P U T U S A N. Nomor : 319/PID.SUS/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor : 319/PID.SUS/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa : Nama : TERDAKWA. Tempat lahir : Medan. Umur/Tgl lahir : 49 tahun/ 27 Mei Jenis kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Tempat tinggal : Medan Selayang. Agama : Katolik Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : - Terdakwa ditahan berdasarkan Surat Perintah/ Penetapan Penahanan ; 1. Penyidik, sejak tanggal 19 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 07 September 2014 ; 2. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum, sejak tanggal 08 September 2014 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2014 ; 3. Perpanjangan penahanan oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri Medan, sejak tanggal 18 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 16 Nopember 2014 ; 4. Penuntut Umum, sejak tanggal 12 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 01 Desember 2014 ; 5. Hakim Pengadilan Negeri Medan, sejak tanggal 25 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 24 Desember 2014 ; 6. Wakil Ketua Pengadilan Negeri Medan, sejak tanggal 25 Desember 2014 sampai dengan tanggal 22 Pebruari 2015; Hal. 1 dari 19 Hal.

2 7. Perpanjangan Penahanan yang pertama oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, sejak tanggal 23 Pebruari 2015 sampai dengan tanggal 24 Maret 2014; 8. Perpanjangan Penahanan yang kedua oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, sejak tanggal 25 Maret 2015 sampai dengan tanggal 23 April 2015; 9. Hakim Pengadilan Tinggi Medan, sejak tanggal 6 April 2015 sampai dengan tanggal 5 Mei 2015; 10. Perpanjangan Penahanan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, sejak tanggal 6 Mei 2015 sampai dengan tanggal 4 Juli 2015; Pengadilan Tinggi tersebut; Telah membaca Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 18 Mei 2015 nomor : 319/PID.SUS/2015/PT.MDN, serta berkas perkara Pengadilan Negeri Medan nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn, dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; Membaca surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Medan tertanggal 19 Nopember 2014, No. Reg. Perkara : PDM-1140/Euh.2/MDN/11/2014, yang mendakwa Terdakwa sebagai berikut : PERTAMA DIKABURKAN. Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 81 ayat (1) UU RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ATAU KEDUA DIKABURKAN. Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 81 ayat (2) UU RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ATAU Hal. 2 dari 19 Hal.

3 KETIGA DIKABURKAN. Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 82 UU RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ; Membaca surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Medan tertanggal 4 Maret 2015, No. Reg. Perkara : PDM-1140/Mdn/11/2014, yang menuntut Terdakwa sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa melakukan persetubuhan dengannya atau orang lain sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 81 ayat (1) UU RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; 2. Menjatuhkan pidana terhadap diri terdakwa dengan pidana penjara selama : 13 (tiga belas) tahun penjara dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan, dan denda sebesar Rp ,- (enam puluh juta rupiah) subsidair 2 (dua) bulan kurungan; 3. Menyatakan barang bukti berupa : NIHIL 4. Menyatakan agar terdakwa dibebani untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp (seribu rupiah) ; Membaca Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 1 April 2015, nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa tersebut terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Perbuatan Cabul sebagaimana yang didakwakan Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan Alternatif Ketiga ; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 9 (sembilan) tahun dan denda sebesar Rp ,- (enam puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka harus diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan ; 3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; Hal. 3 dari 19 Hal.

4 4. Menetapkan terdakwa tetap berada didalam tahanan ; 5. Menetapkan barang bukti berupa Foto copy Akta Kelahiran DELAYA EVANGGELISTA GINTING (Saksi korban) dan Foto Copy Kartu Keluarga atas nama Kepala Keluarga HONORIUS MULIONO GINTING (terdakwa), tetap terlampir dalam berkas perkara ; 6. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (Seribu rupiah); Telah membaca : 1. Akta Permintaan Banding yang dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan bahwa pada hari Senin tanggal 6 April 2015, Terdakwa melalui penasihat hukumnya telah mengajukan permintaan banding atas putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 1 April 2015, nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn; 2. Akta Permintaan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan bahwa pada hari Selasa tanggal 7 April 2015, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding atas putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 1 April 2015, nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn; 3. Relaas pemberitahuan permintaan banding yang dibuat oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Medan bahwa permintaan banding tersebut telah dengan sempurna diberitahukan kepada Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa melalui penasihat hukumnya masing-masing pada tanggal 13 April 2015, dan tanggal 30 April 2015; 4. Memori banding yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tertanggal 8 April 2015, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan, tanggal 20 April 2015, dan memori banding tersebut telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Terdakwa melalui penasihat hukumnya pada tanggal 30 April 2015; 5. Memori banding yang diajukan oleh Terdakwa melalui penasihat hukumnya tertanggal 28 April 2015, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Hal. 4 dari 19 Hal.

5 Medan, tanggal 30 April 2015, dan memori banding tersebut telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 28 Mei 2015; 6. Surat mempelajari berkas perkara Pengadilan Negeri Medan tertanggal 16 April 2015 yang disampaikan masing-masing kepada Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa untuk mempelajari berkas perkara tersebut, selama 7 (tujuh) hari terhitung mulai tanggal 16 April 2015 sampai dengan tanggal 22 April 2015 sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi; Menimbang, bahwa permintaan banding yang diajukan oleh Terdakwa melalui penasihat hukumnya dan Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan oleh Terdakwa melalui penasihat hukumnya adalah sebagai berikut : A. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Tidak Cermat Di Dalam Merumuskan Amar Putusan di dalam Putusannya Nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn tertanggal 01 April Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan dikatakan tidak cermat di dalam merumuskan amar putusannya, adalah didasarkan kepada : 1) Bahwa amar putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn tertanggal 01 April 2015 tersebut bertolak belakang dengan pertimbangan hukum yang terdapat didalamnya, hal ini didasarkan kepada : a) Bahwa di dalam pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan pada alinea ketiga halaman 17, alinea ketiga halaman 20, dan alinea keempat halaman 20 dari Putusan Nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn tanggal 01 April 2015, yang masingmasing menyebutkan : Alinea ketiga halaman 17 Hal. 5 dari 19 Hal.

6 Menimbang bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan yang berbentuk alternatif, sehingga Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan memilih Surat Dakwaan Ketiga melanggar Pasal 82 UU.RI.No.: 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,... Alinea ketiga halaman 20 Menimbang bahwa Hakim Pengadilan Negeri Medan tidak sependapat dengan Penuntut Umum yang berpendapat terdakwa terbukti melakukan tindak pidana melakukan persetubuhan dengan seorang anak karena yang terbukti dilakukan Tedakwa menuut Hakim Pengadilan Negeri adalah tindak pidana Perbuatan Cabul sebagaimana yang diuraikan dalam pertimbangan tersebut di atas. Alinea keempat halaman 20 Menimbang bahwa dalam Pledoi Penasihat Hukum Terdakwa yang memohon agar Terdakwa dinyatakan tidak terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan dalam surat dakwaan kesatu. Hakim Pengadilan Negeri Medan sependapat dengan Penasihat Hukum Terdakwa, bahwa Terdakwa tidak melakukan persetubuhan dengan saksi korban. Tetapi sebagaimana dipertimbangkan dalam dakwaan ketiga bahwa Terdakwa melakukan perbuatan cabul kepada saksi korban. b) Bahwa ketiga pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu, secara jelas dan tegas menyatakan tidak sependapat dengan dakwaan kesatu dari Sdra. Jaksa Penuntut Umum, yang merupakan dakwaan yang dituntutkan oleh Sdra. Jaksa Penuntut Umum agar dipersalahkan kepada Terdakwa ; c) Bahwa di dalam Surat Tuntutan Sdra. Jaksa Penuntut Umum Nomor : PDM-1140/Mdn/11/2014 yang dibacakan di dalam persidangan hari Rabu tanggal 04 Maret 2015, Sdra. Jaksa Penuntut Umum tidak ada menuntut Terdakwa agar dipersalahkan melakukan tindak pidana perbuatan cabul terhadap saksi korban. Sdra. Jaksa Penuntut Umum hanya menuntut Terdakwa agar dipersalahkan melakukan persetubuhan terhadap saksi korban. Hal. 6 dari 19 Hal.

7 2) Bahwa bila yang kami kemukakan pada huruf b) dan c) di atas, dikaitkan dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu (sebagaimana disebutkan pada huruf a)), secara yuridis seharusnya : a) Bila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu tidak sependapat dengan dakwaan kesatu yang merupakan dakwaan yang dituntutkan Sdra. Jaksa Penuntut Untut Umum agar dipersalahkan kepada Terdakwa, maka hal ini haruslah dinyatakan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu di dalam amar putusannya, dengan menyatakan tindak pidana persetubuhan sebagaimana dakwaan kesatu tidak terbukti. Akan tetapi hal ini tidak ada di dalam amar putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn tanggal 01 April 2015 ; b) Bahwa dengan tidak adanya di dalam Surat Tuntutan Sdra. Jaksa Penuntut Umum in casu uraian tentang tindak pidana perbuatan cabul agar dipersalahkan kepada Terdakwa, maka secara yuridis tidaklah beralasan bagi Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu kemudian mempersalahkan Terdakwa atas tindak pidana perbuatan cabul yang tidak dituntut oleh Sdra. Jaksa Penuntut Umum. - Bahwa berdasarkan dalil dan juga fakta yang kami kemukakan di atas, cukup beralasan bagi Yang Terhormat Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Utara cq Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Sumatera Utara yang memeriksa dan memutus perkara ini dalam tingkat banding untuk membatalkan Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang kami mohonkan banding ini. B. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Keliru Di Dalam Menilai Petunjuk Berdasarkan Keterangan Saksi Yang Pengetahuannya Akan Perkara Adalah Berdasarkan Pemberitahuan Orang Lain Dan Tidak Melihat Perbuatan Yang Dituduhkan/Dituntutkan Kepada Terdakwa - Bahwa Pasal 188 ayat (1) dan ayat (3) KUHAP, masing-masing merumuskan : Pasal 188 ayat (1) KUHAP Hal. 7 dari 19 Hal.

8 Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Pasal 188 ayat (3) KUHAP Penilaian atas kekuataan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana, setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan keseksamaan berdasarkan hati nuraninya. - Bahwa disamping rumusan yuridis tersebut, terhadap petunjuk ini M. Yahya Harahap, yang mengemukakan : Petunjuk ialah suatu isyarat yang dapat ditarik dari suatu perbuatan, kejadian atau keadaan dimana isyarat itu mempunyai persesuaian antara yang satu dengan yang lain maupun isyarat itu mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu sendiri, dan dari isyarat yang bersesuaian tersebut melahirkan atau mewujudkan suatu petunjuk yang membentuk kenyataan terjadinya suatu tindak pidana dan terdakwalah pelakunya. - Bahwa bedasarkan rumusan yuridis di atas, kekeliruan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu dalam menilai dan merumuskan petunjuk berdasarkan keterangan saksi, adalah dikarenakan : 1) Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu, mengabaikan fakta bahwa keterangan yang diberikan saksi, khususnya saksi Sulastri Purba adalah termasuk ke dalam kategori testimonium de auditu. Hal ini dikarenakan keterangan yang disampaikan saksi didasarkan kepada pengetahuan yang disampaikan atau bersumber dari saksi Rosmayati Simorangkir ; 2) Bahwa sementara saksi Rosmayati Simorangkir juga tidak ada melihat perbuatan pidana yang dituntutkan oleh Sdra. Jaksa Penuntut Umum ; 3) Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu juga tidak melihat kredibilitas saksi di dalam merumuskan petunjuk, dimana Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu sama sekali mengabaikan keberadaan saksi Sulastri Purba yang dari semula tanpa Hal. 8 dari 19 Hal.

9 alasan, dipersidangan menyatakan tidak suka kepada Terdakwa. Bagaimana mungkin seseorang (saksi Sulastri Purba} dapat memberikan keterangan yang sebenarnya, sementara dirinya dari semula sudah tidak suka dan atau menaruh kebencian kepada Terdakwa ; C. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Diskriminatif Dengan Tidak Melihat dan Menilai Bukti Surat dan Photo Yang Dilampirkan Penasihat Hukum Terdakwa Di Dalam Nota Pembelaan - Bahwa untuk kepentingan Pembelaan kami atas diri Terdakwa, dalam Nota Pembelaan (Pledoi) juga kami Lampirkan : 1) Surat Keterangan Nomor : 422/94.II/05/04/2015 tertanggal 17 Februari yang pada pokoknya menerangkan bahwa pada saat korban kelas VI Sekolah Dasar di Sekolah St. Antonius II Medan, saksi korban pernah kedapatan menyimpan gambar porno di HP korban ; 2) Surat Keterangan Kepala Sekolah SMP Swasta Putri Cahaya, yang beralamat di Jln. Hayam Wuruk Nomor : 11 Medan, Nomor : 365/SMP.PC/III/2015 tertanggal 04 Maret 2015, yang pada pokoknya menguraikan tanggung jawab Terdakwa terhadap pendidikan/sekolah korban ; 3) Sebuah photo mesra korban bersama dan atau berduaan dengan lakilaki untuk penilaian bagi Yang Terhormat Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu dalam menjantuhkan putusan, dan ; 4) Photo keluarga/rumah tangga Terdakwa yang terkesan harmonis ; - Bahwa bukti surat dan photo sebagaimana kami sebutkan di atas, sama sekali tidak ada dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu di dalam pertimbangan hukumnya maupun pada amar putusan ; - Bahwa bukti-bukti tersebut kami kemukakan pada dasarnya untuk memperlihatkan bahwa keterangan saksi pada kenyataannya berbeda dengan fakta yang sebenarnya, yaitu : Hal. 9 dari 19 Hal.

10 1) Saksi korban dikatakan tidak dekat dan terkesan membenci Terdakwa (Honorius Muliono Ginting), namun faktanya berdasarkan photo keluarga yang kami majukan ke persidangan dan juga Surat Keterangan Kepala Sekolah SMP Swasta Putri Cahaya, yang beralamat di Jln. Hayam Wuruk Nomor : 11 Medan, Nomor : 365/SMP.PC/III/2015 tertanggal 04 Maret 2015, hubungan Terdakwa dengan saksi korban tidaklah seperti yang dikemukakan oleh saksisaksi (saksi Rosmayati Simorangkir dan juga saksi Sulastri Purba) ; 2) Terdakwa walaupun merupakan ayah tiri dari saksi korban, namun Terdakwa sangat bertanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan saksi korban ; 3) Prilaku saksi korban yang sedang mengalami masa puberitas - Bahwa bukti surat dan photo yang kami lampirkan dalam pledoi kami tersebut, walaupun tidak dapat membuktikan bahwa Terdakwa tidak melakukan perbuatan yang didakwakan dan atau dituntutkan oleh Sdra. Jaksa Penuntut Umum, namun seharusnya dapat dipertimbangkan sebagai dasar dan atau alasan yang meringankan bagi Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan di dalam menjatuhkan putusan terhadap Terdakwa ; - Bahwa secara asasi, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu seharusnya tidak bersifat diskriminatif dalam menilai bukti surat dan photo yang kami majukan dalam persidangan D. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Keliru Dalam Merumuskan Amar Putusan Dengan Mencantumkan Barang Bukti Yang Oleh Jaksa Penuntut Umum Dikatakan Tidak Ada atau Nihil - Bahwa di dalam Amar Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn tertanggal 01 April 2015 pada angka 5 halaman disebutkan : Menetapkan barang bukti berupa foto copy Akta Kelahiran Delaya Avangelista Ginting (Saksi Korban) dan foto copy Kartu Keluarga atas nama Kepala Keluarga Honorius Muliono Ginting (Terdakwa) tetap terlampir dalam berkas Hal. 10 dari 19 Hal.

11 - Bahwa amar putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan sebagaimana disebutkan di atas, adalah bertentangan dengan Surat Dakwaan dan atau Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum, yang dengan secara jelas dan tegas mencantumkan di dalam Surat Dakwaan dan atau Surat Tuntutannya bahwa barang bukti in casu adalah NIHIL atau tidak ada; - Bahwa dengan mencantumkan keadaan yang oleh Jaksa Penuntut Umum dikatakan tidak ada, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu disamping tidak cermat dan atau tidak teliti di dalam merumuskan amar putusannya dengan mencantumkan apa yang dikatakan secara tegas oleh Sdra. Jaksa Penuntut Umum tidak ada (Nihil). Hal ini juga merupakan fakta yang menunjukkan sifat diskriminatif dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu yang sama sekali tidak memperhatikan dan atau tidak mempertimbangkan barang bukti dan bukti surat yang kami majukan dalam persidangan in casu dan lampirkan di dalam pledoi (nota pembelaan) E. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Keliru Dalam Pertimbangan Hukumnya Dengan Menetapkan Surat No.Pol.: R/37/VEROB/VIII/2012/RS.Bhayangkara Tanggal 14 Agustus 2014 yang Dibuat dan Ditandatangani oleh dr. Hulman Sitompul, SPOG sebagai Visum et Repertum (VeR) - Bahwa dalam pertimbangan hukumnya pada alinea ke enam halaman 19, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan mengemukakan : Menimbang, bahwa akibat perbuatan Terdakwa yang memasukkan jari tangannya secara berulang kali pada lobang kemaluan saksi korban sangat bersesuaian dengan hasil Visum et Repertum yang ditandatangani oleh dr.hulman Sitompul, SPOG tanggal 14 Agustus 2014 yang hasilnya selaput dara saksi korban koyak sampai dasar, yang menurut Hakim Pengadilan Negeri disebabkan terdakwa secara berulang kali memasukkan jarinya pada kemaluan saksi korban. - Bahwa kekeliruan yang terdapat di dalam pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan sebagaimana dikutipkan di atas, adalah : 1) Bahwa di dalam hasil Visum et Repertum yang dibuat oleh dr. Hulman Sitompul, SPOG tertanggal 14 Agustus 2014, yang keberadaan Visum et Hal. 11 dari 19 Hal.

12 Repertum tersebut tidak pernah diperlihatkan di dalam persidangan in casu serta si pembuat Visum et Repertum tidak ada dihadirkan dan dimintai keterangan, pada kenyataannya tidak ada menyebutkan bagian selaput dara kemaluan korban koyak sampai dasar ; 2) Bahwa merujuk kepada pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan sebagaimana disebutkan di atas, Visum et Repertum yang ditandatangani oleh dr. Hulman Sitompul, SPOG hanya menyebutkan selaput dara saksi korban koyak sampai dasar" ; 3) Bahwa, kalaupun yang dimaksudkan oleh Visum et Repertum yang ditandatangani oleh dr. Hulman Sitompul, SPOG tersebut, adalah selaput dara dari kemaluan saksi korban yang koyak sampai dasar, maka sangat ironis bila dikatakan selaput dara saksi korban koyak sampai dasar dikarenakan Terdakwa memasukkan jarinya ke dalam kemaluan Terdakwa ; - Bahwa kekeliruan dan atau ketidak telitian Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu di dalam menilai Visum et Repertum yang ditandatangani oleh dr. Hulman Sitompul, SPOG pada tanggal 14 Agustus 2014, adalah : 1) Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu tidak memperhatikan atas dasar apa Visum et Repertum tersebut ditandatangani oleh dr. Hulman Sitompul, SPOG, hal ini dikemukakan, dikarenakan : Baik di dalam surat dakwaan dan tuntutan serta pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu tidak ada disebutkan secara jelas dan tegas tentang permohonan resmi dari penyidik untuk meminta Visum et Repertum dimaksud, dimana permohonan penyidik yang dilakukan secara resmi, adalah merupakan satu syarat untuk ada dan diterbitkannya Visum et Repertum 2) Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu tidak memperhatikan dan meneliti secara seksama waktu kejadian (24 Mei 2014) dengan waktu ditandatanganinya Visum et Repertum (14 Agustus 2014), hal ini dikemukakan dikarenakan Visum et Repertum disyaratkan tidak dibuat atas dan atau terhadap suatu peristiwa yang sudah lampau. Hal. 12 dari 19 Hal.

13 Bahwa tindak pidana perbuatan cabul yang dituduhkan kepada Terdakwa dijelaskan terjadi pada 24 Mei 2014, sementara Visum et Repertum ditandatangani pada 14 Agustus Hal ini menunjukkan adanya selang waktu 110 hari, sehingga dapat dikemukakan bahwa Visum et Repertum yang ditandatangani oleh dr. Hulman Sitompul, SPOG tersebut adalah terhadap peristiwa yang telah lampau, yang hasilnya secara medis patut untuk diragukan 3) Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu, juga keliru dengan hanya memperhatikan waktu Visum et Repertum tersebut ditandatangani (14 Agustus 2014), dengan tidak meneliti dan atau memperhatikan waktu pembuatan Visum et Repertum, hal ini disampaikan, dikarenakan : Berdasarkan Nomor Visum et Repertum yang ditandatangani oleh dr. Hulman Sitompul, SPOG, yaitu No.Pol.: R/37/VEROB/VIII/2012/RS.Bhayangkara, jelas terlihat bahwa Visum et Repertum tersebut dibuat pada tahun 2012, bukan tahun Bahwa berdasarkan fakta persidangan yang diuraikan di atas, cukup beralasan bagi kami untuk mengemukakan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu sama sekali tidak melakukan penelitian (secara administratif) terhadap keabsahan Visum et Repertum yang dikemukakan oleh Jaksa Penuntut Umum di dalam Surat Dakwaan dan juga Tuntutannya, yang kemudian dijadikan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan in casu sebagai dasar pertimbangan untuk menyatakan Terdakwa telah melakukan perbuatan cabul terhadap saksi korban F. Penutup - Bahwa, dengan menyandarkan pada ketentuan yuridis yang berlaku dalam Hukum Acara Pidana, dan juga dengan menyandarkan pada Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia, masing-masing : 1) Nomor : 51 K/Sip/1972 tanggal 25 Maret 1972, yang kaidah hukumnya : Amar putusan dan pertimbangan hukum Hakim Pengadilan tidak boleh bersifat kabur, yang dapat menimbulkan berbagai macam penafsiran, sehingga dalam eksekusi putusan tersebut tidak akan mengalami kesulitan, karena kemungkinan timbulnya masalah-masalah yang baru Hal. 13 dari 19 Hal.

14 2) Nomor : 339 K/Sip/1969, yang mengandung kaidah hukum : Putusan Majelis Hakim yang pertimbangan hukumnya telah menyimpang dari tuntutan/petitum gugatan, baik hanya sebagian maupun keseluruhannya dari apa yang dituntut, maka putusan yang demikian dibatalkan oleh Mahkamah Agung 3) Nomor : 638 K/Sip/1969 tanggal 22 Juli 1970, yang mengandung kaidah hukum : Mahkamah Agung membatalkan putusan Hakim Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi dengan alasan bahwa putusannya tidak lengkap atau tidak sempurna pertimbangan hukumnya, yang dalam kasus perkara ini Hakim yang bersangkutan hanya menguraikan keterangan saksi-saksi di dalam persidangan saja ; - Bahwa, oleh karena telah terbukti secara jelas dan nyata Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.MDN tertanggal 01 April 2015 adalah diperbuat dengan pertimbangan hukum yang keliru dan tidak berdasarkan bukti-bukti dan Fakta-fakta Hukum yang terungkap secara jelas dalam persidangan, maka sepatutnyalah Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.MDN tanggal 01 April 2015 tersebut harus dibatalkan dan diperbaiki, dan selanjutnya diadili sendiri dengan menyatakan menerima dan mengabulkan permohonan banding dari Pembanding ; - Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 898 K/Sip/1971 tanggal 23 Februari 1972, yang mengandung kaidah hukum : Majelis Hakim Pengadilan Tinggi yang berpandangan pertimbangan hukum dan putusan Pengadilan Tingkat Pertama tidak benar, maka Pengadilan Tinggi harus memberikan pertimbangan hukum yang benar dalam Putusan Pengadilan Tinggi atas perkara yang dimohonkan banding tersebut. - Bahwa, berdasarkan seluruh uraian dan dalil-dalil Memori Banding diatas, dimohonkan kepada Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Utara cq. Majelis Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Sumatera Utara yang memeriksa dan memutus perkara ini dalam tingkat banding berkenan memeriksa kembali perkara yang dimohonkan banding ini, dan untuk selanjutnya mengambil suatu putusan hukum yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Mengadili : Hal. 14 dari 19 Hal.

15 1) Menyatakan Menerima Permohonan Banding dari Pembanding ; 2) Menyatakan Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.MDN Tanggal 01 April 2015 ; Mengadili Sendiri : 1) Menyatakan Pembanding (Terdakwa Honorius Muliono Ginting) tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah menurut hukum melakukan tindak pidana sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 81 ayat (1) UU. Nomor : 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ; 2) Membebaskan Terdakwa Honorius Muliono Ginting (Alm) dari segala tuntutan hukum (vrijspraak) atau setidak-tidaknya melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum (ontslag van alle rechtsvervolging) ; 3) Mengeluarkan Terdakwa dari tahanan ; 4) Merehabilitasi harkat, martabat dan nama baik Terdakwa Honorius Muliono Ginting ; 5) Membebankan biaya perkara yang timbul pada tingkat banding ini kepada Negara ; ATAU Sekiranya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Sumatera Utara berpendapat lain, kami mohon clemency atau keringanan hukuman. ATAU Jika Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Sumatera Utara lagi-lagi berpendapat lain, kami mohon agar diberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono), demi tegaknya keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah mempelajari secara seksama memori banding dari Terdakwa melalui penasihat hukumnya ternyata tidak ada hal-hal yang dapat membatalkan putusan Pengadilan tingkat pertama melainkan hanya merupakan pengulangan yang telah disampaikan di persidangan, yang telah pula dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya dengan baik dan benar, oleh karena itu memori banding yang diajukan oleh Terdakwa melalui penasihat hukumnya tersebut tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut; Hal. 15 dari 19 Hal.

16 Menimbang, bahwa memori banding dari Jaksa Penuntut Umum pada pokoknya adalah memohon agar Pengadilan Tinggi menjatuhkan putusan dengan menghukum Terdakwa dengan pidana penjara selama 13 (tiga belas) tahun, sesuai dengan surat tuntutan pidana yang dibacakan di persidangan Pengadilan tingkat pertama; Menimbang, bahwa terhadap memori banding-memori banding tersebut, baik Terdakwa maupun Jaksa Penuntut Umum tidak ada mengajukan kontra memori banding; Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan seksama berkas perkara yang dimohonkan banding oleh Terdakwa melalui penasihat hukumnya dan Jaksa Penuntut Umum, yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan dari Penyidik, Berita Acara Pemeriksaan Persidangan Pengadilan Negeri Medan, turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 1 April 2015, nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn, memori banding yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tertanggal 8 April 2015, serta memori banding yang diajukan oleh Terdakwa melalui penasihat hukumnya tertanggal 28 April 2015, berpendapat bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama yang mendasari putusannya mengenai telah terbuktinya secara sah dan meyakinkan kesalahan Terdakwa sebagaimana yang didakwakan kepadanya telah tepat dan benar, oleh karenanya Pengadilan Tinggi dapat menyetujui dan mengambil alih sebagai pertimbangan hukumnya sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding, kecuali tentang lamanya pidana penjara yang dijatuhkan terhadap Terdakwa, Majelis Hakim Tingkat Banding menilai terlalu ringan, tidak setimpal dengan perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa dengan pertimbangan sebagai berikut : - Bahwa tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap saksi korban sudah berulangkali, sejak korban masih kelas V SD sampai dengan SMP; - Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut telah merusak masa depan saksi korban; - Bahwa seharusnya Terdakwa sebagai orang tua berkewajiban mendidik, mengawasi dan memberi perlindungan terhadap saksi korban Delaya Avangelista Ginting; Hal. 16 dari 19 Hal.

17 Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 1 April 2015, nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn, harus diperbaiki sekedar mengenai lamanya pidana penjara yang dijatuhkan terhadap Terdakwa sehingga amar selengkapnya sebagaimana tersebut dibawah ini; Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dilakukan penahanan yang sah, maka masa penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap Terdakwa dilandasi dengan alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan; Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dipidana, maka dibebani pula untuk membayar biaya perkara yang timbul dikedua tingkat peradilan; Memperhatikan pasal 82 Undang-Undang nomor : 21 tahun 2002, Undang- Undang Republik Indonesia nomor : 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; MENGADILI : - Menerima permintaan banding dari Terdakwa melalui penasihat hukumnya dan Jaksa Penuntut Umum; - Memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 1 April 2015, nomor : 3003/Pid.Sus/2014/PN.Mdn, yang dimintakan banding, sekedar mengenai lamanya pidana penjara yang dijatuhkan terhadap Terdakwa, sehingga amar selengkapnya sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Perbuatan Cabul ; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dan denda sebesar Rp ,- Hal. 17 dari 19 Hal.

18 (enam puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka harus diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan ; 3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan; 5. Menetapkan barang bukti berupa Foto copy Akta Kelahiran DELAYA EVANGGELISTA GINTING (Saksi korban) dan Foto Copy Kartu Keluarga atas nama Kepala Keluarga HONORIUS MULIONO GINTING (Terdakwa), tetap terlampir dalam berkas perkara ; 6. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah); Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Rabu, tanggal 10 Juni 2015 oleh Kami : Dr. H. SOEDARMADJI SH.MHum. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua Majelis, DHARMA E. DAMANIK, SH.MH. dan DAHLIA BRAHMANA SH.MH. masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding, berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 18 Mei 2015 nomor : 319/PID.SUS/2015/PT.MDN, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 18 Juni 2015 oleh Hakim Ketua Majelis didampingi Hakim-Hakim Anggota serta MUSA PENGARAPEN PURBA, SH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa. Hakim - Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis, ttd 1. DHARMA E. DAMANIK, SH.MH. Dr. H. SOEDARMADJI, SH. M.Hum. ttd ttd 2. DAHLIA BRAHMANA, SH.MH. Hal. 18 dari 19 Hal.

19 Panitera Pengganti, ttd MUSA PENGARAPEN PURBA, SH. Hal. 19 dari 19 Hal.