ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI YUNITA ARIANI ZEBUA H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN YUNITA ARIANI ZEBUA. Analisis Risiko Produksi Tanaman Hias Adenium di Perusahaan Anisa Adenium, Bekasi Timur Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor ( Di bawah bimbingan DWI RACHMINA). Salah satu komoditas hortikultura yang cukup baik perkembangannya adalah tanaman hias. Terjadi peningkatan Produk Domestik Bruto komoditas hortikultura dari tahun 2007 sampai 2009, khususnya untuk komoditas tanaman hias. Adanya peningkatan ini menunjukkan bahwa tanaman hias memegang peranan penting dalam subsektor hortikultura pada khususnya dan sektor pertanian pada umumnya. Perkembangan produksi berbagai tanaman hias di Indonesia mengalami fluktuasi produksi. Selain itu, terdapat variasi produktivitas tanaman hias yang diproduksi di Indonesia. Adanya variasi produksi dan produktivitas menunjukkan terjadinya fluktuasi dalam usaha produksi tanaman hias yang mengindikasikan adanya risiko pada usaha tanaman hias. Perusahaan Anisa Adenium merupakan salah satu perusahaan florikultura yang sedang berkembang. Perusahaan ini melakukan diversifikasi dalam melakukan kegiatan usahanya yaitu mengusahakan tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco. Setiap varietas memiliki karakteristik yang khas sehingga tiap varietas adenium memiliki keunggulan dan sumber risiko yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dihadapi perusahaan Anisa Adenium dalam memproduksi tanaman hias adenium (2) menganalisis usaha diversifikasi yang dilakukan perusahaan Anisa Adenium dalam upaya menurunkan risiko dan (3) menganalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi di perusahaan Anisa Adenium. Penelitian ini dilakukan di perusahaan Anisa Adenium yang berlokasi di Jl. Damar I Blok A1/7 Bekasi Timur, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-November Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko yaitu Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation serta melihat pengaruh diversifikasi untuk menekan risiko. Sumber-sumber risiko produksi tanaman hias adenium pada perusahaan Anisa Adenium antara lain kondisi cuaca atau iklim, hama dan penyakit, bibit, peralatan dan bangunan, dan tenaga kerja. Berdasarkan analisis risiko pada komoditas tunggal yang diusahakan perusahaan Anisa Adenium diperoleh risiko yang paling tinggi terdapat pada adenium varietas Arabicum dengan nilai Coefficient Variation 0,367 sedangkan yang paling rendah terdapat pada adenium varietas Taisoco dengan nilai Coefficient Variation 0,108. Berdasarkan hasil perbandingan risiko pada ketiga varietas adenium yang dilakukan Perusahaan Anisa Adenium disimpulkan bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko yang ada. Dengan adanya diversifikasi maka kegagalan pada salah satu usaha diharapkan bisa dikompensasi dari usaha yang lainnya. Oleh karena itu

3 diversifikasi merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi produksi. Strategi untuk penanganan risiko yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium adalah dengan melakukan diversifikasi, dimana nilai coefficient variation untuk diversifikasi lebih kecil bila dibandingkan komoditi tunggal. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan melakukan diversifikasi maka akan dapat menekan risiko produksi yang terjadi di perusahaan. Diversifikasi yang sebaiknya dilakukan adalah dengan mengusahakan tiga varietas adenium, karena nilai coefficient variation dari kombinasi ketiga varietas lebih kecil dibandingkan dengan komoditi tunggal dan juga kombinasi dua varietas. Selain diversifikasi, strategi yang diterapkan oleh perusahaan Anisa Adenium berdasarkan sumber-sumber risiko yang ada adalah dengan memperhatikan kondisi cuaca dan iklim yang terjadi sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengantisipasi kegagalan misalnya penggunaan paranet pada saat musim hujan sehingga kadar air dalam bonggol adenium tetap stabil. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi serangan hama dan penyakit yang terjadi pada tanaman hias adenium, untuk itu hal ini harus benar-benar diperhatikan dalam memproduksi tanaman hias adenium. Perusahaan Anisa Adenium juga harus memperhatikan tenaga kerja yang ada, dimana tenaga kerja yang kurang terampil akan mempengaruhi keberhasilan produksi. Salah satu faktor ketidakberhasilan produksi adalah pada teknik perbanyakan, hal ini disebabkan kurang terampilnya tenaga kerja dalam melakukan perbanyakan. Pada saat perbanyakan tanaman harus diperhatikan kecepatan dan ketepatan, serta peralatan yang digunakan harus steril sehingga diperoleh persentase keberhasilan yang maksimal. Untuk itu perusahaan sebaiknya mengalokasikan dana untuk program pelatihan bagi karyawan agar lebih terampil dalam memproduksi adenium.

4 ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT YUNITA ARIANI ZEBUA H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

5 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Risiko Produksi Tanaman Hias Adenium di Perusahaan Anisa Adenium, Bekasi Timur, Provinsi Jawa Barat : Yunita Ariani Zebua : H Menyetujui, Pembimbing Ir. Dwi Rachmina, MSi NIP Mengetahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus:

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Risiko Produksi Tanaman Hias Adenium di Perusahaan Anisa Adenium, Bekasi Timur Provinsi Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Desember 2011 Yunita Ariani Zebua H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 19 Juni 1987 di Medan, Sumatera Utara. Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Bazatulö Zebua dan Ibu Sentina Hutabarat. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1999 di Sekolah Dasar Negeri I Gunungsitoli-Nias. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 1 Gunungsitoli-Nias dan lulus pada tahun Pendidikan lanjutan menengah atas di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gunungsitoli-Nias diselesaikan pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Keahlian Teknologi Industri Benih Program Diploma, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada tahun 2009 penulis diterima pada program sarjana penyelenggaraan khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. i

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Risiko Produksi Tanaman Hias Adenium di Perusahaan Anisa Adenium, Bekasi Timur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan mempelajari sumber-sumber risiko yang terjadi di Perusahaan Anisa Adenium dengan melihat pengaruh diversifikasi untuk mengendalikan risiko yang dihadapi perusahaan. Tanaman hias adenium mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan, karena adenium mempunyai bonggol yang unik dan jenis warna bunga yang beranekaragam sehingga membuat para hobiis tetap mencari tanaman hias adenium Penulis menyadari bahwa terdapat ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk penelitian selanjutnya. Bogor, Desember 2011 Yunita Ariani Zebua H ii

9 UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Ir. Dwi Rachmina, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS selaku dosen penguji utama pada sidang dan selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Ir. Narni Farmayanti, MSc atas kesediaannya menjadi dosen penguji komisi pendidikan. Terima kasih atas koreksi dan saran yang telah diberikan 4. Pihak Perusahaan Anisa Adenium atas waktu, kesempatan, informasi dan kerja sama yang diberikan. 5. Pengelola Program Studi Agribisnis Penyelenggaran Khusus IPB Baranang Siang Bogor. 6. Mama dan papa serta keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta, kasih dan doa yang diberikan. Semoga skripsi ini dapat menjadi persembahan yang terbaik. 7. Teman seperjuangan dan satu bimbingan, yang menjadi pembahas pada seminar penulis, terima kasih untuk semangat, saran dan masukannya. 8. Teman-teman Agribisnis penyelenggaaan khusus terutama yang telah membantu dan memberikan semangat selama penelitian hingga penyusunan skripsi ini, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya. Bogor, Desember 2011 Yunita Ariani Zebua iii

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup II TINJAUAN PUSTAKA Sumber-Sumber Risiko Metode Analisis Risiko Strategi Pengelolaan Risiko III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran Teoritis Defenisi dan Konsep Dasar Risiko Klasifikasi Risiko Teori Portofolio Strategi Penanganan Risiko Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpilan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis Risiko Komoditi Tunggal Analisis Risiko Diversifikasi Defenisi Operasional V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Aspek Organisasi dan manajemen Perusahaan Aspek Sumber Daya Perusahaan Aspek Permodalan Sarana dan Prasarana Teknis dan Teknologi Produksi Pemasaran Analisis Pendapatan VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI Identifikasi Sumber-Sumber Risiko vi viii ix iv

11 6.2. Analisis Risiko Analisis Risiko Komoditi Tunggal Analisis Risiko Diversifikasi Strategi Pengelolaan Risiko VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Nilai Poduk Domestik Bruto (PDB) Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun Perkembangan Ekspor Hortikultura Tahun Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Hortikultura di Indonesia Tahun Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Adenium di Indonesia Tahun Sentra Tanaman Hias di Provinsi Jawa Barat Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Hias Adenium di Berbagai Provinsi Tahun Permintaan Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Persentase Keberhasilan pada Tanaman Hias Adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco Tahun Nilai Fraksi Untuk Setiap Gabungan Varietas Adenium Biaya Investasi Tanaman Hias Adenium Dengan Luas 310 M 2 pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Rincian Biaya Tetap Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Rincian Biaya Tetap Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Rincian Biaya Variabel Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Rincian Biaya Variabel Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Analisis Pendapatan Usaha Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Analisis Pendapatan Usaha Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Rata-rata Produksi, Persen Keberhasilan dan Penerimaan Perusahaan Anisa Adenium Tahun vi

13 19. Penilaian Expected Return Adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco pada perusahaan Anisa Adenium Penilaian Risiko Spesialisasi Tanaman Hias Adenium Varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco Penilaian Risiko Portofolio pada Tanaman Hias Adenium Varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco Penilaian Risiko Tunggal dan Portofolio pada Tanaman Hias Adenium Varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco vii

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Grafik Persentase Keberhasilan Produksi Adenium di Perusahaan Anisa Adenium Tahun Kerangka Pemikiran Operasional Struktur Organisasi Perusahaan Anisa Adenium viii

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Produksi, Persentase Keberhasilan dan Penerimaan Perusahaan Anisa Adenium Tahun Analisis Pendapatan Usahatani Tanaman Hias Adenium Pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Analisis Pendapatan Usahatani Tanaman Hias Adenium Pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Tanaman Hias Adenium yang Diusahakan Perusahaan Anisa Adenium Proses Produksi Tanaman Hias Adenium Secara Generatif Proses Produksi Tanaman Hias Adenium Secara Vegetatif ix

16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai macam komoditi pertanian terutama dalam sektor agribisnis. Perkembangan dunia agribisnis yang dijadikan andalan dalam pergerakan perekonomian Indonesia akan semakin baik dan menarik sejalan dengan berkembangnya animo masyarakat terhadap kegiatan agribisnis secara luas. Salah satu produk subsektor agribisnis yang cukup menjanjikan adalah hortikultura. Hortikultura memegang peranan penting dalam sumber pendapatan petani, perdagangan maupun penyerapan tenaga kerja. Dengan adanya potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang besar, sektor pertanian sangat tepat dijadikan sebagai sektor andalan dalam membangun perekonomian nasional. Besarnya kontribusi subsektor hortikutura terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, nilai kontribusi subsektor hortikultura terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional terus mengalami peningkatan pada tahun 2008 nilainya sebesar milyar, lebih tinggi 9 persen dari tahun 2007 dan pada tahun 2009 nilai kontribusi subsektor hortikultura menjadi milyar atau meningkat 5 persen dari tahun Jika dilihat dari laju pertumbuhan share pada Produk Domestik Bruto (PDB) hortikultura, subsektor tanaman hias bernilai postif yang berarti terjadi peningkatan pada komoditi tersebut sebesar 0,87 %/tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor hortikultura merupakan subsektor yang mempunyai prospek baik dimasa mendatang sehingga dapat diandalkan untuk memajukan perekonomian Indonesia. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa komoditas hortikultura yang mengalami peningkatan cukup tajam adalah komoditas tanaman hias atau florikultura. Florikultura merupakan salah satu subsektor yang memiliki potensi sebagai pusat pertumbuhan baru sektor pertanian. Selain itu florikultura di Indonesia menjadi salah satu industri yang sedang dikembangkan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani, memperluas lapangan pekerjaan, pariwisata serta menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. 1

17 Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun PDB 2007 PDB 2008 PDB 2009 Laju Pertumbuhan Komoditas Nilai Nilai Nilai Share % % % (Milyar Rp) (Milyar Rp) (Milyar Rp) (%/tahun) Sayuran , , ,53 1,82 Buah-buahan , , ,84-0,28 Tanaman hias , , ,22 0,87 Biofarmaka , , ,41-9,12 Total ,71 Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 (diolah) Peluang pasar komoditas hortikultura cukup besar baik peluang pasar domestik maupun ekspor. Untuk pasar domestik Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan domestik dan bersaing dengan komoditas impor. Negara tujuan ekspor komoditas Indonesia antara lain Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, China, Jepang, Spanyol dan Taiwan. Adanya upaya untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura merupakan solusi agar komoditas hortikultura Indonesia dapat bersaing dan lebih unggul dibandingkan komoditas impor serta bisa bersaing di pasar internasional. Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain dengan menerapkan Good Agricultural Practices (GPA) yaitu penanganan yang baik mulai pada on farm, panen, pasca panen dan pemasaran, penataan rantai pasok, meningkatkan kemitraan usaha dan peningkatan investasi di bidang hortikultura. Selain itu produk hortikultura dalam negeri harus diarahkan untuk menjadi produk yang mampu mensubstitusi impor. Hal tersebut dapat dicapai dengan upaya promosi peningkatan kesadaran mengkonsumsi produk hortikultura dalam negeri. Tabel 2. Perkembangan Ekspor Hortikultura Tahun Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Sayuran Buah-buahan Tanaman Hias Biofarmaka Total Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) (diolah) 1 Gambaran Kinerja Makro Hortikultura 2008 [25 Juli 2011] 2

18 Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa secara umum terjadi peningkatan volume dan nilai ekspor dari tahun 2007 sampai 2008, namun pada tahun 2009 volume dan nilai ekspor mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa volume dan nilai ekspor komoditas tanaman hias mengalami fluktuasi. Volume ekspor mengalami penurunan sebesar 71 persen pada tahun 2008, sedangkan pada tahun 2009 mengalami peningkatan 14 persen dibandingkan tahun Sedangkan nilai ekspor pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 18 pesen dan tahun 2009 mengalami penurunan 5 persen. Penurunan volume dan nilai ekspor hortikultura ini disebabkan adanya tren tanaman hias yang tidak stabil, sehingga mempengaruhi jumlah produksi dan kualitas tanaman hias yang dihasilkan. Menurut Saragih (2001), Agribisnis florikultura adalah keseluruhan kegiatan bisnis yang terkait dengan bunga-bungaan dan terdapat tiga alasan yang mendukung perkembangan florikultura di Indonesia yaitu : (1) Potensi keragaman jenis tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (2) Potensi keragaman jenis tanaman hias baik domestik maupun ekspor, dan (3) Potensi ketersediaan lahan bagi pengembangan tanaman hias di Indonesia yang masih cukup luas. Tanaman hias merupakan salah satu komoditas agribisnis yang cukup digemari di Indonesia. Selain mudah ditanam di areal sekitar, beberapa tanaman hias memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman hias dapat dibagi sesuai daya tariknya dan penempatan atau pemanfaatannya. Berdasarkan daya tariknya, tanaman hias dikelompokkan menjadi tanaman hias bunga dan tanaman hias daun. Sedangkan dari segi penempatan atau pemanfaatannya, dikelompokkan menjadi tanaman hias pot, tanaman hias taman, dan tanaman hias bunga potong. Saat ini perkembangan komoditas tanaman hias sangat pesat, dari mulai pinggir jalan sampai perusahaan besar. Hal ini sebagai dampak dari kesadaran masyarakat akan keindahan lingkungan, baik diluar maupun di dalam ruangan. Disamping itu, penjualan tanaman hias sangat menjanjikan keuntungan yang cukup besar (Tamam dan Soedjatmiko. 2006). Keberadaan tanaman hias mulai menjadi daya tarik masyarakat untuk mengembangkan industri florikultura dalam negeri. Adanya fluktuasi volume ekspor menunjukkan adanya peluang usaha yang menjanjikan untuk 3

19 mengembangkan usaha tanaman hias. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 yang menunjukan perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas komoditas hortikultura di Indonesia. Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Hortikultura di Indonesia Tahun Komoditas Luas Panen (ribu Ha) Produksi (juta ton) Produktivitas (juta ton/ ribu Ha) Sayuran 1.001, , ,16 9,46 10,04 10,63 0,009 0,009 0,009 Buah-buahan 756,77 781,33 834,34 17,12 18,65 18,65 0,023 0,024 0,022 Tanaman Hias 0,92 1,09 1,39 179,37 263,53 263,53 194, , ,589 Biofarmaka 24,41 22,66 20,38 0,44 0,40 0,40 0,018 0,018 0,019 Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) (diolah) Tabel 3 menjelaskan bahwa terjadi peningkatan luas panen, produksi dan produktivitas komoditas hortikultura di Indonesia tahun Komoditas hortikultura yang mengalami perkembangan adalah tanaman hias. Pada tahun 2008 tanaman hias mengalami perkembangan produksi sebesar 84,16 juta ton dibandingkan tahun Jika dilihat dari segi luas panen tanaman hias mengalami peningkatan dari tahun sebesar 0,47 ribu ha. Adanya peningkatan produksi dan luas panen menunjukkan bahwa tanaman hias memegang peranan penting dalam subsektor hortikultura pada khususnya dan sektor pertanian pada umumnya. Usaha budidaya tanaman hias dilakukan oleh pelaku usaha berskala kecil, menengah dan besar dengan segmentasi pasar yang berbeda. Pelaku usaha kecil dan menengah umumnya berorientasi memenuhi segmen pasar domestik sedangkan pelaku usaha berskala besar membidik segmen pasar yang lebih besar yaitu pasar internasional. Adanya perbedaan segmen dan orientasi pasar diantara ketiga pelaku usaha tersebut tidak terlepas dari kemampuan menghasilkan produk dengan kualitas sesuai dengan persyaratan dan standar dari pasar yang dimasuki. Pasar internasional menerapkan standar mutu yang lebih tinggi dengan imbalan insentif harga yang lebih tinggi dibandingkan pasar domestik. Oleh karena itu, pelaku usaha berskala besar biasanya mengadopsi teknologi modern sesuai dengan kemampuan modalnya agar bisa memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Sementara pelaku usaha kecil yang umumnya memiliki keterbatasan modal hanya 4

20 menerapkan teknologi sederhana dalam usaha produksinya. Tabel 4 memperlihatkan produksi tanaman hias di Indonesia selama tahun Tabel 4. Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode Produksi (Tangkai) Laju Komoditas Produksi (%/tahun) Mawar ,558 Krisan ,968 Anggrek ,113 Kuping Gajah ,100 Anyelir ,603 Gerbera ,323 Gladiol ,648 Pisang-pisangan ,188 Sedap Malam ,618 Dracaena 1 ) ,630 Melati 2 ) ,848 Palem 3 ) ,828 Adenium 3 ) ,642 Keterangan: 1) Satuan dalam batang 2) Satuan dalam kg 3) Satuan dalam pohon Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) 2 Dari Tabel 4 dapat dilihat produksi berbagai tanaman hias memperlihatkan tren yang berbeda dari tahun 2006 sampai tahun Perkembangan produksi berbagai tanaman di daerah Indonesia tidak konsisten dari waktu ke waktu, kadang cenderung mengalami peningkatan dan kadangkala mengalami penurunan atau kontraksi produksi. Naik turunnya produksi tanaman hias tersebut menunjukkan usaha tanaman hias mempunyai risiko dalam pengusahaannya. Salah satu penyebab adanya variasi produksi berbagai tanaman hias disebabkan perbedaan teknologi yang diadopsi dan digunakan dalam proses produksi serta faktor eksternal seperti kondisi lingkungan. Dari uraian di atas diketahui bahwa dalam usaha tanaman hias terdapat risiko produksi. Sumber risiko teknis adalah kondisi cuaca yang tidak pasti, serangan hama penyakit, dan efisiensi penggunaan input. Risiko tersebut sangat mempengaruhi pendapatan perusahaan, sehingga perlu dilakukan strategi untuk mengelola risiko yang tersebut. Oleh karena itu, penelitian mengenai risiko 2 Data Statistik Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode [10 Agustus 2011] 5

21 tanaman hias sangat perlu dilakukan agar dapat menekan risiko produksi yang ada dalam usaha tanaman hias tersebut. Tanaman hias adenium merupakan tanaman hias yang cukup diminati di Indonesia, karena adenium memiliki bunga yang indah dengan aneka macam warna dan juga memiliki bonggol yang menarik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas Adenium di Indonesia Tahun Tabel 5. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Adenium di Indonesia Tahun Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas (M 2 ) (Pohon) (Pohon/ M 2 ) , , *) ,53 Keterangan: *) Angka sementara (Januari-Juni 2010) Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) (diolah) Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan luas panen dan produksi adenium yang cukup signifikasikan dari tahun Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar M 2 dari tahun 2008, hal yang sama juga terlihat pada produksi adenium pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar pohon dari tahun Hal ini mengindikasikan bahwa adenium mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan. Salah satu sentra tanaman hias di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan agribisnis tanaman hias di Jawa Barat memiliki potensi yang besar. Daerah sentra tanaman hias di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 6. Karawang dan Bekasi merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang menjadi sentra tanaman hias. Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa daerah Karawang dan Bekasi merupakan salah satu sentra tanaman hias khususnya untuk jenis cemara, palem, melati, zingiberaceae, adenium, anggrek, aglonema dan dracaena. Hal ini didukung oleh tersedianya lahan, sumberdaya serta kondisi iklim kota Karawang dan Bekasi yang sesuai untuk memproduksi tanaman hias. 6

22 Tabel 6. Sentra Tanaman Hias di Provinsi Jawa Barat No Kota Jenis Tanaman 1 Kab. Bandung Mawar, Anggrek, Kaktus, Krisan, Gladiol, Anthurium, Palem, Bougenville, Heliconia, Gerbera 2 Cianjur Mawar, Sedap Malam, Kaktus, Anggrek, Krisan, Gladiol, Gerbera, Draceaena, Zingiberaceae, Aspharagus 3 Sukabumi Mawar, Melati, Sedap Malam, Kaktus, Krisan, Gladiol, Gerbera, Draceaena, Holiconia, Cycas, Pakis 4 Bogor Mawar, Melati, Anggrek, Krisan, Holiconia, Zingiberaceae, Adenium, Ficus, Aglaonema, Euphorbia, Pakis 5 Karawang dan Bekasi Cemara, Palem, Melati, Zingiberaceae, Adenium, Anggrek, Aglaonema, Draceaena 6 Garut Anggrek, Palem, Melati, kaktus, Krisan, Gladiol, Antthurium, Draceaena, Cordeline 7 Kota Bandung Palem, cemara, Bougenville, Ficus, Anthurium 8 Depok Anggrek, Bougenville, Cemara, Palem, Draceaena, Cordeline, Aglaonema, Adenium, Anthurium Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat 3 (2010) Tanaman hias yang cukup digemari masyarakat saat ini adalah tanaman hias adenium. Adenium merupakan tanaman hias yang selalu menjadi incaran para hobiis karena keindahan bunga dan keunikan bonggolnya, hal ini dapat dilihat pada Tabel 7. Dalam kurun beberapa tahun terakhir, tanaman hias adenium cukup diminati dikalangan masyarakat, walaupun banyak tanaman-tanaman hias baru yang muncul di pasaran. Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa pulau Jawa merupakan daerah yang sangat potensial untuk tanaman hias adenium, hal ini terlihat dari luas panen dan produksi tanaman hias adenium yang meningkat setiap tahunnya. Untuk itu penelitian tentang tanaman hias adenium cocok dilakukan di pulau Jawa karena kondisi cuaca dan iklim serta lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman hias, salah satunya daerah Jawa Barat yang memiliki kondisi tanah yang subur dan cuaca yang cocok untuk berbagai tanaman hias khususnya tanaman hias adenium. Perusahaan Anisa Adenium terletak di Bekasi Timur, Jawa Barat. Perusahaan Anisa Adenium merupakan salah satu perusahaan yang fokus memproduksi tanaman hias adenium, dan pada saat terjadi penurunan tren adenium pada tahun 2008, perusahaan ini tetap bertahan sampai saat ini. Dimana 3 Sentra Tanaman Hias di Provinsi Jawa Barat [22 Agustus 2011] 7

23 perusahaan Anisa Adenium selalu memperhatikan perkembangan dari tanaman hias adenium. Tabel 7. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Hias Adenium di Berbagai Provinsi Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas Pulau (M 2 ) (Pohon) (Pohon/M 2 ) *) *) *) Sumatera ,02 2,18 5,29 Jawa ,20 2,54 5,30 Bali dan Nusa Tenggara ,70 6,72 3,59 Kalimantan ,95 10,52 16,27 Sulawesi ,12 11,36 17,50 Maluku dan Papua ,70 10,85 2,78 Keterangan: *) Angka sementara (Januari-Juni 2010) Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) (diolah) Perusahaan Anisa Adenium juga merupakan perusahaan yang cukup maju, dimana perusahaan ini bermitra dengan produsen tanaman hias adenium yang ada di Thailand dalam hal pengadaan benih, batang atas dan juga informasi-informasi terbaru tentang tanaman hias adenium. Perusahaan Anisa Adenium melakukan penjualan sebagaian besar secara online, sehingga mempermudah konsumen untuk memperoleh tanaman hias adenium yang di tawarkan, dan juga penjualan dapat menjangkau seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Untuk itu, penelitian tentang risiko produksi tanaman hias adenium cocok dilakukan di perusahaan Anisa Adenium Perumusan Masalah Permintaan tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco tahun mengalami peningkatan, sehingga produsen adenium tetap mempertahankan untuk memproduksi tanaman hias adenium. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8, dimana perusahaan Anisa Adenium tetap memproduksi tanaman hias adenium untuk memenuhi permintaan pasar. Jika dilihat dari laju permintaan tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco, permintaan ketiga varietas adenium bernilai positif yang berarti terjadi peningkatan permintaan setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman hias adenium merupakan komoditi yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. 8

24 Tabel 8. Permintaan Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Varietas Adenium Permintaan (Pot) Laju Permintaan (%/tahun) Arabicum ,45 Obesum ,78 Taisoco ,94 Sumber : Perusahaan Anisa Adenium (2011) Perusahaan Anisa Adenium merupakan salah satu usaha yang fokus dalam budidaya adenium yang berlokasi di Bekasi Timur. Pada awalnya Perusahaan Anisa Adenium mendirikan usaha tanaman hias dengan mengusahakan satu jenis tanaman hias adenium yaitu Adenium varietas Arabicum. Sejak tahun 2006 perusahaan Anisa Adenium mulai melakukan pengembangan usaha dengan melakukan diversifikasi untuk merespon permintaan pasar. Diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium adalah mengusahakan tanaman hias adenium varietas Obesum dan Taisoco. Diversifikasi ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar dan juga untuk menekan risiko yang dialami saat memproduksi tanaman hias adenium. Produksi/budidaya tanaman hias tidak selalu berhasil dan menguntungkan. Hal ini dikarenakan setiap kegiatan usaha pasti mempunyai risiko bisnis yang berbeda dalam kegiatan produksinya. Risiko produksi tanaman hias umumnya dapat disebabkan oleh perubahan iklim, cuaca, kelembaban, serangan hama dan penyakit serta sumberdaya manusia yang kurang terampil pada saat proses perbanyakan tanaman. Risiko produksi ini dapat dilihat dari persentase keberhasilan produksi tanaman hias yang dihasilkan. Tanaman hias adenium varietas Arabicum dan Taisoco dikatakan berhasil dalam produksinya yaitu jika tanaman sudah berumur tiga bulan. Kriteria dari tanaman adenium yang berhasil untuk varietas Arabicum dan Taisoco adalah : 1. Bonggol berdiameter minimal 5 cm permukaan bonggol bebas jamur, warna bonggol tidak kusam, biasanya warna bonggol yang baik adalah kuning bersih atau hijau. 2. Batang mempunyai ukuran diameter minimum 2 cm, diameter yang besar menandakan pertumbuhan adenium baik dan subur, panjang batang minimum 10 cm, dan tidak berjamur. 9

25 3. Jumlah daun minimal 15 helai, berwarna hijau segar, tidak kusam, tidak ada bercak goresan, bekas telur hama atau bekas sarang serangga lainnya. Sedangkan untuk tanaman hias adenium varietas Obesum dikatakan berhasil jika tanaman yang disambung dibuka dari sungkupnya setelah 7-8 hari, tanaman sudah mengeluarkan tunas daun baru dari batang yang telah disambung, warna tunas hijau segar. Bonggol dan batang tidak kusam, dan tidak banyak bekas luka sayatan dan tanaman dalam keadaan sehat. Namun hasil produksi adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco tersebut tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh perusahaan, sehingga mempengaruhi pendapatan perusahaan. Berdasarkan Lampiran 1, persentase keberhasilan tanaman hias adenium di perusahaan Anisa Adenium mengalami fluktuasi keberhasilan produksi yaitu berkisar antara persen. Persentase keberhasilan produksi diperoleh dari hasil perhitungan pertumbuhan tanaman yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan perusahaan. Perhitungan keberhasilan tanaman tersebut diperoleh dari jumlah produksi tanaman yang telah berhasil dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan, dibagi dengan jumlah tanaman yang diproduksi pada setiap periode, hasil dari pembagian tersebut diakumulasi dalam bentuk persentase. Dengan adanya fluktuasi keberhasilan produksi tersebut mengindikasikan bahwa terdapat risiko produksi dalam memproduksi tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco. Persentase keberhasilan produksi adenium di Perusahaan Anisa Adenium dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Persentase Keberhasilan Produksi Adenium di Perusahaan Anisa Adenium Tahun Sumber : Perusahaan Anisa Adenium (2011) 10

26 Kegiatan produksi tanaman hias di perusahaan Anisa Adenium berlangsung setiap tiga bulan sekali. Oleh karena itu, dalam setahun perusahaan Anisa Adenium memproduksi empat kali tanaman hias adenium. Fluktuasi produksi merupakan salah satu indikasi adanya risiko produksi dalam tanaman hias adenium. Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa persentase keberhasilan produksi adenium di perusahaan Anisa Adenium berfluktuasi. Fluktuasi ini dikarenakan adanya tingkat keberhasilan yang berbeda-beda dalam proses produksinya. Risiko produksi dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian akibat risiko produksi yang dialami adalah jumlah produksi rendah dan kualitas hasil panen yang menurun. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk dapat meminimalkan risiko yang dapat mengganggu proses produksi, salah satunya dengan melakukan diversifikasi. Secara teoritis diversifikasi merupakan strategi untuk menekan risiko dengan cara mengusahakan beberapa aktivitas usaha atau asset (Harwood et al. 1999). Saat ini Perusahan Anisa Adenium melakukan usaha diversifikasi, yaitu dengan mengusahakan berbagai jenis varietas adenium seperti Taisoco, Arabicum dan Obesum. Hal ini menjadi bahan kajian dan penelitian mengenai manajemen risiko perusahaan dalam mengendalikan sumber-sumber yang menyebabkan risiko untuk dapat meminimalkan risiko yang akan terjadi. Berdasarkan perumusan diatas, dapat disimpulkan permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian, yaitu : 1. Apa saja yang menjadi sumber-sumber risiko yang dihadapi Perusahaan Anisa Adenium dalam memproduksi adenium? 2. Apakah diversifikasi yang dilakukan perusahaan Anisa Adenium dapat meminimumkan risiko produksi? 1.3. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dihadapi perusahaan Anisa Adenium dalam memproduksi adenium. 11

27 2. Menganalisis usaha diversifikasi yang dilakukan perusahaan Anisa Adenium dalam upaya menurunkan risiko. 3. Menganalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi di perusahaan Anisa Adenium Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut ini : 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi Perusahaan Anisa Adenium dalam pengelolaan dan penanganan risiko usaha tanaman hias adenium. 2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang bersangkutan. 3. Bagi penulis, penelitian ini merupakan media untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan Ruang Lingkup 1. Produk yang dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco yang diusahakan oleh Perusahaan Anisa Adenium. 2. Data yang digunakan merupakan data produksi selama kurun waktu tahun 2009 sampai Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah mengenai analisis sumbersumber risiko dikaitkan dengan diversifikasi yang diterapkan oleh perusahaan Anisa Adenium dan strategi penanganan risiko yang dilakukan untuk menekan risiko pada usaha tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco. 12

28 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-sumber Risiko Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi yang bersangkutan. Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kejadian alam, operasional, manusia, politik, teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen dari organisasi. Risiko dari sebuah aktifitas yang sedang berlangsung sebagian bergantung pada siapa yang mengerjakan atau siapa yang mengelola aktifitas tersebut. 4 Sumber-sumber penyebab risiko pada usaha produksi pertanian sebagian besar disebabkan faktor-faktor teknis seperti perubahan suhu, hama dan penyakit, penggunaan input serta kesalahan teknis (human error) dari tenaga kerja. Sumbersumber risiko tersebut merupakan sumber risiko teknis (produksi). Dilihat dari segi non-teknis sumber-sumber risiko pada usaha pertanian digolongkan pada risiko pasar yang mencakup fluktuasi harga input dan output. Ditinjau dari usaha dibidang pertanian sebagian besar sumber risiko adalah kondisi iklim dan serangan hama dan penyakit. Hasil penelitian Safitri (2009) tentang analisis risiko produksi daun potong di PT. Pesona Daun Mas Asri, ciawi kabupaten Bogor, Jawa Barat menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daun potong adalah iklim atau cuaca, tingkat kesuburan lahan serta serangan hama. Faktor-faktor ini menimbulkan ketidakpastian terhadap keuntungan yang akan didapat akibat adanya fluktuasi produksi dalam usaha produksi daun potong. Demikian juga hasil penelitian Wisdya (2009) yang menemukan bahwa sumber-sumber risiko produksi anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa Barat adalah kondisi cuaca, serangan hama dan penyakit, mutasi gen, tanaman yang tumbuh tidak seragam (stagnan), kerusakan mekanis (handling). Adanya risiko hasil produksi menimbulkan ketidakpastian terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hasil penelitian Sianturi (2011) 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011] 13

29 tentang Analisis risiko pengusahaan bunga pada PT Saung Mirwan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat menemukan bahwa sumber-sumber risiko pengusahaan bunga adalah cuaca atau iklim, hama dan penyakit, bibit, peralatan dan bangunan, tenaga kerja, dan harga produk. Berbeda halnya dengan analisis risiko produksi sayuran organik pada Permata Hati Organic Farm di Bogor, Jawa Barat. Risiko usaha yang dihadapi dalam penelitian yang dilakukan Tarigan (2009) menyimpulkan bahwa sumbersumber risiko pada usaha sayuran organik yaitu cuaca dan iklim, serangan hama dan penyakit yang mengakibatkan penurunan pendapatan perusahaan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Markhamah (2010) tentang manajemen risiko bunga potong sebagai bahan baku produk karangan bunga pada Florist X di Pasar Bunga Wastukencana Bandung, menemukan bahwa sumber-sumber risiko pada usaha bunga potong Florist X adalah fluktuasi penggunaan bahan baku setiap periode pengiriman barang dan juga sistem quality control yang kurang baik, sehingga mengakibatkan pemakaian bahan baku yang tidak menentu dan kualitas bahan baku yang kurang baik yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Ditinjau dari segi non-teknis sumber-sumber risiko pasar pada usaha pertanian mencakup fluktuasi harga input dan output. Pada penelitian yang dilakukan Arfah (2009) tentang analisis risiko penjualan anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa Barat menyimpulkan bahwa sumber risiko penjualan anggrek adalah klaim penjualan baik pemasaran lokal maupun ekspor yang disebabkan oleh pengembalian tanaman dan pemusnahan tanaman, kontaminasi dan kerusakan mekanis serta tanaman yang tidak sesuai kriteria standar pemesanan yang sulit untuk diduga sebelumnya, sehingga dapat mempengaruhi realisasi penjualan dan ketidakpastian terhadap keuntungan atau pendapatan yang akan diperoleh oleh perusahaan. Sementara itu Firmansyah (2009) dalam penelitiannya tentang risiko portofolio pemasaran sayur organik pada perusahaan Permata Hati Organic Farm mengungkapkan ketidakpastian pesanan merupakan sumber utama risiko pasar yang dihadapi perusahaan. Hal yang sama juga ditemukan Sari (2009) yang meneliti tentang risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia. Hasil analisis risiko harga pada kedua komoditas tersebut menunjukkan 14

30 bahwa fluktuasi harga tidak terlepas dari pengaruh permintaan dan penawaran pasar. Harga cabai merah biasanya naik pada akhir tahun dimana banyak perayaan hari-hari besar keagamaan seperti lebaran, natal dan tahun baru. Harga rendah terjadi pada bulan-bulan Mei-Agustus dimana pada saat tersebut terjadi oversupply diakibatkan adanya panen serentak lahan pertanian cabai Indonesia. Dari penelitian-penelitian terdahulu diperoleh variabel-variabel yang menjadi sumber-sumber risiko yaitu faktor cuaca, hama dan penyakit, kerusakan teknis/mekanis, dan efektivitas penggunaan input. Variabel-variabel tersebut juga diduga menjadi sumber risiko produksi pada penggunaan tanaman hias adenium yang diteliti dalam penelitian ini Metode Analisis Risiko Risiko dapat diukur dengan menggunakan metode analisis seperti Variance, Standard Deviation dan Coefficient Variation yang satu sama lain saling berhubungan. Ketiga indikator ini menjadi indikator besar atau tidaknya risiko yang dihadapi oleh suatu usaha. Dimana, semakin kecil nilai dari ketiga indikator tersebut maka semakin rendah risiko yang dihadapi, bergitu juga sebaliknya semakin besar nilai dari ketiga indikator tersebut maka semakin tinggi risiko yang dihadapi oleh suatu usaha. Dalam penelitian Safitri (2009) tentang risiko produksi daun potong di PT. Pesona Daun Mas Asri, Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat digunakan ketiga metode analisis risiko Variance, Standard Deviation dan Coefficient Variation dengan menggunakan expected return. Metode penilaian yang sama juga dilakukan oleh Arfah (2009) dalam penelitiannya tentang analisis risiko penjualan anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa Barat, namun dalam penelitian tersebut digunakan analisis pendapatan untuk menganalisis pendapatan perusahaan. Pada penelitian Tarigan (2009) tentang analisis risiko produksi sayuran organik pada Permata Hati Organic Farm di Bogor, Jawa Barat menggunakan analisis Variance, Standard Deviation dan Coefficient Variation pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Analisis tersebut juga digunakan dalam penelitian Sianturi (2011) tentang analisis risiko pengusahaan bunga pada PT Saung Mirwan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa 15

31 Barat dan juga pada penelitian Wisdya (2009) tentang analisis risiko produksi anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa Barat. Berbeda halnya dengan penelitian Markhamah (2010) tentang manajemen risiko bunga potong sebagai bahan baku produk karangan bunga pada Florist X di Pasar Bunga Wastukencana Bandung. Metode analisisnya adalah pengukuran yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitas dilakukan dengan menggunakan Metode analisis nilai standar (analisis z-score) dan analisis Value at Risk (VaR). Sedangkan pengukuran yang bersifat kualitatif dilakukan dengan menggunakan Metode Aprolsimasi, yaitu dengan menggunakan Expert Opinion. Metode analisis risiko yang digunakan oleh Firmansyah (2009) dalam penelitiannya tentang risiko portofolio pemasaran sayuran organik menggunakan single-index portofolio dengan bantuan software SPSS. Metode penelitian yang berbeda dari metode penelitian yang diuraikan sebelumnya diperkenalkan oleh Sari (2009) yang meneliti risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar. Metode analisis risiko yang digunakan adalah model ARCH GARCH dan perhitungan VaR (Value at Risk) Strategi Penanganan Risiko Strategi pengelolaan risiko merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh risiko. Strategi pengelolaan risiko yang baik akan mampu menekan dampak risiko yang ditimbulkan sehingga perusahaan dapat memperoleh penerimaan yang sesuai dengan yang ditargetkan. Sebaliknya dengan penanganan risiko yang kurang tepat akan menimbulkan kerugian pada perusahaan. Strategi pengelolaan risiko yang diterapkan di perusahaan diharapkan merupakan strategi yang tepat dan efektif dalam menekan risiko. Wisdya (2009) mengemukakan bahwa penanganan untuk mengatasi risiko produksi PT EGF adalah dengan pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada. Dengan adanya diversifikasi, maka kegagalan pada salah satu kegiatan usahatani masih dapat ditutupi dari kegiatan usahatani lainnya. Selain itu penanganan risiko juga dapat dilakukan kerjasama penyediaan bibit dengan konsumen, hal ini dapat mengurangi risiko produksi akibat ketidaktersediaan 16

32 bibit, usaha pembungaan berupa rangkaian bunga dalam pot juga dapat dilakukan, sehingga tanaman dengan kategori rusak mekanis masih dapat dimanfaatkan. Sianturi (2011) juga mengemukakan strategi yang dapat dilakukan PT Saung Mirwan untuk menekan risiko adalah melakukan diversifikasi memilih kombinasi komoditas yang memiliki risiko paling rendah, dan lebih memfokuskan perhatian pada bunga yang memiliki risiko paling tinggi terutama dalam hal pengendalian hama dan penyakit. Tarigan (2009) juga mengemukakan strategi yang dilakukan Permata Hati Organic Farm dalam menekan risiko produksi yaitu dengan pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada, melakukan kemitraan produksi dengan petani sekitar yang memproduksi sayuran organik serta kemitraan dalam penggunaan input dan perlu adanya peningkatan manajemen pada perusahaan dengan melakukan fungsi-fungsi manajemen yang terarah dengan baik. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Safitri (2009) dalam mengendalikan risiko produksi daun potong di PT Pesona Daun Mas Asri, dimana dilakukan diversifikasi dan pola kemitraan. Sedangkan dalam penelitian tentang manajemen risiko bunga potong oleh Markhamah (2010), strategi pengendalian risiko yang dilakukan adalah strategi preventif dan strategi mitigasi. Strategi preventif yang dilakukan berupa memperbaiki sistem pasokan bahan baku, melakukan peramalan terhadap penjualan periode berikutnya, melakukan penanganan yang baik dan tepat dalam menjaga kesegaran dan kualitas bahan baku, mengembangkan sumber daya manusia serta memasang dan memperbaiki fasilitas fisik. Sedangkan strategi mitigasi yang dilakukan berupa kerjasama dengan florist-florist yang lain, dan memperbaiki manajemen dalam memproduksi dan memasarkan produk. Strategi yang berbeda dikemukakan oleh Firmansyah (2009) yang meneliti risiko portofolio pemasaran sayuran organik. Strategi pengelolaan risiko portofolio pemasaran sayuran organik adalah menjaga kestabilan pesanan produk agar berada pada kondisi penjualan normal atau bahkan tinggi yaitu dengan cara memperbanyak agen atau distributor. Selain itu perusahaan bisa menjalin kerjasama dengan supermarket-supermarket yang ada atau toko-toko khusus yang menjual sayuran organik agar penjualan produk konstan dan kontinyu. Pada 17

33 penelitian Arfah (2009) tentang risiko penjualan anggrek Phalaenopsis, alternatif manajemen risiko dalam mengatasi risiko penjualan adalah dengan melakukan peningkatan teknologi pengaturan cahaya green house, penerapan teknologi biopestisida sebagai pengendali hama dan penyakit, bimbingan manajemen mutu dan pasca panen. Selain itu penanganan risiko juga dapat dilakukan melalui penerapan sistem SOP (standar operasional) terhadap kebijakan mutu produk dalam mengusahakan anggrek Phalaenopsis agar dapat memenuhi standar operasional yang diterapkan oleh pihak-pihak tertentu serta perlu adanya peningkatan manajemen pada perusahaan dengan melakukan fungsi-fungsi manajemen yang terarah dengan baik. Sementara itu Sari (2009) mengemukakan strategi pengendalian risiko harga cabai merah harus terdapat integrasi yang baik antara tiga pihak yaitu petani, penjual dan pemerintah. Strategi pengendalian risiko harga cabai merah yang dapat dilakukan oleh petani antara lain penentuan masa tanam cabai yang tepat, diversifikasi tanaman, rotasi tanaman, pembuatan produk olahan cabai dan sistem kontrak. Penjual dapat melakukan strategi pengendalian risiko harga cabai merah dengan cara menjual cabai pada industri makanan, dan pengeringan cabai untuk mencegah jatuhnya harga akibat oversupply. Peran pemerintah dalam pengendalian risiko cabai merah dapat dilakukan dengan cara pembentukan atau pengaktifan koperasi dan kelompok tani, pengaturan pola produksi dan penyuluhan yang efektif. Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Metode analisis yang digunakan oleh Markhamah (2010), Firmansyah (2009) dan Sari (2009) berbeda dengan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan metode analisis yang digunakan pada penelitian Safitri (2009), Sianturi (2011), Arfah (2009), Tarigan (2009) dan Wisdya (2009) dengan menggunakan Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variance juga digunakan dalam penelitian ini. Namun letak perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada pengaruh diversifikasi (portofolio) yang dilakukan untuk mengendalikan risiko yang ada pada tanaman hias, dan juga perbedaaan komoditas serta tempat pelaksanaan penelitian. 18

34 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan, sehingga perusahaan dapat menyusun strategi yang tepat untuk mengatasi risiko tersebut Defenisi dan Konsep Dasar risiko Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diukur oleh pembuat keputusan. Pada umumnya peluang terhadap suatu kejadian dapat ditentukan oleh pembuat keputusan berdasarkan pengalaman mengelola kegiatan usaha. Menurut Kountur (2004) risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian terjadi akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi perusahaan bisa berdampak merugikan atau mungkin saja menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi memberi dampak yang merugikan maka hal tersebut dikenal dengan istilah kesempatan (opportunity). Jika kepastian berdampak merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Risiko berhubungan dengan suatu kejadian, dimana kejadian tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadi atau tidak terjadi, dan jika terjadi ada akibat berupa kerugian yang ditimbulkan. Risiko adalah kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian (Harwood et al, 1999). Setiap bisnis yang dijalankan pasti memiliki risiko dan ketidakpastian. Hal ini bertentangan dengan perilaku individu yang menginginkan kepastian dalam berusaha. Indikasi adanya risiko dalam kegiatan bisnis dapat dilihat dengan adanya variasi dan fluktuasi, seperti fluktuasi produksi, harga atau pendapatan. Untuk meminimalkan risiko yang mungkin dihadapi, dibutuhkan penilaian atau analisis risiko yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Menurut Darmawi (2005), risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian yang tidak diinginkan atau tidak terduga. Penggunaan kata kemungkinan tersebut sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan 19

35 tumbuhnya risiko, sedangkan kondisi yang tidak pasti tersebut timbul karena berbagai hal, antara lain : 1. Jarak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarak waktu makin besar ketidakpastiannya. 2. Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan. 3. Keterbatasan pengetahuan atau ketrampilan mengambil keputusan, dan lain sebagainya Klasifikasi Risiko Menurut Harwood et al (1999) terdapat beberapa sumber risiko yang dapat dihadapi oleh petani, yaitu: 1. Risiko produksi Sumber risiko yang berasal dari risiko produksi diantaranya adalah gagal panen, rendahnya produktivitas, kerusakan barang yang ditimbulkan oleh serangan hama dan penyakit, perbedaan iklim, kesalahan sumberdaya manusia, dan lain-lain. 2. Risiko Pasar atau Harga Risiko yang ditimbulkan oleh pasar diantaranya adalah barang tidak dapat dijual yang diakibatkan ketidakpastian mutu, permintaan rendah, ketidakpastian harga output, inflasi, daya beli masyarakat, persaingan, dan lain-lain. Sementara itu, risiko yang ditimbulkan oleh harga adalah harga naik karena inflasi. 3. Risiko Kelembagaan Risiko yang ditimbulkan dari kelembagaan antara lain adanya aturan tertentu yang membuat anggota suatu organisasi menjadi kesulitan untuk memasarkan ataupun meningkatkan hasil produksinya. 4. Risiko Kebijakan Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan antara lain adanya suatu kebijakan tertentu yang dapat menghambat kemajuan suatu usaha, misalnya kebijakan tarif ekspor. 5. Risiko Finansial 20

36 Risiko yang ditimbulkan oleh risiko finansial antara lain adalah adanya piutang tak tertagih, likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha terhambat, perputaran barang rendah, laba yang menurun karena krisis ekonomi dan lain-lain. Menentukan sumber risiko adalah sangat penting karena mempengaruhi cara penanganannya. Risiko juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang sumber penyebab kerugian yang terjadi (Darmawi, 2004) : 1. Risiko Sosial Sumber utama risiko adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang yang menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan. Risiko sosial ini berupa kecelakaan yang menimbulkan kerusakan harta dan jiwa. 2. Risiko fisik Sumber risiko fisik sebagian adalah fenomena alam, sedangkan lainnya disebabkan kesalahan manusia. Sumber risiko fisik dapat disebabkan oleh adanya kebakaran, cuaca buruk, dan bencana alam lainnya. 3. Risiko Ekonomi Banyak risiko yang dihadapi perusahaan yang bersifat ekonomi, seperti inflasi, fluktuasi lokal, ketidakstabilan perusahaan dan lainnya. Risiko juga dapat diklasifikasikan dari sudut pandang penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan dan sudut pandang kejadian yang terjadi (Kountur, 2008): 1. Risiko Dari Sudut Pandang Penyebab Risiko jika diklasifikasikan dalam sudut pandang penyebab kejadian dapat dibedakan ke dalam risiko keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan terjadi karena disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti perubahan harga, tingkat bunga, dan mata uang asing. Sedangkan risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor non keuangan seperti manusia, teknologi, dan alam. 2. Risiko Dari Sudut Pandang Akibat Terdapat dua kategori risiko jika dilihat dari sudut pandang akibat yang ditimbulkan yaitu: (1) risiko murni, yaitu risiko yang akibat yang ditimbulkan hanya berupa sesuatu yang merugikan dan tidak memungkinkan adanya 21

37 keuntungan, dan (2) risiko spekulatif, yaitu risiko yang memungkinkan untuk menimbulkan suatu kerugian atau menimbulkan keuntungan. 3. Risiko Dari Sudut Pandang Aktivitas Aktivitas dapat menimbulkan berbagai macam risiko, misalnya aktivitas pemberian kredit oleh bank yang risikonya dikenal dengan risiko kredit. Contoh lain dari sudut pandang penyebab terjadinya risiko adalah ketika seseorang melakukan perjalanan dan dalam perjalanannya dihadapkan pada risiko. Risiko semacam ini disebut juga dengan risiko perjalanan. Banyaknya risiko dari sudut pandang penyebab adalah sebanyak jumlah aktivitas yang ada. 4. Risiko Dari Sudut Pandang Kejadian Risiko yang dinyatakan berdasarkan kejadian merupakan pernyataan risiko yang paling baik, misalnya terjadi kebakaran, maka risiko yang terjadi adalah risiko kebakaran. Contoh lain adalah kejadian anjloknya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Risiko yang dinyatakan dari kejadian ini adalah risiko anjloknya nilai tukar rupiah Risiko Portofolio dalam Diversifikasi Pengukuran risiko menjadi sangat penting dalam tahapan analisis risiko karena tahapan ini dapat menentukan relatifitas penting atau tidaknya risiko tersebut untuk ditangani dan untuk memperoleh informasi yang akan menolong dalam menetapkan kombinasi strategi manajemen risiko. Untuk menentukan banyaknya kejadian yang dianggap berisiko dapat menggunakan konsep perhitungan peluang. Hasil dari perhitungan peluang ini akan menunjukkan seberapa sering perusahaan menghadapi periode atau hasil yang sesuai dengan harapan, melebihi harapan dan tidak sesuai dengan harapan. Pengukuran risiko juga mencakup proses penilaian risiko. Menurut Elton dan Grubber (1995) terdapat beberapa penilaian risiko yaitu: perhitungan varian (variance), standar baku (standard deviation) dan koefisien variasi (coefficient variation). Ketiga alat ukur penilaian risiko ini saling berkaitan satu sama lain dengan nilai varian sebagai dasar perhitungan untuk pengukuran lainnya. Standar baku merupakan akar kuadrat dari perhitungan nilai varian sedangkan koefisien variasi merupakan rasio antara nilai standar baku dengan nilai expected return. 22

38 Expected return merupakan nilai atau hasil yang diharapkan oleh pengusaha atau pelaku usaha. Expected return dapat berbentuk jumlah produksi, jumlah penjualan dan penerimaan atau pendapatan. Alat penilaian risiko dengan model varian dan standar baku sering sekali dianggap kurang tepat apabila dibandingkan dengan penerimaan (return). Varian dan standar baku hanya menunjukkan nilai risiko secara absolut. Khususnya apabila dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam manajemen perusahaan, model perhitungan dengan varian dan standar baku tidak layak. Untuk mengatasi hal itu model perhitungan dengan menggunakan koefisien variasi merupakan model yang peling sesuai. Koefisien variasi sudah memperhitungkan antara nilai risiko yang dihadapi sebuah perusahaan dan perbandingannya dengan setiap satu satuan penerimaan (return) yang diperoleh oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya pernyataan yang mengatakan high risk high return dapat diuji dan dilihat kebenarannya dalam kasus yang dihadapi perusahaan. Pelaku bisnis mempunyai banyak alternatif dalam melakukan investasi. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan pelaku bisnis dalam menginvestasikan dananya dengan melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset dinamakan dengan diversifikasi. Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa investasi. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko dan menjamin pendapatan seaman dan seuntung mungkin. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu. Teori portofolio menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi 23

39 pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian 5. Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi (asset/aktiva/sekuritas). Hal ini berdasarkan pertimbangan apabila salah satu asset menghasilkan return yang rendah maka asset yang lain diharapkan menghasilkan yang tinggi sehingga kerugian bisa tertutupi. Keputusan manajemen untuk mengusahakan satu usaha tunggal (spesialisasi) atau diversifikasi bisa murni termotivasi karena tingkat keuntungan yang diharapkan (expected profit) tanpa mempertimbangkan kaitannya dengan upaya menurunkan risiko. Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi Strategi Penanganan Risiko Strategi pengelolaan risiko merupakan langkah lanjutan dari proses identifikasi dan pengukuran risiko. Strategi pengelolaan risiko berbentuk langkahlangkah yang ditujukan untuk mengurangi tingkat kerugian dari suatu kondisi yang dianggap berisiko. Penanganan risiko dapat dimasukkan ke dalam fungsifungsi manajemen. Sehingga fungsi-fungsi manajemen yang dikenal dengan planning, organizing, actuating dan controlling (POAC) bertambah satu, yaitu fungsi penanganan risiko (Kountur, 2008). Menurut Kountur (2008) terdapat dua strategi penanganan risiko yaitu: 1. Preventif Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini cocok dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Strategi preventif dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: a. Membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur 5 Teori Portofolio, Defenisi dan Evaluasi [10 Agustus 2011] 24

40 b. Mengembangkan sumberdaya manusia c. Memasang atau memperbaiki fasilitas fisik 2. Mitigasi Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksud untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani risiko yang memiliki dampak yang sangat besar. Adapun beberapa cara yang termasuk ke dalam strategi mitigasi adalah: a. Diversifikasi Diversifikasi adalah cara menempatkan asset atau harta di beberapa tempat sehingga jika salah satu tempat terkena musibah tidak akan menghabiskan semua asset yang dimiliki. Diversifikasi merupakan salah satu cara pengalihan risiko yang paling efektif dalam mengurangi dampak risiko b. Penggabungan Penggabungan atau yang lebih dikenal dengan istilah merger menekankan pola penanganan risiko pada kegiatan penggabungan dengan pihak perusahaan lain. Contoh strategi ini adalah perusahaan yang melakukan merger atau dengan melakukan akuisisi. c. Pengalihan Risiko Pengalihan risiko (transfer of risk) merupakan cara penanganan risiko dengan mengalihkan dampak dari risiko ke pihak lain. Cara ini bermaksud jika terjadi kerugian pada perusahaan maka yang menanggung kerugian tersebut adalah pihak lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengalihkan dampak risiko ke pihak lain, diantaranya melalui asuransi, leasing, outsourching, dan hedging. Pengalihan risiko dapat dilakukan dengan cara mengasuransikan asset perusahaan yang dampak risikonya besar, sehingga jika terjadi kerugian maka pihak asuransi yang akan menanggung kerugian yang dialami perusahaan sesuai dengan kontrak perjanjian yang telah disepakati oleh pihak perusahaan dan pihak asuransi. Leasing adalah cara dimana asset digunakan tetapi kepemilikannya adalah pihak lain. Jika terjadi sesuatu pada asset tersebut maka pemiliknya yang akan menanggung kerugian atas asset tersebut. 25

41 Outsourcing merupakan cara dimana pekerjaan diberikan kepada pihak lain untuk mengerjakannya sehingga jika terjadi kerugian maka perusahaan tidak menanggung kerugian melainkan pihak yang melakukan pekerjaan tersebutlah yang menanggung kerugiannya. Hedging merupakan cara pengalihan risiko dengan mengurangi dampak risiko melalui transaksi penjualan atau pembelian. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan hedging adalah melalui forward contract, future contract, option, dan swap Kerangka Pemikiran Operasional Perusahaan Anisa Adenium menghadapi risiko dalam menjalankan bisnisnya. Risiko yang dihadapi disebabkan pengaruh cuaca dan iklim, serangan hama penyakit, bibit, alat dan bangunan, tenaga kerja dan fluktuasi harga jual produk. Adanya risiko yang terjadi akan mengakibatkan penurunan produktivitas yang akan berdampak pada pendapatan yang diperoleh perusahaan Anisa Adenium. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis risiko yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan Anisa Adenium. Penelitian ini akan mengkaji analisis risiko yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium, dalam penelitian ini akan dilakukan proses pengkajian faktor penyebab terjadinya risiko dalam usaha tanaman hias yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium. Analisis risiko yang digunakan terhadap risiko yang dihadapi perusahaan Anisa Adenium adalah melalui pendekatan Variance, Standard Deviation dan Coefficient Variation untuk menganalisis risiko satu komoditas. Analisis risiko menggunakan portofolio dilakukan untuk menganalisis risiko untuk lebih dari satu komoditas, sehingga akan diperoleh hasil yang menjadi alternatif strategi penanganan risiko yang dapat digunakan dalam mengatasi risiko yang terjadi pada perusahaan Anisa Adenium. Untuk lebih jelas pada alur pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2. 26

42 Tujuan usaha perusahaan Anisa Adenium: 1. Memaksimumkan keuntungan 2. Meminimumkan Risiko Risiko produksi yang dihadapi Perusahaan Anisa Adenium Fluktuasi /variasi produksi Identifikasi Sumber Risiko Produksi: - Kondisi cuaca dan iklim - Hama dan penyakit - Tenaga kerja - Peralatan - Teknik perbanyakan - Analisis risiko dengan pendekatan kuantitatif : - Variance - Standard Deviation - Coefficient Variation - Portofolio Alternatif strategi penanganan risiko Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional 27

43 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan Anisa Adenium, yang berada di Bekasi Timur, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilaksanakan secara sengaja (purposive), dikarenakan daerah Bekasi Timur merupakan salah satu daerah sentra tanaman hias adenium di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus November Pemilihan lokasi penelitian di perusahaan Anisa Adenium berdasarkan pengalaman dan kinerja perusahaan dalam melakukan budidaya tanaman hias adenium. Kinerja Perusahaan Anisa Adenium telah terbukti dengan perkembangan perusahaan yang terus menerus berkembang. Dimana perusahaan Anisa Adenium merupakan usaha budidaya tanaman hias adenium yang memiliki prestasi dan cukup dikenal di provinsi Jawa Barat. Perusahaan Anisa Adenium juga penyuplai tanaman hias ke beberapa daerah di sekitar Jawa, Sumatera dan juga Kalimantan. Beberapa perusahaan serupa di sekitar lokasi penelitian melakukan usaha budidaya tanaman hias, akan tetapi perusahaan selain perusahaan Anisa Adenium melakukan usaha budidaya beberapa tanaman hias secara bersamaan, dan hasil produksinya hanya dapat memenuhi kebutuhan pasar di daerah sekitar Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak perusahaan meliputi keadaan umum perusahaan seperti strategi penanganan risiko yang diterapkan di perusahaan, dan kegiatan usaha tanaman hias yang dijalankan oleh perusahaan Anisa Adenium. Data sekunder diperoleh dari data historis perusahaan Anisa Adenium berupa data produksi , data yang diperoleh dari literatur-literatur dan instansi terkait yang mendukung penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian, Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor, internet dan literatur yang relevan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah produksi tanaman hias adenium. 28

44 4.3. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan diskusi dengan pemilik usaha. Teknik observasi dilakukan untuk melakukan pengamatan tentang aktivitas produksi dan pemasaran tanaman hias yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium serta berbagai kendala risiko yang dihadapi. Teknik wawancara dan diskusi dilakukan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang biasa muncul terkait dengan kegiatan produksi dan pemasaran. Sumber data sekunder diperoleh dari pihak perusahaan berupa informasi yang berupa data produksi, penggunaan input dan tenaga kerja serta data-data terkait yang mendukung penelitian Metode Pengolahan Data dan Analisis Data Semua data yang dikumpulkan akan diolah dan dianalisis dengan Microsoft Excel 2007 dan kalkulator untuk mengetahui besarnya risiko yang dihadapi dan strategi penanganan risiko yang diterapkan di perusahaan Anisa Adenium. Adapun metode analisis yang digunakan meliputi analisis risiko baik kualitatif maupun kuantitatif. Analisis risiko dilakukan dengan melihat penyimpangan yang terjadi antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang terjadi. Untuk menilai tingkat risiko tersebut beberapa ukuran yang digunakan antara lain nilai Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation. Nilai Variance menunjukkan adanya penyimpangan, Standard Deviation diperoleh dari nilai kuadrat Variance, dan Coefficient Variation diperoleh dari rasio Standard Deviation dengan Expected Return Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis strategi penanganan risiko perusahaan, baik risiko operasional maupun risiko pasar yang diterapkan 29

45 oleh Perusahaan Anisa Adenium. Analisis deskripif juga dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya risiko yang muncul pada aspek teknis maupun aspek ekonomis perusahaan. Analisis dilakukan berdasarkan penilaian pengambil keputusan di perusahaan secara subjektif yang dilakukan untuk melihat apakah manejeman risiko yang diterapkan efektif untuk meminimalkan risiko. Metode analisis deskriptif untuk menganalisis strategi penanganan risiko yang diterapkan perusahaan dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan diskusi dengan pemilik usaha tanaman hias Analisis Risiko Komoditas Tunggal Analisis kuantitatif diawali dengan menentukan besarnya peluang. Peluang merupakan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Peluang hanya suatu kemungkinan, jadi nilai dari suatu peluang bukan merupakan harga mutlak dalam suatu kondisi. Nilai peluang ditentukan berdasarkan pengalaman dan faktor dari variabel-variabel yang mempengaruhi suatu kejadian yang akan dihitung nilai peluangnya. Peluang dari suatu kejadian pada kegiatan usaha dapat diukur berdasarkan pengalaman yang telah dialami pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan usaha. Nilai peluang ditentukan dengan mengobservasi kejadian yang sudah terjadi. Kejadian-kejadian tersebut kemudian diekspresikan sebagai persentase dari total exposure dalam rangka mendapatkan estimasi empiris dari probabilitas. Menurut Kountur (2008), dari sudut pandang empiris maka probabilitas dapat dipandang sebagai frekuensi terjadinya event dalam jangka panjang yang dinyatakan dalam persentase. Probabilitas adalah nilai/angka yang terletak antara 0 dan 1 yang diberikan kepada masing-masing event. Apabila nilai suatu peluang adalah 1, maka hal tersebut merupakan sebuah kepastian. Berarti, peristiwa yang diperkirakan pasti terjadi. Untuk menentukan berapa besar peluang yang akan terjadi maka perlu ditetapkan kisaran persentase keberhasilan tanaman hias adenium yang ada. Menurut manajemen perusahaan Anisa Adenium, keberhasilan tanaman hias adenium yang diusahakan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan lingkungan, serangan hama dan penyakit dan pemeliharaan adenium. Peluang dari masing- 30

46 masing kegiatan budidaya akan diperoleh pada tiga kondisi yaitu tertinggi, normal dan terendah. Kisaran persentase keberhasilan yang ditetapkan perusahaan Anisa Adenium untuk tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco yang diusahakan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Persentase Keberhasilan pada Tanaman Hias Adenium Varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco Tahun No. Kondisi Keberhasilan (%) 1 Tertinggi 80 2 Normal Terendah 60 Sumber : Perusahaan Anisa Adenium (2011) Dalam menganalisis risiko produksi dilakukan analisis mengenai faktorfaktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh pelaku usaha. Faktor-faktor eksternal yang dimaksud antara lain faktor iklim dan cuaca, peristiwa alam seperti bencana alam yang mempengaruhi produksi dan serangan hama penyakit. Analisis terhadap faktor eksternal ini dilakukan dengan melihat dari seberapa besar kemungkinan terjadinya (probabilitas kejadian) dari faktor-faktor eksternal yang dianalisis dan seberapa besar kerugian yang disebabkannya. Semakin besar probabilitas kejadian eksternal yang merugikan maka semakin besar pula tingkat risiko yang mungkin dihadapi oleh pelaku usaha. Pengukuran probabilitas pada setiap kejadian diperoleh dari frekuensi setiap kejadian yang dibagi dengan jumlah periode waktu proses produksi. Penentuan persentase keberhasilan untuk kondisi tertinggi, normal dan terendah diperoleh berdasarkan hasil produksi yang dicapai oleh perusahaan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Tingkat keberhasilan 80 persen merupakan kondisi tertinggi yang dicapai oleh perusahaan. Hal ini juga didukung oleh prinsip yang diterapkan dalam budidaya tanaman. Dimana apabila daya tumbuh dari tanaman mencapai 80 persen dari jumlah yang ditanam, berarti perusahaan mencapai tingkat keberhasilan maksimum, dan perusahaan akan memperoleh keuntungan di atas target yang diharapkan. Sedangkan untuk kondisi normal merupakan kondisi perusahaan dalam range yang stabil yaitu diantara kondisi tertinggi dan kondisi terendah, dimana perusahaan memperoleh keberhasilan tanaman sesuai dengan target yang diharapkan, dan juga perusahaan 31

47 memperoleh keuntungan sesuai dengan target yang diharapkan. Untuk kondisi terendah yaitu dibawah 60 persen merupakan kondisi yang tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan. Pada kondisi ini perusahan tidak dapat menutupi biaya produksi dari hasil penjualan output, sehingga perusahaan akan mengalami kerugian. Pengukuran peluang (P) pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung dan secara sistematis dapat dituliskan: P = Keterangan: f = frekuensi kejadian (kondisi tertinggi, normal dan rendah) T = periode waktu proses produksi Pengukuran peluang (P) pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan Expected return. Expected return adalah jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi peluang masing-masing dari suatu kegiatan tidak pasti. Secara matematis dapat dituliskan sebagi berikut: Keterangan: E(R i ) = Expected return P i = Peluang pada kondisi tertinggi, normal dan rendah pada adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco = Return (Produktivitas dan Pendapatan) R i Untuk mengukur sejauh mana risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha terhadap hasil atau pendapatan yang diperoleh perusahaan digunakan pendekatan sebagai berikut: 32

48 a. Variance Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1995). Keterangan: = Variance dari return P ij = Peluang pada kondisi tertinggi, normal dan rendah pada masing-masing varietas adenium R ij = Return atau penerimaan masing-masing varietas adenium Ř i = Expected return dari masing-masing varietas adenium Dari nilai variance dapat ditunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut. b. Standard Deviation Standard Deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance. Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi pendapatan, sehingga semakin kecil nilai Standard Deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus Standard Deviation adalah sebagai berikut: Keterangan : = Variance masing-masing varietas adenium = Standard deviation masing-masing varietas adenium c. Coefficient Variation Coefficient variation diukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan atau ekspektasi return (expected return). Semakin kecil nilai coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus coefficient variation adalah: 33

49 Keterangan: CV = Coefficient variation masing-masing varietas adenium = Standard deviation masing-masing varietas adenium = Expected return masing-masing varietas adenium Ř i Analisis Risiko Diversifikasi Kegiatan usaha diversifikasi juga tidak terlepas dari risiko usaha seperti halnya kegiatan spesialisasi. Risiko yang terdapat dalam kegiatan diversifikasi dinamakan risiko portofolio. Untuk mengukur risiko portofolio dapat dilakukan dengan menghitung variance gabungan dari beberapa varietas adenium. Diversifikasi yang dilakukan pada perusahaan adalah dengan membudidayakan varietas berbeda jenis yang sistem budidayanya cenderung sama. Komoditi yang dianalisis dalam kegiatan diversifikasi adalah kombinasi antara adenium varietas Taisoco, Arabicum, dan Obesum. Kombinasi yang dilakukan berdasarkan kriteria pola produksi tanaman hias adenium yang ditetapkan oleh perusahaan. Jika adenium digunakan untuk dua varietas maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1995): = α 2 σi 2 +(1- α) 2 σj 2 +2α (1- α) σij Keterangan: = Variance portofolio untuk varietas i dan j σi = Standard Deviation varietas i σj = Standard Deviation varietas j σij = Covariance varietas i dan j α = Fraction portofolio pada varietas i (1- α) = Fraction portofolio pada varietas j Covariance antara kedua investasi i dan j dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Elton dan Gruber 1995): Keterangan: σ ij = Covariance varietas i dan j = Nilai koefisien korelasi antara varietas i dan j Menurut Diether (2009) jika terdapat 3 aset yaitu A, B dan C. Bobot untuk ketiga asset adalah wa, wb dan wc dimana jumlah ketiga bobot adalah satu (wa + 34

50 wb + wc = 1). Maka besarnya expected return gabungan kombinasi tiga komoditas dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009): E(rp) = wa E(ra) + wbe(rb) + wce(rc ) Keterangan: E(rp) = Expected return gabungan ketiga investasi (A, B dan C) w a = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset A w b = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset B w c = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset C E(ra) = expected return dari investasi asset A E(rb) = expected return dari investasi asset B E(rc) = expected return dari investasi asset C Dalam penelitian ini koefisien korelasi diasumsikan memiliki nilai (+1) atau memiliki korelasi positif diantara kedua varietas yang digabungkan. Penilaian berupa peningkatan varietas dalam produksi tanaman hias adenium berupa peningkatan luas lahan dan upaya pengendalian hama dan penyakit. Hal ini akan berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diterima dengan harapan risiko yang ditimbulkan akan menjadi lebih kecil. Besarnya variance gabungan ketiga varietas dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009): σ 2 (r p ) = w a 2 σ 2 (r a ) + w b 2 σ 2 (r b )+ w c 2 σ 2 (r c ) +2w a w b covar (r a, r b )+ 2w a w c covar (r a, r c ) + 2w b w c covar (r b, r c ) Keterangan: σ 2 (r p ) = Variance portofolio untuk adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco σ 2 (r a ) = Variance varietas Arabicum σ 2 (r b ) = Variance varietas Obesum σ 2 (r c ) = Variance varietas Taisoco w a = bobot atau fraction portofolio pada varietas Arabicum w b = bobot atau fraction portofolio pada varietas Obesum w c = bobot atau fraction portofolio pada varietas Taisoco covar (r a, r b ) = covariance antara Arabicum dan Obesum, diperoleh dengan rumus: dimana diasumsikan nilainya +1. covar (r a, r c ) = covar (r b, r c ) = covariance antara investasi Arabicum dan Taisoco, diperoleh dengan rumus: dimana diasumsikan nilainya +1. covar (r b, r c ) = covariance antara investasi Obesum dan Taisoco, diperoleh dengan rumus: dimana diasumsikan nilainya

51 σ a = Standard Deviation asset Arabicum σ b = Standard Deviation asset Obesum σ c = Standard Deviation asset Taisoco Perhitungan besarnya fraksi portofolio pada penelitian ini adalah berdasarkan alokasi investasi perusahaan yaitu penggunaan lahan pada ketiga varietas adenium yang diusahakan. Total luas lahan yang digunakan adalah 330 M 2. Pembagian lahan untuk ketiga varietas adenium yaitu 80 M 2 untuk varietas Arabicum, 200 M 2 untuk varietas Obesum dan 50 M 2 untuk varietas Taisoco. Adapun nilai fraksi untuk ketiga gabungan varietas adenium dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Nilai Fraksi Untuk Setiap Gabungan Varietas Adenium No Varietas Adenium Fraksi (%) Arabicum Obesum Taisoco 1 Arab+Obes 28,6 71,4-2 Arab+Tais 61,5-38,5 3 Obes+Tais - 80,0 20,0 4 Arab+Obes+Tais 24,0 61,0 15,0 Tabel 10 merupakan nilai fraksi dari ketiga varietas adenium yaitu Arabicum, Obesum dan Taisoco. Nilai fraksi diatas diperoleh dari luas lahan masing-masing varietas dibagi dengan total luas lahan varietas adenium yang akan digabungkan, hasil dari pembagian tersebut dikalikan dengan 100 persen. Sehingga diperoleh pembagian fraksi untuk setiap gabungan varietas adenium. Misalnya untuk gabungan dua varietas yaitu Arabicum dan Obesum, luas lahan untuk masing-masing varietas yaitu 80 M 2 dan 200 M 2, sehingga total dari gabungan kedua varietas yaitu 280 M 2. Untuk varietas Arabicum luas lahan 80 M 2 dibagi dengan total luas lahan 280 M 2, sehingga diperoleh hasil 0, 286. Hasil tersebut kemudian dikalikan dengan 100 persen sehingga diperoleh nilai fraksi yaitu 28,6 persen. Hal yang sama juga dilakukan untuk menghitung nilai fraksi varietas Obesum, dimana luas lahan 200 M 2 dibagi dengan total luas lahan kedua varietas yaitu 280 M 2, sehingga diperoleh hasil 71,4. Hasil tersebut kemudian dikalikan dengan 100 persen sehingga diperoleh nilai fraksi untuk varietas Obesum yaitu 71,4 persen. Perhitungan diatas berlaku juga untuk gabungan 36

52 varietas Arabicum dan Taisoco, Obesum dan Taisoco dan juga gabungan ketiga varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco Defenisi Operasional 1. Peluang (P) merupakan frekuensi kejadian setiap kondisi dibagi dengan periode waktu selama kegiatan produksi tanaman hias 2. Expected return adalah jumlah dari pendapatan yang diharapkan pada komoditas tanaman hias 3. Variance merupakan ragam atau variasi dari peluang ketiga kondisi pendapatan tanaman hias. 4. Return yang digunakan berdasarkan penerimaan yang diterima perusahaan dari tanaman hias (rupiah). 5. Standard deviation merupakan penyimpangan dari return yang diharapkan dari memproduksi tanaman hias. 6. Coefficient variation diukur dari rasio Standard deviation dengan return yang di harapkan. 7. Diversifikasi merupakan suatu kebijakan untuk menyalurkan modal kearah berbagai macam investasi dengan tujuan menekan resiko dan menjamin tingkat pendapatan seaman mungkin. 8. Koefisien korelasi pada penelitian ini diasumsikan nilainya sebesar (+1). 37

53 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai keadaan umum tempat penelitian yaitu Perusahaan Anisa Adenium. Data mengenai keadaan umum Perusahaan Anisa Adenium diperoleh dari hasil wawancara dan data sekunder Perusahaan Anisa Adenium. Data tersebut dipergunakan untuk memberikan sejarah, perkembangan dan gambaran umum mengenai tempat penelitian Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Anisa Adenium adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tanaman hias adenium yang meliputi bidang usaha produksi, distribusi, dan pemasaran. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 dan terletak di Bekasi Timur, Jawa Barat. Awal berdirinya Perusahaan Anisa Adenium diawali dari kegemaran pemilik terhadap tanaman hias. Widyantoro mengawali kegiatan usahanya dengan menanam tanaman hias adenium varietas Arabicum di lahan pekarangan rumah. Pada akhir tahun 2006 pemilik Perusahaan Anisa Adenium mengembangkan usahanya karena adanya permintaan pasar dengan melakukan diversifikasi adenium varietas Obesum dan Taisoco, dan mulai merekrut karyawan sebanyak 3 orang. Perusahaan Anisa Adenium berlokasi di Jl. Damar I Blok A1/7 Bekasi Timur, Jawa Barat. Perusahaan Anisa Adenium merupakan perusahaan perseorangan yang didirikan oleh Bapak Widyantoro. Beliau yang merupakan penggemar tanaman hias dan mulai merintis usaha tersebut dengan modal awal sebesar Rp ,00 yang beliau peroleh dari hasil tabungan sendiri. Pada awal mulanya perusahaan ini berlokasi di areal sekitar rumah bapak Widyantoro. Komoditi yang dibudidayakan adalah adenium varietas Arabicum. Dengan adanya permintaan pasar akan tanaman hias adenium, maka perusahaan anisa adenium melakukan diversifikasi dengan memproduksi adenium varietas Obesum dan Taisoco. Perusahaan Anisa Adenium juga memperluas areal usahanya yang letaknya tidak jauh dari tempat usaha sebelumnya, agar dapat lebih efisien. Pada awal tahun usaha tersebut berjalan, Perusahaan Anisa Adenium berusaha keras agar produk adenium yang dihasilkan dapat diminati dan dikenal 38

54 oleh konsumen. Sebelum melakukan diversifikasi, perusahaan Anisa Adenium hanya dikelola oleh Bapak Widyantoro dan juga istrinya. Namun setelah usahanya berkembang, Bapak Widyantoro memutuskan untuk merekrut karyawan untuk mengelola usahanya tersebut, karena beliau juga bekerja di Perusahaan Migas. Dalam pengelolaan usaha tanaman hias ini, terdapat beberapa kendala yang disebabkan karena sistem manajemen perusahaan yang tidak efektif dan juga adanya fluktuasi produksi. Pada tahun 2008 terjadi penurunan tren tanaman hias adenium, yang membuat beberapa perusahaan yang memproduksi tanaman hias adenium gulung tikar atau berpidah haluan mengganti usahanya. Namun perusahaan Anisa Adenium berusaha tetap mempertahankan usahanya yaitu melakukan inovasi terhadap tanaman hias adenium dengan membudidayakan spesies terbaru yang dikembangkan negara-negara maju seperti Thailand dan Taiwan. Dengan adanya informasi yang selalu baru, menjadikan perusahaan Anisa Adenium tetap bisa menarik konsumen untuk membeli tanaman hias adenium, dan juga perusahaan selalu membina hubungan komunikasi dengan konsumen dalam hal teknik penanaman dan juga kendala-kendala yang dihadapi dalam menanam adenium Aspek Organisasi dan Manajemen Perusahaan Secara sederhana, organisasi berarti mekanisme dan struktur yang membantu manusia untuk mencapai tujuannya secara efektif, sedangkan struktur organisasi merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan memerlukan suatu pengorganisasian yang baik. Hal ini perlu dilakukan agar setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi dapat bekerja lebih terarah, terencana dan bertanggungjawab dengan pekerjaannya. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan setiap harinya harus didukung oleh sumberdaya manusia yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai dengan jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan. Untuk menjalankan segala perencanaan tersebut, haruslah disusun suatu struktur organisasi yang baik agar dapat membantu perusahaan. Dengan 39

55 adanya struktur organisasi tersebut, diharapkan semua sumberdaya manusia yang dimiliki dapat digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki untuk menjalankan serta mengembangkan perusahaan. Secara garis besar struktur organisasi Perusahaan Anisa Adenium dapat dilihat pada Gambar 3. Pimpinan/Manager Administrasi Bagian Pemasaran Karyawan Bagian Produksi Cleaning Servise Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan Anisa Adenium Tahun 2011 Struktur organisasi Perusahaan Anisa Adenium dipimpin oleh seorang manajer yang sekaligus sebagai pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan atau manajer ikut serta dalam mengatur kegiatan produksi tanman dan kegiatan lain yang ada di lapangan. Pemilik atau manager perusahaan membawahi staf administrasi pemasaran dan supervisor yang bertanggungjawab mengelola dan mengawasi bagian budidaya tanaman hias adenium. Pemilik atau manager juga mempunyai wewenang langsung memerintah semua karyawan. Jika dilihat dari tugas manajer, administrasi, pemasaran dan karyawan memiliki tugas yang berbeda-beda. 40

56 1. Pimpinan/Manager Perusahaan Pimpinan/Manager berperan secara langsung dalam kegiatan operasional perusahaan. Pimpinan/manager perusahaan bertanggungjawab dalam semua aktivitas dan kegiatan operasional perusahaan. Dimana pimpinan/manager berperan aktif dalam menciptakan inovasi-inovasi baru untuk kemajuan perusahaan. 2. Bagian Adminstrasi Bagian administrasi di Perusahaan Anisa Adenium bertanggungjawab untuk mencatat semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan baik yang berkaitan dengann pemasukan kas maupun pengeluaran kas. 3. Bagian Pemasaran Bagian pemasaran bertugas untuk memperluas jaringan pemasaran dan memasarkan produk yang yang dihasilkan dan juga menerima pesanan dari konsumen. 4. Karyawan Karyawan bagian produksi perusahaan bertanggung jawab dalam mengatasi kegiatan produksi mulai dari penanaman, pemeliharaan, panen dan pengepakan. Sedangkan Karyawan cleaning service bertanggung jawab untuk membersihkan seluruh bagian dari perusahaan, baik kebun maupun kantor Aspek Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan adalah seluruh sumber daya atau aset yang dimiliki perusahaan baik sumberdaya fisik maupun sumberdaya manusia. Sumber daya ini dimanfaatkan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Sumberdaya manusia merupakan sumberdaya yang paling penting bagi organisasi karena sumberdaya manusia mempengaruhi efisiensi dan efektifitas organisasi. Perusahaan berusaha mengkombinasikan sumberdayanya melalui cara yang dapat menghasilkan produk dan jasa yang dapat diproduksi dan dipasarkan. Perusahaan Anisa Adenium memiliki tenaga kerja sebanyak 5 orang yang terdiri dari tenaga kerja bulanan dan harian. Tenaga kerja bulanan terdiri dari bagian adminsitrasi, pemasaran dan karyawan di bagian produksi tanaman hias adenium, sedangkan tenaga kerja harian terdiri dari karyawan yang bekerja di 41

57 bagian produksi jika perusahaan membutuhkan tenaga tambahan. Untuk sistem perekrutan tenaga kerja pada Perusahaan Anisa Adenium mengambil orang-orang yang berasal dari sekitar perusahaan agar lebih efisien dari segi waktu dan juga memberi peluang bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan pekerjaan. Pada umumnya staf dan karyawan merupakan lulusan SMU, D3, S1 sedangkan untuk tenaga kerja harian barasal dari lulusan SLTP. Untuk pemberian gaji dan upah, Perusahaan Anisa Adenium memberikan kepada karyawan bulanan dan harian. Besarnya gaji karyawan beragam, tergantung dari lamanya kerja dan prestasi. Untuk para staf dan karyawan, selain memperoleh gaji pokok bulanan, juga memperoleh pembagian keuntungan dari hasil penjualan tanaman hias adenium. Untuk karyawan harian biasanya upah yang diberikan berdasarkan berapa banyak kerjaan yang bisa diselesaikan dan berapa lama hari kerja Aspek Permodalan Sumber keuangan yang digunakan perusahaan Anisa Adenium berasal dari modal sendiri. Modal awal yang digunakan untuk memulai usaha tanaman hias adenium adalah Rp ,00, yang diperoleh dari hasil tabungan sendiri. Dalam membangun usaha tanaman hias adenium ini, Bapak Widyantoro berusaha untuk tidak meminjam modal dari pihak lain atupun bank. Hal ini merupakan suatu kekuatan perusahaan, karena perusahaan sampai saat ini tidak memiliki masalah terhadap permodalan sehingga perusahaan Anisa Adenium tetap berupaya untuk dapat membiayai semua biaya produksi dan biaya operasional yang dibutuhkan untuk kelancaran usaha tanaman hias adenium. Dalam manajemen keuangan, perusahaan Anisa Adenium menerapkan sistem pencatatan yang baik dengan menggunakan cara komputerisasi sehingga data mengenai pengeluaran biaya produksi dan biaya operasional perusahaan serta pendapatan yang diperoleh dapat dirinci dengan baik sesuai dengan kebutuhan Sarana dan Prasarana Perusahaan Anisa Adenium memiliki sarana produksi, pemasaran dan administrasi dalam mendukung usahanya. Sarana produksi antara lain rak 42

58 tanaman, dan peralatan budidaya. Sarana pemasaran terdiri dari alat transportasi (1 unit motor) dan alat komunikasi berupa telepon, mesin fax dan komputer. Sarana administasi berupa bangunan kantor dan perlengkapan kantor. 1. Sarana Produksi a. Rak Tanaman Rak tanaman berfungsi sebagai tempat penyimpanan tanaman sehingga tanaman dapat tersusun dengan baik dan rapi. Rak tanaman juga dapat mempermudah dalam perawatan tanaman. Perusahaan Anisa Adenium menggunakan rak tanaman karena lahan yang terbatas, sehingga dengan adanya rak tanaman yang bertingkat menjadikan tempat untuk menyimpan tanaman hias adenium semakin banyak. b. Peralatan Budidaya Peralatan budidaya tanaman hias adenium terdiri dari cangkul, sekop, gunting, pisau, gembor, dan selang. Semua peralatan ini digunakan mulai dari persiapan media sampai dengan perbanyakan tanaman hias adenium. 2. Sarana Pemasaran a. Komputer Komputer digunakan sebagai sarana untuk pengolahan data keuangan perusahaan, jumlah produksi yang dihasilkan dan juga pemesanan tanaman hias melalui online. Komputer yang dimiliki perusahaan Anisa Adenium adalah satu unit. b. Mesin Faximile Mesin faximile digunakan sebagai sarana pengiriman fax berisi bukti pengiriman uang oleh pemesan melalui online, daftar harga dan surat-surat penting lainnya kepada pelanggan maupun supplier. Mesin faximile yang dimiliki perusahaan sebanyak satu unit. c. Pesawat Telepon Telepon digunakan sebagai alat komunikasi perusahaan dengan konsumen, Supplier atau dengan para karyawan. Jumlah telepon yang digunakan sebanyak satu unit. 43

59 d. Kendaraan Kendaraan yang digunakan adalah berupa satu unit sepeda motor Yamaha Jupiter Z. Kendaraan digunakan untuk melakukan pengangkutan tanaman hias yang akan dikirim kepada pemesan melalui ekspedisi. 3. Sarana Administrasi a. Bangunan Kantor Bangunan kantor digunakan sebagai pusat kegiatan administrasi, keuangan dan juga pemasaran melalui online. Bangunan kantor pada perusahaan Anisa Adenium berada di sekitar lahan, sehingga bagian administrasi dan juga bagian produksi dapat berkordinasi dengan mudah. b. Perlengkapan Kantor Perlengkapan kantor merupakan sarana penunjang kegiatan administrasi dan keuangan. Perlengkapan kantor terdiri dari alat tulis kantor dan juga komputer yang digunakan untuk menginput data-data produksi dan keuangan serta sebagai media untuk pemesanan tanaman hias adenium dengan sistem online Teknis dan Teknologi Produksi Tanaman hias adenium cocok ditanam di daerah dengan ketinggian maksimal 700 m dpl dengan suhu o C. Adenium lebih senang hidup di lingkungan panas, kering dan bersuhu tinggi, namun kurang cocok di dataran tinggi atau tempat teduh. Adenium memerlukan sinar matahari langsung untuk pertumbuhan batang, memunculkan bunga, serta memicu pertumbuhan akar dan membuat cabang menjadi besar dan kokoh. Kebutuhan sinar matahari langsung ini sekitar 5-12 jam per hari. Perusahaan Anisa Adenium menggunakan benih dan bibit entres (batang atas) yang didatangkan dari Thailand. Perusahaan Anisa Adenium bekerjasama dengan produsen di Thailand dalam pengadaan benih, bibit, dan juga informasiinformasi terbaru tentang tanamana hias adenium. Peralatan yang dimiliki oleh perusahaan merupakan barang inventaris yang memiliki umur ekonomis dan dapat digunakan lebih dari satu tahun. Selain peralatan inventaris perusahaan juga memerlukan input berupa peralatan pengemasan secara kontinyu seperti koran, selotip, kardus, dan karet gelang. Untuk memperoleh peralatan tersebut biasanya 44

60 perusahaan membeli di pasar atau tempat penjualan sarana pertanian yang berada di wilayah sekitar perusahaan. Proses produksi adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco pada dasarnya tidak jauh berbeda. Untuk tanaman hias adenium varietas Arabicum dan Taisoco diperbanyak dengan biji, sedangkan untuk tanaman hias adenium Obesum diperbanyak dengan sambung. Beberapa tahapan penting yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium dalam memproduksi tanaman hias adenium yang diusahakan meliputi kegiatan di bawah ini: 1. Persiapan Sarana Membudidayakan adenium dilakukan di pot kecil untuk pembenihan dan jika akan dilakukan pemeliharaan maka dimasukkan dalam pot besar. Untuk pembenihan lahan satu M 2 dapat menampung 30 pot diameter 15 cm. Perusahaan Anisa Adenium membuat rak untuk mengefisienkan lahan yang ada agar tetap dapat memproduksi dalam jumlah banyak. Rak berfungsi sebagai tempat untuk menata tanaman agar kelihatan lebih teratur dan indah, selain itu, rak juga dapat berfungsi memperbaiki sirkulasi udara. Kegiatan selanjutnya adalah pengisian pot yang dilakukan sebelum penanaman. Jumlah pot yang diisi biasanya disesuaikan dengan rencana tanam yang telah disusun. Karyawan produksi membuat jumlah kebutuhan pot yang akan digunakan, kemudian diserahkan ke bagian pengadaan. Media tanam yang digunakan adalah sekam bakar, pasir, dan pupuk kandang. Perbandingan media tanam sekam: serabut kelapa: feat moss adalah 1:1:1. 2. Pemilihan Bibit dan Memperbanyak Adenium Langkah awal sebelum menanam yaitu memilih benih atau bibit bermutu dan melakukan seleksi saat memilih biji atau bibit untuk ditanam. Setelah biji berkecambah, pindahtanamkan bibit saat bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun 6-10 helai. Kemudian bibit ditanam dalam pot. Perusahaan Anisa Adenium memproduksi adenium dengan dua cara yaitu dengan penyemaian biji dan juga dengan sambung. Biji yang disemai adalah biji yang telah diseleksi oleh perusahaan dan penyemaian dilakukan di tempat teduh. Biji disemai di dalam pot yang telah diisi dengan media pasir, pupuk kandang dan pasir. Biji dipindahkan ke dalam pot saat berumur 1-1,5 bulan setelah tanam. 45

61 Sedangkan jika dengan cara sambung yaitu dengan cara menyambungkan batang atas yang berasal dari Thailand dengan batang bawah yang telah dibeli dari petani lokal. 3. Perawatan Adenium a. Penyiraman dan Sirkulasi Udara Penyiraman berguna untuk menjaga agar tanaman tidak kekeringan. Namun jangan sampai media terlalu lama dalam kondisi basah karena adenium menyukai kondisi kering. Selain itu penempatan tanaman yang tidak terlalu padat dan sinar matahari mengenai tanaman merupakan kondisi paling baik bagi pertumbuhan adenium. Umumnya tanaman adenium disiram 1-2 kali dalam seminggu. b. Pemupukan Pemberian pupuk harus rutin dan tepat dosis agar pertumbuhan tanaman sempurna. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk slow release seperti Growmore, Hyponex dan Dekastar. Pemupukan bisa dilakukan tiga bulan sekali dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan pupuk. Bisa juga digunakan pupuk daun seperti Gandasil dengan dosis setengah takaran dari yang tertera di label. Adenium yang masih kecil memerlukan pupuk NPK seimbang atau unsur nitrogen yang lebih tinggi. Sementara itu, adenium yang baru dipangkas membutuhkan pupuk dengan kandungan fosfor tinggi untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan akar, serta merangsang pembungaan. Pemupukan sebaiknya dilakukan setelah penyiraman atau bersamaan dengan penyiraman agar penyerapan sempurna. Selain pupuk kimia, bisa juga digunakan pupuk kandang atau kompos yang ditambahkan pada permukaan media tanam setiap 1 bulan sekali. Untuk merangsang pertumbuhan akar, batang, daun (tanaman kecil dan vegetatif). c. Pemangkasan Pemangkasan dimaksudkan untuk memperbanyak cabang dan menampilkan bunga yang ke luar secara kompak. Pemangkasan juga bermanfaat untuk memotong siklus hama. Daun yang terlalu rimbun merupakan tempat persembunyian yang nyaman bagi hama. 46

62 d. Pengendalian Hama dan Penyakit 1) Hama Red spider (Tungau Merah) Hama ini tergolong hama yang paling sering menyerang adenium. Hama ini bersembunyi dipermukaan daun bagian bawah, terutama pada daun-daun muda yang dapat mengakibatkan daun akan rontok. Serangan ini dapat diatasi dengan menyemprotkan pestisida campuran Curacron dengan dosis 2-3 ml/liter air. Pada kondisi parah, penyemprotan dapat dilakukan 2-4 kali seminggu. Aphids (kutu kuning) Hama ini tidak hanya bersembunyi di bawah daun, tetapi juga di pucuk tanaman dan di tangkai bunga. Untuk mengatasinya, dapat langsung diambil dengan tangan atau dengan menyemprotkan Decis. Mealy bugs (kutu putih) Hama ini dapat menyerang daun, batang bahkan akar tanaman. Hama ini juga betah tinggal di tempat yang lembab. Hama ini dapat dikendalikan dengan pestisida dan untuk yang bersembunyi di akar diberikan insektisida langsung pada media. Thrips sp Serangga sejenis kutu dan bergerak sangat cepat. Hama ini menyerang bunga yang belum mekar, sehingga bunga gagal mekar. Untuk mengatasinya, semprotkan Agrimex dengan konsentrasi 1 ml/liter air. Stink bugs Serangga kecil berwarna coklat ini menghisap cairan pada polong adenium yang muda, akibatnya tanaman tumbuh cacat dan biji yang dihasilkan menjadi kehilangan daya tumbuh. Pengendaliannya dengan menyemprotkan larutan insektisida seperti Curacron dan Decis. Larva lepidptera (ulat) Ulat relatif jarang menyerang adenium, namun apabila tidak diperhatikan dan lambat diatasi akan meyebar dengan cepat. Ulat menyerang daun yang masih muda. Cara penaggulangannya adalah disemprotkan pestisida atau ranting yang dihinggapi dipotong dan ulatnya disemprotkan pestisida. 47

63 Nematoda Hama ini merupakan sejenis cacing yang berukuran sangat kecil. Hama ini menyerang akar, sehingga media lambat kering. Caranya dengan mengobati dan mengganti media, serta cabut tanaman, cuci bersih lalu rendam dengan larutan nematisida selama kurang lebih 30 menit dan keringkan akar selama 1-2 minggu lalu tanam kembali. 2) Penyakit Penyakit pada adenium umumnya disebabkan oleh infeksi cendawan dan bakteri. Cendawan dothiorella sp. Adenium yang ditata terlalu rapat menyebabkan cendawan ini kerasan tinggal dan berkembang biak. Percikan air, dapat menjadi media penyebarannya. Salah satu tanda tanaman ini terserang penyakit adalah timbul bercak mengering pada daun yang disusul dengan warna kuning di sekitarnya dan kemudian rontok. Ranting yang sudah terserang dapat dipotong dan dioles dengan alkohol atau Dithane M-45, serta selanjutnya tempatkan ditempat yang panas. Cendawan white spot Cendawan ini menyerang daun, batang dan akar. Gejala pada daun akan terlihat bintik-bintik putih kecil dan akan menyebar bila tertimpa air hujan. Untuk mengatasinya semprotkan Dithane M-45 pada bagian yang terserang. Bakteri Penyakit ini biasanya menyerang pangkal batang atau bonggol akar. Serangan ini dipicu oleh media yang sudah padat atau sesak akibat penyiraman atau membesarnya bonggol. Serangan pada batang dapat mengakibatkan seluruh daun dan cabang layu sangat cepat. Bagian yang sudah terkena dipotong dan diolesi dengan pestisida. 4. Panen dan Pascapanen Waktu panen tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco pada perusahaan Anisa Adenium dilakukan sesuai dengan adanya pesanan. Namun untuk adenium Arabicum dan Taisoco sudah dapat di panen pada umur 3 bulan, dengan keadaan tanaman yang sehat berdasarkan kriteria yang telah 48

64 ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan untuk adenium varietas Obesum dapat di panen setelah 7-8 hari tanaman di sambung dan dibuka dari sungkupnya, tanaman telah mengeluarkan tunas baru dan tanaman dalam keadaan sehat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan perusahaan Pemasaran Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai orang lain 6. Perusahaan Anisa adenium harus mampu memenuhi keinginan maupun kebutuhan baik secara individual maupun kelompok dengan cara memberikan nilai tambah dan mempermudah proses pertukaran produk. Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan Anisa Adenium adalah dengan menawarkan produk melalui internet atau dengan datang langsung ke perusahaan. Namun kebanyakan konsumen berasal dari luar kota. Perusahaan Anisa Adenium melakukan kemudahan pemesanan dengan sistem online, yang kemudian setelah proses pembayaran dilakukan melalui transfer, maka tanaman adenium dikirim langsung dalam dua hari setelah uang ditransfer oleh pemesan. Dalam hal ini, biaya pengiriman dikenakan kepada konsumen. Namun pada saat proses pengiriman, pihak perusahaan melampirkan cara-cara menanam adenium dan juga perusahaan bersedia untuk memberikan arahan dan informasi melalui telepon atau Analisis Pendapatan Perencanaan finansial merupakan rencana bagaimana memperoleh dan mengalokasikan dana. Dana yang akan digunakan dalam kegiatan usaha tanaman hias adenium pada perusahaan Anisa Adenium bersumber dari modal pemilik, Bapak Widyantoro. Perencanaan finansial bertujuan untuk menganalisis keragaan aspek finansial suatu kegiatan usaha. Perencanaan keuangan yang dilakukan adalah dengan mengkalkulasikan biaya dengan penerimaan yang diperoleh perusahaan Anisa Adenium dalam usaha tanaman hias adenium. Analisis tersebut 6 Pengertian, Konsep dan Defenisi Pemasaran [25 November 2011] 49

65 akan menghasilkan perhitungan pendapatan yang diterima perusahaan Anisa Adenium dari usaha tanaman hias yang diusahakan. a. Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. Pengeluaran biaya investasi pada umumnya dilakukan satu kali atau lebih, sebelum bisnis berproduksi dan baru menghasilkan manfaat beberapa tahun kemudian. Biaya investasi yang dikeluarkan perusahaan Anisa Adenium dalam usaha tanaman hias adenium yang diteliti antara lain pembangunan kantor, pembelian lahan, peralatan dan perlengkapan produksi. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Biaya investasi Tanaman Hias Adenium dengan luas lahan 330 M 2 pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun No Umur Penyusutan Persentase Uraian Nilai (Rp) Ekonomis (Rp/Tahun) (%) (Tahun) 1 Lahan ,04 2 Gedung kantor ,87 3 Rak tanaman ,58 4 Komputer ,46 5 Sepeda motor ,21 6 Knap sack ,58 7 Cangkul ,03 8 Sekop ,03 9 Gunting ,02 10 Gembor ,03 11 Selang ,14 Total Pembelian lahan memberikan kontribusi biaya yang paling tinggi dalam biaya investasi. Lahan merupakan tempat untuk memproduksi tanaman hias adenium. Pembelian lahan berfungsi sebagai tempat untuk mengembangkan usaha agar dapat memproduksi tanaman hias adenium lebih banyak lagi. Biaya investasi lainnya yang cukup tinggi adalah pembangunan kantor, pembuatan rak tanaman dan sepeda motor untuk keperluan operasional. Biaya lainnya seperti komputer, peralatan produksi dan lain-lain menyumbang kontribusi yang lebih rendah terhadap biaya investasi. 50

66 b. Biaya Operasional Biaya operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan dan lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari dua komponen utama yakni biaya variabel dan biaya tetap. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai komponen biaya operasional beserta kebutuhan biaya tersebut pada produksi tanaman hias adenium pada perusahaan Anisa Adenium. 1. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan dari satu proses produksi ke proses produksi berikutnya. Rincian biaya tetap yang dikeluarkan untuk produksi tanaman hias adenium tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rincian Biaya Tetap Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun 2009 Uraian Nilai (Rp) Persentase (%) Tenaga kerja ,46 Biaya Telepon ,24 Biaya Listrik ,01 Biaya Air ,24 Biaya Internet ,24 Pajak sepeda motor ,23 ATK ,47 Biaya penyusutan ,11 Total Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja terhadap biaya tetap menyumbang kontribusi terbesar dalam usaha produksi tanaman hias adenium pada tahun Biaya tenaga kerja ini terdiri dari biaya gaji bagian administrasi, bagian pemasaran dan karyawan. Biaya tenaga kerja ini besarnya sekitar 78,46 persen dari total biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan Anisa Adenium. Hal ini berarti biaya lebih banyak dinikmati oleh tenaga kerja. Biaya yang lain terdiri dari biaya pajak kendaraan operasional, alat tulis kantor, dan biaya-biaya lain yang digunakan untuk urusan administrasi di perusahaan Anisa Adenium. Pada tahun 2010 biaya tenaga kerja juga menyumbang kontribusi terbesar dalam usaha produksi tanaman hias adenium. Biaya tenaga kerja ini terdiri dari 51

67 biaya gaji bagian administrasi, bagian pemasaran dan karyawan. Biaya tenaga kerja ini besarnya sekitar 77,70 persen dari total biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan Anisa Adenium. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Rincian Biaya Tetap Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun 2010 Uraian Nilai (Rp) Persentase (%) Tenaga kerja ,70 Biaya Telepon ,22 Biaya Listrik ,22 Biaya Air ,78 Biaya Internet ,22 Pajak sepeda motor ,23 ATK ,65 Biaya penyusutan ,98 Total Biaya variabel Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya dipengaruhi oleh output yang dihasilkan pada periode tertentu. Rincian biaya variabel yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman hias adenium dalam dua tahun dapat dilihat pada Tabel 14 dan Tabel 15. Tabel 14. Rincian Biaya Variabel Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun 2009 Uraian Nilai (Rp) Persentase (%) Benih ,71 Bibit ,51 Media ,39 Pupuk ,24 Pestisida ,14 Tenaga kerja ,04 Pot ,52 Plastik bening ,08 Kardus ,26 Pisau ,05 Alkohol ,03 Selotip ,03 Total Pada Tabel 14 dan Tabel 15 dapat dilihat bahwa biaya benih, bibit, media dan pot menyumbang kontribusi yang paling tinggi terhadap proporsi biaya varibel produksi tanaman hias adenium. Besar biaya benih, bibit, media dan pot 52

68 adalah lebih dari 90 persen dari total biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan Anisa Adenium. Dalam usaha tanaman hias adenium, biaya benih, bibit, media dan pot memegang porsi yang paling besar mengingat komoditas usaha ini adalah tanaman yang produksinya sangat bergantung pada kualitas benih/bibit serta media yang digunakan. Biaya variabel yang lain disumbang oleh biaya pupuk, pestisida, biaya tenaga kerja dan sebagainya. Biaya-biaya variabel ini menyumbang kontribusi yang kecil dibandingkan biaya benih/bibit dan media tanam. Namun demikian biaya-biaya tersebut berpengaruh dalam kegiatan produksi tanaman hias adenium yang diusahakan perusahaan Anisa Adenium. Tabel 15. Rincian Biaya Variabel Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun 2010 Uraian Nilai (Rp) Persentase (%) Benih ,35 Bibit ,61 Media ,25 Pupuk ,16 Pestisida ,08 Tenaga kerja ,38 Pot ,75 Plastik bening ,08 Kardus ,25 Pisau ,05 Alkohol ,02 Selotip ,02 Total Penerimaan perusahaan Anisa Adenium diperoleh dari penjualan tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco. Output bersih yang dihasilkan selama proses produksi tanaman hias adenium pada tahun 2009 adalah pot adenium varietas Arabicum, pot varietas Obesum, 867 pot varietas Taisoco. Sedangkan output bersih tanaman hias adenium pada tahun 2010 adalah pot adenium varietas Arabicum, pot varietas Obesum, 819 pot varietas Taisoco. Harga output untuk masing-masing varietas adenium Arabicum, Obesum, dan Taisoco pada tahun adalah Rp , Rp , dan Rp Total penerimaan yang diperoleh perusahaan Anisa Adenium dari memproduksi tanaman hias adenium vareitas Arabicum, Obesum, dan Taisoco 53

69 masing-masing pada tahun 2009 dan 2010 adalah sebesar Rp dan Rp Analisis pendapatan ini bertujuan sebagai gambaran prospek usaha tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco di perusahaan Anisa Adenium. Besarnya penerimaan dan analisis pendapatan pada tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 16 dan Tabel 17. Tabel 16. Analisis Pendapatan Usaha Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun 2009 Uraian Nilai (Rp) A. Penerimaan B. Biaya Operasional - Biaya Tetap Biaya Variabel C. Total Biaya Opersional D. Keuntungan E. R/C 1,84 Dari analisis pendapatan usaha tanaman hias adenium diperoleh kesimpulan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan Anisa Adeium dalam memproduksi tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco pada tahun 2009 dan 2010 adalah Rp dan Rp Keuntungan yang diperoleh perusahaan Anisa Adenium merupakan penerimaan yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh biaya produksi perusahaan. Tabel 17. Analisis Pendapatan Usaha Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun 2010 Uraian Nilai (Rp) F. Penerimaan G. Biaya Opersional - Biaya Tetap Biaya Variabel H. Total Biaya Opersional I. Keuntungan J. R/C 1,80 Sedangkan nilai R/C ratio tahun 2009 dan 2010 diperoleh sebesar 1,84 dan 1,80. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1 biaya yang dikeluarkan oleh 54

70 perusahaan Anisa Adenium untuk melakukan kegiatan produksi ketiga varietas adenium Arabicum, Obesum dan Taisoco akan memperoleh penerimaan sebesar 1,84 dan 1,80. Nilai ini menggambarkan bahwa penerimaan yang diperoleh perusahaan Anisa Adenium lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu berdasarkan hasil analisis pendapatan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa usaha tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco menguntungkan dan efisien untuk dijalankan. 55

71 VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI 6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Usaha pengurangan risiko melalui diversifikasi tanaman hias adenium tidak sepenuhnya mampu menghilangkan risiko. Adanya risiko dalam suatu usaha akan mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan. Oleh karena itu adanya fluktuasi produksi mengindikasikan adanya risiko yang dihadapi suatu perusahaan. Adanya risiko akan berdampak pada penerimaan suatu usaha dan berpengaruh langsung terhadap keberhasilan suatu usaha. Tanaman hias adenium adalah tanaman hias yang memiliki keunggulan karena memiliki bonggol yang unik dan warna bunga yang beranekaragam. Dalam memproduksi tanaman hias adenium dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan generatif yaitu dengan biji dan dengan vegetatif yaitu dengan sambung. Pada Perusahaan Anisa Adenium, produksi tanaman hias adenium dengan menggunakan biji yaitu dilakukan pada varietas Arabicum dan Taisoco. Sedangkan produksi dengan cara sambung dilakukan pada varietas Obesum. Untuk varietas Arabicum dan Taisoco, perbanyakan dilakukan dengan biji yang diperoleh dari Thailand. Pada dasarnya antara varietas Arabicum dan Taisoco tidak ada perbedaan. Letak perbedaannya yaitu pada warna bonggolnya, dimana bonggol varietas Taisoco berwarna abu-abu dan lebih mengkilap. Pada proses produksinya, tanaman hias adenium kedua varietas ini memiliki tingkat kesulitan pada saat proses perkecambahan. Daya tumbuh yang relatif lebih rendah menjadi pemicu adanya ketidak seragaman pertumbuhan adenium. Hal ini merupakan salah satu pemicu adanya risiko dalam memproduksi tanaman hias adenium varietas Arabicum dan Taisoco. Proses produksi secara generatif dapat dilihat pada Lampiran 5. Sedangkan untuk tanaman hias adenium varietas Obesum diperbanyak dengan cara sambung. Proses produksi dengan cara sambung dapat dilihat pada Lampiran 6. Untuk batang bawahnya Perusahaan Anisa Adenium membeli dari petani lokal, sedangkan untuk entres diperoleh dari Thailand. Pengadaan input yang baik dan sehat menjadi salah satu point penting dalam keberhasilan produksi. Namun, dalam pada saat proses penyambungan perlu diperhatikan keterampilan dari tenaga kerja. Dimana, tenaga kerja yang terampil dan sterilisasi 56

72 alat dan bahan yang digunakan menjadi faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil yang baik, oleh karena itu hal tersebut harus benar-benar diperhatikan. Sumber-sumber risiko yang ada pada perusahaan Anisa Adenium dalam mengusahakan tanaman hias adenium antara lain dikarenakan perubahan 1) cuaca atau iklim; 2) serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit erat kaitannya dengan kondisi cuaca, dimana pada musim kemarau hama lebih menyerang tanaman, sedangkan pada musim hujan penyakit lebih sering menyerang tanaman; 3) teknik perbanyakan tanaman yang kurang tepat; 4) kondisi peralatan dan bangunan yang kurang memadai pada kegiatan produksi; 5) tenaga kerja yang kurang terampil. Risiko usaha tanaman hias adenium yang dibahas dalam penelitian ini difokuskan pada tiga varietas adenium yang diusahakan oleh Perusahaan Anisa Adenium yaitu Arabicum, Obesum, dan Taisoco. Penentuan risiko produksi pada penelitian ini didasarkan pada penilaian varians, standar deviasi, dan koefisien variasi yang diperoleh dari hasil peluang terjadinya suatu kejadian. Peluang terjadinya suatu kejadian dapat dilihat dari kondisi tertinggi, normal, dan terendah dari persentase keberhasilan yang dihasilkan oleh masing-masing varietas. Penentuan peluang kondisi tertinggi, normal dan terendah ditentukan perusahaan berdasarkan pengetahuan tentang budidaya tanaman. Dimana bila persentase keberhasilan diatas 80 persen merupakan keberhasilan yang maksimal yang diperoleh oleh perusahaan sehingga perusahaan memperoleh keuntungan maksimal, sedangkan jika persentase di bawah 60 persen merupakan tingkat keberhasilan terendah yang dapat membuat perusahaan tidak mencapai keuntungan maksimal bahkan perusahaan bisa memperoleh kerugian karena biaya produksi yang dikeluarkan tidak dapat tertutupi oleh penjualan produk yang dihasilkan. Kondisi normal merupakan kondisi rata-rata perusahaan, dimana persentase keberhasilannya berada diantara kondisi tertinggi dan kondisi terendah. Pada kondisi normal perusahaan dapat mengembalikan biaya produksi yang dikeluarkan, karena pada kondisi ini perusahaan dapat memperoleh keuntungan atau hanya dapat menutupi biaya produksi yang dikeluarkan. Dengan kata lain, pada kondisi normal perusahaan berada pada titik impas. 57

73 Pada Tabel 18, produksi pada masing-masing varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco diperoleh dari jumlah perbanyakan masing-masing 600, 2000 dan 300, dimana hasil produksi pada setiap periode produksi tidak tetap/bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari tingkat keberhasilan produksi yang dihasilkan. Penerimaan yang didapat pada Tabel 18, diperoleh dari jumlah produksi tanaman yang berumur 3 bulan dengan harga tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco masing-masing adalah Rp /pot, Rp /pot, Rp /pot. Peluang yang didapat dari ketiga varietas pada delapan periode yaitu 0,25 untuk kondisi tertinggi, 0,50 untuk kondisi normal dan 0,25 untuk kondisi terendah. Penentuan peluang untuk masing-masing kondisi ditentukan berdasarkan persentase keberhasilan produksi tanaman hias adenium yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 18. Rata-rata Produksi, Persen Keberhasilan dan Penerimaan Perusahaan Anisa Adenium Tahun Rata-rata Varietas Penerimaan Kondisi Peluang Produksi Keberhasilan Adenium (Rp) (Pot) (%) Arabicum Tertinggi 0,25 495,00 82, Normal 0,50 423,00 70, Terendah 0,25 333,00 55, Obesum Tertinggi 0, ,00 81, Normal 0, ,00 67, Terendah 0, ,00 58, Taisoco Tertinggi 0,25 241,50 80, Normal 0,50 212,25 70, Terendah 0,25 177,00 59, Tabel 18 juga menunjukkan kondisi produksi, persentase keberhasilan dan pendapatan masing-masing varietas adenium pada setiap periode. Adanya produksi, persentase keberhasilan dan pendapatan yang berfluktuasi mengindikasikan peluang perusahaan memperoleh produksi dan pendapatan pada setiap periode kejadian dapat diamati dengan mempertimbangkan periode waktu selama proses produksi berlangsung. Tabel 18 memperlihatkan bahwa adenium varietas Obesum memiliki produksi tertinggi dibandingkan dengan kedua varietas yang lain yaitu berkisar dari pot sampai pot dengan persentase 58

74 keberhasilan rata-rata berkisar antara 58,5 persen sampai 81,5 persen. Demikian juga halnya dengan dengan range pendapatan antara ketiga varietas adenium, varietas Obesum memiliki range pendapatan yang paling tinggi berkisar antara Rp sampai Rp Produksi tertinggi merupakan tingkat produksi maksimal yang pernah diperoleh perusahaan selama periode produksi berlangsung sedangkan produksi normal merupakan tingkat produksi yang sering terjadi. Berbeda halnya dengan produksi terendah yang merupakan tingkat produksi minimal yang diperoleh perusahaan selama produksi berlangsung. Produksi yang diharapkan oleh perusahaan adalah produksi tertinggi dengan frekuensi yang tinggi karena akan berimplikasi positif terhadap pendapatan yang diperoleh perusahaan. Dalam hal ini terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya risiko pada usaha tanaman hias adenium diantaranya sebagai berikut: a. Kondisi cuaca atau iklim Kondisi cuaca atau iklim menjadi salah satu faktor munculnya risiko dalam produksi tanaman hias adenium. Hal ini dikarenakan perubahan cuaca yang sulit diprediksi. Kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan adenium. Secara teknik tanaman hias adenium sangat rentan terhadap kelebihan air, sehingga curah hujan yang terlalu tinggi dapat berdampak negatif kepada produksi dan keberhasilan dalam perbanyakan tanaman hias adenium. Keberhasilan tanaman hias adenium dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim, dimana apabila curah hujan terlalu tinggi akan membuat merusak tanaman karena kadar air di dalam bonggol adenium akan meningkat sehingga dapat menyebabkan bonggol menjadi busuk. Perubahan kondisi cuaca akan berhubungan dengan serangan hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman hias adenium. Ketika musim kemarau, umumnya populasi hama meningkat sementara ketika musim hujan umumnya penyakit lebih sering menyerang. Perusahaan Anisa Adenium dalam memproduksi tanaman hias adenium menerapkan sistem tanam tanpa menggunakan pelindung dalam proses penanamannya, sehingga tanaman dapat langsung terkena cahaya matahari. Pemilihan lokasi usaha yang memiliki curah hujan yang relatif rendah dapat menjadi salah satu alternatif untuk menekan risiko 59

75 produksi adenium. Di samping ini juga perusahaan menerapkan sistem penanaman dengan menggunakan rak tanaman agar tanaman dapat lebih teratur, dan juga jarak antara pot tanaman dapat diatur agar tidak terlalu rapat sehingga dapat menekan pertumbuhan hama dan penyakit. Untuk dapat menekan risiko yang disebabkan oleh cuaca dan iklim, sebaiknya perusahaan dapat menerapkan sistem pemasangan paranet pada saat musim hujan, agar jumlah air yang masuk ke dalam pot tanaman dapat lebih ditekan sehingga kerusakan tanaman lebih sedikit. Namun, kendala penggunaan sistem ini adalah biaya untuk pembuatan paranet yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan biaya produksi tanaman hias adenium. b. Serangan Hama dan Penyakit Hama dan penyakit merupakan salah satu sumber risiko yang dapat merusak tanaman dan menyebabkan produksi tanaman hias adenium menjadi tidak optimal. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman hias adenium pada umumnya berkaitan dengan kondisi cuaca dan iklim di tempat produksi. Serangan hama pada umumnya lebih sering menyerang tanaman pada musim kemarau dengan curah hujan rendah, terpaan sinar matahari panjang dan suhu udara yang relatif tinggi. Sedangkan pada musim hujan, penyakit lebih sering menyerang tanaman. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan oleh pihak pemilik dan karyawan, maka dapat diketahui bahwa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman hias adenium di perusahaan Anisa Adenium cukup banyak. Adapun jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman hias adenium antara lain Red spider (Tungau Merah), Aphids (kutu kuning), Mealy bugs (kutu putih), Thrips sp, Stink bugs, Nematoda, Larva lepidptera (ulat), Cendawan dothiorella sp, Cendawan white spot dan bakteri. Upaya penanganan yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium adalah dengan melakukan penyemprotan pestisida secara rutin, dan selalu memantau tanaman setiap hari, sehingga jika terdapat hama dan penyakit pada tanaman maka dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin. 60

76 c. Teknik Perbanyakan Pada tanaman hias adenium terdapat dua terknik perbanyakan yaitu secara generatif dengan menggunakan biji untuk varietas adenium Arabicum dan Taisoco dan secara vegetatif dengan teknik sambung untuk varietas Obesum. Benih atau bibit tanaman menjadi salah satu sumber risiko dalam proses produksi adenium. Kualitas benih atau bibit berpengaruh terhadap perbanyakan tanaman, dimana benih atau bibit yang mempunyai kualitas rendah akan mempengaruhi produksi adenium. Kualitas benih atau bibit yang kurang baik akan menjadikan pertumbuhan tanaman tidak normal dan rentan terhadap penyakit. Untuk tanaman hias adenium varietas Arabicum dan Taisoco, kualitas benih yang ditanam sangat mempengaruhi keberhasilan tanaman, dimana jika kualitas benih yang kurang baik akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Kualitas benih yang kurang baik akan menghambat daya tumbuh tanaman sehingga akan menghasilkan tanaman yang tidak seragam. Hal ini menjadi sumber risiko yang perlu diperhatikan, sebab pertumbuhan yang tidak seragam akan berdampak pada kriteria tanaman hias adenium yang telah ditentukan oleh perusahaan, sehingga pada saat panen, tanaman yang tidak memenuhi kriteria akan digolongkan ke dalam tanaman tidak berhasil sebab kualitas tanaman tidak seperti kualitas tanaman yang normal. Sedangkan untuk tanaman hias adenium varietas Obesum, kualitas bibit yang digunakan juga harus diperhatikan, baik batang atas maupun batang bawah. Penggunaan batang atas dan batang bawah yang baik akan mempengaruhi penyambungan tanaman. Kualitas batang atas dan batang bawah yang baik akan mempengaruhi keberhasilan sambungan. Di samping itu juga, proses penyambungan juga harus tetap di perhatikan karena pada saat proses penyambungan kondisi alat harus steril sehingga bekas sayatan sambungan tidak terkontaminasi oleh bakteri. Untuk itu, perusahaan Anisa Adenium mengupayakan untuk selalu selektif dalam memilih benih atau bibit yang akan digunakan, dan juga memperhatikan teknik-teknik dalam memproduksi tanaman hias adenium untuk dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan dan kegagalan dalam proses 61

77 perbanyakan, sehingga hasil dari produksi yang akan diperoleh dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. d. Peralatan dan Bangunan Peralatan dan bangunan dapat menjadi sumber yang menyebabkan risiko dalam pengusahaan tanaman hias adenium. Peralatan dan bangunan yang terpelihara dengan baik dapat mendukung keberhasilan suatu usaha. Namun, peralatan dan bangunan yang kurang terpelihara dengan baik dapat menghambat kegiatan/usaha yang dijalankan sehingga menjadi sumber risiko bagi kelangsungan suatu usaha. Bangunan dan peralatan yang paling berperan penting dalam kegiatan produksi tanaman hias adenium adalah rak tanaman dan peralatan perbanyakan tanaman. Dimana, rak tanaman berfungsi sebagai tempat penyimpanan tanaman, sehingga jika kondisi rak tidak dijaga kebersihan dan perawatannya maka akan menjadi sumber risiko pada tanaman. Dengan adanya perawatan dan kondisi yang bersih pada rak tanaman maka akan memperkecil serangan hama dan penyakit dan juga tanaman tidak mengalami kerusakan dan dapat mempermudah dalam mengontrol tanaman hias adenium. Kerusakan rak tanaman akan menjadikan tanaman adenium tidak dapat tersusun dengan baik dan juga akan menghambat proses perawatan tanaman sehingga tanaman dapat mengalami kerusakan. Peralatan yang kurang baik dan tidak memadai akan menghambat pertumbuhan tanaman dan juga akan menjadikan proses produksi tidak efektif dari segi waktu dan biaya. Peralatan pembuatan media, peralatan perbanyakan tanaman dan peralatan perawatan tanaman yang kurang diperhatikan akan menjadi sumber risiko pada tanaman hias adenium. Peralatan pembuatan media yang tidak memadai akan mempengaruhi kualitas media yang digunakan, sebab media yang kurang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang akan ditanam. Peralatan perbanyakan yang kurang steril akan memicu adanya penyakit yang dapat menjadikan produksi tidak optimal sehingga akan mempengaruhi keberhasilan tanaman hias adenium. Apabila peralatan perawatan tanaman yang tidak memadai dan tidak baik juga dapat menjadi pemicu timbulnya risiko dalam memproduksi tanaman hias adenium. Jika peralatan perawatan tidak memadai, akan menjadikan proses produksi tidak efisien, karena akan menghambat proses 62

78 produksi dan juga akan mempengaruhi sumberdaya yang digunakan khususnya dalam penggunaan tenaga kerja. Sedangkan peralatan perawatan yang tidak steril akan memicu serangan hama dan penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk itu, perusahaan Anisa Adenium sebaiknya memperhatikan bangunan dan peralatan yang digunakan, baik peralatan pembuatan media, peralatan perbanyakan tanaman maupun peralatan perawatan tanaman. Bangunan dan peralatan yang memadai akan menjadikan prose produksi lebih efisien, sedangkan peralatan dan bangunan yang bersih dan streril dapat mencegah serangan hama dan penyakit sehingga dapat meminimalkan risiko dalam memproduksi tanaman hias adenium. e. Keterampilan Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan sumberdaya yang penting bagi perusahaan karena akan dapat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas perusahaan. Adanya tenaga kerja yang terampil, berpendidikan, dan berpengalaman sangat penting untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Tenaga kerja yang kurang terampil dapat menjadi sumber risiko bagi perusahaan, hal ini berpengaruh negatif terhadap hasil produksi tanaman. Berdasarkan wawancara di lapangan, tenaga kerja pernah melakukan kesalahan dalam kegiatan produksi tanaman hias adenium. Kesalahan tersebut terjadi pada saat penanaman biji, penyambungan benih, pemberian pestisida dan pupuk yang salah dan berlebihan. Tenaga kerja yang tidak terampil dapat menjadi sumber risiko yang dapat mempengaruhi keberhasilan tanaman hias adenium. Pada perbanyakan tanaman hias adenium, tenaga kerja mempunyai peran yang sangat besar dalam keberhasilan tanaman. Tenaga kerja yang kurang terampil dan ceroboh akan mempengaruhi keberhasilan tanaman. Jika tenaga kerja tidak terampil maka pada proses penanaman biji dan pernyambungan tanaman akan mengalami kegagalan yang berakibat terhadap daya tumbuh dan keberhasilan sambungan. Begitu juga pada saat perawatan tanaman, tenaga kerja yang kurang terampil akan mengakibatkan perawatan yang kurang maksimal sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. 63

79 Untuk itu, perusahaan melakukan upaya pencegahan dengan selalu melakukan pengawasan pada proses produksi mulai dari pemilihan biji dan bibit, pembuatan media, penanaman, perawatan dan juga perbanyakan tanaman. Selain itu juga, perusahaan juga memberi pelatihan bagi karyawan untuk dapat memproduksi tanaman hias adenium dengan baik dan juga untuk mengembangkan pengetahuan tentang tanaman hias adenium. Namun, pelatihan bagi karyawan akan mempengaruhi biaya produksi tanaman hias adenium, sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih besar. Sebaiknya perusahaan Anisa Adenium harus mengalokasikan dana khusus untuk pelatihan karyawan agar dapat mengembangkan pengetahuan karyawan dalam memproduksi tanaman hias adenium. Penyebab tidak tercapainya keberhasilan produksi dari tanaman adenium sehat dan siap dipasarkan berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh perusahaan Anisa Adenium untuk varietas Arabicum dan Taisoco adalah : 1. Kadar air yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan bonggol menjadi busuk sedangkan kadar air yang rendah dapat membuat bonggol keriput dan mengecil, untuk itu kadar air harus benar-benar diperhatikan. Permukaan bonggol juga harus diperhatikan, permukaan bonggol harus bebas dari serangan hama dan penyakit terutama jamur karena serangan hama dan penyakit dapat merusak permukaan bonggol dan menjadikan bonggol menjadi kusam sehingga dapat merusak tanaman secara keseluruhan. 2. Pertumbuhan batang tanaman hias adenium juga harus diperhatikan. Perawatan dan pemberian nutrisi sesuai akan membuat batang tumbuh dengan baik. Pada batang juga harus diperhatikan serangan hama dan penyakit, karena hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan juga dapat merusak batang. Batang tanaman hias adenium sangat rentan terhadap jamur yang membuat warna batang menjadi kusam. Hal ini juga dapat dipicu oleh adanya kondisi dan cuaca yang tidak mendukung. 3. Untuk daun tanaman hias adenium harus benar-benar diperhatikan karena daun merupakan tempat untuk menghasilkan makanan untuk tanaman tersebut. Pemberian nutrisi dan perawatan serta pengendalian hama dan penyakit yang baik akan menghasilkan daun adenium yang berwarna hijau 64

80 segar, tidak kusam, tidak ada bercak goresan, bekas telur hama atau bekas sarang serangga lainnya. Sedangkan untuk tanaman hias adenium varietas Obesum perlu diperhatikan terlebih dahulu batang bawah yang akan digunakan. Batang bawah yang dipilih harus benar-benar sehat karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman hias adenium pada saat akan disambung. Pada saat proses penyambungan, hal yang perlu diperhatikan adalah alat dan bahan yang digunakan, dimana harus disterilisasikan dahulu dengan menggunakan alkohol, kemudian pekerja yang melakukan sambung juga harus benar-benar sudah terlatih karena kecepatan dan ketepatan dalam menyambung batang atas dan batang bawah menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan sambungan. Setelah melakukan sambung, maka tanaman harus diperhatikan penempatannya agar berhasil. Tanaman adenium varietas Obesum dikatakan berhasil jika tanaman yang disambung dibuka dari sungkupnya setelah 7-8 hari, tanaman sudah mengeluarkan tunas daun baru dari batang yang telah disambung, warna tunas hijau segar, bonggol dan batang tidak kusam, dan tidak banyak bekas luka sayatan, tanaman dalam keadaan sehat dan siap untuk dipasarkan Analisis Risiko Produksi Analisis risiko merupakan sebuah tahapan komprehensif dalam proses penilaian risiko. Kegiatan penilaian ini dimulai dengan perhitungan peluang, nilai expected return, hingga nilai besaran risiko. Nilai hasil perhitungan peluang dan rata-rata penerimaan yang dilakukan sebelumnya dijadikan sebagai bahan perhitungan lanjutan, yaitu untuk mengukur nilai expected return. Nilai expected return merupakan nilai harapan produksi berdasarkan masing-masing kejadian. Setelah dilakukan pengukuran peluang dari kejadian yang terjadi maka dilakukan penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dengan menggunakan expected return. Expected return yang dihitung berdasarkan jumlah dari nilai yang diharapkan terjadinya peluang masing-masing kejadian pada adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco. Expected return merupakan total nilai penerimaan yang diharapkan dikalikan dengan peluang kondisi yang ada. Total penerimaan dan peluang pada expected return diperoleh berdasarkan 65

81 perhitungan pada Tabel 18. Penilaian expected return tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Penilaian Expected Return adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco pada perusahaan Anisa Adenium Varietas Adenium Expected Return (Rp) Arabicum Obesum Taisoco Dari Tabel 19 diketahui bahwa expected return Obesum merupakan yang paling tinggi dibandingkan kedua varietas yang lain. Hal ini disebabkan perusahaan Anisa Adenium lebih berkonsentrasi pada komoditas tersebut dibandingkan yang lainnya. Perusahaan lebih berkonsentrasi pada komoditas Obesum berdasarkan pertimbangan permintaan pasar Obesum cenderung lebih tinggi dan relatif lebih stabil dibandingkan Arabicum dan Taisoco. Hal tersebut menjadi dasar bagi pihak perusahaan yang lebih berkonsentrasi pada produksi Obesum. Oleh karena itu sebagian besar lahan difokuskan pada Obesum sehingga produksinya juga lebih tinggi. Produksi yang lebih tinggi ini akan berpengaruh pada penerimaan yang diharapkan (expected return) oleh perusahaan yang juga akan ikut meningkat. Penilaian expected return yang diperoleh selanjutnya akan digunakan sebagai bahan perhitungan selanjutnya. Proses tahapan selanjutnya adalah mengukur nilai dan besaran simpangan atau gap antara expected return dengan realisasi nilai produksi yang diperoleh Perusahaan Anisa Adenium. Pengukuran akan dilakukan dengan dua cara yaitu: pengukuran risiko tunggal dan pengukuran risiko diversifikasi. Perhitungan ini ditujukan untuk membandingkan nilai risiko apabila hanya melakukan satu varietas adenium dengan mengusahakan lebih dari satu varietas adenium Analisis Risiko Komoditas Tunggal Penilaian risiko pada komoditas tunggal dilihat berdasarkan tingkat pendapatan yang diperoleh dari varietas adenium Arabicum, Obesum, dan Taisoco. Penilaian risiko dapat dihitung dengan menggunakan Expected return, 66

82 Variance, Standard Deviation dan Coefficient Variation. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Penilaian Risiko Spesialisasi Adenium Varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco Varietas Expected Standard Coefficient Variance Adenium Return (Rp) Deviation Variation Arabicum ,367 Obesum ,120 Taisoco ,108 Penilaian risiko pada tabel 20 dapat dihubungkan dengan Gambar 1, dimana jika dilihat dari grafik persentase keberhasilan produksi tanaman hias adenium ketiga varietas dapat disimpulkan bahwa fluktuasi keberhasilan produksi berpengaruh terhadap nilai coefficient variation setiap varietas adenium. Nilai coefficient variation untuk varietas Arabicum lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya. Hal ini disebabkan persentase keberhasilan produksi adenium varietas Arabicum yang relatif tidak stabil dari delapan periode yang ada, sehingga grafik tersebut dapat menjelaskan bahwa jika persentase keberhasilan produksi mengalami fluaktuasi yang signifikan, maka nilai coefficient variation dari varietas tersebut akan tinggi. Tingginya nilai coefficient variation untuk adenium varietas Arabicum mengindikasikan bahwa risiko yang dihadapi perusahaan saat memproduksi varietas tersebut adalah tinggi. Berdasarkan hasil penilaian risiko pada kegiatan spesialisasi, didapat bahwa nilai Coefficient Variation yang diperoleh menujukkan adenium varietas Taisoco nilai yang lebih rendah dibandingkan dua varietas lain, yaitu 0,382. Hal ini menunjukan bahwa adenium varietas Taisoco memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan Arabicum dan Obesum, karena semakin besar nilai Coefficient Variation maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa adenium varietas Taisoco memiliki risiko paling rendah dibandingkan dengan Arabicum dan Obesum. Hal ini disebabkan karena adenium varietas Taisoco memiliki karakteristik benih yang mempunyai daya tumbuh lebih tinggi bila dibandingkan adenium varietas Arabicum. Adenium varietas Taisoco juga lebih tahan terhadap hama dan penyakit sehingga pertumbuhan tanaman lebih baik dibandingkan 67

83 varietas lain. Pada dasarnya, adenium varietas Taisoco memiliki keunggulan bonggol bila dibandingkan adenium varietas Arabicum, bonggol adenium varietas Taisoco memiliki warna yang lebih mengkilap sehingga varietas ini banyak diminati oleh para hobiis. Namun pengadaan benih varietas Taisoco sangat terbatas, hal ini disebabkan oleh karakteristik tanaman yang sulit menghasilkan biji sehingga harga dari benih adenium varietas Taisoco jauh lebih tinggi dibandingkan adenium varietas Arabicum. Sehingga perusahaan tidak dapat memproduksi dalam kapasitas besar walaupun jumlah permintaan konsumen akan varietas ini cukup tinggi. Adenium varietas Arabicum mempunyai nilai variance yang paling tinggi dibandingkan dengan varietas Obesum dan Taisoco yaitu sebesar , demikian juga halnya dengan nilai standard deviation adenium varietas Arabicum mempunyai nilai tertinggi diantara ketiga varietas adenium. Dilihat dari nilai coefficient variation yang tertinggi, adenium varietas Arabicum memliki nilai coefficient variation yang lebih tinggi dibandingkan kedua varietas adenium lain, yaitu 0,367. Nilai tersebut berarti setiap memproduksi satu pot tanaman adenium varietas Arabicum maka akan memperoleh risiko sebesar 0,367. Hal ini menggambarkan bahwa varietas Arabicum memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan varietas Obesum dan Taisoco. Tingginya tingkat risiko adenium varietas Arabicum disebabkan karena karakteristik dari benih varietas Arabicum yang lebih sulit untuk tumbuh atau dorman sehingga pertumbuhan tanaman tidak seragam. Adenium varietas Arabicum merupakan tanaman yang cukup manja sehingga perawatan terhadap varietas ini lebih banyak dibandingkan varietas lain. Selain itu, varietas Arabicum juga rentan terhadap hama dan penyakit dan juga kondisi cuaca, sehingga berpengaruh terhadap produksi dan keberhasilan varietas ini. Sedangkan nilai coefficient variation adenium varietas Obesum adalah 0,120 yang berarti setiap memproduksi satu pot tanaman hias adenium varietas Obesum akan memperoleh risiko sebesar 0,120. Nilai coefficient variation varietas Obesum berada diantara varietas Arabicum dan Taisoco. Risiko yang paling besar pada tanaman hias adenium varietas Obesum adalah pada proses penyambungan tanaman. Tenaga kerja yang terampil dan penggunaan peralatan 68

84 yang steril akan mempengaruhi tingkat keberhasilan tanaman. Dalam memproduksi adenium verietas Obesum perusahaan mendapatkan risiko yang kecil karena dalam pengadaan batang bawah dan batang atas, perusahaan dapat menekan risiko kerusakan dengan memilih kualiatas batang bawah dan batang atas yang baik sehingga keberhasilan perbanyakan tanaman dapat maksimal. Varietas ini juga memiliki keunggulan dibandingkan varietas lain, dimana jika proses penyambungan tidak berhasil, batang bawah pada tanaman yang telah disambung dapat digunakan kembali asalkan batang tersebut masih layak untuk digunakan. Untuk menekan risiko yang terjadi sebaiknya perusahaan melakukan diversifikasi ketiga varietas, yaitu Arabicum, Obesum dan Taisoco. Apabila perusahaan menghadapi risiko pada salah satu varietas adenium akan ditutupi oleh varietas lainnya, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang terlalu tinggi Analisis Risiko Diversifikasi Salah satu bentuk strategi penanganan risiko yang sering dilakukan perusahaan adalah diversifikasi usaha. Perusahaan Anisa Adenium dalam menjalankan usahanya juga turut menggunakan teknik strategi diversifikasi ini yaitu dengan mengusahakan berbagai varietas adenium. Perhitungan risiko tunggal dari masing-masing varietas adenium yang dilakukan sebelumnya merupakan gambaran besaran risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Anisa Adenium dari setiap varietas adenium. Gambaran itu merupakan nilai risiko yang dihadapi apabila Perusahaan Anisa Adenium hanya mengusahakan satu verietas adenium. Faktanya Perusahaan Anisa Adenium mengusahakan tiga varietas adenium secara bersamaan. Untuk menilai risiko ketiga varietas adenium tersebut digunakan rumusan risiko diversifikasi yang menghitung nilai risiko varietas adenium secara bersamaan. Pada saat ingin melakukan diversifikasi, sebaiknya perusahaan harus memperhatikan aspek-aspek yang ada, sehingga usaha diversifikasi yang dilakukan dapat memberi manfaat bagi perkembangan usaha yang dijalankan. Aspek-aspek yang diperhatikan oleh Perusahaan Anisa Adenium pada saat 69

85 melakukan diversifikasi tanaman hias adenium tersebut adalah aspek produksi, aspek teknologi dan juga aspek finansial. Untuk aspek produksi, Perusahaan Anisa Adenium memperhatikan jenis tanaman yang akan ditanam, dimana tanaman yang ditanam sebaiknya berfungsi untuk mendukung tanaman sebelumnya, sehingga tidak mengganggu proses produksi tanaman lainnya. Tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco merupakan tanaman yang sejenis namun memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga dalam memproduksi ketiga varietas tersebut tidak akan mengganggu proses produksi tanaman sebelumnya, baik dari segi hama maupun penyakit. Sedangkan untuk aspek teknologi, pada dasarnya ketiga varietas memiliki cara dan proses yang sama, kecuali teknik perbanyakan yang berbeda antara varietas Arabicum dan Taisoco yang diperbanyak dengan biji sedangkan varietas Obesum yang diperbanyak dengan sambung entres. Untuk itu teknologi yang digunakan untuk ketiga varietas tidak berbeda, khususnya pada saat perawatan tanaman. Sehingga perusahaan tidak perlu menambah biaya teknologi pada saat melakukan diversifikasi. Aspek finansial yang perlu diperhatikan Perusahaan Anisa Adenium adalah alokasi dana yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan diversifikasi dan juga hasil yang akan diperoleh setelah melakukan diversifikasi. Namun tujuan dari diversifikasi yang dilakukan adalah untuk meminimumkan risiko yang ada, sehingga dengan adanya kombinasi varietas adenium tersebut diharapkan dapat memperkecil kerugian yang terjadi. Perusahaan Anisa Adenium melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usaha tersebut yang disebut dengan diversifikasi. Dengan pengusahaan secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi perusahaan (risiko portofolio) menurun. Analisis perbandingan risiko yang dilakukan berdasarkan hasil return yaitu pendapatan yang diperoleh. Perhitungan risiko portofolio yang dilakukan mencakup gabungan dua varietas, dan tiga varietas. Risiko portofolio dari kombinasi dua aset yang dihitung adalah sebanyak tiga portofolio antara lain gabungan Arabicum dan Obesum, Arabicum dan Taisoco, serta Obesum dan Taisoco. Risiko portofolio dari kombinasi tiga komoditas yang dihitung adalah gabungan Arabicum, Obesum dan 70

86 Taisoco Total perhitungan risiko portofolio yang dianalisis adalah sebanyak 4 portofolio. Perhitungan risiko portofolio Arabicum, Obesum dan Taisoco pada Perusahaan Anisa Adenium dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Penilaian Risiko Portofolio pada Tanaman Hias Adenium Varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco Varietas Expected Standard Coefficient Variance Adenium Return (Rp) Deviation Variation Arab+Obes ,183 Arab+Tais ,297 Obes+Tais ,149 Arab+Obes+Tais ,108 Keterangan: Arab = Arabicum Obes = Obesum Tais = Taisoco Hasil perhitungan risiko diversifikasi yang ditampilkan pada Tabel 21 merupakan gambaran risiko yang dihadapi Perusahaan Anisa Adenium dengan melakukan dua dan tiga kombinasi usaha produksi adenium. Penjelasan mengenai hasil perhitungan risiko diversifikasi varietas adenium pada Tabel 21 tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Arabicum dengan Obesum Kombinasi antara adenium varietas Arabicum dan Obesum ini merupakan kombinasi antara kelompok adenium dengan expected return yang tinggi untuk kombinasi dua varietas adenium. Hasil perhitungan risiko diversifikasi kedua varietas adenium ini ternyata cukup besar. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat yang menyatakan high risk high return dan low risk low return, dimana risiko yang dihadapi rendah sedangkan nilai return yang diperoleh besar. Tujuan penggunaan strategi diversifikasi pada kondisi yang berisiko adalah untuk meminimalisasi besarnya risiko pada satu varietas atau usaha. Hal ini akan efektif apabila hasil penilaian risiko menunjukkan nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai risiko pada saat mengusahakan satu varietas. Pada Perusahaan Anisa Adenium nilai risiko kombinasi antara Arabicum dengan Obesum menunjukkan hasil coeffisien variation yang cukup berbeda jika dibandingkan dengan hanya mengusahakan satu varietas adenium. Nilai coeffisien 71

87 variation kombinasi antara varietas Arabicum dan Taisoco dengan nilai coeffisien variation varietas adenium Arabicum dengan perhitungan risiko tunggal yaitu masing-masing bernilai 0,183 dan 0,367. Melalui usaha diversifikasi dua varietas adenium mampu menurunkan risiko usaha sebesar 0,184. Hasil penilaian ini menunjukkan bahwa jika perusahaan mengusahakan kedua varietas antara Arabicum dengan Obesum memiliki nilai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai risiko jika perusahaan hanya mengusahakan adenium varietas Arabicum saja. Risiko diversifikasi dua varietas adenium antara Arabicum dengan Obesum merupakan risiko kedua paling tinggi diantara perhitungan risiko diversifikasi dua varietas adenium lainnya, ini disebabkan oleh kombinasi dua varietas yang salah satunya memiliki nilai coeffisien variation yang tinggi, sehingga menghasilkan nilai coeffisien variation yang tinggi juga. Hal ini tidak terlepas dari tingginya fluktuasi produksi kedua varietas. Selain itu pengusahaan adenium varietas Arabicum juga mempunyai karakteristik benih yang mempunyai daya tumbuh yang cukup kecil sehingga mempengaruhi keberhasilan produksi. Di samping itu juga varietas Arabicum cukup rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit, yang menyebabkan penurunan kualitas produksi tanaman hias adenium. 2. Arabicum dengan Taisoco Strategi diversifikasi yang kedua merupakan kombinasi antara Arabicum dengan Taisoco. Kombinasi ini merupakan kombinasi antara varietas dengan nilai expected return yang terendah dibandingkan dengan kombinasi lainnya. Namun kombinasi kedua varietas tersebut memiliki risiko yang paling tinggi dibandingkan kombinasi lainnya. Hasil perhitungan risiko pada kedua varietas adenium ini menunjukkan angka yang cukup berbeda jika mengusahakan salah satu varietas adenium. Nilai coefficient variation pengusahaan adenium varietas Arabicum dengan Taisoco bernilai 0,297. Nilai ini dapat diartikan sebagai besaran risiko yang dihadapi per setiap return yang diharapkan pada saat melakukan produksi adenium varietas Arabicum dan Taisoco. 72

88 Usaha diversifikasi antara adenium varietas Arabicum dengan Taisoco ini memiliki manfaat yang cukup baik saat Perusahaan Anisa Adenium hanya mengusahakan varietas Arabicum. Perbandingan antara nilai risiko tunggal dengan risiko diversifikasi usaha adenium varietas Arabicum memiliki selisih sebesar 0,07. Namun jika perbandingannya dilakukan dengan adenium varietas Taisoco, maka manfaat untuk mengurangi risiko tidak dapat dilakukan karena nilai coefficient variation untuk adenium varietas Taisoco lebih kecil dibandingkan dengan nilai coefficient variation gabungan antara kedua varietas tersebut. Kombinasi risiko diversifikasi antara Arabicum dengan Taisoco lebih efektif pada kondisi dimana Perusahaan Anisa Adenium hanya mengusahakan adenium varietas Arabicum saja. Rendahnya nilai risiko diversifikasi adenium varietas Arabicum dengan Taisoco adalah dikarenakan proporsi penggunaan sumberdaya input sebagian besarnya digunakan untuk mengusahakan adenium varietas Taisoco, sehingga besarnya risiko pada pengusahaan adenium varietas Arabicum menjadi berkurang. Berdasarkan informasi di lapangan menyebutkan bahwa adenium varietas Taisoco merupakan varietas yang benihnya cukup sulit untuk diperoleh, karena karakteristik dari tanaman yang sulit untuk menghasilkan benih. Sehingga jumlah pasokan benih impor sangat terbatas. Namun dalam proses budidayanya, varietas ini merupakan varietas yang memiliki ketahanan terhadap penyakit, sehingga lebih kuat dibandingkan kedua varietas lainnya. Hal ini juga merupakan pemicu tingginya harga dari adenium varietas Taisoco. 3. Obesum dengan Taisoco Diversifikasi adenium varietas Obesum dengan Taisoco merupakan kombinasi varietas adenium dengan nilai expected return tertinggi dan terendah. Kombinasi diversifikasi kedua varietas ini juga memiliki nilai expected return tertinggi kedua setelah kombinasi Arabicum dan Obesum. Tingginya nilai expected return memiliki hubungan yang positif dengan besarnya risiko yang dihadapi. Nilai risiko yang diperoleh melalui perhitungan coefficient variation sebesar 0,149. Nilai ini memilki pengertian bahwa Perusahaan Anisa Adenium 73

89 menghadapi risiko produksi kombinasi varietas Obesum dengan Taisoco senilai 0,149 per setiap return yang diharapkan. Risiko kombinasi adenium varietas Obesum dengan Taisoco cukup tinggi dibandingkan dengan nilai coefficient variation pada masing-masing varietas. Dengan adanya kombinasi adenium varietas Obesum dengan Taisoco tidak dapat menurunkan risiko, karena nilai coefficient variation untuk kombinasi kedua varietas adenium lebih tinggi dibandingkan dengan nilai coefficient variation pada varietas tunggal. Untuk itu, berdasarkan nilai coeffisien variation kombinasi kedua varietas, sebaiknya perusahaan mengusahakan varietas tunggal saja. Berdasarkan informasi di lapangan, adenium varietas Obesum merupakan varietas yang cukup mudah untuk di budidayakan, karena input dapat diperoleh dengan lebih mudah. Namun pada pelaksanaan perbanyakan varietas ini, sangat diperlukan keterampilan. Tenaga kerja yang terampil saat proses perbanyakan dan juga sterilisasi alat-alat dan bahan untuk perbanyakan merupakan salah satu tolak ukur dalam keberhasilan produksi. Untuk itu, varietas adenium ini sangat rentan terhadap tenaga kerja dan juga sterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan. 4. Arabicum, Obesum dan Taisoco Kombinasi antara adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco merupakan kombinasi portofolio dengan tiga varietas adenium. Kombinasi ketiga varietas adenium ini merupakan kombinasi yang menunjukkan nilai risiko secara keseluruhan. Perhitungan expected return yang dimiliki oleh ketiga kombinasi ini menunjukkan angka tertinggi dari nilai expected return seluruh kombinasi diversifikasi. Perolehan nilai risiko diversifikasi melalui perhitungan coefficient variation adalah 0,108. Besarnya nilai risiko yang dihadapi pada saat melakukan kombinasi ketiga varietas adenium menunjukkan nilai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kombinasi diversifikasi lainnya. Kombinasi ketiga varietas adenium ini efektif dilakukan, karena dengan adanya usaha diversifikasi ketiga varietas ini mampu mengurangi tingginya nilai risiko tunggal yang dihadapi pada masing-masing varietas. Hasil penilaian seluruh risiko diversifikasi yang diterapkan oleh Perusahaan Anisa Adenium efektif dilakukan untuk mengurangi nilai risiko yang dihadapai. Hai ini dapat dilihat pada 74

90 Tabel 22. Proporsi perbandingan penggunaan sumberdaya modal yang digunakan untuk adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco adalah masing-masing 24 persen, 61 persen dan 15 persen. Nilai risiko cenderung lebih tinggi pada usaha diversifikasi yang mengandung varietas Arabicum dibandingkan usaha diversifikasi yang tidak mengandung Arabicum. Hal ini disebabkan varietas Arabicum memiliki tingkat risiko yang tinggi sehingga jika dilakukan kombinasi akan menghasilkan nilai coeffisien variation yang tinggi juga dan berimplikasi terhadap risiko yang diperoleh akan tinggi juga. Namun produksi varietas Obesum lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Arabicum dan Taisoco. Hal ini berpengaruh pada proporsi luas lahan Obesum yang paling luas diantara varietas adenium yang diusahakan Perusahaan Anisa Adenium. Perbedaan luas tanam ini berpengaruh pada penghitungan risiko portofolio terutama fraksi portofolio Obesum yang paling tinggi dibandingkan kedua varietas lainnya. Hal inilah yang menyebabkan nilai risiko portofolio usaha diversifikasi yang mengandung varietas Obesum relatif akan tinggi juga. Tabel 22. Penilaian Risiko Tunggal dan Portofolio pada Tanaman Hias Adenium Varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco Tahun Varietas Adenium Expected Standard Coefficient Variance Return (Rp) Deviation Variation Risiko Tunggal Arab ,367 Obes ,120 Tais ,108 Risiko Portofolio Arab+Obes ,183 Arab+Tais ,297 Obes+Tais ,149 Arab+Obes+Tais ,108 Keterangan: Arab = Arabicum Obes = Obesum Tais = Taisoco Berdasarkan hasil perbandingan risiko pada ketiga varietas adenium yang dilakukan Perusahaan Anisa Adenium disimpulkan bahwa diversifikasi dapat 75

91 mengurangi risiko yang ada. Tetapi dengan melakukan diversifikasi tidak sertamerta berarti menghilangkan risiko atau membuat risiko menjadi nol. Artinya meskipun perusahaan telah melakukan diversifikasi, perusahaan tetap menghadapi risiko. Hal ini dapat dilihat pada hasil perbandingan risiko produksi yang diperoleh yakni nilai variance, standard deviation, coefficient variation tidak sama dengan nol. Dengan adanya diversifikasi maka kegagalan pada salah satu usaha diharapkan bisa dikompensasi dari usaha yang lainnya. Oleh karena itu diversifikasi merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi produksi. Berdasarkan perhitungan risiko yang dilakukan, sebaiknya konsumen memilih ketiga varietas adenium untuk meminimumkan risiko yang ada. Namun apabila konsumen ingin menanam satu varietas adenium saja, sebaiknya memilih varietas Obesum karena varietas ini memiliki nilai coefficient variation yang kecil dan juga mudah untuk diperoleh. Disamping itu, varietas Obesum mempunyai keunggulan yaitu harga yang terjangkau dan juga terdiri dari beranekaragam warna sehingga lebih indah untuk dilihat. Sedangkan untuk varietas Taisoco, walaupun memiliki nilai coefficient variation yang kecil, tetapi jumlah tanaman yang tersedia sangat terbatas sehingga harga dari varietas ini lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya Strategi Pengelolaan Risiko Strategi pengelolaan risiko merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh risiko. Strategi pengelolaan risiko yang baik akan mampu menekan dampak risiko yang ditimbulkan sehingga perusahaan dapat memperoleh pendapatan sesuai yang ditargetkan sebaliknya dengan penanganan risiko yang kurang tepat akan menimbulkan kerugian pada perusahaan. Strategi pengelolaan risiko yang diterapkan di perusahaan diharapkan merupakan strategi yang tepat dan efektif dalam menekan risiko. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium dalam mengatasi risiko yang dihadapi adalah dengan terlebih dahulu mengidentifikasi risiko-risiko yang ada kemudian dievaluasi selanjutnya diambil tindakan untuk meminimalisir risiko. 76

92 Analisis risiko yang merupakan rangkaian usaha penanganan dan pengendalian tingginya nilai risiko yang dihadapi sebuah perusahaan menempatkan kegiatan penyusunan strategi penanganan risiko ini sebagai langkah final atau tahapan terakhir. Artinya, tahapan strategi penanganan risiko ini merupakan kajian aplikatif yang harus diterapkan apabila perusahaan hendak mengurangi dan mengendalikan risiko yang sedang dihadapi. Strategi penanganan risiko yang disusun merupakan bentuk kajian yang diambil berdasarkan kondisi sebenarnya yang terjadi pada perusahaan. Usaha produksi tanaman hias adenium yang difokuskan kepada ketiga varietas adenium memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi dan membutuhkan strategi penanganan risiko yang tepat. Perusahaan Anisa Adenium sebagai perusahaan agribisnis juga sebenarnya sudah menyadari adanya risiko pada usaha produksi tanaman hias adenium yang mereka usahakan, dan perusahaan juga telah melakukan bebarapa langkah penanganan risiko, antara lain: dengan memperhatikan kondisi cuaca dan iklim yang terjadi sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengantisipasi kegagalan misalnya penggunaan paranet pada saat musim hujan sehingga jumlah air yang masuk ke dalam pot tanaman dapat lebih sedikit sehingga kadar air dalam bonggol adenium tetap stabil. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi serangan hama dan penyakit yang terjadi pada tanaman hias adenium, untuk itu hal ini harus benar-benar diperhatikan dalam memproduksi tanaman hias adenium. Perusahaan Anisa Adenium juga harus memperhatikan tenaga kerja yang ada, dimana tenaga kerja yang kurang terampil akan mempengaruhi keberhasilan produksi. Salah satu faktor ketidakberhasilan produksi adalah pada teknik perbanyakan, hal ini disebabkan kurang terampilnya tenaga kerja dalam melakukan perbanyakan. Pada saat perbanyakan tanaman harus diperhatikan kecepatan dan ketepatan, serta peralatan yang digunakan harus steril sehingga diperoleh persentase keberhasilan yang maksimal. Selain memperhatikan sumber-sumber risiko yang ada, strategi penanganan risiko yang perlu dilakukan perusahaan adalah melakukan kemitraan dengan pemasok atau perusahaan tanaman hias adenium lainnya dalam pengadaan input, perbaikan dan perawatan peralatan dan bangunan, penggunaan media tanam yang baik, serta peningkatan fungsi manajemen perusahaan yang terarah dengan 77

93 baik. Sehingga diperoleh kualitas tanaman hias adenium yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan. Selain itu, strategi yang dilakukan perusahaan Anisa Adenium untuk meminimalkan risiko adalah dengan melakukan pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada dengan memproduksi tiga varietas adenium yaitu Arabicum, Obesum dan Taisoco, sehingga kegagalan pada produksi salah satu varietas adenium dapat ditutupi dari kegiatan produksi varietas adenium lainnya. Namun perusahaan Anisa Adenium juga harus memperhatikan pemilihan kombinasi varietas yang akan diproduksi, sebaiknya memilih kombinasi varietas adenium yang memiliki risiko paling rendah dan memfokuskan penanganan pada varietas yang memiliki risiko tinggi terutama dalam hal perawatan dan pengendalian hama dan penyakit. 78

94 VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Karakteristik setiap jenis tanaman hias turut menentukan jenis dan sumber risiko yang dihadapi. Sumber-sumber risiko yang dihadapi perusahaan Anisa Adenium dalam mengusahakan berbagai varietas adenium antara lain kondisi cuaca atau iklim, hama dan penyakit, teknik perbanyakan, peralatan dan bangunan, tenaga kerja. Berdasarkan hasil analisis risiko pada varietas tunggal yang diusahakan perusahaan Anisa Adenium diperoleh risiko yang paling tinggi terdapat pada adenium varietas Arabicum sedangkan yang paling rendah terdapat pada adenium varietas Taisoco. Berdasarkan hasil perbandingan risiko pada ketiga varietas adenium yang dilakukan Perusahaan Anisa Adenium disimpulkan bahwa diversifikasi ketiga varietas adenium dapat mengurangi risiko yang ada. Strategi untuk penanganan risiko yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium adalah dengan melakukan diversifikasi, dimana nilai coefficient variation untuk diversifikasi lebih kecil bila dibandingkan komoditi tunggal, hal ini mengindikasikan bahwa dengan melakukan diversifikasi maka akan dapat menekan risiko produksi yang terjadi di perusahaan. Selain diversifikasi, strategi yang diterapkan oleh perusahaan Anisa Adenium berdasarkan sumber-sumber risiko yang ada adalah dengan memperhatikan kondisi cuaca dan iklim yang terjadi sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengantisipasi kegagalan misalnya penggunaan paranet pada saat musim hujan, memperhatikan tenaga kerja yang ada, dimana tenaga kerja yang kurang terampil akan mempengaruhi keberhasilan produksi Saran Perusahaaan sebaiknya lebih memperhatikan jenis varietas yang akan diproduksi. Diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium selain untuk merespon pasar perlu dikaitkan juga dengan upaya menekan risiko dengan cara memilih kombinasi (diversifikasi) varietas yang paling rendah tingkat 79

95 risikonya. Untuk itu, sebaiknya perusahaan memproduksi ketiga varietas agar dapat menekan risiko yang ada. Perusahaan juga harus memperhatikan sumber-sumber risiko yang ada, agar persentase keberhasilan produksi tanaman hias adenium yang diharapkan dapat tercapai. Dalam menghadapi kondisi cuaca dan iklim perusahaan sebaiknya mencari alternatif penanganan risiko misalnya menggunakan paranet pada saat musim hujan. Selain itu, perusahaan harus memperhatikan tenaga kerja yang terampil dalam memproduksi tanaman hias adenium, untuk itu perusahaan sebaiknya mengalokasikan dana untuk program pelatihan bagi karyawan agar lebih terampil dalam memproduksi adenium. 80

96 DAFTAR PUSTAKA Arfah S Analisis risiko penjualan anggrek Phalaenopsisi pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik. Produksi Tanaman Hias di Indonesia. [25 Juli 2011] Darmawi H Manajemen Risiko. Padang: Bumi Aksara. Diether K. B Mean Variance Analysis A Portfolio of Three Risky Assets. Fisher College of Business. analysis_2up.pdf [6 Agustus 2011] Direktorat Jenderal Hortikultura Buku Saku Data Hortikultura Dirjen Hortikultura Pasar Minggu. Jakarta. Elton E. J., M. J. Gruber Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. 6 th edition. New York: John Wiley & Sons Inc. New York. Firmansyah R. R Risiko portofolio pemasaran sayuran organik pada perusahaan Permata Hati Organic Farm Kabupaten Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Harwood, et al Market dan Trade Economics Division and Resource Economics Division, Economic Research Servise, US Departement of Agriculture. Agricultural Economic Report No.774 Kountur R Manajemen Risiko Operasional: Memahami Cara Mengelola Risiko Operasional Perusahaan. Jakarta: PPM. Kountur R Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Jakarta: PPM. Markhamah Manajemen risiko bunga potong sebagai bahan baku produk karangan bunga pada Florist X di Pasar Bunga Wastukencana Bandung. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Robinson, L.J and P.J Barry The Competitive Firm s Response To Risk. London: Macmillan Publisher. Safitri, N.A Analisis risiko produksi daun potong di PT. Pesona Daun Mas Asri, Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 81

97 Sianturi N Analisis risiko pengusahaan bungan pada PT Saung Mirwan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saragih Agribisnis (Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian). Bogor: PT Loji Grafika Griya. Sari R. M Risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tamam D, Soedjatmiko, U Taman Hias mini. Jakarta: Penebar Swadaya. Tarigan, P.E.S Analisis risiko produksi sayuran organik pada permata hati organic farm di Bogor, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Wisdya S Analisis risiko produksi anggrek phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 82

98 LAMPIRAN 83

99 Lampiran 1. Produksi, Persen Keberhasilan dan Penerimaan Perusahaan Anisa Adenium Tahun Varietas Adenium Tahun Periode Produksi (Pot) Keberhasilan (%) Penerimaan (Rp) Arabicum Obesum Taisoco

100 Lampiran 2. Analisis Pendapatan Usaha Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium pada Tahun 2009 Uraian Satuan Jumlah Harga (Rp) Total Pendapatan 1. Arabicum Pot Obesum Pot Taisoco Pot Total Pendapatan Biaya 1. Biaya Variabel Benih Arabicum Biji Taisoco Biji Bibit Batang bawah Batang Batang atas (entres) Batang Media Sekam bakar Kg Pupuk kandang Kg Pasir Kg Pupuk Multitonik Botol Growmore Bungkus Gandasil Bungkus NPK Karung 1/ Pestisida Dithane Bungkus Decis Bungkus Liquidos Bungkus Tenaga kerja HOK Pot PCS Plastik bening Kg Kardus PCS Pisau PCS Alkohol Botol Selotip PCS Total Biaya Variabel Biaya Tetap Gaji karyawan Administrasi Bulan Pemasaran Bulan Bagian produksi Bulan Cleaning service Bulan Biaya Telepon Bulan Biaya Listrik Bulan Biaya Air Bulan Biaya Internet Bulan Pajak kendaraan Tahun ATK Biaya penyusutan Total Biaya Tetap Biaya Total Keuntungan R/C 1,84 85

101 Lampiran 3. Analisis Pendapatan Usaha Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium pada Tahun 2010 Uraian Satuan Jumlah Harga (Rp) Total Pendapatan 4. Arabicum Pot Obesum Pot Taisoco Pot Total Pendapatan Biaya 3. Biaya Variabel Benih Arabicum Biji Taisoco Biji Bibit Batang bawah Batang Batang atas (entres) Batang Media Sekam bakar Kg Pupuk kandang Kg Pasir Kg Pupuk Multitonik Botol Growmore Bungkus Gandasil Bungkus NPK Karung 1/ Pestisida Dithane Bungkus Decis Bungkus Liquidos Bungkus Tenaga kerja HOK Pot PCS Plastik bening Kg Kardus PCS Pisau PCS Alkohol Botol Selotip PCS Total Biaya Variabel Biaya Tetap Gaji karyawan Administrasi Bulan Pemasaran Bulan Bagian produksi Bulan Cleaning service Bulan Biaya Telepon Bulan Biaya Listrik Bulan Biaya Air Bulan Biaya Internet Bulan Pajak kendaraan Tahun ATK Biaya penyusutan Total Biaya Tetap Biaya Total Keuntungan R/C 1,80 86

102 Lampiran 4. Tanaman hias Adenium yang Diusahakan Perusahaan Anisa Adenium Gambar 1. Adenium Varietas Arabicum Gambar 2. Adenium Varietas Obesum Gambar 3. Adenium Varietas Taisoco 87

103 Lampiran 5. Proses Produksi Tanaman Hias Adenium Secara Generatif Gambar 4. Biji Adenium Gambar 5. Bibit Adenium berumur 1 Minggu Gambar 6. Bibit Adenium Berumur 1 bulan 88

104 Lampiran 6. Proses Produksi Tanaman Hias Adenium Secara Vegetatif Gambar 7. Batang Bawah Gambar 8. Batang Atas Gambar 10. Bibit yang Sudah Mulai Bertunas Gambar 9. Proses Sambung 89

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

TINJAUAN PUSTAKA. 4  Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011] II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-sumber Risiko Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Risiko dapat terjadi pada pelayanan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI 6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Usaha pengurangan risiko melalui diversifikasi tanaman hias adenium tidak sepenuhnya mampu menghilangkan risiko. Adanya risiko dalam

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah diberlakukan pada akhir 2015 lalu tidak hanya menghadirkan peluang yang sangat luas untuk memperbesar cakupan bisnis bagi para pelaku dunia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon Melon (Cucumis melo L.) berasal dari daerah Mediterania kemudian menyebar luas ke Timur Tengah dan Asia. Akhirnya, tanaman melon menyebar ke segala

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah Indonesia memiliki iklim dan wilayah tropis yang menyebabkan banyak tanaman dapat tumbuh dengan baik di Indonesia, sehingga wilayah dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia. Perkembangan hortikultura di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan produksi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tanaman Pangan ,42. Hortikultura

I PENDAHULUAN. Tanaman Pangan ,42. Hortikultura 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Hortikultura merupakan salah-satu subsektor penting dalam pembangunan pertanian. Secara garis besar, komoditas hortikultura terdiri dari kelompok tanaman sayuran (vegetables),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat. Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Florikultura

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Florikultura II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Florikultura Agribisnis secara umum adalah suatu sistem yang terdiri dari empat subsistem yang terintegrasi secara fungsional. Sub-sistem pertama adalah agribisnis hulu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat populer di mata dunia karena memiliki bunga yang cantik, indah dan menarik. Selain itu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan Anisa Adenium, yang berada di Bekasi Timur, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilaksanakan secara sengaja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian Pada dasarnya kegiatan produksi pada pertanian mengandung berbagai risiko dan ketidakpastian dalam pengusahaannya. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PENGUSAHAAN BUNGA PADA PT SAUNG MIRWAN KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS RISIKO PENGUSAHAAN BUNGA PADA PT SAUNG MIRWAN KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT ANALISIS RISIKO PENGUSAHAAN BUNGA PADA PT SAUNG MIRWAN KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI NATALINA SIANTURI H34086062 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Identifikasi sumber risiko yang dilakukan pada usaha penjualan produk karangan bunga di Pasar Bunga Wastukencana ditemukan beberapa risiko yang krusial diantaranya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry Tomat (Lycopersicon esculentum) termasuk dalam famili Solanaceae. Tomat varietas cerasiforme (Dun) Alef sering disebut tomat cherry yang didapati tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

Bab 5 H O R T I K U L T U R A Bab 5 H O R T I K U L T U R A Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Pengelolaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Komoditas hortikultura dapat menjadi sumber pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumberdaya hayati yang beraneka ragam. Hal tersebut dikarenakan letak geografis Indonesia yang berada pada garis katulistiwa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai jenis tanaman hias. Di samping terkenal sebagai negara agraris juga merupakan salah satu negara yang memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu subsektor

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS DIPLADENIA CRIMSON DI PT ISTANA ALAM DEWI TARA SAWANGAN DEPOK

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS DIPLADENIA CRIMSON DI PT ISTANA ALAM DEWI TARA SAWANGAN DEPOK ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS DIPLADENIA CRIMSON DI PT ISTANA ALAM DEWI TARA SAWANGAN DEPOK ORIZA SOFIANI H34096078 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya

Lebih terperinci

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN NENAS BOGOR Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor SKRIPSI ERIK LAKSAMANA SIREGAR H 34076059 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting karena selain sebagai penghasil komoditi untuk memenuhi kebutuhan pangan, sektor pertanian juga

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko Sutawi (2008) mengemukakan bahwa kemitraan merupakan salah satu upaya untuk menekan risiko yang dihadapi petani. Dengan cara mengalihkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) SKRIPSI PUSPA HERAWATI NASUTION H 34076122 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian Risiko harga suatu komoditas dapat bersumber dari fluktuasi harga output maupun harga input pertanian. Umumnya kegiatan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung salah satu kota besar yang ada di Indonesia, merupakan kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari 70% mata

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI, KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI, KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI, KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI IRIANA WAHYUNINGSIH H34080045 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 5 [Diakses tanggal 24 November 2011]

TINJAUAN PUSTAKA. 5  [Diakses tanggal 24 November 2011] II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Hortikultura Menurut Zulkarnain (2009), kata hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin, yakni hortus yang berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia yaitu sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Florist

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Florist II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Florist Florist adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perdagangan bunga profesional. Meliputi perawatan bunga dan penanganan, desain bunga atau merangkai bunga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat. Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia 58 V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH 5.1. Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia Bawang merah sebagai sayuran dataran rendah telah banyak diusahakan hampir di sebagian besar wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis buah-buahan Indonesia saat ini dan masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses globalisasi, proses yang ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah) 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor pertanian adalah salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A14105570 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumbu penyedap makanan serta obat tradisonal. Komoditas ini juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bumbu penyedap makanan serta obat tradisonal. Komoditas ini juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Oleh : AYU LESTARI A14102659 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang terus menerus telah ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia baik secara makro maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan oleh masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H34076035 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Florikultura

II TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Florikultura II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Florikultura Sistem agribisnis terdiri atas berbagai macam subsistem yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Menurut Saragih (2001) 2, setidaknya terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Hal tersebut tentunya membuka peluang bagi Indonesia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hortikultura tergolong sebagai komoditas komersial bernilai ekonomi tinggi (high value commodity). Kontribusi sub sektor hortikultura pada nilai Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Beberapa peran penting sektor pertanian yaitu menyerap tenaga kerja, sumber pendapatan bagi masyarakat,

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO HARGA

VI ANALISIS RISIKO HARGA VI ANALISIS RISIKO HARGA 6.1 Analisis Risiko Harga Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman hortikultura

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sawah irigasi sebagai basis usahatani merupakan lahan yang sangat potensial serta menguntungkan untuk kegiatan usaha tani. Dalam satu tahun setidaknya sawah irigasi dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian. Ekspor negara Indonesia banyak dihasilkan dari sektor pertanian, salah satunya hortikultura

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. [Diakses Tanggal 28 Desember 2009]

I PENDAHULUAN.  [Diakses Tanggal 28 Desember 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian semakin penting karena sebagai penyedia bahan pangan bagi masyarakat. Sekarang ini masyarakat sedang dihadapkan pada banyaknya pemakaian bahan kimia di

Lebih terperinci