ANALISIS RISIKO PRODUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RISIKO PRODUKSI"

Transkripsi

1 VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI 6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Usaha pengurangan risiko melalui diversifikasi tanaman hias adenium tidak sepenuhnya mampu menghilangkan risiko. Adanya risiko dalam suatu usaha akan mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan. Oleh karena itu adanya fluktuasi produksi mengindikasikan adanya risiko yang dihadapi suatu perusahaan. Adanya risiko akan berdampak pada penerimaan suatu usaha dan berpengaruh langsung terhadap keberhasilan suatu usaha. Tanaman hias adenium adalah tanaman hias yang memiliki keunggulan karena memiliki bonggol yang unik dan warna bunga yang beranekaragam. Dalam memproduksi tanaman hias adenium dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan generatif yaitu dengan biji dan dengan vegetatif yaitu dengan sambung. Pada Perusahaan Anisa Adenium, produksi tanaman hias adenium dengan menggunakan biji yaitu dilakukan pada varietas Arabicum dan Taisoco. Sedangkan produksi dengan cara sambung dilakukan pada varietas Obesum. Untuk varietas Arabicum dan Taisoco, perbanyakan dilakukan dengan biji yang diperoleh dari Thailand. Pada dasarnya antara varietas Arabicum dan Taisoco tidak ada perbedaan. Letak perbedaannya yaitu pada warna bonggolnya, dimana bonggol varietas Taisoco berwarna abu-abu dan lebih mengkilap. Pada proses produksinya, tanaman hias adenium kedua varietas ini memiliki tingkat kesulitan pada saat proses perkecambahan. Daya tumbuh yang relatif lebih rendah menjadi pemicu adanya ketidak seragaman pertumbuhan adenium. Hal ini merupakan salah satu pemicu adanya risiko dalam memproduksi tanaman hias adenium varietas Arabicum dan Taisoco. Proses produksi secara generatif dapat dilihat pada Lampiran 5. Sedangkan untuk tanaman hias adenium varietas Obesum diperbanyak dengan cara sambung. Proses produksi dengan cara sambung dapat dilihat pada Lampiran 6. Untuk batang bawahnya Perusahaan Anisa Adenium membeli dari petani lokal, sedangkan untuk entres diperoleh dari Thailand. Pengadaan input yang baik dan sehat menjadi salah satu point penting dalam keberhasilan produksi. Namun, dalam pada saat proses penyambungan perlu diperhatikan keterampilan dari tenaga kerja. Dimana, tenaga kerja yang terampil dan sterilisasi 56

2 alat dan bahan yang digunakan menjadi faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil yang baik, oleh karena itu hal tersebut harus benar-benar diperhatikan. Sumber-sumber risiko yang ada pada perusahaan Anisa Adenium dalam mengusahakan tanaman hias adenium antara lain dikarenakan perubahan 1) cuaca atau iklim; 2) serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit erat kaitannya dengan kondisi cuaca, dimana pada musim kemarau hama lebih menyerang tanaman, sedangkan pada musim hujan penyakit lebih sering menyerang tanaman; 3) teknik perbanyakan tanaman yang kurang tepat; 4) kondisi peralatan dan bangunan yang kurang memadai pada kegiatan produksi; 5) tenaga kerja yang kurang terampil. Risiko usaha tanaman hias adenium yang dibahas dalam penelitian ini difokuskan pada tiga varietas adenium yang diusahakan oleh Perusahaan Anisa Adenium yaitu Arabicum, Obesum, dan Taisoco. Penentuan risiko produksi pada penelitian ini didasarkan pada penilaian varians, standar deviasi, dan koefisien variasi yang diperoleh dari hasil peluang terjadinya suatu kejadian. Peluang terjadinya suatu kejadian dapat dilihat dari kondisi tertinggi, normal, dan terendah dari persentase keberhasilan yang dihasilkan oleh masing-masing varietas. Penentuan peluang kondisi tertinggi, normal dan terendah ditentukan perusahaan berdasarkan pengetahuan tentang budidaya tanaman. Dimana bila persentase keberhasilan diatas 80 persen merupakan keberhasilan yang maksimal yang diperoleh oleh perusahaan sehingga perusahaan memperoleh keuntungan maksimal, sedangkan jika persentase di bawah 60 persen merupakan tingkat keberhasilan terendah yang dapat membuat perusahaan tidak mencapai keuntungan maksimal bahkan perusahaan bisa memperoleh kerugian karena biaya produksi yang dikeluarkan tidak dapat tertutupi oleh penjualan produk yang dihasilkan. Kondisi normal merupakan kondisi rata-rata perusahaan, dimana persentase keberhasilannya berada diantara kondisi tertinggi dan kondisi terendah. Pada kondisi normal perusahaan dapat mengembalikan biaya produksi yang dikeluarkan, karena pada kondisi ini perusahaan dapat memperoleh keuntungan atau hanya dapat menutupi biaya produksi yang dikeluarkan. Dengan kata lain, pada kondisi normal perusahaan berada pada titik impas. 57

3 Pada Tabel 18, produksi pada masing-masing varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco diperoleh dari jumlah perbanyakan masing-masing 600, 2000 dan 300, dimana hasil produksi pada setiap periode produksi tidak tetap/bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari tingkat keberhasilan produksi yang dihasilkan. Penerimaan yang didapat pada Tabel 18, diperoleh dari jumlah produksi tanaman yang berumur 3 bulan dengan harga tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco masing-masing adalah Rp /pot, Rp /pot, Rp /pot. Peluang yang didapat dari ketiga varietas pada delapan periode yaitu 0,25 untuk kondisi tertinggi, 0,50 untuk kondisi normal dan 0,25 untuk kondisi terendah. Penentuan peluang untuk masing-masing kondisi ditentukan berdasarkan persentase keberhasilan produksi tanaman hias adenium yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 18. Rata-rata Produksi, Persen Keberhasilan dan Penerimaan Perusahaan Anisa Adenium Tahun Rata-rata Varietas Penerimaan Kondisi Peluang Produksi Keberhasilan Adenium (Rp) (Pot) (%) Arabicum Tertinggi 0,25 495,00 82, Normal 0,50 423,00 70, Terendah 0,25 333,00 55, Obesum Tertinggi 0, ,00 81, Normal 0, ,00 67, Terendah 0, ,00 58, Taisoco Tertinggi 0,25 241,50 80, Normal 0,50 212,25 70, Terendah 0,25 177,00 59, Tabel 18 juga menunjukkan kondisi produksi, persentase keberhasilan dan pendapatan masing-masing varietas adenium pada setiap periode. Adanya produksi, persentase keberhasilan dan pendapatan yang berfluktuasi mengindikasikan peluang perusahaan memperoleh produksi dan pendapatan pada setiap periode kejadian dapat diamati dengan mempertimbangkan periode waktu selama proses produksi berlangsung. Tabel 18 memperlihatkan bahwa adenium varietas Obesum memiliki produksi tertinggi dibandingkan dengan kedua varietas yang lain yaitu berkisar dari pot sampai pot dengan persentase 58

4 keberhasilan rata-rata berkisar antara 58,5 persen sampai 81,5 persen. Demikian juga halnya dengan dengan range pendapatan antara ketiga varietas adenium, varietas Obesum memiliki range pendapatan yang paling tinggi berkisar antara Rp sampai Rp Produksi tertinggi merupakan tingkat produksi maksimal yang pernah diperoleh perusahaan selama periode produksi berlangsung sedangkan produksi normal merupakan tingkat produksi yang sering terjadi. Berbeda halnya dengan produksi terendah yang merupakan tingkat produksi minimal yang diperoleh perusahaan selama produksi berlangsung. Produksi yang diharapkan oleh perusahaan adalah produksi tertinggi dengan frekuensi yang tinggi karena akan berimplikasi positif terhadap pendapatan yang diperoleh perusahaan. Dalam hal ini terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya risiko pada usaha tanaman hias adenium diantaranya sebagai berikut: a. Kondisi cuaca atau iklim Kondisi cuaca atau iklim menjadi salah satu faktor munculnya risiko dalam produksi tanaman hias adenium. Hal ini dikarenakan perubahan cuaca yang sulit diprediksi. Kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan adenium. Secara teknik tanaman hias adenium sangat rentan terhadap kelebihan air, sehingga curah hujan yang terlalu tinggi dapat berdampak negatif kepada produksi dan keberhasilan dalam perbanyakan tanaman hias adenium. Keberhasilan tanaman hias adenium dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim, dimana apabila curah hujan terlalu tinggi akan membuat merusak tanaman karena kadar air di dalam bonggol adenium akan meningkat sehingga dapat menyebabkan bonggol menjadi busuk. Perubahan kondisi cuaca akan berhubungan dengan serangan hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman hias adenium. Ketika musim kemarau, umumnya populasi hama meningkat sementara ketika musim hujan umumnya penyakit lebih sering menyerang. Perusahaan Anisa Adenium dalam memproduksi tanaman hias adenium menerapkan sistem tanam tanpa menggunakan pelindung dalam proses penanamannya, sehingga tanaman dapat langsung terkena cahaya matahari. Pemilihan lokasi usaha yang memiliki curah hujan yang relatif rendah dapat menjadi salah satu alternatif untuk menekan risiko 59

5 produksi adenium. Di samping ini juga perusahaan menerapkan sistem penanaman dengan menggunakan rak tanaman agar tanaman dapat lebih teratur, dan juga jarak antara pot tanaman dapat diatur agar tidak terlalu rapat sehingga dapat menekan pertumbuhan hama dan penyakit. Untuk dapat menekan risiko yang disebabkan oleh cuaca dan iklim, sebaiknya perusahaan dapat menerapkan sistem pemasangan paranet pada saat musim hujan, agar jumlah air yang masuk ke dalam pot tanaman dapat lebih ditekan sehingga kerusakan tanaman lebih sedikit. Namun, kendala penggunaan sistem ini adalah biaya untuk pembuatan paranet yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan biaya produksi tanaman hias adenium. b. Serangan Hama dan Penyakit Hama dan penyakit merupakan salah satu sumber risiko yang dapat merusak tanaman dan menyebabkan produksi tanaman hias adenium menjadi tidak optimal. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman hias adenium pada umumnya berkaitan dengan kondisi cuaca dan iklim di tempat produksi. Serangan hama pada umumnya lebih sering menyerang tanaman pada musim kemarau dengan curah hujan rendah, terpaan sinar matahari panjang dan suhu udara yang relatif tinggi. Sedangkan pada musim hujan, penyakit lebih sering menyerang tanaman. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan oleh pihak pemilik dan karyawan, maka dapat diketahui bahwa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman hias adenium di perusahaan Anisa Adenium cukup banyak. Adapun jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman hias adenium antara lain Red spider (Tungau Merah), Aphids (kutu kuning), Mealy bugs (kutu putih), Thrips sp, Stink bugs, Nematoda, Larva lepidptera (ulat), Cendawan dothiorella sp, Cendawan white spot dan bakteri. Upaya penanganan yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium adalah dengan melakukan penyemprotan pestisida secara rutin, dan selalu memantau tanaman setiap hari, sehingga jika terdapat hama dan penyakit pada tanaman maka dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin. 60

6 c. Teknik Perbanyakan Pada tanaman hias adenium terdapat dua terknik perbanyakan yaitu secara generatif dengan menggunakan biji untuk varietas adenium Arabicum dan Taisoco dan secara vegetatif dengan teknik sambung untuk varietas Obesum. Benih atau bibit tanaman menjadi salah satu sumber risiko dalam proses produksi adenium. Kualitas benih atau bibit berpengaruh terhadap perbanyakan tanaman, dimana benih atau bibit yang mempunyai kualitas rendah akan mempengaruhi produksi adenium. Kualitas benih atau bibit yang kurang baik akan menjadikan pertumbuhan tanaman tidak normal dan rentan terhadap penyakit. Untuk tanaman hias adenium varietas Arabicum dan Taisoco, kualitas benih yang ditanam sangat mempengaruhi keberhasilan tanaman, dimana jika kualitas benih yang kurang baik akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Kualitas benih yang kurang baik akan menghambat daya tumbuh tanaman sehingga akan menghasilkan tanaman yang tidak seragam. Hal ini menjadi sumber risiko yang perlu diperhatikan, sebab pertumbuhan yang tidak seragam akan berdampak pada kriteria tanaman hias adenium yang telah ditentukan oleh perusahaan, sehingga pada saat panen, tanaman yang tidak memenuhi kriteria akan digolongkan ke dalam tanaman tidak berhasil sebab kualitas tanaman tidak seperti kualitas tanaman yang normal. Sedangkan untuk tanaman hias adenium varietas Obesum, kualitas bibit yang digunakan juga harus diperhatikan, baik batang atas maupun batang bawah. Penggunaan batang atas dan batang bawah yang baik akan mempengaruhi penyambungan tanaman. Kualitas batang atas dan batang bawah yang baik akan mempengaruhi keberhasilan sambungan. Di samping itu juga, proses penyambungan juga harus tetap di perhatikan karena pada saat proses penyambungan kondisi alat harus steril sehingga bekas sayatan sambungan tidak terkontaminasi oleh bakteri. Untuk itu, perusahaan Anisa Adenium mengupayakan untuk selalu selektif dalam memilih benih atau bibit yang akan digunakan, dan juga memperhatikan teknik-teknik dalam memproduksi tanaman hias adenium untuk dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan dan kegagalan dalam proses 61

7 perbanyakan, sehingga hasil dari produksi yang akan diperoleh dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. d. Peralatan dan Bangunan Peralatan dan bangunan dapat menjadi sumber yang menyebabkan risiko dalam pengusahaan tanaman hias adenium. Peralatan dan bangunan yang terpelihara dengan baik dapat mendukung keberhasilan suatu usaha. Namun, peralatan dan bangunan yang kurang terpelihara dengan baik dapat menghambat kegiatan/usaha yang dijalankan sehingga menjadi sumber risiko bagi kelangsungan suatu usaha. Bangunan dan peralatan yang paling berperan penting dalam kegiatan produksi tanaman hias adenium adalah rak tanaman dan peralatan perbanyakan tanaman. Dimana, rak tanaman berfungsi sebagai tempat penyimpanan tanaman, sehingga jika kondisi rak tidak dijaga kebersihan dan perawatannya maka akan menjadi sumber risiko pada tanaman. Dengan adanya perawatan dan kondisi yang bersih pada rak tanaman maka akan memperkecil serangan hama dan penyakit dan juga tanaman tidak mengalami kerusakan dan dapat mempermudah dalam mengontrol tanaman hias adenium. Kerusakan rak tanaman akan menjadikan tanaman adenium tidak dapat tersusun dengan baik dan juga akan menghambat proses perawatan tanaman sehingga tanaman dapat mengalami kerusakan. Peralatan yang kurang baik dan tidak memadai akan menghambat pertumbuhan tanaman dan juga akan menjadikan proses produksi tidak efektif dari segi waktu dan biaya. Peralatan pembuatan media, peralatan perbanyakan tanaman dan peralatan perawatan tanaman yang kurang diperhatikan akan menjadi sumber risiko pada tanaman hias adenium. Peralatan pembuatan media yang tidak memadai akan mempengaruhi kualitas media yang digunakan, sebab media yang kurang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang akan ditanam. Peralatan perbanyakan yang kurang steril akan memicu adanya penyakit yang dapat menjadikan produksi tidak optimal sehingga akan mempengaruhi keberhasilan tanaman hias adenium. Apabila peralatan perawatan tanaman yang tidak memadai dan tidak baik juga dapat menjadi pemicu timbulnya risiko dalam memproduksi tanaman hias adenium. Jika peralatan perawatan tidak memadai, akan menjadikan proses produksi tidak efisien, karena akan menghambat proses 62

8 produksi dan juga akan mempengaruhi sumberdaya yang digunakan khususnya dalam penggunaan tenaga kerja. Sedangkan peralatan perawatan yang tidak steril akan memicu serangan hama dan penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk itu, perusahaan Anisa Adenium sebaiknya memperhatikan bangunan dan peralatan yang digunakan, baik peralatan pembuatan media, peralatan perbanyakan tanaman maupun peralatan perawatan tanaman. Bangunan dan peralatan yang memadai akan menjadikan prose produksi lebih efisien, sedangkan peralatan dan bangunan yang bersih dan streril dapat mencegah serangan hama dan penyakit sehingga dapat meminimalkan risiko dalam memproduksi tanaman hias adenium. e. Keterampilan Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan sumberdaya yang penting bagi perusahaan karena akan dapat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas perusahaan. Adanya tenaga kerja yang terampil, berpendidikan, dan berpengalaman sangat penting untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Tenaga kerja yang kurang terampil dapat menjadi sumber risiko bagi perusahaan, hal ini berpengaruh negatif terhadap hasil produksi tanaman. Berdasarkan wawancara di lapangan, tenaga kerja pernah melakukan kesalahan dalam kegiatan produksi tanaman hias adenium. Kesalahan tersebut terjadi pada saat penanaman biji, penyambungan benih, pemberian pestisida dan pupuk yang salah dan berlebihan. Tenaga kerja yang tidak terampil dapat menjadi sumber risiko yang dapat mempengaruhi keberhasilan tanaman hias adenium. Pada perbanyakan tanaman hias adenium, tenaga kerja mempunyai peran yang sangat besar dalam keberhasilan tanaman. Tenaga kerja yang kurang terampil dan ceroboh akan mempengaruhi keberhasilan tanaman. Jika tenaga kerja tidak terampil maka pada proses penanaman biji dan pernyambungan tanaman akan mengalami kegagalan yang berakibat terhadap daya tumbuh dan keberhasilan sambungan. Begitu juga pada saat perawatan tanaman, tenaga kerja yang kurang terampil akan mengakibatkan perawatan yang kurang maksimal sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. 63

9 Untuk itu, perusahaan melakukan upaya pencegahan dengan selalu melakukan pengawasan pada proses produksi mulai dari pemilihan biji dan bibit, pembuatan media, penanaman, perawatan dan juga perbanyakan tanaman. Selain itu juga, perusahaan juga memberi pelatihan bagi karyawan untuk dapat memproduksi tanaman hias adenium dengan baik dan juga untuk mengembangkan pengetahuan tentang tanaman hias adenium. Namun, pelatihan bagi karyawan akan mempengaruhi biaya produksi tanaman hias adenium, sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih besar. Sebaiknya perusahaan Anisa Adenium harus mengalokasikan dana khusus untuk pelatihan karyawan agar dapat mengembangkan pengetahuan karyawan dalam memproduksi tanaman hias adenium. Penyebab tidak tercapainya keberhasilan produksi dari tanaman adenium sehat dan siap dipasarkan berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh perusahaan Anisa Adenium untuk varietas Arabicum dan Taisoco adalah : 1. Kadar air yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan bonggol menjadi busuk sedangkan kadar air yang rendah dapat membuat bonggol keriput dan mengecil, untuk itu kadar air harus benar-benar diperhatikan. Permukaan bonggol juga harus diperhatikan, permukaan bonggol harus bebas dari serangan hama dan penyakit terutama jamur karena serangan hama dan penyakit dapat merusak permukaan bonggol dan menjadikan bonggol menjadi kusam sehingga dapat merusak tanaman secara keseluruhan. 2. Pertumbuhan batang tanaman hias adenium juga harus diperhatikan. Perawatan dan pemberian nutrisi sesuai akan membuat batang tumbuh dengan baik. Pada batang juga harus diperhatikan serangan hama dan penyakit, karena hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan juga dapat merusak batang. Batang tanaman hias adenium sangat rentan terhadap jamur yang membuat warna batang menjadi kusam. Hal ini juga dapat dipicu oleh adanya kondisi dan cuaca yang tidak mendukung. 3. Untuk daun tanaman hias adenium harus benar-benar diperhatikan karena daun merupakan tempat untuk menghasilkan makanan untuk tanaman tersebut. Pemberian nutrisi dan perawatan serta pengendalian hama dan penyakit yang baik akan menghasilkan daun adenium yang berwarna hijau 64

10 segar, tidak kusam, tidak ada bercak goresan, bekas telur hama atau bekas sarang serangga lainnya. Sedangkan untuk tanaman hias adenium varietas Obesum perlu diperhatikan terlebih dahulu batang bawah yang akan digunakan. Batang bawah yang dipilih harus benar-benar sehat karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman hias adenium pada saat akan disambung. Pada saat proses penyambungan, hal yang perlu diperhatikan adalah alat dan bahan yang digunakan, dimana harus disterilisasikan dahulu dengan menggunakan alkohol, kemudian pekerja yang melakukan sambung juga harus benar-benar sudah terlatih karena kecepatan dan ketepatan dalam menyambung batang atas dan batang bawah menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan sambungan. Setelah melakukan sambung, maka tanaman harus diperhatikan penempatannya agar berhasil. Tanaman adenium varietas Obesum dikatakan berhasil jika tanaman yang disambung dibuka dari sungkupnya setelah 7-8 hari, tanaman sudah mengeluarkan tunas daun baru dari batang yang telah disambung, warna tunas hijau segar, bonggol dan batang tidak kusam, dan tidak banyak bekas luka sayatan, tanaman dalam keadaan sehat dan siap untuk dipasarkan Analisis Risiko Produksi Analisis risiko merupakan sebuah tahapan komprehensif dalam proses penilaian risiko. Kegiatan penilaian ini dimulai dengan perhitungan peluang, nilai expected return, hingga nilai besaran risiko. Nilai hasil perhitungan peluang dan rata-rata penerimaan yang dilakukan sebelumnya dijadikan sebagai bahan perhitungan lanjutan, yaitu untuk mengukur nilai expected return. Nilai expected return merupakan nilai harapan produksi berdasarkan masing-masing kejadian. Setelah dilakukan pengukuran peluang dari kejadian yang terjadi maka dilakukan penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dengan menggunakan expected return. Expected return yang dihitung berdasarkan jumlah dari nilai yang diharapkan terjadinya peluang masing-masing kejadian pada adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco. Expected return merupakan total nilai penerimaan yang diharapkan dikalikan dengan peluang kondisi yang ada. Total penerimaan dan peluang pada expected return diperoleh berdasarkan 65

11 perhitungan pada Tabel 18. Penilaian expected return tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Penilaian Expected Return adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco pada perusahaan Anisa Adenium Varietas Adenium Expected Return (Rp) Arabicum Obesum Taisoco Dari Tabel 19 diketahui bahwa expected return Obesum merupakan yang paling tinggi dibandingkan kedua varietas yang lain. Hal ini disebabkan perusahaan Anisa Adenium lebih berkonsentrasi pada komoditas tersebut dibandingkan yang lainnya. Perusahaan lebih berkonsentrasi pada komoditas Obesum berdasarkan pertimbangan permintaan pasar Obesum cenderung lebih tinggi dan relatif lebih stabil dibandingkan Arabicum dan Taisoco. Hal tersebut menjadi dasar bagi pihak perusahaan yang lebih berkonsentrasi pada produksi Obesum. Oleh karena itu sebagian besar lahan difokuskan pada Obesum sehingga produksinya juga lebih tinggi. Produksi yang lebih tinggi ini akan berpengaruh pada penerimaan yang diharapkan (expected return) oleh perusahaan yang juga akan ikut meningkat. Penilaian expected return yang diperoleh selanjutnya akan digunakan sebagai bahan perhitungan selanjutnya. Proses tahapan selanjutnya adalah mengukur nilai dan besaran simpangan atau gap antara expected return dengan realisasi nilai produksi yang diperoleh Perusahaan Anisa Adenium. Pengukuran akan dilakukan dengan dua cara yaitu: pengukuran risiko tunggal dan pengukuran risiko diversifikasi. Perhitungan ini ditujukan untuk membandingkan nilai risiko apabila hanya melakukan satu varietas adenium dengan mengusahakan lebih dari satu varietas adenium Analisis Risiko Komoditas Tunggal Penilaian risiko pada komoditas tunggal dilihat berdasarkan tingkat pendapatan yang diperoleh dari varietas adenium Arabicum, Obesum, dan Taisoco. Penilaian risiko dapat dihitung dengan menggunakan Expected return, 66

12 Variance, Standard Deviation dan Coefficient Variation. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Penilaian Risiko Spesialisasi Adenium Varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco Varietas Expected Standard Coefficient Variance Adenium Return (Rp) Deviation Variation Arabicum ,367 Obesum ,120 Taisoco ,108 Penilaian risiko pada tabel 20 dapat dihubungkan dengan Gambar 1, dimana jika dilihat dari grafik persentase keberhasilan produksi tanaman hias adenium ketiga varietas dapat disimpulkan bahwa fluktuasi keberhasilan produksi berpengaruh terhadap nilai coefficient variation setiap varietas adenium. Nilai coefficient variation untuk varietas Arabicum lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya. Hal ini disebabkan persentase keberhasilan produksi adenium varietas Arabicum yang relatif tidak stabil dari delapan periode yang ada, sehingga grafik tersebut dapat menjelaskan bahwa jika persentase keberhasilan produksi mengalami fluaktuasi yang signifikan, maka nilai coefficient variation dari varietas tersebut akan tinggi. Tingginya nilai coefficient variation untuk adenium varietas Arabicum mengindikasikan bahwa risiko yang dihadapi perusahaan saat memproduksi varietas tersebut adalah tinggi. Berdasarkan hasil penilaian risiko pada kegiatan spesialisasi, didapat bahwa nilai Coefficient Variation yang diperoleh menujukkan adenium varietas Taisoco nilai yang lebih rendah dibandingkan dua varietas lain, yaitu 0,382. Hal ini menunjukan bahwa adenium varietas Taisoco memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan Arabicum dan Obesum, karena semakin besar nilai Coefficient Variation maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa adenium varietas Taisoco memiliki risiko paling rendah dibandingkan dengan Arabicum dan Obesum. Hal ini disebabkan karena adenium varietas Taisoco memiliki karakteristik benih yang mempunyai daya tumbuh lebih tinggi bila dibandingkan adenium varietas Arabicum. Adenium varietas Taisoco juga lebih tahan terhadap hama dan penyakit sehingga pertumbuhan tanaman lebih baik dibandingkan 67

13 varietas lain. Pada dasarnya, adenium varietas Taisoco memiliki keunggulan bonggol bila dibandingkan adenium varietas Arabicum, bonggol adenium varietas Taisoco memiliki warna yang lebih mengkilap sehingga varietas ini banyak diminati oleh para hobiis. Namun pengadaan benih varietas Taisoco sangat terbatas, hal ini disebabkan oleh karakteristik tanaman yang sulit menghasilkan biji sehingga harga dari benih adenium varietas Taisoco jauh lebih tinggi dibandingkan adenium varietas Arabicum. Sehingga perusahaan tidak dapat memproduksi dalam kapasitas besar walaupun jumlah permintaan konsumen akan varietas ini cukup tinggi. Adenium varietas Arabicum mempunyai nilai variance yang paling tinggi dibandingkan dengan varietas Obesum dan Taisoco yaitu sebesar , demikian juga halnya dengan nilai standard deviation adenium varietas Arabicum mempunyai nilai tertinggi diantara ketiga varietas adenium. Dilihat dari nilai coefficient variation yang tertinggi, adenium varietas Arabicum memliki nilai coefficient variation yang lebih tinggi dibandingkan kedua varietas adenium lain, yaitu 0,367. Nilai tersebut berarti setiap memproduksi satu pot tanaman adenium varietas Arabicum maka akan memperoleh risiko sebesar 0,367. Hal ini menggambarkan bahwa varietas Arabicum memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan varietas Obesum dan Taisoco. Tingginya tingkat risiko adenium varietas Arabicum disebabkan karena karakteristik dari benih varietas Arabicum yang lebih sulit untuk tumbuh atau dorman sehingga pertumbuhan tanaman tidak seragam. Adenium varietas Arabicum merupakan tanaman yang cukup manja sehingga perawatan terhadap varietas ini lebih banyak dibandingkan varietas lain. Selain itu, varietas Arabicum juga rentan terhadap hama dan penyakit dan juga kondisi cuaca, sehingga berpengaruh terhadap produksi dan keberhasilan varietas ini. Sedangkan nilai coefficient variation adenium varietas Obesum adalah 0,120 yang berarti setiap memproduksi satu pot tanaman hias adenium varietas Obesum akan memperoleh risiko sebesar 0,120. Nilai coefficient variation varietas Obesum berada diantara varietas Arabicum dan Taisoco. Risiko yang paling besar pada tanaman hias adenium varietas Obesum adalah pada proses penyambungan tanaman. Tenaga kerja yang terampil dan penggunaan peralatan 68

14 yang steril akan mempengaruhi tingkat keberhasilan tanaman. Dalam memproduksi adenium verietas Obesum perusahaan mendapatkan risiko yang kecil karena dalam pengadaan batang bawah dan batang atas, perusahaan dapat menekan risiko kerusakan dengan memilih kualiatas batang bawah dan batang atas yang baik sehingga keberhasilan perbanyakan tanaman dapat maksimal. Varietas ini juga memiliki keunggulan dibandingkan varietas lain, dimana jika proses penyambungan tidak berhasil, batang bawah pada tanaman yang telah disambung dapat digunakan kembali asalkan batang tersebut masih layak untuk digunakan. Untuk menekan risiko yang terjadi sebaiknya perusahaan melakukan diversifikasi ketiga varietas, yaitu Arabicum, Obesum dan Taisoco. Apabila perusahaan menghadapi risiko pada salah satu varietas adenium akan ditutupi oleh varietas lainnya, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang terlalu tinggi Analisis Risiko Diversifikasi Salah satu bentuk strategi penanganan risiko yang sering dilakukan perusahaan adalah diversifikasi usaha. Perusahaan Anisa Adenium dalam menjalankan usahanya juga turut menggunakan teknik strategi diversifikasi ini yaitu dengan mengusahakan berbagai varietas adenium. Perhitungan risiko tunggal dari masing-masing varietas adenium yang dilakukan sebelumnya merupakan gambaran besaran risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Anisa Adenium dari setiap varietas adenium. Gambaran itu merupakan nilai risiko yang dihadapi apabila Perusahaan Anisa Adenium hanya mengusahakan satu verietas adenium. Faktanya Perusahaan Anisa Adenium mengusahakan tiga varietas adenium secara bersamaan. Untuk menilai risiko ketiga varietas adenium tersebut digunakan rumusan risiko diversifikasi yang menghitung nilai risiko varietas adenium secara bersamaan. Pada saat ingin melakukan diversifikasi, sebaiknya perusahaan harus memperhatikan aspek-aspek yang ada, sehingga usaha diversifikasi yang dilakukan dapat memberi manfaat bagi perkembangan usaha yang dijalankan. Aspek-aspek yang diperhatikan oleh Perusahaan Anisa Adenium pada saat 69

15 melakukan diversifikasi tanaman hias adenium tersebut adalah aspek produksi, aspek teknologi dan juga aspek finansial. Untuk aspek produksi, Perusahaan Anisa Adenium memperhatikan jenis tanaman yang akan ditanam, dimana tanaman yang ditanam sebaiknya berfungsi untuk mendukung tanaman sebelumnya, sehingga tidak mengganggu proses produksi tanaman lainnya. Tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco merupakan tanaman yang sejenis namun memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga dalam memproduksi ketiga varietas tersebut tidak akan mengganggu proses produksi tanaman sebelumnya, baik dari segi hama maupun penyakit. Sedangkan untuk aspek teknologi, pada dasarnya ketiga varietas memiliki cara dan proses yang sama, kecuali teknik perbanyakan yang berbeda antara varietas Arabicum dan Taisoco yang diperbanyak dengan biji sedangkan varietas Obesum yang diperbanyak dengan sambung entres. Untuk itu teknologi yang digunakan untuk ketiga varietas tidak berbeda, khususnya pada saat perawatan tanaman. Sehingga perusahaan tidak perlu menambah biaya teknologi pada saat melakukan diversifikasi. Aspek finansial yang perlu diperhatikan Perusahaan Anisa Adenium adalah alokasi dana yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan diversifikasi dan juga hasil yang akan diperoleh setelah melakukan diversifikasi. Namun tujuan dari diversifikasi yang dilakukan adalah untuk meminimumkan risiko yang ada, sehingga dengan adanya kombinasi varietas adenium tersebut diharapkan dapat memperkecil kerugian yang terjadi. Perusahaan Anisa Adenium melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usaha tersebut yang disebut dengan diversifikasi. Dengan pengusahaan secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi perusahaan (risiko portofolio) menurun. Analisis perbandingan risiko yang dilakukan berdasarkan hasil return yaitu pendapatan yang diperoleh. Perhitungan risiko portofolio yang dilakukan mencakup gabungan dua varietas, dan tiga varietas. Risiko portofolio dari kombinasi dua aset yang dihitung adalah sebanyak tiga portofolio antara lain gabungan Arabicum dan Obesum, Arabicum dan Taisoco, serta Obesum dan Taisoco. Risiko portofolio dari kombinasi tiga komoditas yang dihitung adalah gabungan Arabicum, Obesum dan 70

16 Taisoco Total perhitungan risiko portofolio yang dianalisis adalah sebanyak 4 portofolio. Perhitungan risiko portofolio Arabicum, Obesum dan Taisoco pada Perusahaan Anisa Adenium dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Penilaian Risiko Portofolio pada Tanaman Hias Adenium Varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco Varietas Expected Standard Coefficient Variance Adenium Return (Rp) Deviation Variation Arab+Obes ,183 Arab+Tais ,297 Obes+Tais ,149 Arab+Obes+Tais ,108 Keterangan: Arab = Arabicum Obes = Obesum Tais = Taisoco Hasil perhitungan risiko diversifikasi yang ditampilkan pada Tabel 21 merupakan gambaran risiko yang dihadapi Perusahaan Anisa Adenium dengan melakukan dua dan tiga kombinasi usaha produksi adenium. Penjelasan mengenai hasil perhitungan risiko diversifikasi varietas adenium pada Tabel 21 tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Arabicum dengan Obesum Kombinasi antara adenium varietas Arabicum dan Obesum ini merupakan kombinasi antara kelompok adenium dengan expected return yang tinggi untuk kombinasi dua varietas adenium. Hasil perhitungan risiko diversifikasi kedua varietas adenium ini ternyata cukup besar. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat yang menyatakan high risk high return dan low risk low return, dimana risiko yang dihadapi rendah sedangkan nilai return yang diperoleh besar. Tujuan penggunaan strategi diversifikasi pada kondisi yang berisiko adalah untuk meminimalisasi besarnya risiko pada satu varietas atau usaha. Hal ini akan efektif apabila hasil penilaian risiko menunjukkan nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai risiko pada saat mengusahakan satu varietas. Pada Perusahaan Anisa Adenium nilai risiko kombinasi antara Arabicum dengan Obesum menunjukkan hasil coeffisien variation yang cukup berbeda jika dibandingkan dengan hanya mengusahakan satu varietas adenium. Nilai coeffisien 71

17 variation kombinasi antara varietas Arabicum dan Taisoco dengan nilai coeffisien variation varietas adenium Arabicum dengan perhitungan risiko tunggal yaitu masing-masing bernilai 0,183 dan 0,367. Melalui usaha diversifikasi dua varietas adenium mampu menurunkan risiko usaha sebesar 0,184. Hasil penilaian ini menunjukkan bahwa jika perusahaan mengusahakan kedua varietas antara Arabicum dengan Obesum memiliki nilai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai risiko jika perusahaan hanya mengusahakan adenium varietas Arabicum saja. Risiko diversifikasi dua varietas adenium antara Arabicum dengan Obesum merupakan risiko kedua paling tinggi diantara perhitungan risiko diversifikasi dua varietas adenium lainnya, ini disebabkan oleh kombinasi dua varietas yang salah satunya memiliki nilai coeffisien variation yang tinggi, sehingga menghasilkan nilai coeffisien variation yang tinggi juga. Hal ini tidak terlepas dari tingginya fluktuasi produksi kedua varietas. Selain itu pengusahaan adenium varietas Arabicum juga mempunyai karakteristik benih yang mempunyai daya tumbuh yang cukup kecil sehingga mempengaruhi keberhasilan produksi. Di samping itu juga varietas Arabicum cukup rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit, yang menyebabkan penurunan kualitas produksi tanaman hias adenium. 2. Arabicum dengan Taisoco Strategi diversifikasi yang kedua merupakan kombinasi antara Arabicum dengan Taisoco. Kombinasi ini merupakan kombinasi antara varietas dengan nilai expected return yang terendah dibandingkan dengan kombinasi lainnya. Namun kombinasi kedua varietas tersebut memiliki risiko yang paling tinggi dibandingkan kombinasi lainnya. Hasil perhitungan risiko pada kedua varietas adenium ini menunjukkan angka yang cukup berbeda jika mengusahakan salah satu varietas adenium. Nilai coefficient variation pengusahaan adenium varietas Arabicum dengan Taisoco bernilai 0,297. Nilai ini dapat diartikan sebagai besaran risiko yang dihadapi per setiap return yang diharapkan pada saat melakukan produksi adenium varietas Arabicum dan Taisoco. 72

18 Usaha diversifikasi antara adenium varietas Arabicum dengan Taisoco ini memiliki manfaat yang cukup baik saat Perusahaan Anisa Adenium hanya mengusahakan varietas Arabicum. Perbandingan antara nilai risiko tunggal dengan risiko diversifikasi usaha adenium varietas Arabicum memiliki selisih sebesar 0,07. Namun jika perbandingannya dilakukan dengan adenium varietas Taisoco, maka manfaat untuk mengurangi risiko tidak dapat dilakukan karena nilai coefficient variation untuk adenium varietas Taisoco lebih kecil dibandingkan dengan nilai coefficient variation gabungan antara kedua varietas tersebut. Kombinasi risiko diversifikasi antara Arabicum dengan Taisoco lebih efektif pada kondisi dimana Perusahaan Anisa Adenium hanya mengusahakan adenium varietas Arabicum saja. Rendahnya nilai risiko diversifikasi adenium varietas Arabicum dengan Taisoco adalah dikarenakan proporsi penggunaan sumberdaya input sebagian besarnya digunakan untuk mengusahakan adenium varietas Taisoco, sehingga besarnya risiko pada pengusahaan adenium varietas Arabicum menjadi berkurang. Berdasarkan informasi di lapangan menyebutkan bahwa adenium varietas Taisoco merupakan varietas yang benihnya cukup sulit untuk diperoleh, karena karakteristik dari tanaman yang sulit untuk menghasilkan benih. Sehingga jumlah pasokan benih impor sangat terbatas. Namun dalam proses budidayanya, varietas ini merupakan varietas yang memiliki ketahanan terhadap penyakit, sehingga lebih kuat dibandingkan kedua varietas lainnya. Hal ini juga merupakan pemicu tingginya harga dari adenium varietas Taisoco. 3. Obesum dengan Taisoco Diversifikasi adenium varietas Obesum dengan Taisoco merupakan kombinasi varietas adenium dengan nilai expected return tertinggi dan terendah. Kombinasi diversifikasi kedua varietas ini juga memiliki nilai expected return tertinggi kedua setelah kombinasi Arabicum dan Obesum. Tingginya nilai expected return memiliki hubungan yang positif dengan besarnya risiko yang dihadapi. Nilai risiko yang diperoleh melalui perhitungan coefficient variation sebesar 0,149. Nilai ini memilki pengertian bahwa Perusahaan Anisa Adenium 73

19 menghadapi risiko produksi kombinasi varietas Obesum dengan Taisoco senilai 0,149 per setiap return yang diharapkan. Risiko kombinasi adenium varietas Obesum dengan Taisoco cukup tinggi dibandingkan dengan nilai coefficient variation pada masing-masing varietas. Dengan adanya kombinasi adenium varietas Obesum dengan Taisoco tidak dapat menurunkan risiko, karena nilai coefficient variation untuk kombinasi kedua varietas adenium lebih tinggi dibandingkan dengan nilai coefficient variation pada varietas tunggal. Untuk itu, berdasarkan nilai coeffisien variation kombinasi kedua varietas, sebaiknya perusahaan mengusahakan varietas tunggal saja. Berdasarkan informasi di lapangan, adenium varietas Obesum merupakan varietas yang cukup mudah untuk di budidayakan, karena input dapat diperoleh dengan lebih mudah. Namun pada pelaksanaan perbanyakan varietas ini, sangat diperlukan keterampilan. Tenaga kerja yang terampil saat proses perbanyakan dan juga sterilisasi alat-alat dan bahan untuk perbanyakan merupakan salah satu tolak ukur dalam keberhasilan produksi. Untuk itu, varietas adenium ini sangat rentan terhadap tenaga kerja dan juga sterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan. 4. Arabicum, Obesum dan Taisoco Kombinasi antara adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco merupakan kombinasi portofolio dengan tiga varietas adenium. Kombinasi ketiga varietas adenium ini merupakan kombinasi yang menunjukkan nilai risiko secara keseluruhan. Perhitungan expected return yang dimiliki oleh ketiga kombinasi ini menunjukkan angka tertinggi dari nilai expected return seluruh kombinasi diversifikasi. Perolehan nilai risiko diversifikasi melalui perhitungan coefficient variation adalah 0,108. Besarnya nilai risiko yang dihadapi pada saat melakukan kombinasi ketiga varietas adenium menunjukkan nilai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kombinasi diversifikasi lainnya. Kombinasi ketiga varietas adenium ini efektif dilakukan, karena dengan adanya usaha diversifikasi ketiga varietas ini mampu mengurangi tingginya nilai risiko tunggal yang dihadapi pada masing-masing varietas. Hasil penilaian seluruh risiko diversifikasi yang diterapkan oleh Perusahaan Anisa Adenium efektif dilakukan untuk mengurangi nilai risiko yang dihadapai. Hai ini dapat dilihat pada 74

20 Tabel 22. Proporsi perbandingan penggunaan sumberdaya modal yang digunakan untuk adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco adalah masing-masing 24 persen, 61 persen dan 15 persen. Nilai risiko cenderung lebih tinggi pada usaha diversifikasi yang mengandung varietas Arabicum dibandingkan usaha diversifikasi yang tidak mengandung Arabicum. Hal ini disebabkan varietas Arabicum memiliki tingkat risiko yang tinggi sehingga jika dilakukan kombinasi akan menghasilkan nilai coeffisien variation yang tinggi juga dan berimplikasi terhadap risiko yang diperoleh akan tinggi juga. Namun produksi varietas Obesum lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Arabicum dan Taisoco. Hal ini berpengaruh pada proporsi luas lahan Obesum yang paling luas diantara varietas adenium yang diusahakan Perusahaan Anisa Adenium. Perbedaan luas tanam ini berpengaruh pada penghitungan risiko portofolio terutama fraksi portofolio Obesum yang paling tinggi dibandingkan kedua varietas lainnya. Hal inilah yang menyebabkan nilai risiko portofolio usaha diversifikasi yang mengandung varietas Obesum relatif akan tinggi juga. Tabel 22. Penilaian Risiko Tunggal dan Portofolio pada Tanaman Hias Adenium Varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco Tahun Varietas Adenium Expected Standard Coefficient Variance Return (Rp) Deviation Variation Risiko Tunggal Arab ,367 Obes ,120 Tais ,108 Risiko Portofolio Arab+Obes ,183 Arab+Tais ,297 Obes+Tais ,149 Arab+Obes+Tais ,108 Keterangan: Arab = Arabicum Obes = Obesum Tais = Taisoco Berdasarkan hasil perbandingan risiko pada ketiga varietas adenium yang dilakukan Perusahaan Anisa Adenium disimpulkan bahwa diversifikasi dapat 75

21 mengurangi risiko yang ada. Tetapi dengan melakukan diversifikasi tidak sertamerta berarti menghilangkan risiko atau membuat risiko menjadi nol. Artinya meskipun perusahaan telah melakukan diversifikasi, perusahaan tetap menghadapi risiko. Hal ini dapat dilihat pada hasil perbandingan risiko produksi yang diperoleh yakni nilai variance, standard deviation, coefficient variation tidak sama dengan nol. Dengan adanya diversifikasi maka kegagalan pada salah satu usaha diharapkan bisa dikompensasi dari usaha yang lainnya. Oleh karena itu diversifikasi merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi produksi. Berdasarkan perhitungan risiko yang dilakukan, sebaiknya konsumen memilih ketiga varietas adenium untuk meminimumkan risiko yang ada. Namun apabila konsumen ingin menanam satu varietas adenium saja, sebaiknya memilih varietas Obesum karena varietas ini memiliki nilai coefficient variation yang kecil dan juga mudah untuk diperoleh. Disamping itu, varietas Obesum mempunyai keunggulan yaitu harga yang terjangkau dan juga terdiri dari beranekaragam warna sehingga lebih indah untuk dilihat. Sedangkan untuk varietas Taisoco, walaupun memiliki nilai coefficient variation yang kecil, tetapi jumlah tanaman yang tersedia sangat terbatas sehingga harga dari varietas ini lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya Strategi Pengelolaan Risiko Strategi pengelolaan risiko merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh risiko. Strategi pengelolaan risiko yang baik akan mampu menekan dampak risiko yang ditimbulkan sehingga perusahaan dapat memperoleh pendapatan sesuai yang ditargetkan sebaliknya dengan penanganan risiko yang kurang tepat akan menimbulkan kerugian pada perusahaan. Strategi pengelolaan risiko yang diterapkan di perusahaan diharapkan merupakan strategi yang tepat dan efektif dalam menekan risiko. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium dalam mengatasi risiko yang dihadapi adalah dengan terlebih dahulu mengidentifikasi risiko-risiko yang ada kemudian dievaluasi selanjutnya diambil tindakan untuk meminimalisir risiko. 76

22 Analisis risiko yang merupakan rangkaian usaha penanganan dan pengendalian tingginya nilai risiko yang dihadapi sebuah perusahaan menempatkan kegiatan penyusunan strategi penanganan risiko ini sebagai langkah final atau tahapan terakhir. Artinya, tahapan strategi penanganan risiko ini merupakan kajian aplikatif yang harus diterapkan apabila perusahaan hendak mengurangi dan mengendalikan risiko yang sedang dihadapi. Strategi penanganan risiko yang disusun merupakan bentuk kajian yang diambil berdasarkan kondisi sebenarnya yang terjadi pada perusahaan. Usaha produksi tanaman hias adenium yang difokuskan kepada ketiga varietas adenium memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi dan membutuhkan strategi penanganan risiko yang tepat. Perusahaan Anisa Adenium sebagai perusahaan agribisnis juga sebenarnya sudah menyadari adanya risiko pada usaha produksi tanaman hias adenium yang mereka usahakan, dan perusahaan juga telah melakukan bebarapa langkah penanganan risiko, antara lain: dengan memperhatikan kondisi cuaca dan iklim yang terjadi sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengantisipasi kegagalan misalnya penggunaan paranet pada saat musim hujan sehingga jumlah air yang masuk ke dalam pot tanaman dapat lebih sedikit sehingga kadar air dalam bonggol adenium tetap stabil. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi serangan hama dan penyakit yang terjadi pada tanaman hias adenium, untuk itu hal ini harus benar-benar diperhatikan dalam memproduksi tanaman hias adenium. Perusahaan Anisa Adenium juga harus memperhatikan tenaga kerja yang ada, dimana tenaga kerja yang kurang terampil akan mempengaruhi keberhasilan produksi. Salah satu faktor ketidakberhasilan produksi adalah pada teknik perbanyakan, hal ini disebabkan kurang terampilnya tenaga kerja dalam melakukan perbanyakan. Pada saat perbanyakan tanaman harus diperhatikan kecepatan dan ketepatan, serta peralatan yang digunakan harus steril sehingga diperoleh persentase keberhasilan yang maksimal. Selain memperhatikan sumber-sumber risiko yang ada, strategi penanganan risiko yang perlu dilakukan perusahaan adalah melakukan kemitraan dengan pemasok atau perusahaan tanaman hias adenium lainnya dalam pengadaan input, perbaikan dan perawatan peralatan dan bangunan, penggunaan media tanam yang baik, serta peningkatan fungsi manajemen perusahaan yang terarah dengan 77

23 baik. Sehingga diperoleh kualitas tanaman hias adenium yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan. Selain itu, strategi yang dilakukan perusahaan Anisa Adenium untuk meminimalkan risiko adalah dengan melakukan pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada dengan memproduksi tiga varietas adenium yaitu Arabicum, Obesum dan Taisoco, sehingga kegagalan pada produksi salah satu varietas adenium dapat ditutupi dari kegiatan produksi varietas adenium lainnya. Namun perusahaan Anisa Adenium juga harus memperhatikan pemilihan kombinasi varietas yang akan diproduksi, sebaiknya memilih kombinasi varietas adenium yang memiliki risiko paling rendah dan memfokuskan penanganan pada varietas yang memiliki risiko tinggi terutama dalam hal perawatan dan pengendalian hama dan penyakit. 78

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan Anisa Adenium, yang berada di Bekasi Timur, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilaksanakan secara sengaja

Lebih terperinci

VI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko

VI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko VI. PEMBAHASAN Risiko produksi merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar pada keberhasilan produksi. Risiko ini berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil produksi yang dihasilkan. risiko

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon Melon (Cucumis melo L.) berasal dari daerah Mediterania kemudian menyebar luas ke Timur Tengah dan Asia. Akhirnya, tanaman melon menyebar ke segala

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Risiko Produksi Fluktuasi yang terjadi pada suatu usaha, baik fluktuasi hasil produksi, harga dan jumlah permintaan yang berada dibawah standar yang ditetapkan merupakan indikasi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai keadaan umum tempat penelitian yaitu Perusahaan Anisa Adenium. Data mengenai keadaan umum Perusahaan Anisa Adenium diperoleh dari hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian Pada dasarnya kegiatan produksi pada pertanian mengandung berbagai risiko dan ketidakpastian dalam pengusahaannya. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry Tomat (Lycopersicon esculentum) termasuk dalam famili Solanaceae. Tomat varietas cerasiforme (Dun) Alef sering disebut tomat cherry yang didapati tumbuh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

TINJAUAN PUSTAKA. 4  Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011] II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-sumber Risiko Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Risiko dapat terjadi pada pelayanan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV Multi Global Agrindo yang berlokasi di Jl. Solo, Tawangmangu KM 30 Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Istilah risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) sering digunakan secara bersamaan atau bahwa risiko sama dengan ketidakpastian.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko Sutawi (2008) mengemukakan bahwa kemitraan merupakan salah satu upaya untuk menekan risiko yang dihadapi petani. Dengan cara mengalihkan

Lebih terperinci

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Risiko Suatu bisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha pasti dihadapkan pada risiko dalam usahanya. Selain risiko, pebisnis dalam melakukan aktivitas bisnisnya dihadapkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Natalia Nursery. Perusahaan ini merupakan perusahaan pribadi yang memiliki dua lahan budidaya yaitu di Desa Tapos,

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI YUNITA ARIANI ZEBUA H34096127 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, yaitu mengenai konsep risiko dan teori lainnya yang berkaitan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin (Brassica rapa cv. caisin) Caisin (Brassica rapa cv. caisin) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam suku kubis-kubisan atau sawi-sawian (Brassicaceae/Cruciferae).

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi dan Konsep Risiko Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman II.TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Agronomis Wortel atau Carrot (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia,melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah Indonesia memiliki iklim dan wilayah tropis yang menyebabkan banyak tanaman dapat tumbuh dengan baik di Indonesia, sehingga wilayah dan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN Penilaian risiko produksi pada caisin dianalisis melalui penggunaan input atau faktor-faktor produksi terhadap produktivitas caisin. Analisis risiko produksi menggunakan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah selatan DI Yogyakarta merupakan bentangan pantai sepanjang lebih dari 113 km, meliputi wilayah Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kelompoktani Pondok Menteng yang terletak di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS

VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi usahatani paprika hidroponik di lokasi penelitian adalah model fungsi Cobb-Douglas dengan pendekatan Stochastic Production

Lebih terperinci

VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH

VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH 6.1 Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi Identifikasi terhadap sumber-sumber risiko produksi yang terdapat pada usaha budidaya jamur tiram putih yang

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Risiko Produksi Perusahaan Natalia Nursery Setiap usaha pasti memiliki risiko. Begitu juga untuk usaha di bidang pertanian. Perusahaan Natalia Nursery yang mengusahakan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Risiko Produktivitas Setiap aktivitas manusia selalu mengandung risiko karena ada keterbatasan dalam memprediksi hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kejadian yang memiliki

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian yang berguna untuk membantu menjelaskan secara deskriptif

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011.

IV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi sayuran organik ini dilaksanakan di PT Masada Organik Indonesia, Desa Ciburial, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor dalam perekonomian nasional dinilai strategis dan mampu menjadi mesin penggerak pembangunan suatu negara. Pada tahun 2009 sektor

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Percobaan 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Perkecambahan benih-benih purwoceng terjadi pada waktu yang berbedabeda karena tidak dilakukan persemaian serempak. Tanaman dikelompokkan sesuai umur untuk

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO HARGA

VI ANALISIS RISIKO HARGA VI ANALISIS RISIKO HARGA 6.1 Analisis Risiko Harga Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman hortikultura

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 5 [Diakses tanggal 24 November 2011]

TINJAUAN PUSTAKA. 5  [Diakses tanggal 24 November 2011] II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Hortikultura Menurut Zulkarnain (2009), kata hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin, yakni hortus yang berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang perekonomian nasional dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan yang sangat prospektif untuk dikembangkan di Indonesia, karena tanaman ini mampu beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Perusahaan Tyas Orchid merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang tanaman hias di kota Bogor. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Ir. Cecep Badrudin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil

dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi perekonomian nasional, termasuk didalamnya agribisnis. Kesepakatankesepakatan GATT, WTO,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK Analisis pendapatan usahatani paprika hidroponik meliputi analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan, dan analisis R/C. Perhitungan usahatani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai tetap dipandang penting oleh Pemerintah dan telah dimasukkan dalam program pangan nasional, karena komoditas ini mengandung protein nabati yang tinggi 38%, lemak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Usaha Tani PT JORO merupakan sebuah perusahaan agribisnis hortikultura yang meliputi budidaya, sarana budidaya, distributor benih, produsen pupuk dan konsultan pertanian..

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT BAWANG MERAH Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi wortel dan bawang daun dilakukan di Kawasan Agropolitan Cianjur Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan 3.3.2 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari dua tahap, yaitu pendugaan data suhu Cikajang dengan menggunakan persamaan Braak (Djaenuddin, 1997) dan penentuan evapotranspirasi dengan persamaan Thornthwaite

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Risiko Produksi dan Sumber Risiko Pada Petani Desa Perbawati Risiko produksi ditandai dengan adanya varian pada produktivitas sayuran tomat dan cabai merah dalam setiap

Lebih terperinci

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang saat ini telah menjadi penyebab berubahnya pola konsumsi penduduk, dari konsumsi pangan penghasil energi ke produk penghasil

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diukur oleh pembuat keputusan. Pada umumnya peluang terhadap suatu

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Mentimun

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Mentimun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Mentimun Mentimun atau ketimun mempunyai nama latin Cucumis Sativus L. Mentimun termasuk dalam keluarga labu-labuan (cucubitaceae). Sejarah mentimun berasal dari

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung 47 4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung Rantai pasok jagung merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan pada sentra jagung, pedagang atau pengumpul, pabrik tepung jagung, hingga

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 10 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI A. DEFINISI Benih

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR LAMPIRAN 70 Lampiran 1. Kuisioner Wawancara KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR Tanggal: No.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Jambu biji disebut juga Jambu Klutuk (Bahasa Jawa), Jambu Siki, atau Jambu Batu yang dalam bahasa Latin disebut Psidium Guajava. Tanaman jambu biji merupakan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia terutama terhadap pertumbuhan nasional dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Sebagai negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas sayuran unggulan yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomi tinggi, serta mempunyai prospek pasar yang baik.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia, 51 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Responden Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia, pengalaman bertani, tingkat pendidikan, penggunaan luas lahan, dan jumlah tanggungan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim. Menurut Chambwera (2008) dalam Handoko et al. (2008)

III. KERANGKA PEMIKIRAN Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim. Menurut Chambwera (2008) dalam Handoko et al. (2008) III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teorotis 3.1.1 Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim Menurut Chambwera (2008) dalam Handoko et al. (2008) mengungkapkan bahwa perlu tiga dimensi dalam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci