Modul Analisis Konflik
|
|
- Yanti Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN Modul Analisis Konflik Pengantar Workshop ini bertujuan memberikan latihan penggunaan alat-alat bantu yang diperlukan untuk memetakan konflik. Alat-alat itu bersifat praktis karena dapat digunakan secara individual maupun kelompok yang berusaha menemukan cara-cara untuk memahami, mengelola, dan sekaligus mampu menjadi sarana untuk belajar sating memahami antar pihak yang bertikai. Lewat pemahaman itu, selanjutnya dapat dikembangkan strategi maupun rencana tindakan. Alat-alat bantu untuk menganalisis konflik itu juga bukan merupakan alat bantu yang bersifat kaku dan harus digunakan berdasarkan urutan tertentu, melainkan digunakan sesuai dengan keadaan tertentu yang sedang dianalisis. Sebagian besar alat-alat bantu analisis ini bersumber dari pengataman para praktisi di bidang perdamaian yang dikumpulkan menjadi satu buku panduan praktis yang diterbitkan oleh The British Council bersama RTC (Responding to Conflict) dan Zed Books. 1 Adapun contoh-contoh kasus untuk penggunaan alat-alat bantu akan menggunakan kasus-kasus di bidang Arkeologi Publik sesuai dengan kebutuhan para peserta yang sebagian besar adalah praktisi di bidang Arkeologi. Tiga tahapan workshop akan meliputi presentasi isu-isu yang hendak ditangani oleh peserta/kelompok. Berdasarkan isu yang dipilih, peserta akan melakukan identifikasi terhadap konflik melalui penggunaan alat-alat Analisis Konflik. Tahap terakhir adalah merancang stategi intervensi berdasarkan analisis yang disusun dengan bantuan alat-alat Analisis Konflik. 1 Simon Fischer et.al., Working with Conflict : Skills and Strategies for Action. New York: Zed Books, Juga telah dialihbahasakan dalam Bahasa Indonesia dengan judul Mengelola Konflik:Ketraampilan dan Strategi untuk Bertindak.Jakarta : British Council, Universitas Gadjah Mada 1
2 I. BEBERAPA ALAT BANTU UNTUK MENGANALISIS KONFLIK 1.SEGITIGA SPK kultural=pengalaman/pendidikan yang membentuk gambaran tentang kelompok lawan struktural= kondisi politik ekonomi yang menjadi bibit konflik Universitas Gadjah Mada 2
3 Tujuan : 1. Untuk mengidentifikasi ketiga faktor itu di setiap pihak utama yang berkonflik 2. Untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor itu sating mempengaruhi 3. Untuk menghubungkan faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan ketakutan masing-masing pihak 4. Untuk mengidentifikasi titik awal intervensi dalam suatu situasi Kapan menggunakannya? 1. Di awal proses untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang motivasi pihak yang terlibat dalam konflik 2. Di akhir proses, untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang dapat diatasi dengan suatu intervensi 3. Untuk menunjukkan bagaimana perubahan dalam satu aspe mungkin mempengaruhi aspek yang lain 4. Setelah membuat daftar berbagai isu bagi masing-masing komponen, usulkan kebutuhan atau ketakutan pokok dari pihak yang berada di tengahtengah segitiga Universitas Gadjah Mada 3
4 2. POHON KONFLIK memahami konflik secara umum dan memilih satu isu/akibat yang akan diintervensi Tujuan : 1. Sebagai alat bantu diskusi berbagi sebab dan akibat konflik 2. Membantuk kelompok untuk menyepakati masalah 3. Membantu suatu kelompok atau tim dalam mengambil keputusan tentang 4. prioritas untuk mengatasi berbagai isu konflik 5. Untuk menghubungkan berbagai sebab dan akibat satu sama lain dan memfokuskan pengorganisasiannya Kapan menggunakannya? 1. Dengan suatu kelompok yang mengalami kesulitan untuk menyepakati masalah inti dalam situasi mereka 2. Dengan suatu tim yang harus memutuskan isu-isu mana yang seharusnya mereka atasi. Universitas Gadjah Mada 4
5 Tujuan : 1. Untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku utama termasuk kepemimpinan tiaptiap level 2. Untuk memutuskan pada level mana Anda sedang mengatasi konflik scat ini dan bagaimana melibatkan level-level lainnya 3. Untuk menilai tipe-tipe pendekatan atai tindakan yang tepat bagi masingmasing level 4. Untuk mempertimbangkan cara-cara membangun kaitan tiap tingkat 5. Untuk mengidentifikasikan sekutu yang potensial di masing-masing level Kapan menggunakannya? 1. Ketika menganalisis situasi yang tampaknya melibatkan beberapa pelaku di berbagai tingkat Universitas Gadjah Mada 5
6 2. Ketika menrencanakan berbgai tindakan untuk mengatasi konflik multilevel 3. Ketika memutuskan di mana energi akan difokuskan 4. ANALISIS KEKUATAN KONFLIK Sasaran: (Apa yang ingin diubah?) Tujuan : 1. Untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi suatu konflik karena setiap tindakan pasti memiliki kekuatan pendukung atau perintang 2. Menyediakan suatu cara untuk mengidentifikasi kekuatan positif dan negatif serta menilai berbagai kekutan dan kelemahannya 3. Membantu mengenali secara lebih jelas apa kekuatan yang memmpertahankan statusquo Bagaimana menggunakannya? 1. Mulai dengan menyebutkan sasaran khusus/perubagahn yang diinginkan 2. Di sebelah kiri, tulislah semua kekuatan yang mendukung perubahan dengan berbagai ukuran yang menandakan kekuatan relatif masing-masing. Tanda panah menunjukkan arah perubahan yang diinginkan Universitas Gadjah Mada 6
7 3. Di selah kanan tulislah semua kekuatan yang tampak merintangi keinginan untuk melakukan perubahan Sekarang pertimbangkanlah kekuatan-keutatan yang dapat Anda pengaruhi, baik untuk memperkuat kekuatan positif atau untuk mengurangi kekuatan negatif. II. MEMBANGUN SEBUAH METODE UNTUK ANALISIS KONFLIK 1. Pahamilah konflik itu secara jelas dengan menguraikan kasus itu atas pokok masalah, akibat masalah dan akar masalah. lni akan menolong kita untuk melihat detail konflik tersebut. Gunakanlah Analisis Pohon Konflik. Alat analisis ini menolong kita untu' mengetahui isu mana yang paling penting (mendesak) yang perlu segera diatasi. Hanya dengan analisis pohon belumlah cukup bagi kita untuk membuat sebuah tindakan / aksi 2. Kenalilah siapa yang berkonflik. Analisa yang baik adalah jika kita tidak mempuat pemetaan stakeholder untuk sebuah kasus secara umum. Gunakanlah Analisis Pemetaan Stakeholder. Buatlah pemetaan untuk setiap masalah yang telah diuraikan dengan menggunakan Analisis Pohon Konflik. Karena itu anda perlu membuat keputusan masalah mana yang ingin anda tangani (berdasarkan kemampuan anda) dan petakanlah stakeholdernya. Mengetahui siapa stakeholder yang ada dalam konflik tersebut juga belum cukup untuk membuat sebuah tindakan aksi. 3. Bagaimana perilaku pihak yang berkonflik? Mengenali sikap dan perilaku dari setiap pihak serta pengaruhnya terhadap Iingkungan atau konteks dimana dia berada merupakan hal yang penting juga sebelum kita memutuskan aksi dan tindakan kita. Anda akan frustasi dan kecewa dengan apa dilakukan jika ternyata anda tidak mengenali sikap dan perilaku pihak-pihak yang ada. Gunakanlah Analisis Segitiga SPK (Sikap, Perilaku, Konteks). Dengan dibantu oleh alat analisis ini, anda akan mengenai sikap dan perilaku setiap orang, baik menurut dirinya sendiri maupun menurut orang lain, serta pengaruhnya terhadap konteks atau lingkungan dimana dia berada, atau pengaruh konteks terhadap sikap dan perilaku seseorang. Dengan begitu kita Universitas Gadjah Mada 7
8 tahu apakah tindakan yang dibuat harus mentransformasikan sikap, perilaku dan konteks yang ada ataukah untuk merubahnya. 4. Apa kepentingan mereka? Apa yang ditampakkan oleh seseorang dalam berkonflik (posisi / keinginan) bisa saja bukan apa yang menjadi kepentingannya. Jarang sekali orang yang berkonflik Iangsung menyodorkan apa kepentingannya. Mereka biasanya menyodorkan keinginan yang tampak sekali sulit untuk ditawar (karena hanya ada 1 pilihan / cara untuk memenuhinya). Karena itu kita harus merubahnya menjadi sebuah kepentingan sehingga memudahkan posisi tawar karena ada 2 atau lebih cara untuk menjawab kepentingan tersebut. gunakanlah Analisis Kebutuhan (Bawang Bombay). Pakailah pertanyaan Mengapa untuk menelusuri posisi / keinginan yang disodorkan oleh seseorang. Sebaiknya bertanya Iangsung pada pihak tersebut. Tetapi yang perlu diingat tahwa orang akan mengatakan apa kepentingan dan juga kebutuhannya jika mererka percaya pada anda. Sesudah diketahui kebutuhannya: a. daftarkan cara-cara apa saja yang bisa dilakukan untuk memenuhi kepentingan tersebut (jangan terburu-buru untuk cepat melakukan evaluasi atas setiap cara yang ada) b. setelah terdaftar sejumlah cara pemenuhan kepentingan tersebut, sekarang anda bisa melakukan evaluasi untuk menentukan cara mana yang terbaik untuk dilakukan sebagai usaha memenuhi kepentingan yang ada. c. dalam menentukan cara mana yang terbaik, fokuslah pada kemampuan / sumber daya yang dimiliki oleh pihak yang bersangkutan. Jangan memilih cara yang si pihak tersebut sendiri tidak punya kemampuan untuk melakukannya. Jika anda diminta untuk mengambil bagian dalam pemenuhan kepentingan tersebut maka cara yang dipilih juga harus sesuai dengan kemampuan yang anda miliki. Itu berarti dalam memilih cara yang terbaik adalah dengan mempertimbangkan kemampuan anda dan pihak yang memiliki kepentingan. Jangan meminimalkan dan mengecilkan prosentase (porsi) kemampuan yang bisa diberikan oleh pihak yang memiliki kepentingan. Disini dibutuhkan terlebih dulu pemetaan kekuatan yang dimiliki oleh pihak yang memiliki kepentingan dan juga pihak-pihak yang akan membantu. Universitas Gadjah Mada 8
9 5. Apa dampak dari tindakan yang dipilih? Sebelum kita melakukan aksi atau tindakan kita perlu memikirkan juga apa dampak dari cara yang kita pilih sebagai bagian dari tindakan atau aksi kita. Gunakalah model Analisis Pohon Konflik. Model Analisis Pohon Konflik dapat kita gunakan untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki (akar pohon) yang membuat kita memustukan untuk memilih cara tersebut (batang pohon). Tetapi juga pikirkanlah setiap dampak (cabang dan ranting pohon), balk positif maupun negatif dari cara atau tindakan yang kita lakukan. 6. Adakah kekuatan-kekuatan yang akan mengahalangi pencapaian tujuan ini dan apa yang bisa kita lakukan untuk mentransformasikan kekuatankekuatan tersebut menjadi tenaga pendukung? Yang perlu disadari oleh semua pihak yang bekerja dalam lapangan konflik bahwa sekalipun sebuah aksi telah dibicarakan secara bersama dengan semua pihak tetapi dalam pelaksanaan di lapangan, ada saja kekuatan-kekuatan yang menghalangi, balk itu yang bersifat personal maupun struktural, pelaksanaan tindakan tersebut. Kekuatankekuatan ini, bisa saja disadari maupun tidak disadari. Menjadi kekuatan yang menopang keberlangsungan konflik tersebut Karena itu kenalilah kekuatankekuatan tersebut sejak dini. Gunakanlah Analisis Faktor Penopang Konflik (Pilar). Alat analisis ini dapat menolong kita untuk melihat setiap situasi yang tidak stabil dan juga faktor-faktor lain yang membuat konflik terus bertahan. Gunakanlah Analisis Kekuatan Konflik. Kita juga dapat menggunakan model yang lain yaitu dengan mendaftarkan semua kekuatan negatif yang merintangi. Berikanlah sebuah tanda atau simbol untuk memperlihatkan besarkecil kuatan penghalang tersebut. Setelah itu daftarkan juga semua kekuatan positif yang bersifat mendukung. Pertanyaan pentings elanjutnya adalah, kekuatan positif mana yang bisa kita tempatkan untuk berhadapan' dengan kekuatan negatif yang ada? 7. Sekarang anda bisa memulai perencanan aksi anda. Dalam Perencanaan aksi: Universitas Gadjah Mada 9
10 a. Pikirkanlah bagaimana cara masuk untuk mulai melaksanakan aksi tersebut. Tidak semua orang atau kelompok slap untuk memulai begitu cara aksi yang telah direncanakan. Kita perlu memikirkan cara bagaimana memulainya (entry point/option) atau pengantar aksi atau juga disebut sosialisasi aksi. b. Buatlah juga rencana B, C. D sebagai rencana cadangan karena bisa saja situasi di lapangan pada saat aksi dilakukan berbeda dengan apa yang telah dirancang di atas kertas. c. Buatlah juga mekanisme pemantauan dan pengembangan terhadap aksi. d. Jika anda ikut membantu dalam pelaksanaan aksi tersebut karena anda dibutuhkan di sana, pikirkanlah bagaimana anda strategi keluar atau bagaimana anda harus keluar dari lapangan aksi tanpa menimbulkan ketergantungan dari pihak lain atau terhentinya aksi tersebut karena anda pergi. Universitas Gadjah Mada 10
DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK
DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Memahami Konflik (2) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu memahami konflik sebagai suatu keniscayaan 2 TAHAPAN TERJADINYA
Lebih terperinciMENGELOLA KONFLIK bagian 1: Analisis (Simon Fisher, Mengelola Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak)
Materi Kuliah : Evaluasi Perencanaan MENGELOLA KONFLIK bagian 1: Analisis (Simon Fisher, Mengelola Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak) http://chairululid.lecture.ub.ac.id Bahasan 1. Kerangka
Lebih terperinciSILABUS INTENSIVE COURSE IN PEACE RESEARCH (ICPR) Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta
SILABUS INTENSIVE COURSE IN PEACE RESEARCH (ICPR) Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta Pengantar Pusat Studi Agama & Demokrasi (PUSAD) Paramadina adalah lembaga otonom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan Tol dalam mengelola konflik. Konflik yang dimaksud yaitu menyangkut upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tesis ini bertujuan untuk melihat dinamika konflik serta membahas mengenai bagaimana upaya-upaya yang dilakukan peruahaan Jasa Marga sebagai pengelola jalan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Gaya Berpikir Kreatif-Kritis Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk meningkatkan berpikir kritis yaitu dengan memulai
Lebih terperinciTEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK
TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TUJUAN : Peserta dapat melihat, memahami dan menempatkan dirinya secara proporsional, sebagai konselor, konsultan, dan resolver terhadap berbagai potensi konflik
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 1. Kesimpulan
BAB V PENUTUP Bab V terdiri atas dua bagian yakni kesimpulan dan saran. Penulis menyimpulkan perkembangan teknologi komunikasi dalam penelitian ini adalah media sosial memberikan kesempatan bagi PR untuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. utama yang menjadi akar permasalahan konflik. Pada bab kedua naskah ini telah
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa terkait konflik pada tambang emas Tumpang Pitu di Kabupaten Banyuwangi yang telah dituliskan di bab sebelumnya, maka pada kesimpulan ini diperlukan elaborasi
Lebih terperinciSuatu kajian sistematis tentang profil, penyebab/akar masalah, pelaku dan faktorfaktor yang mendorong konflik dan perdamaian.
Suatu kajian sistematis tentang profil, penyebab/akar masalah, pelaku dan faktorfaktor yang mendorong konflik dan perdamaian. Analisis terhadap berbagai isu, kebutuhan dan strategi dalam membangun perdamaian.
Lebih terperinciSecara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:
PERENCANAAN SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS YANG INDEPENDEN PADA SEKTOR RELAWAN Pada tahun 1992, Dewan Perencanaan Sosial Halton bekerjasama dengan organisasi perencanaan sosial yang lain menciptakan Jaringan
Lebih terperinciTolkhah. A. Pendahuluan
Tolkhah A. Pendahuluan Konflik adalah suatu hubungan antara dua pihak atau lebih (baik individu maupun kelompok) yang memiliki, atau mereka mengira memiliki, tujuan-tujuan yang incompatible. (Chris Mitchell,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. prespektif Identitas Sosial terhadap Konflik Ambon, maka ada beberapa hal pokok yang
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Bertolak dari pemaparan hasil penelitian dan penggkajian dengan menggunakan prespektif Identitas Sosial terhadap Konflik Ambon, maka ada beberapa hal pokok yang dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB V STRATEGI, KEGIATAN DAN SASARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BAB V STRATEGI, KEGIATAN DAN SASARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT A. Langkah-langkah dalam Pemberdayaan Masyarakat Pemetaan oleh fasilitator pemberdayaan masyarakat dengan melakukan studi pustaka, sekaligus
Lebih terperinciKegiatan Pembelajaran
C. Sosiologi Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK
BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah
Lebih terperinciMODUL PENDIDIKAN PERDAMAIAN & MEDIA PERDAMAIAN
MODUL PENDIDIKAN PERDAMAIAN & MEDIA PERDAMAIAN 1 MODUL PENDIDIKAN PERDAMAIAN DAN MEDIA PERDAMAIAN MODUL 1 Perkenalan Antar Anak SASARAN: Anak-anak dapat mengenal teman-temannya satu dengan yang lain Anak-anak
Lebih terperinciAFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti
AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti Pendekatan advokasi yang dilakukan oleh Advance Family Planning (AFP) fokus pada upaya memperoleh quick wins (keputusan-keputusan berkaitan dengan kebijakan atau
Lebih terperinciSistem Informasi Terpadu
Lecturer s Guide Panduan Dosen Panduan Penggunaan Portal Akademik Universitas Gadjah Mada Sistem Informasi Terpadu Universitas Gadjah Mada DAFTAR ISI Sistem Informasi Terpadu 0 DAFTAR ISI 1 1 Tentang Portal
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 2. Cara Akses, Start Page, dan Beranda
1. Pendahuluan User manual ini dibuat untuk menggambarkan dan menjelaskan proses penggunaan Intra LIPI baru untuk pengguna (user). Intra LIPI merupakan sistem informasi untuk kebutuhan Layanan Internal
Lebih terperinciDASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.
DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita
Lebih terperinciPRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT
INTERAKSI SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT 1. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial 2. Manusia berada di dalam sistem
Lebih terperinciHukum dan Globalisasi
Hukum dan Globalisasi Hikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum UI SH (UI), LL.M (Keio University, Jepang), PhD (University of Nottingham, Inggris) 1 Apa itu Globalisasi? Multi makna
Lebih terperinciAFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2)
AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) Ada sembilan langkah dalam AFP SMART yang terbagi kedalam tiga fase atau tahapan sebagai berikut: Langkah 1. Buat sasaran yang SMART Langkah 4. Tinjau
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat
PENGANTAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT Kuliah V dan VI : Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat Oleh : HeryBachrizalTanjung Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas
Lebih terperinciCapacity Building & Capacity Development. Bambang Purwoko JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
Capacity Building & Capacity Development Bambang Purwoko JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS GADJAH MADA Proses untuk meningkatkan kemampuan individu, kelompok,
Lebih terperincimengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea
BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia
Lebih terperinciKerangka Kerja Terpadu. Untuk ADVOKASI KEBIJAKAN
Kerangka Kerja Terpadu Untuk ADVOKASI KEBIJAKAN Pertanyaan Diskusi Kelompok KASUS APBD Kendari Kelompok 1: - Apa issu utama dalam kasus tersebut Kelompok 2: - Siapa saja pelaku utama dan pelaku pendukung
Lebih terperinciManajemen Proyek Minggu 2
Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling
Lebih terperinci3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN
3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN Semua organisasi organisasi yang terlibat dalam kegiatan nuklir jelas memiliki perhatian yang sama terhadap pemeliharaan dan peningkatan keselamatan. Tetapi
Lebih terperinciSilabus Analisis Kebijakan Kesehatan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana
Silabus Analisis Kebijakan Kesehatan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Kompetensi Tujuan Instruksional Tujuan Belajar Topik Menggunakan berbagai pendekatan ilmu kedokteran,
Lebih terperinciLaporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia
Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia
Lebih terperinciOrganisasi menurut KBBI adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Sebuah organisasi tentulah harus
Organisasi menurut KBBI adalah kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Sebuah organisasi tentulah harus memiliki sistem manajerial yang baik sehingga dapat stabil
Lebih terperinciASESMEN MANDIRI. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02
No. Urut 05 ASESMEN MANDIRI SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02 Lembaga Sertifikasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat 2013 Nomor Registrasi Pendaftaran
Lebih terperinciANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT. Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA
ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA Sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945, tujuan bangsa Indonesia adalah menciptakan
Lebih terperinciBAGIAN-BAGIAN LAIN BAGAN ARUS ADVOKASI TERPADU
21 BAGIAN-BAGIAN LAIN BAGAN ARUS ADVOKASI TERPADU TUJUAN Meninjau ulang bagan Alur Advokasi Terpadu secara keseluruhan. Mempelajari keterkaitan antar masing-masing komponen yang ada. Mempelajari komponen-komponen
Lebih terperinci1. Lobi politik (political lobiying)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman pengetahuan tentang
Lebih terperinciMATERI 4. ANALISIS SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Ancaman)
MATERI 4 ANALISIS SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Ancaman) Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN J. Bray, Ethnic Minorities and the Future of Burma, Royal Institute of International Affair, 1992.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Myanmar merupakan negara yang memiliki beragam etnis dan agama. Sejak berakhirnya kolonialisme Inggris pada tahun 1948, muncul ketegangan diantara kelompok minoritas
Lebih terperinciTahapan Persiapan Penyusunan RP4D Kabupaten merupakan kegiatan yang bersifat administratif dengan tujuan mempersiapkan pihak penyelenggaran kegiatan
BAGIAN I Persiapan Penyusunan RP4D Kabupaten Tahapan Persiapan Penyusunan RP4D Kabupaten merupakan kegiatan yang bersifat administratif dengan tujuan mempersiapkan pihak penyelenggaran kegiatan Penyusunan
Lebih terperinciPERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI ORGANISASI PUSKESMAS MUTING KAB. MERAUKE
PERENCANAAN PROGRAM DAN EVALUASI ORGANISASI PUSKESMAS MUTING KAB. MERAUKE Oleh : KELOMPOK VI 1. PIPID ARIWIBOWO 101111296 2. SHEILA SACHAVANIA 101111304 3. MEGA AYU BUDI A.R 101111328 4. ANGGRAENI 101111330
Lebih terperinciDiklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor
Diklat Penjenjangann Auditor Utama Auditor Madya Auditor Muda Diklat Pembentukann Auditor Ahli Auditor Terampil KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN
Lebih terperinciBUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN
BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010 [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8
Lebih terperinciPENELITIAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH SEKITAR HUTAN DI JAWA TENGAH
PENELITIAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH SEKITAR HUTAN DI JAWA TENGAH Tim Peneliti Balitbang Prov. Jateng Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciKETERAMPILAN NEGOSIASI
MODUL 04 KETERAMPILAN NEGOSIASI 10 JP ( 450 menit) Pengantar Modul keterampilan negosiasi dibahas dengan tujuan agar peserta pelatihan memahami dan terampil melakukan negosiasi. Standar Kompetensi Memahami
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.
BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKn Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar mata pelajaran PKn. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada
Lebih terperinciPartisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa. Novita Anggraeni
Aksi Sosial: Bentuk Aksi Kolektif Masyarakat Sebagai Partisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa Novita Anggraeni novitaanggraeni.51@gmail.com novi@pattiro.org Latar Belakang Ø Masyarakat sebagai penerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kendala-kendala dikarenakan oleh dorongan-dorongan yang disebabkan oleh suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketenangan dan kerukunan dalam kehidupan merupakan keinginan yang mendasar bagi setiap manusia. Namun keinginan tersebut banyak menghadapi kendala-kendala dikarenakan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.
BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH Dalam proses pendampingan kali ini, peneliti menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.
Lebih terperinciPEDOMAN PERUMUSAN STANDAR KOMPETENSI TEKNIS PEGAWAI NEGERI SIPIL
2013, No.298 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERUMUSAN STANDAR KOMPETENSI TEKNIS PEGAWAI NEGERI SIPIL PEDOMAN PERUMUSAN STANDAR KOMPETENSI TEKNIS
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Bila ditarik garis besarnya maka di dalam skripsi ini saya telah mencoba memaparkan sebuah teori tentang kemungkinan baru di dalam memunculkan sebuah ranah publik melalui hubungan
Lebih terperinciHasil Wawancara Informan (Pembaca)
Hasil Wawancara Informan (Pembaca) 1. Sebagai pembaca, menurut anda apakah reshuffle harus dilakukan? Jawab Di negara kita yaitu indonesia memiliki presiden, dan presiden tersebut mempunyai hak prerogatif
Lebih terperinciTeknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan
BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciTemu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Sosial Indonesia. Tema:
Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi Sosial Indonesia Tema: Kontribusi Psikologi Sosial dalam Pengembangan Individu, Komunitas dan Masyarakat dalam Rangka Memperkuat Jati Diri Kebangsaan Latar Belakang
Lebih terperinciMakalah Perencanaan dan Evaluasi POHON MASALAH. Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011
Makalah Perencanaan dan Evaluasi POHON MASALAH Oleh : Kelompok 3 IKMA 2011 Auli Fisty Noor Azizah 101111022 Jenius Setio Insanno 101111035 Ayu Tyas Purnamasari 101111044 Aderia Putri Prasanti 101111057
Lebih terperinci1 2 http://creativegapminding.com 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 MODUL 4 COACHING UNTUK MENGEMBANGKAN ORANG A. SUB POKOK BAHASAN - Arti, Tujuan dan Penggunaan Coaching - Kompetensi Dasar
Lebih terperinciPERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM
PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM HELMI SURYA 24006305 PARTISIPASI Proses di mana berbagai stakeholder mempengaruhi dan berbagi kontrol atas berbagai inisiatif pembangunan Proses dengan pendekatan
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN VII Advokasi Kebijakan Publik
POKOK BAHASAN VII Advokasi Kebijakan Publik A. Definisi dan Pengertian Advokasi merupakan upaya untuk memperbaiki atau merubah suatu kebijakan publik sesuai dengan kehendak atau kepentingan mereka yang
Lebih terperinciPeluang Pemanfaatan Teknologi. Rukmono Siswishanto Unit Diklat RSUP Dr. Sardjito
Peluang Pemanfaatan Teknologi Rukmono Siswishanto Unit Diklat RSUP Dr. Sardjito rukmonos@yahoo.com siswishanto@gmail.com Tujuan 1. Menjelaskan Review Maternal Perinatal (RMP) 2. Menjelaskan peluang pemanfaatan
Lebih terperinciPerbandingan PRA dengan RRA dan PAR
Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR PRA SEBAGAI METAMORFOSIS DARI RRA 1 Participatory Rural Appraisal (PRA) seringkali dilekatkan dengan nama Robert Chambers, sehingga rasanya perlu dimunculkan pertanyaan
Lebih terperincitidak akan pernah mau dengan sengaja menceritakan rahasia itu kepada orang lain.
PLEGMATIS Orang phlegmatis adalah tipe orang yang paling menyenangkan untuk dijadikan kawan. Berlawanan dengan orang koleris yang keras dan sangat menuntut, orang phlegmatis adalah orang yang manis, tidak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pengertian Participatory Action Research Berbagai kajian dalam rumpun ilmu sosiologi membenarkan bahwa modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan
Lebih terperinciIdentifikasi Proyek. Menanggapi KebutuhanResponding to a need
Bagian 1 Identifikasi Proyek TELAAH ALKITAB Penilaian Kebutuhan Menanggapi KebutuhanResponding to a need Baca Nehemia 1 Nehemia adalah seorang Yahudi dalam pembuangan di negeri asing. Sebagaian orang Yahudi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan
BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode yang dipakai untuk pendampingan ini adalah metodologi Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut
Lebih terperinci6 Tipe Konsumen Dan Cara Melayaninya
Quote of The Day 19 Desember 2017 6 Tipe Konsumen Dan Cara Melayaninya Sebagai pebisnis, tentu Anda akan memberikan perhatian khusus untuk pelayanan pelanggan karena pelanggan ibarat seorang raja. Pelayanan
Lebih terperinciPERAN KEPEMIMPINAN DALAM KONFLIK
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM KONFLIK PENGERTIAN KONFLIK Konflik (menurut bahasa) adalah perbedaan, pertentangan dan perselisihan. Konflik pertentangan dalam hubungan kemanusiaan (intrapersonal dan interpersonal)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. di dalamnya secara sadar mengikatkan diri ke dalamnya), ada aturan-aturan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam gerak kehidupan bergereja (sebagai suatu komunitas yang orangorang di dalamnya secara sadar mengikatkan diri ke dalamnya), ada aturan-aturan hidup
Lebih terperinciTeknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)
BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat
Lebih terperinciACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi :
ACCESS Profil Masyarakat Petunjuk 5 Sesi : 1. Analisa Organisasi Pengelola 2. Analisa Pengambilan Keputusan: Matrik Pengambilan Keputusan 3. Analisa Partisipasi : Matrik Partisipasi 4. Analisa Hubungan
Lebih terperinciICCC INDONESIA PENGANTAR TRANSFORMED WORKING LIFE GUIDE BOOK
ICCC INDONESIA PENGANTAR TRANSFORMED WORKING LIFE GUIDE BOOK Transformed Working Life (TWL) adalah Buku Pegangan Resmi ICCC bagi para anggotanya maupun mereka yang berminat untuk mengetahui dan memperdalam
Lebih terperinciPEMBUMBUNAN TANAMAN JAGUNG
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUMBUNAN TANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 SESSI PEMBUMBUNAN PEMBUMBUNAN
Lebih terperinciSALINAN SKKNI FPM. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) STANDAR KOMPETENSI KERJA FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
No. Urut 04 SALINAN SKKNI FPM SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) STANDAR KOMPETENSI KERJA FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Lembaga Sertifikasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan
Lebih terperinciAudition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5
Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: /0/06 Organisasi: Facet NL Buckley 98-07 info@facet.com.au 067000 Petunjuk Wawancara Audition
Lebih terperinciPerkebunan produktif di lereng pegunungan
Khofiffah Mudjiono: Perkebunan produktif di lereng pegunungan Bayangkan anda tengah berada di lereng pegunungan. Sejauh mata anda memandang, terlihat hamparan perkebunan berbagai komoditas. Mungkin teh
Lebih terperinciMENGELOLA KONFLIK bagian 2: Strategi (Simon Fisher, Mengelola Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak)
Materi Kuliah : Evaluasi Perencanaan MENGELOLA KONFLIK bagian 2: Strategi (Simon Fisher, Mengelola Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak) http://chairululid.lecture.ub.ac.id Menyusun Berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Strategi Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar IPS yang berlangsung di SDN Pulutan 02 Kec. Sidorejo Salatiga berdasarkan pengamatan langsung yang telah dilakukan, terkesan monoton. Tidak
Lebih terperinciMAKALAH HAM UNTUK STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN SERTA PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI
FOCUS GROUP DISCUSSION DAN WORKSHOP PEMBUATAN MODUL MATERI HAM UNTUK SPN DAN PUSDIK POLRI Hotel Santika Premiere Yogyakarta, 17 18 Maret 2015 MAKALAH HAM UNTUK STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN SERTA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK
BAB I PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para
Lebih terperinciPanduan Penggunaan Sistem Informasi Inpassing Jabatan Fungsional Statistisi dan Pranata Komputer
BAGI OPERATOR Panduan Penggunaan Sistem Informasi Inpassing Jabatan Fungsional Statistisi dan Pranata Komputer BPS BAGIAN JABATAN FUNGSIONAL REGISTRASI OPERATOR SISTEM 1. Sistem Informasi Inpassing dapat
Lebih terperinciMenghitung Kelipatan Sambil Menabung. (Observasi Pada Kelas IV A SD Negeri 21 Palembang)
Menghitung Kelipatan Sambil Menabung (Observasi Pada Kelas IV A SD Negeri 21 Palembang) a. Pendahuluan Sebagaimana telah kita ketahui, proses pembelajaran dengan menggunkanan pendekatan pendidikan matematika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu Anak berkelainan pendengaran atau tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan atau kerusakan pada satu atau lebih organ
Lebih terperinciLAPORAN TRIWULAN BADAN RESTORASI GAMBUT RI KEPADA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA JULI SEPTEMBER 2016
LAPORAN TRIWULAN BADAN RESTORASI GAMBUT RI KEPADA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA JULI SEPTEMBER 2016 01 SK PENETAPAN PETA INDIKATIF RESTORASI 1 SK.05/BRG/Kpts/2016 telah diterbitkan pada 14 September 2016.
Lebih terperinciMATERI DAN PROSEDUR. Pertemuan I : Pre-Session
MATERI DAN PROSEDUR Pertemuan I : Pre-Session 1. Sesi 1 : Penjelasan tentang program intervensi Tujuan : - Membuat partisipan paham tentang terapi yang akan dilakukan - Memunculkan motivasi pada diri partisipan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IM PLIKASI. awal pemekaran Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, pada Kebijakan
BAB V KESIMPULAN DAN IM PLIKASI 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Masalah sengketa batas wilayah kawasan Pulau Tujuh memiliki
Lebih terperinciPANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A
PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A DAFTAR ISI Pengantar: Lomba Debat Nasional Indonesia 1. Lembar Penilaian hal.4 a. Isi hal. 4 b. Gaya hal.5 c. Strategi hal.5
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
No.968, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Metode E-Learning. DIKLAT. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN SIKAP PANTANG MENYERAH
MENGEMBANGKAN SIKAP PANTANG MENYERAH 1. MENGENAL RADIASI DIRI Kenalilah bahwa Anda memiliki sejumlah potensi dan kekuatan diri. Pisahkan masalah-masalah Anda yang merupakan hal-hal yang bisa Anda tangani
Lebih terperinciPANDUAN BAGI MAHASISWA DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 3 1.1 Tentang Portal Akademik UGM 3 1.2 Tentang Dokumen 3 2. Petunjuk Penggunaan 4 2.1 Login 4 2.2 Halaman Selamat Datang 5 2.3 Halaman Depan 8 2.4 Panduan 9 2.5 Profil 9 2.6
Lebih terperinciTentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.
PERATURAN BUPATI KABUPATEN SIKKA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciStandar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara
Lebih terperinciPEMAHAMAN PERSONAL Oleh: Agus Supriyanto.
PEMAHAMAN PERSONAL Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id PEMAHAMAN PERSONAL KENALI DIRIMU.. KENALI LAWANMU BERAPAPUN KALI ANDA BERTANDING.MENANG.. (Napoleon) (untuk atlet dan pelatih)
Lebih terperinciAdhyatman Prabowo, M.Psi
Adhyatman Prabowo, M.Psi Memilih Metode Pelatihan Rencana Pembelajaran atau Kegiatan Pelatihan Mempersiapkan Bahan bahan Pelatihan Memilih dan Menyiapkan Tempat Pelatihan 1. Ceramah Trainer berkomunikasi
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN A. Lokasi Kegiatan Program pengabdian pada masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Sukapada merupakan program berkelanjutan yang dimulai sejak bulan Mei 2007. Pada
Lebih terperinciThe McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
17-1 17-2 Bab 17 Mengelola Perubahan dan Inovasi Pengantar 17-3 Manajer yang efektif harus memandang pengelolaan perubahan sebagai tanggung jawab yang utuh Organisasi yang gagal merencanakan, mengantisipasi,
Lebih terperinciJenis dan Sifat Gelombang
Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Koordinasi Antara Kelompok Tani dan BPD dalam Penyediaan Pupuk Distribusi pupuk didesa Fajar Baru ini masih kurang, dan sulit untuk didapat. Untuk mendapatkan pupuk petani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa ilmuwan dan orang awam dulu menganggap bahwa global warming hanya merupakan sebuah mitos yang dampaknya tidak akan berpengaruh pada kehidupan manusia. Namun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk karakteristik seseorang agar menjadi lebih baik. Melalui jalur pendidikan formal, warga negara juga diharapkan
Lebih terperinci