SILABUS INTENSIVE COURSE IN PEACE RESEARCH (ICPR) Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta
|
|
- Budi Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SILABUS INTENSIVE COURSE IN PEACE RESEARCH (ICPR) Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta Pengantar Pusat Studi Agama & Demokrasi (PUSAD) Paramadina adalah lembaga otonom di bawah Yayasan Paramadina, Jakarta, yang melakukan riset dan advokasi dalam bidang sosial, politik, dan keagamaan. PUSAD Paramadina memiliki visi memperkuat interaksi damai antara agama dan demokrasi di Indonesia. Visi ini antara lain hendak dicapai melalui salah satu missi PUSAD, yaitu menjadikan PUSAD Paramadina sebagai laboratorium peneliti muda meningkatkan kapasitas dalam melakukan riset sosial yang inovatif dan berorientasi pemecahan masalah. Sejauh ini, pencapaian missi di atas masih sangat terbatas. Kerja-kerja riset dan advokasi, termasuk melalui penerbitan ilmiah, baru terbatas dilakukan oleh segelintir peneliti pada level pimpinan. Karena itu, mulai 2015, PUSAD akan menyelenggarakan Intensive Course in Peace Research (ICPR). Akan berlangsung selama 5 (lima) bulan dan dibagi ke dalam tiga tahap, kegiatan kursus akan meliputi ceramah dan diskusi di kelas, riset individual, penulisan paper individual, dan penerbitan. ICPR diselenggarakan agar peserta didik: (1) Menguasai konsep, teori dan pendekatan akademis utama terkait konflik, kekerasan dan perdamaian; (2) Peka terhadap realitas konflik, kekerasan, dan perdamaian di sekitarnya dan dapat merisetnya secara akademis; dan (3) Menuliskan hasil riset dalam laporan yang dapat diterbitkan dalam penerbitan ilmiah. Silabus Kursus Tahap I Pada tahap pertama, kursus akan diselenggarakan dua hari dengan masing-masing empat sesi. Jadi, jumlah keseluruhan sesi selama dua hari adalah delapan. Pada modul I hari I kursus, peserta akan diajak untuk memahami arti konflik menurut para sarjana perdamaian yang sudah menekuni bidang kajian ini bertahun-tahun dengan, tentu saja, juga dikonfirmasi dengan pengalaman penting peserta di lapangan. Materi selanjutnya, secara berturut-turut ialah mengidentifikasi apa saja isu yang menyebabkan konflik pecah pertama kali, yang memperpanjang durasi konflik, dan yang membuat konflik berakhir. Pada modul I hari II, peserta akan diajak untuk memahami arti kekerasan dan membedakan kategori kekerasan yang satu dengan yang lainnya beserta hubungannya dari buah pikiran para ilmuwan perdamaian dan pengalaman empirik para peserta. 1 P a g e
2 Kategori-kategori yang termasuk ke dalam kekerasan meliputi kekerasan fisik/langsung, struktural, dan kultural. Secara umum, kursus tahap I difokuskan pada analisis konflik dan kekerasan. Setelah mengikuti kursus tahap I, para peserta akan melakukan proyek modul pertama berupa observasi atau riset mengenai konflik dan kekerasan sesuai minat masingmasing selama sebulan dengan menggunakan atau memanfaatkan konsep, teori, atau perspektif yang dipelajari dalam modul pertama. Untuk keperluan ini, peserta akan melakukan penelitian lapangan dengan menggunakan panduan conflict assessment yang sebelumnya sudah disiapkan fasilitator. Untuk memperjelas apa saja yang akan terjadi pada kegiatan kursus intensif tahap I, di bawah ini disertakan jadual kegiatan sementara: Hari I Pembukaan Sesi I: Apa itu konflik? Rehat minum Sesi II: Bagaimana konflik berawal? Rehat makan Sesi III: Bagaimana konflik bertahan? Rehat minum Sesi IV: Bagaimana konflik berakhir? Hari II Sesi I: kekerasan Sesi II: kekerasan Sesi III: kekerasan Sesi IV: Target kinerja individu Silabus Kursus Intensif Tahap II Pada tahap kedua, kursus lanjutan akan diadakan tiga hari dengan masing-masing empat sesi. Jadi, jumlah keseluruhan sesi selama tiga hari adalah duabelas. Pada modul II hari I kursus, para peserta akan menyampaikan dan mendiskusikan hasil riset individual pasca kursus intensif tahap I. Forum diskusi tersebut dirancang menjadi forum yang konstruktif yang di dalamnya fasilitator dan para peserta akan dapat saling memberikan masukan. Pada modul II hari II dan III, para peserta akan mempelajari beberapa konsep, teori, atau perspektif mengenai perdamaian negatif dan positif. Apa definisi perdamaian negatif dan positif dan apa saja pendekatan yang bisa diupayakan dalam rangka mencapai perdamaian negatif dan positif merupakan topik bahasan kunci di hari 2 P a g e
3 kedua dan ketiga. Secara umum, kursus tahap II menitikberatkan pada analisis bagaimana konflik ditangani secara damai melalui strategi resolusi konflik. Lalu, selama sebulan berikutnya, para peserta akan melakukan proyek modul kedua berupa observasi dan riset mengenai perdamaian sesuai minat masing-masing dengan memanfaatkan dan menerapkan konsep, teori, atau perspektif yang dipelajari dalam modul kedua. Untuk kepentingan ini, peserta akan melakukan penelitian lapangan dengan menggunakan panduan observasi yang sudah dibuat fasilitator. Untuk memperjelas apa saja yang akan terjadi pada kegiatan kursus intensif tahap II, di bawah ini disertakan jadual kegiatan sementara: Hari I Sesi I: Laporan dan diskusi hasil riset peserta kursus tahap I Sesi II: Laporan dan diskusi hasil riset peserta kursus tahap I Sesi III: Laporan dan diskusi hasil riset peserta kursus tahap I Sesi IV: Kesimpulan Hari II Sesi I: Apa itu perdamaian negatif? Sesi II: Manajemen konflik Sesi III: Peran-peran pihak ketiga Sesi IV: Pendekatan-pendekatan alternatif Hari III Sesi I: Apa itu perdamaian positif? Sesi II: Rekonsiliasi Sesi III: Aksi nirkekerasan Sesi IV: Target kinerja individu Silabus Kursus Intensif Tahap III Pada tahap terakhir, kursus lanjutan akan diadakan satu hari dengan total empat sesi. Pada modul III ini, para peserta akan menyampaikan dan membicarakan hasil riset perseorangan pasca kursus intensif tahap II. Sama seperti tahap II, forum diskusi tersebut dirancang menjadi forum yang terbuka bagi siapa saja, fasilitator dan para peserta, untuk memberikan komentar atau masukan. Selain itu, para peserta juga akan diminta untuk mengevaluasi kegiatan kursus intensif secara keseluruhan. 3 P a g e
4 Untuk memperjelas apa saja yang akan terjadi pada kegiatan kursus intensif tahap III, di bawah ini disertakan jadual kegiatan sementara: Sesi I: Laporan dan diskusi hasil riset peserta kursus tahap II Sesi II: Laporan dan diskusi hasil riset peserta kursus tahap II Sesi III: Laporan dan diskusi hasil riset peserta kursus tahap II Sesi IV: Kesimpulan, penutup, dan rencana publikasi Penutup: Tentang Peserta, Fasilitator, dan lainnya. Kursus intensif ini bersifat padat karya dengan proses diskusi bersama yang cukup intensif. Karenanya, dibutuhkan komitmen penuh para peserta. Peserta ICPR akan dibatasi hanya 15 orang. Selain akan diikuti peneliti muda PUSAD, terbuka kesempatan bagi pihak lain yang tertarik untuk menjadi partisipan, dengan menunjukkan kesediaan untuk berkomitmen penuh mengikuri seluruh proses kursus. Seluruh biaya kursus, dari akomodasi, riset lapangan, hingga bacaan pegangan, akan ditanggung PUSAD Paramadina, berkat dukungan Knowledge Sector Initiative (KSI). Rancangan dan implementasi seluruh kegiatan kursus di bawah pendampingan Samsu Rizal Panggabean dan Titik Firawati (MPRK-UGM/PUSAD Paramadina). Zainal Abidin Bagir (CRCS-UGM) dan Syafiq Hasyim (ICIP/PUSAD Paramadina) akan ikut mendukung kursus sebagai peer reviewer hasil riset para peserta. Secara teknis, kursus akan dikelola oleh Pradewi TC dan Husni Mubarok, dengan penanggungjawab Ihsan Ali-Fauzi (seluruhnya PUSAD Paramadina). Referensi Barash, D. P. (1999). Approaches to Peace: A Reader in Peace Studies. New York: Oxford University Press. Fisher, Simon. Working with Conflict. Skills & Strategies for Action. London: Zed Books, Galtung, J. (1990). Cultural Violence Journal of Peace Research, 27 (3), (1969). Violence, Peace and Peace Research Journal of Peace Research, 6 (3), Satha-Anand, Chaiwat. (2002). Agama dan Budaya Perdamaian. Yogyakarta: Forum Kajian Budaya dan Agama. Stephan, Maria J. dan Erica Chenoweth. (2008). Why Civil Resistance Works?: The Strategic Logic of Nonviolent Conflict International Security, 33 (1), Varshney, Ashutosh. (2009). Konflik Etnis dan Peran Masyarakat Sipil. Jakarta: Departemen Agama. Wehr, Paul dan Otomar J. Bartos. Using Conflict Theory. New York: Cambridge University Press, P a g e
5 Nimer, Mohammed Abu. (2010). Nirkekerasan dan Bina-damai dalam Islam: Teori dan Praktik. Jakarta: Pustaka Alvabet. 5 P a g e
STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*
STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciAcuan Kegiatan Mengenal Problem Struktural dan Metode Partisipatoris Masyarakat Sipil Melalui Program Live- In
Acuan Kegiatan Mengenal Problem Struktural dan Metode Partisipatoris Masyarakat Sipil Melalui Program Live- In Latar Belakang Desain ini disusun untuk memfasilitasi kebutuhan Youth Program 2012 terhadap
Lebih terperinciModul Analisis Konflik
LAMPIRAN Modul Analisis Konflik Pengantar Workshop ini bertujuan memberikan latihan penggunaan alat-alat bantu yang diperlukan untuk memetakan konflik. Alat-alat itu bersifat praktis karena dapat digunakan
Lebih terperinciKerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia
Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan
Lebih terperinciMATA KULIAH S-2 SOSIOLOGI UGM. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Teori Kritik Sosial dan Postmodernisme. Seminar Proposal Penelitian
1. Teori sosiologi 1 (klasik modern) 2. Teori sosiologi 2 ( Kritik, Postmo Strukturalis) Teori Sosiologi Klasik Modern Teori Kritik Sosial Postmodernisme Langsung merujuk pada materi mata kuliah ini yakni
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPETENSI REFLEKSI PENDIDIK ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENULIS
Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No. 2., 2016. Hal. 25-35 PENGEMBANGAN KOMPETENSI REFLEKSI PENDIDIK ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENULIS JIPP Subhan El Hafiz
Lebih terperinciBagaimana agar intoleransi tak berlanjut sesudah pilkada DKI Jakarta?
Bagaimana agar intoleransi tak berlanjut sesudah pilkada DKI Jakarta? 19 November 2017 Hak atas fotoed WRAY/GETTY IMAGES)Image captionsejumlah demonstrasi dilakukan menentang salah satu pasangan calon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Tuhana Andrianto, Mengapa Papua Bergolak, (Yogyakarta: Gama Global Media, 2001), Hlm
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai beberapa konflik yang mewujud ke dalam bentuk separatisme. Salah satunya adalah gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di tanah Papua. Tulisan
Lebih terperinciMisi ini kemudian agar terarah, diimplemantasikan dalam tujuan strategik Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada:
PROGRAM STUDI AKUNTANSI Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada memiliki jatidiri yang menjadi dua pilar utama eksistensinya. Pertama, program ini berorientasi pada pendidikan dan penelitian ilmu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat LabSosio PUSKA Sosiologi FISIP-UI LabSosio adalah salah satu pusat kajian sosiologi di Universitas Indonesia yang memfokuskan pada analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Fredrike Bannink, Handbook Solution-Focused Conflict Management, (Gottingen: Hogrefe Publishing, 2010) 2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Konflik dapat dipahami dalam dua dimensi, yaitu bahaya dan peluang 1. Bila dalam krisis, seseorang atau kelompok orang memiliki pikiran negatif yang kuat, ia atau mereka
Lebih terperinciKesimpulan Diskusi Oleh: [Kelompok 3] Aspek-Aspek Sosial Konflik dan Kerentanan
Kesimpulan Diskusi Oleh: [Kelompok 3] Aspek-Aspek Sosial Konflik dan Kerentanan Latar Belakang Masalah Implementasi kebijakan tidak pro rakyat Kerentanan terhadap pluralisme budaya dan sentimen agama Penguasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta dan Kazan merupakan dua kota multikultur yang menarik untuk dibahas dalam hal toleransi dan kerukunan antar umat beragama karena masyarakat pada kedua kota
Lebih terperinciBab 8 Kesimpulan. Disertasi ini bertolak dari beberapa pertanyaan spesifik berikut: Mengapa
Bab 8 Kesimpulan Disertasi ini bertolak dari beberapa pertanyaan spesifik berikut: Mengapa kekerasan anti-tionghoa terjadi di Surakarta tetapi tidak di Yogyakarta? Mengapa kerusuhan Islam-Kristen terjadi
Lebih terperinciSMART PHARMACY ADVANCING PHARMACY PRACTICE AND EDUCATION IN INDONESIA KUTA - BALI, APRIL 2018 TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP
SMART PHARMACY ADVANCING PHARMACY PRACTICE AND EDUCATION IN INDONESIA KUTA - BALI, 11-13 APRIL 2018 TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP MEMPERTAJAM MASA DEPAN KITA: Model SMART untuk
Lebih terperinciWorking Paper MENGANDALKAN BUKTI. Pembelajaran dari Kementerian Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan (DEFRA) Inggris
Working Paper MENGANDALKAN BUKTI Pembelajaran dari Kementerian Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan (DEFRA) Inggris FOKUS UTAMA D EFRA telah menerapkan sebuah pendekatan sistematis guna meningkatkan
Lebih terperinciPROPOSAL PENGAJUAN BEASISWA UNGGULAN PASCASARJANA DALAM NEGERI BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI
PROPOSAL PENGAJUAN BEASISWA UNGGULAN PASCASARJANA DALAM NEGERI BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA A. Pendahuluan Indonesia adalah negara
Lebih terperinciPendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan)
Pendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan) Latar Belakang/Konteks (1/2) Kurangnya pengakuan PRT sebagai pekerja pengecualian dari undang undang ketenagakerjaan kondisi kerja tidak
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hingga saat ini, relasi antara Pemerintah Daerah, perusahaan dan masyarakat (state, capital, society) masih belum menunjukkan pemahaman yang sama tentang bagaimana program CSR
Lebih terperinciTERMS OF REFERENCE DREAM MAKER
TERMS OF REFERENCE DREAM MAKER A. TENTANG THE LEADER The Leader adalah sebuah perkumpulan pemuda yang ada di Banda Aceh dan terbentuk tanggal 27 Desember 2012. The Leader beranggotakan sepuluh pemuda dari
Lebih terperinciNEGARA DAN SISTIM PEMERINTAHAN
Modul ke: 02Fakultas FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN Program Studi NEGARA DAN SISTIM PEMERINTAHAN HARTRI PUTRANTO,SE.MM HP : 08161193748 EMAIL : hr33p@yahoo.com PRODI MANAJEMEN Modul ke: 02Fakultas FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tesis ini akan membahas tentang peran Komunitas Internasional dalam menghadirkan dan mendukung Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Bosnia Herzegovina pada proses
Lebih terperinciTemu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Sosial Indonesia. Tema:
Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Sosial Indonesia Tema: Kontribusi Psikologi Sosial dalam Pengembangan Individu, Komunitas dan Masyarakat dalam Rangka Memperkuat Jati Diri Kebangsaan Latar Belakang
Lebih terperinciPerkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara
Modul ke: 01Fakultas FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN Program Studi Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga
Lebih terperinciKode Dokumen. Versi. Kemahasiswaan. Institut Teknologi. 8 April
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi Doktor Teknik Sipil Fakultas: Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen
Lebih terperinciPANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017
PANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS TAHUN 2017 PROGRAM BANTUAN DANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STAIN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2017 A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini proses pembelajaran lebih sering diartikan sebagai pengajar menjelaskan materi kuliah dan mahasiswa mendengarkan secara pasif. Namun telah banyak
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA
Lebih terperinciPB 10. Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa
PB 10 Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa 1 SPB 10.1. Kecakapan Komunikasi Sosial Tenaga Ahli Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan mampu: 1. Memahami kecakapan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat
Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d 13.30 Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat Pimpinan pertemuan: Pak Sujana Royat, Deputi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
Lebih terperinciFIF 2315: FILSAFAT POLITIK SEMESTER GENAP 2014/2015 (18 Februari-18 Mei 2015) Kelas A: Senin. R.: B101, Waktu:
FIF 2315: FILSAFAT POLITIK SEMESTER GENAP 2014/2015 (18 Februari-18 Mei 2015) Kelas A: Senin. R.: B101, Waktu: 07.30-09.10 Agus Wahyudi Kantor : R. 508, FISIPOL UGM Telepun : 901198 Email : awahyudi@ugm.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN MATA KULIAH TUGAS AKHIR PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA PKK FPTK UPI (2008 2009) Dosen Penanggung jawab : Ade Juwasedah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran dan Fungsi Public Relations Public relations dapat berfungsi sebagai fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi
Lebih terperinciPPM Manajemen COMPANY PROFILE
PPM Manajemen COMPANY PROFILE PPM MANAJEMEN, PARTNER IN INTEGRATED MANAGEMENT SOLUTIONS VISI Menjadi Institusi Manajemen Yang Unggul dan Terpandang MISI Memprakarsai dan mendorong Inovasi pembangunan Sumber
Lebih terperinciREVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF
19 REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Menggali fakta-fakta selama hearing. Mengidentifikasi faktor yang menunjang keberhasilan dan faktor yang masih perlu ditingkatkan dalam melakukan hearing.
Lebih terperinciBONUS DEMOGRAFI SEBAGAI ANCAMAN KONFLIK. Disusun sebagai Karya Esai Kritis Limas Oleh: Elsa Safira Hestriana Ilmu Hubungan Internasional 2013
BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI ANCAMAN KONFLIK Disusun sebagai Karya Esai Kritis Limas 2015 Oleh: Elsa Safira Hestriana Ilmu Hubungan Internasional 2013 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PUITIK UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciMemperkuat Organisasi Pekerja Rumah Tangga: Studi Kasus Serikat Pekerja Rumah Tangga Sapu Lidi
Memperkuat Organisasi Pekerja Rumah Tangga: Studi Kasus Serikat Pekerja Rumah Tangga Sapu Lidi Background/Kontel (1/2) Kurangnya perlindungan hukum PRT di Indonesia kondisi kerja tidak layak bagi pekerja
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN
Lebih terperinciBAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTARKELOMPOK MASYARAKAT
BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTARKELOMPOK MASYARAKAT A. KONDISI UMUM Konflik berdimensi kekerasan di beberapa daerah yang antara lain dilatarbelakangi oleh adanya faktor kompleksitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
5 2013, No.1189 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciBAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS
BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian
Lebih terperinciPERSATUAN AKTUARIS INDONESIA (THE SOCIETY OF ACTUARIES OF INDONESIA) Lokakarya Sehari. Memahami Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) : Kajian Umum
PERSATUAN AKTUARIS INDONESIA (THE SOCIETY OF ACTUARIES OF INDONESIA) Lokakarya Sehari Memahami Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) : Kajian Umum KERANGKA ACUAN KEGIATAN MEMAHAMI SISTEM JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciMENGENAL KPMM SUMATERA BARAT
MENGENAL KPMM SUMATERA BARAT Oleh Lusi Herlina Sumber: BUKU KRITIK & OTOKRITIK LSM: Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia(Hamid Abidin & Mimin Rukmini) Halaman: 194-201
Lebih terperincibatasan penelitian, dan sistematika penelitian. wajib turut serta dalam mencapai cita-cita konsitusi Negara Kesatuan Republik
1 B A B I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah yang menjadi fokus penelitian dan kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah akan
Lebih terperinciManajemen Strategik dalam Pendidikan
Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs
PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SMP/MTs Oktober 2016 Panduan penggunaan video pembelajaran untuk pendampingan fasilitator SD/MI ini dikembangkan dengan dukungan penuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya, agama, serta aliran kepercayaan menempatkan Indonesia sebagai negara besar di dunia dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan, khususnya melalui pemanfaatan berita
103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Bersadarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan, khususnya melalui pemanfaatan berita politik pada
Lebih terperinciTURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY
l Edisi 048, Februari 2012 P r o j e c t TURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY i t a i g k a a n D Ziya Onis Terkatung-katungnya Nasib Turki di Eropa Review Paper oleh Ihsan Ali-Fauzi 1 Edisi 048,
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN Dan TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi Nomor 201 A S E M A R A N G BAB I
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan
338 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan hasil penelitian, pada akhir penulisan ini akan dijabarkan beberapa kesimpulan dan diajukan beberapa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. prespektif Identitas Sosial terhadap Konflik Ambon, maka ada beberapa hal pokok yang
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Bertolak dari pemaparan hasil penelitian dan penggkajian dengan menggunakan prespektif Identitas Sosial terhadap Konflik Ambon, maka ada beberapa hal pokok yang dapat disimpulkan
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH :STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA & SASTRA
Fakultas / Program Studi : FBS/ Bahasa Jawa Mata Kuliah & Kode : Strategi Pembelajaran Bahasa & Sastra Kode : PBJ 207 SKS : Teori : 2 SKS Praktik : - SKS 4. Kompetensi Dasar : Sem : 5 Waktu : 100 5. Kepentensi
Lebih terperinciLaporan Kegiatan. Workshop Penyusunan Protokol Penelitian. Pemetaan Kebijakan AIDS dan Sistem Kesehatan di Tingkat Nasional dan Daerah
Laporan Kegiatan Workshop Penyusunan Protokol Penelitian Pemetaan Kebijakan AIDS dan Sistem Kesehatan di Tingkat Nasional dan Daerah Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciLaporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia
Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia
Lebih terperinciInternational IDEA, Strömsborg, Stockholm, Sweden Phone , Fax: Web:
Extracted from Democratic Accountability in Service Delivery: A practical guide to identify improvements through assessment (Bahasa Indonesia) International Institute for Democracy and Electoral Assistance
Lebih terperinciUNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI
UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI Waktu : 3 jam A. PENDAHULUAN Asesmen adalah pengumpulan bukti yang diilakukan secara sengaja, sistematis, dan
Lebih terperinciTINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI
TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)
Lebih terperinciBAGIAN I AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI
BAGIAN I AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK
Lebih terperinciKetika Agama Bawa Damai, Bukan Perang
Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang Belajar dari Imam dan Pastor Editor: Ihsan Ali-Fauzi Diah Kusumaningrum Ihsan Ali-Fauzi Irsyad Rafsadi Jacky Manuputty James Wuye Muhammad Ashafa Nurul Agustina Samsu
Lebih terperinciINDIKATOR PERKULIAHAN YANG AKTIF
INDIKATOR PERKULIAHAN YANG AKTIF 1. Perencanaan a. Tersedianya Silabus Perkuliahan Telah dibuatnya sebuah silabus yang lengkap dan rinci. Pengalaman belajar dan penilaian dalam silabus sesuai dengan indikator
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
No.968, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Metode E-Learning. DIKLAT. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Nama Dosen : ABDUL HF
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Nama Dosen : ABDUL HF Institusi : STPN Fakultas : Program Studi : DIPLOMA IV 2015 1 LEMBAR PENGESAHAN Judul Modul Ajar : PENDIDIKAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDIDIKAN PERDAMAIAN *) Oleh : Dr. Yosaphat Haris Nusarastriya, M.Si**)
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PERDAMAIAN *) Oleh : Dr. Yosaphat Haris Nusarastriya, M.Si**) Pendahuluan Melalui tulisan ini dikemukakan bahwa Pendidikan Perdamaian merupakan Program pendidikan yang mencakup
Lebih terperinciPRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF
18 PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk perbaikan
Lebih terperinciMODUL MEMBACA EFEKTIF MENGGUNAKAN SQ3R
MODUL MEMBACA EFEKTIF MENGGUNAKAN SQ3R A. MENGAPA KEAHLIAN INI PENTING Membaca merupakan salah satu kegiatan yang harus dilalui dalam rangkaian keahlian literasi informasi bagi seseorang. Keahlian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis dapat membuat seseorang mengungkapkan gagasan atau
Lebih terperinciPerbandingan PRA dengan RRA dan PAR
Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR PRA SEBAGAI METAMORFOSIS DARI RRA 1 Participatory Rural Appraisal (PRA) seringkali dilekatkan dengan nama Robert Chambers, sehingga rasanya perlu dimunculkan pertanyaan
Lebih terperinciPANDUAN Belajar Ekonomi Syariah Secara elearning di Portal belajar.ekonomisyariah.org
PANDUAN Belajar Ekonomi Syariah Secara elearning di Portal belajar.ekonomisyariah.org Presented by: Masyarakat Ekonomi Syariah LOGIN Kunjungi Portal: http://belajar.ekonomisyariah.org/ Pilih/Klik Login
Lebih terperinciPerkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara
Modul ke: 01 MH. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara Ikhwan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP 1. Nama Diklat : Diklatpim Tingkat I 2. Mata Diklat : Merancang Policy Brief 3. Alokasi Waktu : Penjelasan Policy Brief : 3 Jp @ 45 menit = 135 menit Perancangan
Lebih terperinciRPKPS ORGANISASI DAN MAJAMEN PEMERINTAHAN. Dra. Sri Djoharwinarlien, SU.
RPKPS ORGANISASI DAN MAJAMEN PEMERINTAHAN Dra. Sri Djoharwinarlien, SU. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2011 1. NAMA MATA KULIAH : Organisasi dan Manajemen Pemerintahan 2. KODE/SKS : SPF 252 / 3
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinciDefinisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.
Definisi Global Profesi Pekerjaan Sosial Pekerjaan sosial adalah sebuah profesi yang berdasar pada praktik dan disiplin akademik yang memfasilitasi perubahan dan pembangunan sosial, kohesi sosial dan pemberdayaan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG ORIENTASI KEPEMIMPINAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat
PB 5 Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat SPB 5.1 Peran Masyarakat Dalam Musyawarah Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan Musyawarah Desa sebagai bentuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan
BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode yang dipakai untuk pendampingan ini adalah metodologi Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam
Lebih terperinciANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.
Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan langkah-langkah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan langkah-langkah penyelesaian konflik yang dilakukan dalam rangka menyelesaikan konflik pembangunan tempat
Lebih terperincioleh Septina Sulistyaningrum Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK
Desain Pembelajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Bidang Morfologi Melalui Model Investigasi Kelompok Sebagai Upaya Mengembangkan Karakter Bangsa oleh Septina Sulistyaningrum Fakultas Bahasa dan
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI S I L A B U S. FRM/FISE/ Januari 2009
S I L A B U S FRM/FISE/46-01 12 Januari 2009 Fakultas : Ilmu Sosial dan Ekonomi Jurusan/Program Studi : Pendidikan Ekonomi Mata Kuliah : Dasar-Dasar Ilmu Sosial Kode : SKS : Teori : 2 Praktik :- Semester
Lebih terperinciMODUL 15. Simulasi Hearing. TUJUAN Menguj i coba pemahaman tentang mekanisme hearing. Memperbaiki kekurangan dalam melakukan persiapan hearing.
MODUL 15 Simulasi Hearing TUJUAN Menguj i coba pemahaman tentang mekanisme hearing. Memperbaiki kekurangan dalam melakukan persiapan hearing. PERKIRAAN WAKTU 120 menit PERLENGKAPAN Daftar Periksa Hearing
Lebih terperinciReview Hasil Hearing Dengan Eksekutif
MODUL 19 Review Hasil Hearing Dengan Eksekutif TUJUAN Mengga li fakta-fakta selama hearing. Mengidentifikasi faktor yang me nunjang keberhasilan dan faktor yang masih perlu ditingkatkan dalam melakukan
Lebih terperinciPANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH
PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH 1. Pendahuluan Induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tahap perencanaan di SMAN 1 Ngunut? Setiap kegiatan pasti memiliki
Lebih terperinciTema. Membangun Relasi Politik dan Birokrasi Yang Harmonis Berbasis Demokrasi dan Meritokrasi Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Latar Belakang Pelaksanaan reformasi di Indonesia yang dimulai pada akhir tahun 1990an merupakan babak awal perubahan di segala bidang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia. Dari dimensi
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. memiliki sejarah tersendiri, salah satunya keresahan akan keadaan LSM yang mementingkan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kemunculan suatu gerakan, termasuk gerakan yang dilakukan organisasi SMI memang tidak bisa terlepas dari ketidakpuasan yang terjadi di sekitarnya. Latarbelakang hadirnya SMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk Indonesia yang dinamakan Indonesian Commission dan merupakan bagian dari Pusat Tindak Pencegahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional,
Lebih terperinciMODUL PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) BAGI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
TUT WURI HANDAYANI MODUL PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) BAGI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2010 PENGANTAR
Lebih terperinciterlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.
BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup
Lebih terperinciCYBERMEDIA Dr.Rulli Nasrullah, M.Si
CYBERMEDIA Dr.Rulli Nasrullah, M.Si Dr. Rulli Nasrullah, M.Si Bandung, 18 Maret 1975 S3 Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta Prodi Kajian Budaya dan Media Profesi: digital content provider, konsultan
Lebih terperinciADJOURNING BAB I PENDAHULUAN
ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok merupakan kesatuan unit yang terkecil dalam masyarakat. Individu merupakan kesatuan dari kelompok tersebut. Anggota kelompok tersebut merupakan individu-individu
Lebih terperinciRingkasan Makalah CONDUCTING RESEARCH IN INFORMATION SYSTEMS
Kelompok 202 Rimphy Darmanegara 1203000986 Tunggul Fardiaz 1203001125 Ringkasan Makalah CONDUCTING RESEARCH IN INFORMATION SYSTEMS Alan R. Dennis CAIS Vol. 7, Article 5 2001 ABSTRACT Artikel ini menjelaskan
Lebih terperincigugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam
Unit 8 gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam A. PENGANTAR Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah
Lebih terperinciJakarta, 25 Maret 2015 MEMBANGUN KEMITRAAN ANTARA PERUSAHAAN DAN LSM DALAM PROGRAM CSR UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT
Jakarta, 25 Maret 2015 MEMBANGUN KEMITRAAN ANTARA PERUSAHAAN DAN LSM DALAM PROGRAM CSR UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT MENAKAR CSR: MEMETAKAN POTENSI PENDANAAN CSR DAN PELUANG KOLABORASI DENGAN CSO_ (Riset
Lebih terperinciSEDS PROJECT ON BENCHMARKING: SHARING, LEARNING AND NETWORKING
SEDS PROJECT ON BENCHMARKING: SHARING, LEARNING AND NETWORKING Sulawesi Economic Development Strategy (SEDS) Project atau Proyek Strategi Pengembangan Ekonomi Sulawesi adalah sebuah proyek 5 tahun yang
Lebih terperinciPembangunan dan Perdamaian Berkelanjutan (PPB)
Pembangunan dan Perdamaian Berkelanjutan (PPB) Menuju Dialog Pembangunan untuk Perdamaian 1 Proses PPB: Tinjauan (1) Prakarsa bersama Pemerintah Indonesia, UNDP dan Pemerintah Inggris (DFiD). Dilaksanakan
Lebih terperinci