METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data
|
|
- Lanny Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Juni hingga September Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara atau observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan-laporan, literatur, publikasi dan dokumen-dokumen lainnya termasuk data dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi terkait. dalam Tabel 2. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini disajikan Tabel 2 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian No. Jenis Data Skala Tahun Sumber 1. Peta administrasi 1: Bappeda Kab. Solok 2. Peta RTRW 1: Bappeda Kab. Solok 3. Peta penggunaan lahan 1: Bappeda Kab. Solok 4. Peta kesesuaian lahan 1: Bappeda Kab. Solok 5. Data luas tanam, panen dan produksi tanaman pangan Dinas Pertanian/ BPS Kab.Solok 6. Data luas sawah Dinas Pertanian/ BPS Kab.Solok 7. Data sarana/prasarana pertanian Dinas Pertanian/ BPS Kab.Solok 8. Data kependudukan BPS Kab. Solok 9. Persepsi para pihak Wawancara
2 18 Metode Analisis Data Untuk dapat mengetahui potensi wilayah maka terlebih dahulu harus mengetahui gambaran umum potensi dan karakteristik wilayah berdasarkan datadata sekunder yang terkumpul. Data yang terkumpul kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian sehingga dapat menjawab permasalahan yang dirumuskan. Matriks berikut (Tabel 3) menunjukkan hubungan antara data yang digunakan, metode analisis, tujuan dan keluaran yang diharapkan, sedangkan tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Tabel 3 Matriks analisis penelitian No. Metode Analisis Tujuan Data Yang digunakan Output yang diharapkan 1. Evaluasi lahan Mengidentifikasi potensi lahan Peta Adminisitrasi Peta Kesesuaian Lahan Peta Landuse Peta RTRW Mengetahui ketersediaan dan kesesuaian lahan 2. Location Quotient (LQ) Mengetahui sentra komoditas padi berdasarkan keunggulan komparatif Luas tanam, panen, produksi tanaman pangan Mengetahui komoditas unggulan tiap kecamatan 3. Principal Component Analysis dan Cluster Analysis Mengetahui tipologi kecamatan pengembangan padi Data PODES Data potensi pertanian tanaman pangan Kabupaten Solok Dalam Angka Survey lapangan Mengetahui SDA, SDM, infrastruktur dan lainnya yang berhubungan dengan pertanian padi pada setiap wilayah 4. Analisis deskripsi Mengetahui perubahan luas lahan sawah. Data tabular luas sawah time series Faktor-faktor penyebab perubahan lahan sawah 5. Land Rent dan SWOT Merumuskan prioritas arahan kebijakan pengembangan padi di Kabupaten Solok Data kuesioner wawancara Mengetahui potensi wilayah dan merumuskan arahan mempertahankan areal sawah di Kabupaten Solok
3 19 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi Peta Kesesuaian Lahan Peta Penggunaan Lahan Peta Administrasi Analisis LQ Data Podes Overlay Komoditi Basis Analisis PCA Peta Ketersediaan dan Kesesuaian Peta RTRW Survey Responden Analisis CA Overlay Analisis Land Rent Peta Potensi Pengembangan Padi Dinamika Perubahan Luas Lahan sawah Analisis SWOT Analis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Arahan Mempertahankan Lahan Sawah di Kabupaten Solok Gambar 2 Diagram alur penelitian Analisis Ketersediaan dan Kesesuaian Lahan Analisis ketersediaan lahan dilakukan untuk dapat mengeliminasi konflik pengelolaan lahan yang berkenaan dengan status lahan dan perencanaan tata ruang. Lahan tersedia dipilih dari lahan-lahan yang bukan merupakan lahan di kawasan lindung, lahan-lahan pekarangan/bangunan, perkebunan, kebun campuran, hutan negara, hutan rakyat, rawa dan danau/kolam. Kelas kesesuaian lahan yang digunakan adalah :
4 (1) Kelas S1, sangat sesuai. Lahan tidak memiliki faktor pembatas yang berarti (2) Kelas S2, cukup sesuai. Lahan memiliki faktor pembatas sedang (3) Kelas S3, sesuai marjinal. Lahan memiliki faktor pembatas yang berat (4) Kelas N, tidak sesuai. Lahan memiliki faktor pembatas yang sangat berat. Analisis Location Quotient (LQ) Analisis LQ (Location Quotient) digunakan untuk mengetahui pemusatan suatu aktivitas pada suatu wilayah dalam cakupan wilayah agregat yang lebih luas. Analisis ini dapat mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu wilayah dengan asumsi (1) kondisi geografis relatif sama, (2) pola-pola aktivitas bersifat seragam, dan (3) setiap aktivitas menghasilkan produk yang sama. Pada penelitian ini metode LQ digunakan untuk menganalisis keunggulan komparatif sektor dan subsektor. Adapun nilai LQ diketahui dengan rumus berikut (Hendayana, 2003). Dimana p i/ p t LQ = P i/ P t p i : luas areal panen tanaman pangan i pada tiap wilayah (kecamatan) p t : total luas areal panen tanaman pangan pada tiap wilayah (kecamatan) P i : luas areal panen tanaman pangan i pada tingkat kabupaten P t : total luas areal panen tanaman pangan pada tingkat kabupaten Perhitungan LQ menghasilkan tiga kriteria yaitu : a) LQ > 1; artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. Komoditas memiliki keunggulan komparatif, jika hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. b) LQ = 1; komoditas itu tergolong non basis, tidak memiliki keunggulan komparatif, jika produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri c) LQ < 1; komoditas ini juga termasuk non basis. Produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan dari luar. 20
5 21 Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) Penggunaan data hasil eksplorasi dihimpun dari data yang berkaitan dengan sosial ekonomi wilayah sehingga analisis statistik multivariate dapat digunakan untuk menganalisis fenomena yang terjadi (Saefulhakim, 2004). Hal ini dilakukan karena peubah-peubah yang digunakan saling berkorelasi antara satu dengan yang lain dengan tingkat keeratan hubungan yang bervariasi. Jika dua peubah berkorelasi sangat erat, maka variasi antar kedua peubah tersebut sebenarnya dapat diungkapkan oleh salah satu peubah saja, sehingga perlu dilakukan penyederhanaan dimensi peubah yang digunakan. Salah satu metode untuk memperkecil dimensi peubah yang saling berkorelasi adalah Principal Components Analysis (PCA). Dalam penelitian ini analisis PCA dilakukan untuk melihat struktur keterkaitan antar indikator/peubah yang dirumuskan. Hasil analisis PCA merupakan faktor utama yang membentuk suatu indeks komposit. Indeks komposit adalah gabungan peubah asal yang saling mempengaruhi dalam suatu analisis. Menurut Saefulhakim (2004) tujuan analisis PCA adalah ortogonalisasi peubah, yakni mentransformasikan suatu struktur data dengan peubah-peubah yang saling berkorelasi, menjadi struktur data baru dengan peubah-peubah baru (faktor) yang tidak saling berkorelasi. Selain itu PCA juga berguna untuk penyederhanaan peubah sehingga menghasilkan peubah baru yang lebih sedikit dari pada peubah asalnya, namun total kandungan informasinya atau total ragamnya relatif tidak berubah. Teknik ekstraksi data dengan PCA pada dasarnya adalah dengan memaksimalkan keragaman dalam 1 (satu) peubah/faktor yang baru dan meminimalkan keragaman dengan peubah/faktor yang lain, menjadi peubah yang saling bebas (independent). Secara rinci metode analisis PCA ini dapat dilihat dalam Saefulhakim (2004). Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis a PCA adalah : a. Standarisasi peubah asal Tujuannya adalah menghilangkan variasi data antar peubah yang dilakukan dengan formula : y ij x ij s j j
6 22 y ij adalah peubah baru yang telah disederhanakan x ij adalah peubah nilai X pada wilayah i peubah j j adalah nilai rata-rata masing-masing peubah s j adalah simpangan baku masing-masing peubah b. Ortogonalisasi Peubah Tujuannya adalah membuat peubah baru Z ( = 1,2,...,q p) yang memiliki karakteristik: (1) satu sama lain tidak saling berkorelasi, yakni: r = 0, (2) nilai rataan masing-masing, tetap sama dengan nol, dan (3) nilai ragam masing-masing Z sama dengan 0, dimana = p. c. Penyederhanaan jumlah peubah Mengurutkan masing-masing faktor atau komponen utama (F ) yang dihasilkan, dari yang memiliki eigenvalue ( ) tertinggi hingga terendah, yakni : a) Memilih faktor-faktor atau komponen-komponen utama yang memiliki 1, artinya faktor atau komponen utama yang memiliki kandungan informasi (ragam) setara dengan informasi yang terkandung dalam satu peubah asal, b) Membuang faktor atau komponen utama yang mempunyai eigenvalue antar dua faktor atau komponen utama yang berdekatan/tidak begitu signifikan, jika ( - ( - 1) ) <1, c) Alternatif lain digunakan juga metode The Scree Test dimana dari hasil scree plot yang dipilih adalah yang paling curam, d) Menentukan faktor-faktor atau komponen-komponen utama yang memiliki koefisien korelasi nyata minimal satu peubah asal. Kriteria yang digunakan adalah r j 0.7. Hal ini dimaksudkan agar setiap faktor atau komponen utama yang terpilih, paling tidak memiliki satu penciri dominan dari peubah asalnya. Hasil dari PCA akan didapatkan : 1. Akar ciri (eigenvalue) merupakan suatu nilai yang menunjukkan keragaman dari peubah komponen utama yang dihasilkan dari analisis. Semakin besar
7 23 nilanya, maka semakin besar pula keragaman data awal yang mampu dijelaskan oleh data baru. 2. Component score merupakan nilai yang menggambarkan besarnya titik-titik data baru dari hasil komponen utama dan digunakan setelah PCA. 3. PC Loading menggambarkan besarnya korelasi antar variabel awal dengan komponen ke-i. Analisis Kluster (Cluster Analysis) Analisis kluster (Cluster Analysis) dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pengelompokan obyek sedemikian rupa sehingga obyek dalam satu kelompok memilki karakteristik yang lebih mirip dibandingkan dengan obyek dalam kelompok lain. Analisis kluster merupakan salah satu teknik untuk membatasi wilayah berdasarkan kemiripan karakteristik tertentu dari suatu hamparan wilayah. Teknik ini dapat mengadopsi konsep wilayah yang telah berkembang seperti konsep wilayah nodal atau konsep wilayah homogen. Teknik klasifikasi wilayah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis a multivariate yang dilakukan adalah analisis gerombol berhirarki (hierarchical h clustering method). Prinsip dasar pengelompokan adalah ragam dalam kelompok harus minimum dan ragam antar kelompok harus maksimum. Secara umum ada dua metode pengelompokan yaitu: (1) metode berhirarki (hierarchical clustering method) jika jumlah gerombol yang akan ditentukan sudah diketahui misalnya tinggi, sedang dan rendah, (2) metode tidak berhirarki (non hierarchical clustering method) jika jumlah gerombol belum diketahui. Pengelompokan dilakukan terhadap seluruh unit berdasarkan seluruh karakteristik yang diamati. Selanjutnya berdasarkan kenampakan hasil penggerombolan ditentukan pemotongan seberapa banyak gerombol yang akan digunakan. Sebelum melakukan penggabungan data, perlu dihitung terlebih dahulu jarak antar dua gerombol data dengan ciri yang serupa. Untuk dapat dilakukan penggerombolan data diperlukan suatu skala pengukuran yang sama. Jika skala data tidak sama maka data perlu ditransformasikan dalam bentuk skor tertentu yang disebut jarak, antara lain : jarak mahalanobis, jarak euclidean, jarak kuadrat
8 24 euclidean, jarak manhattan (city-block), jarak chebycev, power distance, dan percent disaggreement. Ukuran jarak yang sering digunakan adalah jarak euclidean (Euclidean distance). Persamaan penghitungan jarak euclidean antar dua titik atau dua gerombol adalah : p D 12 = [ ( X 1i X 2i ) 2 ] 1/2 i = 1 Nilai D 12 merupakan jarak antara titik data 1 dan data 2/gerombol 1 dan 2, i=1,2,3,...p adalah banyaknya variabel yang menjadi karakteristik penciri untuk mengetahui kemiripan antara unit pengamatan 1 dan 2. Makin kecil nilai D 12 maka makin besar kemiripan data lokasi 1 dan 2. Asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan jarak euclidean ini adalah bahwa antar peubah tidak terjadi multicollinearity atau peubah-peubah yang ada saling tegak lurus (ortogonal). Pengkelasan pada umumnya didasarkan pada karakteristik (variabel) dalam jumlah cukup besar sehingga menimbulkan multicollinearity yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan teknik antara untuk menghilangkan kondisi tersebut melalui transformasi analisis komponen utama (Principal Components Analysis). Hasil pengolahan statistik tersebut akan menghasilkan tipologi wilayah berdasarkan indikator yang telah dirumuskan. Selanjutnya dilakukan analisis dan pemetaan tipologi wilayah untuk melihat pola penyebaran secara spasial dari variabel dan faktor utama yang menjadi penentu tingkat perkembangan wilayah untuk mempertahankan lahan sawah. Analisis Land Rent Untuk mengetahui pendapatan petani secara rata-rata dilakukan pendekatan terhadap rataan penerimaan bersih (land rent) per hektar per tahun dari penggunaan lahan untuk padi sawah (Rustiadi et al. 2009). Data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara dengan responden pada masing-masing tipologi wilayah. Nilai land rent dihitung dengan menggunakan rumus berikut. Land Rent = (CI x A x Y x H y ) (CI x A x X k.b k ) A
9 25 dimana : Penerimaan bersih (land rent) : Rp/ha/thn Penerimaan (Rp/thn) : CI x Y x H y Biaya (Rp/thn) : CI x X k.b k CI : Cropping Intensity (kali/thn) A : Luas Lahan (ha) Y : Produksi/ha (ton/ha) H y : Harga/ton (Rp/ton) produksi y y : Komoditi padi X k : Jenis input ke-k B k : Biaya input ke-k Analisis SWOT Analisis SWOT adalah analisis untuk melakukan identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna merumuskan strategi atau kebijakan yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), o namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) w dan ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan. Matriks SWOT dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki (Rangkuti, 2009). Proses penyusunan strategi dengan metode SWOT dilakukan melalui tiga tahap analisis, yaitu tahap analisis masukan, tahap analisis pencocokan, dan tahap analisis pengambilan keputusan. Keputusannya didasarkan atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur maupun tidak terstruktur, sehingga dapat diambil keputusan yang signifikan dengan kondisi yang ada. Tahap pertama disebut juga tahap analisis masukan yaitu tahap mengumpulkan data, melakukan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dibedakan menjadi dua, yaitu data internal dan data eksternal yang mempengaruhi potensi wilayah untuk mempertahankan areal sawah di Kabupaten Solok. Hasil analisis faktor internal dan eksternal diberi nilai dan dibuat dalam bentuk matriks. Setiap unsur SWOT diberi nilai 4 (sangat penting), nilai 3 (penting), nilai 2 (agak penting), dan nilai 1 (kurang penting). Tahap kedua yaitu tahap analisis pencocokan yaitu tahap yang mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh dengan menyusun 5 sampai
10 26 10 hasil inventarisasi faktor peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang akan dimasukkan dalam faktor internal dan faktor eksternal. Langkah berikutnya adalah pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT. Dari hasil analisis pencocokan faktor internal dan eksternal, diperoleh empat tipe strategi (Tabel 4). Tabel 4 Matriks strategi SWOT Eksternal Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat) Sumber : Rangkuti (2009) Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Tahap ketiga yaitu tahap analisis pengambilan keputusan. Langkah ini adalah tahap terakhir dalam menentukan alternatif strategi terpilih yang mungkin dapat diimplementasikan. Teknik analisis yang dipakai yaitu menyusun daftar prioritas yang harus diimplementasikan. Adapun tahapan analisis adalah sebagai berikut : Tahap 1 : Memahami situasi dan informasi yang ada Tahap 2 : Memahami permasalahan yang terjadi baik masalah yang bersifat umum maupun spesifik Tahap 3 : Menciptakan berbagai alternatif dan memberikan berbagai alternatif pemecahan Tahap 4 : Evaluasi pilihan alternatif dan memilih alternatif yang terbaik Strategi yang efektif adalah jika dapat memaksimalkan kekuatan dan kesempatan serta meminimalkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi. Analisis SWOT dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh alternatif strategi kebijakan arahan mempertahankan areal sawah di Kabupaten Solok.
METODE PENELITIAN. Perumusan Indikator Wilayah yang Layak Dicadangkan untuk Kawasan Produksi Beras
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang meliputi 15 kecamatan dengan 73 nagari. Pelaksanaaan penelitian lapangan dilaksanakan bulan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertambahan penduduk Indonesia setiap tahunnya berimplikasi pada semakin meningkatkan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan pokok manusia. Ketiadaan pangan dapat disebabkan oleh
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
33 IV. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, penelitian ini dibangun atas dasar kerangka pemikiran bahwa kemiskinan merupakan masalah multidimensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam
13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam pada sektor pertanian terutama subsektor tanaman pangan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar
BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Magelang yang merupakan salah satu kota yang ditetapkan menjadi kawasan andalan wilayah jawa tengah pada Perda Jawa Tengah
Lebih terperinciANALISIS POTENSI LAHAN SAWAH UNTUK PENCADANGAN KAWASAN PRODUKSI BERAS DI KABUPATEN AGAM - SUMATERA BARAT NOFARIANTY
ANALISIS POTENSI LAHAN SAWAH UNTUK PENCADANGAN KAWASAN PRODUKSI BERAS DI KABUPATEN AGAM - SUMATERA BARAT NOFARIANTY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 YANG SELALU DI HATI Yang mulia:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan dari bulan Septembe 2008 sampai Januari 2009 yang bertempat di Gugus Pulau Kaledupa Kabupaten Wakatobi
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel
14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ii iii iv PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 4 Tujuan Penelitian... 9 Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian... 9 Manfaat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Serawak-Malaysia yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Disparitas pembangunan antar wilayah merupakan fenomena universal yang terjadi di semua negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Hanya saja yang terjadi di
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Ciwidey yang meliputi Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan
Lebih terperinciIII. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data
III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu Kajian dilakukan terhadap usahatani beberapa petani sawah irigasi di desa Citarik kecamatan Tirta Mulya Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi terutama didasarkan pada
Lebih terperinciIV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode
Lebih terperinci3 METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian. 3.2 Jenis, Sumber dan Metode Analisis Data
13 3 METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian meliputi wilayah Kabupaten yang mencakup 10 kecamatan. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei sampai Oktober
Lebih terperinciIII. METODOLOGI KAJIAN
III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan penyakit ekonomi pada suatu daerah yang harus di tanggulangi. Kemiskinan akan menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola
Lebih terperinciMETODOLOGI. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah
METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah longsor merupakan suatu studi kasus terhadap berbagai kasus longsor yang terjadi di Kabupaten
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Umum Penelitian
METODE PENELITIAN Kerangka Umum Penelitian Pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan yang bertujuan mencapai pertumbuhan ekonomi (production centered development) ke arah pembangunan yang tidak
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian
23 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini difokuskan pada lahan sagu yang ada di sekitar Danau Sentani dengan lokasi penelitian mencakup 5 distrik dan 16 kampung di Kabupaten Jayapura.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Komoditas Basis Komoditas basis adalah komoditas yang memiliki keunggulan secara komparatif dan kompetitif. Secara komparatif, tingkat keunggulan ditentukan
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Alat 3.3 Metode Analisis Data
3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Blitar yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak di sebelah Selatan Jawa Timur.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data
13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Berdasarkan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan, pada Pasal 1 Ayat (1) disebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kulon Progo yang merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sektor-sektor
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,
BAB II METODOLOGI PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian dengan menggunakan metode
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Batasan Kawasan Joglosemar Joglosemar (Yogyakarta-Solo-Semarang) yang dikembangkan selama ini hanya meliputi dua kota besar di Provinsi Jawa Tengah dan satu kota di Provinsi DIY. Menurut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Tegal yang merupakan salah satu kotamadya dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Tegal merupakan daerah yang
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian ini didasarkan pada kerangka pemikiran seperti terlihat pada Gambar 2, dimana konsep umum otonomi daerah mengarahkan bahwa penyelenggaraan otonomi daerah
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh bagi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Pada penelitian yang menggunakan data sekunder, objek penelitian menjelaskan data yang digunakan dalam penelitian. Objek penelitian
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,
35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Ciapus Bromel yang terletak di Ciapus Jl. Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47), penelitian dengan menggunakan metode deskriptif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Pengembangan Wilayah Wilayah (region) adalah unit geografis dimana komponen-komponennya memiliki keterkaitan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Pengembangan Wilayah Wilayah (region) adalah unit geografis dimana komponen-komponennya memiliki keterkaitan dan hubungan fungsional berupa perencanaan dan pengelolaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian
METODE PENELITIAN 36 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : Peta-peta tematik (curah hujan, tanah, peta penggunaan lahan, lereng, administrasi dan RTRW), data-data
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. pada daerah inilah sentra pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Kabupaten Kampar, Kecamatan Tapung, Tapung Hulu, dan Tapung Hilir. Lokasi ini secara sengaja dipilih dengan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
Lebih terperinci2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam pengembangan industri dodol durian. 3. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. BAB II LANDASAN
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Lebih terperinci3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah wisata bahari Kawasan Wisata Lagoi (Bintan Resort) Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciGambar 1. Lokasi Penelitian
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Bekasi dan kegiatan analisis data dilakukan di studio bagian Perencanaan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR LAPORAN AKHIR
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan bahwa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau di Kabupaten Bandung tahun anggaran 2012 berdasarkan kontrak
Lebih terperinciANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP
ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Jawa Barat. Objek yang ada
Lebih terperinciKayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.
Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA
13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Cendawasari yang terletak di, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sedangkan, analisis spasial
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 22 Februari sampai dengan 21 Maret 2016 di wilayah Kecamatan Arjasa, Kecamatan Mangaran dan Kecamatan Besuki,
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian
III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Analisis Spasial
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah administratif Kabupaten Tulang yang terdiri dari 13 kecamatan. Waktu pelaksanaan penelitian selama kurang lebih 8 (delapan) bulan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang di dapat dari alam dan merupakan barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Ketersediaan Lahan untuk Padi Sawah
HASIL DAN PEMBAHASAN Ketersediaan Lahan untuk Padi Sawah Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, namun terbatasnya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu penelitian dimaksudkan untuk menggambarkan atau menerangkan suatu fenomena sosial
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan dan pembangunan suatu daerah haruslah disesuaikan dengan potensi yang dimiliki daerah bersangkutan dan inilah kunci keberhasilan program pengembangan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PENENTUAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI TEMBAKAU
Pekerjaan Jasa Konsultansi STRATEGI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PENENTUAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI TEMBAKAU Pada bagian ini akan dijelaskan analisis mengenai analisis strategi pengembangan kawasan industri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. komoditas tanaman pangan pada 21 kecamatan di wilayah Kabupaten
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada komoditas unggulan, keragaman (diversitas), tingkat konsentrasi, dan tingkat spesialisasi komoditas tanaman
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan penelitian berlangsung pada Februari 2015. B. Alat dan
Lebih terperinciPENENTUAN WILAYAH POTENSIAL KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI
JURNAL TEKNIK POMITS 2014 1 Abstrak Tingginya produksi jagung di Kabupaten Kediri seharusnya bisa memaksimalkan kegiatan pengolahan jagung. Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Kediri menyebutkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini membahas tentang dayasaing minyak sawit dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal industri minyak sawit di Indonesia,
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data-data yang digunakan untuk melengkapi penelitian yaitu data primer dan data sekuder. Adapun langkah-
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Usman (2009:4) penelitian dengan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menggambarkan atau
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menggambarkan atau mendeksripsikan tentang kajian pemekaran daerah Kabupaten Lampung Tengah dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilaksanakan pada pertengahan bulan Februari hingga April 2010. Lokasi penelitian adalah areal perkebunan inti dan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL
BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya
Lebih terperinciGambar 4. Lokasi Penelitian
19 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama sembilan minggu, mulai akhir bulan Februari 2011 sampai dengan April 2011. Kegiatan penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciKlaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh Adinda Putri Siagian dan Eko Budi
Lebih terperinciUPAYA MEMPERTAHANKAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TEGAL
UPAYA MEMPERTAHANKAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TEGAL Rizal Imana 1), Endrawati Fatimah 2), Sugihartoyo 3) Jurusan Teknik Planologi Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir Arahan Strategi Pengembangan Wilayah Berdasarkan Komoditas Unggulan yang Berdaya saing di Kabupaten Indramayu sebagai kawasan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.
9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian dan sektor basis baik tingkat Provinsi Sulawsi Selatan maupun Kabupaten Bulukumba. Kontribusi sektor
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data
III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan prasyarat
Lebih terperinciGambar 3. Kerangka pemikiran kajian
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya sektor produksi primer seperti kegiatan sektor pertanian di negara negara yang sedang berkembang merupakan sektor yang masih cukup dominan. Secara logis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TAHAPAN PENELITIAN Tahapan penelitian disajikan dalam diagram langkah-langkah metodologi penelitian yang merupakan skema sistematis mengenai keseluruhan proses studi yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Penelitian
III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Penelitian Pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini sebagian telah menimbulkan permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan antar wilayah yang tidak
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Aspek kelestarian sumberdaya alam penting dalam pembangunan karena sumberdaya alam merupakan salah satu modal dasar (naturan capital) pembangunan wilayah, disamping
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data
15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar
Lebih terperinci