oleh Septina Sulistyaningrum Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK
|
|
- Dewi Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Desain Pembelajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Bidang Morfologi Melalui Model Investigasi Kelompok Sebagai Upaya Mengembangkan Karakter Bangsa oleh Septina Sulistyaningrum Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Pendidikan dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan pengembangan karakter pada mahasiswa karena pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif. Salah satu alternatif dalam mengembangkan karakter bangsa melalui pembelajaran analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam bidang morfologi melalui model investigasi kelompok. Model investigasi kelompok merupakan pembelajaran kooperatif sehingga sesuai diterapkan dalam pembelajaran sekaligus digunakan untuk mengembangkan karakter bangsa. Hal tersebut diwujudkan dalam desain pembelajaran analisis kesalahan berbahasa Indonesia bidang morfologi. Kata kunci: pembelajaran analisis kesalahan berbahasa, investigasi kelompok, karakter, PENDAHULUAN Permasalahan yang terkait dengan pendidikan karakter seperti: rasa nasionalisme generasi muda yang terkikis, kekerasan, kejahatan seksual, perkelahian, rasa kurang percaya diri pada generasi muda, kurang kepekaan terhadap lingkungan sekitar, kehidupan konsumtif pada masayarakat, sifat egois, dan sebagainya selalu menjadi pembahasan hangat di masyarakat. Pendidikan dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut karena pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi muda bangsa yang lebih baik. Oleh karena itu, proses pendidikan harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan penentuan model pembelajaran yang efektif dan inovatif. Dosen diharapkan mampu membantu mahasiswa menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu alternatif dalam mengembangkan karakter bangsa melalui pembelajaran analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam bidang mofologi melalui model investigasi kelompok. Tujuan yang ingin dicapai dengan mengembangkan karakter bangasa melalui model pembelajaran investigasi kelompok adalah adanya desain peradaban yang lebih terhormat, bermatabat, dan berbudaya serta lahirnya generasi masa depan yang, kreatif, cerdas, santun, percaya diri, peka terhadap lingkungan dan berbudi pekerti luhur. Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana desain pembelajaran analisis kesalahan berbahasa Indonesia bidang mofologi melalui model investigasi kelompok sebagai upaya mengembangkan karakter bangsa pada mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia?
2 PEMBAHASAN Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja. Sebagai suatu prosedur kerja, analisis, kesalahan berbahasa mempunyai langkah-langkah kerja tertentu. Langkah-langkah kerja tertentu inilah yang dinamakan metodologi analisis kesalahan berbahasa. Ellis (dalam Tarigan, 1997) menyatakan bahwa terdapat lima langkah kerja analisis bahasa, yaitu: 1) mengumpulkan sampel kesalahan, 2) mengidentifikasi kesalahan, 3) menjelaskan kesalahan, 4) mengklasifikasi kesalahan, dan 5) mengevaluasi kesalahan. Berdasarkan langkah kerja tersebut, dapat disusun pengertian analisis kesalahan berbahasa. Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja biasa digunakan peneliti atau guru bahasa, yang meliputi: kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel kesalahan, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasi kesalah tersebut, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan. Kesalahan berbahasa yang terjadi dapat dikumpulkan menjadi data kesalahan berbahasa. Data kesalahan berbahasa tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan 1) tataran linguitik, hasil pengklasifikasian berdasarkan tataran linguistik berupa bidang fonologi, morfologi, sintaksis, sintaksis, wacana dan semantik; 2) kegiatan berbahasa, dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis; 3) jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tulis; 4) penyebab kesalahan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa karena pengajaran dan kesalahan berbahasa karena interferensi; 5) frekuensi kesalahan berbahasa dapat diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa paling sering, sering, sedang, kurang, dan jarang terjadi. Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi sebagian besar barkaitan dengan bahasa tulis. Namun berkaitan juga dengan bahasa lisan apabila kesalahan tersebut dibacakan. Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi disebabkan oleh berbagai hal. Kesalahan berbahasa bidang morfologi dapat dikelompokkan menjadi kelompok afiksasi, reduplikasi, dan gabungan kata atau kata majemuk. Model pembelajaran investigasi kelompok merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktif. Implementasi pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran diwujudkan dalam bentuk pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Dosen dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kooperatif, sehingga mahasiswa bekerja sama dengan baik. Mahasiswa harus menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab, saling bekerja sama dan saling menghargai hasil pekerjaan mahasiswa yang lain. Mahasiswa secara aktif mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir, sedangkan peran dosen adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model investigasi kelompok memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Unsur-unsur Model Pembelajaran Investigasi kelompok meliputi 1) Sintakmatik, 2) Sistem Sosial, 3) Prinsip Pengelolaan/Reaksi, 4) Sistem Pendukung, 5) Dampak Instruksional dan Pengiring. Pembelajaran dengan menggunakan model investigasi kelompok diharapkan dapat mengubah peserta didik ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Nasional telah merumuskan 18 Nilai Karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa. Nilai-nilai karakter tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, senang
3 bersahabat atau proaktif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, Model pembelajaran investigasi kelompok atau group investigation mengambil model yang berlaku pada masyarakat, terutama mengenai cara masyarakat dalam menentukan kesepakatan sosial. Melalui kesepakatan-kesepakatan inilah mahasiswa mempelajari pengetahuan akademis dan mereka melibatkan diri dalam pemecahan masalah sosial (Winatapura 2001 : 34). Seringkali model ini disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang kompleks. Hal ini disebabkan karena model investigasi kelompok memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Setiap model pembelajaran memiliki unsur-unsur sebagai beriku: 1) sintakmatik, 2) sistem sosial, 3) prinsip reaksi, 4) sistem pendukung, dan 5) dampak instruksional dan dampak pengiring. Demikian juga dengan model pembelajaran sinektik memiliki unsur-unsur tersebut. Proses pengembangan nilai karakter bangasa dapat tercermin dalam unsur-unsur tersebut. Sintakmatik Model investigasi kelompok ini memiliki enam tahapan kegiatan seperti berikut : Tahap Pertama: Mahasiswa dihadapkan dengan situasi yang problematis. Mahasiswa diberi penjelasan mengenai masih banyakknya dijumpai kesalahan berbahasa khususnya dalam bidang morfologi dalam beberapa teks nonsastra yang menggunakan bahasa Indonesia. Tahap Kedua: Mahasiswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang problematis itu. Mahasiswa mencermati berbagai teks nonsastra yang masih banyak dijumpai kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi. Tahap Ketiga: Mahasiswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning tasks dan mengorganisasikannya untuk membangun suatu proses pembelajaran. Mahasiswa menganalisis kesalahan-kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi tersebut dengan panduan dosen. Tahap Keempat: Mahasiswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok. Kegaitan belajar tersebut tentunya berdasarkan petunjuk dari dosen. Dosen tetap melakukan pendampingan selama perkuliahan. Tahap Kelima: Mahasiswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses penelitian kelompok itu. Mahasiswa saling menyampaikan hasil analisis yang telah dilakukan baik hasil analisis kelompok maupun individu. Mahasiswa yang lain saling menanggapi hasil tersebut. Tahap Keenam: Mahasiswa melakukan proses pengulangan kegiatan atau recycle activities. Kegiatan tersebut diulang lagi sampai mahasiswa mencapai kompetensi. Sistem Sosial Sistem sosial yang berlaku dan berlangsung dalam model ini bersifat demokratis yang ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan dari atau setidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral kegiatan belajar. Hal yang disikusikan dalam kegiatan ini adalah kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi yang dijumpai mahasiswa dalam teks nonsastra maupun dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan kelompok yang terjadi sedapat mungkin bertolak dari penghargaan minimal dari dosen. Dengan
4 demikian suasana kelas akan terasa tak begitu terstruktur. Dosen dan mahasiswa memiliki status yang sama menghadapi masalah yang dipecahkan dengan peranan yang berbeda. Iklim kelas ditandai oleh proses interaksi yang bersifat kesepakatan atau konsensus. Prinsip Pengelolaan/Reaksi Di dalam kelas yang menerapkan model investigasi kelompok dosen lebih berperan sebagai konselor, konsultan dan pemberi kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya membimbing dan mengarahkan kelompok melalui tiga tahap: 1) Tahap pemecahan masalah, 2) Tahap pengelolaan kelas, 3) Tahap pemaknaan secara perseorangan. Sistem Pendukung Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan model ini adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan mahasiswa untuk dapat menggali berbagai informasi yang sesuai dan diperlukan untuk melakukan poses pemecahan masalah kelompok. Buku-buku ilmu linguistik yang mereka miliki dan yang tersedia di perpustakaan diusahakan untuk cukup memiliki sumber informasi yang komprehensif. Peralatan pembelajaran seperti kertas plano, spidol, dan perekat juga diperlukan dam pembelajaran untuk memajang hasil analisis. Dampak Instruksional dan Pengiring Dampak instruksional dan pengiring dari model ini, dapat dilukiskan dalam gambar di bawah ini : Menghormati Hak Asasi Manusia dan Komitmen terhadap Keanekaragaman Model Investigasi Kelompok Pandangan Konstruktivis tentang Pengetahuan Kemerdekaan sebagai Pelajar Penelitian yang berdisiplin Komitmen terhadap Penelitian Sosial dampak instruksional dampak pengiring Kehangatan dan Keterikatan Antar Manusia Proses dan Keteraturan Kelompok yang Efektif Implementasi Pembelajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Bidang Morfologi A. Standar Kompetensi Memahami konsep dasar Analisis Kesalahan Berbahasa dan menganalisis kesalahan berbahasa yang terjadi pada bidang fonologi, morfologi, frasa, klausa, sintaksis, semantik, dan wacana. B. Kompetensi Dasar Mempraktikkan analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam bidang Morfologi C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan batasan kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi 2. Menjelaskan jenis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi 3. Melaporkan hasil analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi
5 D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran investigasi kelompok, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi. E. Materi Pokok 1. Batasan kesalahan berbahasa dalam pada morfologi 2. Jenis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi 3. Hasil analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi F. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Penugasan G.Media atau Sumber: powerpoint, Teks nonsastra, Buku-buku linguistik dan morfologi, Sumber lain yang relevan H. Bahan : kertas plano, spidol, perekat, whiteboard, LCD I. Pengaturan Kelas Pengaturan kelas yaitu mahasiswa duduk secara konvensional. Dosen berada di depan sebagai sentral. Pengaturan tersebut pada saat dosen memberi penjelasan mengenai materi perkuliahan. Penjelasan mengenai materi perkulihan bermaksud menanamkan konsep analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi kepada mahasiswa. Setelah itu, mahasiswa diminta untuk berdiskusi sesuai dengan petunjuk dosen. Mahasiswa bisa duduk dengan bebas dimana saja, bahkan boleh duduk di lantai asal masih di dalam kelas atau di depan ruang kelas sehingga dosen masih bisa memantau jalannya diskusi. J. Langkah-langkah Pembelajaran No Kegiatan Pembelajaran Metode Alokasi Waktu 1. Kegiatan Awal Ceramah 15 a. Memberikan ilustrasi problematik kesalahan berbahasa pada pengajaran bahasa(memusatkan perhatian mahasiswa). b. Menjelaskan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan materi ajar c. Menjelaskan manfaat menguasai kompetensi dasar yang akan dipelajari d. Memberikan acuan materi yang dipelajari dan pelaksanaan pembelajaran 2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan hal-hal yang berkaitan morfologi (pengertian dan prosesede morfologi) b. Menentukan batasan kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi c. Menentukan jenis-jenis kesalahan berbahasa pada bidang morfologi d. Memberikan contoh kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi yang dijumpai di kehidupan sehari- Tanya jawab Diskusi 70
6 hari e. Membahas contoh-contoh yang dijumpai f. Mencermati teks yang terdapat kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi g. Membentuk kelompok tiap-tiap kelompok beranggotakan 4-5 mahasiswa h. Mendiskusikan kesalahan berbahasa yang terdapat pada LK I (karakter: bersahabat/komunikatif dan demokratis). Menuliskan hasil diskusi pada kertas plano yang telah disediakan oleh dosen. i. Menyampaikan hasil diskusi dengan cara presentasi, menunjukkan hasil diskusi kepada kelompok lain untuk dikoreksi dan dikomentari. (karakter: jujur dan disiplin) j. Mengerjakan LK 2 secara individu. (karakter: tanggung jawab) k. Pembahasan jawaban dalam LK 2 3. Kegiatan Akhir 15 a. Menyimpulkan, merefleksi, dan mengevaluasi pembelajaran (konfirmasi) b. Memberikan penegasan terhadap hasil belajar c. Memberikan tugas kuliah sebagai tindak lanjut pembelajaran d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya. K. Penilaian Penilaian menggunakan instrument tes uji petik produk untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kesalah berbahasa dalam bidang morfologi. Sedangkan untuk mengetahui pengembangan nilai karakter menggunakan lembar observasi. PENUTUP Berdasarkan pembahasan masalah yang telah dipaparkan, maka sebagai simpulan dapat penulis sampaikan hal-hal berikut. Setiap model pembelajaran memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1) sintakmatik, 2) sistem sosial, 3) prinsip reaksi, 4) sistem pendukung, dan 5) dampak instruksional dan dampak pengiring. Demikian juga model pembelajaran investigasi kelompok. Unsur-unsur dalam model tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan karakter. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) standar kompetensi, 2) kompetensi dasar, 3) indikator pembelajaran, 4) tujuan pembelajaran, 5) materi,
7 6) metode, 7) media, 8) bahan yang diperlukan dalam pembelajaran, 9) pengaturan kelas, 10) langkah-langkah pembelajaran, dan 11) penilaian. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Harjanto Perencanaan Pengajaran: Edisi Keempat. Jakarta: Rineka Cipta. Hernowo Quantum Writing. Bandung: Mirzan Learning Center. Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosdakarya. Pranowo Analisis Pengajran Bahasa. Yogyakarta: UGM Press. Setyawati, Nanik Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Tarigan, Djago dan Lilis Siti Sulistyaningsih Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Tuhusetya, Sawali Membumikan Pendidikan Karakter. Winataputra, S. Udin Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Ditjen.
Sunardi, S.S., M.Pd. Alamat Jl. Borobudur Selatan III No. 10 Semarang Barat 50148
& Nama Sunardi, S.S., M.Pd. Alamat Jl. Borobudur Selatan III No. 10 Semarang Barat 50148 Pekerjaan Pendidikan Pelatihan Tenaga Pendidik di Program Studi Sastra Inggris Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS)
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA oleh Ida Zulaeha dan Deby Luriawati Fakultas Bahasa dan Seni UNNES ABSTRAK Micro teaching
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam bab ini dipaparkan hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah. Hasil penelitian ini adalah kebutuhan pengembangan model menurut dosen dan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,
Lebih terperinciIrfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8
Irfani ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8 INTEGRASI NILAI KARAKTER PADA MATA PELAJARAN UMUM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKTIVITAS SOSIAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK Kasim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciD. Antropologi Materi Pembelajaran. Alokasi Waktu. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar
D. Antropologi Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
Lebih terperinciANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR
ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR Latifatul Chabibah, Suharjo dan Muchtar, Universitas Negeri Malang E-mail: latifatul_chabibah@yahoo.com; suharjofipum@yahoo.com;
Lebih terperinciPendidikan Karakter Berbasis Moral dalam Novel Eliana Karya Tere Liye dan Pembelajarannya di Kelas XII SMK
Pendidikan Karakter Berbasis Moral dalam Novel Eliana Karya Tere Liye dan Pembelajarannya di Kelas XII SMK Oleh: Setyo Pratiwi, pendidikan bahasa dan sastra indonesia, tredyanes.setyo@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP I. IDENTITAS 1. Nama Sekolah : 2. Mata Pelajaran : PKn 3. Materi Pokok : Globalisasi 4. Kelas/Program : XII 5. Pertemuan Minggu ke : 16 dan 17 6. Alokasi Waktu : 6
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS SUMINAH Dosen KSDP Universitas Negeri Malang E-mail: suminahpp3@yahoo.co.id Abstrak: Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab VI, penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yang kiranya dapat bermanfaat
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary). Strategi yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan penting pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pembelajaran di sekolah dapat melatih keterampilan
Lebih terperinciOleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS X SMK WIDYA KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Muhammad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR SERIBU PENA BAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XII KARANGAN PUDJI ISDRIANI TERBITAN ERLANGGA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER Ary Kristiyani, M.Hum. PBSI, FBS, UNY arykristiyani@uny.ac.id atau ary_kristiyani79@yahoo.com Disampaikan pada Seminar Internasional di Hotel
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Keling Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : 9 A B C D Semester : I Alokasi Waktu : 4 X 40 menit A. Standar Kompetensi SK nomor 1:
Lebih terperinciPaket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI
Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI Pendahuluan 11-1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan,,,,. Waktu 3x50 menit 11-2 11-3 11-4 Lembar Kegiatan 11.1A 11-5 Lembar Kegiatan 11.1B
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, relevansi pendidikan,
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ahmad Zuhri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Mahardhika Surabaya Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / 1 Program Keahlian : Akuntansi Pertemuan ke- : 1 s.d (1TM @ JP) Alokasi
Lebih terperinciNICO SATYA YUNANDA A54F100019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Wajib :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa
Lebih terperinciSeptia Sugiarsih, M.Pd.
Septia Sugiarsih, M.Pd. Purnomo (2002:10) kontekstual adalah pembelajaran yang dilakukan secara konteks, baik konteks linguistik maupun konteks nonlinguistik. Depdiknas (2002:5) pembelajaran yang mengaitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons
Lebih terperinciPENGGUNAAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TENTANG STRUKTUR DAUN DAN FUNGSI DAUN PADA
PENGGUNAAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TENTANG STRUKTUR DAUN DAN FUNGSI DAUN PADA SISWA KELAS IV SEMESTER GASAL SD NEGERI 1 KRANGGAN POLANHARJO KLATEN TP 2012/
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : MIPA Materi Pokok : Lingkaran 2 Alokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoretis saja, tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
Lebih terperinciReni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Satuan Pendidikan : SD/MI Kelas / Semester : 5 /1 Tema : Udara Bersih Bagi Kesehatan( (Tema 2) Sub Tema : Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan(Sub
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : ALJABAR 4. Menggunakan konsep
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (Lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Transformasi
Lebih terperinciOleh: LITA AYU SOFIANA A
IMPLEMENTASI KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL MELALUI KEGIATAN GOTONG ROYONG (Studi Kasus Pembangunan Jalan di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA : Fisika : X / Dua : MIA : Optik : 2 x 45 Menit (pertemuan III) A. Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran juga dapat
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP
PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP oleh: Eliza Ratna Asih Wulandari Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. STANDAR KOMPETENSI: 1. Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : PKn Materi Pokok : Bangsa dan Negara o manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial o Pengertian dan unsur terbentuknya bangsa
Lebih terperinciPedekatan Pembelajaran*** Menyimak buku teks tentang. SWT dan tugas-tugasnya Menyimpulkan hasil menyimak tentang Malaikatmalaikat
Contoh Silabus PAI dan Budi Pekerti SD SILABUS KELAS: 4 Nama Sekolah Mata Pelajaran Tema/SubTema Kelas Semester : SD Harapan Kita Bersama : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : Beriman Pada Malaikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru. Tantangan pendidikan dewasa ini untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan tangguh semakin
Lebih terperinciKegiatan Pembelajaran
C. Sosiologi Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
Lebih terperinciom KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciPENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013
1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ika Chandra Deviana Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.
Lebih terperinciBAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sekitar kita. Permasalahan yang terkait dengan asusila,
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA BUKU TEKS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMK
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA BUKU TEKS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMK Oleh: Hikmahtul Ngulumiyah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sifat dan tata laku seseorang yang diusahakan untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Bidayat al-hidayah
Lebih terperinciPENGUATAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN IPA. Anatri Desstya PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
ISBN: 978-602-70471-1-2 69 PENGUATAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN IPA Anatri Desstya PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta ana.destya@gmail.com Abstrak Pendidikan merupakan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Purworejo Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : IX/2 Standar Kompetensi : 3. Memahami dampak globalisasi
Lebih terperinciPROGRAM STUDIS1 SASTRA JEPANG SIKAP
PROGRAM STUDIS1 SASTRA JEPANG SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Identitas Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Purworejo Kelas / Semester : X / Genap Mata Pelajaran : Prakarya Materi Pokok : Mengenal Produk kerajinan Tekstil Sub-Materi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Kesalahan penggunaan struktur frasa dalam karangan narasi ekspositoris siswa kelas VIII
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang begitu pesat ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan antarnegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam kehidupan yang harus dijalankan sesuai dengan tata caranya masing-masing. Jika nilai-nilai itu
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS 1. Nama Sekolah : 2. Mata Pelajaran : PKn 3. Materi Pokok : BUDAYA POLITIK o Pengertian Budaya Politik o Ciri-ciri budaya politik o Macam-macam budaya
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Barisan dan Deret
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak di dalam kitab Ta lim Muta allim adalah 1) Akhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kajian tentang pendidikan adalah sebuah kajian yang tidak pernah selesai untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu pada pendidikan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Kelas/Semester : X / 1 :Hukum Newton Tentang Gerak dan Penerapannya
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : MAN PANGKEP Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Semester : X / 1 Materi pokok :Hukum Newton Tentang Gerak dan Penerapannya Alokasi Waktu : 12 Jam Pelajaran
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered), menjadi berpusat pada siswa (student centered),
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Umum :
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada Bab V dapatlah ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. 6.1 Simpulan Memperhatikan rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Peluang 1 Alokasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari
` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal untuk memajukan suatu bangsa karena kemajuan bangsa dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikannya.
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika
Lebih terperinciMETODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN
METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI METODE KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN Dipresentasikan dalam Lomba Inovasi Pembelajaran yang diselenggarakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam keterampilan berbahasa baik berbicara, menyimak, membaca maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam keterampilan berbahasa baik berbicara, menyimak, membaca maupun menulis tidak lepas dari penguasaan aspek kebahasaan. Terlebih dalam keterampilan menulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bersosial. Manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain melalui bahasa.
Lebih terperinciB. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Pengetahuan. ditujukan oleh para pendiri negara. dasar negara. Ketrampilan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1 Materi Pokok : Nilai Semangat dan komitmen para pendiri bangsa Alokasi Waktu :
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Barisan dan Deret
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan. Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu cirri pembeda antara manusia dengan mahluk
Lebih terperinci: Bahasa Indonesia. Kelas VII Kurikulum 2013
RPP Bahasa Indonesia Kelas VII Kurikulum 2013 Contoh RPP Bahasa Indonesia Kelas VII Kurikulum 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran :
Lebih terperinciPengembangan Sekolah Berkarakter
Pengembangan Sekolah Berkarater Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Mampu mengembangan sekolah berkarakter Indikator: Memahami hakikat sekolah berkarakter Memahami nilai karakter yang dikembangkan di sekolah
Lebih terperinciPROGRAM STUDIS1 SASTRA JEPANG SIKAP
PROGRAM STUDIS1 SASTRA JEPANG SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN PURWOREJO
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN PURWOREJO Siti Maisyaroh, Mujiyem Sapti, Isnaeni Maryam Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21
PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK SISWA KELAS IV SDN WAKAH 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK SISWA KELAS IV SDN WAKAH 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SUMARYADI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinciKompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat.
RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Budi Pekerti Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu Standar Kompetensi : 1. IPS : Memahami identitas diri dan keluarga
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/I Pokok Bahasan : Kinematika Gerak Alokasi : 4 x 2 JP A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRASTIS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRASTIS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Siti Syahraini Harahap Universitas Negeri Medan Corresponding author: sitisyahrainihrp@gmail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinci