BAB II DASAR TEORI Pendahuluan. 2.2 Turbin [6,7,]

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI Pendahuluan. 2.2 Turbin [6,7,]"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1. Pendahuluan Bab ini membahas tentang teori yang digunakan sebagai dasar simulasi serta analisis. Bagian pertama dimulasi dengan teori tentang turbin uap aksial tipe impuls dan reaksi beserta segitiga kecepatannya. Selanjutnya pembahasan tentang model matematis aliran derta model fisik turbinnya. 2.2 Turbin [6,7,] Turbin adalah perangkat yang digunakan untuk mengekstraksi kerja dari fluida kerjanya. Ada berbagai macam jenis turbin yang di telah dibuat. Tipe turbin dapat dibagi dari jenis fluida, tipe bilah, jumlah bilah maupun arah alirannya. Pembahasan mengenai turbin ini akan dimulai dengan tipe turbin dengan aliran fluida arah aksial dan fluida kerjanya adalah uap. Gambar 2.1 Rotor Turbin Uap Di turbin uap, uap bertekanan tinggi masuk ke dalam satu set bilah yang stasioner atau biasa disebut nosel. Uap dengan kecepatan tinggi dari nosel ini kemudian melewati bilah-bilah yang bergerak. Disini uap yang melewati rotor digunakan untuk melakukan kerja oleh rotor turbin. Uap tekanan rendah kemudian dibuang ke condenser. Turbin uap dapat dikategorikan menjadi noncondensing (backpressure) dan condensing. Di turbin noncondensing uap keluar dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer. Uap tersebut digunakan untuk Halaman - 6 -

2 bagian lain yang memerlukan panas dari uap untuk proses yang lain.turbin jenis ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi yaitu berkisar 67% - 75%. Sedangkan turbin tipe condensing adalah turbin dimana uap keluar ke kondensor dan diikondensasikan dengan tekanan kurang dari tekanan atmosfer. Turbin tipe aksial adalah turbin dengan arah fluida yang aksial, turbin ini adalah turbin yang paling banyak digunakan dengan fluida yang kompresibel. Turbin aksial lebih efisien daripada tipe radial dalam rentang operasi yang luas. Turbin tipe aksial juga digunakan dalam desain turbin uap, walaupun begitu ada beberapa perbedaan signifikan antara desain turbin aksial untuk turbin gas dan turbin uap. Perbedaan turbin gas dengan turbin uap adalah pada fluida yang digunakan. Untuk gas, tekanan dan volume dihubungkan dengan ekspresi sederhana PV γ = constant untuk gas ideal. Sedangkan uap menyimpang dari Hukum Gas Ideal dengan hubungan : n PV = constant dengan n = untuk saturated steam dan n = 1.3 untuk superheated steam. Perkembangan turbin uap menghasilkan desain dua macam turbin yaitu tipe impuls dan tipe reaksi. Turbin tipe reaksi di sebagian besar desain turbin memiliki derajat reaksi 50% yang dirasakan sangat efisien. Derajat reaksi bervariasi dalam desain dari hub ke tip pada bilah tunggal. Turbin aksial memiliki aliran yang masuk dan keluar dalam arah aksial. Ada dua tipe turbin aksial : (1) tipe impuls, dan (2) tipe reaksi. Turbin impuls adalah jenis turbin dimana seluruh penurunan entalpi terjadi di nosel sehingga kecepatan masuk rotor sangat tinggi. Gambar 2.2 adalah skema dari turbin aksial juga menggambarkan distribusi tekanan, temperatur dan kecepatan absolut. Halaman - 7 -

3 Gambar 2.2 Distribusi tekanan, temperatur dan kecepatan di turbin aksial Sebagian besar turbin aksial terdiri dari lebih 1 tingkat, tingkat depan biasanya tipe impuls (derajat reaksi nol) dan tingkat selanjutnya mempunyai sekitar 50% derajat reaksi. Tingkat turbin tipe impuls menghasilkan output sekitar 2 kali dibanding tingkat turbin dengan derajat reaksi 50%. Seperti ditunjukkan di gambar 2.3 bentuk dari bilah stasioner atau nosel pada kedua tipe turbin (impuls dan reaksi) hampir sama. Walupun begitu terdapat perbedaan yang cukup besar dalam bentuk bilah yang berotasi. Dalam satu stage impuls bentuk dari bilah berotasi berbentuk seperti mangkuk (cup). Bentuk dari stage reaksi lebih cenderung hampir sama dengan bentuk airfoil. Gambar 2.3 Desain untuk stage impuls dan reaksi Halaman - 8 -

4 Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin paling sederhana. Terdiri dari satu grup nosel yang diikuti beberapa baris bilah. Gas diekspansikan di nosel sehingga terjadi konversi energi thermal tinggi ke energi kinetik Konversi ini ditunjukkan dalam hubungan : C = 2( h h ) Dimana C 2 adalah kecepatan absolut keluar dari nosel sedangkan h 1 dan h 2 adalah entalpi masuk dan entalpi keluar dari nosel. Gas kecepatan tinggi menghantam bilah dimana sejumlah besar energi kinetik dari aliran gas diubah menjadi kerja poros turbin. Gambar 2.4 menunjukkan diagram turbin impuls 2 tingkat. Tekanan statik berkurang di nosel dan sebaliknya kecepatan absolut meningkat. Kecepatan absolut kemudian berkurang di rotor tapi tekanan statik dan kecepatan relatifnya tidak mengalami perubahan. Untuk mendapatkan transfer energi maksimum, bilah-bilah harus berotasi sekitar 1.5 kecepatan semburan gas. Turbin impuls lain adalah Pressure compound atau turbin Ratteau. Dalam turbin ini kerja dibagi bagi dalam beberapa tingkat. Setiap tingkat terdiri sebuah nozel dan bilah dimana energi kinetik dari semburan diserap oleh rotor turbin sebagai kerja. Udara yang meninggalkan bilah bergerak memasuki nosel selanjutnya dimana entalpi berkurang lebih jauh dan kecepatan meningkat Energi tersebut lalu diserap oleh bilah bilah yang bergerak. Gambar 2.4 Kontur tekanan dan kecepatan di turbin impuls tipe Ratteau Halaman - 9 -

5 Tekanan total dan temperatur tidak berubah di nosel, kecuali loss kecil karena friksi. Per definisi, turbin impuls memiliki derajat reaksi nol. Derajat reaksi ini berarti bahwa semua penurunan tekanan terjadi di nosel sehingga kecepatan keluar dari nosel tinggi. Karena tidak ada perubahan entalpi di rotor, kecepatan relatif masuk rotor sebanding kecepatan relatif keluar bilah rotor. Seperti pada gambar berikut uap disuplai ke turbin impuls dan dikespansikan di nosel dan keluar dengan kecepatan C 1 dengan sudut α 1 Dengan mengurangi dengan kecepatan bilah U, kecepatan relatif masuk rotor V 1 dapat diketahui. Kecepatan relatif V 1 membentuk sudut β1 terhadap U. Peningkatan α1 menyebabkan turunnya nilai komponen yang digunakan C1cosα1 dan meningkatkan harga komponen aksial Ca cosα 1. Dua titik yang menjadi perhatian adalah masuk dan keluar dari bilah. Seperti diperlihatkan di gambar berikut, kecepatan V 1 dan V 2. Secara vektor dengan mengurangi kcepatan blade menghasilkan kecepatan absolut C 2. Uap keluar dalam arah tangensial pada sudut β 2 dengan kecepatan relatif V 2. Karena terdapat 2 diagram kecepatan dengan dua sisi yang sama yaitu U, segitiga ini dapat digabungkan menjadi satu diagram seperti gambar berikut. Gambar 2.5 Segitiga kecepatan di turbin (I) Halaman

6 Gambar 2.6 Diagram kecepatan yang digabungkan Jika bilahnya simetris maka β1 = β2 dan mengabaikan pengaruh friksi dari bilah terhadap uapnya, V 1 = V W= UC ( C ) t w1 w2 2 Dari persamaan Euler, kerja yang dilakukan oleh fluida dinyatakan : Karena C w2 berharga negatif dalam arah r, maka kerja yang dilakukan per unit massa dinyatakan W= UC ( + C ) t w1 w2 Jika Ca 1 Ca2 maka akan terjadi gaya dorong dalam arah aksial. Dengan asumsi Ca konstan maka : W = UC (tanα + tan α ) t a t a 1 2 W = UC (tan β + tan β ) 1 2 Persamaan diatas disebut sebagai kerja per untit massa aliran sehingga efisiensinya dapat dinyatakan : Kerja diagram per unit massa aliran η d = Kerja tersedia per unit massa aliran Mengacu pada diagram kombinasi sehingga : Gaya bekerja pada wheel = mc w Cw adalah perubahan dalam kecepatan putar Hasil perkalian antara gaya yang bekerja dengan kecepatan bilah menghasilkan Power output = mu C w Turbin reaksi Turbin reaksi aliran aksial juga dipakai secara luas. Dalam turbin reaksi, nosel dan bilah berekspansi sehingga tekanan statik menurun di bilah bergerak Halaman

7 dan tetap. Bilah tetap berlaku sebagai nosel dan mengarahkan aliran ke bilah bergerak pada kecepatan yang sedikit lebih tinggi dari kecepatan bilah yang begerak. Kecepatan di turbin reaksi biasanya lebih rendah dan kecepatan relatif masuk blade arahnya mendekati aksial. Gambar di bawah ini menunjukkan pandangan skematis dari turbin reaksi. Gambar 2.7 Skema turbin tipe reaksi dengan variasi properti termodinamika dan mekanika fluida Dalam sebagian besar desain, reaksi turbin bervariasi dari hub ke shroud. Turbin impuls adalah turbin reaksi dengan derajat reaksi nol ( Λ= 0). Turbin reaksi 100% tidak praktis karena kecepatan rotor tinggi dibutuhkan untuk faktor utilisasi yang bagus. Untuk nilai reaksi kurang dari nol, rotor memiliki aksi difusi. Difusi pada rotor harus dihindari karena dapat menyebabkan loss aliran. Turbin 50% reaksi telah digunakan secara luas dan memiliki kelebihan khusus. Diagram kecepatan untuk reaksi 50% adalah simetris dan untuk faktor utilisasi maksimum kecepatan keluar harus aksial. Gambar 2.8 menunjukkan diagram kecepatan untuk turbin 50% reaksi. Dari gambar ini terlihat bahwa W3 = V4, bilah stasioner dan bergerak sudutnya identik. Turbin 50% reaksi memiliki efisiensi paling tinggi diantara semua tipe turbin. Halaman

8 Gambar 2.8 Diagram kecepatan turbin 50% reaksi Daya yang dibangkitkan oleh aliran pada turbin reaksi juga diberikan oleh persamaan Euler. Power output = mu ( V cos α ) 3 3 Untuk turbin 50% reaksi persamaan diatas menjadi Power output = mu ( U ) = mu 2 Kerja yang diproduksi dalam turbin impuls dengan 1 tingkat besarnya 2 kali turbin reaksi pada kecepatan bilah sama. Oleh karena itu biaya sebuah turbin reaksi lebih dari turbin impuls untuk besar daya yang dibangkitkan sama dikarenakan jumlah tingkat yang diperlukan lebih banyak. Oleh karena itu biasanya dibuat desain dengan turbin impuls di beberapa tingkat pertama untuk memaksimalkan penurunan tekanan dan diikuti dengan turbin 50% reaksi. Turbin reaksi memiliki efisiensi lebih tinggi karena pengaruh blade suction. Kombinasi tipe ini menyebabkan kompromi, karena semua impuls turbin akan memiliki efisiensi yang rendah dan semua turbin reaksi akan memiliki jumlah tingkat yang berlebih. Kinematika aliran Ada 3 titik keadaan yang penting di dalam turbin ketika menganalisis aliran. Titik titik tersebut terletak pada daerah masuk nosel, daerah masuk rotor dan daerah keluar rotor. Kecepatan fluida adalah variabel penting yang berhubungan dengan aliran dan transfer energi di dalam turbin. Kecepatan absolut C adalah kecepatan fluida relatif terhadap terhadap titik stasioner. Kecepatan absolut penting apabila menganalisa aliran di sekitar bilah stasioner seperti nosel. Ketika menganalisa aliran di sekitar komponen yang berotasi atau bila rotor maka kecepatan relatif V cukup penting. Halaman

9 Secara vektor kecepatan relatif didefinisikan : V = C U Dimana U adalah kecepatan tangensial dari bilah. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan di gambar berikut. Gambar 2.9 Segitiga kecepatan di turbin (II) Fluida masuk ke barisan bilah nosel atau stator dengan tekanan statik dan temperatur P 1, T 1 dan kecepatan C 1. Fluida diekspansikan ke P 2 T 2 dan keluar dengan kecepatan yang lebih tinggi C 2 dengan sudut α2. Bilah rotor didesain agar fluida keluar stator dengan sudut β 2 dari kecepatan fluida relatif terhadap inlet bilah stator. β 2 dan V 2 didapatkan dengan mengurangi kecepatan absolut C 2 dengan kecepatan bilah U secara vektor. Setelah diekspansikan kembali dan didefleksikan di bilah rotor maka fluida keluar pada tekan dan temperatur P 3 T 3 dengan kecepatan relatif V 3 pada sudut β3. Penambahan secara vektor V 3 dengan U akan menghasilkan kecepatan absolut fluida keluar rotor C 3 dalam arah α Parameter fisik aliran [6,7] Derajat reaksi Derajat reaksi di turbin aksial adalah suatu parameter yang menggambarkan hubungan antara transfer energi karena perubahan tekanan statik dengan transfer energi karena perubahan tekanan dinamik. Derajat reaksi didefinisikan sebagai penurunan tekanan statik di rotor dengan perubahan tekanan statik di stage. Dapat Halaman

10 didefinisikan juga sebagai rasio perubahan entalpi statik di rotor dengan perubahan entalpi total di stage. h Λ= h h h (2.1) Dimana h 1 : enthalpi statik masuk rotor Λ= C a h 2 : enthalpi statik keluar rotor h 0 : enthalpi total masuk stator Dengan asumsi kecepatan aksial konstan pada turbin maka : (tan β2 tan β1) 2U C a (2.2) 1 Λ= + (tan β2 tan α2) (2.3) 2 2U Derajat reaksi Nol Berdasarkan definisi derajat reaksi, dengan Λ= 0 maka numerator persamaan (2.1) = 0 yaitu h 1 = h 2 dan dari persamaan (2.2) dapat diketahui β1 = β2. Segitiga kecepatan untuk Λ= 0 ditunjukkan pada gambar berikut. Gambar 2.10 Diagram kecepatan untuk derajat reaksi Nol Karena h 1 = h 2 maka V 1 = V 2. Dalam kasus yang ideal, tidak ada penurunan tekanan di rotor. Derajat reaksi 50% Dari persamaan (2.1) gambar 2.11 untuk Λ=0.5 maka α1 = β2 dan diagram kecepatan bentuknya simetris. Karena bentuk simetris tersebut dapat dikethui dengan jelas bahwa α 2 = β 1.Untuk Λ= 0.5, penurunan entalpi di bilah nosel sama besar dengan penurunan entalpi di rotor. Sehingga : h0 h1 = h1 h2 Halaman

11 Gambar 2.11 Diagram kecepatan untuk derajat reaksi 50% U Dengan mensubtitusikan β2 = tanα2 + ke persamaan (2.3) sehingga C C a 1 Λ= + (tanα2 tan α1) (2.4) 2 2U a Sehingga ketika α2 = α1derajat reaksi bernilai 1 dan C 1 = C 2.Diagram kecepatan untuk Λ= 1ditunjukkan pada gambar 2.12 dengan nilai Ca, u dan W yang sama untuk Λ= 0 dan Λ= Model matematis [1] Persamaan Atur aliran fluida dan perpindahan panas Persamaan atur aliran fluida menggambarkan pernyataan matematis dari hukum konservasi fisik. Konservasi massa fluida Laju perubahan momentum sama dengan penjumlahan gaya gaya pada partikel fluida ( Hukum Newton II) Laju perubahan energi sama dengan penjumlahan laju penambahan panas pada fluida dan laju dari kerja yang dilakukan pada partikel fluida (Hukum I Termodinamika) Fluida dapat dianggap sebagai kontinum, artinya untuk analisis aliran pada skala makroskopik ( 1µ m ) struktur molekular dari bahan dan gerakan molekular dapat diabaikan. Perilaku fluida digambarkan dalam properti makroskopik seperti kecepatan, tekanan, massa jenis dan temperatur pada ruang dan waktu. Hal ini dapat dibayangkan sebagai rata rata dari sejumlah tertentu molekul-molekul fluida. Halaman

12 Oleh karena itu dapat didefinisikan elemen fluida terkecil yaitu partikel fluida dimana properti makroskopiknya tidak dipengaruhi molekul individualnya. Konservasi massa Langkah pertama dalam penurunan persamaan konservasi massa adalah menuliskan keseimbangan massa elemen fluida : Laju penambahan jumlah massa = Laju netto aliran massa masuk elemen fluida Bentuk akhir persamaan dalam bentuk konservasi Dρ + ρ V = 0 Dt Dalam bentuk non konservasi ρ + ( ρv ) = 0 t Persamaan momentum : Hukum II Newton menyatakan bahwa laju perubahan momentum dari partikel sama dengan gaya gaya pada partikel Laju peningkatan momentum dari partikel fluida = Jumlah gaya gaya pada partikel fluida. Laju peningkatan momentum per unit volume fluida dapat dinyatakan dalam arah x, y dan z. Du ρ, Dt Dv ρ dan Dt Dw Dt ρ Sedangkan gaya dibagi dalam 2 jenis yaitu : Surface force : pressure force, viscouc force Body force : gravity force, centrifugal force, Coriolis force dan electromagnetic force Dalam bentuk konservasi Du ρ τ τ xx yx τzx Arah x : ρ = ρ f Dt x x y z x Arah y : Dv ρ τ τ τ ρ Dt x x y z xy yy zy = ρ f y Halaman

13 Dv ρ τ τ xz yz τ zz Arah z : ρ = ρ f Dt x x y z Persamaan energi Persamaan energi diturunkan dari Hukum I Termodinamika yang menyatakan bahwa laju perubahan energi dari partikel fluida sama dengan laju penambahan panas ke partikel fluida ditambah laju kerja dilakuakn terhadap partikel fluida. Laju penambahan energi partikel fluida = Laju netto penambahan panas kepada partikel fluida + Laju netto kerja yang dilakukan terhadap fluida Dalam bentuk konservasi 2 2 V V T T T ρ e+ + ρ e+ V = ρq + k + k + k t 2 2 x x y y z z ( up) ( vp) ( wp) ( uτ ) ( uτ yx ) xx ( uτzx ) x y z x y z ( vτxy ) ( vτ yy ) ( vτzy ) ( wτ ) ( wτ yz ) xz ( wτ zz ) ρ f V x y z x y z z 2.5 Model fisik Dibawah ini diberikan model fisik dari turbin yang disimulasikan beserta dimensinya. Bilah stator dan rotor ini merupakan tingkat pertama dari konfigurasi turbin lengkap yang memilki 5 tingkat. Dua tingkat pertamanya merupakan tipe impuls dan ketiga bilah selanjutnya merupakan tipe reaksi. Dalam memodelkan bilah stator dan rotor digunakan konfigurasi 1:2 yaitu menggunakan 2 bilah rotor untuk setiap 1 bilah rotor. Hal ini dimungkinkan karena perbandingan bilah stator : rotor adalah 1: Selain untuk memperudah analisis, pendekatan ini dimaksudkan untuk menghemat biaya komputasi. Tabel 3.1 Dimensi, jumlah bilah dan panjang bilah Chord length (mm) Jumlah bilah Hub-shroud (mm) Jarak antar bilah Stator Rotor Halaman

14 Dibawah ini merupakan beberapa pandangan bilah stator dan rotor tipe impuls. Gambar 3.12 Gambar 3D bilah turbin Baik bilah rotor tipe impuls maupun reaksi memiliki panjang chord, jarak antar bilah dan tinggi bilah yang sama Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar berikut. Gambar 3.14 Pandangan atas turbin impuls (cascade) Halaman

15 Gambar 3.13 Pandangan samping (meridional) Sedangkan di bawah ini adalah pandangan atas (cascade) untuk bilah rotor tipe reaksi. Panjang chord serta tinggi bilah sama dengan bilah rotor tipe impuls Gambar 3.15 Pandangan atas turbin reaksi (cascade) Halaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL

SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau

Lebih terperinci

BAB IV PROSES SIMULASI

BAB IV PROSES SIMULASI BAB IV PROSES SIMULASI 4.1. Pendahuluan Di dalam bab ini akan dibahas mengenai proses simulasi. Dimulai dengan langkah secara umum untuk tiap tahap, data geometri turbin serta kondisi operasi. Data yang

Lebih terperinci

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut:

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut: BAB IV TURBIN UAP Turbin uap adalah penggerak mula dimana gerak putar diperoleh dengan perubahan gradual dari momentum uap. Pada turbin uap, gaya dibangkitkan pada sudu (blade) karena kecepatan uap. Ini

Lebih terperinci

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Instalasi Turbin Gas Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja berkesinambungan dalam rangka membangkitkan tenaga listrik. Instalasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Turbin Turbin adalah salah satu mesin pengerak dimana mesin tersebut merupakan pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi kinetis

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH

Lebih terperinci

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi Turbin Uap 71 1. Rumah turbin (Casing). Merupakan rumah logam kedap udara, dimana uap dari ketel, dibawah tekanan dan temperatur tertentu, didistribusikan disekeliling sudu tetap (mekanisme pengarah) di

Lebih terperinci

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut:

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut: B. TURBIN REAKSI Pada turbin reaksi, uap masuk ke roda dengan tekanan tertentu dan mengalir pada sudu. Uap ketika meluncur, memutar sudu dan membuatnya bergerak. Kenyataannya, runner turbin berotasi karena

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM ANALISIS DAN SIMULASI VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS YANG DIHASILKAN TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS RPM

PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS RPM PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS 36750 RPM Arif Luqman Khafidhi 2016 100 109 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, MSc. Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Renkine Organik Untuk memanfaatkan energi panas berkualitas rendah ada dua siklus termodinamika yang dapat digunakan untuk melakukan tugas menjadi energi mekanik atau

Lebih terperinci

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan + Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.turbin air dikembangkan pada abad 19

Lebih terperinci

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar. 5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi merupakan hal mendasar yang dibutuhkan dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup serta kuantitas

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v ABSTRACT... vi INTISARI... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012 PERCOBAAN TURBIN PELTON A. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari pelaksanaan percobaan ini adalah untuk mempelajari prinsip kerja dan karakteristik performance turbin air (pelton). Karakteristik performance turbin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar.

Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar. Turbin Air 117 Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar. Contoh soal Sebuah turbin reaksi aliran keluar mempunyai diameter dalam dan diameter luar berturut-turut 1 meter dan 2 meter.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Turbin Air Secara sederhana turbin air adalah suatu alat penggerak mula dengan air sebagai fluida kerjanya yang berfungsi mengubah energi hidrolik dari aliran

Lebih terperinci

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 7, Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus. M. Satriawan Teori Relativitas

Teori Relativitas. Mirza Satriawan. December 7, Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus. M. Satriawan Teori Relativitas Teori Relativitas Mirza Satriawan December 7, 2010 Fluida Ideal dalam Relativitas Khusus Quiz 1 Tuliskan perumusan kelestarian jumlah partikel dengan memakai vektor-4 fluks jumlah partikel. 2 Tuliskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin dan Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle

Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin dan Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin dan Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3. 1 SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.26 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT

SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT Tugas Akhir Konversi Energi SIMULASI DUA DIMENSI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA BLADE UNTUK DESAIN NOZZLE DAN BLADE TURBIN UAP TIPE IMPULS SATU TINGKAT ANDRIAN HADI PRAMONO 05 00 075 Dosen Pembimbing : Dr Eng

Lebih terperinci

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata-rata adalah sebesar (P in ) = 18 kg/ cm² G ( tekanan dibaca lewat alat ukur ), ditambah dengan

Lebih terperinci

DINAMIKA FLUIDA II. Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO RISKY MAHADJURA SWIT SIMBOLON

DINAMIKA FLUIDA II. Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO RISKY MAHADJURA SWIT SIMBOLON Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO 12300041 RISKY MAHADJURA 12304716 SWIT SIMBOLON 12300379 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program

Lebih terperinci

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM OLEH ISKANDAR PERANGIN

Lebih terperinci

Pemodelan Matematika dan Metode Numerik

Pemodelan Matematika dan Metode Numerik Bab 3 Pemodelan Matematika dan Metode Numerik 3.1 Model Keadaan Tunak Model keadaan tunak hanya tergantung pada jarak saja. Oleh karena itu, distribusi temperatur gas sepanjang pipa sebagai fungsi dari

Lebih terperinci

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DAYA PUTARAN : 80 HP : 2250 RPM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RUSLI INDRA HARAHAP N I M : 0

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1) BAB II DASAR TEORI 2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA Hukum pertama termodinamika adalah hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Energi

Lebih terperinci

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K.

Lebih terperinci

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang turbin uap ini dengan baik meskipun

Lebih terperinci

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S Fisika Panas SKS Adhi Harmoko S Balon dicelupkan ke Nitrogen Cair Balon dicelupkan ke Nitrogen Cair Bagaimana fenomena ini dapat diterangkan? Apa yang terjadi dengan molekul-molekul gas di dalam balon?

Lebih terperinci

Principles of thermo-fluid In fluid system. Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng Mechanical Engineering Department Faculty of Engineering University of Indonesia

Principles of thermo-fluid In fluid system. Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng Mechanical Engineering Department Faculty of Engineering University of Indonesia Principles of thermo-fluid In fluid system Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng Mechanical Engineering Department Faculty of Engineering University of Indonesia Sifat-sifat Fluida Fluida : tidak mampu menahan gaya

Lebih terperinci

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini akan dibahas berbagai macam hasil dan analisis dari simulasi yang telah dilakukan. Simulasi dibagi dalam beberapa bagian yaitu : A. Studi numerik : 1. Simulasi dengan

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA TURBIN UAP

TUGAS SARJANA TURBIN UAP TUGAS SARJANA TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP TYPE IMPULS PENGGERAK GENERATOR DENGAN SATU TINGKAT EKSTARKSI, DAYA GENERATOR 0 MW ; PUTARAN POROS TURBIN 5700 RPM OLEH : RIYALDI 004008 UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Turbin Reaksi Aliran Ke Luar

Turbin Reaksi Aliran Ke Luar Turbin Reaksi Aliran Ke Luar Turbin reaksi aliran keluar adalah turbin reaksi dimana air masuk di tengah roda dan kemudian mengalir ke arah luar melalui sudu (gambar 8). Gambar 8. Turbin reaksi aliran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

1/24 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) FLUIDA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

1/24 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) FLUIDA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta 1/24 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) FLUIDA Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Pendahuluan Dalam bagian ini kita mengkhususkan diri pada materi

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin BAB DASAR TEORI.1 Energi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga zat tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Menurut mediumnya dikenal banyak jenis energi.

Lebih terperinci

Session 20 Steam Turbine Design. PT. Dian Swastatika Sentosa

Session 20 Steam Turbine Design. PT. Dian Swastatika Sentosa Session 20 Steam Turbine Design PT. Dian Swastatika Sentosa DSS Head Office, 31 Oktober 2008 Outline 1. Pendahuluan 2. Diameter tingkat pertama 3. Diameter tingkat terakhir turbin kondensasi 4. Persoalan

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin danvariasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle

Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin danvariasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 3, (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) B-44 Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin danvariasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Rotating Disk

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Rotating Disk BAB II DASAR TEORI.1 Konsep Dasar Rotating Disk Rotating disk adalah istilah lain dari piringan bertingkat yang mempunyai kemampuan untuk berputar. Namun dalam aplikasinya, penggunaan elemen ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya konsumsi bahan bakar khususnya bahan bakar fosil sangat mempengaruhi peningkatan harga jual bahan bakar tersebut. Sehingga pemerintah berupaya mencari

Lebih terperinci

Bab VI Hasil dan Analisis

Bab VI Hasil dan Analisis Bab VI Hasil dan Analisis Dalam bab ini akan disampaikan data-data hasil eksperimen yang telah dilakukan di dalam laboratorium termodinamika PRI ITB, dan juga hasil pengolahan data-data tersebut yang diberikan

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Mesin Turbin Gas (Gas Turbine Engine)

2.1 Pengertian Mesin Turbin Gas (Gas Turbine Engine) 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mesin Turbin Gas (Gas Turbine Engine) Mesin turbin gas adalah suatu mesin thermal yang fluidanya adalah udara dan bahan bakar yang proses pembakaran fluidanya terjadi

Lebih terperinci

STUDI ANALISA KEGAGALAN SHRINK-FIT TURBIN UAP BACK PRESSURE 2 MW MELALUI PENDEKATAN METODE NUMERIK

STUDI ANALISA KEGAGALAN SHRINK-FIT TURBIN UAP BACK PRESSURE 2 MW MELALUI PENDEKATAN METODE NUMERIK STUDI ANALISA KEGAGALAN SHRINK-FIT TURBIN UAP BACK PRESSURE 2 MW MELALUI PENDEKATAN METODE NUMERIK Hariyotejo Pujowidodo Balai Teknologi Termodinamika, Motor dan Propulsi (BT2MP) Kawasan PUSPIPTEK Gd.

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : Fisika Dasar 1 Kode/SKS : FIS 1 / 3 (2-3) Deskrisi : Mata Kuliah Fisika Dasar ini diberikan untuk mayor yang memerlukan dasar fisika yang kuat, sehingga

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

Agus Suroso. Pekan Kuliah. Mekanika. Semester 1,

Agus Suroso. Pekan Kuliah. Mekanika. Semester 1, Agus Suroso 14 Pekan Kuliah B Mekanika ( C a t a t a n K u l i a h F I 2 1 0 4 M e k a n i k a B ) Semester 1, 2017-2018 Sistem Partikel (2) 10 10 1 Gerak relatif pada sistem dua partikel 10 2 Tumbukan

Lebih terperinci

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam bidang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STEAM EJECTOR TINGKAT PERTAMA DI PLTP LAHENDONG UNIT 2

EFEKTIVITAS STEAM EJECTOR TINGKAT PERTAMA DI PLTP LAHENDONG UNIT 2 EFEKTIVITAS STEAM EJECTOR TINGKAT PERTAMA DI PLTP LAHENDONG UNIT 2 Brian Deril Kemur 1), Frans Sappu 2), Hengky Luntungan 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Steam ejector tingkat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m)

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sumber Energi 2.1.1 Energi Potensial Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut Rumus yang dipakai dalam energi

Lebih terperinci

Diktat TERMODINAMIKA DASAR

Diktat TERMODINAMIKA DASAR Bab III HUKUM TERMODINAMIKA I : SISTEM TERTUTUP 3. PENDAHULUAN Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN DADANG SUPRIATMAN STT - JAWA BARAT 2013 DAFTAR ISI JUDUL 1 DAFTAR ISI 2 DAFTAR GAMBAR 3 BAB I PENDAHULUAN 4 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman

Lebih terperinci

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan:

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan: ENTROPI PERUBAHAN ENTROPI GAS IDEAL Untuk satu mol atau unit massa suatu fluida yang mengalami proses reversibel dalam sistem tertutup, persamaan untuk hukum pertama termodinamika menjadi: [35] Diferensiasi

Lebih terperinci

II HUKUM THERMODINAMIKA I

II HUKUM THERMODINAMIKA I II HUKUM THERMODINAMIKA I Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan hukum thermodinamika I tentang konservasi energi, serta mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA TURBIN UAP MENGGUNAKAN CFD FLUENT

SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA TURBIN UAP MENGGUNAKAN CFD FLUENT SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA TURBIN UAP MENGGUNAKAN CFD FLUENT SKRIPSI Skripsi diajukan untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik EKO KURNIAWAN 040401020 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTPB DENGAN DAYA 5 MW. Disusun Oleh: WILSON M.N.GURNING NIM:

SKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTPB DENGAN DAYA 5 MW. Disusun Oleh: WILSON M.N.GURNING NIM: SKRIPSI TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTPB DENGAN DAYA 5 MW Disusun Oleh: WILSON M.N.GURNING NIM: 060421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluida Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN

SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN Sulistyo Atmadi"', Ahmad Jamaludin Fitroh**' ipenellti Pusat Teknologi Dirgantara Terapan. LAPAN ">Peneliti Teknik Penerbangan ITB ABSTRACT Identification

Lebih terperinci

2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA

2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA BAB II DASAR TEORI 2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA Hukum pertama termodinamika adalah hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dilenyapkan. Energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Pandangan Umum Tentang Turbin Uap Sebagai Pembangkit Tenaga Turbin uap termasuk mesin pembangkit tenaga dimana hasil konversi energinya dimanfaatkan mesin lain untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW

TUGAS SARJANA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW TUGAS SARJANA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW PUTARAN : 5700 RPM OLEH :

Lebih terperinci

Pengantar Oseanografi V

Pengantar Oseanografi V Pengantar Oseanografi V Hidro : cairan Dinamik : gerakan Hidrodinamika : studi tentang mekanika fluida yang secara teoritis berdasarkan konsep massa elemen fluida or ilmu yg berhubungan dengan gerak liquid

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

VI. Teori Kinetika Gas

VI. Teori Kinetika Gas VI. Teori Kinetika Gas 6.1. Pendahuluan dan Asumsi Dasar Subyek termodinamika berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-hukum eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk

Lebih terperinci

Statika dan Dinamika

Statika dan Dinamika Statika dan Dinamika Dinamika Dinamika adalah mempelajari tentang gerak dengan menganalisis penyebab gerak tersebut. Dinamika meliputi: Hubungan antara massa dengan gaya : Hukum Newton tentang gerak. Momentum,

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Dasar

BAB 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Dasar BAB 2 Landasan Teori Objek yang diamati pada permasalahan ini adalah lapisan fluida tipis, yaitu akan dilihat perubahan ketebalan dari lapisan fluida tipis tersebut dengan adanya penambahan surfaktan ke

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. commit to user

BAB II DASAR TEORI. commit to user BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Chen, et al (2012) melakukan penelitian mengenai mekanisme munculnya cogging torque dari motor sinkron permanen magnet, dengan tujuan untuk meningkatkan performa

Lebih terperinci

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika Mekanika Fluida II Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika 1 Geometri Saluran 1.Kedalaman (y) - depth 2.Ketinggian di atas datum (z) - stage 3.Luas penampang A (area cross section area) 4.Keliling

Lebih terperinci

Termodinamika. Energi dan Hukum 1 Termodinamika

Termodinamika. Energi dan Hukum 1 Termodinamika Termodinamika Energi dan Hukum 1 Termodinamika Energi Energi dapat disimpan dalam sistem dengan berbagai macam bentuk. Energi dapat dikonversikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain, contoh thermal, mekanik,

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Farel H. Napitupulu 1, Ekawira K. Napitupulu

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR

BAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR BAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR 3.1 Pendahuluan Pemodelan sistem poros-rotor telah dikembangkan oleh beberapa peneliti. Adam [2] telah menggunakan formulasi Jeffcot rotor dalam pemodelan sistem poros-rotor,

Lebih terperinci

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,

3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17, 3. ORBIT KEPLERIAN AS 2201 Mekanika Benda Langit 1 3.1 PENDAHULUAN Mekanika Newton pada mulanya dimanfaatkan untuk menentukan gerak orbit benda dalam Tatasurya. Misalkan Matahari bermassa M pada titik

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM. Massa = m B

TRANSFER MOMENTUM. Massa = m B TRANSFER MOMENTUM Apakah momentum itu? V A1 V B1 Massa = m A Massa = m B Jika V A1 > V B1 maka mobil A akan menabrak mobil B Yang berakibatkan: Kecepatan mobil A berkurang dari V A1 menjadi V A2 Kecepatan

Lebih terperinci

TURBIN AIR. Turbin air mengubah energi kinetik. mekanik. Energi kinetik dari air tergantung dari massa dan ketinggian air. Sementara. dan ketinggian.

TURBIN AIR. Turbin air mengubah energi kinetik. mekanik. Energi kinetik dari air tergantung dari massa dan ketinggian air. Sementara. dan ketinggian. MESIN-MESIN FLUIDA TURBIN AIR TURBIN AIR Turbin air mengubah energi kinetik dan potensial dari air menjadi tenaga mekanik. Energi kinetik dari air tergantung dari massa dan ketinggian air. Sementara energi

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013 Mata Kuliah : Fisika Dasar/Fisika Pertanian Kode / SKS : PAE 112 / 3 (2 Teori + 1 Praktikum) Status : Wajib Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

Bab ii Kajian Pustaka 5

Bab ii Kajian Pustaka 5 Bab II Kajian Pustaka... 6 2.1 Teori Mesin Turbin Gas... 6 2.1.1 Prinsip Kerja... 6 2.1.2 Mesin Turbin Gas pada Sistem Propulsi Pesawat Udara... 7 2.1.3 Jenis-Jenis Mesin Turbin Gas pada Pesawat Udara...

Lebih terperinci

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan

Lebih terperinci

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut Gerak rotasi Benda tegar Adalah kumpulan benda titik dengan bentuk yang tetap (jarak antar titik dalam benda tersebut tidak berubah) Gerak benda tegar dapat dipandang sebagai gerak suatu titik tertentu

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN KESEHATAN?

MEKANIKA FLUIDA CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN KESEHATAN? MEKANIKA FLUIDA DISIPLIN ILMU YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI BIDANG MEKANIKA TERAPAN YANG MENGKAJI PERILAKU DARI ZAT-ZAT CAIR DAN GAS DALAM KEADAAN DIAM ATAUPUN BERGERAK. CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dasar tentang turbin air Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN BAB III METODOLOGI PENGUKURAN Kincir angin merupakan salah satu mesin konversi energi yang dapat merubah energi kinetic dari gerakan angin menjadi energi listrik. Energi ini dibangkitkan oleh generator

Lebih terperinci