEKOMUNIKASI KERETA API 84 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

85 Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi bangunan sinyal dan telekomunikasi kereta api KONSTRUKSI SENTRAL TELEKOMUNIKASI Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi bangunan sentral telekomunikasi beserta perlengkapannya, seperti bangunan sentral telepon, telegraf, bangunan menara pemancar, penerima radar gelombang mikro, bangunan stasiun bumi kecil dan stasiun satelit termasuk saluran pipa komunikasi lokal dan jarak jauh PEMBUATAN/PENGEBORAN SUMUR AIR TANAH Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pembuatan/pengeboran untuk mendapatkan air tanah, baik skala kecil, skala sedang, maupun skala besar dan tekanan tinggi sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung, dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN ELEKTRIKAL DAN TELEKOMUNIKASI LAINNYA Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan perbaikankonstruksi jaringan saluran elekrikal dan telekomunikasi lainnya yang belum tercakup dalam kelompok s.d Termasuk konstruksi jaringan saluran pipa untuk minyak dan gas PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI, KOMUNIKASI DAN LIMBAH Subgolongan ini mencakup : - Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jaringan saluran untuk irigasi, komunikasi dan limbah sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI, KOMUNIKASI DAN LIMBAH Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jaringan saluran irigasi, komunikasi dan limbah sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

86 biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 429 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi fasilitas industri kecuali bangunannya, seperti kilang minyak, pabrik kimia dan konstruksi sungai/kanal, bendungan dan pelabuhan, termasuk kegiatan pengerukan sungai/ kanal. Golongan ini juga mencakup pekerjaan konstruksi selain bangunan, seperti fasilitas olahraga di tempat terbuka dan juga pembagian lahan dengan pengembangan (misalnya penambahan jalan, prasarana umum dan lain-lain). Termasuk pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi proyek KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA Subgolongan ini mencakup : - Konstruksi fasilitas industri, kecuali bangunan atau pabrik, seperti kilang minyak dan mesin industri kimia - Konstruksi dari jalan air atau terusan, pelabuhan dan sarana jalur sungai, dok (pangkalan), pintu air dan lain-lain, bendungan dan tanggul - Pengerukan untuk pembuatan jalur transportasi air - Konstruksi selain bangunan, seperti fasilitas olahraga di luar ruangan - Pembagian tanah dengan pengembangan (misalnya penambahan jalan, prasarana umum dan lain-lain) Subgolongan ini tidak mencakup : - Kegiatan manajemen proyek yang berkaitan dengan teknik sipil, lihat KONSTRUKSI BANGUNAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi bangunan prasarana sumber daya air seperti bendungan (dam), bendung (weir), embung, pintu air, talang, chek dam, tanggul pengendali Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan dermaga, sarana pelabuhan, penahan gelombang dan sejenisnya. Termasuk konstruksi jalan air atau terusan, pelabuhan dan sarana jalur sungai, dok (pangkalan), lock (panama canal lock, Hoover Dam) dan lain-lain KONSTRUKSI BANGUNAN PENGOLAHAN DAN PENAMPUNGAN 86 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

87 BARANG MINYAK DAN GAS Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan pengolahan minyak dan gas, termasuk bangunan dan saluran penyadap minyak/gas, bangunan pengolahan (refinery), bangunan penampungan minyak/gas, dan tangki minyak/gas PENGERUKAN Kelompok ini mencakup usaha pengerukan dan pemeliharaan sungai, pelabuhan, rawa, danau, alur pelayaran, kolam dan kanal, baik dengan sifat pekerjaan ringan, sedang, maupun berat.termasuk pengerukan untuk pembuatan jalur transportasi air KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA YTDL Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan sipil lainnya yang belum tercakup dalam kelompok s.d , seperti pembangunan lapangan olahraga dan fasilitas olahraga di luar ruangan, lapangan parkir dan sarana lingkungan pemukiman (di luar gedung) lainnya. Termasuk pembagian tanah dengan pengembangan (misalnya penambahan jalan, prasarana umum dan lain-lain) PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA Subgolongan ini mencakup : - Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi bangunan sipil lainnya sebagai bagiandari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafababrika-si yang utamanya dari beton untuk konstruksi bangunan sipil lainnya sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak. 43 KONSTRUKSI KHUSUS Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

88 Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi khusus (yang berhubungan dengan keahlian khusus), biasanya khusus pada satu aspek umum untuk struktur yang berbeda, yang membutuhkan peralatan atau keterampilan khusus dan lebih banyak dilakukan berdasarkan subkontrak.golongan pokok ini juga mencakup kegiatan penyelesaian gedung, instalasi berbagai macam keperluan yang membuat bangunan berfungsi seperti pipa-pipa ledeng, pemanas, pendingin ruangan (AC), sistem alarm dan pekerjaan listrik lain, sistem penyiraman, lift dan tangga berjalan dan lain-lain. Termasuk juga kegiatan instalasi dan perbaikan sistem penerangan dan pemberian tanda isyarat untuk jalan raya, rel kereta api, bandar udara, pelabuhan, dan lain-lain. Kegiatan penyelesaian bangunan dan perbaikan meliputi kegiatan yang memberikan kontribusi untuk penyelesaian akhir suatu konstruksi. 431 PEMBONGKARAN DAN PENYIAPAN LAHAN Golongan ini mencakup kegiatan penyiapan lahan yang dilanjutkan dengan kegiatan konstruksi, termasuk pemindahan bangunan sebelumnya yang ada dengan cara penghancuran atau pengangkatan bangunan dan struktur lainnya. Golongan ini juga mencakup pengangkutan tanah, pengambilan sampel inti kegiatan konstruksi yang berhubungan dengan geofisika dan geologi serta keperluan yang sejenisnya dan pengeringan lokasi bangunan PEMBONGKARAN Subgolongan ini mencakup : - Pembongkaran atau perataan bangunan dan struktur lainnya PEMBONGKARAN Kelompok ini mencakup usaha pembongkaran dan penghancuran atau perataan gedung atau bangunan lainnya serta pembersihannya.tidak termasuk penyiapan lahan untuk pertambangan minyak dan gas PENYIAPAN LAHAN Subgolongan ini mencakup penyiapan lahan untuk kegiatan konstruksi yang berikutnya. Subgolongan ini mencakup : - Pembersihan tempat yang digunakan untuk bangunan 88 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

89 - Pembukaan lahan, seperti penggalian, pengurukan (landfill), perataan lahan konstruksi, penggalian parit, pemindahan, penghancuran atau peledakan batu dan sebagainya - Penggalian, pengeboran dan pengambilan contoh untuk keperluan konstruksi, geofisika, geologi atau keperluan sejenis - Persiapan lahan untuk penambangan, seperti pemindahan timbunan dan pengembangan serta persiapan lahan dan properti mineral, kecuali minyak dan gas - Pembangunan lahan drainase - Pengeringan lahan pertanian atau kehutanan - Subgolongan ini tidak mencakup : - Pengeboran minyak atau pengeboran sumur, lihat 0610, Pengeboran percobaan dan pengeboran sumur percobaan untuk pengoperasian pertambangan (selain ekstrasi minyak bumi dan gas), lihat Dekontaminasi tanah, lihat Pengeboran sumur air, lihat Shaft sinking, lihat Survei dan eksplorasi ladang minyak dan gas, geofisika, geologi dan seismik, lihat PENYIAPAN LAHAN Kelompok ini mencakup usaha penyiapan lahan untuk kegiatan konstruksi yang berikutnya, seperti jalan raya, pekerjaan gedung, pekerjaan sipil pertanian, perhubungan dan penyiapan lahan lainnya, seperti peledakan bukit, tes pengeboran, pengurukan, perataan, pemindahan tanah dan reklamasi pantai, pembuatan saluran drainase. Kegiatan yang termasuk pada kelompok ini antara lain, seperti pembersihan tempat yang digunakan untuk bangunan, pembukaan lahan (penggalian, pengurukan, perataan lahan konstruksi, penggalian parit, pemindahan, penghancuran atau peledakan batu dan sebagainya), penggalian, pengeboran dan pengambilan contoh untuk keperluan konstruksi, geofisika, geologi atau keperluan sejenis, persiapan lahan untuk penambangan meliputi pemindahan timbunan dan pengembangan serta persiapan lahan dan properti mineral, tidak termasuk penyiapan lahan untuk pertambangan minyak dan gas. Termasuk pembangunan lahan drainase dan pengeringan lahan pertanian atau kehutanan. 432 INSTALASI SISTEM KELISTRIKAN, AIR (PIPA) DAN INSTALASI Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

90 KONSTRUKSI LAINNYA Golongan ini mencakup kegiatan instalasi yang mendukung fungsi dari gedung, seperti instalasi sistem kelistrikan, pipa ledeng, sistem pendingin ruangan (AC) dan pemanas, air, gas dan pembuangan limbah, lift dan lain-lain termasuk penambahan, perubahan, perawatan dan perbaikan INSTALASI SISTEM KELISTRIKAN Subgolongan ini mencakup instalasi sistem kelistrikan pada semua jenis bangunan dan struktur teknik sipil. Subgolongan ini mencakup : - Instalasi kabel listrik dan fiting - Instalasi kabel telekomunikasi - Instalasi jaringan komputer dan pemasangan kabel televisi, termasuk serat optik - Instalasi satelit - Instalasi sistem penerangan - Instalasi alarm kebakaran - Instalasi sistem alarm pencuri - Instalasi penerangan jalan dan sinyal atau rambu-rambu elektris - Instalasi penerangan landasan pesawat terbang di bandara - Instalasi penyambungan peralatan listrik dan perlengkapan rumah tangga, termasuk papan alas pemanas - Subgolongan ini tidak mencakup : - Konstruksi jaringan transmisi komunikasi dan tenaga, lihat Pengawasan dan pengawasan jarak jauh sistem alarm keamanan elektronik, seperti alarm kebakaran dan pencurian, termasuk pemeliharaannya, lihat INSTALASI LISTRIK Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi listrik pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan rendah. Termasuk kegiatan pemasangan dan pemeliharaan instalasi listrik bangunan sipil, seperti jalan raya, jalan kereta api dan lapangan udara. Pemasangan tiang listrik dimasukkan dalam kelompok INSTALASI TELEKOMUNIKASI 90 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

91 Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi telekomunikasi pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti pemasangan antena.kelompok ini juga mencakup kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi telekomunikasi pada sentral telepon/telegrap, stasiun pemancar radar gelombang mikro, stasiun bumi kecil/stasiun satelit dan sejenisnya.termasuk kegiatan pemasangan transmisi dan jaringan telekomunikasi INSTALASI NAVIGASI LAUT DAN SUNGAI Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan dan pemeliharaan navigasi laut dan sungai, termasuk instalasi pada menara suar, rambu suar, pelampung suar, lampu pelabuhan dan bagian rambu suar lainnya INSTALASI NAVIGASI UDARA Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi udara, seperti instalasi pada bangunan telekomunikasi navigasi udara dan pemancar/penerima radar, vasi approach light, penerangan landasan pacu, DVOR, ILS, NDB dan sejenisnya INSTALASI SINYAL DAN TELEKOMUNIKASI KERETA API Kelompok ini mencakup pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi sinyal dan telekomunikasi kereta api INSTALASI SINYAL DAN RAMBU-RAMBU JALAN RAYA Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi sinyal dan rambu-rambu jalan raya INSTALASI ELEKTRONIKA Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi elektronika pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti pemasangan sistem alarm, close circuit TV dan sound system INSTALASI AIR (PIPA), PEMANAS DAN PENDINGIN Subgolongan ini mencakup instalasi dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya, seperti instalasi pipa, sistem pemanas dan pendingin.termasuk penambahan, alterasi, reparasi dan perawatan. Subgolongan ini mencakup : Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

92 - Instalasi sistem pemanas (listrik, gas dan minyak) - Instalasi tungku, menara pendingin - Instalasi pengumpul/kolektor energi matahari non elektris - Instalasi perlengkapan dan saluran ventilasi, pendinginan atau pendingin ruangan - Instalasi pipa gas - Instalasi pipa uap - Instalasi sistem penyemprot api untuk kebakaran - Instalasi sistem penyemprot taman - Instalasi duck work Subgolongan ini tidak mencakup : - Instalasi papan pemanas bertenaga listrik, lihat INSTALASI AIR (PIPA) Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi air bersih, air limbah dan saluran drainase pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.termasuk kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi jaringan pipa air INSTALASI PEMANAS DAN GEOTERMAL Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan dan pemeliharaan instalasi pemanas dan geotermal pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal INSTALASI MINYAK DAN GAS Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi minyak dan gas pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.termasuk kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi jaringan pipa minyak dan gas INSTALASI PENDINGIN DAN VENTILASI UDARA Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan dan pemeliharaan sarana pendingin udara (Air Conditioner/AC) pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal INSTALASI KONSTRUKSI LAINNYA Subgolongan ini mencakup instalasi dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya, seperti 92 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

93 instalasi perlengkapan selain sistem kelistrikan, pipa air, pemanas dan pendingin ruangan atau mesin industri dalam bangunan dan struktur teknik sipil, termasuk reparasi dan perawatannya. Subgolongan ini mencakup : - Instalasi elevator (lift), eskalator (tangga berjalan) - Instalasi pintu putar dan pintu otomatis - Instalasi konduktor cahaya - Instalasi sistem penghisap debu - Instalasi penyekatan (insulasi) panas atau termal, tenaga atau vibrasi (getaran) Subgolongan ini tidak mencakup : - Instalasi mesin industri, lihat INSTALASI MEKANIKAL Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan dan pemeliharaan instalasi mekanikal pada bangunan gedung, seperti lift, tangga berjalan (eskalator), ban berjalan (conveyor), gondola dan pintu otomatis INSTALASI METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi meteorologi, klimatologi dan geofisika ukuran kecil, sedang atau besar INSTALASI KONSTRUKSI LAINNYA YTDL Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi gedung lainnya dan kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi bangunan sipil lainnya ytdl. 433PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN Golongan ini mencakup kegiatan penyelesaian interior dan eksterior bangunan, termasuk pemasangan pintu, jendela, tangga, peralatan lain dan sejenisnya, langit-langit, lantai, dinding dan pembatas ruangan yang dapat dipindah-pindah dan pekerjaan penyelesaian bangunan lain yang tidak di klasifikasikan di tempat lain. Golongan ini juga mencakup kegiatan instalasi interior toko, rumah bergerak, kapal dan lain-lain PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN Subgolongan ini mencakup : Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

94 - Pelapisan interior dan eksterior bangunan atau proyek konstruksi lainnya dengan plester, termasuk bahan-bahan lathing yang berkaitan - Instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu otomatis dan pintu putar), jendela, rangka pintu dan jendela dari kayu atau bahan lainnya - Instalasi dapur (kitchen set), tangga dan sejenisnya - Instalasi furnitur - Penyelesaian interior seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan kayu, partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan sebagainya - Pengubinan, penggantungan atau pemasangan dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin lantai; parket (lantai dari papan yang bergambar) dan pelapisan lantai dengan kayu; pelapisan lantai linoleum dan karpet, termasuk karet atau plastik; teraso, marmer, granit atau pelapisan lantai atau dinding; wallpaper (kertas dinding) - Pengecatan interior dan exterior bangunan - Pengecatan bangunan sipil - Pemasangan kaca, cermin dan lain-lain - Pembersihan atau perapihan gedung baru setelah pembangunan - Instalasi interior untuk toko, rumah mobil, perahu dan lain-lain - Pengerjaan penyelesaian bangunan lainnya ytdl Subgolongan ini tidak mencakup : - Pengecatan jalan, lihat Instalasi pintu otomatis dan pintu putar, lihat Pembersihan umum interior gedung dan sejenisnya, lihat Pembersihan khusus interior dan eksterior bangunan, lihat Kegiatan perancang dekorasi interior, lihat Perakitan furnitur self-standing (yang dipasang sendiri), lihat PENGERJAAN PEMASANGAN KACA DAN ALUMUNIUM Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan kaca dan alumunium dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.termasuk instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu otomatis dan pintu putar), jendela, rangka pintu dan jendela dari kayu atau bahan lainnya PENGERJAAN LANTAI, DINDING, PERALATAN SANITER DAN PLAFON 94 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

95 Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan lantai, dinding, peralatan saniter dan plafon dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Termasuk aplikasi bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari plester (pelapisan) interior dan eksterior, termasuk bahan-bahan lathing yang berkaitan, penyelesaian interior seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan kayu, partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan sebagainya, pengubinan, penggantungan atau pemasangan dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin lantai, parket (lantai dari papan yang bergambar) dan pelapisan lantai dengan kayu, pelapisan lantai linoleum dan karpet, termasuk karet atau plastik, teraso, marmer, granit atau pelapisan lantai atau dinding dan wallpaper (kertas dinding) PENGECATAN Kelompok ini mencakup kegiatan pengecatan interior dan eksterior bangunan dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Termasuk pengecatan bangunan sipil DEKORASI INTERIOR Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan dekorasi interior dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Kegiatan pengerjaan dekorasi interior mencakup aplikasi bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari plester (pelapisan) interior, termasuk bahan-bahan lathing yang berkaitan, instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu otomatis dan pintu putar), jendela, rangka pintu dan jendela dari kayu atau bahan lainnya, instalasi dapur (kitchen set), tangga dan sejenisnya, instalasi furnitur,penyelesaian interior seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan kayu, partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan sebagainya, pengubinan atau pemasangan dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin lantai, parket (lantai dari papan yang bergambar) dan pelapisan lantai dengan kayu, pelapisan lantai linoleum dan karpet, termasuk karet atau plastik, teraso, marmer, granit atau pelapisan lantai atau dinding dan wallpaper (kertas dinding). Termasuk pengecatan, pemasangan kaca, cermin dan lain-lain DEKORASI EKSTERIOR Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan dekorasi eksterior pada bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti konstruksi taman. Kegiatan pengerjaan dekorasi eksterior mencakup pelapisan eksterior bangunan atau proyek Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

96 konstruksi lainnya dari plester, termasuk bahan-bahan lathing yang berkaitan, pelapisan eksterior dinding dengan keramik, teraso, marmer dan granit PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN LAINNYA Kelompok ini mencakup kegiatan pembersihan atau perapihan gedung baru setelah pembangunan, instalasi interior untuk toko, rumah bergerak, perahu dan lain-lain dan pengerjaan penyelesaian konstruksi bangunan lainnya ytdl. 439 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi khusus pada satu aspek umum untuk struktur yang berbeda, yang membutuhkan peralatan atau ketrampilan khusus seperti konstruksi pondasi, misalnya pemancangan tiang ke dalam tanah, pemancangan tanggatangga perancah, pemasangan dan pembongkaran bangunan panggung/podium, pekerjaan dengan jalan masuk khusus yang syaratnya membutuhkan ketrampilan memanjat dan penggunaan alat yang berkaitan, pekerjaan di bawah permukaan tanah dan kegiatan sejenis untuk eksterior bangunan dan lain-lain KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA Subgolongan ini mencakup kegiatan konstruksi yang dikhususkan pada satu aspek dari berbagai macam struktur bangunan yang memerlukan keahlian atau perlengkapan khusus. Subgolongan ini mencakup : - Kegiatan konstruksi pondasi, termasuk pemasangan tiang pancang ke dalam tanah - Kegiatan pengerjaan penahan lembab dan air - Kegiatan dehumidifikasi (pelembaban) bangunan - Kegiatan penggalian (shaft sinking) - Kegiatan pendirian kerangka baja yang tidak dirakit sendiri - Kegiatan pembengkokan baja - Kegiatan pemasangan batu dan batu bata - Kegiatan pemasangan atap rumah - Kegiatan pemasangan dan pembongkaran tangga (scaffold dan platform), kecuali penyewaannya - Kegiatan pemasangan cerobong asap dan oven (pemanggangan) untuk keperluan industri 96 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

97 - Kegiatan pekerjaan yang memerlukan keahlian memanjat dan penggunaan perlengkapan yang berkaitan, misalnya bekerja pada gedung-gedung yang tinggi - Pekerjaan di bawah permukaan tanah - Konstruksi kolam renang di luar ruangan - Pembersihan dengan uap, penyemburan pasir dan kegiatan sejenisnya untuk membersihkan tembok untuk eksterior bangunan - Penyewaan derek dengan operatornya Subgolongan ini tidak mencakup : - Penyewaan mesin konstruksi dan perlengkapannya tanpa operator, lihat PEMASANGAN PONDASI DAN PILAR Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan berbagai pondasi dan pilar untuk gedung, jalan/jembatan, bangunan pengairan, dermaga dan sejenisnya sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak PEMASANGAN PERANCAH (STEIGER) Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan perancah/steiger pada bangunan gedung, jalan/jembatan, bangunan pengairan, dermaga dan sejenisnya dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak PEMASANGAN ATAP/ROOF COVERING Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan atap bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak PEMASANGAN KERANGKA BAJA Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan kerangka baja sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak PENYEWAAN ALAT KONSTRUKSI DENGAN OPERATOR Kelompok ini mencakup usaha penyewaan alat atau mesin konstruksi dan perlengkapannya dengan operator.penyewaan mesin konstruksi dan perlengkapannya tanpa operator, lihat Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

98 43909 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA YTDL Kelompok ini mencakup kegiatan konstruksi khusus lainnya yang belum diklasifikasikan dalam kelompok s.d yang memerlukan keahlian atau perlengkapan khusus, seperti kegiatan pengerjaan penahan lembab dan air, dehumidifikasi (pelembaban) bangunan, pelubangan (shaft sinking), pembuatan elemen baja, pembengkokan baja, pemasangan batu dan batu bata, pemasangan dan pembongkaran tangga (scaffold dan platform), kecuali penyewaannya, pemasangan cerobong asap dan oven untuk keperluan industri dan pekerjaan yang memerlukan keahlian memanjat dan penggunaan perlengkapan yang berkaitan, misalnya bekerja pada gedung-gedung yang tinggi. Termasuk pekerjaan di bawah permukaan tanah, konstruksi kolam renang di luar ruangan, pembersihan dengan uap, penyemburan pasir untuk membersihkan tembok dan kegiatan sejenisnya untuk eksterior bangunan dan penyewaan derek dengan menggunakan operator. 98 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

99 Lampiran 2: Contoh SKP13-DSDESA Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

100 Lampiran 3 ALOKASI SAMPEL DAN DOKUMEN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 Provinsi Sampel Terpilih Kab/Kota Desa Usaha Banyaknya Dokumen Buku SKP13-P SKP13-DS SKP13-RD Lembar Pedoman Pembantu SKP13-S (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

101 LAMPIRAN 4 CONTOH PENGISIAN DAFTAR Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

102 102 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

103 R A H A S I A SKP13-P REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI BLOK I. KETERANGAN TEMPAT BLOK II. RINGKASAN 1. Provinsi : JAWA BARAT 3 2 Jumlah Bidang U r a i a n Pekerjaan Utama Jumlah 2. Kabupaten/Kota *) : SUKABUMI (Gedung) (Sipil) (Khusus) 3. Kecamatan : BAROS (1) (2) (3) (4) (5) 1. Populasi Usaha Konstruksi Perorangan 4. Desa/Kelurahan *) : BAROS (Jumlah kumulatif hingga halaman terakhir blok V kol(11) sd kol(13)) 5. Klasifikasi Desa/Kelurahan *) : PERKOTAAN -1 PERDESAAN Jumlah Sampel Usaha Konstruksi Perorangan Angka Random Gedung (AR) : 0,35 (Diambil dari SKP13-WRD) *) Coret yang tidak perlu BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN U r a i a n Nama Lengkap Tanggal Pelaksanaan Tanda Tangan (1) (2) (3) (4) 1. Pencacah INGGAR PRASETYA 7-22/05/ Pengawas/Pemeriksa RUDI HARTONO 7-22 /05/ Pengesahan oleh Lurah/Kepala Desa atau yang setara, pada tanggal: 10.../ / (Nama, tanda tangan, dan cap/stempel) BLOK IV. CATATAN BADAN PUSAT STATISTIK Subdirektorat Statistik Konstruksi, BPS Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710, Telp. (021) , , ext , konstruksi@bps.go.id Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

104 (Gedung) (Sipil) (Khusus) BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI Ditanyakan kepada Bila kol(4)='1' Ditanyakan Bila narasumber kepada calon responden kol(7)='1' Apakah Bila Bila kol(6)='1' Nomor Calon Responden Alamat Lengkap Identifikasi ber- kol(5)='1' Apakah Apakah Nomor Jenis Pekerjaan Utama urut (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor,sls, RT/RW) keberadaan usaha Apakah berusaha usaha urut (Tuliskan sejelas-jelasnya) (5 digit) calon di sektor alamat dgn sistem kons- usaha responden kons- kantor borongan truksi ini truksi usaha dan aktif perselama ada selama orangan setahun di desa setahun yang lalu ini yang lalu Ada -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Tidak ada -0 Tidak - 0 Tidak - 0 Tidak -0 Tidak - 0 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 PEMBORONG BANGUNAN 'ADE' NANGGELA RT 01 RW Halaman dari halaman Bila kolom (8) kode 1 Beri tanda cek ( ) pada Bidang Pekerjaan Utama 2 PEMBORONG 'ATANG' NANGGELA RT 01 RW ADITA UTAMA JL. BAROS NANGGELA PEMBORONG BANGUNAN 'GANDA' NANGGELA RT 01 RW 07 RT PEMBUATAN RUMAH TOKO 5 PEMBORONG BANGUNAN 'ANDI' KP CIWALEN RT 03 RW PEMBUATAN RUMAH TOKO 6 PEMBORONG BANGUNAN 'ROHMAN' KP SUKABUMI RT 03 RW PEMBUATAN RUMAH TINGGAL PEMBORONG CAT 'OCEH JARKASIH' KP SALAGOMBONG RT 01 RW PENGECATAN KANTOR 8 PEMBORONG BANGUNAN 'ARIFIN' KP SALAGOMBONG RT 04 RW PEMBUATAN PAGAR KANTOR PEMBORONG 'HENDRA' CIPEUJEUH NO. 3 RT 1 RW PEMBORONG BANGUNAN 'ANENG' CIPEUJEUH RT 1 RW PEMBUATAN RUMAH TINGGAL 11 PEMBORONG BANGUNAN 'SULAEMI' CIPEUJEUH RT 1 RW PEMBUATAN RUMAH TINGGAL 12 PEMBORONG BANGUNAN 'SAEPUDIN' CIPEUJEUH RT 2 RW PEMBUATAN RUMAH TINGGAL PEMBORONG BANGUNAN 'TEDI' CIPEUJEUH RT 2 RW PEMBORONG BANGUNAN 'ENDIN' CIPEUJEUH RT 2 RW PEMBUATAN TOKO 7 15 PEMBORONG BANGUNAN 'ABAS' CIPEUJEUH RT 2 RW PEMASANGAN PLAFON KANTOR 3 16 PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX' NANGGELA RT 01 RW PEMBUATAN RUMAH TINGGAL 8 a. Jumlah halaman ini b. Jumlah kumulatif halaman sebelumnya c. Jumlah kumulatif hingga halaman ini Bidang P ekerjaan Utama Kol (11) sd. Kol (13): 1. Konstruksi Gedung : mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya. Identitas: Konstruksi Sipil 3. Konstruksi Khusus : mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan pengolahan, penyaluran dan penyimpanan air limbah, minyak dll. : mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dan lain-lain. 104 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

105 (Gedung) (Sipil) (Khusus) BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI Ditanyakan kepada Bila kol(4)='1' Ditanyakan Bila narasumber kepada calon responden kol(7)='1' Apakah Bila Bila kol(6)='1' Nomor Calon Responden Alamat Lengkap Identifikasi ber- kol(5)='1' Apakah Apakah Nomor Jenis Pekerjaan Utama urut (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor,sls, RT/RW) keberadaan usaha Apakah berusaha usaha urut (Tuliskan sejelas-jelasnya) (5 digit) calon di sektor alamat dgn sistem kons- usaha Halaman dari halaman Bila kolom (8) kode 1 Beri tanda cek ( ) pada Bidang Pekerjaan Utama responden kons- kantor borongan truksi ini truksi usaha dan aktif perselama ada selama orangan setahun di desa setahun yang lalu ini yang lalu Ada -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Tidak ada -0 Tidak - 0 Tidak - 0 Tidak -0 Tidak - 0 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 17 PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG' NANGGELA RT 01 RW PEMBUATAN SUMUR BOR 18 INSTALASI LISTRIK 'YUSUF' NANGGELA RT 01 RW INSTALASI LISTRIK RUMAH TINGGAL PEMBORONG BANGUNAN 'YANI' NANGGELA RT 01 RW PEMBUATAN RUMAH TINGGAL 20 PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR' NANGGELA RT 02 RW PEMBUATAN RUMAH TINGGAL PEMBORONG BANGUNAN 'SATRIO' NANGGELA RT 02 RW PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW PEMASANGAN KERAMIK 5 23 PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR' KP SUKABUMI RT 03 RW PEMBUATAN SUMUR BOR 2 24 PEMBORONG BANGUNAN 'PAIMIN' KP SUKABUMI RT 03 RW PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW PEMASANGAN AC 6 26 PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI' KP SALAGOBONG RT 04 RW PEMASANGAN SUMUR BOR 27 PEMBORONG 'SAPTA' KP SALAGOMBONG RT 2 RW PEMBUATAN SALURAN PENGAIRAN PEMBORONG BANGUNAN 'JOKO' NANGGELA RT 01 RW PEMBUATAN RUMAH TINGGAL 29 PEMBORONG BANGUNAN 'DARWIN' NANGGELA RT 02 RW PEMBUATAN RUMAH TINGGAL a. Jumlah halaman ini b. Jumlah kumulatif halaman sebelumnya c. Jumlah kumulatif hingga halaman ini Bidang P ekerjaan Utama Kol (11) sd. Kol (13): 1. Konstruksi Gedung : mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya. Identitas: 2. Konstruksi Sipil 3. Konstruksi Khusus : mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan pengolahan, penyaluran dan penyimpanan air limbah, minyak dll. : mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dan lain-lain Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

106 (Gedung) (Sipil) (Khusus) BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI Ditanyakan kepada Bila kol(4)='1' Ditanyakan Bila narasumber kepada calon responden kol(7)='1' Apakah Bila Bila kol(6)='1' Nomor Calon Responden Alamat Lengkap Identifikasi ber- kol(5)='1' Apakah Apakah Nomor Jenis Pekerjaan Utama urut (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor,sls, RT/RW) keberadaan usaha Apakah berusaha usaha urut (Tuliskan sejelas-jelasnya) (5 digit) calon di sektor alamat dgn sistem kons- usaha Halaman... dari...halaman Bila kolom (8) kode 1 Beri tanda cek ( ) pada Bidang Pekerjaan Utama responden kons- kantor borongan truksi ini truksi usaha dan aktif perselama ada selama orangan setahun di desa setahun yang lalu ini yang lalu Ada -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Tidak ada -0 Tidak - 0 Tidak - 0 Tidak -0 Tidak - 0 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) a. Jumlah halaman ini b. Jumlah kumulatif halaman sebelumnya c. Jumlah kumulatif hingga halaman ini Bidang P ekerjaan Utama Kol (11) sd. Kol (13): 1. Konstruksi Gedung : mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya. Identitas: Konstruksi Sipil 3. Konstruksi Khusus : mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan parkir, bangunan pengolahan, penyaluran dan penyimpanan air limbah, minyak dll. : mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dan lain-lain. 106 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

107 BLOK VI. KETERANGAN PENARIKAN SAMPEL GEDUNG m =12 AR = 0,35 n = 4 R1 = AR x I I =m / n = 0,35 x 3,00 = 12 /4 = 1,05 = 3,00 R1 I R1 = 1 R11 = R21 = R31 = R41 = R51 = R2 = 4 R12 = R22 = R32 = R42 = R52 = R3 = 7 R13 = R23 = R33 = R43 = R53 = R4 = 10 R14 = R24 = R34 = R44 = R54 = R5 = R15 = R25 = R35 = R45 = R55 = R6 = R16 = R26 = R36 = R46 = R56 = R7 = R17 = R27 = R37 = R47 = R57 = R8 = R18 = R28 = R38 = R48 = R58 = R9 = R19 = R29 = R39 = R49 = R59 = R10 = R20 = R30 = R40 = R50 = R60 = m : Jumlah usaha konstruksi perorangan Gedung dalam satu desa, diambil dari isian blok II rincian 1 kolom (2) n : Sampel usaha konstruksi perorangan Gedung dalam satu desa, diambil dari isian blok II rincian 2 kolom (2) I : Interval Sampel AR : Angka Random Gedung, diambil dari isian blok I rincian 6 Ri : Nomor urut usaha konstruksi gedung terpilih, diambil dari isian blok V kolom (11) Identitas Desa: Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

108 108 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

109 LEMBAR PEMBANTU : DAFTAR CALON RESPONDEN (SNOW BALLING) Narasumber (Ketua SLS, Tokoh Calon Responden Alamat Lengkap Agama, Tokoh (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW) Masyarakat, Responden, dll) (1) (2) (3) ADE PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX' NANGGELA RT 01 RW 06 PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG' NANGGELA RT 01 RW 06 GANDA INSTALASI LISTRIK 'YUSUF' NANGGELA RT 01 RW 07 PEMBORONG BANGUNAN 'YANI' NANGGELA RT 01 RW 07 PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR' NANGGELA RT 02 RW 07 SUBUR PEMBORONG BANGUNAN 'SATRIO' NANGGELA RT 02 RW 07 ANDI PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW 08 ROHMAN PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR' KP SUKABUMI RT 03 RW 09 PEMBORONG BANGUNAN 'PAIMIN' KP SUKABUMI RT 03 RW 09 OCEH JARKASIH PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08 PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08 ABAS PEMBORONG 'SAPTA' CIPEUJEUH RT 2 RW 3 TATANG PEMBORONG BANGUNAN 'JOKO' NANGGELA RT 01 RW 05 PEMBORONG BANGUNAN 'DARWIN' NANGGELA RT 02 RW 05 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

110 Lanjutan LEMBAR PEMBANTU : DAFTAR CALON RESPONDEN (SNOW BALLING) Narasumber (Ketua SLS, Tokoh Calon Responden Alamat Lengkap Agama, Tokoh (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW) Masyarakat, Responden, dll) (1) (2) (3) 110 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

111 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

112 Lanjutan REKAPITULASI JUMLAH USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN Kode Kode Jumlah Usaha Per Desa Kecamatan Desa Jumlah (Gedung) (Sipil) (Khusus) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah 112 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

113 R A H A S I A SKP13-DS REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR SAMPEL BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : JAWA BARAT Kabupaten/Kota *) : SUKABUMI Kecamatan : BAROS Desa/Kelurahan *) : BAROS Klasifikasi Desa/Kelurahan *) : PERKOTAAN -1 PERDESAAN -2 1 BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN U r a i a n Jumlah (1) (2) 1. Jumlah Target Pencacahan (Blok V nomor terakhir kol (1) ) Jumlah Realisasi Pencacahan (Blok V jumlah kolom (6) ber kode 1) Tidak Berhasil Dicacah (Blok V jumlah Rincian 3.a sd 3.d) 1 a. Bukan Usaha Konstruksi (Blok V jumlah kolom (7) berkode 1) 1 b. Pindah Keluar Desa (Blok V jumlah kolom (7) berkode 2) c. Tidak Ditemukan (Blok V jumlah kolom (7) berkode 3) d. Lainnya (Blok V jumlah kolom (7) berkode 4) BLOK III. KETERANGAN PETUGAS U r a i a n Pencacah Pengawas (1) (2) (3) 1. Nama Petugas INGGAR PRASETYA RUDI HARTONO 2. N I P Tanggal 28 MEI - 15 JULI MEI - 15 JULI Tanda Tangan BLOK IV. CATATAN *) Coret yang tidak perlu BADAN PUSAT STATISTIK Subdirektorat Statistik Konstruksi, BPS Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710, Telp. (021) , , ext , konstruksi@bps.go.id Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

114 BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN Keterangan Nomor Nomor Bidang Berhasil Jika Kol (6) Urut Urut Nama Usaha/Pengusaha/Pemilik Alamat Lengkap Pekerjaan dicacah? = 0, alasan Sampel Usaha (Nama Jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW) Utama Ya -1 tidak dapat (NUS) (NUU) Tidak -0 dicacah (Kode) (Kode) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 1 PEMBORONG BANGUNAN 'GANDA' NANGGELA RT 03 RW PEMBORONG CAT 'OCEH JARKASIH' KP SALAGOMBONG RT 01 RW PEMBORONG BANGUNAN 'ARIFIN' KP SALAGOMBONG RT 04 RW PEMBORONG BANGUNAN 'ANENG' CIPEUJEUH RT 1 RW PEMBORONG BANGUNAN 'ENDIN' NANGGELA RT 2 RW PEMBORONG BANGUNAN 'ABAS' CIPEUJEUH RT 2 RW PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG' NANGGELA RT 01 RW INSTALASI LISTRIK 'YUSUF' NANGGELA RT 01 RW PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR' NANGGELA RT 01 RW PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR' KP SUKABUMI RT 03 RW PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI' KP SALAGOBONG RT 04 RW PEMBORONG 'SAPTA' KP SALAGOMBONG RT 2 RW PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX' NANGGELA RT 01 RW Jumlah Kode Kol (5) Kode Kol (7) Kode 1 = Konstruksi Gedung Kode 1 = Bukan usaha konstruksi Kode 2 = Konstruksi Sipil Kode 2 = Pindah ke luar desa Kode 3 = Konstruksi Khusus Kode 3 = Tidak ditemukan Kode 4 = Lainnya Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013

115 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

BUKU PEDOMAN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 (SKP14)

BUKU PEDOMAN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 (SKP14) REPUBLIK INDONESIA BUKU PEDOMAN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 (SKP14) BPS - REPUBLIK INDONESIA BUKU PEDOMAN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014 (SKP14) KATA PENGANTAR Buku Pedoman ini disusun

Lebih terperinci

BPS - REPUBLIK INDONESIA

BPS - REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA BUKU 2 SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 (VTBH12 KONSTRUKSI) PEDOMAN PENCACAHAN BPS - REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Buku 2 merupakan Buku Pedoman bagi para petugas

Lebih terperinci

SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012

SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 R A H A S I A VTBH12-P KONSTRUKSI REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI TIDAK BERBADAN HUKUM 2012 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI BLOK I. KETERANGAN TEMPAT BLOK II. RINGKASAN 1. Provinsi :.. Jumlah

Lebih terperinci

SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI

SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI R A H A S I A SKP13-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI BLOK II. RINGKASAN 1. Provinsi :.. Jumlah Bidang U r a i a

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi

LAMPIRAN Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi LAMPIRAN 5. 88 Pedoman Survei Perusahaan Konstruksi BLOK V. DAFTAR PERUSAHAAN/USAHA KONSTRUKSI Halaman... dari... halaman Ditanyakan hanya kepada narasumber Bila kol (6) ='1' Bila kol (9) = '1' atau '2'

Lebih terperinci

Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2014

Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2014 ABSTRAKSI Pertama kali pengumpulan data usaha konstruksi perorangan dilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi Tahun 1977. Kemudian

Lebih terperinci

Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2015

Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Usaha Konstruksi Perorangan, 2015 ABSTRAKSI Pertama kali pengumpulan data usaha konstruksi perorangan dilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi Tahun 1977. Kemudian

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 K 3 Keuangan Pemerintah Desa REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL R A H A S I A REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2014 TRIWULAN I Januari Maret BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas ini disusun dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar Sensus Ekonomi 2016 ( Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Selamat bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc. KATA PENGANTAR Kegiatan Pendaftaran (Listing) usaha/perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (Listing SE2016) merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Sensus Ekonomi Tahun 2016. Kegiatan Listing SE2016 dimaksudkan

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 2 ini merupakan seri Buku Pedoman yang disusun dalam rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) tahun 2013. Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP : i ii KATA PENGANTAR Buku pedoman Survei Captive Power 2015 ini disusun dalam rangka memperoleh keseragaman pemahaman dalam pengisian Daftar Captive 2015. Disamping memuat petunjuk teknis yang berkaitan

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-PES.KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Evaluasi Pasca Sensus ST2013

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA VKR 2011 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan / Desa *) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc. KATA PENGANTAR Kegiatan Pendaftaran Usaha/ Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (Listing SE2016) merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan Sensus Ekonomi Tahun 2016. Kegiatan Listing SE2016 dimaksudkan

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan / Desa *) 5. Nomor

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDUSTRI MIKRO - 1 INDUSTRI KECIL - 2 KODE KBLI 2 digit BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (3) 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2013 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun Anggaran 2012.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL VIMK12-S 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *) Kecamatan

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-S1 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II : APRIL - JUNI VIMK13-S2 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS)

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) VIMK11-S REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK TRIWULAN IV ( OKTOBER - DESEMBER ) 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) (1) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2014

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2014 ABSTRAKSI Kelanjutan kegiatan Sensus Konstruksi 1977. Sejak tahun 1980 menjadi kegiatan rutin Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan. Sebelum

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402004 SENSUS PERTANIAN 2013 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5.

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. DAFTAR ISI I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST2013 1.2. Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. Editing Coding II. Tata Cara Editing Coding 2.1. Umum 2.2. ST2013-P a. Blok

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Laporan ditulis pada: July 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Gambaran

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS) VIMK10-S 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2010 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK10-DS)

Lebih terperinci

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2015

Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan, 2015 ABSTRAKSI Kelanjutan kegiatan Sensus Konstruksi 1977. Sejak tahun 1980 menjadi kegiatan rutin Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan. Sebelum

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 - 1 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 19/Kpts/KPU-Prov-011/VIII/2012 TANGGAL : 08 Agustus 2012 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum

1 PENDAHULUAN. v BAB. 1.1 Umum v BAB PENDAHULUAN. Umum Menjelang pasar bebas ASEAN atau penyatuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) tahun 25 penting bagi kita Bangsa Indonesia untuk memperkuat sistem perekonomian.

Lebih terperinci

JASA TELEVISI BERBAYAR

JASA TELEVISI BERBAYAR V-MCTV BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA TELEVISI BERBAYAR BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan /

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. BUKU 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI Halaman i iii I. PENDAHULUAN 1.1. U m u m.... 1 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. T u j u a n... 3 1.4. Lingkup dan Cakupan... 4 1.5. Data dan Keterangan yang

Lebih terperinci

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TI NGKAT KEBAHAGI AAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATI STI K PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2015 PENERBITAN 1. Provinsi : BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA PRA KOMPUTER SENSUS PERTANIAN 2013 BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGOLAHAN DATA PRA KOMPUTER SENSUS PERTANIAN 2013 BAB I PENDAHULUAN 2013, No.730 4 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN SENSUS PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peranan energi dalam pembangunan nasional sangat vital. Energi digunakan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Walaupun memiliki sumber energi yang cukup besar, namun

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN 3 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN 2013 DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN KOORDINATOR TIM SENSUS PERTANIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, TATA BANGUNAN, DAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2)

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) RAHASIA 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) VREST (3) 2. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015

PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015 PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015 Pemutakhiran dan penarikan sampel pada kegiatan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 akan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2015

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2015 K 3 Keuangan Pemerintah Desa REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2015 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun

Lebih terperinci

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGANN HIDUP 2013 Buku I. Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepalaa BPS Kabup paten/kota BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan Laporan ditulis pada: October 24, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404037 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014

PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas KATA PENGANTAR Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan salah satu sumber data ketenagakerjaan yang penting di Indonesia. Data hasil Sakernas telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik

Lebih terperinci

PROSEDUR LISTING DAN PEMILIHAN SAMPEL (SLS/RUKUN TETANGGA DAN 11 RUMAH TANGGA)

PROSEDUR LISTING DAN PEMILIHAN SAMPEL (SLS/RUKUN TETANGGA DAN 11 RUMAH TANGGA) PROSEDUR LISTING DAN PEMILIHAN SAMPEL (SLS/RUKUN TETANGGA DAN 11 RUMAH TANGGA) Di dalam studi ini, unit sampelnya adalah rumah tangga. Untuk menentukan unit sampel rumah tangga, setiap desa diberikan target

Lebih terperinci

PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 51 TAHUN 1999 (51/1999) Tanggal: 28 MEI 1999 (JAKARTA) Tentang: PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013

Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013 ABSTRAKSI Setelah Timor Timur berpisah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos :

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos : V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Laporan ditulis pada: November 29, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BLOK I. KETERANGAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-DS1 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

2014, No

2014, No 2014, No.248 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS BADAN PUSAT STATISTIK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA

PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 215 TAHUNAN Industri Mikro Industri Kecil 2-digit KBLI: - 1-2 VIMK15-S2 BLOK I. KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK15-DS2)

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (1) (2) (3)

REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN TAHUN 2014 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL (1) (2) (3) REPUBLIK INDONESIA R A H A S I A SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUNAN TAHUN 214 PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL IM IK Kode 2-digit KBLI - 1-2 VIMK14-S2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Provinsi

Lebih terperinci

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN V-SIAR BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... ii BAB I PENDAHULUAN Umum... 1 BAB II TAHAP PRA KOMPUTER... 2

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... ii BAB I PENDAHULUAN Umum... 1 BAB II TAHAP PRA KOMPUTER... 2 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Umum... 1 BAB II TAHAP PRA KOMPUTER... 2 2.1. Receiving dan Batching... 2 2.2. Editing dan Coding... 3 BAB III TAHAP INSTALASI...

Lebih terperinci

ST03-PCL SENSUS PERTANIAN 2003 PEDOMAN PENCACAH. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga. BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia

ST03-PCL SENSUS PERTANIAN 2003 PEDOMAN PENCACAH. Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga. BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia ST03-PCL SENSUS PERTANIAN 2003 PEDOMAN PENCACAH Pendaftaran Bangunan dan Rumah Tangga BPS Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia 2003 KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2003 ST03) merupakan Sensus Pertanian

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) Perusahaan/usaha gas adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan penyediaan serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kepada rumah tangga,

Lebih terperinci

Akhir Masa Jabatan Bupati Kebumen secara sistematis untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya; j. mengendalikan pelaksanaan penyelenggaraan

Akhir Masa Jabatan Bupati Kebumen secara sistematis untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya; j. mengendalikan pelaksanaan penyelenggaraan 2.1. BAGIAN TATA PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN 2.1.1. KEPALA BAGIAN TATA PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN Uraian Tugas Kepala Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah

Lebih terperinci