PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014"

Transkripsi

1 PANDUAN PELAKSANAAN SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2014 BADAN PUSAT STATISTIK

2

3 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Landasan Hukum Ruang Lingkup Kegiatan Data yang Dikumpulkan Jadwal Kegiatan Dokumen yang Digunakan Arus Dokumen Statistik yang Dihasilkan Pembiayaan... 6 BAB II METODOLOGI Kerangka Sampel Desain Sampling Sampling Plan Table dan Design Weight Estimator Karakteristik Responden di Rumah Tangga Mekanisme Pencacahan Mekanisme Pengolahan Data BAB III ORGANISASI LAPANGAN Struktur Organisasi Tugas dan Tanggung Jawab Persyaratan Petugas Pelatihan Petugas Pencacahan Pemeriksaan Dokumen Supervisi BAB IV TEKNIK WAWANCARA DAN TATA CARA PENGISIAN KUESIONER Teknik Wawancara Tata Cara Pengisian Kuesioner BLOK I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. RINGKASAN KETERANGAN RUMAH TANGGA BLOK III. KETERANGAN PENCACAHAN DAN PEMERIKSAAN BLOK IV. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA BLOK V. KESEHATAN BLOK VI. PENDIDIKAN BLOK VII. PEKERJAAN DAN PENDAPATAN BLOK VIII. LINGKUNGAN DAN KEAMANAN Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014 i

4 ii BLOK IX. KEHIDUPAN KELUARGA...59 BLOK X. KEHIDUPAN SOSIAL...62 BLOK XI. WAKTU LUANG...68 BLOK XII. PERUMAHAN DAN ASET...70 BLOK XIII. AFEKSI DAN KEPUASAN HIDUP...78 BLOK XIV. PARTISIPASI POLITIK WARGA NEGARA...79 BLOK XV. KEBAHAGIAAN HIDUP...80 LAMPIRAN ii Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

5 iii DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan SPTK Tabel 1.2. Nama Dokumen yang Digunakan Dalam SPTK Tabel 2.1. Tahapan Sampling yang Digunakan Dalam SPTK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014 iii

6 iv DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Arus Dokumen dan Data SPTK Gambar 2.1. Skema Kerangka Sampel SPTK Gambar 2.2. Mekanisme Pengolahan Data di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan BPS Pusat Gambar 3.1. Struktur Organisasi SPTK 2014 di BPS Pusat...13 Gambar 3.2. Operasional Lapangan SPTK 2014 di BPS Provinsi...14 Gambar 3.3. Operasional Lapangan SPTK 2014 di BPS Kabupaten/Kota...14 iv Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

7 v DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Alokasi Sampel Kabupaten/Kota, Blok Sensus dan Rumah Tangga SPTK Lampiran 2. Alokasi Petugas, Innas dan Kelas Pelatihan SPTK Lampiran 3. Alokasi Dokumen menurut Provinsi Lampiran 4. Peta BS SP2010-WB Lampiran 5. VSEN14.DSBS Lampiran 6. SPTK14.DSRT Lampiran 7. SPTK2014.RT Lampiran 8. Jadwal Pelatihan Petugas SPTK 2014 (Tentatif) Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014 v

8 vi vi Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

9 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea keempat menyebutkan bahwa...untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan.... Konstitusi negara Indonesia secara jelas menyatakan bahwa salah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum (public well-being). Konsekuensinya, pemerintah Indonesia memiliki tugas dan kewajiban untuk menjamin dan mendorong upaya peningkatan dan pencapaian kesejahteraan (well-being) bagi setiap warga negaranya. Pembangunan nasional pada era tahun 1970-an lebih difokuskan pada upaya peningkatan kesejahteraan warga negara melalui pembangunan ekonomi yang intensif. Sementara itu, pembangunan sosial, yang juga sangat terkait dengan kesejahteraan masyarakat seperti: pendidikan, kesehatan, nutrisi, dan sebagainya, ternyata masih relatif sedikit mendapat perhatian pemerintah. Pembangunan sosial mendapatkan perhatian yang lebih besar oleh pemerintah sejak akhir tahun 1980-an, meskipun hingga saat ini masih tetap didominasi oleh pembangunan ekonomi. Peningkatan perhatian pemerintah pada pembangunan sosial, didasari oleh adanya kesadaran terhadap berbagai keterbatasan pada indikator ekonomi, yang berbasis moneter (monetary-based indicators), dalam kaitannya dengan evaluasi terhadap tingkat kemajuan dan perkembangan kesejahteraan masyarakat. Konsep memajukan kesejahteraan umum, menurut konstitusi Indonesia, merupakan konsep yang menggambarkan sebuah proses pencapaian tingkat kesejahteraan masyarakat yang sekaligus menggambarkan perkembangan sosial masyarakat (progress of society). Konsep kesejahteraan, sebagaimana dinyatakan oleh para pendiri negara Indonesia, tampaknya tidak hanya untuk menggambarkan kondisi kemakmuran material (welfare, being-well atau prosperity), tetapi juga mengarah kepada konsep kebahagiaan (happiness). Kebahagiaan memiliki makna dan cakupan yang tidak hanya terbatas pada kondisi kehidupan yang menyenangkan (pleasant life) dan kondisi kehidupan yang baik (being-well atau good life), tetapi juga pada kondisi kehidupan yang bermakna (meaningful life). Dalam konteks ini, konsep kebahagiaan menjadi topik pembangunan nasional yang mendapat perhatian lebih besar dibandingkan dengan konsep kesejahteraan material maupun kemakmuran ekonomi. Pada tahun 2014 ini, untuk pertama kalinya Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK). Survei ini dilaksanakan setelah serangkaian studi mendalam terkait substansi, indikator, dan pengukuran tentang kebahagiaan masyarakat telah dilaksanakan selama kurun waktu 2 (dua) tahun sejak tahun 2012 yang lalu. Data yang dikumpulkan dalam survei ini sedikit berbeda dengan data yang biasa dikumpulkan oleh BPS dalam berbagai survei. Berbagai survei BPS pada umumnya mengumpulkan data dari responden yang bersifat kuantitatif berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

10 pengamatan dan penilaian kondisi obyektif. Sebaliknya, data yang dikumpulkan pada SPTK 2014 mencakup pengamatan dan penilaian obyektif yang dilengkapi dengan data yang merupakan hasil penilaian responden yang sifatnya subyektif. Oleh karena itu, pencacahan SPTK 2014 perlu dilaksanakan oleh petugas yang memiliki kemampuan dan pengalaman berwawancara yang baik dan persuasif serta berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya sehingga non sampling error dan non respons dapat ditekan seminimal mungkin. Untuk menjamin kelancaran kegiatan pencacahan lapangan maka disiapkan panduan bagi para petugas dan penanggung jawab SPTK di pusat maupun di daerah. Buku ini berisi penjelasan teknis pelaksanaan SPTK 2014 yang wajib dipedomani oleh semua pihak yang terkait dengan kegiatan pengumpulan data di lapangan Tujuan Secara umum, buku ini disusun untuk memberikan penjelasan rinci tentang pelaksanaan kegiatan SPTK Sementara itu, tujuan khususnya adalah: 1. Menjelaskan metodologi terkait kerangka sampel dan desain penarikan sampel untuk kegiatan SPTK Memberikan panduan mengenai pelaksanaan teknis pengumpulan data dan pengorganisasian lapangan bagi penanggung jawab kegiatan SPTK 2014 di daerah, baik BPS Provinsi maupun BPS Kabupaten/Kota. Kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berjalan dengan lancar, dan memperoleh data berkualitas. 3. Memberikan panduan cara berwawancara yang baik dan cara pengisian kuesioner bagi petugas pencacah. 4. Memberikan petunjuk mengenai tahapan pengolahan data Landasan Hukum SPTK 2014 dilaksanakan dengan landasan hukum sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik; 3. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen; 4. Keputusan Kepala BPS Nomor 007 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPS Ruang Lingkup Kegiatan Pelaksanaan SPTK 2014 mencakup rumah tangga sampel yang tersebar di 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Rumah tangga sampel dipilih dari blok sensus yang merupakan blok sensus terpilih Susenas 2014 Triwulan 2. Penarikan sampel dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu: 1) Pemilihan wilayah pencacahan, 2) Pemilihan Blok Sensus, 3) Pemilihan rumah tangga sampel. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini hanya dapat disajikan pada tingkat nasional sampai dengan tingkat provinsi. 2 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

11 1.5. Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan dalam SPTK 2014 dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: a. Keterangan umum anggota rumah tangga meliputi nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan; b. Keterangan individu responden terpilih meliputi: kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan, lingkungan dan keamanan, kehidupan keluarga, kehidupan sosial, waktu luang dan partisipasi berpolitik, serta penilaian subyektif mengenai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup. c. Keterangan perumahan dan aset rumah tangga mencakup: status penguasaan dan luas bangunan tempat tinggal, kualitas bangunan rumah (lantai, dinding, dan atap), fasilitas rumah (sumber penerangan utama, bahan bakar utama untuk memasak, tempat buang air besar, dan sumber air minum ) dan kepemilikan aset rumah tangga untuk kenyamanan hidup Jadwal Kegiatan Pelaksanaan SPTK 2014 mencakup berbagai kegiatan yang dilaksanakan di BPS Pusat dan BPS Daerah. Jadwal pelaksanaan seluruh kegiatan SPTK 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan SPTK 2014 No. Uraian Kegiatan Jadwal Pelaksanaan (1) (2) (3) Persiapan 1. Finalisasi Instrumen 1-17 April 2. Workshop Intama April 3. Pelatihan Innas 7 9 Mei 4. Pelatihan Petugas Lapangan 26 Mei 5 Juni Pelaksanaan 5. Pencacahan 23 Juni 18 Juli 6. Pengawasan/Pemeriksaan 23 Juni 18 Juli 7. Supervisi Lapangan 23 Juni 18 Juli Pengolahan 8. Pengolahan Data di BPS Kabupaten/Kota 21 Juli 22 Agustus 9. Kompilasi Data di BPS Provinsi 25 Agustus 5 September 10. Kompilasi Data di BPS Pusat 8 19 September 11. Validasi Data di BPS Pusat 22 September 3 Oktober Penyusunan Laporan 12. Penghitungan Indeks Kebahagiaan 1 17 Oktober 13. Penyusunan Publikasi Hasil SPTK Oktober 30 November 14. Pencetakan Publikasi Hasil SPTK Desember Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

12 1.7. Dokumen yang Digunakan Untuk memperlancar pengumpulan data di lapangan maka petugas diharapkan membawa dan mempelajari secara seksama sejumlah dokumen SPTK Secara lengkap, jenis dokumen dan penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut. Tabel 1.2. Nama Dokumen yang Digunakan Dalam SPTK 2014 No. Nama Instrumen Uraian Penanggung Jawab Disimpan di Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Peta BS SP2010- WB Peta Wilayah Blok Sensus BPS Kab/Kota BPS Kab/Kota Di-print di daerah 2. VSEN14.DSBS Daftar Sampel Blok Sensus (DSBS) terpilih Susenas 2014 Triwulan 2 1. BPS Provinsi 2. BPS Kab/Kota BPS Kab/Kota Di-print di daerah 3. SPTK14.DSRT Daftar Sampel Rumah Tangga (DSRT) terpilih SPTK 2014 (2 rangkap) Pengawas BPS Kab/Kota Di-print di daerah 4. Instrumen SPTK 2014.RT Kuesioner SPTK 2014 Pencacah BPS Kab/Kota Dikirim dari BPS Provinsi 5. Alat bantu Alat peraga yang berisi gradasi pilihan jawaban pertanyaan dalam skala Buku Pedoman Penjelasan umum SPTK 2014, metodologi dan organisasi lapangan serta tata cara pengisian kuesioner Pencacah Pencacah Dikirim dari BPS Provinsi Pencacah Pencacah Dikirim dari BPS Provinsi 4 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

13 1.8. Arus Dokumen BPS Pusat sudah mengirimkan dokumen VSEN14.DSBS, SPTK14.DSRT, SPTK2014.RT, alat bantu pencacahan dan buku pedoman pelaksanaan pencacahan dalam bentuk softcopy yang dapat diunduh dari file-lib. Seluruh instrumen tersebut dicetak oleh BPS Provinsi dan selanjutnya dialokasikan ke BPS Kabupaten/Kota untuk dibagikan ke masing-masing petugas lapangan. Sementara peta blok sensus SP2010-WB disediakan oleh BPS Kabupaten/Kota. Setelah pelaksanaan lapangan selesai, semua dokumen yang digunakan oleh petugas pencacah (kecuali buku pedoman dan alat bantu) harus diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diperiksa dan dilanjutkan dengan proses pengolahan data. Jika proses pengolahan data di BPS Kabupaten/kota telah selesai, maka dokumen akan disimpan di BPS Kabupaten/Kota. Data hasil pengolahan kemudian dikirimkan ke BPS Provinsi untuk dikompilasi. BPS Provinsi juga akan melakukan kompilasi terhadap seluruh data yang telah dikirimkan oleh semua kabupaten/kota. Hasil kompilasi data, dalam bentuk soft file, dikirimkan ke BPS Pusat. Softcopy: Alat Bantu Buku Pedoman Instrumen SPTK 2014.RT VSEN14.DSBS BPS Pusat Hardcopy: Alat Bantu Buku Pedoman Instrumen SPTK 2014.RT BPS Provinsi Softcopy: Data SPTK 2014 seluruh Kabupaten/Kota Hardcopy: Alat Bantu Buku Pedoman Instrumen SPTK 2014.RT Peta BS SP2010- WB VSEN14.DSBS SPTK14.DSRT BPS Kabupaten/Kota Softcopy: Data SPTK 2014 seluruh sampel rumah tangga Penjelasan: Peta BS SP2010-WB disiapkan oleh BPS Kabupaten/Kota. Gambar 1.1. Arus Dokumen dan Data SPTK 2014 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

14 1.9. Statistik yang Dihasilkan Statistik yang dihasilkan dari SPTK 2014 adalah statistik/indikator kepuasan hidup dan kebahagiaan yang dapat dianalisis berdasarkan karakteristik demografi penduduk, pendidikan, kondisi kesehatan, kondisi ekonomi, dan perumahan dan sebagainya. a. Indikator kepuasan hidup/kebahagiaan menurut karakteristik demografi responden. Indikator ini dapat diperoleh dengan membandingkan tingkat kepuasan dan kebahagiaan penduduk yang terhadap beberapa kriteria, seperti klasifikasi wilayah, kelompok umur, jenis kelamin, status perkawinan dan pendidikan. b. Indikator kepuasan hidup/kebahagiaan menurut kondisi kesehatan. Indikator ini dapat disusun dengan membandingkan persentase penduduk dengan tingkat kepuasan hidup dan tingkat kebahagiaan tertentu menurut kesehatan fisik (status kesehatan dan kesulitan fungsional) dan kesehatan mental (intensitas emosi positif dan gejala depresi). c. Indikator kepuasan hidup/kebahagiaan menurut kondisi ekonomi. Dengan melihat dan membandingkan tingkat kepuasan hidup dan kebahagiaan penduduk menurut pendapatan, status pekerjaan dan lapangan usaha, serta kondisi perumahan maka dapat diketahui pola dan tingkat kepuasan hidup serta kebahagiaan penduduk dengan status ekonomi yang berbeda. d. Indikator kepuasan hidup/kebahagiaan menurut jumlah waktu luang. Indikator ini dapat disusun dengan membandingkan persentase penduduk dengan tingkat kepuasan hidup dan tingkat kebahagiaan tertentu menurut banyaknya waktu luang yang dimiliki Pembiayaan Seluruh pembiayaan kegiatan SPTK 2014 ini dibebankan pada anggaran BPS. Rincian biaya BPS Pusat terdapat dalam POK Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah, Direktorat Statistik Ketahanan Sosial. Sementara itu, rincian biaya daerah terdapat dalam DIPA BPS Provinsi. 6 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

15 2.1. Kerangka Sampel BAB II METODOLOGI Kerangka sampel Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2014 (SPTK 2014) merupakan kerangka sampel Susenas 2014 Triwulan 2. Kerangka sampel yang digunakan pada SPTK 2014 terdiri dari tiga jenis, yaitu: 1. Pertama, kerangka sampel pemilihan daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2010 yang disertai dengan informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/kelurahan (rural/ urban). 2. Kedua, kerangka sampel pemilihan daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih. 3. Ketiga, kerangka sampel pemilihan daftar rumah tangga biasa tidak termasuk institutional household (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus sampel terpilih Susenas triwulan Desain Sampling Sampel blok sensus SPTK 2014 adalah blok sensus terpilih Susenas 2014 Triwulan 2 dan dirancang untuk estimasi provinsi. Metode sampling yang digunakan yaitu penarikan sampel empat tahap berstrata (four stages stratified sampling). Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap pertama, memilih wilcah dari secara pps-wor (Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya rumah tangga SP2010 (M i). Wilcah terpilih tersebut sebanyak selanjutnya dijadikan master sampel atau primary sampling unit (PSU). 2. Tahap kedua, memilih satu BS pada setiap wilcah terpilih secara pps dengan size jumlah rumah tangga SP2010-RBL1. 3. Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih Susenas Triwulan 2, dipilih sejumlah rumah tangga biasa ( m =20) secara sistematik berdasarkan hasil pemutakhiran rumah tangga SP2010. Jumlah 10 rumah tangga untuk Susenas dan 10 rumah tangga untuk SPTK. Proses pemilihan rumah tangga sebanyak 20 tersebut dilakukan dengan program aplikasi yang sudah disiapkan BPS Pusat. Program aplikasi ini merupakan bagian dari program entri hasil pemutakhiran dan penarikan sampel Susenas Tahap keempat, selanjutnya responden untuk setiap rumah tangga terpilih adalah kepala rumah tangga atau pasangannya. Untuk memberikan gambaran secara lebih jelas mengenai hubungan kerangka sampel SPTK 2014 dan Susenas 2014 Triwulan 2, dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut: Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

16 Sampling Frame : PSU 1 BS per PSU : Blok Susenas BS Triwulan 2 Updating Ruta Sistematik 20 Ruta 10 Ruta Susenas 10 Ruta SPTK Gambar 2.1. Skema Kerangka Sampel SPTK Sampling Plan Table dan Design Weight Tabel 2.1. Tahapan Sampling yang Digunakan Dalam SPTK 2014 Tahap/ Phase Unit Jumlah unit kabupaten/kota d strata h Populasi Sampel Metode penarikan sampel Peluang pemilihan sampel Fraksi Sampling 1 PSU N h n h pps-wor M M hi ho n M hi h M ho 2 Blok Sensus t B hi 1 pps M M hij hi M 1 M hij hi 3 Rumah tangga M m sist t t hij 1 M hij m t M hij Design weight : Design weight rumah tangga k, blok sensus j, wilcah i, strata h, triwulan t, provinsi d adalah sebagai berikut: W M dh t n M t 0 dhijk = h hij M t hij m 8 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

17 2.4. Estimator Karakteristik Estimasi karakteristik rumah tangga t x hijk t y hijk Misalkan dan adalah nilai-nilai karakteristik X dan Y untuk rumah tangga k, blok sensus j, wilcah i, strata h, kabupaten/kota d hasil pencacahan triwulan t, dan diketahui total rumah tangga dari sumber sekunder (misalnya hasil proyeksi) pada strata h triwulan t yang dinyatakan sebagai M ~, maka estimasi total X, Y, dan rasioy/x berikut variansnya adalah sebagai berikut: t dh Yˆ t = ~ M t dh t d, h, i, j, k Wdhijk d, h, i, j, k W t dhijk y t dhijk Xˆ t = ~ M t dh t d, h, i, j, k Wdhijk d, h, i, j, k W t dhijk x t dhijk ˆ t = R Yˆ Xˆ t t Zˆ t hi = Yˆ t hi Rˆ Xˆ t h t hi Zˆ t h = Yˆ t h Rˆ Xˆ t h t h 2.5. Responden di Rumah Tangga Rumah Tangga Biasa : Rumah tangga biasa adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh banguan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud satu dapur adalah jika kepengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama menjadi satu. Penentuan Responden : Penentuan responden didasarkan kepada kondisi saat pencacahan. Responden adalah kepala rumah tangga atau pasangannya. Penentuan responden untuk SPTK 2014 ini didasarkan kepada pemahaman bahwa tingkat kebahagiaan rumah tangga tercermin dari kebahagiaan individu atau anggota rumah tangga di rumah tangga yang sudah memiliki pengalaman hidup terkait sejumlah domain kehidupan yang esensial. Oleh karena itu, responden yang cocok untuk mewakili rumah tangga tersebut adalah kepala rumah tangga atau pasangannya. Anggota Rumah Tangga : Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah tangga maupun sementara tidak ada pada waktu pencacahan. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan maksud pindah, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Sebaliknya orang yang telah tinggal 6 bulan atau lebih atau bermaksud tinggal/menetap di rumah tangga walaupun kurang dari 6 bulan dianggap sebagai anggota rumah tangga. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

18 2.6. Mekanisme Pencacahan Pengumpulan data pada rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara langsung (tatap muka) antara pencacah dengan responden dengan menggunakan kuesioner SPTK Responden adalah salah satu anggota rumah tangga yang telah dewasa dan memiliki kompetensi untuk memberikan informasi mengenai keterangan anggota rumah tangga pada Blok IV. Sementara itu, keterangan kebahagiaan pada Blok V sampai dengan blok XV hanya boleh ditanyakan kepada kepala rumah tangga atau pasangannya sebagai responden. Perhatian: Pencacah tidak boleh melakukan penggantian sampel rumah tangga Sebelum melakukan wawancara, pencacah harus mencari rumah tangga sampel yang tercantum pada SPTK14.DSRT dengan berbekal peta blok sensus SP2010-WB. Adanya selang waktu antara pemutakhiran rumah tangga yang dilakukan oleh petugas Susenas dan saat pencacahan lapangan SPTK 2014 memungkinkan tidak ditemuinya rumah tangga karena berbagai alasan. Berikut beberapa kasus yang mungkin ditemui pada saat pencacahan : 1. Rumah tangga sampel sudah pindah tempat tinggal, namun masih dalam blok sensus yang sama maka rumah tangga tersebut tetap diwawancarai, 2. Rumah tangga sampel sudah pindah tempat tinggal, namun berdasarkan informasi yang diperoleh sudah berbeda blok sensus, maka rumah tangga tersebut dianggap tidak dapat ditemukan dan tidak boleh dilakukan penggantian sampel rumah tangga, 3. Rumah tangga sampel tidak dapat ditemukan atau non-respon maka tidak boleh melakukan penggantian sampel rumah tangga Mekanisme Pengolahan Data Pengolahan data hasil pencacahan lapangan SPTK 2014 dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. Pengolahan dilakukan segera setelah dokumen hasil pencacahan lapangan telah selesai diperiksa oleh pengawas. Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengolahan data SPTK 2014, yaitu: 1. Pengolahan data akan dilakukan di BPS Kabupaten/Kota dalam pengawasan Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) berkoordinasi dengan Seksi Statistik Sosial. Petugas melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen dan editing-coding untuk memperlancar proses peng-entry-an data. Petugas melakukan entry dan validasi data menggunakan aplikasi pengolahan data yang telah disiapkan dan diberikan oleh Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah. Jika pada proses validasi data ditemukan adanya kesalahan atau ketidak konsistenan isian, maka petugas entry melakukan konfirmasi kepada pencacah melalui Kasie Statistik Sosial. 10 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

19 2. Data yang sudah clean dikirimkan oleh Kasie Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) Kabupaten/Kota ke Bidang IPDS Provinsi, cc ke Bidang Statistik Sosial. 3. Bidang IPDS berkoordinasi dengan Bidang Statistik Sosial di BPS Provinsi melakukan kompilasi seluruh data dari BPS Kabupaten/Kota. Selanjutnya, Bidang Statistik Sosial mengirimkan data hasil kompilasi ke Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah melalui 4. Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah melakukan kompilasi dan pengolahan data SPTK Bagan alur pengolahan data di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan di BPS Pusat dapat dilihat pada Gambar 2.2. BPS Kab/Kota BPS Provinsi BPS PUSAT Gambar 2.2. Mekanisme Pengolahan Data di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan BPS Pusat Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

20 12 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

21 3.1. Struktur Organisasi BAB III ORGANISASI LAPANGAN Struktur organisasi lapangan disusun dengan tujuan agar setiap pelaku dalam organisasi mengetahui dengan pasti tugas, tanggung jawab, wewenang dan haknya masingmasing. Kegiatan SPTK 2014 di tingkat pusat (BPS Pusat) dilaksanakan oleh Tim Pengarah dan Tim Teknis. Tim Pengarah BPS bertugas menentukan arah kebijakan dan strategi yang digunakan dalam keseluruhan tahapan kegiatan SPTK 2014 serta memberikan saran dan masukan baik teknis maupun non teknis kepada Tim Teknis BPS. Tugas pokok Tim Teknis BPS adalah menyusun rencana operasional dan implementasi kegiatan serta menyelenggarakan kegiatan persiapan di tingkat pusat. Kegiatan SPTK 2014 di tingkat daerah dilaksanakan oleh BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota. BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota menjalankan fungsi persiapan lapangan dan pelaksanaan pengumpulan data. Struktur organisasi SPTK 2014 mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.1 Gambar 3.3. Pu Kepala BPS Pusat Gambar 3.1. Struktur Organisasi SPTK 2014 di BPS Pusat Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

22 Kepala BPS Provinsi Gambar 3.2. Operasional Lapangan SPTK 2014 di BPS Provinsi Kepala BPS Kab./Kota Gambar 3.3. Operasional Lapangan SPTK 2014 di BPS Kabupaten/Kota Pengarah SPTK 2014 di pusat adalah Kepala BPS, Deputi Bidang Statistik Sosial dan Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik. Penanggung jawab SPTK 2014 adalah Direktur Statistik Ketahanan Sosial dan Penanggung jawab metodologi sensus adalah Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei. Penanggung jawab teknis adalah Kepala Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah, dibantu anggota lainnya mencakup kepala subdirektorat dan kepala seksi dari beberapa direktorat terkait. Penanggung jawab SPTK 2014 secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi, penanggung jawab teknis adalah Kepala Bidang Statistik Sosial, penanggung jawab pengolahan adalah Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik dan penanggung jawab administratif adalah Kepala Bagian Tata Usaha. Penanggung jawab SPTK 2014 di tingkat Kabupaten/Kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota, penanggung jawab teknis pendataan adalah Kepala Seksi Statistik Sosial, penanggung jawab pengolahan adalah Kepala Seksi Integrasi Pengolahan Data dan penanggung jawab administratif adalah Kepala Subbagian Tata Usaha. 14 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

23 3.2. Tugas dan Tanggung Jawab A. Direktur Statistik Ketahanan Sosial (Hansos) 1) Memberi pertimbangan dan saran mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan SPTK ) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan. 3) Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan SPTK ) Menyusun rencana survei beserta seluruh tahapan kegiatannya. 5) Menyusun jadwal kegiatan survei. 6) Memantau manajemen pengolahan data dilaksanakan dipusat dan daerah. 7) Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan. B. Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei 1) Bertanggung jawab atas metodologi SPTK ) Merancang metodologi sampling dan penarikan sampel blok sensus dan rumah tangga SPTK ) Mengirimkan daftar alokasi sampel blok sensus (VSEN14.DSBS) ke BPS Provinsi untuk diteruskan ke BPS Kabupaten/Kota. 4) Mengirimkan program aplikasi penarikan sampel rumah tangga SPTK 2014 ke BPS Provinsi. 5) Membuat penimbang bagi sampel rumah tangga. C. Kepala BPS Provinsi 1) Memberi arahan baik teknis maupun administratif kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota. 2) Menentukan susunan petugas, organik BPS atau non organik BPS yang berkaitan dengan ketentuan upah kinerja di BPS Provinsi. 3) Memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan petugas di daerah. 4) Memonitor dan mengevaluasi jalannya koordinasi dan supervisi pelaksanaan lapangan. 5) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengolahan di BPS Provinsi. D. Kepala Bidang Statistik Sosial 1) Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan lapangan SPTK ) Memberi petunjuk kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota mengenai rekruitmen petugas. 3) Menyelenggarakan pelatihan petugas pencacah dan pengawas berkoordinasi dengan Kepala Bagian Tata Usaha. 4) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pencacahan serta pemeriksaan hasil pencacahan SPTK ) Mengirimkan data SPTK 2014 hasil kompilasi dari setiap BPS Kabupaten/Kota ke Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah. 6) Membuat laporan teknis pelaksanaan kegiatan SPTK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

24 E. Kepala Bagian Tata Usaha 1) Mendistribusikan dokumen ke BPS Kabupaten/Kota. 2) Bersama-sama Kepala Bidang Statistik Sosial menyelenggarakan pelatihan petugas dan pengawas. 3) Membuat laporan administrasi penyelenggaraan kegiatan SPTK F. Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 1) Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (VSEN14.DSBS) untuk diteruskan ke masing-masing BPS Kab/Kota. 2) Memberikan daftar rumah tangga sampel (SPTK14.DSRT) ke Bidang Statistik Sosial Provinsi. 3) Menerima data hasil pengolahan SPTK 2014 di BPS Kabupaten/Kota. 4) Melakukan kompilasi data hasil SPTK 2014 dari setiap BPS Kabupaten/Kota bersama Kepala Bidang Statistik Sosial. 5) Membuat laporan teknis pengolahan data SPTK G. Kepala BPS Kabupaten/Kota 1) Bertanggung jawab atas kegiatan SPTK 2014 secara keseluruhan di BPS Kabupaten/Kota. 2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan lapangan SPTK 2014 di BPS Kabupaten/Kota. 3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengolahan di BPS Kabupaten/Kota. 4) Melakukan rekruitmen petugas lapangan di BPS Kabupaten/Kota. 5) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan SPTK 2014 di BPS Kabupaten/Kota. H. Kepala Seksi Statistik Sosial 1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPTK ) Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (VSEN14.DSBS) dan sampel rumah tangga (SPTK14.DSRT). 3) Memberikan Daftar Sampel Rumah Tangga (SPTK14.DSRT) kepada petugas pencacah. 4) Memastikan jadwal kegiatan, wilayah kerja dan alokasi petugas pencacahan. 5) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan lapangan di BPS Kabupaten/Kota. 6) Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pencacahan lapangan untuk menjamin kehandalan mutu data yang dihasilkan. 7) Berkoordinasi dengan Kasie IPDS untuk melakukan pengolahan data SPTK 2014 di BPS Kabupaten/Kota. 8) Secara rutin melaporkan hasil perkembangan pendataan SPTK 2014 ke BPS Kabupaten/Kota. 16 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

25 I. Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 1) Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (VSEN14.DSBS). 2) Melakukan penarikan sampel rumah tangga (SPTK14.DSRT), menggunakan aplikasi program dari BPS Pusat. 3) Memastikan jadwal kegiatan dan alokasi petugas pengolahan data SPTK 2014 di BPS Kab/Kota. 4) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengolahan data SPTK 2014 di BPS Kabupaten/Kota. 5) Melakukan validasi dan kompilasi data dari setiap petugas pengolahan. 6) Berkoordinasi dengan Kasie Statistik Sosial dalam rangka pengolahan data SPTK 2014 di BPS Kabupaten/Kota. 7) Mengirimkan data SPTK 2014 yang sudah clean ke Bidang IPDS Provinsi, cc ke Bidang Statistik Sosial. 8) Memberikan laporan hasil perkembangan pengolahan SPTK 2014 ke BPS Kabupaten/Kota. J. Pencacah (PCL) SPTK ) Mengikuti pelatihan petugas pencacah SPTK ) Menerima Daftar Sampel Rumah Tangga (SPTK14.DSRT) dari Kasie Statistik Sosial. 3) Melaksanakan pendataan SPTK 2014 sesuai dengan petunjuk dan jadwal yang telah ditentukan. 4) Memeriksa kembali hasil pendataan SPTK 2014 (kelengkapan dokumen, kelengkapan isian dan kualitas data yang diperoleh). 5) Menyerahkan dokumen SPTK 2014 yang telah diisi dan diperiksa kepada pemeriksa Persyaratan Petugas A. Pemeriksa Pemeriksa SPTK 2014 adalah adalah Kasie Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota. B. Petugas Pencacah Pencacah SPTK 2014 adalah KSK/staf/mitra BPS Kabupaten/Kota. Syarat petugas pencacah: 1) Berpendidikan minimal DIII. 2) Berumur antara tahun. 3) Diutamakan pernah memiliki pengalaman terkait beberapa survei atau sensus yang dilakukan oleh BPS. 4) Mengenal wilayah tugas dengan baik. 5) Diutamakan memiliki kemampuan berkomunkasi secara persuasif dengan orang lain. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

26 C. Petugas Pengolahan Petugas pengolahan dokumen SPTK dilakukan oleh KSK, staf atau mitra BPS Kabupaten/Kota yang ditunjuk dengan syarat: 1) Bisa mengoperasikan komputer. 2) Bertanggung jawab. 3) Mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan supervisor pengolahan. 4) Mampu menerima dan memahami aturan-aturan dalam pengolahan. 5) Diutamakan mempunyai pengalaman sebagai petugas pengolahan data di BPS Pelatihan Petugas Pelatihan petugas dalam SPTK 2014 ini melibatkan petugas pengajar (Master Intama, Intama, dan Innas) dan petugas lapangan (pemeriksa dan pencacah). Pelatihan petugas pencacahan dilaksanakan sebelum pelaksanaan lapangan, dengan tujuan untuk menyamakan persepsi tentang konsep dan definisi operasional dari variabel- variabel yang akan dikumpulkan dalam kuesioner SPTK 2014 serta teknik wawancara dengan responden. Keberhasilan penyelenggaraan pelatihan sangat menentukan keberhasilan kegiatan pencacahan di lapangan. Oleh karena itu, penyelenggaraan pelatihan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pada SPTK 2014, pelatihan petugas dilakukan secara berjenjang dari Workshop Intama, pelatihan calon Instruktur Nasional (Innas) dan pelatihan calon petugas pencacahan. Workshop Intama dan pelatihan calon Innas dilaksanakan di Jakarta, sementara pelatihan calon petugas pencacahan dilaksanakan di daerah. Hal-hal penting terkait penyelenggaraan pelatihan tersebut dijelaskan dalam poin-poin berikut. A. Workshop Intama dan Pelatihan Calon Innas Workshop Intama dan Pelatihan calon Innas SPTK 2014 dilaksanakan oleh BPS Pusat pada minggu III bulan April 2014 selama 3 (tiga) hari. Penanggung jawab penyelenggaraan adalah Subdirektorat. Statistik Ketahanan Wilayah, Direktorat Statistik Ketahanan Sosial dan Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei. Workshop Intama diikuti oleh peserta dari Direktorat Statistik Ketahanan Sosial, dan Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei. Sementara peserta pelatihan calon Innas SPTK 2014 berasal dari BPS Pusat maupun BPS Provinsi. Metode pelatihan dilakukan dengan cara lokakarya (workshop) yang lebih banyak ditekankan pada diskusi mengenai konsep dan definisi serta operasional lapangan. Syarat calon Innas antara lain: 1. Diutamakan Kepala Seksi dilingkungan Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi, Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota dan staf inti di lingkungan Direktorat Statistik Ketahanan Sosial BPS Pusat. 2. Mampu mengajar dengan baik. 3. Berpendidikan minimal DIV/S1. 4. Diutamakan yang sudah berpengalaman sebagai Innas atau instruktur lainnya pada sensus atau survei yang pernah dilaksanakan oleh BPS. Alokasi kebutuhan jumlah innas dapat dilihat pada Lampiran Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

27 B. Pelatihan Petugas Pencacahan Pelatihan calon petugas pencacahan SPTK 2014 dilaksanakan di masing-masing provinsi selama 2 (dua) hari pada akhir bulan Mei sampai dengan awal bulan Juni 2014, sehingga semua petugas telah siap untuk pencacahan lapangan pada akhir bulan Juni sampai dengan pertengahan Juli Penanggung jawab penyelenggaraan pelatihan adalah Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi. Alokasi kebutuhan jumlah petugas dapat dilihat pada Lampiran Pemeriksaan Dokumen Pemeriksaan dokumen merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan lapangan. Kegiatan ini merupakan faktor penting dalam upaya menjaga kualitas data yang dikumpulkan. Proses pemeriksaan tidak hanya mencakup kelengkapan dokumen, tetapi sekaligus akurasi, kewajaran dan konsistensi isian Supervisi Kegiatan supervisi dilaksanakan oleh BPS RI. Petugas supervisi adalah pejabat setingkat eselon I sampai IV di BPS Pusat. Beberapa kegiatan penting yang akan dilaksanakan oleh BPS Pusat dalam rangka supervisi adalah: 1. Supervisi terhadap pelatihan petugas terkait materi, rencana pelatihan di daerah dan kelancaran pelaksanaan pelatihan. 2. Supervisi terhadap pelaksanaan lapangan terkait jadwal, mekanisme dan kualitas data hasil pencacahan lapangan. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

28 20 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

29 4.1. Teknik Wawancara BAB IV TEKNIK WAWANCARA DAN TATA CARA PENGISIAN KUESIONER SPTK 2014 adalah survei yang bersifat khas karena data yang dikumpulkan tidak hanya berupa data kuantitatif namun juga dilengkapi dengan data-data yang bersifat kualitatif sehingga dibutuhkan pencacah yang memiliki penguasaan materi yang bagus, mempunyai kemampuan berwawancara yang baik, dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya. Dalam pengumpulan data kualitatif terdapat beberapa kendala yang akan ditemui pencacah, seperti: (1) responden belum tentu langsung memahami maksud pertanyaan sehingga mereka akan memberikan reaksi jawaban yang berbedabeda; (2) pencacah belum tentu langsung dapat memahami maksud dari jawaban responden sehingga belum tentu jawaban responden tersebut dapat dikelompokkan sesuai pilihan jawaban yang tersedia, dsb. Secara umum, keberhasilan pengumpulan data ditentukan oleh empat hal, yaitu: instrumen yang digunakan, suasana wawancara, pencacah dan responden. Pertama, instrumen sederhana yang didukung dengan konsep dan definisi yang jelas dapat memudahkan pengumpulan data di lapangan. Kedua, suasana wawancara yang kondusif juga dibutuhkan untuk mendukung proses wawancara yang efektif dan efisien. Ketiga, pencacah yang mampu bekerja dengan baik dan menguasai materi sangat penting demi menjaga kualitas data dan keempat, responden dengan penuh kesadaran mau menjawab pertanyaan dengan jujur dan benar. Berikut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pencacah dalam melakukan wawancara: 1. Pada saat berkunjung ke responden hendaknya pencacah berpakaian yang wajar, rapi dan sopan. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawacara, mintalah izin terlebih dahulu dengan cara mengucapkan salam, mengetuk pintu, atau melakukan cara-cara lain yang sesuai dengan adat istiadat, kebiasaan dan budaya setempat. 2. Perhatikan situasi rumah tangga saat itu sebelum melakukan wawancara. Jangan melakukan wawancara di saat yang kurang tepat seperti: sedang ada kegiatan pesta/upacara, rumah tangga sedang mengalami musibah seperti kematian, kesakitan dsb. 3. Usahakan agar waktu kunjungan telah diatur sedemikian rupa sehingga responden dapat ditemui dan diwawancarai. 4. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan kepada responden secara sopan dan tegas. Pencacah adalah petugas BPS yang melaksanakan tugas pendataan yang dilindungi oleh UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Kemudian jelaskan pentingnya kegiatan survei ini dan yakinkan responden bahwa keterangan yang diberikan akan dijamin kerahasiaanya. Bila dibutuhkan, tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal pencacah. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

30 5. Tidak seorang pun diperkenankan menemani pencacah pada saat wawancara dengan responden. Hal ini perlu diperhatikan untuk menjaga kerahasiaan jawaban responden. 6. Lakukan wawancara dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh responden. Jika responden lebih menyukai menggunakan bahasa daerah, sebaiknya diikuti saja agar responden tidak merasa segan/canggung untuk memberikan jawaban yang tepat dan benar. 7. Lakukan wawancara dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan. Maksud setiap pertanyaan dalam kuesioner harus dipahami secara baik oleh pencacah sehingga dapat melakukan probing dengan benar jika responden tidak memahami maksud pertanyaan yang diajukan. 8. Awali proses wawancara dengan menanyakan pertanyaan yang umum dan ringan seperti kegiatan sehari-hari dsb. Hal ini diperlukan untuk memberikan rasa santai dan nyaman bagi responden. Tidak semua jawaban dari responden dapat langsung dicatat dalam kuesioner: pencacah harus teliti dalam memilah jawaban yang bisa langsung dicatat dan pertanyaan yang membutuhkan probing. Perhatian: Pencacah sebaiknya mampu menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif untuk melakukan wawancara. Awali wawancara dengan pertanyaan umum dan ringan seperti kegiatan sehari-hari responden. Setelah suasana cair, barulah mulai wawancara secara teratur dengan mengikuti alur pertanyaan. 9. Untuk menciptakan hubungan yang baik dengan responden selama proses wawancara, pencacah harus memiliki keterampilan dan cara bijak dalam menghadapi berbagai sikap dan perilaku responden. Misalnya: - Ada responden yang suka berterus terang (jujur) dan senang membantu, namun ada sebagian responden yang lain akan ragu-ragu, curiga dan bersikap tidak kooperatif (tidak bekerja sama). Gunakan kecerdikan, kesabaran dan keramahan selama berwawancara. - Petugas pencacah harus selalu mengarahkan pembicaraan ke substansi pertanyaan pada kuesioner. Jangan biarkan responden mengalihkan percakapan pada hal-hal yang menyimpang dari pertanyaan yang diajukan. Selain itu, petugas pencacah hendaknya sabar terhadap rasa keingintahuan responden dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas. - Petugas pencacah jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap apapun jawaban yang diberikan oleh responden dan jangan kehilangan kesabaran. - Perhatikan bahasa tubuh responden. Berusahalah sensitif untuk menghindari pertanyaan yang sekiranya dapat memojokkan responden. Jangan mengarahkan jawaban responden dalam bertanya atau memberi tanggapan terhadap jawaban responden. 22 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

31 - Apabila jawaban responden masih kurang lengkap atau belum tepat, maka lakukan probing. Probing juga diperlukan untuk memandu atau memilah jawaban yang relevan. - Catatlah semua jawaban lisan dari responden dengan teliti, lengkap dan jelas atau cantumkan kode sesuai petunjuk pengisian kuesioner. Sangat dianjurkan agar pencacah menyiapkan kertas catatan. 10. Periksa kembali semua pertanyaan dan pastikan semua pertanyaan telah terisi jawaban yang konsisten. Bila masih ditemukan adanya jawaban yang belum lengkap atau tidak konsisten, maka ulangi pertanyaan tersebut (kalau perlu lakukan probing) sehingga mendapat jawaban yang benar dari responden. Setelah selesai melakukan wawancara, jangan lupa mengucapkan terima kasih dan memberitahukan kepada responden tentang kemungkinan kunjungan ulang bila masih ada keterangan yang diperlukan dari responden Tata Cara Pengisian Kuesioner Teknik wawacara secara umum yang disampaikan di atas dapat membantu diperolehnya informasi yang benar dan akurat dari responden. Namun tetap harus didukung oleh penguasaan materi yang ditanyakan dalam kuesioner sehingga pencacah dapat secara runtun dan alami dalam melakukan wawancara. Kuesioner SPTK 2014 terdiri atas 15 Blok. Blok I berisi informasi mengenai wilayah tempat tinggal rumah tangga. Blok II berisi ringkasan terkait jumlah anggota rumah tangga (ART) laki-laki dan jumlah ART perempuan. Blok III berisi keterangan pencacahan mencakup informasi mengenai identitas petugas pencacahan dan pemeriksa serta waktu pencacahan. Blok IV berisi keterangan anggota rumah tangga. Pengukuran kebahagiaan responden menggunakan pertanyaan pada Blok V sampai dengan Blok XV. Blok-blok tersebut mencakup informasi mengenai kesehatan; pendidikan; pekerjaan dan pendapatan; lingkungan dan keamanan; kehidupan keluarga; kehidupan sosial; waktu luang; perumahan dan aset; afeksi dan kepuasan hidup; partisipasi politik warga negara; serta kebahagiaan hidup. Beberapa pertanyaan tertentu di kuesioner dicetak tebal (bold) dan miring (italic). Pertanyaan tersebut memungkinkan adanya jawaban tidak relevan yang diberi kode jawaban 9. Misalnya: rincian 1002c yang menanyakan mengenai tingkat kepercayaan responden terhadap tokoh agama di lingkungan sekitar tempat tinggal. Responden mungkin saja tidak dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan tersebut karena tidak terdapat tokoh agama di lingkungan sekitar tempat tinggal. Oleh karena itu, pada saat wawancara, pencacah dapat memberikan kode jawaban 9. Berikut penjelasan rinci terkait pengisian kuesioner pada setiap blok. BLOK I. PENGENALAN TEMPAT Sebelum pencacah mengunjungi rumah tangga dan memulai wawancara, isilah informasi identitas rumah tangga pada blok I (Pengenalan Tempat). Informasi identitas rumah tangga diperoleh dari daftar sampel rumah tangga SPTK 2014 (SPTK14.DSRT), yang akan diberikan oleh Kasie Statistik Sosial kepada pencacah. Isikan nama dan nomor kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi wilayah, nomor Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

32 blok sensus, nomor kode Sampel (NKS) dan nomor urut rumah tangga sampel (NURT) di dalam kotak pada kolom sebelah kanan. Jika ini dilakukan dengan benar, maka kombinasi dari kode-kode ini akan menghasilkan satu nomor ID unik yang mengidentifikasi isian kuesioner ini berasal dari rumah tangga yang berbeda dari kuesioner lain. Tanyakan dan lingkari serta pindahkan ke kotak tersedia mengenai Satuan Lingkungan Setempat (SLS) terkecil di bawah desa/kelurahan. Tuliskan juga nama kepala rumah tangga dan alamat rumah tangga dimana pencacah akan melaksanakan wawancara. Lengkapi alamat pada kuesioner jika ternyata alamat yang tercantum dalam SPTK14.DSRT kurang lengkap. Rincian 109. SLS Terkecil Di Blok Sensus Ini Isian dari rincian ini tidak disalin dari daftar SPTK14.DSRT, tetapi diisi berdasarkan penelusuran pencacah. Dalam satu Blok Sensus (BS), isian pada rincian 109 ini akan sama semua. Satuan Lingkungan Setempat (SLS) adalah wilayah pemukiman yang merupakan bagian dari suatu desa/kelurahan yang secara sah diakui oleh pemerintahan desa/kelurahan. Sebagai bagian wilayah di desa/kelurahan SLS dapat diidentifikasi secara berjenjang maupun otonomi dan mempunyai struktur organisasi untuk mengakomodasi kebutuhan warganya. SLS dapat berbentuk RT, RW/RK, kampung, dusun, lorong, jorong atau lainnya sesuai dengan nama di masing-masing daerah. Rincian 112. Hasil Kunjungan Rincian 112 mengenai hasil kunjungan, diisi setelah pencacah melaksanakan wawancara dan telah meninggalkan rumah tangga tersebut. Ada enam macam kode respon berdasarkan sejauh mana kuesioner telah selesai diisi. Berikut penjelasan mengenai berbagai kemungkinan kode hasil kunjungan: Kode 1, Pencacahan berhasil, jika pencacah telah menyelesaikan wawancara dengan responden terpilih dan telah memastikan bahwa tidak ada satu pertanyaan pun di kuesioner yang belum terisi (dokumen lengkap). Kode 2, Responden menolak diwawancarai, jika responden terpilih menolak untuk diwawancarai. Termasuk pula jika seseorang yang ditemui pencacah pertama kali tidak berkenan untuk bekerja sama. Mintalah berbicara dengan anggota rumah tangga dewasa yang lain (misalnya kepala rumah tangga). Jika usaha ini tidak berhasil dan tidak ada ART yang bisa diajak bekerja sama/menolak untuk diwawancara, lingkari kode 2 dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Kode 3, Responden tidak dapat diwawancarai. Bila responden terpilih mengalami hambatan untuk diwawancarai seperti sedang bepergian dan tidak kembali selama masa pencacahan, responden sedang sakit, tuli, atau tidak kompeten secara mental. Termasuk pula jika seluruh ART sedang pergi dalam waktu yang lama. Tanyakan kepada tetangga kira-kira kapan rumah tangga tersebut dapat ditemui. Jika tetangga tidak ada yang tahu atau memberikan informasi bahwa rumah tangga tersebut baru kembali setelah masa pencacahan, usahakan untuk tetap mengecek keberadaan ART di rumah tersebut selama masa pencacahan. Jika usaha ini tidak berhasil untuk menemui responden maka lingkari kode 3 dan tuliskan pada kotak yang tersedia. 24 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

33 Kode 4, Rumah tangga pindah alamat (keluar blok sensus). Bila rumah tangga yang menjadi sampel SPTK 2014 pindah alamat keluar blok sensus. Dalam kondisi demikian, maka lingkari kode 4 dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Kode 5, Rumah tangga bergabung dengan rumah tangga sampel lain. Bila rumah tangga yang menjadi sampel SPTK 2014 bergabung dengan rumah tangga sampel lain. Dalam kondisi demikian, maka lingkari kode 5 dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Kode 6, Rumah tangga tidak dapat ditemukan, jika alamat bangunan rumah tangga yang terpilih sampel ternyata tempat tinggal kosong atau alamat bukan tempat tinggal, tidak berpenghuni, tempat tinggal telah hancur karena terbakar habis atau sebab yang lainnya, ataupun tempat tinggal tidak ditemukan yang pada dasarnya menyebabkan tidak dapat ditemukannya rumah tangga tersebut. Pastikan secara cermat bahwa tidak ada tempat tinggal dari rumah tangga dimaksud di sekitar wilayah tersebut. Tanyakan pada masyarakat sekitar, apakah mereka mengetahui alamat atau nama kepala rumah tangga tersebut. Jika pencacah masih tidak bisa menemukan rumah tangga yang dimaksud, lingkari kode 6 dan pindahkan pada kotak yang tersedia. BLOK II. RINGKASAN KETERANGAN RUMAH TANGGA Blok ini berisi informasi ringkas mengenai jumlah anggota rumah tangga yang dikunjungi. Pertanyaan pada blok ini tidak perlu ditanyakan kepada responden karena pencacah dapat mengisinya berdasarkan informasi responden pada Blok IV (direkap dari Blok IV). Oleh karena itu blok ini diisi setelah pencacah menyelesaikan wawancara dengan responden. Banyaknya anggota rumah tangga laki-laki dan perempuan diisi berdasarkan jumlah Kolom (4) yang berkode 1 (laki-laki) dan 2 (perempuan). BLOK III. KETERANGAN PENCACAHAN DAN PEMERIKSAAN Blok ini berisi mengenai identitas pencacah dan pemeriksa. Identitas tersebut meliputi nama, jabatan, tanggal pencacahan/pemeriksaan dan tanda tangan pencacah/ pemeriksa. Identitas pencacah diisi sebelum mengunjungi rumah tangga. BLOK IV.KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA Blok ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai semua ART yang ada dalam rumah tangga. Informasi yang diinginkan mencakup nomor urut rumah tangga, nama, hubungan ART dengan KRT, jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Pengisian blok ini ditanyakan kepada KRT/pasangannya. Jika KRT/pasangannya sedang tidak ada di rumah, maka berpindahlah ke rumah tangga lainnya dan kunjungilah kembali rumah tangga tersebut di lain waktu. Sebelum memulai wawancara, pencacah wajib memperkenalkan diri dan menyatakan tujuan kedatangan. Ketika mengunjungi salah satu rumah tangga sesuai dengan alamat yang terdapat dalam SPTK14.DSRT, pencacah mungkin menemui satu rumah yang dihuni oleh banyak orang. Dalam hal ini, pencacah harus mengidentifikasi secara cermat siapa saja yang merupakan anggota rumah tangga (ART) dari rumah tangga yang terpilih sebagai sampel. Berikut beberapa konsep dan definisi yang wajib dikuasai pencacah: Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

34 Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Makan dari satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama dan menjadi satu. Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga. Untuk kasus anak kos, KRT adalah orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. Oleh karena itu, KRT yang di blok IV Kuesioner SPTK 2014 boleh saja berbeda dengan SPTK14.DSRT. Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang sedang berada di rumah pada waktu listing maupun yang sementara tidak berada di rumah. Kolom (1) Sampai Kolom (3) Tanyakan kepada responden siapa saja yang tinggal di rumah tangga tersebut dan hubungan dengan KRT, jangan lupa pastikan pula bahwa mereka yang disebutkan berada dalam satu pengelolaan pemenuhan kebutuhan pangan dengan responden. Hal ini perlu dicermati karena masyarakat lebih mengenal konsep keluarga daripada rumah tangga. Suatu keluarga hanya mencakup orang-orang yang memiliki hubungan darah namun suatu rumah tangga mencakup semua orang yang tinggal bersama dan makan dalam satu pengelolaan, baik memiliki hubungan darah maupun tidak. Contohnya, tiga laki-laki yang tidak memiliki hubungan yang tinggal dan memasak makanan bersama tidak akan dianggap sebagai satu keluarga, tetapi mereka dianggap sebagai satu rumah tangga. Satu orang yang hidup sendiri juga akan dianggap sebagai satu rumah tangga. Saat responden menyebutkan nama-nama orang yang tinggal dan makan di rumah tangga, tuliskan nama-nama tersebut, satu nama pada setiap baris di kolom (2). Urutan penulisan nama-nama ART pada kolom (2) mengacu pada urutan hubungan nama ART dengan KRT pada kolom (3). Usahakan untuk mencatat nama lengkap dari setiap ART yang disebutkan. Ketika semua nama telah dituliskan, pencacah perlu memastikan bahwa namanama tersebut sudah mencakup semua ART yang ada di rumah tangga tersebut sebelum melanjutkan ke pertanyaan lain dalam kuesioner. Pastikan tidak ada ART yang terlewat. Penulisan nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Setelah semua selesai dicatat, bacakan kembali nama-nama tersebut kemudian ajukan lagi pertanyaan untuk memastikan adanya: a. Orang yang namanya belum tercatat karena lupa atau dianggap bukan anggota rumah tangga seperti bayi atau anak kecil, pembantu, teman/tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, keponakan, anak indekos dan sebagainya yang biasa tinggal di rumah tangga tersebut; dan orang yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi biasanya tinggal di rumah tangga tersebut. Tambahkan nama-nama yang tertinggal tersebut pada baris-baris sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga. b. Orang yang dianggap anggota rumah tangga karena biasanya tinggal di rumah tangga tersebut tetapi sedang bepergian selama 6 bulan atau lebih. Hapus nama dari daftar, bila sudah terlanjur ditulis pada Blok IV ini. Urutkan kembali nama-nama anggota rumah tangga sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga. 26 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

35 Urutan bertanya: a. Tanyakan dan tuliskan nama kepala rumah tangga. b. Isikan Kolom 2 dan 3 secara berturut-turut dengan menanyakan dan menulis nama istri/suami, anak yang belum kawin, anak yang sudah kawin, dan seterusnya sampai dengan anggota rumah tangga terakhir. c. Kemudian tanyakan satu-persatu keterangan yang dibutuhkan mulai Kolom 4 sampai dengan 7 untuk setiap anggota rumah tangga. Berikut penjelasan mengenai kode hubungan dengan KRT pada kolom (3): Kode 1, Kepala Rumah Tangga adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga. Untuk kasus anak kos, KRT adalah orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. Kode 2, Istri/suami adalah istri dari KRT (jika KRT laki-laki) atau suami dari KRT (jika KRT perempuan). Kode 3, Anak mencakup anak kandung, anak tiri dan anak angkat KRT. Kode 4, Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat. Kode 5, Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat. Kode 6, Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari KRT atau bapak/ibu dari istri/suami KRT. Kode 7, Famili lain adalah mereka yang ada hubungan famili dengan KRT atau dengan istri/suami KRT, misalnya adik, kakak, bibi, paman, kakek atau nenek. Kode 8, Pembantu Rumah Tangga adalah mereka yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah tangga majikan. Kode 9, Lainnya adalah mereka yang tidak ada hubungan famili dengan KRT atau dengan istri/suami KRT, misalnya mantan menantu dan anak kos. Kolom (4): Jenis Kelamin Selanjutnya tanyakan jenis kelamin dari setiap nama yang tertulis pada kolom (2). Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya, tanyakan kepada responden apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan. Kolom (5): Umur Umur dihitung dengan cara menanyakan tanggal, bulan dan tahun kelahiran ART. Umur dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau sama dengan umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Penjelasan: Jika umur responden 27 tahun 9 bulan, catat 27 tahun. Jika umurnya kurang dari 1 tahun, dicatat 00 tahun. Jika umur responden 98 tahun atau lebih dicatat 98 tahun, misalnya umur 100 tahun maka pada kotak umur isikan angka 98, dalam hal ini berarti 98 tahun atau lebih. Jika umurnya kurang dari 10 tahun (1 digit) agar dituliskan 0 di digit pertama, misalnya 01, 02,..., 09. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

36 Jika responden tidak tahu sama sekali tanggal, bulan dan tahun kelahirannya maupun umurnya, maka perkirakan umur responden dengan berbagai pendekatan, rujukan dan informasi. Perkiraan umur haruslah perkiraan yang terbaik. Kolom (6): Status Perkawinan Tanyakan status kawin dari setiap nama yang tertulis pada kolom (2). Perhatikan kode pada kuesioner untuk setiap status perkawinan yang disebutkan responden. Hatihati jangan salah dalam mengisikan kode status kawin. Kode 1, Belum kawin adalah status dari mereka yang belum/tidak terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan. Kode 2, Kawin adalah status dari mereka yang terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini tidak saja mereka yang kawin sah, secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri. Kode 3, Cerai hidup adalah status dari mereka yang hidup berpisah sebagai suami istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum dianggap cerai. Sebaliknya mereka yang sementara hidup terpisah tidak dianggap bercerai, misalnya suami/istri yang ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau sedang cekcok. Perempuan yang diketahui belum kawin tetapi sudah mempunyai anak maka status perkawinan orang tersebut dianggap cerai hidup. Kode 4, Cerai mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya telah meninggal dunia dan belum kawin lagi. Kolom (7): Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan: Tanyakan apakah pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh dari setiap nama yang tertulis pada kolom (2). Perhatikan kode pada kuesioner untuk setiap pendidikan tertinggi yang ditamatkan responden. Hati-hati jangan salah dalam mengisikan kode tersebut. Kode 01, Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak pernah atau belum terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan, termasuk yang tamat/belum tamat TK tetapi tidak melanjutkan ke SD. Kode 02, Tidak tamat SD/MI/SDLB/Paket A adalah kategori bagi mereka yang pernah bersekolah tetapi tidak/belum tamat Sekolah Dasar/MI, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 s.d A100, SD Proyek Perintis Sekolah Pembangunan atau SD Indonesia (di Luar Negeri). Mereka yang tamat Sekolah Dasar 3 tahun atau sederajat dianggap tidak tamat SD. Kode 03, SD/MI/SDLB/Paket A adalah tamat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah yang setara misalnya: Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A dan memperoleh ijazah persamaan SD, SD Proyek Perintis Sekolah Pembangunan dan SD Indonesia (di luar negeri). 28 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

37 Kode 04, SMP/MTs/SMPLB/Paket B adalah tamat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah sekolah yang setara misalnya: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Lanjutan Tingkat Pertama, SLTP Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, SLTP Indonesia (di Luar Negeri), Paket B dan SLTP Olahraga. Kode 05, SMA/MA/SMK/SMALB/Paket C adalah tamat Sekolah Menengah Umum/ Madrasah Aliyah/ Sekolah Menengah Kejuruan atau sekolah kejuruan yang setara misalnya: Sekolah Menengah Atas, Menengah Luar Biasa, HBS 5 tahun, AMS, Kursus Pegawai Administrasi Atas (KPAA), Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial (SMPS), Sekolah Lanjutan Persiapan Pembangunan, SLTA Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, SLTA Indonesia (di Luar Negeri), Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga (SGO), Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB), Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru (KPG), Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah Penata Rontgen dan SLTA para atlit dan Paket C. Kode 06, Diploma I adalah tamat program DI pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma pada pendidikan formal. Kode 07, Diploma II adalah tamat program DII pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma pada pendidikan formal. Kode 08, Diploma III adalah tamat program DIII pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma pada pendidikan formal. Kode 09, Diploma IV/S1 adalah tamat program pendidikan Diploma IV atau Sarjana pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi, sedangkan Program Akta IV sejajar dengan jenjang Diploma IV. Kode 10, S2,S3 adalah tamat program pendidikan Pasca Sarjana (master atau doktor), strata 2 atau 3 pada suatu Universitas atau Perguruan tinggi. KETERANGAN RESPONDEN (KRT/PASANGAN) Kebahagiaan hidup responden akan dilihat berdasarkan tingkat kepuasan terhadap 10 domain kehidupan yang esensial dan afeksi serta evaluasi hidup secara keseluruhan. Sepuluh domain kehidupan tersebut adalah (1) kesehatan, (2) pendidikan, (3) pekerjaan, (4) pendapatan, (5) lingkungan, (6) keamanan, (7) kehidupan keluarga, (8) kehidupan sosial, (9) waktu luang, dan (10) perumahan. Kesepuluh domain tersebut ditanyakan pada Blok V sampai dengan Blok XII. Sementara afeksi dan evaluasi hidup secara keseluruhan ditanyaka pada Blok XIII dan Blok XV. Sebelum melanjutkan wawancara, pencacah perlu mencatat mengenai nama dan nomor urut ART, dan lama tinggal/menetap bagi responden di desa/kelurahan. Lama tinggal ditanyakan untuk mengetahui sudah berapa tahun responden tinggal/menetap di di desa/kelurahan. Tuliskan lama tinggal/menetap di desa/kelurahan pada tempat yang tersedia. Cara penulisan lama tinggal berdasarkan pembulatan matematis. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

38 BLOK V. KESEHATAN Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut domain kesehatan yang didekati dengan kepuasan responden terhadap kondisi kesehatan. Kondisi kesehatan responden akan dilihat menurut kesehatan fisik, kesulitan fungsional, dan kesehatan mental. Dalam analisis, jawaban responden akan digunakan untuk menilai apakah ada kemungkinan hubungan antara kondisi kesehatan dengan kepuasaan terhadap kesehatan responden. Rincian 501a: Keluhan Kesehatan Selama Bulan Juni 2014 Informasi mengenai keluhan kesehatan yang dirasakan oleh responden selama bulan Juni 2014 dapat memberikan ukuran mengenai gambaran awal status kesehatan fisik responden. Menurut Kementerian Kesehatan, kesehatan fisik terwujud apabila: (1) seseorang tidak merasa, tidak mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan; (2) memang secara obyektif tidak tampak sakit; dan (3) semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Keluhan kesehatan yang dimaksud dalam hal ini adalah keadaan seseorang yang mengalami gejala gangguan kesehatan, biasanya berupa symptom (gejala) atas penyakit tertentu. Keluhan kesehatan bisa berupa panas, batuk, pilek, asma/sesak nafas, diare/buang-buang air, sakit kepala berulang, sakit gigi atau keluhan lainnya. Panas/demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2 C. Batuk adalah bunyi yang timbul akibat terbukanya pita suara secara tiba-tiba disertai keluarnya udara dengan cepat, bertujuan mengeluarkan sesuatu yang merangsang saluran napas bagian tengah atau bawah; bisa sekali-sekali atau beruntun sekali batuk; pendek atau panjang; kering, berdahak atau berdarah; berlangsung beberapa hari, minggu, bulan atau tahunan. Pilek adalah keadaan yang ditandai dengan adanya ingus, tersumbatnya hidung dan mungkin pula disertai dengan bersin-bersin, ataupun gejala dan tanda lainnya. Asma/sesak nafas adalah penyakit yang pada waktu serangan muncul, penderitanya sukar bernapas karena penyempitan saluran napas bawah, sehingga napas berbunyi ngik-ngik pada waktu mengeluarkan napas; masyarakat mengenalnya dengan istilah bengek atau mengi. Diare/buang-buang air adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar berbentuk tinja encer atau cair, kadang-kadang bercampur darah atau lendir, yang umumnya terjadi 3 kali atau lebih dalam 24 jam. Diare dapat disertai dengan muntahmuntah, maupun penurunan kesadaran. Istilah lainnya adalah mencret atau bocor. Penyebab diare antara lain: bakteri, virus, alergi, dan parasit pada makanan. Sakit kepala berulang adalah rasa nyeri, cekot-cekot, senut-senut, seperti diikat, dibor atau ditusuk-tusuk, berat, tertekan atau rasa tidak enak lainnya pada sebagian atau seluruh kepala. Lamanya dari beberapa jam sampai beberapa hari, yang terjadi berulang beberapa kali dalam 1 tahun (minimal 2 kali), dengan sifat-sifat nyeri yang hampir serupa. Sakit kepala pada waktu demam tidak tergolong dalam sakit kepala berulang. 30 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

39 Sakit gigi adalah rasa nyeri pada gigi atau gusi, kadang-kadang disertai dengan pembengkakan, tetapi tidak termasuk sariawan. Keluhan lainnya seperti kejang-kejang, gatal, lemas, mual, mules, pegal linu, nyeri, ngilu tulang, telinga berair/congek, mata berair, dan lain-lain termasuk juga gangguan kesehatan akibat hal lain seperti kecelakaan/musibah, bencana alam, tidak nafsu makan, sulit buang air besar, sakit kepala karena demam, sakit kepala bukan berulang, gangguan sendi, tuli, katarak, perut mules, masuk angin, tidak bisa kencing, bisul, dan keluhan fisik karena menstruasi atau hamil. Tanyakan apakah responden mengalami keluhan kesehatan tersebut, dengan cara membacakan pertanyaan pada instrumen sesuai redaksinya. Jika responden mengalami keluhan kesehatan selama Bulan Juni 2014, isikan kode 1. Sementara itu, jika responden tidak mengalami keluhan kesehatan, isikan kode 2 dan lanjutkan wawancara ke rincian 502. Rincian 501b: Keluhan yang Mengganggu Pekerjaan, Sekolah, atau Kegiatan Sehari- Hari Keluhan kesehatan yang dirasakan responden bisa berupa keluhan ringan maupun berat, bahkan sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari responden. Terganggu aktivitas adalah tidak dapat melakukan aktivitas secara normal (bekerja, sekolah atau kegiatan sehari-hari) sebagaimana biasanya. Saat responden merasakan adanya keluhan kesehatan (R501a=1), maka tanyakan kepada responden apakah keluhan kesehatan tersebut sampai mengganggu aktivitas sehari-hari atau tidak. Contoh keluhan kesehatan yang mengganggu: a. KRT/ART yang tidak masuk bekerja karena sakit; atau yang masih tetap bekerja, tetapi tidak dapat bekerja dengan baik; atau tidak dapat bekerja dengan kapasitas penuh seperti biasa. b. ART yang tidak dapat mengikuti pelajaran/tidak masuk sekolah karena sakit gigi. c. Ibu rumah tangga yang tidak dapat melakukan pekerjaan seperti yang biasa dilakukan sehari-hari karena batuk dan pilek. d. ART yang tidak dapat bermain seperti biasanya karena diare. Rincian 502a: Keluhan Kesehatan Selama Januari Sampai Mei 2014 Pertanyaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kemungkinan responden mengalami sakit yang parah sebagai indikasi awal adaya penyakit kronis/menahun. Pertanyaan ini tidak menanyakan penyakit kronis/menahun secara langsung kepada responden, melainkan didekati dengan cara menanyakan keluhan kesehatan yang responden alami seperti halnya pertanyaan pada rincian 501a tetapi dalam rentang waktu Januari sampai Mei Isikan kode 1 bila responden mengalami keluhan kesehatan (apapun jenis gejalanya) selama Januari sampai Mei Sementara itu, isikan kode 2 bila responden tidak pernah mengalami keluhan kesehatan tersebut selama Januari sampai Mei 2014 dan pertanyaan bisa dilanjutkan ke rincian 503a. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

40 Rincian 502b: Intensitas Keluhan Kesehatan Selama Januari Sampai Mei 2014 Pertanyaan ini bertujuan untuk melihat intensitas keluhan kesehatan yang dialami oleh responden selama Januari sampai Mei Semakin sering responden mengalami keluhan kesehatan, maka hal tersebut mengindikasikan adanya penyakit kronis/menahun yang diderita oleh responden. Isikan kode 1-4 pada kotak yang tersedia. Batasan sangat jarang, jarang, sering, dan sangat sering, sepenuhnya berdasarkan persepsi responden. Rincian 503a: Mengidap Penyakit Kronis/Menahun yang Telah Dinyatakan Oleh Dokter Pertanyaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kemungkinan responden mengalami sakit kronis/menahun dengan cara menanyakan secara langsung kepada responden. Seseorang dikategorikan mengidap penyakit kronis jika telah dinyatakan oleh dokter. Penyakit kronis adalah penyakit yang mempunyai karakteristik yaitu: penyakit yang membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak terjadi secara tiba-tiba atau spontan, dan biasanya tidak dapat disembuhkan dengan sempurna. Isikan kode 1 bila responden mengidap penyakit kronis/menahun dan sudah dinyatakan oleh dokter, dan isikan kode 2 bila tidak mempunyai penyakit kronis, termasuk responden yang memiliki gejala penyakit kronis/menahun tetapi belum dinyatakan mengidap penyakit kronis oleh dokter. Rincian 503b: Nama Penyakit Kronis/Menahun Rincian pertanyaan ini ditanyakan jika responden mengidap suatu penyakit kronis/menahun yang telah dinyatakan oleh dokter (R503a berkode 1 ). Tuliskan nama penyakit kronis/menahun tersebut pada tempat yang tersedia. Jika lebih dari satu jenis penyakit, maka sebutkan semua jenis penyakitnya. Contoh penyakit kronis antara lain: diabetes, asma, epilepsy, kanker dll. Rincian R504 ditanyakan bila responden mengalami keluhan kesehatan selama bulan Juni 2014 (R501a berkode 1) atau responden mengalami keluhan kesehatan selama Januari sampai Mei 2014 (R502a berkode 1) atau responden mengidap penyakit Rincian 504a: kronis/menahun Melakukan yang Rawat telah Inap dinyatakan atau Rawat oleh Jalan dokter (R503a berkode 1). Rincian 504a bertujuan untuk melihat upaya pengobatan yang dilakukan oleh responden jika mengalami keluhan kesehatan atau mengidap penyakit kronis/menahun. Upaya pengobatan di fasilitas kesehatan yang ditanyakan mencakup rawat inap dan rawat jalan yang dilakukan selama Januari sampai Juni Rawat inap (opname) adalah seseorang (pasien) yang harus menjalani proses perawatan oleh tenaga kesehatan, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya. Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Dalam SPTK 2014, rawat jalan juga termasuk upaya pengobatan responden melalui menebus obat dari dokter. Jika responden melakukan rawat jalan atau rawat inap, maka lingkari kode jawaban Ya, pindahkan kode jawaban pada kotak yang tersedia, dan lanjutkan wawancara ke rincian 505. Sementara itu, jika responden tidak melakukan rawat jalan atau rawat inap, maka lingkari kode jawaban Tidak dan pindahkan kode jawaban pada kotak yang tersedia. Kemudian lanjutkan wawancara ke rincian 504b untuk menanyakan alasan responden tidak melakukan rawat inap ataupun rawat jalan. 32 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

41 Rincian 504b: Alasan Tidak Melakukan Rawat Inap atau Rawat Jalan Rincian R504b bertujuan untuk mengetahui alasan responden yang mengalami keluhan kesehatan atau mengidap penyakit kronis/menahun tetapi tidak melakukan upaya pengobatan melalui rawat inap ataupun rawat jalan. Alasan responden tidak melakukan rawat inap ataupun rawat jalan terdiri dari: a. Mengobati sendiri apabila responden melakukan pengobatan sendiri dalam usaha untuk menyembuhkan sakit atau keluhan kesehatannya, seperti membeli obat di apotek/toko obat, menggunakan jamu, kerokan, kompres, dan sebagainya. b. Berobat ke Pengobatan Alternatif/Tradisional. Pengobatan alternatif adalah bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan kedokteran modern dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern. Pengobatan alternatif juga mencakup pengobatan tradisional. Jenis-jenis pengobatan alternatif yaitu: (1) Terapi energi yang meliputi: akupuntur, meditasi, reiki, dll; (2) Terapi fisik meliputi: aromaterapi, teknik relaksasi, hidroterapi, dll; dan (3) Terapi pikiran dan spiritual, meliputi: hipnoterapy, terapi suara, terapi cahaya, dll. c. Tidak memiliki biaya berobat apabila responden merasa tidak mampu/tidak memiliki biaya untuk berobat. d. Akses ke fasilitas kesehatan sulit, apabila responden menganggap fasilitas kesehatan sulit untuk dicapai, misal karena jauh atau tidak ada transportasi. e. Merasa tidak mempunyai harapan untuk sembuh, apabila responden merasa bahwa dirinya tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga tidak perlu melakukan upaya pengobatan apapun. f. Lainnya, apabila alasan selain alasan telah disebutkan di atas, seperti responden tidak mau diobati, sudah tidak ada keluhan lagi, atau tidak ada alat di fasilitas kesehatan di daerah responden, dsb. Apabila responden jawab lainnya, maka tuliskan alasannya. Kode jawaban yang tersedia adalah 1 jika Ya dan 2 jika Tidak. Rincian 505: Jaminan Kesehatan yang Masih Berlaku Kepemilikan jaminan kesehatan berkaitan erat dengan proteksi (perlindungan) terhadap kesehatan seseorang, seperti perlindungan terhadap seseorang yang harus menjalani perawatan/pelayanan medis. Jaminan kesehatan ini merupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung memengaruhi tingkat kebahagiaan. Kepemilikan jaminan kesehatan ini meliputi jaminan kesehatan yang dimiliki responden baik yang diperoleh dari tempat bekerja, pemerintah maupun dari asuransi atas biaya pribadi yang masih berlaku. Misalnya BPJS Kesehatan/JKN, JPK PNS/Veteran/Pensiun (Askes), Jamkesmas, Jamkesda, asuransi kesehatan swasta, tunjangan/penggantian biaya kesehatan oleh perusahaan, dll. Artinya, saat terjadi suatu masalah/musibah, jaminan kesehatan tersebut dapat digunakan. Dalam bertanya kepada responden, pencacah harus membacakan redaksi pertanyaan secara lengkap seperti yang tertulis pada kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin semua contoh jaminan kesehatan disebutkan oleh pencacah sehingga responden memiliki pemahaman yang utuh. Jika responden sulit untuk memahami maksud dari jenis jaminan kesehatan, maka pencacah dapat menjelaskannya dengan cara yang berbeda. Misalnya, pada saat responden sakit, apakah ada pihak yang menanggung biaya kesehatan? Setelah diperoleh jawaban yang sesuai, lingkari kode jawaban dan pindahkan kode jawaban pada kotak yang tersedia. BPJS Kesehatan/JKN merupakan salah satu bentuk jaminan sosial dalam bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), BPJS adalah badan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

42 hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan jaminan sosial. BPJS menyelenggarakan 2 macam jaminan sosial, yaitu jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan. Berdasarkan undang-undang ini, setiap orang termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia wajib menjadi peserta jaminan sosial. JPK PNS/Veteran/Pensiun (Askes) adalah jaminan pemeliharaan kesehatan bagi PNS/veteran/pensiunan yang ditandai dengan memiliki kartu kepesertaan yang dikelola PT Askes (Persero). PT Askes (Persero), yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, penerima pensiun PNS dan TNI/POLRI, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya. Menurut pasal 60 ayat (1) BPJS tahun 2011, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014, Askes berubah menjadi Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin oleh pemerintah pusat. Sebelumnya disebut sebagai Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin). Tim pengelola Jamkesmas melaksanakan pengelolaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin, meliputi tim pengelola Jamkesmas tingkat pusat, tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota. Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) adalah program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin oleh pemerintah daerah yang tidak masuk dalam program Jamkesmas. Asuransi Kesehatan Swasta adalah asuransi kesehatan komersial yang dikelola oleh swasta untuk mengganti biaya pelayanan kesehatan peserta asuransi. Jaminan berupa perlindungan kesehatan agar anggota/peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iurannya (premi). Keanggotaannya ditandai dengan kepemilikan kartu peserta asuransi kesehatan. Tunjangan/penggantian biaya kesehatan oleh perusahaan adalah jaminan kesehatan yang ditandai dengan kepemilikan kartu identitas sebagai pegawai perusahaan dimana pegawai tersebut bekerja. Perusahaan memberikan penggantian biaya/memberi tunjangan kesehatan karyawannya. Penegasan: Seseorang yang masih menggunakan Askes, maka orang tersebut dikategorikan sebagai memiliki BPJS Kesehatan/JKN. Rincian 506: Kesulitan/Gangguan Pertanyaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kesulitan fungsional pada responden. Informasi mengenai kesulitan fungsional diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan responden dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebelum menanyakan kesulitan fungsional, pencacah hendaknya menyampaikan permohonan maaf terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari 34 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

43 kemungkinan responden salah paham atau tersinggung. Pencacah diminta untuk tetap membacakan pertanyaan sesuai yang tertulis di kuesioner mulai dari pertanyaan a (melihat, meskipun memakai kacamata) hingga pertanyaan f (mengurus diri sendiri). Jika responden masih mengalami kesulitan untuk menjawab, pencacah dapat memberikan penjelasan beserta contohnya. Penegasan: Tingkat keparahan kesulitan atau gangguan mengacu pada penilaian responden. Artinya, responden yang meskipun sudah memakai kacamata bisa saja tetap menjawab mengalami kesulitan melihat (parah). a. Melihat (meskipun memakai kacamata). Seseorang dikatakan mengalami kesulitan/gangguan melihat apabila dalam jarak minimal 30 cm dan dengan penerangan yang cukup tidak dapat melihat dengan jelas baik bentuk, ukuran, dan warna. Andaikan orang itu menggunakan alat bantu (kacamata) sekalipun, ia tetap kesulitan melihat, maka orang tersebut dikategorikan mengalami kesulitan. Akan tetapi, kalau dengan bantuan kacamata ia dapat melihat normal, maka orang itu dikategorikan tidak mengalami gangguan. Contoh kesulitan/gangguan penglihatan: Buta total adalah kondisi dimana dua mata tidak dapat melihat sama sekali. Kurang penglihatan (low vision) adalah kondisi dimana dua mata tidak dapat menghitung jari-jari yang digerakkan pada jarak 1 meter di depannya walaupun memakai kacamata atau cukup cahaya. b. Mendengar (meskipun memakai alat bantu pendengaran). Seseorang dikatakan mengalami kesulitan/gangguan mendengar jika tidak dapat mendengar suara dengan jelas, membedakan sumber, volume, dan kualitas suara sehingga tidak dapat merespon suara tersebut secara wajar. Seseorang yang menggunakan alat bantu pendengaran sehingga dapat mendengar secara normal, maka orang tersebut dikategorikan tidak mengalami kesulitan. Termasuk kategori ini adalah para penyandang cacat rungu/wicara. c. Berjalan atau naik tangga. Seseorang dikatakan mengalami kesulitan/gangguan berjalan atau naik tangga bila tidak dapat berjalan dengan normal misalnya maju, mundur, ke samping, tidak stabil dan kesulitan untuk menaiki tangga. Seseorang yang harus menggunakan alat bantu untuk berjalan atau naik tangga dikategorikan mengalami kesulitan. Pertanyaan ini tetap harus ditanyakan (minimal dikonfirmasi) walaupun pada saat wawancara terlihat responden tidak mengalami kesulitan berjalan. Probing dapat dilakukan dengan menanyakan kesulitan menaiki tangga. d. Mengingat dan berkonsentrasi. Seseorang dikatakan mengalami kesulitan/gangguan mengingat/konsentrasi jika seseorang tersebut sulit untuk mengingat sesuatu dan berkonsentrasi. e. Berkomunikasi dengan orang lain. Seseorang dikatakan mengalami kesulitan/gangguan berkomunikasi bila dalam berbicara berhadapan tanpa dihalangi sesuatu, seperti tembok, musik keras, sesuatu yang menutupi telinga, pembicaraannya tidak dapat dimengerti atau tidak dapat berbicara sama sekali karena gangguan fisik dan mental. Termasuk kategori ini adalah para penyandang cacat rungu/wicara dan autis. Pertanyaan ini tetap ditanyakan kepada responden meskipun responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

44 Penegasan: Dalam SPTK 2014, seseorang yang bisu (tuna wicara) maka dikategorikan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain pada tingkat yang parah. f. Mengurus diri sendiri. Seseorang dikatakan mengalami kesulitan mengurus diri sendiri, jika ia mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti makan, mandi, berpakaian, ke toilet dan lain-lain. Kesulitan makan maksudnya dalam hal makan sendiri (disuapi orang lain, menggunakan sendok, garpu untuk mengambil makanan atau minuman). Kesulitan membersihkan seluruh tubuh. Kesulitan berpakaian maksudnya dalam hal mengambil pakaian dari tempat penyimpanan, mengancingkan baju, mengikat simpul, dll. Kesulitan tangan maksudnya dalam hal mengambil/memegang barang (tangan lemah, jari kurang lengkap). Pilih jawaban Tidak (kode 1) jika responden tidak mengalami kesulitan. Apabila responden mengalami kesulitan namun masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari maka pilih jawaban sedikit (kode 2). Jika responden cukup kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari maka pilih jawaban sedang (kode 3) dan jika respoden tidak dapat lagi melakukan aktivitas tersebut atau sangat sulit untuk melakukannya pilih jawaban parah (kode 4). Setelah diperoleh jawaban yang sesuai, tuliskan jawaban dimaksud pada kotak yang tersedia. Rincian 507: Menjaga Kesehatan Rincian 507 bertujuan untuk melihat bagaimana upaya responden dalam menjaga kesehatannya. Menjaga kesehatan adalah kesadaran individu untuk selalu membuat tubuhnya secara fisik tetap sehat. Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan seperti dengan berolahraga/aktivitas fisik, mengatur pola makan, istirahat/tidur yang cukup, mengkonsumsi vitamin/suplemen, melakukan pemeriksaan/terapi kesehatan, mengkonsumsi obat, dsb. Rincian 507a: Melakukan Upaya untuk Menjaga Kesehatan Pilihan jawaban berkode 1 untuk Ya atau kode 2 untuk Tidak. Bila responden tidak melakukan upaya untuk menjaga kesehatannya maka pertanyaan dilanjutkan pada rincian 508. Rincian 507b: Kebiasaan untuk Menjaga Kesehatan Secara Rutin Dalam bertanya mengenai jenis-jenis upaya menjaga kesehatan secara rutin, pencacah tidak diperbolehkan membacakan rincian pertanyaan (1) s.d (6). Biarkan responden menyebutkan apa saja upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan. Kemudian, petugas yang mengelompokkan jawaban tersebut ke dalam kategori yang sesuai. 1. Olahraga/aktivitas fisik. Menurut WHO yang dimaksud dengan aktivitas fisik adalah kegiatan fisik yang dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa henti. Aktivitas fisik dibagi atas 3 tingkatan yakni aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan dan menggerakan tubuh, aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran 36 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

45 tenaga cukup besar, dengan kata lain adalah bergerak yang menyebabkan nafas lebih cepat dari biasanya, sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup banyak (pembakaran kalori) sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya. Olahraga yang dimaksud adalah kegiatan mengolah fisik yang dilakukan setidaknya selama 30 menit dalam sehari dan setiap kali olahraga minimal 10 menit. Kegiatan olahraga yang dimaksud antara lain: jogging, senam, bersepeda, bulu tangkis, renang, basket, voli, sepak bola, futsal; tidak termasuk catur, bilyard, bridge. 2. Mengatur pola makan adalah upaya mengatur perilaku makan sehari-hari yang menjadi kebiasaan responden. Mengatur pola makan yang dimaksud mencakup mengatur porsi makanan/diet sehat, menjadi vegetarian, mengkonsumsi makanan sehat/bergizi secara teratur, berpantang makanan/minuman, dsb. Mengatur porsi makanan (diet sehat) adalah mengatur porsi/jumlah makan sesuai dengan kebutuhan tubuh responden. Vegetarian adalah seseorang yang hanya makan tumbuh-tumbuhan dan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging dan unggas, namun masih mungkin mengonsumsi makanan laut seperti ikan, atau produk olahan hewan seperti telur, keju, atau susu. Mengkonsumsi makanan sehat/bergizi secara teratur adalah komitmen dari responden untuk hanya mengkonsumsi makanan/minuman yang sehat/bergizi (kualitas kandungan gizi makanan baik bagi kesehatan) secara teratur (sesuai keteraturan jadwal sehari-harinya). Berpantang makanan/minuman adalah komitmen dari responden untuk tidak memakan/mengurangi makanan/minuman yang dilarang atau yang pantang untuk dimakan karena alasan medis. 3. Istirahat/tidur yang cukup adalah kecukupan jumlah waktu tidur yang diperlukan oleh setiap orang. Istirahat/tidur yang cukup akan memberikan manfaat terhadap kesehatan. Salah satu manfaat yang dirasakan adalah dengan kembalinya kesegaran tubuh saat lelah beraktivitas seharian lewat aktivitas tidur malam. Lamanya waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk istirahat/tidur secara ideal, berbeda-beda antar orang. Salah satunya bergantung pada usia. Meskipun demikian, pada SPTK 2014, kecukupan waktu tidur tergantung pada persepsi responden. Secara garis besar jumlah waktu tidur (setiap hari) yang diperlukan oleh orang dewasa biasanya antara 7 sampai 8 jam per hari. 4. Mengkonsumsi vitamin/suplemen adalah upaya seseorang untuk menjaga tubuhnya agar tetap sehat melalui konsumsi vitamin, suplemen, maupun jamu. 5. Melakukan pemeriksaan/terapi kesehatan, mengkonsumsi obat adalah upaya seseorang untuk menjaga tubuhnya agar tetap fit dan sehat dengan cara melakukan pemeriksaan (check up) ke fasilitas kesehatan, terapi kesehatan (seperti: bekam, pijat, dll), maupun konsumsi obat. 6. Lainnya. Bila responden melakukan upaya menjaga kesehatan melalui cara selain di atas, maka tuliskan upaya yang dilakukan tersebut pada tempat yang tersedia. Misalnya: bangun tidur lebih pagi, dsb. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

46 Rincian 508: Mengalami Kejadian Berikut Selama 1 Bulan Terakhir Pertanyaan ini digunakan untuk menilai apakah responden sering mengalami sejumlah kejadian berikut selama satu bulan terakhir. Pertanyaan mencakup apakah responden dalam sebulan terakhir telah mengalami salah satu dari 10 gejala yang terdaftar. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini diadopsi dari beberapa pertanyaan yang digunakan oleh Divisi Kesehatan Mental pada Organisasi Kesehatan Dunia. a. Mengalami sakit kepala adalah jika responden sering mengalami sakit kepala selama 1 bulan terakhir. b. Mengalami gangguan pola makan adalah jika responden merasakan gangguan pola makan, yaitu responden yang biasanya sering makan tiba-tiba merasakan malas makan. Atau sebaliknya, responden yang tadinya jarang makan, secara tibatiba merasa selalu ingin makan. c. Mengalami gangguan tidur adalah jika responden merasakan tidurnya terganggu. Responden yang tadinya pola tidurnya teratur, berubah menjadi susah tidur atau sebaliknya terlalu banyak tidur. d. Merasa kesepian meskipun ditengah keramaian adalah jika responden merasa kesepian walaupun berada pada situasi atau tempat yang ramai. e. Merasa gugup, tegang, cemas atau gelisah secara berlebihan adalah jika responden sering merasa gugup, tegang, cemas, atau gelisah secara berlebihan bahkan tanpa sebab. f. Merasa takut secara berlebihan adalah jika dalam diri responden terdapat rasa ketakutan yang luar biasa (secara berlebihan) tanpa sebab. g. Mengeluh atau merasa malas dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari adalah jika seseorang selalu merasa terpaksa/mengeluh/terbebani dalam mengerjakan setiap pekerjaan/tugas sehari-hari. h. Mengalami gangguan pencernaan adalah jika responden mengalami gangguan pencernaan, seperti: perut tidak nyaman, mual-mual, diare, atau susah buang air besar. i. Merasa cepat lelah/letih secara berlebihan adalah jika responden cepat merasa lelah/letih padahal melakukan kegiatan yang relatif sama dengan sebelumnya. j. Terlintas pikiran untuk mengakhiri hidup adalah jika responden pernah berpikir atau bahkan melakukan percobaan usaha bunuh diri. Rincian 509: Kepuasan dengan Kondisi Kesehatan Pertanyaan ini bertujuan untuk mendapatkan penilaian mengenai kepuasan responden terhadap kondisi kesehatannya saat ini. Kondisi kesehatan yang baik menjadi kebutuhan yang mendasar bagi setiap orang supaya dapat menjalankan aktivitas seharihari dengan lebih optimal. Kondisi kesehatan responden mencakup kesehatan fisik dan mental, seperti adanya keluhan kesehatan yang mengganggu, penyakit menahun serta kesulitan fungsional yang mungkin di derita dan sebagainya. 38 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

47 Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kondisi kesehatannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan bahwa responden paham dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Contoh: Seorang ibu rumah tangga yang merasa tidak puas dengan kesehatannya dengan alasan sering sakit dada akibat penyakit asma yang dideritanya, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara 0 5. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan jawaban pada kotak yang tersedia. BLOK VI. PENDIDIKAN Pada blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup respoden menurut domain pendidikan yang didekati kepuasan responden terhadap pendidikan yang dimilikinya. Kondisi terkait pendidikan responden terdiri dari dua pertanyaan besar, yaitu pendidikan tertinggi dan upaya mendapatkan/meningkatkan pengetahuan. Dalam analisis, jawaban responden akan digunakan untuk menilai apakah ada kemungkinan hubungan antara kondisi pendidikan dengan kepuasan terhadap pendidikan responden. Rincian 601: Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penjelasan terkait pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat dilihat pada blok IV. Isian pertanyaan ini disalin dari Blok IV Kolom (7). Pencacah boleh melakukan konfirmasi untuk memastikan konsistensi jawaban antara R601 dengan Blok IV kolom (7). Rincian 602: Berbagai Upaya untuk Mendapatkan/Meningkatkan Pengetahuan dalam 6 Bulan Terakhir Rincian pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh responden dalam rangka untuk mendapatkan/meningkatkan pengetahuan selama enam bulan terakhir. Upaya yang dimaksud mencakup: (a) keikutsertaan dalam kegiatan pelatihan, kursus, penyuluhan, dsb; (b) kelompok/perkumpulan; (c) mengakses media cetak, elektronik, dsb; dan (d) mencari informasi/pengetahuan melalui internet. Jawaban yang tersedia terdiri atas empat kategori, yaitu: (1) tidak pernah, (2) jarang, (3) sering, dan (4) selalu. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

48 Rincian 602a: Mengikuti Kegiatan Pelatihan, Kursus, Penyuluhan, dan Sejenisnya Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui upaya responden dalam 6 bulan terakhir melalui kegiatan pelatihan, kursus, penyuluhan, dan sejenisnya dalam rangka untuk mendapatkan/meningkatkan pengetahuan bagi responden. Intensitas responden dalam mengikuti kegiatan pelatihan, kursus, penyuluhan, dan sejenisnya dinilai berdasarkan persentase kehadiran pada setiap kegiatan yang diikuti. Rincian 602b: Mengikuti Kegiatan Kelompok/Perkumpulan Seperti Pengajian, Paguyuban, Karang Taruna, dan Sejenisnya Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui upaya responden dalam 6 bulan terakhir dengan cara mengikuti kegiatan kelompok/perkumpulan seperti pengajian, paguyuban, karang taruna, dsb yang menyelenggarakan program peningkatan pengetahuan dengan sifat lebih informal dibanding program peningkatan pengetahuan dalam R602a. Intensitas responden dalam mengikuti kegiatan kelompok/perkumpulan dinilai berdasarkan persentase kehadiran pada setiap kegiatan kelompok/perkumpulan yang diikuti. Rincian 602c: Membaca Media Cetak (Koran, Majalah, Buku, atau Sejenisnya), Mengakses Media Elektronik (Menonton Televisi, Mendengarkan Radio) Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui upaya responden dalam 6 bulan terakhir untuk mendapatkan/meningkatkan pengetahuan dengan cara membaca media cetak (koran, majalah, buku, dan sejenisnya), dan mengakses media elektronik (menonton televisi, mendengarkan radio, dan sejenisnya). Seseorang dikatakan membaca apabila selama enam bulan terakhir setidaktidaknya pernah membaca satu topik, dan mengetahui/mengerti isi dari topik tersebut. Seseorang dikatakan membaca buku apabila membaca minimal satu halaman. Membaca yang dilakukan terkait demi mendapatkan/meningkatkan pengetahuan responden. Termasuk membaca softfile seperti e-book, pdf, word, dsb. Seseorang dikatakan menonton acara televisi apabila mengarahkan perhatian pada tayangan TV, atau meluangkan waktu untuk menonton tayangan TV, sehingga ia dapat mengerti atau menikmati acara yang ditayangkan. Menonton televisi diarahkan untuk mendapatkan/meningkatkan pengetahuan, bukan untuk hiburan semata. Rincian 602d: Mencari/Mendapatkan Informasi/Pengetahuan melalui Internet Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui upaya responden dalam 6 bulan terakhir dalam mendapatkan/meningkatkan pengetahuan melalui internet. Seseorang dikatakan mengakses internet apabila meluangkan waktu untuk mengakses internet sehingga ia dapat memanfaatkan atau menikmati fasilitas internet seperti: mencari literatur/referensi, mencari/mengirim informasi/berita, komunikasi, webinar, dll dalam rangka mendapatkan/ meningkatkan pengetahuan yang dimaksud. 40 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

49 Rincian 603: Kepuasan dengan Pendidikan Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan responden terhadap pendidikan yang dimiliki. Pendidikan mengacu pada jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh responden. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu, pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan pendidikannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Contoh: Seorang ibu rumah tangga yang merasa tidak puas dengan pendidikannya yang membuatnya sulit mendapatkan pekerjaan demi membantu keuangan rumah tangganya, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara 0 5 Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan jawaban pada kotak yang tersedia. BLOK VII. PEKERJAAN DAN PENDAPATAN Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut domain pekerjaan dan pendapatan yang didekati dengan kepuasan terhadap pekerjaan/kegiatan utama dan pendapatan rumah tangga. Pertanyaan di blok ini mencakup lapangan usaha/bidang pekerjaan, status/kedudukan dalam pekerjaan, ratarata penghasilan responden, dan pendapatan rumah tangga. Selain itu terdapat pula pertanyaan pendukung seperti kebiasaan menabung dan bersedekah serta kepemilikan jaminan hari tua. Dalam analisis, jawaban responden akan digunakan untuk menilai keterkaitan antara kondisi pekerjaan dan pendapatan terhadap kepuasan terhadap pekerjaan dan pendapatan responden. Rincian 701a: Bekerja/Sementara Tidak Bekerja Pertanyaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi status bekerja responden. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturutturut dan tidak terputus. Penegasan terkait konsep bekerja, adalah sebagai berikut: a. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa. Contoh: seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri, peralatan pesta, alat pengangkutan, dan sebagainya dikategorikan bekerja. Pembantu rumah tangga termasuk kategori bekerja, baik sebagai anggota rumah tangga (ART) majikannya maupun bukan anggota rumah tangga majikannya. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

50 b. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu: padi, jagung, sagu, dan atau palawija. c. ART yang membantu melaksanakan pekerjaan KRT/ART yang lain, misal: di sawah, ladang, warung/toko, dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tak dibayar). d. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan rumah tangga sendiri dianggap bekerja. Contoh: dokter yang mengobati ART sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri. e. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil, dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu. f. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun nonpertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja. g. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka profesinya, dianggap sebagai bekerja. Mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan/usaha tetapi selama seminggu terakhir tidak bekerja karena suatu sebab seperti: sakit, cuti, menunggu panen, atau mogok kerja. Mereka yang digolongkan sebagai mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah: a. Pekerja profesional yang sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya, contoh: dalang, tukang pijat, dukun, dan penyanyi. b. Pekerja tetap, pegawai pemerintah, atau swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti, sakit, mangkir, mogok kerja, atau diistirahatkan sementara karena perusahaan menghentikan kegiatannya sementara, misalnya karena kerusakan mesin, bahan baku tidak tersedia, dan sebagainya. c. Petani yang mengusahakan tanah pertanian sedang tidak bekerja karena alasan sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya, seperti menunggu panen atau musim hujan untuk menggarap sawah. Penegasan: Orang yang sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja pada saat pencacahan tidak dikategorikan sementara tidak bekerja. Isikan kegiatannya sesuai yang dilakukannya selama seminggu terakhir sebelum pencacahan. Pekerja bukan profesional, seperti: pekerja serabutan/bebas, tukang cangkul keliling, buruh tani dan buruh lepas lainnya yang sementara tidak ada pekerjaan atau tidak melakukan kegiatan "bekerja" selama seminggu terakhir, tidak dikategorikan sebagai sementara tidak bekerja. Jika pada masa seminggu terakhir ia tidak melakukan kegiatan apapun, dikategorikan sebagai bukan angkatan kerja. Jika responden menjawab Ya (kode 1), maka pencacah langsung melanjutkan ke pertanyaan R702. Namun bila responden mengatakan tidak bekerja, sebelum petugas mengisikan jawaban kode 2, lakukan probing terlebih dahulu untuk mengklarifikasi jawaban karena pemahaman masyarakat mengenai konsep bekerja sering kali berbeda dengan konsep yang digunakan oleh BPS. Misalnya: jelaskan bahwa bekerja yang 42 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

51 dimaksud bukan saja melakukan pekerjaan yang memberikan penghasilan/keuntungan, tetapi termasuk bekerja untuk membantu memperoleh penghasilan/keuntungan minimal selama satu jam berturut-turut selama seminggu yang lalu, termasuk bila responden sebagai pekerja keluarga yang tidak dibayar. Jika telah yakin bahwa jawaban responden sesuai dengan maksud pertanyaan, maka isikan kode yang sesuai dalam kotak yang tersedia. Rincian 701b1: Kegiatan yang Menggunakan Waktu Terbanyak Selama Seminggu Terakhir Pertanyaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak responden dalam seminggu terakhir jika responden tidak bekerja atau sementara tidak bekerja (R701a berkode 2). Secara umum, kegiatan yang dilakukan responden sehari-hari dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu bekerja, mengurus rumah tangga, sekolah/kuliah, dan kegiatan lainnya. Namun pilihan jawaban pertanyaan ini hanya ada tiga karena diajukan pada mereka yang tidak bekerja atau sementara tidak bekerja. Kode 1, Mengurus rumah tangga adalah kegiatan mengurus rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan, seperti: memasak, mencuci, dan sebagainya digolongkan sebagai mengurus rumah tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang sama tetapi mendapat upah/gaji, tidak digolongkan sebagai mengurus rumah tangga, melainkan digolongkan sebagai bekerja. Kode 2, Sekolah/kuliah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, atau pendidikan tinggi ataupun kegiatan kuliah. Tidak termasuk yang sedang libur. Kode 3, Lainnya adalah kegiatan selain bekerja, mengurus rumah tangga, sekolah, dan kegiatan pribadi (mandi, makan, dan tidur). Termasuk di dalamnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang lanjut usia, cacat jasmani, dan sebagainya. Contoh kegiatan lainnya adalah olahraga, piknik, pergi berobat/terapi, dan kegiatan sosial (kerja bakti, arisan, pengajian, rapat RT, dsb). Rincian 701b2: Kepuasan dengan Kegiatan yang Menggunakan Waktu Terbanyak Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan responden terhadap kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak. Penting untuk diingat, pertanyaan ini hanya diajukan pada mereka yang tidak bekerja atau sementara tidak bekerja. Kepuasan terhadap kegiatan bisa digambarkan dengan kondisi responden yang menikmati rutinitas kegiatan yang dilakukan setiap hari. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner, kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu, pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kegiatan yang dilakukannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Contoh: Seorang ibu rumah tangga Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

52 yang merasa tidak puas dengan kegiatannya mengurus rumah tangga dengan alasan ingin bekerja namun tidak diijinkan oleh suami. Maka, alasan yang diberikan tersebut menunjukkan responden paham maksud dari pertanyaan ini. Kedua, jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Sebaliknya, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan jawaban pada kotak yang tersedia. Rincian 702: Keterangan Pekerjaan, Lapangan Usaha, dan Status/Kedudukan dalam Pekerjaan Rincian 702 bertujuan untuk mengetahui pekerjaan responden, baik jenis, lapangan usaha, maupun status kedudukannya. Bila responden memiliki lebih dari satu pekerjaan maka tuliskan pekerjaan secara berurutan mulai dari pekerjaan utama. Jika responden memiliki lebih dari tiga pekerjaan, maka pekerjaan yang dituliskan pada kuesioner (R702a, R702b, R702c) hanya tiga urutan pekerjaan teratas diurutkan mulai dari yang paling utama, kedua dan ketiga. Cara menentukan pekerjaan utama adalah sebagai berikut: Jika responden pada seminggu terakhir hanya mempuyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai pekerjaan utama. Jika responden pada seminggu terakhir mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak dicatat sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama dan penghasilannya juga sama besar, maka terserah pada responden pekerjaan mana yang dianggapnya merupakan pekerjaan utama. Responden dianggap mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila pengelolaan pekerjaan tersebut dilakukan secara terpisah. Buruh tani, meskipun bekerja pada beberapa petani (pengelola terpisah) dikategorikan hanya mempunyai satu pekerjaan. Kolom (1): Pekerjaan Kolom (1) berisi jenis pekerjaan dan tempat bekerja responden. Tuliskan secara lengkap pekerjaan responden. Informasi lengkap mengenai pekerjaan responden bermanfaat tidak hanya dalam menentukan kode lapangan usaha, juga bermanfaat bila sewaktu-waktu diperlukan dalam analisis tingkat kebahagiaan lebih lanjut. Tulis selengkap-lengkapnya pekerjaan responden, dengan pendekatan pertanyaan: Apa yang dikerjakan oleh responden dan di mana (atau di kantor/perusahaan apa) tempat responden bekerja. Penulisan jawaban responden tentang jenis pekerjaannya, diharapkan dapat menghindari istilah-istilah lokal seperti bawon, matun, dsb. 44 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

53 Berikut diberikan contoh penulisan beberapa jenis pekerjaan: 1. Pak Rahmat yang bekerja sebagai penjual pisang goreng keliling, maka ditulis sebagai : Penjual pisang goreng keliling, 2. Bu Rini adalah seorang guru matematika di SD Al Ikhlas Bekasi, maka ditulis sebagai: Guru di SD Al Ikhlas Bekasi, 3. Hendri bekerja sebagai dokter gigi di RS Hermina, maka ditulis sebagai: Dokter gigi di RS Hermina, 4. Nana adalah staf di salah satu Direktorat Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik Pusat, maka ditulis sebagai: PNS di Badan Pusat Statistik. Penegasan: Untuk seseorang yang bekerja secara outsourcing, maka tempat bekerja diserahkan kepada responden (bisa ditempat kerja sehari-harinya atau kerja sesuai pihak yang membawahi). Kolom (2): Lapangan Usaha Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis lapangan usaha/bidang pekerjaan responden yang bekerja. Lapangan usaha/bidang pekerjaan dari tempat pekerjaan utama ialah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. Informasi ini dapat diperoleh dengan menanyakan di mana responden bekerja dan tempat responden bekerja bergerak di bidang apa. Isi salah satu kode 1 sampai dengan 3 yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Dalam survei ini, lapangan usaha/bidang pekerjaan dikategorikan menjadi tiga, yaitu: Kode 1, Pertanian, meliputi: pertanian tanaman padi dan palawija; hortikultura; perkebunan; perikanan; peternakan; kehutanan; dan pertanian lainnya. Kode 2, Industri, meliputi: pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik dan gas; dan konstruksi/bangunan. Kode 3, Jasa, adalah kegiatan yang menyediakan layanan jasa (service), meliputi: perdagangan; hotel dan rumah makan; transportasi dan pergudangan; informasi dan komunikasi; keuangan dan asuransi; jasa pendidikan; jasa kesehatan; jasa kemasyarakatan, pemerintahan dan perorangan; dan lainnya. Contoh: 1. Seseorang yang bekerja sebagai buruh di Pabrik Ban Gajah Tunggal, berarti kategori lapangan usahanya adalah industri pengolahan atau kode Rosidin memiliki pekerjaan sebagai seorang kepala BPS di suatu kabupaten yang sedang cuti karena menderita sakit selama seminggu terakhir dan selama cuti tidak melakukan pekerjaan apapun, maka pekerjaan utama Rosidin selama seminggu terakhir adalah sebagai seorang kepala BPS di suatu kabupaten tersebut (lapangan usaha jasa kemasyarakatan, pemerintahan dan perorangan atau kode 3 ). 3. Selama seminggu terakhir, Iwan yang bekerja sebagai seorang koordinator proyek wilayah DKI Jakarta PT Hutama Karya sedang cuti, dan selama cuti membantu istrinya berdagang produk sepatu dan fashion di Toko Online Zalora, maka pekerjaan utama Iwan selama seminggu terakhir adalah berdagang produk sepatu dan fashion di Toko Online Zalora (lapangan usaha perdagangan atau kode 3 ). Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

54 4. Selama seminggu terakhir, seorang petani selain bertanam buah naga di lahan sendiri, juga menanam buah naga di lahan orang lain dengan menerima upah. Petani tersebut digolongkan mempunyai dua pekerjaan yaitu bertanam buah naga di lahan milik sendiri dan buruh tanaman hortikultura (buah naga) walaupun lapangan usahanya sama yaitu termasuk dalam kategori pertanian atau kode 1. Kolom (3): Status/Kedudukan Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui status/kedudukan responden dalam pekerjaan. Status/kedudukan dalam pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan yang terdiri dari enam kelompok, yaitu: Kode 1, Berusaha sendiri adalah KRT/ART bekerja atau berusaha dengan menanggung risiko secara ekonomis, yang ditandai dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar. Termasuk yang sifatnya memerlukan teknologi atau keahlian khusus. Contoh: Sopir lepas (tidak mendapat gaji) dengan sistem setoran, tukang becak, tukang kayu, tukang batu, tukang listrik, tukang pijat, tukang gali sumur, agen koran, tukang ojek, pedagang yang berusaha sendiri, dokter/bidan/dukun bersalin yang buka praktek sendiri, calo tiket, calo tanah/rumah dan sebagainya. Kode 2, Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar adalah KRT/ART bekerja atau berusaha atas risiko sendiri dan menggunakan buruh/karyawan/pegawai tidak tetap dan/atau buruh/karyawan/pegawai tidak dibayar. Buruh/karyawan/pegawai tidak tetap adalah KRT/ART sebagai buruh/karyawan/pegawai yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dan hanya menerima upah berdasarkan pada banyaknya waktu kerja atau volume pekerjaan yang dikerjakan. Contoh: 1. KRT/ART pemilik warung/toko yang dibantu oleh ART lain/pekerja tak dibayar dan/atau dibantu orang lain yang diberi upah berdasarkan hari masuk kerja. 2. KRT/ART sebagai pedagang keliling yang dibantu pekerja tak dibayar atau orang lain yang diberi upah pada saat membantu saja. 3. KRT/ART yang mengusahakan lahan pertaniannya dengan dibantu pekerja tak dibayar. Walaupun pada waktu panen KRT/ART tersebut memberikan hasil bagi panen (bawon), pemanen tidak dianggap sebagai buruh tetap. Kode 3, Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar adalah KRT/ART yang berusaha atas risiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/karyawan/pegawai tetap yang dibayar. Buruh/karyawan/pegawai tetap dibayar adalah KRT/ART yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima gaji secara tetap, baik ada kegiatan maupun tidak ada kegiatan. 46 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

55 Contoh: 1. KRT/ART sebagai pemilik toko yang mempekerjakan satu atau lebih buruh tetap. 2. KRT/ART sebagai pengusaha pabrik rokok yang memakai buruh tetap. Kode 4, Buruh/karyawan/pegawai adalah KRT/ART yang bekerja pada orang lain (majikan) atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. KRT/ART dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki satu majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir. Khusus untuk pekerja bangunan dianggap sebagai buruh jika telah bekerja minimal tiga bulan pada majikan yang sama. Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang disepakati. Kode 5, Pekerja bebas adalah KRT/ART yang bekerja pada orang lain (majikan) atau institusi yang tidak tetap, yaitu lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir di usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. KRT/ART sebagai buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan/pegawai tetapi sebagai pekerja bebas. Contoh: 1. KRT/ART yang bekerja sebagai buruh panen padi, buruh cangkul sawah/ladang, buruh penyadap karet, buruh panen udang dari tambak, buruh pemetik kopi, kelapa, cengkeh, dan sebagainya. 2. KRT/ART yang bekerja sebagai kuli angkut di pasar, stasiun atau tempattempat lainnya yang tidak mempunyai majikan tetap, calo penumpang angkutan umum, tukang cuci keliling, pemulung, kuli bangunan, tukang parkir bebas dan sebagainya. Kode 6, Pekerja keluarga/tidak dibayar adalah ART yang bekerja membantu KRT/ART lain/orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang. Pekerja tidak dibayar tersebut antara lain adalah: 1. ART dari orang yang dibantunya, seperti: istri yang membantu suaminya bekerja di sawah. 2. Bukan ART tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti: saudara/famili yang membantu melayani penjualan di warung. 3. Bukan ART dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti: orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya. Dalam menggali informasi ini, pencacah dapat memberikan pertanyaan tambahan yang dapat memperjelas maksud pertanyaan. Contoh: jika responden bekerja sebagai petani, tanyakan apakah dalam bertani ia dibantu oleh keluarga ataupun pihak lain. Bila Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

56 dibantu pihak lain, tanyakan bagaimana sistem pengupahannya. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah ia berusaha dibantu oleh buruh tidak tetap/tidak dibayar, ataukah berusaha dibantu buruh tetap/dibayar. Isikan kode 1 sampai 6 yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian 703: Penilaian Terkait Pekerjaan Rincian 703 bertujuan untuk mengetahui penilaian responden terhadap berbagai hal terkait semua pekerjaan. Jawaban terdiri dari kode 1 (Ya) dan kode 2 (Tidak). a. Pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian/keterampilan, jika pekerjaan responden sesuai/cocok dengan bidang keahlian/keterampilan yang dimilikinya. b. Pekerjaan sesuai dengan minat/keinginan, jika pekerjaan responden sesuai dengan minat/keinginannya. c. Penghasilan sesuai dengan jerih payah, baik dari sisi waktu maupun tenaga yang digunakan, jika responden merasa hasil/upah dari pekerjaan sesuai dengan jerih payah (waktu dan tenaga yang digunakan). d. Senang/nyaman dengan situasi/kondisi di tempat kerja, jika responden merasa senang/nyaman dengan situasi/kondisi di tempat kerja, rekan kerja, dsb. e. Mempunyai kepastian keberlangsungan pekerjaan/usaha, jika responden memiliki pekerjaan/usaha yang terjamin keberlangsungan pekerjaan/usahanya, misalnya: responden sebagai pegawai tetap di suatu kantor, bukan pegawai kontrak. f. Mudah mencapai tempat kerja, jika responden merasa mudah untuk mencapai tempat kerja, misalnya transportasi umum menuju kantor tersedia, nyaman, serta mencukupi jumlahnya. Penegasan: Bagi responden yang memiliki 2 atau 3 pekerjaan, pada setiap rincian 703, jika setidaknya ada pekerjaan yang berkode 1, maka isikan kode 1. Contoh: Anita adalah seorang yang sehari-hari berpraktek sebagai dokter spesialis mata di Klinik Yani Medika. Selain itu, dia juga seorang penyanyi yang setiap hari Sabtu dan Minggu merampungkan rekaman album bersama kelompok band dan tim produsernya. Anita tidak pernah mengikuti sekolah maupun kursus menyanyi. Anita terpilih menjadi responden SPTK Bagi Anita, pekerjaannya sebagai dokter spesialis mata sesuai dengan bidang keahlian/ketrampilan. Sementara, pekerjaan sebagai penyanyi sesungguhnya dianggap oleh Anita tidak sesuai dengan bidang keahlian/keterampilan, karena menyanyi hanyalah sekadar hobi yang ternyata dapat menghasilkan tambahan penghasilan. Oleh karena itu, jawaban R703a untuk Anita adalah kode 1. Rincian 704: Rata-Rata Penghasilan Dalam 1 Bulan Pertanyaan ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang rata-rata penghasilan responden dari seluruh pekerjaan yang dimiliki setiap bulannya. Rata-rata penghasilan merupakan pendekatan untuk mengantisipasi besaran yang diterima tidak sama untuk setiap bulannya. Penghasilan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan 48 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

57 dan bonus bagi pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan termasuk bagi pengusaha baik berupa uang atau barang. Tanyakan berapa rata-rata penghasilan yang diterima responden dalam satu bulan mengacu kepada semua pekerjaan yang dilakukan oleh responden (jika pekerjaan responden lebih dari satu). Tanyakan pula penghasilan dalam bentuk lain seperti bonus, tunjangan ataupun barang, karena masyarakat cenderung hanya mengingat upah yang rutin diterima setiap bulan. Isikan salah satu kode 1 (> Rp ) sampai kode 5 ( Rp ) yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian 705: Kepuasan dengan Pekerjaan Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan penilaian mengenai tingkat kepuasan responden dengan pekerjaannya. Pertanyaan ini diperuntukkan bagi responden yang bekerja atau sementara tidak bekerja. Pada Rincian 702 responden telah ditanyakan mengenai lapangan usaha/bidang pekerjaan dan status kedudukan dalam pekerjaan, namun kepuasan terhadap pekerjaan dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berkaitan dengan pekerjaan dan tidak dibatasi hanya pada kedua hal tersebut. Misalnya: apakah responden menyukai bidang pekerjaannya, apakah gaji yang diterima sudah sesuai, apakah suasana dalam lingkungan bekerja itu menyenangkan, bagaimana hubungan dengan rekan kerja, apakah bebas mengemukakan pendapat/ide, manajemen yang baik, maupun terhadap keberlanjutan pekerjaan/usaha (berkaitan dengan status pegawai tetap/kontrak) dan sebagainya. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner, kemudian isikan jawaban pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan pekerjaan yang dilakukannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya, jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Contoh: seorang sopir yang tidak puas dengan pekerjaannya dengan alasan pekerjaannya tidak sesuai dengan pendidikannya. Alasan yang diberikan menunjukkan responden paham maksud dari pertanyaan ini, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara 0 5. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika pencacah telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. Rincian 706a: Kebiasaan Menabung Pertanyaan ini dimaksudkan untuk melihat kebiasaan KRT/pasangannya dalam menabung. Menabung adalah menyisihkan pendapatan untuk disimpan dengan tujuan untuk kepentingan mendatang atau bukan kepentingan sekarang. Sifat tabungan adalah liquid, artinya tabungan tersebut dapat diambil/dicairkan sewaktu-waktu. Tabungan yang Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

58 dimaksud disini mencakup (1) tabungan uang di lembaga keuangan, misalnya bank, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau lainnya yang dipersamakan dengan itu dan (2) tabungan uang di celengan dan lain-lain. Isikan jawaban kode 1 bila KRT/pasangannya menabung minimal sekali dalam sebulan, kode 2 bila KRT/pasangannya menabung tidak setiap bulan, kode 3 bila KRT/pasangannya tidak menabung. Bila KRT/pasangannya tidak menabung, pertanyaan dilanjutkan ke rincian 706c. Penegasan: KRT tidak membiasakan menabung karena pendapatannya sudah diserahkan ke pasangannya. Di sisi lain, KRT tahu jika pasangan membiasakan diri untuk menabung, maka KRT ini dikategorikan memiliki kebiasaan menabung. Rincian 706b: Alasan/Motivasi Utama Menabung Pertanyaan ini dimaksudkan untuk melihat motivasi utama KRT/pasangannya dalam menabung berkaitan dengan tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia tentunya berbeda antara pribadi yang satu dengan yang lainnya. Pilihan jawaban tidak boleh dibacakan, pencacah hanya memilah jawaban responden ke dalam kode jawaban yang sesuai. Jika responden menyebutkan beberapa alasan menabung, maka alasan utama adalah alasan yang pertama kali disebutkan responden. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan ini antara lain: Kode 1, Untuk masa depan keluarga/rumah tangga, misalnya: menyiapkan biaya pernikahan anak, dana pendidikan anak, dsb; Kode 2, Untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terduga, seperti: dana kesehatan jika ada yang sakit, bepergian jauh karena ada kemalangan, dsb; Kode 3, Menghindari konsumsi berlebihan/boros, contohnya: menabung untuk menghindari habisnya uang untuk berfoya-foya/boros/dihamburkan; Kode 4, Lainnya, tuliskan uraian dari lainnya tersebut pada tempat tersedia. Rincian 707c: Alasan Utama Tidak Menabung Rincian ini bermaksud untuk mendapatkan alasan utama KRT/pasangannya yang tidak terbiasa menabung. Pilhan jawaban juga tidak boleh dibacakan pencacah kepada responden, namun pencacah mengkategorikan jawaban responden sesuai jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan ini antara lain: Kode 1, Menambah modal usaha atau diinvestasikan, jika KRT/pasangannya tidak menabung karena pendapatan digunakan untuk menambah modal usaha atau diinvestasikan; Kode 2, Merasa tidak perlu menabung, misalnya karena berprinsip bahwa rezeki diatur oleh Tuhan, menganggap saat ini masih muda sehingga belum perlu memaksakan diri untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung, dsb; Kode 3, Tidak ada sisa pendapatan, jika KRT/pasangannya tidak memiliki sisa pendapatan sehingga tidak bisa menabung; Kode 4, Alasan lainnya, tuliskan uraian dari lainnya tersebut pada tempat yang tersedia 50 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

59 Rincian 707a: Kebiasaan Bersedekah dari Sebagian Harta Rincian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai kebiasaan KRT/pasangannya dalam bersedekah. Bersedekah atau memberikan sedekah adalah memberikan harta (berupa uang atau barang) secara sukarela kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya sebagai wujud kebajikan karena mengharap pahala semata. Bersedekah berbeda dengan membayar zakat atau lainnya yang diwajibkan oleh agama responden. Contoh bersedekah adalah memberikan uang di kotak amal masjid, surau, gereja, panti asuhan, pengemis, dll. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan ini antara lain: Kode 1, Ya, minimal sekali dalam sebulan artinya KRT/pasangannya terbiasa bersedekah paling tidak sekali dalam sebulan, misal sebulan sekali, dua minggu sekali, dsb. Kode 2, Ya, tidak setiap bulan menandakan KRT/pasangannya terbiasa bersedekah namun tidak tiap bulan. Kode 3, Tidak bersedekah menandakan KRT/pasangannya tidak terbiasa bersedekah. Bila KRT/pasangannya tidak bersedekah, pertanyaan dilanjutkan ke rincian 708. Rincian 707b: Alasan Utama Bersedekah Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi KRT/pasangannya ketika melakukan sedekah. Motivasi KRT/pasangannya dalam melakukan sedekah bermacammacam, tanyakan alasan utamanya. Pilihan jawaban tidak boleh dibacakan oleh pencacah kepada responden, namun pencacah hanya memilah jawaban responden ke dalam kode jawaban yang sesuai. Jika responden menyebutkan beberapa alasan bersedekah, maka alasan utama merupakan alasan yang pertama kali disebutkan responden. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan ini antara lain: Kode 1, Mensyukuri rezeki/berkah dari Tuhan, jika KRT/pasangannya merasa salah satu sikap untuk mensyukuri rezeki/berkah dari Tuhan adalah melalui bersedekah sehingga ia melakukan hal tersebut; Kode 2, Karena tuntunan agama (mendapat pahala), jika KRT/pasangannya bersedekah karena menganggap bahwa bersedekah adalah sesuai dengan tuntunan agama atau untuk mendapatkan pahala dari Tuhan; Kode 3, Untuk menolong orang lain, jika KRT/pasangannya bersedekah dengan tujuan agar dapat menolong orang lain yang membutuhkan bantuan melalui uang/barang yang disedekahkan tersebut; Kode 4, Lainnya, tuliskan uraian dari lainnya tersebut pada tempat yang tersedia. Rincian 708: Kepemilikan Jaminan Hari Tua Rincian pertanyaan ini untuk mengetahui apakah KRT/pasangan memiliki jaminan hari tua. Informasi mengenai jaminan hari tua dapat menjadi ukuran kesiapan seseorang dalam menghadapi masa tua. Orang yang memiliki jaminan pendapatan di masa tua akan cenderung memiliki perasaan yang lebih aman dan terlindungi dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki jaminan. Jaminan hari tua merupakan jaminan hidup yang Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

60 dapat digunakan ketika seseorang sudah memasuki usia tua/uzur dan tidak mampu lagi bekerja. Jaminan hari tua tersebut akan memberikan kepastian pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti tabungan hari tua atau dana pensiun. Tidak termasuk harta berupa kebun, sawah atau kontrakan yang biasa dianggap masyarakat sebagai jaminan hari tua. Isikan jawaban kode 1 bila responden menjawab ya dan kode 2 bila tidak. Rincian 709: Pengeluaran Rumah Tangga 1 Bulan Terakhir Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui pengeluaran rumah tangga dalam sebulan terakhir. Pengeluaran rumah tangga sebulan adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan rumah tangga sebulan untuk konsumsi rumah tangga, tidak termasuk untuk keperluan usaha rumah tangga atau yang diberikan kepada pihak lain. Pengeluaran rumah tangga dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran untuk makanan/minuman termasuk makanan jadi dan pengeluaran non-makanan/minuman, seperti sewa rumah, listrik, air, bahan bakar, sekolah, kesehatan, transportasi, dsb. Rincian 709a: Pengeluaran Rumah Tangga Makanan/Minuman 1 Bulan Terakhir Pengeluaran makanan/minuman yang dimaksud baik yang berasal dari pembelian, produksi sendiri, dan pemberian dalam sebulan terakhir. Termasuk dalam pengeluaran makanan/minuman misalnya pengeluaran untuk padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, bahan minuman, bumbu-bumbuan, konsumsi lainnya, makanan dan minuman jadi, minuman mengandung alkohol, tembakau dan sirih. Rincian 709b: Pengeluaran Rumah Tangga Non-Makanan/Minuman 1 Bulan Terakhir Pengeluaran non-makanan/minuman yang dimaksud baik yang berasal dari pembelian, produksi sendiri, dan pemberian dalam sebulan terakhir. Termasuk dalam pengeluaran untuk non-makanan misalnya sewa rumah/perkiraan sewa rumah milik sendiri, rekening listrik/telepon/gas/minyak tanah, air, kayu bakar, pemeliharaan/perbaikan ringan rumah, aneka barang dan jasa (sabun, pengangkutan, pengurusan KTP/SIM, rekreasi, dll), biaya pendidikan, biaya kesehatan, transportasi, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala, barang tahan lama, pajak dan asuransi, keperluan pesta dan upacara. Rincian 710: Rata-Rata Pendapatan Rumah Tangga dalam 1 Bulan Pertanyaan ini dimaksudkan mendapatkan informasi mengenai pendapatan rumah tangga. Pendapatan rumah tangga mencakup seluruh upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan termasuk bagi pengusaha baik berupa uang atau barang dari seluruh ART dalam rumah tangga tersebut. Tanyakan berapa rata-rata pendapatan yang diterima rumah tangga dalam satu bulan. Tanyakan pula pendapatan dalam bentuk lain seperti bonus, tunjangan ataupun barang, karena masyarakat cenderung hanya mengingat upah yang rutin diterima setiap bulan. Isikan salah satu kode 1 (>Rp ) sampai 5 ( Rp ) yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. 52 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

61 Rincian 711a: Kecukupan Pendapatan Rumah Tangga untuk Memenuhi Kebutuhan Sehari-Hari Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kecukupan pendapatan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pendapatan rumah tangga mencakup penghasilan atau hasil usaha semua ART baik dalam bentuk uang ataupun barang. Kode 1, Lebih dari cukup (masih ada sisa pendapatan), jika dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, jumlah pendapatan rumah tangga masih bersisa, yang memungkinkan ART untuk menyisihkan penghasilan, misalnya untuk ditabung; Kode 2, Cukup (tidak ada sisa pendapatan), jika jumlah pendapatan semua ART cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus berhutang. Kode 3, Kurang, jika jumlah pendapatan rumah tangga tidak dapat mencukupi pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya, pemenuhan kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara berhutang. Pendapatan rumah tangga dianggap kurang apabila rumah tangga tersebut harus menyesuaikan (mencukupcukupkan) kebutuhan/pengeluaran hidup sehari-hari. Isikan salah satu kode 1 sampai 3 yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Jika responden menjawab kode 1 atau 2, maka lanjutkan pertanyaan ke R711. Rincian 711b: Cara Rumah Tangga untuk Mencukupi Kebutuhan Hidup Sehari-hari Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh rumah tangga responden yang mengalami kekurangan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pilihan jawaban tidak boleh dibacakan pencacah kepada responden, namun pencacah harus memilah jawaban responden ke dalam kode jawaban yang sesuai. Jika responden melakukan upaya pada setiap pilihan jawaban, maka isikan kode 1. Sebaliknya, isikan kode 2 jika responden tidak melakukannya. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan ini antara lain: Kode 1, Menyesuaikan kebutuhan/pengeluaran, jika rumah tangga harus menyesuaikan atau mengurangi pengeluaran; Kode 2, Menggunakan uang simpanan, cukup jelas; Kode 3, Menjual/menggadaikan barang, cukup jelas; Kode 4, Meminjam dari pihak lain adalah memakai uang atau barang saudara/teman/tetangga/tukang kredit/bank/koperasi/lainnya untuk waktu tertentu. Jika sudah sampai waktunya uang atau barang tersebut harus dikembalikan; Kode 5, Meminta bantuan kepada pihak lain, cukup jelas; Kode 6, Lainnya, tuliskan uraian dari lainnya tersebut pada tempat yang tersedia Rincian 712: Kepuasan dengan Pendapatan Rumah Tangga Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan penilaian mengenai kepuasan responden terhadap pendapatan rumah tangga yang diterima. Pendapatan yang dimaksud mencakup pendapatan dari kegiatan ekonomi (gaji, upah, keuntungan bagi pemilik usaha wiraswasta dsb), pendapatan properti (dividen, bunga, sewa dsb), manfaat sosial dalam bentuk tunai (pensiun, tunjangan keluarga, tunjangan penghasilan dsb) maupun pendapatan dari pemberian yang diterima seluruh ART. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

62 Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner, kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu, pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan pendapatan rumah tangganya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas, maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa puas, mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK VIII. LINGKUNGAN DAN KEAMANAN Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut domain lingkungan dan keamanan yang didekati dengan kepuasan responden terhadap kondisi lingkungan dan keamanan di sekitar tempat tinggal. Lingkungan akan dilihat dari kondisi air, udara dan kejadian bencana alam yang terjadi selama 1 tahun terakhir. Sementara itu, kondisi keamanan dilihat dari sisi kejadian tindak kejahatan yang dialami responden selama 1 tahun terakhir. Dalam analisis, jawaban responden akan digunakan untuk menilai apakah ada keterkaitan antara kondisi lingkungan dan keamanan dengan kepuasan terhadap kondisi lingkungan dan rasa aman responden. Rincian 801a: Kondisi Air Tanah Pertanyaan ini ingin mengetahui kondisi air tanah di lingkungan sekitar tempat tinggal responden, khususnya di rumah responden, selama satu bulan terakhir. Air tanah yang baik dapat dilihat dari tampilan fisiknya yang jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa dan tidak berbau. Berikut penjelasan terkait hal tersebut: Keruh, jika air dituang dalam gelas bening terlihat adanya benda-benda kecil yang bercampur menjadi satu, misalnya air yang keruh karena butiran koloid dari tanah liat. Berwarna, jika air tampak tidak keruh (bening/jernih) tetapi berwarna. Beberapa warna dalam air yang harus diwaspadai diantaranya : - Air berwarna hijau mengandung cuprum, oksida, chlorin, dapat mengakibatkan penyakit ginjal, sistem syaraf pusat dan kanker. - Air berwarna hitam mengandung kalsium, magnesium, dapat mengakibatkan batu ginjal dan kencing batu. - Air berwarna putih mengandung alumunium, arsen, asbestos, dapat mengakibatkan penyakit hati, sistem syaraf pusat dan kanker. 54 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

63 - Air berwarna biru mengandung alumunium, sulfur, phospat, pestisida, dapat mengakibatkan penyakit hati, ginjal, kencing batu dan sistem syaraf. - Air berwarna jingga (oranye) mengandung besi oksida, dapat mengakibatkan gangguan air seni, maupun gangguan keseimbangan metabolisme. Berasa, jika air memberi rasa tertentu, seperti: asin, anta, payau. Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik. Berbusa, bila air mengeluarkan busa/buih yang cukup banyak (seperti tercampur deterjen) pada waktu dituang ke suatu tempat (gelas). Berbau, jika air mengeluarkan bau tertentu. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikro organisme air. Tanyakan apakah air tanah di rumah responden keruh, berwarna, berasa, berbusa, atau berbau. Isikan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada masing-masing kotak yang tersedia. Jika responden tidak menggunakan air tanah, isian pertanyaan ini dapat merujuk pada air tanah di lingkungan sekitar tempat tinggal responden atau merujuk ke sumber mata air yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggalnya sebatas SLS terkecil. Jika tidak ada air tanah maupun mata air di lingkungan sekitar (SLS terkecil) maka isikan kode (9). Rincian 801b: Kondisi Udara Pertanyaan ini ingin mengetahui kondisi udara di lingkungan sekitar tempat tinggal responden sebatas SLS terkecil selama satu bulan terakhir. Kondisi udara dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Udara yang segar berdampak pada kualitas kesehatan yang lebih baik. Sebaliknya, udara yang tercemar akan memberikan pengaruh buruk pada tubuh seseorang. Kualitas udara secara fisik dapat dilihat dari bau dan ada tidaknya partikel dalam udara (seperti debu atau asap). Tanyakan apakah udara di tempat tinggal responden berbau, berdebu atau berasap. Isikan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada masing-masing kotak yang tersedia. Berbau, jika udara di lingkungan terasa berbau. Udara yang sehat adalah udara yang tidak berbau apapun. Berdebu. Kondisi berdebu, jika terasa terdapat partikel benda padat yang terjadi karena proses mekanis (pemecahan atau reduksi)terhadap massa padat yang masih dipengaruhi oleh gravitasi. Berasap. Kondisi berasap, jika terdapat partikel karbon (padat) yang terjadi akibat pembakaran yang tidak sempurna pada sumber-sumber pembakaran yang menggunakan bahan bakar hidro karbon dengan ukuran partikel kurang dari 5 mikron. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

64 Rincian 801c: Kejadian Bencana Alam Selama 1 Tahun Terakhir Informasi mengenai kejadian bencana alam selama satu tahun terakhir dapat menjadi ukuran mengenai kondisi lingkungan hidup maupun tingkat risiko dari bencana alam di lingkungan sekitar responden. Bencana alam adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, angin puyuh/puting beliung, gunung meletus dan lainnya sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerugian materi (harta benda), kerusakan lingkungan dan dampak psikologis. Responden yang terkena efek bencana secara tidak langsung, maka tetap dimasukkan sebagai terkena bencana. Misal peristiwa meletusnya gunung kelud di Jawa Timur yang mengakibatkan hujan abu di wilayah Tasikmalaya, maka di wilayah Tasikmalaya ada bencana gunung meletus. Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena luapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, luapan air sungai atau pecahnya bendungan air. Kejadian banjir yang selalu terjadi di suatu desa/kelurahan karena luapan sungai atau sistem drainase yang buruk, seperti yang terjadi di daerah Marunda, Jakarta Utara tetap dikategorikan sebagai banjir, selama warga di daerah tersebut merasa terganggu dan mengalami kerugian. Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan volume yang besar sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa. Banjir bandang disebabkan oleh beberapa faktor seperti karena jebolnya tanggul atau waduk/ situ, maupun karena penggundulan hutan. Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi dimana terjadi pergerakan tanah atau batuan menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan, seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Kekeringan lahan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah mengalami musim kemarau yang panjang, yang akhirnya menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia. Bencana kekeringan dapat menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan khususnya pada wilayah-wilayah perdesaan yang bergantung pada usaha pertanian. Kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi yang biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi terjadi karena aktivitas tektonik atau vulkanik. Gempa tektonik adalah jenis gempa yang disebabkan oleh pergeseran tanah sedangkan gempa vulkanik adalah jenis gempa yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Angin puyuh/puting beliung adalah angin yang hembusannya berputar dengan kencang, dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih. Kebakaran lahan/hutan adalah peristiwa kebakaran yang tidak ada unsur kesengajaan yang terjadi di hutan ataupun pembakaran lahan/hutan secara sengaja oleh manusia dan menyebabkan polusi asap yang besar yang mencemari udara baik di dalam wilayah desa maupun di luar desa, mengakibatkan kerusakan lahan serta hasil-hasilnya dan menimbulkan kerugian. 56 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

65 Gunung meletus atau erupsi merupakan fenomena alam yang terjadi akibat aktivitas vulkanik di gunung yang menyebabkan magma keluar maupun material vulkanik dari kawah gunung. Dalam hal ini, erupsi yang hanya menyebabkan hujan awan panas juga termasuk kedalam bencana gunung meletus. Lainnya misalnya tsunami, gelombang pasang laut, dll. Tsunami adalah sebuah gelombang/ombak laut yang besar yang terjadi karena gerakan vertikal pada kerak bumi yang diakibatkan oleh gempa bumi, gempa di laut, gunung berapi meletus atau hantaman meteor di laut. Gerakan vertikal pada kerak bumi dapat menyebabkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar, yang disebut tsunami. Dampak negatif tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya, bangunan, tumbuh-tumbuhan dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah dan air bersih. Gelombang pasang laut adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan dapat menimbulkan bahaya baik di lautan, maupun di darat terutama daerah pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin kencang/topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan gelombang pasang sekitar km per jam. Tanyakan apakah responden menjadi korban bencana alam selama 1 tahun terakhir di lingkungan sekitar tempat tinggal responden. Bacakan jenis bencana satu per satu dan tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian 802: Kepuasan dengan Kondisi Lingkungan Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan penilaian responden terhadap kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggalnya. Kualitas lingkungan dimana responden tinggal diduga mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kebahagiaan responden. Kualitas lingkungan yang baik akan berdampak langsung terhadap kesehatan seseorang. Kualitas air, udara dan lingkungan sekitar tempat tinggal yang sehat akan meningkatkan kualitas hidup seseorang sehingga mereka dapat beraktifitas untuk mencapai tujuan kehidupannya. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan.pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas, maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa puas, mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

66 Rincian 803a: Korban Tindak Kejahatan Selama 1 Tahun Terakhir Rincian ini ingin mengetahui apakah responden pernah menjadi korban tindak kejahatan (pelanggaran hukum pidana) selama setahun terakhir. Tindak kejahatan yang dimaksud disini adalah kesalahan/perbuatan yang dilakukan seseorang yang bersifat melanggar hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku. Menjadi korban tindak kejahatan bisa terjadi dimana saja, tidak melihat tempat kejadian perkaranya. Responden yang pernah mengalami tindak kejahatan dapat memberikan reaksi yang beragam. Pencacah diminta menunjukkan empati terhadap kejadian yang ditimpa responden. Tanyakan pada responden tentang kejadian tindak kejahatan yang pernah dialami selama satu tahun terakhir. Bacakan masing-masing jenis tindak kejahatan satu per satu dan tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. 1. Pencurian adalah pengambilan barang atau ternak tanpa hak dengan maksud memiliki tanpa disertai dengan kekerasan terhadap korban baik dengan pengrusakan maupun tidak. 2. Perampokan (pencurian dengan kekerasan) adalah pencurian barang atau ternak tanpa hak yang didahului, disertai, diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap korban dengan maksud akan menyiapkan atau memudahkan pencurian itu. 3. Penipuan adalah perbuatan dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hak, memakai nama palsu atau keadaan palsu, akal tipu muslihat, perkataan bohong supaya memberikan uang atau barang. Penggelapan adalah perbuatan dengan sengaja memiliki secara melawan hak atas suatu barang yang sekarang ini dikuasai pelaku, barang tersebut sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh orang lain. 4. Penganiayaan adalah perbuatan menyakiti orang lain secara fisik yang mengakibatkan korban menjadi sakit atau luka/cacat, termasuk korban akibat perkelahian massal. 5. Perusakan/pembakaran barang/harta adalah perbuatan dengan sengaja merusak/membakar barang atau harta benda orang lain, seperti perusakan/ pembakaran rumah. 6. Perkosaan adalah pemaksaan terhadap korban untuk melakukan hubungan seksual dengan kekerasan atau ancaman. Pelecehan seksual adalah suatu bentuk penghinaan atau memandang rendah seseorang karena hal-hal yang berkenaan dengan seks, jenis kelamin atau aktivitas seksual antara laki-laki dan perempuan. 7. Percobaan pembunuhan adalah upaya perbuatan menghilangkan nyawa orang lain baik berencana maupun tidak. 8. Perdagangan orang (trafficking) adalah upaya perekrutan, pengangkutan, pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk paksaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan ataupun memberi atau menerima bayaran atau manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, baik yang dilakukan dalam negara maupun antar negara untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. 9. Lainnya, jika jenis tindak kejahatan tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas misalnya: perjudian, penyalahgunaan narkoba, dsb. 58 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

67 Rincian 803b: Kejadian Tindak Kejahatan di Desa/Kelurahan Selama 1 Tahun Terakhir Dari rincian ini dapat diketahui kejadian tindak kejahatan (pelanggaran hukum pidana) yang terjadi di wilayah desa/kelurahan selama setahun terakhir. Tanyakan pada responden tentang kejadian tindak kejahatan yang pernah terjadi di wilayah desa/kelurahan tempat tinggal responden selama setahun terakhir. Bacakan jenis tindak kejahatan satu per satu dan tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian 804: Kejadian Perkelahian Massal di Desa/Kelurahan Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya konflik yang terjadi di desa/kelurahan tempat tinggal responden. Konflik mencakup semua jenis konflik baik horizontal maupun vertikal dalam bentuk perkelahian massal baik antar warga, pelajar, suku, atau lainnya yang terjadi di desa/kelurahan tempat tinggal responden selama setahun terakhir. Tanyakan pada responden tentang perkelahian massal di desa/kelurahan selama satu tahun terakhir. Tuliskan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia. Rincian 805: Kepuasan Terhadap Kondisi Keamanan Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan penilaian mengenai kepuasan responden terhadap kondisi keamanannya (rasa aman). Kondisi keamanan seseorang merupakan faktor penting untuk mengukur tingkat kebahagiaan seseorang. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden. Oleh karena itu, pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kondisi keamanan di lingkungannya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas, maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa puas, mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK IX. KEHIDUPAN KELUARGA Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut domain keharmonisan keluarga. Dalam survei ini, keharmonisan keluarga dilihat dari keeratan hubungan responden dengan anggota keluarga lainnya dalam rumah tangga. Pertanyaan yang digunakan adalah frekuensi berkomunikasi, berselisih pendapat, perasaan saling menghargai/menghormati, melakukan kegiatan bersama keluarga, dan sebagainya. Keluarga tidak dibatasi pada keluarga batih namun juga mencakup keluarga Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

68 besar yang tinggal dalam satu rumah. Jika responden tidak tinggal dengan keluarga (misalnya kos) maka keluarga yang dimaksud merujuk pada keluarga yang tidak tinggal serumah. Jika responden hidup sebatang kara dan sudah tidak ada orang yang dianggap sebagai keluarga maka isikan kode (9). Rincian 901a: Frekuensi Bertemu/Berbicara/Berkomunikasi dengan Anggota Keluarga Pertanyaan ini bertujuan mengetahui keharmonisan keluarga responden berdasarkan frekuensi bertemu/berbicara/berkomunikasi dengan anggota keluarga. Semakin sering bertemu/berbicara/berkomunikasi antar anggota keluarga tentunya dapat menggambarkan keharmonisan hubungan diantara anggota keluarga. Sebagai contoh: anak-anak yang sering bersendau gurau dengan ayah ibunya di dalam rumah, maka akan membawa suasana santai dan nyaman di dalam rumah tersebut sehingga keharmonisan keluarga akan terbentuk dengan baik. Tanyakan kepada responden seberapa sering responden bertemu/berbicara/ berkomunikasi dengan salah satu anggota keluarga, apakah setiap hari, minimal sekali dalam seminggu, minimal sekali dalam sebulan, atau lebih dari sebulan sekali. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rincian 901b: Selisih Pendapat dengan Anggota Keluarga Pertanyaan ini bertujuan mengetahui keharmonisan keluarga responden berdasarkan frekuensi terjadinya selisih pendapat antara responden dengan anggota keluarga. Semakin sering terjadi selisih pendapat menunjukkan adanya hubungan yang tidak harmonis antara responden dan keluarganya. Tanyakan kepada responden mengenai seberapa sering responden berselisih pendapat dengan anggota keluarga, tidak pernah, jarang, atau sering. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rincian 901c: Perasaan Dihormati oleh Anggota Keluarga Pertanyaan ini bertujuan mengetahui keharmonisan keluarga responden berdasarkan perasaan dihormati/dihargai oleh anggota keluarga. Keharmonisan keluarga akan tercipta jika masing-masing anggota keluarga mampu membina hubungan baik dengan anggota keluarga yang lain, salah satunya tercermin dalam sikap saling menghormati/menghargai. Tanyakan kepada responden, secara umum, apakah responden merasa dihormati oleh anggota keluarga lainnya. Jika responden menjawab ada anggota keluarga yang tidak menghormati/menghargainya, mintalah responden untuk memberikan penilaian secara umum. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rincian 901d: Melakukan Kegiatan Bersama Keluarga Pertanyaan ini bertujuan mengetahui keharmonisan keluarga responden berdasarkan frekuensi melakukan kegiatan bersama keluarga (seperti rekreasi, makan malam, nonton tv, dsb). Semakin sering melakukan kegiatan bersama keluarga diharapkan hubungan antar anggota keluarga akan semakin baik sehingga keharmonisan keluarga akan terwujud. Kegiatan bersama keluarga ini termasuk kegiatan yang hanya dilakukan pada waktu tertentu seperti rekreasi di hari libur. 60 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

69 Tanyakan kepada responden mengenai seberapa sering responden melakukan kegiatan bersama keluarga, sangat jarang, jarang atau sering. Tidak ada referensi waktu dalam pertanyaan ini sehingga jawaban sesuai dengan persepsi responden. Jika responden mengatakan melakukan kegiatan bersama secara rutin setiap bulan atau setiap hari libur, maka pilihan jawaban tergantung responden. Untuk responden yang kegiatan utamanya mengurus rumah tangga, dimana responden selalu bersama keluarga maka jawaban responden itu berkode 3 (sering). Rincian 902: Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga Pertanyaan ini ingin mengetahui siapa orang yang paling berperan dalam menentukan keputusan dalam keluarga terkait beberapa hal yang umumnya dialami oleh keluarga responden, seperti berobat jika sakit, memilih pekerjaan, menentukan jumlah anak, memilih teman/kelompok/pergaulan, dan menentukan pendidikan. Seseorang yang mampu mengambil keputusan sendiri tanpa meminta pertimbangan orang lain menggambarkan bahwa orang tersebut lebih mandiri karena tidak tergantung pada orang lain. Berobat bila sakit adalah pengambilan keputusan untuk berobat ataupun tidak berobat ketika responden atau anggota keluarganya sedang sakit, termasuk pula penentuan fasilitas kesehatan yang dituju. Pekerjaan adalah pengambilan keputusan dalam memilih jenis/bidang/lapangan pekerjaan yang akan digeluti, termasuk keputusan untuk bekerja/tidak bekerja bagi ibu rumah tangga dan jenis pekerjaan bagi anggota keluarga. Menentukan jumlah anak adalah pengambilan keputusan terkait berapa jumlah anak yang diinginkan. Teman/kelompok/pergaulan adalah pengambilan keputusan dalam memilih teman/kelompok/pergaulan yang sesuai dengan responden atau anggota keluarganya. Menentukan pendidikan adalah pengambilan keputusan dalam memilih pendidikan yang sesuai dengan responden atau anggota keluarganya, seperti dimana harus sekolah, jurusan apa yang akan dipilih. Tanyakan kepada responden siapa yang paling menentukan keputusan terkait halhal tersebut di atas, apakah responden sendiri, pasangan (suami/istri), musyawarah dengan suami/istri, atau orang lain. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Kode 1, responden, jika responden memutuskan sendiri hal-hal tersebut tanpa meminta pendapat orang lain. Kode 2, suami/istri, jika pengambilan keputusan terkait hal-hal tersebut tergantung pada keputusan pasangan (suami/istri). Kode3, berdua dengan suami/istri, jika sebelum mengambil keputusan responden melakukan musyawarah untuk membicarakan hal-hal tersebut terlebih dahulu kepada pasangannya sebelum mengambil keputusan, termasuk juga membicarakannya dengan anggota keluarga yang lain. Kode 4, orang lain, jika pengambilan keputusan terkait hal-hal tersebut tergantung pada orang lain (selain responden dan pasangan). Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

70 Rincian 903: Kepuasan dengan Keharmonisan Keluarga Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kepuasan responden terhadap keharmonisan keluarganya. Keharmonisan yang ingin diukur mencakup kerukunan responden dengan anggota keluarga lainnya (kehidupan keluarga yang cenderung baik, damai, dan jauh dari pertengkaran), kekompakkan (bersatu dalam menjalani kehidupan sehari-hari maupun menghadapi segala permasalahan), sikap percaya diantara keluarga (yakin bahwa diantara anggota keluarga akan bertindak dalam batas-batas yang positif) dan kecukupan waktu untuk kegiatan bersama keluarga (misalnya nonton/berkumpul/ menghabiskan waktu santai bersama keluarga, rekreasi/memancing/bepergian ke luar kota bersama keluarga, dsb). Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan keharmonisan keluarga responden. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidak pahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK X. KEHIDUPAN SOSIAL Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut domain kehidupan sosial responden yang didekati dengan kepuasan responden terhadap kehidupan sosialnya di lingkungan tempat tinggal. Kehidupan sosial responden akan dilihat menurut keeratan hubungan sosial di lingkungan tempat tinggal. Lingkungan tempat tinggal yang dicakup pada survei ini sebatas pada satuan lingkungan setempat (SLS) terkecil dimana responden tinggal. Dalam survei ini, kehidupan sosial responden di dalam lingkungannya dilihat berdasarkan banyaknya tetangga yang dikenal, frekuensi bersosialisasi/berkomunikasi dengan tetangga, sikap percaya terhadap orang lain, tanggapan terhadap kegiatan di lingkungan tempat tinggal, kebebasan menjalankan ibadah, kesiapan membantu orang lain, kemudahan mendapat pertolongan, partisipasi dalam kegiatan bersama, keikutsertaan dalam kelompok atau organisasi, serta persepsi responden terhadap kondisi ekonomi rumah tangganya dibandingkan dengan kebanyakan rumah tangga di sekitar tempat tinggal. 62 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

71 Rincian 1001a: Banyaknya Tetangga yang Dikenal Pertanyaan ini ingin mengetahui banyaknya tetangga yang dikenal namanya oleh responden di lingkungan tempat tinggal. Informasi ini dapat memberikan gambaran mengenai luasnya hubungan baik yang dimiliki seseorang dalam masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Nama tetangga yang dimaksud adalah nama sesuai identitas ataupun nama panggilan yang berlaku di lingkungan tempat tinggal responden. Misalnya: masyarakat di Nusa Tenggara Barat yang menyebut nama seseorang dengan sebutan amak disambung dengan nama anaknya. Tanyakan apakah responden mengetahui nama tetangga di lingkungan sekitar tempat tinggal, semuanya, sebagian besar, atau sebagian kecil. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Catatan: Seseorang yang tidak mengetahui nama tetangga akan tetapi sudah terbiasa bergaul termasuk dalam kategori mengenal. Rincian 1001b: Frekuensi Bersosialisasi/Bergaul dengan Tetangga Keeratan hubungan sosial antara responden dan tetangganya dapat dilihat dari seringnya responden bersosialisasi/bergaul dengan tetangga seperti bertegur sapa, ngobrol, berkumpul dan sebagainya. Pertanyaan ini ingin mengetahui intensitas interaksi responden dengan tetangga di lingkungan tempat tinggal selama satu bulan terakhir. Tanyakan pada responden, seberapa sering bersosialisasi/bergaul dengan tetangga di lingkungan tempat tinggal selama 1 (satu) bulan terakhir. Yang dimaksud dengan bersosialisasi disini adalah hubungan interaksi dengan warga sekitar, baik hanya sekedar bertegur sapa atau sampai dengan ngobrol di rumah tetangga. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Catatan: bersosialisasi harus dilakukan secara langsung. Berkomunikasi melalui media sosial tidak termasuk dalam kategori sosialisasi dalam survei ini. Rincian 1002: Sikap Percaya terhadap Orang Lain Pertanyaan ini menyangkut sikap percaya responden terhadap orang lain yang tinggal di sekitarnya (SLS terkecil) dan aparat desa/kelurahan. Tingkat kepercayaan dengan tetangga bisa dengan cara menitipkan rumah atau anak responden. Selain itu juga ditanyakan seberapa peran para tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparat pemerintah desa/kelurahan Rincian 1002a: Sikap Percaya Menitipkan Rumah pada Tetangga Menitipkan rumah pada tetangga adalah meminta bantuan tetangga untuk ikut menjaga rumah responden ketika semua ART bepergian atau menginap di tempat lain. Termasuk menitipkan rumah ketika hanya dengan perkataan/omongan tanpa menitipkan kunci. Jika responden tidak memiliki pengalaman meninggalkan rumah dalam kondisi kosong (tidak ada ART yang tinggal di rumah), pencacah harus mengarahkan responden untuk membayangkan jika kondisi tersebut terjadi dengan menghubungkannya terhadap kondisi lingkungan tempat tinggal serta hubungan antara responden dengan tetangga di lingkungan tempat tinggal. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

72 Rincian 1002b: Sikap Percaya Menitipkan Anak (Usia 1 12 Tahun) pada Tetangga Menitipkan anak (usia 1 12 tahun) pada tetangga jika tidak satupun ART dewasa ada di rumah adalah meminta bantuan tetangga untuk mengawasi dan menjaga keselamatan anak sewaktu tidak ada satupun ART dewasa yang berada di rumah. Jika rumah tangga tidak pernah memiliki pengalaman untuk menitipkan anak pada tetangga, pencacah harus mengarahkan responden untuk membayangkan jika harus menitipkan anak untuk sementara waktu dengan mengkaitkannya terhadap kondisi keamanan lingkungan tempat tinggal serta hubungan antara responden dengan tetangga di lingkungan tempat tinggal. Rincian 1002c: Sikap Percaya pada Tokoh Agama Tokoh agama adalah orang yang memiliki kharisma dalam agama dan menjadi panutan orang-orang sekitar. Contoh: Ulama/Ustadz, Pendeta, dll. Indikasi bahwa tokoh agama di lingkungan tempat tinggal dapat berperan sebagai panutan/penuntun moral tercermin dari sikap dan perilakunya yang selalu bertujuan baik sehingga dapat menjadi contoh/teladan bagi masyarakatnya. Jika di lingkungan tempat tinggal responden hanya terdapat tokoh yang berasal dari agama lain, maka responden dapat saja memberikan penilaian terhadap tokoh agama tersebut namun harus secara objektif tidak ada diskriminatif. Ketika dianggap tidak ada tokoh agama di lingkungan tempat tinggal (SLS terkecil), maka isikan kode '9'. Rincian 1002d: Sikap Percaya pada Tokoh Masyarakat Tokoh masyarakat adalah seseorang yang memiliki pengaruh atau wibawa di lingkungannya. Contoh: Ketua RT/RW, Ketua Adat, pengurus ormas, dll. Indikasi bahwa tokoh masyarakat di lingkungan tempat tinggal dapat berperan dalam membantu mengatasi masalah warga adalah tokoh masyarakat tersebut selalu dilibatkan dan dipercaya sebagai mediator/penengah jika terjadi keributan atau perselisihan di antara warga. Tokoh masyarakat yang dimaksud bisa jadi aparat pemerintahan maupun bukan aparat pemerintahan namun dianggap sebagai tokoh di lingkungan tempat tinggal (SLS terkecil) responden. Ketika diaggap tidak ada tokoh masyarakat di lingkungan tempat tinggal (SLS terkecil), maka isikan kode '9'. Rincian 1002e: Sikap Percaya pada Aparatur Desa/Kelurahan Aparatur desa/kelurahan adalah kepala desa/lurah dan perangkat desa/kelurahan. Indikasi aparatur desa/kelurahan dipercaya telah menjalankan tugasnya dengan baik antara lain: selalu menjalankan setiap tugasnya secara jujur, amanah, dan profesional sesuai dengan aturan; serta senantiasa mengutamakan kepentingan masyarakat bagi peningkatan kesejahteraan. Contoh perilaku aparatur yang bisa dipercaya adalah: tidak mempersulit warga dalam setiap pengurusan administrasi di kelurahan, misalnya: pengurusan KTP, KK, dsb. Rincian 1003a: Tanggapan Terhadap Kegiatan Oleh Sekelompok Orang dari Suku Bangsa Lain dan Agama lain Sikap-sikap intoleransi yang mengatasnamakan agama maupun suku bangsa sering muncul dan menimbulkan berbagai konflik. Konflik tersebut dapat dihindari jika setiap orang mampu menahan diri dan lebih bersikap toleransi. Pertanyaan ini ingin mengetahui sikap toleransi responden terhadap kegiatan yang dilakukan oleh 64 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

73 orang/sekelompok orang dari agama lain maupun suku bangsa lain di lingkungan tempat tinggal. Kegiatan yang dimaksud tidak terbatas pada kegiatan ibadah maupun adat istiadat suku yang bersangkutan, tetapi lebih ditekankan kepada pelaksana kegiatannya, yaitu agama lain maupun suku bangsa lain. Rincian 1003b: Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai dengan Agama/Keyakinan Kebebasan dalam menjalankan ibadah tertuang diatur dalam Undang-Undang Dasar Meskipun demikian masih saja terdapat pengekangan dan pelarangan terhadap orang-orang untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya. Termasuk dalam kategori ini adalah menjalankan aturan-aturan kehidupan sesuai dengan aturan agama yang dianutnya. Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui apakah responden merasa mempunyai kebebasan untuk menjalankan ibadah maupun tata cara kehidupan menurut aturan dalam agamanya. Contoh: pelarangan ibadah di masjid, pelarangan ibadah di gereja, pemakaian jilbab, dsb. Rincian 1004a: Kesediaan Membantu Orang Lain yang Tidak Berdaya Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui solidaritas responden dalam bentuk kesediaan dan kesiapan membantu kepada orang lain yang sedang mengalami ketidakberdayaan atau sangat membutuhkan pertolongan dalam masalah keuangan. Contoh: membantu rumah tangga yang mengalami kesusahan, fakir, miskin, dsb. Rincian 1004b: Kemudahan Mendapatkan Pertolongan dari Tetangga Dalam Masalah Keuangan Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kemudahan responden dalam memperoleh dukungan (support) ataupun pertolongan dari tetangga (selain kerabat) di lingkungan tempat tinggal ketika sedang mengalami masalah keuangan. Informasi tentang kemudahan mendapatkan pertolongan dari tetangga juga menggambarkan keeratan hubungan responden dengan orang tersebut. Bantuan yang dimaksud dapat berupa bantuan cuma cuma ataupun pinjaman. Tidak termasuk pinjaman dari lembaga keuangan, koperasi, atau rentenir, tidak termasuk pinjaman untuk usaha. Rincian 1005a: Kebiasaan Mengikuti Kegiatan Bersama untuk Kepentingan Umum Kegiatan bersama (gotong-royong) merupakan wujud dari adanya modal sosial di lingkungan tempat tinggal. Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui keikutsertaan responden secara langsung dalam kegiatan bersama untuk kepentingan umum. Bentuk kegiatan bersama dapat berbentuk seperti membangun fasilitas umum, kerja bakti, siskamling, dll. Jika tidak ada kegiatan bersama untuk kepentingan umum, isikan kode 9. Rincian 1005b: Kebiasaan Mengikuti Kegiatan Bersama untuk Membantu Warga yang Sedang Mengalami Musibah Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui bentuk operasionalisasi modal sosial dalam bentuk partisipasi pada kegiatan bersama warga (komunitas) untuk membantu warga lain yang sedang mengalami musibah, seperti: kematian, sakit, dll di lingkungan tempat tinggal. Jika tidak ada kegiatan bersama untuk membantu warga yang sedang mengalami musibah, isikan kode 9. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

74 Rincian 1005c: Kebiasaan Hadir/Berpartisipasi dalam Kegiatan Keagamaan Partisipasi responden dalam kegiatan sosial merupakan perwujudan hasil (outcome) modal sosial dalam bentuk keeratan sosial dan kebersamaan di lingkungan tempat tinggal. Partisipasi yang dimaksud adalah kerelaan responden untuk hadir/terlibat/ikut secara langsung dalam kegiatan sosial keagamaan (seperti pengajian, perayaan keagamaan, dll) di lingkungan tempat tinggal. Jika tidak ada kegiatan keagamaan, isikan kode 9. Rincian 1005d: Kebiasaan Hadir/Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial Kemasyarakatan Selain dalam bentuk kegiatan keagamaan, perwujudan modal sosial (outcome) juga dapat dilihat dari partisipasi terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan. Partisipasi yang dimaksud adalah kerelaan responden untuk hadir/terlibat/ikut secara langsung dalam kegiatan sosial kemasyarakatan (seperti olahraga, kesenian, arisan, dll) di lingkungan tempat tinggal. Jika tidak ada kegiatan sosial kemasyarakatan, isikan kode 9. Rincian 1006a: Keikutsertaan dalam Organisasi/Kelompok/Perkumpulan Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui keikutsertaan responden dalam kelompok/perkumpulan. Keikutsertaan seseorang dalam kelompok/perkumpulan dapat mendatangkan berbagai manfaat, seperti: menambah teman, menambah pengetahuan/ wawasan dan sebagainya. Keikutsertaan dalam organisasi/kelompok/perkumpulan juga menggambarkan kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan/relasi yang baik dengan lingkungan sosialnya. Kelompok/perkumpulan yang dimaksud tidak dibatasi pada kelompok/ perkumpulan yang ada di lingkungan tempat tinggal (seperti pengajian, arisan dsb). Organisasi/kelompok/perkumpulan yang dicakup hanya yang mempunyai kepengurusan dan keanggotaan, baik formal maupun non formal. Rincian 1006b: Banyaknya Organisasi/Kelompok/Perkumpulan yang Diikuti Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah organisasi/kelompok/ perkumpulan yang diikuti oleh seseorang. Semakin banyak jumlahnya mengindikasikan semakin baik hubungan sosial seseorang dengan lingkungannya. Organisasi yang bersifat formal dinilai lebih kuat/tertata kepengurusan maupun bentuk kegiatannya daripada organisasi non formal. Perbedaan antara formal dan non formal terletak pada ada tidaknya badan hukum bagi organisasi/kelompok/perkumpulan tersebut. Rincian 1006c: Status/Kedudukan dalam Organisasi/Kelompok/Perkumpulan Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui status/kedudukan responden dalam kelompok/perkumpulan yang diikuti. Status/kedudukan responden dalam kelompok/ perkumpulan yang diikutinya sangat menentukan besarnya pengaruh atau kekuasaan yang dimiliki di dalam kelompok/perkumpulan tersebut. Seseorang yang mempunyai jabatan sebagai ketua atau wakil ketua akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam memutuskan berbagai hal terkait kepentingan kelompok/perkumpulan dibandingkan sebagai anggota. 66 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

75 Namun disisi lain, seseorang yang terpilih untuk menduduki peran/posisi/jabatan penting dalam kelompok/perkumpulan dapat menunjukkan bahwa orang tersebut mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin di kelompok/perkumpulan yang diikuti. Status/kedudukan dalam kelompok/perkumpulan yang dimaksud adalah status/kedudukan pada kelompok/perkumpulan yang dianggap paling utama oleh responden. Berikut penjelasan masing-masing kode jawaban: Kode 1, Anggota tidak aktif, jika responden tidak pernah atau jarang menghadiri/mengikuti kegiatan kelompok/perkumpulan. Kode2, Anggota aktif, jika responden hampir selalu ikut serta dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok/perkumpulan. Kode 3, Pengurus, jika responden mempunyai status/kedudukan sebagai pengurus dalam kelompok. Kode 4, Ketua/Wakil Ketua, cukup jelas. Tanyakan kepada responden mengenai status/kedudukan dalam kelompok/ perkumpulan yang diikutinya. Jika responden mengikuti lebih dari satu kelompok dan responden mempunyai status/kedudukan yang berbeda-beda, maka tanyakan kelompok/perkumpulan yang dianggapnya paling utama. Rincian 1006d: Frekuensi Mengikuti Kegiatan Organisasi/Kelompok/Perkumpulan (Utama) Pertanyaan terkait frekuensi mengikuti kegiatan kelompok/perkumpulan (utama) bertujuan untuk melihat keaktifan responden dalam kelompok/kegiatan yang diikutinya. Keaktifan ini juga dapat berhubungan langsung dengan status/kedudukan seseorang di dalam kelompok/perkumpulan. Seseorang yang memiliki kedudukan penting akan mempunyai keinginan yang lebih kuat untuk menghadiri berbagai kegiatan yang dilakukan oleh kelompok/perkumpulan yang diikutinya. Oleh karena itu pertanyaan ini merujuk kepada kegiatan kelompok/perkumpulan utama dimana responden mempunyai status/kedudukan yang disebutkan pada Rincian 1006c. Tanyakan seberapa sering responden mengikuti kegiatan kelompok/perkumpulan (utama) tersebut. Jawaban responden mengacu pada frekuensi dilaksanakannya kegiatan kelompok/perkumpulan. Jika kegiatan kelompok/perkumpulan dilakukan sebulan sekali dan responden tidak pernah mangkir untuk mengikuti kegiatan tersebut, maka termasuk kategori selalu. Rincian 1007: Perbandingan Kondisi Kehidupan dengan Rumah Tangga Lain Pertanyaan ini digunakan untuk melihat kondisi ekonomi rumah tangga responden dibandingkan dengan kondisi ekonomi kebanyakan rumah tangga di lingkungan tempat tinggal. Kondisi ekonomi yang dibandingkan seperti pemilikan harta, kemampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari, bangunan tempat tinggal, dan sebagainya. Dalam kasus tertentu mungkin kondisi ekonomi responden telah dapat dinilai oleh pencacah, namun pertanyaan ini tetap harus ditanyakan kepada responden untuk memperoleh jawaban yang akurat. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

76 Rincian 1008: Kepuasan Hubungan Sosial Di Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kepuasan responden terhadap kondisi hubungan sosial responden di lingkungan tempat tinggal. Adanya keeratan hubungan sosial antar responden dengan warga di lingkungan tempat tinggal dapat ditunjukkan dengan adanya hubungan timbal balik antara responden dengan individu lain (selain anggota rumah tangga) atau sekelompok masyarakat di lingkungan tempat tinggal responden. Kondisi hubungan sosial yang dimaksud dapat dikaitkan dengan kerukunan/ kekompakkan/sikap percaya antar responden dan warga dan ketersediaan waktu serta kesempatan untuk bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan responden. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kondisi hubungan sosial responden dengan warga di lingkungan tempat tinggal. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Contoh: ibu rumah tangga yang puas dengan hubungan sosial dirinya dan warga sekitar karena setiap bulan responden selalu ikut dalam kegiatan warga yang dilaksanakan secara rutin, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK XI. WAKTU LUANG Salah satu faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang adalah tersedianya waktu luang untuk kegiatan santai. Sehingga dalam blok ini ditujukan untuk mengetahui jumlah waktu luang yang biasanya dimiliki oleh responden. Waktu luang merupakan waktu yang dapat secara bebas digunakan oleh seseorang untuk melakukan kegiatan yang diinginkannya. Waktu luang yang dikumpulkan dalam survei ini merupakan waktu yang digunakan selain untuk: (1) bekerja; (2) mengurus rumah tangga; (3) sekolah/kuliah; (4) kegiatan pribadi (mandi, tidur, makan, beribadah); dan (5) kegiatan lainnya (meliputi kegiatan terjadwal seperti arisan, pengajian, kerja bakti, dan kegiatan sosial). 68 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

77 Biasanya waktu luang digunakan untuk melakukan hobi, baca koran/majalah/buku, olahraga, bersosialisasi dengan tetangga, rekreasi, nonton tv/video/bioskop, berkumpul dengan keluarga, dsb. Waktu luang disini mencakup juga waktu dalam perjalanan atau kegiatan lainnya dalam rangka mengisi waktu luang. Jumlah waktu luang yang dimiliki oleh seseorang akan berbeda tergantung pada status bekerja dari orang tersebut. Orang bekerja mungkin akan mempunyai jumlah waktu luang yang lebih sedikit daripada mereka yang tidak bekerja. Namun hal ini tergantung pula pada jenis pekerjaan yang dilakukan seseorang. Oleh karena itu, untuk memperoleh jumlah waktu luang akurat, pencacah harus berhati-hati dalam menanyakannya. Rincian 1101a: Waktu Luang untuk Beraktivitas Bersama Keluarga Waktu luang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas, baik bersama keluarga, teman/rekan, maupun sendirian. Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah waktu luang yang digunakan untuk beraktivitas bersama keluarga. Tanyakan berapa jam waktu luang dalam seminggu yang digunakan untuk kegiatan bersama keluarga. Rincian 1101b: Waktu Luang untuk Beraktivitas Tidak Bersama Keluarga Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah waktu luang yang digunakan untuk beraktivitas tidak bersama keluarga. Tanyakan berapa jam waktu luang dalam seminggu yang digunakan untuk kegiatan tidak bersama keluarga. Rincian 1101c: Penggunaan Waktu Luang Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan waktu luang yang dimiliki responden baik untuk beraktivitas bersama keluarga maupun bukan bersama keluarga. Aktivitas yang biasa dilakukan dalam mengisi waktu luang antara lain: menonton televisi/video/bioskop/pertunjukan, mendengarkan musik, karaoke, dll.; membaca koran, majalah, buku, dsb.; berolahraga, bersosialisasi dengan tetangga, rekreasi, dan kegiatankegiatan santai lainnya. Rincian 1102: Kepuasan dengan Ketersediaan Waktu Luang Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kepuasan responden terhadap jumlah waktu luang yang dimilikinya. Jumlah dan kualitas terhadap waktu luang yang dimiliki seseorang merupakan hal penting yang berpengaruh terhadap keseimbangan hidup dan berpengaruh terhadap kesehatan, keharmonisan keluarga dan sebagainya. Waktu luang umumnya akan menghabiskan waktu lebih sedikit dibandingkan waktu untuk melakukan kegiatan utama. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner kemudian isikan jawaban responden pada kotak yang disediakan. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan jumlah waktu luang yang dimilikinya. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian.. Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

78 sampai 10. Contoh: kepala rumah tangga yang merasa tidak puas dengan jumlah waktu luang yang dimilikinya karena tidak cukup digunakan untuk mengajak rekreasi anak-anak, maka mintalah responden untuk memberikan penilaian antara 0-5. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK XII. PERUMAHAN DAN ASET Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden menurut domain perumahan yang didekati dengan kepuasan responden terhadap kondisi rumah dan fasilitas rumah. Kondisi rumah akan dilihat dari penguasaan bangunan tempat tinggal, kualitas bangunan (atap, lantai dan dinding), sumber penerangan, sumber air minum, toilet, bahan bakar memasak, dan fasilitas rumah mencakup kepemilikan aset untuk kenyamanan hidup. Pertanyaan terkait jenis bangunan yang dapat dilihat, seperti jenis lantai, dinding dan atap, serta fasilitas penerangan, bukanlah pertanyaan yang harus ditanyakan kepada responden. Pencacah dapat langsung melihat, bahan apa yang digunakan. Namun, jika pencacah tidak yakin atau jika pencacah tidak dapat melihat seluruh jenis terkait bahan yang digunakan, maka silahkan pencacah bertanya. Jika lebih dari satu bahan yang digunakan, catatlah bahan mana paling banyak digunakan. Rincian 1201: Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain pakaian dan makanan. Seseorang yang telah mempunyai tempat tinggal/rumah mungkin akan lebih tenang dan bahagia dalam menjalani kehidupannya. Untuk itu, status penguasaan bangunan yang ditempati oleh responden digunakan sebagai ukuran kasar kepemilikan tempat tinggal. Disamping itu variabel ini juga dapat menjadi salah satu karakteristik status ekonomi rumah tangga. Isikan status penguasaan bangunan tempat tinggal, dengan melingkari salah satu kode yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang telah disediakan. Status penguasaan bangunan yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya. Kode 1, Milik sendiri, jika status tempat tinggal pada waktu pencacahan, betul-betul sudah milik KRT atau salah seorang ART. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri. Kode 2, Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT/ART dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian, pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru. Kode 3, Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT atau salah seorang ART dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu. 70 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

79 Kode 4, Bebas sewa, milik orang lain, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (bukan famili/orang tua) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga responden tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun. Kode 5, Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi atau perusahaan tempat bekerja KRT/ART baik dengan membayar sewa maupun tidak. Jika KRT/ART tidak bekerja lagi pada instansi/perusahaan tersebut, maka rumah dinas tersebut berubah status menjadi rumah sewa jika KRT/ART membayar sewa atau rumah bebas sewa jika tidak membayar sewa. Kode 6, Milik orang tua/sanak/saudara, jika tempat tinggal tersebut bukan milik sendiri melainkan milik orang tua/sanak/saudara dan tidak mengeluarkan suatu pembayaran apa pun untuk mendiami tempat tinggal tersebut, dimana orang tua/sanak/saudaranya tidak tinggal di rumah tersebut atau bukan anggota rumah tangga. Kode 7, Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat dsb. Rincian 1202: Luas Lantai Bangunan Tempat Tinggal Luas lantai perkapita dapat menjadi salah satu informasi tingkat kenyamanan hunian dan gambaran mengenai status sosial ekonomi rumah tangga. Luas lantai yang dimaksud di sini adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari- hari (sebatas atap). Taman di dalam rumah maupun taman yang berada di samping rumah, namun berada di bawah atap tetap termasuk sebagai luas lantai bangunan tempat tinggal. Bagian-bagian dari bangunan tempat tinggal yang digunakan bukan untuk keperluan sehari-hari tidak dimasukkan dalam perhitungan luas lantai, seperti lumbung padi, kandang ternak, lantai jemur (hamparan semen) dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung). Untuk bangunan bertingkat, luas lantai merupakan penjumlahan luas lantai dari semua tingkat yang ditempati oleh rumah tangga. Bila suatu tempat tinggal dihuni oleh lebih dari satu rumah tangga, maka luas lantai hunian setiap rumah tangga adalah luas lantai dari ruangan yang dipakai bersama dibagi banyaknya rumah tangga ditambah dengan luas lantai pribadi rumah tangga yang bersangkutan. Tingkat kesalahan penghitungan luas lantai sangat tinggi. Oleh karena itu, hitung dengan cermat luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden. Jika responden tidak mengetahui secara pasti luas bangunan tempat tinggal yang ditempatinya, usahakan untuk membantu membuat perkiraan dengan menghitung jumlah ubin/keramik ataupun dengan cara lainnya. Luas lantai belum tentu sama dengan panjang kali lebar karena tidak semua bangunan berbentuk persegi empat. Isikan informasi mengenai luas lantai bangunan tempat tinggal dalam satuan m 2 pada titik-titik yang disediakan dan tuliskan pula ke dalam kotak yang disediakan. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

80 Rincian 1203: Jenis Lantai Terluas Pertanyaan mengenai jenis lantai terluas memberikan informasi mengenai kualitas bangunan tempat tinggal. Yang dimaksud dengan lantai di sini adalah bagian bawah/dasar suatu ruangan, yang biasanya terbuat dari tanah, bambu maupun bukan tanah/bambu seperti keramik, marmer, papan dan semen. Pertanyaan ini bukanlah pertanyaan yang harus ditanyakan kepada responden karena pencacah biasanya dapat langsung melihat secara langsung bahan apa yang digunakan untuk lantai bangunan tempat tinggal. Namun, jika pencacah tidak yakin atau jika pencacah tidak dapat melihat seluruh lantai bangunan tempat tinggal, maka silahkan pencacah mengajukan pertanyaan konfirmasi. Jika lebih dari satu bahan yang digunakan, catatlah bahan mana paling banyak digunakan. Isikan informasi jenis bahan yang digunakan untuk lantai terluas di bangunan tempat tinggal rumah tangga dengan melingkari salah satu kode yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 1204: Jenis Dinding Terluas Selain jenis lantai, pertanyaan mengenai jenis dinding terluas juga memberikan informasi mengenai kualitas bangunan tempat tinggal. Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu yang dibingkai dengan balok, kemudian diplester dengan campuran semen dan pasirbangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil). Isikan informasi jenis bahan yang digunakan untuk dinding terluas di bangunan tempat tinggal rumah tangga dengan melingkari salah satu kode yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Kode 1,Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako biasanya dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari pasangan batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok, yang biasanya berjarak 1-1,5 m. Kode 2,Kayu adalah dinding yang terbuat dari kayu, baik papan kayu utuh, pelepah pohon maupun kayu olahan, seperti triplek, polywood dsb. Kode 3, Bambu adalah dinding yang terbuat dari bambu atau rumbia. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari anyaman bambu (gedeg) dengan luas kurang lebih 1m x 1m y. Kode 4, Lainnya adalah selain kategori 1-3. Rincian 1205: Jenis Atap Terluas Atap merupakan penutup bagian atas suatu bangunan tempat tinggal sehingga anggota rumah tangga yang mendiami di bangunan tersebut terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. Isikan informasi jenis bahan yang digunakan untuk atap terluas di bangunan tempat tinggal rumah tangga dengan melingkari salah satu kode yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Kode 1,Beton/Genteng, Beton adalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil dan pasir yang dicampur dengan air. Genteng adalah tanah liat yang dicetak dan dibakar. Termasuk pula genteng beton (genteng yang terbuat dari campuran semen dan pasir), genteng fiber cement dan genteng keramik 72 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

81 Kode 2, Sirap adalah atap yang terbuat dari kepingan kayu yang tipis dan biasanya terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Kode 3, Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng berbentuk seng rata, seng gelombang, termasuk genteng seng yang lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi epoxy dan acrylic). Kode 4, Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen. Pada umumnya atap asbes berbentuk gelombang. Kode 5, Ijuk/rumbia adalah atap yang terbuat dari serat pohon aren/enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam. Kode 6, Lainnya adalah atap selain jenis atap di atas, misalnya papan, bambu dan daundaunan. Rincian 1206a: Sumber Penerangan Utama Sumber penerangan utama merupakan sumber penerangan sehari-hari yang biasa digunakan oleh rumah tangga. Jika responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, maka pilih sumber penerangan yang mempunyai nilai lebih tinggi (kode terkecil). Lingkari kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden dan tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang disediakan. Kode 1,Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Rumah tangga dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan meteran maupun tidak menggunakan meteran (volumetrik). Kode 2,Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/ pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN). Kode 3,Petromak/aladin, merupakan sumber penerangan dari minyak tanah termasuk lampu gas. Kode 4,Pelita/sentir/obor, juga merupakan sumber penerangan dari minyak tanah termasuk lampu teplok dan sejenisnya. Kode 5,Lainnya, seperti lampu karbit, lilin, biji jarak dan kemiri. Rincian 1206b: Jika Listrik PLN, Daya Terpasang? Untuk rumah tangga yang menggunakan listrik PLN, tanyakan lebih jauh mengenai besaran daya listrik yang terpasang. Ingat, pertanyaan ini hanya ditanyakan kepada rumah tangga yang sumber penerangan utama menggunakan listrik PLN, dengan kata lain, jika rincian 1206.A berkode 1. Jika rumah tangga menggunakan lebih dari satu daya listrik yang terpasang maka jumlahkan semua daya listrik terpasang yang di kuasai rumah tangga. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Contoh kasus: Jika terdapat rumah tangga yang menggunakan aliran listrik dari PLN namun tidak menggunakan meteran maka daya listrik terpasang diisi kode 6 tanpa meteran. Untuk rumah tangga yang tinggal di rumah kontrakan yang menggunakan satu meteran untuk beberapa rumah, maka daya listrik terpasang dibagi dengan jumlah rumah yang menggunakan listrik secara bersama. Kemudian, pencacah memilih jawaban yang nilainya mendekati daya listrik terpasang bagi setiap rumah tangga tersebut. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

82 Rincian 1207: Bahan Bakar/Energi Utama untuk Memasak Informasi mengenai bahan bakar/energi utama untuk memasak dapat memberikan gambaran terkait status sosial ekonomi rumah tangga. Tanyakan kepada responden mengenai bahan bakar/energi utama untuk memasak makanan dan minuman sehari-hari. Jika responden menggunakan lebih dari satu jenis bahan bakar, maka tanyakan mana yang lebih banyak digunakan. Bila sama banyaknya, maka pilih yang mempunyai kode terkecil. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden kemudian tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Kode 1, Listrik/gas/elpiji. Listrik jika rumah tangga tersebut menggunakan listrik untuk memasak makanan atau minuman, termasuk penggunaan kompor listrik. Gas/elpiji, jika rumah tangga menggunakan gas/elpiji, baik gas/elpiji 3 kg, 12 kg maupun yang lainnya untuk memasak makanan atau minuman. Jika rumah tangga memasak nasi menggunakan penanak nasi listrik (rice cooker) dan memasak sayuran menggunakan kompor gas, maka rumah tangga tersebut tetap dicatat menggunakan gas/elpiji. Kode 2, Minyak tanah, jika rumah tangga menggunakan kompor yang berbahan bakar minyak tanah untuk memasak makanan atau minuman. Kode 3, Arang/briket. Arang yang dimaksud dalam hal ini adalah arang yang terbuat dari bahan dasar kayu, tempurung kelapa atau kuli buah mahoni dan tidak termasuk arang dalam bentuk serbuk (arang yang dihasilkan dari serbuk gergaji, sekam padi dan daun-daunan/arang serasah). Sementara itu, briket mencakup arang briket dan briket batubara. Arang briket adalah arang yang terbuat dari arang jenis lain yang dihaluskan terlebih dahulu kemudian dicetak sesuai kebutuhan dengan campuran tepung kanji. Tujuan pembuatan arang briket adalah untuk menambah jangka waktu bakar dan menghemat biaya. Arang yang sering dijadikan briket arang diantaranya adalah arang sekam, arang serbuk gergaji dan arang serasah. Arang-arang tersebut terlalu kecil untuk digunakan langsung dan akan cepat habis. Sehingga akan lebih awet jika diubah menjadi briket arang. Untuk arang tempurung kelapa dapat dijadikan briket arang, tetapi hanya tempurung yang sudah remuk. Sedangkan tempurung yang masih utuh tidak perlu dijadikan briket arang. Kode 4, Kayu bakar, jika rumah tangga menggunakan kayu bakar dalam bentuk bongkahan untuk memasak masakan dan minuman sehari-harinya. Kode 5,Lainnya, misalnya biogas (bahan bakar berupa gas yang berasal dari kotoran ternak atau alkohol), minyak kelapa sawit, bijih jarak dsb. Selain itu serbuk gergaji yang dipadatkan dan digunakan sebagai bahan bakar/energi untuk memasak dan penerangan rumah tangga tidak dikategorikan sebagai kayu bakar, namun dianggap sebagai lainnya. Termasuk pula jika rumah tangga tidak pernah memasak, contoh anak kos yang tidak punya perlengkapan memasak sehingga selalu membeli makanan dan minuman. 74 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

83 Rincian 1208a: Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Fasilitas tempat buang air besar yang ditanyakan adalah ketersediaan jamban/kakus untuk tempat buang air besar yang dapat digunakan oleh rumah tangga responden. Perhatikan bahwa pencacah perlu menggali informasi apakah jamban/kakus digunakan secara bersama-sama dengan rumah tangga lain. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Kode 1, Sendiri, bila fasilitas tempat buang air besar hanya digunakan oleh rumah tangga responden saja. Kode 2, Bersama, bila fasilitas tempat buang air besar digunakan oleh rumah tangga responden bersama dengan beberapa rumah tangga tertentu. Kode 3, Umum, bila fasilitas tempat buang air besar dapat digunakan oleh setiap rumah tangga, termasuk rumah tangga responden. Kode 4, Tidak ada fasilitas, bila rumah tangga responden tidak mempunyai fasilitas tempat buang air besar, seperti memanfaatkan semak belukar, tanah lapang atau lainnya. Rincian 1208b: Tempat Pembuangan Akhir Tinja Informasi yang ditanyakan adalah mengenai tempat pembuangan akhir tinja di rumah responden. Petugas pencacah harus membacakan satu persatu jawaban yang tersedia, terlebih saat responden mengalami kesulitan dalam menjawab. Hal ini dikarenakan, pada beberapa wilayah, kadang digunakan istilah-istilah yang berbeda. Lingkari jawaban responden dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Kode 1, Tangki/SPAL adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton baik mempunyai bak resapan maupun tidak, termasuk disini daerah permukiman yang mempunyai Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota. Dalam sistem pembuangan limbah cair seperti ini, air limbah rumah tangga tidak ditampung di dalam tangki atau wadah semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu) sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai, danau, laut). Pada beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki. Kode 2, Kolam/sawah, bila limbahnya langsung dibuang ke kolam/sawah. Kode 3, Sungai/danau/laut, bila limbahnya langsung dibuang ke sungai/danau/laut. Kode 4, Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi pembatas/tembok (tidak kedap air). Kode 5, Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun. Kode 6, Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di atas. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

84 Rincian 1209: Sumber Air Minum Pertanyaan ini merupakan salah satu variabel penentu status ekonomi rumah tangga yang dilihat dari kebersihan air minum yang dikonsumsi suatu rumah tangga. Perlu pula diingat bahwa yang ditanyakan di sini adalah sumber air yang digunakan rumah tangga untuk minum. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Kode 1, Air kemasan bermerk adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600 ml, 1 liter, 12 liter, atau 19 liter) dan kemasan gelas; misalnya air kemasan merk Aqua, Moya, 2Tang VIT, dsb. Kode 2, Air isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak memiliki merk. Kode 3, Leding meteran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Kode 4, Leding eceran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan (air PAM) namun disalurkan ke konsumen melalui pedagang air keliling/pikulan. Kode 5, Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek). Kode 6, Sumur terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter ke bawah tanah, serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur. Cara pengambilan airnya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa katrol. Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air rumah tangga tersebut dikategorikan sumur terlindung jika mulut sumur terbuka, tetapi jika mulut sumur tersebut tertutup maka dikategorikan pompa. Kode 7, Sumur tak terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut tidak dilindungi oleh tembok dan lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur. Seperti halnya sumur terlindung, cara pengambilan air pada sumur tak terlindung adalah dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa katrol. Kode 8, Mata air terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya dan terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya. Kode 9, Mata air tak terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya tetapi tidak terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya. 76 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

85 Kode 10, Air sungai. Cukup jelas. Kode 11, Air hujan, bila rumah tangga yang air minumnya berasal dari air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap air hujan. Kode 12, Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas seperti air waduk/ danau. Beberapa kasus yang ditemui pada saat pencacahan, yaitu: 1. Rumah tangga responden mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah, maka sumber airnya adalah mata air. 2. Rumah tangga yang menggunakan dua sumber air minum atau lebih, maka sumber air minum yang dicatat adalah yang terbanyak dimanfaatkan selama sebulan terakhir. Rincian 1210: Kepemilikan/Penguasaan Aset Rumah tangga dikategorikan memiliki aset jika rumah tangga tersebut memiliki/menguasai aset yang masih digunakan/berfungsi tanpa melihat asal usul dan pemilik sebenarnya aset-aset tersebut. Tidak tergantung apakah pemilik sebenarnya dari aset-aset tersebut tinggal di rumah tangga yang sama atau tidak. Rumah tangga juga dianggap memiliki aset walaupun aset tersebut dibeli dengan sistem kredit dan pada saat pencacahan belum lunas. Namun, tidak dianggap memiliki aset jika aset tersebut dimiliki oleh beberapa rumah tangga. Tanyakan jenis aset yang dimiliki rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga dengan membacakan nama-nama barang yang tertulis di kuesioner. Lingkari kode yang sesuai kemudian pindahkan ke dalam kotak. Jika responden mengatakan memiliki aset, misalnya kulkas, namun dalam keadaan rusak, tanyakan berapa lama barang tersebut rusak dan apakah masih bisa diperbaiki. Jika barang tersebut hanya sementara tidak dapat dipakai, maka lingkari angka kode jawaban YA (tetap dianggap memiliki). Bila tidak dapat diperbaiki lagi maka lingkari angka kode jawaban TIDAK (dianggap tidak memiliki). Pastikan bahwa pencacah hanya melingkari salah satu angka untuk masing-masing barang. Jangan ada yang kosong. Rincian 1211: Kepuasan dengan Rumah dan Fasilitas Rumah Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui kepuasan responden terhadap kondisi rumah yang ditempatinya. Kualitas rumah yang layak beserta segala fasilitas di dalamnya, seperti penerangan, air, toilet dan lain-lain akan memberikan kenyamanan terhadap penghuninya untuk beristirahat dan beraktifitas di rumah. Bacakan pertanyaan sesuai dengan redaksi pada kuesioner agar responden tergiring untuk memberikan jawaban seperti yang ingin diukur. Lingkari jawaban responden dan pindahkan pada kotak yang tersedia. Pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden, oleh karena itu pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Pertama, tanyakan apakah responden puas dengan kondisi rumah yang ditempati. Jika responden merasa puas ataupun tidak puas, tanyakan alasannya. Jika alasan yang diberikan menunjukkan pemahaman responden dengan maksud pertanyaan maka mintalah responden untuk memberikan penilaian. Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

86 Kedua, jika responden menyatakan tidak puas maka mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 0 sampai 5. Sebaliknya jika responden merasa puas mintalah responden memberikan penilaian salah satu dari angka 5 sampai 10. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden akan maksud pertanyaan maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, isikan angka yang disebutkan pada kotak yang tersedia. BLOK XIII. AFEKSI DAN KEPUASAN HIDUP Blok ini bertujuan untuk memperoleh tingkat kebahagiaan hidup responden yang didekati dengan dua ukuran, yaitu (1) pencapaian responden akan harapan/keinginan yang dimilikinya dan (2) penilaian responden terhadap kepuasan hidupnya secara umum. Penilaian yang diberikan responden pada dua pertanyaan ini kemungkinan dipengaruhi oleh afeksi responden. Oleh karena itu blok ini juga berisi tiga pertanyaan terkait afeksi. Seluruh pertanyaan dalam blok ini membutuhkan penilaian subyektif responden yang dinyatakan dari Oleh karena itu. pertanyaan ini kemungkinan tidak dapat langsung dipahami oleh responden sehingga pencacah boleh mengajukan pertanyaan tambahan atau probing. Ingatlah empat tahap cara bertanya yang digunakan untuk pertanyaan subyektif. Pertama, bertanyalah sesuai dengan redaksi pertanyaan. Jika responden kesulitan menjawab, tanyakan kecenderungannya dan alasannya. Kedua, jika alasan yang diberikan responden menunjukkan kepahaman akan maksud pertanyaan maka mintalah responden memberikan penilaian dari angka 0 sampai 5 atau 5 sampai 10 sesuai jawaban yang diungkapkan. Ketiga, jika alasan yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman responden, maka pencacah perlu melakukan probing lanjutan. Keempat, jika telah yakin dengan jawaban responden, lingkari angka yang disebutkan dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Rincian 1301a: Rasa Senang, Riang, atau Gembira Emosi positif diukur oleh intensitas responden merasa senang, riang atau gembira. Seseorang yang sering merasa senang, riang atau gembira diduga mempunyai tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibanding orang yang jarang merasa senang, riang atau gembira. Tanyakan kepada responden mengenai intensitas responden merasakan senang, riang atau gembira dalam kehidupan sehari-hari dalam sebulan terakhir. Perhatikan cara bertanya yang telah dijelaskan sebelumnya. Rincian 1301b: Kemudahan Memaafkan Orang Lain Sikap memaafkan orang lain mencerminkan kematangan berpikir dan kedewasaan seseorang yang akan berimbas pada kestabilan emosi. Kemudahan memaafkan orang lain ini merujuk pada kemudahan responden untuk memaafkan orang lain yang telah melakukan kesalahan atau telah melakukan tindakan yang tidak menyenangkan, tanpa mempertimbangkan seseorang yang dinilai melakukan kesalahan atau berbuat tidak menyenangkan tersebut sudah meminta maaf atau tidak. Perhatikan cara bertanya yang telah dijelaskan sebelumnya. 78 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

87 Rincian 1301c: Kesabaran Menghadapi musibah Rasa sabar atau tabah yang dimiliki oleh seseorang akan ditunjukkan oleh sikap seseorang ketika seseorang mengalami musibah, seperti: kematian, kecelakaan yang dialami oleh anggota keluarga atau orang lain yang memiliki hubungan personal/emosional yang sangat dekat dengan responden. Hal ini terkait dengan intensitas mengontrol emosi negatif dalam diri dan mencari solusi tepat atas segala permasalahan. Kesabaran ketika mengalami musibah dalam pertanyaan ini adalah kemampuan seseorang dalam menghadapai/menyikapi permasalahan apapun. Tanyakan kepada responden, seberapa sabar/tabah dalam menghadapi musibah secara umum. Perhatikan cara bertanya yang telah dijelaskan sebelumnya. Rincian 1302: Harapan/Keinginan yang Sudah Tercapai Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar harapan/keinginan responden yang sudah tercapai. Pada dasarnya setiap orang pasti memiliki harapan/keinginan untuk mencapai kondisi kehidupan yang diimpikan. Harapan/keinginan tersebut terkadang berubah sesuai dengan peningkatan kehidupan yang dialami oleh seseorang. Dalam proses bertanya, secara tidak langsung responden diminta untuk membandingkan kondisi kehidupan saat ini, dengan kondisi kehidupan ideal yang diimpikan. Atau membandingkan harapan/keinginan yang diimpikan dengan harapan/keinginan yang sudah tercapai. Perhatikan cara bertanya yang telah dijelaskan sebelumnya. Rincian 1303: Kepuasan Hidup Responden Secara Keseluruhan Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui kepuasan responden terhadap kehidupan secara menyeluruh. Pertanyaan ini adalah pertanyaan subyektif karena mengukur tingkat kepuasan seseorang dengan cara menanyakan secara langsung kepada responden, pertanyaan ini dibutuhkan untuk melengkapi pengukuran obyektif. Jawaban yang diberikan responden secara tidak langsung mencerminkan evaluasi responden tentang kehidupannya secara umum. Pertanyaan terkait kepuasan, sebelumnya telah ditanyakan pada setiap domain kebahagiaan yang akan diukur, seperti kepuasan terhadap kesehatan, pekerjaan dan pendapatan, dan sebagainya. Sehingga diharapkan responden sudah memahami bahwa maksud pertanyaan ini adalah evaluasi kehidupan secara umum. Perhatikan cara bertanya yang telah dijelaskan sebelumnya. BLOK XIV. PARTISIPASI POLITIK WARGA NEGARA Partisipasi politik merupakan salah satu dimensi kesejahteraan yang diusung oleh OECD. Kebebasan masyarakat untuk mengaspirasikan suaranya diduga berdampak terhadap kebahagiaan hidup yang dirasakan. Dalam blok ini partisipasi politik dicerminkan oleh keterlibatan responden dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum legislatif (pileg) yang dilakukan pada tanggal 9 April Rincian 1401a: Terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)/Mendapat Undangan untuk Memilih Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah susunan nama penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih berdasarkan Undang- Undang dan berhak menggunakan haknya untuk memberikan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

88 Kabupaten/Kota. Syarat pemilih yang dimaksud adalah WNI yang pada tanggal 9 April 2014 telah berumur sekurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin dan bukan anggota TNI/POLRI. Pemilih yang terdaftar dalam DPT akan mendapatkan surat undangan pemilih dan dapat menggunakan hak suaranya pada tanggal 9 April Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Jika responden tidak menerima undangan namun mengetahui bahwa namanya tercantum dalam DPT maka isikan kode 1 Ya. Jika responden tidak tahu maka isikan kode 9. Rincian 1401b: Penggunaan Hak Pilih Penggunaan hak pilih dilakukan dengan mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pelaksanaan pemungutan suara dan menggunakan hak pilih untuk menentukan pilihannya. Menurut panduan yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), WNI yang dapat menggunakan hak suaranya dalam pemilu tidak hanya yang terdaftar dalam DPT, namun termasuk pula penduduk WNI yang telah memenuhi syarat sebagai Pemilih berdasarkan Undang-Undang tetapi tidak memiliki identitas kependudukan dan/atau memiliki identitas kependudukan tetapi tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Oleh karena itu, jika responden tidak terdaftar dalam DPT, tetap ditanyakan mengenai penggunaan hak pilihnya. Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai dengan informasi responden dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 1401c: Caleg yang Dipilih Tujuan pertanyaan ini ingin melihat kecenderungan masyarakat dalam memilih calon legislatif berdasarkan jenis kelamin. Jika responden memilih caleg laki-laki, maka isikan kode 1 pada R1401c1. Sementara itu, jika responden memilih caleg perempuan, maka isikan kode 1 pada R1401c2. Jika responden hanya memilih partai maka dikategorikan tidak memilih caleg. BLOK XV. KEBAHAGIAAN HIDUP Blok ini bertujuan untuk memperoleh penilaian responden terkait dengan kebahagiaan terhadap kehidupan secara keseluruhan yang dijalani responden. Penilaian seseorang tentang kebahagiaan sangat dipengaruhi oleh mood atau emosi pada saat pencacahan. Oleh karena itu pencacah diminta mengajukan pertanyaan dengan tenang dan tidak terburu-buru. Bacakan pertanyaan sesuai redaksi pada kuesioner. Hal ini bertujuan untuk memberikan panduan agar responden dapat memahami maksud pertanyaan secara lebih baik. Selanjutnya, berikan waktu pada responden untuk berpikir dan menilai seberapa bahagia kehidupan yang dijalaninya. 80 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

89 LAMPIRAN Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

90 82 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

91 Lampiran 1 Alokasi Sampel Kabupaten/Kota, Blok Sensus dan Rumah Tangga SPTK 2014 Provinsi Kab/Kota Sampel Blok Sensus Sampel Rumah Urban Rural Total Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) 11 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

92 Lampiran 2 Provinsi Alokasi Petugas, Innas dan Kelas Pelatihan SPTK 2014 Petugas Pencacah Pengawas Panitia Jumlah Peserta Jumlah Kelas Innas (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 11 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

93 Lampiran 3 Alokasi Dokumen menurut Provinsi Provinsi Kuesioner Pelatihan Pencacahan Cadangan Total Pedoman dan Alat Bantu (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

94 Lampiran 4 86 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

95 Lampiran 5 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)

96 Lampiran 6 88 Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2014

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TI NGKAT KEBAHAGI AAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATI STI K PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014 ABSTRAKSI Salah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum (public well-being). Konsekuensinya,

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2014;

Indonesia - Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2014; Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2014; Laporan ditulis pada: March 23, 2018 Kunjungi data katalog kami di: http://mikrodata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGANN HIDUP 2013 Buku I. Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepalaa BPS Kabup paten/kota BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014 ABSTRAKSI Di tengah kompleksitas persoalan dunia saat ini, masyarakat semakin menaruh perhatian pada bagaimana

Lebih terperinci

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015 ABSTRAKSI Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012 ABSTRAKSI Data yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan diantaranya adalah data

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 ABSTRAKSI Proses pembangunan seringkali dilakukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, tanpa mempertimbangkan aspek

Lebih terperinci

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013 ABSTRAKSI Pemerintah Indonesia meluncurkan Program

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2013 ABSTRAKSI Kemajuan pembangunan yang telah diraih bangsa Indonesia masih menyisakan berbagai permasalahan sosial, salah satunya kriminalitas.

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2017

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2017 ABSTRAKSI Keterbatasan indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat telah meningkatkan perhatian dunia terhadap

Lebih terperinci

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 ABSTRAKSI SPPLH 2013 adalah survei bertema lingkungan hidup dengan pendekatan rumah tangga. SPPLH merupakan wujud kepedulian BPS atas

Lebih terperinci

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 ABSTRAKSI Migrasi Internasional dan remitan memegang peran yang penting bagi kondisi sosial ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data Bank

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Laporan ditulis pada: November 29, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: December 14, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK 1 2 KATA PENGANTAR Survei Nilai-nilai Kebangsaan 2015 (SNK 2015) merupakan kegiatan pengumpulan data terkait implementasi nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul (Modul

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2016 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: January 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2015 ABSTRAKSI Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah

Lebih terperinci

Survei Biaya Hidup, 2012

Survei Biaya Hidup, 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Biaya Hidup, 2012 ABSTRAKSI Data pengeluaran rumah tangga bukan makanan, minuman, rokok dan tembakau maupun makanan, minuman, rokok dan tembakau yang dipantau di setiap rumah

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL Buku I SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS MARET 2015 ] PEDOMAN KEPALA BPS PROVINSI, KEPALA BIDANG STATISTIK SOSIAL, DAN KEPALA BPS KABUPATEN/KOTA -----------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2017 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain:

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2015 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk

Lebih terperinci

SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. Buku I

SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. Buku I Buku I SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman Bab 1. Pendahuluan...

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3, Modul Ketahanan Sosial

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3, Modul Ketahanan Sosial Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3, Modul Ketahanan Sosial Laporan ditulis pada: January 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS

SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS SENSUS PERTANIAN 2013 EVALUASI PASCA SENSUS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-PES.KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Evaluasi Pasca Sensus ST2013

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (Modul) Laporan ditulis pada: December 8, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA

Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA Draft 18 September 2017 PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA PODES 2018 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS

PEDOMAN 2. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) agustus 2012 PEDOMAN PENGAWAS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

STATISTIK KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 2014 ISSN : 2355-2964 Katalog BPS : 2301104.51 Nomor Publikasi : 51521.1502 Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xi + 75 halaman Naskah : BPS Provinsi

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan. Sakernas Tahunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN i ii I. PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 2 1.2. Tujuan 2 1.3. Ruang Lingkup 2 1.4. Jenis Data yang Dikumpulkan 2 1.5. Jenis Dokumen dan Daftar yang Digunakan 3 1.6.

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran, 2015 ABSTRAKSI Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain:

Lebih terperinci

Uji Coba SUPAS 2015, 2014

Uji Coba SUPAS 2015, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Uji Coba SUPAS 2015, 2014 ABSTRAKSI Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survey kependudukan yang dilaksanakan setiap lima tahun setelah pelaksanaan sensus penduduk. SUPAS2015

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2008

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2008 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2008 ABSTRAKSI Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor merupakan salah satu kegiatan Badan Pusat Statistik. Sejak tahun 1963 BPS

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Data yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan diantaranya adalah data pendidikan, kesehatan, perumahan, konsumsi/pengeluaran rumah tangga, dan sosial ekonomi lainnya. Data-data

Lebih terperinci

BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA

BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA BUKU 2 PODES 2014 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan acuan

Lebih terperinci

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012 ABSTRAKSI Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 (SDKI12) merupakan SDKI yang ketujuh mengenai kondisi demografi dan kesehatan

Lebih terperinci

Survei Monitoring Dampak Krisis Bidang Ketenagakerjaan (SMDK-BK), 2014

Survei Monitoring Dampak Krisis Bidang Ketenagakerjaan (SMDK-BK), 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Monitoring Dampak Krisis Bidang Ketenagakerjaan (SMDKBK), 2014 ABSTRAKSI Untuk memantau atau memonitor dampak krisis global yang terjadi di indonesia khususnya di bidang ketenagakerjaan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 September (Modul) Laporan ditulis pada: November 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel) Laporan ditulis pada: December 18, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013

SENSUS PERTANIAN 2013 Katalog BPS: 1402004 SENSUS PERTANIAN 2013 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN PEDOMAN KOORDINATOR TIM (ST2013-KORTIM) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013

Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Studi Penyusunan Indeks Keamanan Tingkat Provinsi, 2013 ABSTRAKSI Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang harus terpenuhi. Suatu kemustahilan apabila membicarakan

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2014

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2014 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan. Sakernas tahunan

Lebih terperinci

PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN KEPALA KANTOR Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021)

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Maret, 2008 ABSTRAKSI Susenas Panel 2008 merupakan tahun pertama dari paket Susenas Panel 2008-2010. Rumah tangga sampelnya merupakan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT KABUPATEN KARIMUN

PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT KABUPATEN KARIMUN PEMBANGUNAN DAN TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT KABUPATEN KARIMUN HASIL SURVEI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN TAHUN 2014 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN KARIMUN DENGAN BPS KABUPATEN KARIMUN PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013

Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Inventarisasi dan Pendataan Calon Penghuni Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Direktif Presiden di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2013 ABSTRAKSI Setelah Timor Timur berpisah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004 KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/5/M.PAN//00 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Lebih terperinci

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 i ii iii Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 No. Publikasi: 03210.1401 Katalog BPS: 1404007 Ukuran Buku: 18,3 x 25,6 cm Jumlah Halaman: x + 73 Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik,

Lebih terperinci

Penjelasan umum Riset Kesehatan Dasar 2013

Penjelasan umum Riset Kesehatan Dasar 2013 Penjelasan umum Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Riskesdas 2013: Pengertian Riset berbasis masyarakat untuk menyediakan informasi indikator

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014

Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 15/02/35/Th. XIII, 5 Februari 2015 Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA TIMUR TAHUN 2014 SEBESAR 68,70 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Jawa Timur

Lebih terperinci

Post Enumeration Survei Sensus Penduduk (PES SP) 2010, 2010

Post Enumeration Survei Sensus Penduduk (PES SP) 2010, 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Post Enumeration Survei Sensus Penduduk (PES SP) 2010, 2010 ABSTRAKSI Latar belakang: Pengumpulan data yang dilakukan melalui sensus maupun survei tidak terlepas dari kesalahan yang

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Umum

BAB PENDAHULUAN Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul

Lebih terperinci

Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013

Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013 ABSTRAKSI Penyelenggaraan Sensus Pertanian dilakukan oleh BPS sejak tahun 1963, artinya Sensus Pertanian 2013 (ST2013) adalah yang

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014

Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014 Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN PAPUA TAHUN 2014 SEBESAR 60,97 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Papua tahun 2014 sebesar 60,97 pada skala 0-100. Indeks kebahagiaan merupakan rata-rata

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015

PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015 PEDOMAN PENGGUNAAN PROGRAM PEMUTAKHIRAN DAN PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS 2015 Pemutakhiran dan penarikan sampel pada kegiatan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 akan

Lebih terperinci

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015 ABSTRAKSI Akurasi data luas panen padi, jagung, kedelai yang selama ini dipublikasikan BPS yang dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Survei Tendensi Konsumen, 2016

Survei Tendensi Konsumen, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Tendensi Konsumen, 2016 ABSTRAKSI Informasi dini mengenai kondisi perekonomian suatu negara/wilayah sangat diperlukan oleh pemerintah dan dunia usaha. Pemerintah memerlukan

Lebih terperinci

Survei Peternakan Nasional (SPN), 2008

Survei Peternakan Nasional (SPN), 2008 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Peternakan Nasional (SPN), 2008 ABSTRAKSI SPN 08 merupakan survei lanjutan dari SPN 07 yang dilakukan oleh BPS atas kerjasama dengan Departemen Pertanian sebagai penyandang

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Kehutanan 2014 Laporan ditulis pada: July 11, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Gambaran

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL BUKU III SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS JULI 2009 ] PEDOMAN PENCACAHAN KOR (Untuk Pencacah dan Kortim) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA BUKU PEDOMAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SURVEI BIAYA HIDUP 202 BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii BAB I. PENDAHULUAN.

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014 Nomor : 013/02/63/Th. XIX, 05 Februari 2015 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 SEBESAR 70,11 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Kalimantan

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Jawa Tengah 2014

Indeks Kebahagiaan Jawa Tengah 2014 No. 15/02/33/Th. IX, 5 Februari 2015 Indeks Kebahagiaan Jawa Tengah 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 SEBESAR 67,81 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Jawa Tengah tahun 2014 sebesar 67,81

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari

Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Angkatan Kerja Nasional 2017 Februari Laporan ditulis pada: February 20, 2018 Kunjungi data katalog kami di: https://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Bengkulu Tahun 2014

Indeks Kebahagiaan Bengkulu Tahun 2014 No. 13/02/XVII/I, 05 Februari 2015 Indeks Kebahagiaan Bengkulu Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN BENGKULU TAHUN 2014 SEBESAR 67,43 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Bengkulu tahun 2014 sebesar 67,43 pada

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2007

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2007 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2007 ABSTRAKSI 1986: mulai dilakukan secara periode 1986-1993: dilakukan secara triwulanan 1994-2001: dilakukan secara tahunan (tiap Agustus)

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3 (Modul)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3 (Modul) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2014 Triwulan 3 (Modul) Laporan ditulis pada: June 18, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENGAWAS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU No. 03/02/81/Th. I, 5 Februari 2015 Indeks Kebahagiaan Maluku Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN MALUKU TAHUN 2014 SEBESAR 72,12 PADA SKALA 0 100

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2010

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2010 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan antar periode pencacahan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Badan Pusat Statistik. Dr. Suryamin, M.Sc. KATA PENGANTAR Kegiatan Pendaftaran Usaha/ Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 (Listing SE2016) merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan Sensus Ekonomi Tahun 2016. Kegiatan Listing SE2016 dimaksudkan

Lebih terperinci

Survei Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), 1998

Survei Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), 1998 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), 1998 ABSTRAKSI Kebutuhan data sosial khususnya mengenai kesejahteraan rakyat (Kesra), perlu dipenuhi untuk mengetahui sejauh

Lebih terperinci

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2009

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2009 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2009 ABSTRAKSI Program RESPEK (Rencana Strategis

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 1998

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 1998 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 1998 ABSTRAKSI Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963 dengan cakupan keterangan yang dikumpulkan meliputi ciri demografi penduduk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Sakernas Agustus 2017 i Pedoman Pengawas KATA PENGANTAR Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan salah satu sumber data ketenagakerjaan yang penting di Indonesia. Data hasil Sakernas telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum. 1.2 Tujuan

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum. 1.2 Tujuan PENDAHULUAN 1.1 Umum BAB I Data yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan diantaranya adalah data pendidikan, kesehatan, perumahan, konsumsi/pengeluaran rumah tangga, dan sosial ekonomi lainnya. Data-data

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG 1. 2.1. Profil Singkat Badan Pusat Statistik Kota Magelang BPSadalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

DATA BUKU 1. Petunjuk Teknis dan Administrasi BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota SUPAS Badan Pusat Statistik Jakarta - Indonesia

DATA BUKU 1. Petunjuk Teknis dan Administrasi BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota SUPAS Badan Pusat Statistik Jakarta - Indonesia Katalog BPS : 1303068 MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta10710 Tel. : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4Fax. : (021) 3857046 Homepage : http://www.bps.go.id E-mail : bpshq@bps.go.id

Lebih terperinci

Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014

Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 14/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 Indeks Kebahagiaan Kalimantan Barat Tahun 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 SEBESAR 67,97 PADA SKALA 0 100 Indeks

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 K 3 Keuangan Pemerintah Desa REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DESA / NAGARI 2017 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Desa / Nagari Tahun

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 186/KA/IX/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

Survei Peternakan Nasional (SPN), 2006

Survei Peternakan Nasional (SPN), 2006 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Peternakan Nasional (SPN), 2006 ABSTRAKSI SPN 06 merupakan survei yang dilakukan oleh BPS atas kerjasama dengan Departemen Pertanian sebagai penyandang dana dan pengguna data

Lebih terperinci