BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab tinjauan pustaka akan dibahas mengenai penelitian yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab tinjauan pustaka akan dibahas mengenai penelitian yang"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab tinjauan pustaka akan dibahas mengenai penelitian yang dilakukan sebelumnya, membahas persamaan dan perbedaan yang ada pada penelitian sebelumnya dan literatur yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian Terdahulu Peneletian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Eka Rachmawaty Soetjahjo (2012) dengan judul Rancangan Indikator Kinerja Individu untuk Bagian Service dan Bagian Project di PT BIA. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun indicator kinerja utama (KPI) dan perilaku kerja (kompetensi) yang selaras dengan visi, misi organisasi untuk penilaian kinerja bagi karyawan di bagian service dan project. Persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah konsep dalam menyusun rancangan penilaian kinerja individu. Baik penelitian ini maupun penelitian sebelumnya sama-sama menyusun rancangan penilaian kinerja individu yang selaras dengan strategi organisasi. Sedangkan perbedaannya adalah objek penelitian sebelumnya adalah perusahaan yang bergerak di bidang air conditioning system, sedangkan objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultan konstruksi, arsitektur dan supervisi. Tentunya ada perbedaan dari jenis usahanya. 9

2 2.2. Tinjauan Teoritis Definisi dan Tujuan Manajemen Kinerja Amstrong (2009) menjelaskan bahwa manajemen kinerja adalah sebuah proses yang sistematis untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan cara mengembangkan kinerja tim dan individu yang ada di dalam organisasi. Menurut Aguinis (2013), manajemen kinerja adalah proses identifikasi, mengukur, dan mengembangkan kinerja individu dan tim, serta menyelaraskan kinerja dengan tujuan strategis organisasi secara berkelanjutan. Tujuan umum dari manajemen kinerja menurut Amstrong (2009) adalah : Menyelaraskan tujuan individu dan organisasi Meningkatjan kinerja organisasi Meningkatkan kinerja individu Memberikan masukan untuk pengembangan individu Mengembangkan budaya kinerja Memberi informasi kontribusi atau kinerja sebagai dasar keputusan upah Manajemen kinerja adalah cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi organisasi, kelompok kerja dan individu dengan memahami dan mengelola kinerja sesuai dengan target yang telah direncanakan, standar persyaratan kompetensi yang telah ditentukan. Manajemen kinerja adalah sebuah proses untuk menetapkan suatu pemahaman bersama antara atasan dan bawahan tentang apa yang harus dicapai dan merupakan pendekatan untuk pengelolaan sumber daya manusia dengan cara meningkatkan kemungkinan pencapaian sasaran dalam suatu jangka waktu tertentu, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 10

3 2.2.2 Proses Manajemen Kinerja Menurut Aguinis (2013) manajemen kinerja adalah sebuah proses yang berkelanjutan dan memiliki beberapa komponen dimana masing-masing komponen sangat berhubungan satu sama lain dan penerapan yang buruk pada salah satu komponen tersebut akan memiliki dmpak yang negative terhadap sistem manajemen kinerja secara menyeluruh. Komponen dari proses manajemen kinerja antara lain: 1. Prerequisites: terdapat dua persyaratan dasar yang wajib dipersiapkan sebelum penerapan sistem manajemen kinerja antara lain pengetahuan dan pemahaman tentang misi dan sasaran strategis organisasi dan informasi dan pemahaman tentang pekerjaan melalui proses analisa jabatan. 2. Performance Planning : pada tahap ini karyawan dan atasannya bertemu untuk mempersiapkan dan menetapkan hasil kinerja individu untuk jangka waktu tertentu yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Dalam proses ini terjadi kesepakatan antara atasan dan bawahan tentang sasaran kinerja yang harus dicapai dan tingkat kinerja yang diharapkan atau performance standard sebagai dasar untuk mengukur seberapa baik pencapaian kinerja karyawan. Selain menetapkan apa yang harus dilakukan seorang karyawan atau result, juga di tetapkan competencies atau bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan. Kesepakatan atas rencana pengembangan, developmentplan termasuk mengidentifikasi daerah yang membutuhkan perbaikan dan menetapkan tujuan yang harus dicapai di setiap daerah. 11

4 3. Performance Execution : pada tahap ini masing-masing karyawan dan atasannya memiliki tanggung jawab dan kepemilikan dalam proses ini. Karyawan bertanggung jawab untuk mencapai sasaran kerja, meminta umpan balik dari atasannya, melakukan komunikasi secara terbuka dan teratur, mengumpulkan data yang menunjukkan kemajuan terhadap pencapaian sasaran dan melakukan penilaian terhadapa diri sendiri atau self appraisal untuk proses penilaian kinerja. Di sisi lain, atasan juga memiliki tanggung jawab pada tahap ini yaitu melakukan observasi dan dokumentasi mengenai pencapaian hasil kerja bawahannya, melakukan pembaruan sasaran, standard dan tanggung jawab bawahannya jika ada perubahan pada sasaran organisasi, memberikan umpan balik, memastikan bawahannya memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya dan memberikan penguatan reinforcement untuk perilaku yang efektif dan kemajuan ke arah tujuan. 4. Performance Assessment : pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap perilaku yang diharapkan dan pencapaian sasaran kerja individu. 5. Performance Review : pada tahap ini karyawan dan atasan bertemu untuk membahas hasil evaluasi yang dilakukan oleh masing-masing pihak. 6. Performance Renewal & Recontracting: tahap ini mirip dengan perencanaan kinerja yang dilakukan di awal. Perbedaan tahap ini dengan tahap perencanaan kinerja adalah wawasan dan informasi yang diperoleh di tahap sebelumnya Menyelaraskan Manajemen Kinerja dengan Rencana Strategis Keberhasilan sebuah organisasi dalam penerapan strategi perusahaan dapat terwujudkan melalui proses komunikasi harapan dan tujuan organisasi dan 12

5 menghubungkan tujuan tersebut dengan rencana kerja setiap individu. Banyak organisasi menghabiskan terlalu banyak waktu dan usaha dalam menyusun pernyataan misi dan visi tanpa melakukan tindakan nyata untuk mewujukannya. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa strategi organisasi diturunkan dan mengarah pada tindakan-tindakan nyata dan ada upaya untuk menghubungkan rencana strategis perusahaan dengan manajemen kinerja. Organization s Strategic Plan Mission Vission Goals Strategies Unit s Strategic Plan Mission Vission Goals Strategies Job Description Task Knowledge Skills Abilities Individual and Team Performance Results Behaviours Developmental Plan Gambar 2.1 Proses Menghubungkan Manajemen Kinerja dengan Perencananaan Strategis Sumber : Aguinis (2013) Aguinis (2013) memberikan sebuah kerangka untuk menghubungkan manajemen kinerja dengan rencana strategis sesuai dengan Gambar 2.1. Kerangka tersebut memberikan pemahaman mengenai hubungan antara rencana strategtis 13

6 organisasi, rencana strategis unit bisnis, deskripsi pekerjaan dan rencana kerja individu dan tim Analisa Jabatan dan Metode Analisis Pekerjaan Definisi dan Langkah-langkah Analisa Jabatan Menurut Mondy (2008), analisa pekerjaan adalah proses yang dilakukan. secara sistematis untuk menentukan keterampilan, tugas-tugas dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah pekerjaan di dalam organisasi. Dessler (2011) mengungkapkan bahwa analisis pekerjaan adalah prosedur yang kita lalui untuk menentukan tanggung jawab posisi-posisi tersebut, dan karakteristik orangorang yang bekerja untuk posisi-posisi tersebut. Analisis pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan) dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Dengan melakukan analisa pekerjaan maka tugas-tugas yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah pekerjaan dapat teridentifikasi dengan baik. Hal ini menjadikan analisa pekerjaan sebagai sebuah teknik penting dan menjadi titik awal untuk melakukan aktifitas lain dalam mengelola sumber daya manusia. Menurut Dessler (2011) Penyelia atau spesialis SDM biasanya mengumpulkan beberapa informasi berikut melalui analisis pekerjaan : - Aktivitas pekerjaan, mengumpulkan informasi mengenai aktivitas pekerjaan tersebut yang sebenarnya, seperti membersihkan, menjual, dll. Daftar ini juga dapat meliputi bagaimana, mengapa, dan kapan pekerja itu melakukan setiap aktivitasnya. - Perilaku manusia, mengumpulkan informasi mengenai perilaku-perilaku 14

7 manusia seperti berkomunikasi, menulis, dll. Termasuk juga informasi mengenai tuntutan pekerjaan seperti mengangkat barang berat atau berjalan jauh. - Mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan kerja. Kategori ini termasuk informasi mengenai perangkat yang digunakan, bahan-bahan yang diproses, pengetahuan yang dipakai atau diterapkan (seperti keuangan atau sipil), dan pelayanan yang diberikan (seperti konseling atau servis). - Standar prestasi, pengusaha juga mungkin menginginkan informasi mengenai standar prestasi pekerjaan (misalnya dalam konteks level atau mutu untuk setiap kewajiban pekerjaan). Manajemen akan menggunakan standar tersebut untuk menilai karyawan. - Konteks pekerjaan, merupakan informasi tentang hal-hal seperti kondisi fisik pekerjaan, jadwal kerja, dan konteks organisasi dan social misalnya, siapa karyawan yang biasanya akan berinteraksi. Informasi mengenai insentif juga dapat dimasukkan disini. - Persyaratan manusia, ini termasuk informasi mengenai persyaratan manusia untuk pekerjaan itu, seperti pengetahuan atau keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan (pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja) dan atribut pribadi yang dibutuhkan (bakat, karakteristik fisik, kepribadian, dan minat). Dessler (2011) menyebutkan ada enam langkah dalam melakukan analisa pekerjaan : Tahap 1 : menentukan bagaimana kita akan menggunakan informasi tersebut, 15

8 karena hal ini akan menentukan data yang akan kita kumpulkan dan cara mengumpulkannya. Beberapa teknik pengumpulan data - seperti wawancara kepada karyawan dan bertanya apa yang dibutuhkan oleh pekerjaan - penting untuk membuat deskripsi pekerjaan dan memilih karyawan untuk pekerjaan itu. Tahap 2 : Meninjau informasi dasar yang relevan, seperti bagan-bagan organisasi, bagan-bagan proses, dan deskripsi-deskripsi pekerjaan. Bagan organisasi memperlihatkan tata kerja dari seluruh organisasi/perusahaan, bagaimana hubungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya di perusahaan tersebut, dan dimana posisi pekerjaan itu masuk di dalam keseluruhan tata kerja organisasi. Bagan proses memberikan gambaran alur kerja yang lebih rinci. Dalam bentuk yang paling sederhana, sebuah bagan proses memperlihatkan alur dari masukan/input-ke dan keluaran/output-dari pekerjaan yang kita analisis. Akhirnya, deskripsi pekerjaan yang ada, bila ada, biasanya memberikan titik awal untuk membangun deskripsi pekerjaan yang direvisi. Tahap 3 : Memilih posisi yang dapat mewakili, sebagai contoh, tidaklah perlu menganalisis pekerjaan dari 200 pegawai perakitan bila sampel dari 10 pekerjaan sudah mencukupi. Tahap 4 : Menganalisis pekerjaan dengan mengumpulkan data aktivitas pekerjaan, perilaku karyawan yang dibutuhkan, kondisi pekerjaan, dan sifat serta kemampuan manusia yang dibutuhkan untuk melakukan 16

9 pekerjaan itu. Tahap 5 : Melakukan verifikasi informasi analisis pekerjaan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut dan dengan penyelia langsung pekerja tersebut. hal ini akan membantu menginformasikan bahwa informasi itu benar dan lengkap. Tinjauan ini juga membantu masukan data dari karyawan dan kesimpulan analisis pekerjaan, dengan memberikan kesempatan kepada pegawai tersebut untuk meninjau dan memodifikasi gambaran kita tentang aktivitas pekerjaan tersebut. Tahap 6 : Membuat deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Keduanya adalah hasil dari analisis pekerjaan Metode Analisis Pekerjaan Ada beragam metode untuk melakukan analisis pekerjaan. Pemilihan atas metode tertentu harus didasarkan pada tujuan-tujuan penggunaan informasi dan pendekatan yang paling cocok untuk organisasi tertentu. Menurut Dessler (2011) dalam praktiknya kita dapat menggunakan salah satu metode atau dapat mengkombinasikan metode yang cocok dengan tujuan. Dan menurut Dessler (2011), Wawancara lebih sesuai untuk membuat deskripsi pekerjaan. Dessler (2011) menjelaskan bahwa wawancara barangkali adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengenali kewajiban dan tanggung jawab pekerjaan, dan ini karena kelebihan yang dimilikinya. Cara yang relative sederhana dan cepat mengumpulkan informasi, termasuk informasi yang mungkin tidak pernah muncul dalam bentuk tertulis. Menurut Mondy (2008) pemahaman mengenai pekerjaan juga dapat diperoleh dengan cara mewawancarai karyawan 17

10 dan supervisor. Biasanya, analis mewawancarai karyawan dahulu untuk membantunya mendeskripsikan tugas-tugas yang dikerjakan. Kemudian, analis biasanya menghubungi supervisor untuk memperoleh informasi tambahan dalam rangka memeriksa ketepatan informasi yang diperoleh dari karyawan dan mengklarifikasi hal-hal tertentu Definisi dan Format Deskripsi Pekerjaan Menurut Mondy (2008) informasi yang didapatkan dari proses analisa pekerjaan memiliki dampak pada setiap aspek dalam pengelolaan sumber daya manusia,diantaranya yaitu Penilaian Kinerja. Dampak pada penilaian kinerja yaitu pada evaluasi atas kinerja karyawan dilakukan berdasarkan pencapaian tugastugas yang telah ditentukan dalam uraian pekerjaan dan sasaran-sasaran lain yang telah disepakati bersama dengan atasan. Informasi yang didapatkan dari analisa pekerjaan adalah penting untuk mengembangkan deskripsi pekerjaan. Menurut Mondy (2008), deskripsi pekerjaan adalah sebuah dokumen yang menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawab sebuah pekerjaan. Dokumen ini memberikan informasi tentang apa yang dilakukan dalam pekerjaan, bagaimana pekerjaan dilakukan dan kondisi kerja. Menurut Mondy (2008), deskripsi pekerjaan memiliki beberapa informasi antara lain: 1. Identifikasi Pekerjaan: Bagian ini mencakup nama jabatan, departemen, struktur pelaporan dan kode pekerjaan. 2. Tanggal: Tanggal pelaksanaan dilakukannya analisa jabatan ditulis didalam deskripsi pekerjaan untuk membantu dalam mengidentifikasi perubahan dalam 18

11 pekerjaan dan memastikan bahwa analisa jabatan dilakukan secara berkala. 3. Ringkasan Pekerjaan: Ringkasan pekerjaan memberikan gambaran singkat tentang isi dari pekerjaan. 4. Tugas-tugas yang dilakukan: Bagian ini mencakup tugas-tugas utama yang harus dilakukan oleh pemegang jabatan. 5. Spesifikasi Jabatan : Bagian ini mencakup persyaratan minimal yang harus dimiliki seseorang agar dapat melakukan pekerjaan tertentu Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) Definisi Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan suatu pedoman yang dapat menunjukkan prestasi kerja karyawan dan bila dilakukan secara rutin dapat bermanfaat bagi pengembangan karir karyawan. Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu sistem yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja individu karyawan dalam periode tertentu, memberikan feedback dan membina individu sehingga setiap individu diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya (Herachwati, 2013). Dessler (2011) menjelaskan penilaian kinerja sebagai proses evaluasi kinerja karyawan masa kini atau kinerja di masa lampau terhadap standar kinerja yang telah ditetapkan untuk karyawan tersebut. Oleh karena itu Dessler (2011) menetapkan bahwa proses penilaian kinerja melibatkan tiga hal yaitu : 1. Menetapkan standar kerja 2. Mengukur kinerja karyawan terhadap standar kerja yang telah ditetapkan 3. Memberi masukan kepada karyawan dengan tujuan untuk memotivasi agar 19

12 dapat meningkatkan kinerjanya Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Secara umum penilain kinerja dilakukan oleh seorang atasan untuk memberi masukan kepada karyawan agar mereka dapat meningkatkan kinerjanya. Menurut Cascio (2013) tujuan dari proses penilaian kinerja adalah : 1. Employment decision : hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pemberian promosi atau demosi, menentukan besarnya imbalan, mengurangi jumlah tenaga kerja, dan menentukan pelatihan. 2. Criteria in test validation : jika penilain kinerja dilakukan dengan baik maka hasilnya dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil tes yang menentukan kinerja. 3. Employee feedback : penilaian kinerja memberikan masukan kepada karyawan sebagai sarana untuk pengembangan karir dan pengembangan pribadi. 4. Objectives for training programs: penilaian kinerja membantu dalam menentukan kebutuhan pengembangan karyawan dalam menyusun program pelatihan. 5. Diagnose organizational problems: penilaian kinerja memberikan dasar untuk membedakan karyawan yang memiliki kinerja yang baik atau kurang baik Kriteria Sistem Penilaian Kinerja Pelaksanaan suatu sistem penilaian kinerja harus memiliki karakteristik tertentu agar efektif sehingga dapat memberi gambaran yang akurat mengenai prestasi kerja. Karakteristik penilaian kinerja yang ideal menurut Aguinis (2013) 20

13 adalah: 1. Strategic Congruence: yang berarti bahwa penilaian kinerja harus sesuai dengan tujuan atau strategi unit dan organisasi 2. Context Congruence: yang berarti bahwa penilaian kinerja harus sesuai dengan budayaorganisasi dan juga harus sesuai dengan konteks budaya dari region atau negara dimana organisasi itu berada. 3. Thoroughness : yang berarti bahwa penilaian kinerja harus menyeluruh sesuai 4 dimensi, antara lain : semua pekerja, job responsibilities, evaluasi harus mencakup kinerja di keseluruhan periode atau tidak hanya periode tertentu dan yang terakhir feedback harus disampaikan 4. Practicality: yang berarti bahwa penilaian kinerja harusbaik, efektif dan mudah digunakan, tidak terlalu mahal, menyita waktu dan tidak efektif 5. Meaningfulness : yang berarti bahwa penilaian kinerja harus memiliki arti dalam beberapa cara. Pertama standar dan evaluasi dilakukan untuk job funnction harus dianggap penting dan relevan. Kedua, pengukuran harus menekankan hanya pada fungsi yang berada dibawah kontrol pekerja. Ketiga, evaluasi harus dilakukan pada interval dan momen yang tepat. Keempat, harus diberikan pengembangan skill yang berkelanjutan untuk evaluator. Dan yang terakhir, hasilnya harus digunakan untuk keputusan yang penting. 6. Specificity:yang berarti bahwa penilaian kinerja harus memberikan pedoman yang detail dan konkrit kepada pekerja tentang apa yang diharapkan dan bagaimana mereka mencapai harapan tersebut. 21

14 7. Identification of Effective and Ineffective Performance : yang berarti bahwa manajemen kinerja harus memberikan informasi yang bisa diidentifikasi efektif atau tidaknya kinerja. 8. Reliability: yang berarti bahwa hasil dari suatu sistem penilaian harus dapat dipercaya dan konsisten. 9. Validity : yang berarti bahwa penilaian kinerja harus valid, dalam kasus ini valid berarti sesuai dengan kenyataan yang ada, harus relevan, tidak kurang dan tidak terkontaminasi. Singkatnya penilaian harus berdasarkan apa saja yang penting dan tidak melakukan penilaian terhadap hal yang tidak penting 10. Acceptability and Fairness: yang berarti bahwa penilaian kinerja harus dapat diterima dan dirasa adil oleh penggunanya. 11. Inclusiveness :yang berarti bahwa input penilaian kinerja harus diambil dari beberapa sumber dan berdasarkan pengamatan yang secara terus menerus. 12. Opennes :yang berarti bahwa penilaian kinerja seharusnya tidak ada rahasia. Pertama, kinerja pekerja harus dievaluasi secara berkala dan terus menerus dan hasilnya juga harus diinformasi secara berkala dan terus menerus. Appraisal meeting harus menjalankan komunikasi dua arah. Ketiga, standar harus diinformasikan dengan jelas dan dilakukan secara terus menerus. Dan yang terakhir, komunikasi harus berdasarkan kenyataan, terbuka dan jujur. 13. Correctability :yang berarti bahwa penilaian kinerja harus ada mekanisme 22

15 untuk melakukan perbaikan atau pembenaran apabila telah terjadi kesalahan dalam penilaian kinerja 14. Standardization: yang berarti bahwa penilaian kinerja harus terstandarisasi, kinerja harus dievaluasi secara konsisten terhadap pekerja dan waktu. 15. Ethically : yang berarti bahwa penilaian kinerja harus memenuhi standar etika Aspek Penilaian dalam Penilaian Kinerja Aspek-aspek yang akan di evaluasi oleh manajemen dalam proses penilaian kinerja karyawan akan mempengaruhi apa yang dilakukan karyawan. Menurut Aguinis (2013) ada tiga pendekatan untuk mengukur kinerja yaitu traits, behavior dan result. Akan tetapi, Aguinis (2013) menjelaskan lebih rinci bagaimana mengukur kinerja dengan pendekatan hasil kerja (result) dan pendekatan perilaku kerja (work behavior). 1. Mengukur hasil kerja (result): Pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan hasil kerja membutuhkan informasi tentang tanggung jawab, sasaran yang diharapkan dan standar kinerja yang diinginkan dalam melakukan pekerjaan. a. Menentukan tanggung jawab (accountability) Tahap ini adalah mengumpulkan informasi tentang pekerjaan. Deskripsi pekerjaan merupakan sumber utama dalam memahami tentang tanggung jawab seseorang dalam melakukan pekerjaannya untuk menghasilkan kinerja yang diharapkan. 23

16 b. Menentukan sasaran (objectives) Sasaran merupakan hasil yang dapat diukur dan tercapainya sasaran dalam pekerjaan membantu keberhasilan dalam mencapai tanggung jawab pekerjaan. Penentuan sasaran sangat penting karenadapat membantu karyawan dalam mengarahkan upayanya. Sasaran harus memiliki karakteristik: - Specific and clear. Sasaran harus mudah dipahami, dan harus dapat dibuktikan dan dapat diukur. - Challenging. Sasaran membutuhkan tantangan yang memungkinkan untuk dapat diraih. - Agreed upon. Sasaran sebaiknya hasil dali persetujuan antara manajer dan karyawan. - Significant. Sasaran harus suatu yang penting bagi perusahaan. Karyawan harus percaya bahwa apabila sasaran dapat tercapai maka dapat berimbas pada kesuksesan organisasi. - Prioritized. Sasaran harus mempunyai prioritas dan diselesaikan satupersatu. - Bound by time. Sasaran yang baik harus mempunyai deadlines dan milepost agar tidak ada yang terbengkalai. - Achievable. Sasaran yang baik adalah sasaran yang dapat dikerjakan. Karyawan harus mempunyai keterampilan dan pelatihan yang cukup agar dapat mencapai sasaran. - Fully communicated. Karyawan yang terlibat dalam sasaran harus 24

17 aware dengan sasaran tersebut. - Flexible. Sasaran yang baik adalah yang tidak kaku atau tetap. Dapat berubah berdasar pada lingkungan kerja atau bisnis. - Limited in number. Terlalu banyak sasaran akan menjadi sulit untuk dicapai, namun terlalu sedikit juga akan tidak memberikan kontribusi yang cukup bagi organisasi. Jadi sasaran harus sesuai dengan posisi dan organisasi tersebut. c. Menentukan standar kinerja (performance standards) Standar kinerja adalah acuan yang membantu dalam memahami sejauh mana sasaran pekerjaan telah tercapai. Standar kinerja memberikan informasi tentang tingkat kinerja yang diharapkan. Standar kinerja mempunyai beberapa aspek dari sasaran yang spesifik, yaitu kualitas, kuantitas, dan waktu. Dalam menentukan standar, perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : - Related to the position. Standar yang baik adalah yang berdasarkan pada elemen dan tugas-tugas pada pekerjaan utama. - Concrete, specific, measurable.standar yang baik adalah yang terlihat dan terbukti. Standar-standar itu dapat membedakan perbedaan antar level-level hasil kinerja. - Practical to measure. Standar yang baik adalah yang memberikan informasi yang dibutuhkan tentang kinerja dengan cara yang paling efisien. - Meaningful. Standar yang baik adalah yang mengenai pentingnya dan 25

18 relevansinya untuk tujuan pekerjaan, untuk pencapaian misi dan sasaran organisasi, dan untuk pengguna atau penerima. - Realistic and achievable. Standar harus memungkinkan untuk dicapai. - Reviewed regularly. Tersedianya informasi atau dasar untuk menentukan apakah karyawan telah mencapai standar, dan jika tidak apa yang harus dilakukan. 2. Mengukur perilaku kerja (work behavior): Pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan perilaku kerja (work behavior) menekankan pada bagaimana hasil kerja dapat dicapai. Pengukuran perilaku kerja termasuk menilai kompetensi yang merupakan sekumpulan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang wajib dimiliki seseorang untuk menghasilkan kinerja yang efektif. Kompetensi dijabarkan dalam penjelasan tentang perilaku yang dapat membantu dalam melakukan pekerjaan. Untuk memahami sejauh mana seseorang memiliki kompetensi, maka perlu disusun indikator perilaku yang mana indikator tersebut memberikan informasi tentang keberadaan kompetensi. Dengan adanya indikator perilaku maka akan mudah mengukur perilaku kinerja dan menentukan apakah individu memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya secara efektif. 2.3 Analisa Model Penelitian dilakukan dengan memahami terlebih dahulu visi, misi, sasaran dan strategi yang telah ditetapkan oleh CV Contoh Karya Mandiri. Kemudian peneliti memahami visi, misi, sasaran dan strategi pada Divisi Perencanaan. 26

19 Setelah mendapat pemahaman, peneliti melakukan analisa pekerjaan terhadap seluruh pekerjaan yang ada Divisi Perencanaandan melakukan evaluasi pada deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan yang telah ditetapkan perusahaan. Setelah itu, menentukan indikator kinerja hasil kerja dan perilaku kerja untuk setiap pekerjaan pada Divisi Perencanaan. Model analisis dapat dilihat pada flowchart di bawah ini. Analisis visi, misi, sasaran dan strategi perusahaan Analisis visi, misi, sasaran dan strategi pada Divisi Perencanaan 1.Analisa jabatan 2.Mengevaluasi deskripsi dan spesifikasi pekerjaan untuk memperjelas spesifikasi dan deskripsi pekerjaan Menentukan indikator kinerja dan perilaku kerja karyawan Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber : Hasil Telaah Peneliti 27

Apa Arti Kinerja / Performance?

Apa Arti Kinerja / Performance? Apa Arti / Performance? Kamus Besar Bahasa Indonesia Sesuatu yang dicapai Kemampuan kerja Prestasi yang diperlihatkan Webster Dictionary The act of performing Execution A thing performed Efficiency Nelson

Lebih terperinci

APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE?

APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE? PENILAIAN KINERJA APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE? Kamus Besar Bahasa Indonesia Sesuatu yang dicapai Kemampuan kerja Prestasi yang diperlihatkan Webster Dictionary The act of performing Execution A thing

Lebih terperinci

PERFORMANCE APPRAISAL

PERFORMANCE APPRAISAL PERFORMANCE APPRAISAL Nuri Herachwati F akultas E konomi dan B isnis U niversitas Airlangga ABSTRAK Implementasi performance appraisal bagi karyawan guna peningkatan kinerja organisasi sangatlah penting

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia memiliki arti penting sebagai salah satu fungsi manajemen, dimana manajemen sumber daya manusia meliputi

Lebih terperinci

Dokumen ini dapat digunakan, disalin, disebarluaskan baik sebagian ataupun seluruhnya dengan syarat mencantumkan sumber asli.

Dokumen ini dapat digunakan, disalin, disebarluaskan baik sebagian ataupun seluruhnya dengan syarat mencantumkan sumber asli. Dokumen ini dapat digunakan, disalin, disebarluaskan baik sebagian ataupun seluruhnya dengan syarat mencantumkan sumber asli. Rencana Strategis (Renstra) 2010-2014 mengarahkan Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Pengertian Kinerja Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Job Analysis. 1 st Week

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Job Analysis. 1 st Week Job Analysis 1 st Week Job analysis (Analisis Jabatan) The systematic process of collecting information used to make decisions about jobs. Job analysis identifies the tasks, duties, and responsibilities

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

THE VISIONING PHASE. Titien S. Sukamto

THE VISIONING PHASE. Titien S. Sukamto THE VISIONING PHASE Titien S. Sukamto KOMPONEN PADA VISIONING PHASE 1. INISIASI DAN PENGELOLAAN PROYEK Penting untuk mengelola proyek perencanaan strategis sama seperti halnya proyek bisnis dan SI lainnya.

Lebih terperinci

P KINERJA-TIM MSDM/UMY

P KINERJA-TIM MSDM/UMY Kamus Besar Bahasa Indonesia Sesuatu yang dicapai Kemampuan kerja Prestasi yang diperlihatkan Webster Dictionary The act of performing Execution A thing performed Efficiency Penilaian Kinerja Penilaian

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja dan Kompensasi

Manajemen Kinerja dan Kompensasi Penempatan School of Communication Pegawai & Business Manajemen Kinerja dan Kompensasi Proses Manajemen Kinerja Hari Keempat Bagian 1 Proses dan Rancangan Manajemen Kinerja Materi Kuliah 1. Konseptual

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja dan Kompensasi

Manajemen Kinerja dan Kompensasi Penempatan School of Communication Pegawai & Business Manajemen Kinerja dan Kompensasi Proses Manajemen Kinerja Hari Keempat Bagian 2 Proses dan Rancangan Manajemen Kinerja Proses Manajemen Kinerja Model

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian terhadap perancangan job description peneliti melakukan beberapa tinjuan pustaka yang selama ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Penilaian Kinerja Kinerja adalah hasil dari suatu proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi

Lebih terperinci

Prepared by Farlianto. /

Prepared by Farlianto. / Prepared by Farlianto Sasaran Organisasi Strategi Organisasi Input Aktivitas dan Perilaku Karyawan Kompetensi Hasil Lingkungan Kerja Penetapan Standar Kinerja: Performance Planning Penilaian Kinerja: Performance

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Model Kompetensi Menurut Schoonover Associates, kompetensi adalah perilaku atau sekumpulan perilaku yang mengambarkan kinerja yang bagus dalam pekerjaan. Sedangkan model

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati BAB II URAIAN TEORITIS I. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu Musyayyadah (2006) dengan skripsi berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati Deli

Lebih terperinci

Identify Performance Discrepancy (PD) PD=EP-AP

Identify Performance Discrepancy (PD) PD=EP-AP Input Organizational Analysis Objectives Resources Environment NEED ANALYSIS Analysis Fase Process Output Training Needs Operasional Analysis Expected Perpormance (EP) Identify Performance Discrepancy

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KUALITAS

PENGUKURAN KINERJA KUALITAS PENGUKURAN KINERJA KUALITAS Pengertian Pengukuran Kinerja Kualitas Menurut Junaedi ( 2002 : 380-381) Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Kinerja Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering

Lebih terperinci

Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE

Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE 1 Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE K ita tentunya sering mendengar pernyataan bahwa Sumber Daya Manusia adalah aset terpenting di dalam perusahaan. Namun demikian pada pelaksanaannya

Lebih terperinci

BEHAVIORAL EVENT INTERVIEW. Materi Pelatihan B.E.I. di Jakarta (Peserta: Ir. Benny Waluyo, M.M.)

BEHAVIORAL EVENT INTERVIEW. Materi Pelatihan B.E.I. di Jakarta (Peserta: Ir. Benny Waluyo, M.M.) BEHAVIORAL EVENT INTERVIEW Materi Pelatihan B.E.I. di Jakarta (Peserta: Ir. Benny Waluyo, M.M.) Apa B.E.I? Behavioral Event Interview adalah teknik wawancara dengan cara menggali informasi mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Wright, 2012

Manajemen Kinerja Wright, 2012 KINERJA ORGANISASI Manajemen Kinerja Definisi dari manajemen kinerja adalah cara-cara melalui mana para manajer menjamin bahwa aktivitas-aktivitas dan hasil-hasil karyawan sesuai dengan tujuan organisasi.

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja. Apa Arti Kinerja / Performance?

Penilaian Kinerja. Apa Arti Kinerja / Performance? MSDM Materi 9 Penilaian Kinerja http://deden08m.com 1 Apa Arti Kinerja / Performance? Kamus Besar Bahasa Indonesia Sesuatu yang dicapai Kemampuan kerja Prestasi yang diperlihatkan Webster Dictionary The

Lebih terperinci

MSDM Materi 9 Penilaian Kinerja

MSDM Materi 9 Penilaian Kinerja MSDM Materi 9 Penilaian Kinerja http://deden08m.com 1 Apa Arti Kinerja / Performance? Kamus Besar Bahasa Indonesia Sesuatu yang dicapai Kemampuan kerja Prestasi yang diperlihatkan Webster Dictionary The

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama harmonis, melalui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Penilaian Kinerja 2.1.1 Proses penilaian kinerja Penilaian kinerja adalah suatu proses manajemen. Manajemen kinerja mengacu pada Bacal (1999) adalah proses komunikasi

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja. Slamet Heri Winarno

Manajemen Kinerja. Slamet Heri Winarno Manajemen Kinerja Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Manajemen kinerja: proses yang dilakukan para manager untuk memastikan aktivitas-aktivitas pegawai dan output mendukung tujuan organisasi. Proses ini mensyaratkan:

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. 25%, sedangkan sisanya 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

BAB II URAIAN TEORITIS. 25%, sedangkan sisanya 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Andhina (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Promosi Jabatan pada Bappeda Sumatera Utara menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

PENILAIAN KARYAWAN. Oleh : Hendriadi De Keizer Priatna Kusuma Andri Ismail Imas Siti M. Durahim. Classified - Restricted

PENILAIAN KARYAWAN. Oleh : Hendriadi De Keizer Priatna Kusuma Andri Ismail Imas Siti M. Durahim. Classified - Restricted PENILAIAN KARYAWAN Oleh : Hendriadi De Keizer Priatna Kusuma Andri Ismail Imas Siti M. Durahim Performance Plan Elemen penting dalam Performance Plan Perencanaan Individual objectives yang selaras dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi

BAB II KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi Perubahan yang terjadi pada bidang Sumber Daya Manusia diikuti oleh perubahan pada kompetensi dan kemampuan dari seseorang yang mengkonsentrasikan

Lebih terperinci

7 SUMBER DAYA MANUSIA

7 SUMBER DAYA MANUSIA 7 SUMBER DAYA MANUSIA Dalam implementasi manajemen sumber daya manusia, kami menerapkan budaya sharing session sebagai bentuk aktivitas mempertajam nilai organisasi Perseroan. Pencapaian positif dalam

Lebih terperinci

Pengertian manajemen kinerja dan prinsip manajemen kinerja

Pengertian manajemen kinerja dan prinsip manajemen kinerja Materi 1 Pengertian manajemen kinerja dan prinsip manajemen kinerja Sub pokok bahasan : Pengertian Manajemen Kinerja Prinsip Dasar Manajemen Kinerja Karakteristik Kinerja Pentingnya Manajemen Kinerja Perbedaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SDM. Job Analysis/Analisa Pekerjaan 9/22/2011. Tujuan Instruksional Khusus

PERENCANAAN SDM. Job Analysis/Analisa Pekerjaan 9/22/2011. Tujuan Instruksional Khusus Tujuan Instruksional Khusus PERENCANAAN SDM MSDM M3 Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami pengertian, faktor-faktor, kepentingan dan model perencanaan SDM 3 Faktor Penyebab Perubahan Kebutuhan SDM a.

Lebih terperinci

Apa Arti Kinerja / Performance?

Apa Arti Kinerja / Performance? Penilaian Kinerja Apa Arti Kinerja / Performance? Kamus Besar Bahasa Indonesia Sesuatu yang dicapai Kemampuan kerja Prestasi yang diperlihatkan Dictionary The act of performing Execution A thing performed

Lebih terperinci

Analisis Jabatan. Metode Analisis Jabatan. Dr. Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Analisis Jabatan. Metode Analisis Jabatan. Dr. Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Analisis Jabatan Metode Analisis Jabatan Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Dr. Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi Metode Analisis Jabatan Untuk memperolah informasi analisis pekerjaan

Lebih terperinci

Performance Appraisal (Penilaian Pekerjaan/Performa) MSDM-TIP FTP UB

Performance Appraisal (Penilaian Pekerjaan/Performa) MSDM-TIP FTP UB Performance Appraisal (Penilaian Pekerjaan/Performa) MSDM-TIP FTP UB Definisi Suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA Pendahuluan Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Sebagai pelaksana dalam kegiatan sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Wijayanto (2012:10) manajemen merupakan ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu disusun melalui proses pengkajian yang panjang oleh para ilmuwan

Lebih terperinci

Model Kompetensi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi perilaku seseorang yang sesuai dengan visi, misi & strategi organisasi.

Model Kompetensi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi perilaku seseorang yang sesuai dengan visi, misi & strategi organisasi. Model Kompetensi Model Kompetensi adalah powerful tool untuk mengidentifikasi knowledge, skills, and personal attributes yang dibutuhkan untuk menjalankan institusi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja dan Kompensasi

Manajemen Kinerja dan Kompensasi Penempatan School of Communication Pegawai & Business Manajemen Kinerja dan Kompensasi Hari Keenam Bagian 1 Peran Manajer Lini Dalam Penilaian Kinerja Mengulas Kuliah Terdahulu Fungsi Manajemen Kinerja

Lebih terperinci

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016 Dunamis Human Capital Overview Program 11 Februari 2016 MENGENAI DUNAMIS HUMAN CAPITAL Investment $ Our Value Preposition Human Capital Solution Provider Dunamis Human Capital offers a technology based

Lebih terperinci

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V L1 KUESIONER Berilah tanda (V) pada jawaban yang dipilih UMUM 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V 2 Apakah struktur organisasi perusahaan memuat secara jelas garis

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen Pengertian Manajemen

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen Pengertian Manajemen BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Adapun yang diatur merupakan unsur-unsur yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Dessler (1997), MSDM adalah suatu kebijakan dan praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau SDM dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komitmen Organisasi 2.1.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi Porter et al mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu keyakinan yang kuat dan penerimaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Samsudin (2006: 22) Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Self-efficacy Bandura (1977, 1978), mengatakan self-efficacy adalah kepercayaan seseorang atas kemampuannya untuk melakukan suatu tugas spesifik pada level kinerja

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Dosen Pengampu: Dr. Udik Budi Wibowo, M. Pd Disusun Oleh: Moh Khoerul Anwar, S. Pd 14713251002

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perubahan zaman yang begitu cepat, setiap instansi / perusahaan otomatis harus siap menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan akan sulit untuk dapat bersaing,

Lebih terperinci

Selecting Employees Who Fit

Selecting Employees Who Fit Selecting Employees Who Fit MEMILIH KARYAWAN YANG COCOK BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB PERTEMUAN KE 6 Tujuan pembelajaran Menggambarkan bagaimana praktek seleksi karyawan dapat menyelaraskan strategi

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER PETUNJUK PENGISIAN Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A merupakan pertanyaan umum dan bagian B merupakan pertanyaan khusus. Jika Bapak/Ibu berkeberatan untuk mencantumkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. (performance). Menurut Sedarmayanti (2009 : 50), performance bisa

BAB II LANDASAN PUSTAKA. (performance). Menurut Sedarmayanti (2009 : 50), performance bisa BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Karyawan Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Menurut Sedarmayanti (2009 : 50), performance bisa diterjemahkan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PT BAKRIE PIPE INDUSTRIES BEKASI

PENERAPAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PT BAKRIE PIPE INDUSTRIES BEKASI PENERAPAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PT BAKRIE PIPE INDUSTRIES BEKASI Shalahuddin 1, Irma Mufliha 2 1 Akademi Sekretari dan Manajemen BinaInsani, Bekasi, pisolpaligo@yahoo.co.id 2 Akademi Sekretari dan

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan The secret of business is to know something that nobody else knows -Aristotle Onassis Rahasia dari bisnis adalah mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain -Aristotle

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber Daya Manusia. Dan apabila Sumber Daya Manusia itu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Agung (2006) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kompensasi Terhadap Kualitas Kerja Karyawan Pada PT Barisan Baja Perkasa Medan. Hasil penelitiannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III dalam Perencanaan Information Technology Service Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang dilakukan dari awal kegiatan sampai akhir. Gambar

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

Lebih terperinci

Artikel : Lima Hal yang Diperlukan dalam Sebuah Program Pelatihan 0

Artikel : Lima Hal yang Diperlukan dalam Sebuah Program Pelatihan 0 Artikel : Lima Hal yang Diperlukan dalam Sebuah Program Pelatihan 0 Lima Hal yang Diperlukan dalam Sebuah Program Pelatihan Program Review Efektivitas Kinerja StellarHR Tulisan ini akan berfokus pada program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu : 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk mendapat pengertian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, maka penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Personalia Pengertian Manajemen Personalia telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli manajemen baik dari dalam maupun luar negeri. Berikut ini

Lebih terperinci

LEARNING TRANSFER Penyebab potensial learning transfer yang lemah Kurangnya TNA. Keterampilan tidak segera digunakan setelah training. Lingkungan kerj

LEARNING TRANSFER Penyebab potensial learning transfer yang lemah Kurangnya TNA. Keterampilan tidak segera digunakan setelah training. Lingkungan kerj LEARNING TRANSFER & EVALUATION OF TRAINING LEARNING TRANSFER Penyebab potensial learning transfer yang lemah Kurangnya TNA. Keterampilan tidak segera digunakan setelah training. Lingkungan kerja yang kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Perencanaan Karir Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan usianya (Rivai, 2009:369). Karir adalah

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini.

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini. Penilaian Kinerja Penilaian Kinerja Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini. Kinerja, atau unjuk kerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada kemampuannya dalam mengelola kinerja karyawan secara

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada kemampuannya dalam mengelola kinerja karyawan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesuksesan jangka panjang organisasi untuk mencapai tujuan strategis terletak pada kemampuannya dalam mengelola kinerja karyawan secara efektif dan memastikan

Lebih terperinci

Job Design and Job Analysis Presented by: Nur Hasanah, SE, MSc

Job Design and Job Analysis Presented by: Nur Hasanah, SE, MSc Job Design and Job Analysis Presented by: Nur Hasanah, SE, MSc Job Design Trade-offs Job re-design Definition and Purpose Deskripsi adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai perusahaan yang

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

2.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja

2.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja BAB II LANDASAN TEORI.1 Penilaian Kinerja.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Setiap perusahaan maupun instansi dalam berbagai bidang memiliki sejumlah karyawan yang memiliki kinerja berbeda-beda. Oleh karena

Lebih terperinci

Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008

Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008 Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre Copyright Andin Andiyasari Mei 2008 Assessment Centre Sebuah proses penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu penilai (multi-rater) dengan lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu titik kritis dan strategis dalam pengukuran adalah analisa beban

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu titik kritis dan strategis dalam pengukuran adalah analisa beban 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu titik kritis dan strategis dalam pengukuran adalah analisa beban kerja (workload analysis). Dari sinilah kemudian berkembang berbagai teori dan turunannya

Lebih terperinci

Human Resources Development

Human Resources Development Human Resources Development Presented by : M Anang Firmansyah SELECTION PRACTICES Main objective : Menyesuaikan karakteristik individu dengan persyaratan pekerjaan. JOB ANALYSIS Merupakan proses pengembangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara berkembang seperti Indonesia, kemajuan sektor industri sangat berpengaruh bagi perekonomian negara. Salah satu industri yang menunjukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan akan sangat ditentukan oleh kinerja karyawan. Dalam

BAB I. PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan akan sangat ditentukan oleh kinerja karyawan. Dalam BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja perusahaan akan sangat ditentukan oleh kinerja karyawan. Dalam menjaga dan meningkatkan kinerja karyawan, pengelolaan kinerja (performance management) menjadi

Lebih terperinci

Job Analysis (Analisis Jabatan)

Job Analysis (Analisis Jabatan) Job Analysis (Analisis Jabatan) BAB I ANALISA JABATAN 1.1. Pengantar Ini tentunya kembali dari organisasi sendiri. Organisasi mempunyai alasan, mengapa harus ada, untuk apa diadakan, dan sasaran apa yang

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN 241 Lampiran 7 REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN No. Seri Fieldnote Pokok Masalah Responden P R : 05 (Gabungan) : Proses Penyusunan Kurikulum Pelatihan Penguatan Pengawas Sekolah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Keempat : Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Keempat : Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan Penempatan School of Communication Pegawai & Business Keempat : Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan Materi Kuliah Fakultas Komunikasi dan Bisnis 1. Pengantar Pengembangan SDM 2. Prinsip dan

Lebih terperinci

MSDM Penilaian Kinerja

MSDM Penilaian Kinerja MSDM Penilaian Kinerja Pertemuan 11 Apa Arti Kinerja / Performance? Kamus Besar Bahasa Indonesia Sesuatu yang dicapai Kemampuan kerja Prestasi yang diperlihatkan Webster Dictionary The act of performing

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan, sehingga tenaga kerja yang ada perlu dipelihara dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran Penempatan School of Communication Pegawai & Business Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran (Ulasan Pelajaran Sebelumnya) Prinsip-Prinsip Belajar Para Pakar Pelatihan dan Pengembangan telah

Lebih terperinci

PERFORMANCE APPRAISAL

PERFORMANCE APPRAISAL PERFORMANCE APPRAISAL LATAR BELAKANG Perlunya indikator untuk menentukan kesuksesan suatu pekerjaan Umpan balik terhadap kinerja karyawan Perlunya pengukuran yang obyektif Karir Motivasi Dimana Peranan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN Kode dan nama mata kuliah Jumlah perte 1 1. Mahasiswa memahami silabus, kontrak rja dan membuat lompok 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja

Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja 33 Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja Agung Satiya Putrajati PENDAHULUAN P erusahaan dimanapun berada pastilah membutuhkan suatu manajemen dalam menjalankan aktivitas bisnis yang dijalankan.

Lebih terperinci

Orientasi Karyawan. Memberikan karyawan baru informasi tentang perusahaan, informasi ttg bagaimana menjalankan pekerjaannya dengan baik, jam kerja

Orientasi Karyawan. Memberikan karyawan baru informasi tentang perusahaan, informasi ttg bagaimana menjalankan pekerjaannya dengan baik, jam kerja Orientasi Karyawan Memberikan karyawan baru informasi tentang perusahaan, informasi ttg bagaimana menjalankan pekerjaannya dengan baik, jam kerja Membantu mengurangi shock karena adanya Membantu mengurangi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, setiap perusahaan menuntut diri untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat. Manusia

Lebih terperinci

Analisis Pekerjaan. Manajemen Sumber Daya Manusia

Analisis Pekerjaan. Manajemen Sumber Daya Manusia Analisis Pekerjaan Manajemen Sumber Daya Manusia Job Analysis: A Basic Human Resource Management Tool Tasks Responsibilities Duties Job Analysis Job Descriptions Job Specifications Knowledge Skills Abilities

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan SDM

II. TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan SDM II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk mencapai

Lebih terperinci