TESIS PERANCANGAN TATA KELOLA JAMINAN KETERSEDIAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TESIS PERANCANGAN TATA KELOLA JAMINAN KETERSEDIAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO"

Transkripsi

1 TESIS PERANCANGAN TATA KELOLA JAMINAN KETERSEDIAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO AL ANSORI (NRP ) DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Joko Lianto Buliali, M.Sc PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

2 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Batasan Masalah.

3 1. LATAR BELAKANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIM RS) TUJUAN UMUM: Menyediakan modul-modul Sistem Informasi Manajemen pada RSUD Sidoarjo dan mengintegrasikannya OUTPUT: 1. RSUDSidoarjo akan memiliki SIMRSyang sesuai kebutuhan RSUDSidoarjo. 2. Antar modul pada SIMRSyang dikembangkan yang saling terkait. 3. Modul-modul SIM (ada 5) bisa dioperasikan tanpa hambatan. Dari analisis kebutuhan dan kondisi internal rumah sakit yang dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang perwakilan rumah sakit (kepala ruangan), pengelola sistem, dan konsultan ahli serta dilakukan Survei Lapangan, diketahui bahwa Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) harus dibangun sesuai dengan kebutuhan penggunanya dan merupakan tools untuk membantu pencapaian kinerja yang diharapkan.

4 Keluhan Oleh User Ke Departemen TI a. Terkait aplikasi: 1) Edit data harus dari database/registrasi ulang; 2) Perhitungan biaya masih sering keliru. 3) Purchase Order (PO) nama barang sama spesifikasinya berbeda, respon menyatakan bahwa sudah ada; 4) Master barang berbeda dengan Pemda; 5) Permintaan obat ke dua unit yang berbeda, tapi memiliki nomor bukti yang sama; 6) Permintaan dan pengiriman obat antar unit, nomor tidak bersesuaian dan item barang menggabung jadi satu;

5 b. Akibat kesalahan user: 1) Pasien tidak bisa diinput sebagai kunjungan, karena kunjungan rawat inap sebelumnya belum di cek-out kan; 2) Petugas salah menginput nomor dan nama loket; 3) Salah penginputan kamar pasien, berefek pada kesalahan pembebanan biaya; 4) Data pasien belum dikoneksikan ke unit selanjutnya; 5) Nomor spesimen sering tidak diinput oleh user. Masalah relatif terjadi berulang-ulang, penyelesaian masih bersifat sporadik, tidak ter-record dan terkomunikasikan dengan baik, dan penyelesaian tergantung skill orang per orang

6 Tata Kelola TI RSUD yang ada saat ini masih memiliki kelemahan COBIT Domain Delivery and Support (DS). (keamanan sistem, kesinambungan layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pengelolaan data yang sedang berjalan). Tujuan bisnis Penentuan ketersediaan dan kelancaran layanan, Peningkatan layanan dan orientasi terhadap pelanggan Tujuan TI Jaminan bahwa layanan TI yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan Proses TI DS3, DS4, DS8, DS13

7 RUMUSAN MASALAH a) Bagaimana kondisi TI yang terkait dengan jaminan bahwa layanan TI yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan, untuk saat ini dan yang diharapkan? b) Bagaimana menyusun suatu tata kelola TI dengan fokus area jaminan bahwa layanan TI yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga mampu menunjang tujuan bisnis RSUD Kab Sidoarjo?

8 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian a) Menghasilkan suatu matriks identifikasi as-is dan to-be, serta rekomendasi perbaikan; b) Dokumen perencanaan tata kelola TI, dilengkapi outcome measure dan performance indicator. Manfaat Penelitian a) Memberikan input bagi perbaikan sistem informasi untuk menunjang good governance ; b) Memberikan suatu Panduan perencanaan tata kelola TI di RSUD Kab Sidoarjo.

9 BATASAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah dengan mengaitkan antara Tujuan Bisnis, Tujuan TI, dan Proses TI, serta kecenderungan permasalahan yang terjadi terkait pelayanan IT di RSUD Kabupaten Sidoarjo, maka fokus area tata kelola TI yang akan diteliti adalah terkait layanan, yaitu jaminan bahwa layanan TI yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan, dengan proses TI yaitu DS3 (manage performance and capacity), DS4 (ensure continuous service), DS8 (manage service desk and incidents), dan DS13 (Manage operations); Rekomendasi fokus pada proses yang paling membutuhkan perbaikan (dari gap analysis).

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Singkat RSUD Kabupaten Sidoarjo 2.2 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 2.3 Tata Kelola Teknologi Informasi Keterkaitan Tujuan Bisnis, Tujuan TI, dan Proses TI Langkah-langkah Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi 2.4 KerangkaKerjaCOBIT Control Objective COBIT Maturity Model

11 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Mulai PERUMUSAN MASALAH PENENTUAN TUJUAN PENELITIAN STUDI LITERATUR Studi Pustaka (teori dari buku dan sumber lain yang relevan) Studi Organisasi (mengetahui proses bisnis organisasi dari dokumen resmi) IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TATA KELOLA TI WAWANCARA OBSERVASI PENGUMPULAN DATA Identifikasi Solusi Yang Diharapkan (Kuesioner Kinerja Aktual/As Is dan Target/To Be) PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pengolahan Data Kuesioner, Uji Validitas dan Reliabilitas, Analisis Kesenjangan dan Identifikasi Perbaikan REKOMENDASI PERENCANAAN SOLUSI (Pendefinisian Tindakan Perbaikan, Pendefinisian Indikator dan Target Tingkat Kinerja, dan Perancangan Model Tata Kelola Jaminan Ketersediaan Layanan TI ) Selesai

12 Deskripsi Pernyataan Tingkat Kematangan Proses DS3 (Mengelola Kinerja dan Kapasitas) Tingkat Kematangan Pernyataan Tingkat Kematangan 0 Non-existent Manajemen tidak menyadari bahwa kebutuhanbisnisterhadap kinerja TI mungkin dapat melampaui kapasitas yang tersedia. Tidak ada proses perencanaan kapasitas. 1 Initial/Ad Hoc Pengguna memecahkan kendala kapasitasnya sendiri. Ada sangat sedikit perhatian terhadap kebutuhan perencanaan kinerja dan kapasitas oleh pemilik proses bisnis. Tindakan yang diambil untuk mengelola kinerja dan kapasitas umumnya bersifat reaktif. Proses perencanaan kinerja dan kapasitas bersifat informal. Pemahaman mengenai kinerja dan kapasitas sumber daya TI saat ini dan masa datang sangat terbatas. 2 Repeatable but Intuitive Manajemen menyadari akibat tidak adanya pengelolaan kinerja dan kapasitas Kebutuhan kinerja umumnya didasarkan kepada sistem individual dan pengetahuan tim proyek dan support. Beberapa perangkat telah digunakan untuk mendiagnosa masalah kinerja dan kapasitas, namun masih sangat bergantung kepada keahlian individual. Tidak ada pengukuran keseluruhan kapabilitas kinerja pada kondisi puncak dan worst-case. Beberapa pengukuran kinerja didasarkan kepada kebutuhan TI dan bukan kebutuhan pengguna. 3 Defined Kebutuhankinerja dan kapasitas didefiniskan melalui daurhidupsistem. Adanya pendefinisian kebutuhan tingkat layanan dan metriknya yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja operasional. Kebutuhan kinerja dan kapasitas yang akan datang dimodelkan mengikuti proses yang terdefinisi. Adanya pelaporan yang menunjukkan statisktik kinerja. Masalah terkait kinerja dan kapasitas masih muncul dan prosesperbaikannya masih menghabiskan banyak waktu. 4 Managed and Measurable Tersedianya perangkat dan proses untuk mengukur penggunaan sistem, kinerja dan kapasitas; dan hasilnya dibandingkan dengan goal yang telah didefinisikan. Adanya informasi yang up-to-date mengenai statistik kinerja dan alert atas insiden akibat kurangnya kinerja dan kapasitas. Permasalahan kinerja dan kapasitas diselesaikan dengan mengacu kepada prosedur standar yang sudah didefinisikan. Pelaporan mengenai kinerja dan kapasitas dipahami oleh pengguna. Matrik untuk melakukan pengukuran kinerja dan kapasitas telah disetujui bersama, namun pelaksanaanya masih sporadis dan tidak konsisten. 5 Optimised Perencanaan kinerja dan kapasitas sepenuhnya selaras dengan perkiraan kebutuhan bisnis. Infrastruktur TI dan kebutuhan bisnis secara berkala di reviu untuk memastikan kapasitas optimal dicapai dengan biaya seminim mungkin. Perangkat untuk memantau sumber daya TI yang kritis telah sesuai standar dan dikaitkan dengan sistem pengelolaan insiden perusahaan. Perangkat monitoring dapat mendeteksi dan secara otomatis memperbaiki permasalahan terkait kinerja dan kapasitas. Adanya analisa trend dan informasi mengenai peningkatan volume bisnis sehingga dapat menjadi bahan perencanaan untuk menghindari permasalahan terkait. Matrik untuk melakukan pengukuran kinerja dan kapasitas sudah dijabarkan kedalam outcome measure dan performance indikator untuk proses-proses bisnis yang kritis. Manajemen melakukan penyesuaian terhadap perencanaan kinerja dan kapasitas sebagai tindak lanjut dari hasil pengukuran.

13 Deskripsi Pernyataan Tingkat Kematangan Proses DS4 (Memastikan layanan yang berkelanjutan) Tingkat Kematangan Pernyataan Tingkat Kematangan 0 Non-existent Tidak adapemahamanterhadapresiko, kerentanandan ancamanterhadapoperasi TI atau dampakatashilangnya layanan TI terhadapbisnis. Keberlanjutan layanan tidak dianggap perlu untuk mendapatkanperhatiandari manajemen. 1 Initial/Ad Hoc Tanggungjawab atas layanan yang berkelanjutan bersifat informal, dan kewenangan untuk menjalankan tanggung jawab tersebut bersifat terbatas. Manajemen mulai menyadari kebutuhan dan resikoresiko yang terkait dengan layanan yang berkelanjutan. Fokus manajemen terhadaplayanan yang berkelanjutanadalahadalah kepadasumberdaya infrastruktur, dan bukankepadalayanan TI. Pengguna memecahkan sendiri masalah yang terkait dengan gangguan layanan. Respon terhadapgangguan mayor bersifat reaktifdan tidakdisiapkansebelumnya. Rencana untuk mengatasi kekurangan layanan didasarkan pada kebutuhan TI dan tidak mempertimbangkan kebutuhan bisnis. 2 Repeatable but Intuitive Tanggungjawab untuk memastikan layanan yang berkelanjutan sudah ditetapkan. Pendekatanuntuk memastikan layanan yang berkelanjutanmasih terpecah-pecah. Laporan ketersediaan sistem bersifat sporadis, mungkin tidak lengkap dan tidak memperhitungkandampak bisnis. Meskpiunsudahadakomitment untuklayananyang berkelanjutan, namunbelum adait continuityplan yang terdokumentasi. Inventarisasi terhadap sistem dan komponen yang kritis ada namun tidak dapat diandalkan. Praktek-praktek layanan yang berkelanjutan sudah muncul, namun keberhasilannya sangat tergantung kepadaindividu. 3 Defined Tanggungjawab untuk perencanaan dan pengetesan layanan yang berkelanjutan sudah terdefinisi dan ditetapkan. IT continuity plan sudah terdokumentasi dan berdasarkan tingkat kekritisan sistem dan dampak bisnisnya. Ada pelaporan secara periodik dari testing layanan yang berkelanjutan. Individu mengambil inisiatif untuk mengkuti standar dan mendapatkan training untuk mengatasi insiden mayor atau bencana. Manajemen secara konsisten mengkomunikasikan perlunya perencanaan untuk memastikan layanan yang berkelanjutan. High availibilitycomponent danredundansisistem sudahditerapkan. Inventarisasi terhadap sistem dan komponen kritis dipelihara. 4 Managed and Measurable Standar dan tanggungjawab atas layanan yang berkelanjutan telah ditegakkan. Tanggungjawab untuk memelihara rencananlayanan yang berkelanjutantelah ditetapkan. Aktifitas pemeliharaan didasarkan pada hasil testing layanan yang berkelanjutan, internal good practices, dan lingkungan bisnis dan TI yang mengalami perubahan. Data yang terstrukturmengenai layanan yang berkelanjutandikumpulkan, dianalisadilaporkandan ditindaklanjuti. Training formal dan wajib tersedia untuk proses layanan yang berkelanjutan. Praktek-praktek yang baik untuk ketersediaan sistem diterapkansecara konsisten. Praktek-praktek ketersedian dan perencanaan layanan yang berkelanjutan saling mempengaruhi. Insiden terputusnya layanandiklasifikasikanjalur eskalasi keatasdiketahuioleh semua pihakyang terlibat. Tujuan dan metrik untuk layanan yang berkelanjutan telah dikembangkan dan disetujui namun mungkin diukur secara tidak konsisten. 5 Optimised Proses layanan yang berkelanjutan terintegrasi dan memperhitungkan bencmarking dan praktek-praktek layanan terbaik dari eksternal. IT continuity plan terintegrasi dengan business continuity plan dan dipelihara secara rutin. Kebutuhanuntuk memastikan layanan yang berkelanjutanamandan terbebas dari vendor dan supplier. Adanya testing yang menyeluruh terhadap IT continuitiy plan dan menjadi masukan untuk mengupdate perencanaan. Pengumpulan dan analisa data digunakan untuk perbaikan proses yang terus menerus. Praktek ketersediaan dan perencanaan layanan yang berkelanjutan sesuai sepenuhnya. Manajemen memastikan bahwa bencana atau insiden mayor akibat adanya single point of failure tidak akan terjadi. Praktek eskalasi telah dipahamidan ditegakkansecaramenyeluruh. Tujuan dan metrik untuk pencapaian layanan yang bekelanjutan telah diukur secara sistematis. Manajemen melakukan penyesuaian terhadap perencanaan layanan yang berkelanjutan sebagai tindak lanjut dari hasil pengukuran.

14 Deskripsi Pernyataan Tingkat Kematangan Proses DS8 (Mengelola Service Desk dan Insiden) Tingkat Kematangan Pernyataan Tingkat Kematangan 0 Non-existent Tidak ada dukungan untuk mengatasi permasalahan yang dialami user. Organisasi tidak menyadari bahwa ada hal-hal/issue yang harus ditangani. 1 Initial/Ad Hoc Manajemen menyadari bahwa proses didukung oleh alat dan personil yang diperlukan untuk merespon permintaan user. Tidak ada proses pengelolaan insiden yang terstandar, hanya reaktif. Manajemen tidak memonitor permasalahan/insiden dengan baik. Tidak ada proses eskalasi untuk memastikan bahwa permasalahan dipecahkan. 2 Repeatable but Intuitive Adanya kesadaran organisasi tentang perlunya service desk dan proses manajemen insiden. Assistance is available on an informal basis through a network of knowledgeable individuals Bantuan tersedia secara informal melalui pengetahuan perorangan. Tidak ada pelatihan formal dan komunikasi prosedur standar, dan tanggung jawab diserahkan ke individu. 3 Defined Kebutuhan tentang perlunya service desk dan proses manajemen insiden diakui dan diterima. Assistance is available on an informal basis through a network of knowledgeable individuals Prosedur telah distandardisasi dan didokumentasikan, serta telah ada pelatihan meskipun informal, akan tetapi, diserahkan kepada individu untuk mendapatkan pelatihan dan mengikuti standar. Pertanyaan dan permasalahan (insiden) dilacak secara manual dan dipantau secara individu, sistem pelaporan formal tidak ada. The timely response to queries and incidents is not measured and incidents may go unresolved. Respon tepat waktu atas permintaan dan penyelesaian masalah insiden tidak diukur. 4 Managed and Measurable Ada pemahaman penuh atas manfaat dari proses manajemen insiden di semua tingkat organisasi, dan fungsi service desk didirikan pada unit organisasi yang sesuai. Tanggung jawab jelas, dan efektivitas dipantau. Prosedur untuk berkomunikasi, dan memecahkan permasalahan telah ditetapkan dan dikomunikasikan. Service desk personnel are trained, and processes are improved through the use of task-specific software. Personil service desk telah terlatih, dan manajemen mengembangkan metrik untuk menilai kinerja service desk. 5 Optimised Proses manajemen insiden dan fungsi service desk ditetapkan dan diorganisasikan dengan baik. Metrik secara sistematis diukur dan dilaporkan. Permasalahan (insiden) diselesaikan dengan cepat dalam proses eskalasi terstruktur. Proses telah disempurnakan ke tingkat best practice, berdasarkan hasil analisa indikator kinerja, perbaikan terus-menerus dan benchmarking dengan organisasi lain.

15 Deskripsi Pernyataan Tingkat Kematangan Proses DS13 (Mengelola Operasi) Tingkat Kematangan Pernyataan Tingkat Kematangan 0 Non-existent RSUD tidak mencurahkan waktu dan sumber daya untuk pembentukan dukungan dasar TI dan kegiatan operasional. 1 Initial/Ad Hoc RSUD menyadari perlunya penataan fungsi dukungan IT. Beberapa prosedur standar telah ditetapkan, dan kegiatan operasi masih dilakukan secara reaktif. Mayoritas proses operasional dijadwalkan secara informal, dan permintaan pengolahan diterima tanpa validasi sebelumnya. Komputer, sistem dan aplikasi yang mendukung proses bisnis sering terganggu, tertunda dan tidak tersedia. 2 Repeatable but Intuitive RSUD menyadari peran kunci yang operasional TI kegiatan bermain dalam menyediakan fungsi pendukung TI. Anggaran untuk hardware dialokasikan berdasarkan kasus per kasus. TI mendukung operasi yang informal dan intuitif. Ada ketergantungan yang tinggi pada keterampilan dan kemampuan individu. Beberapa pelatihan operator ada, dan ada beberapa standar operasi formal. 3 Defined Kebutuhan manajemen operasi komputer dipahami dan diterima dalam organisasi. Sumber daya yang dialokasikan dan beberapa pelatihan on-the-job terjadi. Fungsi Repeatable secara resmi ditetapkan, standar, didokumentasikan dan dikomunikasikan. Pemeliharaan dan layanan perjanjian dengan vendor masih bersifat informal. 4 Managed and Measurable Operasi komputer dan tanggung jawab dukungan secara jelas didefinisikan. Operasi didukung melalui anggaran sumber daya untuk modal dan sumber daya manusia. Adanya pelatihan formal dan berkelanjutan. Jadwal dan tugas-tugas didokumentasikan dan dikomunikasikan, baik secara internal ke fungsi TI dan kepada pelanggan bisnis. Ada keselarasan penuh antara masalah, kapasitas dan ketersediaan proses manajemen, didukung oleh analisis penyebab kesalahan dan kegagalan. 5 Optimised TI mendukung operasi yang efektif, efisien dan cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan tingkat layanan dengan produktivitas yang hilang minimal. Otomatisasi sistem pendukung proses yang beroperasi dengan baik dan memberikan kontribusi untuk lingkungan yang stabil. Semua masalah dan kegagalan dianalisis untuk mengidentifikasi akar penyebab.

16 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Tata Kelola TI 1. Meningkatkan kepedulian, kesadaran dan komitmen manajemen; 2. mendefinisikan lingkup kegiatan; 3. mendefinisikan resiko; 4. mendefinisikan sumber daya dan hasilnya; 5. merencanakan program.

17 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2 Kuesioner Maturity Level RACI Chart

18 4.2.1 Penyusunan dan Pengumpulan data Kuesioner; No Fungsional struktur COBIT terkait Fungsional struktur RSUD Kabupaten Sidoarjo 1 Chief information officer CIO Chief information officer 2 Business Process Owner BPA Kabag Keuangan, Kabag Perencanaan, Kabag Umum, Kabag Pelayanan, Kabid Keperawatan, Kabid Penunjang Process Control Jumlah responden DS3 DS4 DS8 DS13 TI 1 Non TI 3 3 Head Operations HO Head Data Management TI 1 4 ChiefArchitect CA Head Application TI 1 5 Head Development HD Head Application TI 1 6 Head IT Administration HITA Head Data TI - 2 Management, Head Application 7 Project Management Officer 8 Compliance, Audit, Risk and Security PMO System Analysis Programmer CAS Technical Support, User Support, User TI TI TI dan Non TI 4 JUMLAH 14

19 Uji Validitas dan Reliabilitas Data

20 Uji Reliabilitas Data No Proses TI Status Nilai Alpha Reliabilitas 1 DS3 As Is 0,7612 reliabel To Be 0,8854 Sangat reliabel 2 DS4 As Is 0,9077 Sangat reliabel To Be 0,8601 Sangat reliabel 3 DS8 As Is 0,8864 Sangat reliabel To Be 0,8925 Sangat reliabel 4 DS13 As Is 0,8026 Sangat reliabel To Be 0,9068 Sangat reliabel

21 Uji Validitas Data (Example: DS3 To Be)

22 Hasil perhitungan uji Validitas untuk Proses DS3 No Atribut r-tabel Status r-hitung Proses TI (N=13, df=11) Validitas 1 AC As Is ,476 Valid To Be ,476 Tidak Valid 2 PSP As Is ,476 Valid To Be ,476 Valid 3 TA As Is ,476 Valid To Be ,476 Valid 4 SE As Is ,476 Valid To Be ,476 Valid 5 RA As Is ,476 Valid To Be ,476 Valid 6 GSM As Is ,476 Valid To Be ,476 Valid Diketahui terdapat data yang tidak valid (pada proses DS3). Jawaban kuesioner dari responden yang memiliki data yang tidak valid tersebut tidak diikutkan lagi dalam proses perhitungan. Kemudian melakukan perhitungan ulang (data diurutkan, diidentifikasi apakah ada data yang outliers, kemudian dilakukan kembali pengujian reliabilitas dan validitas data).

23 Pemetaan jawaban dan nilai/tingkat kematangan No Jawaban Nilai Kematangan Tingkat Kematangan 1 a 0,00 0 Non-existent 2 b 1,00 1 Initial/Ad Hoc 3 c 2,00 2 Repeatable but intuitive 4 d 3,00 3 Defined process 5 e 4,00 4 Managed and Measurable 6 f 5,00 5 Optimised

24 Nilai dan tingkat kematangan proses DS3 Nilai dan tingkat kematangan proses DS8 No Atribut Nilai kematangan Tingkat kematangan As Is To Be As Is To Be 1 AC 2,27 3, PSP 1,55 4, TA 1,82 3, SE 1,73 3, RA 1,73 4, GSM 2,00 3, Rata-rata 1,85 3, No Atribut Nilai kematangan Tingkat kematangan As Is To Be As Is To Be 1 AC 1,54 3, PSP 1,92 4, TA 1,62 4, SE 1,31 4, RA 1,54 4, GSM 1,38 4, Rata-rata 1,55 4, Nilai dan tingkat kematangan proses DS4 Nilai dan tingkat kematangan proses DS13 No Atribut Nilai kematangan Tingkat kematangan As Is To Be As Is To Be No Atribut Nilai kematangan Tingkat kematangan As Is To Be As Is To Be 1 AC 1,58 3, PSP 1,75 3, TA 1,58 3, SE 2,08 3, RA 1,50 3, GSM 1,50 4, Rata-rata 1,67 3, AC 1,91 4, PSP 1,91 4, TA 2,45 4, SE 2,27 4, RA 2,45 4, GSM 1,36 4, Rata-rata 2,06 4,26 2 4

25 Representasi tingkat kematangan (Example : proses DS3) 5 AC GSM PSP As Is To Be RA TA SE

26 Strategi pencapaian perbaikan proses (DS3, DS4, DS8, dan DS13) : Atribut dengan tingkat kematangan As Is pada level yang rendah pada tiap proses mendapat prioritas utama untuk dilakukan langkah perbaikan. Pada kondisi dimana tercapai keseimbangan tingkat kematangan As Is, maka secara bersama (seluruh atribut) dilakukan langkah perbaikan menuju kondisi tingkat kematangan yang diinginkan.

27 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 2 Proses DS3 No Atribut Tindakan perbaikan 1 PSP Mulai membuat dokumentasi kinerja dan kapasitas. 2 TA Mulai menggunakan perangkat untuk mendiagnosa masalah kinerja dan kapasitas, meskipun masih sangat bergantung kepada keahlian individual. 3 SE Mulai mengadakan pelatihan sebagai respon atas kebutuhan, meskipun belum terencana dengan baik. 4 GSM Mulai melakukan tindakan pengukuran kapasitas, meskipun sifatnya masih reaktif, tidak terencana dan belum ada pengukuran keseluruhan kapabilitas kinerja pada kondisi puncak dan worst-case.

28 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 2 Proses DS4 No Atribut Tindakan perbaikan 1 AC 1. Membangkitkan kesadaran manajemen bahwa kebutuhan layanan yang berkesinambungan harus ditindaklanjuti. 2. Menyelenggarakan semacam forum untuk dapat mengkomunikasikan permasalahan terkait dengan proses memastikan layanan yang berkesinambungan. 2 PSP Mulai dilakukan Standarisasi pelaksanaan dan pengawasan layanan yang berkesinambungan, meskipun pendekatan terhadap layanan yang berkesinambungan masih terpisah-pisah. 3 TA Mulai memanfaatkan peralatan untuk memastikan layanan yang berkelanjutan, meskipun masih sangat bergantung kepada perorangan. 4 RA Mulai menerapkan kepemilikan dan tanggungjawab atas pengelolaan layanan yang berkelanjutan secara informal, meskipun masih perorangan. 5 GSM Mulai membuat laporan ketersediaan meskipun mungkin tidak lengkap dan tidak memperhitungkan dampak bisnis.

29 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 2 Proses DS8 No Atribut Tindakan perbaikan 1 AC Membangkitkan kesadaran manajemen TI dan manajemen bisnis untuk peduli terhadap dampak dari service desk dan insiden yang tidak terkelola. 2 PSP Mulai mendokumentasikan masalah/insiden. 3 TA Mulai memanfaatkan peralatan untuk Service Desk dan manajemen masalah (Insiden). 4 SE Mulai mengadakan pelatihan sebagai respon atas kebutuhan, meskipun belum terencana dengan baik. 5 RA Mulai mendefinisikan tanggung jawab pengelolaan Service Desk dan manajemen Insiden 6 GSM Mulai melakukan tindakan pengukuran kapasitas, meskipun sifatnya masih reaktif, tidak terencana dan belum ada pengukuran keseluruhan.

30 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 2 Proses DS13 No Atribut Tindakan perbaikan 1 AC Membangkitkan kesadaran manajemen TI dan manajemen bisnis untuk peduli terhadap dampak dari operasi yang tidak terkelola. 2 PSP Mulai mendokumentasikan permasalahan operasi. 3 GSM Mulai melakukan pengukuran kinerja meskipun masih bersifat reaktif dan atas inisiatif individu.

31 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 3 Proses DS3 No Atribut Tindakan perbaikan 1 AC Mulai mengkomunikasikan pemahaman akan kebutuhan mengelola kinerja dan kapasitas secara semi formal. 2 PSP 1. Mulai mendefinisikan kebutuhan kapasitas dan kinerja meskipun masih berdasarkan praktik umum. 2. Mendokumentasikan mengenai kebijakan, rencana dan prosedur terkait kinerja dan kapasitas. 3 TA 1. Merencanakan penggunaan perangkat standar untuk melakukan otomasi dalam sistem pengelolaan kinerja dan kapasitas. 2. Menggunakan beberapa perangkat meskipun masih belum terintegrasi. 4 SE 1. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan secara lengkap kebutuhan keahlian dalam mengelola kinerja dan kapasitas 2. Mulai merencanakan pelatihan formal 5 RA Mendefinisikan tanggung jawab dan akuntabilitas proses berikut kepemilikan prosesnya 6 GSM 1. Mendefinisikan kebutuhan tingkat layanan dan metriknya untuk melakukan pengukuran kinerja operasional. 2. Menerapkan konsep IT scorecard sebagai sarana pengukuran.

32 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 3 Proses DS4 No Atribut Tindakan perbaikan 1 AC Manajemen secara konsisten mengkomunikasikan perlunya perencanaan untuk memastikan layanan yang berkelanjutan secara lebih terstruktur. 2 PSP 1. Mendokumentasikan beberapa aktifitas kunci mengenai kebijakan, rencana dan prosedur terkait kesinambungan layanan. 2. Mulai menggunakan good practices. 3 TA 1. Merencanakan penggunaan perangkat standar untuk melakukan otomasi dalam sistem pengelolaan layanan yang berkelanjutan. 2. Menerapkan ketersediaan tinggi dan redundansi sistem untuk sebagian komponen. 4 SE 1. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan secara lengkap keahlian yang dibutuhkan dalam memastikan layanan yang berkelanjutan. 2. Mengembangkan pelatihan formal bagi staf. 5 RA Mendefinisikan dan menetapkan dengan jelas akuntabilitas tanggung jawab untuk perencanaan dan pengujian yang berkesinambungan telah termasuk juga siapa pemilik prosesnya. 6 GSM 1. Mulai melakukan pengukuran walaupun masih belum konsisten. 2. Melaporkan secara periodik dari testing layanan yang berkelanjutan. 3. Menerapkan IT balanced scorecard dalam pengukuran kinerja dasar.

33 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 3 Proses DS8 No Atribut Tindakan perbaikan 1 AC Manajemen mulai mengkomunikasikan pemahaman akan kebutuhan mengelola Service Desk dan Insiden secara semi formal. 2 PSP 1. Mulai mendefinisikan kebutuhan service desk dan insiden meskipun masih berdasarkan praktik umum. 2. Mendokumentasikan mengenai kebijakan, rencana dan prosedur terkait service desk dan insiden. 3 TA 1. Merencanakan penggunaan perangkat standar untuk melakukan otomasi dalam Service Desk dan manajemen Insiden. 2. menggunakan beberapa perangkat meskipun masih belum terintegrasi. 4 SE 1. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan secara lengkap kebutuhan keahlian dalam mengelola Service Desk dan manajemen Insiden. 2. Mengembangkan perencanaan pelatihan formal. 5 RA Mendefinisikan tanggung jawab dan akuntabilitas proses berikut kepemilikan prosesnya. 6 GSM Mendefinisikan kebutuhan service desk dan insiden dan metriknya untuk melakukan pengukuran kinerja operasional. Mulai menerapkan konsep IT scorecard sebagai sarana pengukuran.

34 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 3 Proses DS13 No Atribut Tindakan perbaikan 1 AC Manajemen mulai mengkomunikasikan pemahaman akan kebutuhan mengelola operasi secara semi formal. 2 PSP 1. Mulai mendefinisikan kebutuhan service desk dan insiden meskipun masih berdasarkan praktik umum. 2. Mendokumentasikan mengenai kebijakan, rencana dan prosedur terkait manajemen operasi. 3 TA 1. Merencanakan penggunaan perangkat standar untuk melakukan otomasi dalam mengelola operasi. 2. menggunakan beberapa perangkat meskipun masih belum terintegrasi. 4 SE 1. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan secara lengkap kebutuhan keahlian dalam mengelola operasi. 2. Mengembangkan perencanaan pelatihan formal. 5 RA Mendefinisikan tanggung jawab dan akuntabilitas proses berikut kepemilikan prosesnya. 6 GSM Mendefinisikan kebutuhan pengelolaan operasi dan metriknya untuk melakukan pengukuran kinerja operasional. Mulai menerapkan konsep IT scorecard sebagai sarana pengukuran.

35 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 4 Proses DS4 No Atribut Tindakan perbaikan 1 GSM 1. Menetapkan tujuan dan pengukuran dalam memastikan layanan yang berkelanjutan yang mencakup aspek efisiensi dan efektifitas. 2. Menerapkan IT balanced scorecard dalam pengukuran dan telah distandarkan.

36 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 4 Proses DS8 No Atribut Tindakan perbaikan 1 PSP Membuat kebijakan, perencanaan dan prosedur berdasarkan best-practice internal 2 TA Menggunakan perangkat untuk Service Desk dan manajemen Insiden sesuai dengan perencanaan standar, dan terintegrasi dengan tool lain yang terkait. 3 SE 1. Meng-update secara rutin kebutuhan keahlian untuk seluruh proses pengelolaan Service Desk dan manajemen Insiden. 2. Melakukan mekanisme sharing pengetahuan di antara personel. 4 RA Mendefinisikan secara jelas, menetapkan dan mengkomunikasikan tanggungjawab dan akuntabilitas pada pengelolaan Service Desk dan manajemen Insiden. Memberikan penghargaan sebagai upaya memotivasi kerja. 5 GSM 1. Menyediakan perangkat dan proses untuk mengukur Service Desk dan Insiden. 2. Metrik untuk melakukan pengukuran Service Desk dan Insiden (permasalahan) telah disetujui bersama.

37 Tindakan perbaikan dalam kelompok pencapaian tingkat kematangan 4 Proses DS13 No Atribut Tindakan perbaikan 1 AC Membakukan informasi dalam surat resmi, seperti Surat Keputusan, mengenai adanya kebutuhan bagi pengelolaan Operasi dan tindakan-tindakan yang diperlukan. 2 PSP Membuat kebijakan, perencanaan dan prosedur berdasarkan best-practice internal. 3 TA Menggunakan perangkat untuk mengelola operasi sesuai dengan perencanaan standar, dan terintegrasi dengan tool lain yang terkait. 4 SE 1. Meng-update secara rutin kebutuhan keahlian untuk seluruh proses pengelolaan operasi. 2. Melakukan mekanisme sharing pengetahuan di antara personel. 5 RA 1. Mendefinisikan secara jelas, menetapkan dan mengkomunikasikan tanggungjawab dan akuntabilitas pada pengelolaan Service Desk dan manajemen Insiden. 2. Memberikan penghargaan sebagai upaya memotivasi kerja. 6 GSM 1. Menyediakan perangkat dan proses untuk mengukur pengelolaan operasi. 2. Metrik untuk melakukan pengukuran pengelolaanoperasi telah disetujuibersama.

38 Pendefinisian Indikator dan Target Tingkat Kinerja DS3: TI Proses Aktivitas Tujuan Memastikan bahwa layanan TI tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan Mengoptimalkan insfrastruktur TI, sumber daya, dan kapabilitasnya Memenuhi SLA response time Meminimalkan downtime Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya TI Perencanaan dan penyediaan kapasitas sistem dan ketersediaan Menerapkan high availability pada komponen kritis Penyediaan UPS dan generator untuk mengantisipasi downtime Measure Drive Measure Drive Measure Metrik Jumlah jam yang hilang per user per tahun akibat ketersediaan yang tidak memadai Persentase utilisasi yang terpakai terhadap kapasitas total Persentase response time yang tidak memenuhi SLA Jumlah jam downtime per bulan per jenis layanan Presentase sumber daya yang dimanfaatkan Persentase komponen kritis yang telah dibuat high availability Persentase kapasitas UPS atau generator listrik terhadap beban keseluruhan Persentase aset yang dimasukkan ke dalam reviu kapasitas Persentase sistem yang telah mencapai utilitas di atas 90%

39 DS4: TI Proses Aktivitas Tujuan Memastikan bahwa layanan TI tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan Memastikan dampak bisnis minimal ketika terjadi suatu gangguan layanan IT atau adanya perubahan layanan TI Memastikan bahwa layanan TI dan infrastruktur resisten dan pulih dari kegagalan akibat error, serangan yang Mengembangkan IT Continuity Plan yang bisa dijalankan, diuji coba dan di maintenance Meminimalkan kemungkinan gangguan layanan TI Melakukan penyimpanan data pada lokasi offsite (di luar kantor) Mengembangkan dan mempertahankan (meningkatkan) IT Continuity Plan Pelatihan dan pengujian IT Continuity Plan Menyimpan salinan data-data kritis di lokasi di luar kantor Memasukkan layanan kritis ke dalam IT Continuity Plan Meminimalkan gangguan pada layanan TI disengaja maupun bencana yang kritis Measure Drive Measure Drive Measure Metrik Jumlah jam yang hilang per pengguna per bulan karena pemadaman yang tidak direncanakan Presentase proses bisnis yang terhenti pada saat terjadinya gangguan layanan TI Jumlah IT Continuity Plan yang bisa dijalankan, diuji coba, dan di maintenance Persentase gangguan layanan dari sistem yang kritis Jumlah jam pelatihan IT Continuity Plan per tahun per karyawan Jumlah jam pengujian IT Continuity Plan per tahun Persentase proses bisnis kritis yang dicakup dalam IT Continuity Plan Persentase data dan aplikasi kritis yang tersimpan pada lokasi offsite Persentase layanan TI kritis yang dicakup dalam IT Contingency Plan Persentase layanan TI kritis yang tidak dapat beroperasi pada kejadian Persentase layanan yang dapat pulih gangguan dalam tenggat waktu yang ditetapkan

40 DS8: TI Proses Aktivitas Tujuan Menjamin kepuasan end users dengan penawaran layanan dan tingkat layanan Memastikan bahwa layanan TI yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan Menganalisa, mendokumentasikan, dan menanggapi pertanyaan secara akurat dan tepat waktu Melakukan trend analysis atas insiden dan pertanyaannya secara reguler Merancang dan menjalankan service desk Pemantauan dan pelaporan trends Menyelaraskan prioritas resolusi insiden dengan imperatif bisnis Measure Drive Measure Drive Measure Metrik Jumlah kepuasan pengguna terhadap service desk Persentase insiden diselesaikan dalam jangka waktu yang disepakati Rata-rata kecepatan untuk merespon permintaan melalui telepon dan / web Jumlah prioritas resolusi insiden yang sejalan dengan imperatif bisnis Jumlah panggilan yang ditangani setiap staf service desk per hari Jumlah pertanyaan yang terselesaikan

41 DS13: TI Proses Aktivitas Tujuan Memastikan bahwa layanan TI dan infrastruktur resisten dan pulih dari kegagalan karena error, serangan yang disengaja atau bencana Memastikan kepuasan pengguna akhir dengan penawaran layanan dan tingkat layanan Meminimalisir downtime akibat insiden operasional Menyediakan pengamanan fisik untuk informasi yang sensitif Mengoperasikan lingkungan TI sejalan dengan tingkat layanan yang disepakati, Preventive maintenance dan monitoring infrastruktur TI Memastikan bahwa layanan TI tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan Measure Drive Measure Drive Measure Metrik Jumlah jam downtime per bulan yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh insiden operasional Jumlah downtime dan keterlambatan yang disebabkan oleh prosedur operasi yang menyimpang Jumlah downtime dan keterlambatan yang disebabkan oleh prosedur yang tidak memadai Jumlah media penyimpanan untuk Jumlah hari pelatihan setiap personil bagian operasi per tahun Persentase hardware yang masuk dalam jadwal pemeliharaan preventif Frekuensi update untuk prosedur operasional informasi yang sensitif

42 Jadwal Pelaksanaan Rencana Aksi No Aksi III I II III I II 1 Melakukan perencanaan dan penyediaan kapasitas sistem dan availability 2 Menerapkan high availability pada komponen kritis 3 Menyediakan UPS dan generator 4 Mengembangkan dan mempertahankan (meningkatkan) IT Continuity Plan 5 Melakukan pelatihan IT Continuity Plan 6 Melakukan pengujian IT Continuity Plan 7 Menyelaraskan prioritas resolusi insiden dengan imperatif bisnis 8 mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya TI 9 Memasukkan layanan kritis ke dalam IT Contingency Plan 10 Meminimalkan gangguan pada layanan TI yang kritis 11 Menyimpan salinan data-data kritis di lokasi di luar kantor 12 Melakukan Preventive maintenance dan monitoring infrastruktur TI 13 Merancang dan menjalankan service desk 14 Melakukan pemantauan dan pelaporan trends atas insiden dan pertanyaan secara reguler 15 Mengoperasikan lingkungan TI sejalan dengan tingkat layanan yang disepakati

43 Usulan Tata Kelola 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Pihak Terkait 5. Ketentuan Kebijakan 6. Pernyataan Kebijakan 7. Penanggung Jawab Aktivitas

44 Verifikasi: Elemen tata kelola Tanggung jawab direktur dan/atau manajemen eksekutif, organisasi terutama manajemen TI. Memuat kepemimpinan, struktur dan proses yang memastikan dukungan terhadap tujuan bisnis organisasi. Memuat arahan terhadap pengguna TI saat ini maupun yang diharapkan di masa yang akan datang. Memuat aktivitas evaluasi dan pemantauan. Tercantum dalam Tanggung jawab dinyatakan dalam bentuk tabel RACI yaitu definisi siapa saja yang terlibat sebagai pihak yang Responsible, Accountable, Consulted dan Informed. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran Surat Keputusan Direktur RSUD tentang Tata Kelola TI. Termuat pada bagian yang menjelaskan mengenai hubungan antara Goals and Metrics dengan tujuan bisnis butir-butir penjelasan yang mengikutinya. Selain itu beberapa pernyataan kebijakan juga mencantumkan mengenai struktur dan proses dalam memastikan dukungan terhadap bisnis. Beberapa butir kebijakan menjelaskan mengenai prediksi kebutuhan masa yang akan datang, misalnya perencanaan Kapasitas dan Kinerja yang Akan Datang. Pada bagian kebijakan memuat hal-hal terkait dengan evaluasi, uji coba dan pemantauan/pengukuran kinerja. Verifikasi juga dilakukan dengan menyampaikan hasil penelitian ini kepada RSUD Kabupaten Sidoarjo yang menjadi objek penelitian, untuk menilai apakah model tata kelola ini bisa dijadikan sebagai panduan untuk digunakan sebagai Tata Kelola TI di RSUD Kab Sidoarjo terkait dengan ketersediaan layanan TI.

45 TERIMA KASIH

PERANCANGAN TATA KELOLA JAMINAN KETERSEDIAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

PERANCANGAN TATA KELOLA JAMINAN KETERSEDIAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO PERANCANGAN TATA KELOLA JAMINAN KETERSEDIAAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO Al Ansori 1, Joko Lianto Buliali Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Penerapan Teknologi Informasi pada sebuah organisasi

Penerapan Teknologi Informasi pada sebuah organisasi PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA KETERSEDIAAN LAYANAN TI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT PADA BPK-RI LUKMAN HADI DWI PURNOMO NRP 9108205809 BAB 1 -PENDAHULUAN Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM)

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM) PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM) Ingwang Diwang Katon 1 dan R. V. Hari Ginardi 2 Magister

Lebih terperinci

MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT

MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011 MODEL TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN COBIT Victor Julian Lipesik 1

Lebih terperinci

Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI)

Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI) Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI) Latar Belakang Permasalahan Teknologi Informasi Kurangnya

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES Dafid Sistem Informasi, STMIK GI MDP Jl Rajawali No.14 Palembang dafid@stmik-mdp.net Abstrak Layanan penjualan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia IV.1 Rekomendasi Untuk Mengatasi Gap Kematangan Proses TI Rekomendasi untuk mengatasi perbedaan (gap) tingkat kematangan merupakan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI), Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI) dan sistem informasi (SI), penggunaan komputer dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Gambaran Umum Perusahaan Studi Pustaka Analisa Data Identifikasi Masalah Pengumpulan data : 1. Wawancara 2. Kuisioner 3. Observasi Fokus Proyek Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

Customer Request/Complaint. Send jobs by SMS Technical Spv. Confirmasi Solve by SMS. Monitoring worktime

Customer Request/Complaint. Send jobs by SMS Technical Spv. Confirmasi Solve by SMS. Monitoring worktime Customer Request/Complaint Send jobs by SMS Technical Spv Monitoring worktime CE Confirmasi Solve by SMS 1 2 Bagaimana melakukan penilaian pengelolaan tata kelola call center 500345 dengan mengunakan

Lebih terperinci

Irfan AP Program Studi Sistem Informasi, STMIK KHARISMA Makassar ABSTRAK

Irfan AP Program Studi Sistem Informasi, STMIK KHARISMA Makassar   ABSTRAK Rumusan Indikator Perbaikan Tata Kelola TI pada Proses Memastikan Layanan TI Tersedia Sesuai dengan yang di harapkan Berdasarkan Framework CobIT 4.1 Studi Kasus : Hotel Coklat Makassar. Irfan AP Program

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Persoalan tata kelola TI menyangkut beberapa hal yang perlu dipahami agar dapat membantu analisis dan pengembangan solusi. Beberapa hal yang akan mendasari untuk membantu pencapaian

Lebih terperinci

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT.

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT. TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT. INDO BISMAR) Ronggo Alit 1, Okky Dewinta 2, Mohammad Idhom 3 Email: ronggoa@gmail.com

Lebih terperinci

Mengevaluasi Tingkat Kematangan Domain Delivery Support (DS11) Perpustakaan Menggunakan Kerangka COBIT 4.1

Mengevaluasi Tingkat Kematangan Domain Delivery Support (DS11) Perpustakaan Menggunakan Kerangka COBIT 4.1 Mengevaluasi Tingkat Kematangan Domain Delivery Support (DS11) Perpustakaan Menggunakan Kerangka COBIT 4.1 Dewi Lusiana 1) 1,2) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN TATA KELOLA TI UNTUK MANAGE SERVICE DESK DAN INCIDENT (DS8) COBIT 4.1 PADA PT NASMOCO MAJAPAHIT SEMARANG

ANALISIS PENGELOLAAN TATA KELOLA TI UNTUK MANAGE SERVICE DESK DAN INCIDENT (DS8) COBIT 4.1 PADA PT NASMOCO MAJAPAHIT SEMARANG ANALISIS PENGELOLAAN TATA KELOLA TI UNTUK MANAGE SERVICE DESK DAN INCIDENT (DS8) COBIT 4.1 PADA PT NASMOCO MAJAPAHIT SEMARANG Dias Priliasari Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perencanaan Audit Sistem Informasi Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan beberapa tahap perencanaan audit. Hasil perencanaan audit

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia III.1 Latar Belakang Perusahaan PT Surveyor Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan usaha patungan dengan struktur pemegang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai audit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) pada Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung yang menggunakan

Lebih terperinci

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Rini Astuti Unit Sumber Dya Informasi Institut Teknologi Bandung riniastuti2001@yahoo.com

Lebih terperinci

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak EVALUASI PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI SWADHARMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MATURITY LEVEL PADA KERANGKA KERJA COBIT PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE RAHMADINI DARWAS Program Magister Sistem Informasi

Lebih terperinci

Rizki Amalia Nirmala DOSEN PEMBIMBING I : Ir. Aris Tjahyanto, M.Kom DOSEN PEMBIMBING II : Andre Parvian Aristio, S.Kom

Rizki Amalia Nirmala DOSEN PEMBIMBING I : Ir. Aris Tjahyanto, M.Kom DOSEN PEMBIMBING II : Andre Parvian Aristio, S.Kom PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BERDASARKAN PRINSIP KINERJA ISO 38500:2008 STUDI KASUS CORE BUSSINESS DIVISION PT. ANTA EXPRESS TOUR&TRAVEL Tbk Rizki Amalia Nirmala 5206100022 DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit pengembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN Bab berikut berisi simpulan dan saran yang diambil dari hasil analisis selama pengerjaan tugas akhir yang diharapkan dapat berguna bagi pengembangan dan perbaikan pada PDAM Tirtawening

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis COBIT Pada Proses Pengolahan Data Studi. Titah Laksamana

Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis COBIT Pada Proses Pengolahan Data Studi. Titah Laksamana Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis COBIT Pada Proses Pengolahan Data Studi Kasus: Bank Jatim Titah Laksamana 5206100025 MetodologiPenelitian Mapping ProsesPengelolaanData Mapping

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE Aullya Rachmawati1), Asro Nasiri2) 1,2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 Angga Pratama Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Jl. Cot Tengku Nie Reuleut Muara Batu, Aceh

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA KETERSEDIAAN LAYANAN TI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT PADA BPK-RI

PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA KETERSEDIAAN LAYANAN TI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT PADA BPK-RI PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA KETERSEDIAAN LAYANAN TI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT PADA BPK-RI Lukman Hadi Dwi Purnomo 1), Aris Tjahyanto 2) Magister Manajemen Teknologi ITS Surabaya 1) e-mail : lukman@bpk.go.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO)

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) Agus Rianto 1) dan R.V. Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi 1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi informasi diaplikasikan dalam suatu organisasi akan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA KELOLA TI UNTUK STANDARISASI INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN COBIT 4.1 PADA PT TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA

PERANCANGAN TATA KELOLA TI UNTUK STANDARISASI INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN COBIT 4.1 PADA PT TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA PERANCANGAN TATA KELOLA TI UNTUK STANDARISASI INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN COBIT 4.1 PADA PT TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA Imam Rosyadi 1) dan Febriliyan Samopa 2) 1)Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Perpustakaan Universitas Islam Riau yang beralamat di jalan Kaharudin Nasution No. 113, Perhentian Marpoyan. Pekanbaru. 3.2.

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PAL INDONESIA (PERSERO) DENGAN PENDEKATAN COBIT

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PAL INDONESIA (PERSERO) DENGAN PENDEKATAN COBIT EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PAL INDONESIA (PERSERO) DENGAN PENDEKATAN COBIT Hendra Purnama dan Febriliyan Samopa Program Studi Magister Manajemen Teknologi Informasi Bidang

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data L 1 APPENDIX A Berikut ini adalah contoh simbol-simbol standar yang digunakan dalam diagram alir data yaitu : Simbol Nama Penjelasan Sumber dan Tujuan Data Orang dan organisasi yang mengirim data ke dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian dan Laporan Audit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian dan Laporan Audit BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan.

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Simpulan

SIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Simpulan BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis sistem informasi front office hotel X menggunakan COBIT 4.1 dan bukti-bukti yang dikumpulkan berupa hasil wawancara dan gambar, maka dapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT PADA INFRASTRUKTUR DAN KEAMANAN JARINGAN DI UNIVERSITAS X

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT PADA INFRASTRUKTUR DAN KEAMANAN JARINGAN DI UNIVERSITAS X Presentasi Tesis PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT PADA INFRASTRUKTUR DAN KEAMANAN JARINGAN DI UNIVERSITAS X Franky Yohanes Nangoi (9109205320) Dosen Pembimbing: Prof.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut telah ditentukan pada RACI Chart.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut telah ditentukan pada RACI Chart. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit sistem informasi.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA Jamroni Program S2 Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl. Ring Road Utara

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RS.Immanuel merupakan suatu badan usaha swasta di kota Bandung yang memberikan pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Pelayanan yang diberikan oleh pihak

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0 AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0 1 Juliandarini (07018215), 2 Sri Handayaningsih (0530077701) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Pembahasan. Analisa Kondisi

Pembahasan. Analisa Kondisi Pembahasan Analisa Kondisi Tingkat kematangan yang ingin dicapai adalah pada level 4 yaitu terkelola dan terukur (Managed and Measurable). Pada level ini diharapkan agar di Pemkab Malang berada pada kondisi

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN MODEL

BAB V HASIL RANCANGAN MODEL BAB V HASIL RANCANGAN MODEL V.1 Hasil Rancangan Model IT Governance SI Hasil rancangan model IT Governance seperti pada gambar IV.1 secara umum dapat diterapkan pada pperusahaan. Untuk lebih jelasnya lihat

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi Pada bab ini membahas tentang evaluasi hasil pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan Penentuan Ruang Lingkup Audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ini bersifat evaluatif dengan pendekatan melihat efektifitas dan efisiensi tata kelola IT yang dilaksanakan di Perpustakaan Nasional.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN FUNGSIONALITAS DAN INTEGRASI BISNIS PROSES PERUSAHAAN X DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT

MENINGKATKAN FUNGSIONALITAS DAN INTEGRASI BISNIS PROSES PERUSAHAAN X DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT MENINGKATKAN FUNGSIONALITAS DAN INTEGRASI BISNIS PROSES PERUSAHAAN X DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Yohanes Wayan Dharma Setyawan 1) dan Hari Ginardi 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

EVALUASI TATA KELOLA CALL CENTER DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk)

EVALUASI TATA KELOLA CALL CENTER DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk) EVALUASI KELOLA CALL CENTER 500345 DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk) Windu Wibowo a, dan Hari Ginardi b Manajemen Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II Teknologi informasi pada saat ini telah digunakan hampir pada seluruh aspek penting dalam setiap perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. A. Hasil Kuesioner Prioritas TI JUMLAH. Sangat Perlu. Tidak Perlu Perlu

LAMPIRAN. Lampiran 1. A. Hasil Kuesioner Prioritas TI JUMLAH. Sangat Perlu. Tidak Perlu Perlu Lampiran LAMPIRAN A. Hasil Kuesioner Prioritas TI JUMLAH Proses TI PO - Menetapkan Rencana Strategis IT Perencanaan strategis TI diperlukan untuk mengelola dan mengarahkan semua sumber daya TI sesuai dengan

Lebih terperinci

Audit Sistem Informasi Layanan di Biro Administrasi Akademik pada Institut Informatika & Bisnis Darmajaya Menggunakan Cobit 4.1.

Audit Sistem Informasi Layanan di Biro Administrasi Akademik pada Institut Informatika & Bisnis Darmajaya Menggunakan Cobit 4.1. Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Audit Sistem Informasi Layanan di Biro Administrasi Akademik pada Institut Informatika & Bisnis Darmajaya Menggunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT PADA PT X

PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT PADA PT X PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT PADA PT X Christian Koencoro 1 dan Joko Lianto Buliali 2 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Instansi pemerintahan agar dapat memberikan informasi yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan, telah memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi/Sistem Informasi (TI/SI). Oleh karena

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 DI PT SIER

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 DI PT SIER PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 DI PT SIER M. Afifuddin 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU)

EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU) EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU) Idria Maita 1, Nika Fitriani 2 Program Studi S1 Jurusan Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi untuk Perencanaan dan Organisasi TI Menggunakaan COBIT Studi Kasus di Rumah

Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi untuk Perencanaan dan Organisasi TI Menggunakaan COBIT Studi Kasus di Rumah Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi untuk Perencanaan dan Organisasi TI Menggunakaan COBIT Studi Kasus di Rumah Sakit XYZ Surabaya Oleh : Fanino Maynardo (NRP: 9109.205.505) PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

TATA KELOLA TI UNTUK PROSES PENGELOLAAN LAYANAN PIHAK KETIGA PADA PENYEDIA WEB HOSTING MAKASSARTECH DOTCOM MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.

TATA KELOLA TI UNTUK PROSES PENGELOLAAN LAYANAN PIHAK KETIGA PADA PENYEDIA WEB HOSTING MAKASSARTECH DOTCOM MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4. TATA KELOLA TI UNTUK PROSES PENGELOLAAN LAYANAN PIHAK KETIGA PADA PENYEDIA WEB HOSTING MAKASSARTECH DOTCOM MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 Irfan A. Palalloi 1, *), Joko Lianto Buliali 2) 1)Magister Management

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PENGELOLAAN SERVICE DESK DAN INSIDEN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 DAN ITIL v3 (STUDI KASUS PADA DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN RETAIL ELEKTRONIK) Yahya Cahyono

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Beberapa tindakan keamanan yang diambil oleh perusahaan dengan menginstal

Lebih terperinci

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5 Dimensi Kelembagaan Perencanaan Kebijakan 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Kelembagaan Aplikasi Infrastruktur 1 KONSEP KELEMBAGAAN 2 Pembentukan Organisasi: Elemen-Elemen Utama Elemen-elemen yang perlu

Lebih terperinci

Analisis Pengawasan dan Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi PT. Angkasa Pura I Semarang dengan Framework COBIT 4.1 ABSTRAK

Analisis Pengawasan dan Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi PT. Angkasa Pura I Semarang dengan Framework COBIT 4.1 ABSTRAK Analisis Pengawasan dan Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi PT. Angkasa Pura I Semarang dengan Framework COBIT 4.1 Adinda Rahmanisa, Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) berkembang dengan cepat, dan hal ini memberi peluang pemanfaatannya.. Perkembangan tersebut dapat memberi peluang akan inovasi produk atau

Lebih terperinci

REKOMENDASI TATA KELOLA SISTEM AKADEMIK DI UNIVERSITAS X DENGAN FRAMEWORK COBIT

REKOMENDASI TATA KELOLA SISTEM AKADEMIK DI UNIVERSITAS X DENGAN FRAMEWORK COBIT REKOMENDASI TATA KELOLA SISTEM AKADEMIK DI UNIVERSITAS X DENGAN FRAMEWORK COBIT Ellysa Tjandra Universitas Surabaya ellysa@staff.ubaya.ac.id Abstrak. Universitas X adalah universitas yang telah menerapkan

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PENGELOLAAN DATA MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 PADA BANK JATENG ABSTRAK

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PENGELOLAAN DATA MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 PADA BANK JATENG ABSTRAK AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PENGELOLAAN DATA MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 PADA BANK JATENG Alief Fitriyanto Wijaya, Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN Munirul Ula, Muhammad Sadli Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN PROSES DELIVERY AND SUPPORT

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN PROSES DELIVERY AND SUPPORT EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN PROSES DELIVERY AND SUPPORT PADA IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG BERDASARKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0 SYUKHRI PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS

Lebih terperinci

Audit SI/TI Berbasis Cobit

Audit SI/TI Berbasis Cobit Audit SI/TI Berbasis Cobit Pertemuan ke 11 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi Diema Hernyka S, M.Kom Cobit Maturity Model (Tahap 1) Outline : Definisi Cobit Maturity Model Cobit Maturity

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute, 2000, COBIT (3rd Edition) Audit Guidelines, IT Governance Institute.

DAFTAR PUSTAKA. 1. COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute, 2000, COBIT (3rd Edition) Audit Guidelines, IT Governance Institute. 80 DAFTAR PUSTAKA 1. COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute, 2000, COBIT (3rd Edition) Audit Guidelines, IT Governance Institute. 2. COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Rumah Sakit, Tata Kelola TI, COBIT, Kecepatan dan Fleksibilitas Layanan, Model Kematangan.

ABSTRAK. Kata kunci: Rumah Sakit, Tata Kelola TI, COBIT, Kecepatan dan Fleksibilitas Layanan, Model Kematangan. PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA PENGORGANISASIAN KECEPATAN DAN FLEKSIBILITAS LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA Untung Julianto Hadi 1, Aries Tjahyanto Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Rencana Strategis Organisasi di Politeknik Sawunggalih Aji Perencanaan strategis teknologi informasi di Politeknik Sawunggalih Aji ini dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

IRFAN AP STMIK KHARISMA Makassar

IRFAN AP STMIK KHARISMA Makassar JTRISTE, Vol.1, No.1, Februari 2014, pp. 67~73 ISSN: 2355-3677 IMPLEMENTASI TATA KELOLA TI UNTUK PROSES MEMASTIKAN LAYANAN TI TERSEDIA SESUAI YANG DIHARAPKAN PADA SISTEM RESERVASI HOTEL ONLINE BERDASARKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Maturity Level merupakan respersentasi kedewasaan proses sistem informasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Maturity Level merupakan respersentasi kedewasaan proses sistem informasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Maturity Level merupakan respersentasi kedewasaan proses sistem informasi yang berlangsung di perusahaan (dalam bentuk/angka). Niai maturity level secara keseluraham

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN SERVICE DESK DAN INSIDEN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (DS8) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 4.

ANALISIS PENGELOLAAN SERVICE DESK DAN INSIDEN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (DS8) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 4. ANALISIS PENGELOLAAN SERVICE DESK DAN INSIDEN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (DS8) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 Erdi Susanto Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI. yang akan penulis evaluasi antara lain : cadang pada PT. Mercindo Autorama

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI. yang akan penulis evaluasi antara lain : cadang pada PT. Mercindo Autorama BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI 4.1 Rencana Kerja Evaluasi 1. Menentukan Ruang Lingkup Mengingat begitu luasnya pembahasan mengenai evaluasi sistem informasi, maka penulis membatasi ruang

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Oleh : Ariyan Zubaidi 23509025 MAGISTER INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor pendorong pemanfaatan sistem informasi dalam organisasi adalah semakin meningkatnya kebutuhan dalam fungsi bisnis yang dijalankan. Dampak dari itu

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 Damar Rivaldi Zulkarnaen 1, Rizki Wahyudi 2, dan Andik Wijanarko 3 Program Studi Sistem Informasi 1,2 Program

Lebih terperinci

Nama : Hery Budiawan TTL :Sukoharjo,14 Januari 1978 Pendidikan : Teknik Sipil ITB 1996 Istri : Ponirah Anak : M.Danish Dhiaurrahman (3,5 th) Aisyah

Nama : Hery Budiawan TTL :Sukoharjo,14 Januari 1978 Pendidikan : Teknik Sipil ITB 1996 Istri : Ponirah Anak : M.Danish Dhiaurrahman (3,5 th) Aisyah Nama : Hery Budiawan TTL :Sukoharjo,14 Januari 1978 Pendidikan : Teknik Sipil ITB 1996 Istri : Ponirah Anak : M.Danish Dhiaurrahman (3,5 th) Aisyah Mufida A (1,5 bln) Pengalaman Kerja : 2007-sekarang PNS

Lebih terperinci

EVALUASI TATA KELOLA CALL CENTER DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk)

EVALUASI TATA KELOLA CALL CENTER DENGAN KERANGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk) EVALUASI KELOLA CALL CENTER 500345 DENGAN KENGKA COBIT UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus Di PT Astra Graphia Tbk) Windu Wibowo a, Hari Ginardi b Manajemen Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

Herliana Widyaningrum

Herliana Widyaningrum Herliana Widyaningrum 2210 206 703 Pelayanan prima didukung TI merupakan bagian visi dan misi Instansi Pemerintah Pembangunan Infrastruktur jaringan semakin berkembang Tata kelola layanan jaringan saat

Lebih terperinci

Bab IV Rekomendasi IT Governance

Bab IV Rekomendasi IT Governance 53 Bab IV Rekomendasi IT Governance Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rekomendasi IT Governance meliputi tahapan penentuan KGI dan KPI untuk masing masing control process yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI What is IT Resource People Infrastructure Application Information Why IT Should be managed? Manage Information Technology Effectiveness

Lebih terperinci

KUESIONER. Nama Responden. Bagian/Jabatan

KUESIONER. Nama Responden. Bagian/Jabatan KUESIONER EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEMITRAAN PETERNAKAN INTI RAKYAT (PIR) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT DOMAIN KE- (DELIVERY AND SUPPORT): STUDI KASUS PADA PT. CEMERLANG UNGGAS LESTARI SEMARANG

Lebih terperinci