Oleh: Zusnita Meyrawati ( ) Pembimbing: 1. Prof. DR. Basuki Widodo, M.Sc. 2. Drs. Kamiran, M.Si.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Zusnita Meyrawati ( ) Pembimbing: 1. Prof. DR. Basuki Widodo, M.Sc. 2. Drs. Kamiran, M.Si."

Transkripsi

1 PEMODELAN DAN SOLUSI NUMERIK ALIRAN GAS DALAM SALURAN PIPA MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON (MODELING AND NUMERICAL SOLUTION OF A GAS FLOW IN PIPELINE USING CRANK-NICOLSON METHOD) Oleh: Zusnita Meyrawati ( ) Pembimbing:. Prof. DR. Basuki Widodo, M.Sc.. Drs. Kamiran, M.Si. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 00 Abstrak Jaringan pipa adalah sistem dengan rangkaian pipa yang panjang. Panjang dari jaringan pipa ini bisa mencapai ribuan kilometer. Sedangkan distribusi gas melalui saluran pipa bisa memiliki arti menghubungkan pipa-pipa tersebut dari pusat produksi sampai ke tempat-tempat penyimpanan gas. Oleh karena itu, pada sistem jaringan pipa distribusi gas dilengkapi dengan stasiun kompresi beserta peralatan lain, seperti katup dan regulator. Dengan demikian sistem ini bekerja pada tekanan tinggi dan menggunakan stasiun kompresi, untuk menyediakan energi yang cukup bagi gas tersebut, agar bisa mengalir sepanjang jarak yang akan ditempuh. Ketika gas mengalir, gas akan mengalami kehilangan energi dan tekanan akibat gesekan antara gas dan dinding dalam pipa, dan juga disebabkan transfer panas antara gas dan lingkungan di sekitar pipa. Sedangkan saluran pipa adalah komponen terpenting dari jaringan pipa distribusi gas. Hal itu dikarenakan saluran pipa tersebut merupakan penentu karakteristik dinamik utama. Karena itu perlu diketahui perilaku gas dalam sistem jaringan distribusi ini. Pada Tugas Akhir ini dikaji tentang model aliran gas dalam suatu saluran pipa untuk mengetahui perilaku gas dalam sistem jaringan distribusi. Untuk itu dibuat asumsi dan batasan masalah serta digunakan persamaan konservasi massa, persamaan konservasi momentum, dan persamaan keadaan gas nyata. Model yang diperoleh berupa suatu sistem persamaan diferensial parsial (PDP) jenis parabolik linier orde dua. Model tersebut selanjutnya diselesaikan secara numerik menggunakan metode Crank-Nicolson dan disimulasikan dengan bantuan program Matlab 7.6. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa jika diberikan tekanan 50 bar di inlet, ketinggian di ujung pipa 3000 m, dan laju alir sebesar 50 m 3 /s, serta dengan menggunakan nilai parameterparameter lain yang telah ditentukan, maka tekanan tersebut akan menurun secara periodik. Hal tersebut terlihat dari nilai tekanan di outlet sebesar 33,485 bar. Nilai tekanan di outlet tersebut akan berubah jika nilai parameter diubah. Dari hasil simulasi beberapa contoh kasus, terlihat bahwa nilai tekanan di outlet dipengaruhi oleh nilai dari parameter-parameter, diantaranya laju alir dan juga ketinggian di ujung pipa. Kata kunci: aliran gas, saluran pipa, metode Crank-Nicolson. I. Pendahuluan Gas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang layak diperhitungkan, mengingat kenyataan bahwa cadangan minyak dunia saat ini telah menipis. Di Indonesia penggunaan sumber energi alternatif ini meningkat sejalan dengan perkembangan industri yang terjadi di berbagai daerah. Peningkatan ini didukung oleh beberapa fakta, diantaranya, gas lebih bersih daripada sumber energi lain, gas relatif lebih murah, terutama jika dibandingkan dengan minyak atau batu bara, dan yang utama karena Indonesia mempunyai cadangan gas yang melimpah. Distribusi dan transportasi gas telah sangat umum dilakukan di banyak negara di

2 dunia, terutama negara yang mempunyai sumber-sumber gas. Di Indonesia sendiri, pemanfaatan gas, yaitu gas alam, dimulai pada tahun 960-an dimana produksi gas alam dari ladang gas alam PT. Stanvac Indonesia di Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui saluran pipa ke pabrik pupuk Pusri IA, PT. Pupuk Sriwidjaja di Palembang. Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 974. Gas alam sendiri adalah bahan bakar fosil berbentuk gas, dengan komponen utamanya adalah metana (CH 4 ), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam lebih ringan dari udara sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Namun gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Apabila berada di dalam ruang tertutup, seperti di dalam pipa, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak. Sehingga cukup sulit untuk menyimpan gas alam karena hal ini sangat mahal dan berbahaya. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mendapatkan konsumen terlebih dahulu sebelum mendistribusikan gas alam. Pengiriman gas alam dari daerah produksi ke konsumen dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung situasi dan kondisi, antara lain dengan sistem transmisi pipa atau dikonversi dahulu ke bentuk lain seperti Compressed Natural Gas (CNG) atau Liquid Natural Gas (LNG). Apabila pengiriman gas alam dilakukan dengan sistem transmisi pipa, maka perlu diperhatikan perilaku aliran gas alam dalam saluran pipa selama proses transportasi dari tempat produksi ke konsumen agar pengiriman gas alam dapat dilakukan dengan benar dan aman. Pada penelitian-penelitian sebelumnya, telah banyak dilakukan pemodelan pada aliran gas dalam saluran pipa yang dilakukan dengan mengasumsikan bahwa aliran gas dalam keadaan steady, dimana kondisi tekanan, laju alir, dan temperatur tidak berubah terhadap waktu. Pada beberapa kondisi, asumsi ini memberikan hasil yang cukup baik. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat banyak situasi, dimana aliran gas dalam keadaan unsteady. Oleh karena itu perlu dibangun suatu model matematika yang merepresentasikan aliran gas dalam saluran pipa yang unsteady (transient). Pada Tugas Akhir ini, model aliran gas dalam suatu jaringan pipa gas dibuat dengan menitikberatkan pada saluran pipa. Hal ini karena saluran pipa adalah komponen terpenting dari sistem tersebut. Model diturunkan dari persamaan konservasi massa, persamaan konservasi momentum, dan persamaan keadaan gas nyata, kemudian model tersebut diselesaikan menggunakan metode Crank-Nicolson. Dan selanjutnya hasil penyelesaian dari model ini divisualisasikan menggunakan bantuan program Matlab 7.6. II. Tinjauan Pustaka. Studi dari Penelitian Sebelumnya Pada tahun 995, Junyang Zhou dan Adewumi telah melakukan penelitian untuk mensimulasikan aliran gas dalam saluran pipa menggunakan skema numerik Total Variations Diminishing (TVD) yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan bila dilihat dari segi numerik mempunyai waktu komputasi yang lama. Dan pada tahun 996 mereka meneliti hal yang sama dengan menggunakan skema numerik Godunov. Model yang dikembangkan mengasumsikan bahwa aliran gas dalam kondisi isothermal. Faktor deviasi gas (Z) bernilai konstan dan dihitung dengan menggunakan persamaan Dranchuk dan Abou-Kaseem yang diambil secara rata-rata. Pada tahun 000, Zhou dan Adewumi melaporkan lagi hasil penelitiannya pada kasus yang sama dengan menggunakan hybrid TVD/Godunov Scheme, hybrid TVD/Roe Scheme dan hybrid TVD/Lax-Wendrof. Dinyatakan bahwa hasil simulasi dengan menggunakan hybrid TVD/Godunov Scheme dan hybrid TVD/Roe Scheme memberikan hasil yang memuaskan. Sedangkan hasil simulasi dengan menggunakan hybrid TVD/Lax-Wendrof memberikan hasil yang cukup baik. Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Zhou dan Adewumi tersebut mengasumsikan bahwa harga Z yang digunakan adalah faktor Z rata-rata yang dihitung dengan menggunakan metode Dranchuk dan Abou-Kassem. Dalam laporannya tidak disebutkan bahwa apakah harga Z diambil rata-rata dari harga inlet dan outlet ataukah harga Z dihitung dari kondisi awal yang masih steady state. Asumsi lainnya adalah bahwa kecepatan suara (c) adalah

3 konstan sepanjang pipa pada setiap waktu. Parameter yang diamati oleh Zhou dan Adewumi adalah perubahan tekanan dan laju alir pada pipa tunggal. Mereka membuktikan bahwa model yang dikembangkan sesuai dengan kondisi di lapangan yaitu dengan melakukan validasi dengan data lapangan yang diambil dari paper yang telah dipublikasikan oleh Demsey, J.R., dkk (97).. Gas Alam Gas alam (natural gas) sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar yang berasal dari fosil kemudian menjadi gas, dimana susunan kimiawinya yang utama terdiri dari metana (CH 4 ). Gas alam dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH 4 ), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C H 6 ), propana (C 3 H 8 ) dan butana (C 4 H 0 ), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang), susunan tersebut dapat dilihat di Tabel.. Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium. Tabel.: Komponen Gas Alam (McCain, 990) Komponen Gas Alam % Metana (CH 4 ) Etana (C H 6 ) - 0 Propana (C 3 H 8 ) and Butana (C 4 H 0 ) < 5.3 Jaringan Pipa Jaringan pipa adalah sistem dengan rangkaian pipa yang panjang. Panjang dari jaringan pipa ini bisa mencapai ribuan kilometer. Sedangkan distribusi gas bisa memiliki arti menghubungkan pusat produksi dengan tempat-tempat penyimpanan gas. Salah satu persoalan pokok yang paling penting dalam sistem distribusi gas adalah perhitungan tekanan yang harus diberikan pada gas dari stasiun kompresi untuk mencapai titik-titik pemakaian. Dengan menerapkan hukum konservasi massa, momentum, energi dan persamaan keadaan gas pada perhitungan volume kendali seperti yang ditunjukkan pada Gambar., akan didapatkan suatu model yang menjelaskan aliran gas dinamik satu dimensi yang melalui suatu saluran pipa. Gambar.: Volume Kendali dalam Suatu Saluran Pipa.4 Gas Nyata.4. Persamaan Keadaan Gas Nyata Pada kenyataanya semua gas yang ada di alam tidak ada yang bersifat ideal. Namun, perilaku dari kebanyakan gas nyata tidak berbeda jauh dari perilaku gas ideal. Oleh karena itu, digunakan sebagai faktor pengkoreksi atau faktor deviasi persamaan gas ideal, sehingga persamaan keadaan gas nyata dapat dinyatakan sebagai: pv = ZnRTemp u (.) dengan: p : tekanan V : volume Z : faktor deviasi n : jumlah mol gas R u : konstanta gas universal Temp : suhu Dengan mensubstitusi persamaan m= ρv dan m= nm pada Persamaan (.), dengan adalah massa, adalah massa molekul relatif gas, dan adalah massa jenis gas, maka persamaan keadaan gas tersebut dapat ditulis: ρzrutemp p = = ρzrgtemp M (.) dengan R = R / M g u.4. Faktor Deviasi Faktor deviasi adalah perbandingan volume aktual n mol gas pada tekanan dan temperatur tertentu dengan volume n mol gas pada tekanan dan temperatur tertentu jika berperilaku sebagai gas ideal, yaitu: Vactual Z = (.3) V ideal 3

4 Gambar.: Bentuk Tipikal Faktor Sebagai Fungsi Tekanan (McCain, 990).4.3 Faktor Gesekan Faktor gesekan merupakan penyebab terjadinya kerja yang hilang selama proses aliran. Faktor gesekan yang akan dipakai dalam penelitian ini dinyatakan oleh faktor Fanning, yang didefinisikan sebagai berikut: τ (.4) f = ρv dengan: τ : tegangan geser dinding v : kecepatan aliran gas.4.4 Persamaan Kecepatan Gelombang Suara Kecepatan suara dalam gas disini didefinisikan sebagai kecepatan suatu gangguan kecil di dalam tabung aliran fluida. Volume Kendali dengan kuantitas yang ditransportasikan adalah massa, momentum dan energi. Oleh karena itu, model persamaan aliran gas dalam saluran pipa diturunkan dari hukum konservasi massa, momentum, energi dan persamaan keadaan gas nyata..5. Persamaan Konservasi Massa Persamaan konservasi massa diturunkan dengan menggunakan prinsip hukum kekekalan massa. Dari penurunan tersebut, maka didapatkan persamaan konservasi massa sebagai berikut: ρ + ( ρv) = 0 x (.6).5. Persamaan Konservasi Momentum Persamaan konservasi momentum diturunkan dengan menggunakan prinsip hukum kekekalan momentum (Hukum Kedua Newton). Dari penurunan tersebut, maka persamaan konservasi momentum untuk volume kendali dengan luas penampang dan sudut inklinasi dapat ditulis sebagai berikut: ( ρvs ) + ( ps + ρv S ) + τ πd + ρsg sinθ = 0 x (.7).6 Node Network atau Mesh Node adalah pembagian media menjadi daerah-daerah kecil, kumpulan dari node tersebut disebut node network atau mesh. Node network untuk metode beda hingga Crank-Nicolson dapat ditunjukkan pada Gambar.3. S S Gambar.3: Skematik Penurunan Persamaan Kecepatan Suara (Streeter dan Wylie, 990) Dengan menurunkan gerak gelombang tekanan akibat gangguan kecil dalam suatu volume kendali, didapatkan persamaan kecepatan suara sebagai berikut: ZRuTemp c= = ZRgTemp (.5) M.5 Persamaan Dasar Aliran Gas Unsteady Aliran gas dalam saluran pipa dapat dipandang sebagai masalah transportasi, Gambar.4: Node Network untuk Metode Crank- Nicolson.7 Metode Crank-Nicolson Metode Crank-Nicolson diperoleh dari rata-rata metode Eksplisit dan metode Implisit. u uj, n+ uj, n (.8) jn, Δt u uj+, n uj, n uj+, n+ uj, n+ + x jn, Δx Δx (.9) 4

5 u u u + u u u + u Δ Δ j, n j, n j+, n j, n+ j, n+ j+, n+ + x x x jn, (.0) dimana menyatakan titik grid spatial dan menyatakan step waktu. III. Prosedur Kerja. Studi literatur.. Pemodelan aliran gas dalam saluran pipa. 3. Penyelesaian numerik. 4. Simulasi model. IV. Pemodelan dan Penyelesaian Numerik 4. Pemodelan Matematika Aliran Gas Unsteady dalam Saluran Pipa Pemodelan aliran gas pada Tugas Akhir ini didasarkan pada model aliran gas unsteady yang dikembangkan oleh Zhou dan Adewumi (995) yang mempunyai beberapa asumsi sebagai berikut:. Pipa transmisi lurus dan horizontal. Luas penampang pipa konstan 3. Aliran gas satu dimensi 4. Aliran berada pada kondisi isothermal (suhu di sepanjang saluran pipa konstan) 5. Fluida aliran adalah gas satu fasa (gas kering) 6. Ekspansi dinding pipa diabaikan 7. Berlaku gesekan untuk kondisi unsteady 8. Kecepatan suara ( ) dianggap konstan 9. Tidak ada kerja yang dilakukan gas selama aliran terjadi 0. Massa jenis gas dianggap konstan Namun pada Tugas Akhir ini, pipanya tidak horizontal, tetapi mempunyai sudut inklinasi. Kemudian, karena aliran diasumsikan isothermal yaitu tidak ada gangguan dari luar sehingga suhu di dalam saluran pipa konstan, maka persamaan konservasi energi tidak diperlukan dalam membangun model matematika disini. Dengan demikian, berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dibuat, model matematika yang dikembangkan untuk menjelaskan perilaku aliran gas unsteady dalam saluran pipa terdiri dari persamaan konservasi massa, persamaan konservasi momentum, dan persamaan keadaan gas nyata, yang dapat dituliskan kembali sebagai berikut: ρ + ( ρv) = 0 x (4.) ( ρvs ) + ( ps + ρv S ) + τ πd + ρsg sinθ = 0 x (4.) ZRuTemp p = ρ. = ρzrgtemp (4.3) M dengan Rg = Ru / M Dengan menggunakan kecepatan suara ZRTemp u c =. Persamaan keadaan gas nyata M pada Persamaan (4.3) menjadi: p = c ρ (4.4) Permintaan gas oleh konsumen biasanya q. Maka dinyatakan dengan laju alir massa ( ) disini, kecepatan ( v ) akan diganti dengan laju alir massa yang didefinisikan sebagai berikut: q= ρvs = ρq= ρnq (4.5) n Untuk penyederhanaan pertama, dengan menggunakan Persamaan (4.4) dan (4.5), persamaan konservasi massa dan momentum dapat dinyatakan sebagai fungsi Q x, t dari laju alir dalam kondisi normal n ( ) dan tekanan p( x, t ). Maka Persamaan (4.) dapat ditulis kembali menjadi: p c ρn Q = n (4.6) S x Sedangkan untuk Persamaan (4.), dengan menggunakan faktor Fanning ( ) pada Persamaan (.4) dan persamaan aliran massa pada Persamaan (4.5), diperoleh: f ρv fq τ = = (4.7) ρs Dari Persamaan (4.) dan Persamaan (4.7), maka didapatkan: q q fq + Sp + + D Sg sin 0 t x Sρ ρs π + ρ θ = (4.8) Dengan menggunakan definisi luas penampang pipa, S = π D dan karena q 4 Sρ konstan terhadap jarak maka Persamaan (4.8) menjadi: Qn S fc ρn Qn Sgsinθ = p (4.9) ρn x DS p ρnc Sehingga dari Persamaan (4.6) dan (4.9) didapatkan penyederhanaan pertama untuk model adalah: 5

6 p c ρn Qn = S x (4.0) Qn S p fc ρn Qn Sgsinθ = p ρn x DS p ρnc Penyederhanaan selanjutnya dari model dapat diturunkan dari hipotesis bahwa kondisi batas tidak berubah secara cepat dan kapasitas dari saluran gas relatif besar sehingga bisa dianggap konstan terhadap jarak dan juga waktu. Pada kasus ini, kondisi pertama dari Persamaan (4.0) dapat juga dieliminasi dari model. Kemudian, dengan mengekspresikan lagi model tersebut sebagai fungsi dari laju alir dalam kondisi normal Qn ( x, t ) dan tekanan p( xt, ). Didapatkan persamaan sebagai berikut: q fc ρn Qn gsinθ = p x S DS p c Dari asumsi yang diberikan bahwa q konstan terhadap jarak dan waktu, maka: p fc ρn Qn gsinθ = p x DS p c Dengan menggunakan persamaan = p x x, didapatkan: fc ρn Qn gsinθ = p p x x DS p c x 4 fc ρ nqn gsin θ = p (4.) x DS c Dan ketika Persamaan (4.) diturunkan parsial terhadap x, didapatkan: p 4 fc ρnqn gsinθ = p x x DS c p 8Qfc n ρn Qn gsinθ = x DS x c x (4.) Dari Persamaan (4.6) dimasukkan ke Persamaan (4.), maka diperoleh: p 8Qnf ρn gsinθ = (4.3) x DS c x Dengan menggunakan hubungan = p, Persamaan (4.3) menjadi: t p 6Qf n ρn gsinθ = 3 x c ρπ D c x Akhirnya, dengan menggunakan kembali hubungan Qρ = Qnρ n, maka penyederhanaan kedua dari model dapat dinyatakan sebagai berikut: p gsinθ 6Qf + = (4.4) 3 x c x c π D Dengan mengasumsikan bahwa dan β adalah suatu nilai konstan, maka Persamaan (4.4) menjadi suatu model linier dengan respek terhadap p. Dan asumsi yang kedua yaitu Q( x, t ) merupakan suatu rata-rata laju alir sepanjang saluran gas dalam tiap interval waktu. Dari asumsi tersebut, maka telah didapatkan model aliran gas dalam saluran pipa yang berupa PDP parabolik linier orde dua dengan respek terhadap dalam tiap adalah sebagai berikut: p + β = α x x (4.5) 6Qf g sinθ dengan α = dan β = 3 c π D c 4. Skema dan Penyelesaian Numerik 4.. Syarat Awal dan Syarat Batas. Syarat Dirichlet p( 0,0) = p( 0) (4.6) p 0, t = p 0; t > 0 (4.7) ( ) ( ) ( ) Q x, t = konstan; 0 x L (4.8). Syarat Neumann x= 0 = 0 (4.9) Q 0 x L= 0 (4.0) Untuk perhitungan tekanan pada tiap titik pada saat t = 0 sepanjang pipa dapat dinyatakan oleh Persamaan (4.) untuk kasus dimana saluran pipa mempunyai sudut inklinasi dan oleh Persamaan (4.) untuk saluran pipa horizontal. μ μ p( x) p( 0) ( e x = ) e σ μx (4.) p ( x) = p( 0) μ x (4.) dengan f ρcq dan g sinθ μ = D S σ = Sedangkan nilai Z dihitung dari suatu syarat awal dengan menggunakan algoritma yang ditunjukkan dalam Gambar 4.. Pada penelitian ini, berdasarkan persamaan empiris c 6

7 yang telah diusulkan oleh Segeler, Ringler, dan Kafka, nilai Z dihitung dengan menggunakan persamaan: p rata Z = rata (4.3) 390 dengan prata rata = p( 0) + p( L) Z 0 = Z Selesai Benar Menghitung, dengan menggunakan Persamaan (4.) atau (4.) Menghitung Z dengan menggunakan Persamaan (4.3) Z Z 0 < Tol Salah Z 0 = Z Gambar 4.: Algoritma untuk Menghitung Z dan (, ) p Lt 4.. Skema Numerik Dengan memisalkan p = u, maka model aliran gas pada Persamaan (4.5) dapat ditulis kembali sebagai berikut: u u u + β = α (4.4) x x Pada persamaan tersebut, tiap kondisi dapat didekati dengan skema beda hingga. Dengan menerapkan pendekatan metode Crank-Nicolson untuk model aliran gas seperti yang ditunjukkan dalam Persamaan (.8), (.9), dan (.0), maka akan didapatkan skema numerik sebagai berikut: Δ t βδδ x t Δ+ 4 t 4αΔx Δ+ t βδδ x t uj, n + uj, n + uj+, n + Δx Δt Δx Δt Δx Δt Δ t βδδ x t Δ 4 t 4αΔx Δ+ t βδδ x t u j, n+ + u j, n+ + u j+, n+ = 0 Δx Δt Δx Δt Δx Δt (4.5) Persamaan (4.5) dikalikan dengan, maka selanjutnya didapatkan skema numerik untuk j =,, 3,, J dan n= 0,,,, N adalah: ( a b) uj, n+ + ( a ) uj, n+ + ( a+ b) uj+, n+ = ( a+ b) uj, n + ( a ) uj, n + ( a b) uj+, n (4.6) dengan Δt Δt a = = dan αδx Δt αδx βδδ x t βδt b = = αδx Δt αδx Dengan memasukkan syarat awal dan syarat batas pada skema numerik, selanjutnya hasil pendiskritan pada Persamaan (4.6) menjadi: ( a ) ( a+ b) u, n+ ( a b) ( a ) ( a+ b) u, n+ 0 ( a b) ( a ) ( a+ b) u 3, n+ 0 0 ( a b) ( a ) ( a+ b) 0 0 u4, n ( a b) ( a ) u Jn, + ( a ) ( a b) u, n ( a+ b) ( a ) ( a b) u, n 0 ( a+ b) ( a ) ( a b) u 3, n = 0 0 ( a+ b) ( a ) ( a b) 0 0 u4, n ( a b) ( a ) u + Jn, ( a+ b)( u0, n + u0, n+ ) ( a b)( uj+, n + uj+, n+ ) (4.7) V. Simulasi dan Pembahasan 5. Algoritma Program Untuk menyelesaikan Persamaan (4.7), disusun algoritma penyelesaian sebagai berikut:. Mendefinisikan parameter-parameter yang dibutuhkan.. Menghitung syarat batas dan faktor deviasi Z menggunakan algoritma seperti yang ditunjukkan pada Gambar Dari Z yang telah diperoleh pada langkah, dihitung nilai syarat awal menggunakan Persamaan (4.) untuk kasus dimana saluran pipa mempunyai sudut inklinasi atau Persamaan (4.) untuk saluran pipa horizontal. 4. Memasukkan syarat awal dan syarat batas ke dalam skema numerik. 5. Skema numerik yang berupa matrik tridiagonal diselesaiakan menggunakan algoritma eliminasi Gauss. 6. Selanjutnya dihitung nilai error berdasarkan hasil perhitungan numerik dan perhitungan eksak. 5. Program Algoritma pada Subbab 5. tersebut diterapkan ke dalam program dengan menggunakan bantuan program 7.6. Listing program selanjutnya disajikan dalam lampiran. 5.3 Simulasi Pada penelitian ini disimulasikan beberapa skenario yang berbeda untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap 7

8 tentang perilaku aliran gas transient dalam saluran pipa. Contoh kasus yang disajikan didasarkan pada beberapa perkiraan kondisi operasi yang ada di lapangan. Berikut adalah tampilan dari interface simulasi: Gambar 5.: Interface Simulasi Untuk kebutuhan simulasi, digunakan parameter-parameter sebagai berikut: D = 0.6 m Temp = 78 o K ( ) p 0, t = 50bar T = 3600 s L ρ = 0.73 kg / m v = 8 m/ s f = = 0 m Rg = 39 m / s K Pada Kasus dan Kasus, digunakan M=N=50. Sedangkan pada Kasus 3, nilai M dan N tersebut diubah.. Kasus Pada kasus ini disimulasikan beberapa skenario dengan memasukkan Q o = 50 m 3 /s dan nilai H yang berbeda-beda. a. Untuk Q o = 50 m 3 /s dan H = 3000 m, Gambar 5.: Grafik Distribusi Tekanan Gas dalam Saluran Pipa untuk Q o = 50 m 3 /s dan H = 3000 m p Lt = 33,485 bar dan nilai error sebesar 0, Dari simulasi pertama didapatkan (, ) Gambar 5.3: Grafik Distribusi Tekanan Gas dalam Saluran Pipa untuk Q o = 50 m 3 /s dan H = 7800 m Dari simulasi kedua didapatkan (, ) p Lt = 9,93 bar dan nilai error sebesar 0, c. Untuk Q o = 50 m 3 /s dan H = 500 m, didapatkan hasil sebagai berikut: Gambar 5.4: Grafik Distribusi Tekanan Gas dalam Saluran Pipa untuk Q o = 50 m 3 /s dan H = 500 m Dari simulasi ketiga didapatkan p ( Lt, ) = 44,9 bar dan nilai error sebesar 0, Dari ketiga hasil yang diperoleh di atas, terlihat bahwa semakin kecil nilai H, maka nilai syarat batas p(l) semakin besar dan grafik distribusi tekanan akan semakin mendekati linear. Dan terlihat juga bahwa nilai error semakin kecil.. Kasus Sedangkan pada kasus kedua ini, nilai Q o dinaikkan dan diberikan dua nilai H yang berbeda. a. Untuk Q o = 00 m 3 /s dan H = 4750 m, didapatkan hasil sebagai berikut: b. Untuk Q o = 50 m 3 /s dan H = 7800 m, 8

9 Gambar 5.5: Grafik Distribusi Tekanan Gas dalam Saluran Pipa untuk Q o = 00 m 3 /s dan H = 4750 m Dari simulasi keempat didapatkan (, ) p Lt = 0,734 bar dan nilai error sebesar 0, b. Untuk Q o = 00 m 3 /s dan H = 000 m, didapatkan hasil sebagai berikut: Gambar 5.7: Grafik Distribusi Tekanan Gas dalam Saluran Pipa untuk Q o = 50 m 3 /s, H = 3000 m, J=N=30 Dari simulasi keenam didapatkan nilai error sebesar 0, b. Untuk Q o = 50 m 3 /s,h = 3000 m, M=N=70, Gambar 5.6: Grafik Distribusi Tekanan Gas dalam Saluran Pipa untuk Q o = 00 m 3 /s dan H = 000 m Dan dari simulasi kelima didapatkan p ( Lt, ) = 4,3797 bar dan nilai error sebesar 0, Dari kedua hasil pada kasus kedua di atas menunjukkan bahwa ketika nilai Q o dinaikkan, maka hal tersebut akan mengakibatkan nilai syarat batas p ( Lt, ) semakin kecil. Jadi, perubahan nilai H dan Q o sangat mempengaruhi besar kecilnya nilai p Lt,. syarat batas ( ) 3. Kasus 3 Untuk melihat hubungan banyaknya jumlah pendiskritan dengan besarnya nilai error, akan disimulasikan dua contoh sebagai berikut. a. Untuk Q o = 50 m 3 /s,h = 3000 m, J=N=30, Gambar 5.8: Grafik Distribusi Tekanan Gas dalam Saluran Pipa untuk Q o = 50 m 3 /s, H = 3000 m, J=N=70 Dari simulasi ketujuh didapatkan nilai error sebesar 0, Dari kedua contoh pada Kasus 3 dan dengan melihat kembali contoh pada Kasus untuk Q o = 00 m 3 /s, H = 3000 m tetapi dengan M=N=50, terlihat bahwa semakin banyak jumlah pendiskritan, maka nilai error semakin kecil. Jadi hasil perhitungan numerik semakin mendekati hasil perhitungan eksak. 4. Kasus 4 Untuk mengetahui bagaimana perilaku tekanan gas ketika saluran gasnya menurun atau sinus sudut inklinasinya bernilai negatif, pada kasus ini disimulasikan dua contoh skenario. a. Untuk Q o = 50 m 3 /s, H = -000 m, 9

10 Gambar 5.9: Grafik Distribusi Tekanan Gas dalam Saluran Pipa untuk Q o = 50 m 3 /s, H = -000 m Dari simulasi kedelapan didapatkan (, ) p Lt = 5,059 bar dan nilai error sebesar 0, b. Untuk Q o = 50 m 3 /s, H = m, Gambar 5.0: Grafik Distribusi Tekanan Gas dalam Saluran Pipa untuk Q o = 50 m 3 /s,h m Dari simulasi kesembilan didapatkan p ( Lt, ) = 65,4484 bar dan nilai error sebesar 0, Dari kedua contoh kasus pada Kasus 4, terlihat bahwa ketika saluran pipa menurun, semakin lama tekanan gas akan semakin meningkat. Hal ini terbukti dari hasil simulasi, jika diberikan tekanan awal sebesar 50 bar, maka tekanan akhirnya menjadi 5,059 bar untuk H = -000 m. Terlihat juga bahwa nilai error-nya semakin besar jika sinus sudutnya semakin negatif. Melihat nilai error pada masingmasing simulasi, terlihat bahwa nilai error cukup kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa penyelesaian model aliran gas menggunakan metode Crank-Nicolson memberikan hasil yang baik. Besarnya nilai error selain dipengaruhi oleh nilai parameter-parameter, juga dipengaruhi oleh banyaknya jumlah pendiskritan. Untuk nilai dari matriks tekanan dari simulasi dapat dilihat dalam lampiran. VI. Simpulan 6. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:. Model matematika yang menggambarkan perilaku aliran gas dalam suatu saluran pipa dapat dinyatakan sebagai berikut: p + β = α x x 6Qf g sinθ dengan α = dan β = 3 c π D c. Dari simulasi dan penyelesaian numerik yang diperoleh dengan bantuan program Matlab 7.6, terlihat bahwa nilai tekanan di outlet dipengaruhi oleh nilai parameterparameter, diantaranya laju alir dan ketinggian di ujung pipa. Sedangkan besarnya error, selain dipengaruhi oleh nilai parameter, juga dipengaruhi oleh banyaknya pendiskritan. Semakin banyak pendiskritan, maka nilai error semakin kecil. 6. Saran Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, disarankan:. Pada Tugas Akhir ini menggunakan asumsi bahwa laju alir gas konstan sepanjang saluran pipa, selanjutnya dapat dikembangkan penelitian untuk laju alir gas yang tidak konstan agar lebih mendekati kondisi di lapangan.. Tugas Akhir ini masih bersifat analitis pada tahap pemodelan dan numerik untuk penyelesaiannya, belum ada data laboratorium yang dipakai sebagai pembanding. Diharapkan kedepannya bisa dilakukan uji laboratorium sehingga model ini dapat diterapkan di lapangan. Daftar Pustaka Gonzalez, Alberto H., dkk Modeling and Simulation of a Gas Distribution Pipeline Network. Journal of Applied Mathematical Modelling, Lurie, Michael V Modeling of Oil Product and Gas Pipeline Transportation. Weinheim: Wiley- VCH Verlag GmbH & Co. KGaA. McCain, William D. Jr The Properties of Petroleum Fluids. Oklahoma: PennWell Publishing Company. 0

11 Segeler, C.G., Ringler, M.D., dan Kafka, E.M Gas Engineers Handbook. New York: AGA. Smith, G.D Numerical Solution of Partial Differential Equations. Oxford: Clarendon Press. Streeter, V.L. dan Wylie, E.B Diterjemahkan oleh Prijono, A. Mekanika Fluida Jilid I Edisi 8. Jakarta: Erlangga. Sulistyarso, Harry B Aplikasi Suatu Model Aliran Gas Transient pada Kasus Line Packing untuk Lapangan Gas. Disertasi, Departemen Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung. Sulistyarso, Harry B., dkk Solusi Model Aliran Gas Dalam Pipa pada Kondisi Line Packing Menggunakan Skema Richtmyer. Proceedings ITB Sains & Teknik, Vol. 36A, No., Yang, Won Y., dkk Applied Numerical Methods Using MATLAB. John Wiley & Sons, Inc. Zhou, Junyang dan Adewumi, M. A Simulation of Transient in Natural Gas Pipelines Using Hybrid TVD Schemes. International Journal of Numerical Method for Fluids, 3:

Gas Dalam Saluran Pipa Menggunakan

Gas Dalam Saluran Pipa Menggunakan Pemodelan dan Solusi Numerik Aliran Gas Dalam Saluran Pipa Menggunakan Metode Crank-Nicolson Oleh: Zusnita Meyrawati Dosen Pembimbing: 1. Prof. DR. Basuki Widodo, M.Sc.. Drs. Kamiran, M.Si. Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas, dengan komponen utamanya adalah metana (CH 4 ) yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan.

Lebih terperinci

[1] Beggs, H. Dale: Gas Production Operations, Oil and Gas Consultants International, Inc., Tulsa, Oklahoma, 1993.

[1] Beggs, H. Dale: Gas Production Operations, Oil and Gas Consultants International, Inc., Tulsa, Oklahoma, 1993. Daftar Pustaka [1] Beggs, H Dale: Gas Production Operations, Oil and Gas Consultants International, Inc, Tulsa, Oklahoma, 1993 [] Hoffman, Joe D: Numerical Methods for Engineers and Scientists, McGraw-hill,

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 STUDI PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DAN CRANK-NICHOLSON COMPARATIVE STUDY OF HEAT TRANSFER USING FINITE DIFFERENCE AND CRANK-NICHOLSON METHOD

Lebih terperinci

KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA

KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA Nama Mahasiswa : Asri Budi Hastuti NRP : 1205 100 006 Dosen Pembimbing : Drs. Kamiran, M.Si. Abstrak Kontrol optimal temperatur

Lebih terperinci

Pemodelan Matematika dan Metode Numerik

Pemodelan Matematika dan Metode Numerik Bab 3 Pemodelan Matematika dan Metode Numerik 3.1 Model Keadaan Tunak Model keadaan tunak hanya tergantung pada jarak saja. Oleh karena itu, distribusi temperatur gas sepanjang pipa sebagai fungsi dari

Lebih terperinci

KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA

KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA KONTROL OPTIMAL UNTUK DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN PENDEKATAN BEDA HINGGA ASRI BUDI HASTUTI 1205 100 006 Dosen Pembimbing: Drs. Kamiran, M.Si Pendahuluan Kontrol optimal temperatur fluida suatu kontainer

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI NURI ANGGI NIRMALASARI

ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI NURI ANGGI NIRMALASARI ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI NURI ANGGI NIRMALASARI 127 1 17 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN MANFAAT LATAR BELAKANG Fluida

Lebih terperinci

Simulasi Model Gelombang Pasang Surut dengan Metode Beda Hingga

Simulasi Model Gelombang Pasang Surut dengan Metode Beda Hingga J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 2, Nov 2005, 93 101 Simulasi Model Gelombang Pasang Surut dengan Metode Beda Hingga Lukman Hanafi, Danang Indrajaya Jurusan Matematika FMIPA ITS Kampus

Lebih terperinci

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) pertama kali muncul pada tahun 1858 ketika minyak mentah ditemukan oleh Edwin L. Drake di Titusville (IATMI SM STT MIGAS

Lebih terperinci

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan J. of Math. and Its Appl. ISSN: 189-605X Vol. 1, No. 1 004, 63 68 Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan Basuki Widodo Jurusan Matematika Institut

Lebih terperinci

SOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON

SOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON SOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON Viska Noviantri Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method) Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 320 Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method) Titis

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MODEL DISTRIBUSI SUHU BUMI DI SEKITAR SUMUR PANAS BUMI DENGAN METODE KOEFISIEN TAK TENTU. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.

PENYELESAIAN MODEL DISTRIBUSI SUHU BUMI DI SEKITAR SUMUR PANAS BUMI DENGAN METODE KOEFISIEN TAK TENTU. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. PENYELESAIAN MODEL DISTRIBUSI SUHU BUMI DI SEKITAR SUMUR PANAS BUMI DENGAN METODE KOEFISIEN TAK TENTU Lutfiyatun Niswah 1, Widowati 2, Djuwandi 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERPINDAHAN PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN BATAS PADA PELAT DATAR

ANALISIS PENGARUH PERPINDAHAN PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN BATAS PADA PELAT DATAR ANALISIS PENGARUH PERPINDAHAN PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN BATAS PADA PELAT DATAR Oleh: 1) Umrowati, 2) Prof. DR. Basuki Widodo, M.Sc, 3) Drs. Kamiran, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Solusi Numerik Distribusi Tekanan dengan Persamaan Difusi Dua Dimensi pada Reservoir Panas Bumi Fasa Air Menggunakan Skema Crank-Nicholson Numerical Solution for Pressure

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ALIRAN PANAS DALAM LOGAM PENGHANTAR LISTRIK THE CHARACTERISTICS OF HEAT FLOW IN AN ELECTRICAL METAL CONDUCTOR

KARAKTERISTIK ALIRAN PANAS DALAM LOGAM PENGHANTAR LISTRIK THE CHARACTERISTICS OF HEAT FLOW IN AN ELECTRICAL METAL CONDUCTOR UJIAN TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK ALIRAN PANAS DALAM LOGAM PENGHANTAR LISTRIK THE CHARACTERISTICS OF HEAT FLOW IN AN ELECTRICAL METAL CONDUCTOR Diusulkan oleh : Mudmainnah Farah Dita NRP. 1209 100 008 Dosen

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan kebutuhan dan intensifikasi penggunaan air, masalah kualitas air menjadi faktor yang penting dalam pengembangan sumberdaya air di berbagai belahan bumi. Walaupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kebutuhan yang tak terbatas dengan ketersediaan kebutuhan yang terbatas. Manusia sebagai konsumen selalu berusaha mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gas alam adalah bahan bakar fosil bentuk gas yang sebagian besar terdiri dari metana (CH4). Pada umumnya tempat penghasil gas alam berlokasi jauh dari daerah dimana

Lebih terperinci

SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR (FFE) DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA DITINJAU DARI PENGARUH ARAH ALIRAN UDARA

SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR (FFE) DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA DITINJAU DARI PENGARUH ARAH ALIRAN UDARA Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR (FFE) DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam kehidupan, polusi yang ada di sungai disebabkan oleh limbah dari pabrikpabrik dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk

Lebih terperinci

Aisyah [1] Prodi S1 Ilmu Komputasi, Fakultas Informatika, Universitas Telkom [1] [1]

Aisyah [1] Prodi S1 Ilmu Komputasi, Fakultas Informatika, Universitas Telkom [1] [1] Pemodelan dan Simulasi Penurunan Tekanan pada Pipa Transmisi Menggunakan Metode Iterasi Titik Tetap Modeling and Simulation Pressure Drop in Transmission Pipeline Using Fixed Point Iteration Method Abstrak

Lebih terperinci

GAS ALAM. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Kimia Dalam Kehidupan Sehari_Hari Yang dibina oleh Bapak Muntholib S.Pd., M.Si.

GAS ALAM. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Kimia Dalam Kehidupan Sehari_Hari Yang dibina oleh Bapak Muntholib S.Pd., M.Si. GAS ALAM MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Kimia Dalam Kehidupan Sehari_Hari Yang dibina oleh Bapak Muntholib S.Pd., M.Si. Oleh: Kelompok 9 Umi Nadhirotul Laili(140331601873) Uswatun Hasanah (140331606108)

Lebih terperinci

Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial

Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Ikhsan Maulidi Jurusan Matematika,Universitas Syiah Kuala, ikhsanmaulidi@rocketmail.com Abstract Artikel ini membahas tentang salah satu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut. BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang penurunan model persamaan gelombang satu dimensi. Setelah itu akan ditentukan persamaan gelombang satu dimensi dengan menggunakan penyelesaian analitik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Asap atau polutan yang dibuang melalui cerobong asap pabrik akan menyebar atau berdispersi di udara, kemudian bergerak terbawa angin sampai mengenai pemukiman penduduk yang berada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi kendaraan bermotor di negara-negara berkembang maupun di berbagai belahan dunia kian meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh mobilitas dan pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

Model Transien Aliran Gas pada Pipa

Model Transien Aliran Gas pada Pipa Model Transien Aliran Gas pada Pipa TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Sidang Sarjana Program Studi Matematika ITB Oleh: Nur aini 101 03 031 Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA Oleh : Farda Nur Pristiana 1208 100 059 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni 206 00 03 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Hendra Cordova, ST,

Lebih terperinci

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(B) 13204 Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson Siti Sailah Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Titik Fokus Letak Pemasakan Titik fokus pemasakan pada oven surya berdasarkan model yang dibuat merupakan suatu bidang. Pada posisi oven surya tegak lurus dengan sinar surya, lokasi

Lebih terperinci

Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (03) 337-350 (30-98X Print) Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Lebih terperinci

Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi

Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi 1 Jurnal Matematika, Statistika, & Komputasi Vol 5 No 1, 1-9, Juli 2008 Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi Sri Sulasteri Jurusan Pend. Matematika UIN Alauddin Makassar Jalan Sultan

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG Bambang Yunianto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLIN FILM EVAPORATOR DENAN ADANYA ALIRAN UDARA Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PROSES PENYEBARAN LIMBAH CAIR PADA AIR TANAH

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PROSES PENYEBARAN LIMBAH CAIR PADA AIR TANAH ANALISIS MODEL MATEMATIKA PROSES PENYEBARAN LIMBAH CAIR PADA AIR TANAH Oleh: 1 Arif Fatahillah, 2 M. Gangga D. F. F. P 1,2 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember e-mail: arif.fkip@unej.ac.id

Lebih terperinci

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA.1 Sifat-Sifat Fluida Fluida merupakan suatu zat yang berupa cairan dan gas. Fluida memiliki beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

Lebih terperinci

EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI. Oleh

EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI. Oleh EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI Oleh Drs. Defrianto, DEA Jurusan Fisika Fmipa UNRI Abstrak Sistem mekanik yang terdiri dari tabung,

Lebih terperinci

Analisis Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Model Slip di Bawah Pengaruh Gaya Gravitasi

Analisis Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Model Slip di Bawah Pengaruh Gaya Gravitasi Vol. 14, No. 1, 69-76, Juli 017 Analisis Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Model Slip di Bawah Pengaruh Gaya Gravitasi Sri Sulasteri Abstrak Hal yang selalu menjadi perhatian dalam lapisan fluida

Lebih terperinci

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 43 52 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT NANDA ARDIELNA, MAHDHIVAN SYAFWAN Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH DIFUSI PANAS PADA SUATU KABEL PANJANG

PENYELESAIAN MASALAH DIFUSI PANAS PADA SUATU KABEL PANJANG PENYELESAIAN MASALAH DIFUSI PANAS PADA SUATU KABEL PANJANG Moh. Alex Maghfur ), Ari Kusumastuti ) ) Mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Jalan Gajayana

Lebih terperinci

Distribusi Air Bersih Pada Sistem Perpipaan Di Suatu Kawasan Perumahan

Distribusi Air Bersih Pada Sistem Perpipaan Di Suatu Kawasan Perumahan JURNAL SAINS POMITS Vol. 1, No. 1, 2013 1-6 1 Distribusi Air Bersih Pada Sistem Perpipaan Di Suatu Kawasan Perumahan Annisa Dwi Sulistyaningtyas, Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc. Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit Vol. 11, No. 2, 105-114, Januari 2015 Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit Rezki Setiawan Bachrun *,Khaeruddin **,Andi Galsan Mahie *** Abstrak

Lebih terperinci

Perbandingan Model Black Scholes dan Brennan Schwartz untuk Menentukan Harga American Option

Perbandingan Model Black Scholes dan Brennan Schwartz untuk Menentukan Harga American Option J. Math. and Its Appl. ISSN: 829-605X Vol. 4, No., May 2007, 47 58 Perbandingan Model Black Scholes dan Brennan Schwartz untuk Menentukan Harga American Option Endah Rokhmati MP, Lukman Hanafi, Supriati

Lebih terperinci

ASPEK STABILITAS DAN KONSISTENSI METODA DALAM PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA DENGAN MENGGUNAKAN METODA PREDIKTOR- KOREKTOR ORDE 4

ASPEK STABILITAS DAN KONSISTENSI METODA DALAM PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA DENGAN MENGGUNAKAN METODA PREDIKTOR- KOREKTOR ORDE 4 ASPEK STABILITAS DAN KONSISTENSI METODA DALAM PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA DENGAN MENGGUNAKAN METODA PREDIKTOR- KOREKTOR ORDE 4 Asep Juarna, SSi, MKom. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. OLEH : Mochamad Sholikin ( ) DOSEN PEMBIMBING Prof.DR.Basuki Widodo, M.Sc.

TUGAS AKHIR. OLEH : Mochamad Sholikin ( ) DOSEN PEMBIMBING Prof.DR.Basuki Widodo, M.Sc. TUGAS AKHIR KAJIAN KARAKTERISTIK SEDIMENTASI DI PERTEMUAN DUA SUNGAI MENGGUNAKAN METODE MESHLESS LOCAL PETROV- GALERKIN DAN SIMULASI FLUENT OLEH : Mochamad Sholikin (1207 100 056) DOSEN PEMBIMBING Prof.DR.Basuki

Lebih terperinci

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) B-316 Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) Ahmad Zaini dan

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Air adalah karunia Allah SWT yang secara alami ada di seluruh muka bumi. Makhluk hidup, termasuk manusia sangat tergantung terhadap air. Untuk kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Penurunan Tekanan pada Pipa Transmisi Menggunakan Metode Secant

Pemodelan dan Simulasi Penurunan Tekanan pada Pipa Transmisi Menggunakan Metode Secant ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3788 Pemodelan dan Simulasi Penurunan Tekanan pada Pipa Transmisi Menggunakan Metode Secant Modeling and Simulation Pressure

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Penurunan Tekanan pada Pipa Transmisi Menggunakan Metode Secant

Pemodelan dan Simulasi Penurunan Tekanan pada Pipa Transmisi Menggunakan Metode Secant Pemodelan dan Simulasi Penurunan Tekanan pada Pipa Transmisi Menggunakan Metode Secant Modeling and Simulation Pressure Drop in Transmission Pipeline Using Secant Method Kaisa S P Prodi S Ilmu Komputasi,

Lebih terperinci

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Wafha Fardiah 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1), Apriansyah 1) 1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar BAB NJAUAN PUSAKA Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar 150.000.000 km, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

SIDANG TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI SIDANG TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI ADITYA SAYUDHA. P NRP. 2107 100 082 PEMBIMBING Ir. KADARISMAN NIP. 194901091974121001 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA Disusun oleh : 1. Fatma Yunita Hasyim (2308 100 044)

Lebih terperinci

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON Rif ati Dina Handayani 1 ) Abstract: Suatu partikel yang bergerak dengan momentum p, menurut hipotesa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga tercapainya kesetimbangan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE

PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE Viska Noviantri Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENDAHULUAN Konsep Mekanika Fluida dan Hidrolika

Pertemuan 1 PENDAHULUAN Konsep Mekanika Fluida dan Hidrolika Pertemuan 1 PENDAHULUAN Konsep Mekanika Fluida dan Hidrolika OLEH : ENUNG, ST.,M.Eng JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011 1 SILABUS PERTEMUAN MATERI METODE I -PENDAHULUAN -DEFINISI FLUIDA

Lebih terperinci

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 Latar Belakang Pemasangan Struktur di Pantai Kerusakan Pantai pengangkutan Sedimen Model

Lebih terperinci

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2 MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2 Pendidikan S1 Pemintan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Program Studi Imu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR Rino Martino 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal (SWE)

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal (SWE) Bab 2 Landasan Teori Dalam bab ini akan dibahas mengenai Persamaan Air Dangkal dan dasar-dasar teori mengenai metode beda hingga untuk menghampiri solusi dari persamaan diferensial parsial. 2.1 Persamaan

Lebih terperinci

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA Vira Marselly, Defrianto, Rahmi Dewi Mahasiswa Program S1 Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh negara kita adalah masalah ketersediaan sumber energi. Mengingat ketersediaan sumber energi nonmigas belum dapat menggantikan

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur terhadap Pembentukan Vorteks pada Aliran Minyak Mentah dengan Metode Beda Hingga

Pengaruh Temperatur terhadap Pembentukan Vorteks pada Aliran Minyak Mentah dengan Metode Beda Hingga Pengaruh Temperatur terhadap Pembentukan Vorteks pada Aliran Minyak Mentah dengan Metode Beda Hingga Yuant Tiandho1,a), Syarif Hussein Sirait1), Herlin Tarigan1) dan Mairizwan1) 1 Departemen Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I akan dibahas latar belakang dan permasalahan penulisan tesis. Berdasarkan latar belakang, akan disusun tujuan dan manfaat dari penulisan tesis. Selain itu, literatur-literatur

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI

ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI Abstrak Nama Mahasiswa : Nuri Anggi Nirmalasari NRP : 1207 100 017 Jurusan : Matematika FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Prof. DR. Basuki

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV

PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 415-422 PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV Iyut Riani, Nilamsari

Lebih terperinci

MODEL DINAMIK ETANOL, GLUKOSA, DAN ZYMOMONAS MOBILIS DALAM PROSES FERMENTASI

MODEL DINAMIK ETANOL, GLUKOSA, DAN ZYMOMONAS MOBILIS DALAM PROSES FERMENTASI MODEL DINAMIK ETANOL, GLUKOSA, DAN ZYMOMONAS MOBILIS DALAM PROSES FERMENTASI Primadina 1, Widowati 2, Kartono 3 1,2 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro Jln. Prof. H.Soedarto, S.H., Tembalang,

Lebih terperinci

Kata Kunci :konveksi alir bebas; viskos-elastis; bola berpori 1. PENDAHULUAN

Kata Kunci :konveksi alir bebas; viskos-elastis; bola berpori 1. PENDAHULUAN PEMODELAN PENGARUH PANAS TERHADAP ALIRAN FLUIDA KONVEKSI BEBAS YANG MELALUI BOLA BERPORI Mohamad Tafrikan, Basuki Widodo, Choirul Imron. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Teknologi

Lebih terperinci

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS Tinjauan kasus persamaan... (Agus Supratama) 67 TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS ANALITICALLY REVIEW WAVE EQUATIONS IN ONE-DIMENSIONAL WITH VARIOUS

Lebih terperinci

Matematika Terapan dan Pemodelan (RK 1441): Konsep Dasar Pemodelan

Matematika Terapan dan Pemodelan (RK 1441): Konsep Dasar Pemodelan Matematika Terapan dan Pemodelan (RK 1441): Konsep Dasar Pemodelan Dr. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS http://www.its.ac.id/personal/material.php?id=heru che Materi Pokok Formulasi matematika

Lebih terperinci

PENURUNAN PERSAMAAN SAINT VENANT SECARA GEOMETRIS

PENURUNAN PERSAMAAN SAINT VENANT SECARA GEOMETRIS βeta p-issn: 2085-5893 e-issn: 2541-0458 Vol. 6 No. 2 (Nopember) 2013, Hal. 172-200 βeta2013 PENURUNAN PERSAMAAN SAINT VENANT SECARA GEOMETRIS Ayu Eka Pratiwi 1, Tri Widjajanti 2, Andi Fajeriani Wyrasti

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Pendahuluan. 2.2 Turbin [6,7,]

BAB II DASAR TEORI Pendahuluan. 2.2 Turbin [6,7,] BAB II DASAR TEORI 2.1. Pendahuluan Bab ini membahas tentang teori yang digunakan sebagai dasar simulasi serta analisis. Bagian pertama dimulasi dengan teori tentang turbin uap aksial tipe impuls dan reaksi

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tujuan Pembelajaran Umum: 1 Mahasiswa mampu memahami konsep dasar persamaan diferensial 2 Mahasiswa mampu menggunakan konsep dasar persamaan diferensial untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 4 Metode Crank-Nicolson Untuk European Barrier Option

BAB 4 Metode Crank-Nicolson Untuk European Barrier Option BAB 4. METODE CRANK-NICOLSON UNTUK EUROPEAN BARRIER OPTION 5 BAB 4 Metode Crank-Nicolson Untuk European Barrier Option 4. Persamaan Diferensial Parsial European Barrier Option Seperti yang telah dinyatakan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE CELLULAR AUTOMATA UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEMPERATUR KONDISI TUNAK

APLIKASI METODE CELLULAR AUTOMATA UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEMPERATUR KONDISI TUNAK APLIKASI METODE CELLULAR AUTOMATA UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEMPERATUR KONDISI TUNAK APPLICATION OF CELLULAR AUTOMATA METHOD TO DETERMINATION OF STEADY STATE TEMPERATURE DISTRIBUTION Apriansyah 1* 1*

Lebih terperinci

Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi

Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi Simon Sadok Siregar 1), Suryajaya 1), dan Muliawati 2) Abstract: This research is conducted by using physical model

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT

PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT Teknikom : Vol. No. (27) E-ISSN : 2598-2958 PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT Dewi Erla Mahmudah, Muhammad Zidny Naf an 2 STMIK Widya Utama,

Lebih terperinci

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK ANALISA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SIRKULAR DAN PIPA SPIRAL UNTUK INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH DENGAN SOFTWARE CFD Oleh : MARIO RADITYO PRARTONO 1306481972 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks Dewi Erla Mahmudah 1, Ratna Dwi Christyanti 2, Moh. Khoridatul Huda 3,

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient

Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient Teknikom : Vol. No. (27) ISSN : 2598-2958 (online) Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient Dewi Erla Mahmudah, Muhammad Zidny Naf an 2 STMIK Widya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter Jurnal ILMU DASAR, Vol.14, No,2, Juli 2013 : 85-90 85 Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter Solution Estimation of Logistic Growth Model with Ensemble Kalman Filter

Lebih terperinci

MASALAH SYARAT BATAS (MSB)

MASALAH SYARAT BATAS (MSB) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmuh Ponorogo PENDAHULUAN MODEL KABEL MENGGANTUNG DEFINISI MSB Persamaan diferensial (PD) dikatakan berdimensi 1 jika domainnya berupa himpunan bagian pada R 1.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN PANAS BALIK (BACKWARD HEAT EQUATION) Oleh: RICHA AGUSTININGSIH

PENYELESAIAN PERSAMAAN PANAS BALIK (BACKWARD HEAT EQUATION) Oleh: RICHA AGUSTININGSIH TUGAS AKHIR PENYELESAIAN PERSAMAAN PANAS BALIK (BACKWARD HEAT EQUATION) Oleh: RICHA AGUSTININGSIH 1204100019 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT

FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com DR. M. DJAENI, ST, MEng JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor dalam suatu zat salah satunya dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

OLEH: Nama : DAYANG NRP : 4209 105 014

OLEH: Nama : DAYANG NRP : 4209 105 014 SKRIPSI (ME 1336) PENGARUH PERUBAHAN COMPRESSION RATIO PADA UNJUK KERJA MOTOR DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR GAS OLEH: Nama : DAYANG NRP : 4209 105 014 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER C.3 ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER Tommy Hendarto *, Syaiful, MSK. Tony Suryo Utomo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang,

Lebih terperinci

Pemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi

Pemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi Pemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr.

Lebih terperinci

Oleh : Luthfan Riandy*

Oleh : Luthfan Riandy* STUDI PENGARUH KOMPOSISI, KONDISI OPERASI, DAN KARAKTERISTIK GEOMETRI PIPA TERHADAP PEMBENTUKAN KONDENSAT DI PIPA TRANSMISI GAS BASAH The Study of Composition, Operation Condition, and Pipe Characteristic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar ke-4 di dunia dan merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki peluang yang

Lebih terperinci

APLIKASI METODE BEDA HINGGA SKEMA EKSPLISIT PADA PERSAMAAN KONDUKSI PANAS

APLIKASI METODE BEDA HINGGA SKEMA EKSPLISIT PADA PERSAMAAN KONDUKSI PANAS Sulistyono, Metode Beda Hingga Skema Eksplisit 4 APLIKASI METODE BEDA HINGGA SKEMA EKSPLISIT PADA PERSAMAAN KONDUKSI PANAS Bambang Agus Sulistyono Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNP Kediri bb7agus@gmail.com

Lebih terperinci