Analisis Pengendalian Mutu Produksi Roti (Kasus PT. AC, Tangerang) Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Pengendalian Mutu Produksi Roti (Kasus PT. AC, Tangerang) Abstract"

Transkripsi

1 Analisis Pengendalian Mutu Produksi Roti (Kasus PT. AC, Tangerang) Henny Tisnowati, Musa Hubeis 2 dan Hartrisari Hardjomidjojo 2 Abstract Quality control (QC) is an absolute condition to maintain an industry or companies existents in long term period. Unfortunately, there are a lot of small and medium scale industries still ignore the QC of their operation activities. In this case, studies had been done to analyze QC of bread production at PT. AC. The analysis of production QC problem at PT. AC Tangerang used Statistical Quality Control (SQC) method, using Cause-Effect Diagrams, Pareto Diagrams, and Control Chart Method. The result of analysis showed that the QC was done by the company only at critical control points of bread processing and selection of finishing product s quality which use five senses. In other word, they have not done preventive quality control yet, that is all the information did not use to find out the causal facts of failure product. The recommendation could be given to the company, they should have a QC team or if it is possible, a special unit that does QC, whereas at short term able to analyze and find out the solution of uncontrolled production process, such as QC concept using Deming Plan-Do-Check-Action (PDCA) cycle continuously. That step is followed by making new form and used SQC method to do the analysis of product s quality data. In long term, this unit can bring company to get ISO.. Latar Belakang PENDAHULUAN PT. AC bergerak dalam bidang usaha industri dan perdagangan roti tawar, roti manis dan bagelen dengan orientasi pemasaran lokal (00%). Usahanya dimulai dari usaha pembuatan roti (home industry) dan dijual khusus melalui outlet milik sendiri yang menyatu dengan rumah tinggal pemilik hingga tahun 989. Selanjutnya, usaha diperluas dengan menyewa tempat untuk pabrik dan pemasaran tidak melalui outlet, tetapi langsung kepada konsumen dengan menggunakan jasa pedagang keliling (gerobak dan sepeda) dan ke toko-toko. Perusahaan memproduksi berbagai jenis roti manis, roti tawar dan bagelen dengan berbagai rasa, mutu dan merk dagang. Mutu produk dibedakan berdasarkan komposisi resep (ingredients) dengan harga jual yang berbeda-beda dan masing-masing produk mempunyai pangsa pasar yang berbeda. Menurut Juran (979), mutu merupakan kecocokan untuk digunakan, produk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan serta memberi jaminan kepercayaan pada konsumen. Selain itu, Fiegenbaum (99) menyatakan bahwa mutu produk yang dihasilkan harus memenuhi harapan pelanggan. 2. Permasalahan Di balik daya tahan yang dimiliki, banyak kendala yang dihadapi IKM, khususnya dalam menghadapi era globalisasi. Salah satunya adalah masalah mutu produk yang dihasilkan, terutama oleh IKM produk pangan. Dalam hal ini, banyak pihak manajemen IKM produk pangan belum menyadari pentingnya penerapan QC dalam proses produksinya, sementara instrumen legislasi/peraturan dunia, bahkan dalam negeri semakin ketat mensyaratkan mutu produk berorientasi pada kepuasan dan keamanan pelanggan. Sebagai ilustrasi UU No. 8 tahun 999 (Ariani, 999) yang mewajibkan pelaku usaha untuk : a. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku. b. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu, serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan. c. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan. d. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Alumni PS MPI, SPs IPB 2 Staf Pengajar PS MPI, SPs IPB

2 52 Seiring dengan hal tersebut, maka tuntutan yang semakin meningkat dari konsumen telah mengakibatkan persyaratan akan mutu produk dan jasa semakin tinggi, kemudian diikuti dengan harga produk yang makin rendah, serta jaringan dan jangka waktu distribusi barang yang makin luas dan cepat. PT. AC Tangerang yang merupakan obyek kajian, masih termasuk dalam kategori IKM dan merupakan salah satu industri produk pangan (roti), yang cepat atau lambat akan menghadapi permasalahan dalam hal tuntutan akan mutu produk yang semakin meningkat dari pelangganpelanggannya. Apalagi saat ini semakin banyak pilihan jenis dan merk roti di pasaran, maka apabila perusahaan ingin tetap bertahan di masa mendatang perlu mempertimbangkan pengembangan mutu produk secara lebih serius. 3. Tujuan Tujuan umum kajain ini adalah untuk melakukan analisa terhadap penerapan pengendalian mutu pada salah satu industri kecil/menengah roti. Tujuan khususnya adalah : a. Memperoleh hasil kajian dan identifikasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi roti pada PT. AC, Tangerang. b. Mengkaji alternatif upaya perbaikan atau rekomendasi yang mungkin dilakukan dalam penerapan pengendalian mutu pada perusahaan bersangkutan.. Lokasi METODOLOGI Lokasi kajian dari penelitian ini adalah sebuah perusahaan pembuat roti, yaitu PT. AC yang berada di Tangerang, Jawa Barat. 2. Metode Kerja Analisa terhadap permasalahan proses pengendalian mutu produk roti PT. AC, dilakukan dengan menggunakan SQC dalam mengamati data defect product (Devitsiotis, 98). SQC ini merupakan pendekatan kuantitatif yang dikelompokkan menjadi : a. Cause and Effect Diagram (Diagram Sebab Akibat) Diagram ini dapat menjadi alat pengendalian proses statistika untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik mutu (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab. Selain itu, diagram ini dapat memisahkan penyebab dari gejala, memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan dan dapat diterapkan pada setiap masalah. Pada dasarnya, diagram ini digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan seperti membantu mengidentifikasikan akar dari penyebab suatu masalah, membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah dan membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut. b. Pareto Diagram (Diagram Pareto) Diagram Pareto adalah diagram batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Setiap permasalahan diwakili oleh satu diagram batang. Masalah yang paling banyak terjadi akan menjadi diagram batang yang paling tinggi, sedangkan masalah yang paling sedikit akan diwakili oleh diagram batang yang paling rendah. c. Control Chart Method Grafik ini mempunyai bentuk yang terdiri dari tiga buah garis mendatar sejajar yang terletak pada sumbu tegak, yaitu : ) sumbu vertikal menunjukkan persentase kerusakan barang yang sedang diselidiki 2) sumbu horizontal menunjukkan hari produksi yang diselidiki 3) garis sentral menggambarkan nilai baku yang akan menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil pengamatan untuk tiap contoh Apabila data hasil pengukuran berada di luar batas tersebut, maka proses dianggap out of control (di luar batas kendali) sehingga perlu diperbaiki. Grafik kendali merupakan perangkat statistika yang memberikan kemungkinan suatu organisasi dapat mengetahui sekaligus memantau konsistensi suatu proses atau produk yang dihasilkan melalui pengamatan yang sedang berlangsung dan proses yang telah dilakukan (Montgomery, 990).

3 53. Deskripsi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN a. Manajemen Perusahaan Direktur Utama adalah Bapak HS, yang sudah berpengalaman dalam menjalankan usaha ini sejak tahun 989. Sebelumnya yang bersangkutan bekerja di pabrik lampu, sedangkan bisnis pembuatan roti ditangani oleh istrinya (AD) sejak tahun 984. Saat ini, Ibu AD bertindak sebagai Komisaris dan tugas-tugas operasional telah didelegasikan kepada para pegawainya. Namun demikian, Bapak HS bersama istri tetap mengawasi jalannya usaha, serta berperan dalam pengambilan keputusan utama dan penentu kebijaksanaan perusahaan. Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Akte Pendirian No. 40 tanggal dan Akte Perubahan No. 4 tanggal b. Struktur Organisasi dan Kepegawaian PT. AC telah memiliki struktur organisasi perusahaan dengan pendelegasian wewenang dan job description sesuai dengan kapasitas personalia yang ada. Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi garis, di mana setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan yang akan memberikan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugasnya kepada atasan atas wewenangnya dan tunduk kepada atasannya secara langsung (Gambar ). K O M I S A R I S DIREKTUR UTAMA DIREKTUR OPERASIONAL MANAJER KEUANGAN DAN UMUM. Bagian Keuangan dan Akuntansi 2. Bagian Pembelian 3. Bagian Personalia 4. Bagian Umum 5. Bagian Keamanan MANAJER PABRIK. Bagian Produksi 2. Bagian Pemeliharaan dan Perbaikan 3. Bagian Gudang MANAJER PEMASARAN. Bagian Distribusi 2. Bagian Pemasaran Gambar. Struktur organisasi (PT. AC, 2002) Jumlah pegawai saat ini sekitar 50 orang dengan latar belakang pendidikan beragam (SMP sampai Sarjana). Persyaratan yang ditetapkan bagi calon karyawan dibedakan menurut fungsi administratif, fungsi pengawasan dan fungsi operasional pabrik. c. Produk Perusahaan Perusahaan memproduksi berbagai jenis roti manis, roti tawar dan bagelen dengan berbagai rasa, kualitas dan merk dagang. Mutu produk dibedakan berdasarkan komposisi resep dengan harga jual yang berbeda-beda. Masing-masing produk mempunyai pangsa pasar yang berbeda. d. Peralatan Produksi Peralatan produksi merupakan unsur dari proses produksi yang penting dan membutuhkan pemeliharaan rutin dan berkala. Peralatan yang digunakan dalam perusahaan ini adalah : ) Pencampur adonan (mixer) Terdapat tiga mesin pencampur adonan dengan jenis spiral mixing machine, buatan tahun 995 dan memiliki kapasitas 60 kg/jam.

4 54 2) Penghalus adonan (breaker) Dengan alat ini adonan dihaluskan kembali setelah dilakukan fermentasi pertama. Perusahaan menggunakan 3 unit dough breaker buatan tahun 990 (2 unit) dan tahun 994 ( unit). 3) Pembagi dan pembulat adonan (devider dan rounder) Prinsip kerja dari alat ini adalah membagi adonan menjadi potongan-potongan yang siap diolah lebih lanjut. Perusahaan memiliki 2 unit semi auto devider dan rounder buatan tahun 995 dan 990 dengan kapasitas 36 buah per jam. 4) Alat pemulung/moulder Dengan alat ini adonan dicetak sekaligus untuk dimasukkan ke dalam loyang-loyang. Terdapat 3 unit dough moulder buatan tahun 990 (2 unit) dan tahun 996 ( unit) yang digunakan perusahaan ini. 5) Ruang fermentasi/proofer room Dalam proofer room, adonan diistirahatkan agar terjadi fermentasi akhir sebelum adonan dibakar dan suhu dipertahankan hangat (± 38 0 C). Perusahaan memiliki 3 unit retarded proofer room buatan tahun ) Alat pemanggang roti/oven Perusahaan memiliki tiga buah pemanggang roti/oven dengan jenis rotary oven buatan tahun 996 berkapasitas.500 buah/jam untuk roti manis dan 800 buah/jam untuk roti tawar. Pada oven rotari ini, loyang berisi adonan akan dirotasi selama pemanggangan, sehingga pemanasan merata. Untuk meningkatkan pemerataan dan pemindahan panas, digunakan blower, agar terjadi sirkulasi udara panas di dalam ruangan pemanggangan. e. Proses Produksi Pelaksanaan proses produksi di PT AC melibatkan dua bagian yang saling terkait dalam menentukan mutu hasil produksi, yaitu bagian gudang dan bagian produksi. Mutu dari roti telah ditentukan sejak persiapan bahan di bagian gudang. Kesalahan penimbangan dan pemberian salah satu unsur bahan yang diminta (diorder) oleh bagian produksi akan mempengaruhi mutu roti yang dihasilkan. Pegawai di bagian ini adalah yang telah bekerja minimal tujuh tahun di perusahaan dan telah mampu melewati pelatihan khusus dari pemilik (Direktur Utama), antara lain pelatihan mengenai pengenalan, pemesanan dan penimbangan bahan baku serta penentuan komposisi bahan-bahan yang diperlukan untuk masing-masing resep roti. Keterkaitan bagian produksi dengan penjualan dan persiapan bahan di gudang dijabarkan pada Gambar 2. f. Strategi Pemasaran Untuk mengatasi kondisi persaingan baik dengan perusahaan yang skala usahanya hampir sama maupun yang lebih kecil, perusahaan telah menerapkan beberapa strategi, antara lain : ) membuat kemasan roti yang menarik, bahkan untuk roti murah dibuat inovasi dengan plastik pembungkus yang terkesan mahal. 2) menjaga mutu roti, baik dari segi rasa maupun daya tahan roti (tidak cepat basi). Roti dibuat dengan banyak pilihan rasa, sehingga dapat memenuhi selera konsumen. 3) memberi harga jual yang bersaing dan komisi untuk pihak agen dan pedagang keliling. 4) memberikan kelonggaran jangka waktu pembayaran kredit bagi pelanggannya, namun dilakukan secara selektif.

5 55 BAGIAN PEMASARAN BAGIAN PRODUKSI BAGIAN GUDANG BAHAN BAKU REALISASI PENJUALAN DAN PESANAN ROTI HARIAN ANALISA TREND PENJUALAN HARIAN RENCANA PENJUALAN HARIAN RENCANA PRODUKSI HARIAN RENCANA PRODUKSI PER SHIFT ORDER BAHAN BAKU PER SHIFT PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELIAN BAHAN BAKU BERDASARKAN PENGALAMAN RENCANA PENGELUARAN BAHAN BAKU PER SHIFT ORDER PRODUK HARIAN PELAKSANAAN PRODUKSI PENGELUARAN BAHAN BAKU SESUAI KOMPOSISI Gambar 2. Keterkaitan bagian produksi, penjualan dan gudang bahan baku (adaptasi dari PT. AC, 2002) 2. Hasil Kajian a. Titik-titik kritis pengendalian mutu Dilihat dari struktur organisasi (Gambar ), tidak terdapat suatu unit atau seorang manajer dalam perusahaan yang khusus menangani atau membawahi masalah pengendalian mutu. Dalam pelaksanaannya, pengendalian mutu roti pada perusahaan tersebut dilakukan langsung oleh pegawai bagian gudang dan produksi. Pengendalian mutu terhadap produk roti dalam perusahaan masih dilakukan secara sederhana dan belum terdapat pengendalian khusus terhadap parameter-parameter mutu seperti parameter kimia (ph dan cemaran logam), mikrobiologi (kadar E. coli dan kapang) dan kapang kandungan bahan baku (kadar gula, lemak dan air) melalui penelitian laboratorium. Pengawasan yang dilakukan antara lain terhadap sifat fisik, bau dan rasa roti dilakukan hanya dengan menggunakan panca indera. Titik-titik kritis (critical point) dalam pengendalian mutu pada PT. AC, Tangerang terdapat pada proses-proses : ) Pembuatan formula/resep roti Titik kritis utama dalam produksi roti di PT. AC, Tangerang adalah pembuatan formula/resep roti. Keberhasilan produk roti tergantung dari formula (resep) yang digunakan. Formula/resep roti akan menjadi acuan dalam pengeluaran bahan baku dari gudang, sehingga petugas gudang wajib memahaminya, agar dapat menjamin ketepatan komposisi bahan sesuai resep yang telah dibakukan. Resep dasar roti sudah digunakan perusahaan ini selama belasan tahun dan merupakan hasil percobaan berulang kali oleh Komisaris, sehingga dalam 0 tahun terakhir dinyatakan sebagai resep tetap dan tidak boleh dimodifikasi lebih lanjut. Formula/resep roti baru hanya dapat dibuat untuk jenis dan merk roti yang berbeda dengan yang telah ada. Penggunaan merk/jenis bahan baku, sedapat mungkin sama dengan merk sejak saat pertama kali produksi. Namun, apabila terjadi kelangkaan dari merk/jenis bahan baku

6 56 dimaksud, pemilik akan melakukan uji coba terhadap merk lain dan menentukan penggantinya. Apabila kondisi telah normal, maka akan digunakan merk semula. Hal ini dilakukan untuk menjaga mutu roti, agar pelanggan tidak mencari produk roti lain akibat perubahan rasa. 2) Pengendalian bahan baku Pengendalian bahan baku dilakukan dengan membuat catatan penerimaan dan pengeluaran bahan oleh bagian gudang. Untuk keperluan proses produksi, bagian gudang akan mengeluarkan bahan baku sesuai metode first in first out (FIFO). Metode ini digunakan berkaitan dengan sifat bahan baku roti yang mudah rusak (perishable) dan mempunyai masa kadaluarsa. Prosedur pemeriksaan bahan baku yang wajib dilakukan oleh staf bagian gudang dimulai dengan pemerikasaan fisik dan kemasan bahan baku yang diterma dari pemasok meliputi keutuhan kemasan, kebocoran, kesesuaian ukuran yang dipesan, masa kadaluarsa dan kerusakan lainnya. Apabila bahan baku yang dipesan jelek dan tidak sesuai, maka akan ditolak dan dikembalikan ke pemasok. Apabila bahan baku dinyatakan baik, akan ditempatkan dalam gudang dengan mencantumkan tanggal penerimaannya. Semua permintaan bahan baku akan disesuaikan dengan resep dimana pengeluarannya akan melewati satu pusat penimbangan yang diketahui, dicatat dan diparaf oleh petugas gudang yang berwenang. 3) Pemeliharaan peralatan dan mesin Perusahaan sangat memperhatikan pemeliharaan dan kebersihan alat-alat yang digunakan. Hal ini berkaitan dengan tingkat keberhasilan produk akhir roti yang tergantung dari kelancaran operasi mesin dan higienitas/sanitasi peralatan yang digunakan, serta tempat penyimpanan peralatan. Untuk mengatasi terganggunya produksi roti akibat kerusakan mesin, telah dilakukan upaya-upaya berikut : i. Melakukan servis mesin-mesin setahun sekali secara periodik. ii. Melakukan servis besar mesin tiga tahun sekali yang dilakukan pada distributor/pusat servis produsen mesin. iii. Menempatkan operator dan teknisi mesin/mekanik pada setiap shift produksi minimal tiga orang setiap shift. Khusus untuk loyang, pembersihannya dilakukan minimal setiap dua kali pakai dan setiap kali dibersihkan dilakukan pemanasan kembali. Hal ini perlu dilakukan karena suhu dari loyang yang akan digunakan untuk mmbakar adonan dalam oven dapat menentukan lengket tidaknya produk akhir roti, sehingga dapat mempengaruhi mutu produk dari segi bentuk. 4) Pelaksanaan tahapan-tahapan proses produksi Pada prinsipnya pada pelaksanaan seluruh tahap proses produksi, yaitu mixing, dough breaking, deviding dan rounding, moulding, fermentasi, pemanggangan dan pengemasan telah dilakukan pengawasan mutu oleh perusahaan, seperti yang tercantum pada Tabel. Pengecekan terhadap titik-titik kritis dilakukan oleh pegawai bagian produksi atas dasar pengalaman yang dimiliki, tetapi belum dibuat pelaporan hasil pengecekan. Tabel. Pengawasan mutu yang telah dilakukan oleh perusahaan No. Tahap produksi Pengawasan mutu Tujuan. Mixing - Melakukan penambahan es batu sebagai pengganti air dalam adonan agar suhu mixer tidak terlalu panas (maksimal 45 o C) Elastisitas adonan terjaga - Memastikan waktu adukan sesuai dengan ketentuan (maksimal 30 menit untuk bal adonan) 2. Fermentasi I Memastikan waktu fermentasi telah mencukupi (± 20 menit) Pengembangan pertama dari adonan optimal 3. Dough Breaking Memastikan waktu penghalusan adonan sesuai yang ditentukan (± 5 menit) Struktur adonan mudah dibentuk 4. Deviding dan rounding Memastikan pemasangan ukuran yang tepat untuk setiap jenis roti Menjaga konsistensi ukuran roti

7 57 Lanjutan Tabel. No. Tahap produksi Pengawasan mutu Tujuan 5. Fermentasi II Memastikan waktu fermentasi telah mencukupi (± 45 menit) Adonan mudah ditangani 6. Moulding - Memastikan penggunaan cetakan yang sesuai untuk tiap jenis roti - Menjaga konsistensi bentuk roti sesuai jenisnya - Menjaga konsistensi rasa isi - Memastikan rasa isi roti manis dan roombutter untuk bagelen dan roombutter 7. Fermentasi Akhir - Memastikan suhu fermentasi telah sesuai (38-39 C) - Memastikan waktu fermentasi telah mencukupi (± 90 menit) 8. Pemanggangan - Memastikan suhu pemanggangan telah sesuai (70 C) - Memastikan pemanggangan telah mencukupi (0-5 menit) 9. Sortasi Melakukan pemilihan dan pemisahan produk yang warna dan bentuknya tidak sesuai 0. Pengemasan Melakukan pemeriksaan terhadap kemasan produk jadi dari segi penampakan fisik (tulisan dan warna) maupun fungsinya (robek atau kotor) sesuai jenisnya. Menjaga agar ragi dapat menghasilkan zat-zat yang mampu memodifikasi adonan untuk menghasilkan roti empuk dan bercita rasa. Menjaga agar produk akhir roti tidak terlalu keras dan hangus akibat pemanggangan terlalu lama atau kurang matang. Menjaga agar produk dengan warna dan bentuk tidak sesuai tidak terjual ke konsumen Roti yang dikirim ke gudang tidak mengalami perubahan rasa, warna dan bentuk, serta baik tampilannya. b. Penerapan SQC dalam pengendalian mutu Saat ini, PT. AC belum melakukan analisa khusus mengenai pengendalian mutu pada proses produksinya. Fokus perhatian perusahan adalah produk akhir roti yang baik dengan melihat bentuk, warna dan rasa. ) Grafik Sebab Akibat Masalah-masalah yang biasa dihadapi oleh perusahaan, digambarkan pada suatu diagram sebab akibat (Gambar 3). 2) Diagram Pareto Diagram Pareto digunakan untuk menganalisa data PT. AC yang menyangkut jenis kerusakan yang terjadi bulan Agustus dan September 2002 (Tabel 2). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jenis kerusakan produk yang dominan terjadi pada bulan Agustus dan September 2002 adalah bentuk roti yang tidak seragam, seperti kulit terkelupas, ukuran lebih kecil dan bentuk roti manis yang tidak sesuai dengan isinya, roti yang terlalu hangus, sehingga menyebabkan warna roti menjadi terlalu coklat dan kemungkinan akan mempengaruhi rasa. Tabel 2. Jenis gagal produk yang terjadi bulan Agustus dan September 2002 pada PT. AC, Tangerang No Jenis gagal Bentuk tidak seragam Hangus Isi keluar Lain-lain Frekuensi kumulatif Frekuensi (kali) (kali) Agustus September Agustus September Jumlah

8 58 LAIN- LAIN BAHAN BAKU ALAT DAN MESIN MUTU TIDAK SESUAI UKURAN KURANG RUSAK LISTRIK MATI KOMPOSISI TIDAK SESUAI RESEP KEBERSIHAN KURANG SUHU TIDAK SESUAI LANGKA AIR BERSIH KURANG TIDAK TELITI TIDAK HATI-HATI TIDAK TERAMPIL SUHU LEWAT MASA KADALUARSA MOULDING PEMANGGANGAN WAKTU SUHU MIXING TIDAK OPTIMAL WAKTU DOUGH BREAKING TIDAK OPTIMAL DEVIDING & ROUNDING TIDAK OPTIMAL FERMENTASI TIDAK OPTIMAL MUTU ROTI KURANG BAIK PERSONIL PROSES PRODUKSI Gambar 3. Diagram sebab akibat untuk mengidentifikasi akar masalah Mutu Roti Kurang Baik Jumlah Bentuk tidak seragam Hangus Isi keluar Lain-lain Jenis Gagal Produk Persentase Jumlah Produk Gagal Persentase kumulatif Gambar 4. Diagram Pareto untuk jenis gagal produk PT. AC, Tangerang

9 59 Jumlah pada bulan Agustus 2002 Bentuk tidak seragam Hangus Isi keluar Lain-lain Jenis Gagal Produk Persentase Jumlah Produk Gagal Persentase kumulatif produk gagal Gambar 5. Diagram Pareto untuk jenis gagal produk PT. AC, Tangerang pada bulan September 2002 Dari Gambar 4 dan 5, perusahaan perlu memfokuskan diri untuk mencari penyebab terjadinya kegagalan produk terhadap bentuk tidak seragam dan roti yang terlalu hangus, karena keduanya akan memberikan dampak terbesar terhadap penambahan biaya produksi sebagai akibat produk gagal. 3) Grafik Kendali Saat ini, perusahaan melakukan pengendalian mutu dengan menggunakan parameter bentuk, warna dan rasa yang dilakukan secara indrawi. Oleh karena itu, grafik kendali yang digunakan untuk menganalisa PT. AC adalah grafik kendali data atribut p- chart. g p UCL= Proporsi 0.00 P= Jumlah Sampel Hari ke LCL=4.79E-04 Gambar 6. Grafik kendali PT. AC pada bulan Agustus 2002 Dari grafik kendali pada Gambar 6, terdapat 8 (delapan) titik yang berada di luar batas pengendalian, yaitu hari ke, 5, 2, 3, 5, 20, 24 dan 27. Pada hari-hari tersebut jenis kerusakan yang paling dominan adalah bentuk tidak sesuai (6 kali) dan warna roti terlalu hangus (7 kali). Pada Gambar 7, terdapat 3 (tiga) titik yang berada di luar batas pengendalian, yaitu hari ke 5, 6 dan 9, dengan jenis kerusakan yang terjadi adalah bentuk tidak sesuai (3 kali) dan dengan warna roti terlalu hangus (2 kali).

10 Proporsi UCL= P= LCL=3.94E Jumlah Sampel Hari ke Gambar 7. Grafik kendali PT. AC pada bulan September 2002 c. Langkah Perbaikan Mutu Untuk mendapatkan produksi terkendali, perlu dibuat suatu unit/bagian atau tanggungjawab khusus pada seorang manajer yang dapat menangani pengendalian mutu. Dalam hal ini, tindakan minimal yang perlu diambil adalah membuat suatu tim pengendalian mutu, di mana dalam tim tersebut dapat mendiskusikan penyebab masalah, mencari solusi pemecahan masalah dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang berkaitan dengan perbaikan mutu dalam proses produksi. Langkah-langkah perbaikan mutu yang akan dibuat tim atau unit atau manajer yang menangani pengendalian mutu adalah menggunakan siklus PDCA Deming. Dalam jangka pendek, langkah perbaikan mutu yang perlu diprioritaskan adalah mencari penyebab utama terjadinya produk gagal. Untuk itu perlu dilakukan brainstorming di antara anggota tim pengendalian mutu, dalam mencari akar-akar penyebab yang mengakibatkan bentuk tidak seragam, yaitu : a. Pembersihan loyang belum diikuti dengan pemanasan loyang hingga mencapai suhu yang tepat untuk digunakan dalam pembuatan roti, yang akan membuat roti lengket pada loyangnya dan kulit menjadi terkelupas. b. Komposisi bahan yang diberikan dari gudang bahan baku kurang sesuai dengan formula/resepnya, sehingga dapat menyebabkan adonan lengket di loyang. c. Proses fermentasi tidak optimal, karena suhu atau waktunya tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya. Akar-akar penyebab yang mengakibatkan warna kulit roti hangus, adalah : a. Alat pemanggang roti (oven) tidak bekerja dengan baik b. Suhu dan waktu pemanggangan tidak diperhatikan dengan baik Akar-akar penyebab yang mengakibatkan isi keluar, adalah : a. Apabila isi keluar pada saat pembakaran, maka kemungkinan terjadi karena suhu pada saat pemanggangan terlalu tinggi b. Apabila isi keluar sesudah proses pemanggangan, menunjukkan komposisi bahan yang diberikan kurang tepat. Selain itu, perlu dicari lebih lanjut, apakah disebabkan common cause (sebab biasa) atau special cause (sebab khusus). Apabila penyebabnya adalah special cause, maka perbaikan dapat dilakukan tanpa mengubah proses secara keseluruhan dan apabila merupakan common cause, maka perbaikan harus mengubah keseluruhan proses produksi. Dari grafik kendali PT. AC bulan Agustus dan September 2002, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan proses di luar kendali sebanyak 22,3% sehingga dapat diasumsikan bahwa penyebab dari kegagalan produk adalah special cause, berarti penyebab kegagalan produk dapat dihindari oleh perusahaan dan bukan merupakan kesalahan proses secara keseluruhan. Oleh karena itu sebelum langkah perbaikan mutu dilakukan, perlu dibuat formulir-formulir baru untuk diisi oleh bagian produksi, sehingga informasi mengenai jumlah dan sebab produk gagal serta jumlah total produksi dapat diperoleh dengan mudah. Apabila diperlukan formulirformulir tersebut dapat dibuat dengan isian yang lebih rinci, misalnya per titik kritis pembuatan roti, per periode (shift/harian) ataupun per produk roti yang diproduksi (roti tawar, manis dan bagelen), dengan tetap menjaga agar pengisian-pengisian formulir tersebut tidak mengganggu produktivitas pembuatan roti. Dengan formulir yang menyediakan isian yang lebih lengkap, diharapkan tim pengendalian mutu dapat melakukan analisa lebih baik dan terperinci, serta mampu membuat grafik kendali yang mendekati situasi produksi riil.

11 6. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN a. PT. AC telah melakukan proses pengendalian mutu dalam kegiatan produksi roti, namun masih memiliki kelemahan, seperti belum adanya prosedur baku pengawasan dan pengawasan hanya dibuat dalam laporan singkat mengenai suatu permasalahan. b. Hasil analisa SQC terhadap data perusahaan dengan diagram sebab akibat menunjukkan hasil penyebab mutu roti kurang baik terjadi karena masalah bahan baku, alat dan mesin, personil, proses produksi dan lain-lain. Sebagai ilustrasi, dari diagram Pareto terlihat, bahwa jenis kegagalan produk yang dominan pada bulan Agustus dan September adalah bentuk tidak seragam dan hangus, serta grafik kendali proses produksi perusahaan masih berada di luar batas kendali, karena proses di luar garis UCL dan LCL sebanyak 32%, tetapi berikutnya membaik (proses di luar kendali 9,7%). 2. Saran a. Parameter pengendalian mutu sebaiknya ditingkatkan, agar tidak hanya mengukur data atribut, tetapi juga melakukan suatu penelitian laboratorium terhadap parameter-parameter yang dapat diukur seperti parameter kimia, mikrobiologi dan kandungan bahan dalam produk jadi roti. b. Dalam melakukan proses produksinya, PT. AC diharapkan mengikuti standar mutu yang berlaku (SNI). Selain itu, perlu diupayakan untuk memperoleh sertifikat halal dari instansi terkait (MUI), sehingga konsumen di Indonesia yang mayoritas beragama Islam dapat mempercayai produk roti yang dihasilkan dan diharapkan dapat meningkatkan penjualan. c. Perlu dibentuk tim khusus yang menangani masalah pengendalian mutu yang terdiri dari orangorang yang beraneka ragam dalam latar belakang pengetahuan/kemampuan, sehingga permasalahan mutu bukan hanya dilihat dari proses produksi roti. DAFTAR PUSTAKA Ariani, D.W Manajemen Kualitas. Universitas Atmajaya, Yogayakarta. Devitsiotis, K.N. 98. Operation Management International Student Edition. Mc Graw Hill Inc, New York. Feigenbaum. 99. Total Quality Control. Mc Graw Hill Inc, New York. Juran, J.M Quality Control Handbook. Mc Graw Hill Inc, New York. Montgomery, D.C Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik (Terjemahan). Gajahmada Press, Yogyakarta. PT. AC Company Profile. Tangerang.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir Pada Perusahaan XYZ

Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir Pada Perusahaan XYZ Jurnal Matematika Vol. 2 No. 1, Desember 2011. ISSN : 1693-1394 Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir Pada Perusahaan XYZ Ni Luh Putu Suciptawati Wella Dhanuantari Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam dunia bisnis dan usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya kegiatan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Mitra Manis Sentosa merupakan produsen makanan ringan yang didirikan pada tahun 1986. Bentuk badan hukum dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PRODUK CACAT DENGAN METODE CONTROL CHART PADA PT. ITAL FRANS MULTINDO FOOD INDUSTRIES DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2013

ANALISIS PENGENDALIAN PRODUK CACAT DENGAN METODE CONTROL CHART PADA PT. ITAL FRANS MULTINDO FOOD INDUSTRIES DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2013 ANALISIS PENGENDALIAN PRODUK CACAT DENGAN METODE CONTROL CHART PADA PT. ITAL FRANS MULTINDO FOOD INDUSTRIES DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2013 Luh Lena Riyanthi1, Made Nuridja1, Kadek Rai Suwena2 Jurusan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Statistical Assistance Tools, Product Damage. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Statistical Assistance Tools, Product Damage. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT CV. Pelangi abadi is a company engaged in the field of convection which produces jeans. This company uses macloon system, which the production process is done in accordance with the order. In

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION 1. Direktur 2. Keuangan

JOB DESCRIPTION 1. Direktur 2. Keuangan JOB DESCRIPTION 1. Direktur Orang yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan atas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Barly Joy Collection merupakan sebuah home industry yang bergerak di bidang manufaktur pakaian. Adapun produk yang dihasilkan adalah baju dengan bahan kaos. Banyak perusahaan pesaing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii ABSTRAK Dewasa ini persaingan di dunia industri sudah sangat ketat, khususnya industri kreatif. Sehingga setiap perusahaan perlu untuk tetap menjaga kualitas produknya, agar memenuhi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Metodologi Penelitian III.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pertumbuhan industri di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala kecil dan rumah

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Produk Cacat, Peta Kendali u, Diagram Sebab Akibat. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Produk Cacat, Peta Kendali u, Diagram Sebab Akibat. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang membuat persaingan konveksi pakaian semakin ketat. Setiap perusahaan harus terus meningkatkan kualitas produknya untuk dapat terus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Quality is the most important element in bussines world competition. A company can be compete and survive by always produce a very good quality product and appropriate with customer expectation.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Badan Pusat Statistik, Jakarta. 68 DAFTAR PUSTAKA Ariyani, D.W. 1999. Manajemen Kualitas, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Badan Pusat Statistik, Jakarta. Dasalbantani.

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG Miftakhurrizal Kurniawan 1, Isna Arofatus Zahrok 2 Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Mada Jimmy Fonda Arifianto 1 ; Edi Santoso 2 ABSTRACT Article presents manufacture information system

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan UD. TRIJAYA adalah sebuah home industry yang bergerak di bidang makanan ringan yang masih bersifat tradisional,

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Terbatas Amico mulai didirikan tahun 2000 oleh Bapak Krisman. Pada awal berdiri, perusahaan bergerak sebagai distributor produk

Lebih terperinci

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes Abstract Quality is the most important element in today's business world competition. A company that

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, di samping harga dan jangkauan distribusinya. Oleh karena itu setiap perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Roti Roti adalah produk makanan yang terbentuk dari fermentasi terigu dengan menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya yang kemudian dipanggang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, audit operasional atas fungsi produksi pada PT Dunia Daging Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW) SKRIPSI Oleh : GITA SUCI RAMADHANI 24010210120012 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang semakin maju, industri konveksi pun semakin berkembang pesat mengikuti irama pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB X PENGAWASAN MUTU BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PD. Galuh Sari merupakan perusahaan yang didirikan oleh Bapak Amir dan Istrinya yang bernama Ibu Maemunah pada tahun 2001 yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

HANS PUTRA KELANA F

HANS PUTRA KELANA F KAJIAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU (ISO 9001:2000 DAN ISO 22000:2005) DI PERUSAHAAN GULA RAFINASI MELALUI MAGANG DI PERUSAHAAN JASA KONSULTASI, PREMYSIS CONSULTING, JAKARTA HANS PUTRA KELANA F24104051 2009

Lebih terperinci

Tugas dan Tanggung Jawab. a. Menetapkan tujuan,visi,dan misi perusahaan. b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan.

Tugas dan Tanggung Jawab. a. Menetapkan tujuan,visi,dan misi perusahaan. b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan. LAMPIRAN Tugas dan Tanggung Jawab 1. Direktur Adapun Tugas dari Direktur a. Menetapkan tujuan,visi,dan misi perusahaan. b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan. c. Merencanakan serta mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN 3.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem kerja yang merupakan rangkaian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti membuat adonan

Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti membuat adonan PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CONSUMER GOODS Studi Kasus di Royal Bakery Oleh: I Wayan Sukania, Anita Stacia,Hanny Natalia Defianna Mariam,Tri Multi iwayansukania@tarumanagara.ac.id iwayansukania@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL PADA PROSES PRODUKSI MINUMAN KEMASAN RETURNABLE GLASS BOTTLE. (Studi Kasus di PT. Coca-cola Bottling Indonesia Central Java)

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL PADA PROSES PRODUKSI MINUMAN KEMASAN RETURNABLE GLASS BOTTLE. (Studi Kasus di PT. Coca-cola Bottling Indonesia Central Java) PENERAPAN DIAGRAM KONTROL MAHALANOBIS PADA PROSES PRODUKSI MINUMAN KEMASAN RETURNABLE GLASS BOTTLE (Studi Kasus di PT. Coca-cola Bottling Indonesia Central Java) SKRIPSI Disusun Oleh: MUHAMMAD ABID MUHYIDIN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

(Studi Kasus di PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera)

(Studi Kasus di PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera) PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BENANG POLYESTER COTTON 45 MELALUI ANALISIS TOTAL QUALITY CONTROL (Studi Kasus di PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera) SKRIPSI Disusun Oleh : Afifah Alrizqi NIM. J2E 009 011 JURUSAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pembagian tugas untuk teknisi. I. Mesin pada PT BSC Kyra Boga : 4 Mesin manual penggulungan. 3 Mesin pembuat cream

Lampiran 1 Pembagian tugas untuk teknisi. I. Mesin pada PT BSC Kyra Boga : 4 Mesin manual penggulungan. 3 Mesin pembuat cream LAMPIRAN Lampiran 1 Pembagian tugas untuk teknisi I. Mesin pada PT BSC Kyra Boga : 4 Mesin manual penggulungan 3 Mesin pembuat cream 4 Mesin untuk mengaduk bahan 4 Mesin foil (pengemasan) II. Teknisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini persaingan usaha semakain ketat, seperti halnya dalam usaha garment. Agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan, pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang sangat perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI A. Kebutuhan Tenaga Kerja Salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek adalah analisis kebutuhan tenaga kerja. Proses produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

Struktur Organisasi Perusahaan. Direksi. Manajer Umum

Struktur Organisasi Perusahaan. Direksi. Manajer Umum Lampiran 1 Struktur Organisasi Perusahaan Direksi Manajer Umum Kabag Adm& Umum Kabag Produksi Keuangan Personalia Pemasaran Produksi Quality Control Pergudangan xii Lampiran 2 Tugas dan Wewenang 1. Direksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SPC PADA PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES

Lebih terperinci

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Dwi Hadi Sulistyarini 1) 1) Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. M.T. Haryono 167 Email : dwihadi@ub.ac.id Abstrak. UD Podo

Lebih terperinci