KNOWLEDGE CAPABILITY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KNOWLEDGE CAPABILITY"

Transkripsi

1 Tugas Individu Dosen: Dr. Ir. Arief Imam Suroso, MSc SHARING KNOWLEDGE CAPABILITY Disusun Oleh: Noviyanti Elizabeth P PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sangat pesat di era globalisasi. Pengelolaan pengetahuan (Knowledge Management) menjadi salah satu metode meningkatkan produktivitas suatu organisasi, perusahaan atau instansi. Hal ini terjadi karena kompetisi tidak lagi mengandalkan sumber daya alam, tetapi lebih kepada pemanfaatan sumber daya manusia secara optimal. Pemanfaatan sumber daya manusia melalui potensi kreativitas dan inovasi, agar dapat meningkatkan produktivitas suatu organisasi. Berbagi pengetahuan hanya dapat dilakukan bilamana setiap anggota memiliki kesempatan yang luas dalam menyampaikan pendapat, ide, kritikan, dan komentarnya kepada anggota lainnya. Disinilah peran berbagi pengetahuan dikalangan karyawan menjadi amat penting untuk meningkatkan kemampuan karyawan agar mampu berpikir secara logika yang diharapkan akan menghasilkan suatu bentuk inovasi. Dimana inovasi yang dihasilkan merupakan suatu proses dari ide melalui penelitian dan pengembangan akan menghasilkan prototipe yang bisa dikomersialkan. Knowledge management ini tidak hanya dilakukan pada organisasi namun dapat lembaga pendidikan dapat diterapkan. MB-IPB sebagai salah satu program studi pada Sekolah Pascasarjana IPB. Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis merupakan perluasan dari MMA-IPB yang berperan serta dalam perkembangan pendidikan manajemen dan bisnis di Indonesia. Dengan status tersebut, Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis menawarkan salah satu program yaitu Magister Manajemen (MM). Salah satu mata kuliah yang ditawarkan di program studi ini adalah manajemen pemasaran. Dimana pada mata kuliah ini mahasiswa dituntut membentuk salah satu bidang usaha bisnis yang dibagi atas beberapa kelompok. Perlunya dibangun sharing knowledge menjadi suatu mekanisme pengelolaan (to manage), penyebaran (to share) informasi dan pengalaman dari sumber daya manusia yang ada agar terjadi peningkatan pengetahuan dari masing-masing individu di dalam suatu organisasi atau kelompok.

3 1.2. Tujuan Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat knowledge management yang terdapat di kelompok dalam memutuskan bidang usaha bisnis apa yang akan dibentuk.

4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Manajemen Pengetahuan Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) adalah proses bagaimana organisasi menghasilkan kemakmuran dari sisi intelektual atau knowledge-based assets, yakni sesuatu yang bernilai tanpa dimensi fisik yang melekat pada orang, atau diperoleh dari proses, sistem dan budaya yang terkait dengan organisasi, merek, pengetahuan individu, hak kekayaan intelektual (intelectual property), lisensi, serta pengetahuan organisasi (pangkalan data, pemahaman mengenai proses-proses organisasi dan relationship). Kemakmuran dapat diperoleh jika organisasi dapat mnggunakan pengetahuan untuk menciptakan proses yang lebih efektif dan efisien. Djohar (2000) menyatakan bahwa perusahaan mampu menggunakan pengetahuan untuk menciptakan nilai atau manfaat bagi konsumen dengan mendorong inovasi pengembangan produk yang unik. Selain itu, manajemen pengetahuan merupakan usaha mengumpulkan, mengorganisasi, menciptakan pengetahuan baru, menyebarkannya ke organisasi dan memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam teknologi dan produk yang baru. Manajemen pengetahuan merupakan proses yang terus menerus harus dilakukan oelh perusahaan, sehingga proses tersebut menjadi satu budaya organisasi yang akan membentuk organisasi yang berbasis pengetahuan. Pengetahuan organisasi merupakan perpaduan pengetahuan individu dan pengetahuan kelompok yang dikelola menjadi keunggulan organisasi. Ketidakmampuan organisasi dalam mengelola pengetahuan dapat mengakibatkan gagalnya organisasi melakukan inovasi berkelanjutan. Keterlibatan manajemen pengetahuan bersumber pada hambatan penciptaan pengetahuan individu dan hambatan organisasi yang terkait dengan paradigma perusahaan (Nonaka et al., 2000). Kerangka manajemen pengetahuan melibatkan sumberdaya manusia, informasi dan teknologi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sumberdaya manusia antara lain adalah (1) mengetahui dengan pasti apa yang membuat komunitas tertari, (2) mengidentifikasi pengetahuan penting bagi sumberdaya manusia dan (3) menggunakan manajemen kinerja untuk menghadapi perubahan budaya.

5 2.2 Tantangan dan Manfaat Manajemen Pengetahuan Keefektifan manajemen dan kajian pengetahuan yang ada dalam organisasi memerlukan pandangan yang menyeluruh mengenai organisasi tersebut. Manajemen pengetahuan mencakup aspek sumberdaya manusia, budaya organisasi dan infrastruktur organisasi. Pengetahuan bukan hanya data ataupun informasi, tetapi juga pengalaman, dan pendapat para pakar. Data merupakan kumpulan fakta tentang kejadian yang bersifat objektif dan diskret. Informasi merupakan data yang telah dikumpulkan dan diolah serta dilengkapi dengan relevansi dan tujuan. Data berubah menjadi informasi saat individu memiliki arti. Informasi yang telah mendapatkan tempat dalam kerangka acuan penggunaa sehingga pengguna tersebut menghubungkan tindakan dengan kerangka acuan tersebut, maka informasi telah menjadi pengetahuan (Natarajan dan Shekhar, 2001). Cara memandang hubungan antara data-informasi-pengetahuan dapat memakai hirarki yang terbalik (the reversed hierarchy), dimana setiap orang memiliki struktur artian di kepalanya, yang merupakan dasar dari pengetahuannya. Pengetahuan berdasarkan sudut pandangnya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pengetahuan tacit (tacit knowledge) dan pengetahuan eksplisit (explicit knowledge). Pengetahuan tacit merupakan pengetahuan yang ada pada diri seseorang yang relatif sulit untuk diformalkan atau diterjemahkan, sehingga masih ada hambatan untuk dikomunikasikan dengan individu lainnya. Pengetahuan tacit bersifat subyektif, intuisi, terkait cara dengan aktifitas dan pengalaman individu serta idealisme, nilai dan emosi (Natarajan dan Shekhar, 2001). Pengetahuan tacit memiliki dua elemen, yaitu kognitif dan teknik. Kognitif berkaitan dengan pikiran, sehingga dikenal dengan mental model. Mental model merupakan suatu kerangka atau pola pikir dalam melihat atau menganalisa suatu fenomena. Elemen kedua, yakni teknis berkaitan dengan ketrampilan psikomotor seseorang, keahlian atau kecakapan seseorang berkenaan dengan know how (Endaryono, 2004). Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang dapat dikemukan dalam bentuk data, formulasi, spesifikasi produk, manual dan prinsip-prinsip umum (Natarajan dan Shekhar, 2001). Dalam organisasi, terdapat hubungan antara pengetahuan individu kolektif dan pengetahuan eksplisit-tacit (Gambar 1). Bentuk pertama pengetahuan eksplisit individu yang dipresentasikan dengan kecakapannya dan pengetahuan yang

6 terdapat dalam individu tersebut dapat dengan mudah diajarkan dan dituliskan. Bentuk kedua adalah pengetahuan tacit individu yang merupakan pengetahuan yang melekat pada invidu yang berupa kerangka berpikir, keahlian, kebiasaan dan pengetahuan abstrak dan tidak mudah diartikulasi (Lyles dan Schwnk dalam Endaryono, 2004). Bentuk ketiga adalah pengetahuan kolektif eksplisit yaitu pengetahuan ayng berada di tingkat organisasi yang dapat dengan mudah diajarkan atau didokumentasikan. Pengetahuan tersebut merupakan manifestasi di dalam standar prosedur operasional, dokumentasi, sistem informasi dan peraturan (Brown dan Duguid dalam Endaryono, 2004). Bentuk yang keempat merupakan pengetahuan tacit kolektif yang terdapat dalam rutinitas organisasi, budaya perusahaan dan corporate mindset (Chua, 2002). Individu Kolektif Pengetahuan Eksplisit Individu Pengetahuan Eksplisit Kolektif Pengetahuan tacit Individu Pengetahuan tacit Kolektif Gambar 1. Bentuk Pengetahuan dalam Organisasi (Chua, 2002) Pengetahuan diciptakan dan konversi pengetahuan merupakan interaksi pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit, yang dapat digambarkan sebagai empat model yang berbeda (Gambar 2), yaitu dari pengetahuan tacit ke pengetahuan tacit yang disebut dengan sosialisasi, dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit yang disebut dengan eksternalisasi, dari pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit yang disebut dengan kombinasi dan dari pengetahuan eksplisit ke pengetahuan tacit yang disebut dengan internalisasi. Sosialisasi merupakan proses berbagai pengalaman, baik mental maupun ketrampilan teknik. Eksternalisasi merupakan proses menterjemahkan pengetahuan tacit ke dalam konsep yang eksplisit, seperti buku, laporan dan lain sebagainya, dengan menggunakan analogo dan model, sedangkan kombinasi merupakan sistematika proses peruabh pengetahuan menjadi sistem pengetahuan (knowledge system). Pertukaran pengetahuan dapat dilakukan melalui berbagai macam media, seperti dokumen, rapat, percakapan telepon maupun jaringan komputer. Internalisasi merupakan proses penyerapan pengetahuan eksplisit menjadi

7 pengetahuan tacit, berhubungan erat dengan proses belajar sambil bekerja (learning by doing) (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Pengetahuan Tacit Ke Pengetahuan Eksplisit Pengetahuan Tacit Dari Pengetahuan Eksplisit Sosialisasi Eksternalisasi Sympathized Knowledge Conceptual Knowledge Internalisasi Kombinasi Operational Knowledge Systematic Knowledge Gambar 2. Empat Model Proses Konservasi Pengetahuan (Nonaka dan Takcuchi, 1995) Menurut Moran dan Goshal (1996), pengetahuan diciptakan melalui dua cara yaitu penggabungan (kombinasi) dan pertukaran dan memungkinkan ada cara lain di luar cara tersebut (terutama di tatanan individual), namun dua cara tersebut termasuk mekanismen kunci dalam pembentukan pengetahuan bersama. Sebuah pengetahuan dapat tercipta memlu perubahan dan perkembangan bertahap dari pengetahuan yang sudah ada. Beberapa manfaat dari penerapan manajemen pengetahuan adalah sebagai berikut (Skyrme dan Amidon, 1997): 1. Mengetahui dan menyadari nilai dari aset-aset yang sulit dinilai (intangible asset) 2. Memiliki kesempatan untuk meningkatkan nilai tambah pada proses bisnis utama 3. Menyebarluaskan praktek yang benar, dengan berbagai pengetahuan dari pengetahuan individualdan bagian dari organisasi 4. Mengembangkan pengetahuan mengenai konsumen,sehingga mampu mengantisipasi keinginan konsumen. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan interaksi yang intensif dengan konsumen ataupun distributor 5. Meningkatkan efisiensi dalam organisasi. Informasi yang sistematik yang dapat menyediakan kebutuhan ekstenal, disisi lain, pengetahuan internal telah diketahui sehingga dapat mengidentifikasi kesenjangan pnegetahuan yang ada 6. Membangun kompetensi untuk mengantisipasi kebutuhany yang tidak terduga 7. Menjadi organisasi yang inovatif 8. Mempercepat proses aliran pengetahuan.

8 Proses pencarian pengetahuan internal perusahaan seringkali lebih mudah dibandingkan dengan mencari pengetahuan dari luar perusahaan (Nonaka et al., 2000) Daya saing dan Manajemen Pengetahuan Pengetahuan yang dimiliki organisasi harus diimplementasikan dengan dukungan penggunaan teknologi informasi. Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam proses pendistribusian informasi antar perusahaan dengan menggunakan media intranet. Organisasi harus mampu merancang teknologiteknologi untuk membuat perubahan revolusioner dalam penciptaan pengetahuan pekerja, komunikasi, dan pengelolaan pengetahuan. Tanpa teknologi baru untuk menciptakan perubahan revolusioner, komunikasi dan pengelolaan informasi melalui sistem manajemen pengetahuan akan memiliki kesempatan kecil dalam memperbaiki proses pendistribusian pengetahuan sehingga dapat menghambat proses kapitalisasi pengetahuan dalam organisasi. Melalui adopsi teknologi informasi, organisasi dapat meningkatkan kemampuan dan kekuatan untuk mengembangkan pengetahuan, ide-ide baru sehingga dapat menghasilkan temuan baru yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan melalui informasi yang didapat dari konsumen. Hambatan yang menjadi daya saing dalam manajemen pengetahuan (Gupta dan Govindarajan dalam Pendit, 2001), yaitu: a. Penciptaan pengetahuan Adanya catatan keberhaslan masa lampau dapat menyebabkan organisasi sudah tahu apa yang terbaik; pegawai tidak diberi kesempatan mengambil keputusan, tidak ada pasar internal bagi ide-ide baru (pemimpin yang kurang mendukung akan mematikan inisiatif). b. Akuisisi Pengetahuan Perlunya tindakan awal untuk mengakuisisi pengetahuan dan bagaimana mengitegrasikan serta mendayagunakan pengetahuan eksternal. c. Mempertahankan Pengetahuan Terdapatnya pegawai yang keluar dari organisasi dengan membawa pengetahuan bersamanya. Hal ini mengakibatkan pengetahuan organisasi dapat menyebar ke para pesaing. d. Mengidentifikasi Pengetahuan

9 Adanya anggapan bahwa orang yang sukses tidak perlu belajar dan orang yang tidak sukses tidak punya ide (Halo effect). Selain itu, setiap unit yang memasukkan best-practice secara sembarangan (GIGO). e. Aliran pengetahuan keluar dari pemiliknya Sindroma apa keuntungan buat saya?, knowledge is power. f. Perpindahan pengetahuan Ketidakcocokan antara struktur pengetahuan dan struktur saluran transmisi, keragaman links di dalam rangkaian alat transmisi. g. Aliran pengetahuan masuk ke pegawai (inflow) Keengganan untuk mengakui superioritas teman kerja Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage) Keunggulan bersaing berkelanjutan merupakan bentuk-bentuk strategi untuk membantu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada pasar yang bersaing, kemampuan perusahaan menghasilkan kinerja, terutama kinerja keuangan, sangat bergantung pada derajad keunggulan kompetitifnya (Ferdinand, 2003). Keunggulan bersaing berkelanjutan merupakan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan akhirnya, yaitu kinerja yang menghasilkan keuntungan (profit) tinggi. Artinya, keunggulan bersaing berkelanjutan bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir peusahaan, yaitu kinerja tinggi. Lebih lanjut dikatakan bahwa perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan jika perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai yang pada saat tersebut tidak sedang dilakukan baik oleh kompetitor maupun calon kompetitor dan perusahaan-perusahaan lain tidak mampu meniru kelebihan strategi ini. Sumber daya perusahaan memiliki potensi keunggulan bersaing jika memiliki empat atribut, yaitu kelangkaan, nilai, tidak dapat ditiru, tidak dapat diganti. Day & Wensley dalam Hoffman (2000) berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi upaya perusahaan dalam rangka menciptakan keunggulan bersaing mereka, yaitu: 1. Kapabilitas yang unggul. 2. Sumber Daya yang Unggul.

10 Pendapat di atas didukung oleh Ferdinand (2003) yang menyatakan bahwa berdasarkan teori berbasis sumber daya, esensi keunggulan bersaing adalah kombinasi unik dari sumber daya dan kapabilitas. Sedangkan untuk melanggengkan keunggulan bersaing tersebut, perusahaan seharusnya memiliki sumber daya dan kapabilitas yang khas (company specific). Dengan mendasarkan pada seluruh pendapat di atas, maka keunggulan bersaing berkelanjutan didefinisikan sebagai keunggulan yang dicapai secara terus menerus dengan mengimplementasikan strategi pencapaian nilai-nilai unik yang tidak sedang diimplementasikan baik oleh pesaing maupun calon pesaing karena ketidakmampuan mereka dalam meniru strategi tesebut. Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage) Inovasi yang berkelanjutan Pengetahuan Baru Pengetahuan Tacit Disajikan dengan jelas Artikulasi Internalisasi Pembelajaran Organisasi (Organizational Learning) Pengetahuan Eksplisit Hubungan antara Pengetahuan, PembelajaranOrganisasi Keunggulan bersaing

11 III. PEMBAHASAN 3.1 Keadaan umum MB-IPB Program MB-IPB merupakan salah satu program studi pada Sekolah Pascasarjana IPB. Pada awalnya Program ini dinamakan Magister Manajemen Agribisnis - IPB (MMA-IPB) sebagai pelopor pendidikan tinggi bidang manajemen agribisnis di Indonesia yang lahir pada tahun Dalam pengembangannya, sesuai dengan visi IPB yang telah menjadi Badan Hukum Milik Negara sejak awal tahun 2001, serta dorongan permintaan pasar kerja, maka sejak tanggal 9 April 2005 MMA- IPB berubah sebutan dan status menjadi Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IPB No. 029/K13/OT/2005. Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis merupakan perluasan dari MMA-IPB untuk lebih berperan serta dalam perkembangan pendidikan manajemen dan bisnis di Indonesia. Dengan status tersebut, Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis selain menawarkan program Magister Manajemen (MM) juga menyelenggarakan program Doktor Manajemen Bisnis mulai Februari Pengenalan lebih jauh mengenai MB-IPB, terdapat di website MB-IPB. Segala informasi mengenai MB-IPB tentang sejarah, program yang ditawarkan serta aktivitas lainnya dapat ditelusuri pada website. Adapun visi IPB yaitu menjadi lembaga pendidikan manajemen dan bisnis berbasis kearifan lokal yang berwawasan global, berpengaruh di tingkat regional dan bereputasi internasional. Selain visi, misi MB- IPB dijabarkan sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pendidikan gelar yang terakreditasi nasional dan internasional dalam bidang manajemen dan bisnis 2. Mengembangkan dan menyebarkan konsep manajemen dan bisnis yang berakar kuat pada budaya Indonesia 3. Menyediakan jasa pemecahan masalah bisnis dan manajemen di Indonesia 4. Mengembangkan secara aktif disiplin ilmu dan praktik manajemen dan bisnis di tingkat nasional, regional maupun internasional 5. Mendukung pengembangan agribisnis dan industri berbasis sumberdaya yang berkelanjutan

12 Berdasarkan visi dan misi MB-IPB yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan MB-IPB adalah sebagai berikut: 1. Merekrut calon mahasiswa berkualitas tinggi 2. Menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi: o o berintegritas tinggi, berakar kokoh pada budaya nasional, berwawasan internasional, mampu melakukan analisis dan sintesis dalam pemecahan masalah manajemen dan bisnis, terampil dalam menjalankan organisasi, dan mempunyai jiwa entrepreneurship (Master) berintegritas tinggi, berakar kokoh pada budaya nasional, berwawasan internasional, menguasai perkembangan mutakhir ilmu manajemen dan bisnis, dan mampu merancang penelitian independen secara kreatif untuk memecahkan masalah dan mengembangkan teori dalam bidang manajemen dan bisnis (Doktor) 3. Memperoleh sertifikasi dari lembaga akreditasi nasional dan internasional untuk program yang ditawarkan. 4. Menyelenggarakan pelatihan manajemen dan bisnis baik secara berkala maupun sesuai dengan permintaan pemangku kepentingan. 5. Menyebarkan opini dan konsep manajemen dan bisnis melalui berbagai media massa dan media lainnya. 6. Memberikan jasa konsultansi kepada dunia usaha dan pemangku kepentingan lainnya untuk membantu pemecahan masalah bisnis dan manajemen yang dihadapi. 7. Membangun dan mengembangkan jejaring lembaga pendidikan, masyarakat bisnis dan organisasi profesional yang bergerak dalam bidang manajemen dan bisnis. 8. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam bidang agribisnis dan industri berbasis sumberdaya yang berkelanjutan ( 3.2 Knowledge Management Program Magister Manajemen Bisnis-IPB diselenggarakan dengan sistem kredit, dengan jumlah bobot 43 satuan kredit triwulan (skt) yang dibagi atas 37 skt

13 untuk kegiata perkuliahan dan 6 skt untuk kegiatan penulisan tesis. Selain itu, MB- IPB juga memberikan kesempatan kepada pesertanya untuk mendalami minat keahliannya. Pada salah satu mata kuliah triwulan terdapat manajemen pemasaran. Metode pendidikan yang dilakukan pada mata kuliah ini dengan kegiatan simulasi yang dilakukan dalam kelas seperti presentasi dan perencanaan pembuatan bisnis pada masing-masing kelompok. Dimana masing-masing anggota kelompok turut serta dalam memberikan ide dalam perencanaan pembuatan bisnis. Jenis bisnis yang telah disepakti nantinya akan dibagi kepada masing-masing anggota untuk mengembangkan dan mencari tahu sesuai dengan pengetahuan sehingga nantinya dapat dihasilkan bisnis yang layak. Adapun jumlah anggota dari kelompok oryza ini terdiri dari 7 orang yang dengan pemimpin yang telah disepakati. Pada dasarnya masing-masing anggota kelompok ini memiliki karakter dan pemikiran yang berbeda-beda dalam menentukan jenis bisnis apa yang akan dikembangkan. Hal ini disebabkan bedanya pandangan di masing-masing anggota. Tujuan pembuatan kelompok yang berbaur antar karakter adalah untuk saling mengisi kekurangan antar anggota lain, sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal dengan saling memberikan ilmu dan pengetahuan. 3.3 Komitmen Mengerjakan Bisnis Saat penggerjaan bisnis yang akan diterapkan kelompok oryza melakukan beberapa tahapan yaitu: a. Tahap usulan dan Pemilihan Merupakan tahap awal dimana setelah menerima tugas seluruh anggota berkumpul untuk memberikan usulan sesuai dengan ide masing-masing anggota. Pertemuan ini telah membawa titik temu dalam menentukan jenis bisnis apa yang akan dibentuk oleh kelompok oryza. Dimana sebelumnya dari masing-masing anggota mengemukan pendapat tentang bisnis yang akan mereka dibentuk, sebagai berikut: 1. Atsenk, mengusulkan bisnis baju sepak bola yang dijual melalui internet dengan memberdayakan tukang jahit kecil dimana bahan yang digunakan nyaman untuk semua kalangan dan harga yang bersaing dengan produk terkenal 2. Rival, mengusulkan bisnis peralatan-peralataan komputer yang berkualitas dan bersaing dengan produk yang ada di mall.

14 3. Ninin, mengusulkan bisnis makanan cepat saji dari korea yang masih jarang ditemukan di kota Bogor. 4. Novi, mengusulkan bisnis jasa dalam hal pemindahan barang bagi keluarga ataupun kantor yang dimulai dari kota Bogor. 5. Rizka, mengusulkan bisnis makanan yang menjadi oleh-oleh khas Bogor dengan bahan baku berupa talas yang akan ditepungkan. 6. Ananda, mengusulkan bisnis jasa dalam bidang pengangkutan sampah dimana kerja sama dengan pemerintah daerah. 7. Shanty, mengusulkan bisnis supermarket kecil dengan prinsip one stop shopping online dimana bisnis yang tertera di atas dilakukan pada satu gedung. Berdasarkan pendapat di atas maka keputusan pembuatan bisnis dilakukan berdasarkan ide dari Rizka yaitu usaha bisnis makanan khas oleh-oleh dari Bogor yang berupa lapis talas dan brownies dalam beraneka rasa dan bahan baku berupa tepung talas b. Tahap pembuatan bisnis Penetapan bisnis yang telah disepakati membawa masing-masing anggota oryza membuat kerangka usaha yang dimulai dari data jenis bidang usaha, lokasi, jumlah produksi, pesaing, analisis SWOT, juga kelayakan bisnis yang dikaitkan dengan teori yang telah diperoleh pada mata kuliah pemasaran c. Tahap pembuatan presentasi Setelah menyusun kerangka usaha, anggota oryza membuat presentasi tentang bisnis makanan khas oleh-oleh dari Bogor seperti mempromosikan produk baru sekreatifnya. Promosi ini dilakukan di depan dosen, kelompok yang lain, serta kakak kelas yang mengambil pendalaman pemasaran. d. Permasalahan yang terjadi Saling toleransi dalam menjalankan perencanaan bisnis menjadi kunci utama pelaksanaan promosi. Tanggung jawab yang diberikan kepada masing-masing anggota dalam menyelesaikan telah disepakati. Jalannya pelaksanaan kerja kelompok

15 terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan, hal ini karena masih barunya pengenalan karakter masing-masing anggota. Kesepakatan waktu kumpul menjadi permasalahan utama kelompok oryza, karena adanya masing-masing keperluan anggota terutama dari segi keluarga. Oleh karena itu, diperlukannya pengendalian efektif dalam mengatur aktifitas anggota secara terarah, sehingga dihasilkan suatu pekerjaan yang efektif dan efisien.

16 IV. KESIMPULAN Adanya toleransi yang disertai dengan kerjasama yang baik akan menghasilkan sebuah pekerjaan yang optimal. Dimana pekerjaan yang sulit dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Komunikasi, setiap anggota kelompok harus terjalin dengan baik tanpa hambatan dan kesalahan penyampaian maupun penerimaan, hal ini bertujuan untuk mencegah aksi yang tidak diinginkan. Distribusi pekerjaan, dilakukan sesuai tugas dan tanggng jawab masing-masing di dalam anggota kelompok, bagaikan suatu sistem kerja mesin apabila satu tidak berjalan maka akan mengganggu sistem yang lain. Pemahaman budaya kelompok, untuk menjalankan organisasi dengan hati nurani (management by heart) akan lebih optimal daripada orang yang menjalankan pekerjaan dengan paksaan dan berat hati.

17 DAFTAR PUSTAKA Chua. A Taxonomy of Organizational Knowledge. Singapore Management Review, 24, 2, Djohar. S Knowledge Management. Majalah Management Juni Endaryono. T Inovasi dan Manajemen Alur Pengetahuan. Forum Manajemen Prasetiya Mulia. Tahun ke- XVIII, No.83, Agustus Ferdinand. A Sustainable Competitive Advantage: Sebuah Eksplorasi Model Konseptual. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Nonaka. I, dan H. Takeuchi The Knowledge Creating Company. Oxford University Press. Nonaka. I, G. V. Krogh dan K. Ichijo Enabling Knowledge Creation. Oxford University Press. Pendit. P. L Manajemen Pengetahuan dan Profesional Informasi Harapan, Kenyataan dan Tantangan. Makalah untuk Kuliah Program Studi Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan, 18 September 2001, Pustaka Studi Jepang, Universitas Indonesia, Depok. Skyrme. D dan D. Amidon The Knowledge Agenda. The Journal of Knowledge Management Volume I Number 1 September 1997.

Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan KNOWLEDGE SHARING MANAGEMENT PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan KNOWLEDGE SHARING MANAGEMENT PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan KNOWLEDGE SHARING MANAGEMENT PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Disusun oleh: Ahmad S Hasibuan P056101341.46 Dosen: Dr. Ir. Arif Iman Suroso MSc (CS) MB-IPB

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P

TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P DOSEN : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. Hari/Tanggal : Kamis/14 Juli 2011 TUGAS INDIVIDU PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (KASUS: DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA) GHITA YASANINGTHIAS P056101151.45 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, intensitas kompetisi dan persaingan ketat antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut meningkatkan kompetensinya

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

Knowledge Management Pada Organisasi Kepolisian

Knowledge Management Pada Organisasi Kepolisian Dosen: DR. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS) Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Knowledge Management Pada Organisasi Kepolisian Oleh : Aditia Soelaksono P056101321.46 PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini setiap organisasi dituntut untuk mampu bersaing secara kuat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam kondisi ini, kelangsungan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah dalam pengaruh penerapan manajemen pengetahuan terhadap kinerja karyawan PT Semen Padang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan aset utama yang dimiliki organisasi dan melekat pada setiap individunya. Pengetahuan adalah sumber yang sangat bernilai bagi organisasi karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan berfungsi mewujudkan bagaimana suatu organisasi dapat meningkatkan sumber daya informasi serta pengetahuannya dengan mencari, mengingat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Definisi Pengetahuan

Pendahuluan. 1. Definisi Pengetahuan Pendahuluan Belajar dalam era pengetahuan seperti sekarang ini sangat berbeda dengan belajar dimasa lalu. Semua orang dituntut untuk belajar baik sendiri maupun bersama dengan cepat,mudah dan menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan perilaku konsumen di era globalisasi sekarang ini adalah salah satu dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh banyak organisasi atau perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis sebagai akibat dari efek globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku bisnis menemukan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dianggap sebagai bundel sumber daya produktif dan perusahaan berbeda memiliki

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dianggap sebagai bundel sumber daya produktif dan perusahaan berbeda memiliki BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pendekatan pada mempelajari kekuatan dan kelemahan internal perusahaan terletak pada dua asumsi dasar. Pertama, bahwa perusahaan dapat dianggap sebagai bundel

Lebih terperinci

Driving Forces of Knowledge Management

Driving Forces of Knowledge Management Uwes A. Chaeruman Driving Forces of Knowledge Management Faktor Pendorong Manajemen Pengetahuan Knowledge Management? Kemampuan suatu perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan pengetahuan baru, menyebarluaskannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan Daya Saing UMKM, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 10 No. 2 Oktober 2013, hal..

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan Daya Saing UMKM, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 10 No. 2 Oktober 2013, hal.. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modal intelektual kini banyak dibicarakan dan dianggap penting oleh banyak praktisi. Modal Intelektual atau intellectual capital kini disadari merupakan faktor yang

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI DOSEN Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. ANGKATAN E-47 NONI NOER KAISAR

Lebih terperinci

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi diwarnai dengan meningkatnya informasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan informasi menuntut perusahaan untuk memiliki Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).

Lebih terperinci

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Nama : Sapto N. Setiawan Jurusan : 42SIB JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Penerapan electronic commerce (e-commerce) telah menjadikan hubungan bisnis yang sehat antara produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi

Lebih terperinci

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi, dan peningkatan dalam ilmu pengetahuan turut mengubah cara pandang perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang semakin tajam, yang diakibatkan oleh globalisasi dan deregulasi, yang dipercepat oleh perkembangan teknologi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi. Manajemen pengetahuan berorientasi pada knowledge-based

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi. Manajemen pengetahuan berorientasi pada knowledge-based BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan manajemen pengetahuan kini sudah banyak dilakukan pada industri kreatif termasuk di dunia pendidikan dan organisasi yang berbasis kompetisi. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 350 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN VII.1. Kesimpulan Dalam bab ini digambarkan kesimpulan tentang temuan penelitian, hasil analisis penelitian, dan fenomena yang relevan untuk diungkap sebagai bagian penting

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA FAKULTAS

PROGRAM KERJA FAKULTAS PROGRAM KERJA FAKULTAS STRATEGI 2030 Untuk mewujudkan tujuan, Fakultas Pertanian IPB menyusun strategi dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Berkembangnya kompetensi dan komitmen staf

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge management) semakin tinggi. Pengetahuan merupakan bagian penting yang menentukan kekuatan bertahan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dini (PAUD) muncul akibat berbagai perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Dini (PAUD) muncul akibat berbagai perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Peluang bisnis dari Taman Penitipan Anak (TPA) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) muncul akibat berbagai perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di kota-kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan

Lebih terperinci

VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG

VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN 2014 2018 TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG A. PENDAHULUAN Dalam UURI No. 12/2012 tentang Perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom (disingkat Tel-U) merupakan penggabungan dari empat institusi yang berada di bawah badan penyelenggara Telkom Foundation (TF), yaitu Telkom Engineering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena menarik dalam perkembangan teknologi adalah adanya internet yang dapat memberi kemudahan baik setiap individu untuk berhubungan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan atau entitas didirikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau entitas ini beroperasi. Namun secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sajian pemberitaan media oleh para wartawan narasumber penelitian ini merepresentasikan pemahaman mereka terhadap reputasi lingkungan sosial dan budaya Kota Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota Bandung saat ini jumlahnya sedang mengalami pola peningkatan (BPS, 2015). Para pengusaha tahu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Drucker (1997), pengetahuan penting untuk meningkatkan produktivitas serta harus diperhatikan dan di kelola. Sejalan dengan hal tersebut maka Brown dan Duguid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau

Lebih terperinci

Manual Mutu Pengabdian

Manual Mutu Pengabdian Manual Mutu Pengabdian MM 03 PJM Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh Pusat Jaminan Mutu Disetujui Oleh: Revisi ke 03 Tanggal 01 Juni 2011 KATA PENGANTAR Kehidupan dan perkembangan akademik di Perguruan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 3 PENDAHULUAN KOLEKSI Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2016-2021 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALAS KATA PENGANTAR Dokumen Rencana

Lebih terperinci

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB Kantor Hak Kekayaan Intelektual Institut Pertanian Bogor (Kantor HKI-IPB) Gedung Rektorat IPB Lantai 5 Kampus IPB Darmaga,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percetakan merupakan suatu proses memindahkan tulisan atau gambar pada kertas atau objek lainnya dengan melalui sebuah mesin cetak. Percetakan biasanya memproduksi

Lebih terperinci

MENJADI PEMIMPIN BISNIS

MENJADI PEMIMPIN BISNIS MENJADI PEMIMPIN BISNIS ? ANDA PASTI BISA MENJADI PEMIMPIN BISNIS ANDA BISA MENJADI MOTIVATOR GUNAKAN SISI MANUSIA ANDA GUNAKAN TEKNIK MENAMBAH SEMANGAT TIM FOKUS PADA SISI TUGAS TIM MENGELOLA KONFLIK

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia selalu menarik untuk diteliti dan diperbincangkan. Negara kepulauan terbesar di dunia ini memiliki tantangan tersendiri dalam mengatur kegiatan ekonominya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Universitas Telkom berdiri pada tanggal 14 Agustus 2013 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nomor 309/E/0/2013.

Lebih terperinci

Kompetensi dan Learning Outcomes Program Studi Manajemen dan Bisnis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

Kompetensi dan Learning Outcomes Program Studi Manajemen dan Bisnis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Kompetensi dan Learning Outcomes Program Studi dan Bisnis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Program Magister Pernyataan kompetensi : Setelah menyelesaikan program studi ini, lulusan mampu :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia telah memasuki era globalisasi, era dimana persaingan di dunia akan semakin ketat. Perlu banyak upaya untuk mempertahankan suatu bangsa,

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan

Lebih terperinci

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved 2 Kebijakan Mutu Akademik

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, serta pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi, menyatukan pengalaman baru dan informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam organisasi karena manusia inilah yang mampu menggerakkan seluruh komponen yang berada dalam organisasi.

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge-based economy adalah sebuah istilah yang luas digunakan untuk mendeskripsikan ekonomi global masa kini (Ting dan Lean, 2009). Knowledge-based economyditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dinilai banyak kalangan mengalami kegagalan. Kondisi ini ada benarnya apabila dilihat kondisi yang terjadi di masyarakat maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam perubahan zaman yang begitu cepat ini, setiap instansi/perusahaan otomatis harus siap untuk menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perguruan tinggi swasta sekarang yang semakin pesat dan ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus meningkatkan kemampuannya.

Lebih terperinci

WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO

WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: ELIZA CITRA PUSPITASARI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori strategi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa sumber daya yang tak terlihat (intangible resources) seperti pengetahuan, keahlian, motivasi, budaya, teknologi, kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci