ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. ARTA BOGA JAKARTA Tahun 2009) Miptahudin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. ARTA BOGA JAKARTA Tahun 2009) Miptahudin"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. ARTA BOGA JAKARTA Tahun 009) Miptahudin PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 00 M / 4 H

2 ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. ARTA BOGA JAKARTA Tahun 009) Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh Miptahudin PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 00 M / 4 H

3 PENGESAHAN UJIAN Skripsi yang berjudul Analisis Perbandingan Pengiriman Barang Menggunakan Metode Transportasi yang ditulis oleh Miptahudin, NIM telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari jumat, pada tanggal 05 Maret 00. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu (S) pada Program Studi Matematika. Menyetujui : Penguji, Penguji, Yanne Irene, M.Si Yudi Mahatma, M.Si NIP NIP Pembimbing, Pembimbing, Cecep Anwar Hadi F. S.,M.Si Nur Inayah, M.Si NIP NIP Mengetahui : Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Matematika, Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Nur Inayah, S.Pd, M.Si NIP NIP

4 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR- BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Jakarta, 05 Maret 00 Miptahudin

5 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada orang yang lebih saya utamakan yaitu kedua orang tua, yang telah mengorbankan segalanya dari materi, tenaga, waktu dan sebagainya agar saya kelak menjadi orang yang berguna demi agama, keluarga dan bangsa. Dan kedua saya persembahkan kepada keluarga saya ( istri dan putra I ) yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada orang telah saya sebutkan semoga apa yang telah mereka lakukan mendapatkan hidayah dari Allah S.W.T. amin.. 5

6 MOTO Apabila melakukan segala sesuatu tanpa didasari oleh niat dan masih dalam keraguan, maka hentikanlah karena hal tersebut tidaklah berguna dan sia sia. Apabila melakukan sesuatu tanpa didasari oleh rasa optimis dan masih ada rasa pesimis, maka tinggalkanlah karena hal tersebut adalah hal yang bodoh. Tetapi apabila melakukan segala sesuatu dengan ikhlas dan mengharapkan ridho Allah S.W.T maka lakukanlah dengan senang hati, insyallah kebahagian ada didepan mata. 6

7 ABSTRAK Salah satu jenis dari riset operasi adalah masalah transportasi. Setiap usaha yang dilakukan oleh badan usaha atau perusahaan memiliki tujuan tertentu. Dari awal produksi hingga tujuan pemasaran agar setiap perusahaan tidak mengalami kerugian yang cukup besar. Persoalan transportasi diformulasikan sebagai prosedur khusus untuk mendapatkan program beban minimum dalam mendistribusikan unit yang homogen dari suatu produk atas sejumlah titik sumber ke sejumlah titik tujuan. Penulisan skripsi ini bertujuan membandingkan permasalahan transportasi menggunakan metode North West Corner (NWC) dan Least Cost (LC) sebagai layak dasar kemudian dilanjutkan dengan metode Stepping Stone untuk mencari nilai optimum. Untuk mencari hasil layak dasar dari data yang telah disediakan, maka NWC dan LC menggunakan sofware Tora Optimization System sedangkan metode Steeping Stone untuk mencari hasil yang optimum melakukan perhitungan secara manual. Hasil dari program software tersebut lebih baik dan dapat pula menyelesaikan metode MODI, Vogel Approimation Method (VAM) dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini metode LC lebih baik daripada metode NWC untuk menghasilkan beban yang lebih minimum. Kata Kunci : Metode North West Corner, Least Cost dan Stepping Stone. 7

8 ABSTRACT One type operation research is the transportation problem. Any effort made by a company or firm has a particular purpose. From the beginning of production to the marketing, objectives that each company did not eperience significant losses. Transportation problem has been formulated as a special procedure to attain minimum cost / load program while distributing homogeneous units a product over a number of sources point to destination point. The thesis is to compared the transportation problem by using the method North West Corner and Least Cost as an anitial basic feasible method followed by a Stepping Stone to find the optimum value. The find initial basic feasible from the provided data, method NWC and LC can be solved by Tora Optimization System software and Steeping Stone method to find more optimum results make manually. Results of the program give more accurate results and may also Modi method, Vogel Approimation Method (VAM) and so forth. In this study reached Least Cost method is more accurate than the North West Corner to achieve minimum load. Keywords: North West Corner Method, Least Cost and Stepping Stone. 8

9 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini adalah syarat kelulusan yang harus ditempuh dalam menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu Program Studi Matematika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini, di antaranya :. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.. Ibu Nur Inayah, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Matematika dan dosen Pembimbing II.. Ibu Nina Fitriyati, M.Kom., Sekretaris Program Studi Matematika 4. Bapak Cecep Anwar. F. S., M.Si, sebagai dosen Pembimbing I. 5. Seluruh dosen Prodi Matematika yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis. 6. Seluruh civitas akademika Fakultas Sains dan Teknologi atas bantuannya dalam bidang administrasi. 7. Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat selalu pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 9

10 8. Istri (Khuzaimah) dan Putra I (Miftahullutfi Alfadil) yang selalu mendoakan dan pembuat spirit/pendorong agar saya bersemangat untuk mengerjakan skripsi. 9. Mahasiswa/i Matematika angkatan 004, teman bermain dan belajar dari awal kita ketemu hingga saat ini, terima kasih atas segala masukkan dan semangatnya semoga kelak kita menjadi manusia yang berguna. 0. Teman-teman Matematika angkatan 004 yang membantu dan memberi semangat untuk skripsi ini, Fahri (Mamet), Wawan (One), Beny, Lina and Ady. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan laporan. Mohon maaf bila ada kekurangan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi penulis pribadi. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Jakarta, 05 Maret 00 Penulis 0

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PENGESAHAN UJIAN... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN DAN MOTO... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iii iv v vi vii i i I. PENDAHULUAN.... Latar Belakang Masalah.... Permasalahan.... Pembatasan Masalah....4 Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 II. LANDASAN TEORI Riset Operasi Metode Simpleks Metode Transportasi..... Metode North West Corner Metode Least Cost... 8

12 .. Metode Stepping Stone... III. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data... 8 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Simulasi Model Perhitungan Optimal pengiriman barang Pencarian solusi layak dasar dengan metode NWC Pencarian solusi layak dasar dengan metode LC Perhitungan solusi optimum dengan metode Stepping Stone V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran REFERENSI LAMPIRAN... 57

13 DAFTAR TABEL Tabel. : Metode Transportasi... 5 Tabel. : Metode North West Corner... 8 Tabel. : Metode Least Cost... 0 Tabel 4. : Daya tampung setiap swalayan... Tabel 4. : Daya tampung setiap depo... 4 Tabel 4. : Pengiriman dalam jarak dan beban Tabel 4.4 : Keseluruhan data... 6 Tabel 4.5 : Masalah Transportasi... 7 Tabel 4.6 : Nilai Pada North West Corner. 9 Tabel 4.7 : Nilai Pada Least Cost.. 4 Tabel 4.8 : Jalur Tertutup Pada NWC Iterasi I Tabel 4.9 : Nilai Cij Pada NWC Iterasi I Tabel 4.0 : Cara Penghapusan Pada Metode NWC Tabel 4. : Nilai Perubahan Pada NWC Iterasi I Tabel 4. : Jalur Tertutup Pada NWC Iterasi II Tabel 4. : Nilai Cij Pada NWC Iterasi II Tabel 4.4 : Hasil Solusi Optimum dari NWC Tabel 4.5 : Jalur Tertutup Pada LC Iterasi I Tabel 4.6 : Nilai Cij Pada LC Iterasi I Tabel 4.7 : Hasil Solusi Optimum dari LC... 5 Tabel 5. : Jalur Tujuan Pengiriman Barang... 55

14 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah transportasi adalah masalah pemrograman linier khusus yang dapat dikatakan penting. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih, hampir setiap kebutuhan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan peranan matematika. Aplikasi matematika untuk memecahkan masalah dengan optimum adalah riset operasi. Banyak model riset operasi yang sudah dikembangkan yang berhubungan dengan metematika. Salah satunya adalah program linear. Program linear merupakan model dari riset operasi yang banyak digunakan dalam bidang industri, transportasi, perdagangan, ekonomi, dan berbagai bidang lain. Salah satu jenis khusus dari program linear adalah masalah transportasi. Persoalan transportasi diformulasikan sebagai prosedur khusus untuk mendapatkan program biaya minimum dalam mendistribusikan unit yang homogen dari suatu produk atas sejumlah titik sumber ke sejumlah titik tujuan. Tujuan dari model transportasi adalah merencanakan pengiriman sesuatu dari sumber-sumber ke tujuan sedemikian rupa untuk meminimumkan total biaya transportasi, dengan kendala-kendala yaitu setiap permintaan tujuan terpenuhi, dan sumber tidak mungkin mengirim 4

15 komoditas lebih besar dari kapasitas. Dalam masalah transportasi terjadi dua kasus yaitu transportasi seimbang dan transportasi tidak seimbang. Transportasi dikatakan seimbang jika total jumlah antara sumber dan tujuan sama. Sedangkan transportasi dikatakan tidak seimbang jika jumlah sumber lebih besar dari tujuan atau jumlah sumber lebih kecil dari tujuan. Permasalahan tersebut diselesaikan pada batas dari suatu situasi khusus pada waktu tertentu. Ketika sebuah masalah mempunyai variasi waktu, teknik riset operasi lainnya harus mampu menyelesaikan masalah tersebut secara dinamis. Program transportasi juga dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada dunia bisnis. Terbukti bahwa saat ini perusahaan-perusahaan melebarkan sayapnya untuk meningkatkan hasil produksinya agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Salah satu faktor keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai keuntungan yang besar adalah bagaimana perusahaan tersebut dapat mengirimkan hasil produksinya dengan waktu yang tepat dan beban biaya yang kecil. Oleh karena itu diperlukan beberapa teknik perhitungan matematika sebagai bahan pertimbangan yang baik dalam membuat suatu kebijakan agar keuntungan maksimum dapat tercapai oleh suatu perusahaan. Dalam hal ini untuk menentukan solusi awal yang layak merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Untuk mendapatkan solusi awal yang layak ini dapat digunakan beberapa metode (kriteria), yaitu metode North West Corner (NWC) dan Least Cost (LC). [6] 5

16 Setelah itu, metode solusi awal dilanjutkan oleh metode solusi optimum untuk menentukan hasil yang optimum. North West Corner dan Least Cost merupakan solusi awal pada masalah transportasi yang mampu menghitung riset operasi untuk membantu perusahaan dalam pengiriman hasil produksinya. Kemudian dilakukan perhitungan solusi optimum dengan menggunakan metode Stepping Stone. Dalam menghitung masalah program transportasi ini, kedua solusi tersebut cukup mampu mengatasi masalah transportasi, sehingga penulis membahas dengan metode tersebut, yaitu metode North West Corner, Least Cost dan Stepping Stone. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian mengenai Analisis Perbandingan Pengiriman Barang Menggunakan Metode Transportasi (Studi Kasus pada PT Arta Boga Jakarta Barat Januari 009)... Permasalahan Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan untuk mengirimkan barang kebutuhan konsumen kepada pasar tradisional, pasar swalayan, agen dan lain sebagainya adalah data dari perusahaan memiliki beban yang cukup besar, sehingga akan dicari metode yang lebih baik, metode NWC atau LC... Pembatasan masalah Untuk memperjelas pembahasan yang disajikan maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 6

17 . Pada pembahasan penelitian mengenai menganalisa pengiriman barang produksi, penulis mengambil data hanya bulan Januari Penelitian hanya menganalisa pada empat tempat tujuan yaitu : Carrefour, Alfa mart, Ramayana dan Giant dan tiga depo/pabrik yaitu : depo Palmerah, Cengkareng dan Cipondoh.. Metode untuk menentukan solusi awal menggunakan metode NWC dan LC sedangkan solusi optimum hanya menggunakan metode Stepping Stone..4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:. Mengetahui penyelesaian pengiriman barang kebutuhan pada masalah transportasi.. Meminimalkan beban yang dikeluarkan perusahaan setiap pengiriman barang.. Membandingkan kedua metode transportasi yang lebih baik untuk masalah transportasi..5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah :. Mempermudah perusahaan dalam menentukan pengiriman barang ke tempat tujuan dengan lebih baik. 7

18 . Pembaca dapat mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan transportasi.. Dapat menggunakan metode tersebut bilamana menemukan permasalahan transportasi. 8

19 BAB II LANDASAN TEORI. Riset Operasi. Arti riset operasi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli. Morse dan Kimball [7] mendefinisikan riset operasi sebagai metode ilmiah yang memungkinkan para manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang mereka tangani dengan dasar kuantitatif. Riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan dan pertahanan [7]. Churchman, Arkoff dan Arnoff [7] pada tahun 950-an mengemukakan pengertian riset operasi sebagai aplikasi metode-metode, teknik-teknik dan peralatan-peralatan ilmiah dalam menghadapi masalahmasalah yang timbul di dalam operasi perusahaan dengan tujuan ditemukannya pemecahan yang optimum masalah-masalah tersebut. Miller dan M.K. Starr [7] mengartikan riset operasi sebagai peralatan manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan logika dalam kerangka pemecahan masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari, sehingga akhirnya permasalahan tersebut dapat dipecahkan secara optimal. Riset operasi adalah metode untuk memformulasikan dan merumuskan permasalahan sehari-hari baik mengenai bisnis, ekonomi, 9

20 sosial maupun bidang lainnya ke dalam pemodelan matematis untuk mendapatkan solusi yang optimal. [5] Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa riset operasi merupakan metode ilmiah yang dimulai dengan dilakukannya observasi dan formulasi masalah, kemudian dilanjutkan dengan membuat permodelan matematis yang menyatakan esensi dari keadaan yang sebenarnya yang akan dianalisis. Selanjutnya dicari solusi optimal berdasarkan model yang dibuat dan dilakukan penerapan solusi yang diperoleh untuk memecahkan masalah. Adapun ciri dari riset operasi di antaranya :. Merupakan pendekatan kelompok antar disiplin untuk mencari hasil optimum.. Menggunakan teknik penelitian ilmiah untuk mendapatkan solusi optimum.. Memberikan jawaban yang buruk terhadap persoalan jika tersedia jawaban yang lebih buruk, memberikan jawaban yang sempurna sehingga dapat memperbaiki kualitas solusi. Riset operasi banyak digunakan dalam bidang industri, transportasi, perdagangan, ekonomi, dan berbagai bidang lain. Salah satu jenis khusus dari program linear adalah masalah transportasi.. Metode Simpleks Masalah transportasi merupakan modifikasi dari metode simpleks. Karena masalah transportasi hanya merupakan jenis masalah pemograman 0

21 linear yang khusus, maka awalnya dapat diselesaikan dengan metode simpleks. Menerangkan secara singkat mengenai metode simpleks. Pada umumya, masalah yang diberikan sebagai berikut : Maksimalkan n j= c j j Fungsi kendala aij n j= j b i ( i =,,..., m ) (.) 0 ( j =,,..., n ) j Pertama diperkenalkan variabel slack n+, n+... n+m dan fungsi objektif pada Z, didefinisikan pada persamaan berikut : n n+ = bi aij j ( i =,,..., m ) (.) j= n z = j= c j j Dalam pembahasan metode simpleks, masing-masing solusi,,... n. pada persamaan (.) disajikan dengan n+m adalah bilangan tak negatif dari persamaan variabel,,... n+m dengan n+, n+,... n+m didefinisikan oleh persamaan (.) Pada masing-masing iterasi, metode simpleks berubah dari beberapa solusi layak dasar,,... n+m ke solusi layak dasar yang lain _,,..., n+ m, yang lebih baik dari solusi layak dasar yang awal. Sehingga terlihat pada persamaan sebagai berikut :

22 = = > n j j j n j j j c c _ (.) Sebagaimana dilihat pada permasalahan yang diberikan sebelumnya, persoalan dari pemograman linear dapat diubah menjadi sebuah sistem persamaan linear dengan solusi layak dasar. Sistem seperti itu memudahkan untuk memperbaiki solusi layak dasar yang sebelumnya. Hal tersebut dilakukan dengan cara memilih variabel pada ruas kanan yang berhubungan dengan variabel pada ruas kiri dan fungsi objektif. Pada beberapa literatur, sistem persamaan linear (.) disebut dictionaries. Sehingga setiap dictionaries yang berhubungan dengan persamaan (.) merupakan sebuah sistem persamaan linear yang variabelnya,,... n+m dan z. Untuk lebih jelas, perhatikan contoh di bawah ini, metode simpleks dengan persamaan linear, sebagai berikut : Maksimal (.4) Untuk fungsi kendala 0,, Dengan soal diatas, untuk menaikkan nilai z, maka harus mengubah variabel karena koefisien tersebut memiliki nilai yang paling tinggi. z = ,,,,, = = = + + +

23 Untuk menaikkan nilai z, maka nilai 6 5 4,, adalah bilangan tak negatif dan variable tersebut dapat disebut juga dengan variabel slack. Sedangkan,, disebut juga variabel turunan. Oleh karena itu, maka nilai yang dipakai untuk menaikkan nilai z adalah 5/, karena nilai tersebut tidak membuat variabel slack negatif = = = z = Maka solusi layak dasar = 0, = 0, = 0, 4 = 5, 5 =, 6 = = kemudian z + + = = = Menjadi z + = + + = + + = =

24 4 Pada iterasi I, solusi layak dasar mengalami perubahan = 5/, = 0, = 0, 4 = 0, 5 =, 6 = / dan z = 5/, maka dilanjutkan pada iterasi II. Pada iterasi II, untuk menaikkan nilai z, maka dilakukan pada variabel yang bernilai positif, hal ini dimiliki pada. Untuk menaikkan nilai z maka variabel seharusnya bernilai positif = kemudian ; ( ) ( ) z = + + = + + = menjadi ; z = + + = + = + + = Dari hasil diatas, maka nilai z tidak dapat lagi dinaikkan karena nilai variabel yang dimiliki adalah negatif. Maka nilai maksimal =, = 0, =, 4 = 0, 5 =, 6 = 0 dan z =.. Metode Transportasi Model transportasi adalah aplikasi dari model program linear yang merupakan suatu prosedur iteratif untuk pemecahan masalah minimisasi biaya pengiriman (distribusi) dari pabrik atau sumber m ke tempat tujuan n. Selain untuk persoalan distribusi, metode ini dapat digunakan untuk

25 menentukan lokasi fasilitas pabrik baru. Dalam hal ini dapat digambarkan pada gambar. sebagai berikut : A C C C B C C C C C C C Gambar. model transportasi Ada empat langkah dasar dalam model transportasi, yaitu [4] a. Menterjemahkan permasalahan menjadi bentuk tabel: pabrik pada baris dan daerah tujuan pada kolom. Setiap sel dalam tabel merupakan suatu rute pengiriman dari pabrik ke daerah tujuan. b. Menentukan solusi awal/layak dasar. c. Melakukan perbaikan pada solusi awal hingga kemungkinan perbaikan tidak mungkin dilakukan lagi (solusi optimal telah tercapai) d. Mengidentifikasi dan mengevaluasi solusi akhir. 5

26 Transporstasi merupakan suatu model yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan beban dari satu sumber ke suatu tempat-tempat tujuan yang berbeda-beda. Karena bentuk masalah transportasi yang khas tersebut, maka ditempatkan dalam suatu bentuk tabel khusus yang dinamakan tabel transportasi. Tabel ini mempunyai bentuk umum seperti pada tabel sebagai berikut : Tabel. Metode Transportasi Dari Ke Tujuan j n Supply S u m b e r... X C C C C n X n C C C C n X X X X n S S... C i C i C ij C in i S m C m C m C m C mn X m X m X m X mn Sm Demand D D D j D n ΣS i =ΣD j Keterangan : Pengiriman barang dari pabrik i (i =,,.m) Pengiriman barang ke tempat tujuan j (j =,, n) 6

27 Xij Cij m n S D : jumlah barang yang dikirim dari Si ke Dj : biaya pengiriman per unit dari Si ke Dj : jumlah pengiriman dari pabrik : jumlah pengiriman ke gudang : kapasitas pabrik : kapasitas gudang Data yang disajikan merupakan kumpulan dari survei tempat sumber dan tempat tujuan barang serta perhitungan yang akurat. Data yang didapat ialah data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan dari narasumber. Dari masalah yang telah disajikan dalam bentuk tabel, dapat diselesaikan melalui satu atau beberapa teknik solusi transportasi. Namun, untuk memulai proses solusi, suatu solusi dasar layak harus ditentukan. Metode untuk mencari solusi awal. akan dibicarakan di sini, yaitu North West Corner dan Least Cost.[8].. Metode North West Corner Metode ini adalah yang paling sederhana diantara metode yang telah disebutkan untuk mencari solusi awal. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :. Mulai dari pojok kiri atas tabel dan alokasikan sebanyak mungkin pada X tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau 7

28 permintaan (artinya X ditetapkan sama dengan yang terkecil diantara nilai S dan D ).. Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber dan atau permintaan pada tujuan. Akibatnya, tak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang telah dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke kotak didekatnya pada baris atau kolom yang dapat dihilangkan. Jika baik kolom maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya.. Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah dihabiskan dengan keperluan permintaan telah dipenuhi. Pada tabel. terdapat tabel Metode North West Corner, dimana digambarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya. 8

29 Tabel. Metode North West Corner DARI KE G G G G4 Supply a C C C C4 X X X X4 S b C C C C4 X X X X4 S c C C C C4 S Demand X X X X4 D D D D4 = 4 D j S i j= i=.. Metode Least Cost Metode Least Cost berusaha mencapai tujuan minimisasi biaya dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak sesuai dengan besarnya biaya transport per unit. Prosedur metode ini adalah :. Pilih variabel X ij (kotak) dengan biaya trasport (c ij ) terkecil dengan alokasikan sebanyak mungkin. Untuk c ij terkecil, X ij = minimum [S i, D i ]. Ini akan menghabiskan baris i atau kolom j.. Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau tidak dihilangkan) pilih nilai c ij terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin. 9

30 . Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi. Pada metode North West Corner dapat ditentukan pada satu acuan yaitu terletak pada pojok kiri atas, kemudian berjalan menurut alur yang tepat. Sedangkan metode Least Cost sebaliknya, metode Least Cost tidak ada titik acuan karena metode Least Cost menentukan titik acuan pada biaya terkecil lebih dahulu kemudian bergerak menurut alur yang tepat. Hal ini terdapat pada tabel. sebagai berikut : Tabel. Metode Least Cost KE G G G G4 Supply DARI a C C C C4 X X X X4 S b C C C C4 X X X X4 S c C C C C4 S Demand X X X X4 D D D D4 = 4 D j S i j= i= Keterangan : (Cij) : Beban uang bensin setiap melakukan pengiriman barang ( liter bensin = Rp 4500). (Xij) : Banyaknya barang akan dikirim pada setiap 0

31 swalayan atau agen toko (dalam kilogram). (Si) : Kapasitas/daya tampung penyimpanan pada setiap pabrik/depo (dalam kilogram). (Dj) : Kapasitas/daya tampung penyimpanan pada setiap swalayan atau agen toko (dalam kilogram). Berikut ini akan disajikan perumusan masalah bila kebutuhan sama, lebih besar ataupun lebih kecil dari kapasitas yang telah disediakan. Setelah masalah dirumuskan, maka dapat diselesaikan dengan langkahlangkah berikut ini : a. Perumusan masalah bila kebutuhan sama dengan kapasitas, dapat dilihat dari persamaan berikut : Fungsi tujuan : minimumkan Total biaya = m n i= j= CijXij (.5) Batasan-batasan : m I. Xij = Si i= (i =,,..m) II. n j= Xij = Dj ( j =,,, n) III. X 0 ij Pada rumusan di atas semua kebutuhan dapat dipenuhi, semua kapasitas sumber dialokasikan, dan nilai alokasi harus positif. b. Bila kebutuhan lebih kecil dari kapasitas, dapat dilihat dari persamaan berikut :

32 Fungsi tujuan : minimumkan Total biaya = m n i= j= CijXij (.6) Batasan-batasan : m I. Xij Si i= (i =,,..m) II. n j= Xij = Dj ( j =,,, n) III. X 0 ij Pada rumusan ini semua kebutuhan dapat dipenuhi, tetapi kapasitas sumber tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya. c. Bila kebutuhan lebih besar dari kapasitas, dapat dilihat dari persamaan berikut : Fungsi tujuan : minimumkan Total biaya = m n i= j= CijXij.(.7) Batasan-batasan : m I. Xij = Si i= (i =,,..m) II. n j= Xij Dj ( j =,,, n) III. X 0 ij Pada rumusan ini tidak semua kebutuhan bisa dipenuhi meskipun kapasitas sumber telah digunakan sepenuhnya.

33 Setelah solusi layak dasar diperoleh kemudian dilakukan perbaikan untuk mencapai solusi optimum. Dari dua metode solusi optimum yang akan dibahas, penelitian ini hanya menggunakan metode Stepping Stone... Metode Stepping Stone Metode Stepping Stone adalah salah satu solusi optimum untuk melanjutkan solusi dasar awal. Metode Stepping Stone merupakan cara mengubah penyelesaian awal menjadi pemecahan yang optimal. Cara ini digunakan untuk mengevaluasi biaya transportasi dengan mengubah rute yang belum terpakai. Langkah berikutnya adalah menekan ke bawah biaya transport dengan memasukan variable nonbasis ( yaitu alokasi barang ke kotak kosong) ke dalam solusi. Proses evaluasi variable nonbasis yang memungkinkan terjadinya perbaikkan solusi dan kemudian mengalokasikan kembali dinamakan Stepping Stone. Setiap kotak kosong menunjukkan suatu variable nonbasis. Bagi variable nonasis yang akan memasuki solusi dan harus memberi sumbangan dalam penurunan nilai fungsi. Hal ini dapat ditunjukkan pada proses jalur tertutup. Beberapa hal penting yang perlu disebutkan dengan penyusunan jalur Stepping Stone.. Arah yang diambil baik searah maupun berlawanan arah dengan jarum jam adalah tidak penting dalam membuat jalur tertutup.. Hanya ada satu jalur tertutup untuk kotak kosong.. Jalur hanya mengikuti kotak terisi (terjadi perubahan arah), kecuali pada kotak kosong yang sedang dievaluasi.

34 4. Baik kotak terisi maupun kosong dapat dilewati dalam penyusunan jalur tertutup. 5. Suatu jalur dapat melintasi dirinya. 6. Sebuah penambahan dan sebuah pengurangan yang sama besar harus kelihatan pada setiap baris dn kolom pada jalur itu. Adapun tujuan dari jalur ini adalah untuk mempertahankan kendala penawaran dan permintaan sambil melakukan alokasi ulang barang ke suatu kotak kosong. Semua kotak kosong dievaluasi dengan cara yang sama untuk menentukan apakah kotak tersebut dapat menurunkan biaya dan karena itu menjadi calon entering variable. Entering variable ialah kotak kosong yang mempunyai nilai negatif pada jalur penambahan dan pengurangan biaya. Solusi optimum dapat terlihat jika nilai dari Cij adalah positif. Dalam kasus ini terdapat dummy, pada metode NWC kotak dummy tidak mengalami perubahan sedangkan pada LC kotak dummy dengan nilai Cij sama dengan nol, merupakan nilai nilai kembar yang biaya terkecil. Bila ada nilai dari perubahan biaya mempunyai nilai penurunan yang sama, maka kita bisa memilih secara sembarang. 4

35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. ARTA BOGA. Tempat penelitian ini bertempat di Jl. Palmerah barat No. 8 Jakarta Barat. Waktu pengambilan data dilakukan selama satu bulan dimulai pada tanggal Januari Januari Metode Pengumpulan Data Data yang disajikan merupakan kumpulan dari survei tempat sumber dan tempat tujuan barang serta perhitungan yang akurat, data yang didapat ialah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan dari narasumber. Perusahaan tersebut mendistributorkan barang / produk yang bermerk Cap Orang Tua dan memiliki beberapa gudang penyimpanan barang diantaranya :. Depo Palmerah,. Depo Cengkareng,. Depo Cipondoh, 5. Depo Bogor/Sentul, 6. Depo Bandung, 7. Depo Bekasi dan lain-lain. 4. Depo Pulo Mas, Dari beberapa depo tersebut maka penelitian hanya mengambil tiga sampel tempat penyimpanan barang yaitu Depo Palmerah (Jakarta Barat), 5

36 Depo Cengkareng (Jakarta Barat) dan Depo Cipondoh (Tangerang). Setiap depo menyimpan berbagai jenis barang/produk di antaranya : makanan ringan, biskuit, pasta gigi, sikat gigi, minuman dingin, baterai, mie instan dan lain sebagainya. Dan tempat tujuan pengiriman barang tersebut adalah :. Carefour,. Giant,. Alfamart, 4. Ramayana, 5. Indomart, 7. Naga swalayan, 8. Hipermart, 9. Matahari, 0. Alfa midi,. Agen toko 6. Hero, 6

37 Barang yang didistribusikan mencakup agen toko atau pasar swalayan se-jabotabek dan sekitarnya. Penelitian ini hanya menganalisa distributor barang di kawasan Jabodetabek. Dan penelitian hanya mengambil beberapa sampel tempat tujuan yang mencakup daerah sekitar. Pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :. Membaca buku profil perusahaan di dalam perpustakaan yang terdapat di perusahaan tersebut.. Meneliti jenis barang atau produk yang akan dikirim ke setiap pasar swalayan ataupun agen.. Mencatat data dari beberapa agen atau pasar swalayan mengenai berat/jumlah barang pengiriman setiap hari. 4. Mencatat berapakah kapasitas barang / produk yang ditampung pada setiap pasar swalayan untuk produk yang dikirim oleh perusahaan tersebut. Hal ini terlihat dari gambar., yaitu alur pengolahan data sebagai berikut : 9

38 Mengumpulkan data jumlah pengiriman (X) dan perhitungan daya tampung untuk penyimpanan barang (S) dari tempat Mengumpulkan perhitungan daya tampung (D) dari setiap tempat tujuan. Menghitung beban (C) dari tempat sumber sampai tujuan dengan memperhitungkan pemakaian bensin setiap pengiriman barang.sumber. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan perhitungan North West Corner dan Least Cost menggunakan software Tora Optimization System Kemudian dianalisis dengan menggunakan Metode Stepping Stone utuk mencapai nilai yang optimum secara manual. Gambar. Alur pengolahan Data 0

39 . Metode Pengolahan Data Data jumlah hasil pengiriman dan jumlah beban yang dihadapi oleh perusahaan dikumpulkan berdasarkan hasil yang paling maksimal yang pernah dicapai. Data yang dikumpulkan pada bulan Januari tahun 009 tersebut digunakan untuk menganalisa beban pengiriman dari perusahaan. Penelitian data dilakukan secara kualitatif, kemudian ditabulasikan menurut aktivitas-aktivitasnya. Penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan berubahubah sesuai dengan kondisi lapangan tidak seperti desain riset penelitian kuantitatif yang bersifat tetap, baku dan tidak berubah-ubah. Oleh karena itu peranan peneliti sangat dominan dalam menentukan keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, sedang peranan desain hanya membantu mengarahkan jalannya proses penelitian agar sesuai dengan pernyataan masalah dan berjalan dengan sistematis. Penelitian tersebut bersifat kualitatif karena setiap barang yang dikirim ke setiap tempat tujuan beban barang yang didistributor setiap harinya berubah-ubah sebab permintaan konsumen tidak menentu. Oleh karena itu, data yang didapat dari setiap pabrik dan tempat tujuan selalu berubah-ubah. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan metode NWC dan LC menggunakan software Tore Optimization System. Kemudian dilanjutkan dengan metode Steeping Stone untuk mendapatkan hasil yang optimum.

40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Simulasi Model Data yang diperoleh yang pertama ialah data beban barang yang didistribusi ke tempat tujuan. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tergantung pada beban barang tersebut. Hal itu sudah diperhitungkan oleh pihak perusahaan. Data yang kedua dari permasalahan ini adalah banyaknya jumlah barang pengiriman, hal ini sangat terkait oleh data yang pertama, dimana jumlah barang yang akan dikirim harus sesuai. Data yang ketiga dan ke tempat ialah kapasitas tempat tujuan dan pabrik/depo. Tidak semua tempat tujuan akan dijadikan sebuah permasalahan oleh si penulis. Dari beberapa tempat tujuan, si penulis hanya mengambil empat tujuan diantaranya ialah : Carefour (C), Alfamart (A), Ramayana (R) dan Giant (G) yang akan dijadikan sampel untuk bahan penganalisaan dari permasalahan tersebut. Dari banyaknya swalayan atau tempat tujuan untuk pengiriman produk, penelitian hanya mengambil bebrapa sampel untuk dijadikan analisa, berikut ini letak tempat-tempat atau swalayan yang diliput, diantaranya :. Carefour (C) terletak di Permata Hijau, Jakarta Barat.. Alfamart (A) terletak di Joglo, Jakarta Barat.. Ramayana (R) terletak di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. 4. Giant (G) terletak di Kreo, perbatasan Tangerang.

41 Ditemukan data beban biaya angkut (Cij) dari pabrik ke tempat tujuan. Data banyaknya pengiriman yang diperoleh dari penyelesaian metode-metode yang disediakan akan menghasilkan data beban barang (Xij). Sedangkan setiap pabrik memiliki tempat kapasitas barang (Si) dan tempat tujuan seperti Alfamart, Ramayana, Carefour, Giant, Hero dan lain sebagainya memiliki tempat kapasitas (Dj). Selanjutnya, dari aktivitas yang ada dibuat suatu persamaan dan pertidaksamaan sesuai dengan pembentukan model matematika baku yang digunakan dalam penyelesaian masalah transportasi dengan metode North West Corner dan Least Cost. Sebelum membuat model matematika yang baku maka terlebih dahulu ditentukan fungsi yang merupakan fungsi tujuan yang akan dioptimalkan, hal ini terlihat dari persamaan berikut : Minimumkan Z = c + c c mn...(4.) mn Setelah ditentukan fungsi tujuannya, maka langkah selanjutnya adalah membuat fungsi-fungsi kendala yang pembentukannya sesuai dengan model matematika baku yang telah diketahui. Dari [] model matematika baku yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : X X X + X + X + X + X + X + X + X 4 + X + X 4 4 = S = S = S X X X X 4 + X + X + X + X 4 + X + X + X + X 4 = D = D = D = D 4

42 Selanjutnya fungsi tujuan dan fungsi kendala yang ada dioptimalkan solusinya dengan menggunakan metode North west Corner dan Least Cost dengan perhitungan secara manual dan dapat juga menggunakan software Tora Optimization System, dimana software tersebut dapat menyelesaikan masalah transportasi. Selain masalah transportasi software tersebut digunakan untuk melakukan perhitungan pada program linear, matri, CPM, PERT, teori permainan dan lain sebagainya. Program ini langsung memberi penyelesaian secara tepat dan singkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui terdapat empat jenis pengiriman barang dari tiga tempat depo/pabrik. Empat pengiriman barang diantaranya : Carefour (C), Alfamart (A), Ramayana (R) dan Giant (G), sedangkan tiga depo yaitu : Depo Palmerah, Cengkareng dan Cipondoh. Alur pengiriman produk dari depo ke tempat tujuan tergambar sebagai berikut :

43 Depo Palmerah Carrefour Permata Hijau Depo Cengkareng Alfa Mart Joglo Ramayana Kebayoran Depo Cipondoh Giant Kreo Gambar 4. Alur pengiriman produk Proses distribusi barang dilakukan sistem pengiriman setiap hari. Dalam menjalankan proses pengiriman, perusahaan perlu mempertimbangankan jarak yang ditempuh karena hal ini terkait oleh jumlah barang yang akan dikirim ke tempat tujuan. Sedangkan masalahmasalah diluar perhitungan (masalah tak terduga) yang dihadapi pengangkut barang ialah kemacetan di jalan, kerusakan pada kendaraan, cuaca buruk, kejadian yang tak terduga dan kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), hal ini dapat pula mempengaruhi pada setiap pengiriman. Perusahaan selalu memikirkan masalah-masalah semacam itu agar pengiriman barang berjalan lancar dan tidak mengalami kerugian yang cukup besar.

44 Setelah masalah-masalah tersebut yang mempengaruhi pengiriman, kemudian dilakukan penempatan yang tepat pada analisis ini. Tujuannya adalah agar dihasilkan suatu model matematika baku yang tepat untuk penyelesaian masalah transportasi tersebut. Pada proses ini, masalah dapat diperoleh dengan menghubungkan beban biaya dan jumlah barang yang didistribusikan ke swalayan atau agen toko. Kemudian besarnya beban biaya dan jumlah barang didistribusi dilakukan dengan sistem data sekunder yaitu data yang didapat dari melihat ataupun mendapat dari narasumber. Dari sekian banyak swalayan di Jabotabek, hanya empat swalayan yang diambil datanya untuk dijadikan acuan analisa penelitian. Dari menanyakan setiap pengiriman hingga berapa jumlah beban biaya yang dikeluarkan setiap pengiriman.jumlah pengiriman barang beraneka ragam tergantung dari kapasitas dari tempat tujuan (Dj), sama halnya dengan kapasitas dari depo tersebut (Si). Dalam hal ini penelitian mendapatkan data dengan menghitung rata-rata setiap pengiriman di tempat tujuan dan setiap pabrik/depo. Pada data tersebut banyaknya jumlah pengiriman barang dilakukan setiap hari ketempat tujuan, hal ini tidak menguntungkan pada perusahaan karena pengangkut barang tidak memperhitungkan jarak yang ditempuh dan masalah tak terduga pada setiap pengiriman. Pada analisa, setiap tempat tujuan memiliki kapasitas yang berbeda, dari yang besar hingga terkecil, hal ini tergantung dari tempat dan keperluan/kebutuhan para konsumen. Terlihat pada table berikut :

45 Table 4. Daya tampung setiap swalayan (dalam kilogram) Tempat tujuan Kapasitas/daya tampung Carrefour.500 Alfa mart 850 Ramayana.800 Giant.000 Jumlah 7.50 Sumber : Tempat Tujuan Sedangkan daya tampung pada setiap depo memiliki kapasitas yang berbeda-beda pula, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : a. luasnya tempat pabrik b. agar setiap depo memilki tempat cadangan untuk menampung banyaknya jumlah produk dan lain sebagainya. Hal itu tersaji pada table berikut : Table 4. Daya tampung setiap depo (dalam kilogram) Depo Kapasitas/daya tampung Palmerah.600 Cengkareng.00 Cipondoh.500 Jumlah 7.00 Sumber : Setiap Depo Ada pula data beban yang diperhitungkan dari jarak yang ditempuh oleh kendaraan pengangkut, beban dalam hal ini bahan bakar minyak (BBM) yang satuannya adalah liter. Dapat pula diperhitungankan dengan harga saat ini yaitu Rp /liter, terkait pada beban biaya yang

46 dikeluarkan setiap hari oleh masing-masing depo. Pengiriman barang seharusnya diperhitungkan seminimal mungkin agar perusahaan mendapatkan pengeluaran yang sedikit dan keuntungan yang cukup besar dari pengiriman, data tersebut tersaji pada tabel berikut ini : Tabel 4. Pengiriman dalam jarak dan beban Depo Tempat tujuan Carrefour Alfa mart Ramayana Giant Jarak Beban Jarak Beban Jarak Beban Jarak Beban Palmerah ± 6 ± 4 ± 9 ± 7 Cengkareng ± 4 ± 6 8 ± 5 5 ± 6 Cipondoh ± 7 ± 8 4 ± 0 0 ± 4 Sumber : Wawacara dengan karyawan Keterangan : Jarak (dalam kilometer) Beban (dalam liter)

47 4. Perhitungan optimal pengiriman barang Perhitungan dilakukan secara manual dengan memisahkan beberapa variabel dari data pengiriman. Ambil data pengiriman barang dan kapsitas atau daya tampung dari empat swalayan. Dan ambil pula data beban biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap harinya dan daya tampung setiap depo untuk setiap pengiriman keempat swalayan tersebut. Dari pembahasan Bab 4., keseluruhan data dapat disederhanakan pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.4 Keseluruhan data Depo Swalayan/pasar Carrrefour Alfamart Ramayana Giant C C C C4 Penawaran (Si) Palmerah Cengkareng Cipondoh Permintaan (Dj) Dj < Si 4.. Pencarian solusi layak dasar North West Corner (NWC) Metode North west Corner (pojok barat laut) dapat diartikan nilai pojok kiri atas, metode ini adalah yang paling sederhana di antara metode yang lain. Langkah-langkahnya diantaranya : a. Mulai dari pojok kiri atas (artinya X ditetapkan sama dengan yang terkecil diantara nilai S dan D ). b. Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber dan atau permintaan pada tujuan. Akibatnya, tak ada lagi barang yang

48 dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang telah dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke kotak di dekatnya pada baris atau kolom yang dapat dihilangkan. Jika baik kolom maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya c. Kemudian dilanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah dihabiskan dengan keperluan permintaan telah dipenuhi Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan pada masalah transportasi berikut, hal ini terlihat pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.5 Masalah transportasi DARI KE C A R G Penawaran (Si) Palmerah Cengkareng Cipondoh Permintaan (Dj) Dj < Si

49 Misalkan Xij : banyaknya unit barang yang dikirimkan dari depo/pabrik, i (i=,,...) ke pasar j (j=,,...) maka, Minimumkan Z = 6X + X + 9X + X4 + X +8X + 5X + 6X4 + X + 4X + 0X + X4 Dengan syarat : X + X + X + X4.600 (penawaran depo Palmerah) X + X + X + X4.00 (penawaran depo Cengkareng) X + X + X + X4.500 (Penawaran depo Cipondoh) X + X + X =.500 (permintaan pasar C) X + X + X = 850 (permintaan pasar A) X + X + X =.800 (permintaan pasar R) X4 + X4 + X4 =.000 (permintaan pasar G) Dari tabel 4.5, terlihat bahwa permintaan (Dj) lebih sedikit daripada penawaran (Si). Kebutuhan/permintaan setiap swalayan/pasar lebih sedikit daripada penawaran/daya tampung pada depo. Pernyataan itu mempunyai fungsi tujuan : Minimumkan Z = m n i= j= CijXij Dengan batasan-batasan : IV. m i= Xij Si (i =,,..m) n V. Xij = Dj j= ( j =,,, n) VI. X 0 ij

50 Oleh karena itu masalah transportasi tersebut mempunyai Dummy D yang artinya sisa dari permintaan, hal ini kemungkinan akan terjadi pada setiap depo. Perusahaan memiliki beberapa depo yang daya tampungnya melebihi permintaan yang bertujuan agar mengantisipasi pengiriman barang tidak kekurangan. Sebab setiap hari permintaan swalayan/pasar terkadang melonjak tergantung kebutuhan konsumen. Data pengiriman barang akan diperhitungkan dengan menggunakan metode NWC yang tersaji pada tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Nilai Pada North West Corner KE DARI C A R G Dummy D Penawaran (Si) Palmerah Cengkareng Cipondoh Permintaan (Dj) Dari penjelasan pada tabel 4.6 yaitu pengalokasian pada metode North West Cost dimulai dari kotak paling kiri atas yaitu pengalokasian sebanyak mungkin tanpa melanggar batasan yang

51 ada ialah jumlah penawaran dan permintaan. Untuk kotak paling kiri pada tabel 4.6 jumlah penawarannya sejumlah.600 dan jumlah permintaannya adalah.500, jadi untuk kotak ini dapat dialokasikan sejumlah.500 (terkecil antara penawaran dan permintaan). Kemudian kita lihat penawaran dari carrefour sudah terpenuhi tetapi penawaran pada depo Palmerah masih banyak maka penawaran dilakukan pada Alfa mart sejumlah 850 dan Ramayana sejumlah 50. sekarang terlihat bahwa penawaran pada depo palmerah sudah terpenuhi sedangkan permintaan pada swalayan Ramayana belum lengkap, maka permintaan dialokasikan kepada depo Cengkareng yang memiliki penawaran sejumlah 550 terhadap Ramayana. Selanjutnya, depo Cengkareng masih memiliki penawaran 550 yang dialokasikan kepada Giant. Depo Cipondoh mempunyai penawaran sebesar.500 yang akan dialokasikan kepada Giant sejumlah.450, dari pengalokasikan depo Cipondoh terhadap Ginat, penawaran masih memiliki Dummy yang artinya sisa dari penawaran kepada permintaan swalayan. Sisa penawaran berada pada depo Cipondoh, hal ini dikarenakan pada North West Corner menitikberatkan pada baris dan kolam agar semua penawaran dan permintaan terpenuhi. Dari salah satu depo memiliki Dummy yang bertujuan untuk cadangan pengiriman barang bilamana permintaan swalayan meningkat. Dari

52 uraian tersebut, metode North West Corner mendapatkan solusi awal : Z = ( 6. ) + (. ) + (9. ) + (5. ) + (6. 4) + (. 4) + (50. 5) Z = 6(.500) + (850) + 9(50) + 5(550) + 6(550) + (450) + 0(50) = = Perhitungan dengan metode Least Cost Untuk metode Least Cost sangatlah berbeda dengan metode North West Corner. Metode ini memperhitungkan beban biaya terlebih dahulu agar mencapai tujuan minimisasi biaya dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak sesuai dengan besarnya biaya transport per unit. Langkah-langkah metode ini adalah : 4. Pilih variabel X ij dengan biaya trasportasi (C ij ) terkecil dengan alokasikan sebanyak mungkin. Untuk c ij terkecil, X ij = minimum [S i, D i ]. Ini akan menghabiskan baris i atau kolom j. 5. Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau tidak dihilangkan) pilih nilai c ij terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin. 6. Kemudian lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi.

53 Pada metode North West Corner dapat ditentukan pada satu acuan yaitu terletak pada pojok kiri atas, kemudian berjalan menurut alur yang tepat. Sedangkan metode Least Cost sebaliknya, metode Least Cost tidak ada titik acuan karena metode Least Cost menentukan titik acuan pada biaya terkecil lebih dahulu kemudian bergerak menurut alur yang tepat. Hal ini terdapat pada tabel 4.7 yaitu : Tabel 4.7 Nilai pada Least Cost KE DARI C A R G Dummy D Penawaran (Si) Palmerah Cengkareng Cipondoh Permintaan (Dj) Pengalokasian pada metode Least Cost dimulai pada kotak dengan biaya terendah dilanjutkan dengan kotak biaya terendah selanjutnya yang belum terpenuhi nilai penawaran dan permintaannya. Pada tabel 4.7 masalah yang dibahas, kotak yang mempunyai biaya terendah adalah 6. Untuk kotak ini disediakan

54 penawaran sebesar.600 di depo Palmerah dan permintaan sebesar.500 pada Carrefour sehingga kotak tersebut mendapatkan pengalokasian sebesar.500. Ternyata penawaran pada depo Palmerah masih belum habis/terpenuhi, maka penawaran dilakukan pada Ramayana karena terlihat bahwa beban biaya pada Ramayana lebih kecil, permintaan pada Ramayana sebesar 800, maka penawaran mengalokasikan sebesar 050. Depo Palmerah memiliki Dummy 50 karena depo Palmerah memiliki Penawaran/kapasitas yang lebih besar dibanding dengan depo yang lain. Tahap selanjutnya penawaran pada depo Cengkareng memiliki.00, yang akan dialokasikan ke Alfamart sebesar 850, Ramayana sebesar 750 dan Giant sebesar 500. Penawaran tidak dialokasikan ke Carrefour karena permintaan telah terpenuhi. Kemudian tahap selanjutnya, permintaan pada Giant sebesar.000 dan penawaran pada depo Cipondoh sebesar.500, maka permintaan dialokasikan sebesar.500. ini berarti permintaan dan penawaran telah terpenuhi dan telah selesai pula langkah-langkah untuk mendapatkan solusi awal dengan metode Least Cost. Dari uraian tersebut metode Least Cost mendapatkan solusi awal yaitu : Z = ( 6. ) + (9. ) + (8. ) + (5. ) + (6. 4) + (. 4) + (50. 5) Z = 6(500) + 9(050) + 8(850) + 5(750) + 6(500) + (500) + 0(50) =

55 = Membandingkan solusi awal yang diperoleh dari metode North West Corner dan Least Cost membuktikan bahwa dengan menggunakan metode Least Cost terjadi penurunan sebesar 900 (= ). Pada umumnya, metode Least Cost akan memberikan solusi awal yang lebih baik (beban biaya lebih sedikit) dibanding metode North West Corner karena metode Least Cost menggunakan biaya per unit sebagai kriteria alokasi sementara metode North West Corner tidak. Metode North West Corner tidak effesien karena metode tersebut tidak mempertimbangkan biaya transpor per unit dalam membuat alokasi. Akibatnya mungkin diperlukan beberapa iterasi solusi tambahan sebelum solusi optimum. 4.. Perhitungan solusi optimum dengan metode Stepping Stone Dari dua metode solusi awal maka metode Stepping Stone akan meneruskan untuk mencari hasil yang optimum. Untuk melakukan langkah langkah apa saja yang harus dilakukan umtuk melakukan metode Stepping Stone dapat dilihat di Bab II, pengerjaan dilakukan dengan cara manual. Analisis ini membandingkan dua metode solusi awal kemudian dikerjakan solusi optimum. Pertama, perhitungan pada solusi awal NWC kemudian dilakukan solusi optimum (Stepping Stone). Hasil dari NWC dapat dilihat dari tabel berikut :

56 Tabel 4.6 Nilai North West Corner KE DARI C A R G Dummy (D) Penawaran (Si) Palmerah Cengkareng Cipondoh Permintaan (Dj) Pada tabel 4.6, dilakukan jalur tertutup pada kotak-kotak kosong terlihat pada tabel 4.8 dan pada tabel 4.9 memberikan perubahan biaya yang dihasilkan dari masing masing jalur tersebut, Tabel 4.8 Jalur Tertutup Pada NWC Iterasi I Kotak kosong Jalur tertutup X4 X X X X X X4 X4 X X X X X X X X X X X X X X X4 X4 X X X X X4 X4 X X X4 X4

57 Tabel 4.9 Nilai Cij Pada NWC Iterasi I Cij Jalur penambahan dan pengurangan Perubahan biaya C C C C C C Terlihat dari tabel 4.9, maka entering variable dimiliki pada C4 karena memiliki peruabahan biaya negatif. Hal ini ada penurunan biaya. Setelah itu, jalur tertutup pada X4 mengalami perubahan dan cara penghapusan, terlihat berikut : Tabel 4.0 Cara Penghapusan Pada Metode NWC KE DARI C A R G Dummy D Penawaran (Si) Palmerah Cengkareng Cipondoh Permintaan (Dj)

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Modul 0 PENELITIAN OPERASIONAL Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA http://wwwmercubuanaacid JAKARTA 007 PENDAHULUAN Suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA Trisnani Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma JL. Sisingamangaraja NO. 338 Simpang Limun Medan ABSTRAK

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13 Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network :

Lebih terperinci

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC) TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC) 4 Obyektif 1. Mengerti mengenai definisi Transportasi North West Coner (NWC) 2. Memahami penggunaan metode transportasi dan menyelesaikan masalah menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Teori dan Konsep 2.. Pengertian Manajemen Produksi/Operasi Sebelum membahas lebih jauh mengenai metode transportasi, perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian

Lebih terperinci

BAB VII METODE TRANSPORTASI

BAB VII METODE TRANSPORTASI BAB VII METODE TRANSPORTASI Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE NORTH WEST CORNER DAN LEAST COST (STUDI KASUS: PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA SURABAYA)

ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE NORTH WEST CORNER DAN LEAST COST (STUDI KASUS: PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA SURABAYA) MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 2, No. 1, Juli 2017. Hal 1 10. ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE NORTH WEST CORNER DAN LEAST COST (STUDI KASUS:

Lebih terperinci

MASALAH TRANSPORTASI

MASALAH TRANSPORTASI MASALAH TRANSPORTASI Transportasi pada umumnya berhubungan dengan distribusi suatu produk, menuju ke beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, dan biaya transportasi minimum. Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu sistem saluran-saluran yang menghubungkan titiktitik

Lebih terperinci

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL 6 Obyektif 1. Mengerti mengenai definisi Transportasi Vogel Approximation Methods (VAM) 2. Memahami penggunaan metode transportasi dan menyelesaikan masalah menggunakan metode

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6 MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6 Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Istilah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil Bowdsey Inggris. Riset Operasi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Masalah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali muncul di Inggris selama Perang Dunia II. Inggris mula-mula tertarik menggunakan metode kuantitatif dalam

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11 MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu

Lebih terperinci

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut: METODE TRANSPORTASI Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu,

Lebih terperinci

TRANSPORTASI LEAST COST

TRANSPORTASI LEAST COST TRANSPORTASI LEAST COST 5 Obyektif 1. Mengerti mengenai definisi Transportasi Least Cost 2. Memahami penggunaan metode transportasi dan menyelesaikan masalah menggunakan metode transportasi Least Cost

Lebih terperinci

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan Masalah transportasi, pada umumnya, berkaitan dengan mendistribusikan sembarang komoditi dari sembarang kelompok pusat pemasok (yang disebut SUMBER) ke sembarang pusat penerima (yang disebut TUJUAN) dalam

Lebih terperinci

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah

Lebih terperinci

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 MODEL TRANSPORTASI METODE TRANSPORTASI Transportasi Lokasi sumber Lokasi tujuan Transportasi distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Distribusi merupakan proses pemindahan barang-barang dari tempat produksi ke berbagai tempat atau daerah yang membutuhkan. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi Hamdy A Taha (1996) mengemukakan bahwa dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menentukan sebuah rencana transportasi sebuah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat literatur dan melakukan studi kepustakaan untuk mengkaji dan menelaah berbagai buku, jurnal, karyai lmiah, laporan dan berbagai

Lebih terperinci

TRANSPORTATION PROBLEM

TRANSPORTATION PROBLEM Media Informatika Vol. No. (27) TRANSPORTATION PROBLEM Dahlia Br Ginting Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. Juanda 9 Bandung 2 E-mail : Carlo27@telkom.net Abstrak Di sini akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi Hamdy A Taha (1996) mengemukakan bahwa dalam arti sederhana, model

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Tahap selanjutnya dari teknik pemecahan persoalan transportasi adalah menentukan entering dan leaving variable.

Lebih terperinci

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV TRANSPORTATION PROBLEM D4 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV Pendahuluan Transportation Problem merupakan aplikasi dari programa linier untuk menentukan bagaimana mendistribusikan bahan, produk dari suatu

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70 METODE TRANSPORTASI Metode Kuantitatif. 70 POKOK BAHASAN VI METODE TRANSPORTASI Sub Pokok Bahasan : 1. Metode North West Corner Rule 2. Metode Stepping Stone. 3. Metode Modi 4. Metode VAM Instruksional

Lebih terperinci

Metode Transportasi. Rudi Susanto

Metode Transportasi. Rudi Susanto Metode Transportasi Rudi Susanto Pendahuluan METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama

Lebih terperinci

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354). BAB III MODEL TRANSPORTASI. Pendahuluan Permasalahan transportasi berkaitan dengan pendistribusian beberapa komoditas dari beberapa pusat penyediaan, yang disebut dengan sumber menuju ke beberapa pusat

Lebih terperinci

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN LECTURE NOTES TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN Rojali, S.Si., M.Si rojali@binus.edu LEARNING OUTCOMES 1. Mahasiswa diharapkan dapat menafsirkan masalah nyata untuk

Lebih terperinci

Model Transportasi /ZA 1

Model Transportasi /ZA 1 Model Transportasi 1 Model Transportasi: Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang tertentu dari sejumlah sumber (sources)

Lebih terperinci

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah. PENJELASAN METODE STEPPING STONE Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal menggunakan cara trial and error atau coba coba. Walaupun mengubah alokasi dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STEPPING STONE UNTUK TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG PADA CV. MITRA TRANS LOGISTICS

PENERAPAN METODE STEPPING STONE UNTUK TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG PADA CV. MITRA TRANS LOGISTICS PENERAPAN METODE STEPPING STONE UNTUK TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG PADA CV. MITRA TRANS LOGISTICS Fanny Okfiany Fahmi Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM PERSOALAN TRANSPORTASI Metode transportasi adalah suatu metode dalam Riset Operasi yang digunakan utk mengatur distribusi dari sumber-sumber yg menyediakan produk

Lebih terperinci

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN LECTURE NOTES TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN Rojali, S.Si., M.Si rojali@binus.edu LEARNING OUTCOMES 1. Mahasiswa diharapkan dapat menafsirkan masalah nyata untuk analisis kuantitatif (LO2). 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa perkembangan transportasi terwujud dalam bentuk kemajuan alat angkut yang selalu mengikuti dan mendorong kemajuan teknologi transportasi. Pada umumnya masalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Transportasi Masalah transportasi merupakan pemrograman linear jenis khusus yang berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke tujuan (misalnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Produksi dan Operasi Manajeman (management) merupakan proses kerja dengan menggunakan orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan (Bateman, Thomas S. : 2014)

Lebih terperinci

PERSOALAN TRANSPORTASI

PERSOALAN TRANSPORTASI PERSOALAN TRANSPORTASI 1 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 2 Permintaan sama dengan penawaran Sesuai dengan namanya, persoalan transportasi pertama kali diformulasikan sebagai suatu prosedur khusus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Masalah Transportasi Salah satu permasalahan khusus dalam program linier adalah masalah transportasi Untuk menyelesaikan permasalahan ini digunakan metode transportasi Dikatakan

Lebih terperinci

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI (Optimum Product Distribution Using Transportation Method) Jevi Rosta*, Hendy Tannady** Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XI : MODEL TRANSPORTASI e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Model Transportasi Merupakan

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian) Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, 95-100 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI

Lebih terperinci

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Metode

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Transportasi Dalam...( Ni Ketut Kertiasih)

Penggunaan Metode Transportasi Dalam...( Ni Ketut Kertiasih) ISSN0216-3241 27 PENGGUNAAN METODE TRANSPORTASI DALAM PROGRAM LINIER UNTUK PENDISTRIBUSIAN BARANG Oleh Ni Ketut Kertiasih Jurusan Manajemen Informatika, FTK, Undiksha Abstrak Permasalahan transportasi

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy Objektif: 1. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode North West Corner (NWC). 2. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode Vogel Approximation

Lebih terperinci

BAB VII. METODE TRANSPORTASI

BAB VII. METODE TRANSPORTASI VII. METODE TNPOTI Dilihat dari namanya, metode transportasi digunakan untuk mengoptimalkan biaya pengangkutan (transportasi) komoditas tunggal dari berbagai daerah sumber menuju berbagai daerah tujuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model 2.1.1 Pengertian sistem Pengertian sistem dapat diketahui dari definisi yang diambil dari beberapa pendapat pengarang antara lain : Menurut Romney (2003, p2) sistem

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE NORTH WEST CORNER DAN LEAST COST (STUDI KASUS: PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA SURABAYA)

ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE NORTH WEST CORNER DAN LEAST COST (STUDI KASUS: PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA SURABAYA) MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 2, No. 1, Juli 2017. Hal 1 10. ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE NORTH WEST CORNER DAN LEAST COST (STUDI KASUS:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Pendistribusian barang atau jasa merupakan salah satu bagian penting dari kegiatan sebuah instansi pemerintah ataupun perusahaan tertentu Masalah transportasi merupakan

Lebih terperinci

Bentuk Standar dari Linear Programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Sumber daya 1 2. n yang ada

Bentuk Standar dari Linear Programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Sumber daya 1 2. n yang ada Permasalahan dalam linear programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Terdapat dua atau lebih produk yang dibentuk dari campuran dua atau lebih bahan. Terdapat mesin atau fasilitas lain yang digunakan

Lebih terperinci

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 3(216), hal 249 256. PERBANDINGAN METODE STEPPING STONE DAN MODIFIED DISTRIBUTION DENGAN SOLUSI AWAL METODE LEAST COST UNTUK MEMINIMUMKAN

Lebih terperinci

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin MODEL TRANSPORTASI MODEL TRANSPORTASI Metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Metode transportasi

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif Manajemen, Kelompok 5, MB IPB E49, 2014 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS. Presented by Group 5 E49

Metode Kuantitatif Manajemen, Kelompok 5, MB IPB E49, 2014 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS. Presented by Group 5 E49 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS Presented by Group 5 E49 0 SOAL-JAWAB PEMODELAN TRANSPORTASI DENGAN STUDI KASUS DISTRIBUSI KOMODITI GANDUM, BARLEY DAN OAT DI NEGARA EROPA MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST Deasy Permata Sari A12.2010.04110 Program Studi Sistem Informasi S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy Objektif: 1. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode North West Corner (NWC) dengan Dummy. 2. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode Vogel

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU) Majalah Ilmiah INTI, Volume 12, Nomor 2, Mei 217 ISSN 2339-21X IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU) Mohd. Rifqi Lutfir

Lebih terperinci

TUGAS PROGRAM LINEAR MODEL TRANSPORTASI

TUGAS PROGRAM LINEAR MODEL TRANSPORTASI TUGAS PROGRAM LNEAR MODEL TRANSPORTAS 1. Untuk permasalahan model tansportasi ini diperoleh informasi bahwa mempunyai: 3 daerah penambangan minyak (sumber), yaitu: a. (S 1 ) dengan kapasitas produksi 600.000

Lebih terperinci

Metode Transportasi. Muhlis Tahir

Metode Transportasi. Muhlis Tahir Metode Transportasi Muhlis Tahir Pendahuluan Metode Transportasi digunakan untuk mengoptimalkan biaya pengangkutan (transportasi) komoditas tunggal dari berbagai daerah sumber menuju berbagai daerah tujuan.

Lebih terperinci

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI Agus Sasmito Aribowo Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281 Yogyakarta

Lebih terperinci

APLIKASI TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST DAN MODIFIED DISTRIBUTION PADA CV. NIHTA CARGO EXPRESS

APLIKASI TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST DAN MODIFIED DISTRIBUTION PADA CV. NIHTA CARGO EXPRESS APLIKASI TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST DAN MODIFIED DISTRIBUTION PADA CV. NIHTA CARGO EXPRESS Niki Iswanti 1, Nelly Astuti Hasibuan 2, Mesran 3 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Model Transportasi 1

Model Transportasi 1 Model Transportasi 1 Model ini berawal dari tahun 1941 ketika F.L. Hitchkok mengetengahkan studi yang berjudul The Distribution of a Product from Several Sources to Numerous Localities Tahun 1947, T.C.Koopmans

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMASALAHAN TRANSSHIPMENT DENGAN METODE NORTH WEST CORNER DAN METODE STEPPING STONE SKRIPSI MEGAYANTI NADAPDAP

PENYELESAIAN PERMASALAHAN TRANSSHIPMENT DENGAN METODE NORTH WEST CORNER DAN METODE STEPPING STONE SKRIPSI MEGAYANTI NADAPDAP PENYELESAIAN PERMASALAHAN TRANSSHIPMENT DENGAN METODE NORTH WEST CORNER DAN METODE STEPPING STONE SKRIPSI MEGAYANTI NADAPDAP 120803030 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering OPERATIONS RESEARCH Industrial Engineering TRANSPORTASI METODE ANALISA TRANSPORTASI PROGRAMA LINEAR Metode transportasi programa linear merupakan metode yang cukup sederhana dalam memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - II MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI - II MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI - II MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Menentukan Entering Variable & Leaving Variable Tahap selanjutnya

Lebih terperinci

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI)

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI) INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS E-ISSN: 2548-3587 103 Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI) Herlawati 1,* 1 Sistem

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI LMSYH, M.Sc. Program Magister gribisnis Universitas Jambi Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang

Lebih terperinci

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50 METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50 METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biaya transportasi merupakan masalah yang sering dijumpai di berbagai bidang terutama yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran. Keputusan yang tepat dalam

Lebih terperinci

EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Minum Kemasan di Lampung)

EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Minum Kemasan di Lampung) 120 EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Endang Siswati Prihastuti Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bandar Lampung email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Transportasi merupakan komponen penting dalam operasional perusahaan karena sangat berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum arti transportasi adalah adanya perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lain dan dari beberapa tempat ke beberapa tempat lain. Tempat atau tempat-tempat

Lebih terperinci

TEKNIK RISET OPERASI UNDA

TEKNIK RISET OPERASI UNDA BAB V METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempattempat yang membutuhkan secara

Lebih terperinci

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50 METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal

Lebih terperinci

KAJIAN MASALAH TRANSSHIPMENT TIDAK SEIMBANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST - STEPPING STONE DAN METODE LEAST COST - MODI SKRIPSI

KAJIAN MASALAH TRANSSHIPMENT TIDAK SEIMBANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST - STEPPING STONE DAN METODE LEAST COST - MODI SKRIPSI KAJIAN MASALAH TRANSSHIPMENT TIDAK SEIMBANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST - STEPPING STONE DAN METODE LEAST COST - MODI SKRIPSI PUTRI WINDA SARI BB 120803037 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi Modul 5 MODEL TRANSPORTASI 5.1 Pengertian Model Transportasi Model transportasi adalah kelompok khusus program linear yang menyelesaikan masalah pengiriman komoditas dari sumber (misalnya pabrik) ke tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 28 Mei 2013 sampai 28 Juni 2013, sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala Cabang PT. Mega

Lebih terperinci

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 299 311. APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN Lolyta Damora

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN METODE POTENSIAL SKRIPSI ARIZ KURNIA

PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN METODE POTENSIAL SKRIPSI ARIZ KURNIA PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN METODE POTENSIAL SKRIPSI ARIZ KURNIA 130803024 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah

Lebih terperinci

TRANSPORTASI & PENUGASAN

TRANSPORTASI & PENUGASAN TRANSPORTASI & PENUGASAN 66 - Taufiqurrahman Metode Transportasi Suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumbersumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan

Lebih terperinci

EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE TRANSPORTASI

EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE TRANSPORTASI EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE TRANSPORTASI Hendi Nirwansah dan Widowati Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Abstrak Aplikasi matematika

Lebih terperinci

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI Dimas Alfan Hidayat 1, Siti Khabibah, M.Sc 2, Suryoto, M.Si 2 Program Studi Matematika FSM Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

MASALAH TRANSPORTASI

MASALAH TRANSPORTASI MASALAH TRANSPORTASI Masukkan kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam tabel transportasi Cari perbedaan dari dua biaya terkecil (dalam nilai absolut), yaitu selisih biaya terkecil

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management 6s-1 Linear Programming Operations Management MANAJEMEN William J. Stevenson 8 th edition 6s-2 Linear Programming METODE TRANSPORTASI suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta Sibayakindo memiliki rantai

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL

PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL 1). Metode Pojok Kiri Atas / Pojok Barat Laut (North West Corner) Metode ini mula-mula diperkenalkan oleh Charnes dan Cooper kemudian diperluas oleh Danziq.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMA LINIER : MODEL TRANSPORTASI

BAB V PROGRAMA LINIER : MODEL TRANSPORTASI BAB V PROGRAMA LINIER : MODEL TRANSPORTASI Model transportasi berkaitan dengan penentuan rencana berbiaya rendah untuk mengirimkan satu barang dari seumlah sumber (misalnya, pabrik) ke seumlah tuuan (misalnya,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi yang optimal akan sia-sia jika distribusi yang diterapkan suatu perusahaan tidak tepat dan efektif. Hal tersebut dapat menimbulkan

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Manajemen Sains Model Transportasi Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Pengertian Model transportasi adalah kelompok khusus program linear yang menyelesaikan masalah pengiriman

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN

Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN UDINUS 1.1. PENGANTAR RISET OPERASI Sejak revolusi industri, dunia usaha mengalami perubahan dalam hal ukuran (besarnya) dan kompleksitas organisasi-organisasi perusahaan. Bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005, p4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. MEGA ELTRA PERSERO CABANG MEDAN SKRIPSI

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. MEGA ELTRA PERSERO CABANG MEDAN SKRIPSI OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. MEGA ELTRA PERSERO CABANG MEDAN SKRIPSI DIAH PURNAMA SARI 090803062 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

#6 METODE TRANSPORTASI

#6 METODE TRANSPORTASI #6 METODE TRANSPORTASI Merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Metode transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat, berakibat beberapa perusahaan mengalami peningkatan biaya pendistribusian produk. Pendistribusian

Lebih terperinci