ANALISIS POTENSI DAN PENGELOLAAN PERIKANAN DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN PANGAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS POTENSI DAN PENGELOLAAN PERIKANAN DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN PANGAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN LAMPUNG BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS POTENSI DAN PENGELOLAAN PERIKANAN DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN PANGAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN LAMPUNG BARAT (Analysis of Fisheries Pot ent ial and Management in Food Securit y Perspect ive at Coast al Zone of West Lampung Regency) Nazdan 1, Budi Set iawan 2, dan Dadang Sukandar 2 1 Program St udi Manaj emen Ket ahahan Pangan (MKP), Sekolah Pascasarj ana, IPB. 2 Depart emen Gizi Masyarakat, Fakult as Ekologi Manusia (FEMA), IPB Tel: / ; Fax: / ABSTRACT The aim of t his st udy was t o analyze t he pot ent ial resources and management of f isheries during t he periods of at t he coast al zone of West Lampung. Primary and secondary dat a was analyzed using SWOT. SWOT analysis is a t echnique used t o ident if y various f act ors syst emat ically in order t o f ormulat e a management st rat egy. The result showed t hat t he t ot al score for int ernal f act or (st rengt hs-weaknesses) was 0.23 and t he t ot al score for ext ernal f act or was (opport unit ies-t hreat s); which placed t he f isheries management at t he coast al zone of West Lampung regency in t he second quadrant posit ion. The priorit y of alt ernat ive st rat egy carried out for opt imum and sust ainable fisheries management was t o develop aquacult ure (f resh wat er and est uary), t o resolve conf lict s of int erest on nat ural resources used at t he coast al zone of West Lampung, and t o improve t he involvement of f ormal and non f ormal inst it ut ions in implement ing environment f riendly ef f ort s as well as in resolving environment al degradat ion problems. Keywords: coast al zone, SWOT, West Lampung PENDAHULUAN Ikan sebagai bahan pangan mempunyai nilai gizi t inggi dengan kandungan protein yang t ersusun dalam asam-asam amino esensial yang sangat diperlukan unt uk pert umbuhan dan kecerdasan manusia. Ikan mengandung asam lemak t idak j enuh omega-3 yang mengandung manfaat ant ara lain: merendahkan kadar kolesterol dalam darah, meningkat kan kemampuan belaj ar dan mengingat, meningkat kan kekebalan t ubuh, menurunkan angka kematian akibat penyakit j ant ung dan mencegah naiknya t ekanan darah (Karyadi dkk., 1993). Mengingat peran pent ing bahan pangan ikan t ersebut bagi kualitas sumber daya manusia di Kabupat en Lampung Barat maka diperlukan ket ersediaan ikan yang cukup unt uk dikonsumsi oleh seluruh penduduk. Oleh karena itu unt uk meningkat kan ketersediaan ikan perlu disusun st rategi pengelolaan perikanan yang memperhatikan keseimbangan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial agar dapat terhindar dari kegagalan di t ingkat pelaksanaannya sehingga pengusahaannya diharapkan dapat berkelanj ut an. Kabupat en Lampung Barat merupakan daerah yang memiliki wilayah pesisir cukup lu- as di Propinsi Lampung yang didalamnya t erdapat Sumber Daya Ikan (SDI) yang besar. Wilayah ini memiliki garis pant ai sepanj ang km dengan pot ensi perikanan t angkap dan perikanan budidaya yang cukup pot ensial. Berdasarkan undang-undang ot onomi daerah, kabupat en ini memiliki wilayah laut seluas ± 409 km 2. Pot ensi SDI pesisir ini diharapkan memberikan manfaat dan dampak positif bagi perekonomian dan ket ahanan pangan masyarakat set empat. Dahuri (2008) menyebut kan bahwa sekt or kelautan dan perikanan pada masa mendat ang akan menj adi penggerak ut ama (prime mover) ekonomi karena besarnya pot ensi yang dimiliki. Perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat relatif belum berkembang, khususnya perikanan budidaya yang meliputi budidaya air t awar, air payau, sert a budidaya air laut. Sedangkan perikanan t angkap t elah lama dilakukan oleh masyarakat pesisir, walaupun dalam usahanya t ersebut masih menggunakan t eknologi, armada dan alat t angkap t radisional. Kegiat an pasca panen dan pengolahan hasil perikanan t elah dilakukan seiring dengan adanya produksi ikan, t et api sampai saat ini masih dalam skala kecil (rumah t angga) dengan t uj uan mencegah pembusukan 149

2 (kerusakan), meningkat kan nilai t ambah, unt uk mengant isipasi saat kelebihan produksi di musim ikan, sert a sebagai bent uk memanfaat - kan hasil t angkap sampingan (by cat ch). Pot ensi perikanan yang ada di wilayah pesisir seharusnya dikelola secara baik dengan memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial sehingga dapat dimanfaat kan secara berkelanj ut an. Eksploitasi perikanan t angkap yang t idak ramah lingkungan (illegal f ishing) dan pengembangan t ambak yang berakibat dest rukt if harus diantisipasi agar kerusakan seperti yang t erj adi di berbagai daerah di Indonesia t idak t erj adi atau paling t idak dapat dikurangi di Kabupat en Lampung Barat. Dengan berlakunya Undang-undang (UU) No. 6 tahun 1991 t ent ang Pembentukan Kabupat en Lampung Barat dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daerah t elah memberikan keleluasaan bagi pemerint ah daerah Kabupat en Lampung Barat dalam mengelola sumberdaya perikanan (SDP) yang dimiliki, t ermasuk pengelolaan SDP di wilayah pesisir. Pemberian ot onomi dapat mempersingkat rent ang kendali pembangunan, t ermasuk dalam rangka pengembangan perikanan wilayah pesisir dan laut. Keleluasaan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut t ersebut diperkirakan akan mendorong semakin int ensifnya pemanfaat an SDI dan lingkungannya guna meningkat kan pendapatan daerah, pencipt aan lapangan kerj a, peningkat an pendapat an masyarakat, peningkat an devisa ekspor daerah sert a pembangunan dalam rangka ket ahanan pangan di wilayah Kabupat en Lampung Barat pada umumnya. Pemasalahan yang dit emui berkaitan dengan pengelolaan perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat mencakup aspek t eknis, kapital, sumberdaya manusia (SDM) dan manaj emen. Hal t ersebut ant ara lain t ercermin dari: belum dikuasainya t eknologi, masih kurangnya modal, rendahnya SDM, indikasi t angkap lebih pada wilayah t epi (bat as 2 mil), pasca panen kurang baik, harga ikan yang berflukt uasi yang cenderung merugikan nelayan, konflik penggunaan lahan, alat dan armada penangkapan t idak memadai serta masalah ket ersediaan benih ikan dan pakan unt uk budi daya (Diskanla, 2006). Tuj uan penelit ian ini adalah unt uk: 1) Menganalisis pot ensi sumberdaya perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat, 2) Menganalisis pengelolaan perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat periode t a- hun , dan 3) Merumuskan rekomendasi st rat egi dan rencana aksi pengelolaan per- ikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat dalam perspektif ket ahanan pangan. Hasil penelit ian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan masukan dan informasi bagi perencana dan pengambil keput usan dalam rangka pengelolaan perikanan wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat, sert a diharapkan pula dapat menj adi salah sat u referensi dalam kaj i- an pengelolaan perikanan dan pengembangan keilmuan yang t erkait dengan ket ahanan pangan. METODE PENELITIAN Desain dan Tempat Penelitian Pendekat an dalam penelit ian ini menggunakan metode deskript if. Dan dilakukan di Wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat yang meliputi 8 (delapan) kecamat an pesisir. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaj a (purposive) dengan alasan: (1) Wilayah pesisir merupakan basis perikanan t angkap dan penyumbang produksi perikanan terbesar di Kabupat en Lampung Barat. (2) Wilayah pesisir memiliki banyak pot ensi Sumber Daya Perikanan (SDP) non penangkapan yang belum dimanfaat kan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Dat a yang dikumpulkan berupa dat a primer dan sekunder. Dat a primer diperoleh dengan observasi dan wawancara dengan pelaku usaha di bidang perikanan, dan data sekunder diperoleh dari pihak t erkait berupa laporan, hasil penelit ian, perat uran, dan dokumen yang menunj ang (Tabel 1). Analisis Pengelolaan Perikanan di Wilayah Pesisir Analisis pengelolaan perikanan di wilayah Kabupat en Lampung Barat dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT. Analisis SWOT disebut j uga analisis sit uasi yang digolongkan ke dalam fakt or lingkungan int ernal (kekuat an dan kelemahan) at au sering dikatakan dampak secara langsung dan fakt or lingkungan ekst ernal (peluang dan ancaman) at au sering dikatakan dampak secara t idak langsung. Kedua fakt or t ersebut memberikan dampak posit if yang berasal dari peluang dan kekuat an sert a dampak negat if yang berasal dari ancaman dan kelemahan. Mat riks SWOT menggambarkan secara j elas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuat an dan kelemahan yang dimiliki (Tabel 2). Unt uk menent ukan st rat egi pengem bangan perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat ini dilakukan dengan analisis 150

3 SWOT (St rengt h, Opport unit ies, Weakness dan Threat s) yaitu dilakukan dengan mengevaluasi dan mengident ifikasi faktor-faktor SWOT yang mempengaruhi pengelolaan perikanan di wilayah pesisir. Dalam pembuat an analisis SWOT agar keput usan yang diperoleh lebih t epat, maka perlu melalui t ahapan-tahapan proses sebagai berikut (Marimin, 2004); 1. Tahap evaluasi faktor eksternal dan internal. Tahap ini digunakan unt uk mengident ifikasi faktor-fakt or yang menj adi kekuat - an, kelemahan, peluang, dan ancaman dengan menganalisis dat a-dat a yang relevan dengan lingkup penelit ian. 2. Tahapan analisis (analisis SWOT), yait u pembuatan mat riks int ernal dan mat riks ekst ernal dan mat riks SWOT. Bobot (B) set iap unsur fakt or int ernal dan eksternal merupakan kunci keberhasilann pembangunan (Key Success Fakt or/ KSF) yang memiliki nilai ant ara 0 (t idak pent ing) sampai 1 (sangat pent ing). Bobot KSF t ersebut dit ent ukan dengan membandingkan deraj at kepent ingan (urgensi) setiap KSF yang sat u dengan KSF yang lain. Fakt or-faktor kunci keberhasilan t ersebut kemudian diberi peringkat/ rat ing (R) at au t ingkat an yang menandakan nilai dukungan masing-masing fakt or dalam pencapaian t uj uan, yang dimulai dengan rat ing 5 (sangat berpengaruh), 3 (berpengaruh), dan 1 (kurang berpengaruh). Bobot faktor dan rating akan menent ukan skor (BxR) at au nilai bobot dukungan t erhadap pencapaian t uj uan pengelolaan perikanan (Tabel 3). Dalam t a- hap ini penelit i membuat j ust if ikasi sendiri t erhadap nilai urgensi (NU) dan rat ing (R) DATA PRIMER Data yang dikumpulkan 1. Kebut uhan bahan bakar bensin unt uk perahu nelayan 2. Kebut uhan es unt uk pendinginan hasil t angkapan DATA SEKUNDER 1. Pot ensi wilayah 2. Pemanfaat an SDI 3. Sarana dan Prasarana Tabel 1. Jenis dan Sumber Dat a Sumber Data Nelayan di Kecamat an Pesisir Tengah dan Kecamat an Lemong Nelayan di Kecamat an Pesisir Tengah dan Pesisir Selat an Lampung Barat Dalam Angka (BPS) Laporan Renst ra Pesisir Laporan kaj ian dan penelit ian yang relevan St at ist ik Perikanan Lampung Barat ( ) Lampung Barat Dalam Angka (BPS) ( ) Laporan Tahunan DKP Lampung Barat ( ) Laporan kaj ian dan penelit ian yang relevan Lampung Barat Dalam Angka (BPS) ( ) Laporan Renst ra Pesisir Laporan kaj ian dan penelit ian yang relevan St at ist ik Perikanan Lampung Barat ( ) 4. Degradasi Lingkungan Laporan kaj ian dan penelit ian yang relevan 5. Kelembagaan Laporan Pert anggungj awaban Bupat i ( ) Laporan Tahunan DKP Lampung Barat ( ) 6. Sumber permodalan Laporan Tahunan DKP Lampung Barat ( ) 7. Pemasaran DKP Lampung Barat DKP RI SDI : Dinas Kelaut an dan Perikanan Lampung Barat : Depart emen Kelaut an dan Perikanan RI : Sumber Daya Ikan Laporan Tahunan DKP Lampung Barat ( ) St at ist ik Perikanan Lampung Barat Laporan kaj ian dan penelit ian DKP RI yang relevan Tabel 2. Mat riks Analisis SWOT Internal Faktor Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weaknesses) Eksternal Faktor Peluang (Oport unit ies) St rat egi Kekuat an-peluang (SO) St rat egi Kelemahan-Peluang (WO) Ancaman (Threat s) St rat egi Kekuat an-ancaman (ST) St rat egi Kelemahan-Ancaman (WT) Rangkut i,

4 dari setiap KSF berdasarkan data dan kondisi akt ual di lapangan yang berpengaruh t erhadap pencapaian pengelolaan perikanan yang optimal dan berkelanj ut an. Selanj ut nya dari penghit ungan selisih skor dalam setiap fakt or SWOT diperoleh t ot al skor faktor int ernal dan skor fakt or ekst ernal yang digunakan unt uk mengetahui posisi strat egi pengelolaan perikanan di wilayah pesisir ada pada posisi kuadran t ert ent u dalam kuadran st rat egi SWOT. 3. Tahapan pengambilan keput usan (penent u- an alt ernat if st rat egi). Dalam t ahap pengambilan keput usan mat rik SWOT ini dilakukan dengan meruj uk kembali t erhadap KSF yang memiliki bobot yang paling berpengaruh t erhadap pencapaian t uj uan. St rat egi pada mat riks hasil SWOT dihasilkan dari penggunaan unsur-unsur kekuat an unt uk mendapat kan peluang (SO), penggunaan peluang yang ada unt uk menghadapi ancaman (ST), pengurangan kelemahan dengan memanfaat kan peluang yang ada (WO) dan pengurangan kelemahan unt uk menghadapi ancaman yang akan datang (WT). St rat egi yang dihasilkan t erdiri dari beberapa alt ernat if st rat egi yang dibuat difokuskan kepada kuadran posisi pengelolaan t erlebih dahulu. Selanj ut nya unt uk menent ukan prioritas st rat egi dilakukan analisis ket erkait an set iap alt ernat if st rat egi dengan 5 unsur pent ing yang akt ual dimiliki pelaksana st rat egi unt uk mewuj udkan alt ernat if st rat egi yang bersangkut an. Kelima unsur t ersebut adalah a) sumber daya manusia, b) met ode pelaksanaan, c) sarana dan prasarana, d) anggaran/ dana, dan e) organisasi/ kelembagaan. Hubungan ket erkait an ant ara alt ernat if strat egi dengan setiap unsur pent ing t ersebut di beri nilai sesuai dengan kondisi sebenarnya sebagai berikut : nilai 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup t inggi, 4 = tinggi, dan nilai 5 = sangat t inggi. Jumlah nilai unsur pent ing dari set iap alternat if strat egi t ersebut merupakan skor yang akan menent ukan peringkat atau prioritas dari set iap alt ernat if st rat egi (Tabel 4). Namun demikian, st rat egi masih bersifat normat if, oleh karena it u dalam penelit ian ini st rat egi yang dihasilkan dari analisis SWOT diuraikan dalam bent uk rencana aksi berupa program atau kegiatan sebagai implement asi dari alt ernat if st rat egi yang direkomendasikan HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Sumberdaya Pangan Berdasarkan hasil analisa pot ensi perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat, diketahui wilayah pesisir ini memiliki Sumber Daya Ikan (SDI) yang cukup besar unt uk dit ingkat kan pengelolaannya. Wilayah pesisir ini memiliki pot ensi perikanan tangkap di laut lest ari sebesar t on/ t ahun dengan t ingkat pemanfaatan rat a-rat a 52% set iap t a- hunnya. Perikanan budidaya di wilayah pesisir memiliki potensi lahan ha unt uk budi daya kolam air t awar dengan t ingkat pemanfaat an lahan 12.43%, dan ha pot ensi lahan budi daya air payau (t ambak) yang baru dimanfaat kan sebesar 0.62%. Sement ara it u pot ensi lahan budi daya di perairan umum (sungai dan rawa) sebesar 419 ha hingga kini belum dimanfaat kan. Keragaan produksi perikanan di Kabupat en Lampung Barat pada t ahun 2007 adalah t on yang masih didominasi oleh perikanan tangkap sebesar t on, dan dari perikanan budidaya t on. Dengan demikian perikanan budidaya hanya memberikan kont ribusi yang kecil (6.5%) dari t ot al produksi perikanan di Kabupaten Lampung Barat. Kont ribusi produksi perikanan di wilayah pesisir diket ahui mencapai 90.78% dari t ot al produksi perikanan di Kabupaten Lampung Barat. Berdasarkan St at istik Perikanan Kabupat en Lampung Barat t ahun 2007, diest imasi produksi perikanan (t angkap dan budi daya) dapat memenuhi kebut uhan kon-sumsi prot ein ikan sebesar 7.66 gr/ kap/ hari, atau baru mencapai 85% dari j umlah prot ein ikan yang dianj urkan unt uk dikonsumsi (9 gr/ kap/ hari, WNPG 2004). Tingkat konsumsi prot ein ikan t ersebut t ernyat a lebih rendah 10% dari t ingkat konsumsi prot ein ikan nasional (8.4 gr/ kap/ hari, DKP RI, 2008) walaupun Kabupat en Lampung Barat memiliki potensi sumberdaya ikan di wilayah pesisir yang cukup besar. Hal ini menunj ukkan bahwa pengelolaan perikanan di Kabupat en Lampung Barat masih belum opt imal sehingga diperlukan strat egi yang tepat unt uk mengopt imalkan pengelolaan perikanan di wilayah pesisir t ersebut dalam perspekt if ketahanan pangan. Analisis pengelolaan perikanan di wilayah pesisir Dari tabel evaluasi faktor int ernal dan ekst ernal (Tabel 3) diperoleh hasil penilaian fakt or int ernal dengan mempertimbangkan aspek kekuat an dan kelemahan sert a fakt or 152

5 ekst ernal dengan mempert imbangkan aspek peluang dan ancaman dengan skor sebagai berikut : 1. Skor kekuat an (S) adalah 1.74 sedangkan skor kelemahan (W) adalah 1.51 sehingga bila S W yang merupakan sumbu X adalah Skor peluang (O) adalah sebesar 1.21 sedangkan skor ancaman (T) adalah 1.53 sehingga bila O T yang merupakan sumbu Y adalah Kemudian koodinat sumbu X (S - W) dan sumbu Y (O - T) dit et apkan pada diagram analisis SWOT sehingga dapat diket ahui st rat egi pengelolaan perikanan di wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat (Gambar 1) berada pada kuadran II yang art inya adalah mendukung st rat egi diversif ikasi (St rat egi ST), yait u suat u st rat egi yang memaksimalkan at au mengut a- makan unsur kekuat an unt uk mengatasi ancaman yang ada (Gambar 1). Berdasarkan priorit asnya bert urut -t urut st rat egi pada kuadran ke II t ersebut dapat dit unj ukkan pada Tabel 4 yait u: Priorit as-1) pengembangan budidaya perikanan air t awar dan payau (ST1), Priorit as-2) Menyelesaikan konflik kepent ingan dalam pemanfaatan SDA (ST3) dan, Priorit as-3) meningkat kan peran kelembagaan formal dan non formal dalam menerapkan usaha yang ramah lingkungan dan penanggulangan degradasi lingkungan (ST2). Arahan st rat egi t ersebut di at as masing-masing dapat diimplement asikan melalui program dan kegiat an. St rat egi ST1 dapat diimplement asikan melalui progam dan kegiat an; pengembangan budi daya kolam di Kecamat an Karya Penggawa dan Pesisir Tengah, sert a mengembangkan budi daya t ambak di Kecamat an Bengkunat. Tabel 3. Mat rik evaluasi fakt or ekst ernal dan int ernal Bobot Rating Skor Uraian Faktor Internal dan Eksternal (%) (R) (BxR) STRENGTH (S)/ KEKUATAN 1. Pot ensi dan keragaman SD Perikanan Adanya kelembagaan formal yang mendukung Adanya kelembagaan Informal yang mendukung Adanya Rumah Tangga Perikanan Legislasi dan regulasi perikanan dan kelaut an Lingkungan SDI yang relat if belum t ercemar Adanya Kawasan Lindung dan Konservasi WEAKNESSES (W)/ KELEMAHAN 1. Pengembangan perikanan belum opt imal dan t erpadu rendahnya sarana dan prasarana perikanan Rendahnya kuant it as dan kualit as SDM Lemahnya kemit raan, koordinasi dan komunikasi ant ar lembaga Rendahnya pengawasan dan penegakan hukum Rendahnya Invest asi, akses modal, dan t erbat asnya APBD Rendahnya pemasaran dan akses pasar Tot al skor fakt or kekuat an - kelemahan 0.23 OPPORTUNITIES (O)/ PELUANG 1. Adanya program kegiat an perikanan pusat Berkembangnya paradigma nasional t ent ang budidaya perikanan Adanya peningkat an pendidikan masyarakat Jumlah penduduk Indonesia yang besar Adanya perkembangan t eknologi perikanan Berkembangnya paradigma t ent ang konservasi Tingginya pot ensi pasar nasional dan int ernasional THREATS (T)/ ANCAMAN 1. Illegal f ishing dan illegal logging Adanya fenomena penurunan populasi ikan di laut Degradasi lingkungan SDI Adanya fenomena Pemanasan Global Tingginya pot ensi bencana alam Adanya konflik kepent ingan pemanfaat an SDA Terbat asnya pasokan energi Tot al skor fakt or peluang - ancaman

6 PELUANG (Opportunity)/O KELEMAHAN (Weakness)/W KEKUATAN (Strength)/S ANCAMAN (Threat)/T Gambar 1. Kuadran St rat egi Pengelolaan Perikanan di Wilayah Pesisir Kabupat en Lampung Barat STRATEGI (S-T) Tabel 4. St rat egi Pengelolaan Perikanan Wilayah Pesisir STRATEGI KETERKAITAN a b c d e ST1 Pengembangan budidaya perikanan (air t awar dan payau) ST2 ST3 Meningkat kan peran kelembagaan formal dan non formal dalam menerapkan usaha yang ramah lingkungan dan penanggulangan degradasi lingkungan Menyelesaikan konflik kepent ingan dalam pemanfaat an SDA Skor Ranking Ket erangan Nilai Ket erangan Nilai a = Sumber daya manusia 1 = Sangat rendah d = Dana 4 = Tinggi b = Met ode 2 = Rendah e = Organisasi 5 = Sangat t inggi c = Sarana dan prasarana 3 = Cukup t inggi St rat egi ST2 dapat diimplement asikan dengan progam at au kegiatan; peningkat an pengawasan dan penegakan hukum, kaj ian biofisik dan lebar sempadan pant ai di wilayah pesisir, penet apan perat uran daerah t ent ang sempadan pant ai/ sungai dan j alur penangkapan ikan. Sement ara it u arahan st rat egi ST3 dapat diimplement asikan melalui program dan kegiatan; pembent ukan Forum Mit ra Bahari di Kabupat en Lampung Barat, sert a peningkat an kemampuan aparat ur dan fasilit as kelembagaan yang t erkait. KESIMPULAN Wilayah pesisir Kabupat en Lampung Barat memiliki pot ensi sumberdaya perikanan yang besar dan beragam sebagai modal berharga bagi pengembangan perikanan dan pencapaian ket ahanan pangan, namun demikian pe- ngelolaannya belum opt imal dan berkelanj ut - an yang dit andai ant ara lain: t ingkat pemanfaat an pot ensi perikanan tangkap di laut baru mencapai 55.7% dari pot ensi lest arinya, masih adanya akt ivit as illegal f ishing, sert a belum berkembangnya kegiat an perikanan budidaya dan pengolahan ikan di wilayah pesisir. Kerusakan lingkungan dan menurunnya kualit as habit at sumber daya ikan yang masih berlangsung seperti abrasi pant ai serta rusaknya ekosist em t erumbu karang dan veget asi pant ai t urut menj adi bukt i belum lest arinya pengelolaan perikanan yang dilakukan. Pada tahun 2007, produksi perikanan yang berasal dari wilayah pesisir memberikan kont ribusi sebesar 90.78% dari t ot al produksi perikanan di Kabupat en Lampung Barat. Seluruh produksi perikanan di Kabupaten Lampung Barat tersebut memiliki pot ensi penyediaan prot ein ikan unt uk di konsumsi penduduk 154

7 sebesar 7.66 gr/ kapit a/ t ahun, at au 85% dari j umlah prot ein ikan yang dianj urkan dikonsumsi (9 gr/ kap/ hari, WNPG, 2004). Unt uk it u, dalam rangka pengelolaan perikanan yang opt imal dan berkelanj ut an dan pemenuhan kebut uhan prot ein ikan bagi masyarakat diperlukan st rat egi yang t epat. Berdasarkan hasil analisis SWOT posisi pengelolaan perikanan di pesisir Lampung Barat ada pada kuadran ke II yang berarti mendukung dilakukannya st rat egi diversif ikasi yait u st rat egi yang memanfaat kan kekuat an unt uk menghadapi ancaman. St rat e- gi t ersebut dapat dij abarkan menj adi 3 (t iga) arahan st rat egi berdasarkan priorit asnya yait u: Priorit as-1) Pengembangan budidaya perikanan air tawar dan payau (ST1), Priorit as-2) Menyelesaikan konflik kepent ingan dalam pemanfaat an SDA (ST3), Priorit as-3) Meningkatkan peran kelembagaan formal dan non formal dalam menerapkan usaha yang ramah lingkungan dan penanggulangan degradasi lingkungan (ST2). Unt uk mengimplement asikan arahan st rat egi t ersebut di at as maka disusunlah rencana aksi dalam bent uk program dan kegiat an. DAFTAR PUSTAKA Dahuri R Pendayagunaan Sumber Daya Kelaut an Kesej aht eraan unt uk Rakyat (Kumpulan Pemikiran Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS). LISPI, Jakart a. [Diskanla] Dinas Perikanan dan Kelaut an Laporan Tahunan St at ist ik Perikanan Tangkap Kabupat en Lampung Barat Tahun Dinas Perikanan dan Kelaut an Lampung Barat, Liwa. [DKP] Depart emen Kelaut an dan Perikanan Konsumsi Ikan Nasional Terus Meningkat. Sit us Depart emen Kelaut an dan Perikanan Republik Indonesia [10 Nopember 2008] Karyadi, Susilowat i, & Sudirman H Pot ensi Gizi Hasil Laut unt uk Menghadapi Masalah Gizi Ganda. Risalah Widyakarya Pangan dan Gizi. LIPI, Jakart a. Marimin Teknik dan Aplikasi; Pengambilan Keputusan Krit eria Maj emuk. Grasindo, Jakart a. Rangkut i Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi konsep perencanaan strat egis unt uk menghadapai abad 21. Gramedia Pust aka Ut ama, Jakart a. 155

PERILAKU PETANI DALAM PRODUKSI DAN PENANGANAN PANGAN SEGAR DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PERILAKU PETANI DALAM PRODUKSI DAN PENANGANAN PANGAN SEGAR DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT PERILAKU PETANI DALAM PRODUKSI DAN PENANGANAN PANGAN SEGAR DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT (Farmer s Behavior in Fresh Food Product ion and Management in West Lampung Dist rict ) Lingga Kusuma 1, Ahmad Sulaeman

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa pembangunan di daerah dilaksanakan unt uk meningkat kan pert

Lebih terperinci

PERCEPATAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN BERBASIS PANGAN LOKAL : PERSPEKTIF PEJABAT DAERAH DAN STRATEGI PENCAPAIANNYA

PERCEPATAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN BERBASIS PANGAN LOKAL : PERSPEKTIF PEJABAT DAERAH DAN STRATEGI PENCAPAIANNYA PERCEPATAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN BERBASIS PANGAN LOKAL : PERSPEKTIF PEJABAT DAERAH DAN STRATEGI PENCAPAIANNYA (Food Consumpt ion Diversif icat ion Accelerat ion based on Local Food : Local St akeholders

Lebih terperinci

STATUS GIZI DAN STATUS KESEHATAN SUKU BADUY

STATUS GIZI DAN STATUS KESEHATAN SUKU BADUY STATUS GIZI DAN STATUS KESEHATAN SUKU BADUY (Nut rit ion and Healt h St at us of Baduy Tribe) Faisal Anwar 1* dan Hadi Riyadi 2 1* Alamat Korespondensi: Depart emen Gizi Masyarakat, Fakult as Ekologi Manusia,

Lebih terperinci

Dokumentasi Hukum Pemkab Agam 1

Dokumentasi Hukum Pemkab Agam 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN NAMA SERTA WI LAYAH KECAMATAN BANUHAMPU SUNGAI PUAR DAN KECAMATAN I V ANGKAT CANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

Lebih terperinci

Konsep E-Electronics

Konsep E-Electronics Konsep E-Electronics Latar Belakang Pembuatan E-Electronics Pada umumnya masyar akat dalam mencar i bar ang-bar ang elekt r onik yang diinginkan seper t i TV, Kulkas,Ac,VCD maupun DVD player dan bar angbar

Lebih terperinci

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Direktur Rumah Umum dan Komersial RENCANA STRATEGI

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Direktur Rumah Umum dan Komersial RENCANA STRATEGI KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya sehingga penyusunan Rencana Strategis Direktorat Rumah Umum dan Komersial,

Lebih terperinci

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode

Lebih terperinci

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-02.AH.11.01 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN PARTAI

Lebih terperinci

BAGIAN KEDUA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

BAGIAN KEDUA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN BAGIAN KEDUA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN 29 Bab IV Program Pendidikan 2 9 3 0 PEDOMAN PENDIDIKAN UM 2016/ 2017 BAB IV PROGRAM PENDIDIKAN Pasal 13 Landasan Program Pendidikan ( 1) Program

Lebih terperinci

BAGIAN KELIMA PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN

BAGIAN KELIMA PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN BAGIAN KELIMA PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN Bab XV Pengel ol aan Penyel 165 enggaraan Pr ogram Pendidikan 165 166 PEDOMAN PENDIDIKAN UM 2016/ 2017 BAB XV PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP

STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP Ribut Santoso 1, Didik Wahyudi 2 dan Arfinsyah Hafid A 3 Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Rumput laut masih

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

PT FREEPORT INDONESIA: BISNIS BERETIKA?

PT FREEPORT INDONESIA: BISNIS BERETIKA? PT FREEPORT INDONESIA: BISNIS BERETIKA? Oleh : Augustina Kurniasih 1) ersaingan bisnis pada beberapa waktu terakhir ini dapat dikategorikan sebagai pert arungan pembent ukkan dan penj agaan image di mat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN LELE ASAP DAN IKAN PARI ASAP DI KUB MINA BAROKAH DESA KABALAN KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO WACHIDATUS SA ADAH Dosen Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

Riyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3)

Riyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3) 135 STRATEGI USAHA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR JUMIANG DI KELOMPOK USAHA BERSAMA MITRA BAHARI DESA TANJUNG KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"

Lebih terperinci

BAGIAN PERTAMA KETENTUAN UMUM

BAGIAN PERTAMA KETENTUAN UMUM BAGIAN PERTAMA KETENTUAN UMUM Bab 1I Pengert ian, Hakikat, dan Asas 1 2 PEDOMAN PENDIDIKAN UM 2016/ 2017 BAB I PENGERTIAN, HAKIKAT, DAN ASAS Pasal 1 Pengertian (1) Universit as Negeri Malang, yang selanj

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI. 6.1 Analisis Lingkungan Strategis

PERUMUSAN STRATEGI. 6.1 Analisis Lingkungan Strategis VI. PERUMUSAN STRATEGI Formulasi alternatif strategi pengembangan perikanan tangkap di Lampung Barat dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap identifikasi faktor strategis yang meliputi faktor internal

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua.

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua. 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua. 3.2 Identifikasi kegiatan IUU-Fishing

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(2): 43-49, Desember 2012 Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara Strategic analysis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengelolaan, Terumbu karang, Berkelanjutan, KKLD, Pulau Biawak

Kata Kunci : Pengelolaan, Terumbu karang, Berkelanjutan, KKLD, Pulau Biawak Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: 2541-0849 e-issn: 2548-1398 Vol. 2, No 8 Agustus 2017 STRATEGI PENGELOLAAN TERUMBU KARANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) PULAU BIAWAK

Lebih terperinci

BAGIAN KEEMPAT SISTEM ADMINISTRASI AKADEMIK

BAGIAN KEEMPAT SISTEM ADMINISTRASI AKADEMIK BAGIAN KEEMPAT SISTEM ADMINISTRASI AKADEMIK Bab XI Sist em Penerimaan Mahasiswa 123 124 PEDOMAN PENDIDIKAN UM 2016/ 2017 BAB XI SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA Pasal 81 Penerimaan Mahasiswa (1) Penerimaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan) STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan) Fritz Mesakh Tarigan Silangit *), Tavi Supriana **),

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu e-j. Agrotekbis 1 (3) : 295-300, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyusunan. Penelitian

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 20 1.1 Latar Belakang Pembangunan kelautan dan perikanan saat ini menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang diharapkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMEKARAN WILAYAH DAN BEBANNYA PADA APBN

ANALISIS PEMEKARAN WILAYAH DAN BEBANNYA PADA APBN ANALISIS PEMEKARAN WILAYAH DAN BEBANNYA PADA APBN Oleh Tim Analisa APBN Bagian Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR.RI 2007 Bab I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Peningkatan j umlah daerah, baik itu provinsi

Lebih terperinci

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003 7

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/2003 7 POLA PEMBERDAYAAN TRANSMIGRASI NELAYAN GASAN GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh : Eni Kamal 1), Suardi ML 1), Hasan Basri Nst 1), Irman 2) dan Sriwidiyas Tuti 1) 1) Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Isu Strategis Dalam penyusunan renstra Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor tentunya tidak terlepas dari adanya isu strategis pembangunan Kota Bogor, yaitu : a. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI

RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI Kerjasama BPLHD Propinsi Jawa Barat BLH Kabupaten Sukabumi PKSPL IPB Oleh: Yudi Wahyudin, S.Pi. Mujio, S.Pi. Renstra ICM 1

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN OPERASIONAL KETAHANAN PANGAN DAN GIZI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN OPERASIONAL KETAHANAN PANGAN DAN GIZI KABUPATEN LAMPUNG BARAT Jurnal Gizi dan Pangan, November 2008 (): 2 28 ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN OPERASIONAL KETAHANAN PANGAN DAN GIZI KABUPATEN LAMPUNG BARAT (Analysis of Food and Nutrition Situation

Lebih terperinci

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Studi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Kabupaten Trenggalek dengan Menggunakan Metode SWOT (Strenghts Weakness Opportunity Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) D.

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 18 3 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara dikhususkan pada desa percontohan budidaya rumput laut yakni Desa Sathean Kecamatan Kei

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan memiliki sumber daya laut yang melimpah. Wilayah perairan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Business Development Strategies Of Processing Fish Floss (Case Study Of Rumah Abon In Bandung) Rizkia Aliyah, Iwang

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel 14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BAGIAN KETIGA KURIKULUM DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

BAGIAN KETIGA KURIKULUM DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR BAGIAN KETIGA KURIKULUM DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR Bab V 67Kurikul um Program Pendidi kan 6 7 6 8 PEDOMAN PENDIDIKAN UM 2016/ 2017 BAB V KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN Pasal 29 Kompetensi Lulusan ( 1) Kompet

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input ANALISIS SWOT Dalam menyusun suatu strategi pengembangan wilayah, sebelumnya perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan Analisis

Lebih terperinci

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015 URUSAN PEMERINTAHAN : 2.05. - KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data 4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Pengambilan data di lapangan dipusatkan di PPN Brondong dan pusat pemerintahan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN A. KONDISI UMUM Sektor pertanian telah berperan dalam perekonomian nasional melalui sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia diramaikan oleh isu perubahan iklim bumi akibat meningkatnya gas rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI KABUPATEN DONGGALA

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI KABUPATEN DONGGALA J. Agroland 20 (1) : 75-81, April 2013 ISSN : 085 61X STRATEGI PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI KABUPATEN DONGGALA Dafina Howara 1) 1) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian. Universitas

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

: Analisa Pendapatan dan Belanja Negara

: Analisa Pendapatan dan Belanja Negara Tim Kerja Analisa Pendapatan dan Belanja Negara Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia No. Analisa : 17 / 11-12 / 2006 Jenis Thema : Analisa Pendapatan dan Belanja Negara : Analisa Kebijakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU Sri Ayu Kurniati Dan Jumanto Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution No. 113 Pekanbaru 28284

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. maka perlu dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang sebagai sarana pokok, melalui suatu perencanaan pengembangan

PENDAHULUAN. maka perlu dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang sebagai sarana pokok, melalui suatu perencanaan pengembangan STUDI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT (STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS) DAN QSPM (QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX) D.

Lebih terperinci

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah yang memberikan kontribusi produksi perikanan yang sangat besar dan tempat aktivitas manusia paling banyak dilakukan; bahkan menurut

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah) 10 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu,

Lebih terperinci

VI. PERUMUSAN STRATEGI

VI. PERUMUSAN STRATEGI VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa laut, dan 1/3 wilayahnya berupa daratan. Negara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) Sebagai suatu negara yang aktif dalam pergaulan dunia, Indonesia senantiasa dituntut untuk cepat tanggap

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU

Lebih terperinci

BAB VI ARAHAN DAN STRATEGI

BAB VI ARAHAN DAN STRATEGI BAB VI ARAHAN DAN STRATEGI 6.1. Arahan Pengembangan Perikanan Tangkap Faktor-faktor penentu eksternal dan internal untuk pengembangan perikanan tangkap di wilayah pesisir Banyuasin dalam analisa SWOT untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 NAMA SKPD : Dinas Perikanan Dan Kelautan NO KODE USULAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR

Lebih terperinci

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK. Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang November 2014

ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK. Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang November 2014 ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang 10-11 November 2014 Tujuan Pembelajaran Peserta memahami dan mampu menjelaskan ragam masalah bisnis Peserta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Juni hingga September 2011.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Perangkat Daerah Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksana teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan sebagai salah satu sektor unggulan dalam pembangunan nasional mempunyai peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di masa mendatang, serta mempunyai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN NO 1. Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Pengelolaan ruang laut sampai dengan 12 mil di luar minyak gas bumi Penerbitan izin pemanfaatan ruang laut di bawah 12 mil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode analisa dan metode pengumpulan data yang akan digunakan pada saat menyusun laporan Strategi Pengembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tegal terletak di pantai utara Jawa Tengah dengan wilayah pantai dan laut yang berbatasan dengan Kabupaten Tegal oleh Sungai Ketiwon di sebelah timur dan dengan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci