LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi
|
|
- Lanny Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Keahlian untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Tanggung jawab untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Organisasi memerlukan arsitektur informasi Pengembangan komponen arsitektur informasi dilakukan untuk keperluan tertentu Vendor mengarahkan organisasi dalam menentukan jenis kebutuhan penyimpanan data apa saja yang sebaiknya digunakan Melakukan komunikasi secara konsisten mengenai kebutuhan arsitektur informasi Jarang berkomunikasi mengenai kebutuhan arsitektur informasi
2 Responden Karyawan mengikuti prosedur informal Karyawan mengikuti prosedur intuitif Keterampilan yang dimiliki untuk membangun arsitektur informasi didapat dari pengalaman Keterampilan yang dimiliki untuk membangun arsitektur informasi didapat dari penerapan teknik yang dilakukan berulang-ulang Kebutuhan taktis komponen arsitektur informasi dikembangakan oleh sendiri oleh seorang staff. Organisasi melakukan standarisasi dan dokumentasi prosedur Prosedur, alat dan teknik terkait pembuatan arsitektur informasi, meski tidak canggih, telah menggunakan standard tertentu dan sudah dilakukan proses pendokumentasian. Organisasi melakukan standarisasi dan dokumentasi terhadap alat dan teknik Organisasi mengembangkan beberapa dasar kebijakan dan syarat strategis arsitektur informasi Organisasi melakukan penyesuaian terhadap kebijakan, standar dan alat secara konsisten
3 Fungsi administrasi data yang ditetapkan secara formal sudah ada, mengikuti standar organisasi, dan sudah melakukan mekanisme pelaporan mengenai pengiriman dan penggunaan arsitektur informasi. Responden Melaporkan penggunaan arsitektur informasi 8 organisasi menggunakan alat otomatis v Sistem informasi sudah digunakan, namun proses dan aturan yang digunakan ditentukan oleh penawaran vendor perangkat lunak database. Mengembangkan rencana pelatihan tapi masih berdasarkan inisiatif v 0. Mendapatkan dukungan penuh dari metode dan teknik dalam pengembangan dan plekasanaa arsitektur informasi Melakukan akuntabilitas kinerja proses pengembangan arsitektur informasi Mengukur keberhasilan arsitektur informasi 0 0 Sistem Informasi yang digunakan sudah beraneka ragam namun masih belum terintegrasi Organisasi sudah memiliki Alat ukur keberhasilan penerapan sistem yang digunakan. 0 0 Memiliki sistem pengukuran sendiri Proses penentuan arsitektur bersifat proaktif dan difokuskan terhadapt kebutuhan bisnis masa depan 0. 0.
4 8 9 0 Data administrasi aktif telibat dalam pengembangan aplikasi untuk memastikan konsistensi Manajemen repository sudah dilaksanakan dilingkungan organisasi Menerapkan model data yang kompleks untuk memanfaatkan isi informasi database saat ini Responden Organisasi sudah menerapkan aplikasi untuk membantu pihak Eksekutif/Strategis dalam membuat keputusan Semua tingkatan menerapkan arsitektur informasi Menekankan pentingnya nilai arsitektur informasi Karyawan memiliki keahlian untuk mengembangkan dan memelihara arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan semua kebutuhan bisnis Karyawan memiliki keterampilan untuk mengembangkan dan memelihara arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan semua kebutuhan bisnis Menerapkan Informasi yang diberikan oleh arsitektur informasi secara konsisten
5 Aristektur Informasi digunakan secara ekstensif menggunakan panduan best practice terkait pengembangan dan pemeliharaannya, termasuk juga proses perbaikan yang berkesinambungan didalamnya. Menentukan strategi untuk memanfaatkan data warehouse dan data mining sudah 8 Terus meningkatkan arsitektur informasi 9 Arsitektur informasi terus ditingkatkan dan tetap mempertimbangkan informasi dari acuan-acuan yang terupdate. Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Keahlian untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Tanggung jawab untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Organisasi memerlukan arsitektur informasi Pengembangan komponen arsitektur informasi dilakukan untuk keperluan tertentu
6 Vendor mengarahkan organisasi dalam menentukan jenis kebutuhan penyimpanan data apa saja yang sebaiknya digunakan Melakukan komunikasi secara konsisten mengenai kebutuhan arsitektur informasi Jarang berkomunikasi mengenai kebutuhan arsitektur informasi v Karyawan mengikuti prosedur informal Karyawan mengikuti prosedur intuitif Keterampilan yang dimiliki untuk membangun arsitektur informasi didapat dari pengalaman Responden Keterampilan yang dimiliki untuk membangun arsitektur informasi didapat dari penerapan teknik yang dilakukan berulang-ulang Kebutuhan taktis komponen arsitektur informasi dikembangakan oleh sendiri oleh seorang staff Organisasi melakukan standarisasi dan dokumentasi prosedur
7 Prosedur, alat dan teknik terkait pembuatan arsitektur informasi, meski tidak canggih, telah menggunakan standard tertentu dan sudah dilakukan proses pendokumentasian. Organisasi melakukan standarisasi dan dokumentasi terhadap alat dan teknik Organisasi mengembangkan beberapa dasar kebijakan dan syarat strategis arsitektur informasi Organisasi melakukan penyesuaian terhadap kebijakan, standar dan alat secara konsisten Fungsi administrasi data yang ditetapkan secara formal sudah ada, mengikuti standar organisasi, dan sudah melakukan mekanisme pelaporan mengenai pengiriman dan penggunaan arsitektur informasi. Melaporkan penggunaan arsitektur informasi 8 organisasi menggunakan alat otomatis Responden 9 0 Sistem informasi sudah digunakan, namun proses dan aturan yang digunakan ditentukan oleh penawaran vendor perangkat lunak database. Mengembangkan rencana pelatihan tapi masih berdasarkan inisiatif
8 Mendapatkan dukungan penuh dari metode dan teknik dalam pengembangan dan plekasanaa arsitektur informasi Melakukan akuntabilitas kinerja proses pengembangan arsitektur informasi Mengukur keberhasilan arsitektur informasi Sistem Informasi yang digunakan sudah beraneka ragam namun masih belum terintegrasi Organisasi sudah memiliki Alat ukur keberhasilan penerapan sistem yang 0 0 digunakan. Memiliki sistem pengukuran sendiri Proses penentuan arsitektur bersifat proaktif dan difokuskan terhadapt kebutuhan bisnis masa depan Data administrasi aktif telibat dalam pengembangan aplikasi untuk memastikan konsistensi Manajemen repository sudah dilaksanakan dilingkungan organisasi Menerapkan model data yang kompleks untuk memanfaatkan isi informasi database saat ini Organisasi sudah menerapkan aplikasi untuk membantu pihak Eksekutif/Strategis dalam membuat keputusan. Responden Semua tingkatan menerapkan arsitektur informasi Menekankan pentingnya nilai arsitektur informasi
9 Karyawan memiliki keahlian untuk mengembangkan dan memelihara arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan semua kebutuhan bisnis Karyawan memiliki keterampilan untuk mengembangkan dan memelihara arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan semua kebutuhan bisnis Menerapkan Informasi yang diberikan oleh arsitektur informasi secara konsisten Aristektur Informasi digunakan secara ekstensif menggunakan panduan best practice terkait pengembangan dan pemeliharaannya, termasuk juga proses perbaikan yang berkesinambungan didalamnya. Menentukan strategi untuk memanfaatkan data warehouse dan data mining sudah 8 Terus meningkatkan arsitektur informasi 9 Arsitektur informasi terus ditingkatkan dan tetap mempertimbangkan informasi dari acuan-acuan yang terupdate. Responden
10 Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Keahlian untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Tanggung jawab untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan v.98 Organisasi memerlukan arsitektur informasi Pengembangan komponen arsitektur informasi dilakukan untuk keperluan tertentu Vendor mengarahkan organisasi dalam menentukan jenis kebutuhan penyimpanan data apa saja yang sebaiknya digunakan Melakukan komunikasi secara konsisten mengenai kebutuhan arsitektur informasi Jarang berkomunikasi mengenai kebutuhan arsitektur informasi v v Karyawan mengikuti prosedur informal Karyawan mengikuti prosedur intuitif v Keterampilan yang dimiliki untuk membangun arsitektur informasi didapat dari pengalaman v
11 Responden Keterampilan yang dimiliki untuk membangun arsitektur informasi didapat dari penerapan teknik yang dilakukan berulang-ulang Kebutuhan taktis komponen arsitektur informasi dikembangakan oleh sendiri oleh seorang staff v.99 Organisasi melakukan standarisasi dan dokumentasi prosedur Prosedur, alat dan teknik terkait pembuatan arsitektur informasi, meski tidak canggih, telah menggunakan standard tertentu dan sudah dilakukan proses pendokumentasian. Organisasi melakukan standarisasi dan dokumentasi terhadap alat dan teknik Organisasi mengembangkan beberapa dasar kebijakan dan syarat strategis arsitektur informasi Organisasi melakukan penyesuaian terhadap kebijakan, standar dan alat secara konsisten Fungsi administrasi data yang ditetapkan secara formal sudah ada, mengikuti standar organisasi, dan sudah melakukan mekanisme pelaporan mengenai pengiriman dan penggunaan arsitektur informasi. Melaporkan penggunaan arsitektur informasi organisasi menggunakan alat otomatis Sistem informasi sudah digunakan, namun proses dan aturan yang digunakan ditentukan oleh penawaran vendor perangkat lunak database. Mengembangkan rencana pelatihan tapi masih berdasarkan inisiatif
12 . Responden Mendapatkan dukungan penuh dari metode dan teknik dalam pengembangan dan plekasanaa arsitektur informasi Melakukan akuntabilitas kinerja proses pengembangan arsitektur informasi Mengukur keberhasilan arsitektur informasi Sistem Informasi yang digunakan sudah beraneka ragam namun masih belum terintegrasi Organisasi sudah memiliki Alat ukur keberhasilan penerapan sistem yang 0 0 digunakan. Memiliki sistem pengukuran sendiri 0 0 Proses penentuan arsitektur bersifat proaktif dan difokuskan terhadapt kebutuhan bisnis masa depan Data administrasi aktif telibat dalam 8 pengembangan aplikasi untuk memastikan konsistensi Manajemen repository sudah dilaksanakan dilingkungan organisasi Menerapkan model data yang kompleks untuk memanfaatkan isi informasi database saat ini Organisasi sudah menerapkan aplikasi untuk membantu pihak Eksekutif/Strategis dalam membuat keputusan Semua tingkatan menerapkan arsitektur informasi
13 Menekankan pentingnya nilai arsitektur informasi Karyawan memiliki keahlian untuk mengembangkan dan memelihara arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan semua kebutuhan bisnis Responden Karyawan memiliki keterampilan untuk mengembangkan dan memelihara arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan semua kebutuhan bisnis Menerapkan Informasi yang diberikan oleh arsitektur informasi secara konsisten Aristektur Informasi digunakan secara ekstensif menggunakan panduan best practice terkait pengembangan dan pemeliharaannya, termasuk juga proses perbaikan yang berkesinambungan didalamnya. Menentukan strategi untuk memanfaatkan data warehouse dan data mining sudah 8 Terus meningkatkan arsitektur informasi 9 Arsitektur informasi terus ditingkatkan dan tetap mempertimbangkan informasi dari acuan-acuan yang terupdate.9
14 Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Keahlian untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Tanggung jawab untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Organisasi memerlukan arsitektur informasi Pengembangan komponen arsitektur informasi dilakukan untuk keperluan tertentu Vendor mengarahkan organisasi dalam menentukan jenis kebutuhan penyimpanan data apa saja yang sebaiknya digunakan Melakukan komunikasi secara konsisten mengenai kebutuhan arsitektur informasi v 0
15 Jarang berkomunikasi mengenai kebutuhan arsitektur informasi v Karyawan mengikuti prosedur informal Karyawan mengikuti prosedur intuitif Keterampilan yang dimiliki untuk membangun arsitektur informasi didapat dari pengalaman Responden Keterampilan yang dimiliki untuk membangun arsitektur informasi didapat dari penerapan teknik yang dilakukan berulang-ulang Kebutuhan taktis komponen arsitektur informasi dikembangakan oleh sendiri oleh seorang staff v 0. Organisasi melakukan standarisasi dan dokumentasi prosedur Prosedur, alat dan teknik terkait pembuatan arsitektur informasi, meski tidak canggih, telah menggunakan standard tertentu dan sudah dilakukan proses pendokumentasian. Organisasi melakukan standarisasi dan dokumentasi terhadap alat dan teknik Organisasi mengembangkan beberapa dasar kebijakan dan syarat strategis arsitektur informasi
16 Organisasi melakukan penyesuaian terhadap kebijakan, standar dan alat secara konsisten Fungsi administrasi data yang ditetapkan secara formal sudah ada, mengikuti standar organisasi, dan sudah melakukan mekanisme pelaporan mengenai pengiriman dan penggunaan arsitektur informasi Melaporkan penggunaan arsitektur informasi organisasi menggunakan alat otomatis Sistem informasi sudah digunakan, namun proses dan aturan yang digunakan ditentukan oleh penawaran vendor perangkat lunak database. Mengembangkan rencana pelatihan tapi masih berdasarkan inisiatif
17 Mendapatkan dukungan penuh dari metode dan teknik dalam pengembangan dan plekasanaa arsitektur informasi Melakukan akuntabilitas kinerja proses pengembangan arsitektur informasi Mengukur keberhasilan arsitektur informasi Sistem Informasi yang digunakan sudah beraneka ragam namun masih belum terintegrasi Organisasi sudah memiliki Alat ukur keberhasilan penerapan sistem yang digunakan. Memiliki sistem pengukuran sendiri Proses penentuan arsitektur bersifat proaktif dan difokuskan terhadapt kebutuhan bisnis masa depan Data administrasi aktif telibat dalam pengembangan aplikasi untuk memastikan konsistensi Manajemen repository sudah dilaksanakan dilingkungan organisasi Menerapkan model data yang kompleks untuk memanfaatkan isi informasi database saat ini Organisasi sudah menerapkan aplikasi untuk membantu pihak Eksekutif/Strategis dalam membuat keputusan
18 Responden Semua tingkatan menerapkan arsitektur informasi Menekankan pentingnya nilai arsitektur informasi Karyawan memiliki keahlian untuk mengembangkan dan memelihara arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan semua kebutuhan bisnis Karyawan memiliki keterampilan untuk mengembangkan dan memelihara arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan semua kebutuhan bisnis Menerapkan Informasi yang diberikan oleh arsitektur informasi secara konsisten Aristektur Informasi digunakan secara ekstensif menggunakan panduan best practice terkait pengembangan dan pemeliharaannya, termasuk juga proses perbaikan yang berkesinambungan didalamnya v 0 v 0 v 0 v 0 v 0 Menentukan strategi untuk memanfaatkan v 0 data warehouse dan data mining sudah 8 Terus meningkatkan arsitektur informasi 9 Arsitektur informasi terus ditingkatkan dan tetap mempertimbangkan informasi dari acuan-acuan yang terupdate 0.99
19 B. Hasil Kuisioner Proses TI PO8 Mengelola Kualitas TI Organisasi memiliki perencanaan Quality Management System Organisasi menerapkan penggunaan sistem SDLC Manajemen TI sadar akan pentingnya kualitas suatu program yang digunakan apakah pernyataan sesuai? v Meninjau kualitas proyek-ti Meninjau kualitas operasi proyek TI. apakah pernyataan sesuai? Organisasi membutuhkan Quality Management System Quality Management System dilakukan oleh seseorang yang memiliki otoritas/wewenang v Organisasi menilai kualitas secara informal.
20 apakah pernyataan sesuai? Membentuk sebuah program untuk menentukan aktifitas Quality Management System dalam TI Membentuk sebuah program untuk memantau aktifitas Quality Management dalam TI Aktifitas Quality Management System berfoku pada proyek-ti bukan pada proses organisasi secara keseluruhan Hasil Kuisioner Proses TI PO8 Mengelola Kualitas TI Aktifitas Quality Management System berfokus pada orientasi proses bukan pada proses organisasi secara keseluruhan.98 apakah pernyataan sesuai? Proses Quality Management System yang ditetapkan telah disampaikan ke seluruh organisasi oleh manajemen yang melibatkan manajemen TI dan end-user Mengadakan edukasi bagi semua level organisasi untuk mengajarkan tentan kualitas Mengadakan training bagi semua level organisasi untuk mengajarkan tentang kualitas
21 Penentuan atas acuan kualitas dasar yang harus dicapai ditetapkan bersama dengan divisi TI dan memiliki ketertarikan dengan proyek-proyek yang ada Organisasi menerapkan manajemen kualitas dengan aalat yang biasa digunakan organisasi merencanakan survei kualitas organisasi sesekali melakukan survei kualitas.9 Hasil Kuisioner Proses TI PO8 Mengelola Kualitas TI apakah pernyataan sesuai? Quality Management System diterapkan pada semua proses, termasuk proses yang berhubungan dengan vendor Organisasi telah menentukan pengetahuan-pengetahuan dasar sebagai acuan pembuatan Matrik Kualitas Metode keuntungan biaya / Cost benefit dibutuhkan untuk melakukan Quality Management System Perangkat yang digunakan untuk melaksanakan manajemen kualitas sudah terstandarisasi
22 8 9 0 Metode yang digunakan untuk melaksanakan manajemen kualitas menggunakan metode analisis akar masalah Perangkat dan metode yang digunakan untuk melaksanakan manajemen kualitas dilaksanakan secara teratur Sudah menerapkan analisis terhadap masalah secara berkala Melakukan survei kualitas secara konsisten Sudah ada program standar untuk mengukur kualitas dan terstruktur dengan baik Manajemen TI membentuk dasar pengetahuan untuk kualitas metrik.9 Hasil Kuisioner Proses TI PO8 Mengelola Kualitas TI Menerapkan Quality Managemnt System yang terintegrasi dengan semua kegiatan TI Quality Management System fleksibel terhadap perubahan lingkungan yang terjadi Praktikk eksternal digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dasar kualitas metrik apakah pernyataan sesuai? v
23 rutin melakukan tolak ukur terhadap standar eksternal terus menerus melakukan survei kualitas 8 Survei yang dilakukan mengarah pada analisis penyebab masalah survei yang dilakukan mengarah pada tindakan perbaikan ada jaminan formal mengenai tingkat prosses manajemen mutu. C. Hasil Kuisioner Proses TI PO0 Mengelola Proyek TI Menggunakan teknik manajemen proyek untuk mengelola proyek-ti Organisasi sudah melakukan analisis/manajemen resiko terkait kegiatan proyek TI yang berlangsung
24 Organisasi mempertimbangkan dampak bisnis terkait dengan kesalahan dalam pengembangan proyek-ti Keputusan penggunaan teknik dan pendekatan manajemen proyek diserahkan pada manajer IT 8 Manajemen kurang komitmen terhadap kepemilikan dan manajemen proyek Keputusan penting mengenai manajemen proyek dibuat tanpa melibatkan user User sedikit terlibat dalam menentukan proyek TI Tidak ada organisasi yang jelas untuk mengurus proyek TI Tidak menentukan peran dan tanggung jawab pengelolaan proyek Jelas dalam menentukan proyek jadwal, dan hal penting Membandingkan waktu dan biaya dengan anggaran. Hasil Kuisioner Proses TI PO0 Mengelola Proyek TI Kepala manajemen sadar akan kebutuhan manajemen proyek TI
25 Kepala manajemen menyampaikan kebutuhan manajemen proyek TI Organisasi mengembangkan proses dan manfaat beberapa metode dalam menjalankan proyek Stakeholder memiliki batasan dalam manajemen proyek TI Panduan dikembangkan untuk aspek-aspek manajemen proyek Pertimbangan penerapan panduan manajemen proyek diserahkan pada masing-masing manajer proyek. Manajemen menetapkan dan menyampaikan proses dan metodologi pengelolaan proyek TI Proyek TI ditentukan berdasarkan tujuan bisnis dan teknis yang sesuai Kepala manajemen bisnis dan TI mulai terlibat dalam manajemen proyek TI Terdapat bagian Manajemen Projek didalam devisi TI dengan peran dan tanggung jawab yang telah ditentukan Memonitor semua kegiatan yang telah ditetapkan dan diperbaharui Proyek TI dipantau melalui penetapan dan update hal yang penting, Proyek TI dipantau melalui jadwal dan anggaran yang sudah ditetapkan 8 Training berasal dari inisiatif karyawan 9 Menerapkan Quality Assurance dalam implementasi sistem 0 Proyek mulai dikelola dalam bentuk portofolio Hasil Kuisioner Proses TI PO0 Mengelola Proyek TI.
26 Manajemen memerlukan metrik yang sesuai standar yang dapat dipelajari untuk meninjau proyek yang sudah selesai Semua anggota organisasi mengukur dan mengevaluasi manajemen proyek Perangkat tambahan (Template Dokumentasi Projek) untuk proses manajemen proyek diformalkan dan dikomunikasikan dengan anggota tim proyek. Manajemen TI menjalankan struktur proyek manajemen sesuai tugas yang sudah ada Pengukuran nilai dan resiko dikelola sebelum, selama dan setelah selesainya proyek 8 Proyek membahas tujuan oganisasi, bukan hanya strategi TI Ada dukungan yang kuat serta aktif dari senior manajemen dan juga stakeholder Sudah ada perencanaan terkait pelatihan Manajemen Proyek dilingkungan organisasi terkait tugas masing-masing staff yang relevan antar fungsi TI.
27 Hasil Kuisioner Proses TI PO0 Mengelola Proyek TI Oragnisasi sudah menerapkan dan mengintegrasikan life-cycle project dan metodology program yang sudah teruji dalam budaya secara menyeluruh Staff melakukan proses inisiatif yang digunakan untuk mengidentifikasi praktek manajemen yang terbaik dan menjadi budaya yang baik dilingkungan organisasi Menentukan sumber strategi TI untuk pengembangan dan operassional Mengimplementasikan sumber strategi TI untuk pengembangan dan operassional Semua bagian manajemen yang terhubung dengankegiatan project bertanggung jawab pada proyek dan program dari awal Organisasi melaukan perencanaan dalam pelaksanaan proyek guna memastikan agar user dan sumberdaya TI digunakan dengan baik untuk mendukung strategi.
28 Lampiran Perhitungan Maturity Level PO. Responden Maturity level (ML) Sum of Statements Compliance Value (A) Sum of Statements Compliance Value (B) Not Normalized Compliance value (C=A/B) Normalized Compliance values (D=C / C) Contribution (MLxD) C.9 Maturity level.. Responden Maturity level (ML) Sum of Statements Compliance Value (A) Sum of Statements Compliance Value (B) Not Normalized Compliance value (C=A/B) Normalized Compliance values (D=C / C) Contribution (MLxD) C. Maturity level.. Responden Maturity level (ML) Sum of Statements Compliance Value (A) Sum of Statements Compliance Value (B) Not Normalized Compliance value (C=A/B) Normalized Compliance values (D=C / C) Contribution (MLxD)
29 C. Maturity level.9 Lampiran Kuisioner Assessment Yth saudara/i responden, Kuisioner Maturity Level a. Berikut merupakan kuisioner untuk mengukur maturity level terhadap proses TI pada Biro Sistem Informasi. b. Kuisioner ini telah di desain menggunakan pilihan skala -. Responden dapat memilih salah satu jawaban dari skala - tersebut dengan tanda centang ( ). c. Saya sangat berterimakasih sekali atas perhatian saudara/i yang bersedia meluangkan waktu untuk megnisi kuisioner ini. Keterangan: Skala, menjelaskan kondisi organisasi yang tidak mengikuti acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Sebagai contoh : dari total 0 prosedur, organisasi tidak menerapkan pun prosedur. Skala, menjelaskan kondisi organisasi yang sedikit mengikuti acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Sebagai contoh : dari total 0 prosedur, organisasi hanya menerapkan kurang dari prosedur. Skala, menjelaskan kondisi organisasi yang banyak mengikuti acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Sebagai contoh : dari 0 prosedur, organisasi menerapkan lebih dari prosedur. Skala, menjelaskan kondisi Organisasi yang mengikuti semua acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Proses TI : PO Menentukan Arsitektur informasi PO Maturity Level 0 Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan
30 Keahlian untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan Tanggung jawab untuk mengembangkan arsitektur informasi sangat diperlukan PO Maturity Level Organisasi memerlukan arsitektur informasi Pengembangan komponen arsitektur informasi dilakukan untuk keperluan tertentu Vendor mengarahkan organisasi dalam menentukan jenis kebutuhan penyimpanan data apa saja yang sebaiknya digunakan Melakukan komunikasi secara konsisten mengenai kebutuhan arsitektur informasi Jarang berkomunikasi mengenai kebutuhan arsitektur informasi PO Maturity Level Karyawan mengikuti prosedur informal Karyawan mengikuti prosedur intuitif Keterampilan yang dimiliki untuk membangun arsitektur informasi didapat dari pengalaman Keterampilan yang dimiliki untuk membangun arsitektur informasi didapat dari penerapan teknik yang dilakukan berulang-ulang Kebutuhan taktis komponen arsitektur informasi dikembangakan oleh sendiri oleh seorang staff PO Maturity Level Organisasi melakukan standarisasi dan dokumentasi prosedur Prosedur, alat dan teknik terkait pembuatan arsitektur informasi, meski tidak canggih, telah menggunakan
31 8 9 0 standard tertentu dan sudah dilakukan proses pendokumentasian. Organisasi melakukan standarisasi dan dokumentasi terhadap alat dan teknik Organisasi mengembangkan beberapa dasar kebijakan dan syarat strategis arsitektur informasi Organisasi melakukan penyesuaian terhadap kebijakan, standar dan alat secara konsisten Fungsi administrasi data yang ditetapkan secara formal sudah ada, mengikuti standar organisasi, dan sudah melakukan mekanisme pelaporan mengenai pengiriman dan penggunaan arsitektur informasi. Melaporkan penggunaan arsitektur informasi Organisasi menggunakan alat otomatis Sistem informasi sudah digunakan, namun proses dan aturan yang digunakan ditentukan oleh penawaran vendor perangkat lunak database. Mengembangkan rencana pelatihan tapi masih berdasarkan inisiatif PO Maturity Level Mendapatkan dukungan penuh dari metode dan teknik dalam pengembangan dan plekasanaa arsitektur informasi Melakukan akuntabilitas kinerja proses pengembangan arsitektur informasi Mengukur keberhasilan arsitektur informasi Sistem Informasi yang digunakan sudah beraneka ragam namun masih belum terintegrasi Organisasi sudah memiliki Alat ukur keberhasilan penerapan sistem yang digunakan. Memiliki sistem pengukuran sendiri 8 9 Proses penentuan arsitektur bersifat proaktif dan difokuskan terhadap kebutuhan bisnis masa depan Data administrasi aktif telibat dalam pengembangan aplikasi untuk memastikan konsistensi Manajemen repository sudah dilaksanakan dilingkungan organisasi
32 0 Menerapkan model data yang kompleks untuk memanfaatkan isi informasi database saat ini Organisasi sudah menerapkan aplikasi untuk membantu pihak Eksekutif/Strategis dalam membuat keputusan. PO Maturity Level Semua tingkatan menerapkan arsitektur informasi Karyawan mengikuti prosedur intuitif Menekankan pentingnya nilai arsitektur informasi Karyawan memiliki keahlian untuk mengembangkan dan memelihara arsitektur informasi yang kuat dan responsif yang mencerminkan semua kebutuhan bisnis Menerapkan Informasi yang diberikan oleh arsitektur informasi secara konsisten Aristektur Informasi digunakan secara ekstensif menggunakan panduan best practice terkait pengembangan dan pemeliharaannya, termasuk juga proses perbaikan yang berkesinambungan didalamnya. Menentukan strategi untuk memanfaatkan data warehouse dan data mining sudah 8 Terus meningkatkan arsitektur informasi 9 Arsitektur informasi terus ditingkatkan dan tetap mempertimbangkan informasi dari acuan-acuan yang terupdate
33 Kuisioner Maturity Level Yth saudara/i responden, d. Berikut merupakan kuisioner untuk mengukur maturity level terhadap proses TI pada Biro Sistem Informasi. e. Kuisioner ini telah di desain menggunakan pilihan skala -. Responden dapat memilih salah satu jawaban dari skala - tersebut dengan tanda centang ( ). f. Saya sangat berterimakasih sekali atas perhatian saudara/i yang bersedia meluangkan waktu untuk megnisi kuisioner ini. Keterangan: Skala, menjelaskan kondisi organisasi yang tidak mengikuti acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Sebagai contoh : dari total 0 prosedur, organisasi tidak menerapkan pun prosedur. Skala, menjelaskan kondisi organisasi yang sedikit mengikuti acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Sebagai contoh : dari total 0 prosedur, organisasi hanya menerapkan kurang dari prosedur. Skala, menjelaskan kondisi organisasi yang banyak mengikuti acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Sebagai contoh : dari 0 prosedur, organisasi menerapkan lebih dari prosedur. Skala, menjelaskan kondisi Organisasi yang mengikuti semua acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Proses TI : PO8 Mengelola Kualitas PO8 Maturity Level 0 Organisasi memiliki perencanaan Quality Management System Organisasi menerapkan penggunaan sistem SDLC Manajemen TI sadar akan pentingnya kualitas suatu program yang digunakan Melakukan peninjauan terhadap kualitas proyek-ti Melakukan peninjauan terhadap kualitas operasi proyek TI
34 PO8 Maturity Level Organisasi membutuhkan Quality Management System Quality Management System dilakukan oleh seseorang yang memiliki otoritas/wewenang Organisasi menilai kualitas secara informal PO8 Maturity Level Membentuk sebuah program untuk menentukan aktifitas Quality Management System dalam TI Membentuk sebuah program untuk memantau aktifitas Quality Management dalam TI Aktifitas Quality Management System berfoku pada proyek-ti bukan pada proses organisasi secara keseluruhan Aktifitas Quality Management System berfokus pada orientasi proses bukan pada proses organisasi secara keseluruhan PO8 Maturity Level Proses Quality Management System yang ditetapkan telah disampaikan ke seluruh organisasi oleh manajemen yang melibatkan manajemen TI dan enduser Mengadakan edukasi bagi semua level organisasi untuk mengajarkan tentan kualitas Mengadakan training bagi semua level organisasi untuk mengajarkan tentan kualitas Penentuan atas acuan kualitas dasar yang harus dicapai ditetapkan bersama dengan divisi TI dan memiliki ketertarikan dengan proyek-proyek yang ada Organisasi menerapkan manajemen kualitas dengan alat yang biasa digunakan
35 Organisasi merencanakan survei kualitas organisasi sesekali melakukan survei kualitas PO8 Maturity Level Quality Management System diterapkan pada semua proses, termasuk proses yang berhubungan dengan vendor Organisasi telah menentukan pengetahuanpengetahuan dasar sebagai acuan pembuatan Matrik Kualitas Metode keuntungan biaya / Cost benefit dibutuhkan untuk melakukan Quality Management System Perangkat yang digunakan untuk melaksanakan manajemen kualitas sudah terstandarisasi Metode yang digunakan untuk melaksanakan manajemen kualitas menggunakan metode analisis akar masalah Perangkat dan metode yang digunakan untuk melaksanakan manajemen kualitas dilaksanakan secara teratur Sudah menerapkan analisis terhadap masalah secara berkala Melakukan survei kualitas secara konsisten Sudah ada program standar untuk mengukur kualitas dan terstruktur dengan baik Manajemen TI membentuk dasar pengetahuan untuk kualitas metrik PO8 Maturity Level Menerapkan Quality Managemnt System yang terintegrasi dengan semua kegiatan TI
36 8 Quality Management System fleksibel terhadap perubahan lingkungan yang terjadi Praktikk eksternal digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dasar kualitas metrik Rutin melakukan tolak ukur terhadap standar eksternal Terus menerus melakukan survei kualitas Survei yang dilakukan mengarah pada analisis penyebab masalah Survei yang dilakukan mengarah pada tindakan perbaikan Ada jaminan formal mengenai tingkat prosses manajemen mutu Kuisioner Maturity Level Yth saudara/i responden, g. Berikut merupakan kuisioner untuk mengukur maturity level terhadap proses TI pada Biro Sistem Informasi. h. Kuisioner ini telah di desain menggunakan pilihan skala -. Responden dapat memilih salah satu jawaban dari skala - tersebut dengan tanda centang ( ). i. Saya sangat berterimakasih sekali atas perhatian saudara/i yang bersedia meluangkan waktu untuk megnisi kuisioner ini. Keterangan: Skala, menjelaskan kondisi organisasi yang tidak mengikuti acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Sebagai contoh : dari total 0 prosedur, organisasi tidak menerapkan pun prosedur. Skala, menjelaskan kondisi organisasi yang sedikit mengikuti acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Sebagai contoh : dari total 0 prosedur, organisasi hanya menerapkan kurang dari prosedur. Skala, menjelaskan kondisi organisasi yang banyak mengikuti acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Sebagai contoh : dari 0 prosedur, organisasi menerapkan lebih dari prosedur. Skala, menjelaskan kondisi Organisasi yang mengikuti semua acuan/prosedur dalam pelaksanaanya. Proses TI : PO0 Mengelola Project PO0 Maturity Level 0
37 Menggunakan teknik manajemen proyek untuk mengelola proyek-ti Organisasi sudah melakukan analisis/manajemen resiko terkait kegiatan proyek TI yang berlangsung Organisasi tidak mempertimbangkan dampak bisnis terkait dengan kesalahan dalam pengembangan proyek-ti PO0 Maturity Level Keputusan penggunaan teknik dan pendekatan manajemen proyek diserahkan pada manajer IT Manajemen kurang komitmen terhadap kepemilikan dan manajemen proyek Keputusan penting mengenai manajemen proyek dibuat tanpa melibatkan user User sedikit terlibat dalam menentukan proyek TI Tidak ada organisasi yang jelas untuk mengurus proyek TI Tidak menentukan peran dan tanggung jawab pengelolaan proyek Jelas dalam menentukan proyek jadwal, dan hal penting 8 Membandingkan waktu dan biaya dengan anggaran PO0 Maturity Level Kepala manajemen sadar akan kebutuhan manajemen proyek TI Kepala manajemen menyampaikan kebutuhan manajemen proyek TI Organisasi mengembangkan proses dan manfaat beberapa metode dalam menjalankan proyek
38 Stakeholder memiliki batasan dalam manajemen proyek TI Panduan dikembangkan untuk aspek-aspek manajemen proyek Pertimbangan penerapan panduan manajemen proyek diserahkan pada masing-masing manajer proyek PO0 Maturity Level Manajemen menetapkan dan menyampaikan proses dan metodologi pengelolaan proyek TI Proyek TI ditentukan berdasarkan tujuan bisnis dan teknis yang sesuai Kepala manajemen bisnis dan TI mulai terlibat dalam manajemen proyek TI Terdapat bagian Manajemen Projek didalam devisi TI dengan peran dan tanggung jawab yang telah ditentukan Memonitor semua kegiatan yang telah ditetapkan dan diperbaharui Proyek TI dipantau melalui penetapan dan update hal yang penting, Proyek TI dipantau melalui jadwal dan anggaran yang sudah ditetapkan Training berasal dari inisiatif karyawan Menerapkan Quality Assurance dalam implementasi sistem Proyek mulai dikelola dalam bentuk portofolio PO0 Maturity Level Manajemen memerlukan metrik yang sesuai standar yang dapat dipelajari untuk meninjau proyek yang sudah selesai Semua anggota organisasi mengukur dan mengevaluasi manajemen proyek
39 8 Perangkat tambahan (Template Dokumentasi Projek) untuk proses manajemen proyek diformalkan dan dikomunikasikan dengan anggota tim proyek. Manajemen TI menjalankan struktur proyek manajemen sesuai tugas yang sudah ada Pengukuran nilai dan resiko dikelola sebelum, selama dan setelah selesainya proyek Proyek membahas tujuan oganisasi, bukan hanya strategi TI Ada dukungan yang kuat serta aktif dari senior manajemen dan juga stakeholder Sudah ada perencanaan terkait pelatihan Manajemen Proyek dilingkungan organisasi terkait tugas masingmasing staff yang relevan antar fungsi TI PO0 Maturity Level Oragnisasi sudah menerapkan dan mengintegrasikan life-cycle project dan metodology program yang sudah teruji dalam budaya secara menyeluruh Staff melakukan proses inisiatif yang digunakan untuk mengidentifikasi praktek manajemen yang terbaik dan menjadi budaya yang baik dilingkungan organisasi Menentukan sumber strategi TI untuk pengembangan dan operassional Mengimplementasikan sumber strategi TI untuk pengembangan dan operassional Semua bagian manajemen yang terhubung dengankegiatan project bertanggung jawab pada proyek dan program dari awal
40 Organisasi melaukan perencanaan dalam pelaksanaan proyek guna memastikan agar user dan sumberdaya TI digunakan dengan baik untuk mendukung strategi
41 Kuisioner Prioritas Proses TI Yth saudara/i responden, j. Berikut merupakan kuisioner untuk mengukur maturity level terhadap proses TI pada Biro Sistem Informasi. k. Kuisioner ini telah di desain menggunakan pilihan skala -. Responden dapat memilih salah satu jawaban dari skala - tersebut dengan tanda centang ( ). l. Saya sangat berterimakasih sekali atas perhatian saudara/i yang bersedia meluangkan waktu untuk megnisi kuisioner ini. Keterangan: Skala berarti proses TI tidak dianggap penting. Skala berarti proses TI dianggap penting. Skala berarti proses TI dianggap sangat penting Memerlukan perencanaan strategis TI diperlukan untuk mengelola dan mengarahkan semua sumber daya TI sesuai dengan strategi dan prioritas bisnis Menciptakan fungsi sistem informasi dan secara teratur mempengaruhi model informasi bisnis dan menentukan sistem yang sesuai untuk mengoptimalkan pengunaan informasi ini. Sebuah organisasi TI ditentukan dengan mempertimbangkan persyaratan untuk staf, keterampilan, fungsi, akuntabilitas, wewenang, peran dan tanggung jawab, dan pengawasan Membuat dan mempertahankan framework untuk mengelola program investasi yang mendukung TI dan mencakup biaya, manfaat, prioritas anggaran, proses penganggaran formal dan pengelolaan terhadap anggaran. Managemen mengembangkan dan menentukan framework Kontrol TI dan menyampaikan kebijakan QMS dikembangkan dan dipelihara termasuk proses dan standar pengembangan dan akuisisi yang terbukti. Hal tersebut diaktifkan dengan merencanakan, menerapkan dan memlihara QMS dengan menyediakan persyaratan, prosedur dan kebijakan yang jelas.
42 Membuat framework program dan manajemen proyek untuk pengelolaan semua proyek TI. 8 Organisasi memiliki proses untuk akuisisi, implementasi dan peningkatan infrastruktur teknologi. 9 Semua perubahan, termasuk perawatan darurat dan tambalan, berkaitan dengan infrastruktur dan aplikasi dalam lngkungan produksi secara formal dikelola secara terkendali. 0 Sistem operasi baru dibuat saat pembangunan selesai Komunikasi yang efektif antara manajemen TI dan pelanggan bisnis mengenai layanan yang dibutuhkan dimungkinkan dengan ketentuan dokumentasi dan kesepakatan tentang layanan dan tingkat layanan TI Kebutuhan untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan oleh pihak ketiga (pemasok, vendor dan mitra kerja) memenuhi persyaratan bisnis memerlukan proses manajemen pihak ketiga yang efektif proses ini dilakukan dengan menentukan secara jelas peran, tanggungjawab dan harapan dalam perjanjian pihak ketiga serta mengkaji dan memantau kesepakatan efektif dan kepatuhan tersebut. Kebutuhan untuk menjaga integritas informasi dan melindungi aset TI memerlukan proses manajemen keamanan. Proses ini termasuk membangun dan memelihara peran dan tanggung jawab keamanan TI, kebijakan, standar, dan prosedur. Kebutuhan akan sistem pengalokasian biaya yang adil dan adil untuk bisnis memerlukan pengukuran biaya TI yang akurat dan adil kesepakatan dengan pengguna bisnis mengenai alokasi yang adil. Pengelolaan data yang efektif memerlukan identifikasi kebutuhan data. Proses pengelolaan data juga mencakup pembentukan prosedur yang efektif untuk mengelola perpustakaan media, backup dan recovery data, dan pembuangan media yang tepat. Manajemen kinerja TI yang efektif memerlukan proses pemantauan. Proses ini mencakup penentuan kinerja yang relevan indikator, pelaporan kinerja yang sistematis dan tepat waktu, dan segera bertindak berdasarkan penyimpangan. Menetapkan framework tata kelola yang efektif mencakup penentuan struktur organisasi, proses,
43 kepemimpinan, peran dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa investasi TI perusahaan selaras dan disampaikan sesuai dengan strategi perusahaan dan Tujuan
LAMPIRAN. Lampiran 1. A. Hasil Kuesioner Prioritas TI JUMLAH. Sangat Perlu. Tidak Perlu Perlu
Lampiran LAMPIRAN A. Hasil Kuesioner Prioritas TI JUMLAH Proses TI PO - Menetapkan Rencana Strategis IT Perencanaan strategis TI diperlukan untuk mengelola dan mengarahkan semua sumber daya TI sesuai dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mapping Proses Teknologi Informasi Proses ini merupakan proses untuk menentukan proses teknologi informasi yang digunakan berdasarkan framework COBIT 4.1. Untuk menentukan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER. PO 1 : Define a strategic IT Plan Pendefinisian Perencanaan Strategi TI
L1 LAMPIRAN 1 KUESIONER Pilihan Jawaban : 1 : Tidak Setuju 2 : Kurang Setuju 3 : Setuju 4 : Sangat Setuju PO 1 : Define a strategic IT Plan Pendefinisian Perencanaan Strategi TI Maturity Level 0 : Non-existent
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.
BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II
BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II Teknologi informasi pada saat ini telah digunakan hampir pada seluruh aspek penting dalam setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi
Lebih terperinciBab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi
Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan
Lebih terperinciBab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHAPTER 5
DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perencanaan Audit Sistem Informasi Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan beberapa tahap perencanaan audit. Hasil perencanaan audit
Lebih terperinciBAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI
BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Audit Sistem Informasi Rancangan audit sistem informasi dapat dilihat dari skor rata-rata dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai
Lebih terperinciMengevaluasi Tingkat Kematangan Domain Delivery Support (DS11) Perpustakaan Menggunakan Kerangka COBIT 4.1
Mengevaluasi Tingkat Kematangan Domain Delivery Support (DS11) Perpustakaan Menggunakan Kerangka COBIT 4.1 Dewi Lusiana 1) 1,2) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga
Lebih terperinciPENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )
Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI. yang akan penulis evaluasi antara lain : cadang pada PT. Mercindo Autorama
BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI 4.1 Rencana Kerja Evaluasi 1. Menentukan Ruang Lingkup Mengingat begitu luasnya pembahasan mengenai evaluasi sistem informasi, maka penulis membatasi ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pemanfaatan IT dalam dunia industri sudah sangat penting. IT memberikan peluang untuk meningkatkan produktifitas bisnis perusahaan. Namun penerapan
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi Pada bab ini membahas tentang evaluasi hasil pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan Penentuan Ruang Lingkup Audit
Lebih terperinciTugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources
Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Oleh : Ariyan Zubaidi 23509025 MAGISTER INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)
LAMPIRAN 119 120 DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) Studi Kasus Pada PT. SURYA RENGO CONTAINERS - DEMAK NAMA RESPONDEN
Lebih terperinciPetunjuk Penggunaan Aplikasi. (User Manual) Tahap 2 Assessment COBIT 5
Petunjuk Penggunaan Aplikasi (User Manual) Tahap 2 Assessment COBIT 5 Tingkat Kematangan TIK SELF ASSESSMENT TAHAP KE-2 1. Cara Penggunaan Aplikasi 1.1. Cara Penggunaan Aplikasi 1.1.1. Memulai Aplikasi
Lebih terperinciKebijakan Manajemen Risiko
Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung
Lebih terperinciBab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia
Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia IV.1 Rekomendasi Untuk Mengatasi Gap Kematangan Proses TI Rekomendasi untuk mengatasi perbedaan (gap) tingkat kematangan merupakan
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT
BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi
Lebih terperinciFramework Penyusunan Tata Kelola TI
Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT LI
BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT LI IV.1 Prosedur Evaluasi Penelitian yang dilakukan terhadap sistem pengelolaan piutang dan penerimaan kas pada PT LI merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian dan Laporan Audit
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit teknologi informasi.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner
Lebih terperinciPROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang
PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan
Lebih terperinciDimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5
Dimensi Kelembagaan Perencanaan Kebijakan 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Kelembagaan Aplikasi Infrastruktur 1 KONSEP KELEMBAGAAN 2 Pembentukan Organisasi: Elemen-Elemen Utama Elemen-elemen yang perlu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit pengembangan teknologi
Lebih terperinciBab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP
Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP IV.1. Usulan Pelaksanaan Proses-Proses Val IT Berdasarkan hasil pengidentifikasian proses-proses Val IT pada bagian
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat membantu meningkatkan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1
ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 Angga Pratama Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Jl. Cot Tengku Nie Reuleut Muara Batu, Aceh
Lebih terperinciLAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT
LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Manfaat Investasi TI, Val IT Framework 2.0, Aplikasi Metatrader 4.0, Business Case, Portofolio Investasi TI.
PENGGUNAAN VAL IT FRAMEWORK 2.0 UNTUK MENGUKUR PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI APLIKASI METATRADER 4.0 (ONLINE TRADING) PADA PERUSAHAAN SEKURITAS ONLINE Oleh : Rani Puspita Dhaniawaty, Yeffry
Lebih terperinciAUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN
AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN Munirul Ula, Muhammad Sadli Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh
Lebih terperinciBab III Analisis Lingkungan TI
31 Bab III Analisis Lingkungan TI Pada bagian ini akan dibahas sekilas mengenai UNIKOM meliputi visi, misi, tujuan, analisis TI secara umum dan pengendalian TI yang ada di lingkungan UNIKOM saat ini. Selain
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahap pelaksanaan audit sistem informasi, serta tahap pelaporan audit sistem
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis hasil dan pembahasan dari tahap perencanaan audit sistem informasi, tahap persiapan audit sistem informasi, tahap pelaksanaan audit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proyek TI dapat ditakdirkan untuk gagal sejak awal. Pertama, pengembangan sistem TI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut penelitian William (2007), ada empat alasan utama mengapa suatu proyek TI dapat ditakdirkan untuk gagal sejak awal. Pertama, pengembangan sistem TI baru yang
Lebih terperinciTATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS
TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS Wahyuni, S.Si, MT Dosen Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Perkembangan TI yang semakin canggih dan
Lebih terperinciChapter 3. Andi Dwi Riyanto, M.Kom
Chapter 3 * A. Tujuan Perencanaan dan Formulasi Strategi SI/TI B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan SI/TI C. Model Proses Perencanaan Strategi SI/TI D. Framework Proses Perencanaan SI/TI E.
Lebih terperinciJ udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan
Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi
Lebih terperinciWawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)
L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT Informasi Komersial Bisnis, kami mengolah data berdasarkan wawancara kepada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam proses penelitian ini ditujukan untuk menilai posisi perusahaan saat ini dan
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistimatis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan yang berlaku.
Lebih terperinciLAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)
L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi
Lebih terperinciTulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan
Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi
Lebih terperinciBab V Penutup. V.1 Kesimpulan
135 Bab V Penutup V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan proses pengolahan data dan analisis terhadap hasil penelitian pada Divisi TI dan beberapa Divisi/Fungsional lain di PT. Pos Indonesia, maka dapat ditarik
Lebih terperinciRAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak
EVALUASI PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI SWADHARMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MATURITY LEVEL PADA KERANGKA KERJA COBIT PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE RAHMADINI DARWAS Program Magister Sistem Informasi
Lebih terperinciVAL IT SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto
VAL IT SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Pengantar Val IT merupakan Framework yang dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), dimana fokus utama framework ini adalah tanggungjawab
Lebih terperinciLampiran 2 : Spesifikasi Server dan Workstation Vaksincom. Daftar Spesifikasi Server Vaksincom
LAMPIRAN Lampiran 2 : Spesifikasi Server dan Workstation Vaksincom Daftar Spesifikasi Server Vaksincom No ServerName Capacity Hardisk (GB) Ram (GB) Jenis CPU Ghz/Mhz OS Windows Type Server/Merk Function
Lebih terperinciCOBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT
Lebih terperinciKebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN MODEL
BAB V HASIL RANCANGAN MODEL V.1 Hasil Rancangan Model IT Governance SI Hasil rancangan model IT Governance seperti pada gambar IV.1 secara umum dapat diterapkan pada pperusahaan. Untuk lebih jelasnya lihat
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan
1 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan dampak pada berkembangnya proses bisnis. Proses bisnis dengan dukungan TI dapat dilaksanakan
Lebih terperinciSosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi
Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Manajemen Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika DIY 1. Pengenalan Dinas Kominfo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RS.Immanuel merupakan suatu badan usaha swasta di kota Bandung yang memberikan pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Pelayanan yang diberikan oleh pihak
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah
DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan
LAMPIRAN LAMPIRAN I. KUISIONER HUBUNGAN LIGHTS-ON DAN PROYEK DENGAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan dan staf senior dari departemen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :
19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Sistem Informasi Information System (IS) atau yang dikenal dengan Sistem Informasi (SI) oleh Oetomo (2002, p11) didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang
Lebih terperinciSIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Simpulan
BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis sistem informasi front office hotel X menggunakan COBIT 4.1 dan bukti-bukti yang dikumpulkan berupa hasil wawancara dan gambar, maka dapat
Lebih terperinciPENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0
PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0 Nur Aeni Hidayah 1, Zainuddin Bey Fananie 2, Mirza Hasan Siraji 3 1 Prodi Sistem Informasi, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN
BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. PT. MPM Finance PT. Elbatama Securindo didirikan di Jakarta sebagai perusahaan sekuritas. Pada tanggal 6 Juli 1990, perusahaan memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman.
Lebih terperinciPERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciRingkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk
Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial
Lebih terperinciANALISA & PERANCANGAN SISTEM
ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Fakultas Ilmu Budaya (FIB) adalah salah satu dari 12 fakultas yang ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) adalah salah satu dari 12 fakultas yang ada di Universitas Airlangga. Berdasarkan pada keterangan dari Adi Setijowati, Dra, M.Hum., sebagai
Lebih terperinci1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal
Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan
Lebih terperinciNo.1049, 2014 BPS. Uraian Tugas. Bagian. Bidang. Subdirektorat. Subbagian. Subbidang. Seksi. Perubahan.
No.1049, 2014 BPS. Uraian Tugas. Bagian. Bidang. Subdirektorat. Subbagian. Subbidang. Seksi. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 150 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisa Proses Tata Kelola Sistem Call Center 123
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Proses Tata Kelola Sistem Call Center 123 Untuk mewujudkan dan mencapai target yang telah ditetapkan pada Bab 3 dengan maksimal, PT. PLN (Persero) Distribusi Jaya
Lebih terperinciQ # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya
Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?
Lebih terperinciLAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk
9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang
Lebih terperinciBab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia
Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia III.1 Latar Belakang Perusahaan PT Surveyor Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan usaha patungan dengan struktur pemegang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute, 2000, COBIT (3rd Edition) Audit Guidelines, IT Governance Institute.
80 DAFTAR PUSTAKA 1. COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute, 2000, COBIT (3rd Edition) Audit Guidelines, IT Governance Institute. 2. COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute,
Lebih terperinciInternal Audit Charter
SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan
Lebih terperinciBab III Analisis Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP
Bab III Analisis Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP III.1 Profil Universitas Sangga Buana YPKP Universitas Sangga Buana (USB YPKP) didirikan pada tanggal 24 Agustus
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK JURUSAN DI UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.
PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK JURUSAN DI UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.1 Nurul Adhayanti 1, Dina Agusten 2, Wahyu Supriatin 3 1),3)
Lebih terperinciFASE PERENCANAAN. MPSI sesi 4
FASE PERENCANAAN MPSI sesi 4 PERENCANAAN PROYEK BAGIAN DARI MANAJEMEN PROYEK Pembagian Pengalokasian penjadwalan (schedulling) Pekerjaan dalam lingkup proyek PEOPLE 4+1 P PRODUCT PROCESS PROJECT Sistem
Lebih terperinciLAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN
LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN
Lebih terperinciChecklist Audit Mutu ISO 9001:2008
Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu
Lebih terperinciPEMBUATAN MODEL TATA KELOLA IT UNTUK PROSES AKADEMIK MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS : UNIVERSITAS XYZ)
PEMBUATAN MODEL TATA KELOLA IT UNTUK PROSES AKADEMIK MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS : UNIVERSITAS XYZ) 1 Nur Aulia (07018159), 2 Sri Handayaningsih (0530077701) 1,2 Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinci7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)
7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan beberapa landasan teori, meliputi teori di bidang tata kelola TI, dan pengelolaan investasi TI yang digunakan dalam penelitian. 2.1 Definisi Sebelum lebih jauh,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas
Lebih terperinciAUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK
AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 Damar Rivaldi Zulkarnaen 1, Rizki Wahyudi 2, dan Andik Wijanarko 3 Program Studi Sistem Informasi 1,2 Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bukti, memaparkan temuan-temuan hasil audit yang dibagi menurut masingmasing
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit sistem informasi.
Lebih terperinciBAB IV IDENTIFIKASI VAL IT DAN BUSINESS CASE. Hasil analisis matrikulasi sebagaimana telah dikemukakan pada Bab III
BAB IV IDENTIFIKASI VAL IT DAN BUSINESS CASE 4.1 Identifikasi Proses Val IT 4.1.1 Analisis Identifikasi Value governance (VG) Hasil analisis matrikulasi sebagaimana telah dikemukakan pada Bab III pada
Lebih terperinciBAB V HASIL PERENCANAAN AUDIT DAN REKOMENDASI
BAB V HASIL PERENCANAAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Aut Sistem Informasi Rancangan aut sistem informasi lihat dari skor rata-rata telah lakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai maturity
Lebih terperinciMANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK
MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK Pengertian Umum Stakeholder Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi
14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab III akan dilakukan pembahasan dimulai dengan profil
BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III akan dilakukan pembahasan dimulai dengan profil perusahaan, gambaran struktur organisasi, dan dilanjutkan dengan tahapantahapan audit yang akan dilaksanakan. 3.1
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi
Lebih terperinciCobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)
COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain
Lebih terperinci