PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF"

Transkripsi

1 18 PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk perbaikan tata laksana kerja terkait. Mendapatkan komitmen aksi yang spesifik terutama dari sisi waktu dan jadwal temu ulang. PERKIRAAN WAKTU menit PERLENGKAPAN Daftar periksa hearing LCD Projector, Layar dan Laptop

2 218 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator

3 219 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator HEARING DENGAN EKSEKUTIF Pada prinsipnya hearing eksekutif memiliki kemiripan dengan legislatif. Perbedaan mendasar adalah saat hearing dengan eksekutif, mereka akan lebih menaruh perhatian pada mekanisme dan tata laksana produk hukum yang akan kita perjuangkan. Selain itu mereka juga akan sangat konsen pada implikasi politis dan ekonomi atas produk hukum baru yang diusulkan. Misalnya: Akibat penggratisan akta kelahiran maka pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor ini akan berkurang. Selain itu dukungan politik dari pihak terkait (Kantor Dinas Catatan Sipil, Bappeda, dll) akan mewarnai pertimbangan mereka mengambil keputusan. SEBELUM HEARING Sifat kepemimpinan seorang Bupati/Walikota berbeda dengan kepemimpinan dalam legislatif. Kecenderungan pribadi seorang Bupati/Walikota akan berperan cukup besar dalam menentukan hasil hearing. Dengan mempelajari secara seksama kecenderungan itu kita akan memperoleh informasi mengenai ideide apa yang akan mendapat perhatian khusus dari tokoh tersebut. Berdasarkan informasi itu kita dapat merancang taktik presentasi yang jitu untuk menggolkan agenda advokasi. SAAT HEARING Pada hari hearing, kita juga akan menerapkan standar yang sama sebagaimana hearing legislatif: tiba tepat waktu, menjalin kontak sejak datang, mengenalkan isu sebelum hearing dan seterusnya. Prosedur maupun taktik saat hearing juga secara umum sama dengan legislatif. Satu hal yang perlu diperhatikan moderator (dan fasilitator) adalah fakta bahwa tokoh eksekutif adalah pimpinan suatu proses administrasi yang sangat intens sehingga ada kemungkinan jadwal yang sudah disepakati diubah secara sepihak oleh ajudan atau staf tokoh bersangkutan. Untuk menangani situasi semacam ini sebaiknya moderator sudah mempunyai beberapa skenario. Misalnya, bila di tengah-tengah presentasi data kemudian ajudan mengurangi alokasi waktu, maka sesi dialog dikorbankan jumlah waktunya. Selain perubahan alokasi waktu, mungkin pula terjadi tokoh eksekutif mengajak serta figur atau pihak lain. Bisa jadi pihak lain itu akan berbenturan secara diametral dengan kepentingan kita, namun sebaiknya kita berbaik sangka terhadap situasi semacam ini. Dengan keterampilan framing yang sudah dikuasai, moderator dapat secara elegan menyatakan kegembiraannya pada kehadiran banyak pihak karena makin banyak komponen masyarakat yang memahami isu makin baik akibatnya bagi penyelesaian isu tersebut.

4 220 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator Ada pula kemungkinan tokoh eksekutif menemui kita dengan pikiran bercabang karena adanya masalah penting lain. Kita dapat mengenali situasi ini dari peningkatan frekuensi ajudan membisikkan pesan, menyodorkan notes atau memberikan telepon genggam. Sama seperti situasi sebelumnya, moderator berkesempatan meraih simpati tokoh dengan melakukan framing yang sesuai. Pendek kata, bila situasi berkembang tidak sesuai rencana, kita tetap dapat memperoleh keuntungan. Kalaupun belum mendapat komitmen, paling tidak kita memperoleh simpati. Kedua-duanya penting dalam upaya membangun lobi jangka panjang. SESUDAH HEARING Prosedur yang sama dengan legislatif dapat diberlakukan saat hearing selesai.

5 221 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator RINGKASAN ALUR SESI TOPIK Cipta Suasana Persiapan Sebelum hearing Pelaksana hearing Kesimpulan TUJUAN Membangun suasana (state of mind) Menjelaskan tujuan sesi Mempersiapkan kondisi mental peserta agar optimis menghadapi hearing. Memastikan semua kebutuhan sudah siap. Memastikan semua rencana berjalan seperti seharusnya. Melakukan tindakan yang diperlukan. Mendapatkan komitmen dari eksekutif. ALAT BANTU Transportasi Daftar Periksa METODE Kisah Ceramah Dialog Observasi WAKTU

6 222 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator No Kegiatan Keterangan 1. Cipta Suasana Berdiri di depan, ucapkan kalimat pembukaan yang positif, hangat, apresiatif, segar dan mantap. Ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk memancing partisipasi dan perhatian. o Misalnya, Sudah makan malam semuanya? Ingatkan mereka mengenai kisah Pekerjaan jadi Gorila palsu 2. Sebelum Hearing Awali dengan mengingatkan pada bagan advokasi terpadu tentang apa makna hearing hari ini. Cek kesiapan menggunakan daftar periksa (terlampir). Ajak peserta berdoa sebelum berangkat. 3. Perjalanan Bangun suasana santai dan bergembira selama perjalanan. Jika forum kondusif, bisa diajak bernyanyi. 4. Tiba di lokasi hearing Begitu tiba di lokasi pastikan semua peserta lengkap, terutama moderator dan presenter. Ajak moderator dan presenter melakukan pendekatan awal berupa perkenalan informal. Dampingi moderator untuk memastikan ulang bahwa moderator acara dipegang oleh peserta. Bila dipegang staf eksekutif, usahakan memperoleh susunan acara dan usahakan sesuai dengan susunan acara ketika peserta melakukan simulasi. Pastikan pemeran notulis mengambil posisi yang sesuai. Usahakan peran fasilitator jangan terlihat menonjol.

7 223 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator No Kegiatan Keterangan 5. Saat hearing berlangsung Ambil posisi duduk yang tidak menyolok namun memungkinkan melakukan tindakan korektif, misalnya di belakang moderator. Biarkan moderator dan presenter menjalankan peran, kurangi intervensi dan perbesar toleransi. Lakukan intervensi hanya bila ada situasi yang secara fundamental merusak reputasi. Gunakan fasilitas sms jika perlu. 6. Menjelang akhir hearing Bila dari perjalanan hearing tampak presenter sudah berhasil, ingatkan presenter untuk meminta komitmen dari eksekutif sesuai skenario hearing yang sudah disusun sebelumnya. Bila dari perjalanan hearing tampak eksekutif kurang terkesan, lakukan intervensi sampai ada komitmen. Gunakan fasilitas sms jika perlu. 7. Sesudah hearing Ajak moderator dan presenter melakukan pendekatan informal untuk memeroleh janji temu berikutnya. Periksa pemeran notulis dan buat salinan notulen. Jika tidak diperoleh komitmen buat janji temu ulang 8. Saat di perjalanan kembali menuju tempat pelatihan Lihat kondisi peserta, periksa bagaimana kesan peserta: o Apakah mereka tampak puas? o Apakah ada peserta yang menyalahkan peserta lain? o Apakah ada peserta yang mengklaim dirinya sebagai kontributor tunggal keberhasilan? o Catat untuk review.

8 224 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator No Kegiatan Keterangan Periksa notulen o Pilih momentum yang menentukan selama hearing. o Bandingkan notulen dengan observasi anda sendiri. Rumuskan pointer untuk review. Putuskan apakah setiba di tempat pelatihan peserta akan langsung diajak review atau diberi kesempatan istrirahat dulu. 9. Diskusi dan kesimpulan CATATAN Hasil yang diperoleh dari audiensi dengan legislatif bisa dipergunakan sebagai bahan untuk memperkuat argumentasi kita kepada eksekutif. Tunjukkan bahwa anggota Dewan sudah memberikan komitmen atas penyusunan Perda, dan sebagainya. VARIASI Ada kemungkinan Bupati/Walikota yang justru ingin mendatangi kita di lokasi pelatihan. Jika yang terjadi demikian, sambut dengan gembira karena kemungkinan besar akan menghasilkan komitmen. Hal ini ditinjau dari niat baik mereka yang mau hadir di lokasi kita sebagai tamu kita.

9 225 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator DAFTAR PERIKSA PRAKTEK HEARING EKSEKUTIF NO PERIHAL ADA CATATAN SEBELUM HEARING 1. Apakah semua peserta sudah kumpul sesuai jadwal? 2. Apakah Sekretaris Daerah sudah dikonfirmasi ulang? 3. Apakah sudah tersedia laptop untuk presentasi? 4. Apakah LCD Projector dan layar sudah tersedia? 5. Apakah kendaraan untuk berangkat ke lokasi hearing sudah datang? 6. Apakah kabel gulung tambahan tersedia? 7. Apakah sudah tersedia dokumen penunjang terkait? - UUPA - KHA - Materi lain yang relevan SELAMA HEARING 1. Apakah peserta sudah berkenalan secara informal? 2. Apakah semua berperan optimal? 3. Apakah Bupati/Walikota dan pejabat terkait nampak positif atau negatif? Apa antisipasinya?

10 226 Bacaan Pengantar untuk Fasilitator 4. Apakah ada masalah? Tuliskan 5. Apakah perlu intervensi kita? DAFTAR PERIKSA PRAKTEK HEARING NO PERIHAL ADA CATATAN Apakah alternatif lain tanpa harus intervensi? SESUDAH HEARING 1. Apakah sudah mendapatkan komitmen? 2. Apa tepatnya bunyi komitmen itu? 3. Sudah mendapat janji temu, kapan? 4. Sudah mendapapatkan sarana kontak berupa nama, nomor telpon, alamat dan sebagainya dari anggota eksekutif terkait? 5. Apalagi yang diperoleh? 6. Sudah mendapat coverage pers?

Praktak Hearing Dengan Eksekutif

Praktak Hearing Dengan Eksekutif MODUL 18 Praktak Hearing Dengan Eksekutif TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk

Lebih terperinci

PRAKTEK HEARING DENGAN LEGISLATIF

PRAKTEK HEARING DENGAN LEGISLATIF 16 PRAKTEK HEARING DENGAN LEGISLATIF TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen Legislatif untuk penyusunan Perda. Mendapatkan komitmen aksi yang spesifik terutama dari

Lebih terperinci

Praktak Hearing Dengan Legislatif

Praktak Hearing Dengan Legislatif MODUL 16 Praktak Hearing Dengan Legislatif TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen Legislatif untuk penyusunan PERDA. Mendapatkan komitmen aksi yang spesifik terutama

Lebih terperinci

MODUL 15. Simulasi Hearing. TUJUAN Menguj i coba pemahaman tentang mekanisme hearing. Memperbaiki kekurangan dalam melakukan persiapan hearing.

MODUL 15. Simulasi Hearing. TUJUAN Menguj i coba pemahaman tentang mekanisme hearing. Memperbaiki kekurangan dalam melakukan persiapan hearing. MODUL 15 Simulasi Hearing TUJUAN Menguj i coba pemahaman tentang mekanisme hearing. Memperbaiki kekurangan dalam melakukan persiapan hearing. PERKIRAAN WAKTU 120 menit PERLENGKAPAN Daftar Periksa Hearing

Lebih terperinci

REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF

REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF 19 REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Menggali fakta-fakta selama hearing. Mengidentifikasi faktor yang menunjang keberhasilan dan faktor yang masih perlu ditingkatkan dalam melakukan hearing.

Lebih terperinci

Review Hasil Hearing Dengan Eksekutif

Review Hasil Hearing Dengan Eksekutif MODUL 19 Review Hasil Hearing Dengan Eksekutif TUJUAN Mengga li fakta-fakta selama hearing. Mengidentifikasi faktor yang me nunjang keberhasilan dan faktor yang masih perlu ditingkatkan dalam melakukan

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN LAIN BAGAN ARUS ADVOKASI TERPADU

BAGIAN-BAGIAN LAIN BAGAN ARUS ADVOKASI TERPADU 21 BAGIAN-BAGIAN LAIN BAGAN ARUS ADVOKASI TERPADU TUJUAN Meninjau ulang bagan Alur Advokasi Terpadu secara keseluruhan. Mempelajari keterkaitan antar masing-masing komponen yang ada. Mempelajari komponen-komponen

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL)

RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL) 22 RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL) TUJUAN Memahami prinsip SMART dan WFO dalam perumusan rencana kerja tindak lanjut. Membuat Rencana Kerja sebagai Tindak Lanjut Kegiatan. Advokasi untuk mengawal hasil

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)

Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) MODUL 22 Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) TUJUAN Memahami prinsip SMART dan WFO dalam perumusan rencana kerja tindak lanjut. Membuat Rencana Kerja sebagai Tindak Lanjut Kegiatan. Advokasi untuk mengawal

Lebih terperinci

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit 05 PERUMUSAN ISU STRATEGIS TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan daftar

Lebih terperinci

Bagian-bagian Lain Bagan Arus Advokasi Terpadu

Bagian-bagian Lain Bagan Arus Advokasi Terpadu MODUL 21 Bagian-bagian Lain Bagan Arus Advokasi Terpadu TUJUAN Meninjau ulang bagan Alur Advokasi Terpadu secara keseluruhan. Mempelajari keterkaitan antar masing-masing komponen yang ada. Mempelajari

Lebih terperinci

90 menit MENGEMAS ISU ANAK DENGAN FRAMING DAN REFRAMING TUJUAN PERKIRAAN WAKTU PERLENGKAPAN

90 menit MENGEMAS ISU ANAK DENGAN FRAMING DAN REFRAMING TUJUAN PERKIRAAN WAKTU PERLENGKAPAN 10 MENGEMAS ISU ANAK DENGAN FRAMING DAN REFRAMING TUJUAN Berlatih cara memberi makna (frame & reframe) pada isu tentang Anak. Menerapkan keterampilan framing & reframing dalam rangka advokasi. PERKIRAAN

Lebih terperinci

90 menit DIALOG DENGAN NARASUMBER TUJUAN PERKIRAAN WAKTU PERLENGKAPAN

90 menit DIALOG DENGAN NARASUMBER TUJUAN PERKIRAAN WAKTU PERLENGKAPAN 04 DIALOG DENGAN NARASUMBER TUJUAN Memahami isu secara lebih mendalam dengan berdialog bersama pakar. Mendapatkan data-data akademis yang dibutuhkan untuk proses advokasi dengan cara menggalinya dari pakar.

Lebih terperinci

Pembahasan Negosiasi

Pembahasan Negosiasi MODUL 7 Pembahasan Negosiasi TUJUAN Mengenali tahap-tahap negosiasi. Mampu mempersiapkan negosiasi, mencari informasi, merumuskan siapa lawan. Membedakan negosiasi dan lobby. Melihat kesamaan tahap-tahap

Lebih terperinci

MODUL 14. Strategi Hearing

MODUL 14. Strategi Hearing MODUL 14 Strategi Hearing TUJUAN Mempelajari mekanisme hearing. Menunjukka n perbedaan hearing dengan unjuk rasa. Memahami peran-peran yang harus ada dalam hearing. Mempersiapkan Press Conference dan Press

Lebih terperinci

Perumusan Isu Strategis

Perumusan Isu Strategis MODUL 5 Perumusan Isu Strategis TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan

Lebih terperinci

Dialog Dengan Narasumber

Dialog Dengan Narasumber MODUL 4 Dialog Dengan Narasumber TUJUAN Memahami isu secara lebih mendalam dengan berdialog bersama pakar. Mendapatkan data-data akademis yang dibutuhkan untuk proses advokasi dengan cara menggalinya dari

Lebih terperinci

90 menit STRATEGI HEARING TUJUAN PERKIRAAN WAKTU PERLENGKAPAN

90 menit STRATEGI HEARING TUJUAN PERKIRAAN WAKTU PERLENGKAPAN 14 STRATEGI HEARING TUJUAN Mempelajari mekanisme hearing. Menunjukkan perbedaan hearing dengan unjuk rasa. Memahami peran-peran yang harus ada dalam hearing. Mempersiapkan Press Cnference dan Press Release.

Lebih terperinci

Mengemas Isu Anak dengan Framing dan Reframing

Mengemas Isu Anak dengan Framing dan Reframing MODUL 10 Mengemas Isu Anak dengan Framing dan Reframing TUJUAN Berlatih cara memberi makna (frame & reframe) pada isu t entang Anak. Menerapkan keterampilan framing & reframing dalam rangka advokasi. PERKIRAAN

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master

Lebih terperinci

Review Hasil Hearing dan Penyesuaian Ulang

Review Hasil Hearing dan Penyesuaian Ulang MODUL 17 Review Hasil Hearing dan Penyesuaian Ulang TUJUAN Mengga li fakta-fakta selama hearing. Mengidentifikasi faktor yang me nunjang keberhasilan dan faktor yang masih perlu ditingkatkan dalam melakukan

Lebih terperinci

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS Pendahuluan Dalam banyak kesempatan, ide-ide perubahan pembelajaran telah dikenalkan. Akan tetapi, ide tersebut seakan-akan hanya

Lebih terperinci

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah Petunjuk Umum: Baca dan tandatangani pernyataan patuh pada Etika Akademik Pilihan Ganda 1. Berilah tanda silang pada lembar jawaban dengan memilih

Lebih terperinci

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT

Lebih terperinci

PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH

PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai presentasi ilmiah. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 18.1. Menjelaskan presentasi ilmiah 18.2. Menjelaskan

Lebih terperinci

Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai acara Live Your Passion Rally

Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai acara Live Your Passion Rally Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai acara Live Your Passion Rally Apa itu Live Your Passion Rally? Setiap kuartal, Live Your Passion Rally membuat ribuan member Young Living dan calon member Young

Lebih terperinci

public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2

public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2 public speaking in an easy way! disusun oleh : Ivany L. Goutama Universitas Tarumanagara Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2 Public Speaking Keahlian berbicara di depan umum (public

Lebih terperinci

SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLAT PIM IV

SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLAT PIM IV SEMINAR LABORATORIUM KEPEMIMPINAN DIKLAT PIM IV Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang. PUSDIKMIN LEMDIKLAT http://www.pusdikmin.com Diklat Kepemimpinan

Lebih terperinci

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan. Peran kepala sekolah,

Lebih terperinci

PERTEMUAN AWAL (KICK OFF MEETING) PENYUSUNAN DOKUMEN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KOTA TERNATE TAHUN 2015

PERTEMUAN AWAL (KICK OFF MEETING) PENYUSUNAN DOKUMEN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KOTA TERNATE TAHUN 2015 PERTEMUAN AWAL (KICK OFF MEETING) PENYUSUNAN DOKUMEN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KOTA TERNATE TAHUN 2015 Tempat : Ruang Pertemuan Kantor BAPPEDA Kota Ternate Hari/Tanggal : Kamis, 14 Mei 2015 Waktu : 08.00

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAHASAN DAN PERUMUSAN SISTEM INFORMASI HIDROLOGI, HIDROMETEOROLOGI DAN HIDROGEOLOGI (SIH3)PADA WILAYAH SUNGAI OLEH TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (TKPSDA) SUB DIREKTORAT

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat PB 5 Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat SPB 5.1 Peran Masyarakat Dalam Musyawarah Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan Musyawarah Desa sebagai bentuk

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Terpadu. Untuk ADVOKASI KEBIJAKAN

Kerangka Kerja Terpadu. Untuk ADVOKASI KEBIJAKAN Kerangka Kerja Terpadu Untuk ADVOKASI KEBIJAKAN Pertanyaan Diskusi Kelompok KASUS APBD Kendari Kelompok 1: - Apa issu utama dalam kasus tersebut Kelompok 2: - Siapa saja pelaku utama dan pelaku pendukung

Lebih terperinci

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun Manual untuk Fasilitator dan Pewawancara Daftar Isi I. Persiapan dan Sosialisasi... 2 1. Koordinasi (liaising) dengan Kepala Desa/Lurah... 2 2. Pelaksanaan Pertemuan

Lebih terperinci

Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan. untuk masa depan Anda. Basic Training

Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan. untuk masa depan Anda. Basic Training Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan baru untuk masa depan Anda. Basic Training Anda adalah guru terbaik untuk diri Anda sendiri. Basic Training AsiaWorks menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan

Lebih terperinci

BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR. Mengapa Awal Suatu Pelatihan Sangat Penting. 2. Gaining trust. 3. Icebreaking

BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR. Mengapa Awal Suatu Pelatihan Sangat Penting. 2. Gaining trust. 3. Icebreaking BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR Mengapa Awal Suatu Pelatihan Sangat Penting Seorang fasilitator yang berpengalaman sudah pasti akan menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk memastikan awal suatu pelatihan

Lebih terperinci

BAB IV DEKSKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV DEKSKRIPSI LOKASI PENELITIAN 46 BAB IV DEKSKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Lembaga Swadaya Masyarakat Samitra Abhaya Kelompok Perempuan Pro Demokrasi (LSM SA KPPD) Surabaya Lembaga Swadaya Masyarakat Samitra Abhaya Kelompok Perempuan

Lebih terperinci

TAHAPAN DAN TATACARA PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANYUWANGI DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2015

TAHAPAN DAN TATACARA PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANYUWANGI DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2015 TAHAPAN DAN TATACARA PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANYUWANGI DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2015 Musrenbang RKPD Kabupaten Banyuwangi di kecamatan (Musrenbang Kecamatan) merupakan forum musyawarah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP 1. Nama Diklat : Diklatpim Tingkat I 2. Mata Diklat : Merancang Policy Brief 3. Alokasi Waktu : Penjelasan Policy Brief : 3 Jp @ 45 menit = 135 menit Perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN MENAKAR KEPEMIMPINAN PEREMPUAN TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN MENAKAR KEPEMIMPINAN PEREMPUAN TAHUN 2017 KERANGKA ACUAN MENAKAR KEPEMIMPINAN PEREMPUAN TAHUN 2017 A. PENDAHULUAN Peningkatan kapasitas berpolitik perempuan pada hakikatnya adalah upaya meningkatkan keterwakilan perempuan di legislatif sehingga

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i

Lebih terperinci

1. Lobi politik (political lobiying)

1. Lobi politik (political lobiying) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman pengetahuan tentang

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN

Lebih terperinci

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik UNIT 5a PENDAMPINGAN UNIT 5a PENDAMPINGAN Pendahuluan Pengawas Mata Pelajaran (selanjutnya disebut Pengawas) mempunyai posisi dan peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengawas adalah

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa setiap penyelenggara

Lebih terperinci

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau No. 6, September 2001 Bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik, Salam sejahtera, jumpa lagi dengan Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

Pendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun

Pendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun Pendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun Manual untuk Fasilitator dan Pewawancara Daftar Isi I. Persiapan dan Sosialisasi... 2 1. Koordinasi (liaising)... 2 a. Koordinasi dengan Camat... 2 b. Koordinasi

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia

Lebih terperinci

DRAFT KERANGKA ACUAN

DRAFT KERANGKA ACUAN DRAFT KERANGKA ACUAN RAPAT PEMBAHASAN TINDAK LANJUT PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KOTA SABANG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KOTA SABANG -TAHUN 2013 Latar belakang Sebagaimana

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 8 Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/2 Standar Kompetensi : Mendengarkan 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Tabel di bawah ini menjelaskan prosedur Management Review Meeting (MRM) yang sedang berjalan pada PT. Adhimix Precast Indonesia: Tabel 3.1 Prosedur MRM yang Berjalan

Lebih terperinci

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3 UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ACARA BESAR DI LINGKUNGAN ISTANA KEPRESIDENAN (Peresmian Pembukaan Munas/Seminar/Raker dan Penyerahan Penghargaan)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ACARA BESAR DI LINGKUNGAN ISTANA KEPRESIDENAN (Peresmian Pembukaan Munas/Seminar/Raker dan Penyerahan Penghargaan) PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ACARA BESAR DI LINGKUNGAN ISTANA KEPRESIDENAN (Peresmian Pembukaan Munas/Seminar/Raker dan Penyerahan Penghargaan) NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB KETERANGAN 1.

Lebih terperinci

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH BNPB 2014 Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH Konsepsi Rencana Penanggulangan Bencana Perencanaan Penanggulangan Bencana adalah kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah berdasarkan UU

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN (LAKU)

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN (LAKU) MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 273/Kpts/OT.160/4/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI LAMPIRAN 3 PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN (LAKU)

Lebih terperinci

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM

Lebih terperinci

Dalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM

Dalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM Kerangka Acuan Kegiatan Workshop Penyusunan Prosedur Standart Operasional dan Finalisasi Draft Perjanjian Kerjasama Penyediaan Akses Keadilan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Terhadap Sistem Peradilan

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) TAHUN 2012

STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) TAHUN 2012 2012, No.766 8 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2012 STRUKTUR

Lebih terperinci

Agenda Acara PENYUSUNAN RANCANGAN RKPDESA TA 2018 Melalui MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA., September 2017

Agenda Acara PENYUSUNAN RANCANGAN RKPDESA TA 2018 Melalui MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA., September 2017 Agenda Acara PENYUSUNAN RANCANGAN RKPDESA TA 2018 Melalui MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA., September 2017 W a k t u K e g i a t a n Narasumber /Fasilitator 07.30-08.30 Persiapan Panitia 08.30-08.45

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013 SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Partisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa. Novita Anggraeni

Partisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa. Novita Anggraeni Aksi Sosial: Bentuk Aksi Kolektif Masyarakat Sebagai Partisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa Novita Anggraeni novitaanggraeni.51@gmail.com novi@pattiro.org Latar Belakang Ø Masyarakat sebagai penerima

Lebih terperinci

DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kerangka Acuan Site Visit dalam Proses Seleksi Program Hibah Kompetisi berbasis Institusi proses seleksi 2009 (untuk pengusul) Latar belakang

Lebih terperinci

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)?

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? Pendahuluan Tujuan Program Pelatihan ini adalah untuk menghasilkan peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG =====================================================

PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG ===================================================== Lampiran PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG ===================================================== TRANSKRIP HASIL WAWANCARA 1. Apakah arti penting

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN KONVENSI HAK ANAK (KHA) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

KERANGKA ACUAN PELATIHAN KONVENSI HAK ANAK (KHA) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 KERANGKA ACUAN PELATIHAN KONVENSI HAK ANAK (KHA) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 A. Pendahuluan Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) sejak 25 Agustus 1990 melalui Keputusan Presiden Nomor

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 1 Wates Bidang Studi : Bisnis dan Manajemen Program Studi Keahlian : Administrasi Kompetensi Keahlian : Administrasi Perkantoran

Lebih terperinci

PENGANTAR. Halaman 2 dari 10 halaman

PENGANTAR. Halaman 2 dari 10 halaman PRE WORKSHOP KIT WORKSHOP ADVOKASI PENCATATAN / AKTA KELAHIRAN (Atau isu lain) Advokasi persuasif dengan pendekatan NLP Nama Kota Tanggal Bulan Tahun Halaman 1 dari 10 halaman PENGANTAR SELAMAT!!! Anda

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: DIPLOMASI Simulasi kasus bisnis: 1. Simulasi negosiasi antara kelompok 3 dan kelompok 4 kasus bisnis 2. Kelompok 1dan kelompok 2 menjadi pengamat aktif Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) TINGKAT PROPINSI SUMBAR TAHUN 2015

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) TINGKAT PROPINSI SUMBAR TAHUN 2015 LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) TINGKAT PROPINSI SUMBAR TAHUN 2015 BIDANG LOMBA: ADMINISTRASI PERKANTORAN A. DAFTAR KEBUTUHAN PERALATAN LKS SUMBAR 2015 Jurusan Administrasi Perkantoran DISIAPKAN OLEH Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

KOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK Oleh Ido Priyono Hadi Materi kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra 2000/2001. Rapat

KOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK Oleh Ido Priyono Hadi Materi kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra 2000/2001. Rapat 1 KOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK Oleh Ido Priyono Hadi Materi kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra 2000/2001 Pada kuliah tatapmuka kali ini, saya akan menyampaikan materi mengenai Rapat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI LINGKUNGAN UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN

Lebih terperinci

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN) ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN) Pemilihan umum merupakan salah satu wadah yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka dalam lembaga legislatif

Lebih terperinci

Advokasi Anggaran untuk SRHR

Advokasi Anggaran untuk SRHR Advokasi Anggaran untuk SRHR Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Tujuan Umum Pembaharuan dan peningkatan komitmen untuk anggaran kesehatan seksual dan reproduksi di tingkat nasional, propinsi

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD), RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

Lebih terperinci

Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak

Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No.18 - Desember 2013 Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak Masalah dan Peluang Provinsi

Lebih terperinci

TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010

TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010 TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010 1. PENGERTIAN Musrenbang Kelurahan adalah forum musyawarah perencanaan

Lebih terperinci

VI. PROGRAM DAN STRATEGI PENANGANAN

VI. PROGRAM DAN STRATEGI PENANGANAN VI. PROGRAM DAN STRATEGI PENANGANAN A. Landasan Pemikiran Permasalahan keluarga miskin merupakan masalah kompleks sehingga perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak yang berkompeten.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi penguatan gerakan dalam hal menebar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT NO RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT 1. NamaDiklat : Diklatpim Tingkat IV 2. Mata Diklat : Seminar Laboratorium Kepemimpinan 3. Alokasi Waktu : 12 JP Per Kelompok (10 Peserta Diklat/45 menit Per

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur 73 BAB IV ANALISIS DATA Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang

Lebih terperinci

PRESENTASI ILMIAH. Oleh: Suci Sundusiah, M.Pd. Rika Widawati, S.S., M.Pd. Disampaikan dalam mata kuliah bahasa Indonesia

PRESENTASI ILMIAH. Oleh: Suci Sundusiah, M.Pd. Rika Widawati, S.S., M.Pd. Disampaikan dalam mata kuliah bahasa Indonesia PRESENTASI ILMIAH Oleh: Suci Sundusiah, M.Pd. Rika Widawati, S.S., M.Pd. Disampaikan dalam mata kuliah bahasa Indonesia Demam Panggung PENYEBAB Hal baru Situasi rendah Kesadaran Perbedaan Pengalaman

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH.

TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH. TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. bambangsulistyo@yahoo.com PENDAHULUAN Kata moral atau moralitas sering digunakan secara sinonim dengan kata

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN ADVOKASI PELAKSANAAN STRATEGI PUG KEPADA DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017

KERANGKA ACUAN ADVOKASI PELAKSANAAN STRATEGI PUG KEPADA DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017 KERANGKA ACUAN ADVOKASI PELAKSANAAN STRATEGI PUG KEPADA DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017 A. PENDAHULUAN Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan lembaga yang strategis

Lebih terperinci

Mata Kuliah -Management Event- Modul ke:

Mata Kuliah -Management Event- Modul ke: Mata Kuliah -Management Event- Modul ke: 13Fakultas FIKOM Teknik Dalam Penyebaran Proposal Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Proposal Proposal dapat diartikan

Lebih terperinci

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO I. Panduan untuk Peneliti Persiapan: 1. Pastikan anda sudah mengkonfirmasi jadwal dan tempat diskusi dengan informan. 2. Pastikan anda sudah mempelajari CSO/CBO

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. b. bahwa

Lebih terperinci

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 GOAL/IMPACT TINGKATAN TUJUAN/HASIL INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI ASUMSI Meningkatnya akuntabilitas, peran dan

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: 13 Fakultas Ilmu Komunikasi DIPLOMASI Simulasi kasus bisnis: 1. Simulasi negosiasi antara kelompok 1 dan kelompok 2 kasus bisnis 2. Kelompok 3 dan kelompok 4 menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS METODE PELATIHAN PENYULUH. di Indonesia yang berskala nasional, berdiri sendiri dan mandiri yang dikembangkan

BAB 3 ANALISIS METODE PELATIHAN PENYULUH. di Indonesia yang berskala nasional, berdiri sendiri dan mandiri yang dikembangkan BAB 3 ANALISIS METODE PELATIHAN PENYULUH 3.1 Sejarah HKTI HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) adalah sebuah organisasi sosial di Indonesia yang berskala nasional, berdiri sendiri dan mandiri yang

Lebih terperinci